PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENANAMKAN KARAKTER PADA SISWA SMP NEGERI 12 BALIKPAPAN
Suprapti, I Nengah Parta, dan Swasono Rahardjo Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Pascasarjana Universitas Negeri Malang ABSTRAK:Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan langkah-langkah pendekatan open-ended yang dapat menanamkan karakter kerja keras dan peduli pada siswa. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan tindakan terdiri dari dua siklus. Berdasarkan hasil penelitian ini, penerapan pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika yang dapat menanamkan karakter kerja keras dan peduli adalah pada tahap menyelesaikan soalsoal open-ended secara individu, tahap diskusi kelompok, dan tahap presentasi hasil diskusi kelompok. Tahap mengerjakan soal-soal open-ended secara individu untuk menanamkan karakter kerja keras pada setiap anggota kelompok. tahap diskusi kelompok yang diawali dengan saling memeriksa, memberi masukan, melengkapi jawaban, atau melengkapai jawaban teman sesama kelompok, kemudian memutuskan dan menulis jawaban individu yang diambil sebagai jawaban kelompok pada lembar kerja masing-masing, untuk menanamkan karakter kerja keras dan peduli pada siswa. Tahap presentasi yang diawali dengan presentasi jawaban hasil diskusi kelompok, kemudian memberi tanggapan, masukan, alternatis jawaban yang berbeda, atau memberi apresiasi terhadap kelompok yang presentasi untuk menanamkan karakter peduli pada siswa. Bagi peneliti lain yang berminat mengadakan penelitian serupa, dapat mengembangkan pendekatan open-ended dalam pembelajaran untuk menanamkan karakter yana lain. Kata Kunci: pendekatan open-ended, menanamkan, karakter
Pendidikan karakter adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah untuk menanamkan nilai dasar etika, nilai tingkah laku atau nilai budi pekerti yang bersumber pada agama, Pancasila, budaya bangsa dan tujuan pendidikan nasional. Nilai budi pekerti dimaknai sebagai keterpaduan dari olah hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intellectual development), olah raga dan kinestetik (physical and kinesthetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development). Keterpaduan tersebut telah diidentifikasi oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional dalam 18 nilai. Kedelapanbelas nilai itu adalah
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, percaya diri, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, gemar membaca, tanggung jawab, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, dan peduli sosial. Pendidikan karakter merupakan suatu cakupan konsep yang luas. Konsep tersebut menurut Parta (2010) adalah budaya sekolah, pendidikan moral, komunitas yang jujur, komunitas sekolah yang peduli, pembelajaran sosial emosional, perkembangan kaum muda yang positif, pendidikan kewarganegaraan, dan layanan belajar. Pengembangan pendidikan karakter dalam konteks makro,
659
Suprapti, Penerapan Pendekatan Open Ended, 660
dilaksanakan melalui pembudayaan dan pemberdayaan yang berlangsung dalam tiga pilar pendidikan, yakni sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sedangkan dalam konteks mikro adalah pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan karakter di sekolah dilaksanakan melalui pengembangan budaya sekolah, kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, pembiasaan perilaku dalam kehidupan sekolah, dan integrasi dalam kegiatan pembelajaran setiap mata pelajaran, tidak terkecuali pada pembelajaran matematika. Sebagai implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran, dikembangkan karakter pokok dan karakter utama untuk setiap mata pelajaran. Karakter utama mata pelajaran matematika (Kemdiknas, 2010) adalah berpikir logis, kritis, kreatif, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri. Sedangkan karakter pokok mata pelajaran matematika adalah religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, dan demokratis. Penanaman karakter kerja keras dan peduli pada siswa dapat dilakukan melalui model atau pendekatan pembelajaran yang sesuai, salah satunya adalah pendekatan openended. Pendekatan open-ended menurut Shimada (dalam Becker dan Shimada, 1997:1) adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian benar lebih dari satu. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan open-ended banyak melibatkan siswa secara fisik dan mental untuk aktif berpikir, dan dapat membawa siswa menyelesaikan permasalahan dengan beragam jawaban benar. Dengan jawaban benar yang beragam, memberi kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi dari berbagai sumber dalam menyelesaikan masalah. Dalam pembelajaran dengan pendekatan open-ended, memungkinkan guru memberi penguatan atau berbagai
apresiasi, dalam menilai hasil pekerjaan atau respon siswa yang berbeda-beda. Karena kebutuhan dasar setiap orang termasuk siswa adalah untuk diterima, dihargai, dipahami, dan merasa bernilai, maka penguatan atau apresiasi dapat menjadi pendorong bagi siswa, untuk berbuat “sesuatu yang baik”. Dengan kata lain, pemberian penguatan kepada siswa, serta berbagai apresiasi dalam pendekatan open-ended, dapat berfungsi sebagai dorongan untuk menanamkan kepedulian dan saling menghargai pada diri siswa. Manfaat pendekatan open-ended dalam pembelajaran, selain untuk mencapai standar kompetensi, adalah memberikan kesempatan siswa berpikir bebas sesuai dengan kemampuannya. Kebebasan berpikir ini, dapat melatih siswa berusaha keras mencari bukti atau argumen dari jawaban yang diperoleh dengan cara-cara sendiri. Pendekatan open-ended juga menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran, dengan bekerja secara individu maupun secara berkelompok. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa dapat mengapresiasikan pengalaman dan mendiskusikan masalah secara bebas, cerdas, dan santun, sehingga tercipta pembelajaran interaktif dan kooperatif yang menyenangkan. Yuwono (2012) berpendapat bahwa untuk menanamkan karakter percaya diri dan toleran dapat dilakukan dengan pembelajaran matematika yang menghadapkan siswa pada masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, atau masalah dengan berbagai cara penyelesaian (masalah openended). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pedekatan open-ended yang bagaimana dalam pembelajaran matematika yang dapat menanamkan karakter kerja keras dan peduli pada siswa. Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan
661, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika yang dapat menanamkan karakter kerja keras dan peduli pada siswa. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, mengacu pada prosedur penelitian tindakan Mertler dan Charles (dalam Mertler, 2009), yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, dan refleksi. Keempat tahap tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain dan membentuk siklus. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 12 Balikpapan pada kelas VII semester 2 tahun ajaran 2012-2013, terdiri dari dua siklus. Adaptasi prosedur penelitian tindakan Mertler dan Charles disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Skema Tahap-Tahap Penelitian Tindakan
Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah (1) aktivitas guru dalam pembelajaran pada kategori tinggi, (2) aktivitas siswa dalam pembelajaran pada kategori tinggi, (3) selama pembelajaran, kelompok-kelompok siswa memperlihatkan minimal dua perilaku dari empat perilaku untuk masing-masing karakter yang diamati, dan (4) hasil penguasaan bahan ajar, minimal 70% dari keseluruhan siswa mencapai nilai ketuntasan minimal, yaitu 72.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan pengamatan dalam pembelajaran siklus 1, rata-rata hasil pengamatan terhadap aktivitas guru untuk pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah 2,99, 3,26, dan 3,48. Rata-rata hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah 2,61, 2,89, dan 3,16. Hasil pengamatan penanaman karakter pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, dari 10 kelompok siswa masih terdapat kelompok siswa yang belum memperlihatkan minimal dua perilaku karakter dari empat perilaku masing-masing karakter yang diamati. Sedangkan penguasaan bahan ajar adalah 67,6% dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes, mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu 72. Berdasarkan hasil analisis data tentang pengamatan aktivitas guru, pengamatan aktivitas siswa, pengamatan penanaman karakter, dan penguasaan bahan ajar, diperoleh bahwa aktivitas guru dari setiap pertemuan ada yang berada pada kategori sedang, yaitu pada pertemuan pertama. Aktivitas siswa pada pertemuan pertama dan kedua pada kategori sedang, pada pertemuan ketiga pada kategoti tinggi. Penanaman perilaku berkarakter, sampai pada pertemua ketiga masih terdapat kelompok siswa yang belum memperlihatkan minimal dua perilaku dari empat perilaku yang diamati dari maisng-masing karakter, yaitu kelompok 8. Penguasaan siswa terhadap bahan ajar, dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes, yang mencapai nilai ketuntasan minimal kurang dari 70%. Dengan demikian disimpulkan bahwa tindakan dilanjutkan ke siklus 2. Berdasarkan pengamatan dalam pembelajaran siklus 2, rata-rata skor hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga
Suprapti, Penerapan Pendekatan Open Ended, 662
adalah 3,60, 3,68, dan 3,71. Rata-rata skor hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah 3,46, 3,64, dan 3,68 . Hasil penanaman perilaku berkarakter pada pertemuan pertama, dari 10 kelompok siswa, 9 kelompok siswa memperlihatkan minimal dua perilaku karakter kerja keras dan semua kelompok memperlihatkan minimal dua perilaku karakter peduli, dari empat perilaku yang diamati pada masingmasing karakter. Sedangkan pada pertemuan kedua dan ketiga, semua kelompok sudah memperlihatkan minimal dua perilaku dari empat perilaku yang diamati pada masing-masing karakter kerja keras dan peduli. Berdasarkan hasil analisis data tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, penanaman karakter, dan penguasaan bahan ajar diperoleh bahwa aktivitas guru dari setiap pertemuan dalam kategori tinggi. Aktivitas siswa dalam kategori tinggi. Pada penanaman perilaku berkarakter, setiap kelompok memperlihatkan minimal dua perilaku dari empat perilaku yang diamati pada msing-masing karakter. Penguasaan bahan ajar adalah lebih dari 70% dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes, mencapai nilai ketuntasan minimal. Dengan demikian disimpulkan bahwa siklus 2 telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian tindakan ini. Pembahasan 1. Penanaman karakter melalui pendekatan open-ended Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan open-ended secara umum terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi orientasi dan penjelasan soal/masalah open-ended. Kegiatan inti meliputi penyajian masalah open-ended, menyelesaikan masalah open-
ended secara individu, diskusi berkelompok, dan presentasi hasil diskusi kelompok. Kegiatan akhir meliputi kegiatan penutup pembelajaran. Pembahasan dari masing-masing tahap tersebut adalah sebagai berikut. a. Kegiatan awal Kegiatan awal meliputi tahap orientasi dan penjelasan masalah openended, yang memerlukan waktu sekitar 10 menit dari total 2 x 40 menit setiap pertemuan. Tahap orientasi meliputi kegiatan menyiapkan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, menggali pengetahuan prasyarat, dan meminta siswa duduk bergabung dengan kelompok maisng-masing. Tahap menjelaskan soal/ masalah open-ended meliputi kegiatan menjelaskan soal/masalah open-ended melalui contoh soal yang mempunyai lebih dari satu jawaban. Tahap menjelaskan soal/masalah open-ended dimaksudkan agar siswa mengetahui bahwa kemungkinan jawaban antara siswa yang satu dengan yang lainnya dapat berbeda-beda, tetapi tetap dengan konsep yang sama. Setiap siswa diharapkan mampu menulis lebih dari satu jawaban untuk setiap soal/masalah. Selain itu, siswa juga bebas menggunakan cara atau metode yang lain (bukan hanya contoh yang diberikan guru atau dari buku). b. Kegiatan inti Kegiatan inti memerlukan waktu sekitar 60 menit dari 2 x 40 menit setiap pertemuan. Kegiatan inti diawali dengan membagikan LKS yang berisi soal/ masalah open-ended dan meminta siswa menyelesaikan soal tersebut secara individu, meskipun sudah duduk berkelompok. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan karakter kerja keras pada siswa, dengan meminta siswa menulis minimal dua jawaban yang berbeda dengan teman sesama kelompok atau memberi penjelasan
663, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
terhadap ide/jawaban dengan kalimat sendiri. Tahap berikutnya adalah diskusi kelompok, diawali dengan siswa memberikan hasil kerja individu kepada teman sesama kelompok, agar dapat memberikan koreksi positip terhadap hasil kerja teman sesama kelompok. Koreksi positip dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja teman, melengkapi jawaban teman yang masih kurang, atau memberikan alternatif jawaban yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan karakter peduli terhadap sesama anggota kelompok. Kegiatan diskusi kelompok berikutnya adalah memutuskan jawaban yang dipilih sebagai jawaban kelompok. Jawaban kelompok diambil dari jawaban individu pada tahap sebelumnya melalui musyawarah. Kemudian setiap kelompok menulis kembali jawaban hasil diskusi kelompok pada LKS masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan karakter peduli pada siswa, dengan sikap menghargai pendapat orang lain meskipun berbeda dan menerima perbedaan tersebut sebagai hasil keputusan bersama. Tahap akhir dari kegiatan inti adalah presentasi hasil diskusi kelompok melalui diskusi kelas. Kelompokkelompok yang ditunjuk menampilkan LKS jawaban hasil diskusi kelompoknya di papan tulis. Kelompok yang tidak presentasi secara bergantian memberikan tanggapan, masukan, atau alternatif jawaban yang berbeda terhadap hasil jawaban kelompok yang presentasi. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan karakter peduli pada siswa, melalui perilaku memberi alternatif jawaban, masukan yang positip, atau penghargaan terhadap hasil kerja kelompok lain. Dengan arahan dari guru, siswa mengklarifikasi hasil jawaban kelompok yang presentasi maupun yang menanggapi.
c.
Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir meliputi kegiatan penutup pembelajaran, diawali dengan mengajak siswa untuk membuat rangkuman hasil belajar dan pengalaman belajar yang telah diperoleh. Guru memberikan pertanyaan berkaitan dengan hal-hal yang telah dipelajari, untuk mengarahkan siswa dalam membuat rangkuman. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan hal-hal yang sudah dipelajari dalam pikiran siswa, agar tidak mudah lupa. Siswa juga diminta mempelajari halhal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 2. Aktivitas Siswa, Penanaman Karakter Pada Siswa, dan Penguasaan Bahan Ajar Melalui Pendekatan Open-Ended. a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan open-ended. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan open-ended ditunjukkan oleh hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Aktivitas siswa dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga pada siklus 1 berturutturut pada kategori sedang, sedang, dan tinggi. Aktivitas siswa yang belum terlaksana dengan maksimal, antara lain pada kegiatan awal siswa kurang memperhatikan ketika guru memberi penjelasan tentang soal/masalah openended, sehingga pada kegiatan inti yang sering ditanyakan siswa kepada guru adalah kepastian bahwa jawaban yang ditulisnya benar. Ketika diskusi kelompok, beberapa siswa mendatangi kelompok lain untuk bertanya atau mencocokkan jawaban dengan jawaban temannya, tetapi setelah diberi pengarahan oleh guru siswa tersebut segera kembali ke posisi yang seharusnya. Siswa juga masih sering berebut ketika bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Pada kegiatan akhir sebagian besar siswa belum menulis rangkuman hasil belajar.
Suprapti, Penerapan Pendekatan Open Ended, 664
Aktivitas siswa dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga pada siklus 2 dalam kategori tinggi. Secara umum aktivitas siswa pada pembelajaran siklus 2 telah memenuhi kriterian keberhasilan yang ditetapkan. b. Penanaman karakter pada siswa melalui pendekatan open-ended dalam pembelajaran. Penanaman karakter pada siswa dilakukan melalui proses intervensi dan habituasi (Kemdiknas: 2010). Dalam intervensi, dikembangkan kegiatan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk menanamkan karakter, dengan menerapkan kegiatan-kegiatan terstruktur dalam LKS yang berisi soal/masalah open-ended. Dalam proses habituasi, diciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan siswa membiasakan diri berperilaku sesuai nilai karakter, melalui contoh perilaku, penghargaan atau penguatan dari guru maupun dari teman. Karakter kerja keras ditanamkan pada tahap menyelesaikan soal/masalah open-ended secara individu maupun kelompok. Hal ini dalakukan dengan mengamati perilaku kerja keras yaitu (a) menyelesaikan tugas secara lengkap/rapi dan tepat waktu, (b) menjelaskan ide/ jawaban/jawaban yang berdeda dengan guru/teman dengan kalimat sendiri, (c) menuliskan lebih dari satu jawaban, dan (d) mencari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan materi. Sedangkan karakter peduli ditanamkan pada tahap memeriksa atau memberi masukan terhadap hasil kerja individu, diskusi kelompok dan presentasi jawaban hasil diskusi kelompok. hal ini dilakukan dengan mengamati perilaku karakter peduli, yaitu (a) memperhatikan penjelasan guru/teman dengan sungguh-sungguh, (b) memberikan koreksi positif terhadap hasil kerja siswa lain, (c) memberikan alternatif jawaban atau penyelesaian masalah, dan
(d) memberi penghargaan terhadap hasil kerja kelompok sendiri atau kelompok lain. Pada pembelajaran dengan pendekatan open-ended terdapat pembiasaan yang dapat menanamkan karakter pada siswa. Pembiasaan tersebut antara lain: (1) Siswa diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan soal-soal open-ended yang terdapat di LKS secara individu. Dari kegiatan ini siswa akan berusaha dan bekerja keras untuk mengerjakan soal yang ada di LKS. Pemberian tanggungjawab untuk mengerjakan soal secara individu, juga melatih siswa untuk mandiri tidak bergantung pada jawaban teman atau contohcontoh yang diberikan guru. Karena soal-soal open-ended mempunyai lebih dari satu jawaban yang berbeda, membiasakan siswa untuk saling menghargai perbedaan dan peduli terhadap hasil kerja orang lain. (2) Siswa diberi tanggung jawab untuk memeriksa, memberi masukan terhadap hasil pekerjaan teman dalam satu kelompok atau melengkapi jawaban teman. Dari kegiatan ini siswa dibiasakan untuk peduli dengan teman, dengan saling berbagi pengetahuan antara siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa dilatih menghargai jawaban orang lain, meskipun jawaban tersebut belum tentu benar. Sehingga penghargaan yang diberikan dapat menjadi motivasi untuk selalu bekerja keras dalam menyelesaikan tugas. Siswa juga dilatih tidak hanya dapat mengkoreksi kesalahan orang lain, tetapi juga bertanggunag jawab terhadap koreksi yang mereka berikan. (3) Siswa diberi tanggung jawab untuk mendiskusikan jawaban kelompok dengan santun dan menuliskan kembali jawaban kelompok pada LKS
665, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
masing-masing. Dengan kegiatan ini membiasakan berani mengemukakan ide/gagasan yang brebeda-beda. Siswa yang berkemampuan tinggi diharapkan menghargai jawaban temannya yang berkemampuan sedang atau rendah, dan peduli terhadap kekurangan temannya tersebut. (4) Siswa diberi tanggung jawab untuk mempresntasikan jawaban hasil diskusi kelompok dan menanggapi, memberi masukan, atau memberi alternatif jawaban yang berbeda dalam kegiatan diskusi kelas. Dengan kegiatan ini membiasakan siswa berani mengemukakan pendapat yang berbeda, memperhatikan penjelasan teman dengan sungguh-sungguh, dan mampu memberi penghargaan terhadap hasil kerja kelompok lain maupun kelompok sendiri. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan bahwa pendekatan openended dalam pembelajaran matematika dapat menanamkan karakter pada siswa.
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika yang dapat menanamkan karakter pada siswa adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa bekerja secara individu maupun kelompok dalam menyelesaikan soal-soal open-ended. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan beberapa saran berikut. a) Penerapan pendekatan open-ended dalam pembelajaran layak dipertimbangkan sebagai alternatif pembe[lajaran yang dapat menanamkan karakter pada siswa. b) Dalam menerapkan pendekatan openended, penggunaan waktu harus diatur seefektif mungkin, terutama ketika siswa menyelesaikan soal open-ended secara individu maupun kelompok dan presentasi hasil diskusi kelompok. c) Pemberian apresiasi sangat membantu siswa dengan kemampuan sedang atau rendah, untuk lebih berani dalam mengemukakan pendapat/jawaban
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Barnawi & M. Arifin. 2011. Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jogjakarta: ArRuzz Media Becker, Jerry P. & Shimada, S. 1997. The Open-Ended Approach: A New Proposal For Teaching Mathematics. National Council of Teaching of Mathematics. Virginia: NTCM
Boaler, Jo. 1998. Open and Closed Mathematics: Student Experiences and Understanding. Journal for Research in Mathematics Education. Virginia: NTCM Character Education Partnership. Eleven Principles of Effective Character Education. Washington. Direktorat Ketenagaan Dirjen Pendidikan Tinggi. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010. Kemdiknas
Suprapti, Penerapan Pendekatan Open Ended, 666
Kemdiknas. 2010. Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Mata Pelajaran. Jakarta Khabibah, Siti. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Dengan Soal Terbuka Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi tidak diterbitkan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Mardapi, Djemari. Penilaian Pendidikan Karakter. Bahan tulisan Penilaian Pendidikan Karakter: Universitas Negeri Yogyakarta Mertler, Craig A.2009. Action Research: The Teachers as Researchers in the Classroom. California: SAGE Publication, Inc Moleong, L.J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya Parta, I Nengah. 2010. Membangun Pribadi yang Mandiri, Santun, dan Bertanggung Jawab Melalui Pendekatan Realistik. Universitas Negeri Malang: Makalah disampaikan dalam rangka pembu-kaan MGMP Se-kota Malang Parta, I Nengah. 2011. Masalah Pendidikan di Indonesia dan Alternatif Pemecahannya. Universitas Negeri Malang: Orasi Ilmiah dalam Rangka Wisuda Sarjana di STKIP PGRI Blitar
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi KTSP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Purwanto, Eko. 2011. Menumbuhkan Kreativitas Siswa Melalui Pembelajaran Grafik Fungsi Eksponen Dengan Pendekatan Open-Ended Problem Di Kelas XII SMA Negeri 1 Tanjung Selor. Tesis tidak diterbitkan: Program Pascasarjana UM Puskurbuk. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemdiknas Samani, Muchlas & Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya Suherman, E. dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: IMSTEP JICA Sulistyowati, Endah. 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Citra Aji Parama Yuwono, Ipung. 2012. Peran Pendidikan Matematika dalam Membentuk Karakter Bangsa. Surabaya: Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Di Univ. PGRI Adhi Buana Zainuri, Tahir. 2012. Nilai Karakter Pendidikan Matematika. (online). www.zainurinet.com/2012/07/nilai -karakter-pendidikan-matematikahtml. Diakses 21 Desember 2012