PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA DI KELAS IV SD NEGERI 06 BARUGA KOTA KENDARI
SKRIPSI
Oleh:
RIFAN SEPTIAN A1B3 11 053
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA DI KELAS IV SD NEGERI 06 BARUGA KOTA KENDARI
SKRIPSI
Diajukan sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kependidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
RIFAN SEPTIAN A1B3 11 053
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul
: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya di Kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari
Nama
: Rifan Septian
NIM
: A1B3 11 053
Telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
Kendari,
Desember 2015
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. H. Amiruddin B, M.Kes. NIP. 19620307 198603 1 002
Dra. Dorce B. Pabunga, M.Pd. NIP.19580118 198403 2 002
Mengetahui : Ketua Jurusan PGSD
Muhammad Abas, S.Pd., M.Si NIP. 19710721 200501 1 003 ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo pada hari Jumat, tanggal 4 Desember 2015 sesuai Surat Keputusan Dekan FKIP Universitas Halu Oleo Nomor 3255/UN29.5.1/PP/2015 tanggal 3 Desember 2015 dan telah dinyatakan lulus. Panitia Ujian : Ketua
: Dr. Muh. Yasin, M.Pd.
(.................................)
Sekertaris
: Dr. Izlan Sentryo, M.Pd.
(.................................)
Anggota
: Drs. La Ode Kaimuddin, S.Pd., M.Pd .
(.................................)
Drs. H. Amiruddin B, M.Kes.
(.................................)
Dra. Dorce B. Pabungga, M.Pd.
(.................................)
Dra. Yoo Eka Yana Kansil, M.Pd.
(.................................)
Kendari,
Desember 2015
Disahkan Oleh: Dekan FKIP Universitas Halu Oleo
Prof. Dr. La Iru, SH., M.Si. NIP. 19601231 198610 1 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli, merupakan hasil karya sendiri, tidak pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di perguruan tinggi manapun, dan tidak terdapat karya atau pendapat pernah ditulis orang lain kecuali yang secara tertulis dikutip dalam skripsi ini dan disebutkan sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan adanya unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses menurut perundang-undangan yang berlaku.
Kendari,
Desember 2015
Rifan Septian A1B3 11 053
iv
ABSTRAK
Rifan Septian, 2015. ”Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Di Kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari”. Skripsi. Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Halu Oleo. Dibimbing Oleh: Drs. H. Amiruddin B, M.Kes Selaku Pembimbing I dan Dra. Dorce B. Pabunga, M.Pd Selaku Pembimbing II Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD Negeri 06 Baruga? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari. Manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah dapat memperkaya konsep atau teori yang membantu perkembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan, khususnya terkait penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Sebagai masukan bagi guru kelas IV SD untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran mata pelajaran IPA di SD, khususnya materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya. Sebagai masukan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar dalam bidang IPA maupun kemampuan mengatasi permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari. Bagi peneliti tentunya dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru tentang pembelajaran IPA di SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV yang aktif pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 14 perempuan. Penelitian ini dilaksanaka dengan 2 siklus. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa siklus I adalah 63,16 meningkat menjadi 78,31 pada siklus II. Di samping itu, terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa yaitu 69,23% (18 siswa) pada siklus I menjadi 88,46% (23 siswa) pada siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Di Kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari ” dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Drs. H. Amiruddin B, M.Kes Selaku Pembimbing I dan Dra. Dorce B. Pabunga, M.Pd Selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada: 1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. selaku Rektor Universitas Halu Oleo. 2. Prof. Dr. La Iru, SH., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. 3. Muhamad Abas, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan/Prodi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. 4. La Ode Safiun Arihi, S.Pd., M.Pd. selaku Sekertaris Jurusan/Prodi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo
vi
5. Lisnawati Rusmin, S.Pd., M.Sc selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), yang telah memberikan saran-saran serta pelayanan yang baik pada penulis. 6. Staf Dosen Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP, khususnya staf
Dosen
Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Haluoleo, serta staf-staf Akademik di lingkungan FKIP. 7. Sania, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 06 Baruga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri 06 Baruga. 8. Hotmida, A.Ma selaku guru Kelas IV di SD Negeri 06 Baruga yang telah banyak membantu dalam proses penelitian. Rasa hormat dan terima kasih setinggi-tingginya kepada kedua orang tuaku yaitu Ayahanda Karim, Ibunda (Alm) Maria yang senantiasa berdoa, memberikan nasehat, motivasi dan segala kebutuhan baik moril maupun materil serta segala pengorbanan yang tak ternilai harganya. Ucapan terima kasih juga saya persembahkan untuk kakak-kakakku Razul Adiawan, Rizal Septian, Retno Permata yang selalu memberikan nasehat dan motivasi. Serta ucapan terimakasih juga saya ucapkan pada sahabat-sahabatku adha, angga, ana, asri, juslimin, syarif, niluh, safrin, maria, rika, tono, rini, lina, agil, gofur, ersal, puput yang senantiasa memberikan masukan dan motivasi. Serta teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan Skripsi ini.
vii
Penulis menyadari bahwa apa yang tertulis pada Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Kendari,
Penulis
viii
2015
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
i ii iii iv v vi ix xi xii xiii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. B. Rumusan Masalah ...................................................................... C. Tujuan Penelitian ........................................................................ D. Manfaat Penelitian .....................................................................
1 4 5 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ............................................................................... 1. Hasil Belajar Siswa ............................................................. 2. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). 3. Hakikat Pembelajaran IPA .................................................. 4. Konsep Bagian Tumbuhan dan Fungsinya .......................... B. Penelitian Yang Relevan ........................................................... C. Kerangka Pikir ........................................................................... D. Hipotesis Tindakan ....................................................................
6 6 12 20 23 32 33 36
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................... B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian ................................... C. Faktor Yang Diteliti .................................................................. D. Prosedur Penelitian.................................................................... E. Jenis Data dan Sumber Data ..................................................... F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ G. Analisis Data ............................................................................ H. Indikator Kinerja .......................................................................
37 37 38 38 41 42 42 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kegiatan Pendahuluan 2. Deskripsi Tindakan Siklus I 3. Deskripsi Tindakan Siklus II B. Pembahasan
44 44 46 62 78
ix
1. Aktivitas Guru Meningkat 2. Keaktifan Siswa Meningkat 3. Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
79 79 80
82 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
84
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Akar Tunggang dan Akar Serabut Gambar 2.2 Bagian-bagian Daun Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
xi
Halaman 24 28 35 41
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Tabel 4.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
xii
Halaman 61 77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22 Lampiran 23 Lampiran 24 Lampiran 25 Lampiran 26
Silabus Pembelajaran RPP Siklus 1 Pertemuan 1 LKS Siklus 1 Pertemuan 1 Lembar Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 1 Lembar Observasi Siswa Siklus 1 Pertemuan 1 RPP Siklus 1 Pertemuan 2 LKS Siklus 1 Pertemuan 2 Lembar Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 2 Lembar Observasi Siswa Siklus 1 Pertemuan 2 Tes Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus 1 Pedoman Penskoran Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1 RPP Siklus 2 Pertemuan 1 LKS Siklus 2 Pertemuan 1 Lembar Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 1 Lembar Observasi Siswa Siklus 2 Pertemuan 1 RPP Siklus 2 Petemuan 2 LKS Siklus 2 Pertemuan 2 Lembar Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 2 Lembar Observasi Siswa Siklus 2 Pertemuan 2 Tes Hasil Belajar Siswa Siklus 2 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus 2 Pedoman Penskoran Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 2 Dokumentasi
xiii
Halaman 86 89 92 94 96 98 101 103 106 108 111 112 113 114 117 120 122 124 127 129 131 133 135 136 137 138
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan dalam segala aspek daya manusia yang terampil dan memiliki kemampuan berpikir
kreatif,
kritis,
sistematis
dan
logis
untuk
menghadapi
dan
memecahkannya Salah satu cara untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang baik adalah melalui pendidikan. Dimana pendidikan ini akan sangat membantu dalam mempersiapkan dan mengembangkan potensi diri seseorang sehingga menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dalam berbagai bidang. Oleh karena itu perlu dilakukan penataan sistem pendidikan secara serasi dan terpadu sesuai dengan tuntunan dan kebutuhan pembangunan, hal ini sejalan dengan Visi pendidikan nasional, yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses 1
2
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien (Rusman, 2011: 3-4). Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa indonesia), memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri ( Mulyasa, 2011:21 ). Sistem pendidikan yang senantiasa berorientasi jangka panjang perlu melakukan langkah inovasi dan langkah antisipatif terhadap kemajuan kebutuhan yang semakin cepat dengan tetap berpijak pada tuntunan kebutuhan pada zaman sekarang.
Dimana pembelajaran
IPA di
sekolah dasar harus
mampu
mengembangkan pengetahuan dan penguasaan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu meningkatkan kesadaran siswa untuk memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan disekitarnya, juga memiliki pengetahuan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut merupakan beberapa tujuan pembelajaran IPA di SD/MI sebagaimana yang tercantum dalam Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar SD/MI ( Mulyasa, 2011:111 ) Dalam pembelajaran IPA memberikan pemahaman pada siswa sangatlah penting. Guru tidak hanya cukup memberikan pernyataan-pernyataan tanpa membuat anak mengalami sendiri masalah yang sedang dipelajarinya. Seperti yang telah diketahui anak tidak mungkin dapat mengerti tentang suatu materi
3
dalam pembelajaran IPA, apabila guru hanya menjelaskan saja tanpa menunjukan fenomena fisisnya. Sebagai contoh materi dalam IPA yaitu bagian tumbuhan dan fungsinya, apa bila guru hanya memberikan informasi dan pernyataan saja tanpa menunjukan fenomena fisisnya, maka hal itu tidaklah bermakana bagi siswa. Dengan demikian dalam pembelajaran IPA, seorang guru perlu menggunakan metode atau model yang dapat membuat proses pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada guru kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari yang dilakukan pada tangggal 4 Mei 2015, diperoleh informasi bahwa data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah artinya belum mencapai
KKM secara keseluruhan. Adapun Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual adalah 65 dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara klasikal adalah 80%. Pada tahun ajaran 2013/2014 nilai ulangan harian siswa kelas IV pada materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya menunjukan bahwa dari 21 siswa hanya 14 siswa yang mendapat nilai ≥ 65 atau 66,67% dan pada tahun ajaran 2014/2015 dari 19 siswa hanya 12 orang siswa yang mendapat
nilai ≥ 65 atau 63,15%. Nilai ini belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65 atau minimal 80%. Rendahnya nilai siswa pada materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor guru dan faktor siswa. Penyebab permasalahan dari guru yaitu: (1) guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan hanya mengggunakan metode ceramah; (2) guru
4
tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah pembelajaran; (3) guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengelolah pengetahuan atau mencari pengetahuannya sendiri sesuai dengan materi pembelajaran; (4) guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Sehingga menimbulkan reaksi dan mengakibatkan faktor masalah dari siswa yaitu; (1) siswa merasa bosan pada saat proses pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode ceramah; (2) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan peneliti diatas, maka maka perlu diupayakan strategi atau model pembelajaran yang efektif dan efisien, sebagai alternatif untuk meningkatkan proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti sebagai calon guru untuk bekal menjadi guru yang profesional, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bagian
Tumbuhan dan Fungsinya di Kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari?”
5
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dapat memperkaya konsep atau teori yang membantu perkembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan, khususnya terkait penggunaan model pembelajaran
Contextual
Teaching
and
Learning
(CTL)
dalam
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai masukan bagi guru kelas IV SD untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran mata pelajaran IPA di SD, khususnya materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya. b. Sebagai masukan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar dalam bidang IPA maupun kemampuan mengatasi permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari. c. Bagi peneliti tentunya dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru tentang pembelajaran IPA di SD.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Siswa a. Pengertian Belajar Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. (Oemar Hamalik, 2008: 36) Pada hakikatnya, belajar menunjuk keperubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecendrungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek (Hiligard dan Gordon dalam Oemar Hamalik, 2008: 49) Pengertian belajar menurut beberapa pakar dari barat (Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, 2013: 20-21). 1) Hilgard dan brower Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan,
6
7
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat,
misalnya kelelahan,
pengaruh obat, dan sebagainya 2) Morgan Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman 3) Witherington Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian 4) Travers Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. 5) Harold spears ” learning is to observe, to read, to imitate, to try something theselves, to listen, to follow direction” (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu). b. Prinsip Belajar Menurut Suprijono (2009) dalam Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2013: 21-22), prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga hal. Pertama, prinsip balajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental, yaitu perubahan yangg disadari. 2) Kontingue atau berkesinambungan dengan perilaku lainya.
8
3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup. 4) Positif atau berakumulasi. 5) Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan 6) Permanen atau tetap, sebagai dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai “ any relatively permanent change in an organisms’s behavioral repertoire that accurs as a result of experience”. 7) bertujuan dan terarah. 8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. c. Hasil Belajar Menurut Suprijono ( dalam Muhammad Thobroni & Arif Mustofa 2013: 22-23). Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut : 1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
9
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan. 2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan
analitis-sintetis
fakta-konsep,
dan
megembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urussan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap
menginternalisasi
objek
tersebut.
Sikap
berupa
kemampuan
dan eksternalisasi nilai-nilai sebagai standar
perilaku. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007: 76 -77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
10
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. 2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. ( http://eprints.uny.ac.id/9829/2/bab2.pdf diakses tanggal 30 Mei 2015 ) e. Cara Meningkatkan Hasil Belajar Meskipun hasil belajar yang didapatkan para siswa lebih tergantung pada siswa itu sendiri, namun diharapkan para pengajar juga bisa berperan serta dalam meningkatkannya. Secara singkat kita bisa menyimpulkan tips agar bisa mendapatkan nilai maksimal dan hasil yang bagus dalam belajar. 1) Menyiapkan Fisik dan Mental Siswa Persiapkanlah fisik dan mental siswa. Karena apabila siswa tidak siap fisik dan mentalnya dalam belajar, maka pembelajaran akan berlangsung sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan mental, maka siswa akan bisa belajar lebih efektif dan hasil belajar akan meningkat. Semuanya di awali dengan sebuah niat yang baik. Mulailah dengan mengajari mereka memulai dengan baik. 2) Meningkatkan Konsentrasi Lakukan sesuatu agar konsentrasi belajar siswa meningkat. Hal ini tentu akan berkaitan dengan lingkungan dimana tempat mereka belajar. Kalau di Sekolah pastikan tidak ada kebisingan yang membuat mereka terganggu.
Kebisingan
biasanya
memang
faktor
utama
yang
11
mengganggu jadi pihak sekolah harus bisa mengatasinya. Apabila siswa tidak dapat berkonsentrasi dan terganggu oleh berbagai hal di luar kaitan dengan belajar, maka proses dan hasil belajar tidak akan maksimal. Pengajar juga harus tahu karakter siswa masing-masing. Karena ada juga yang lebih suka belajar dalam kondisi lain selain ketenangan. 3) Meningkatkan Motivasi Belajar Motivasi sangatlah penting karena Siswa memerlukan motivasi yang tinggi
untuk
terus
bersemangat
dalam belajar sehingga bisa
meningkatkan motivasi belajar dan mendapatkan hasil yang maksimal. Motivasi juga merupakan faktor penting dalam belajar. Tidak akan ada keberhasilan belajar diraih apabila siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi. Pengajar dapat mengupayakan berbagai cara agar siswa menjadi termotivasi dalam belajar. Caranya sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya. 4) Menggunakan Strategi Belajar Pengajar bisa juga harus membantu siswa agar bisa dan terampil menggunakan berbagai strategi belajar yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Setiap pelajaran akan memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga strateginya juga berbeda pula. 5) Belajar Sesuai Gaya Belajar Setiap siswa punya gaya belajar yang berbeda-beda satu sama lain. Pengajar harus mampu memberikan situasi dan suasana belajar yang
12
memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan baik. Pengajar harus bisa memilih strategi, metode, teknik dan model pembelajaran yang sesuai akan sangat berpengaruh. Gaya belajar yang terakomodasi dengan baik juga akan meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga mereka dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak mudah terganggu oleh hal-hal lain di luar kegiatan belajar yang berlangsung. Siswa juga diajarkan untuk menerapkan strategi sendiri jika memang siswa tersebut memilikinya. 6) Belajar Secara Menyeluruh Maksudnya disini adalah mempelajari secara menyeluruh adalah mempelajari semua pelajaran yang ada, tidak hanya sebagiannya saja. Perlu untuk menekankan hal ini kepada siswa, agar mereka belajar secara menyeluruh tentang materi yang sedang mereka pelajari. Jadi, sangat perlu bagi pengajar untuk bisa mengajarkan kepada siswanya untuk
bisa
belajar
secara
menyeluruh.
(http://www.ilawati-
apt.com/cara-meningkatkan-hasil-belajar/ diakses tanggal 30 Mei 2015) 2. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) a. Pengertian Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotifasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya, dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa meiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat
13
diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke permasalahan lainnya (Sitiatava Rizema Putra, 2013: 241). CTL juga sebagai suatu konsep belajar, dengan guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas sekaligus mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa (Sitiatava Rizema Putra, 2013: 242). Dalam kelas CTL , tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri, bukan dari ungkapan guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa CTL adalah konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa sekaligus mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen
utama
(constructivism),
pembelajaran menemukan
efektif,
(inquiry),
yakni bertanya
konstruktivisme (questioning),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), dan
14
penilaian sebenarnya (authentic assesment). ( Sitiatava Rizema Putra, 2013: 242 ) b. Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Ada beberapa komponen dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Menurut muslich ( dalam Agus N. Cahyo, 2013: 153 ) komponen-komponen pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah sebagai berikut : 1) Konstruktivisme, membangun, dan membentuk, yaitu kegiatan yang mengembangkan pemikiran bahwa pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa bekerja sendiri, menemukan dan membangun sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Pengetahuan bagi aliran kontruktivisme terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan serta kemampuan
subjek
untuk
menginterpretasikan
objek.
Jadi,
pengetahuan tidak bersifat statis tetapi dinamis, tergantung pada seajuh mana seseorang mampu membangunnya. Lebih jauh lagi Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut (Rudi Hartono,2013:90 ). a) Pengetahuan itu adalah konstruksi kenyataan melalui kegiatan seseorang untuk terus berkembang. b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk proses dinamika pengetahuan.
15
c) Pengetahuan terbentuk lewat struktur konsepsi. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang. 2) Menyelidiki, menemukan sendiri (Inquiry), yaitu kegiatan belajar yang
mengkondisikan
siswa
untuk
mengamati,
menyelidiki,
menganalisis topik atau permasalahan yang dihadapi sehingga siswa berhasil “menemukan” sesuatu. Proses inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah, sebagai berikut ( Rudi Hartono, 2013: 91 ). a) Merumuskan masalah, b) Mengajukan hipotesis, c) Mengumpulkan data, d) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan, dan e) Membuat kesimpulan 3) Bertanya (Questioning), yakni kegiatan belajar yang mendorong sikap keingintahuan siswa lewat bertanya tentang topik atau permasalahan yang akan dipelajari. Bertanya mempunyai peran penting. Guru bisa membimbing dan mengarahkan
siswa
untuk
menemukan
setiap
materi
yang
dipelajarinya. Berikut adalah beberapa manfaat bertanya ( Rudi Hartono, 2013: 93 ). a) Bisa menggali informasi potensi siswa dalam penguasaan materi pelajaran
16
b) Bisa menumbuhkan motivasi siswa untuk terus berpacu dengan belajar c) Bisa merangsang rasa ingin tahu siswa d) Bisa memfokuskan siswa pada sesuatu yang di inginkan, serta e) Bisa membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan suatu persoalan. 4) Masyarakat belajar (Learning Community), yaitu kegiatan belajar yang bisa menciptakan suasana belajar bersama atau berkelompok sehingga siswa bisa berdiskusi, curah pendapat, bekerja sama, dan saling membantu dengan teman lain. 5) Pemodelan (Modelling), merupakan kegiatan belajar yang bisa menunjukkan model yang bisa dipakai rujukan atau panutan siswa dalam bentuk penampilan tokoh, demonstrasi kegiatan, penampilan hasil karya, cara mengoperasikan sesuatu, dan sebagainya. 6) Refleksi atau umpan balik (Reflection), kegiatan belajar yang memberikan refleksi atau umpan balik dalam bentuk bertanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang dihadapi dan pemecahannya, merekonstruksi kegiatan yang telah dilakukan, kesan ke siswa selama melakukan kegiatan, dan saran atau harapan siswa. 7) Penilaian yang sesungguhnya (Authentic Assessment), yaitu kegiatan belajar yang bisa diamati secara periodik perkembangan kompetensi siswa
melalui
berlangsung.
kegiatan-kegiatan
nyata
ketika
pembelajaran
17
c. Karakteristik Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Berdasarkan pengertian pembelajaran Contextual Teaching and Learning tersebut, bisa diketahui bahwa konsep CTL meiliki beberapa karakteristik khusus ( Zainal Aqib, 2014:8 ), yakni : 1) Kerja sama 2) Saling menunjang 3) Menyenangkan atau tidak membosankan 4) Belajar dengan bergairah 5) Pembelajaran terintegrasi 6) Menggunakan berbagai sumber 7) Siswa aktif 8) Sharing dengan teman 9) Siswa kritis dan guru agresif 10) Dinding kelas dan lorong-lorong sekolah penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain, serta 11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain sebagainya. d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Secara garis besar langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagain berikut ( Sitiatava Rizema Putra, 2013:256 ).
18
1) Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri serta mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya 4) Ciptakan masyarakat belajar. 5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Adapun berbagai kelebihan CTL ialah sebagai berikut (Sitiatava Rizema Putra, 2013:259). 1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan rill. Artinya siswa dituntut dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, karena dengan mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memorinya, sehingga tidak mudah dilupakan. 2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep pada siswa, karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme
yakni
seorang
siswa
dituntun
menemukan
19
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofi konstruktivisme, siswa diharapkan belajar melalui “mengalami”, bukan “menghafal” 3) Contextual Teaching and Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental. 4) Kelas dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan di lapangan. 5) Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru. 6) Penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning
bisa
menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna. Sementara itu, beberapa kelemahan CTL adalah sebagai berikut (Sitiatava Rizema Putra, 2013:260). 1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Contextual Teaching and Learning berlangsung. 2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas, maka bisa menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif. 3) Guru lebih intensif dalam membimbing. Sebab, dalam metode CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang kemampuan
20
belajarnya akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlan sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksa kehendak, melainkan pembimbing siswa agar dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide serta mengajak siswa agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar. Namun, dalam konteks ini, tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diterapkan semula. 3. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam bukunya Sitiatava Rizema Putra ( 2013: 51 ) memberikan Beberapa pengertian mengenai hakikat IPA, dapat disarikan suatu definisi yang lebih kompehensif, yang paling mengaitkan dimensi IPA sebagai pengetahuan, proses, dan produk, serta penerapan dan sarana pengembangan nilai plus sikap tertentu, yakni sebagai berikut. a. IPA
adalah
pengetahuan
yang
mempelajari,
menjelaskan,
serta
menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat empiris. b. IPA/sains sebagai proses atau metode dan produk. Dengan menggunakan metode ilmiah yang sarat keterampilan proses, mengamati, mengajukan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis, serta mengevaluasi data dan menarik kesimpulan terhadap fenomena alam,
21
maka akan diperoleh produk sains, misalnya fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi yang kebenarannya bersifat tentative. c. Sains (IPA) bisa dianggap sebagai aplikasi. Dengan penguasaan pengetahuan dan produk, sains dapat dipergunakan untuk menjelaskan, mengolah dan memanfaatkan, memprediksi fenomena alam, serta mengembangkan disiplin ilmu lainnya dan teknologi. d. IPA dianggap sebagai sarana untuk mengembangkan sikap dan nilai-nilai tertentu. Misalnya, nilai religius, skeptisme, objektivitas, keteraturan, sikap keterbukaan, nilai praktis dan ekonomis, serta nilai etika atau estetika. 1) Tujuan pembelajaran IPA Pada setiap pokok bahasan IPA, terlihat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang di harapkan dapat dicapai. Pencapaian tujuan ini tidak harus lewat cara yang sama, dalam arti setiap siswa mendapat pelayanan dan tugas yang sama. Guru memang tidak usah terlalu berharap bahwa dengan mempelajari suatu pokok bahasan dalam pengajaran pendidikan IPA, dapat terjadi suatu perubahan drastis pada tingkah laku dan sikap siswa. Akan tetapi, guru dapat dan harus berharap bahwa dampak pengajaran pendidikan IPA ini, dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun secara perlahan-lahan namun pasti dapat membentuk siswa menjadi manusia seperti yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan yang diharapkan dari pengajaran pendidikan IPA yang direncanakan akan diberikan dengan baik dan benar, sebagaimana
22
yang disebutkan oleh, Abruscato (dalam Khaeruddin, 2005: 5) adalah: (1) mengembangkan kognitif siswa; (2) mengembangkan afektif siswa; (3)
mengembangkan
psikomotorik
siswa;
(4)
mengembangkan
kreatifitas siswa; dan (5) melatih siswa berfikir kritis. Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Mulyasa, 2011): a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya. b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan
yang
saling
mempengaruhi
antara
IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat. d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
23
2) Ruang lingkup pembelajaran IPA Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspekaspek berikut (Mulyasa, 2011): a) Mahluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas c) Energi dan perubahan meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit laninya 4. Konsep Bagian Tumbuhan dan Fungsinya. Seperti halnya makhluk hidup lain, tumbuhan juga memiliki bagian bagian yang penting. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam proses kehidupannya. Dalam tumbuhan terdapat empat bagian yaitu: akar, batang, daun, dan bunga. Berikut penjelasannya. a. Akar Akar tidak beruas atau berbuku, pada umumnya, terletak di dalam tanah.Warna akar tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuningkuningan. Bentuk akar sebagian besar meruncing pada ujungnya. Bentuk yang runcing memudahkan akar menembus tanah. Akar terdiri dari beberapa bagian, di antaranya rambut akar (bulu akar) tudung akar.
24
Rambut akar merupakan jalan masuk air dan zat hara dari tanah ke tumbuhan. Akar mempunyai titik tumbuh pada bagian ujungnya. Pada titik tumbuh ini terdapat titik vegetasi yang lunak. Karena itu akar dilindungi oleh calyptra (tudung akar), sehingga dapat melindungi akar saat harus menembus dan menerobos tanah yang mempunyai partikel yang sangat keras ( Nana Djumhana dan Muslim, 2008: 4.4 ) 1) Jenis-jenis akar Ada dua jenis akar, yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar serabut adalah akar yang berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal batang. Akar seperti ini dimiliki oleh tumbuhan, seperti rumput, padi, jagung, tebu, dan bambu. Akar tunggang merupakan akar utama kelanjutan dari batang yang tumbuh lurus ke bawah, sedangkan akar-akar yang lainnya merupakan cabang dari akar tunggang. Contoh tanaman yang memiliki akar tunggang, yaitu mangga, jeruk, tomat, durian.
Gambar 2.1 Akar tunggang dan Akar serabut
25
Akar tunggang maupun akar serabut ada yang digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan, contoh pada tanaman ketela pohon, wortel, ubi jalar, dan lain-lain (Poppy & Sry, 2008:34). 2) Fungsi Akar bagi Tumbuhan a) Menyerap air dan zat hara Tumbuhan membutuhkan air dan zat hara untuk kelangsungan hidupnya. Air dan zat hara itu diambil dari dalam tanah.Bagian tumbuhan yang mengambil air dan zat hara itu adalah akar. Akar menembus tanah dan menyerap air dan zat hara yang dibutuhkan tumbuhan. b) Memperkokoh tumbuhan Akar yang tertancap dalam tanah berfungsi seperti pondasi bangunan. Akar membuat tumbuhan dapat berpijak kuat di tanah, dengan begitu tumbuhan dapat bertahan dari terjangan air atau angin. c) Menyimpan cadangan makanan. d) Alat pernapasan Akar berfungsi sebagai alat pernapasan tumbuhan. Pada permukaan akar terdapat poripori tersebut, udara di dalam tanah terserap ke dalam tumbuhan. (http://novita-wulandari.blogspot.com/2011/06/buku-ajar-ipa-kelas4-sd.html. diakses tanggal 30 Mei 2015)
26
b. Batang Tumbuhan selain memiliki akar juga memiliki batang. Pada umumnya batang tumbuh menuju cahaya matahari sehingga batang tumbuhnya berlawanan dengan akar. Air dari tanah akan masuk ke dalam tanaman melalui akar, kemudian air akan diangkut dari akar ke daun melalui batang sehingga daun tanaman akan segar. Batang berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke daun dan tunas (Poppy & Sry, 2008:36). Batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas, berbeda dengan daun yang mempunyai pertumbuhan terbatas, dan akhirnya ditinggalkan. Pada ujung batang terdapat titik vegetatif yang meristematik dan mempunyai kemampuan untuk terus menerus membentuk sel baru. Di bawah daerah meristematik terdapat daerah pertumbuhan memanjang. Daun dibentuk oleh batang secara eksogen (dari bagian luar) dan secara akropetal, artinya yang paling tua ada di bawah dan paling muda ada di atas ( Nana Djumhana dan Muslim, 2008: 4.5 ) 1) Jenis-jenis batang Batang tumbuhan dapat di golongkan menjadi 3 jenis : a) Batang basah, memiliki batang yang lunak dan berair. Misalnya bayam. b) Batang berkayu adalah bagian di dalam batang yang hanya mempunyai kambium. Kambium adalah bagian di dalam batang yang hanya dimiliki oleh tumbuhan batang berkayu. Kambium
27
mengalami dua arah pertumbuhan.Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk kulit.Pertumbuhan kambium ke arah dalam membentuk kayu. Akibat pertumbuhan kambium, batang bertambah besar. Contoh tumbuhan yang memiliki batang berkayu adalah pohon jati, jambu, rambutan, namgka, dan mahoni. c) Batang rumput, tumbuhan batang rumput mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering berongga, misalnya tanaman padi dan rumputrumputan (Poppy & Sry, 2008:38). 2) Fungsi batang a) Sebagai pengangkut Batang berfungsi sebagai pengangkut atau alat transportasi tumbuhan. Batang mengangkut zat hara dan air dari akar ke daun. Batang juga mengangkut makanan dari tempat pemasakannya, yaitu dari daun ke bagian tumbuhan yang lain. b) Penopang Batang berfungsi sebagai penopang tumbuhan. Tujuannya antara lain agar tumbuhan mudah mendapat cahaya (khususnya cahaya matahari). Batang tumbuh semakin tinggi atau semakin panjang, dengan begitu, daun yang tumbuh pada batang makin mudah mendapat cahaya. c) Penyimpanan cadangan makanan Pada
beberapa
penyimpanan
tumbuhan,
makanan
batang
cadangan.
berguna Pada
sebagai
umumnya
tempat makanan
28
cadangan itu dapat juga dimanfaatkan, misalnya pada tebu, kentang, dan sagu. (http://novita-wulandari.blogspot.com/2011/06/buku-ajar-ipakelas-4-sd.html. diakses tanggal 30 Mei 2015). c. Daun Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti yang terdapat pada batang. Daun berfungsi untuk membuat makanan, berbentuk pipih lebar, agar dapat melaksanakan tugas utamanya yaitu melaksanakan fotosintesis seefektif mungkin.
Gambar 2.2 Bagian-bagian Daun Bagian daun yang menempel pada batang disebut pangkal daun. Daun dapat mempunyai tangkai daun (petiolus) atau tidak. Bagian yang pipih dan lebar disebut helaian daun (lamina). Daun pada dikotil mempunyai helaian yang lebar dan menempel pada batang dengan menggunakan tangkai. Sementara pada monokotil tidak mempunyai tangkai. Pada tumbuhan monokotil, pangkal daun pipih, lebar dan membungkus batang.
29
Bagian ini disebut pelepah daun seperti yang terdapat pada daun pisang, rumput, dan tebu. Bila daun hanya mempunyai satu helai daun pada tangkainya disebut daun tunggal, seperti pada daun mangga. Bila terdapat lebih dari satu helai daun pada tangkainya, maka disebut daun majemuk, seperti daun pohon turi. Ada banyak variasi dalam daun, misalnya ada yang mempunyai rambut, bergerigi, bersisik, dan lain-lain. Antara epidermis atas dan epidermis bawah daun terdapat jaringan parenchim yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Antara sel-selnya terdapat rongga udara yang berfungsi untuk meningkatkan pengambilan karbondioksida dan pengeluaran oksigen pada waktu fotosintesis. Pada daun terdapat ikatan pembuluh yang mebentuk jaringan pembuluh pada daun. Pembuluh ini berfungsi untuk mengalirkan air dan bahan terlarut ke tempat fotosintesis dan membawa hasil fotosintesis. Biasanya pada epidermis bawah terdapat banyak stomata (mulut daun) yang merupakan tempat masuknya karbondioksida dan tempat keluarnya oksigen dan uap air ( Nana Djumhana dan Muslim, 2008: 4.6 ). 1) Susunan tulang daun Berdasarkan bentuk susunan tulangnya daun terbagi atas 3 yaitu tulang daun menyirip, menjari, dan sejajar. a) Tulang daun menyirip, berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan, misalnya avokad, nangka, mangga, rambutan.
30
b) Tulang daun menjari, berbentuk seperti susunan jari tangan, misalnya daun jarak, kapas, singkong. c) Tulang daun sejajar, berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar, misalnya rumput-rumputan. 2) Fungsi daun a. Tempat berfotosintesis. b. Alat pernapasan. c. Tempat terjadinya proses penguapan. d. Bunga Bunga merupakan alat reproduksi seksual (generatif) yang menghasilkan biji, dan akhirnya dari biji diperoleh tumbuahn baru. Bunga merupakan salah satu tingkat yang menyolok dalam proses pembentukan biji. Suatu bunga disebut bunga sempurna apabila mempunyai alat penghasil kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga yang hanya mempunyai alat penghasil kelamin jantan saja atau betina saja disebut bunga tidak sempurna ( Nana Djumhana dan Muslim, 2008: 4.9 ). 1) Bagian-bagian Bunga dan fungsinya a) Tangkai bunga, merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga. Tangkai ini berfungsi sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting.
31
b) Kelopak bunga, merupakan bagian bunga yang paling luar. Kelopak biasanya berwarna hijau seperti daun atau berwarna warni seperti mahkota. Kelopak bunga, berfungsi untuk membungkus mahkota bunga ketika bunga masih kuncup. c) Mahkota bunga, umumnya memiliki warna bermacam-macam sehingga disebut perhiasan bunga. terletak di sebelah dalam kelopak dan biasanya mempunyai warna yang beraneka ragam. Mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga lain untuk datang membantu penyerbukan. d) Putik, merupakan alat kelamin betina. Putik terdapat di bagian tengah-tengah bunga. Biasanya, putik dikelilingi oleh benang sari. Putik terdiri atas kepala putik dan tangkai putik. Apabila serbuk sari berhasil menempel pada bagian kepala putik maka terjadi proses penyerbukan.
Proses
penyerbukan
merupakan
awal
dari
perkembangbiakan pada tumbuhan. e) Benang sari, terdapat pada bagian tengah bunga yang berdekatan dengan mahkota bunga. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan. Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala sari. Pada kepala sari ini dihasilkan serbuk sari. Serbuk sari bersifat ringan dan mudah terbang tertiup angin. Selain itu, serbuk sari dapat menempel pada kaki, kepala, dan tubuh kupukupu atau serangga yang hinggap. (Rositawati & Aris, 2008: 39-40)
32
B. Penelitian Yang Relevan Terkait dengan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penggunaan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). 1.
Hasnah (2014) dengan judul “ Meningkatkan hasil belajar PKn siswa pada materi kebanggaan sebagai bangsa indonesia melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IIIa SD Negeri 04 Kendari ”. Hasil peneletian pada siklus 1 menunjukan bahwa 13 dari 21 siswa kelas IIIa telah mencapai ≥ 70 dengan presentase ketuntasan 61,9% dan rata-rata kelas 63,3. Pada siklus 2 menunjukan bahwa 18 dari 21 siswa telah mencapai ≥ 70 dengan presentase ketuntasan 85,7% dengan rata-rata kelas 77,6. Hasil belajar siswa tersebut menunjukan bahwa indikator kinerja telah tercapai yaitu minimal 75% siswa memperoleh nilai ≥ 70.
2.
Suriatin (2012) dengan judul “ Meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok bagian-bagian tumbuhan melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri Mataiwoi Kabupaten Konawe ”. Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukan bahwa 5 dari 10 siswa IV telah mencapai ≥ 65 dengan presentase ketuntasan 50% dengan rata-rata 67,6. Pada siklus 2 menunjukan bahwa 9 dari 10 siswa telah mencapai ≥ 65% dengan presentase ketuntasan 90% dengan rata-rata 77,2. Hasil belajar siswa tersebut menunjukan bahwa indikator kinerja telah tercapai yaitu minimal 75% siswa memperoleh nilai ≥ 65.
33
C. Kerangka Pikir Kerangka berpikir yang melandasi penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA siswa pada materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya. Rendahnya hasil belajar ini disebabkan permasalahan dalam proses pembelajaran. Permasalahan pembelajaran tersebut berasal dari faktor guru dan faktor siswa. Penyebab permasalahan dari guru yaitu: (1) guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan hanya mengggunakan metode ceramah; (2) guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah pembelajaran; (3) guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengelolah pengetahuan atau mencari pengetahuannya sendiri sesuai dengan materi pembelajaran; (4) guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Sehingga menimbulkan reaksi dan mengakibatkan faktor masalah dari siswa yaitu; (1) siswa merasa bosan pada saat proses pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode ceramah; (2) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa, guru harus mampu menciptakan suasana belajar optimal dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini lebih menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh dalam rangka menemukan materi dan hubungannya dengan realitas kehidupan sosial. Siswa
34
mempunyai keterlibatan penuh dalam proses pembelajaran. Belajar dalam model ini tak hanya proses mendengarkan, mencatat, dan menghafal di dalam kelas, tapi proses mengalami secara langsung. Pengalaman di lapangan menjadi titik tekan utama dalam model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) (Rudi Hartono, 2013:83). Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme, menemukan (inquiry), bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Dengan melaksanakan tujuh komponen tersebut diharapkan hasil belajar IPA siswa dapat ditingkatkan.
35
Secara lengkap kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut. Rendahnya Hasil Belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya
Aspek Guru 1. Guru menggunakan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan 2. Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dalam menyelesaikan masalah pembelajaran 3. Guru tidak memberikan kepada siswa untuk mengamati obyek yang berkaitan dengan materi pembelajaran 4. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran
Aspek Siswa 1. Siswa merasa bosan pada saat proses pembelajaran 2. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Langkah-langkah pemebelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri serta mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya Ciptakan masyarakat belajar. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya meningkat
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir Penelitian
36
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari.
37
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hopkins (1993) dalam (Iskandar 2009: 21) Penelitian tindakan kelas adalah kajian yang sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
sekelompok
guru
dalam
melakukan
tindakan-tindakan
dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi tindakan-tindakan tersebut. Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu : a) Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di kelas, sekolah. b) Membantu guru atau dosen, serta tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran di dalam dan luar kelas. c) Mencari jawaban ilmiah (rasional, sistematis, empiris) mengapa masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan. d) Meningkatkan sikap profesionalisme sebagai pendidik. e) Menumbuhkan kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran secara berkelanjutan (Iskandar, 2009: 33) B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 pada tanggal 24 agustus 2015 bertempat di SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari. Alasan memilih SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari karena berdasarkan hasil observasi penulis, terungkap bahwa rata-rata nilai
37
38
ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPA materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya selama dua tahun terakhir masih dibawah nilai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 65. 2. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah guru (peneliti) dan siswa kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari, dengan siswa yang bejumlah 26 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. C. Faktor Yang Diteliti Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam memahami materi bagian tumbuhan dan fungsinya, aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru dengan menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). D. Prosedur Penelitian Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1) identifikasi masalah; (2) perencanaan; (3) pelaksanaan tindakan; (4) observasi; (5) refleksi. Masing-masing tahap ini diuraikan sebagai berikut. 1. Identifikasi masalah Dalam
rancangan
penelitian
ini,
peneliti
terlebih
dahulu
mengindentifikasi masalah yang dihadapi guru dan siswa kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari. 2. Perencanaan Kegiatan pada tahap ini meliputi:
39
a. Peneliti bersama guru kelas melakukan diskusi tentang masalah pembelajaran, mengobservasi pembelajaran IPA di Kelas IV, dan mengidentifikasi masalah pembelajaran, serta menetapkan alternatif tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPA di sekolah. b. Peneliti bersama guru kelas kolaborasi menyamakan persepsi tentang konsep dasar teori dan strategi penerapan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPA pada materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya di sekolah. c. Peneliti
membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran/skenario
pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang akan diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari pada materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya. d. Peneliti membuat/mengembangkan LKS dan menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan Pembelajaran di kelas, termasuk pedoman penilaian. e. Peneliti membuat/mengembangkan format pengamatan pembelajaran. f. Peneliti membuat alat evaluasi hasil belajar IPA pada proses pembelajaran maupun tes akhir, termaksud membuat kunci jawaban dan aturan penskoran dan penilaian.
40
3. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Dengan demikian yang menjadi pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri dan pada saat peneliti melakukan pembelajaran (pelaksanaan tindakan), kegiatan pembelajaran diamati oleh guru pengamat. 4. Observasi Observasi terhadap pelaksanaan tindakan, menggunakan format pengamatan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Observasi ini dilakukan oleh guru sejawat yang telah memahami cara pengisian format langkah-langkah model Pembelajar Contextual Teaching and Learning (CTL). Observasi ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 5. Refleksi Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menganalisis data pada setiap akhir tindakan siklus dengan prosedur analisis sebagai berikut: mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan. Refleksi dilakukan terhadap seluruh hasil observasi untuk menentukan tindakan pada tahap berikutnya.
41
Rencana penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut. Identifikasi Masalah
Perencanaan SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Observasi Permasalahan Baru Hasil Refleksi
Perbaikan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Observasi Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Iskandar, 2009: 49) E. Jenis Data dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu berupa hasil belajar dan data kuantitatif yaitu berupa aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari.
42
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Observasi menggunakan lembar aktivitas belajar siswa. 2. Tes Tes dilakukan untuk memperoleh hasil belajar siswa dari setiap siklus. G. Analisis Data Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan langkahlangkah sebagai berikut. 1. Keterlaksanaan Pembelajaran Analisis keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru didasarkan pada persentase jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana dengan baik terhadap seluruh langkah-langkah pembelajaran yang ada dengan rumus: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛
% Aktivitas = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
(Nasution, 2008: 4.22)
2. Untuk menentukan keberhasilan aktivitas belajar siswa digunakan rumus: % Aktivitas =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100%
(Nasution, 2008: 4.22)
3. Menentukan nilai rata-rata hasil belajar siswa ( X ) dengan rumus: X=
𝑥𝑖 𝑁
(Sitiatava Rizema Putra 2013: 302)
43
Keterangan: X = Nilai rata-rata yang diperoleh
Xi = jumlah nilai setiap siswa N = Jumlah siswa secara keseluruhan 4. Untuk menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dalam tes siklus digunakan rumus: % Ketuntasan =
𝑓𝑖 𝑛
x 100%
Keterangan: ƒ𝑖 n
= Jumlah siswa yang tuntas belajar = Jumlah siswa secara keseluruhan
(Nasution, 2008: 6.11)
H. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dengan menggunakan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) akan diyatakan
berhasil apabila memenuhi indikator kinerja berikut. 1. Hasil belajar siswa dinyatakan tuntas apabila minimal 80% siswa telah mencapai nilai minimal 65. Berdasarkan KKM dari sekolah dan kriteria keberhasilan pembelajaran (Depdiknas, 2008:26) 2. Aktifitas guru dan aktifitas siswa dikatakan baik apabila minimal 80% dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan langkalangkah Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) telah dilaksanakan. (Depdiknas, 2008: 4)
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kegiatan Pendahuluan Penelitian tindakan kelas (PTK) ini diawali dengan melakukan kegiatan observasi awal dengan menemui kepala SD Negeri 06 Baruga yaitu pada tanggal 4 Mei 2015, dengan tujuan meminta izin melakukan penelitian di sekolah yang dipimpinnya. Selanjutnya, Kepala sekolah mengarahkan untuk bertemu dengan guru kelas IV SD Negeri 06 Baruga dengan maksud untuk melakukan wawancara dan menyampaikan tujuan penelitian. Dari hasil wawancara tersebut peneliti memperoleh informasi bahwa data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah artinya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) secara inidividual. Rendahnya nilai siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor guru dan faktor siswa. Penyebab permasalahan dari guru yaitu: (1) guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan hanya mengggunakan metode ceramah; (2) guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah pembelajaran; (3) guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengelolah pengetahuan atau mencari pengetahuannya sendiri sesuai dengan materi pembelajaran; (4) guru kurang memanfaatkan media pembelajaran
yang
tersedia.
Sehingga
menimbulkan
reaksi
dan
mengakibatkan faktor masalah dari siswa yaitu; (1) siswa merasa bosan pada
44
45
saat proses pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode ceramah; (2) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, maka peneliti bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari. Pada tanggal 27 Juli 2015 peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas untuk menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan diskusi tersebut, disepakati bahwa peneliti akan melaksanakan pembelajaran sebanyak 2 siklus atau 4 kali pertemuan dan akan dibantu oleh guru kelas yang bertindak sebagai observer. Sebelum peneliti melakukan pembelajaran dengan
menggunakan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), terlebih dahulu peneliti membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), lembar observasi guru dan lembar observasi siswa dengan memperhatikan langkahlangkah dalam model pembelajaran contextual teaching and learning dan membuat alat evaluasi berupa tes siklus 1 dan 2. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah berupa aktifitas belajar siswa, aktivitas mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran dan hasil evaluasi belajar siswa pada setiap siklus. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskritif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang aktivitas mengajar guru, aktivitas pembelajaran dan
46
peningkatan hasil belajar IPA pada materi bagian tumbuhan dan fungsinnya serta presentase ketuntasan belajar. 2. Deskripsi Tindakan Siklus I Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Masing-masing kegiatan ini diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Setelah disepakati untuk menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya, maka ada beberapa kegiatan yang perlu dipersiapkan oleh peneliti selama pelaksanaan tindakan. Dalam persiapan ini peneliti berkonsultasi kepada guru kelas sebagai observer dalam penelitian ini. Selanjutnya, peneliti mempersiapkan hal-hal yang diperlukan sebagai berikut: 1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dan pertemuan II dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti buku IPA (BSE). 3) Menyiapkan LKS, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar observasi untuk
mengamati aktivitas guru dan
aktivitas siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. 5) Membuat tes hasil belajar yang digunakan pada akhir siklus I.
47
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri 06 Baruga, dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk masing-masing pertemuan yaitu 2 jam pelajaran (2x35 menit). Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Peneliti bertindak sebagai guru sedangkan guru kelas IV bertindak sebagai observer terhadap kegiatan pembelajaran. 1) Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 agustus 2015 pukul 15.15-16.20 WITA. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, mengabsen siswa, memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “Siapa yang pernah mencabut rumput di rumah atau di halaman sekolah?” kepada siswa.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
namun siswa tidak memperhatikan penyampaian guru. Selanjutnya langkah-langkah Contextual Teaching and Learning (CTL) akan diuraikan sebagai berikut : a) Tahap Konstruktivisme Pada tahap ini guru mengembangkan pemikiran siswa. Sebelum menindak lanjuti apersepsi, terlebih dahulu guru menjelaskan tentang tumbuhan dan menyebutkan bagian-bagian tumbuhan.
48
Guru : Siapa dikelas ini yang suka dengan tumbuhan? Siswa : Saya...saya...saya
pak!
(kebanyakan
dari
siswa
mengacungkan tangan ) Guru : Ya, baik. Hampir semua suka dengan tumbuhan. Terus siapa yang tahu apa-apa saja bagian-bagian dari tumbuhan? Siswa : Ada daun...ada
akar...ada batang.
(siswa
menjawab
berhamburan) Guru : Ya betul, semuanya betul. Tumbuhan itu terbagi atas 4 bagian, yaitu yang pertama akar, yang kedua batang, yang ketiga daun dan yang terakhir itu adalah bunga. Pada hari ini saya akan menjelaskan tentang bagian tumbuhan yang pertama yaitu akar. “Semua dikelas ini sering mencabut rumput dihalaman rumah atau dihalaman sekolah?” Siswa : Iya, sering pak. (siswa menjawab serempak) Guru : Bagaimana bentuknya dan apa warna dari akarnya? Siswa : Bentuknya kecil-kecil dan banyak, warnanya putih pak. Kemudian guru mulai menjelaskan bagian-bagian akar, jenis-jenis akar, dan fungsi dari akar tersebut b) Tahap Questioning Pada tahap ini seharusnya guru mendorong sikap keingintahuan siswa lewat bertanya tentang topik atau permasalahan yang akan dipelajari namun guru tidak melaksanakannya.
49
c) Tahap Learning Community Pada tahap ini siswa dikelompokan secara heterogen yang beranggotakan 5 - 6 siswa. Kemudian guru memberikan masingmasing kelompok tumbuhan bayam dan rumput yang masih mempunyai akar dan memberikan LKS yang telah dipersiapkan. d) Tahap Inquiry Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa untuk mengamati ciri-ciri dari akar bayam yang mempunyai jenis akar tunggang dan mengamati ciri-ciri dari akar rumput yang mempuyai jenis akar serabut. Guru : Semua kelompok sudah dapat tumbuhannyakan. Ya semuanya lihat LKSnya. Lihat pada bagian D nomor 2 bersihkan akar tumbuhan dengan menggunakan air. Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai membersihkan akar tersebut) Guru : Semuanya sudah bersihkan. Sekarang lihat lagi nomor yang ke-3 tuliskan ciri-ciri yang dapat kamu amati dari akar tersebut dan nomor 4 tuliskan fungsi dari akar. Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai mengamati) Guru : (mulai berkeliling untuk membimbing kelompok yang belum paham dengan kegiatan yang akan dilakukan) Siswa : (kelompok 2 dan 3) pak ciri-ciri apa yang harus kami tuliskan.
50
Guru : (menjelaskan kepada kelompok 2 dan 3) jadi yang pertama akan kalian lakukan adalah mengamati bentuk dari akarakar tersebut, setelah itu tuliskan bagaimana bentuknya. Lalu amati kembali akar tersebut apa warna dari akar-akar tersebut. Kemudian tentukan mana yang akar tunggang dan mana yang akar serabut. Siswa : (kelompok 2 dan 3) iya pak. Pada tahap ini masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok karena terlihat siswa masih sering mengganggu kelompok lain. e) Tahap Modelling Pada tahap ini guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya dengan membawa tumbuhan yang diamati.
Kemudian kelompok lain menanggapinya dengan
mengajukan pertanyaan. Dalam pembacaan hasil diskusi, awalnya siswa masih saling tunjuk dalam membacakan hasil diskusinya. Siswa masih malu-malu dalam membacakan hasil diskusinya. Pada tahap ini tidak semua kelompok mengajukan pertanyaan untuk menanggapi pembacaan hasil diskusi kelompok tersebut. f) Tahap Reflection Pada tahap ini guru menanyakan kepada siswa kesan siswa selama melakukan kegiatan, tentang hal-hal yang belum dipahami pada materi akar, serta menyimpulkan hasil diskusi kelompok.
51
Guru : apakah semua paham dengan pelajaran hari ini? Siswa : (terdiam)! Guru : Apakah semua senang dengan pelajaran hari ini? Siswa : Senang pak. (semua siswa serempak) Guru : Ya, kalau begitu apa yang telah kita pelajari hari ini? Siswa : Tentang akar bayam dan akar rumput pak, akar bayam memanjang kebawah sedangkan akar rumput banyak pak. Guru : Ya, betul. Pelajaran kita hari ini tentang akar bayam dan akar rumput. Akar bayam itu tumbuh lurus memanjang kebawah, jenis dari akar bayam yaitu jenis akar tunggang. Sedangkan akar rumput memiliki jenis akar serabut yang akarnya berukuran kecil-kecil dan banyak. Setelah menyimpulkan guru langsung menutup pelajaran. g) Tahap Authentic Assesment Pada tahap ini guru tidak melaksanakannya karena guru kurang efektif menggunakan waktu. 2) Pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan pertemuan ke dua ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Agustus 2015, pukul 15.15-16.20 WITA. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan ini tidak jauh berbeda pada pertemuan pertama. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, mengabsen siswa. Sebelum guru memberikan apersepsi terlebih dahulu guru menanyakan tentang materi
52
sebelumnya. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “coba perhatikan meja, kursi, lemari dan pintu. Apa bahan dasar dari benda disekeliling kita ini ?”kepada siswa. Kemudian guru memotivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran namun masih banyak siswa yang tidak memperhatikan. Selanjutnya langkah-langkah Contextual Teaching and Learning (CTL) akan diuraikan sebagai berikut : a) Tahap Konstruktivisme Pada tahap ini guru mengembangkan pemikiran siswa. Guru : hari ini kita akan belajar tentang batang pada tumbuhan, sekarang saya membawa sebuah tumbuhan bayam siapa yang tahu mana bagian batang pada bayam ini? Siswa : yang itu pak...yang itu pak...yang itu pak! (kebanyakan dari siswa menunjuk-nunjuk bayam yang dipegang oleh guru) Guru : coba kamu, maju kedepan tunjuk mana bagian batang pada bayam ini. Kemudian guru mulai menjelaskan jenis-jenis batang, fungsi batang dan menyebutkan peran xilem dan floem pada batang. b) Tahap Questioning Pada tahap ini guru mendorong sikap keingintahuan siswa lewat bertanya tentang materi. Siswa : pak apa itu xilem dan floem?
53
Guru : xilem dan floem adalah pembuluh angkut yang terdapat pada tumbuhan yaitu pada bagian batang. Xilem bertugas mengangkut air dan garam mineral dari akar kedaun, sedangkan floem bertugas mengangkut makanan dari daun lalu disebarkan keseluruh bagian tumbuhan. Hari ini kita akan
melakukan
percobaan,
percobaannya
yaitu
menunjukan peran batang dalam pengangkutan air. c) Tahap Learning Community Pada tahap ini siswa dikelompokan secara heterogen yang beranggotakan 5 - 6 siswa. Kemudian guru memberikan masingmasing kelompok tumbuhan bayam yang masih mempunyai akar dan memberikan LKS yang telah dipersiapkan. d) Tahap Inquiry Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa melakukan percobaan untuk menunjukan peran batang dalam pengankutan air. Guru : Semua kelompok sudah dapat tumbuhannyakan. Ya semuanya lihat LKSnya. Lihat pada bagian D nomor 2 potong akar bayam tersebut. Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai memotong akar byam tersebut) Guru : Semuanya sudah dipotong. Sekarang lihat lagi nomor yang ke-3 siapkan air dalam gelas bening dan campurkan dengan pewarna makanan.
54
Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai mencampurkan air dan pewarna) Guru : sekarang lihat nomor yang ke-4 celupkan batang bayam kedalam gelas.(kemudian guru mulai berkeliling untuk membimbing kelompok yang belum paham dengan kegiatan yang akan dilakukan) Pada tahap ini masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok karena terlihat siswa masih sering mengganggu kelompok lain. e) Tahap Modelling Pada tahap ini guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya dengan potongan batang bayam. Kemudian kelompok lain menanggapi. Guru : oke, semua sudah menuliskan hasil percobaannya masingmasing. Sekarang kelompok 1 maju membacakan hasil percobaannya. Siswa : (perwakilan kelompok 1) hasil percobaan kami yaitu batang bayam yang telah dipotong berwarna agak kemerahan. Guru : bagus, kelompok 1. Kelompok lain ada yang ingin menanggapi atau ada jawaban yang sama dengan kelompok 1?
55
Siswa : (perwakilan kelompok 3) hasil percobaan kelompok kami yaitu batang bayam yang sudah dipotong berwarna merah sedikit. Pada tahap ini tidak semua kelompok menanggapi pembacaan hasil percobaan kelompok f) Tahap Reflection Pada tahap ini guru menanyakan kepada siswa kesan siswa selama melakukan kegiatan, tentang hal-hal yang belum dipahami pada materi batang, serta menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Guru : apakah semua paham dengan pelajaran hari ini? Siswa : paham! (tidak semua siswa menjawab) Guru : Apakah semua senang dengan pelajaran hari ini? Siswa : Senang pak. (semua siswa serempak) Guru : Ya, kalau begitu apa yang telah kita pelajari hari ini? Siswa : Tentang batang bayam pak. Guru : ada apa dengan batang bayam? Siswa : (terdiam, namun ada beberapa yang berbicara hanya berbisik-bisik) Guru : ini hari kita telah menunjukan salah satu fungsi batang yaitu dalam pengangkutan air. Batang dapat mengangkut air karena terdapat xilem dan floem.
56
g) Tahap Authentic Assesment Pada tahap ini guru melakukan tes hasil belajar pada siklus I untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi akar dan batang pada tumbuhan. c. Hasil Observasi Kegiatan Guru Observasi terhadap guru meliputi membuka pelajaran, memberikan apersepsi, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan diajarkan, mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, membagi kelompok, membagikan LKS, memberikan kesempatan kepada kelompok untuk melakukan pengamatan, membimbing kelompok dalam berdiskusi, memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi, memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya, memuji kelompok yang aktif dalam diskusi, menanyakan hal-hal yang belum dipahami, menyimpulkan hasil diskusi kelompok, memberikan tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. Hasil analisis observasi aktivitas guru sesuai dengan lembar observasi sebanyak 16 deskriptor yang harus dilaksanakan oleh guru. Pada pertemuan I
hasil analisis observasi aktivitas guru yang terlaksana 9
deskriptor dengan persentase 56,25% diantaranya : a) Membuka pelajaran, b) Memberikan apersepsi, c) Memberikan penjelasan singkat tentang
57
materi yang akan diajarkan, d) Membagi kelompok, e) Membagikan LKS, f)
Memberikan
kesempatan
kepada
kelompok
untuk
melakukan
pengamatan, g) Membimbing kelompok dalam berdiskusi, h) Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi, i) Menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 7 deskriptor atau dengan persentase 43,75% diantaranya : a) Guru tidak memotivasi siswa, b) Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran,
c)
guru
tidak
mempersilahkan
siswa
mengajukan
pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, d) Guru tidak memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya, e) Guru tidak memuji kelompokyang aktif dalam diskusi, f) Guru tidak menyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa, g) Guru tidak memberikan tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. Pada pertemuan II hasil analisis observasi aktivitas guru yang terlaksana 11 deskriptor dengan persentase 68,75% diantaranya : a) Membuka pelajaran, b) Memberikan apersepsi, c) Memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan diajarkan, d) Mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, e) Membagi kelompok, f) Membagikan LKS, g) Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk melakukan pengamatan, h) Membimbing kelompok dalam berdiskusi, i) Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi, j) Menyimpulkan
58
hasil diskusi kelompok, k) Memberikan tes tertulis atau pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 5 deskriptor atau dengan persentase 31,25% diantaranya : a) Guru tidak memotivasi siswa, b) Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, c) Guru tidak memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya, d) Guru tidak memuji kelompok yang aktif dalam diskusi, e) Guru tidak menyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. d. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Observasi terhadap siswa meliputi menjawab salam dan siap menerima pelajaran, aktif pada apersepsi, mendengarkan motivasi, mendengarkan tujuan pembelajaran, memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, setiap kelompok menerima LKS, melakukan pengamatan, mendapat bimbingan dalam berdiskusi kelompok, tampil membacakan hasil diskusi kelompok, setiap kelompok mendapat kesempatan bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya, memberikan pujian dengan cara bertepuk tangan pada kelompok yang aktif berdiskusi, mengajukan
pertanyaan
tentang
hal-hal
yang
belum
dipahami,
menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru, mengerjakan tes tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan.
59
Hasil analisis observasi aktivitas siswa sesuai dengan lembar observasi sebanyak 16 deskriptor yang diharapkan terlaksana. Pada pertemuan I hasil analisis observasi aktivitas siswa yang terlaksana 9 deskriptor atau dengan persentase 56,25% diantaranya : a) Menjawab salam dan siap menerima pelajaran, b) Aktif pada apersepsi, c) Memperhatikan penjelasan guru, d) Menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, e) Setiap kelompok menerima LKS, f) Melakukan pengamatan, g) Mendapat bimbingan dalam berdiskusi kelompok,
h)
Tampil
membacakan
hasil
diskusi
kelompok,
i)
Menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru. Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 7 deskriptor atau dengan persentase 43,75% diantaranya : a) Siswa tidak mendengarkan motivasi, b) Siswa tidak mendengarkan
tujuan
pembelajaran,
c)
Siswa
tidak
mengajukan
pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, d) Setiap kelompok tidak mendapat kesempatan bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya, e) Siswa tidak memberikan pujian dengan cara bertepuk tangan pada kelompok yang aktif berdiskusi, f) Siswa tidak mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami, g) Siswa tidak mengerjakan tes tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan. Pada pertemuan II hasil analisis observasi aktivitas siswa yang terlaksana 11 deskriptor atau dengan persentase 68,75% diantaranya : a) Menjawab salam dan siap menerima pelajaran, b) Aktif pada apersepsi, c)
60
mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, d)
Memperhatikan penjelasan guru, e) Menempati tempat
duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, f) Setiap kelompok menerima LKS, g) Melakukan pengamatan, h) Mendapat bimbingan dalam berdiskusi kelompok, i) Tampil membacakan hasil diskusi kelompok, j) Menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru, k) mengerjakan tes tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan. Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 5 deskriptor atau dengan persentase 31,25% diantaranya : a) Siswa tidak mendengarkan motivasi, b) Siswa tidak mendengarkan tujuan pembelajaran, c) Setiap kelompok tidak mendapat kesempatan bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya, d) Siswa tidak memberikan pujian dengan cara bertepuk tangan pada kelompok yang aktif berdiskusi, e) Siswa tidak mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami. e. Evaluasi Setelah peneliti telah menyelesaikan siklus I yang terdiri dari 2 x pertemuan dimana materinya tentang akar dan batang, maka kegiatan selanjutnya yaitu melakukan evaluasi atau tes hasil belajar. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan kognitif siswa setelah menerapkan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan secara individu, karena dengan cara ini peneliti bisa melihat kemampuan kognitif setiap siswa atas materi yang telah diajarkan. Dalam pencapaian hasil belajar
61
siswa dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu kategori tuntas dan kategori tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukan hasil belajar seluruh siswa sebanyak 25 orang yang mengikuti tes. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya 18 orang siswa atau dengan presentase 69,23% siswa yang mencapai KKM, sedangkan 7 orang dan 1 orang siswa yang tidak hadir memperoleh nilai ≤ 65 atau dengan presentase 30,77%. Rata-rata hasil belajar siswa yaitu 63,16. Kenyataan tersebut belum mencapai indikator kinerja dari segi hasil yaitu 80% siswa mencapai nilai ≥ 65 (sumber: diolah dari data penelitian 2015). Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada penelitian hasil belajar secara klasikal dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I No. 1. 2.
Ketuntasan Belum Tuntas Tuntas Total
Skor 0-64 65-100
Jumlah siswa 8 18 26
Presentase (%) 30,77% 69,23% 100%
f. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama pelaksanaan tindakan siklus I ternyata masih belum sesuai dengan aspek-aspek penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Aspek-aspek tersebut yang belum terlaksana dengan baik dintaranya; (1) peneliti belum maksimal dalam menarik perhatian siswa agar serius mengikuti pembelajaran, (2) peneliti belum maksimal dalam memanajemen kelas (3) peneliti tidak
62
memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk mengomentari pertanyaan dari siswa lain, (4) sebagian siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, (5) siswa masih belum berani untuk menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan materi (6) target ketuntasan klasikal belajar belum mencapai target yakni minimal 80% dari jumlah keseluruhan siswa. Setelah mengetahui aspek-aspek yang belum terlaksana dengan baik maka peneliti akan memperbaiki dan berusaha meminimalisir kekurangan-kekurangan
dan
kesalahan-kesalahan
peneliti
pada
pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya. 3. Deskripsi Tindakan Siklus II Tindakan siklus II dilakukan sebagai usaha perbaikan atas hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I. Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan tahap-tahap pada siklus I, namun dalam pelaksanaannya ada
beberapa
perbaikan-perbaikan
yang
perlu
diupayakan.
Model
pembelajaran tetap menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Materi pelajaran yang dibawakan yaitu materi tentang daun pada pertemuan pertama dan materi tentang bunga pada pertemuan kedua. a. Perencanaan Perencanaan tindakan pada siklus II ini peneliti kembali menyiapkan hal–hal yang akan dilakukan dalam pembelajaran seperti :
63
1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dan pertemuan II dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti buku IPA (BSE). 3) Menyiapkan LKS, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar observasi untuk
mengamati aktivitas guru dan
aktivitas siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. 5) Membuat tes hasil belajar yang digunakan pada akhir siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Sama halnya pada siklus I, di tahap ini peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas IV bertindak sebagai observer. 1) Pertemuan 1 Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 september 2015 pukul 15.15-16.20 WITA. Peneliti melaksanakan
pembelajaran
sesuai
dengan
RPP
yang
telah
dipersiapkan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, mengabsen siswa. Sebelum melakukan apersepsi terlebih dahulu guru bertanya kembali tentang materi sebelumnya, kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “ anak-anak kalian semua sudah pernah liat daun, siapa diantara kalian yang tahu zat paling penting yang dimiliki daun yang membantu daun untuk memasak makanan?”, memotivasi siswa dan
64
meyampaikan tujuan pembelajaran namun masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Selanjutnya langkah-langkah Contextual Teaching and Learning (CTL) akan diuraikan sebagai berikut : a) Tahap Konstruktivisme Pada tahap ini guru mengembangkan pemikiran siswa. Guru : hari ini kita akan belajar tentang bagian tumbuhan yang ketiga yaitu daun, sekarang saya membawa beberapa macam daun. Daun apa saja? (guru bertanya kepada siswa) Siswa : daun ubi...rumput...yang satunya tidak tahu pak. Guru : ya, yang saya bawa ini adalah daun ubi... ini rumput...ini daun nangka. Sekarang saya akan tanya pada kalian yang mana bagian tangkai pada daun ubi? Siswa : (siswa pertama maju namun salah menunjukan bagian tangkai pada daun, kemudian siswa kedua maju lalu menunjukan bagian tangkai dengan tepat) “yang ini pak.” Guru : ya, tepat sekali. Kemudian guru mulai menjelaskan bagian-bagian daun, susunan tulang daun, dan fungsi daun. b) Tahap Questioning Pada tahap ini guru mendorong sikap keingintahuan siswa lewat bertanya tentang materi. Siswa : pak kenapa daun berwarna hijau?
65
Guru : ya, pertanyaannya bagus sekali. Daun berwarna hijau karena terdapat zat hijau pada daun itu. Zat hijau daun atau dikenal juga dengan sebutan klorofil merupakan zat yang membantu daun dalam proses fotosintesis. Siswa : pak apa itu fotosintesis? Guru : fotosintesis adalah proses pemasakan makanan pada yang terjadi pada bagian daun. c) Tahap Learning Community Pada tahap ini siswa dikelompokan secara heterogen yang beranggotakan 5 - 6 siswa. Kemudian guru memberikan masingmasing kelompok 3 jenis daun dan memberikan LKS yang telah dipersiapkan. d) Tahap Inquiry Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa melakukan kegiatan mengamati daun pada beberapa daun. Guru : Semua kelompok sudah dapat tumbuhannyakan. Ya semuanya lihat LKSnya. Lihat pada bagian D nomor 3 isilah tabel dibawah ini. Lihat tabelnya disitu ada nama dan gambar bentuk daun, tangkai daun warna daun tulang daun. Pada kolom nama dan gambar bentuk daun itu tuliskan nama daunnya dan gambarkan bentuk daunya, pada kolom tangkai daun tuliskan ada atau tidak tangkainya, misalnya daun ini kalau dia mempunyai
66
tangkai maka tulis ada. Pada kolom warna daun tuliskan warna dari daun tersebut, pada kolom tulang daun tuliskan pertulangan dari daun tersebut. Kemudian lihat pada lembar yang berikutnya disitu ada pertanyaan, tulislah sesaui dengan penjelasan yang saya berikan tadi dan silakan cari jawabanya juga pada buku paket kalian. Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai mengamati lalu menulis dan menggambar) Pada tahap ini seluruh siswa aktif pada kelompok masing-masing, ada yang menggambar, dan ada yang mencari-cari jawaban pada buku paket. e) Tahap Modelling Pada tahap ini guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya dengan membawa daun-daun yang diamati. Kemudian kelompok lain menanggapi. Guru : oke, semua sudah menuliskan hasil pengamatan masingmasing. Sekarang kita akan mulai dari kelompok yang terakhir. Kelompok 5 silahkan maju membacakan hasil percobaannya. Siswa : (perwakilan kelompok 5) nama rumput, tangkai daun ada, warna daun hijau, tulang daun sejajar. Guru : Kelompok lain ada yang ingin menanggapi atau ada jawaban yang sama dengan kelompok 1?
67
Siswa : (perwakilan kelompok 4) hasil pengamatan kelompok kami tentang rumput berbeda pak. Guru : coba kelompok 4 bacakan hasil pengamatan tentang rumput. Siswa : (perwakilan kelompok 4) nama rumput, tangkai daun tidak ada, warna daun hijau, tulang daun sejajar. Guru : untu jawaban kelompok 4 masih kurang tepat dan yang tepat itu jawaban kelompok 5. Pada tahap ini masih ada 1 kelompok yang tidak menanggapi pembacaan hasil percobaan kelompok. f) Tahap Reflection Pada tahap ini guru menanyakan kepada siswa kesan siswa selama melakukan kegiatan, tentang hal-hal yang belum dipahami pada materi batang, serta menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Guru : apakah semua paham dengan pelajaran hari ini? Siswa : paham! (tidak semua siswa menjawab) Guru : Apakah semua senang dengan pelajaran hari ini? Siswa : Senang pak. (semua siswa serempak) Guru : Ya, kalau begitu apa yang telah kita pelajari hari ini? Siswa : Tentang daun-daunan pak. Guru : ya, yang kita pelajari hari ini adalah tentang daun, tentang bagian-bagian dari daun, tentang pertulangan dari daun.
68
g) Tahap Authentic Assesment Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan. Guru : siapa yang bisa menyebutkan bagian-bagian dari daun? Siswa : (kebanyakan siswa mengacungkan tangan) Guru : (guru menunjuk) ya, coba kamu? Siswa : bagian-bagian daun yaitu tangkai daun, tulang daun dan helaian daun. Guru : ya, bagus sekali. Sekarang pertanyaan selanjutnya. Siapa yang bisa menyebutkan 3 susunan tulang daun? Siswa : (kebanyakan siswa mengacungkan tangan) Guru : (guru menunjuk) ya, coba kamu? Siswa : ada tulang daun menyirip, tulang daun menjari, dan tulag daun sejajar Guru : ya, bagus sekali. Sekarang pertanyaan selanjutnya. Siapa yang bisa menyebutkan fungsi daun? Siswa :
(beberapa siswa menjawab) tempat memasak makan pak.
Guru : ya, betul sekali tapi masih ada lagi selain memasak makanan. Fungsi lainnya yaitu sebagai alat pernapasan tumbuhan.( Kemudian guru menutup pelajaran).
69
2) Pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan pertemuan ke dua siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 1 september 2015 pukul 15.15-16.20 WITA. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, mengabsen siswa, Sebelum melakukan apersepsi terlebih dahulu guru bertanya kembali tentang materi sebelumnya. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “anak-anak kalian sudah kenal dengan bunga pada tumbuhan, siapa diantara kalian yang tahu fungsi bunga pada tumbuhan?”, memotivasi siswa dan meyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya langkah-langkah Contextual Teaching and Learning (CTL) akan diuraikan sebagai berikut : a) Tahap Konstruktivisme Pada tahap ini guru mengembangkan pemikiran siswa. Guru : hari ini kita akan belajar tentang bagian tumbuhan yang ke empat yaitu bunga, semua suka dengan bungakan! Siswa : (kebanyakan siswa) iya suka pak. Guru : sekarang saya membawa 3 macam bunga. Siapa yang tahu bunga apa saja? Siswa : bunga kamboja...bunga kertas...yang satunya tidak tahu pak Guru : disini ada bunga kamboja, bunga kertas, bunga kancing.
70
Kemudian guru mulai menjelaskan fungsi utama bunga, bagianbagian bunga dan menjelaskan bunga sempurna dan bunga yang tidak sempurna b) Tahap Questioning Pada tahap ini guru mendorong sikap keingintahuan siswa lewat bertanya tentang materi. Siswa : pak apa yang membedakan bunga sempurna dan bunga tidak sempurna? Guru : ya,
pertanyaannya
bagus
sekali.
bunga
dikatakan
sempurna apa bila bagian-bagian bunga tersebut lengkap. Bagian-bagian bunga yaitu tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, putik dan benang sari. Bunga dikatakan tidak sempurna apa bila hanya mempunyai 1 alat kelamin atau bagian –bagian bunga tersebut tidak lengkap. c) Tahap Learning Community Pada tahap ini siswa dikelompokan secara heterogen yang beranggotakan 5 - 6 siswa. Kemudian guru memberikan masingmasing kelompok 3 jenis bunga dan memberikan LKS yang telah dipersiapkan. d) Tahap Inquiry Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa melakukan kegiatan mengamati bunga.
71
Guru : Semua kelompok sudah dapat bunganyakan. Ya semuanya lihat LKSnya. Lihat pada bagian D nomor 3 isilah tabel dibawah ini. Lihat tabelnya disitu ada nama buna, tangkai bunga, kelopak bunga, warna mahkota bunga, putik dan benang sari. amati bunganya lalu isilah tabel tersebut. Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai mengamati lalu menulis) Pada tahap ini seluruh siswa aktif pada kelompok masing-masing, ada yang menggambar, dan ada yang mencari-cari jawaban pada buku paket. e) Tahap Modelling Pada tahap ini guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya dengan membawa bunga yang diamati. Kemudian kelompok lain menanggapi. f) Tahap Reflection Pada tahap ini guru menanyakan kepada siswa kesan siswa selama melakukan kegiatan, tentang hal-hal yang belum dipahami pada materi batang, serta menyimpulkan hasil diskusi kelompok. g) Tahap Authentic Assesment Pada tahap ini guru melakukan tes hasil belajar pada siklus I untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi akar dan batang pada tumbuhan.
72
c. Hasil observasi aktivitas guru Observasi terhadap guru meliputi membuka pelajaran, memberikan apersepsi, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan diajarkan, mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, membagi kelompok, membagikan LKS, memberikan kesempatan kepada kelompok untuk melakukan pengamatan, membimbing kelompok dalam berdiskusi, memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi, memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya, memuji kelompok yang aktif dalam diskusi, menanyakan hal-hal yang belum dipahami, menyimpulkan hasil diskusi kelompok, memberikan tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. Hasil analisis observasi aktivitas guru sesuai dengan lembar observasi sebanyak 16 deskriptor yang harus dilaksanakan oleh guru. Pada pertemuan I hasil analisis observasi aktivitas guru yang terlaksana 13 deskriptor dengan persentase 81,25% diantaranya : a) Membuka pelajaran, b) Memberikan apersepsi, c) Memotivasi siswa, d) Menyampaikan tujuan pembelajaran, e) Memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan diajarkan, f) Mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, g) Membagi kelompok, h) Membagikan LKS, i) Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
73
melakukan pengamatan, j) Membimbing kelompok dalam berdiskusi, k) Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi, l) Menyimpulkan hasil diskusi kelompok, m) Memberikan tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 3 deskriptor atau dengan persentase 18,75% diantaranya : a) Guru tidak memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya, b) Guru tidak memuji kelompok yang aktif dalam diskusi, c) Guru tidak menanyakan hal-hal yang belum dipahami, Pada pertemuan II hasil analisis observasi aktivitas siswa yang terlaksana 14 deskriptor atau dengan persentase 87,5% diantaranya : a) Membuka pelajaran, b) Memberikan apersepsi, c) Memotivasi siswa, d) Menyampaikan tujuan pembelajaran, e) Memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan diajarkan, f) Mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, g) Membagi kelompok, membagikan LKS, h) Memberikan kesempatan
kepada
kelompok
untuk
melakukan
pengamatan,
i)
Membimbing kelompok dalam berdiskusi, j) Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi, k) Menanyakan halhal yang belum dipahami, l) Menyimpulkan hasil diskusi kelompok, m) Memberikan tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 2 deskriptor atau dengan persentase 12,5%
74
diantaranya : a) Guru tidak memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya, b) Guru tidak memuji kelompok yang aktif dalam diskusi. d. Hasil observasi aktivitas siswa Observasi terhadap siswa meliputi menjawab salam dan siap menerima pelajaran, aktif pada apersepsi, mendengarkan motivasi, mendengarkan tujuan pembelajaran, memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, setiap kelompok menerima LKS, melakukan pengamatan, mendapat bimbingan dalam berdiskusi kelompok, tampil membacakan hasil diskusi kelompok, setiap kelompok mendapat kesempatan bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya, memberikan pujian dengan cara bertepuk tangan pada kelompok yang aktif berdiskusi, mengajukan
pertanyaan
tentang
hal-hal
yang
belum
dipahami,
menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru, mengerjakan tes tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan. Hasil analisis observasi aktivitas siswa sesuai dengan lembar observasi sebanyak 16 deskriptor yang diharapkan terlaksana. Pada pertemuan I hasil analisis observasi aktivitas siswa yang terlaksana 13 deskriptor atau dengan persentase 81,25% diantaranya : a) Menjawab salam dan siap menerima pelajaran, b) Aktif pada apersepsi, c) Mendengarkan motivasi, d) Mendengarkan tujuan pembelajaran, e)
75
Memperhatikan penjelasan guru, f) Mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, g) Menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, h) Setiap kelompok menerima LKS, i) Melakukan pengamatan, j) Mendapat bimbingan dalam berdiskusi kelompok, k) Tampil membacakan hasil diskusi kelompok, l) Menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru, m) Mengerjakan tes tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan.. Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 3 deskriptor atau dengan persentase 18,75% diantaranya : a) Setiap kelompok tidak mendapat kesempatan bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya, b) siswa tidak memberikan pujian dengan cara bertepuk tangan pada kelompok yang aktif berdiskusi, c) siswa tidak mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami. Pada pertemuan II hasil analisis observasi aktivitas siswa yang terlaksana 14 deskriptor atau dengan persentase 87,5% diantaranya : a) Menjawab salam dan siap menerima pelajaran, b) Aktif pada apersepsi, c) Mendengarkan motivasi, d) Mendengarkan tujuan pembelajaran, e) Memperhatikan penjelasan guru, f) Mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, g) Menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, h) Setiap kelompok menerima LKS, i) Melakukan pengamatan, j) Mendapat bimbingan dalam berdiskusi kelompok, k) Tampil membacakan hasil diskusi kelompok, l) Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami, m)
76
Menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru, n) Mengerjakan tes tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan. Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 2 deskriptor atau dengan persentase 12,5% diantaranya : a) Setiap kelompok tidak mendapat kesempatan bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya, b) siswa tidak memberikan pujian dengan cara bertepuk tangan pada kelompok yang aktif berdiskusi. e. Evaluasi Setelah materi diajarkan pada siklus II tentang daun dan bunga, maka kegiatan selanjutnya dilakukan tes hasil belajar. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan kognitif siswa setelah menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan secara individu, karena dengan cara ini peneliti bisa melihat kemampuan kognitif siswa atas materi yang telah diajarkan. Dalam pencapaian hasil belajar siswa dikelompokkan dalam dua kategori yaitu kategori tuntas dan kategori belum tuntas. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukan hasil belajar seluruh siswa sebanyak 25 orang yang mengikuti tes. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya 23 orang siswa atau dengan presentase 88,46% siswa yang mencapai KKM, sedangkan 2 orang dan 1 orang siswa yang tidak hadir memperoleh nilai ≤ 65 atau dengan presentase 11,54%. Rata-rata hasil belajar siswa yaitu 78,31. Kenyataan tersebut sudah
77
mencapai indikator kinerja dari segi hasil yaitu 80% siswa mencapai nilai ≥ 65 (sumber: diolah dari data penelitian 2015). Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada penelitian hasil belajar secara klasikal dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II No. 1 2
Ketuntasan Belum tuntas Tuntas Total
Skor 0-64 65-100
Jumlah siswa 3 23 26
Persentase (%) 11,54% 88,46% 100%
f. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan perubahan pada beberapa aspek yang kurang maksimal pada pelaksanaan tindakan siklus I. Perubahan tersebut diuraikan sebagai berikut. 1) Peneliti mulai bisa menarik perhatian siswa untuk lebih serius mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa; 2) Peneliti terlihat sudah mulai bisa mengkondisikan kelas dan mempersiapkan siswa untuk belajar; 3) Siswa mulai berani untuk menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan materi. 4) Sebagian besar siswa terlihat lebih aktif lagi dalam mengikuti pembelajaran;
78
5) Ketuntasan klasikal belajar siswa telah melebihi batas minimal 80% yakni 88,46%. B. Pembahasan Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian yang sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi tindakan-tindakan tersebut (Iskandar 2009:21). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan peneliti dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran ( 2x35 menit ). Pelaksanaan tiap siklus meliputi empat tahap seperti yang telah dipaparkan pada bagian hasil penelitian yakni : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) evaluasi dan (5) refleksi. Tindakan penelitian dilakukan untuk menemukan jawaban atas masalah yang menjadi fokus utama penelitian. Masalah tersebut adalah “Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari?” Pembelajaran ini dilaksanakan dengan menerapkan tujuh komponen utama model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu Konstruktivisme
(constructivism),
menemukan
(inquiry),
bertanya
(questioning), masyarakat belajar ( learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assement). Model pembelajaran ini menciptakan suasana belajar yang
79
mengutamakan kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, belajar dengan bergairah, sharing dengan teman, dan tidak membosankan. Sehingga siswa lebih aktif dalam membangun pengetahuannnya dalam menulis karangan. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi terhadap tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus ditemukan hasil sebagai berikut. 1. Aktivitas Guru Meningkat Hasil observasi aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran digunakan sebagai alat ukur keberhasilan guru dalam menerapkan model pemebelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas. Hasil observasi ini juga digunakan sebagai alat refleksi bagi guru untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada setiap pembelajaran yang dilakukan. Pada tindakan siklus I pertemuan pertama, skor perolehan aspek terlaksana yaitu 9 dengan persentase keaktifan guru mencapai 56,25% mengalami peningkatan pada pertemuan ke dua yaitu dengan keterlaksanaan 11 aspek dengan persentase 68,75%. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama skor perolehan aspek terlaksana yaitu 13 dengan persentase keaktifan guru mencapai 81,25% mengalami peningkatan pada pertemuan ke dua yaitu dengan keterlaksanaan 14 aspek dengan persentase 87,5%. 2. Keaktifan Siswa Meningkat Data mengenai keaktifan siswa dalam proses pembelajaran diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas belajar dilakukan pada setiap pertemuan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan
80
siklus II. Aktivitas siswa yang diamati selama proses pembelajaran meliputi 16 aspek. Pada tindakan siklus I pertemuan pertama, skor perolehan aspek terlaksana yaitu 9 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 56,25% mengalami peningkatan pada pertemuan ke dua yaitu dengan keterlaksanaan 11 aspek dengan persentase 68,75%. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama skor perolehan aspek terlaksana yaitu 13 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 81,25% mengalami peningkatan pada pertemuan ke dua yaitu dengan keterlaksanaan 14 aspek dengan persentase 87,5%. 3. Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Hasil pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya
dengan menerapkan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL)
dari siklus I ke siklus II menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Adapun peningkatan dapat diamati pada lembar analisis nilai hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar tersebut diukur berdasarkan hasil tes belajar siswa. Selain untuk mengetahui hasil belajar siswa, ketuntasan belajar klasikal juga diukur dari hasil tes belajar siswa. Pada siklus I, analisis nilai hasil belajar siswa yang mencapai ≥ 65 sebanyak 18 siswa dengan persetase ketuntasan sebesar 69,23% dan pada siklus II nilai hasil belajar siswa yang mencapai ≥ 65 meningkat menjadi 23 siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 88,46%.
81
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat terlihat bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari. Dengan demikian tujuan penelitian telah tercapai dan rumusan masalah telah terpecahkan.
82
BAB V PENUTUP C. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari pada tanggal 24 Agustus 2015 sampai 1 September 2015 maka disimpulan bahwa hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya dapat di tingkatkan melalui Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Peningkatan terlihat dari hasil tes belajar siswa, ketuntasan klasikal siswa pada siklus I mencapai 69,23% dengan nilai rata-rata 63,16 sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal siswa meningkat menjadi 88,46% dengan nilai rata-rata 78,31 D. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, peneliti mengajukan beberapa saran terkait dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yakni sebagai berikut. 1.
Bagi Sekolah, khususnya SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari dapat menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran IPA khususnya materi bagian tumbuhan dan fungsinya.
2.
Bagi guru mata pelajaran IPA dapat menerapkan model pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan karakteristik siswa.
82
83
3.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam melaksanakan penelitian serupa atau lebih meningkatkan dan mengembangkan tujuan penelitian.
84
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta: Diva Press Djumhana, Nana dan Muslim. 2008. Pendidikan IPA. Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan PMIK, Departemen Pendidikan Nasional Devi , Poppy K. & Sri Anggraeni. 2008. Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Hamalik, Oemar.2008.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Yogyakarta: Diva Press Hasnah. 2014. Meningkatkan hasil belajar PKn siswa pada materi kebanggaan sebagai bangsa indonesia melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IIIa SD Negeri 04 Kendari. Kendari : Unversitas Halu Oleo Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada Khaeruddin. 2005. Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompotensi. Makassar: State University Of Makassar Mulyasa, Enco. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja RosdaKarya Nasution, S. 2008. Didakti Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Putra, Rizema sitiatava. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press . 2013. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jogjakarta: Diva Press. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran:mengembangkan profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pres 84
85
Rositawati, S & Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas IV SD dan MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Suriatin. 2012. Meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok bagian-bagian tumbuhan melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri Mataiwoi Kabupaten Konawe. Kendari: Universitas Halu Oleo Thobroni, Muhammad & Arif Mustofa. 2011. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media http://eprints.uny.ac.id/9829/2/bab2.pdf diakses tanggal 30 Mei 2015 http://www.ilawati-apt.com/cara-meningkatkan-hasil-belajar/ diakses tanggal 30 Mei 2015 http://novita-wulandari.blogspot.com/2011/06/buku-ajar-ipa-kelas-4-sd.html. diakses tanggal 30 Mei 2015
85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
86
Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester AlokasiWaktu Standar kompetensi
: : : : :
SD Negeri 06 Baruga IPA IV / I 8 x 35menit 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya
Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Pembelajaran Akar Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal Menyebutkan siswa. “Bagaimana bentuk akar rumput? Apa saja yang termasuk ciri-ciri akar bagian-bagian akar?” Menyebutkan Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 bagian-bagian orang secara heterogen. akar Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan Menjelaskan oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. fungsi akar bagi Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah tumbuhan yang berkaitan dengan akar. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami
2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
Batang
Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. “Batang terbagi 3 jenis, jenis apasaja yang dimaksud pada batang disini?” Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara heterogen. Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan batang.
Menyebutkan jenis-jenis batang pada tumbuhan Menyebutkan contoh dari masing-masing jenis batang pada tumbuhan Menjelaskan
Penilaian Tes tertulis dan unjuk kerja
Tes tertulis dan unjuk kerja
Alokasi Waktu 2 × 35 menit 1 x pertemuan
Sumber Belajar dan Alat/Bahan Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV, penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, Lembar Kerja Siswa (LKS).
2 × 35 menit 1 x pertemuan
Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV, penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen
87
Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami
kegunaan batang bagi tumbuhan
Pendidikan Nasional, Tahun 2008, Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya
Daun
Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal Menyebutkan 3 siswa. “Berdarkan susunan tulang daunnya, daun dibedakan menjadi 3 bagian tulang kelompok, coba sebutkan ke-3 kelompok susunan tulang daun daun tersebut?” Menyebutkan Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 masing-masing 2 orang secara heterogen. contoh tumbuhan Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan yang bertulang oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. daun menyirip, Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah menjari, dan yang berkaitan dengan daun. sejajar. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok Menjelaskan untuk tampil membacakan hasil diskusinya kegunaan daun Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami bagi tumbuhan
Tes tertulis dan unjuk kerja
2 × 35 menit 1 x pertemuan
Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV, penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.4 Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya
Bunga
Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. “Bunga dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Siapa diantara kalian yang tahu bagianbagian dari bunga sempurna” Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara heterogen. Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bunga. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami
Tes tertulis dan unjuk kerja
2 × 35 menit 1 x pertemuan
Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV, penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menyebutkan 5 bagian-bagian bunga Menjelaskan kegunaan bunga bagi tumbuhan
88
Kendari, 24 agustus 2015 Mengetahui : Kepala SDN 06 Baruga
Sania, S.Pd. NIP. 19580905 198010 2 002
Peneliti
Rifan Septian NIM. A1B3 11 053
89
Lampiran 2 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus 1 Pertemuan 1 Nama sekolah : SD Negeri 06 Baruga Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : IV / 1 Pertemuan : Ke - 1 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x petemuan) A. Standar Kompetensi 2. Memahami hubungan antara stuktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. Kompetensi Dasar 2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya C. Indikator 1. Menyebutkan ciri-ciri akar 2. Menyebutkan bagian-bagian akar 3. Menjelaskan fungsi akar bagi tumbuhan D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri akar 2. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian akar 3. Siswa dapat menjelaskan fungsi akar bagi tumbuhan E. Materi Pembelajaran Materi akar pada tumbuhan F. Model/Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran : Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, Pengamatan, Diskusi kelompok, Penugasan G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Alokasi dalam Contextual Kegiatan Deskripsi kegiatan waktu Teaching and Learning (CTL) Kegiatan a. Guru membuka pelajaran dengan 10 menit pembuka mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi dilakukan dengan menghubungkan pelajaran dengan pengalaman sehari-hari siswa “Siapa yang pernah mencabut rumput di rumah atau di halaman sekolah? Bagaimana bentuk akarnya?” c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar
90
Kegiatan inti
semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran. e. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan 50 menit Tahap untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Kontruktivisme “Bagaimana bentuk akar rumput? Apa saja yang termasuk bagian-bagian akar?” Tahap Questioning f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan. Tahap Learning Community
Tahap Inquiry
Tahap Modelling
Kegiatan akhir
Tahap Reflection
Tahap Authentic Assesment
g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara heterogen. h. Guru membagikan LKS yang berisi soalsoal yang akan diselesaikan oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan akar. j. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama setiap kelompok k. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya l. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar n. Guru menanyakan kepada siswa tentang 10 menit hal-hal yang belum dipahami o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari.
91
H. Sumber Belajar dan Alat/Bahan 1. Sumber belajar a. KTSP 2006 b. Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV, penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008. 2. Alat/Bahan a. LKS b. Tanam-tanaman (bayam dan rumput) I. Penilaian Unjuk kerja, Tes Tertulis Kendari, 24 agustus 2015 Mengetahui : Kepala SDN 06 Baruga
Peneliti
Sania, S.Pd. NIP. 19580905 198010 2 002
Rifan Septian NIM. A1B3 11 053
92
Lampiran 3 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 1 PERTEMUAN 1 Mata Pelajaran Kelas/ Semester Kelompok Nama Anggota Kelompok
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : : : 1. 2. 3. 4. 5.
A. Tujuan Mengetahui ciri-ciri dan fungsi akar pada tumbuhan B. Materi Materi akar pada tumbuhan
C. Alat dan Bahan 1. 2 macam tumbuhan (bayam dan rumput) 2. air secukupnya 3. wadah air D. Kegiatan 1. Ambilah 2 macam tumbuhan yang ada di yang telah disediakan, hati-hati jangan sampai akarnya patah! 2. Bersihkan akar-akar tumbuhan tersebut dengan menggunakan air! 3. Tulis ciri-ciri yang dapat kamu amati dari akar-akar tersebut! 4. Tuliskan fungsi akar! 5. Bandingkan ciri-ciri akar tersebut dengan hasil pengamatan dari temanmu!
93
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 Pertemuan 1 Hasil pengamatan : 3. Ciri-ciri dari akar bayam yaitu : a. Akarnya tumbuh lurus kebawah b. Memiliki bulu-bulu akar c. Warnanya putih agak kekuningan Ciri-ciri dari akar rumput : a. Akarnya kecil-kecil dan banyak b. Warnanya putih agak kekuningan 4. Fungsi akar :
a. Menunjang berdirinya tumbuhan. b. Menyerap air dan mineral dari dalam tanah. c. Menyimpan cadangan makanan. d. Bernapas.
94
Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I Pertemuan 1
Kegiatan
Tahapan-tahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Guru
Terlaksana Ya
1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. 2. Apakah Guru memberikan apersepsi “Siapa yang pernah mencabut rumput di rumah atau di halaman sekolah? Bagaimana bentuk akarnya?” 3. Apakah Guru Memotivasi siswa?
Tahap Kontruktivisme Tahap Questioning
Tahap Learning Community
Tahap Inquiry
Tahap Modelling
5. Apakah Guru memberikan penjelasan singkat tentang bagian akar pada tumbuhan? 6. Apakah guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? 7. Apakah Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara heterogen? 8. Apakah Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan akar? 10. Apakah Guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok? 11. Apakah Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan
Tidak
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
4. Apakah Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai?
Kegiatan Inti
Komentar
√
Tidak terlaksana/ tidak dilaksanakan oleh guru. Tidak terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikan. Terlaksana sesuai dengan aspek
√
√
Tidak terlaksana dengan baik karena siswa belum percaya diri untuk bertanya.
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
95
Kegiatan akhir
Tahap Reflection
hasil diskusinya? 12. Apakah Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya? 13. Apakah Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar? 14. Apakah Guru menanyakan kepada siswa tentang halhal yang belum dipahami?
15. Apakah Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? 16. Apakah Guru memberikan Tahap Authentic evaluasi yang berupa tes Assesment tesrtulis atau pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari? Skor Persentase ketuntasan
√
Tidak terlaksana dengan baik karena tidak semua kelompok memberikan pertanyaan
√
Tidak terlaksana/ tidak dilaksanakan oleh guru
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak bertanya Terlaksana sesuai dengan aspek
√
√
9 56,25%
Tidak terlaksana dengan baik karena guru kurang efektif menggunakan waktu
7 43,75%
Kendari, 24 agustus 2015 Observer
Hotmida, A.Ma NIP. 19592609199803 2 003
96
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan 1
Kegiatan
Tahapan-tahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Siswa
Ya 1. Apakah siswa menjawab salam dan siap menerima pelajaran? 2. Apakah siswa aktif pada apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Siapa yang pernah mencabut rumput di rumah atau di halaman sekolah? Bagaimana bentuk akarnya?” 3. Apakah siswa mendengarkan motivasi yang diberikan serta semangat dalam mengikuti pebelajaran yang dilaksanakan? 4. Apakah siswa mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai?
Tahap Kontruktivisme Tahap Questioning
Tahap Learning Community
Tahap Inquiry
Tahap Modelling
Terlaksana
5. Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru? 6. Apakah siswa mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? 7. Apakah siswa menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi secara heterogen oleh guru? 8. Apakah setiap kelompok menerima LKS yang akan diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah siswa melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan akar? 10. Apakah siswa dibimbing dalam berdiskusi kelompok? 11. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk tampil membacakan hasil diskusinya?
Komentar
Tidak
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
√
√
√
Tidak terlaksana.
Tidak terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikan. Terlaksana sesuai dengan aspek Tidak terlaksana dengan baik karena siswa belum percaya diri untuk bertanya.
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
√ √
Terlaksana meskipun masih ada siswa beberapa siswa yang kurang aktif Terlaksana sesuai dengan aspek Terlaksana sesuai dengan aspek
97
12. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas?
Kegiatan akhir
Tahap Reflection
13. Apakah siswa memberikan semangat kepada kelompok yang mendapat pujian dengan bertepuk tangan? 14. Apakah siswa mengajukan pertanyan tentang hal-hal yang belum dipahami?
15. Apakah siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? 16. Apakah siswa menjawab Tahap Authentic pertanyaan-pertanyaan Assesment untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang baru dipelajari? Skor Persentase ketuntasan
√
Tidak terlaksana dengan baik kareana tidak semua kelompok memberikan pertanyaan
√
Tidak terlaksana/ tidak dilaksanakan oleh guru
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak bertanya Terlaksana sesuai dengan aspek
√
√
9 56,25%
Tidak terlaksana dengan baik
7 43,75%
Kendari, 24 agustus 2015 Observer
Hotmida, A.Ma NIP. 19592609199803 2 003
98
Lampiran 6 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus 1 Pertemuan 2 Nama sekolah : SD Negeri 06 Baruga Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : IV / 1 Pertemuan : Ke - 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x petemuan) A. Standar Kompetensi 2. Memahami hubungan antara stuktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. Kompetensi Dasar 2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya C. Indikator 1. Menyebutkan jenis-jenis batang pada tumbuhan 2. Menyebutkan contoh dari masing-masing jenis batang pada tumbuhan 3. Menjelaskan kegunaan batang bagi tumbuhan D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis batang pada tumbuhan 2. Siswa dapat menyebutkan contoh dari masing-masing jenis batang pada tumbuhan 3. Siswa dapat menjelaskan kegunaan batang bagi tumbuhan E. Materi Pembelajaran Materi batang pada tumbuhan F. Model/Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran : Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, Pengamatan, Diskusi kelompok, Penugasan G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkahlangkah dalam Alokasi Kegiatan Contextual Deskripsi kegiatan waktu Teaching and Learning (CTL) Kegiatan a. Guru membuka pelajaran dengan 10 menit pembuka mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi dilakukan dengan menghubungkan pelajaran dengan pengalaman sehari-hari siswa “Coba kalian perhatikan meja, kursi, lemari, dan pintu. Apa yang menjadi bahan dasar dari benda di sekeliling kita ini?”
99
Kegiatan inti
Tahap Kontruktivisme
Tahap Questioning Tahap Learning Community
Tahap Inquiry
Tahap Modelling
Kegiatan akhir
Tahap Reflection
Tahap Authentic Assesment
c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran. e. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan 50 menit untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. “Batang terbagi 3 jenis, jenis apasaja yang dimaksud pada batang disini?” f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan. g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara heterogen. h. Guru membagikan LKS yang berisi soalsoal yang akan diselesaikan oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan batang. j. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama setiap kelompok k. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya l. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar n. Guru menanyakan kepada siswa tentang 10 menit hal-hal yang belum dipahami o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
100
terhadap materi yang baru dipelajari. H. Sumber Belajar dan Alat/Bahan 1. Sumber belajar a. KTSP 2006 b. Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV, penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008. 2. Alat/Bahan a. LKS b. Tumbuhan bayam I. Penilaian Unjuk kerja, Tes tertulis Kendari, 25 agustus 2015 Mengetahui : Kepala SDN 06 Baruga
Peneliti
Sania, S.Pd. NIP. 19580905 198010 2 002
Rifan Septian NIM. A1B3 11 053
101
Lampiran 7 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 1 PERTEMUAN 2 Mata Pelajaran Kelas/ Semester Kelompok Nama Anggota Kelompok
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : : : 1. 2. 3. 4. 5.
A. Tujuan Menunjukkan peran batang dalam pengangkutan air B. Materi Materi batang pada tumbuhan C. Alat dan Bahan 1. Tumbuhan bayam 2. Gelas bening 3. Air secukupnya 4. Pewarna makanan/minuman (warna merah) D. Kegiatan 1. Siapkan tumbuhan yang telah kalian bawa. 2. Potong akar tumbuhan tersebut, kemudian bersihkan bagian batangnya dari kotoran. 3. Siapkan air dalam gelas bening dan campur dengan pewarna makanan/ minuman yang tersedia. 4. Celupkan batang tumbuhan tersebut ke dalam gelas. Diamkan beberapa menit ( 15 menit – 30 menit) 5. Potonglah batang di beberapa bagian, amati apa yang terjadi pada batang. 6. Tuliskan kesimpulanmu dari kegiatan tersebut.
102
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 Pertemuan 2 Hasil Pengamatan : Setelah batang bayam dicelupkan pada air yang berwarna merah selama 20 menit ujung batang bayam berubah warna agak kemerahan, kemudian batang bayam dipotong lagi tidak jauh dari ujung batang yang kurang lebih 2cm, warna batang sudah tidak semerah seperti warna pada ujung batang. Warna merah yang terdapat pada batang menunjukkan adanya peran xilem dan floem dimana peran dari xilem dan floem adalah sebagai pengangkut air dan garam mineral dan penyebar makan keseluruh tubuh tumbuhan.
103
Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I Pertemuan 2
Kegiatan
Tahapan-tahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Guru
Terlaksana Ya
1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. 2. Apakah Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan“Coba kalian perhatikan meja, kursi, lemari, dan pintu. Apa yang menjadi bahan dasar dari benda di sekeliling kita ini?”? 3. Apakah Guru Memotivasi siswa?
Tidak
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
4. Apakah Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai? Kegiatan Inti
5. Apakah Guru memberikan penjelasan singkat tentang bagian batang pada tumbuhan? Tahap Questioning 6. Apakah guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? 7. Apakah Guru membagi Tahap Learning siswa menjadi 5 kelompok Community yang beranggotakan 5-6 orang secara heterogen? 8. Apakah Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah guru memberikan Tahap Inquiry kesepatan kepada siswa untuk melakukan Tahap Kontruktivisme
Komentar
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikan Tidak terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikan
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
104
Kegiatan akhir
pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan batang? 10. Apakah Guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok? 11. Apakah Guru Tahap Modelling memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya? 12. Apakah Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya? 13. Apakah Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar? 14. Apakah Guru Tahap Reflection menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami? 15. Apakah Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? 16. Apakah Guru Tahap Authentic memberikan evaluasi Assesment yang berupa tes tesrtulis atau pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari? Skor Persentase ketuntasan
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih ada kelompok yang tidak memberikan pertanyaan
√
Tidak terlaksana/ tidak dilaksanakan oleh guru
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak bertanya
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
11 68,75%
5 31,25%
105
Kendari, 25 agustus 2015 Observer
Hotmida, A.Ma NIP. 19592609199803 2 003
106
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan 2
Kegiatan
Tahapan-tahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Siswa
Ya 1. Apakah siswa menjawab salam dan siap menerima pelajaran? 2. Apakah siswa aktif pada apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Coba kalian perhatikan meja, kursi, lemari, dan pintu. Apa yang menjadi bahan dasar dari benda di sekeliling kita ini?” 3. Apakah siswa mendengarkan motivasi yang diberikan serta semangat dalam mengikuti pebelajaran yang dilaksanakan? 4. Apakah siswa mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai?
5. Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru? Tahap Questioning 6. Apakah siswa mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? 7. Apakah siswa menempati Tahap Learning tempat duduk sesuai Community dengan kelompok yang telah dibagi secara heterogen oleh guru? 8. Apakah setiap kelompok menerima LKS yang akan diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah siswa melakukan Tahap Inquiry pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan batang? 10. Apakah siswa dibimbing dalam berdiskusi Tahap Kontruktivisme
Terlaksana
Komentar
Tidak
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikan Tidak terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikan
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
107
Tahap Modelling
Kegiatan akhir
Tahap Reflection
kelompok? 11. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk tampil membacakan hasil diskusinya? 12. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas? 13. Apakah siswa memberikan semangat kepada kelompok yang mendapat pujian dengan bertepuk tangan? 14. Apakah siswa mengajukan pertanyan tentang hal-hal yang belum dipahami?
15. Apakah siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? 16. Apakah siswa mengerjakan tes tertulis?
Tahap Authentic Assesment Skor Persentase ketuntasan
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih ada kelompok yang tidak memberikan pertanyaan
√
Tidak terlaksana/ tidak dilaksanakan oleh guru
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak bertanya
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
11 68,75%
5 31,25%
Kendari, 25 agustus 2015 Observer
Hotmida, A.Ma NIP. 19592609199803 2 003
108
Lampiran 10 TES HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I Nama Siswa : Kelas : Hari/ Tanggal : Petunjuk menjawab soal: 1. Tuliskan namamu dengan lengkap pada lembar jawaban anda! 2. Jawablah soal di bawah ini dengan benar dan lengkap! 3. Dahulukan soal yang kamu anggap mudah! 4. Kerjakan soal di bawah ini secara mandiri! 5. Jika ada soal yang kurang jelas tanyakan pada guru! 6. Dilarang berdiskusi dengan teman! 7. Periksa kembali lembar jawaban lembar jawaban sebelum dikumpul! A. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda (x) 1. Berikut ini, bagian tumbuhan yang bertugas mencari air dan garam mineral dari dalam tanah ialah ... a. Batang b. Daun c. Bunga d. Akar 2. Tumbuhan yang memiliki akar serabut ialah .... a. Rumput b. Tomat c. Pohon mangga d. Pohon jeruk 3. Apakah fungsi dari tudung akar... a. Sebagai jalan masuk air ke akar b. Melindungi akar saat menembus tanah c. Sebagai jalan masuk air dan zat hara ke batang d. Tempat menyimpan cadangan makanan 4. Di antara tanaman berikut yang memiliki akar tuggang adalah... a. Jagung b. Padi c. Rumput d. Mangga
109
5. Perhatikan gambar tanaman jagung, ubi jalar, ketela pohon, dan kacang tanah.
6.
7.
8.
9.
Tanaman pada gambar di atas yang meiliki akar sebagai tempat menyimpan makanan adalah... a. 1,2, dan 3 b. 2,3, dan 4 c. 1,3, dan 4 d. 2 dan 4 Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah adalah... a. Daun b. Akar c. Batang d. Tudung akar Batang berkayu umumnya keras sehingga tidak digunakan untuk ... a. Makanan. b. Rangka rumah c. Perabot rumah d. Perabot kantor Di halaman sekolah terdapat berbagai tumbuhan, sperti pohon mangga, pisang, kembang sepatu, pacar air, dan jambu. Tumbuhan yang memiliki batang basah adalah pohon... a. Mangga dan pisang b. Pisang dan kembang sepatu c. Pisang dan pacar air d. Mangga dan jambu Berikut ini adalah merupakan fungsi batang kecuali... a. Tempat menyimpan cadangan makanan
110
b. Tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah c. Tidak menunjang berdirinya tumbuhan d. pengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke daun dan tunas 10. Jika (1) padi, (2) pohon mangga, (3) jagung, dan (4) pohon jambu, maka tumbuhan yang bukan batang berkayu adalah... a. (1) dan (2) c. (3) dan (4) b. (2) dan (4) d. (1) dan (3) B. Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Tuliskan 2 fungsi akar pada tumbuhan ? 2. Apa perbedaan akar tunggang dan akar serabut ? 3. Berikan 3 contoh tumbuhan yang berakar serabut! 4. Tuliskan 2 fungsi batang! 5. Berdasarkan jenisnya batang terbagi atas 3. Tuliskanlah 3 jenis batang tersebut serta tuliskan contohnya!
111
Lampiran 11 KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I A. Pilihan Ganda 1. D 6. C 2. A 7. A 3. B 8. C 4. D 9. C 5. B 10. D B. Uraian 1. Fungsi akar adalah sebagai berikut. a. Menunjang berdirinya tumbuhan. b. Menyerap air dan mineral dari dalam tanah. c. Menyimpan cadangan makanan. d. Bernapas. 2. Akar serabut adalah akar yang berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal batang. Contoh tanaman yang memiliki akar serabut, yaitu rumput, padi, jagung, tebu, dan bambu. Sedangkan, Akar tunggang merupakan akar utama kelanjutan dari batang yang tumbuh lurus ke bawah, sedangkan akar-akar yang lainnya merupakan cabang dari akar tunggang. Contoh tanaman yang memiliki akar tunggang, yaitu mangga, jeruk, tomat, durian. 3. Rumput, padi, jagung, tebu, dan bambu dan lain-lain 4. Kegunaan batang adalah sebagai berikut. a. Pengangkut air dan mineral dari akar ke daun, buah, dan bunga. b. Pengangkut zat makanan dari daun ke akar. c. Tempat tumbuhnya daun, bunga, dan buah. d. Tempat menyimpan cadangan makanan (seperti pada kentang dan tebu). 5. 3 jenis batang beserta contohnya a. Batang berkayu, contohnya, pohon jati, mangga, dan jambu. b. Batang rumput, contohnya batang padi, jagung, dan rumput-rumputan. c. Batang basah, contohnya: pohon pisang, bayam, pacar air, kangkung.
112
Lampiran 12 PEDOMAN PENSKORAN Jenis Soal
A. Pilihan ganda
1.
2.
3. B. Uraian 4.
5.
Nomor soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mendapat skor 2 apabila menuliskan 1 fungsi, mendapat skor 4 apabila menuliskan 2 fungsi. Mendapat skor 3 apabila hanya menjelaskan 1 pengertian akar saja, mendapat skor 6 apabila menjelaskan pengertian akar serabut dan akar tunggang. Mendapatkan skor 1 apabila bisa menuliskan 1 contoh, Mendapatkan skor 2 apabila bisa menuliskan 2 contoh, dan Mendapatkan skor 3 apabila bisa menuliskan 3 contoh Mendapat skor 2 apabila menuliskan 1 fungsi, mendapat skor 4 apabila menuliskan 2 fungsi. Mendapat skor 2 apabila menuliskan 1 jenis beserta contohnya, mendapat skor 4 apabila menuliskan 2 jenis beserta contohnya, dan Mendapat skor 6 apabila menuliskan 3 jenis beserta contohnya Skor Maksimal
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 (𝑝𝑖𝑙𝑖 𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 +𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛 )
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (𝑝𝑖𝑙𝑖 𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 +𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛 )
𝒙 100%
Skor 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4
6
3
4
6
33
113
Lampiran 13 Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Bentuk Tes No
Nama siswa
Pilihan Ganda
Uraian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
1
2
3
4
5
Jml
Skor Perolehan
Nilai
Ket
1
Al Fauzi
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
8
4
6
2
2
4
18
26
78,78
T
2
Muhamad Athallah
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
7
4
6
2
2
2
16
23
69,69
T
3
Muliani Intan Maskur
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
8
4
3
1
2
4
14
22
66,66
T
4
Lyssa Anggraeni Saputri
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
6
2
6
1
0
2
11
17
51,51
BT
5
Ummu Humairah
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
7
4
6
2
4
2
18
25
75,75
T
6
Rasyid
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
7
4
6
2
2
2
16
23
69,69
T
7
Muhamad Haikal
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
4
3
1
0
2
10
16
48,48
BT
8
Rahmat Ramadhan
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
8
4
6
3
2
2
17
25
75,75
T
9
Muhamad Reyhan Iskandar
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
8
2
3
3
4
2
14
22
66,66
T
10
Hasmiranda
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
7
4
3
2
2
4
15
22
66,66
T
11
Nirmala Intan
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
6
2
3
2
0
2
9
15
45,45
BT
12
Muhamad Dani
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
4
6
2
2
2
16
25
75,75
T
13
Gwen Sabrina Almeyra
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
6
0
3
2
2
2
9
15
45,45
BT
14
Nurul Fadlyah
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
9
4
3
2
2
4
15
24
72,72
T
15
Muhamad Fajar
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
8
2
6
2
2
2
14
22
69,69
BT
16
Marko
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
7
4
6
2
2
2
16
23
69.69
T
17
Siti Susi Suwindah
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
4
6
2
4
2
18
27
81,81
T
18
Diva Agustina
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
8
4
3
2
2
2
14
22
66,66
T
19
Azzahra Apriani
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
8
4
6
3
0
2
15
23
69,69
T
20
Samad Arifin
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
4
3
3
2
2
14
22
66,66
T
21
Juliana Ica
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
7
2
6
2
0
2
12
19
57,57
BT
22
Adliyah Yama
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
0
3
2
0
2
7
13
39,39
BT
23
Muhamad Junaid Haekal
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
7
4
6
3
2
0
15
22
66,66
T
24
Andini Septiana
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
4
6
3
2
0
15
23
69,69
T
25
Septiana
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
4
6
2
2
2
16
25
75,75
T
26
Agus Ginanjar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
BT
Jumlah
1642,26
Rata-rata kelas
63.16
Persentase ketuntasan (%)
69,23%
Ket: Tuntas ( T )
: 18 orang siswa
Belum Tuntas ( BT ) : 8 orang siswa
114
Lampiran 14 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus 2 Pertemuan 1 Nama sekolah : SD Negeri 06 Baruga Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : IV / 1 Pertemuan : Ke - 3 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x petemuan) A. Standar Kompetensi 2. Memahami hubungan antara stuktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. Kompetensi Dasar 2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya C. Indikator 1. Menyebutkan 3 bagian tulang daun 2. Menyebutkan masing-masing 2 contoh tumbuhan yang bertulang daun menyirip, menjari dan sejajar 3. Menjelaskan kegunaan daun bagi tumbuhan D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan 3 bagian tulang daun 2. Siswa dapat menyebutkan masing-masing 2 contoh tumbuhan yang bertulang daun menyirip, menjari dan sejajar 3. Siswa dapat menjelaskan kegunaan daun bagi tumbuhan E. Materi Pembelajaran Materi daun pada tumbuhan F. Model/Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran : Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, Pengamatan, Diskusi kelompok, Penugasan G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkahlangkah dalam Alokasi Kegiatan Contextual Deskripsi kegiatan waktu Teaching and Learning (CTL) Kegiatan a. Guru membuka pelajaran dengan 10 menit pembuka mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi dilakukan dengan menghubungkan pelajaran dengan pengalaman sehari-hari siswa “Anakanak kalian semua sudah pernah lihat daun, siapa diantara kalian yang sudah tau zat yang
115
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
paling penting dimiliki daun?” c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran. e. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan 50 menit Tahap untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Kontruktivisme “Berdarkan susunan tulang daunnya, daun dibedakan menjadi 3 kelompok, coba sebutkan ke-3 kelompok susunan tulang daun tersebut?” f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan Tahap pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat Questioning pengetahuan yang telah ditemukan. Tahap Learning g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara Community heterogen. h. Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan Tahap Inquiry untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan daun. j. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama setiap kelompok Tahap Modelling k. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya l. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar Tahap Reflection n. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal- 10 menit hal yang belum dipahami o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok
116
Tahap Authentic p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk Assesment mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. H. Sumber Belajar dan Alat/Bahan 1. Sumber belajar a. KTSP 2006 b. Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV, penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008. 2. Alat/Bahan a. LKS b. Daun nangka, daun ubi dan rumput J. Penilaian Unjuk kerja, Tes tertulis Kendari, 31 Agustus 2015 Mengetahui : Kepala SDN 06 Baruga
Peneliti
Sania, S.Pd. NIP. 19580905 198010 2 002
Rifan Septian NIM. A1B3 11 053
117
Lampiran 15 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 2 PERTEMUAN 1 Mata Pelajaran Kelas/ Semester Kelompok Nama Anggota Kelompok
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : : : 1. 2. 3. 4. 5.
A. Tujuan Mengamati daun pada beberapa tumbuhan B. Materi Materi daun pada tumbuhan C. Alat dan Bahan 1. 3 jenis daun 2. Alat tulis D. kegiatan 1. Ambilah 3 jenis daun yang telah disiapkan. 2. Amati bentuk daun tersebut. 3. Isilah tabel dibawah ini. Nama dan Gambar Bentuk Daun Tangkai Daun
Warna Daun
Tulang Daun
118
4. Sebutkan 2 fungsi daun? 5. Apa fungsi tangkai pada daun? 6. Apa fungsi tulang daun?
119
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 2 Pertemuan 1 Hasil Pengamatan : Daun nangka : a. Mempunyai tangkai daun b. Warna daun hijau c. Tulang daun menyirip
Rumput : a. Tidak mempunyai tangkai daun b. Warna daun hijau c. Tulang daun sejajar
Daun ubi kayu : a. Mempunyai tangkai daun b. Warna daun hijau c. Tulang daun menjari
4. Fungsi daun :
d. Tempat berfotosintesis. e. Alat pernapasan. f. Tempat terjadinya proses penguapan. 5. Tangkai daun berfungsi sebagai penghubung antara daun dengan batang 6. Tulang daun berfungsi sebagai tempat melekatnya helaian daun
120
Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II Pertemuan 1
Kegiatan
Tahapantahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pendahuluan
Terlaksana Kegiatan Guru
Komentar Ya
1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. 2. Apakah Guru memberikan apersepsi“Anak-anak kalian semua sudah pernah lihat daun, siapa diantara kalian yang sudah tau zat yang paling penting dimiliki daun?” 3. Apakah Guru Memotivasi siswa?
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
4. Apakah Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai?
Kegiatan Inti
Tahap Kontruktivisme Tahap Questioning
Tahap Learning Community
Tahap Inquiry
5. Apakah Guru memberikan penjelasan singkat tentang bagian daun pada tumbuhan? 6. Apakah guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? 7. Apakah Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara heterogen? 8. Apakah Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah guru memberikan kesepatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan daun? 10. Apakah Guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok?
Tidak
√
Terlaksana meskipun masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan Terlaksana meskipun masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
121
Kegiatan akhir
Tahap Modelling 11. Apakah Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya? 12. Apakah Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya? 13. Apakah Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar? Tahap Reflection 14. Apakah Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami? 15. Apakah Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? Tahap Authentic 16. Apakah Guru memberikan evaluasi yang berupa tes Assesment tesrtulis atau pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari? Skor Persentase ketuntasan
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih ada 1 kelompok yang tidak mengajukan pertanyaan
√
Tidak terlakasana/ tidak dilaksanakan oleh guru
√
Tidak terlaksana dengan baik
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
13 81,25%
3 18,75%
Kendari , 31 Agustus 2015
Observer
Hotmida, A.Ma NIP. 19592609199803 2 003
122
Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II Pertemuan 1
Kegiatan
Tahapantahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Inti
Terlaksana Kegiatan Siswa Ya 1. Apakah siswa menjawab salam dan siap menerima pelajaran? 2. Apakah siswa aktif pada apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Anak-anak kalian semua sudah pernah lihat daun, siapa diantara kalian yang sudah tau zat yang paling penting dimiliki daun?” 3. Apakah siswa mendengarkan motivasi yang diberikan serta semangat dalam mengikuti pebelajaran yang dilaksanakan? 4. Apakah siswa mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai?
5. Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru? 6. Apakah siswa mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? Tahap Learning 7. Apakah siswa menempati tempat duduk sesuai dengan Community kelompok yang telah dibagi secara heterogen oleh guru? 8. Apakah setiap kelompok menerima LKS yang akan diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah siswa melakukan Tahap Inquiry pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan daun? 10. Apakah siswa dibimbing dalam berdiskusi kelompok? Tahap Modelling 11. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk tampil membacakan hasil diskusinya? Tahap Kontruktivisme Tahap Questioning
Komentar Tidak
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
√
√
Terlaksana meskipun masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan Terlaksana meskipun masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
123
12. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas?
Kegiatan akhir
13. Apakah siswa memberikan semangat kepada kelompok yang mendapat pujian dengan bertepuk tangan? Tahap Reflection 14. Apakah siswa mengajukan pertanyan tentang hal-hal yang belum dipahami? 15. Apakah siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? Tahap Authentic 16. Apakah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan Assesment untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang baru dipelajari? Skor Persentase ketuntasan
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih ada 1 kelompok yang tidak mengajukan pertanyaan
√
Tidak terlakasana/ tidak dilaksanakan oleh guru
√
Tidak terlaksana dengan baik
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
13 81,25%
3 18,75%
Kendari , 31 Agustus 2015
Observer
Hotmida, A.Ma NIP. 19592609199803 2 003
124
Lampiran 18 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus 2 Pertemuan 2 Nama sekolah : SD Negeri 06 Baruga Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : IV / 1 Pertemuan : Ke - 4 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x petemuan) A. Standar Kompetensi 2. Memahami hubungan antara stuktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. Kompetensi Dasar 2.4 Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya C. Indikator 1. Menyebutkan 5 bagian-bagian bunga 2. Menjelaskan kegunaan bunga bagi tumbuhan D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan 5 bagian-bagian bunga 2. Siswa dapat menjelaskan keguanaan bunga bagi tumbuhan E. Materi Pembelajaran Materi bunga pada tumbuhan F. Model/Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran : Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, Pengamatan, Diskusi kelompok, Penugasan G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkahlangkah dalam Alokasi Kegiatan Contextual Deskripsi kegiatan waktu Teaching and Learning (CTL) Kegiatan a. Guru membuka pelajaran dengan 10 menit pembuka mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi dilakukan dengan menghubungkan pelajaran dengan pengalaman sehari-hari siswa “Anakanak kalian semua sudah kenal dengan bunga, siapa diantara kalian yang sudah tau manfaat bunga bagi tumbuhan?” c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
125
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran. e. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan 50 menit Tahap untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Kontruktivisme “Bunga dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Siapa diantara kalian yang tahu bagian-bagian dari bunga sempurna” f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan Tahap pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat Questioning pengetahuan yang telah ditemukan. Tahap Learning g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara Community heterogen. h. Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan Tahap Inquiry untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bunga. j. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama setiap kelompok Tahap Modelling k. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya l. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar Tahap Reflection n. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal- 10 menit hal yang belum dipahami o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok Tahap Authentic p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk Assesment mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari.
126
H. Sumber Belajar dan Alat/Bahan 1. Sumber belajar a. KTSP 2006 b. Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV, penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008. 2. Alat/Bahan a. LKS b. Bunga kamboja, bunga kertas dan bunga kancing. I. Penilaian Unjuk kerja, Tes tertulis Kendari, 1 September 2015 Mengetahui : Kepala SDN 06 Baruga
Peneliti
Sania, S.Pd. NIP. 19580905 198010 2 002
Rifan Septian NIM. A1B3 11 053
127
Lampiran 19 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 2 PERTEMUAN 2 Mata Pelajaran Kelas/ Semester Kelompok Nama Anggota Kelompok
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : : : 1. 2. 3. 4. 5.
A. Tujuan: Mengamati struktur bunga B. Materi Materi bunga pada tumbuhan
C. Alat dan Bahan: 1. Bunga kamboja, bunga kertas, bunga kancing 2. Alat tulis D. Langkah Kegiatan: 1. Ambilah 3 macam bunga yang telah disediakan! 2. Perhatikan bagian-bagian bunga tersebut! 3. Isilah tabel dibawah ini. Nama Bunga Tangkai Kelopak Warna Bunga Bunga Mahkota Bunga
4. Apa fungsi dari : a. Tangkai bunga? b. Kelopak bunga? c. Mahkota bunga? d. Putik? e. Benang sari?
Putik
Benang Sari
128
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 2 Pertemuan 2 Hasil Pengamatan : bunga kamboja a. b. c. d.
Mempunyai tangkai bunga Mempunyai kelopak bunga Mempunyai mahkota bunga yang berwarna merah muda Mempunyai putik dan mempunyai benang sarri
Bunga kancing a. b. c. d.
Mempunyai tangkai bunga Mempunnyai kelopak bunga Mempunyai mahkota bunga yang berwarna merah jambu Tidak mempunyai putik hanya mempunyai benang sari
Bunga kertas a. b. c. d.
Mempunyai tangkai bunga Mempunyai kelopak bunga Mempunyai mahkota bunga Tidak mempunyai putik hanya mempunyai benang sari
Fungsi dari :
a. Tangkai berfungsi sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting. b. Kelopak bunga berfungsi untuk membungkus mahkota bunga ketika bunga masih kuncup. c. Mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga lain untuk datang membantu penyerbukan. d. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina e. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan.
129
Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II Pertemuan 2
Kegiatan
Tahapantahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Terlaksana Kegiatan Guru Ya 1. Apakah guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar? 2. Apakah Guru memberikan apersepsi?
Kegiatan pendahuluan
3. Apakah Guru Memotivasi siswa?
Kegiatan Inti
Komentar
4. Apakah Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai? 5. Apakah Guru memberikan penjelasan singkat tentang bagian bunga pada tumbuhan? 6. Apakah guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? 7. Apakah Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara heterogen? 8. Apakah Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah guru memberikan kesepatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bunga?
Tidak
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek Terlaksana sesuai dengan aspek
√ √
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
10. Apakah Guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok?
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
Tahap Modelling 11. Apakah Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya?
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
Tahap Kontruktivisme Tahap Questioning
Tahap Learning Community
Tahap Inquiry
130
Kegiatan akhir
12. Apakah Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya? 13. Apakah Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar? Tahap Reflection 14. Apakah Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami? 15. Apakah Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? Tahap Authentic 16. Apakah Guru memberikan evaluasi yang berupa tes Assesment tesrtulis atau pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari? Skor Persentase ketuntasan
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih ada 1 kelompok yang tidak mengajukan pertanyaan
√
Tidak terlakasana
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
14 87,5%
2 12,5%
Kendari , 1 September 2015
Observer
Hotmida, A.Ma NIP. 19592609199803 2 003
131
Lampiran 21 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II Pertemuan 2
Kegiatan
Tahapantahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Inti
Tahap Kontruktivisme Tahap Questioning Tahap Learning Community
Tahap Inquiry
Terlaksana Kegiatan Siswa
Komentar Ya
1. Apakah siswa menjawab salam dan siap menerima pelajaran? 2. Apakah siswa aktif pada apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Anak-anak kalian semua sudah kenal dengan bunga, siapa diantara kalian yng sudah tau manfaat bunga bagi tumbuhan?” 3. Apakah siswa mendengarkan motivasi yang diberikan serta semangat dalam mengikuti pebelajaran yang dilaksanakan? 4. Apakah siswa mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai? 5. Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru? 6. Apakah siswa mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? 7. Apakah siswa menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi secara heterogen oleh guru? 8. Apakah setiap kelompok menerima LKS yang akan diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah siswa melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bunga? 10. Apakah siswa dibimbing dalam berdiskusi kelompok?
Tidak
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
132
Tahap Modelling 11. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk tampil membacakan hasil diskusinya? 12. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas?
Kegiatan akhir
13. Apakah siswa memberikan semangat kepada kelompok yang mendapat pujian dengan bertepuk tangan? Tahap Reflection 14. Apakah siswa mengajukan pertanyan tentang hal-hal yang belum dipahami? 15. Apakah siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? Tahap Authentic 16. Apakah siswa mengerjakan tes tertulis? Assesment Skor Persentase ketuntasan
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
√
Tidak terlaksana dengan baik karena masih ada 1 kelompok yang tidak mengajukan pertanyaan
√
Tidak terlaksana
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
√
Terlaksana sesuai dengan aspek
14 87,5%
2 12,5%
Kendari , 1 September 2015
Observer
Hotmida, A.Ma NIP. 19592609199803 2 003
133
Lampiran 22 TES HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS 2 Nama Siswa : Kelas : Hari/Tanggal : Petunjuk menjawab soal: 1. Tuliskan namamu dengan lengkap pada lembar jawaban anda! 2. Jawablah soal di bawah ini dengan benar dan lengkap! 3. Dahulukan soal yang kamu anggap mudah! 4. Kerjakan soal di bawah ini secara mandiri! 5. Jika ada soal yang kurang jelas tanyakan pada guru! 6. Dilarang berdiskusi dengan teman! 7. Periksa kembali lembar jawaban lembar jawaban sebelum dikumpul! A. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda (x) 1. Yang bukan termasuk bagian-bagian daun adalah... a. Tulang daun b. Tangkai daun c. Pelepah daun d. Ulat daun 2. Apakah nama zat yang terdapat pada daun yang berperan dalam fotosintesis... a. Xilem dan floem b. stomata c. Klorofil d. Mahkota bunga 3. Contoh tumbuhan berdaun majemuk adalah... a. Tebu b. Jambu c. Putri malu d. Mangga 4. Daun pepaya dan ketela pohon memiliki tulang yang berbentuk... a. Menjari b. Sejajar c. Menyirip d. Melengkung 5. Berikut ini merupakan fungsi daun kecuali... a. Alat pernapasan tumbuhan
134
b. Tempat penguapan air c. Tempat terjadinya fotosintesis d. Sebagai alat perkembangbiakan tumbuhan 6. Bunga sangat menarik dan indah dipandang mata karena memiliki... a. Mahkota bunga b. Putik c. Benang sari d. Kelopak bunga 7. Perhatikan gambar bunga dibawah ini. Bagian yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan terdapat pada nomor... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 8. Warna-warni mahkota bunga berguna untuk menarik... a. Serangga b. Manusia c. Burung d. Lebah. 9. Fungsi utama bunga untuk membentuk biji karena memilki... a. Putik dan benang sari b. Putik dan mahkota c. Benang sari dan mahkota bunga d. Kelopak bunga dan mahkota bunga 10. Peristiwa jatuhnya serbuk sari ke atas kepala putik disebut... a. penyerapan b. pertumbuhan c. Penyerbukan d. Perkembangbiakan B. Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. tuliskan 3 fungsi daun pada tumbuhan ? 2. tuliskan 3 contoh sistem pertulangan pada daun ? 3. tuliskan bagian-bagian daun ? 4. Apa fungsi bunga pada tumbuhan? 5. Jelaskan fungsi: a. Tangkai bunga d. putik b. Kelopak bunga e. Benang sari c. Mahkota bunga
135
Lampiran 23 KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II A. Pilihan Ganda 1. D 6. A 2. C 7. D 3. C 8. B 4. A 9. A 5. D 10. C B. Uraian 1. Fungsi daun a. Tempat berfotosintesis. b. Alat pernapasan. c. Tempat terjadinya proses penguapan. 2. 3 sistem pertulangan pada daun beserta contohnya a. Tulang daun menyirip, berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan. Contohnya avokad, nangka, mangga, rambutan. b. Tulang daun menjari, berbentuk seperti susunan jari tangan. Contohnya daun jarak, kapas, singkong. c. Tulang daun sejajar, berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar. Contohnya rumput-rumputan. 3. Bagian daun terdiri atas tangkai, helai daun, dan tulang daun. 4. Bunga merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. 5. 5 bagian bunga : a. Tangkai berfungsi sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting. b. Kelopak bunga berfungsi untuk membungkus mahkota bunga ketika bunga masih kuncup. c. Mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga lain untuk datang membantu penyerbukan. d. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina e. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan.
136
Lampirana 24 PEDOMAN PENSKORAN Jenis Soal
C. Pilihan ganda
1.
2.
3. D. Uraian 4. 5.
Nomor soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mendapat skor 2 apabila menuliskan 1 fungsi, mendapat skor 4 apabila menuliskan 2 fungsi, mendapat skor 6 apabila menuliskan 3 fungsi Mendapat skor 2 apabila menuliskan 1 jenis beserta contohnya, mendapat skor 4 apabila menuliskan 2 jenis beserta contohnya, dan Mendapat skor 6 apabila menuliskan 3 jenis beserta contohnya Mendapatkan skor 1 apabila bisa menuliskan 1 bagian, Mendapatkan skor 2 apabila bisa menuliskan 2 bagian, dan Mendapatkan skor 3 apabila bisa menuliskan 3 bagian. Mendapat skor 2 apabila dapat menuliskan fungsi bunga Mendapakan skor 2 apabila dapat menjelaskan 1 bagian bunga, Mendapakan skor 4 apabila dapat menjelaskan 2 bagian bunga, Mendapakan skor 6 apabila dapat menjelaskan 3 bagian bunga, Mendapakan skor 8 apabila dapat menjelaskan 4 bagian bunga, Mendapakan skor 10 apabila dapat menjelaskan 5 bagian bunga, Skor Maksimal
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 (𝑝𝑖𝑙𝑖 𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 +𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛 )
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (𝑝𝑖𝑙𝑖 𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 +𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛 )
𝒙 100%
Skor 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6
6
3
2
10
37
137
Lampiran 25 Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Bentuk Tes No
Nama siswa
Pilihan Ganda
Uraian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
1
2
3
4
5
Jml
Skor perolehan
Nilai
Ket
1
Al Fauzi
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
9
6
4
3
2
8
23
32
86,78
T
2
Muhamad Athallah
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
8
6
4
3
2
9
24
32
86,78
T
3
Muliani Intan Maskur
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
8
4
4
3
2
9
22
30
81,08
T
4
Lyssa Anggraeni Saputri
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
7
6
4
3
2
7
22
29
78,37
T
5
Ummu Humairah
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
7
6
4
2
2
8
22
29
78,37
T
6
Rasyid
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
8
4
6
3
2
8
23
31
83,78
T
7
Muhamad Haikal
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
7
4
4
3
2
8
21
28
75,67
T
8
Rahmat Ramadhan
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
8
6
6
2
2
9
25
33
89,18
T
9
Muhamad Reyhan Iskandar
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
8
6
4
3
2
24
32
86,78
T
10
Hasmiranda
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
8
4
6
3
2
25
33
89,18
T
11
Nirmala Intan
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
7
4
4
2
2
17
24
64,86
BT
12
Muhamad Dani
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
9
6
4
3
2
25
34
91,89
T
13
Gwen Sabrina Almeyra
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
7
6
4
2
2
9 1 0 5 1 0 7
21
28
75,67
T
14
Nurul Fadlyah
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
4
4
3
2
8
21
30
81,08
T
15
Muhamad Fajar
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
8
4
6
2
2
7
21
29
78,37
T
16
Marko
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
7
4
4
2
2
8
20
27
72,97
T
17
Siti Susi Suwindah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
6
6
3
2
8
25
35
94,59
T
18
Diva Agustina
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
8
6
4
3
2
8
23
31
83,78
T
19
Azzahra Apriani
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
8
6
4
3
2
8
23
31
83,78
T
20
Samad Arifin
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
4
4
3
2
7
20
29
78,37
T
21
Juliana Ica
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
8
4
4
3
2
7
20
28
75,67
T
22
Adliyah Yama
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
7
4
2
3
2
4
15
22
59,45
BT
23
Muhamad Junaid Haekal
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
8
6
4
3
2
8
23
31
83,78
T
24
Andini Septiana
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
4
6
3
2
8
23
32
86,78
T
25
Septiana
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
6
4
3
2
9
24
33
89,18
T
26
Agus Ginanjar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
BT
Jumlah
2036,19
Rata-rata kelas
78,31
Persentase ketuntasan (%)
88,46%
Ket: Tuntas ( T )
: 23 orang siswa
Belum Tuntas ( BT ) : 3 orang siswa
138
Lampiran 26 Dokumentasi
Berdoa sebelum pembelajaran dimulai
Guru membuka pelajaran
Guru menjelaskan materi pembelajaran
139
Guru membagi siswa dalam kelompok
Siswa mengerjakan LKS
Guru memberikan penjelasan tentang LKS
Guru sedang membimbing siswa
Guru membimbing siswa mempresentasekan hasil pengamatan
140
Siswa membacakan hasil pengamatannya
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi
Siswa mengerjakan tes hasil belajar
RIWAYAT HIDUP
Rifan Septian dilahirkan pada tanggal 29 September 1993 di Bau-bau, Kecamatan Wolio Kota Bau-bau. Anak keempat dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Karim dan (Alm) Maria. Pada tahun 1997 penulis menempuh pendidikan pertama selama dua tahun di TK Pertiwi (selesai tahun1999). Pada tahun 1999 penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2 Batulo (selesai tahun 2005). Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bau-bau (selesai tahun 2008). Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bau-bau (selesai tahun 2011). Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Universitas Halu Oleo Kendari pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Keuguruan dan Ilmu Pendidikan.