PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN danDENGAN melestarikan lingkungan alam, PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING meningkatkan kesadaran untuk menghargai DI KELAS V SD NEGERI 05 PASAR MUARALABUH KECAMATAN SUNGAI PAGU alam dan segala keteraturannya sebagai KABUPATEN SOLOK SELATAN salah satu ciptaan Tuhan, memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan Armoini1, Wince Hendri1, Fazri Zuzano1 1 IPA sebagai dasar untuk Program Studi Pendidikan Guru Sekolah keterampilan Dasar FKIP Universitas Bung Hatta email :
[email protected] melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi. ABSTRACT The research was distributed by the learning process less teachers, used varies. This research aims to improve the learning results of students in class V IPA SDN 05 Pasar Muaralabuh. This research is a Research Action class. This research is SDN 05 Pasar Muaralabuh, subject research grade V totalling 27 people. This research was conducted in two cycles. Improved student learning outcomes can be seen from the average cognitive assessment cycle recap I are 50, and the cycle II is 83,31, increased 33,31. Affective aspects for cycle I namely 71,90%, and cycles II is 81,91%, an increase of 10.1%. While aspects of psychomotor 71,14% of cycle I and cycle II is 78,83%, increase in area of 7.69%. Observations are also seen from the activity of the teachers and students. Based on the above results it can be concluded that, the approach can improve learning outcomes CTL IPA in class V SDN 05 Pasar Muaralabuh and can be used as one of the alter. Keywords: Science, Learning Outcomes, CTL A. Pendahuluan Pembelajaran mengembangkan
IPA
dapat
pengetahuan
dan
berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan
lingkungan
alam,
yang
meningkatkan kesadaran untuk menghargai
bermanfaat yang dapat diterapkan dalam
alam dan segala keteraturannya sebagai
kehidupan
salah satu ciptaan Tuhan, memperoleh
pemahaman
konsep-konsep
sehari-hari,
IPA
mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
bekal
tentang adanya hubungan yang saling
keterampilan IPA sebagai dasar untuk
mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
melanjutkan pendidikan ke yang lebih
teknologi,
tinggi.
dan
mengembangkan untuk
keterampilan
menyelidiki
memecahkan
masyarakat,
masalah
proses
alam
sekitar,
dan
membuat
keputusan, meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,
pengetahuan,
Depdiknas
konsep
(2006:484)
dan
menyatakan
bahwa: “dalam proses pembelajaran IPA, lebih
menekankan
pengalaman
pada
pemberian
langsung
untuk
mengembangkan kompetensi siswa agar
dapat menumbuhkan kemampuan berpikir,
dengan
bekerja,
kriteria ketuntasan minimal adalah 65.
dan
bersikap
mengkomunikasikannya penting
kecakapan
mempelajari
ilmiah sebagai
hidup
dan
serta aspek
agar
siswa
memahami
alam
semesta”.
37.03%
sementara
Ketidak mampuan dan rendahnya nilai siswa itu, antara lain disebabkan oleh faktor guru dan siswa itu sendiri. Dari faktor guru, dalam menyajikan pembelajaran metode
Sehubungan peranan
ketuntasan
dengan
pendidikan
mengembangkan
pentingnya
yang digunakan kurang bervariasi, proses
IPA
untuk
pembelajaran yang di gunakan guru, lebih
kompetensi
siswa
banyak menggunakan metode ceramah
tersebut, maka salah satu cara untuk
sehingga pembelajaran
meningkatkan pembelajaran IPA adalah
tidak bermakna bagi siswa dan tidak
untuk menciptakan suasana pembelajaran
memberikan hasil yang diharapkan.
yang menyenangkan bagi siswa, sehingga pembelajaran
lebih
bermakna.
Disini
perlunya usaha guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa agar tercapai hasil belajar yang diinginkan. Pembelajaran IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah, hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berfikir yang ilmiah. Berdasarkan
pengalaman
yang diberikan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL)
dapat
menjadikan
pembelajaran lebih bermakna karena siswa bekerja dan mengalami sendiri apa yang mereka pelajari. Sehingga siswa akan lebih bersemangat
karena
masalah
yang
dihadapkan sesuai dengan kehidupan siswa. Hal ini dijelaskan oleh Nurhadi (2003:4) pendekatan CTL mempunyai kelebihan yaitu
“Pembelajaran
menjadi
lebih
bermakna bagi siswa karena pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami
selama
sendiri apa yang dipelajari”. Selain itu,
mengajar di kelas V, peneliti mengalami
pembelajaran
kesulitan
tujuan
kontekstual akan menambah semangat dan
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, hal ini
kreatifitas siswa, karena masalah yang
terbukti dengan rendahnya hasil belajar.
dihadapkan kepada siswa adalah masalah
Dapat diketahui rata-rata hasil belajar siswa
yang ada di lingkungannya dan akan
pada semester 1 hanya mencapai 57,59
berguna dikehidupan. Pembelajaran dengan
untuk
mencapai
dengan
pendekatan
kehidupan siswa yan dialaminya, sehingga
pembelajaran itu akan lebih menarik dan
untuk
menyenangkan bagi siswa, serta siswa
memecahkan
dapat menerapkannya dalam kehidupan
keputusan, (5) meningkatkan kesadaran
mereka sehari-hari.
untuk berperan serta dalam memelihara,
1.
Tinjauan tentang Pembelajaran IPA
menyelidiki
menjaga
masalah
dan
alam
sekitar,
dan
membuat
melestarikan
lingkungan
alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk
di SD
menghargai alam dan segala keteraturannya Pembelajaran di SD akan berhasil
sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7)
dengan baik apabila guru memahami
memperoleh bekal pengetahuan, konsep
perkembangan intelektual anak usia SD.
dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
Usia anak SD berkisar antara 6 sampai
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
dengan
12
tahun.
Menurut
Santi Ruang lingkup bahan-bahan kajian IPA
(2006:152): “bahwa anak pada usia 6-12 tahun
disebut
juga
sebagai
tahap
operasional nyata, hal ini ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik, para psikologi menyebut juga sebagai masa
untuk SD/MI adalah (1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan
serta
kesehatan,
(2)
benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya,
tenang.
meliputi; benda padat, cair dan gas, (3) Depdiknas (2006:484) menyatakaan
energi dan perubahannya, meliputi, gaya,
bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI adalah
bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
sebagai berikut: (1)Memperoleh keyakinan
pesawat sederhana, (4) bumi dan alam
terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
semesta, meliputi; tanah, bumi, tata surya
berdasarkan keberadaan, keindahan dan
dan
keteraturan
(Depdiknas, 2006:485).
alam
mengembangkan pemahaman
ciptaan-Nya, pengetahuan
konsep-konsep
IPA
(2)
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
mengembangkan
masyarakat, keterampilan
lainnya
Maslichah (2006:24) mengemukakan
yang
kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan
dan
langit
dan
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
teknologi
benda-benda
(4) proses
bahwa: Prinsip-prinsip dalam pembelajaran Sains/IPA
adalah
(1)
empat
pilar
pendidikan global, (learning to know, learning to do, learning to be, learnig to live
together),
konstruktivistik,
(2) (4)
inkuiri, STM
lingkungan-Teknologi-Masyarakat), pemecahan masalah,
(3) (Sains(5)
(7) pembelajaran
bermuatan nilai, (8) pakem (pembelajaran,
hanya rapor, tetapi juga hasil karya siswa,
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan).
laporan hasil praktikum, karangan siswa,
2.
Tinjauan
tentang
Pendekatan
dll. Menurut Nurhadi (2003:31) ada tujuh
Contextual Teaching Learning (CTL)
komponen dasar pendekatan CTL di kelas Pendekatan CTL Menurut Wina Sanjaya (2005:109)
Contextual
Teaching
and
Learning (CTL) adalah: “Suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada
yaitu: (1) Konstruktivisme, (2) Penemuan, (3) Bertanya (4) Masyarakat belajar, (5) Pemodelan,
(6) Refleksi, (7) Penilaian
yang sebenarnya.
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapat
memahami
materi
Setiap
yang
pendekatan
pembelajaran
dipelajari dan menghubungkannya dengan
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
situasi
Kelebihan pendekatan kontekstual adalah
kehidupan
mendorong
siswa
nyata
sehingga
untuk
dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka”.
(1)
CTL
menekankan
pada
proses
keterlibatan siswa secara penuh baik fisik
Selanjutnya menurut Nurhadi (2003:13)
maupun otak untuk menemukan materi,
CTL adalah: “Konsep belajar dimana guru
bukan hasil pemberian dari orang lain, (2)
menghadirkan dunia nyata kedalam kelas
CTL
dan mendorong siswa membuat hubungan
menemukan hubungan antara materi yang
antara
dipelajari dengan situasi dunia nyata, (3)
pengetahuan
yang
dimilikinya
mendorong
siswa
CTL
mereka sehari-hari".
menerapkannya dalam kehidupannya, (4)
diskusi
(2) saling menunjang, (3) menyenangkan,
kontekstual
bergairah, (5) pembelajaran terintegrasi, (6)
untuk
dapat
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
Nurhadi (2003:20) adalah: (1) kerja sama,
tidak membosankan, (4) belajar dengan
siswa
dapat
dengan penerapannya dalam kehidupan
Karakteristik pendekatan CTL Menurut
mendorong
agar
kelompok, dapat
(5)
pendekatan
digunakan
disemua
bidang studi (Sanjaya, 2005:115). Pendekatan
kontekstual
juga
menggunakan berbagai sumber; (7) siswa
mempunyai
aktif, (8) sharing dengan teman, (9) siswa
Kekurangan tersebut adalah (1) karena
kritis dan guru kreatif, (10) dinding kelas &
pembelajaran
lorong-lorong penuh hasil karya siswa,
siswa (student center), maka siswa akan
peta-peta, gambar-gambar, artikel, humor,
susah belajar karena tingkat perkembangan
dll, (11) laporan kepada orang tua bukan
dan kemampuan siswa yang tidak sama, (2)
kekurangan-kekurangan.
kontekstual
berorientasi
dibutuhkan kesiapan dari segala aspek yang
pembelajaran, (6) lakukan refleksi diakhir
menunjang
pertemuan, dan (7) lakukan penilaian yang
karena
kelancaran
pembelajaran
lingkungan
pembelajaran, berlangsung
alamiah,
pembelajaran
(3)
di
dalam
kontekstual
lebih
mementingkan strategi dari pada hasil (Santi, 2006).
3. Tinjauan tentang Hasil Belajar Hasil belajar merupakan tolak ukur untuk melihat keberhasilan siswa dalam menguasai
Pembelajaran kontekstual
sebenarnya.
dengan
sangat
pendekatan
bermanfaat
dalam
materi
pelajaran
yang
disampaikan selama pembelajaran, hal ini akan
ditentukan
dengan
terjadinya
mencapai tujuan pembelajaran. Manfaat
perubahan tingkah laku pada siswa setelah
pembelajaran kontekstual adalah siswa
proses pembelajaran berakhir. Sebagaimana
mampu
yang
hal yang dikemukakan oleh Hamalik
dihadapi dikehidupannya sebagai anggota
(1997:21) bahwa: "hasil belajar adalah
keluarga dan masyarakat, karena materi
tingkah laku yang timbul, misalnya dari
yang diberikan pada siswa adalah masalah-
tidak
masalah kontekstual yakni masalah yang
pertanyaan baru, perubahan dalam tahap
ada di lingkungannya (Nurhadi,2003:5).
kebiasaan,
memecahkan
masalah
Menurut Sanjaya (2008:264) langkah-
(1) konstruktivisme, (2) menemukan, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5) pemodelan, (6) refleksi, dan (7) penilaian yang sebenarnya.
mengutarakan
Nurhadi bahwa
menjadi
tahu,
keterampilan,
(2003:31)
langkah-langkah
B. Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas
(PTK)
adalah
proses
yang
dilakukan
atau
pemikiran
menghendaki
perubahan
belajar
lebih
atau
Action
Research. Menurut Linda (2006:15) PTK
perorangan
akan
kesanggupan
menghargai, perkembangan sifat sosial,
pendekatan CTL adalah: (1) kembangkan siswa
timbulnya
emosional dan perubahan jasmani".
langkah pendekatan CTL adalah:
Kemudian
tahu
kelompok dalam
oleh yang situasi
bermakna dengan cara bekerja sendiri
tertentu. Penelitian dilakukan berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan barunya, (2)
perencanaan sebelumnya oleh guru kelas
laksanakan
terhadap
kegiatan
inkuiri,
(3)
kekurangan-kekurangan
yang
kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan
dirasakan selama ini dalam pembelajaran
bertanya, (4) ciptakan masyarakat belajar,
IPA di kelas V SD Negeri 05 Pasar Muara
(5)
Labuh Kecamatan Sungai Pagu. Esensi dari
tunjukkan
model
sebagai
contoh
PTK terletak pada adanya tindakan dalam
berjumlah 27 orang. Dengan perincian 16
memecahkan permasalahan secara praktis
orang laki-laki dan 11 orang perempuan.
atau
untuk
memecahkan
masalah
pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 05 Pasar Muara Labuh Kecamatan Sungai Pagu.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November
2012
s/d
Februari
2013
terhitung dari waktu perncanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian mulai
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam
Mahyuddin,
2007:69)
proses
dari siklus I, siklus-siklus selanjutnya direncanakan
kemudian
apabila
penelitian tindakan merupakan Proses daur
dibutuhkan. Penelitian ini dilaksanakan di
ulang atau siklus yang dimulai dari aspek:
SD
Mengembangkan perencanaan, melakukan
Kecamatan Sungai Pagu.
tindakan sesuai dengan rencana, melakukan observasi
terhadap
melakukan
refleksi
tindakan, yaitu
dan
Negeri
05
Pasar
Muara
Labuh
C. Hasil dan Pembahasan 1.
Deskripsi Kegiatan Siklus I
perenungan
terhadap perencanaan, kegiatan tindakan,
Pengamatan
terhadap
tindakan
dan kesuksesan hasil yang di peroleh.
penerapan pendekatan kontekstual dalam
Sesuai dengan prinsip umum penelitian
pembelajaran sifat-sifat Magnet dilakukan
tindakan setiap tahapan dan siklusnya
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
selalu bicara partisipasi dan kolaboratif
Pengamatan dilakukan oleh guru kelas V
antara peneliti, guru dan kepala sekolah
dan teman sejawat pada waktu pelaksanaan
dalam sistem persekolahan.
tindakan pembelajaran sifat-sifat Magnet dilaksanakan oleh peneliti (praktisi).
Penulis mengambil lokasi penelitian di Labuh
Pengamat bertugas untuk mengamati
dengan
semua tindakan yang dilakukan guru (aspek
pertimbangan pihak sekolah bersedia untuk
guru, dan aspek siswa) selama proses
menerima
pembelajaran berlangsung, serta mengamati
SD
Negeri
Kecamatan
05
Pasar
Sungai
inovasi
Muara Pagu
pembelajaran
dan
lingkungan sekolah yang mendukung untuk
kesesuain
komponen
dalam
Rencana
melakukan penelitian.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang sebelumnya.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 05 Pasar Muara Labuh Kecamatan Sungai Pagu
yang
Berdasarkan hasil observasi pengamat terhadap
aspek
guru
pada
siklus
I
pertemuan I adalah 62,50% dan pertemuan II mencapai 70,00% dengan rata-rata
66,25%. Sedangkan aspek siswa pada
untuk aspek psikomotor mencapai 71,14%.
siklus I pertemuan I adalah 55,00% dan
Oleh sebab itu penelitian akan dilanjutkan
pertemuan II mencapai 75,00% dengan
kepada siklus II dengan memperbaiki
rata-rata 66,25%.
semua kekurangan pada siklus I.
Berdasarkan
hasil
teman sejawat observer
diskusi
dengan
yang bertindak selaku
terhadap
pembelajaran
pelaksanaan
dengan
proses
penggunaan
pendekatan CTL pada siklus I, secara umum sudah terlaksana dengan baik, namun masih banyak hal yang harus diperbaiki
agar
hasil
pembelajaran
diperoleh lebih maksimal.
2.
Deskripsi Kegiatan Siklus II Berdasarkan
hasil
temuan
permasalahan yang terdapat pada siklus I, maka peneliti akan memperbaiki semua kekurangan yang terdapat pada siklus I antara lain, lebih memaksimalkan langkahlangkah yang terdapat dalam CTL, dengan tujuan proses pembelajaran lebih menarik, dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif
Melihat hasil refleksi pada hasil siklus
sehingga pembelajaran akan bermakna,
I terhadap proses pembelajaran dengan
serta dapat meningkatkan hasil belajar
penggunaan pendekatan CTL di kelas V
siswa.
SDN 05 Pasar Muara Labuh, belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa IPA karena
guru
masih
belum
optimal
memotivasi siswa dalam setiap kegiatan proses
pembelajaran
seperti,
dalam
menjawab pertanyaan, dan mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami,
memperhatikan
demonstrasi,
maupun
saat
kegiatan
Berdasarkan hasil observasi pengamat terhadap
aspek
guru
pada
siklus
II
pertemuan I adalah 75,00% dan pertemuan II mencapai 80,00% dengan rata-rata 77,50%. Sedangkan aspek siswa pada siklus II pertemuan I adalah 77,50% dan pertemuan II mencapai 82,50% dengan rata-rata 80 %.
melakukan
diskusi kelompok. Hasil belajar siswa juga
Berdasarkan
hasil
diskusi
dengan
belum mencapai nilai maksimal, dan dapat
teman sejawat
yang bertindak selaku
dilihat dari persentase ketuntasan hasil
observer
belajar siklus I yang dilaksanakan 2
pembelajaran
pertemuan yaitu, pada aspek kognitif
pendekatan CTL pada siklus II, secara
mencapai rata-rata hasil belajar siswa 62,03
umum sudah terlaksana dengan baik.
terhadap
pelaksanaan
dengan
proses
penggunaan
dengan persentase ketuntasan 50%. Pada
Melihat hasil refleksi pada hasil siklus
aspek afektif mencapai 71,9%. Sedangkan
II terhadap proses pembelajaran dengan
penggunaan pendekatan CTL di kelas V
menyampaikan informasi begitu saja, akan
SDN 05 Pasar Muara Labuh, sudah dapat
tetapi
meningkatkan hasil belajar IPA siswa
menemukan sendiri, menemukan yaitu
karena
menggunakan
proses pembelajaran berdasarkan pada
pendekatan yang lebih cocok dengan materi
pencarian dan penemuan melalui proses
pembelajaran dan perkembangan siswa.
berpikir
secara
Dengan melihat hasil belajar siswa pada
belajar,
dapat
siklus II tersebut, maka peneliti dengan
menerapkan
observer menyimpulkan bahwa Penelitian
kelompok belajar, permodelan, yaitu proses
Tindakan Kelas dihentikan pada siklus II.
pembelajaran
3.
guru
sudah
memancing
agar
siswa
sistematis,
masyarakat
dilakukan
dengan
pembelajaran
dengan
dapat
melalui
memperagakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru
Pembahasan
oleh setiap siswa, penilaian sebenarnya, Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
yaitu proses yang dilakukan guru untuk
sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
mengumpulkan
yang mana pada siklus I pembelajaran
perkembangan
disajikan
refleksi,
dalam
(4x35menit).
dua
kali
Dalam
pertemuan
suatu
kegiatan
informasi yang
yaitu
tentang
dilakukan
proses
siswa,
pengendapan
pengalaman yang telah dipelajari yang
pembelajaran siswa dikatakan telah belajar,
dilakukan
apabila terjadi proses perubahan perilaku
kembali kejadian-kejadian atau peristiwa
pada diri siswa sebagai hasil dari suatu
pembelajaran
pengalaman.
pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
pendekatan
belum sempurna karena kebiasaan siswa
kontekstual merupakan proses memahami
dalam belajar yang terbiasa menerima
makna materi pelajaran yang dipelajarinya
informasi dari guru sehingga siswa sulit
dengan mengaitkan materi tersebut dengan
untuk
konteks kehidupan mereka sehari-hari.
pendekatan kontekstual yang menuntut
dengan
Pelaksanaan menggunakan
Pembelajaran dilaksanakan
pada
sesuai
siklus
dengan
I
langkah-
keaktifan
dengan
cara
yang
telah
menyesuaikan
siswa
mengurutkan
dalam
dilaluinya.
diri
dengan
pembelajaran
dengan banyak bertanya sehingga dapat
yaitu
membangun pengetahuan awalnya terhadap
kontruktivisme, yaitu membangun atau
materi pembelajaran dan lebih memahami
menyusun pengetahuan baru dalam struktur
dengan adanya pecobaan-percobaan yang
kongnitif siswa berdasarkan pengalaman,
dilakukan dalam kelompok-kelompok.
langkah
bertanya,
pendekatan
yaitu
kontekstual
guru
tidak
hanya
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Trianto
(2007:105)
”Pembelajaran
pembelajaran siklus II diharapkan guru lebih
memperhatikan
langkah-langkah
kontekstual akan menciptakan ruang kelas
pembelajaran yang akan dilaksanakan agar
yang didalamnya siswa akan menjadi lebih
dapat menerapkan di dalam kelas dengan
aktif bukan hanya pangamat yang pasif,
baik, sehingga hasil belajar yang diinginkan
dan
tercapai.
bertanggung
jawab
terhadap
belajarnya”.
Pembelajaran sifat-sifat magnet pada
Berdasarkan
pengamatan
observer,
siklus II ini berjalan dengan baik. Pada
penyebab dari masih rendahnya hasil
siklus II siswa sudah terbiasa dengan
belajar
siswa
kurangnya
pada
siklus
kemampuan
I
adalah
pembelajaran yang diberikan oleh guru.
siswa
dalam
Pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan
menemukan sendiri materi pembelajaran
perencanaan
sifat-sifat Magnet, sehingga siswa kurang
Pembelajaran berlangsung selama 4x35
memahami materi yang telah dipelajarinya.
menit dalam dua kali pertemuan.
Selain itu jumlah siswa yang banyak menyebabkan
kegiatan
siswa
kurang
terkontrol oleh guru. Hasil
belajar
yang
dibuat
oleh
guru.
Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini sama dengan langkah-langkah pada siklus I, perubahan dilakukan pada
siswa
menampakkan peningkatan
belum
yang lebih
tahap
pemerolehan
adalah
melalui
pengetahuan
baru
percobaan-percobaan
baik. Dapat dilihat dari rata-rata aktifitas
sehingga lebih menarik minat dan rasa
guru dan siswa sama, yaitu mencapai
ingin tahu siswa terhadap materi yang akan
66,25%. Hasil belajar siklus I yang
dipelajarinya. Perubahan juga dilakukan
dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu, pada
pada saat siswa berdiskusi kelompok pada
aspek
rata-rata
saat ini guru lebih mengontrol kegiatan
persentase ketuntasan 50%. Pada aspek
diskusi siswa. Dalam diskusi kelompok
afektif mencapai 71,9%. Sedangkan untuk
pada siklus II ini siswa sudah bisa bekerja
aspek psikomotor mencapai 71,14%. Hasil
sama dengan baik. Teknik pembelajarannya
rekapitulasi dari ketiga aspek untuk Siklus I
disesuaikan
mencapai 65,16%.
pendekatan
CTL
pemikiran
siswa,
kognitif
mencapai
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I yang diperoleh, maka direncanakan untuk melanjutkan ke siklus II. Pada kegiatan
dengan
langkah-langkah
yaitu:
kembangkan
laksanakan
sejauh
mungkin kegiatan inkuiri, kembangkan sifat ingin tahu siswa, ciptakan masyarakat belajar, hadirkan model, lakukan refleksi,
lakukan penilaian. Kelengkapan instrument
Berdasarkan hasil pengamatan yang
juga diperhatikan. Instrument penilaian
diperoleh, maka pelaksanaan Penelitian
sesuai
tujuan
Tindakan Kelas di kelas V SDN 05 Pasar
pembelajaran, dilengkapi dengan soal dan
Muara Labuh dinyatakan sudah tuntas dan
kunci jawaban, serta penskoran yang
penelitian
lengkap.
Dengan demikian, pendekatan CTL sudah
dengan
prosedur,
Pelaksanaan pembelajaran dilaksankan oleh peneliti dan observer mengamati jalannya pembelajaran mulai dari awal
dihentikan
pada
II.
berhasil meningkatkan hasil belajar IPA siswa di kelas V SDN 05 Pasar Muara Labuh.
sampai akhir pembelajaran, baik dari aspek
D. Simpulan dan Saran
guru maupun siswa dengan mengikuti
1.
langkah-langkah pembelajaran pendekatan CTL.
siklus
Simpulan Dari pembahasan yang telah dijelaskan,
maka dapat disimpulkan bahwa Rencana
Berdasarkan
pengamatan
observer,
pelaksanaan pembelajaran macam-macam
pelaksanaan pembelajaran siklus II sudah
gaya (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya
menunjukkan kearah yang lebih baik lagi.
magnet) menggunakan pendekatan CTL
Semua itu disebabkan oleh pelaksanaan
dilaksanakan
proses
pembelajaran, yaitu tahap awal, tahap inti,
pembelajarannya
dengan
langkah-langkah
sudah
sesuai
pembelajaran
dan
tahap
dengan
akhir.
Pada
tiga
tahap
setiap
pendekatan CTL dan hasil belajar siswa
pembelajaran
sudah menampakkan peningkatan yang
pembelajaran dengan langkah pendekatan
lebih baik dari siklus sebelumnya. Dapat
CTL yaitu mulai dari konstruktivisme,
dilihat dari rata-rata hasil belajar siklus II
inquiri,
yang dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu
pemodelan, refleksi dan penilaian yang
pada
sebenarnya.
aspek
aktifitas
guru
rata-rata
persentase
mencapai 77,50%, rata-rata
persentase
ketuntasan
aspek
kognitif
mencapai 83,31%, pada aspek afektif mencapai 81,91%, sedangkan untuk aspek psikomotor
mencapai
78,83%.
Hasil
rekapitulasi dari ketiga aspek untuk Siklus II
mencapai
78,92%,
peningkatan 13,76%.
dimana
terjadi
dilaksanakan
tahap
bertanya,
kegiatan
masyarakat
belajar,
Hasil belajar pembelajaran sifat-sifat magnet menggunakan pendekatan CTL pada siswa kelas V SDN 05 Pasar Muaralabuh
Kecamatan
Sungai
Pagu
Kabupaten Solok Selatan sudah terjadi peningkatan. Dari hasil penelitian siklus I pada aspek kognitif mencapai rata-rata
ketuntasan 50, pada aspek afektif mencapai
sumber materi ajar, dan sesuai dengan
71,9%.
karakteristik siswa dan lingkungan
Dan untuk
aspek psikomotor
mencapai 71,14%. Sedangkan pada siklus II rata-rata aspek kognitif mencapai rata-
dimana siswa tinggal 2.
Dalam
pelaksanaan
pembelajara
rata ketuntasan 83,31, rata-rata aspek
disarankan agar dalam memberikan
afektif mencapai 71,9% dan rata-rata aspek
materi disesuaikan dengan konteks
psikomotor
mencapai
pengamatan
aktifitas
71,14%.
Hasil
sehari-hari siswa, perlu memberikan
guru
dalam
perhatian, bimbingan dan motivasi
pembelajaran siklus I mencapai 66,25%,
belajar
sedangkan
mencapai
kepada siswa yang berkemampuan
77,50%. Sedangkan hasil aktivitas siswa
kurang aktif dalam kelompok, karena
dalam pembelajaran siklus I mencapai
siswa
65%, sedangkan siklus II sudah mencapai
menggantungkan diri pada temannya.
siklus
II
sudah
80%. Hasil rekapitulasi untuk Siklus I
3.
secara
yang
sungguh-sungguh
demikian
sering
Agar hasil belajar yang diharapkan
mencapai 65,16% dan Siklus II mencapai
dapat meningkat, sebaiknya guru tidak
78,92% dengan peningkatan 13,76%.
hanya melakukan penilaian hasil saja,
Berdasarkan hasil pengamatan hasil belajar IPA siswa dari siklus I sampai siklus II menunjukkan adanya peningkatan dari sebelumnya. Oleh sebab itu, pendekatan CTL
sangat
tepat
digunakan
untuk
meningkatkan hasil pembelajaran IPA di kelas V. 2.
Saran hasil
penilitian
dan
pembahasan serta simpulan yang diperoleh, dapat dikemukakan saran sebagai berikut: Agar
rencana
pelaksanaan
pembelajaran bagus, maka guru perlu lebih
untuk
melihat
keaktifan
dan
kemampuan siswa dalam menemukan jawaban dari suatu permasalahan yang sudah dirumuskan. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Jenjang Pendidikan Dasar Jakarta: BSNP.
Berdasarkan
1.
tetapi juga melakukan penilaian proses
kreatif
pembelajaran
dalam yang
merancang
sesuai
dengan
situasi dunia nyata, memperhatikan
Linda, Adnan. 2006. Hand Out Mata Kuliah Metodoligi Penelitian Tindakan Kelas. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNP. Mahyuddin, Ritawati dan Yetti Ariani. 2007. Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNP.
Maslichah, Asy’ari. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-TeknologiMasyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning/ CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Santi.
2006. Psikologi Pendidkan. Bandung: CV. Sinar Dunia.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
Strategi Kencana
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
Strategi Kencana
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.