1.
Pendahuluan
Warnet dewa merupakan salah satu instansi yang memiliki dua cabang, sehingga terdapat banyak pengelola pada warnet tersebut. Pengelola warnet tersebut meliputi owner, manager, supervisor dan operator. Warnet dewa menggunakan email dan google drive sebagai sarana pertukaran data dan informasi. Penggunaan google drive yang belum mendukung fitur untuk manajerial warnet menjadi kendala dalam optimalisasi kinerja warnet tersebut. Oleh karena itu proses penyampaian informasi yang berupa dokumen, file laporan keuangan dan lain-lain dengan throughput 52 kbps yang disebabkan oleh aplikasi yang digunakan menjadi kendala, sehingga diperlukan aplikasi yang dapat menyelesaikan permasalahan proses pengiriman data, meeting dan menghasilkan throughput yang sesuai standar IEEE 802.11n. Sistem dengan menggunakan openmeetings pada ClearOS server merupakan salah satu jalan keluar yang akan diimplementasikan. Openmeetings pada server ClearOS bertugas sebagai aplikasi pendukung untuk memaksimalkan throughput dan mengelola proses pengiriman data, meeting, chatting dan lain-lain dengan penambahan LDAP security. Konfigurasi openmeetings diharapkan dapat membantu memaksimalkan throughput dan mengelola proses pengiriman data, meeting, chatting dan lain-lain dengan penambahan LDAP sebagai directory service. 2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang Analisis Performa OpenLDAP Single Server dengan Single Caching bertujuan untuk merancang dan menganalisis performa OpenLDAP single server yang dapat meningkatkan performa OpenLDAP server. Perbandingan antara sistem sebelum menggunakan OpenLDAP dengan sistem sesudah menggunakan OpenLDAP dilakukan untuk mengetahui pengaruh directory service yang digunakan untuk menangani dokumen yang kurang tertata, sebagai autentikasi sistem LDAP dan juga meningkatkan performa LDAP single server menggunakan single caching. Perbandingan tersebut dilakukan dengan pengukuran menggunakan tool LDAP tester untuk mengirim request ke server OpenLDAP, untuk melihat latency/delay dan throughput pada saat client melakukan banyak request. Penelitian sebelumnya yaitu mengenai Analisis Performa OpenLDAP Single Server dengan Single Caching bertujuan untuk merancang dan menganalisis performa OpenLDAP single server yang dapat meningkatkan performa OpenLDAP server. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara melakukan instalasi, konfigurasi OpenLDAP server, instalasi dan kofigurasi client dan pengujian sistem yang akan digunakan untuk meningkatkan performa OpenLDAP single server. Melalui penelitian ini LDAP akan dibangun pada aplikasi openmeetings menggunakan server ClearOS yang mendukung sebagai server directory service untuk proteksi keamanan setiap user yang akan melakukan login pada sistem, sehingga pihak ketiga tidak dapat mengakses directory service user yang berkepentingan. Gambar 1 menjelaskan tentang topologi jaringan OpenLDAP. Sebuah PC akan bertindak sebagai OpenLDAP single server, dengan IP 192.168.1.254. dua buah PC akan bertindak sebagai
1
client, masing-masing dengan IP 192.168.1.10 dan 192.168.1.20 serta sistem operasi linux CentOS 5.3 dan Windows XP [1].
LDAP Server 192.168.1.0/24 IP : 192.168.1.254
PC 2 (Linux) IP : 192.168.1.20
PC 1 (Wind XP) IP : 192.168.1.10
Gambar 1 Topologi jaringan Open LDAP Single Server
Penelitian terdahulu tentang Implementasi aplikasi Video Conference pada E-Pesantren Berbasis Openmeetings yang bertujuan untuk menguji dan menganalisa aplikasi video conference yang diimplementasikan dalam ePesantren sehingga dapat diintegrasikan pada metode pendidikan pesantren. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara merancang aplikasi video conference yang dibangun pada platform LMS Moodle, mengukur dan menganalisis kualitas video conference secara subyektif menggunakan metode Mean Opinion Score (MOS) serta pengujian untuk mengetahui kebutuhan bandwith minimum jaringan [2].
Gambar 2 Topologi jaringan Sistem Video Conference [2]
Gambar 2 menjelaskan tentang topologi jaringan sistem dengan menggunakan video conference. Sistem video conference merupakan sistem
2
aplikasi berbasis client-server. Aplikasi dioperasikan dengan menggunakan jaringan LAN (Local Area Network) secara intranet. Melalui penelitian ini aplikasi openmeetings akan digunakan untuk menyelesaikan kebutuhan manajerial warnet dewa ambarawa meliputi meeting dengan video conference, proses pengiriman data, proses chatting dan lain-lain. Penelitian tentang Analisis Performa OpenLDAP Single Server dengan Single Caching melakukan pengukuran dengan menggunakan LDAP tester untuk mengukur delay dan throughput pada saat client melakukan request, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pnegukuran dengan menggunakan wireshark untuk melihat troughput selama 1 bulan pada saat aplikasi dijalankan. Penelitian tentang Implementasi aplikasi Video Conference pada E-Pesantren Berbasis Openmeetings dibangun pada platform LMS Moodle dan dijalankan menggunakan jaringan LAN (Local Area Network) secara intranet untuk mengetahui bandwith minimum jaringan. Penelitian ini dibangun pada linux Clear OS server dan dapat dijalankan dengan jaringan LAN (Local Area Network) dan internet untuk mengukur throughput yang digunakan. Salah satu penggunaan teknologi multimedia yang mencolok adalah penerapan video conference (konferensi video) dalam sistem komunikasi bisnis, budaya, manajemen, pelatihan kedokteran, professional dan lain-lain. Demikian juga teknologi tersebut diperkenalkan dalam instansi warnet untuk komunikasi jarak jauh antara user dan pimpinan. Video Conference merupakan salah satu jenis aplikasi multimedia yang dapat menghubungkan beberapa titik secara simultan. Layanan video conference bersifat seketika dengan resolusi yang baik dan interaktif [3]. Openmeetings merupakan perangkat lunak bebas dan open source berbasis browser yang memungkinkan penggunanya untuk mengatur langsung sebuah konferensi di web. Pengguna dapat menggunakan microphone dan webcam, dokumen pada whiteboard, berbagi layar atau catatan rapat. Aplikasi ini tersedia dalam layanan host dan paket untuk server dengan tanpa pembatasan dalam penggunaan dan penggunanya [3]. Throughput adalah jumlah total kedatangan paket IP sukses yang diamati di MP pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut [4]. ClearOS adalah linux yang di kostumasi khusus untuk keperluan server [5]. Beberapa keunggulan ClearOS antara lain adalah open source, dukungan professional dan kemudahan setting [6]. 3.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode PPDIOO yang dikembangkan oleh CISCO dalam desain sistem jaringan karena dalam penelitian ini dilakukan pengimplementasian pembangunan sistem yang dapat memberikan hasil yang maksimal dalam memberikan informasi terhadap client. Fase-fase yang ada dalam metode PPDIOO adalah Prepare, Plan, Design, Implement, Operate dan Optimize [7]. Prepare adalah tahap dilakukanya perencanaan kerja dengan baik, dari segi teknologi yang dibutuhkan maupun strategi untuk membangun sistem. Perencanaan yang dilakukan adalah dengan cara melakukan evaluasi
3
terhadap proses pertukaran informasi yang sebelumnya. Tujuan bisnis sebelumnya adalah sistem manajerial dengan memanfaatkan email sebagai sarana pertukaran informasi antara kantor pusat dan kantor cabang. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis sistem yang masih menggunakan email kemudian dari analisis tersebut dicari solusi untuk mengatasi masalah sistem tersebut. Solusi yang akan dilakukan adalah dengan membuat sistem yang menggunakan aplikasi openmeetings untuk sharing informasi antara kantor pusat dan kantor cabang secara real time. Sehingga dengan adanya sistem ini bisnis warnet akan lebih tertata dan dapat melakukan proses pertukaran informasi dengan cepat dan baik, Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kecepatan sharing menggunakan email dan openmeetings. Plan adalah tahap dilakukan analisis kebutuhan yang dijadikan sebagai parameter sebelum merancang sebuah sistem jaringan menggunakan server ClearOS dengan menggunakan aplikasi openmeetings untuk membangun dan memanage sistem. Pada fase ini juga dilakukan analisis kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam perancangan sistem yang menggunakan aplikasi openmeetings untuk membangun sistem dengan server ClearOS. Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan dengan cara mengumpulkan data tentang software yang diperlukan, hardware, brainware dan informasi mengenai jaringan yang ada. Analisis dilakukan melalui wawancara dan pengamatan langsung ke lapangan. Analisis diperlukan untuk memperoleh informasi dan mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan, sehingga dapat diambil keputusan penanganan masalah secara tepat. Hardware dan software yang digunakan untuk simulasi perancangan dan implementasi aplikasi pada sisi server (kantor pusat) dan aplikasi client (kantor cabang) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 menjelaskan bahwa server mewakili simulasi untuk kantor pusat. Server menggunakan ClearOS sebagai application server dan aplikasi openmeetings untuk proses pertukaran data dan informasi. Client 1 mewakili simulasi untuk kantor cabang ambarawa dan client 2 mewakili simulasi untuk kantor cabang bawen. Client 1 dan client 2 hanya bertindak sebagai penerima informasi dari server atau kantor pusat. Design adalah tahap dimana terdapat penggambaran tentang pengguna dan desain topologi yang akan diimplementasikan. Design akan diterapkan pada studi kasus yang ada yaitu warnet dewa ambarawa. Gambar 3 merupakan struktur organisasi warnet dewa ambarawa. Gambar 3 merupakan struktur organisasi yang diterapkan pada warnet dewa ambarawa. Jabatan tertinggi pada warnet tersebut adalah owner (Pemilik).Owner merupakan pemilik dan penanam modal terbesar. Manager adalah kepala cabang yang membawahi supervisor dan operator warnet. Manager bertugas memastikan, monitoring, maintaining, dan mengkoordinasi jalanya operasional aktifitas warnet. Supervisor bertugas melakukan supervisi terhadap para operator warnet dan mengontrol pelaksanan aktifitas rutin warnet setiap hari. Operator bertugas melakukan kontak aktifitas dengan pengguna warnet dan melayani pengguna. Owner, manager, supervisor dan operator merupakan pihak-pihak yang berhak mengakses openmeetings.
4
Tabel 1 Spesifikasi Perangkat Mesin
Spesifikasi
Fungsi
Server (Mewakili kantor pusat)
- CPU AMD Athlon(tm) - ClearOS sebagai Application II X2 245 Processor server dan data server RAM 256 MB - Openmeetings digunakan - RAM 2.81 GB sebagai aplikasi - HDD 460 GB penghubung dengan client - ClearOS 6.4 - Aplikasi OpenMeetings Client 1 (Mewakili - CPU Pentium(R) Dual- Bertindak sebagai kantor cabang Core CPU T4300, penerima informasi atau ambarawa) 2.10 GHz data dari server. - RAM 1024 MB - Mozilla Firefox sebagai - HDD 320 GB aplikasi penghubung - OS Windows 7 dengan server - Aplikasi Mozilla Firefox
Client 2 (Mewakili - Intel(R) atom(TM) CPU kantor cabang N570 @ 1.66GHz(4 bawen) CPUs) - RAM 1024 MB - HDD 256 GB - Aplikasi Mozilla Firefox
- Bertindak sebagai penerima informasi atau data dari server. - Mozilla Firefox sebagai aplikasi penghubung dengan server
Gambar 3 Struktur Organisasi Warnet Dewa Ambarawa
5
Dari plan yang telah direncanakan, dibangunlah sebuah sistem manajerial dengan menggunakan ClearOS sebagai platform dan openmeetings sebagai aplikasi pendukung. Perancangan sistem ini akan membangun dua buah aplikasi yaitu server dan client. Server adalah komputer yang menjalankan program server dan client adalah computer yang menjalankan program client. Server berfungsi untuk memberikan perintah kepada client dan kemudian client akan menerima perintah-perintah yang dimaksud oleh server. Aplikasi client hanya sebatas menerima perintah-perintah dari server. Berikut merupakan topologi jaringan warnet dewa ambarawa :
Cabang Ambarawa · Operator Ambarawa
Kantor Pusat · Server Pusat · Operator Accounting · Operator Finance · Operator HRD
SPEEDY NET
Cabang Bawen · Operator Bawen
Rumah Owner · Owner Gambar 4 Topologi Jaringan Warnet Dewa Ambarawa
Gambar 4 menjelaskan bahwa terdapat 1 server, kantor cabang ambarawa, kantor cabang bawen dan rumah admin. Garis lurus merupakan koneksi menggunakan ADSL dan garis putus-putus merupakan koneksi menggunakan VPN. Setiap server dan masing-masing kantor cabang terdapat 3 PC komponen utama yaitu accounting, finance dan HRD. Rumah owner digunakan untuk alternatif kedua apabila administrator tidak mengakses server melalui kantor pusat. Kedua kantor cabang terhubung dengan server melalui internet. Selain itu terdapat domain pada LDAP yang digunakan untuk mengenali user yang login pada setiap kantor. Terdapat 4 domain yang akan dibuat untuk kantor pusat, kantor cabang ambarawa , rumah owner dan kantor cabang bawen. Keempat domain tersebut adalah domain kantor pusat, domain cabang ambarawa, domain rumah admin dan domain cabang bawen. Domain yang dibuat hanya dapat digunakan oleh user yang menggunakan openmeetings untuk kepentingan manajerial warnet, sehingga pengguna warnet biasa tidak akan dapat mengakses openmeetings tersebut. Aplikasi openmeetings yang terdapat pada server dapat digunakan untuk melihat dan mengatur segala kegiatan yang dilakukan oleh beberapa client yang terdapat pada suatu jaringan. Server akan menunggu clientclient terhubung. Jika tidak terhubung proses pertukaran informasi tidak akan dapat berjalan. Kantor pusat dan kantor cabang terhubung dengan jaringan IP yang berbeda tetapi network yang digunakan untuk client pada masing-masing 6
kantor cabang adalah sama. Pada server di dalamnya terdapat Alamat IP yang dikonfigurasikan dalam perancangan sistem dapat dilihat pada Tabel 2.
Lokasi
Tabel 2 Tabel Alamat IP WAN IP/ADSL LAN IP/VPN
Domain
206.123.64.46
192.168.1.123
Kantor pusat
· OP Accounting · OP Finance
206.123.64.48
192.168.1.86
Kantor Pusat
206.123.64.51
192.168.1.88
Kantor Pusat
· OP HRD
206.123.64.54
192.168.1.89
Kantor Pusat
Cabang Ambarawa Cabang Bawen
203.130.208.18
192.168.1.90
203.130.208.20
192.168.1.92
Kantor cabang ambarawa Kantor cabang bawen
Rumah Owner
202.155.30.227
192.168.1.93
Rumah Owner
Kantor Pusat
Dalam sistem menggunakan aplikasi openmeetings ini server berfungsi sebagai application server dan data server. Application server adalah server yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam aplikasi yang dapat diakses oleh client. Data server adalah server yang digunakan untuk menyimpan data baik yang digunakan oleh client secara langsung maupun data yang diproses oleh application server. Terdapat dua komponen dalam server yaitu ClearOS yang berfungsi sebagai OS penunjang dan openmeetings sebagai aplikasi yang menyediakan layanan untuk mempercepat dan mempermudah proses sharing data dari server ke client atau antar cabang. Semua pengalamatan IP pada setiap kantor adalah secara DHCP. Kantor pusat mendapat IP DHCP otomatis dari akun speedy, sedangkan kantor cabang dan rumah owner mendapatkan IP DHCP dari modem. IP public tidak perlu dituliskan pada setiap kantor karena masing-masing kantor cabang akan mendapatkan IP DHCP lokal ketika VPN dijalankan. IP tersebut bersifat DHCP static karena tiap kantor cabang akan mendapatkan IP yang sama setiap terjadi koneksi VPN ke server. Tiap MAC address LAN Card di binding ke IP tertentu, sehingga tiap connect akan dapat IP yang sama. Kantor cabang satu dan dua di dalamnya terdapat browser yang dapat digunakan sebagai media untuk mengakses aplikasi openmeetings seperti pertukaran data, komplain dengan menggunakan webcam, mendapatkan pesan broadcast dan melakukan collaboration pada suatu dokumen dalam waktu yang bersamaan. Komputer server berfungsi sebagai tempat dimana semua data yang berupa dokumen, file, job description, job desk, dan lain-lain. Data manajerial yang ada di server di share ke client dengan kecepatan yang lebih optimal dari sistem yang ada sebelumnya. Adapun service yang akan digunakan untuk perancangan dan implementasi dapat dilihat pada Tabel 3.
7
Service
Tabel 3 Tabel Service Fungsi
Httpd
Web Server
Mysqld
Database Server
OpenOffice
Application Server
PPTPd Server
VPN Server
Firewall
Security
Tabel 3 menjelaskan tentang service-service yang digunakan pada openmeetings. Implement merupakan fase dimana semua yang telah direncanakan dan di design dengan hasil analisa. Fase implement merupakan tahapan yang menentukan berhasil atau gagalnya sistem yang akan dibangun. Koneksi yang akan digunakan adalah VPN agar dapat mempermudah koneksi antar jaringan. VPN digunakan karena jaringan yang bersifat private dimana tidak semua orang bisa mengaksesnya. Data yang dikirimkan terenkripsi sehingga tetap terjaga kerahasiaanya meskipun melalui jaringan publik. Dalam tahap implementasi dilakukan beberapa konfigurasi yaitu menghidupkan service mysqld yang akan digunakan sebagai database server. dengan perintah pada Kode Program 1. Konfigurasi red5 terdapat pada file usr/src/om/red5.conf seperti pada Kode Program 1. Kode Program 1 Konfigurasi Red5 1. 2. 3. 4.
# HTTP http.host=0.0.0.0 http.port=5080 https.port=5443
5. # RTMP 6. rtmp.host=0.0.0.0 7. rtmp.port=1935 8. # RTMPS 9. rtmps.host=0.0.0.0 10. rtmps.port=8443 11. # RTMPT 12. rtmpt.host=0.0.0.0 13. rtmpt.port=8088 14. # Debug proxy (needs to be activated in red5-core.xml) 15. proxy.source_host=127.0.0.1 16. proxy.source_port=1936 17. proxy.destination_host=127.0.0.1 18. proxy.destination_port=1935
8
Kode program 1 menjelaskan bahwa konfigurasi standar yang diubah adalah http.port yang merupakan port yang digunakan untuk openmeetings. Server ini menggunakan protocol telnet dan HTTP. Berikut merupakan IP dan port yang digunakan untuk clear OS: IP yang digunakan : 192.168.1.110 Port : 81 Aplikasi yang digunakan pada implementasi sistem warnet dewa ambarawa ini adalah openmeetings. Openmeetings adalah software berbasis web opensource yang dapat digunakan untuk pertukaran data, komplain dengan menggunakan webcam, mendapatkan pesan broadcast dan melakukan collaboration pada suatu dokumen dalam waktu yang bersamaan. Warnet dewa ambarawa mempunyai banyak kantor cabang sehingga diperlukan suatu koneksi yang aman antar kantor pusat dan kantor cabang supaya dapat diakses dengan cepat. Aplikasi openmeetings ini diinstall pada server kantor pusat dengan menggunakan aplikasi putty. Pada Clear OS dilakukan pembukaan incoming firewall. Incoming firewall yang dibuka adalah 80 (HTTP), 1935 (RTMP), 8088 (RTMP-over HTTP), 5080 (RED5), 4445 (Dekstop Sharing), 8443 (RTMP over SSL). Setelah itu dilakukan penginstallan OpenMeetings dengan menjalankan http://192.168.1.110:5080/openmeetings/install pada web browser. Setelah penginstallan, tahap selanjutnya adalah membuat account baru sebagai administrator. Administrator dapat membuat user baru, upload file berupa gambar dan dokumen, sharing layar dan lain-lain. User yang lain berlaku sebagai user biasa yang hak aksesnya terbatas untuk mengakses fitur-fitur pada openmeetings. Operate merupakan fase dilakukanya uji coba sistem yang dijalankan yang dijalankan secara realtime. Pada fase ini juga dapat memecahkan masalah yang timbul selama proses berlangsung dengan melakukan monitoring pada kinerja sistem. Maintenance merupakan salah satu cara yang dilakukan apabila terdapat sistem yang kurang efisien. Dari maintenance sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja menjadi lebih optimal terhadap sistem yang ada. Parameter yang akan diuji pada sistem ini adalah kecepatan sharing data/informasi, kualitas data antar server kantor pusat dan client pada kantor cabang. Pada fase ini dilakukan pengukuran throughput proses sharing data sistem sebelumnya dan setelah menggunakan aplikasi openmeetings dengan membandingkan proses sharing data pada sistem sebelumnya. Optimize adalah tahap dimana setelah melakukan analisis maka akan diperbarui sistem yang telah dibangun, hal ini bertujuan untuk mencapai peningkatan kinerja sistem yang optimal dan dapat menyelesaikan masalah.Pada tahap optimize ini dilakukan penambahan VPN agar data/informasi yang akan disampaikan melalui jaringan lebih aman (safe) untuk menghindari data/informasi tidak diakses oleh pihak ketiga. Untuk memulai sebuah koneksi, komputer dengan aplikasi VPN client mengontak server VPN, VPN server kemudian memverifikasi username dan password yang dimasukkan. Apabila berhasil maka VPN server memberikan IP address baru pada komputer client dan selanjutnya koneksi akan terbentuk. Selanjutnya komputer client bisa digunakan untuk mengakses berbagai resource (komputer atau LAN) yang berada dibelakang VPN server misalnya melakukan transfer data, print dokumen, browsing dengan
9
gateway yang diberikan dari VPN Server, melakukan remote desktop dan lain sebagainya. Security sistem sebelumnya yang tidak menggunakan LDAP lemah karena karena acces controlnya berdasarkan database bawaan dan berada di sistem yang sama. Semua sistem default bisa diakses orang lain untuk mengetahui posisi data akses. Di dalam sistem ini terdapat filter pembatasan directory service sehingga tidak sembarang user dapat masuk ke sistem. Directory service yang dibuat meliputi direktori owner, manager, supervisor dan operator. Owner berhak mengakses semua direktori dibawahnya yaitu manager, supervisor dan operator. Manager hanya dapat mengakses direktori dibawahnya kecuali direktori owner. Supervisor hanya dapat mengakses direktorinya sendiri dan direktori operator. Operator hanya dapat mengakses direktori miliknya sendiri. Tabel 4 merupakan tabel LDAP. Tbel 4 menjelaskan tentang hak akses masing-masing user pada LDAP. Hak akses yang digunakan meliputi u (pengguna yang memilikinya), g (group yang memilikinya), o (other/pengguna lain yang bukan termasuk dalam group pemiliknya), r (read – membaca), w (write – menulis) dan x (execute – menjalankan) sebuah file. Operator untuk + (melakukan setting/menambah), – (mengurangi hak akses.
User Owner
Manager
Supervisor Operator
4.
Tabel 3 Tabel LDAP Hak Akses u+rwx, og-rwx u+rwx, og-rwx u+rwx, og-rwx u+rwx, og-rwx u+rwx, og-rwx u+rwx, og-rwx u+rwx, og-rwx u+rwx, og-rwx u+rwx, og-rwx u+rwx, og-rwx
/home/owner /home/manager /home/supervisor /home/operator /home/manager /home/supervisor /home/operator /home/supervisor /home/operator /home/operator
Path Root:\home\owner
Root:\home\manager
Root:\home\supervisor Root:\home\operator
Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengimplementasian sistem yang telah dirancang setelah dilakukan perancangan sistem menggunakan openmeetings pada bab ketiga. Pembahasan tahap implementasi meliputi hasil dari perancangan yang telah diterapkan, yaitu sebuah sistem menggunakan openmeetings. Sistem ini dirancang dengan menambahkan aplikasi openmeetings pada server ClearOS. Tahapan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui aplikasi dan throughput sistem sebelumnya tanpa menggunakan openmeetings. Sistem sebelumnya yang terdapat pada warnet dewa ambarawa sudah menggunakan ClearOS sebagai OS server dan VPN sebagai koneksi antar kantor cabang. Sebagai institusi bisnis yang bergerak di bidang jasa IT, warnet dewa 10
ambarawa mempunyai sistem yang mampu melakukan fungsi manajerial dengan baik dan efisien. Sistem sebelumnya belum optimal karena aplikasi yang digunakan belum mendukung untuk proses conference meeting. Server ClearOS digunakan untuk melakukan konfigurasi-konfigurasi. Openmeetings dapat diakses melalui web interface dengan mengetikkan IP openmeetings yaitu 192.168.1.110 dan port 5080 pada web browser komputer client. 192.168.1.110 merupakan IP default ClearOS. Login pertama kali pada ClearOS menggunakan username: root dan password: administrator. Konfigurasi yang dilakukan setelah berhasil login pada web interface Clear OS yaitu mengubah alamat IP yang akan digunakan. Langkah pertama untuk mengganti IP yaitu dengan mengganti IP eth0 menjadi 192.168.1.123 dengan port 81 dan akan muncul jendela baru config IP seperti terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Konfigurasi IP
Reboot ClearOS untuk menyimpan kofigurasi yang sudah dilakukan. Pada Username dan password yang digunakan disesuaikan dengan sebelumnya. Konfigurasi selanjutnya yaitu melakukan penginstallan service yang akan dibutuhkan untuk menjalankan openmeetings. Penginstallan service dilakukan dengan cara install manual melalui market place pada ClearOS. Service yang diinstall adalah Mysql dan webserver. Gambar 6 dan Gambar 7 merupakan konfigurasi penginstallan service pada ClearOS server. Gambar 6 merupakan tampilan awal interface Clear OS pada tab market place yang digunakan untuk memilih service mysql dan web server pada Clear OS. Service mysql dan web server merupakan service yang harus diaktifkan sebelum melakukan penginstallan openmeetings. Gambar 7 merupakan tampilan interface app install list yang digunakan untuk melihat daftar service yang akan di install. Tahap yang akan dilakukan selanjutnya adalah dengan klik download and install.
11
Gambar 6 Konfigurasi Install Service
Gambar 7 Hasil Install Service
Penginstallan service selesai, maka dilakukan konfigurasi incoming firewall. Konfigurasi untuk incoming firewall dilakukan dengan klik [Network][Incoming Firewall][Add]. untuk melakukan konfigurasi incoming firewall harus dipastikan bahwa data firewall yang akan ditambahkan sesuai dengan data pada openmeetings. Gambar 8 merupakan jendela untuk melakukan konfigurasi incoming firewall. Isi kolom name, APN dan port number sesuai dengan data pada openmeetings.
12
Gambar 8 Konfigurasi Incoming Firewall
Incoming firewall yang dibuka meliputi 80 (HTTP), 1935 (RTMP), 8088 (RTMP-over HTTP), 5080 (RED5), 4445 (Dekstop Sharing), 8443 (RTMP over SSL). Setelah melakukan semua konfigurasi untuk incoming firewall, maka dilakukan reboot Clear OS. Tahap selanjutnya adalah melakukan penginstallan openmeetings. Openmeetings adalah software open source berbasis web yang digunakan untuk pengiriman data, video conference dan lain-lain. Openmeetings dapat diakses dengan menggunakan username dan password yang dikonfigurasi pada step 1 penginstallan openmeetings. Gambar 9 merupakan interface step 1 penginstallan openmeetings dan Gambar 10 merupakan tampilan jendela step 2 penginstallan openmeetings untuk melakukan konfigurasi username dan password untuk login interface openmeetings. Isikan username, password, user time zone, domain dan alamat email yang digunakan. Gunakan level administrator untuk dapat mengakses semua fitur openmeetings secara full.
Gambar 9 Step 1 Install Openmeetings
13
Gambar 10 Step 2 Konfigurasi Username dan Password
Gambar 11 merupakan tampilan jendela selesainya proses penginstallan. URL yang dapat diakses untuk openmeetings adalah http://192.168.1.110:5080/openmeetings/install. Alamat tersebut dapat diakses secara lokal dan internet. Username dan password yang telah dikonfigurasi digunakan untuk login pada interface openmeetings. Sebelum melakukan proses login openmeetings harus dipastikan dengan benar port yang digunakan yaitu 5080. Ketikkan http:192.168.1.110:81/openmeetings pada web browser untuk mengakses openmeetings. Gambar 12 merupakan interface login openmeetings.
Gambar 11 Interface Installation Complete
14
Gambar 12 Interface Login Openmeetings
Gambar 13 merupakan tampilan interface domain organisasi sebelum proses login dijalankan. Nama organisasi disesuaikan dengan konfigurasi pada step 2 proses installasi. Apabila domain yang dipilih tidak sesuai maka proses login tidak dapat diproses. Level user hanya dapat dibuat oleh administrator. Konfigurasi untuk pembuatan user dilakukan dengan klik [Administrasi][User]. Isikan data login, password, level user, email dan nama organisasi. Gambar 14 merupakan tampilan pembuatan user baru openmeetings.
Gambar 13 Interface Domain Organisasi
15
Gambar 14 Interface Pembuatan User Baru
Penambahan organisasi baru diperlukan untuk proses manajerial yang dilakukan untuk anak cabang warnet dewa ambarawa. Setiap organisasi akan berisi beberapa anggota user pada masing-masing anak cabang. Konfigurasi untuk pembuatan organisasi dilakukan dengan klik [Administrasi][Organisasi]. Gambar 15 merupakan tampilan interface penambahan organisasi baru.
Gambar 15 Interface Penambahan Organisasi Baru
Pembuatan ruang konferensi diperlukan untuk lebih mempermudah proses meeting/konferensi yang akan dilakukan. Proses pembuatan dilakukan dengan klik [Administrasi][Ruang Konferensi]. Gambar 16 merupakan tampilan interface pembuatan ruang konferensi. Salah satu fitur yang dimiliki openmeetings adalah fitur seperti email yang berfungsi untuk proses pertukaran data. Data yang dikirimkan dapat diterima secara cepat dan baik dengan fitur tersebut. Proses pengiriman data akan ditampilkan pada Gambar 17. Openmeetings juga dapat digunakan untuk proses chatting dengan menggunakan webcam. Gambar 18 merupakan tampilan proses video conference dengan menggunakan webcam antar
16
admin dan user. Video conference dilakukan untuk melakukan meeting jarak jauh tanpa harus melakukan pertemuan terlebih dahulu.
Gambar 16 Interface Pembuatan Ruang Konferensi
Gambar 17 Proses Share Data
17
Gambar 18 Proses Chatting Webcam
Konfigurasi ClearOS dan openmeetings telah dilakukan. Pengujian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh openmeetings terhadap sistem yang yang sudah dikonfigurasi. Uji coba dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh perbandingan throughput sistem yang sudah dikonfigurasi dengan sistem sebelumnya yang masih menggunakan email. Pengujian dilakukan dengan menggunakan wireshark untuk menguji throughput dengan tujuan untuk mengetahui rata-rata throughput data setelah dilakukan implementasi openmeetings. Hasil dari pengujian tersebut didapatkan melalui pengamatan pada kecepatan transfer data dengan menggunakan email dan dengan menggunakan openmeetings. Pengamatan dilakukan dengan melakukan capture throughput dari kantor pusat ke kantor cabang ambarawa, kantor pusat ke kantor cabang bawen, kantor pusat ke rumah owner dan sebaliknya. Hasil pengamatan throughput dengan menggunakan email (sistem sebelumnya) adalah 52 kbps. Tabel 4 merupakan rata-rata yang diperoleh dari perhitungan seluruh data throughput. Tabel 4 Tabel Pengamatan Throughput No 1 2 3 4 5 6
Percobaan Pusat-Ambarawa Pusat-Bawen Pusat-Rumah Owner Ambarawa-Pusat Bawen-Pusat Rumah Owner-Pusat Rata-rata
Throughput (kbps)
172.9 172.56 174.5 183.9 190.6 184.5 179,82
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan openmeetings proses kecepatan transfer data lebih cepat daripada tanpa menggunakan openmeetings. Faktor yang mempengaruhi tingginya throughput adalah bbandwith, aplikasi yang digunakan dan induksi listrik atau cuaca. Throughput yang digunakan lebih maksimal dibandingkan dengan sistem
18
sebelumnya yang masih menggunakan email. Berikut merupakan hasil perhitungan persentase hasil penelitian perhitungan seluruh data throughput. 52+179=231 Sistem sebelumnya : 52/231*100% = 22% Sistem sesudah : 179/231*100% = 78% Gambar 19 merupakan merupakan grafik hasil perhitungan seluruh data throughput:
Gambar 19 Grafik Hasil Penelitian Throughput
Optimize adalah tahap dimana setelah melakukan analisis maka akan diperbarui sistem yang telah dibangun, hal ini bertujuan untuk mencapai peningkatan kinerja sistem yang optimal dan dapat menyelesaikan masalah. Pada tahap optimize ini dilakukan penambahan VPN agar data/informasi yang akan disampaikan melalui jaringan lebih aman (safe) untuk menghindari data/informasi tidak diakses oleh pihak ketiga. Pada openmeetings ditambahkan LDAP Security dengan filter pembatasan directory service sehingga tidak sembarang user dapat masuk ke sistem. Cara kerja LDAP adalah menyimpan directory service pada LDAP server sehingga directory dapat di manage dengan baik. Gambar 20 merupakan printscreen direktori LDAP pada openmeetings. Dengan adanya LDAP tersebut setiap user yang menggunakan openmeetings hanya dapat mengakses direktori masing-masing. Sehingga hanya user yang berhak yang dapat mengakses direktori masing-masing. Operator tidak dapat mengakses direktori milik supervisor, manager dan owner. Berdasarkan dari tahap analisis, konfigurasi dan pengujian yang telah dilakukan maka dapat dihasilkan beberapa kesimpulan bahwa: 1. Konfigurasi openmeetings pada server ClearOS lebih mudah dan praktis, kinerja yang dihasilkan pun berjalan lebih optimal karena dapat digunakan untuk kebutuhan sistem manajerial.
19
2. Sistem dengan menggunakan openmeetings berjalan sesuai dengan yang diharapkan karena dapat menyelesaikan permasalahan kecepatan transfer data sistem sebelumnya yang masih menggunakan email.
Gambar 20 Printscreen Direktori LDAP
5.
Simpulan
Berdasarkan hasil implementasi sistem dengan menggunakan openmeetings pada server ClearOS, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa konfigurasi openmeetings pada server ClearOS lebih mudah dan praktis, dan kinerja yang dihasilkan pun berjalan lebih optimal karena dapat digunakan untuk kebutuhan sistem manajerial. Sistem manajerial meliputi Video conference meeting, chatting, proses transfer data antara kantor pusat dan kantor cabang. Video conference meeting digunakan untuk melakukan proses meeting antar kantor cabang tanpa harus melakukan pertemuan langsung. Sistem dengan menggunakan openmeetings dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan karena dapat menyelesaikan permasalahan kecepatan transfer data dengan throughput yang maksimal dibandingkan dengan sistem sebelumnya dengan menggunakan email. Penambahan LDAP sebagai pembatasan directory service dapat dimanfaatkan dengan baik karena level operator tidak dapat mengakses direktori di atasnya dan owner dapat mengakses semua direktori dibawahnya.
20
5.
Daftar Pustaka
[1] Mega A, Elisabeth., 2010, “Analisis performa OpenLDAP single server dengan single caching” Salatiga : Program studi Strata I Teknik Informatka Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. [2] Maruf, Zunaidi., 2011, “Implementasi Aplikasi Video Conference pada EPesantren berbasis Openmeetings” Depok : Program studi Strata I Teknik Komputer Universitas Indonesia. [3] Riyanto, R., 2009, “Aplikasi Live Video Conference Over IP pada Jaringan CATV IT Telkom” [4] Tianingsih, Kris., 2011, “Analisis Delay dan Throughput pada MPLS L3VPN (Multi protocol label switching layer 3 virtual private network) PE ke CE menggunakan EIGRP” Salatiga : Program studi Strata I Teknik Informatka Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. [5] Gartner. (2008). Gartner Says Cloud Computing Will be as Influential As EBusiness. [6] Miller, M. (2009). Cloud Computing : Web-Based Applications That Change The Way You Work and Collaborate Online. [7] Cisco. 2005. “Creating Bussines Value and Operational Exellence with the Cisco Systems Lifecycle Services Approach”.
21