Vol. 8 No.1 Desember 2015 (143-148)
http://dx.doi.org/10.22202/jp.2015.v8i1.349
Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENANGGULANGAN KESULITAN BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS PADA SATU ORANG SISWA) Maryenita Lubis SMPN 3 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
[email protected]
INFO ARTIKEL
Abstrak
Diterima: 1 Desember 2015 Direview: 15 Desember 2015 Disetujui: 22 Desember 2015
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kasus sehingga dia mengalami hambatan dalam memperoleh hasil belajar yang optimal.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara jelas faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa kasus, kemudian merencanakan pemberian tindakan penanggulangan yang tepat melalui pemberian layanan Bimbingan Konseling yang tepat sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kasus dalam belajar sehingga ia akan dapat berkembang secara optimal. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk studi kasus. Subjek penelitian adalah seorang siswa kelas VIII dengan inisial TT. Data penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data melalui instrumen non tes yaitu AUM (Alat Ungkap Masalah) Umum, AUM PTSDL, Observasi, Wawancara, Sosiometri, Dokumentasi dan kunjungan rumah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa kasus dan perubahan sikap dan kebiasaan belajar serta perubahan pola sikap dan tingkah laku dalam berhubungan sosial dengan orang tua dan teman-temannya.
Kata Kunci: Kesulitan Belajar, Siswa SMP
Abstract Keywords: Learning Difficulties, Junior High School Students
ISSN: 2085-1057
This research is motivated by a number of learning difficulties experienced by the case students that he faces obstacles in obtaining optimal. The purpose of learning outcomes of this study is to clearly describe the factors that cause difficulties of learning experienced by case student, then plan the provision of appropriate mitigation measures through Counseling service delivery right so as to increase students' motivation in the case of learning so that he will be able to develop optimally. This research is in the form of case studies. Subjects were a class VIII student with the initials TT. Data were
E-ISSN: 2460-3740
144
Maryenita Lubis obtained by collecting data through non-test instrument that is AUM (Tool Reveals Problems) General, AUM PTSDL, observation, interview, sociometry, Documentation and home visits. The results of this study showed an increase in motivation of the student and changes of attitude and study habits and changes in attitudes and behavior patterns in social touch with parents and friends.
PENDAHULUAN Setiap individu yang lahir ke dunia ini mau tidak mau dihadapkan pada berbagai persoalan hidup yang tidak ada habisnya. Dalam kenyataan banyak siswa yang mengalami persoalan pribadi dan mampu mengatasi persoalannya tanpa bantuan orang lain sehingga dia dapat berkembang secara optimal. Tapi banyak juga ditemui siswa yang kurang percaya diri dan tidak sanggup mengatasi setiap persoalan yang dihadapinya, tidak dapat menyesuaikan diri di sekolah dan motivasi belajarnya rendah. Siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam belajar, menurun prestasinya bahkan mengalami kegagalan. Masalah-masalah yang mungkin sedang dialami oleh para siswa usia remaja menurut Daradjat (1996) pada dasarnya disebabkan oleh: 1) Faktor internal, meliputi: Pertumbuhan jasmani yang kurang seimbang sehingga menumbuhkan sikap cemas, takut dan mengganggu stabilitas kejiwaannya. Emosi yang tidak stabil. Kesulitan menyesuaikan dengan dirinya sendiri. 2) Faktor eksternal: berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat. Melihat pada kondisi tersebut perlu dilakukan suatu usaha untuk membantu para siswa yang bermasalah. Berdasarkan gejalagejala tersebut di atas, setelah dilakukan
identifikasi melalui Alat Ungkap Masalah (AUM) Umum, menunjukkan bahwa secara umum siswa kelas VIII SMPN 3 Batang Anai mengalami kesulitan atau masalah. Dari sekian banyak siswa kelas VIII SMPN 3 Batang Anai, ditemukan seorang siswa kelas VIII.3 sebagai siswa kasus (TT). Siswa ini memiliki gejala –gejala mal adaptif yang jauh lebih kompleks dibandingkan temantemannya. Berdasarkan hasil observasi di lapangan dan wawancara diketahui TT Sering minta izin keluar kelas, Tidak konsentrasi dalam belajar, Suka melamun dalam belajar maupun di luar kelas, Memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan teman sekelas, Pernah melakukan tindakan melukai diri sendiri sewaktu belajar, Nilai rapor semester I tahun pelajaran 2013/2014 rendah, TT selalu kelihatan letih, lesu dan pucat, Cabut sewaktu jam pelajaran, Sering bertengkar dengan ibunya. Gejala-gejala tersebut diperkirakan sangat mengganggu dan menyulitkan TT dalam melaksanakan tugas belajarnya secara optimal. Berdasarkan kondisi tersebut penulis tertarik untuk melakukan pengkajian mendalam dalam bentuk studi kasus individual. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendeskripsikan kondisi fisik,sejarah
Jurnal Pelangi kehidupan dan kondisi kesehatan TT. 2) Mendeskripsikan kondisi psikis TT seperti Sikap dan kebiasaan belajar, kemajuan belajar, hubungan dengan keluarga, hubungan dengan teman sekelas dan hubungan dengan teman sebaya di masyarakat. 3) Mengungkapkan faktor penyebab munculnya kesulitan belajar. 4) Menemukan cara penanggulangan masalah dan kesulitan belajar TT. 5) Melakukan evaluasi terhadap perubahan sikap dan perilaku serta perkembangan psikis TT setelah diberi bantuan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada Siswa Kasus (TT) dalam mengembangkan potensi dirinya. Sedangkan bagi Guru Pembimbing dapat meningkatkan pelayanan BK secara lebih intensif di masa mendatang. Belajar adalah suatu proses dan berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan. Ini berarti bahwa dalam belajar itu terdapat berbagai aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuannya. Ahmadi (1991) mengatakan aktivitas tersebut antara lain :1) Mendengarkan, 2) Melihat/memandang, 3) Meraba, membaui, mencicipi, 4) Menulis, mencatat, 5) Membaca, 6) Membuat ikhtisar , ringkasan, 7) Mengamati tabel, 8) Menyusun paper, 9) Mengingat, 10) Berfikir, 11) Latihan dan praktek. Dalam melakukan aktivitas belajar ini ternyata tidak semua siswa dapat melakukannya dengan baik. Kenyataan ini sering ditemukan pada siswa yang bermasalah dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di rumah, terutama
145 dalam kaitannya dengan tugas belajar. Menurut Ahmadi (1991) kesulitan belajar tersebut sebenarnya tidak selalu disebabkan oleh faktor IQ yang rendah. Akan tetapi dapat disebabkan oleh faktor non IQ. Dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Suryabrata (1984) mengatakan faktor penyebab kesulitan belajar itu bisa diakibatkan oleh 2 faktor penting yaitu: 1) Faktor individual, meliputi: kematangan, kecerdasan, latihan dan ulangan, motivasi dan sifat pribadi orang yang bersangkutan. 2) Faktor sosial, mencakup: keluarga, guru, cara guru mengajar, alat pelajaran, motivasi sosial, lingkungan dan keselamatan. Kalau di sekolah ditemukan siswa yang menglami prestasi belajar rendah atau lemahnya motivasi dalam belajar bahkan mengalami kegagalan, maka dapat dianalisa sebagai akibat adanya permasalahan dalam belajar. Prayitno (1997) menjelaskan berdasarkan AUM PTSDL kesulitan belajar yang dialami para siswa berhubungan dengan bidang : 1) Prasyarat penguasaan materi pelajaran, 2) Keterampilan belajar, 3) Sarana belajar, 4) Diri pribadi, 5) Lingkungan belajar dan sosio emosional. Kata “kasus “ sama sekali tidak mengacu kepada pengertian “tentang perkara” yang berkaitan dengan masalah kriminal. Menurut Prayitno (1999) kata kasus dalam BK sekedar untuk menunjukkan adanya suatu permasalahan tertentu pada diri seseorang yang perlu mendapatkan perhatian dan pemecahan demi kebaikan untuk diri orang yang bersangkutan.
146 Pembicaraan tentang kasus yang menyangkut seseorang justru bermaksud untuik memahami permasalahan yang dialami oleh individu tertentu sebagaimana adanya untuk dapat dicari jalan keluar secara tepat dan berhasil agar orang yang mengalami permasalahan tersebut dapat kembali mencapai keadaan yang menyenangkan dan membahagiakan. Fungsi BK di sekolah menurut Prayitno (1997) adalah: 1) fungsi pemahaman, 2) fungsi pencegahan, 3) fungsi pengentasan, 4) fungsi pemeliharaan dan pengembangan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi kasus individual. Untuk mengidentifikasi data, penulis menggunakan instrumen yaitu: Alat Ungkap Masalah (AUM) Umum dan AUM PTSDL. 2) Wawancara. 3) Observasi, 4) Dokumentasi. 5) Sosiometri. 6) Kunjungan Rumah. Teknik pemecahan kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Teknik Pemberian Contoh, 2) Teknik Kursi Kosong, 3) Teknik Dissensitisasi. Strategi Pemecahan Kasus melalui Layanan BK yang penulis lakukan adalah: 1) Layanan Konseling Perorangan, 2) Pemberian Layanan Informasi, 3) Pemberian Layanan Pembelajaran. Sistem penyajian dan analisis data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) Identifikasi Data Kasus, 2) Diagnosis, 3) Prognosis, 4) Treatmen/perlakuan, 5) Evaluasi, 6) Laporan.
Maryenita Lubis HASIL DAN PEMBAHASAN Dari alat pengumpul data diperoleh berbagai informasi tentang siswa kasus. Informasi tersebut diperoleh melalui pengadministrasian: 1) Alat Ungkap Masalah (AUM) Umum, yaitu: teridentifikasi bahwa TT memiliki masalah dalam Jasmani dan Kesehatan (JDK), Hubungan Sosial (HSO), Ekonomi dan Keuangan (EDK), Pendidikan Dan Pelajaran (PDP), Agama, Nilai dan Moral (ANM), Keadaan Dalam Hubungan Keluarga (KHK). Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Alat Ungkap Masalah (AUM) PTSDL, teridentifikasi bahwa TT memiliki masalah dalam: Prasyarat Penguasaan Materi Pelajaran, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar, Diri Pribadi Siswa, Lingkungan Belajar dan Sosio Emosional siswa. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi tentang: sejarah singkat kehidupan siswa kasus, kegiatan belajar siswa kasus di rumah, kegiatan sehari-hari selain belajar, hubungan siswa kasus dengan kedua orang tuanya serta saudaranya, teman belajar siswa kasus di rumah, dorongan orang tua terhadap kegiatan belajar siswa kasus di rumah, fasilitas belajar di rumah, hubungan siswa kasus dengan kerabat orang tuanya, riwayat kesehatan siswa kasus, kepedulian orang tua terhadap masalah siswa kasus. Hasil observasi langsung terhadap kondisi siswa kasus dan ternyata hasilnya tidak jauh berbeda dari informasi yang diperoleh melalui wawancara. Berdasarkan Data dokumentasi diperoleh data nilai hasil belajar yang
Jurnal Pelangi rendah, sering kali absen dan bukti kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa Ulu Gadut Padang. Dari Sosiometri: di kelas TT termasuk siswa yang terisolir. Hasil kunjungan rumah melihat bagaimana kondisi TT di rumah. Diagnosis Berdasarkan hasil identifikasi data, masalah siswa kasus adalah: 1) Hasil belajar rendah, 2) Motivasi belajar rendah, 3) Perasaan tertekan karena tidak dapat menerima kondisi ekonomi yang berubah sehingga dia sering melamun dan menyendiri serta malas belajar, 4) Ada benjolan di otak, sering pusing dan sakit kepala, 5) Perasaan TT yang kehilangan figur ayah yang begitu dekat dengan dirinya, sedangkan ibunya terlalu protektif terhadap TT dengan alasan menjaga kesehatan TT sehingga mereka sering bertengkar dan berselisih paham, 6) TT tidak bebas bergaul dengan temantemannya, 7) TT kurang menjalankan aktivitas keagamaan, 8) TT tidak memiliki keterampilan belajar. Prognosis Pada tahap ini diterapkan strategi pemecahan masalah kasus melalui layanan BK. Treatman/Perlakuan Dibuat kontrak dengan TT untuk dapat melaksanakan semua rencana yang telah disusun yaitu: 1) Layanan Konseling Perorangan satu kali seminggu untuk mencek kembali sejauh mana TT melakukan hasil konseling sebelumnya. 2) Pemberian Layanan Informasi: bidang keagamaan, sikap dan hubungan dengan orang tua sesuai
147 dengan tuntunan agama, bidang kesehatan tentang penyakit yang sedang dialami dan pola hidup sehat, cara belajar yang baik dan hubungan sosial. 3) Pemberian Layanan Pembelajaran seperti: pengembangan motivasi belajar, sikap dan kebiasaan belajar. Evaluasi/Penilaian Penulis selalu melakukan penilaian berupa penilaian proses dan penilaian hasil dalam bentuk Penilaian Segera (LAISEG), Penilaian Jangka Pendek (LAIJAPEN) dan Penilaian Jangka Panjang (LAIJAPANG). Studi kasus terhadap TT menunjukkan kompleksnya permasalahan yang dihadapi sehingga berdampak terhadap kegiatan belajar yang dilakukannya. Berdasarkan hasil identifikasi data dan kegiatan diagnosis serta prognosis yang dilakukan dalam layanan BK, maka dapat diketahui mengapa TT sering minta izin keluar kelas dan cabut sewaktu jam pelajaran berlangsung, tidak konsentrasi dalam belajar dan sering melamun dalam belajar maupun di luar kelas. Ternyata kondisi kesehatan jasmani TT dan gangguan kesehatan yang dialaminya membuat TT selalu kelihatan letih, lesu dan pucat. Akibatnya ia sering merasa tidak konsentrasi dan melamun, tidak betah di dalam kelas sehingga ia sering keluar masuk kelas sewaktu jam pelajaran berlangsung. Hal ini juga menyebabkan motivasi belajarnya menjadi rendah, malas belajar dan sikap dan tingkah laku lainnya yang tidak mendukung proses belajarnya. Kondisi ekonomi yang tidak bisa diterima oleh TT membuat dia
148
Maryenita Lubis
sering melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan tuntutan aktivitas belajar. Selain itu komunikasi yang kurang baik dengan ibunya, Sikap over protective dengan alasan menjaga kesehatan TT membuat dia tidak bisa membina hubungan sosial yang harmonis dengan teman-temannya. Hal itu juga menjadi penyebab mengapa mereka sering bertengkar. Informasi keberadaan figur sang ayah yang tidak diketahui yang selama ini sangat dekat dengan TT membuatnya sering melamun bahkan pernah melakukan tindakan melukai dirinya sendiri sebagai bentuk protesnya terhadap ibunya yang tidak pernah mau berterus-terang. Dalam kegiatan penelitian yang dilakukan, penulis memberikan bantuan kepada TT melalui kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling. Setelah beberapa pertemuan, maka secara perlahan-lahan kondisi TT mulai berubah dan pada akhir semester dua, dia bisa naik kelas.
yang sama. 2) Diperlukan koordinasi yang baik dengan orang tua siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga permasalahan mereka tidak berlarutlarut.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) kondisi kesehatan jasmani penting dalam belajar, 2) Tekanan psikis dalam diri siswa menbuat siswa melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan aktivitas belajar, 3) Faktor keluarga terutama orang tua sangat berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa kasus. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan yaitu: 1) Perlu adanya tindak lanjut terhadap siswa kasus yang telah mendapat bantuan agar ia tidak kembali mengalami masalah
Munro, E.all. (1983). Counseling, A Skills Approach. Wellington: Methuen Publications.
UCAPAN TERIMA KASIH Terbitnya tulisan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pihak STKIP PGRI Sumatera Barat khususnya pengelola jurnal Pelangi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menulis di Jurnal Pelangi. DAFTARPUSTAKA Ahmadi, A. Rohani, A. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Darajad, Z. (1996). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Munadir. (2001). Ensiklopedia Pendidikan. Malang: UM.Press
Prayitno,dkk. (1997). Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Buku III. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prayitno. Amti, E. (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, S. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.