No. 12/ATW/September/2014
ISSN 1693-6329
PENANGGULANGAN KEKUSUTAN KAIN KAPAS BERBASIS KONSENTRASI RESIN DAN KATALIS SERTA TEMPERATUR DAN WAKTU CURING Oleh : 1)Subiyati, Yuni Utami 1) 2) Jurusan Kimia Tekstil Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRACT The quality of fabric , the result of the action of perfecting the rumpled tenacity can be seen from the value of the return angle to the direction warp and weft. The result of the experiment with Taguchi method shows that the factors influence in maximizing the value of the fabric return angle to direction of warp are the yoritex concentrate F - RCC Cone (A), curing temperature (C). And curing time (D). The factors influence in maximizing the value of fabric return angle to weft are the yoritex concentrate F - RCC Cone (A), Yoritex concentrate F-UR (B) And curing time (D). The optimum condition reached at parameter setting A3,B1,C3,D2, it means that to maximize the value of the fabric return angle to warp and weft, it is nuded the combination level factor of Yoritex F – RCC Cone 65 g/ℓ, Yoritex concentrate F – UR 16 g/ℓ, curing temperature 150 0C and curing time 4 minute. The result from the industry standart condition and optimum condition show the value of fabric return angle to lusi 113,30 and optimum condition 120 0 (5,9 %) and the value of fabric return angle to weft 118,33 0 andoptimum condition is 128,33 0 ( 8,5 % ) of industry standard. The fabric perfecting cost in optimum condition in Rp. 23,90/meter more expensive than. The industry standard condition.
KeyWord :Taguchi, Resin Concentrate, Katalis Concentrate, Curing Temperature, And Curing Time I.
PENDAHULUAN
Batik menjadi begitu populer sejak ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada th 2009. Kondisi ini memberikan dampak positif bagi industri batik karena banyak kabupaten / kota yang mengapresiasi dengan memberlakukan salah satu hari menjadi hari yang harus berpakaian /berseragam batik. Kebijakan tersebut memberikan arti yang luar biasa bagi industri batik di Indonesia baik industri yang berskala kecil maupun besar, karena bisa menggerakkan sekaligus mengangkat perekonomian rakyat yang berarti akan ada peningkatan pendapatan bagi daerah. Batik adalah kain bermotif yang diproses melalui beberapa tahap dengan menggunakan lilin batik atau malam, sehingga diperoleh kain dengan motif yang indah . Kain batik identik dengan kain kapas karena kain kapas merupakan bahan baku yang paling banyak digunakan pada industri batik karena mudah didapat dan harganya relatif lebih murah bila dibandingkan dengan kain sutera. Sampai saat ini kain kapas masih menempati urutan teratas pada penggunaan bahan baku di dalam industri batik karena kain kapas paling banyak diminati konsumen, terbukti pada data ekspor batik kota Solo yang kembali mencetak nilai tertinggi. Sepanjang tahun 2011 ekspor batik tercatat menembus US $ 12,83 juta. Angka tersebut meningkat 26 % dibanding nilai ekspor 2010, sedangkan pasar domestik masih mendominasi dari keseluruhan produk ekspor. Data Disperindag Jateng, nilai ekspor tekstil mencapai 3,2 miliar dollar AS, untuk batik yaitu sekitar 1,4 miliar dolar AS, setelah tekstil dan produk tekstil , penyumbang ekspor lainnya adalah industri furniture 11% serta makanan dan minuman sekitar 2% (Solo Pos 2012). Kain kapas mempunyai kelebihan yaitu dalam hal daya serapnya yang tinggi sehingga terasa nyaman bila dipakai dan sangat cocok bila dipakai di daerah tropis seperti Indonesia, akan tetapi kain kapas juga mempunyai kelemahan yaitu mudah kusut. Ketahaan kusut pada bahan tekstil adalah suatu sifat dari kain yang berhubungan dengan kemampun kembali dari deformasi lipatan yang terjadi selama pemakaian. Kain kapas mudah kusut karena kain kapas mempunyai elastisitas yang jelek dan susunan molekulnya berbentuk amorf atau tidak teratur . Molekul tersebut akan bergeser saat terlipat dan akan sulit kembali ke posisi semula ketika lipatan atau tekukan dilepas (Murdoko,1980). Kemampuan kembali ke bentuk semula ini ada yang langsung terjadi yang berarti bahan tersebut tahan terhadap deformasi dan ada yang lambat sehingga timbul lipatan yang dikatakan kusut, (Morton, 2010). Ada dua istilah yang berhubungan dengan kekusutan yaitu ketahanan terhadap JURNAL TEKNIKA ATW -15
No. 12/ATW/September/2014
ISSN 1693-6329
kekusutan (crease resistance ) dan kemampuan kembali dari kekusutan (crease recovery). Kalau suatu bahan tekstil jelek crease resistancenya maka jelek pula crease recoverynya atau dengan kata lain kain tersebut mudah kusut.(Murdoko 1980). Peningkatan sifat anti kusut dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan menghilangkan ikatan hidrogen intra dan antar molelekul. Hal ini dapat dilakukan dengan menyisipkan suatu senyawa menggantikan gugus hidroksil dengan senyawa lain yang lebih bulky ( Walace 2003 ). Menambahkan atau menyisipkan suatu senyawa, susunan antar rantai selulosa menjadi tidak terlalu rigid sehingga ketika ada tekukan terjadi deformasi elastis, oleh karena itu molekul mudah untuk kembali keposisi semula.(Morton,1997). Cara lain untuk mengatasi kekusutan adalah dengan membentuk ikatan silang antar rantai berupa ikatan kimia (Lickfield dkk, 2000 : Vvoncina, 2002). Saat terjadi deformasi tekukan, ikatan silang tidak putus shingga ketika gaya dilepas susunan rantai kembali ke posisi semula. Prinsip penyempurnaan anti kusut yang kedua adalah pembentukan ikatan silang antara molekul selulosa dengan suatu senyawa yang mempunyai minimal dua buah gugus fungsional (Hashem dan Hauser2003 ,Kuang 2004). Untuk mendapatkan hasil yang baik pada proses penyempurnaan resin maka perlu diketahui faktor - faktor yang mempengaruhi hasil dari proses tersebut, yaitu : jenis resin , konsentrasi resin, konsentrasi katalis , temperatur dan waktu proses. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan, bahwa ada hubungan pengaruh variabel yang digunakan dalam penelitian.Yusuf (1996) melakukan penelitian tentang pengaruh jenis resin dan temperatur proses terhadap kekusutan kain baik arah lusi maupun arah pakan. Hasil penelitian didapatkan, bahwa jenis resin dan temperatur proses berpengaruh terhadap nilai kekusutan kain arah lusi dan pakan. Dinnur (2000) melakukan eksperimen tentang pengaruh variasi konsentrasi katalis dan waktu proses terhadap kekusutan kain kapas yang menyatakan bahwa konsentrasi katalis dan waktu proses berpengaruh pada hasil ketahanan terhadap kekusutan. (Saadijah 2006) menjelaskan bahwa Esterifikasi kain kapas dengan turunan karboksilat dapat menaikkan sifat ketahanan kusut kain kapas.Semakin besar ukuran molekul turunan karboksilat yang digunakan semakin besar nilai ketahanan kusut kain kapas. Konsentrasi resin pada penyempurnaan kain antikusut, selain berpengaruh terhadap ketahanan kusut kain, juga berpengaruh terhadap kekakuan kain, tahan api dan anti kotor. (Maskur, 2004). Penelitian yang akan dilakukan adalah merancang dengan mengintegrasikan beberapa faktor yang mempengaruhi proses penyempurnaan ketahanan kusut kain dengan harapan bisa memperoleh nilai ketahanan kusut kain kapas yang optimal. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai sudut kembali kain arah lusi dan pakan pada uji ketahanan kusut kain kapas. 2. Mengetahui kombinasi level faktor optimal pada uji ketahanan kusut kain kapas. Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan di laboratorium Finishing dan Evaluasi Tekstil Akademi Teknologi Warga Surakarta. 2. Parameter yang digunakan dalam pengujian ketahanan kusut kain kapas adalah nilai sudut kembali kain arah lusi dan pakan. 3. Percobaan dilakukan dengan menggunakan empat faktor dan tiga level pada masing-masing faktor dengan tiga kali replikasi. 4. Penelitian ketahanan kusut kain kapas dibatasi pada penggunaan resin dengan nama dagang Yoritex F – RCC Conc, kain yang diproses adalah Kapas 100 %. 5. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Taguchi dengan karakteristik kualitas Large the Better (LTB). II. Bahan dan Metode A. Bahan dan Peralatan 1. Bahan - Kain katun 100 % - Resin 2. Peralatan - Mini Padder - Timbangan - Thermometer
JURNAL TEKNIKA ATW -16
No. 12/ATW/September/2014
ISSN 1693-6329
- Baker Glass - Pipet Ukur - Mini Curing - Crease Recovery Tester B. Metode Penelitian ini menggunakan metode Taguchi yang merupakan suatu sistem dalam Penanggulangan Kekusutan Kain Kapas yang mempertimbangkan penghematan biaya eksperimen dengan menerapkan konsep-konsep rekayasa dan statistik. Penggunaan metode Taguchi sangat membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas suatu produk karena dengan menggunakan metode Taguchi, perusahaan akan dapat memperoleh informasi statistik tentang kualitas suatu produk dengan menjalankan sejumlah eksperimen yang bertujuan untuk membuat desain proses dan produk dalam membuat suatu produk (off line quality control). Metoda Taguchi ini sangat membantu dalam melakukan pengujian, Genechi Taguchi mengusulkan suatu teknik untuk menyederhanakan eksperimen tanpa mengurangi esensi dari percobaan. Taguchi melakukan pendekatan dengan Fraksional Factorial Eksperimen (FFE) yang standar dan konsisten sehingga meningkatkan efisiensi dari percobaan yang akan dilakukan. Dalam perancangan dan pembuatan produk tidaklah mudah untuk menghasilkan suatu produk yang seragam atau sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Dimana Kekusutan Kain Kapasdalam penyempurnaan ketahanan kusut kain dapat diketahui berdasarkan nilai sudut kembali kain arah lusi dan pakan.Oleh karena itu ketahanan kusut kain dalam penelitian ini adalah besarnya ketahanan kusut kainarah lusi dengan fungsi tujuan adalah The Large The Better (LTB). Kekusutan Kain Kapasdalam penyempurnaan ketahanan kusut kain adalah nilai ketahanan kusut kain, yang nilai ketahanan kusut kain arah pakan. Oleh karena itu ketahanan kusut kain dalam penelitian ini adalah besarnya ketahanan kusut kain arah pakan dengan fungsi tujuan adalah The Large The Better (LTB). Dalam perancangan kualitas Taguchi merekomendasikan beberapa karakteristik dari signal to noise ratio , namun dalam penelitian ini hanya digunakan satu karakteristik saja yaitu : Larger-the-Better (LTB) Memiliki karakteristik kualitas yang kontinyu dan tidak negatif yang mempunyai nilai dari 0 sampai ~ dimana nilai target yang diharapkan adalah selain 0 atau dengan kata lain mempunyai nilai sebesar mungkin, sehingga signal to noise ratio dapat dihitung dengan rumus : n SNRLTB 10 Log 1 1 2 n yi i n
dengan : n = jumlah tes di dalam percobaan (trial). yi = nilai respon dari tiap replikasi. Sedangkan factor-faktor/variabel yang di ukur dan akan mempengaruhi ketahanan kusut kain adalah sebagai berikut : 1. Variabel a. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat/variabel respon (Sugiyono 2009 h.39). dalam penelitian ini variabel bebas/faktor yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1) Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc (A) 2) Konsentrasi Yoritex F – UR (B) 3) Temperatur curing (C) 4) Waktu curing) (D) b. Variabel terikat/respon (Dependent Variable) adalah veriabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (sugiyono 2009, h.39). variabel terikat merupakan himpunan sejumlah gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur didalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi lain. Pada
JURNAL TEKNIKA ATW -17
No. 12/ATW/September/2014
ISSN 1693-6329
penelitian ini terdapat dua veriabel terikat atau Variabel respon adalah : ketahanan kusut kain arah lusi dan arah pakan, Variabel ini sebagai output penelitian. c. Variabel kontrol. Penlitian ini merupakan penelitian eksperimen, ciri khusus penelitian eksperimen adalah adanya kontrol terhadap variabel yang diduga mempengaruhi hasil penelitian. Pada penelitian ini kontrol yang dilakukan adalah kontrol faktor hasil penganjian tanpa treadment pada Variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini terdiri dari 4 (empat) faktor utama dan 3 (tiga) level, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Faktor Kendali Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc Konsentrasi Yoritex F - UR Temperatur curing Waktu curing
Level 1 25 g/l 16 g/l 130 0 C 2 menit
Level 2 45 g/l 36 g/l 140 0 C 4 menit
Level 3 65 g/l 56 g/l 150 0 C 6 menit
Dengan memvariasikan keempat factor dan ketiga level tersebut diharapkan mendapatkan desain ketahanan kusut kain arah lusi dan arah pakan 2. Eksperimen Pada penelitian ini , dengan memvariasikan variabel bebas yaitu Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc, Konsentrasi Yoritex F – UR, Temperatur curing, Waktu curing Dimana Array orthogonal dan setting parameter pengujian yang digunakan adalah menggunakan Matriks orthogonal standar dengan 3 level mempunyai pilihan matriks orthogonal seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Matriks Orthogonl 3 level L9 (34) L27 (313) L81(340) (sumber : Soejanto, 2009) Untuk menentukan matriks array orthogonal yang sesuai yaitu pada array matriksorthogonal L9 ( 34 ), artinya bahwa dalam melakukan percobaan dengan 4 faktor dan 3 level seharusnya dilakukan 81 kali percobaan, namun dengan orthogonal L9 dapat diwakili dengan 9 percobaan asalkan dalam percobaan dapat diketemukan variasi yang ideal antara faktor dengan level pada nomor/trial yang sama dan masuk dalam array matriks orthogonal.
Dengan array matriks orthogonal L9, maka setting level terhadap variasi antara empat (4) faktor dengan tiga (3) level dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
TRIAL 1.
Kombinasi Faktor Level A1,B1,C1,D1.
2.
A1, B2, C2, D2.
3.
A1, B3, C3, D3
4.
A2, B1, C2, D3
Faktor
Level
Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc ,g/l Konsentrasi Yoritex F - UR , g/l Temperatur Curing, 0C Waktu Curing, menit Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc ,g/l Konsentrasi Yoritex F - UR , g/l Temperatur Curing, 0C Waktu Curing, menit Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc ,g/l Konsentrasi Yoritex F - UR , g/l Temperatur Curing, 0C Waktu Curing, menit Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc ,g/l Konsentrasi Yoritex F - UR , g/l Temperatur Curing, 0C Waktu Curing, menit
25 16 130 2 25 36 140 4 25 56 150 6 25 16 140 6
JURNAL TEKNIKA ATW -18
No. 12/ATW/September/2014
ISSN 1693-6329
5.
A2, B2, C3, D1
6.
A2, B3, C1, D2
7.
A3, B1, C3, D2
8.
A3,B2,C1,D3
9.
A3, B3, C2, D1
Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc ,g/l Konsentrasi Yoritex F - UR , g/l Temperatur Curing, 0C Waktu Curing, menit Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc ,g/l Konsentrasi Yoritex F - UR , g/l Temperatur Curing, 0C Waktu Curing, menit Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc ,g/l Konsentrasi Yoritex F - UR , g/l Temperatur Curing, 0C Waktu Curing, menit Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc ,g/l Konsentrasi Yoritex F - UR , g/l Temperatur Curing, 0C Waktu Curing, menit Konsentrasi Yoritex F-RCC Conc ,g/l Konsentrasi Yoritex F - UR , g/l Temperatur Curing, 0C Waktu Curing, menit
45 36 150 2 45 56 130 4 65 16 150 4 65 36 130 6 65 56 140 2
Hasil perhitungan Perhitungan Anova Sudut kembali kain arah Lusi .Data Pengujian Sudut kembali kainarah lusi A
B
C
D
n1
Data uji (o) n2
1 1 1 2 2 2 3 3 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 3 2 3 1 3 1 2
1 2 3 3 1 2 2 3 1
100 105 110 115 105 110 120 115 115
105 110 110 110 110 110 120 110 110
Eksp 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Faktor
n3
∑X
X
100 105 110 115 105 115 120 115 110
305 320 330 340 320 335 360 340 335
101,66 106,66 110 113,33 106,66 111,66 120 113,33 111,66
2985
A1 = 955 A2 = 995 A3 = 1035
B1 = 1005 B2 = 980 B3 = 1000
C1 = 980 C1 = 995 C1 = 1010
110,55
D1 = 960 D2 = 1015 D3 = 1010
1. Menghitung jumlah kuadrat 𝑘
𝑛
𝑇=[
𝑌𝑖𝑗] 𝑖=1 𝑗 =1
T = 100 + 105 + ... + 115 + 110 = 2985 2. Menghitung derajat bebas VT = Derajat bebas total = N -1 = 27 – 1 = 26 VA = Derajat bebas faktor A= KA -1 =3–1=2 Dengan cara yang sama dapat dicari faktor B,C dan D
JURNAL TEKNIKA ATW -19
No. 12/ATW/September/2014
ISSN 1693-6329
3. Menghitung derajat bebas error Ve = derajat bebas eror= VT - VA – VB – VC – VD = 26 – 2 - 2 – 2 – 2 = 18 CF =
T2 N
=
(2985)2 27
= 330.008,33 k
n
SST = [
Yij] − CF i=1 j=1
= (100)2 + (105)2 + (110)2 + ... + (120)2 + (115)2 + (110)2 – 330.008,33 SST = 766,67 4. Menhitung jumlah kuadrat rerata k SSA = [ ∑Ǻi 2 ] - CF i=1 n A 955 2
995 2
1035 2
SSA = + 9 + - 330.008,33 = 355,56 9 9 Dengan cara yang sama dapat dihitung SSB, SSC, SSD SSE = SST - SSA - SSB - SSC - SSD = 766,67 – 355,56 – 38,89 – 50,00 – 205,56 = 116,66 5. Menghitung Mean of Square(MS) suatu faktor SSA 355,56 MSA = VA = 2 = 177,78 Dengan cara yang sama dapat dihitung MSB, MSC, MSD dan MSE 6. Menghitung F ratio suatu Faktor 𝑀𝑆𝐴 177,78 F hitung Faktor A (FA) = = = 27,4 𝑀𝑆𝐸
6,48
Dengan cara yang sama dapat dihitung FB, FC, FD Dari perhitungan diatas, kemudian disusun kedalam daftar ANOVA seperti tercantum pada tabel dibawah ini : Tabel Daftar ANOVA Sudut kembali kainarah lusi Sumber Variasi Faktor A B C D Kekeliruan (Error)
Dk 2 2 2 2 18
SS 355,56 38,89 50 205,56 116,66
MS 177,78 19,44 25 102,78 6,48
F hitung 27,4 3,0 3,85 15,86 -
F tabel 3,55 3,55 3,55 3,55 -
Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantum pada tabel. 5. diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel respon sudut kembali kain arah lusi adalah Konsentrasi Yoritex F – RCC Conc ( A), Temperatur Curing ( C ), dan Waktu Curing ( D ) , dimana F hitung dari ketiga faktor utama > F tabel. Faktor Konsentrasi Yoritex F – UR ( B ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable respon sudut kembali kain arah lusi, karena F hitung < F tabel. Perhitungan Anova sudut kembali kainarah pakan Tabel Data Pengujian sudut kembali kainarah pakan A
B
C
D
n1
Data uji (o) n2
1 1 1 2 2 2 3 3 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 3 2 3 1 3 1 2
1 2 3 3 1 2 2 3 1
105 110 115 120 105 120 125 120 115
105 105 115 120 110 115 130 120 120
Eksp 1. 2, 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9
Faktor
n3
∑X
X
100 110 110 120 110 120 130 120 120
310 325 340 360 325 355 385 360 355
103,33 108,33 113,33 120 108,33 118,33 128,33 120 118,33
JURNAL TEKNIKA ATW -20
No. 12/ATW/September/2014
A1 = 975 A2 = 1040 A3 = 1100
ISSN 1693-6329
B1 = 1055 B2 = 1010 B3 = 1050
C1 = 1025 C2 = 1050 C3 = 1050
D1 = 990 D2 = 1065 D3 = 1060
1. Menghitung jumlah kuadrat 𝑘
𝑛
𝑇=[
𝑌𝑖𝑗] 𝑖=1 𝑗 =1
T = 105 + 110 + ... + 120 + 120 = 3115 2. Menghitung derajat bebas VT = Derajat bebas total = N -1 = 27 – 1 = 26 VA = Derajat bebas faktor A = KA -1 = 3 – 1 = 2 Dengan cara yang sama dapat dicari faktor B,C dan D 3. Menghitung derajat bebas error VE = derajat bebas eror = VT - VA – VB – VC – VD = 26 – 2 - 2 – 2 – 2 = 18 CF =
T2 N
=
(3115 )2 27
= 359378,70 k
n
SST = [
Yij] − CF i=1 j=1
= [(105)2 + (110)2 + (115)2 + ... + (130)2 + (120)2 + (120)2] – 359378,70 = 360925 – 359378,7 SST = 1546,3 4. Menghitung jumlah kuadrat rerata k SSA = [ ∑Ǻi 2 ] - CF i=1 n A 975 2
1040 2
1100 2
SSA = + + - 359378,70 = 868,52 9 9 9 Dengan cara yang sama dapat dihitung SSB, SSC, SSD SSE = SST - SSA - SSB - SSC - SSD = 1546,3 + 868,52 + 135,19 + 35,19 + 390,74 SSE =116,66 5. Menghitung Mean of Square (MS) suatu faktor SSA 868,52 MSA = VA = 2 = 434,26 Dengan cara yang sama dapat dihitung MSB, MSC, MSD dan MSE 6. Menghitung F ratio suatu faktor 𝑀𝑆𝐴 434,26 F hitung Faktor A (FA) = 𝑀𝑆𝐸 = 6,48 = 67,01 Dengan cara yang sama dapat dihitung FB, FC, FD Dari perhitungan diatas, kemudian disusun kedalam daftar ANOVA seperti tercantum pada tabel dibawah ini : Tabel Daftar ANOVA Sudut kembali kain arah pakan Sumber Variasi Faktor A B C D Kekeliruan (Error)
Dk 2 2 2 2 18
SS 868,52 135,19 35,19 390,74 116,66
MS 434,26 67,7 17,6 195,37 6,48
F hitung 67,01 10,43 2,71 30,15 -
F tabel 3,55 3,55 3,55 3,55 -
JURNAL TEKNIKA ATW -21
No. 12/ATW/September/2014
ISSN 1693-6329
Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantum pada table 7 diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel respon sudut kembali kain arah pakan adalah Konsentrasi Yoritex F – RCC Conc( A), Konsentrasi Yoritex F – UR ( B ) dan Waktu Curing ( D ), karena F hitung > F tabel. Temperatur Curing ( C ), tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable respon sudut kembali kain arah pakan, karena F hitung < dari F tabel. Uji beda Untuk membandingkan antara kondisi optimal dengan standar industri, maka dilakukan perhitungan uji beda. Tabel Perbandingan hasil uji sudut kembali kainArah lusi (0 ) Optimal (A3B1C3D2) Standar Industri(X2) (X1) 115 120 110 120 115 120
X 2 =113,33
X 1 =120,00
Uji beda dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil eksperimen optimal mampu menaikkan rata-rata nilai ( 0 ) sudut kembali pada ujiketahanan kusut kain arah lusiterhadapstandar industri (LTB). Hipotesis : H0 : Hasil eksperimentidak mampu menaikkanrata – ratanilai sudut kembali pada kondisi optimal terhadap standar industri H1 : Hasil eksperimenmampu menaikkanrata – rata nilai sudut kembali pada kondisi optimal terhadap standar industri. Tingkat signifikansi : α = 5 % Kriteria pengujian : H0 diterima apabila -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel H0 ditolak apabila thitung> t tabel Membandingkan nilai thitungdengan ttabel . Diketahui : H0 : μ1 – μ2 = 0 H1 : μ1 – μ2> 0 = 5% ; t tabel = t (n1+n2-2) = 2,13 n1 = 3 dan n2 = 3
1 1 xi1 (120 120 120) 120 n 3 1 1 x 2 xi 2 (115 110 115) 113,33 n 3 x1
1 1 ( xi1 x 1 ) 2 (0 0 0) 0 n1 1 2 1 1 ( xi 2 x 2 ) 2 (2,79 11,09 2,79) 8,33 n1 1 2
s12
s 22
to
x 1 x2
n1 1S1
2
to
to =
n2 1S 22
120 113,33 2x0 (2) x8,33
n1 n2 (n1 n2 2) n1 n2
3x3(3 3 2) 33
6,67 (2,45) 4,08
to = 4,00 Kesimpulan: karena t hitung =4,00, maka dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung>ttabel = 4,00 JURNAL TEKNIKA ATW -22
No. 12/ATW/September/2014
ISSN 1693-6329
>2,13, artinya ada kenaikkan nilai rata-rata ( 0 ) sudut kembali pada uji ketahanan kusut kain arah lusi optimal terhadap standar industri. Tabel Perbandingan hasil uji sudut kembali kainArah pakan( 0 ) Standar Industri Optimal (A3B1C3D2) (X2) (X1) 120 125 115 130 120 130
X 2= 118,33
X 1= 128,33
Uji beda dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil eksperimen optimal mampu menaikkan rata-rata nilai ( 0 ) sudut kembali pada uji ketahanan kusut kain arah pakan terhadap hasil Standar Industri (LTB). Hipotesis : H0 : Hasil eksperimen tidak mampu menaikkan rata – rata nilai ( 0 ) sudut kembalipada kondisioptimal terhadap kondisi standar industri. H1 :Hasil eksperimenmampu menaikkan rata – rata nilai ( 0 )sudut kembal pada kondisi optimalterhadap kondisi standar industri. Tingkat signifikansi : α = 5 % Kriteria pengujian : H0 diterima apabila -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel H0 ditolak apabila thitung> ttabel Membandingkan nilai thitungdengan ttabel . = 5% ; t tabel = t (n1+n2-2) = 2,13 n1 = 3 dan n2 = 3
1 1 xi1 (125 130 130) 128,33 n 3 1 1 x 2 xi 2 (120 115 120) 18,33 n 3
x1
s12
1 1 ( xi1 x 1 ) 2 2 (11,08 2,79 2,79) 8,33 n1 1
s 22
1 ( xi 2 x 2 ) 2 (2,79 11,08 2,79) 8,33 1 2 n1 1
to
x 1 x2
n1 1S1 n2 1S 2 2
to
2
128,33 - 118,33 (3 1).8,33 (3 1).8,33
n1n2 (n1 n2 2) n1 n2 3x3(3 3 2) 33
10 36 5,77 6 to= 4,24 Kesimpulan: karena t hitung = 4,24, maka dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung> ttabel = 4,24> 2,13, artinya ada kenaikkan nilai rata-rata ( 0 )sudut kembali pada uji ketahanan kusut kain arah pakan optimal terhadapstandar industri. Perhitungan Ekonomi Proses penyempurnaan ketahanan kusut kain kapas dikerjakan pada mesin Pad – Cure dengan kecepatan 30 m/menit. Efisiensi total mesin 70 % ,Buruh langsung 6 orang dengan upah rata-rata Rp. 50.000 perhari (8 jam ). Panjang kain per Kg = 8,5 m. Biaya Overhead ditentukan sebesar 40 % dari to =
JURNAL TEKNIKA ATW -23
No. 12/ATW/September/2014
ISSN 1693-6329
total biaya obat dan buruh langsung. Harga Yoritex F – RCC Cone = Rp. 20.000/kg dan Yoritex F-UR = Rp. 6.000/Kg Resep untuk standar industri : Yoritex F – RCC : 50 g/ ℓ Yoritex F – UR : 24 g/ ℓ Temperatur : 150 0C Waktu : 6 menit WPU : 70 % Perhitungan . Produksi nyata : 0,7 x 24 x 60 x 30 m = 30,240 m 30.240𝑚 Berat kain : x 1 kg = 3.557,6 Kg 8,5 Jumlah larutan yang diperlukan Kebutuhan obat Yoritex F – RCC Cone
0,7 x 3,557,6 Kg = 2,490 ,3 Kg
=
30.50 𝑔 X 2,490 ℓ 24𝑔 x 2,490 ℓ
= 2,490 ℓ = 124,500 Kg
Yoritex F – UR = = 59,760 Kg Perhitungan biaya Biaya obat Yoritex F – RCC Cone : Rp. 20,000/Kg x 124,500 Kg = Rp.2,490,000 Yoritex F – UR : Rp 6.000/Kg x 59,76Kg = Rp. 358,560 = Rp. 2,848,560 24 Biaya tenaga kerja : x 6 x Rp. 50.000 = Rp. 900,000 8 Biaya obat + tenaga kerja = Rp.3,748,560 Biaya overhead 40 % = Rp.1,654,800 Total biaya Penyempurnaan = Rp. 5,403,360 5,403,360 Biaya penyempurnaan : 30,240 𝑚 = Rp.178,7/m Resep untuk usulan : Yoritex F – RCC Yoritex F – UR Temperatur Waktu WPU Perhitungan biaya Kebutuhan obat Yoritex F – RCC Cone =
: 650g/ ℓ : 16 g/ ℓ : 150 0C : 4 menit : 70 % 65 𝑔 ℓ
X 2,490 = 161,850 Kg 16𝑔
Yoritex F – UR = ℓ x 2,490 = 39,840 Kg Biaya obat Yoritex F – RCC Cone : Rp. 20,000/Kg X 161,850 Kg = Rp.3,237,000 Yoritex F – UR : Rp 6.000/Kg X 39,840 Kg = Rp. 239,040 = Rp. 3.476,040 Biaya Tenaga kerja = Rp. 900,000 Biaya obat + tenaga kerja = Rp. 4,376,040 Biaya overhead 40 % = Rp. 2,043,240 Total biaya Penyempurnaan = Rp. 6,126,456 Biaya penyempurnaan : Rp. 6126456 / 30240 m = Rp. 202,6/m Ada peningkatan biaya sebesar = Rp 202,6 – Rp178,7= Rp. 23,9 / m Simpulan. 1. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap nilai sudut kembali kain arah lusi pada uji ketahanan kusut kain kapas adalah Konsentrasi Yoritex F – RCC Conc, Temperatur Curing dan Waktu Curing.
JURNAL TEKNIKA ATW -24
No. 12/ATW/September/2014
ISSN 1693-6329
Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap nilai sudut kembali kain arah pakanpada uji ketahanan ketahanan kusut kain kapas adah adalah Konsentrasi Yoritex F – RCC Conc, Konsentrasi Yoritex F – UR dan Waktu Curing.. 2. Kombinasi level faktor optimal untuk menghasilkan nilai sudut kembali kain arah lusi dan pakan adalahA3 B1 C3 D2 yaitu padaKonsentrasi Yoritex F – RCC Conc 65 g/l, Konsentrasi Yoritex F – UR 16 g/l, Temperatur Curing1500 C dan Waktu Curing 4 menit. Kondisi optimal mampu memaximalisasi nilai sudut kembali kain arah lusi dan pakan terhadapstandar industri sebesar 6,670 dan 10 0. DAFTAR PUSTAKA [1] Anathasia A, 2004,Mukena Cotton Tahan Kusut Dan Bebas Jamur Dengan DMDHEU Dan Asam Bensoat. Jurnal kumpulan makalah seminar Texchem Studen Science Fair2004. [2] Arifin Pararaja,2008,MengenalSeratKapas/CottonFiber, http://smk3ae.wordpress. com/2008/08/25 [3] Belavendram, N 1995, Quality by design : Taguchi Techniques for Industrial Experimentation, Prentice Hall, International, New York [4] Glen SPeace, 1993, Taguchi Mettods, Addison-Wesley Publish Company [5] Hashem M and P Hauser , 2003, Wrinkle Recovery for Cellulosic Fabric by Means of Ionic Crosslingking,Textile Research Journal. 73 (9) [6] Hendrodyantopo,1998, Teknologi Penyempurnaan, STTT, Bandung [7] Kuang.M., Wang,C., Chen C.C., 2004, Crosslinking of Cotton Cellulose in the precence of Alpha Amino Acids, Textile Research Journal. 74(12) [8] Lickfield G.C., Yang Charles , Drew JM, Asplan R,2000, Abrasion Resistance of Durable Press Finish Cotton. National Textile Center . [9] Morton .W.E., 1995, Physical Properties of TextileFiber, Textile Intitute BookCraft, MidsomerNorton,UK. [10] Selly, 2004, Sarung Bantal Tahan Kotor Dan Anti Kusut, Jurnal Kumpulan Makalah Seminar Texchem Studen Science Fair2004. [11] SNI, 08-0292-1989, Cara Pengukuran sifat Ketahan Kekusutan Kain, Badan Standarisasi Nasional [12] Soejanto,I 2009, Desain Eksperimen dengan Metode Taguchi, Graha ilmu, Surabaya [13] Solo pos, 2012, [14] Subiyati 2004, Peninjauan Kualitas KainPada Hasil Celupan Tenun Troso, Penelitian, Puslit Akademi Teknologi Warga Surakarta, Sukoharjo [15] Subiyati 2009,Pengaruh Urea dan Waktu Steam pada Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Reaktif Panas, Penelitian, Puslit Akademi Teknologi Warga Surakarta, Sukoharjo [16] Sudjana, 1991, Desain dan Analisis Eksperimen, Tarsito, Bandung [17] Sudjana, 1992, Metode Statistik, Edisi ke 5, Tarsito, Bandung [18] Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta [19] Suparman, 1987,Teknologi Penyempurnaan Tekstil, ITT, Bandung. [20] Supranto J 2001, Statistik teori dan aplikasi, Edisi keenam, Erlangga, Jakarta [21] Supriyono, dkk 1978, Serat-serat Tekstil, Institut Teknologi Tekstil, Bandung [22] Tong, L and Chao, T. Su 1997, Optimizing Multirespon Problems In The Taguchi Methods by Fuzzy Multiple Attribute Decision making, Quality And Realibility Engeneering International, Vo 13, 25 – 34 [23] Voncina B., 2002, l.Eco Friendly Durable Press Finishing of Textile Interlining Fibers & Textilein Eastern Europe. July September [24] Zuhni, 2012,macam-macam serat alam, Zuhni.blogspot.com/2012/12
JURNAL TEKNIKA ATW -25