SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI KOLAM REAKTOR KE CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR Dyah Sulistyani R, Arie Budiyanti Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN
Abstrak PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI KOLAM REAKTOR KE CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR. Kebijaksanaan yang dianut oleh BATAN tentang pengelolaan bahan bakar nuklir bekas adalah tidak akan mendaur ulang bahan bakar dan bahan kendali bekas, maka pada tahun 2009 diputuskan bahwa 42 bahan bakar nuklir bekas dan elemen kendali bekas United States Origin (US Origin) yang dioperasikan di reaktor GA Siwabessy (RSG GAS) direpatriasi ke Savanah River Site (SRS) Amerika Serikat. Tahap kegiatan repatriasi meliputi : pemindahan bahan bakar nuklir bekas, sebanyak 42 bendel bahan bakar bekas dari kolam reaktor ke kolam Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3), kedatangan Cask Transnuclear Material Testing Reactor (Cask TN MTR) dan peralatan pendukung lainnya, persiapan peralatan dukung, seperti platform dan intermediate pool, standform untuk handling bahan bakar bekas, tray for transfer hood, tray for transfer cask TN MTR dan standform for bridge, pemindahan bahan bakar nuklir bekas dari kolam KH-IPSB3 ke Transport Cask TN MTR. Laju dosis pada kontainer bermuatan adalah 0,23 – 0,41 µSv/jam pada kontak dan 0,16 – 0,19 µSv/jam pada jarak 2 meter. Pengukuran kontaminasi permukaan di Cask TN MTR bermuatan yaitu kontaminasi 0,0588 – 0,2549 Bq/cm2 dan kontaminasi 0,0014 – 0,0222 Bq/cm2 . Batas kontaminasi permukaan adalah 0,4 Bq/cm2 dan Batas kontaminasi permukaan 4 Bq/cm2. Laju dosis iso kontainer tidak melebihi dari batas ambang yang diijinkan, yaitu 2 mSv/jam (200 mrem/jam) pada kontak dan 0,1 mSv/jam (10 mrem/jam) pada 1 meter dan kontaminasi permukaan ( di Cask TN MTR bermuatan tidak melebihi dari ambang batas kontaminasi permukaan yang dipersyaratkan. Kata kunci : bahan bakar bekas, repatriasi, laju dosis
Abstract LOADING OF SPENT FUEL FROM REACTOR POND TO CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR. The policy adopted by BATAN on managing spent nuclear fuel is not going to recycle the spent nuclear fuel and irradiated materials , so in 2009 , it was decided to repatriated 42 bundles of spent nuclear fuel United States Origin that had operated in GA Siwabessy’s reactor to Savanah River Site (SRS) United States of America. Stages activities of repatriation are transfer of 42 spent nuclear fuel bundles from reactors to the pool of KH-IPSB3, the arrival of TN MTR Transport casks and another supporting equipment, preparation of supporting equipment, such as platforms and intermediate pools, standform for fuel handling, tray for transfer hood, tray for transfer casks TN standform for MTR and bridges, removal of the spent nuclear fuel from pond to the Transport casks TN MTR.. Dose rate on the container at the contact is 0.23 - 0.41 µSv / h and 0.16 - 0.19 µSv / h for 2 metres distances. Surface contamination on the Cask TN MTR , i.e contamination = 0,0588 – 0,2549 Bq/cm2 and measurement of contamination = 0,0014 – 0,0222 Bq/cm2. Limit surface contamination is 0.4 Bq/cm2 and limit surface contamination is 4 Bq/cm2. Iso container dose rate shall not exceed the allowable threshold, ie 2 mSv / h (200 mrem / h) on contact and 0.1 mSv / h (10 mrem / h) at 1 meter and surface (contamination in casks TN MTR charged shall not exceed the threshold required of surface contamination. Keywords: spent nuclear fuel, repatriation, dose rate Dyah Sulistyani
541
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
PENDAHULUAN Kebijaksanaan yang dianut oleh BATAN tentang pengelolaan bahan bakar nuklir bekas adalah tidak akan mendaur ulang bahan bakar dan bahan kendali bekas. Sejak tahun 1996, Pemerintah Amerika Serikat melalui Department of Energy (DOE) membuat suatu kebijakan yang menyatakan bahwa sangat terbuka bagi negara manapun apabila mereka akan me-repatriasi bahan bakar dan elemen kendali bekas yang uraniumnya berasal dari Amerika Serikat (US Origin). Mengingat kesempatan yang terbuka di atas serta kebijaksanaan BATAN yang tidak akan mendaur ulang bahan bakar dan batang kendali bekas, maka pada tahun 2009 diputuskan bahwa 42 bahan bakar nuklir bekas dan elemen kendali bekas US Origin RSG-GAS direpatriasi ke Savanah River Site (SRS) Amerika Serikat. Bahan bakar nuklir bekas adalah bahan bakar yang telah terkena iradiasi neutron, dikeluarkan dari teras reaktor dan tidak dipakai lagi untuk operasi. Berbeda dengan bahan bakar nuklir segar, bahan bakar nuklir bekas telah mengandung produk fisi yang bersifat radioaktif. Reaktor GA Siwabessy ini merupakan salah satu reaktor penelitian yang mempunyai daya dan fluks netron tinggi serta menggunakan bahan bakar uranium dengan pengayaan rendah dengan daya nominal 30 MW. Dalam pengoperasiannya reaktor ini memerlukan bahan bakar nuklir berupa 40 elemen bakar standar dan 8 elemen bakar kendali. Bahan bakar aktif adalah bahan bakar yang telah teriradiasi di dalam teras reaktor. Bahan bakar yang digunakan di RSG-GAS adalah elemen bakar tipe Material Testing Reactor (MTR) dengan pengkayaan U-235 sebesar 19,75%, terdispersi dalam matriks Al bentuk plat. Bahan bakar tipe MTR yang digunakan pada reaktor GA Siwabessy dapat dilihat di Gambar 1. Elemen Kendali adalah elemen bakar yang merupakan bagian dari batang kendali, yaitu sebagai wadah keluar masuk batang penyerap berguna untuk meratakan fluks neutron teras. Spesifikasi bahan bakar nuklir bekas yang dipindahkan adalah elemen bakar bekas jenis U3Si2Al dan U3O8 Al , uraniumnya berasal dari Amerika Serikat, burn up nya mencapai 49 - 59% dan telah mengalami pendinginan pendahuluan minimum selama 100 hari di kolam penyimpanan sementara RSG-GAS, dikirim ke KH-IPSB3 untuk disimpan. Data spesifikasi bahan bakar nuklir bekas dapat dilihat pada Tabel 1.
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
542
Gambar 1. Bahan Bakar Tipe MTR
Kolam penyimpanan bahan bakar bekas KH-IPSB3 mampu menampung 1453 bendel bahan bakar bekas yang dihasilkan dari pengoperasian RSG-GAS selama 25 tahun. Kolam penyimpan dibagi menjadi dua bagian [1] : a. Daerah penyimpanan dengan ukuran 5 m x 10 m, yang berfungsi untuk penyimpanan dan pemantauan bahan bakar. b. Daerah kerja dengan ukuran 5 m x 4 m, adalah daerah yang lebih dalam. Bagian ini berfungsi sebagai tempat penyimpan rak sementara ketika pemuatan bahan bakar bekas dilaksanakan dan juga sebagai tempat penyimpanan bahan bakar bekas beserta wadahnya sebelum dieksport. Dimensi luar semua rak penyimpan yang terbuat dari bahan stainless stell mempunyai ukuran 0,94 m x 0,94 m x 1,10 m. Kebutuhan rak penyimpan dikategorikan menjadi empat jenis[2]: 1. Rak bahan bakar bekas normal. Rak jenis ini tersusun dari 6 7 grid = 42 grid/rak, sehingga secara keseluruhan dibutuhkan 33 rak penyimpan dan mempunyai jarak antara bahan bakar sebesar 140 mm. 2. Rak untuk bahan bakar bekas cacat. Rak ini tersusun dari 6 6 grid = 36 grid/rak, kebutuhan rak adalah 2 rak dan mempunyai jarak antara bahan bakar sebesar 145 mm. 3. Rak untuk scrap bahan bakar. Rak dirancang untuk menangani 12 wadah scrap, dan mempunyai jarak antara bahan bakar sebesar 280 mm kebutuhan rak adalah 11 rak. 4. Rak bahan nuklir khusus (SNM, Special Nuclear Material) dan bahan bakar teriradiasi. Jumlah rak keseluruhan adalah 49 rak. Susunan ini memberikan jaminan bahwa aliran air pendingin akan mampu memindahkan panas peluruhan yang timbul. Stainless stell berfungsi sebagai penyerap neutron dan juga berguna untuk mempertahankan harga k eff < 0,95. Susunan rak dalam kolam penyimpanan bahan bakar bekas dapat dilihat pada Gambar 2[2].
Dyah Sulistyani, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemindahan bahan bakar nuklir bekas dari kolam reaktor ke kolam KH-IPSB3 dilakukan dengan memasukkan bahan bakar bekas kedalam canister di lorong kanal PRSG – IPSB3, kemudian bahan bakar nuklir bekas ini dipindahkan melalui kanal hubung dengan menggunakan Mass Transfer Unit (MTU) ke dalam rak penyimpanan yang berada didalam kolam penyimpanan KH-IPSB3 dapat dilihat pada Gambar 2 ,3, 4 dan 5. Bahan bakar nuklir bekas yang dipindahkan dari kolam penyimpanan sementara RSG-GAS ke IPSB3 sebanyak 42 buah yang terdiri dari 34 bahan bakar standar silisida dan oksida, dan 8 bahan bakar kontrol silisida dan oksida. Data pelaksanaan pemindahan bahan bakar bekas dari RSG-GAS ke KH-IPSB3 disajikan pada Tabel 2[3].
Gambar 2. Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Nuklir Bekas [2] Tabel 1. Data Spesifikasi Bahan Bakar Nuklir Bekas Yang Dipindahkan Dari Teras Reaktor
Gambar 2. Bahan Bakar Bekas Dimasukkan Kedalam Canister Di Lorong Kanal PRSG – IPSB3
Gambar 3. Bahan Bakar Bekas Di Kanal Dalam Perjalanan Menuju Kolam IPSB3
Gambar 4. Bahan Bakar Bekas Dimasukkan Kedalam Canister di Sluice Gate IPSB3
Gambar 5. Bahan Bakar Bekas Dimasukkan Kedalam Rak Penyimpanan Bahan Bakar Bekas IPSB3
Dyah Sulistyani
543
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Tabel 2. Data Pelaksanaan Pemindahan Bahan Bakar Bekas Di KH-IPSB3[3]
menerima paparan sebesar 1.94E-2 Sv/jam adalah sedalam 5 m. Perhitungan laju dosis radiasi vs kedalaman air di kanal hubung dan kolam penyimpanan disajikan pada Tabel 3 dan grafik kedalaman air di kolam vs laju dosis radiasi terlihat pada Gambar 6. Tabel 3. Laju Paparan Radiasi vs. Kedalaman Air di Kolam Penyimpanan
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9
Kedalaman Air (meter) 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 3,0 4,0 5,0
Laju Dosis ( Sv/jam) 8,27E3 2,77E3 9,64E2 3,44E2 1,25E2 4,57E1 1,73E2 1,73E0 1,94E-2
Gambar 6. Grafik Kedalaman Air Di Kolam Vs Laju Dosis Radiasi
Fungsi air dikolam penyimpanan adalah sebagai pengambilan panas dari bahan bakar bekas ,perisai radiasi untuk mempertahankan batas tingkat radiasi yang diizinkan diterima di dalam daerah kerja.dan penahanan dan pengungkungan unsur radioaktif guna mencegah pelepasan radioanuklida ke dalam daerah kerja. Pada kondisi penyimpanan, batas ketinggian air minimum dimana personil akan STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
544
Perakitan/pemasangan cask TN MTR dan peralatan pendukung lainnya untuk kegiatan loading bahan bakar bekas. Transport cask TN MTR dan peralatan pendukung lainnya dikirim dari Perancis ke Indonesia dengan menggunakan kapal MV Palessa. Cask TN MTR yag digunakan untuk mengangkut bahan bakar bekas dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan gambar skets dari cask TN MTR. Cask TN MTR terdiri dari cask yang terbuat dari stainless steel dan lapisan luar terbuat dari timbal yang berguna untuk perisai radiasi dan resin sebagai perisai radiasi neutron. Sekeliling dari cask dilengkapi dengan 96 sirip pendingin (cooling fins) yang digunakan sebagai pendingin dari bahan bakar bekas, karena cask ini tidak menggunakan air sebagai pendingin. Shock absorber diletakkan pada bagian atas dari cask TN MTR yang digunakan sebagai bantalan (protection) cask selama pengangkutan bahan bakar bekas[4]. Perakitan ini meliputi : Dyah Sulistyani, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
a. Penempatan Transport Cask TN MTR yang dikeluarkan dari Iso Container dan diletakkan dengan posisi tegak dengan menggunakan movable crane 40 Ton b. Penempatan Mini pool dibagian atas transfer cask TN MTR dan diisi dengan air bebas mineral sebayak 4 m3, yang berfungsi sebagai perisai saat bahan bakar nuklir bekas dikeluarkan dari transfer hood ke transfer cask.
Gambar 11. Skets Cask TN MTR[4]
Gambar 7. Cask TN MTR Yang Digunakan Untuk Mengangkut Bahan Bakar Bekas
Gambar 8. Pemindahan Bahan Bakar Bekas Dari Rak Penyimpanan
Gambar 9. Bahan Bakar Bekas Dimasukkan Kedalam Intermediate platform
Gambar 10. Bahan Bakar Bekas Dibawa Menggunakan Transfer Hood Ke Forklift
Dyah Sulistyani
545
Pemindahan bahan bakar nuklir bekas dari kolam KH-IPSB3 ke Transport Cask TN MTR dengan tahapan sebagai berikut : a. Pemindahan bahan bakar nuklir bekas dari rak penyimpanan di dalam kolam IPSB3 ke dalam transfer hood dilakukan dengan cara memindahkan bahan bakar bekas satu persatu menggunakan handling tool ke dalam rak intermediate platform yang berada di dalam kolam. Selanjutnya dengan menggunakan hook khusus bahan bakar nuklir bekas dimasukkan ke dalam transfer hood. Dengan menggunakan crane kapasitas 25 ton yang ada di IPSB3, transfer hood yang hanya memuat 1 buah bahan bakar bekas kemudian dipindahkan ke ruang dekontaminasi untuk dilakukan pengeringan air kolam yang menempel. Pemindahan dapat dilihat pada Gambar 9, 10, 11. b. Transfer hood dipindahkan dari ruang dekontaminasi ke air lock dan diterima oleh forklift kapasitas 7 ton untuk selanjutnya dibawa ke lokasi transfer cask TN MTR yang berada di luar gedung. Dengan bantuan movable crane 20 ton, tranfer hood dimasukkan ke permukaan mini pool dan terendam sedalam 20 cm. Pekerja radiasi memasukkan bahan bakar nuklir bekas ke dalam basket cask TN-MTR. Jumlah dan identitas bahan bakar nuklir bekas dicatat dalam formulir Pemindahan Bahan Bakar bekas dari KH-IPSB3 ke cask TN MTR. Pemindahan bahan bakar nuklir bekas 42 buah, dapat dilihat pada Gambar 12 dan 13. Data pelaksanaan pemindahan bahan bakar bekas dari KH-IPSB3 ke cask TN MTR dapat terlihat pada Tabel 4[3]. STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Gambar 12. Bahan Bakar Bekas Dibawa Menuju Cask TN MTR Menggunakan Forklift Gambar 15. Penutupan Cask TN MTR
Gambar 13. Bahan Bakar Bekas Dimasukkan Ke Dalam Cask TN MTR
c.
Setelah selesai dilanjutkan dengan penutupan transfer cask yang diawali dengan pengeringan minipool, bersamaan dengan penutupan transfer cask, dapat dilihat pada Gambar 14, 15, 16. Air yang masih ada didalam transfer cask dikeluarkan dengan cara menghembuskan udara tekan (flushing) dengan tekanan 2 kg/cm2 selama 2 x 24 jam. Uap air yang masih ada dalam cask dijebak dengan menambahkan nitrogen cair, kemudian dilakukan pemvakuman dengan pompa vakum sampai tekanan 0,3 milibar. Setelah vakum dilakukan tes kebocoran (leaktighness) dengan cara menunggu selama 10 menit, jika tekanan tidak naik maka dinyatakan tidak bocor, kemudian baru ditutup dengan shock absorber, dapat dilihat pada Gambar 17, 18.
Gambar 16. Pemindahan Intermediate Pool
Gambar 17. Pengeringan dan Tes Kebocoran
Gambar 18. Pemasangan Shock Absorber
d.
Gambar 14. Pengosongan Cask TN MTR
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
546
Transfer cask yang telah diuji secara radiologis seperti terlihat pada Gambar 20, dimasukkan ke dalam ISO Container dengan menggunakan crane 40 ton. ISO Cask diikat dengan kuat pada container agar selama pengangkutan tidak berubah posisinya, dapat dilihat pada Gambar 19 .
Dyah Sulistyani, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 ambang batas kontaminasi permukaan yang dipersyaratkan. Tabel 4. Formulir Pemindahan Bahan Bakar Bekas dari Kolam ke Cask TNMTR[3]
Gambar 19. Cask TN MTR Dimasukkan Kedalam Kontainer
Gambar 20. Pengukuran Radiologi Pada Transfer Cask
d.
Pada akhir tahap kegiatan dilakukan pengujian radiologi dengan beberapa uji antara lain pengukuran laju dosis pada berbagai posisi dan tingkat kontaminasi permukaan pada berbagai titik pada cask TN MTR. Laju dosis pada kontainer bermuatan adalah 0,23 – 0,41 µSv/j pada kontak dan 0,16 – 0,19 µSv/j pada 2 meter. Pada Tabel 5 dapat dilihat pemantauan laju dosis iso kontainer bermuatan pada berbagai lokasi titik pengukuran yang ditunjukkan pada Gambar 21. Sedangkan kontaminasi permukaan di cask TN MTR bermuatan yaitu pengukuran tingkat kontaminasi 0,0588 – 0,2549 Bq/cm2 dan pengukuran tingkat kontaminasi 0,0014 – 0,0222 Bq/cm2 . Batas kontaminasi permukaan adalah 0,4 Bq/cm2 dan batas kontaminasi permukaan 4 Bq/cm2. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 22 menunjukkan titik lokasi pengukuran kontaminasi permukaan ( Dari Tabel 5 terlihat bahwa laju dosis iso kontainer tidak melebihi dari batas ambang yang diijinkan, yaitu 2 mSv/j (200 mrem/j) pada kontak dan 0,1 mSv/j (10 mrem/j) pada 1 meter . Dari Tabel 6 terlihat bahwa kontaminasi permukaan ( di cask TN MTR bermuatan tidak melebihi dari Tabel 5. Pemantauan Laju Dosis Iso Kontainer Bermuatan
Nama alat ukur FK Laju Dosis 1 µSvh Kontak 0,25 2m 0,16
Dyah Sulistyani
2
3
4
5
0,24 0,16
0,25 0,17
0,24 0,18
0,26 0,16
547
Radiameter FAG 1,03 6 7 8 0,24 0,19
0,41 0,16
0,37 0,16
9
10
11
0,24 0,17
0,23 0,18
0,24 0,19
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 6= 7= 8= 9=
Titik pengukuran pada trunnions cask TN-MTR Titik pengukuran pada sirip-sirip pendingin cask TN-MTR Titik pengukuran pada dasar dari cask TN-MTR Titik pengukuran pada tie down lugs cask TNMTR
Gambar 21. Lokasi Titik Pengukuran Pada Kontainer Bermuatan
Keterangan gambar : 1 = Titik pengukuran di sisi kiri atas kontainer 2 = Titik pengukuran sisi tengah atas kontainer 3 = Titik pengukuran sisi kanan atas kontainer 4 = Titik pengukuran sisi kiri bawah kontainer 5 = Titik pengukuran di tengah bawah kontainer 6 = Titik pengukuran di kanan bawah kontainer 7 = Titik pengukuran di pintu kontainer bagian bawah 8 = Titik pengukuran di pintu kontainer bagian atas 9 = Titik pengukuran atap sisi kiri kontainer 10= Titik pengukuran atap sisi tengah kontainer 11= Titik pengukuran atap sisi kanan kontainer Tabel 6. Pemantauan Kontaminasi Permukaan Pada MTR Bermuatan
Alat ukur yang digunakan : Radiameter FAG FK : 1,03 Titik Pengukuran Tk Kontaminasi (Bq/cm2) 1 2 3 4 5 6 6a 7 7a 8 8a 9
0.1373 0.1765 0.1373 0.1176 0.1176 0.0784 0.1765 0.2157 0.2157 0.1961 0.0588 0.2549 0,4
0.0069 0.0083 0.0167 0.0194 0.0167 0.0069 0.0222 0.0069 0.0125 0.0167 0.0014 0.0097 4
Gambar 22. Lokasi Titik Pengukuran Kontaminasi Pada Cask TN-MTR
KESIMPULAN
Tahap kegiatan repatriasi adalah meliputi: pemindahan bahan bakar nuklir bekas dari kolam reaktor ke kolam KH-IPSB3, sebanyak 42 bendel bahan bakar bekas, kedatangan Transport Cask TN Batas Kontaminasi MTR dan peralatan pendukung lainnya, persiapan Permukaan peralatan dukung, seperti standform untuk handling bahan bakar bekas, platform dan interm ediate pool Keterangan gambar : , tray for transfer hood, tray for transfer cask TN 1 = Titik pengukuran pada sisi atas cask TN-MTR MTR dan standform for bridge, pemindahan bahan 2 = Titik pengukuran pada sisi bawah cask TN-MTR bakar nuklir bekas dari kolam KH-IPSB3 ke 3 = Titik pengukuran pada tutup cask TN-MTR Transport Cask TN MTR. Pada kondisi 4 = Titik pengukuran pada drain orifice cask TN- penyimpanan, batas ketinggian air minimum dimana MTR personil akan menerima paparan sebesar 1.94E-2 5 = Titik pengukuran pada vent orifice cask TN- Sv/jam adalah sedalam 5 m. Pada akhir tahap MTR kegiatan dilakukan pengujian radiologi dengan STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
548
Dyah Sulistyani, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 beberapa uji antara lain pengukuran laju dosis pada berbagai posisi dan tingkat kontaminasi permukaan pada berbagai titik pada cask TN MTR. Laju dosis pada kontainer bermuatan adalah 0,23 – 0,41 µSv/j pada kontak dan 0,16 – 0,19 µSv/j pada 2 meter. Pengukuran kontaminasi permukaan di Cask TNMTR bermuatan yaitu kontaminasi 0,0588 – 0,2549 Bq/cm2 dan kontaminasi 0,0014 – 0,0222 Bq/cm2 . Batas kontaminasi permukaan adalah 0,4 Bq/cm2 dan Batas kontaminasi permukaan 4 Bq/cm2. Laju dosis iso kontainer tidak melebihi dari batas ambang yang diijinkan, yaitu 2 mSv/j (200 mrem/j) pada kontak dan 0,1 mSv/j (10 mrem/j) pada 1 meter dan kontaminasi permukaan ( di cask TN MTR bermuatan tidak melebihi dari ambang batas kontaminasi permukaan yang dipersyaratkan DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
5.
KADARUSMANTO,ENDANG SUSILOWATI, Sistem Operasi dan Proses KH-IPSB3, Pelatihan Instalasi Nuklir non Reaktor, PRSG, BATAN, 2007. Laporan Analisis Keselamatan Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (LAK KH-IPSB3), rev 7, PTLR – BATAN, 2009. Laporan Kegiatan Repatriasi Bahan Bakar Bekas RSG-GAS Ke Savannah River Site Ameriika Serikat, PTLR, 2009. Procedure of Spent Fuel Loading From Interim Storage for Spent Fuel Pool to Cask TN-MTR, PTLR - BATAN , 2009. AEA Engineering UK, Preliminary Design TCISFSF, 1992.
Dyah Sulistyani
549
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
550
Dyah Sulistyani, dkk