PEMETAAN WILAYAH TINDAK KRIMINALITAS KOTA GORONTALO BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Andi Lana A.N. Gursal[1], Mukhlisulfatih Latief[2], Manda Rohandi[3] S1 Sistem Informasi / Informatika ABSTACT Criminality administration at Gorontalo City still used archieving process for reporting and dividing kinds and territories in order to make a traditional map showing troubled-area and clear-area of criminality. Innacurate mapping caused tracing and overcoming process toward troubled-area was not optimally held. The amount of criminals were increasing due to less anticipation from police department. The purpose of this research was to make a map of criminality in form of geographical information system-based interactive map where the system could record based on the input report. In the development of this system, it was applied Guide method namely Geographical Information System Development for Local Government. Finally result concluded that police department can easily register/administer the report and precisely determine the troubled-area which needs to be anticipated to decrease the criminality and help in decision making. Keywords : Geographical Information System, Criminality, Geographical Mapping.
1
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
Provinsi Gorontalo khususnya di Kota Gorontalo adalah salah satu provinsi maju yang perkembangannya cukup signifikan. Selain perkembangan ekonomi dan sosial, dapat dilihat pula perkembangan pola tindak kriminalitas dengan angka yang tinggi dalam ruang lingkup Kota Gorontalo. Masing-masing wilayah pada Kota Gorontalo, terdapat bermacam-macam tindak kriminalitas, namun tidak mendapat perhatian lebih atau penanggulangan khusus dari aparat kepolisian. Itu disebabkan tidak akuratnya media pantau untuk jenis dan wilayah rawan karena hanya berbentuk peta tradisional yang terbit setahun sekali. Oleh karena itu dibangun sistem informasi geografis dalam bentuk peta interaktif, untuk mendata dan menyesuaikan wilayah sesuai dengan laporan yang masuk ke Satreskrim Polres Kota Gorontalo. Dalam pengembangannya, diterapkan metode Guide (Pedoman) Pengembangan Sistem Informasi Geografis Bagi Pemerintah Daerah, agar sistem yang dimaksud sesuai dengan keinginan pihak pengguna. Selain itu, untuk melengkapinya juga disediakan fitur-fitur lain untuk digunakan oleh aparat kepolisian sebagai media informasi dan mempermudah pendataan laporan tanpa memilah-milah lagi selama proses rekapitulasi. Manfaat yang diharapkan yaitu berupa kemudahan dan keefektifan dari proses pelaporan korban hingga peninjauan lokasi letak penanggulangan tindak kriminalitas agar dapat mengurangi tingkat rawan di Kota Gorontalo. Pemetaan kriminal dapat memberikan informasi mengenai lokasi hot spot tertentu atau mengetahui jumlah dari suatu tindakan kriminal tertentu yang dilaporkan.Pada dasarnya, pemetaan tindak kejahatan merupakan bagian dari analisis kriminal (Boba, 2001). Pemetaan ini mempunyai tiga peran dalam analisis kriminal, yaitu:
Menyediakan fasilitas analisis visual dan media visual.
Sebagai jembatan untuk menghubungkan data penunjang seperti data sensus, data jumlah penduduk dan data lokasi pos polisi.
1
Menampilkan output hasil rekapan berupa data visual.
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
Pada penelitian ini metode yang akan diaplikasikan pada sistem ialah metode pengembangan dimana pendekatan yang digunakan berupa Guide (Pedoman) Pengembangan Sistem Informasi Geografis Bagi Pemerintah Daerah. Di lain pihak bagian terpenting dari proses pengembangan ini adalah perancangan dan implementasi basis data spasialnya (Fleming, 2001). Siklus pengembangan sistem ini dimulai dari proses penaksiran kebutuhan hingga penggunaannya, dimana terdapat 11 tahapan (Prahasta, 2009), tahapantahapan yang dimaksudkan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Tahapan Pengembangan Sistem METODE PENELITIAN
Adapun cara penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini menerapkan metode Guide (Pedoman) Pengembangan Sistem Informasi Geografis Bagi Pemerintah Daerah dengan 11 tahapan pengembangan sederhana untuk dapat mencapai tujuannya, yaitu : a. Penaksiran Kebutuhan (Needs Assessment) Dirancang untuk menghasilkan dua jenis informasi yang penting, jumlah fungsi SIG yang diperlukan, dan master data geografis yang akan diterapkan. b. Perancangan Konseptual (Conceptual Design) Perancangan konseptual disini merupakan perancangan basis data. Aktivitas ini mencakup pemodelan formal basis data SIG dan perencanaan basis datanya.
1
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
Model data itu sendiri yang akan mendefinisikan dan mendukung aktivitas perencanaan detail basis data sistem ini. c. Survei Data (Available Data Survey) Aktivitas ini akan menginventariskan dan mendokumentasikan data yang telah didapatkan pada tahapan pertama. Informasi yang terdapat di dalam inventarisasi ini juga dapat mencakup sistem lain yang mensuplay datanya, dan akan menjadi dasar evaluasi potensi sumber data bagi SIG yang akan dikembangkan. d. Perangkat Keras & Perangkat Lunak Survei (HW & SW Survey) Pada tahap ini fungsionalitas sistem akan dicatat atau didokumentasikan dan kemudian dievaluasi tingkat kesesuaiannya dengan sistem yang akan dibangun. e. Perencanaan & Perancangan Basis Data (Database Planning & Design) Proses ini mencakup aktivitas berikut : -
Merancang logika dan fisik basis data berdasarkan model data yang telah dibuat
-
Mengevaluasi sumber data SIG yang potensial
-
Mempersiapkan rencana konversi (pengimplementasian) basis datanya. Disamping itu dilakukan pula studi percontohan dan pengujian yang
diperlukan dimana hasil dari studi tersebut akan menentukan sejauh mana pengembangan sistem yang diperlukan f. Studi Percontohan & Pengujian (Pilot/Benchmark) Tahapan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan fungsionalitas perangkat lunak SIG kepada pihak terkait atau Satreskrim Polres Kota Gorontalo yang akan menjawab pertanyaan apakah sistem ini sudah sesuai dengan kebutuhan atau masih diperlukan penambahan mengenai informasi dan data yang akan ditampilkan. g. Akuisisi Perangkat Keras & Perangkat Lunak SIG (Aquisition Of GIS HW & SW) Tahapan ini berhubungan erat dengan tahapan sebelumnya, dimana hasil dari studi pengujian & percontohan diatas dijadikan pertimbangan untuk menentukan perangkat keras dan perangkat lunak yang paling sesuai. 1
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
h. Konstruksi Basis Data SIG (Database Construction) Tahapan ini terkadang disebut juga konversi ke basis data, dimana tahapan ini merupakan proses pembangunan atau implementasi basis data dijital yang membutuhkan perangkat keras dan lunak yang sudah di akuisisikan sebelumnya. i. Integrasi Sistem SIG (GIS System Integration) Tahapan ini mengintegrasikan atau menghubungkan semua komponen yang diperlukan dan telah didapat untuk pengembangan SIG. j. Pengembangan Aplikasi SIG (Application Development) Pada tahapan inilah dimana akan dibuatkan aplikasi yang memiliki fungsifungsi umum yang juga terdapat pada perangkat lunak SIG lainnya. Aplikasi ini dapat berupa kumpulan baris-baris kode atau script yang difasilitasi oleh perangkat lunak SIG tersebut secara langsung dan domainnya masih di dalam database administrator, atau merupakan aplikasi mandiri yang domainnya di luar database administrator hingga aplikasi tersebut dinamakan user-application. Pada saat ini tidak sedikit perangkat SIG yang menyediakan aplikasi untuk menampilkan peta, menjalankan query tertentu, menampilkan report dan melakukan analisis spasialnya. Sehubungan dengan hal ini, maka beberapa perangkat lunak SIG yang hadir di pasaran telah dilengkapi oleh fungsionalitas ini sebagai antisipasi bagi kebutuhan para pengguna SIG. k. Penggunaan SIG & Pemeliharaan Basis Datanya (GIS Use & Database Maintenance) Setelah hampir semua proses pengembangan SIG tersebut selesai, hingga sistem ini dapat dioperasikan, penggunaan dan pemeliharaan sistem berikut basis datanya juga diperlukan. Pada tahapan akhir ini terdapat di dalamnya proses pemeliharaan dan updating data untuk memastikan keberhasilan aplikasi SIG secara keseluruhan, untuk itu dibutuhkan pelatihan cara penggunaan dan perawatan SIG kepada user-user yang akan berinteraksi dengan aplikasi SIG tersebut.
1
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
1.
Perancangan Konseptual Pada tahapan ini pula sistem yang akan dibuat akan menyediakan beberapa
tabel pada database yang akan dibuat.Tahapan ini merupakan gambaran dari perancangan yang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Perancangan Konseptual Rancangan Tabel Pengguna Tabel Wilayah Tabel Lokasi Tabel Jenis Tabel Pelaporan Tabel Artikel, Berita dan Profil
Fungsi Untuk 2 pengguna yaitu petugas dan kareskrim Tabel yang akan merancang database dari idkecamatan dan idkelurahan Tabel lokasi akan menyimpan database dari latitude dan longitude wilayah Tabel yang akan menyimpan database jenis kriminalitas Tabel yang akan menyimpan database dari laporan yang berisi idpengguna, idwilayah, idjenis dan idlokasi Merupakan tabel yang akan menyimpan informasi – informasi tentang kriminalitas dan Kota Gorontalo
Pada tahapan ini pula sistem yang akan dibuat akan menyediakan beberapa form untuk dua pengguna (user) dengan fungsionalitas yang berbeda, yaitu Kareskrim yang dapat melihat peta kriminalitas atau isi sistem yang telah diinputkan laporan-laporan kriminalitas oleh Petugas (administrator) selaku user pertama yang bertugas untuk mengisikan laporan-laporan. 2.
Survei Data Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan maka telah
diperolehdata tindak kriminalitas di KotaGorontalo berupa jenis dan jumlah tindak pidana baik yang tersidik dan tidak tersidik, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2.Hasil Survei Data
1
No.
Kategori
Total
1
Jenis
32
2
Jumlah Tindak Kriminalitas
657
3
Jumlah Kecamatan
9
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
3.
Studi Percontohan & Pengujian Dan hasil dari tahapan ini, perancangan sistem yang akan dibuat sudah sesuai
dengan kebutuhan dari instansi akan sistem ini dan master data yang diambil sudah sesuai dengan data yang sebenarnya, dijabarkan pada tabel 3. Tabel 3. Studi Percontohan Memberikan penginputan laporan
V
Dapat memetakan wilayah-wilayah
V
Memberi informasi jenis tindak kriminalitas
V
Memberi informasi berdasarkan wilayah
banyaknya
tindak
kriminalitas V
4. Pengembangan Aplikasi SIG Pada tahapan ini dihasilkan proses pengembangan sistem dimulai dari menganalisa proses yang sedang berjalan hingga yang akan dibuat, seperti yang akan dijabarkan pada gambar 2 dan gambar 3. Pelapor
Petugas Satreskrim
Kareskrim
Gambar 2 Sistem berjalan
1
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
Gambar berikutnya merupakan jabaran dari Diagram Arus Data (DAD) Level 0 dari sistem yang akan dibuat.
Petugas Kecamatan
F1
Kelurahan Kecamatan Kelurahan Koordinat Pelaporan Jenis Artikel Berita Profil Pengguna
Kecamatan
F2
Koordinat
1.0
Pelaporan
Jenis
Input Data
Artikel
Berita
Profil
Pengguna
Kelurahan
F3
Koordinat
F4
F5
Pelaporan
Jenis Kriminalitas
F6
Artikel
F7
Berita
F8
Profil
F9
Pengguna
Pengguna
Kareskrim
Info Jenis Info Artikel Info Berita info Profil 2.0 Info & Peta Kriminalitas Info Laporan Pengguna GIS Kriminalitas
Pengguna
Profil Berita Artikel Jenis Pelaporan Koordinat Kelurahan Kecamatan
Gambar 3 DAD Level 0 5.
Penggunaan SIG & Pemeliharaan Basis Datanya Padatahapaniniakandilakukanpengujianuntukmengetahuiapakahsistem
dibanguntelahsesuai
dengan
yang
Padatahapansebelumnya(implementasi)
diharapkan
dan
yang
berjalandenganbaik.
dapatdilihatbahwasistem
sudahdapat
menampilkan peta (map)besertawilayah-wilayah dan data kriminalitas berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan. Tahapanpengujianterakhiradalahpengujianfitur-fitur yang telah disediakan didalam sistem ini, berupa fitur tambah, edit dan hapus. Begitu pula dengan fitur pencarian data berdasarkan wilayah dan jenis. Pembahasan Hasil dari penelitian ini menemukan beberapa wilayah seperti Kecamatan Kota Tengah dan Kota Selatan dan jenis tindak kriminalitas berupa pencurian dan penganiayaan memiliki angka yang lebih tinggi dari beberapa wilayah dan jenis 1
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
lainnya. Angka yang dimaksudkan adalah jumlah laporan yang masuk dalam laporan polisi, yang dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Tabel Kriminalitas
Kesopanan/Susila Penghinaan Perampasan Hak Penyalahgunaan Wewenang Perbuatan tdk Menyenangkan Perzinahan Pemerkosaan Coba Kosa GAR Keamanan Uang Palsu Kebakaran Pengrusakan PPA KDRT Penculikan Pencabulan Pemerasan Perjudian Miras Senpi&Sajam Pengancaman Penganiayaan Pengeroyokan Curi Ringan Curi Berat Curi Motor Coba Curi Kejahatan/Pelanggaran Penggelapan BBM Illegal Mining Pembunuhan TOTAL
JUMLAH
Db. Raya
K.Tmr
K.Utr
Sptna
6
6
3 11
3
1
1
1
2
2
4 1
1
1
2
K. Tgh 2 4 1
Dgg
K. Brt
K. Sltn
Hln tlangi
4 1
6
6
4
1 2 1
2
2
1
1 2
6
1 1 1 8
2 2
3
4
3 2
5 2 3
7 4
4 2
3 1
2
1
1
6 10 3 14 2 6
1 2 19 3 6 2 4
1 7 30 3 26 3 9 1
2
1
1 1
15 26 13 54
2 26 42 13 81
1 7 38 11 56
1
3 3 1
1 4 8
3
2 1 1
3 1
2 1
4 7 3 11 6 3
5 28 6 9 5 10 2
14 47 22 83
1 4 17 4 2 6 11 1 1
16 76 17 109
10 39 21 70
4 13 5 8 4 4
2 4 28 6 11 1 10
1 10 6 5 2 8
1 1 1 13 32 13 58
5 50 2 2 6
2
1
Total
2 12 57 19 88
1 1 6 20 17 43
17 5 0 7 2 9 29 0 37 13 5 3 4 1 5 39 162 39 92 35 63 1 5 6 2 6 120 384 148 657
Berdasarkan hasil pengembangan sistem, didapatkan jumlah laporan tindak kriminalitas terbanyak adalah pada kecamatan Kota Tengah dan Kota Selatan yang terinci pada tabel 5.
1
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
Tabel 5.Tabel Persentase Per Kecamatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9.
Kecamatan Hulonthalangi Dumbo Raya Sipatana Kota Barat Dungingi Kota Utara Kota Timur Kota Selatan Kota Tengah Total
Jumlah 43 54 56 58 70 81 83 88 109 657
% 6,8% 8,4% 8,7% 8,9% 10,8% 12.5% 12,8% 14,3% 16,8% 100%
Dengan persentase diatas, maka diharapkan dari pihak aparat kepolisian untuk dapat memberi perhatian khusus juga penanganan lebih untuk wilayah tersebut demi keamanan Kota Gorontalo. Selama proses penelitian berlangsung, dilakukan beberapa tahapan dari metode yang digunakan untuk mencapai hasil yang baik dan layak untuk digunakan. Hanya saja, tidak dapat dihindari dalam penelitian ini menemukan beberapa kendala seperti proses pengambilan datanya yang membutuhkan banyak waktu dan sulit dalam proses pemetaannya. Terkadang dalam proses digitasi, ditemukan beberapa wilayah yang tidak presisi karena salah menginputkan data koordinat berupa latitude dan longitude wilayah itu sendiri. Juga dalam proses pengembangan sistem yang membutuhkan banyak resources dan basis data sebagai pendukung untuk mengetahui hasil akhir sistem tahap implementasinya dan pengujiannya. Setelah beberapa tahapan dan proses dilakukan, telah dihasilkan sebuah sistem informasi geografis yang dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan.
1
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
SIMPULANDAN SARAN Simpulan 1. Proses pengolahan data yang berjalan saat ini digantikan dengan menggunakan komputerisasi yaitu Sistem Informasi Geografis untuk memfasilitasi pengolahan data pelaporan tersebut, salah satu keunggulan dari sistem ini yaitu data berupa titik koordinat wilayah dan data pelaporan dapat dimasukkan agar diolah secara langsung oleh sistem dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan dan peta interaktif yang lebih baik sehingga menghasilkan peta kriminal agar dapat mempermudah peninjauan lokasi, perekapan data dan membantu proses pengambilan keputusan. Pihak kepolisian juga dapat membandingkan jumlah tindak kejahatan antar wilayah (kelurahan dan kecamatan) jugajenis tindak kejahatannya. Penyimpanan data dengan database memudahkan dalam penyajian laporan karena dengan adanya database, data-data yang dibutuhkan dalam penyajian laporan dapat digunakan kembali dengan cepat dan mudah. 2. Untuk menampilkan peta pada sistem ini, dilakukan digitasi wilayah per kelurahan dan kecamatan dan menggunakan Javascript dengan mengakses Google Maps API sehingga mempermudah dalam pemodelan peta interaktif. 3. DenganadanyaPemetaan
berbasis
SistemInformasiGeografisini
akan
dapat
dengan mudah mengetahui wilayah-wilayah terjadinya tindak kriminalitas dan memudahkan aparat kepolisian untuk mengetahui dimanakah tempat yang layak mendapatkan perhatian lebih untuk mengurangi tindakan kriminalitas tersebut. Saran Diharapkan dapat dikembangkan dengan data yang lebih detail dan memperluas kajian jenis kriminalitas, seperti penambahan jenis tindak pidana dan perdata, termasuk tindak pidana khusus seperti kejahatan terhadap kekayaan negara. Juga dikembangkan ke tingkat yang tinggi dan ruang lingkup yang lebih luas Selain itu dapat dilakukan penelitian lanjutan ke tingkat yang lebih rendah lagi seperti tingkat Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT),agar cakupan datanya lebih luas dan informasi yang didapatkan lebih lengkap dan detail. Begitu 1
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
pun dengan mengembangkan data tindak kriminalitas yang terjadi di daerah lainnya atau bahkan secara nasional. DAFTAR RUJUKAN Boba,
2001. Introduction to Crime Mapping. (www.sagepub.com/ BobaFinalPDF-46245.pdf,diakses Oktober 2013). Fleming, C,. 2001. The GIS Guide For Local Government Officials : International City/County Management Association. Redlands, CA : ESRI Press. Gursal, A.L., 2014. Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. Prahasta, E., 2009. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung : Informatika
1
R.,
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
1
Andi Lana Andayani Ningtyas Gursal, “Pemetaan Wilayah Tindak Kriminalitas Kota Gorontalo Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)” Mahasiswa Teknik Universitas Negeri Gorontalo 2 Mukhlisulfatih Latief, S.Kom.,MT Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo 3 Manda Rohandi, S.Kom., M.Kom Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo