1| Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
PEMETAAN SUMBER BELAJAR DAN PEMANFAATANNYA OLEH GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN PURWAKARTA Gilang Permana1) Epon Ningrum2) Ahmad Yani3) Departemen Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Kabupaten Purwakarta memiliki fenomena geografis yang dapat dijadikan sumber belajar dalam pembelajaran geografi. Keberadaan sumber belajar sangat penting dalam pembelajaran, sehingga diperlukan pengetahuan dan keterampilan guru dalam memanfaatkan sumber belajar agar tercapai tujuan pemebelajaran. Penelitian ini mengkaji tentang pemetaan sumber belajar dan pemanfaatannya oleh guru geografi SMA di Kabupaten Purwakarta. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui persebaran sumber belajar geografi di Kabupaten Purwakarta. 2. Mengetahui pemanfaatan sumber belajar geografi oleh guru-guru di Kabupaten Purwakarta. 3. Mengetahui Faktor apakah yang mempengaruhi pemanfaatan sumber belajar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi meliputi seluruh guru geografi SMA di Kabupaten Purwakarta dan sampel penelitiannya menggunakan sampel penuh. Variabel dalam penelitian ini adalah sumber belajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, wawancara, dan kuesioner/angket. Teknik analisis data menggunakan analisis presentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1. Persebaran sumber belajar di Kabupaten Purwakarta tersebar di beberapa kecamatan diantaranya berada di kecamatan Jatiluhur, kecamatan Maniis, kecamatan Tegalwaru, kecamatan Plered, kecamatan Darangdang, kecamatan Bojong, kecamatan Wanayasa, kecamatan Kiarapedes, kecamatan Purwakarta dan kecamatan Bungursari. 2. Guru geografi memanfaatan Sumber Belajar di Kabupaten Purwakarta dengan cara, adalah sebagai media, contoh, tugas dan mengajak kelapangan. 3. Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sumber belajar oleh guru geografi di Kabupaten Purwakarta adalah aksesbilitas jarak dan lokasi. Dengan demikian penelitian ini menghasilkan persebaran dan pemanfaatan oleh guru geografi di Kabupaten Purwakarta. Kata Kunci: Sumber Belajar, Pemetaan, pembelajaran
2| Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
Learning Source Mapping And Its Utilization By High School Geography Teacher In Purwakarta District Gilang Permana1) Epon Ningrum2) Ahmad Yani3) GEOGRAFI EDUCATION DEPARTEMENT FACULTY OF SOCIAL SCIENCE EDUCATION INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION A source of learning is one of the component parts determine the success a learning process .The types of covering a source of learning forms a source of learning that could be seized by teachers and students , and so recognizing this research forest tourism kabuyutan there are one source of learning in the form of the environment. the utilization Forest There Kabuyutan as the source of Learning subjects in HIGH SCHOOL Geography in Garut”. 1 .Whether the type of the type of source of learning that used by high school geography teacher in garut district .2 .How knowledge of teachers learn about the source of high school in garut district land 3 .How the use of forest tourism there kabuyutan as a source of learning by teachers in high school geogrefi land garut district 4 .How the supporters and an impediment to the use of forest tourism there kabuyutan as a source of learning in garut district of this research using a method of descriptive where researchers trying to find some accurate data as supporting research . Its population is set covering the whole geography high school teacher in garut district and study sample use the area of the one in which the sampling method of sample taken at random based on per 10 kilometers.In this research there are two variables, variable x ( knowledge teachers against 1.A source of learning 2.A kind of a source of learning 3.Tourist forest there kabuyutan and forests there kabuyutan tourist 1.Accessibility 2. The location of 3.The function of 4.Of facilities and infrastructure ) and variable y ( this utilization of the forest tourism kabuyutan there as a source of study ). An instrument used in this research is documentation , interview , and questionnaires / poll .Data analysis technique in this research using analysis the percentage the data used to obtain the percentage data , namely to calculate into a table and then in described in the form of writing . The results of research show that the subject teachers geography use the types of pembelajarannya learn from every source , geography teachers understand and meliliki provisions in the use of a source of learning , the majority of teachers know tourist forest there kabuyutan can dijadikanya as a source of learning , facilities and facilities by factors in support system and the physical condition penghambatnya factors to limited time and an object that is absent from each other so there can be used as tourist forest kabuyutan geography as a source of learning
3| Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015 Password: a source of learning, tourist forest there kabuyutan, subjects geography
Pembelajaran geografi pada hakekatnya adalah mengkaji dan menelaah tentang semua aspek-aspek yang terdapat di muka bumi. Oleh karena itu, lingkungan bagi geografi harus dijadikan sebagai sumber dan media pembelajaran. Pentingnya sumber belajar dapat dilihat dari aspek kehidupan siswa. Suatu kenyataan bahwa siswa mendapatkan pengalaman yang lebih luas dan bervariasi dibanding orang tua mereka ketika masih muda. Sehingga cukup beralasan apabila sekolah memeberikan siswa pengalaman sebanyak mungkin dan variatif. Untuk mencapai hal ini, sekolah harus menggunakan sebanyak mungkin sumber belajar yang bermanfaat untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar karena sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lisyana (2010:22). Sumber belajar merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru. Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu seorang guru dalam belajar, mengajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan siswa belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru cenderung memanfaatkan buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar. Masih banyak para guru-guru di Indonesia yang menjadikan buku pelajaran sebagai satu-satunya patokan dalam mengajar. Padahal banyak sumber belajar selain buku yang justru sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa seperti lingkungan sekitar, perpustakaan, benda dan lain sebagainya. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sumber belajar
yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contoh dari sumber belajar yang dimanfaatkan dalah lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan menurut Sumaatmadja (2005:80) adalah “segala sesuatu (benda, kondisi, situasi) yang ada di sekeliling makhluk hidup yang berpengaruh terhadap kehidupan (sifat, pertumbuhan, persebaran) makhluk hidup yang bersangkutan”. Lingkungan selain berguna bagi kebutuhan hidup, juga dapat digunakan sebagai bahan belajar bagi manusia, yaitu digunakan sebagai sumber pembelajaran, khususnya sumber pembelajaran geografi, karena banyak sekali aspek-aspek dalam lingkungan yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran. Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan agar siswa lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga siswa dapat turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam sekitar. Dengan demikian, perlu kiranya seorang pendidik untuk mencoba mengatasi hal tersebut dengan penggunaan media yang lebih bersifat mengembangkan keaktifan siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan meningkatkan konsentrasi siswa terhadap mata pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga menghasilkan proses pemahaman dan hasil belajar yang optimal. Pernyataan ini sejalan dengan yang di ungkapakan dalam pidato pengukuhan guru besarnya menyampaikan sekilas tentang problematika pembelajaran geografi yaitu rendahnya kualitas pembelajaran yanga berdampak pada rendahnya hasil belajar geografi (Purwanto, 2010:1).
4| Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015 Kabupaten Purwakarta memiliki banyak potensi sumber belajar yang sangat beragam menjadikan Kabupaten Purwakarta kaya akan objek yang bisa di jadikan sumber belajar geografi dengan berdasarkan Kompetensi Dasar pada Silabus (Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Geografi SMA ) dan teori lingkungan sumaatmadja diatas maka disimpulkan sumber belajar yang diambil adalah : Gn. Patenggeng, Gn. Parang, Waduk jatiluhur, DAS Citarum, Situ wanayasa, Situ buleud, Kawasan Industri BIC, Curug Cipurut, Kawasan Wisata Cikahuripan, Gn. Burangrang, Air Panas Ciracas, Waduk Cirata, Desa Wisata Bojong Pasanggrahan dan Perkebunan jati. Dalam mata pelajaran Geografi di SMA banyak kajian yang membahas tentang lapisanlapisan atau disebut geosfer yang bisa memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar oleh guru geografi. Memetakan sumber belajar geografi yang ada di Kabupaten Purwakarta sekiranya bisa mempermudah para guru untuk memberikan suatu pengalaman belajar yang efektif bagi siswa. Kendala yang di hadapi guru saat ini adalah Rendahnya pengetahuan guru tentang lingkungan sebagai sumber belajar dan kendala menjangkau lokasi sumber belajar. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui persebaran sumber belajar geografi di Kabupaten Purwakarta. 2. Mengetahui pemanfaatan sumber belajar geografi oleh guru-guru di Kabupaten Purwakarta 3. Mengetahui Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemanfaatan sumber belajar geografi di Kabupaten Purwakarta. metode Populasi dalam penelitian ini terdiri dari populasi wilayah dan populasi manusia. Menurut Sumaatmadja (1988: 112) populasi penelitian geografi adalah “populasi penelitian geografi akan meliputi kasus (masalah peristiwa tertentu), individu (fisik, sosial, ekonomi, budaya, dan politik) yang ada pada ruang geografi tertentu”. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi wilayah meliputi seluruh wilayah sebaran sumber belajar di Kabupaten Purwakarta, sedangkan populasi manusia
meliputi seluruh guru SMA sederajat yang ada di Kabupaten Purwakarta. Terdapat beberapa indikator dalam penelitian ini : Variabel X (Kesesuaian Standar Kompetensi, Aksesbilitas dan Kompetensi Guru) dan variabel Y (Tingkat pemanfaatan sumber belajar Geografi). hasil dan pembahasan Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari Wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107o16′ 30” - 107o27′ 00” BT dan 6o39′ 00” - 6o28′ 30” LS. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Subang. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Subang dan Kabupaten Bandung Barat. c. Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Karawang, Kabupaten Kabupaten Bogor.
Cianjur
dan
Kabupaten Purwakarta memiliki wilayah seluas 97.172 hektar, atau 971,72 km2. Secara geografis Kabupaten Purwakarta berada pada titik temu tiga jalur utama lalu lintas yang sangat strategis, yaitu jalur Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon. Dengan kata lain, dari segi transportasi dan komunikasi, letak geografis Purwakarta sangat strategis karena dilalui oleh jalan raya negara/provinsi, jalan tol dan jalan kereta api. Secara administratif, wilayah Kabupaten Purwakarta terdiri dari 17 kecamatan, 183 desa dan 9 kelurahan, 490 dusun, 1.056 rukun warga, dan 3.071 rukun tetangga. Morfologi tanah Kabupaten Purwakarta bervariasi, dari dataran rendah ke dataran tinggi,
5| Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015 dengan ketinggian 150-1500 di atas permukaan laut (dpl), yang makin meninggi ke arah pegunungan di bagian tenggara. Beberapa gunung yang membentang dari Barat ke Timur, antara lain: Gunung Cantayan, Gunung Bongkok, Gunung cilalawi, Gunung Burangrang, Gunung Cupu, Gunung dingdingari, Gunung Haur, Gunung Gedogan, Gunung Karadak, Gunung Kancana, Gunung Kacapi, Gunung Lembu, Gunung Mandalawangi, Gunung Masigit, Gunung Parang, Gunung Pamoyanan, Gunung Panawingan, Gunung Pangukus, Gunung Sandaan, Gunung Sanggabuwana dan Gunung Sembung. Secara umum Kabupaten Purwakarta terletak dalam elevasi 83,60-670 meter dpl. terdiri dari: a. Dataran tinggi (pegunungan) dengan luas lebih dari 30% dari luas wilayah kabupaten. Dataran itudi daerah Selatan meliputi wilayah Kecamatan-kecamatan Wanayasa, Darangdan, dan Bojong; b. Daratan berbukit meliputi hampir 50% dari seluruh wilayah kabupaten, mencakup Kecamatan-kecamatan Jatiluhur, Sukasari, Plered, Sukatani, Tegalwaru, Maniis, Pondoksalam, Kiarapedes, dan Pasawahan. Bagian terbesar wilayah Barat merupakan daerah Bendungan Ir. H. Djuanda (Waduk Jatiluhur). c. Dataran rendah di bagian Utara dengan luas sekitar 20% dari luas wilayah kabupaten. Meliputi Kecamatan-kecamatan Purwakarta, Babakan Cikao, Bungursari, Cibatu dan Campaka. Ditinjau dari aspek geografis, letak KabupatenPurwakarta dapat dibagi atas beberapa wilayah, yaitu Bagian Utara, Barat, Selatan dan timur. Wilayah Bagian Utara mencakup Kecamatan Campaka, Bungursari, Cibatu, Purwakarta, Babakancikao, Pasawahan, Pondoksalam, Wanayasa dan Kiarapedes. Sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian antara 25-500 mdpl. Wilayah barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari, dimana bagian yang
merupakan permukaan air danau Ir. H. Juanda mempunyai ketinggian 107 m dpl. Sedangkan tanah daratan disekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400 m dpl. Kabupaten Purwakarta Bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi Kecamatan Plered, Maniis, Tegalwaru, Sukatani, Darangdan dan Kecamatan Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 mdpl. Kondisi geologi daerah Purwakarta terdiri dari batuan sedimen klastik, berupa batu gamping (kapur), batu lempung, batu pasir dan batuan vulkanik seperti tuf, breksi vulkanik, batuan beku terobosan, batu lempung napalan, konglomerat dan napal. Untuk jenis batuan beku terobosan meliputi andesit, diorite, vetrofir, basal dan gabro. Batuan ini umumnya bertebaran di bagian barat daya wilayah Kabupaten Purwakarta. Jenis Batuan napal atau batu pasir kuarsam merupakan batuan yang tertua di wilayah Kabupaten Purwakarta yang sebarannya terdapat di tepi Bendungan Jatiluhur (Bendungan Ir. H Djuanda). Sedangkan batu lempung yang usianya lebih muda (miosen) tersebar di sekitar wilayah barat laut dan bagian timur Kabupaten Purwakarta berikut endapan bekas gunung api tua yang berasal dari gunung Burangrang dan Gunung Sunda, yaitu berupa tuf, lava andesit basalitis, breksi vulkanik dan lahar. Pada bagian permukaan batuan itu terdapat endapan hasil erupsi gunung api muda yang meliputi batu pasir, lahar, lapili, breksi lava basal, aglomerat tufan, pasir tufa, lapili dan laca scoria. Berdasarkan kondisi dan jenis batuan di atas, maka di wilayah Kabupaten Purwakarta terdapat kandungan geologi berupa batu kali batu andesit, batu gamping (kapur), tanah lempung, pasir, pasir kuarsa, pasir batu (sirtu), tras, fosfat, barit dan batu gips. Sebagian besar jenis tanah adalah tanah latosol dan sebagian kecil adalah tanah aluvial, andosol, grumosol, litosol, podsolik dan regosol. Berdasarkan potensi yang dipaparkan di atas telah mendorong munculnya kegiatan pertambangan di Kabupaten Purwakarta. Purwakarta berada pada cekungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dengan kemiringan 0-40% dan DAS Cilamaya. Hal itu
6| Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015 sangat berpengaruh pada hidrologi dan sistem drainase daerah Purwakarta. Pada cekungan itu dibangun Bendungan Ir. H. Djuanda di Jatiluhur (7.757 ha.) dan Cirata (1.182 ha.), yang berfungsi sebagai flow control, irigasi, pembangkit tenaga listrik, juga sebagai sumber air minum DKI Jakarta. Luas kedua bendungan tersebut setara dengan 9,19% luas wilayah Kabupaten Purwakarta (BPS 2013). Pembanguan bendungan tersebut dimungkinkan oleh keberadaan sejumlah sungai. Dengan berdasarkan pembagian iklim menurut junghun, wilayah di Kabupaten Purwakarta yang dibagi menjadi 3 bagian wilayah berdasarkan ketinggiannya yaitu : a. ketinggian 25 – 500 meter di atas permukaan laut yaitu beriklim panas. b. ketinggian 107 – 400 meter di atas permukaan laut yaitu beriklim panas. c. ketinggian 200 – 2028 meter di atas permukaan laut yaitu beriklim sejuk. Berdasarkan data ( BPS 2013 )diatas dan pembagian iklim menurut junghun sebagian besar wilayah Kabupaten Purwakarta beriklim panas dan sebagian kecil beriklim sejuk. Masyarakat Purwakarta merupakan masyarakat sunda yang religius. Penduduk Purwakarta khususnya yang berada di perdesaan masih cukup kuat memegang teguh normanorma baik yang bersumber dari agama maupun adat istidiat yang diturunkan secara turun temurun. Keteguhan memegang norma tersebut sedikit memudar pada masyarakat perkotaan sehubungan dengan banyaknya kaum pendatang. Kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Purwakarta dilihat dari jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh relatif masih terbatas. Berdasarkan kondisi pada tahun 2012, angka rata-rata lama sekolah masih sebesar 7,52 tahun. Dengan demikian, penduduk Kabupaten Purwakarta umumnya hanya menyelesaikan pendidikan formal hingga tingkat SD.
Ketersediaan fasilitas pendidikan di Kabupaten Purwakarta masih belum berimbang baik tiap jenjangnya maupun distribusinya. Jumlah sekolah SD dan MI pada tahun 2011 tercatat sebanyak 468 unit. Jumlah SMP dan MTs pada tahun yang sama sebanyak 104 unit. Sedangkan jumlah SMA, SMK, dan MA sebanyak 64 unit. Distribusi fasilitas pendidikan masih terkonsentrasi di Kecamatan Purwakarta yang merupakan ibukota kabupaten. Pada tahun 2011 jumlah SD/MI di kecamatan tersebut tercatat sebanyak 86 unit, SMP/MTs sebanyak 21 unit, dan SMA/SMK/MA sebanyak 22 unit. Jumlah fasilitas pendidikan tersebut jauh lebih banyak dibandingkan kecamatan lainnya. Bahkan beberapa kecamatan masih belum mempunyai fasilitas pendidikan baik untuk jenjang SMP/MTs maupun SMA/SMK/SMA. Secara umum jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta selama periode 20082011 mengalami peningkatan. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, pada tahun 2008 jumlah penduduk di wilayah ini masih sebesar 831.383 jiwa, sedangkan pada tahun 2011 telah menjadi sebesar 876.251 jiwa. Dengan demikian selama periode tersebut terjadi penambahan penduduk sebesar 14.956 jiwa setiap tahunnya. Namun, dinamika penduduk Wilayah Kabupaten Purwakarta tidak bersifat linear. Dilihat secara terperinci terdapat fluktuasi angka laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,70%, pada tahun 2009 sebesar 0,83%, dan pada tahun 2010 sebesar 2,78%. Demikian pula berdasarkan daerahnya, sebagian kecamatan mengalami pertumbuhan jumlah penduduk, sedangkan sebagian lainnya mengalami pengurangan jumlah penduduk. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh kondisi dan situasi dinamika perekonomian yang terjadi pada tahun berjalan. Distribusi penduduk di Kabupaten Purwakarta dapat dikatakan masih sangat terkonsentrasi di ibukota kabupaten. Kecamatan Purwakarta sebagai ibukota kabupaten pada tahun 2011 mempunyai tingkat kepadatan
7| Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015 penduduk sebesar 68 jiwa/Ha. Angka tersebut jauh lebih apabila dibandingkan dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata di tiap kecamatan yang hanya 9 jiwa/Ha. Bahkan beberapa kecamatan di sekitar ibukota kabupaten juga mempunyai tingkat kepadatan diatas rata-rata. Kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Jatiluhur, Babakancikao, dan Pasawahan. Daerah lain yang menjadi pusat konstrasi penduduk adalah Kecamatan Plered dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 23 jiwa/Ha (BPS 2013). Prinsip persebaran adalah gejala dan fakta geografi tersebar tidak merata di permukaan bumi, baik yang berkenaan dengan gejala alam maupun gejala kemanusiaan. Dengan melakukan pengkajian dan menggambarkannya pada peta, dapat diungkapkan hubungan gejala satu dengan yang lain (Nursid Sumaatmadja, 1981: 43-44). Dalam penelitian ini Persebaran sumber belajar di Kabupaten Purwakarta tersebar di beberapa kecamatan diantaranya berada di kecamatan Jatiluhur, kecamatan Maniis, kecamatan Tegalwaru, kecamatan Plered, kecamatan Darangdang, kecamatan Bojong, kecamatan Wanayasa, kecamatan Kiarapedes, kecamatan Purwakarta dan kecamatan Bungursari. 15 Objek sumber belajar yang tersebar dalah berdasarkan kompetensi dasar (KD) yang ada pada silabus serta kurikulum 2013.
pertanyaan tentang pengertian sumber belajar, jenis sumber belajar dan fungsi sumber belajar ke pada guru. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 19 responden, guru geografi di Kabupaten Purwakarta sudah mengetahui pengertian sumber belajar. Dari hasil penelitian lebih dari setengahnya mengetahui Jenis sumber belajar yang dirancang dan lebih dari setangnya guru di Kabupaten Purwakarta sudah mengetahui jenis sumber belajar yang di manfaatkan. Fungsi sumber belajar dapat menunjang hasil belajar siswa sesuai yang dinyatakan oleh Hanafi (Karwono, 2007:4) “fungsi sumber belajar untuk meningkatkan produktifitas pendidikan, memberikan dasar yang lebih ilmiah dan belajar secara seketika” dari hasil penelitian capaian sumber belajar dengan KKM, kurang dari setengahnya guru menjawab “ya” dan lebih dari setenngahnya menjawab “sebagian” mencapai KKM ketika mengunakan sumber belajar pada kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan sumber belajar menurut AECT (Association for Educational Communications and Technology) adalah pemanfaatan sumber belajar yang di manfaatkan (learning resources by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak di desain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan di manfaatkan untuk keperluan pembelajaran..
Gambar Peta Persebaran Sumber Belajar Pengetahuan guru tentang sumber belajar di Kabupaten Purwakarta terlihat dari tinggi. Dari hasil penelitian dari 19 responden dengan 15 objek sumber belajar yang tersebar di Kabupaten purwakarta ialah kurang dari setengahnya guru geografi belum pernah berkunjung dan lebih dari setengahnya guru sudah berkunjung atau memanfaatkan sumber belajar yang tersebar di Kabupaten Purwakarta.
Pengetahuan guru tentang sumber belajar bisa di ukur dengan mengajukan pertanyaan-
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dengan cara bercerita dikelas, membawa gambar atau foto, menugaskan kepada siswa dan mengajak langsung kelapangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, dengan demikian guru yang hanya membawa gambar ke dalam kelas hanya sebagian kecil saja, bercerita di kelas hanya sebagian kecil, menugaskan
8| Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015 hanya sebagian kecil, mengajak peserta didik ke lokasi sumber belajar hanya sebagian kecil, sebagian kecil juga guru yang membawa gambar dan bercerita, sebagian kecil guru yang membawa gambar dan menugaskan, sebagian kecil guru yang membawa gambar dan mengajak peserta didik, sebagian kecil guru yang menugaskan dan mengajak, tidak ada guru yang bercerita dan mengajak peserta didik, sebagian kecil guru yang membawa gambar, bercerita dan menugaskan, sebagian kecil guru yang membawa gambar, bercerita dan mengajak, sebagian kecil guru yang membawa gambar, bercerita, menugaskan dan mengajak peserta didik serta kurang dari setenganya guru tidak memanfaatkan objek sumber belajar yang ada di Kabupaten Purwakarta. Salah satu bentuk pemanfaatan yaitu berkunjung langsung melihat beberapa objek yang nyata di lapangan, Kendala pemanfaatan merupakan suatu hambatan yang dihadapi guruguru geografi ketika memanfaatkan suatu objek atau sumber pembelajaran geografi adalah aksesbilitas. Tamin (2000) Aksesibilitas secara sederhana dapat dinyatakan dengan jarak, maka dalam penelitian ini menghitung jarak dari sumber belajar terhadap sekolah dengan menganalisis peta. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di paparkan dengan demikian yang berjarak 0-5 km dari objek sumber belajar hanya sebagian kecil dari seluruh SMA di Kabupaten Purwakarta, yang berjarak 5-10 km hanya sebagian kecil dari total SMA, yang berjarak 10-15 km ialah kurang dari setenganya dari total SMA, yang berjarak 15-20 km ialah kurang dari setenganya dari total SMA, yang berjarak 20-25 km ialah sebagian kecil dari total SMA, yang berjarak 25-30 km ialah sebagian kecil dari total SMA dan yang berjarak 30-35 km hanya sebagian kecil saja dari total SMA yang berada di Kabupaten Purwakarta. kesimpulan 1.
Persebaran sumber belajar di Kabupaten Purwakarta tersebar di beberapa kecamatan diantaranya berada di kecamatan Jatiluhur, kecamatan Maniis, kecamatan Tegalwaru,
2.
3.
kecamatan Plered, kecamatan Darangdang, kecamatan Bojong, kecamatan Wanayasa, kecamatan Kiarapedes, kecamatan Purwakarta dan kecamatan Bungursari. 15 Objek sumber belajar yang tersebar dalah berdasarkan kompetensi dasar (KD) yang ada pada silabus serta kurikulum 2013. Pemanfaatan lingkungaan sebagai sumber belajar oleh guru geografi diantaranya dengan cara membawa gambar ke dalam kelas, bercerita tentang lingkungan objek sumber belajar, memberikan tugas kepada peserta didik tentang objek sumber belajar dan mengajak peserta didik ke lingkungan objek sumber belajar tersebut. faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sumber belajar oleh guru geografi di Kabupaten Purwakarta adalah aksesbilitas.
DAFTAR PUSTAKA Buku AECT, 1994. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Lisyana, Irna. (2010). Pemanfaatan Lingkungan Setempat sebagai Sumber Pembelajaran oleh Guru Geografi di SMA Negeri se-Sukabumi Selatan. Skripsi Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Cetakan kedua. Bandung: Alumni. Tamin , ofyar Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung. Purwanto. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Cetakan ketiga belas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dokumen
9| Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015 Anonim. 2013: Purwakarta dalam angka. Purwakarta BPS kabupaten purwakarta. Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta tahun (2013) Data Guru Sma Negri Kabupaten Purwakarta . Karwono. (2007). Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran. Makalah pada seminar tentang pemanfaatan sumber belajar tanggal 13 november 2007