Hasil Penelitian
Pemetaan Media Luar Ruang Pada Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau (Pilgubri) Tahun 2013 Di Kota Pekanbaru Abstract The participation of candidates in local elections the democratic party is the dominant of the vote to win the political competition . Various attempts were made to improve the participants' tendency to choose politics . Implementation of the election for governor and vice governor of Riau Province in 2013 can not be separated from political activities such as marketing activities undertaken by all partner candidates for governor and vice governor of Riau Province . This study refers to the mapping ( mapping ) use outdoor media conducted by the regional head candidates in the election of governor and vice governor of Riau Province in 2013 , especially in the city of Pekanbaru . This study used a qualitative research approach ( qualitative research ) . The data will be used consists of two types of data , namely , the primary data , the data is obtained directly from respondents and observations that have been conducted and secondary data , ie data obtained from documents related to the study . Based on the results of the study concluded that the outdoor media used by candidates and prospective candidates of governor and vice governor of Riau Province in 2013 was in the form of billboards , billboards , banners and banner . The outdoor media widely installed in strategic areas in the city of Pekanbaru as junction region , area shopping centers , bridge district , area attractions , and hospitality areas . Keywords : Mapping , Outdoor Media , Pilgubri 2013
Abstrak Keikutsertaan kandidat pada pesta demokrasi pemilihan kepala daerah adalah perolehan suara yang dominan untuk memenangkan persaingan politik. Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan kecenderungan memilih partisipan politik. Pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Riau 2013 tidak terlepas dari aktivitas kegiatan seperti pemasaran politik yang dilakukan oleh seluruh pasangan kandidat calon gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Riau. Penelitian ini merujuk kepada pemetaan (maping) penggunaan media luar ruang yang dilakukan oleh kandidat calon kepala daerah dalam pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Riau tahun 2013 khususnya di Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif (qualitative research). Data yang akan digunakan terdiri dari dua jenis data, yaitu, data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden dan observasi yang telah dilakukan dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumendokumen yang berkaitan dengan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa media luar ruang yang digunakan oleh kandidat bakal calon maupun calon Gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Riau tahun 2013 adalah dalam bentuk billboard, baliho, spanduk dan banner. Media luar ruang tersebut banyak dipasang pada kawasan strategis yang ada di Kota Pekanbaru seperti kawasan persimpangan, kawasan pusat perbelanjaan, kawasan jembatan, kawasan obyek wisata, dan kawasan perhotelan. Kata Kunci: Pemetaan, Media Luar Ruang, Pilgubri 2013
133
Hasil Penelitian
*
Hasanuddin dan Amir Syamsuadi
Adalah Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau
PENDAHULUAN Pemilihan Kepala daerah secara langsung merupakan arena penting didalam melakukan rekruitmen kepala daerah ditingkat lokal dan juga wahana menselaraskan nilai-nilai demokrasi dalam bingkai negara kesatuan. Di tingkat provinsi hajatan demokrasi ini lebih dikenal dengan istilah pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Dalam pelaksanaan pesta demokrasi ini para calon yang akan maju didalam pemilihan berlomba lomba untuk dapat menarik perhatian pemilih. Sehingga perlu adanya cara maupun strategi yang dianggap mampu menarik perhatian pemilih dan jugadigunakan untuk dapat mengungguli kandidat lainnya. Sebuah kontestan sulit memenangkan Pemilu tanpa mengetahui peta kekuatan pesaing, para pemilih dan faktorfaktor lainnya (Firmanzah, 2007). Kehidupan politik di Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan ‘trend’ yang terjadi di dunia global. Pasca reformasi, terdapat Semangat emansipasi dan demokratisasi politik telah meningkatkan intensitas persaingan politik di Indonesia (Firmanzah, 2004; 2005; 2007; 2008), sehingga politisi dan partai politik perlu merancang ulang strategi bersaing untuk memenangkan persaingan politik. Tujuan utama dari keikutsertaan kandidat pada pesta demokrasi pemilihan kepala daerah tentu saja adalah perolehan suara yang dominan untuk memenangkan persaingan politik tersebut. Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan kecenderungan memilih partisipan politik. Penerapan metode dan konsep marketing dalam dunia politik disebut sebagai market-
ing politk, mirip dengan proses memasarkan produk, dimulai dari riset dan analisis untuk menemukan kebutuhan konsumen dan segmen pasar. Produk politik dijabarkan dalam tiga kategori, (1) party platform (platform partai), (2) past record (catatan tentang hal-hal yang dilakukan di masa lampau), dan (3) personal characteristic (ciri pribadi) (Niffenneger,1989). Pengukuran promosi politik dilakukan dengan menilai efektivitas dan kesesuaian berbagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan melalui advertising dan media, publikasi dan media, even debat, slogan/jargon kampanye, penggunaan selebritis dan konsistensi citra (Niffenneger, 1989). Harga dalam marketing politik mencakup banyak hal, mulai ekonomi, psikologis sampai citra nasional (Niffenegger, 1989). Sistem distribusi diartikan sebagai suatu jaringan yang berisi orang dan institusi yang terkait dengan aliran produk politik kepada masyarakat secara luas (O’Shaughnessy, 1995), sehingga masyarakat dapat merasakan dan mengakses produk politik dengan lebih mudah. Pemasaran politik yang dalam terminologi sederhana merupakan perkawinan dari dua disiplin ilmu sosial ilmu politik dan ilmu pemasaran (LessMarshment, 2001) dimana keberadaan secara akademik dideskripsikan sebagai perilaku politik (Hennerberg, 2004; Scammel, 1999). Pemasaran politik juga diartikan sebagai desain pemasaran untuk mempengaruhi target audiens untuk memilih orang, partai atau proposition (Alabi, 2007).Selain itu pemasaran politik memiliki framework yang mengadaptasi inti literatur pemasaran, yang dibangun berdasarkan
134
Hasil Penelitian
prediksi dan perspektif ilmu politik (Lock dan Harris,1996) dan yang menjadi fokus utama dari literatur pemasaran politik adalah bagaimana aktor politik menggunakan instrumen pemasaran (Henneberg, 2003). Instrumen dalam teori pemasaran politik saat ini dikenal dengan 4P yaitu instrumen pemasaran yang terdiri dari product, price, place and promotion, seperti halnya “bauran pemasaran” yang dipelajari dalam teori pemasaran (Jobber, 2001; Kotler, 2003) dan juga pendapat Henneberg (2003) yang mengatakan bahwa teori pemasaran politik sebaiknya mengembangkannya metodologi dari pondasi dasar atas kajian manajerial pemasaran dan pada saat bersamaan mengintegrasikan dan mengadopsi pengembangan konsep baru dari teori pemasaran kedalam pokok teori pemasaran politik dengan menggunakan analisis fungsi pemasaran yang menguraikan hal-hal yang dibutuhkan organisasi pemasaran untuk memperoleh kesuksesan (Sheth et al.,1995). Terdapat penelitian tentang bauran pemasaran politik tetapi baru pada tataran konsep. Penelitian ini mengisi gap tersebut dengan melakukan studi empirik pada penggunaan bauran pemasaran politik dengan terlebih dahulu melakukan eksplorasi terhadap indikator-indikator yang menjadi elemen dalam bauran pemasaran tradisional dengan meta analisis. Walaupun konsep pemasaran politik ini sudah dilahirkan oleh Niffenegger (1989) tetapi belum banyak teruji khususnya di Indonesia. Pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Riau 2013 tidak terlepas dari aktivitas kegiatan seperti pemasaran politik yang dilakukan oleh seluruh pasangan kandidat calon gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Riau. Dalam konteks penggunaan media sebagai bahan
kampanye, media luar ruang merupakan media yang sangat mudah di pakai untuk memasarkan produk politik dari mulai mendisain strategi sampai kepada mengaplikasikan strategi tersebut dalam konteks peningkatan popularitas kandidat dimata konstituen. Tidak terlepas dari kegiatan pemasaran politik, penelitian ini merujuk kepada pemetaan (maping) penggunaan media luar ruang yang dilakukan oleh kandidat calon kepala daerah dalam pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Riau tahun 2013 khususnya di Kota Pekanbaru yang merupakan poros ibukota dari Provinsi Riau sendiri. Unit analisis dalam penelitian ini adalah bakal calon kepala daerah yang besaing pada Pemilihan Gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Riau tahun 2013 yang melakukan strategi pemasaran politik dengan menggunakan media luar ruang di Kota Pekanbaru tahun 2013. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif (qualitative research). Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Metode ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui, serta dapat membantu peneliti memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif (Strauss & Corbin, 2003:5). Format deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. (Bungin,
135
Hasil Penelitian
2007:68). Data yang akan digunakan terdiri dari dua jenis data, yaitu, Data Primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden dan observasi yang telah dilakukan dan Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Studi dokumen yaitu peneliti menggunakan bahan-bahan tertulis yang mendukung penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara; 1. Dokumentasi Dokumnetasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, pengambilan gambar, penelusuran administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumendokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti maupun hasil observasi. 2. Interview/wawancara Adalah mproses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya/ pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (interview guide). 3.
Observasi Observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme sesuai dengan tujuan empiris. Dalam penelitian deskriptif, observasi berguna untuk menjelaskan, memberikan, dan merinci gejala yang terjadi. Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Dalam kaitan ini, Patton menyatakan bahwa ada empat teknik triangulasi, yaitu, triangulasi sumber, metodologi, penyidik, dan teori (Sutopo,
2002:78). Dalam kegiatan penelitian ini menggunkan teknik triangulasi sumber, peneliti dapat menggunakan metode pengumpulan data dengan sumber data yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara yang mendalam sehingga informasi yang berasal dari sumber data yang satu bisa dibandingkan dengan informasi lain yang diperoleh dari sumber data yang lain pula, atau dengan menggali sumber data tertentu, dari kondisi lokasinya, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku individu atau masyarakat, atau dari sumber yang berupa arsip atau dokumen yang berkaitan dengan data yang diinginkan oleh peneliti. Dengan cara menggali data dari sumber data yang berbeda dan teknik pengumpulan data yang berbeda pula akan didapatkan satu jenis data yang dapat diuji kemantapan dan kebenarannya. PEMBAHASAN Penggunaan Media Luar Ruang Sebagai Alat Pemasaran Politik Media Luar ruangan adalah media yang berukuran besar dipasang ditempat-tempat terbuka seperti dipinggir jalan, dipusat keramaian atau tempat-tempat khusus. Media Luar ruangan adalah semua iklan yang menjangkau konsumen ketika mereka sedang berada diluar rumah atau kantor. Media luar ruangan membujuk konsumen ketika mereka sedang ditempat tempat umum, dalam perjalanan, dalam ruang tunggu, juga ditempat-tempat terjadi transaksi. Jenis media luar ruang seperti, poster papan reklame (billboard)/ baliho spanduk pamflet umbul –umbul selebaran dll. Media Luar Ruang (Out Door Media), misalnya baliho, spanduk, reklame, electronic board, dan segala sesuatu yang bisa digunakan untuk membangun citra kandidat
136
Hasil Penelitian
(Image Building). Media luar ruang dirasakan sebagai bagian pemasaran politik yang sangat mudah di lakukan karena,; 1. Medium Situasional yang bagus dan direksional. 2. Medium Pengingat Brand, Berdampak Besar (Large than life), 3. Tidak Terlalu Mahal, 4. Lebih panjang usianya, 5. Sebagai Informasi Umum dan 6. Lebih mudah dipahami. Penggunaan media luar ruang di Kota Pekanbaru dalam pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur dapat diidentifikasi melalui lokasi – lokasi pemasangan danbentuk media luar ruang yang di pasang.Media luar ruang berbentuk spanduk dan baliho.Berikut beberapa lokasi yang dinilai strategis sebagai sasaran pemasangan media luar ruang seperti spanduk dan baliho di Kota Pekanbaru. TabelI: Lokasi Strategis pemasangan Media Luar Ruang di Kota Pekanbaru pada Pilgubri 2013. Lokasi
Tempat Pemasangan
Media Luar Yang di Pasang
1
Kawasan Persimpangan
Simpang Garuda Ujung, Simpang Tabek Gadang dan Simpang Terminal AKAP, Kawasan Simpang Tiga, Kawasan Simpang Bandara SSQ II, Kawasan Simpang Baterai Q Kaharuddin Nasution. Kawasan Simpang Keris jl. Pattimura, Kawasan Simpang Mall SKA, Simpang Jl. Sudirman Ujung. Simpang Masjid An’nur Jl Diponegoro.
banner, Spanduk, billboard, baliho
2
Kawasan Pusat Perbelanjaan
Kawasan Mall Ciputra, Kawasan Mall Pekanbaru, Kawasan Giant Panam, Kawasan Robinson Panam, Kawasan Mall SKA.
banner dan billboard
No
3
Kawasan Jembatan
Jembatan Leighton, Rumbai. Kawasan Jembatan Fly Over Pekanbaru, Sudirman.
banner, spanduk, billboard, baliho
4
Kawasan Obyek Wisata
Kawasan Alam Mayang, Kaca Mayang, Purna MTQ.
Banner, Spanduk, Billboard, Baliho
5
Kawasan Perhotelan
Kawasan Hotel Labersa, Hotel Pangeran, Hotel Ibis, Mayang Garden Hotel, dan Hotel Arya Duta.
Baliho dan Billboard
No
Lokasi Tempat
Sumber :Data Olahan Penelitian 2013 Tempat-tempat tersebut sangat strategis untuk tempat pemasangan media luar ruang, karena strategis dan sangat besar peluangnya untuk dibaca oleh masyarakatatau publik. Dahulunya media luar ruangan ini memang seringkali digunakan dalam strategi pemasaran yang berbau dengan kegiatan ekonomi, namun belakangan setelah rekonstruksi pemilu berubah dan seiring dengan perkembangan demokrasi era modern, aktivitas penggunaan dan pemasangan media luar ruangan juga diterapkan dalam momentum kegiatan-politik seperti Pilkada. Perspektif masyarakat cenderung berubah-ubah menyikapi fenomena tersebut, karena terkadang apa yang disampaikan melalui media luar ruangan tidak relevan dengan situasi sebenarnya. Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada gambar berikut ini ;
Lokasi-lokasi strategis di kota Pekanbaru menjadi pilihan kandidat didalam melakukan pemasangan media luar ruangan. Keuntungan yang semakin dirasakan oleh kandidat adalah semakin meningkatkan popularitas dan secara langsung mengenalkan calon kandidat kepada masyarakat. Calon calon yang akan maju dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur tentunya akan mempengaruhi perkembangan
137
Hasil Penelitian
dan pembangunan berbagai aspek di Provinsi Riau, oleh karenanya iklan-iklan politik yang muncul melalui media luar ruangan tersebut memikiki pengaruh besar terhadap keberlangsungan proses demokrasi di tingkat lokal. Intensitas Pemasaran Politik Kandidat Dengan Menggunakan Media Luar Ruang Dalam segi pemasaran politik terdapat sebuah proses pertukaran dari satu pihak dengan pihak lain, baik pertukaran yang sifatnya terbatas maupun sifatnya luas serta kompleks, dalam proses pertukaran inilah terjadi proses komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi pemasaran adalah aspek terpenting dalam keseluruhan misi pemasaran serta menjadi penentu suksesnya sebuah proses pemasaran. Peran pemasaran sangat vital, mengingat fungsi komunikasi dalam memfasilitasi hubungan antara kandidat dan konstituen itu sulit untuk di prediksi kedekatannya. Dalam pelaksanaan Pilgubri 2013 penggunaan media luar ruangan hampir merata dilakukan oleh seluruh kandidat yang akan mengikuti pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Kota Pekanbaru, diantaranya nama-nama seperti Mambang Mit, Indra Muchlis Adnan, Suryadi Khusaini, Tengku Muktaruddin, Lukman Edi, Ahmad, Jon Erizal, Herman Abdullah, dan Anas Ma’amun. Nama-nama tersebut dan timnya banyak menggunakan media luar ruang di beberapa lokasi strategis di Kota Pekanbaru, dam intensitas pemasangannya dilakukan sejak awal isu Pilkada digulirkan. Media Luar ruang sebagai media yang dianggap murah dan gampang digunakan menjadi alternatif dari kandidat calon gubernur dan wakil gubernur dalam
pelaksanaan pilgubri 2013 di Kota pekanbaru. Kota pekanbaru yang merupakan sentral ibu kota Provinsi Riau, merupakan titik utama bagi para kandidat untuk melakukan pemasaran politik melalui media luar ruangan.dengan jumlah penduduk yang besar dan aktivitas yang juga pada, membuat iklaniklan politik yang dipasang di pinggir jalan dan lokasi strategis dapat dengan mudah menjadi perhatian masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini namanama calon kandidat pada Pilgubri yang memiliki intensitas melakukan pemasangan media luar ruang di Kota Pekanbaru pada Pilgubri 2013. Ba nn er Ach m ad
B a nne r H . A zi z Za en al
B li b l oa rd M am b ang M ti
B ali ho H e r m an A bd ul a l h
Bi l boa r d H. A nas M a m ’ u n
B al h i o Jon E r zi al
Ba il ho W an A bu B ak ar
B an ne r T en gku M ukt ar u dd n i
Ba nn er Su r yad i K h usa n ii
S pan du k Luk m an E dy
Saat semakin clutter-nya media iklan politik, kebutuhan strategi untuk tampil tidak lagi cukup hanya sekedar beriklan di televisi, radio, atau koran. Banyaknya iklan yang diputar di setiap acara ber-rating tinggi sering menyebabkan iklan menjadi kurang menarik di mata penonton. Dengan mudahnya penonton tinggal berganti saluran, menunggu beberapa saat, lalu menekan kembali saluran sebelumnya berharap iklan sudah berlalu. Perusahaan akan membuang biaya placement yang percuma saat iklannya tampil di
138
Hasil Penelitian
tengah-tengah deretan iklan, tanpa ada yang menyaksikannya. Tentunya, akan lebih baik bila budget tersebut dimanfaatkan untuk upaya-upaya lain yang lebih strategis untuk membangun brand. Beberapa cara dilakukan dengan mencoba memanfaatkan media ruang luar dengan cara seunik mungkin sehingga setiap orang yang melewatinya bisa tertarik dan berusaha mengingatnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa media luar ruang yang digunakan dalam pencitraan kandidat Gubernur dan wakil gubernur Provinsi Riau tahun 2013 adalah billboard, baliho, spanduk dan banner. Bentuk media luar ruang tersebut didisain sebagai alat yang dapat menyampaikan visi dan misi kandidat kepada masyarakat. Pencitraan Kandidat bermakna merancang dan membentuk citra seorang kandidat sedemikian rupa sehingga kandidat tersebut mampu memenuhi kebutuhan target masyarakatnya. Tiga cara dalam iklan dalam berkomunikasi yaitu tiga cara menyampaikan pesan secara positif, negatif dan black campaign.
DAFTAR PUSTAKA Alwis, 2005, Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung Sebagai Upaya Demokrasi Didaerah, Pekanbaru : Unri Press. Baines, P. R. and Egan, J. (2001) “Marketing and Political Campaigning: Mutually Exclusive or Exclusively Mutual?”, Qualitative Market Research: An International Journal, Vol. 4, N.1, pp. 25-33. Bohnet, I., Frey, B.S., & Huck,S. (2001).” More order with less law : on contract enforcemet, trust and crowding,” American Political Science Review Vol 95 No. 1
Cangara Hafied. 2009, K o m u n i k a s i Politik Konsep, Teori dan Strategi , Jakarta: PTRaja Grafindo Persada. Dan Nimmo, 2004, Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, Media , Bandung: PT Remaja Rosdakarya Butler,P., & Collins,N (2001).” Political Marketing ; Structure And Process,” European Journal of Marketing Vol 28/No.1 Dermody, J. and Scullion, R. (2000)”Delusions of Grandeur? Marketing’s Contribution to ‘Meaningful’ Western Political Consumption”, European Journal ofMarketing, Vol. 35, No. 9/10 Firmanzah (2004), Peran Ilmu Marketing Dalam Dunia Politik : Menuju Marketing Politik Di Indonesia? Manajemen Usahawan Indonesia, No. 01/XXXIII ——————— (2005)Menyoal Rasionalitas Pemilih: Antara Orientasi Ideolog Dan ‘Policy-Problem-Solving’, Manajemen Usahawan Indonesia, No. 07/ XXXIV —————— (2008), Mengelola Partai Politik: Komunikasi Dan Positioning Ideology Politik Di Era Demokrasi, Yayasan Obor-Jakarta —————— (2008)”Segmentasi Dan Positioning; Perspektif Persaingan Politik”, Manajemen Usahawan Indonesia; No. 05/th.XXXVIIJakarta. —————— (2008), Marketing Politik – Antara Pemahaman Dan Realitas,Yayasan Obor-Jakarta Gandolfo Dominici (2009) From marketing mix to E-Marketing Mix : a litera-
139
Hasil Penelitian
ture overview and classification, , International Journal of Business and Management September, 2009 Gronroos C. (1994). Quo vadis marketing?Toward a relationship marketing paradigm.Journal of Marketing Management, 10 (5): 347- 360. Hayes, B.C,.& McAllister, I. (1996),” Marketing Politics To Voters : Late Deciders In The1992 British Election, “ European Journal of Marketing, Vol. 30 No, 10/11 Herry, A 2005, 9 Kunci Sukses Tim Sukses dalam Pilkada Langsung, Yogyakarta: Galang Press. Karya. Henneberg, 2003, Generic Function Of Political Marketing Management, Working Paper Series University of Bath School of Management, United Kingdom.
Nursal, A. 2004, Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah \ Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden , Jakarta: PT. Gramedia Newman, B. I. (1994) “The Forces Behind the Merging of Marketing and Politics”, Werbeforschung & Praxis, Vol. 39, No. 2. Niffenegger, P.B. (1989). “Strategies For Success From The Political Marketers.”The journal of Consumer Marketing Vol.6 No.1. O’Leary R, dan Iredale, I, 1976, The Marketing Concept; Quo Vadis?, European Journal of Marketing, Vol.10, No. 3. O’Shaughnessy, N. J. (1995) The Phenomenon of Political Marketing, Macmillan, Basingstoke
———————— 2004 “The Views of an Advocatus Dei: Political Marketing and its Critics”,Journal of Public Affair, Vol. 4, No. 3.
—————————————— (2001), “ The Marketing Of Political Marketing,” European Journal of Marketing, Vol.35 No.9/10, 2001.
Jobber, D, (2001) Pronciples and Practice of Marketing 3nd edition. Berkshire, Mc.Graw-Hill
Scammell, M. (1999) “Political Marketing: Lessons for Political Science”, Political Studies, Vol. 47
Kotler, P (2003), Manajemen Pemasaran edisi 11, Prentice HallLeesMarshmant, J (2001). “The Product, Sales And Market-Oriented Party: How Labour Learn To Market The Product,, Not Just The Presentation,” European Journal of Marketing. Vol 35 No. 9/10.
Sheth, J.N., & A. Parvatiyar (1995),” Relationship Marketing In Consumer Markets: Antecedents And Consequences,” Journal of the Academy of Marketing Science, Volume 23 No. 4 Sutopo, HB, 2002, M e t o d e Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press Yudelson J. (1999). Adapting McCarthy’s Four P’s for the Twenty-First Century. Journal of Marketing Education, 21(1): 60-67.
Lock, A., & Harris, P. (1996). “Political marketing-vive la difference.”European Journal of Marketing Vol. 30 No. 10/11
140