1
PEMBERIAN PROBIOTIK UNTUK MENGGANTIKAN ANTIBIOTIK SEBAGAI GROWTH PROMOTOR TERHADAP PERFORMA AYAM BROILER
MUHAMAD RIDHO PRASETIYO
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemberian Probiotik Untuk Menggantikan Antibiotik Sebagai Growth Promotor Terhadap Performa Ayam Broiler adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Muhamad Ridho Prasetiyo NIM D24110063
ABSTRAK MUHAMAD RIDHO PRASETIYO. Pemberian Probiotik untuk Menggantikan Antibiotik sebagai Growth Promotor Terhadap Performa Ayam Broiler. Dibimbing oleh RITA MUTIA dan WIDYA HERMANA. Antibiotik pada pakan komersial digunakan sebagai growth promotor. Namun, menggunakan antibiotik menyebabkan residu yang dapat membahayakan konsumen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari pemberian probiotik di minggu akhir pemeliharaan untuk menggantikan antibiotik sebagai growth promotor terhadap performa ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 200 ekor ayam umur sehari (day old chik / DOC) galur CP 707. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat (4) perlakuan dan 5 ulangan pada setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan adalah R1 = Pakan A (5 minggu), R2 = pakan B (5 minggu), R3 = R1 diganti pakan basal+probiotik (7 hari terakhir), R4 = R2 diganti pakan basal+probiotik (7 hari terakhir). Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan, konversi pakan, bobot badan, pertambahan bobot badan dan mortalitas. Kesimpulan penelitian adalah pemberian probiotik pada minggu terakhir tidak mempengaruhi terhadap penampilan ayam broiler dan tidak memberikan hasil yang lebih baik daripada pemberian antibiotic, pemberian probiotik menghasilkan ternak yang lebih sehat dan aman unuk dikonsumsi. Kata kunci: antibiotik, broiler, pakan basal, pakan komersial, probiotik
ABSTRACT MUHAMAD RIDHO PRASETIYO. Feeding Probiotics for Replace Antibiotics As Growth Promotor on The Performance of Broiler. Supervised by RITA MUTIA and WIDYA HERMANA. Antibiotics on commercial diet can be used as a growth promotor. However, usage of antibiotics can cause antibiotic residues that harmful to consumers. The objectives of this research were to determine the effect of probiotics in the last week of maintenance to replace antibiotics as growth promotor on the performance of broilers. Two hundreds DOC’s strain CP 707 was used in the study. This study used a completely randomized design (CRD) with four (4) treatments and 5 replications and 10 DOC each. The treatments were R1 = feed A (5 weeks), R2 = feed B (5 weeks), R3 = R1 replaced basal feed + probiotic (last 7 days), R4 = R2 replaced basal feed + probiotic (last 7 days).Variables observed in this research were feed intake, feed conversion, body weight, body weight gain and mortality. The conclusion of study is feeding probiotic does not effect on the performance of broiler and does not give better results than antibiotics but it produce healthier broiler and safe for being consumed. Key words: antibiotics, broiler, basal diet, commercial diet, probiotics
PEMBERIAN PROBIOTIK UNTUK MENGGANTIKAN ANTIBIOTIK SEBAGAI GROWTH PROMOTOR TERHADAP PERFORMA AYAM BROILER
MUHAMAD RIDHO PRASETIYO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
3
Judul Skripsi : Pemberian Probiotik Untuk Menggantikan Antibiotik Sebagai Growth Promotor Terhadap Performa Ayam Broiler Nama : Muhamad Ridho Prasetiyo NIM : D24110063
Disetujui oleh
Dr Ir Rita Mutia, M Agr Pembimbing I
Dr Ir Widya Hermana M,Si Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, M Si Ketua Departemen
Tanggal Lulus: (
)
5
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Pemberian Probiotik untuk Menggantikan Antibiotik Sebagai Growth Promotor Terhadap Performa Ayam Broiler. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Latar belakang penelitian ini yaitu pemberian antibiotik yang berlebihan akan menyebabkan adanya residu antibiotik pada hasil ternak yang dapat membahayakan kesehatan bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian probiotik diminggu akhir pemeliharaan untuk menggantikan antibiotik sebagai growth promotor terhadap performa ayam broiler. Penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Kritik, saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca secara umumnya.
Bogor, Agustus 2015
Muhamad Ridho Prasetiyo
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
METODE
2
Ternak Bahan dan Alat Pakan Lokasi dan Waktu Prosedur HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Performa Ayam Broiler Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Pakan Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan Pengaruh Perlakuan Terhadap Konversi Pakan Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Badan Akhir Pengaruh Perlakuan Terhadap Mortalitas
2 2 2 4 4 6 6 7 8 9 9 10
SIMPULAN DAN SARAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
14
UCAPAN TERIMA KASIH
14
7
DAFTAR TABEL
1 Komposisi nutrisi pakan komersial starter 2 Komposisi pakan basal 3 Kandungan nutrien pakan basal (berdasarkan perhitungan) 4 Komposisi Vita Stres dan Vita Chick 5 Pengaruh pakan perlakuan terhadap performa ayam broiler 6 Rataan konsumsi pakan mingguan 7 Konsumsi protein dan energi komulatif ayam broiler 8 Suhu Kandang (ºC) Selama Penelitian
2 3 3 3 6 7 8 10
DAFTAR LAMPIRAN
1 Analisis ragam bobot badan 2 Analisis ragam pertambahan bobot badan 3 Analisis ragam konsumsi pakan 4 Analisis ragam konversi pakan
13 13 13 13
1
PENDAHULUAN Komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang sangat baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang relatif murah dibandingkan dengan sumber protein hewani lain dan akses yang mudah diperoleh karena sudah merupakan barang publik (Anggorodi 2005). Komoditas unggas yang saat ini berkembang di Indonesia adalah ayam broiler. Sehingga pemintaan akan komoditas ini selalu meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Salah satu faktor strategis yang dapat mempengaruhi ketahanan industri perunggasan adalah pakan (Amrullah 2004). Faktor pakan dalam budidaya peternakan ayam boriler mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan produktivitas ternak tersebut (Anggorodi 2005). Penyediaan pakan yang berkualitas baik dari segi nutrisi maupun bentuk fisik harus dapat dijaga dan dipertahankan sehingga dapat memperbaiki atau meningkatkan perfoma ayam broiler. Penggunaan antibiotik dalam pakan ayam ras pedaging telah terbukti dapat memperbaiki performa ayam ras pedaging, kondisi ini akan meningkatkan pendapatan peternak. Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh suatu organisme dan dapat menghambat pertumbuhan organisme lain (Murdiati 2002). Antibiotik dapat dimanfaatkan sebagai growth promotor. Penggunaan antibiotik diizinkan secara legal namun akhir-akhir ini ada perkembangan yang mulai menentang penggunaannya. Antibiotik jenis Zinc Bacitracin dan Virginiamycin dilaporkan telah dilarang dipergunakan sejak 1997 oleh negara Denmark sebagai antibiotik pada pakan ternak (Soeripto 2002). Namun di dalam perkembangannya antibiotik dapat menimbulkan masalah, karena adanya mikroorganisme patogen yang ada di dalam saluran pencernaan menjadi resisten. Disamping itu ditemukannya resistensi mikroba dan residu pada produk peternakan yang dihasilkan akibat penggunaan antibiotik sehingga berbahaya bagi konsumen (Berendsen dan Rijhn 2006). Untuk mempertahankan efisiensi produksi ayam pedaging disatu sisi dan menyediakan produk peternakan yang aman untuk dikonsumsi, perlu diusahakan alternatif penggunaan antibiotik atau obat-obatan dalam industri peternakan Saat ini banyak upaya yang selalu dilakukan dalam mengurangi pengaruh antibiotik dalam periode akhir pemeliharaan baik itu menggunakan pakan basal dan probiotik di periode akhir pemeliharaan. Probiotik merupakan mikroorganisme yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ternak tanpa mengakibatkan terjadinya proses penyerapan komponen probiotik dalam tubuh ternak, sehingga tidak terdapat residu dan tidak terjadi mutasi pada ternak (Dwi 2003). Manfaat probiotik sebagai bahan aktif ditunjukkan dengan meningkatkan ketersediaan lemak dan protein bagi ternak. Beberapa penelitian pada broiler menunjukkan bahwa penambahan probiotik dalam ransum dapat meningkatkan pertambahan bobot badan, menurunkan konversi pakan dan mortalitas (Gunawan dan Sundari 2003). Dari uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian probiotik diminggu akhir pemeliharaan untuk menggantikan antibiotik sebagai growth promotor terhadap performa ayam broiler.
2
METODE Materi
Ternak Penelitian ini menggunakan 200 ekor ayam broiler strain CP 707 Abror Acress `berumur 1 hari (Day Old Chick) dari PT. Charoen Pokphand Indonesia.
Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan adalah pakan komersial, pakan basal, tempat pakan, tempat minum, lampu (40 watt), tirai penutup kandang, kipas angin, kertas koran, timbangan gital, alat tulis, logbook, kertas label, bambu, plastik ransum, thermometer, Vita Chik, probiotik EM-4 dan kandang boks.
Pakan Bahan pakan penyusun pakan komersil A adalah jagung, dedak, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung daging dan tulang, pecahan gandum, bungkil kacang tanah, tepung daun, canola, calcium, phosphorus, vitamin, trace mineral dan anti oksidan. Bahan pakan penyusun pakan komersil B adalah jagung, dedak, gluten jagung, pollard, tepung daging dan tulang, bungkil kedelai, minyak, kalsium fosfat, kalsium karbonat, natrium klorida, asam amino, vitamin, trace mineral dan antioxidant. Komposisi nutrisi pakan komersial di perlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1 Komposisi nutrisi pakan komersial starter Komposisi Nutrisi Kadar air Protein kasar Lemak kasar Serat kasar Abu Calsium Phospat Energi Metabolis Mengandung
Pakan komersil starter A (BR 11) B (BR 21e) 13% 12% 21-23 % 20-22 % 5% 4-8 % 5% 4% 7% 8% 0.90% 0.9-1.2 % 0.60% 0.7-1.0 % 2820-2920 kkal kg-1 (tidak dicantumkan) Antibiotika Coccidiostat & Antibiotika
Bahan pakan penyusun pakan basal adalah jagung kuning, CGM, bungkil kedelai, tepung ikan, CPO, CaCO3, garam, premix top, dan DL-Methionine. Komposisi pakan basal dan kandungan nutrien pakan basal ditampilkan pada Tabel 2 dan 3.
3
Bahan Pakan Jagung Kuning CGM Bungkil Kedelai Tepung Ikan CPO CaCO3 Garam Premix Top DL-Methionine
Tabel 2 Komposisi pakan basal Pakan Basal (%) 60.08 5.3 21.5 9 2.5 0.92 0.2 0.5 0
Tabel 3 Kandungan nutrien pakan basal (berdasarkan perhitungan) Nutrien Jumlah Bahan Kering (%) 89.6 Energi Metabolis (kkal kg-1) 3177.14 Protein (%) 20.24 Lemak (%) 2.7 Serat Kasar (%) 2.37 Lisin (%) 1.33 Meth (%) 0.52 Sistin (%) 0.38 Ca (%) 0.99 P (%) 0.52 Tabel 4 Komposisi Vita Stress dan Vita Chick Komposisi
Vita Chicks
Antibiotik Vitamin A 5 000 000 IU Vitamin D3 500 000 IU Vitamin E 2 500 IU Vitamin K3 1g Vitamin B1 2g Vitamin B2 4g Vitamin B6 1g Vitamin B12 1 mg Vitamin C 20 g Asam nikotinat 15 g Calcium-D-pantotenat 5g Elektrolit * Bacitracin MD 35 000 mg Oxytetracycline 60 g Nicotinic acid 15 g *Keterangan : tidak dicantumkan pada label
Vita Stress Non-Antibiotik 6 000 000 IU 1 200 000 IU 2 500 IU 3g 2g 3g 1g 2 mg 20 g 15 g 5g 750 g * * *
4
Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Blok C, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan. Penelitian dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2014.
Prosedur
Pembuatan Pakan Basal Bahan pakan ditimbang sesuai jumlah pakan yang akan dibuat. Bahan pakan dicampur hingga homogen ke dalam mixer. Bahan yang sudah homogen, kemudian ditimbang dimasukan ke dalam karung untuk dikemas berukuran 50 kg.
Persiapan Kandang Satu minggu sebelum digunakan, kandang terlebih dahulu dibersihkan dengan cara disapu, disikat dan dicuci dengan air bersih, kemudian didesinfektasi menggunakan desinfektan dengan cara disemprotkan. Setelah kering (3 hari) dilakukan pengapuran secara merata dengan menaburkan kapur pada lantai kemudian dilakukan fumigasi menggunakan formalin. Di bawah kandang diberi sekam padi tebal sekitar 5-8 cm sebagai penampung kotoran. Tempat pakan dan air minum disiapkan dan dibersihkan sebelum digunakan. Selama umur satu hingga dua minggu diatas kandang diberi alas koran. Setiap kandang terdapat satu tempat pakan, satu tempat minum, dinding lipat (terbuat dari alumunium) dan satu bohlam (40 watt) yang dipasang pada tengah tengah setiap kandang. Sekeliling kandang ditutup terpal sebagai pelindung hingga minggu ke lima. Fungsi terpal untuk mengurangi pengaruh langsung udara luar.
Pemeliharaan Ayam Pemeliharaan dilaksanakan selama 5 minggu. Selama penelitian pakan dan air minum diberikan ad libitum. Pemberian probiotik EM-4 dilakukan dengan cara mencampurkan ke dalam air minum dengan dosis 2 cc dalam l liter air minum. Pemberian pakan dan air minum dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada saat pagi dan sore hari. Pengukuran suhu dilakukan sebanyak 3 kali, pada saat pagi, siang, dan sore hari penimbangan bobot badan dan penghitungan pakan yang dikonsumsi akan dilakukan setiap minggu penelitian.
Pelaksanaan Pemanenan Pelaksanaan pemanenan dilakukan pada akhir penelitian yaitu pada saat ayam berumur 5 minggu. Penimbangan bobot hidup akhir dilakukan pada saat pemanenan.
5
Peubah yang Diamati Konsumsi Pakan (g ekor-1). Konsumsi pakan dihitung dari selisih pakan yang diberikan dengan sisa pakan yang ada setiap minggu selama pemeliharaan. Konversi Pakan. Konversi pakan diperoleh dengan cara membagi jumlah konsumsi pakan total dengan pertambahan bobot badan total selama lima minggu pemeliharaan. Pertambahan Bobot Badan (g ekor-1). Pertambahan bobot badan dihitung dengan cara mengurangi bobot badan akhir dengan bobot badan awal. Bobot Badan (g ekor-1). Bobot badan akhir diperoleh dengan cara menimbang bobot badan pada hari terakhir penelitian (umur 5 minggu). Mortalitas (%). Mortalitas dihitung berdasarkan pada jumlah ayam yang mati selama penelitian dibagi dengan jumlah ayam awal dikalikan 100 % pada setiap perlakuan.
Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 5 ulangan disetiap perlakuan berisi 10 ayam. Perlakuan yang digunakan adalah : R1 = Pakan komersial A selama lima minggu R2 = Pakan komersial B selama lima minggu R3 = Pakan komersial A selama empat minggu dan pakan basal ditambah dengan pemberian probiotik (7 hari terakhir) R4 = Pakan komersial B selama empat minggu dan pakan basal ditambah dengan pemberian probiotik (7 hari terakhir). Model matematik yang digunakan Steel dan Torrie (1993) adalah sebagai berikut : Yij = µ + τi + ε ij Keterangan : Yij : nilai pengamatan untuk perlakuan ke-I dan ulangan ke-j µ : Nilai rataan umum τi : pengaruh perlakuan ke-i ε ij : Error perlakuan ke-I dan ulangan ke-j Semua data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (Analysis of Variance) dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Performa Ayam Broiler
Pengaruh perlakuan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan bobot badan, dan mortalitas disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Pengaruh pakan perlakuan terhadap performa ayam broiler selama lima minggu pemeliharaan. Minggu Minggu Minggu Peubah Perlakuan ke 1-4 ke -5 ke 1-5 R1 1496.64±207.72 793.60±47.65 2290.24±63.35ab Konsumsi R2 1452.12±190.79 768.20±36.44 2220.32±52.71a Pakan R3 1497.16±193.57 817.20±55.11 2314.36±54.93b (g ekor-1) R4 1469.42±196.94 812.60±34.25 2282.02±26.21ab R1 1045.25±111.58 372.65±189.62 1417.90±244.30b Pertambahan Bobot Badan (g R2 922.67±104.70 397.60±98.79 1320.27±84.11b ekor-1) R3 1082.60±113.54 138.53±58.44 1221.13±129.15ab R4 848.20±76.48 217.67±151.18 1065.87±114.83a R1 1088.05±397.54 1460.70±243.95 1460.7±243.95b Bobot Badan R2 965.07±353.78 1362.67±82.96 1362.7±82.96b Akhir (g ekor-1) R3 1126.20±416.50 1264.73±129.41 1264.7±129.41ab R4 890.20±319.34 1107.87±113.86 1107.9±113.86b R1 1.36±0.26 2.13±2.03 1.65±0.27a Konversi R2 1.52±0.30 1.93±0.39 1.69±0.11a Ransum R3 1.33±0.18 5.90±2.57 1.91±0.23ab R4 1.64±0.44 3.73±3.60 2.16±1.41b R1 18 0 18 R2 2 0 6 Mortalitas(%) R3 0 10 10 R4 0 2 2 Keterangan : huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05). R1 (pakan komersial A 5 minggu), R2 (pakan komersial B 5 minggu), R3 (Pakan komersial A 4 minggu dan pakan basal 1 minggu terakhir), R4 (pakan komersial B 4 minggu dan pakan basal 1 minggu terakhir). Kualitas pakan A mengandung antibiotik akan tetapi tidak mengandung Coccidiostat dan pakan B mengandung antibiotik dan Coccidiostat. Ransum B mengandung monensin karena diliat sesuai fungsinya merupakan jenis antibiotik yang bertujuan sebagai Coccidiostat untuk mengendalikan coccidiosis (Soeripto 2002). Dosis toksis penggunaan dari monensin tidak diketahui akan tetapi sesuai standar penggunaanya adalah ≤ 200 (g ton-1) pakan. Probiotik adalah mikroba hidup atau sporanya yang dapat hidup atau berkembang dalam usus dan dapat menguntungkan inangnya, baik secara langung
7
maupun tidak langsung dari hasil metabolitnya (Kompiang 2006). Probiotik (EM4) mengandung Lactobacillus sp., Rhodopseudomonas sp., Actinomycetes sp., Treptomyces sp.,dan yeast (Soeharsono 2002).
Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Pakan Hasil sidik ragam menunjukkan, pemberian probiotik tidak berpengaruh (P>0.05) terhadap konsumsi pakan ayam pedaging selama penelitian (Tabel 5). Pakan R3 lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi pakan R1, R2, dan R4. Berdasarkan hasil yang diperoleh banyaknya konsumsi pakan kemungkinan pakan ini mengandung mikroorganismenya yang menguntungkan lebih banyak, sehingga zat-zat nutrisi yang terserap akan lebih banyak dari pakan yang dikonsumsinya. Hal ini menyebabkan ayam broiler akan meningkatkan konsumsi pakan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat nutrisi dalam tubuhnya. Menurut Zuprizal (2006), probiotik merupakan bakteri alam kehidupan (pro hidup) dan merupakan kebalikan dari antibiotik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak. Konsumsi pakan yang tinggi pada R3 menyebabkan konsumsi protein menjadi tinggi karena pakan dibuat iso-protein dan iso-energi. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahju (2004) menyatakan bahwa besarnya konsumsi pakan mencerminkan besarnya protein yang dikonsumsi. Scott (2005) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan konsumsi pakan adalah palatabilitas pakan. Tabel 6 Rataan konsumsi pakan mingguan selama pemeliharaan Minggu Konsumsi pakan (g ekor-1) keR1 R2 R3 R4 1 133.20±15.85 136.00 ± 5.55 147.20±10.14 135.20±6.17 2 278.40±8.88 277.00±2.49 286.40±8.94 278.20±4.58 3 490.00±0.00 490.00±0.00 490.00±0.00 490.00±0.00 4 595.04±19.56 548.52±38.86 573.56±12.14 566.02±38.71 5 793.60±54.87 768.20±45.63 817.20±54.03 812.60±31.94
Standar 150 370 610 800 980
C.P.2005.Manual Manajemen Broiler CP 707. Charoen Pokphand Indonesia, Jakarta.
Berdasarkan Tabel 6 konsumsi pakan perlakuan R1, R2, R3 dan R4 lebih rendah selama pemeliharaan dibandingkan standar yang ditentukan. Diduga dengan penambahan probiotik kemungkinan dapat meningkatkan pertumbuhan, mikroorganisme dalam sekum ayam broiler, terutama mikroorganisme yang menguntungkan. Dengan banyaknya mikroorganisme yang menguntungkan di dalam sekum, diduga penyerapan zat-zat makanan yang terkandung di dalam pakan lebih efisien dan akan mengurangi zat-zat nutrisi yang terbuang akibat dari adanya populasi mikroorganisme yang merugikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarsih (2005), bahwa ayam yang memperoleh probiotik Bacillus sp dapat meningkatkan luas permukaan usus untuk dapat meyerap nutrien yang lebih efektif, dan dapat menekan mikroorganisme yang merugikan sehingga zat-zat nutrisi yang terdegradasi lebih sedikit. Selain itu, konsumsi pakan yang rendah, maka konsumsi protein juga semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan komposisi nutrisi, menunjukkan bahwa imbangan energi dan protein pada masing-masing pakan perlakuan tidak sama. Seperti diketahui bahwa imbangan protein dan energi sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumsi pakan, karena energi
8
dalam pakan adalah salah satu faktor pembatas konsumsi. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan NRC (1994), bahwa imbangan energi di dalam pakan akan mempengaruhi konsumsi pakan. Selain itu, bentuk fisik ransum berpengaruh terhadap konsumsi, bentuk fisik yang menarik (ukuranya seragam) dan sedikit mengandung debu (mash) menjadi alasan terhadap tingginya konsumsi ransum. Rasyaf (2003) menambahkan jumlah pakan yang dikonsumsi ayam tergantung pada spesies, umur, bobot badan, temperatur lingkungan dan tingkat gizi dalam pakan.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan Hasil sidik ragam menunjukkan, pertambahan bobot badan ayam broiler tidak dipengaruhi oleh perlakuan (P>0.05). Pemberian probiotik menghasilkan pertambahan bobot badan hamper sama dengan pemberian antibiotik. Penambahan probiotik kedalam pakan kontrol, akan membantu pencernaan zat-zat makanan di usus halus dan menurunkan populasi bakteri pathogen (Diaz 2008). Dilaporkan juga oleh Yu et al. (2008), bahwa penambahan probiotik ke dalam pakan ayam dapat meningkatkan produksi enzim B-glukanase pada semua segmen saluran pencernaan, menurunkan vikosikositas digesta dan dapat meningkatkan pertambahan bobot. Soeharsono (2002) menyatakan bahwa probiotik EM-4 dapat meningkatkan konsumsi pakan dan meningkatkan bobot badan. Peningkatan pertambahan bobot badan kemungkinan juga disebabkan karena probiotik yang diberikan dapat mempertahankan keseimbangan ekosistem dalam usus. Protein dan asam amino merupakan nutrisi yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan dan produktivitas maksimal. Data pada Tabel 5 menunjukan bahwa pertambahan bobot badan perlakuan R4 berbeda nyata (P<0.05) lebih rendah dibandingkan dengan ketiga pakan yang lain. Rendahnya pertambahan bobot badan ini diduga disebabkan oleh faktor konsumsi yang rendah, dikarenakan konsumsi protein dan energi yang dibutuhkan tubuh unggas untuk pertumbuhan tidak terpenuhi dengan baik. Tabel 7 Konsumsi protein dan energi komulatif ayam broiler selama 5 minggu Peubah R1 R2 R3 R4 Konsumsi Protein (g) 503.84 466.26 509.16 479.22 Konsumsi Energi (kkal ) 6572.87 * 6642.32 * *Keterangan : kandungan energi tidak dicantumkan Menurut NRC (1994) konsumsi energi ayam broiler umur 5 minggu adalah 7290-8249 kkal , sedangkan konsumsi energi (Tabel 7) yang diberikan adalah 6572.876642.32 kkal. Menurut Anggorodi (2005) kandungan protein dalam pakan harus diimbangi dengan energi yang cukup. Imbangan energi dan protein dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan protein minimum, sebab kekurangan energi akan merubah protein menjadi energi. Menurut Scott (2005) ransum yang mengandung protein rendah dan dikonsumsi dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan defisiensi atau ketidakseimbangan asam amino yang menghambat pertumbuhan. Kandungan protein ransum mempengaruhi kecernaan protein kasar. Bahwa tinggi rendahnya kecernaan protein tergantung pada kandungan protein bahan pakan dan banyaknya protein yang masuk dalam saluran pencernaan. Selain itu, pemberhentian growth promotor pada pakan komersial diperiode akhir pemeliharaan sangat berpengaruh dan berdampak
9
langsung terhadap penurunan bobot badan. Antibiotik ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan bobot badan (Soeripto 2002).
Pengaruh Perlakuan Terhadap Konversi Pakan Konversi pakan pada ayam boriler adalah jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg bobot hidup. Nilai konversi pakan akan semakin baik jika memiliki nilai yang lebih kecil (Rasyaf 2003) Hasil sidik ragam konversi pakan menunjukkan bahwa penambahan probiotik tidak menampakkan perbedaan yang nyata (P>0.05). Pada penambahan probiotik diduga, bahwa mikroorganisme yang menguntungkan dalam saluran pencernaan sangat berperan dalam mengoptimalkan konsumsi pakan, sehingga penyerapan zat-zat nutrisi berlangsung dengan sempurna (Scott 2005). Konversi pakan R4 paling tinggi dibandingkan dengan pakan yang lain yaitu sebesar 2.16. Hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi konversi pakan menunjukan semakin banyak pakan yang dibutuhkan untuk meningkatkan bobot badan persatuan berat. Secara ekonomis perbedaan angka konversi pakan antara beberapa jenis pakan sangat merugikan bagi usaha peternakan karena akan meningkatkan biaya produksi. Peternak diharapkan selektif dalam memilih jenis pakan yang menghasilkan laju pertumbuhan tinggi dengan konversi pakan yang optimal demi menekan biaya produksi. Konversi pakan R1 yang rendah menunjukkan efisiensi penggunaan pakan lebih baik. Hal ini berarti semakin efisien ayam mengkonsumsi pakan untuk produksi daging. Jika dibandingkan dengan nilai standar FCR maka nilai konversi pakan baik karena angka konversi yang baik adalah di bawah 2. Ayam pedaging yang mempunyai nilai konversi pakan 1.65 berarti untuk membentuk 1 kg bobot badan diperlukan pakan sebesar 1.65 kg. Selain itu ada pengaruh yang disebabkan bentuk fisik pakan antara crumble dan mash. Pemberian pakan basal (mash) menyebabkan jumlah pakan yang banyak terbuang, kurang disukai ayam dan mengandung debu. Pakan bentuk crumble dan pellet merupakan pakan yang disukai oleh unggas. Jahan et al. (2006) menyatakan bahwa pellet adalah hasil modifikasi dari mash yang dihasilkan dari pengepresan mesin pelet menjadi lebih keras. Sehingga mengurangi sifat berdebu pakan, meningkatkan palatabilitas pakan, mengurangi pakan yang terbuang, mengurangi sifat voluminous pakan dan untuk mempermudah penanganan pada saat penyimpanan dan transportasi.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Badan Akhir Data pada Tabel 5 menunjukan bahwa pertambahan bobot badan masing-masing perlakuan secara statistik juga tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (P>0.05). Penurunan bobot badan akhir ayam pedaging ini kemungkinan dipengaruhi oleh produk metabolisme dari bakteri yang terdapat dalam probiotik, salah satunya menghasilkan enzim yang tidak turut membantu meningkatkan penyerapan zat makanan dalam tubuh sehingga secara langsung produk metabolisme tersebut sebagian tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak untuk membentuk atau menambah ukuran jaringan baru (Amrullah 2004). Rendahnya bobot badan ayam perlakuan R4 ini diakibatkan oleh rendahnya tingkat konsumsi pakan selama 5 minggu, sehingga nutrien yang diserap ke dalam tubuh ternak juga sedikit dibandingkan dengan perlakuan lain. Asupan nutrien yang rendah kedalam tubuh ternak menyebabkan ternak tidak dapat tumbuh secara optimal.
10
Faktor lingkungan, seperti suhu dan kelembaban, berpengaruh terhadap bobot badan yang rendah.
Minggu ke 1 2 3 4 5 Jumlah Kumulatif
Tabel 8 Suhu Kandang (ºC) Selama Penelitian Suhu (ºC) Pagi Siang 23.43 29.29 23.57 29.00 22.71 29.43 23.43 29.86 23.57 28.86 23.34 29.29
Sore 25.43 26.29 25.14 24.57 24.57 25.2
Suhu rata rata kandang selama pemeliharaan sekitar 25.29ºC Tabel 8. Suhu kandang tidak sesuai dengan yang disarankan sekitar 23.88ºC. Sehingga suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan stress sehingga berpengaruh berkurangnya konsumsi dan penurunan bobot badan ayam broiler setiap periode pemeliharan.
Pengaruh Perlakuan terhadap Mortalitas Mortalitas merupakan angka kematian ternak selama pemeliharaan dan faktor penting yang harus diperhatikan dalam usaha peternakan ayam. Mortalitas pada R1 yang tinggi sebesar 18% (9 ekor) disebabkan terkena CRD (Cronic Respiratory Desease). Hal ini berdasarkan pengamatan lapang yang dilakukan yaitu gejala yang dialami sebelum mati, ayam terlihat ngorok, lendir keluar dari hidung, kepala merunduk, sayap terkulai lemas, dan badan gemetar. Mortalitas yang paling rendah yaitu pada R4 sebesar 2% (1 ekor) menunjukan angka mortalitas yang baik karena dibawah 5%. Blakely dan Bade (2001) menyatakan bahwa angka mortalitas yang baik untuk ayam pedaging adalah kurang dari 5%. Lacy dan Czarick (2002) menyatakan bahwa tingkat mortalitas pada ayam pedaging masih bisa dikatakan normal pada tingkat kematian 4%. Jumlah ayam broiler yang mati selama pemeliharaan adalah sebanyak 18 ekor yaitu sekitar 9% sehingga ini sangat berpengaruh kepada biaya produksi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pemberian probiotik pada minggu terakhir pemeliharaan tidak mempengaruhi penampilan ayam broiler dan tidak memberikan hasil yang lebih baik daripada pemberian antibiotik. Pemberian probiotik menghasilkan ternak yang lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi. Saran Perlu dilakukan penyuluhan mengenai penggunaan antibiotik kepada para peternak dan pabrik pakan, serta perlu adanya perbaikan peraturan terhadap penggunaan antibiotik pada ternak.
11
DAFTAR PUSTAKA Amrullah IK. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Seri Beternak Mandiri. Bogor [ID]: Lembaga Satu Gunungbudi. Anggorodi R. 2005. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta [ID] : Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Blakely J, Bade DH. 2001. Ilmu Peternakan. Cetakan Keempat. Yogyakarta [ID]: Gadjah Mada Press. Berendsen BJA, Rijhn JAV.2006. Residue analysis of tetracycline in poultry muscle, shortcomings revealed by a proficiency test. Food Additives and Contaminants 23(11):1141-1148. Charoen Pokphand Indonesia. 2005. Feed and Nutrition In Broiler Management. Stadium General Charoen Pokphand. Bogor [ID] : Insititut Pertanian Bogor. Diaz D. 2008. Safety and efficacy of ecobiol as feed additive for chickens for fattening. The EFSA Journal 773 : 2-13. Dwi KM. 2003. Pengaruh Pemberian Probiotik Kombinasi dan Probiotik Tunggal Bacillus sp. terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dalam Sekum Ayam Broiler. [skripsi] Fakultas Kedokteran Hewan. Bogor [ID] : Institut Pertanan Bogor. Gunawan, Sundari. 2003. Pengaruh Penggunaan Probiotik dalam Ransum terhadap Produktivitas Ayam. [skripsi] Fakultas Peternakan. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. Jahan MS, Asaduzzaman M, Sarkar AK. 2006. Performance of broiler fed on mash, pellet and crumble. Int J Poultry Sci. 5(3) : 265-270. Kompiang IP. 2006. Pemanfaatan Mikroorganisme sebagai Probiotik untuk Meningkatkan Produksi Ternak Unggas di Indonesia. Bogor [ID] : Bagian Riset bidang Pakan dan Nutrisi Ternak, Balitnak. Lacy MP, Czarick M. 2002. Applications of housing conditions with special reference to broilers.World’s Poultry Congress. Amsterdam Netherlands. Proceedings 2: 121123. Murdiati TB. 2002. Pemakaian Antibiotik dalam Usaha Peternakan. Bogor [ID] : Balai Penelitian Veteriner. [NRC] National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. 9th Revised Edition. Washington [US] : National Academic Press. Rasyaf M. 2003. Manajemen Peternakan Ayam Broiler. Jakarta [ID]: Penebar Swadaya. Scott TA. 2005. Variation in feed intake of broiler chickens. Rec Adv Anim Nutr Aust 15 : 237-244. Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta [ID] : Terjemahan. P.T. Gramedia. Soeharsono H. 2002. Probiotik. Alternatif Pengganti Antibiotik dalam Bidang Peternakan. Bandung [ID] : Laboratorium Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Soeripto. 2002. Pendekatan konsep kesehatan hewan melalui vaksinasi. Jurnal Litbang Pertanian 21(2) :48-55. Wahju J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-5. Yogyakarta [ID] : Gadjah Mada University Press.
12
Winarsih W. 2005. Pengaruh probiotik dalam pengendalian salmonellosis subklinis pada ayam : gambaran patologis dan performan. [disertasi] Sekolah Pascasarjana. Bogor [ID] : Institut Pertanian Bogor. Yu B, Liu, Hsiao FS, Chiou PWS. 2008. Evaluation of Lactobacillus Reuteri Pg4 strain expressing heterologous b-glucanase as a probiotic in poultry diets based on barley. Anim Feed Sci and Tech 141 : 82-91. Zuprizal. 2006. Nutrisi Unggas. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Yogyakarta [ID] : Universitas Gadjah Mada.
13
Lampiran 1. Analisis Ragam Bobot Badan JK db Perlakuan Galat Total
339535.125 384433.302 723968.427
3 16 19
KT 113178.375 24027.081
Fhit
Sig
4.710
.015
SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 2. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan JK db KT Perlakuan 338541.933 3 112847.311 Galat 386492.214 16 24155.763 Total 725034.147 19
Fhit 4.672
Sig .016
SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 3. Analisis Ragam Konsumsi Pakan JK db Perlakuan 24043.045 3 Galat 41982.400 16 Total 66025.445 19
KT 8014.348 2623.900
Fhit 3.054
Sig .059
SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 4. Analisis Ragam Konversi Pakan JK db Perlakuan .825 3 Galat .699 16 Total 1.524 19
KT .275 .044
Fhit Sig 6.300 .005
SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
14
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 25 Juli 1993. Penulis merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Udrus Suprtaman dan Titih. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 01 Marinjung pada tahun 1999-2005. Pendidikan dilanjutkan di SMPN 1 Cisolok pada tahun 2005-2008 kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Cisolok pada tahun 2008-2011. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN). Selama kuliah, penulis mengikuti beberapa kegiatan kampus seperti kepanitiaan seperti Masa Perkenalan Fakultas, Symposium Kepemudaan Nasional, student seminar, dan malam keakraban INTP 49, mengikuti seminar seperti seminar nasional “Fapet Golden Week’, International Feed Seminar 2012, Seminar Nasional Hari Susu Nusantara. Penulis menjadi anggota BEM KM IPB 2011 dan FAAM Al An-Am 2012. Penulis menjadi asisten praktikum Mikrobiologi Nutrisi, Ilmu Management Pastura dan Ilmu Pengantar Pastura. Penulis meraih juara 3 lomba Volly di Fakultas Peternakan dan juara meraih juara 2 lomba volly Bidikmisi seIPB. Penulis melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian dan bidang Karsa Cipta. Penulis mengikuti even-even wirausaha seperti Program Wirausaha Mahasiswa 2014, Kementrian KOP- UKM 2015, Shell Life Wire 2014 , GSC 2015, Wirausaha Muda Mandiri 2014, Diplomat Success Challenge 2015, dan Trusmi Entrepeneur 2015.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelsaikan penelitian dan skripsi sebagai salah satu syarat mendapat gelar kesarjanaan dari program studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Shalawat dan salam senantiasa penulis curahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW. Terima kasih penulis ucapkan pula kepada Dr Ir Rita Mutia, M Agr dan Dr Ir Widya Hermana, M Si selaku pembimbing skripsi atas segala bimbingan, kesabaran, dukungan, sumbangan ide dan materi yang telah diberikan Dr Ir Ibnu Katsir Amrullah, MS selaku dosen pembahas seminar seminar pada tanggal 27 November 2014. Terima kasih kepada Ir Dwi Margi, MS dan Dr Ir Niken Ulupi, MS selaku dosen penguji siding pada tanggal 28 Juli 2015. Terima kasih kepada Hibah penelitian BOPTN 2014 atas nama Dr Ir Rita Mutia, M Agr sebagai penyandang dana penelitian. Terima kasih kepada Nurkholis dan Lani selaku teman satu penelitian selama pengumpulan data atas semua dukungan, suka duka, bantuannya. Sahabat penulis Sahal dan Sarah. Kepada teman-teman yang telah ikut membantu keluarga Nutrisi 48 (DESOLATOR). Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu dan keluarga atas doa dan kasih sayangnya yang tulus. Semoga atas selesainya tugas akhir ini, gelar kesarjanaan penulis dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya untuk semua kalangan masyarakat.
15