PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI EKSTRAKURIKLER PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) DI SMAN 1 GARUM KAB. BLITAR ESTABLISH MENT THE CHARACTERS OF STUDENT FROM EXTRACURRICULAR PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) AT SMAN 1 GARUM REGENCY BLITAR RIKA WIJAYA Drs. Margono M.Pd., M.Si Drs. Suwarno Winarno. *JurusanHukumdanKewarganegaraan FIS UM E-mail:
[email protected] **DosenPembimbingJurusanHukumdanKewarganegaraan FIS UM Jalan Semarang 5 Malang ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui progam kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT yang mencerminkan penanaman nilai karakter, (2) Pelaksanaan progam kegiatan ekstrakurikuler PSHT yang mencerminkan pembentukan karakter (3) mengetahui apa kendala pembentukan karakter siswa melalui kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT, (4) mengetahui apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pembentukan karakter melalui ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT di SMAN 1 Garum. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah karakter yang ditanamkan pada siswa melalui ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT di SMAN 1 Garum. Progam kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT yang mencerminkan penanaman nilai karakter adalah (a) kegiatan rutin, (b) kenaikan sabuk (c) SMANEGA CUP, (d) pemilihan atlit, (e) latihan tambahan dan (f) pertandingan tingkat proinsi dan nasional. Pelaksanaan Progam kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT yang mencerminkan penanaman nilai karakter adalah (a) kegiatan rutin, nilai karakter : Religius, disiplin , (b) kenaikan sabuk, nilai karakter religius, mandiri, peduli lingkungan (c) SMANEGA CUP, nilai karakter ; displin dan menghargai prestasi, (d) pemilihan atlit, nilai karakter : kerja keras dan menghargai prestasi, (e) latihan tambahan, nilai karakter kerja keras dan tanggung jawab dan (f) pertandingan tingkat proinsi dan nasional nilai karater : religius, menghargai prestasi dan tanggung jawab .
i
Kendala pembentukan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT adalah (a) kurang kompaknya guru, (b) keterlambatan siswa dan (c) sarana dan Prasarana. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pembentukan karakter melalui ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT di SMAN 1 Garum adalah (a) membentuk kekompakan guru, (b) melatih kedisiplinan siswa dan (c) melengkapi sarana dan prasarana. Kata Kunci : Pembentukan Karakter, Ekstrakurikuler, Pencak Silat PSHT ABSTRACT: The purpose of this research as follow : (1) Knowing activity progamof extracurricular Pencak Silat PSHT that refleks establishment of character value; (2) Implentation of activity progam that refleks establishment of character value (3) Knowing what ptoblem is, on the establisment student character from extracurricular Pencak Silat PSHT (4) Knowing what eforts are done to solvethe problem on the establisment student character from extracurricular Pencak Silat PSHT. The sctivities progam o extracurrikular Pencak Silat PSHT that refleks of establishment charakter value are : (a) Rutine activity (b) Increaase level of belt (c) SMANEGA CUP (d) Atlet selection (e) Extra exercise (f) Competition in Provincy and National. Implentation of activity progam that refleks establishment of character value (a) Routine activity character value are : Religious, dicipline (b) Increasse level o belt character value are : Religious, independent, care for the environment (c) SMANEGA CUP character value are : dicipline, rewarding achievement (d) Atlet selection character value are : hard work and rewarding achievement (e). Extra exercise character value are : hard work and responsibility (f) Competition in Provincy and National character value are : Religious, rewarding achievement and responsibility. ptoblem is, on the establisment student character from extracurricular Pencak Silat PSHT are : (a) Teacher compactles (b) Student attachment (c) Facilities. Knowing what eforts are done to solvethe problem on the establisment student character from extracurricular Pencak Silat PSHT. The eforts are done to solvethe problem on the establisment student character from extracurricular Pencak Silat PSHT are (a) the establisment of teacher compact (b) Train the student dicipline (c) complete of facilities. Keywords: Establisment character, extracurricular, Pencak Silat PSHT
ii
Proses perkembangan zaman berlangsung secara universal tidak terkecuali bangsa Indonesia mengalami perkembangan. Unsur penggerak perkembangan adalah dunia pendidikan hakekat pendidikan adalah mendidik manusia, manusia yang secara kodrati selalu mengalami proses perkembangan. Tujuan dari pendidikan harus bisa menghasilkan Sumber Daya manusia (SDM) yang berkualitas, profesional dan cerdas yang mencangkup secara intelegency, emosional dan spiritual. Pesreta didik diharapkan mempunyai karakter yang kuat dalam kehidupan berbangsa bernegara, berbudi pekerti luhur. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 secara eksplisit memuat tujuan bangsa indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional yang memuat dasar pendidikan nasional. Serta pasal 3 yang memuat fungsinya yaitu mengembangkan pengetahuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, ber akhlak mulia, berilmu, kreatif, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu lulusan dari pendidikan di Indonesia ini dituntut untuk berkualitas, cerdas dan baik moralnya dan akhlaknya. Proses pendidikan yang sekarang ini dari hasil pengamatan sementara terlihat sekali kurang mendapatkan pengetahaunya mengenai moral dan akhlaknya. Peserta didik hanya disiapkan untuk pendidikan akademik saja. Meskipun suadah diberikanya Pelajaran Pendikan Agama Islam dan pendidikan Kewarga Negaraan namun porsi kedua mata pelajaran yang bertujuan untuk mendidik moral dan akhlak tersebut sangat minim dan kurang Pembentukan karakter siswa merupakan tujuan dari sistem pendidikan di indonesia yaitu untuk menumbukan karakter yang kuat dalam kehidupan berbangsa bernegara, dan berbudi pekerti luhur . Perkembangan dalam bidang pendidikan pada bangsa Indonesia yaitu, ditandai dengan pergantian kurikulum dari 1994 menjadi KBK dan dari KBK menjadi KTSP yang mengusung Pendidikan Budi pekerti atau Pendidikan karakter. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berasaskan idiologi pancasila, maka sikap dan tidakan seseorang
iii
harus berdasarkan nilai-nilai pancasila, pendidikan karakter merupakan pendidikan yang memuat nilai-nilai pancasila didalamnya. Ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT merupakan sarana untuk membentuk karakter siswa. LANDASAN TEORI 1. Pembentukan Karakter Karakter merupakan cerminan dari diri seseorang dalam kehidupan seharihari, perilaku dan tindakan seseorang baik mapun buruknya tergantung pada karakter yang terdapat pada dirinya. Macam Nilai karakter : (a) religius, (b) jujur, (c) toleransi, (d) disiplin, (e) kerja keras, (f) kreatif, (g) Mandiri, (h) demokrasi, (i) rasa ingin tahu (j) semnagat kebangsaan, (k) cinta tanah air, (l) menghargai prestasi, (m) bersahabat/komunikatif, (n) cinta damai, (o) gemar membaca, (p) peduli lingkungan, (q) peduli sosial dan (r) tanggung jawab. Pendekatan karakter menurut muslich ada 5 yaitu : Pendekatan penanaman nilai, pendekatan perkembangan kognitif, pendekatan analisis nilai, pendekatan klasifikasi nilai, pendekatan belajar berbuat. Pembentukan karakter merupkan suatu proses yang terus menerus dilakukan untuk membentuk, tabiat, watak dan sifat-sifat kejiwaan yang berlandaskan kepada semangat pengabdian dan kebersamaan. 2. Ektrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Macam ekstrakurikuler : Pramuka, PMR, UKS, PASKIBRA, Pecinta Alam, Olahraga, Karya Tulis Ilmiah (KIR) dll. 3. Pencak Silat PSHT Pencak adalah olahraga berinti beladiri yang berirama dan memiliki keindahan. Sedangkan silat adalah olahraga berinti beladiri tanpa berirama dan keindahan”. PSHT Persaudaraan Setia Hati Terate, pada perguruan pencak silat ini pelatihanya tidak hanya pencak silat saja melainkan juga mengutamakan pendidikan falsafah budi pekerti luhur”.
iv
METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Maka pada penelitian ini menggunakan cara ilmiah yang berdasarkan pada rasionalitas, empiris dan sistematis dimana bersumber dari perilaku yang diamati peneliti tehadap objek tertentu baik berupa tindakan, perkataan maupun tulisan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi, observasi, wawancara dan dokumentasi. 1.
Observasi Tekni ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung
dilapangan. Menurut Arikunto (2010: 265) “metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang tersadar”. Berdasarkan definisi di atas maka peneliti menggunakan metode ini dalam melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan data tentang letak geografis SMAN 1 Garum, untuk mengetahui macam gejala sosial yang ada baik proses, situasi, kondisi, dan aktivitas dari fenomena yang ada supaya peneliti dengan mudah memperoleh informasi dan data yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mencari kebenaran dari ungkapan informan dengan kegiatan yang sebenarnya. 2.
Wawancara Mendalam Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti dan informan. Moleong (2010: 186) “berpendapat bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua orang yakni pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan terwawancara (pihak yang diberi pertanyaan dan menjawab pertanyaan)”. Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara mendalam. Menurut Dewi (2013: 2) “proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap mukaantara pewawancara dengan informan”. Wawancara ini ditujukan kepada kepala Sekolah SMAN 1 Garum,
v
pembina, anggota dari ekstrakurikuler pencak silat PSHT, para alumni SMAN 1 Garum yang telah menjadi warga PSHT. 3.
Dokumentasi Menurut Sugiyono (2011: 240) “dokumentasi adalah catatan peristiwa yang
sudah berlalu, dapat berupa gambar, karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, foto, sketsa, dan lain-lain”. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Progam Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT yang Mencerminkan Penanaman Nilai Karakter Dalam berjalannya ekstrakurikuler PSHT di SMA Negeri 1 Garum
tentunya akan memakan waktu 2 semester atau 1 tahun pelajaran dalam menyampaikan materinya. Progam yang telah tersusun yaitu dengan kegiatan sebagai berikut : a. Kegiatan Rutin Dalam kegiatan rutin ekstrakurikuler PSHT di SMA Negeri 1 Garum diadkakan latihan setiap minggunya yaitu pada hari senin dan kamis, latihan rutin ini dilakuka diluar jam sekolah dijam 14.00- 16.00. Latihan PSHT ini bertujuan untuk mengasah beladiri siswa dan mengembagnkan senam jurus siswa. b. Ujian Kenaikan Sabuk Pada kegiatan kenaikan sabuk yang dilaksanakan setiap 6 bukan sekali atau setelah materi yang disampaikan pada suatu tahapan sabuk selesai yaitu yang
vi
bertujuan untuk meningkatkan materi yang dipelajarinya. Biasanya siswa ekstrakurikuler PSHT di SMA Negeri 1 Garum ini ada yang sudah memulai PSHT sejak dibangku SMP dan di SMA hanya ikut melatih saja akan tetapi, banyak juga siswa ekstrakurikuler PSHT di SMA Negeri 1 Garum yang melumainya dari tingkatan polos ( hitam ). Jika seorang siswa mengikuti ekstrakurikuler PSHT sejak dibangku kelas X maka dia akan menyelesaikannya sampai tingkatan putih pada saat kenaikan ke kelas XII. c.
SMANEGA CUP SMANEGA CUP adalah agenda rutin pertandingan PSHT ditingkat pelajar
Blitar baik Kab. Blitar maupun Kota Blitar yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 1 Garum. SMANEGA CUP adalah agendenda tahunan yang diadakan sejak tahun 2006 secara rutin setiap tahunya oleh SMA Negeri 1 Garum, saat SMANEGA CUP sudah berlangsung sebanyak 9 kali itu terbukti dengan terakrir bulan lalu digelar SMANEGA CUP 9. d. Pemilian Atlit Pemilihan atlit ini sering dilakaukan oleh pembina dan pelatih ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Garum yang ditujukan untuk pemilihan bibit untuk dibawa kepertandingan. Setelah pemililian atlit berlansung maka selanjutkan akan dilanjutkan dengan tahap pelatihan tambahan bagi atlit yang telah dipilih oleh pembina dan pelatih. e.
Latihan Tambahan Latihan tambahan ini diperuntukkan hanya untuk atlit yang telah terpilih
untuk pertandingan yang akan di ikuti. Dalam latihan tambahan ini semua yang terlibat dalam ekstrakurikuler PSHT akan memantau langsung mulai dari pembina, pelatih dan senior ekstrakurikuler PSHT yang bertujuan untuk memberi arahan kepada atlit yang telah terpilih tersebut dalam menghadapi pertandingan. f.
Pertandingan Tingkat Provinsi dan Nasional Pertandingan bagi siswa ekstrakurikuler PSHT ini adalah agenda rutin tahunan
akan tetapi tidak tentu jadwalny. Pertandingan ditingkat provinsi maupun nasional ini rutin setiap tahun pasti ada akan tetapi tanggalnya tidak pasti karena banyak sekali kejuaran yang harus di ikuti baik dari pihak POBDA, Universitas dan perguruan pencak silat. Pada pertandingan-pertandingan tersebut ekstrakurikuler vii
PSHT SMA Negeri 1 Garum pasti diundang karena telah mendapatkan nama dan disegani atlit-atlit PSHT dari berbagai daerah dengan banyaknya prestasi yang telah diperoleh. 2.
Pelaksanaan Progam Ekstrakurikuler PSHT di SMA Negeri 1 Garum yang Mencerminkan Pembentukan Karakter Siswa
Melalui ekstrakurikuler PSHT ini siswa akan dibentuk menjadi siswa yang baik dan yang mempunyai karakter bangsa indonesia ini, untuk mendukung proses pembentukan karakter pada siswa maka pembina dan pelatih ekstrakurikuler akan menamkan nilai karakter pada ekstrakurikuler PSHT di SMAN 1 Garum a. Kegiatan Rutin Pada proses pembelejaran dan progam ekstrakurikuler PSHT di SMA Negeri 1 Garum yang akan dilaksanakan tersebut akan diarahkan pada pencerminan nilai karakter kepada siswa. Sesuai dengan rancangan progam yang dimusyawarahkan bersama dan telah dibuat, maka dengan melakukan kegiatan latihan rutin setiap hari senin dan selasa pada pukul 14.00-16.00 yang berisi tentang materi kerohanian atau keagamaan, pemanasan latihan fisik, senam jurus dan jurus PSHT. Latihan PSHT ini bertujuan untuk beladiri dan olahraga dmaupun pertandinagn, segala kegiatan pada latihan rutin ini akan menumbuhkan nilai karakter kepada siswa religius, dan disipin. b. Ujian Kenaikan Sabuk Dalam ekstrakurikuler PSHT ada beberapa tahapan bagi siswanya dalam memperoleh materi dan latihannya beberapa tingkatan sabuk tersebut adalah polos (hitam), jambon (merah muda), hijau dan putih. Ketika materi yang diberikan yaitu senam dan jurus pada satu tahapan sudah selesai maka diadakanlah ujian kenaikan sabuk. Ujian kenaikan sabuk ini dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 semester sekali, suatu siswa dari tingkatan polos ke putih diperlukan waktu 2 tahun untuk menyelesaikannya. Ujian pada tingkatan tersebut antara antara lain ujian senam dan jurus, selain ujian fisik juga ada ujian mental dengan cara senior yang memberikannya.
viii
Kedisiplinan juguga sangat dipentingkan dalam ujian ini karena siswa yang disiplin saat latihanya maka mereka akan bisa lolos ke tingkatan sabuk hijau dengan mudah, pada ujian kenaikan sabuk ini intinya melatih siswa untuk menjadi seseorang yang kuat, dapat menerima apa adanya dan displin, selain itu pada kenaikan tingkat ini harapanya pada siswa adalah dapat melatih diri bersikap hormat dan menghargai orang tua, keluarga dan guru, melaksanakan tugas luhur dan cita-cita mulia disertai pengorbanan. Nilai karakter yang dapat diambil dari kenaikan tingkatan sabuk disini antara lain religius, mandiri dan peduli lingkungan. c. SEMANEGA CUP SMANEGA CUP adalah pertandingan Pencak Silat PSHT ditingkat pelajar Kab.Blitar dan Kota Blitar, pertandingan ini diadakan secara rutin mulai tahun 2005 oleh kepala sekolah yang sebelumnya menjaba yauitu Drs. Sukono M.Pd. Semapai saat ini SMANEGA CUP telah berlangsung sebanyak 9 kali. Seperti yang diharapkan siswa ekstrakurikuler PSHT mampu menjadi juara umum SMANEGA CUP karena kedisiplinan yang dilakakukan saat latihan dan tekun saat latihan. Nilai-nilai karakter yang dicerminkan dari kegiatan ini adalah disiplin dan menghargai prestasi. d. Pemilihan Atlit Pemilihan atlit ini sering dilakaukan oleh pembina dan pelatih ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Garum yang ditujukan untuk pemilihan bibit untuk dibawa kepertandingan tingkat Provinsi dan tingkat Nasional. Nila karakter yang tercermin dari progam pemilihan atlit ini adalah kerja keras dan menghargai prestasi. e. Latihan Tambahan Latihan tambahan ini diperlakukakan untuk siswa ekstrakurikuler yang telah terpilih menjadi atlit yang nantinya dikirim kepertandingan baik tingkat provinsi maupun Nasional untuk mewakili ekstrakurikuler PSHT di SMA Negeri 1 Garum. Latihan tambahan ini dilakukan pada sebulan sebelum diadakannya pertandingan dan pada hari sabtu dan minggu pada jam 14.00 sampai selesai.
ix
Nilai karakter yang tercermin pada progam latihan tambahan ini antara lain Kerja keras dan tanggung jawab. f. Pertandingan Tingakat Provinsi dan Nasional Pertandingan ditingkat Provinsi dan Nasional bagi siswa ekstrakurikuler PSHT ini adalah agenda rutin tahunan akan tetapi tidak tentu jadwalnya karena, banyak sekali kejuaran yang harus di ikuti baik dari pihak POBDA, Universitas dan perguruan pencak silat yang diadakan setiap tahunnya dan berganti-ganti tempatnya. Nilai karakter yang tercermin melalui progam pertandingan tingkat provinsi dan nasinal ini antara lain ; Mandiri dan tanggung jawab. 3.
Kendala Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT Kendala yang sering ditemui pada saat ekstrakurikuler berlangsung jika
dilihat dari segi guru adalah : kurang kompaknya guru, keterlambatan siswa dan sarana prasarana. Kurang kompaknya guru untuk mengingatkan siswa ekstrakurikuler PSHT menjadi kendala yang serius bagi berlangsungnya ekstrakurikuler PSHT. Keterlambatan siswa ketika berlatih juga menjadi kendala bagi pembina karena dapat memancing emosi, jarak rumah siswa ke SMA Negeri 1 Garum terkadang menjadi alasan siswa untuk datang terlamabat, karena siswa ekstrtakurikuler PSHT yang pulang terlebih dahulu. Kendala-kendala tersebut dapat menganggu proses penanaman karakter kepada siswa karena siswa akan tertingal materi ekstrakurikuler PSHT. Dalam berlangsung ekstrakurikuler PSHT di SMA Negeri 1 Garum ini tentunya tidak bisa berjalan secara mulus, adapun kendala dari sarana prasarana itu yang dihadapi ketika berlangsungnya kegiatan ekstrakurikuler PSHT ini. Ketika berlangsungnya ekstrakurikuler yang lain terkadang jadwalnya berbenturan, ketika jadwal berbenturan tempatnya pun juga berbenturan. Untuk alat-alat buat latihan siswa ekstrakurikuler seperti matras itu juga harus berbagi dengan ekstrakurikuler yang lain jadi tidak selalu bisa memakainya. 4.
Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Kendala dalam Pembentukan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT di SMAN 1 Garum
x
Untuk mengatasi kendala-kendala yang ditemui pada saat pelaksanaan ekstrakurikuler PSHT di SMA Negeri 1 Garum yaitu: membentuk kekompakan guru, melatih kedisiplinan siswa dan melengkapi sarana prasarana. Pada upaya guru yaitu mengkoordinasi bapak dan ibu guru yang lain agar kompak dan selalu mempermudah siswa ekstrakurikuler dalam proses ijin baik untuk latihan maupun pertandingan esktrakurikuler PSHT. Pembina eksrakurikuler PSHT membentuk struktur organisasi pada siswanya yang bertujuan untuk pada anggota ekstrakurikuler PSHT bermusyawarah dalam menyusun peraturan. Peraturan yang dibuat oleh para siswa PSHT ini ditujukan untuk mengubah siswa menjadi lebih baik. Selain itu pembina dan ketua ekstrakurikuler PSHT berkoordinasi ketika jadwal ekstrakurikuler PSHT ini berbenturan dengan pelajaran tambahan dan ekstrakurikuler Pramuka yang wajib di SMA Negeri 1 Garum. Bagi pelatih dalam mengatasi kendala itu harus sabar serta semangat untuk melakukan pendekatan kepada siswa ekstrakurikuler PSHT dan selalu memberi motivasi dan semangat agar bisa memperoleh prestasi yang membanggakan. Upaya yang dilakukan pembina dan pelatih itu yang ditujukan untuk menanamkan dan membentuk karakter siswa supaya, membuat siswa menemukan karakternya seperti apakah siswa ini dan nantinya dapat digunakan baik di sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Upaya untuk mengatasi kendala pada sarana dan prasarana yaitu di adakanya penyusunan ulang jadwal untuk selanjutnya dan selalu koordinasi dengan siswa maupu pelatih ekstrakurikuler lainya. Kendala sarana ini diaharapkan oleh semua pihak yang terlibat dalam pembentukan karakter siswa melalui esktrakurikuler PSHT agar cepat teratasi, supaya proses penyampaian karakter ini bisa semuanya terla PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang Pembentukan Karakter Siswa Melalui Ekstrakurikuler PSHT di SMAN 1 Garum Kab. Blitar dapat disimpulkan bahwa :
xi
1. Progam kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT yang mencerminkan penanaman nilai karakter adalah (a) kegiatan rutin, (b) kenaikan sabuk, (c) SMANEGA CUP (d) pemilihan atlit (e) latihan tambahan, dan (f) pertandingan tingkat proinsi dan nasional. 2. Pelaksanaan Progam kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT yang mencerminkan penanaman nilai karakter adalah (a) kegiatan rutin, nilai karakter : Religius, disiplin , bersahabat/komunikatif, (b) kenaikan sabuk, nilai karakter religius, mandiri, peduli lingkungan, demokrasi, peduli sosial (c) SMANEGA CUP, nilai karakter ; displin dan menghargai prestasi, (d) pemilihan atlit, nilai karakter : kerja keras dan menghargai prestasi, (e) latihan tambahan, nilai karakter kerja keras dan tanggung jawab dan (f) pertandingan tingkat proinsi dan nasional, nilai karakter menghargai prestasi dan tanggung jawab. 3. Kendala pembentukan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT adalah (a) kurang kompaknya guru, (b) keterlambatan siswa dan (c). sarana dan Prasarana. 4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pembentukan karakter melalui ekstrakurikuler Pencak Silat PSHT di SMAN 1 Garum adalah (a) membentuk kekompakan guru, (b) melatih kedisiplinan siswa dan (c) melengkapi sarana dan prasarana. B. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang Pembentukan Karakter Siwa Melalui Ekstrakurikuler di SMAN 1 Garum kab. Blitar, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran, yaitu:
xii
1. Perlunya dukungan dari guru-guru yang lain kepada siswa ekstrakurikuler PSHT agar siswa dapat memperoleh prestasi yang lebih membanggakan. 2. Adanya pembekalan tentang pembelajaran yang komprehensif (manajemen waktu) agar peserta ekstrakurikuler PSHT dapat memanajemen waktunya dengan baik, karena jadwal kegiatan di SMA Negeri 1 Garum sangat padat. 3. Mengembangkan talenta kemampuan siswa ekstrakurikuler PSHT yang berprestasi ke arah yang lebih positif. 4.
Meningkatkan proses pembinaan pada saat latihan siswa ekstrakurikuler PSHT agar siswa lebih serius dan semangat dalam mengikuti ekstrakurikuler PSHT.
Daftar Rujukan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Azzet. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Jogjakara: AR-Ruz Media. Moleong, Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslich., 2011. Pendidikan Karakter Bangsa: Menjawab tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta : PT Bumi Aksara. Notosoejitno. 1994. Khazanah Pencak Silat. Jakarta : CV.Sagung Seto. Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Malang. 2001. Mars PSHT. Malang: PSHT Cabang Malang.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Wibowo, Agus .2012 .Pendidikan Karakter : Strategi membangun Karakter Bangsa Berperadapan.
xiii
xiv