Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016
ISSN : 2337 - 8085
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN ACEH TENGAH Khairul Asri Pendidikan Matematika Universitas Serambi Mekkah Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini berjudul, Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Kabupaten Aceh Tengah. Masalah yang diangkat apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran biasa (konvensional) dan Apakah terdapat interaksi antara faktor pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang peningkatan kemampuan siswa XI SMA Negeri 7 Takengon untuk memecahkan masalah matematis dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Takengon pada siswa kelas XI1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI2 sebagai kelas kontrol. Prosedur penelitian berupa tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data. Instrument tes berbentuk soal uraian . Teknik pengolahan data dianalisis dengan statistic kuantitatif menggunakan bantuan SPSS 17.0. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran biasa (konvensional) berdasarkan keseluruhan siswa (0,00 < 0,05), peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran biasa (konvensional) berdasarkan pengelompokkan siswa [tinggi (0,014 < 0,05), sedang (0,001 < 0,05), rendah (0,0135 < 0,05)]. Tidak terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran dan pengelompokkan siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dikarenakan kelompok tidak memberikan hasil yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah (0,996 > 0,05). Kata Kunci : Jigsaw, Pemecahan Masalah, Matematis Siswa PENDAHULUAN Matematika adalah salah satu pengetahuan dasar yang menjadi pendukung disegala bidang pengetahuan, perlu diajarkan sejak dini dengan baik dari sekolah dasar sampai ke jenjang perguruan tinggi. Sehubungan dengan itu diperlukan usaha yang serius dan terus berupaya meningkatkan mutu pengajaran matematika. Hal ini 16
Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016
ISSN : 2337 - 8085
disebabkan mutu pelajaran matematika mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemajuan bangsa. Simanjuntak (1993: 69) menyatakan bahwa “Hendaknya sejak dini konsep matematika dapat diajarkan oleh guru dengan baik, dengan metode dan penyampaian yang tepat, sehingga siswa diharapkan dapat menguasai dengan baik suatu materi matematika yang kemudian dapat menjadi dasar bagi materi selanjutnya”. Kenyataan menunjukkan kemampuan matematika siswa pada setiap jenjang pendidikan kurang menggembirakan. Prestasi siswa dalam matematika umumnya rendah. Lembaga survei PISA (Program for International Student Assessment) menunjukkan rendahnya kemampuan matematika siswa indonesia jika dibandingkan negara-negara lain di dunia (Sahmadi, 2007). Dalam penelitiannya, PISA mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan membandingkan sejauh mana siswa siap dalam menghadapi tantangan masa depan. Soal yang diberikan menuntut siswa untuk memecahkan masalah (problem solving), mulai dari mengenali dan menganalisa masalah, memformulasikan resoning-nya dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang dimilikinya. Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan model-model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang mengutamakan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran tipe jigsaw yang diyakini peneliti dapat meningkatkan kemapuan pemecahan masalah matematis siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel yang diamati adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini melibat dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian dari kedua kelas tersebut adalah Randomized Pretest-postest Control Group Design (Fraenkel dan Wallen, 1990). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 7 yang terletak di Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini menggunakan purposif sampling dalam menentukan sampel. Sampel diambil 2 kelas dari selurus kelas XI SMA Negeri 7 Takengon, yaitu kelas XI1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI2 sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran biasa (konvensional). Data dikumpulkan dengan cara memberikan test tertulis berbentuk uraian. Soal di uji coba terlebih dahulu kesekolah lain sebelum digunakan untuk menguji kemampuan pemecahan masalah matematis siswa untuk diketahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaransoal. Teknik pengolahan data dianalisis dengan statistic kuantitatif. Untuk pengolahan data peneliti menggunakan bantuan SPSS 17.0. Analisis statistik yang dilakukan berupa memberikan skor pretes dan postes, menghitung rataan dan standar deviasi, menguji normalitas dan uji homogenitas data pretes sebagai syarat Uji kesamaan rata-rata, menghitung N-Gain, melakukan uji normalitas N-Gain, melakukan uji perbedaan N-Gain, dan melakukan pengujian 17
Khairul Asri interaksi antara faktor pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskrepsi statistik meliputi rata-rata, standar deviasi dan jumlah siswa berdasarkan pembelajaran yang digunakan disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Konvensional Kelas
N
Eksperiman
26
Kontrol
26
Tes Pretest Postest Pretest postest
Skor Maks 25 29 20 29
Skor Min 3 10 7 12
11,42 22,35 12,92 18,92
SD 4,85 5,37 3,04 4,27
Var 23,534 28,875 9,274 18,234
Tabel di atas memperlihatkan bahwa skor rata-rata pretes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa untuk kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol. a. Uji Perbedaan Rata-rata Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Uji perbedaan rata-rata juga menggunakan SPSS 17.0 dengan taraf signifikan = 0,05. kriteria pengujian adalah : tolak Ho apabila Sig = 0,05. Hasil uji-t menggunakan SPSS 17.0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen Kontrol
T hitung
Sig. (2-tailed)
Kesimpulan
-1,335
0,188
Terima Ho
Keterangan Tidak ada perbedaan
Berdasarkan Tabel diketahui nilai sig. (2-tailed) adalah 0.188, karena 0.188 > 0.05 mengakibatkan terjadi penerimaan Ho yang berarti” tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol sebelum perlakuan”. b. Uji Normalitas Dan Homogenitas Rata-rata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pengujian ini menggunakan SPSS 17.0 dengan taraf signifikan = 0,05. Kriteria pengujian adalah : ”Tolak Ho apabila Sig < = 0,05”. Hasil uji normalitas terhadap kedua data N-Gain dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3 Hasil Uji Normalitas N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas eksperimen Kelas kontrol
18
Kolmogorov-Semirnov Sig 0,064 0,200
Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016
ISSN : 2337 - 8085
Berdasarkan hasil uji normalitas kemampuan pemecahan masalah Matematis terlihat pada tabel diperoleh: a. Nilai sig. 0.064 > 0,05 untuk pretest kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol, akibatnya terima Ho, artinya data pretes kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol berdistribusi normal. b. Nilai sig. 0.200 > 0,05 untuk pretest kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol, akibatnya terima Ho, artinya data pretes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen berdistribusi normal. c. Uji Perbedaan Rata-rata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Keseluruhan Siswa Pengujian ini menggunakan SPSS 16.0 dengan taraf signifikan = 0,05. Kriteria pengujian adalah : ”Tolak Ho apabila Sig < = 0,05”. Hasil pengujian uji perbedaan rata-rata nilai N-Gain dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4 Uji Perbedaan Rata-rata Nilai N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas Eksperimen Kontrol
T hitung
Sig. (2-tailed)
Sig. (1-tailed)
Kesimpulan
4,103
0,000
0
Tolak Ho
Berdasarkan hasil Uji-T pada tabel menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) = 0,000, sehingga nilai Sig. (1-tailed) = 0,000/2 = 0. Berdasarkan kriteria pengujian “Tolak H0 jika nilai Sig. (1-tailed) < 0,05. Diketahui bahwasanya nilai Sig. (1-tailed) = 0, sehingga berakibat terjadi penerimaan H1. d.
Uji Perbedaan Rata-rata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Pengelompokkan Siswa Pengelompokkan siswa ke dalam kelompok tinggi berdasarkan pembagian jumlah siswa terhadap 3 kelompok. 30% berada pada kelompok tinggi, 35% pada kelompok sedang, dan 35% pada kelompok rendah. Tabel 5. Data N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Eksperimen
Kontrol
Kelompok Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Rata-rata N-Gain 0,69 0,64 0,49 0,45 0,39 0.26
e. Interaksi Antara Pembelajaran dan Pengelompokkan Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pengujian menggunakan Uji Anova dua jalur (Two Way Anova) dengan bantuan SPSS 17.0 menggunakan taraf signifikasi = 0,05. Dengan kriteria pengujian “Tolak H0 jika sig < ”. Ringkasan interaksi antara pembelajaran dan pengelompokan siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dapat dilihat pada tabel berikut
19
Khairul Asri Tabel 6. Uji Interaksi Antara Pendekatan dan Pengelompokkan Siswa terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Type III Sum of Squares
Source Intercept KelompokPM Pembelajaran
Hypothesis
12.265
Mean Square
df
F
1
12.265 a
Error
.737
1
Hypothesis
.354
2
.177
Error
.000
2
.000b
Hypothesis
.737
1
.737
.001
3.792
.000c
Sig.
16.642
.153
1.052E3
.007
3.176E3
.000
.004
.996
.737
Error
KelompokPM * Hypothesis Pembelajaran Error
.000
2
.000
1.842
46
.040d
Berdasarkan deskripsi data pada tabel diketahui nilai Sig.0,996 > taraf signifikan = 0,05. Kemudian kelompok tidak memberikan hasil yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang ditunjukkan dengan > 0,05. Namun pembelajaran ternyata memberikan hasil yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan nilai Sig 0,000 < 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama yang diberikan oleh model pembelajaran dengan kelompok siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa (konvensional) berdasarkan keseluruhan siswa. 2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran biasa (konvensional) berdasarkan pengelompokkan siswa. 3. Tidak terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran dan pengelompokkan siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka perlu kiranya penulis memberikan saran . Adapun saran-saran yaitu: 1. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 2. Diharapkan guru dapat memperkaya pengetahuan tentang memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan aktivitas siswa 20
Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016
ISSN : 2337 - 8085
DAFTAR PUSTAKA Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (1990).How to Design and Evaluate Research in Education (second ed.). New York: McGraw-Hill Publishing Company. Gie, The Liang. 1999. Filsafat Matematika. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna. Hollands, Roy. 1995. Kamus Matematika. Jakarta: Erlanga. Johnson DW & Johnson, R, T (1991) Learning Together and Alone. Allin and Bacon : Massa Chussetts. Ruseffendi, E. T. (1988). Pengantar Kepada Membantu GuruMengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran UntukMeningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Sahmadi, S.H. (2007). Mengukur Kualitas [online]. Tersedia. http:www.kompascetak. com Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Simanjuntak, Lisnawati ( 1993). Metode Pengajaran Matematika Jilid 1. Jakarta: Rineka cipta. Slavin, R.E. (1995). Cooperative learning : Theory, Research, and Practice, (Second ed). Boston: Allyn and Bacon. Sumarmo, U. (2003). Pembelajaran Keterarnpilan Membaca Matematika pada Siswa Sekolah Menengah. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan MIPA di FPMIPA UPI Bandung.
21