Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
PAPAN KOMPOSIT DARI LIMBAH INDUSTRI DENGAN PEREKAT CAMPURAN PLASTIK POLYPROPYLENE COMPOSITE BOARDS OF INDUSTRIAL WASTE WITH ADHESIVES POLYPROPYLENE PLASTIC MIXTURE Sushardi* dan Veranitha Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Instiper Yogyakarta Jalan Nangka 2 Maguwoharjo Sleman Yogyakarta 55282 Telp. 08122941697 *E-mail :
[email protected] ABSTRAK Potensi limbah sampah plastik dan serbuk gergaji kayu pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat besar. Pembuangan limbah plastik dan serbuk gergaji dalam jumlah besar sangat mengganggu kualitas lingkungan hidup. Pemanfaatan kembali limbah sebagai bahan papan komposit akan diperoleh keuntungan ganda yaitu mengurangi biaya pemusnahan secara khusus dan akan diperoleh suatu bahan dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi bahan dan kadar perekat terhadap sifat-sifat papan komposit. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan percobaan faktorial dengan uji lanjut Tukey. Faktor yang digunakan dalam penelitian yaitu komposisi bahan serbuk sengon dengan plastik (90% : 10%, 80% : 20% dan 70% : 30%), dan kadar perekat (7%, 8%, dan 9% dari berat bahan). Parameter yang diteliti yaitu kadar air, kerapatan, penyerapan air, keteguhan tekan sejajar permukaan, modulus patah dan modulus elastisitas.Faktor komposisi bahan berpengaruh nyata terhadap kerapatan, penyerapan air, dan keteguhan tekan, sedangkan faktor kadar perekat berpengaruh nyata terhadap keteguhan tekan sejajar permukaan papan komposit, nilai rata-rata kadar air 6,602 - 10,119 %, kerapatan 0,433 – 0,551 g/cm3, penyerapan air 62,926 – 128,878 %, keteguhan tekan 17,878– 27,881 kg/cm2, modulus patah 15,1181 – 17,5822 kg/cm2, modulus elastisitas 4168,956 – 13836,520 kg/cm2 sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. Kata kunci : Papan komposit, limbah industri, limbah plastik, lingkungan hidup
ABSTRACT Potential waste plastic waste and sawdust currently experiencing a huge increase. Disposal of plastic waste and sawdust in a large number of very disturbing quality of the environment. Waste recovery as a composite board materials will be obtained double benefit of reducing the cost of culling specifically and will obtain a material with a higher economic value. This study aims to determine the effect of composition and content of the adhesive properties of the composite board.This study uses a completely randomized design with factorial experiment with advanced test Tukey. Factors used in the study of the composition of the powder sengon with plastic (90%: 10%, 80%: 20% and 70%: 30%), and the levels of gluten (7%, 8%, and 9% of the weight of the material). Parameters studied were water content, density, water absorption, firmness press parallel to the surface, fracture modulus and modulus of elasticity.Factor composition significantly affect the density, water absorption, and firmness press, while the factor levels adhesive significantly affect the firmness press parallel to the surface of the composite board, the average value of the water content of 6.602 to 10.119%, density from 0.433 to 0.551 g / cm3, water absorption 62.926 to 128.878%, firmness press 17,878- 27.881 kg / cm2, modulus broken 15.1181 to 17.5822 kg / cm2, modulus of elasticity 4168.956 to 13836.520 kg / cm2 in accordance with the required standards.
188
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
Keywords: composite boards, industrial waste, waste plastics, environment PENDAHULUAN Sampah serbuk gergaji dan plastik merupakan barang yang potensi daya ganggunya tinggi terhadap lingkungan dan ikut berperan dalam meningkatkan pemanasan global. Limbah dalam bentuk serbuk gergaji belum dimanfaatkan secara optimal, terutama hanya untuk bahan bakar boiler atau dibakar tanpa pemanfaatan yang berarti dan menimbulkan masalah terhadap lingkungan (Febrianto et al., 1999 dalam Sushardi, 2002c). Produksi sampah plastik Indonesia 5,4 juta ton per tahun (Sarengat, 1996 dalam Sushardi, 2002b dan Anonim, 2014 dalam Sushardi, 2015). Dalam kurun waktu 1995 sampai 1999 terjadi peningkatan volume plastik Polypropylene sebesar 34,1% (BPS, 1999 dalam Sushardi, 2003a). Pada tahun 1999 dilakukan impor limbah dan potongan (Scrap) plastik dengan volume yang mencapai 400,57 ton (BPS, 1999 dalam Sushardi, 2003b). Berbagai usaha dilakukan untuk memanfaatkan limbah sampah plastik dan serbuk gergaji. Melihat besarnya limbah sampah plastik dan serbuk gergaji sengon, maka perlu dilakukan tindakan pemanfaatan seefisien mungkin antara lain dengan mengolah limbah menjadi barang-barang jadi yang diperlukan manusia, sehingga dapat memberikan nilai tambah. Hasil pengolahan limbah kayu dan limbah plastik salah satunya adalah pembuatan papan komposit (Sushardi, 2006). Papan komposit adalah lembaran hasil pengempaan panas campuran serbuk gergaji atau partikel kayu atau bahan berlignoselulosa dengan limbah plastik sebagai bahan pengisi sekaligus sebagai bahan perekat tambahan dan perekat pencampuran perekat organik dan bahan lainnya (Sushardi, 2002a; 2002b; 2002c). Pengaruh kualitas papan komposit dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya dapat berasal dari bahan baku (berat jenis kayu, perlakuan bahan, ekstraktif dan lignin), bahan penolong (perekat), teknologi pembuatnya (suhu, tekanan kempa, pencampuran bahan). Selain hal tersebut diatas maka jumlah perekat juga dapat mempengaruhi kualitas papan komposit (Sushardi, 2003a). Semakin banyak perekat yang digunakan dalam suatu papan maka akan semakin kuat dan semakin stabil dimensi papannya (Haygreen dan Bowyer, 1996). Dasar pembuatan papan komposit adalah pembuatan papan dengan meningkatkan kekuatan lengkung. Papan komposit dengan bahan pengisi plastik dijadikan sebagai perekat tambahan, hal ini menjadikan ikatan antar partikel akan semakin erat, sehingga dapat meningkatkan kekuatan lengkung dari produk yang dihasilkan (Sushardi, 2001; 2008a; 2009). Untuk mengetahui pemanfaatan limbah sampah plastik dan serbuk gergaji sengon dilakukan penelitian tentang Papan Komposit dari Limbah Industri dengan Perekat Campuran Plastik Polypropylene. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas papan komposit dari pemanfaatan limbah plastik dan limbah serbuk gergaji sengon.
METODE PENELITIAN Bahan terdiri dari limbah plastik jenis polypropylene (plastik gelas air mineral) yang diambil dari pengepul sampah di Maguwoharjo, limbah serbuk gergaji kayu sengon dari PT Mitra Kayu Sejati Yogyakarta dan perekat urea formaldehida dari PT Palmolite Adhesive Industry Probolinggo. Alat-alat yang digunakan adalah bak pengaduk, cetakan, mesin kempa panas, mesin uji mekanik dan lain-lain. Pelaksanaan penelitian meliputi penyiapan bahan, pencampuran bahan dan perekat, pembentukan mat dan pengempaan panas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah percobaan faktorial dengan tiga (3) ulangan yang diatur dalam Rancangan Acak Lengkap atau Completely Randomized Design (CRD), terdiri dari 2 faktor, yaitu komposisi bahan limbah plastik dan serbuk gergaji sengon (90 % : 10 %, 80 % : 20 % dan 70 % : 30 %), dan faktor kadar perekat (7 %, 8 % dan 9 %) dari berat kering udara bahan. Berdasarkan faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi dimana setiap kombinasi diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 3 x 3 x 3 = 27 sampel papan komposit. Parameter yang diamati adalah kadar air, kerapatan, penyerapan air, keteguhan tekan sejajar permukaan, modulus patah dan modulus elastisitas. Uji lanjut untuk mengetahui faktor yang berbeda nyata yaitu dengan menggunakan uji Tukey (Sastrosupadi, 1995 dalam Sushardi, 2008b).
189
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air (%) Komposisi bahan dan kadar perekat tidak mempengaruhi secara nyata kadar air papan komposit yang dihasilkan. Nilai rata-rata kadar air 6,602 - 10,119 %, nilai terendah dihasilkan papan komposit dengan komposisi bahan limbah serbuk gergaji sengon dan plastik 70 % : 30 % sebesar 7,3461 % dan pada kadar perekat 8 % sebesar 7,8882 % (Tabel 1). Semakin besar komposisi plastik semakin rendah kadar air papan komposit, hal ini dikarenakan plastik berfungsi sebagai perekat tambahan yang menjadikan ikatan antar partikel semakin erat (Gambar 1). Penggunaan kadar perekat yang semakin tinggi cenderung menghasilkan kadar air yang baik (Gambar 2). Hal ini dikarenakan ikatan antara molekul perekat dengan serbuk gergaji lebih baik, sehingga pori-pori serbuk gergaji akan terselimuti perekat. Perekat urea formaldehida, phenol formaldehida dan melamin formaldehida kadar air yang dihasilkan berkisar antara 7,07 – 13,33 % (Massijaya dan Bakar, 1999 dalam Sushardi, 2003a). Menurut standar Kollman et al (1975) kadar air papan komposit berkisar antara 8,5 – 11 %, sedangkan standar JAS A 5908 (1996) sebesar 5 – 13 % (Sushardi, 2010; 2011). Kerapatan (g/cm3) Komposisi bahan mempengaruhi secara nyata, sedangkan kadar perekat tidak mempengaruhi secara nyata kerapatan papan komposit yang dihasilkan. Nilai rata-rata kerapatan 0,433 – 0,551 g/cm3 , nilai tertinggi dihasilkan papan komposit dengan komposisi bahan limbah serbuk gergaji sengon dan plastik 70 % : 30 % sebesar 0,5151 g/cm3 dan pada kadar perekat 9 % sebesar 0,4928 g/cm3 (Tabel 1). Komposisi bahan mempengaruhi secara nyata, sedangkan kadar perekat tidak mempengaruhi secara nyata kerapatan papan komposit yang dihasilkan. Hasil uji Tukey menunjukkan papan komposit dengan komposisi bahan limbah serbuk gergaji sengon dan plastik 80 % : 20 % dan 70 % : 30 % menghasilkan kerapatan yang tidak berbeda. Jumlah limbah plastik yang lebih banyak berarti lapisan perekat pada bahan menjadi lebih tebal dan ikatan adhesi antara serbuk gergaji dengan perekat lebih besar, serta ikatan kohesi perekat semakin kuat, sehingga kerapatan papan semakin tinggi (Gambar 1). Limbah plastik yang melebur pada saat pengempaan panas berfungsi sebagai perekat tambahan, menjadi pengikat antar serbuk gergaji dan mengisi ruang-ruang kosong (Sushardi, 2002b, 2003a, 2003b). Penggunaan kadar perekat yang semakin tinggi menghasilkan kerapatan papan komposit yang tinggi karena rongga-rongga yang terdapat dalam papan komposit semakin kecil sehingga ikatan antara serbuk gergaji dengan plastik dan bahan perekat menjadi kompak (Gambar 2). Semakin banyak jumlah perekat yang digunakan dalam pembuatan papan komposit, semakin rapat dan kuat produk yang dihasilkan (Haygreen dan Bowyer, 1996). Menurut standar Kollman et al (1975) kerapatan papan komposit berkisar antara 0,40 – 0,80 g/cm3, sedangkan standar JAS A 5908 (1996) sebesar 0,40 – 0,90 g/cm3 (Sushardi, 2010; 2011). Tabel 1. Nilai rata-rata kadar air, kerapatan dan penyerapan air papan komposit Faktor
Komposisi Bahan
Kadar Perekat Keterangan :
90 % : 10 %
9,5722 a
Kerapatan (kg/cm3) 0,4511 b
80 % : 20 %
8,4069 a
0,5039 cd
92,0802 b
70 % : 30 %
7,3461 a
0,5151 d
80,7605 b
7%
8,3393 p
0,4876 q
105,5975 r
8%
7,8882 p
0,4897 q
90,8604 r
9%
9,0977 p
0,4928 q
94,4835 r
Aras
Kadar Air (%)
Penyerapan Air (%) 118,1006 a
Angka diikuti huruf yang sama pada masing-masing faktor dan parameter menunjukkan tidak ada beda nyata
190
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
Penyerapan Air (%) Komposisi bahan mempengaruhi secara nyata terhadap penyerapan air, sedangkan kadar perekat tidak demikian. Hasil uji Tukey menunjukkan papan komposit dengan komposisi bahan limbah serbuk gergaji sengon dan plastik 80 % : 20 % dan 70 % : 30 % menghasilkan penyerapan air yang tidak berbeda. Nilai rata-rata penyerapan air 62,926 – 128,878 %, nilai terbaik dihasilkan papan komposit dengan komposisi bahan limbah serbuk gergaji sengon dan plastik 70 % : 30 % sebesar 80,7605 % dan pada kadar perekat 8 % sebesar 90,8604 % (Tabel 1). Menurut standar Kollman et al (1975) kadar air papan komposit berkisar antara 20 - 90 %. Penyerapan air (absorpsi air) atau daya serap air merupakan sifat fisis papan komposit yang mencerminkan kemampuan papan menyerap air setelah direndam dalam air selama 24 jam (Sushardi, 2002c; 2003a; 2015). Penggunaan limbah plastik yang semakin tinggi menghasilkan penyerapan air yang rendah karena plastik berfungsi menolak masuknya air, sehingga pori-pori serbuk gergaji akan tertutup (Gambar 1). Jumlah limbah plastik yang lebih banyak berarti lapisan perekat pada serbuk gergaji menjadi lebih banyak karena plastik dapat sebagai perekat, sehingga penyerapan air papan komposit semakin rendah. Penggunaan kadar perekat yang semakin tinggi cenderung menghasilkan penyerapan air yang semakin baik (Gambar 2). Plastik pada permukaan papan komposit berfungsi menolak masuknya air, penambahan kadar perekat akan mengakibatkan jumlah serbuk yang terlabur perekat semakin banyak, sehingga poripori serbuk gergaji akan terselimuti perekat dari penggabungan limbah plastik dengan perekat urea formaldehida (Sushardi, 2010 ; 2015).
12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000
Penyerapan Air
0.000
Kerapatan (90 : 10) (80 : 20) (70 : 30)
Kadar Air
Gambar 1. Kadar air, kerapatan dan penyerapan air papan komposit dengan komposisi bahan yang berbeda
94.4835
90.8604
105.5975
120.000 100.000 80.000
0.493
0.490
0.4876
7.888
8.339
60.000 40.000 20.000 0.000
Penyerapan Air Kerapatan 7%
8%
9%
Kadar Air
Gambar 2. Kadar air, kerapatan dan penyerapan air papan komposit dengan kadar perekat yang berbeda
191
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Keteguhan Tekan (kg/cm2) Keteguhan tekan sejajar permukaan merupakan ukuran tunggal terbaik tentang kualitas pembuatan suatu papan karena menunjukan kekuatan ikatan antara partikel-partikel serbuk (Haygreen dan Bowyer, 1996). Nilai rata-rata keteguhan tekan sejajar permukaan 17,878– 27,881 kg/cm2, nilai tertinggi dihasilkan papan komposit dengan komposisi bahan limbah serbuk gergaji sengon dan plastik 80 % : 20 % sebesar 24,2116 kg/cm2 dan pada kadar perekat 8% sebesar 25,0038 kg/cm2 (Tabel 2). Komposisi bahan dan kadar perekat mempengaruhi secara nyata keteguhan tekan papan komposit yang dihasilkan. Hasil uji Tukey menunjukkan papan komposit dengan komposisi bahan limbah serbuk gergaji sengon dan plastik 80 % : 20 % dan 70 % : 30 % menghasilkan keteguhan tekan yang tidak berbeda. Limbah plastik yang melebur mampu mengikat serbuk gergaji, sehingga keteguhan tekan papan komposit meningkat (Gambar 3). Hasil uji Tukey menunjukkan papan komposit dengan kadar perekat 7 % dengan 8 % dan 9% tidak berbeda, sedangkan 8 % dengan 9 % berbeda nyata terhadap keteguhan tekan papan komposit yang dihasilkan (Gambar 4).
Modulus Patah (kg/cm2) Nilai rata-rata modulus patah 15,1181 – 17,5822 kg/cm2, nilai tertinggi dihasilkan papan komposit dengan komposisi bahan limbah serbuk gergaji sengon dan plastik 80 % : 20 % sebesar 9478,3323 kg/cm2 dan kadar perekat 8% sebesar 17,0360 kg/cm2 (Tabel 2). Komposisi bahan dan kadar perekat tidak mempengaruhi secara nyata modulus patah papan komposit yang dihasilkan (Gambar 3 dan 4). Modulus patah merupakan salah satu sifat mekanis kayu yang mencerminkan kekuatan kayu dalam menahan beban (Sutigno, 19940 dalam Sushardi, 2011). Partikel plastik mempunyai sifat lebih elastis dibandingkan kayu, didukung dengan kopolimer antara perekat urea formaldehida dan plastik, sehingga ikatan anatara serbuk sengon dan perekat lebih kuat sehingga kekuatan lengkungnya meningkat. Suhu kempa yang tinggi (200 – 220 oC) turut membantu proses pengerasan perekat dan melelehkan plastik yang dapat meningkatkan kekuatan mekanis komposit yang dihasilkan (Setyawati, 2003 dalam Sushardi, 2006). Tabel 2. Nilai Rata-Rata Keteguhan Tekan, Modulus Patah Dan Modulus Elastisitas Papan Komposit Faktor
Komposisi Bahan
Kadar Perekat
90% : 10%
Keteguhan Tekan (kg/cm3) 21,6784 a
Modulus Patah (kg/cm2) 16,5001 c
Modulus Elastisitas (kg/cm2) 8181,8900 d
80% : 20%
24,2116 b
16,7195 c
5600,0873 d
70% : 30%
21,5982 b
16,1691 c
9478,3323 d
7%
23,0866 xy
16,3346 q
7555,162 r
8%
25,0038 x
17,0360 q
7503,185 r
9%
19,3978 y
16,0180 q
8201,963 r
Aras
Keterangan : Angka diikuti huruf yang sama pada masing-masing faktor dan parameter menunjukkan tidak ada beda nyata
192
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
75.5516
100.0000
82.0196
75.0319
80.0000 60.0000
16.3346 17.0360 16.0180
23.0866 25.0038
7%
8%
40.0000 20.0000
19.3978
0.0000
Keteguhan Tekan
Modulus Patah
Modulus Elastisitas
9%
Gambar 3. Keteguhan tekan, modulus patah dan modulus elastisitas papan komposit dengan komposisi bahan yang berbeda
(90% : 10%) (80% : 20%) (70% : 30%) Keteguhan
94.783323
56.000873
100.0000 50.0000
16.1691
16.7195
16.5001
21.5982
24.2116
Jenis Pengisi
21.6784
81.8189
Modulus Elastisitas (kg/cm2) Nilai rata-rata modulus elastisitas 4168,956 – 13836,520 kg/cm2, nilai tertinggi dihasilkan papan komposit dengan komposisi bahan limbah serbuk gergaji sengon dan plastik 70 % : 30 % sebesar 9478,3323 kg/cm2 dan pada kadar perekat 9% sebesar 8201,963 kg/cm2 (Tabel 2). Komposisi bahan dan kadar perekat tidak mempengaruhi secara nyata keteguhan tekan papan komposit yang dihasilkan (Gambar 3 dan 4). Sifat mekanis modulus of rupture (MOR) dan modulus of elasticity (MOE) tidak berbeda nyata karena serbuk kayu dan polypropylene merupakan 2 bahan yang berbeda. Serbuk kayu bersifat polar dan hidrophilic, sedangkan polypropylene bersifat non polar dan hidrophobic (Gunawan Santosa dkk, 2003 dalam Sushardi, 2011 ; 2015) Modulus elastisitas papan komposit yang direkatkan menggunakan perekat urea formaldehida dan melamin formaldehida dengan menggunakan plastik jenis polyethylene (PE) memberikan penurunan modulus lentur paling besar, disusul oleh plastik jenis polypropylen (PP) dan polystyrene (PS) (Massijaya dan Bakar, 1999 dalam Sushardi, 2010 ; 2011 ; 2015).
0.0000 Modulus Patah
Modulus Elastisitas
Tekan
Gambar 4. Keteguhan tekan, modulus patah dan modulus elastisitas papan komposit dengan kadar perekat yang berbeda
KESIMPULAN
1.
Faktor komposisi bahan berpengaruh nyata terhadap kerapatan, penyerapan air, dan keteguhan tekan, sedangkan faktor kadar perekat berpengaruh nyata terhadap keteguhan tekan sejajar permukaan papan komposit, nilai rata-rata kadar air 6,602 - 10,119 %, kerapatan 0,433 – 0,551
193
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 g/cm3, penyerapan air 62,926 – 128,878 %, keteguhan tekan 17,878– 27,881 kg/cm2, modulus patah 15,1181 – 17,5822 kg/cm2, modulus elastisitas 4168,956 – 13836,520 kg/cm2 sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. 2.
Limbah plastik dan serbuk gergaji sengon dapat digunakan sebagai bahan baku papan komposit, komposisi bahan yang menghasilkan produk optimal pada penelitian ini menggunakan komposisi bahan limbah serbuk gergaji sengon dan plastik 70 % : 30 % dengan kadar perekat 7 %.
3.
Dari segi ekonomi pemanfaatan limbah plastik dan serbuk gergaji sengon sebagai bahan baku papan komposit sangat ekonomis dan ramah lingkungan karena merupakan barang yang murah dan potensi daya ganggunya tinggi terhadap lingkungan dan ikut berperan dalam meningkatkan pemanasan global (Global Warming).
DAFTAR PUSTAKA
Collet, B.M. (1972) A Riview of Surface and Interfacial Adhesion in Wood Science and Related Field. Wood Science and Technology. 15 (1) : 1-42. Haygreen, J.G dan J,L. Bowyer. (1996) Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu Pengantar, Gadjah Mada. University press, Yogyakarta. Terjemahan. Maloney, TM. (1997) Modern Particelboard And Dry-process Fiberboard Manufacturing. Miller Freeman Publications, San Fransisco. Soenardi. (2000) Sifat Fisika Kayu. Bahan Kuliah S2 Program Studi Ilmu Kehutanan. Jurusan Ilmu-ilmu Pertanian. Program Pasca Sarjana.UGM, Yogyakarta. Sushardi. (2001). Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Pembuatan Papan Tiruan. Proseding Seminar Nasional “Pemanfaatan Sumberdaya Lokal untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan “ Universitas Wangsa Manggala, Yogyakarta. ISBN: 979-96792-0-6. _______. (2002a) Prospek Pemanfaatan Tanaman Perkebunan Sebagai Bahan Baku Industri Perkayuan. Proseding Seminar Nasional Perkebunan Indonesia “ Membangun Paradigma Baru Perkebunan Indonesia” ISBN : 979-9015-26-X. Institut Pertanian Stiper Yogyakarta. _______. (2002b) Hubungan Sifat Dasar Kayu dengan Sifat Perekatan dan Emisi Formaldehida. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia Tanggal 30 Agustus – 1 September 2002. ISBN : 979-96348-2-2 : 94 - 101. _______. (2002c) Teknologi Pembuatan Papan Tiruan dari Limbah Industri Peluang dan Tantangannya. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Inovasi Teknologi dalam Mendukung Pengembangan Agribisnis Tanggal 2 Nopember 2002 Kerjasama BPTP Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta. _______, (2003a) Variasi Ketahanan Beberapa Produk Perekatan terhadap Air. Prosiding Seminar Nasional Penerapan Teknologi Tepat Guna dalam Mendukung Agribisnis Tanggal 24 September 2003. ISBN 979-8073-88-6. _______, (2003b) Pemanfaatan Limbah Industri Kayu untuk Pembuatan Papan Semen. Prosiding Semiloka Nasional Pembangunan Perkebunan dan Perhutanan dalam Era Otonomi Daerah Tanggal 8 - 9 Desember 2003. ISBN : 979-97725-2-4. _______. (2006) Identifkasi Komponen Ekstraktif Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) dan Waru Gunung (Hibiscus simillis BL.) Laporan Penelitian LPPM Instiper, Yogyakarta. _______. (2008a) Peranan Komponen Ekstraktif Kayu Dalam Mengurangi Pemanasan Global (Global Warming). Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Dosen Kopertis wilayah V Yogyakarta. Departemen Pendidikan Nasional Kantor Kopertis Wilayah V Yogyakarta. ISBN No. 978-60295330-1-9 : 94 – 104
194
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 _______. (2008b) Sifat Wetabilitas dan Warna Kayu Sengon dan Waru Gunung sebagai Penciri Khas Jenis Kayu. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Dosen Muda dan Studi Kajian Wanita. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. ISBN 978-979-562-019-8 :55 - 64. _______. (2009) Peranan Komponen Ekstraktif Kayu Dalam Mengurangi Pemanasan Global (Global Warming) Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Dosen Kopertis Wilayah V Yogyakarta. Departemen Pendidikan Nasional Kantor Kopertis Wilayah V Yogyakarta. ISBN No. 978-602-95330-1-9. _______. (2010) Pemanfaatan Limbah Plastik Jenis Polypropylene Untuk Pembuatan Papan Komposit Limbah Serbuk Gergaji Sengon. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Indonesia Menuju Mellenium Development Goals (MDGs) 2015. ISBN 978-979-25-5261-4 _______. (2011) Peningkatan Sifat Papan Partikel Limbah Kayu Kelapa Dengan Perlakuan Permukaan. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia. _______. (2014) Pengaruh Perebusan dan Posisi Radial Terhadap Kualits Vener Kayu Kelapa. Jurnal Wana Tropika Vol 4 no 1. ISSN : 978-979-987986797-4-5 _______. (2015) Pemanfaatan Limbah Plastik dan Serbuk Gergaji Sengon Untuk Pembuatan Papan Komposit. Prosiding Seminar Nasional The 2nd University Research Colloquium tanggal 29 Agustus 2015 Universitas Muhammadiyah Semarang.
195