1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 012 RAMBAH Oleh Widyati Nurkhalifah1, Jesi Alexander Alim2, Hamizi3 Abstract The study was conducted because the teachers have not been applying the model learning fun for students. The learning process is just waiting for the material presented by the teacher without digging its own information independently, giving the example problems and exercises so that students are less interested in the subject matter. For it is necessary to study the learning Cooperative Learning Model Application Technic inside-outside Circle. This learning model requires students to discuss in groups, and share information at the same time by another group in a circle with a nice atmosphere. This research forms the Classroom Action Research. This study aims to improve student learning outcomes Elementary School fifth grade. The data obtained by the quantitative data. Formulation of the problem "Does the application of cooperative learning model inside-outside circle technic can improve learning outcomes math fifth grade SDN 012 Rambah? '. Quantitative data in the form of tests of student learning outcomes through the cycle repeats. The results of this study indicate that the replication cycle I increased individual student mastery of basic score is 7 students who completed (33.33% with an average value of 59.90) increased by 8 students to 15 students who pass (71 , 42% with an average value of 72.87). In the second cycle increased by 4 students (19.05%) of the first cycle to 19 students (90.47% with an average value of 74.26). Instruments of data collection using observation sheet activities of teachers and student activity during the learning process takes place in the mat SDN 012 Rambah, the average teacher's activities in the first cycle was 2,81 with good categories, increased to 3,29 in the second cycle by category very good. For student activity in the first cycle was 2,55 with good categories, increased to 3,22 in the second cycle with the category very good. This means that the application of the Cooperative Learning Technic inside-outside Circle can improve student learning outcomes Elementary School fifth grade. keyword: inside-outdide circle, academic result
1
PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan, melalui matematika siswa dapat membentuk dirinya untuk berpikir secara objektif. Hal ini sesuai dengan fungsi matematika yaitu untuk mengembangkan kemampuan menghitung yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas dalam Nurleli, 2009 : 1). Mengingat pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan manusia, maka mutu
1 . Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Nim 0805120934, e-mail
[email protected] 2. Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, e-mail
[email protected] 3. Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Seklah Dasar, e-mail Hp. 081365611107
2
pelajaran matematika haruslah ditingkatkan sehingga hasil belajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri 012 Rambah menyatakan bahwa KKM mata pelajaran matematika yang ditetapkan adalah 60 dan menurutnya hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 012 Rambah masih tergolong rendah. Karena peneliti mengadakan tindakan pada materi diawal semester, maka skor dasar atau data awal peneliti tentukan dari nilai ujian semester siswa pada semester genap saat berada di kelas IV tahun ajaran 2011/2012. Dari 21 jumlah siswa hanya 7 orang siswa (33%) yang mencapai KKM yang ditetapkan sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM adalah 14 orang siswa (67%) dengan nilai rata-rata 59,90. Hasil belajar matematika siswa dalam pembelajaran matematika dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri 012 Rambah, terlihat guru belum pernah menerapkan model pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Proses pembelajaran hanya menunggu materi yang disampaikan oleh guru tanpa menggali sendiri informasi secara mandiri. Kegiatan pembelajaran yang demikian menunjukkan bahwa pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak diarahkan untuk belajar bekerjasama sedangkan prinsip pembelajaran yang dituntut dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu model yang peneliti terapkan adalah model Pembelajaran Kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran kooperatif yaitu: Tabel 1 : Langkah –Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Fase 4 Membimbing kelompok belajar dan bekerja Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan (Sumber : Ibrahim, dkk. 2000 : 11 )
Perilaku Guru Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
3
Menurut Lie ( 2010 : 65 ) pembelajaran kooperatif teknik Lingkaran Kecil Lingkaran Besar memiliki beberapa langkah. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut : 1. 2. 3.
4. 5.
Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap ke luar. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama menghadap ke dalam. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil yang memulai. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. Kemudian siswa yang di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang di lingkaran besar bergeser, satu atau dua langkah searah jarum jam. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi, demikian seterusnya.
Rumusan masalah adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 012 Rambah?” Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui penggunaan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar di kelas V SD Negeri 012 Rambah. Manfaat penelitian, Bagi siswa, penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa baik secara individu maupun secara berkelompok dalam belajar dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas V SD Negeri 012 Rambah. Bagi guru, pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 012 Rambah. Bagi sekolah, tindakan yang dilakukan pada penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika siswa di SD Negeri 012 Rambah. Bagi peneliti, hasil penelitian ini menjadi landasan pantauan dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas. METODE PENELITIAN Mulyasa (2010 : 10) PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tiap tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Rencana tindakan yaitu mengelompokkan siswa terdiri dari 4-5 orang siswa untuk setiap kelompok dan kelompok yang heterogen, membuat lembar kerja siswa, menyajikan materi yang disesuaikan dengan alokasi waktu yang ditetapkan. Mempersiapkan tes hasil belajar siswa serta mempersiapkan lembar pegamatan aktifitas guru dan siswa.
4
2.
Pelaksanan tindakan peneliti menyajikan pembelajaran terstruktur sesuai dengan RPP, memberikan lembar kerja siswa sesuai langkah-langkah pengerjaan soal Bilangan Bulat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar. 3. Pengamatan/observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, mempersiapkan lembar pengamatan aktifitas guru dan siswa. Observasi bertujuan untuk mengamati apakah ada hal-hal yang harus diperbaiki di dalam tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembalajaran. Pengamat disini adalah guru sekolah, tidak tertutup juga peneliti juga sekaligus mengamati jalannya tindakan. 4. Refleksi dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Refleksi merupakan analisis terhadap hasil pengamatan. Pada tahap ini melihat, mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi akan menimbulkan pertanyaan yang bisa dijadikan acuan keberhasilan, misalnya apakah hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan secara individu dan interaksi siswa dalam proses pembelajaran serta dalam kelompok belajarnya. Dari hasil refleksi ini, dijadikan untuk rencana tindakan pada siklus berikutnya. Karena penelitian ini hanya dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, maka kelemahan dan kekurangan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 012 Rambah dari tanggal 17 Juli 2012 sampai dengan 10 Agustus 2012. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 012 Rambah, sebanyak 21 orang siswa yang terdiri atas 13 orang siswi perempuan dan 8 orang siswa laki-laki. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dan 1 kali UH. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang aktivitas guru dan data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran serta data tentang hasil belajar matematika siswa setelah proses belajar mengajar. Data tentang aktivitas guru dan siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar pengamatan (lembar observasi). 2. Tes digunakan untuk melihat sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. 3. Dokumentasi adalah kumpulan dari dokumen-dokumen dapat memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengelolaan dokumen secara sistematis serta menyebar luaskan kepada pemakai informasi tersebut. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa fotofoto kegiatan pembelajaran yang berguna sebagai bukti penguat bahwa peneliti telah melakukan penelitian serta berguna memperkuat data-data yang peneliti ambil. Untuk analisis data teknik yang digunakan sebagai berikut: Data tentang aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan lembar pengamatan yang dianalisis dengan cara menentukan rata-rata
5
yang diperoleh. Rata-rata aktivitas guru dan siswa dapat dirumuskan dengan rumus : Rata-rata = Kriteria yang digunakan dalam menganalisis data aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran berpandu pada Uzer (2008 : 45) seperti pada tabel 2 berikut : Tabel 2 : Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa Rata-rata skor
Kriteria Sangat baik Baik Cukup baik Kurang
Analisis ketercapaian hasil belajar matematika Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung hasil belajar/nilai individu adalah : S=
× 100
Dalam Purwanto (2010:207)
Keterangan : S = Nilai Individu R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = Skor maksimal dari tes tersebut Ketuntasan belajar individu diperoleh dengan menggunakan rumus: PK =
× 100%
Purwanto, 2004: 102 (dalam Syahrilfuddin, 82)
Keterangan: PK = Persentase ketuntasan individu SP = Skor yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum Jika ketuntasan individu telah mencapai KKM (≥ 60) yang ditetapkan, maka siswa tersebut dianggap telah tuntas. Ketuntasan Klasikal Adapun rumus yang dipergunakan untuk menentukan ketuntasan klisikal adalah sebagai berikut : Ketuntasan klasikal = Dengan kriteria apabila suatu kelas telah mencapai 85% dari jumlah siswa yang tuntas dengan nilai ≥ 60 maka kelas tersebut dikategorikan tuntas secara klasikal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 kali pertemuan, Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran dengan waktu 2 x 35 menit. Setiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran koopertif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dan didukung oleh
6
lembaran kerja siswa (LKS). Dan pada setiap akhir siklus I dan II diadakan ulangan harian (UH). Pelaksanaan Tindakan 1.
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar. 2. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang materi bilangan bulat. Guru menjelaskan secara garis besar tentang materi sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat, memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi pembelajaran, memberikan contoh soal dan mengajak siswa untuk menyelesaikan soal bersama, dan meminta perwakilan siswa untuk mengerjakan di depan kelas. 3.
Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru meminta siswa untuk duduk dikelompok masing-masing pada tempat yang yang ditetapkan guru. Kelompok ini telah ditentukan sebelumnya di luar jam pelajaran kelompok 1 dan 2 sebagai kelompok lingkaran kecil membahas LKS 1a, kelompok 3 dan 4 sebagai kelompok lingkaran besar membahas LKS 1b dengan materi pelajaran yang sama. Setelah duduk dikelompok masing-masing, guru memberikan LKS kepada setiap siswa. Kemudian guru meminta setiap siswa untuk mengerjakan tugas akademis yang ada pada LKS-1 dengan bekerja sama dengan kelompok masing-masing. 4.
Membimbing kelompok belajar dan bekerja Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. Selama kegiatan kelompok guru mengamati masing-masing pekerjaan kelompok selama mengerjakan LKS-1. Tidak lupa guru mengingatkan kepada siswa untuk mengerjakannya dan bekerja secara teliti, serta fokus bekerja dalam kelompok masing-masing. Selanjutnya guru meminta masingmasing kelompok untuk membentuk lingkaran kecil lingkaran besar sesuai kelompok yang telah ditentukan. Ada dua kelompok lingkaran kecil dan kelompok lingkaran besar.
7
Siswa kelompok lingkaran kecil menghadap keluar dan siswa kelompok lingkaran besar menghadap kedalam sehingga berhadapan/berpasangan, siswa berbagi informasi dengan pasangannya dalam waktu yang bersamaan dimulai dari siswa lingkaran kecil. Pertukaran informasi bias dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. Kemudian siswa yang di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi, demikian seterusnya. 5.
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Selanjutnya guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas dan meminta siswa yang lain untuk menanggapi. Selanjutnya guru memberikan beberapa soal sebagai bentuk refleksi dan evaluasi tentang kegiatan yang dilakukan.
6.
Memberikan penghargaan Guru membimbing siswa menyimpulkan pelajaran dari materi yang telah dipelajari. Terakhir memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah menampilkan hasil diskusinya dengan baik. Penghargaan yang diberikan berupa tepuk tangan dari kelompok lain dan guru. Refleksi sikus I Berdasarkan refleksi siklus I, peneliti menyusun beberapa perbaikan untuk siklus II, yaitu : 1. Guru perlu lebih menguasai kelas, sehingga suasana pembelajaran tetap kondusif. Guru harus tetap berkeliling dan memantau pekerjaan seluruh siswa sehingga siswa tidak berjalan-jalan untuk bertanya kepada teman yang lain. 2. Guru harus lebih menekankan dan menjelaskan tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa dan megelola waktu dengan baik. 3. Guru harus lebih sering memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa sehingga siswa memiliki kepercayaan lebih dalam mempresentasikan hasil kerja mereka dan memberikan tanggapan dan pendapat pada hasil kerja kelompok lain. Refleksi Siklus II Proses pembelajaran pada siklus II sudah lebih baik dari siklus I. Siswa sudah terbiasa berdiskusi dalam kelompok dan dapat mempertanggung jawabkan
8
materi dalam kelompok masing-masing sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu guru juga sudah bisa mengalokasikan waktu pembelajaran. Hasil Ulangan Harian II siswa diperoleh nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 95, jumlah siswa yang mencapai KKM (60) sebanyak 19 orang siswa dari 21 orang siswa, dan yang belum mencapai KKM sebanyak 2 orang. Dengan demikian pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar sudah dapat di terima dan dipraktikkan. Oleh karena itu, tidak perlu lagi dilakukan siklus berikutnya. Analisis Deskripsi Hasil Penelitian Yaitu: Proses pembelajaran yang dilaksanakan mengalami peningkatan pada aktivitas guru setiap pertemuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 : Peningkatan Aktivitas Guru Tiap Pertemuan Siklus I dan Siklus II Penilaian N o.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Siklus I
Aspek yang diamati
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa Menyajikan informasi Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok belajar Membimbing diskusi kelompok Membimbing lingkaran kelompok Membimbing pertukaran informasi dalam lingkaran kelompok Membimbing siswa kembali dalam kelompok masing-masing untuk menentukan hasil akhir pembahasan materi Evaluasi Memberikan penghargaan Jumlah Rata-rata (dibagi 9) Kategori
Siklus II
I
II
III
V
VI
VII
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3 3
3 3
3 3
3 3
4 4
4 4
3
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
3
2 3 23 2,55
3 3 26 2,88
3 3 27 3
Baik
Baik
Baik
3 3 28 3,11 Sangat baik
3 3 30 3,33 Sangat baik
3 3 31 3,44 Sangat baik
Untuk rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 2,81 dengan kategori baik, meningkat menjadi 3,29 pada siklus II dengan kategori amat baik. Jadi dapat disimpulkan aktivitas guru pada tiap pertemuan meningkat. Peningkatan dapat digambarkan pada grafik dibawah ini :
9
4.00
Aktivitas Guru
3.00 2.00 1.00 -
Aktivitas Guru
Siklus I P1
Siklus I P2
siklus I P3
2.55
2.88
3.00
Siklus II P1 Siklus II P2 Siklus II P3 3.11
3.33
3.44
Gambar 1 Aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar
Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran Data hasil observasi siklus I dan siklus II tentang aktivitas siswa: Tabel 4 : Peningkatan aktivitas siswa tiap pertemuan siklus I dan siklus II Penilaian No.
Siklus I
Aspek yang diamati
Siklus II
I
II
III
V
VI
VII
1
Mendengarkan tujuan pembelajaran dan motivasi yang diberikan oleh guru
3
3
3
3
3
3
2
Mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
4
4
2
2
3
3
3
4
2
2
3
3
4
4
2
2
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
2 3 21 2,33
2 3 22 2,44
2 3 26 2,88
Baik
Baik
Baik
3 3 27 3 Sangat baik
3 3 29 3,22 Sangat baik
3 3 31 3,44 Sangat baik
3 4 5 6 7 8 9
Siswa membentuk kelompok yang telah ditentukan di luar jam pembelajaran Siswa bekerjasama berdiskusi dalam kelompok masing-masing Siswa membentuk kelompok lingkaran Siswa mendiskusikan materi pelajaran dengan teknik lingkaran kecil lingkaran besar Siswa kembali dalam kelompok masingmasing untuk menentukan hasil akhir pembahasan materi Evaluasi Penghargaan kelompok Jumlah Rata-rata (dibagi 9) Kategori
Untuk aktivitas siswa pada siklus I adalah 2,55 dengan kategori baik, meningkat menjadi 3,22 pada siklus II dengan kategori amat baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa setiap pertemuan. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini:
10
4.00
Aktivitas Siswa
3.00 2.00 1.00 Aktivitas siswa
siklus I P1
siklus I P2
siklus I P3
2.33
2.44
2.88
siklus II P1 siklus II P2 siklus II P3 3.00
3.22
3.44
Gambar 2 Aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar
Hasil Belajar Siswa Ketuntasan secara klasikal meningkat dari skor dasar, siklus I dan siklus II. Pada skor dasar jumlah siswa yang tuntas 7 orang, tidak tuntas 14 orang, persentase ketuntasan 33,33% dan dikatakan tidak tuntas secara klasikal. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat sebanyak 8 orang menjadi 15 orang siswa, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas menurun sebanyak 8 orang menjadi 6 orang siswa, persentase ketuntasan meningkat sebanyak 38,09% menjadi 71,42% dan dikatakan tidak tuntas secara klasikal. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat sebanyak 4 orang menjadi 19 orang, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas menurun sebanyak 4 orang menjadi 2 orang siswa, prenentase ketuntasan meningkat sebanyak 19,05% menjadi 90,47% dan dikatakan tuntas secara klasikal. Berdasarkan hasil analisis data siklus I dan siklus II maka penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan beberapa hal seperti: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa yang diukur berdasarkan ulangan harian I maupun ulangan harian II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Table 5 : Perbandingan nilai skor dasar, siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar Hasil Jumlah Nilai Rerata Nilai minimum belajar siswa maksimum 59,90 50 77 Skor dasar 21 72,87 52,17 95,65 Siklus I 74,26 50 95 Siklus II Dari tabel di atas, terlihat bahwa rerata skor dasar yaitu 59,90 mengalami peningkatan pada siklus I sebasar 12,97 poin (21,65%) menjadi 72,87. Sedangkan pada siklus II meningkat lagi sebesar 1,39 poin (1,90%) sehingga menjadi 74,26. Untuk nilai minimum skor dasar siswa mencapai 50, pada siklus I meningkat sebesar 2,17 poin (4,34%) menjadi 52,17, sedangkan pada siklus ke II mengalami penurunan sebesar 2,17 poin (4,34%) menjadi 50. Nilai maksimum pada skor dasar yaitu 77 mengalami peningkatan pada siklus I sebasar 18,65 poin ( 24,22%)
11
menjadi 95,65. Sedangkan pada siklus ke II mengalami penurunan sebasar 0,65 poin (0,67%) menjadi 95. Uraian di atas dapat juga dilihat pada grafik di bawah ini: 120 95.65 95
100 80 60
73.49 77 59.9
77 Skor dasar 50
52.17 50
Siklus I
40
Siklus II
20 0
Rerata
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Gambar 3 Perbandingan nilai skor dasar, siklus I dan siklus II melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar
Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 012 Rambah. Hal ini terlihat dari: 1. Peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I ke siklus II. Untuk rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 2,81 dengan kategori baik, meningkat menjadi 3,29 pada siklus II dengan kategori amat baik. Untuk aktivitas siswa pada siklus I adalah 2,55 dengan kategori baik, meningkat menjadi 3,22 pada siklus II dengan kategori amat baik. 2. Peningkatan hasil belajar siswa pada nilai rata-rata skor dasar yaitu 59,90 meningkat menjadi 72,87 pada akhir ulangan siklus I dengan besar peningkatan 12,97 poin (21,65%). Selanjutnya, pada ulangan akhir siklus II nilai rata-rata siswa meningkat sebesar 1,39 poin (1,90%) dari ulangan akhir siklus I menjadi 74,26. 3. Ketuntasan klasikal pada skor dasar yaitu 33,33% meningkat sebesar 38,09% menjadi 71,42% pada siklus I. Selanjutnya, meningkat lagi pada siklus II sebesar 19,05% menjadi 90,47%. Melalui penulisan skripsi ini peneliti mengajukan saran yang berhubungan dengan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar yaitu: 1. Kepada guru atau peneliti yang akan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dalam pembelajaran, agar lebih memperhatikan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan LKS dan berbagi informasi dalam lingkaran agar sesuai perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran. 2. Kepada guru atau peneliti yang akan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar, diharapkan sebelumnya menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi yang diajarkan sehingga memperoleh hasil yang memuaskan, serta agar melaksanakan
12
kegiatan secara berulang. Hal ini bertujuan untuk memantapkan lagi pemahaman siswa terhadap konsep yang akan diajarkan dan membiasakan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. UCAPAN TERIMAKASIH Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang terlibat memberikan bantuan, motivasi, doa dan bimbingan. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Drs. H. Lazim. N. M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Riau. 4. Jesi Alexander Alim, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan Drs. Hamizi, S.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan bimbingan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Riau yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama perkuliahan. 6. Ahmad, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SD Negeri 012 Rambah yang telah memberikan kesempatan dan bantuan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Yur Aini Dewi, PS. S.Pd selaku guru bidang studi matematika siswa kelas V SD Negeri 012 Rambah yang telah banyak membantu peneliti dari awal hingga akhir penelitian. 8. Seluruh siswa-siswi kelas V tahun pelajaran 2012/2013 yang telah ikut membantu peneliti selama proses penelitian. 9. Kedua orang tua tercinta atas perhatian, dukungan serta do’a yang ayah dan ibu berikan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 10. Sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberikan semangat serta dukungan dalam penyusunan skripsi ini, baik dukungan moril maupun materil.
13
DAFTAR PUSTAKA Armis, dkk. 2010. Pengembangan Program Pembelajaran Matematika. Pekanbaru : Cendikia Insani Pekanbaru Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press Isjoni. 2010. Cooperative Learning Evektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT Gramedia Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosda Karya . 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosda Karya Muslich, Masnur. 2009. KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman Dan Pengembangan. Jakarta : PT Bumi Aksara Nurleli. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Lingkaran Kecil Lingkaran Besar Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa Kelas V SDNegeri 003 Seberang Gunung Kecamatan Gunung Toar. (tidak diterbitkan). Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : PT. Dian Rakyat Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pusataka Pelajar Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher Syahrilfuddin, dkk. 2011. Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru : Universitas Riau Usman, Moh. User. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung:Remaja Rosda Karya Yuanita, Eva. (2010). Model Pembelajaran Inside – Outside – Circle (Lingkaran Besar – Lingkaran Kecil), (Online). Tersedia : http://rhum4hnd3soq.blogspot.com/2010/10/modelpembelajaran-inside-outside.html ( 13 Maret 2011)