JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 8 No. 1, April 2008 : 30 - 36
PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS Studi Kasus pada PT Trinunggal Komara Oleh:
Hastoni* dan Dewi Susanti Aprilisabeth Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT The goal of this research is to evaluate how far the application of credit selling accounting system is able to increase internal control effectiveness of credit and cash revenues. The evaluation has pupose to find out if selling procedure, internal control of credit, and cash revenues carried out by the company has been in accordance with the procedure, so that it can be accounted for. The result of this research shows that PT Trinunggal Komara has carried out the procedure properly in accounting information system, either credit selling procedure, internal control of credit, or cash revenues. Nevertheless, the evaluation result shows that there are some weaknesses need to be improved, so that the procedure implementation in accounting information system will take place as expected. Based on hypothesis test result, to be found out that point z-count equals 3,48. Whereas, on normal distribution table, it can be known that point z-table equals 0,9998. Point z-count (3,48) ≥ z-table (0,9998), Ho is rejected and Ha is accepted. It can be concluded that information system of credit selling accounting has significant role toward control effectiveness of internal credit and cash revenues at PT Trinunggal Komara. Determinant coefficient in the amount of 48,43% indicates that 48,43% for control effectiveness of internal credit and cash revenues can be determined by accounting information system of credit selling and the rest (51,57%) is influenced by other factors out of internal control of credit and cash revenues. Keywords: Accounting information system; Credit selling; Internal control.
PENDAHULUAN Pada umumnya perusahaan besar menjual barang atau jasa hasil produksinya secara kredit sehingga berdampak pada peningkatan jumlah piutang pelanggannya. Piutang merupakan salah satu elemen modal kerja selalu dalam keadaan berputar dan tingkat perputaran piutang sangat bergantung pada jumlah penjualan secara kredit dan rata-rata piutang.
Dikarenakan piutang merupakan aktiva yang paling likuid setelah kas, maka dirasa sangat perlu dilakukannya usaha-usaha dalam meningkatkan perputaran piutang. Tahapan akhir dari kegiatan penjualan adalah diterimanya kas dari pelanggan, jika perusahaan memiliki tingkat perputaran piutang yang rendah maka berdampak pada sedikitnya persediaan kas yang dimiliki perusahaan. Dengan sedikitnya jumlah kas
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008
yang tersedia maka akan berakibat perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah dijadwalkan sehingga kestabilan keuangan perusahaan terganggu. Terdapat berbagai cara untuk meningkatkan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas, salah satunya adalah dengan menerapkan sistem informasi akuntansi penjualan, dimana sistem informasi akuntansi yang baik akan memberikan informasi kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan penjualan kredit. PT Trinunggal Komara merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil yang memproduksi Polyster Cotton, Chief Value Cotton, All Cotton. Dalam menjual barang hasil produksinya perusahaan ini pada umumnya melakukan penjualan secara kredit. Salah satu masalah yang mendasar yang dihadapi oleh PT Trinunggal Komara adalah penerapan sistem akuntansi penjualan yang dinilai masih lemah disebabkan besarnya jumlah piutang tak tertagih dari yang seharusnya sehingga jumlah kas yang tersedia sedikit dan ini mengakibatkan perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah dijadwalkan. Dengan adanya suatu sistem informasi akuntansi penjualan, aktivitas penjualan pada perusahaan diharapkan berjalan dengan baik. Selain itu, dengan adanya suatu sistem informasi akuntansi penjualan yang baik akan membantu memberikan informasi yang akurat bagi manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil keputusan guna melakukan penjualan secara tepat sehingga dapat meningkatkan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas serta mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan. Dengan demikian diharapkan PT Trinunggal Komara harus segera mengambil langkah yang dapat mengatasi masalah tersebut sehingga perseroan tidak mengalami kerugian yang besar dan dapat mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan yaitu menperoleh laba sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lain dan dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif yaitu dengan melakukan perhitungn terhadap operasionalisasi variabel yang dijadikan sebagai indikator. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan metode Statistik Non Parametik yaitu Korelasi Rank Spearman yaitu Untuk mengetahui peranan sistem informasi akuntansi penjualan kredit dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas pada PT Trinunggal Komara, digunakan analisis korelasi dengan menggunakan metode statistik dengan pendekatan Rank Spearman.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dapat Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Piutang Dan Penerimaan Kas Dengan meningkatnya transaksi penjualan hasil produksi maka penerapan sistem informasi akuntansi yang baik atas penjualan mutlak harus dilaksanakan, hal ini dikarenakan sistem informasi akuntansi merupakan subsistem informasi dari orang-orang, catatancatatan dan prosedur yang dipergunakan oleh pihak intern dan ekstern perusahaan untuk memenuhi kebutuhan data keuangan, selain itu juga memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan yang sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen. Pada umumnya perusahaan besar menjual barang atau jasa hasil produksinya secara kredit sehingga berdampak pada peningkatan jumlah piutang pelanggannya. Piutang merupakan salah satu elemen modal kerja selalu dalam keadaan berputar dan tingkat perputaran piutang sangat bergantung pada jumlah penjualan secara kredit dan rata-rata piutang. Dikarenakan piutang merupakan aktiva yang paling likuid setelah kas, maka dirasa sangat perlu dilakukannya usaha-usaha dalam meningkatkan perputaran piutang. Tahapan akhir dari kegiatan penjualan adalah diterimanya kas dari pelanggan, jika perusahaan memiliki tingkat perputaran piutang yang rendah maka berdampak pada sedikitnya persediaan kas yang dimiliki 31
HASTONI dan APRILISABETH, Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
perusahaan. Dengan sedikitnya jumlah kas yang tersedia maka akan berakibat perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah dijadwalkan sehingga kestabilan keuangan perusahaan terganggu. Terdapat berbagai cara untuk meningkatkan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas, salah satunya adalah dengan menerapkan sistem informasi akuntansi penjualan, dimana sistem informasi akuntansi yang baik akan memberikan informasi kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan penjualan kredit. Sistem informasi akuntansi penjualan digunakan dibanyak perusahaan yang berskala besar maupun kecil yang berfungsi untuk pemprosesan data, yang selanjutnya akan digunakan oleh pihak manajemen untuk dijadikan sebagai dasar atas pengambilan keputusan penjualan. Perusahaan menggantungkan diri pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuan berkompetisi. Informasi pada dasarnya adalah sumber daya seperti halnya pabrik dan peralatan. Produktivitas sebagai suatu hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem informasi yang lebih baik. Dengan diterapkannya sistem informasi akuntansi penjualan pkredit dengan baik maka
akan diperoleh data yang handal yang berguna untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen dalam menentukan kebijakan apa saja yang akan diambil untuk menentukan tingkat penjualan sehingga dapat meningkatkan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas. Dari hasil uraian di atas dapat diambil suatu pernyataan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan mempunyai peranan dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas. Hal ini disebabkan oleh besarnya peranan yang dapat diberikan oleh sistem informasi akuntansi kepada kegiatan operasional perusahaan sehingga tujuan utama dapat tercapai. Untuk menguatkan hasil kesimpulan di atas, maka dilakukan uji statistik. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner mengenai sistem informasi akuntansi penjualan kredit, pengendalian intern piutang dan penerimaan kas, maka selanjutnya data tersebut yaitu total skor jawaban dari masingmasing variabel dianalisis dengan menggunakan metode korelasi rank spearman. Berdasarkan tabel pada sub sebelumnya, maka selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode korelasi rank spearman yang dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel Pembantu Analisis Korelasi Rank Spearman
No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 32
Penjualan Kredit X 23 26 23 26 26 25 19 23 27 22 23 27 23
Peng. Intern Piutang & Penerimaan Kas Y 47 47 51 50 50 49 42 47 50 42 44 51 44
Rank X 7 18.5 7 18.5 18.5 15.5 1 7 22 3 7 22 7
Y 9 9 20.5 17.5 17.5 14 1.5 9 17.5 1.5 3.5 20.5 3.5
di
di^2
-2 9.5 -13.5 1 1 1.5 -0.5 -2 4.5 1.5 3.5 1.5 3.5
4 90.25 182.25 1 1 2.25 0.25 4 20.25 2.25 12.25 2.25 12.25
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
24 29 25 26 23 27 21 24 28 23 24 29 24
46 52 53 47 49 50 47 47 55 49 47 52 52
12.5 25.5 15.5 18.5 7 22 2 12.5 24 7 12.5 25.5 12.5
5 7.5 23 2.5 25 -9.5 9 9.5 14 -7 17.5 4.5 9 -7 9 3.5 26 -2 14 -7 9 3.5 23 2.5 23 -10.5 Total Skor di^2
56.25 6.25 90.25 90.25 49 20.25 49 12.25 4 49 12.25 6.25 110.25 889.5
Sumber: Data diolah, 2007 Adapun hasil perhitungan analisis korelasi rank spearman berdasarkan tabel di atas adalah sebagai berikut: n
6 r2 = 1 −
∑ di 2
i −1
n ( n 2 − 1) 6 (889,5) =1− = 0,696 26 (26 2 − 1) Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai rank spearman (rs) sebesar 0,696, dan ini berarti adanya hubungan yang kuat dan positif antara sistem informasi akuntansi penjualan kredit dengan pengendalian intern piutang dan penerimaan kas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bagus sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang dijalankan oleh perusahaan maka akan berpengaruh positif terhadap peningkatan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas. Untuk menguatkan hasil perhitungan di atas, maka selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut: - Ho diterima, apabila rs hitung ≤ rs tabel : artinya tidak terdapat peranan yang signifikan antara sistem informasi akuntansi penjualan kredit dengan peningkatan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas. - Ho ditolak, apabila rs hitung ≥ rs tabel : artinya terdapat peranan yang signifikan antara sistem informasi akuntansi penjualan dengan peningkatan efektivitas
pengendalian intern piutang dan penerimaan kas. Untuk menguatkan hasil kesimpulan di atas maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji z dengan rumus sebagai berikut:
z hitung =
rs − 0 1
n −1
=
0,696 − 0 = 3, 48 1 26 − 1
Hasil perhitungan di atas diketahui nilai z hitung yang diperoleh sebesar 4,393. Sedangkan pada tabel distribusi z normal dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% diketahui nilai z tabel adalah 0,9998. Jadi dengan demikian untuk nilai zhitung (3,48) ≥ ztabel (0,9998) maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan mempunyai peranan yang signifikan terhadap peningkatan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas pada PT Trinunggal Komara. Gambar kurva uji hipotesis keeratan hubungan sistem informasi akuntansi
33
HASTONI dan APRILISABETH, Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
penjualan dengan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas pada PT Trinunggal Komara sebagai berikut: Gambar 1. Kurva Uji Hipotesis Keeratan Hubungan Antara Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dengan Peningkatan Efektivitas Pengendalian Intern Piutang dan Penerimaan Kas Pada PT Trinunggal Komara Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi sistem informasi akuntansi penjualan terhadap efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas, maka perlu dilakukan perhitungan dengan menggunakan koefisien penentu (coefficient of determination) seperti dibawah ini: Kd = r2 x 100% = (0,696)2 x 100% = 48,43% Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai koefisien penentu sebesar 48,43%, ini menunjukkan bahwa sebesar 48,43% efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas dapat ditentukan oleh sistem informasi akuntansi penjualan kredit sedangkan selebihnya sebesar 51,57% dipengaruhi faktor lainnya diluar pengendalian intern piutang dan penerimaan kas.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian tentang peranan sistem informasi akuntansi penjualan kredit dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas Pada PT. Trinunggal Komara maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Prosedur pengendalian intern piutang yang telah dilaksanakan oleh PT. Trinunggal Komara secara umum telah memadai, ini terlihat dari hal-hal sebagai berikut: a. Persetujuan kredit telah dianalisa oleh manajer piutang. b. Piutang yang sukar ditagih atau tidak tertagih akan mendapatkan perhatian yang khusus untuk diteliti sebabsebabnya.
34
c. Perusahaan telah mengadakan penyisihan untuk piutang yang tidak tertagih. Selain itu, penerapan pengendalian intern piutang yang diterapkan oleh PT. Trinunggal Komara memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: a. Perusahaan tidak menerapkan sanksi terhadap pembayaran piutang usaha yang melewati jatuh tempo. b. Sistem akuntansi piutang pada perusahaan belum menerapkan sistem komputerisasi seperti halnya sistem penjualan dan penerimaan kas yang sudah terkomputerisasi. 2. Penerimaan kas yang telah dilaksanakan oleh PT. Trinunggal Komara secara umum telah memadai, ini terlihat dari hal-hal sebagai berikut: a. Uang tunai yang diterima yang berasal dari hasil penagihan piutang kepada pelanggan disetorkan seluruhnya ke bank pada hari yang bersanguktan atau selambat-lambatnya keesokan harinya. b. Uang tunai yang ada diperusahaan disimpan di brankas. c. Dokumen-dokurnen penerimaan seperti bukti penerimaan kas dan bukti penerimaan bank telah bernomor urut. d. Telah dilakukan rekonsiliasi rekening koran dengan laporan bank yang dicatat oleh kasir, Selain itu, prosedur penerimaan kas yang diterapkan oleh PT. Trinunggal Komara memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: a. Masih banyak pelanggan yang melunasi hutangnya dengan menggunakan cek atau giro mundur yang melewati batas jatuh tempo.. b. Perusahaan tidak melakukan rotasi kerja terhadap karyawan yang melakukan tugas penagihan dan kasir. c. Perubahaan tidak menerapkan perubahaan password apabila personil yang biasa mengoperasikan komputer telah berhenti bekerja atau keluar dari perusahaan. 3. Berdasarkan hasil uji hipotesis, diketahui bahwa nilai z hitung yang diperoleh sebesar 3,48. Sedangkan pada tabel distribusi normal diketahui untuk nilai ztabel sebesar 0,9998. Jadi dengan demikian untuk nilai
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008
zhitung (3,48) ≥ ztabel (0,9998) maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan kredit mempunyai peranan yang signifikan terhadap peningkatan efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas pada PT Trinunggal Komara. Sedangkan nilai koefisien penentu sebesar 48,43%, ini menunjukkan bahwa sebesar 48,43% efektivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas dapat ditentukan oleh sistem informasi akuntansi penjualan kredit sedangkan selebihnya sebesar 51,57% dipengaruhi faktor lainnya diluar pengendalian intern piutang dan penerimaan kas.
DAFTAR PUSTAKA Aren
and James K. Loebbecke. 2000, Accounting and Integrated Approach, New Jersey: Prentice Hall. Inc. Antonik Muda Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Ekonomi. Gitamedia Press. Surabaya. Amin Widjaya Tunggal. 2000. Coso – Based Auditing, Harvarindo. Cornelia Astuti Retno Wigati C Purwantini. 2002. Akuntansi Keuangan. Kanisius. Yogyakarta.
Esmet Untung Mardiyatmo. 2003. Reformasi Nasional, Penyelenggaraan Good Governance dan Perwujudan Masyarakat Madani Dalam Konteks Pemasaran. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta George Bodnar H. & Hopwood S William. S 1995. Accounting Information System. Prentice-Hall, Inc. Gitosudarmo Indriyo. 2000. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 2. BPFE, Yogyakarta. Haryono. 2001. Analisa Laporan Keuangan; Memantau Kesehatan Perusahaan Melalui Laporan Keuangan. Penerbit: PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta Henry Somamora. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba Empat. Jakarta. J. B Hackert, James D Wilson and Camblell. 1996. Countrolership (Tugas Akintansi Manajemen), diterjemahkan oleh Tjendera, Tjinjin Fenix. Erlangga. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. Sukrino Agoes,. 2004. Auditing (Pemeriksaaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima, cetakan Ketujuh, Penerbit BPEE, Yogya
35