“OPTIMASI BAURAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEK ( STUDI KASUS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA GITREK SINGKONG SAWARGI DI DESA CISALAK KECAMATAN CISALAK KABUPATEN SUBANG) “. Oleh : Deden Abdul Wahab*) dan Arlis Pusfita Dhewi
ABSTRAK Optimasi Bauran Produk Dengan Menggunakan Metode Simpleks (Studi Kasus Pada Industri Rumah Tangga Gitrek Sawargi Di Desa Cisalak Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang). Industri Rumah Tangga (IRT) Gitrek Sawargi adalah sebuah perusahaan yang berskala kecil atau home industri yang bergerak dalam usaha yang memproduksi makanan ringan. Macam dari produk tersebut adalah gitrek rasa asin dan gitrek rasa pedas. Kedua jenis produk inilah yang dijadikan subjek penelitian. Masalah yang dihadapi dalam proses produksi pembuatan produk tersebut adalah merencanakan produk yang tepat dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam setiap tahapan produksi. Oleh karena itu gitrek singkong sawargi sangat diperlukan adanya penentuan optimasi bauran produk yang dihasilkan. Berdasarkan masalah tersebut maka penulis melakukan penelitian mengenai optimasi bauran produk dengan menggunakan metode simpleks. Model yang digunakan untuk menentukan masalah diatas adalah program liniear dengan menggunakan metode simpleks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor produksi apa saja yang digunakan untuk menghasilkan produk industri rumah tangga gitrek singkong dan untuk mengetahui optimasi bauran produk dengan menggunkan metode simpleks.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian operasional dimana pada penelitian operasional pusat perhatian adalah variabel – variabel yang berkaitan dengan aspek operasional suatu program setelah diidentifikasi hambatan – hambatan operasional, penelitian dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa untuk menghasilkan produk yang berkualitas maka harus menggunakan faktor – faktor produksi yang tepat. Adapun faktor – faktor produksi untuk menghasilkan gitrek singkong antara lain money, man, material, method, machine. Sedangkan untuk mencapai optimasi bauran produk harus menggunakan metode simpleks agar hasil yang didapat mencapai optimal. Hasil produksi yang diperoleh gitrek singkong sawargi dengan total penjualan mencapai Rp 400.000,- dari 100 bungkus setiap harinya dengan kombinasi produk gitrek asin sebesar 60 bungkus dan gitrek pedas sebesar 40 bungkus. Sedangkan hasil produksi yang diperoleh industri rumah tangga gitrek sawargi jika menggunakan metode simpleks yaitu sebesar 250 dengan kombinasi produk gitrek asin sebesar 150 bungkus dan gitrek pedas sebesat 100 bungkus dengan total penjualan mencapai Rp 1.000.000,- . Kata Kunci: Bauran Produk, Metode Simplek
1.1
Latar Belakang Dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan bebas
sebagaimana yang telah disepakati dalam kerangka AFTA, APEC dan WTO. Setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan
perusahaan
–
perusahaan
dari
seluruh
dunia.
Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing juga *) Dosen Tetap Prodi Manajemen STIESA Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
61
62
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
menuntut
setiap
memperhatikan
Apabila produser dapat memenuhi keinginan konsumen
kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi
dengan tingkat kualitas produk yang memuaskan secara otomatis
apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebih memuaskan
produk tersebut akan dicari semua lapisan konsumen. Dengan
dari pada
suatu
demikian permintaan pasar pun akan meningkat, meningkatnya
perusahaan tidak terbatas pada produk atau jasa yang dihasilkan
permintaan pasar biasanya disebabkan oleh tingkat pembelian
saja, tetapi juga pada aspek proses, sumber daya manusia dan
konsumen terhadap produk tersebut meningkat. Jika hal tersebut
lingkungan.
berjalan dengan baik dan mulus maka perusahaan pun akan
yang
perusahaan
untuk
selalu
dilakukan para pesaing.
Perhatian
Situasi perekonomian Indonesia pada masa sekarang
mengalami
puncak
telah menyebabkan semakin ketatnya persaingan yang timbul
dimaksud
diantara
memperbaiki,
perusahaan
–
perusahaan
yang
berupaya
untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adanya persaingan
maka
kesuksesan.
perusahaan
meningkatkan
Untuk
harus dan
mencapai
secara
harapan
terus
menerus
mengefektifkan
kegiatan
disegala bidang terutama produk yang dihasilkan.
tersebut mengharuskan suatu perusahaan untuk mengembangkan
Perusahaan didirikan selain untuk mencapai tujuan
metode pengelolaan perusahaan yang lebih baik sehingga dapat
tertentu baik yang bersifat soaial maupun ekonomis, juga dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.
peningkatan produktivitas dan efisiensinya, setiap perusahaan
Setiap perusahaan hendaknya harus pandai melihat
dituntut untuk mengelola manajemen yang baik termasuk
perubahan yang terjadi, terutama dalam menganalisa peluang dan
didalamnya manajemen produksi. Dalam pengelolaan perusahaan,
ancaman. Suatu perusahaan harus terus berupaya menciptakan
sayogianya berupaya dapat menekan biaya serendah mungkin
produknya menjadi produk yang terbaik diantara jenis produk
dan selalu menjaga kontinuitas operasional perusahaan. Dalam
yang sama yang dihasilkan oleh perusahaan pesaing, sehingga
memenuhi sasarannya, perusahaan agar dapat melaksanakan
produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
dengan baik, seperti perlu adanya pengambilan keputusan yang
konsumen, jikalau perusahaan telah dapat memenuhi apa yang
tepat dalam mengatasi situasi dan kondisi yang tidak pasti. Untuk
menjadi keinginan konsumen, maka pada akhirnya perusahaan
hal tersebut tentunya sangat dibutuhkan adanya keputusan dan
akan kehilangan pelanggan.
penyesuaian yang terus menerus berdasarkan fakta, pengalaman,
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
63
64
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
naluri kepemimpinan, nasehat dan pendapat serta teknik – teknik perhitungan secara kuantitatif dan kualitatif.
Singkong tidak lagi diolah sebagai bahan makanan pokok atau sampingan, tetapi diolah untuk dijadikan makanan ringan
Salah satu bahan yang dapat dijadikan bahan baku utama
(snack), produk olahan yang disebut dengan intermediet, yaitu
industri adalah singkong (cassava). Singkong dapat digunakan
produk yang telah mengalami pengolahan lebih lanjut. Upaya
sebagai bahan makanan, bahan pakan, bahan baku industri, bahan
memperbaiki pendapatan dan nilai kegunaan singkong dapat
dasar industri lanjutan dan komoditas ekspor. Beberapa produk
ditingkatkan tekniknya yaitu dengan melakukan perubahan
olahan singkong yang utama di Indonesia meliputi : gaplek,
bentuk singkong menjadi produk lain diantaranya diproses
tapioca dan makanan ringan lainnya. Singkong merupakan
menjadi gitrek.
makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung, sebagai bahan
Sebagaimana diketahui bahwa industri rumah tangga
makanan, singkong merupakan komoditas pangan tradisional dan
sangat berperan aktif dalam pembangunan perekonomian saat ini,
dikonsumsi secara luas diseluruh wilayah Indonesia. Namun
dengan demikian diharapkan setiap perusahaan kecil agar dapat
demikian singkong telah menjadi makanan inferior, dimana makin
berusaha memaksimalkan kegiatan usahanya berdampingan
tinggi pendapatan penduduk, permintaan terhadap singkong
dengan perusahaan yang dikelola pihak pemerintah maupun
sebagai
swasta, diharapkan dapat memberikan kontribusi konkret untuk
bahan
pangan
langsung
akan
semakin
menurun
jumlahnya. Sebagai bahan pangan langsung, singkong tidak
kemajuan pembangunan perekonomian kita dimasa mendatang.
memberi peranan yang besar terhadap perekonomian Indonesia.
Berdasarkan informasi tersebut diatas bahwa industri
Sebagai bahan baku, singkong sifatnya sangat mudah
gitrek termasuk kedalam kategori konsumsi langsung. Gitrek
rusak, salah satu usaha untuk menghindari kerusakan adalah
adalah hasil olahan singkong yang telah mengalami proses
pengembangan
dapat
produksi yaitu pemarutan, pemerasan, pembumbuan, pencetakan
menangani dan memanfaatkan produk singkong semaksimal
dan penggorengan. Dalam pengembangan agroindustri singkong
mungkin. Pengolahan singkong menjadi beraneka ragam produk
meghadapi banyak kendala diantaranya kurang efisiensi dalam
sangat penting guna diversifikasi konsumsi, meningkatkan daya
proses produksi, tidak terjaminnya pemasaran hasil produksi,
tahan singkong, menciptakan ragam produk, nilai tambah dan
rendahnya produktivitas tenaga kerja serta belum ditemukannya
agro
industri
singkong
sehingga
pendapatan masyarakat.
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
65
66
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
atau belum dikuasainya teknologi agroindustri untuk mengolah komoditas singkong. Dalam
Masalah operasional yang timbul pada saat proses produksi berjalan, seperti misalnya berapa banyak barang yang
proses
produksi
pada
agroindustri
tersebut
akan
dihasilkan,
berapa
banyak
persediaan
bahan
baku,
diharapkan harus dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya
pengawasan biaya produksi, pembagian kerja para karyawan,
secara optimal, agar dapat dijadikan sebagai suatu keunggulan
barang kali perlu diatasi dengan penyelesaian yang serius.
dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Kekurangan dalam tahap pengambilan keputusan bisa saja terjadi
Salah satu kesulitan yang sering dihadapi oleh perusahaan khususnya
pada
industri
rumah
tangga
adalah
karena pemilihan alternative yang kurang tepat. Bagi perusahaan
dalam
yang memproduksi barang dapat mengetahui optimasi tingkat
merencanakan jumlah produk yang akan diproduksi dengan
produksi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dengan
tujuan diperolehnya hasil yang optimal. Hal tersebut dapat saja
adanya optimasi pengambilan keputusan pada suatu produk,
terjadi akibat lemahnya pemanfaatan fasilitas yang dimiliki oleh
diharapkan keuntungan perusahaan akan tercapai.
perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan suatu
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik
produk. Oleh karena itu, atas dasar penelitian pada industri rumah
untuk melakukan penelitian mengenai “ OPTIMASI BAURAN
tangga (IRT) yang memproduksi makanan ringan gitrek singkong
PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEK ( Studi
dalam penjualannya sehari – hari masih mengalami kekurangan
Kasus Pada Industri Rumah Tangga Gitrek Singkong Sawargi
atau bahkan kelebihan produk dan bahan baku. Selain itu
di Desa Cisalak Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang) “.
berdasarkan pemasarannya sebelum industri rumah tangga gitrek
Penilitian ini diharapkan untuk dapat mengungkapkan berbagai
sawargi menerapkan metode untuk mencari kombinasi operasi
penyebab yang menyangkut kesalahan dalam pengambilan
yang optimal, perusahaan dalam menentukan sasaran atau target
keputusan yang dapat menyebabkan resiko yang sangat besar.
jumlah yang diproduksi masih terdapat faktor sumber daya yang kurang yaitu modal, bahan baku, fasilitas pendukung dan tenaga
1.2
kerja yang dimiliki dalam proses produksi tersebut masih terbatas jumlahnya.
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka
masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
67
68
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
1.
2.
Faktor – faktor produksi apa saja yang digunakan untuk
mangu, betawi dan mentega. Selain itu juga tak kalah penting
menghasilkan produk industri rumah tangga gitrek singkong
bahwa proses pengolahan pun sangat menentukan kualitas . Hal
sawargi ?
ini diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang khusus.
Seberapa
besar
optimasi
bauran
produk
dengan
Dalam perkembangan industri saat ini, singkong tidak lagi
menggunakan metode simpleks pada industri rumah tangga
diolah sebagai makanan pokok atau sampingan tetapi diolah
gitrek singkong sawargi di desa Cisalak kecamatan Cisalak
dijadikan makanan ringan (snack) produk olahan yang disebut
kabupaten Subang ?
intermedit.
Adapun
penggunaan
singkong
untuk
pangan
dikategorikan sebagai : konsumsi langsung, pengolahan setengah 1.3
Kerangka Pemikiran
jadi, pengolahan fermentasi dan pengolahan tapioka. Berdasarkan
Menurut Mulyadi (2005:275), Bahan baku merupakan
kategori tersebut, bahwa industri gitrek termasuk ke dalam
bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan
kategori konsumsi langsung. Gitrek adalah hasil olahan singkong
baku utama gitrek adalah singkong, untuk memperoleh bahan
yang telah mengalami proses produksi.
baku pelaku industri rumah tangga memperoleh bahan baku
Kompleksitas persaingan suatu industri menyebabkan
dengan cara membeli dari pasar atau dari petani pembudidaya
setiap
langsung. Yang menjadi inti permasalahan dalam penelitian ini
kualitasnya agar kepuasan pelanggan dapat terwujud. Kualitas
adalah bahwa singkong memiliki sifat yang mudah rusak,
yang ingin dipenuhi harus dilihat dari sudut pandang pelanggan.
sehingga dapat rusak sebelum dikonsumsi oleh konsumen. Salah
Sudut pandang pasar atau pelanggan tersebut juga merupakan
satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari kerusakan
hal yang penting dalam merancang suatu sistem dan manajemen
singkong adalah pengembangan agroindustri singkong, sehingga
baru. Demikian pula halnya dengan penerapan industri rumah
dapat
tangga.
menangani
dan
memanfaatkan
produk
singkong
semaksimal mungkin.
perusahaan
harus
selalu
berusaha
meningkatkan
Perspektif Industri rumah tangga terhadap kepuasan
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan baku
pelanggan pada hakikatnya adalah bahwa pelanggan merupakan
adalah kualitas bahan, dimana bahan baku untuk gitrek adalah
penilai terakhir dari kualitas sehingga prioritas utama dalam
jenis singkong khusus (singkong manis) antara lain : Adira1, kaliki,
jaminan kualitas adalah memiliki piranti yang handal dan sahih
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
69
70
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
mengenai penilaian konsumen terhadap industri rumah tangga.
Namun kebanyakan produk pada umumnya mengandung kedua
Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa kualitas bukanlah
unsur tersebut.
hasil dari kombinasi faktor
kebetulan. Oleh karena itu kualitas
Perusahaan berorientasi pada produksi ditinjau dari
harus didefinisikan, dirancang, direncanakan dan dilaksanakan
perspektif perusahaan yaitu sebagai sumber yang dipergunakan
secara tepat.
untuk proses produksi. Sedangkan perusahaan berorientasi pada
Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan tentu saja mengupayakan efesiensi dan biasanya dalam mencari laba berusaha
semaksimum
mungkin.
Oleh
karena
itu,
pelanggan yaitu sebagai seperangkat kepuasan, manfaat atau kegunaan untuk memenuhi keinginan para pelanggan sasaran.
setiap
Perusahaan yang memiliki tawaran terhadap produk yang
pemecahan masalah produksi atau operasi yang ada harus
jumlah atau jenisnya lebih banyak, maka dalam pengelolaannya
mendukung usaha tersebut agar memperoleh keuntungan yang
relatif lebih kompleks bila dibandingkan dengan perusahaan yang
optimal dan tetap menjamin kelangsungan hidup perusahaan
memasarkan produk tunggal. Keseluruhan dari produk yang
secara terus menerus. Agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan
ditawarkan
baik maka perusahaan harus memperhatikan hal apa saja yang
sebagai bauran produk (Produk mix).
sebuah perusahaan kepasar,
umumnya disebut
berkaitan dengan aktivitas perusahaan mulai dari proses produksi
Menurut Kotler (2000:453) bahwa : Bauran produk adalah
hingga produk tersebut sampai kepada konsumen akhir. Apabila
kumpulan dari semua produk dan unit produk yang ditawarkan
proses produksi berjalan dengan baik dan lancar, maka akan
penjual tertentu kepada pembeli.
membawa manfaat dan keuntungan yang besar bagi perusahaan dalam mendukung pencapaian tujuan yan optimal.
Bauran produk tersebut mempunyai dimensi dari sebuah perusahaan. Menurut Kotler (2000:454) beberapa dimensi tersebut
Pada umumnya di dalam sebuah transaksi antara penjual
yaitu : Lebar (width), panjang (length), kedalaman (depth), dan
dan pembeli terdapat dua buah nilai yang dapat diidentifikasi
konsistensi (consistency). Keempat dimensi bauran produk itu
dengan jelas yaitu daya beli (uang) yang diwakili oleh pembeli dan
sangat membantu dalam mendefinisikan strategi produk tersebut,
produk yang diwakili oleh penjual. Istilah produk memiliki arti
demikian juga dengan industri rumah tangga gitrek singkong,
sebagai komoditi (barang berwujud) dan jasa (tidak berwujud).
sangat memperhatikan dengan adanya perencanaan bauran produk. Karena sebagian besar merupakan tanggung jawab
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
71
72
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
perencanaan strategi perusahaan. Berdasarkan informasi yang
prinsipnya metode simplek dapat digunakan untuk memecahkan
diperoleh dari para pemasar, pihak perusahaan harus menilai
masalah dengan variabel – variabel keputusan atau kegiatan.
perusahaan
lini
dikembangkan,
Berdasarkan informasi yang didapat dari industri rumah
dipertahankan, dipanen dan dihentikan. Keputusan tentang salah
tangga gitrek, bahan dalam proses produksi gitrek sangat
satu atau kombinasi dari empat strategi diatas pada umumnya
menyadari dengan adanya optimalitas penggunaan bahan baku
memiliki
yang dihasilkannya sangat meningkat
kaitan
produk
erat
mana
dengan
yang
harus
persoalan
kejenuhan
pasar,
akan permintaanya.
persaingan atau faktor lain yang mempengaruhi usia atau siklus
Peningkatan permintaan ini tidak terlepas dari input perusahaan
hidup produk.
yang berupa tenaga kerja, bahan baku, jam kerja, dan daya serap
Metode kuantitatif merupakan salah satu alat penting
pasar perusahaan tersebut.
dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan. Metode kuantitatif Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
adalah pendekatan ilmiah untuk menentukan cara yang tepat dalam pemecahan masalah yang dihadapi program linear khusunya metode simplek sebagai bagian dari metode kuantitatif,
Bauran Produk
memberikan kontribusi yang besar bagi manajemen diperusahaan dalam memecahkan masalah khususnya masalah yang berkaitan Produk Gitrek Asin
erat dengan penggunaan bahan baku.. Metode yang dikembangkan untuk menyelesaikan model
Produk Gitrek Pedas Input : Modal, Tenaga kerja, Bahan baku, Peralatan, Jam kerja
program linear pada dasarnya ditujukan untuk mencari solusi beberapa alternative yang dibentuk oleh persamaan – persamaan pembatas sehingga diperoleh nilai fungsi tujuan yang optimal. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
Metode Simplek
persoalan program linear yaitu dengan menggunakan metode simplek. Metode simplek dapat memecahkan suatu masalah –
Optimasi
masalah program menyangkut 3 (tiga) variabel atau lebih. Pada
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
73
74
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
2.1 Hasil Penelitian
c.
Berikut ini penulis akan mengemukakan hasil penelitian
Pemenuhan permintaan pelanggan dilaksanakan semaksimal mungkin
yang dilakukan pada industri rumah tangga gitrek Sawargi
Adapun langkah – langkah perencanaan produksi yang
mengenai optimasi bauran produk dengan menggunakan metode
dilakukan oleh industri rumah tangga gitrek sawargi adalah
simpleks.
sebagai berikut : 1.
2.1.1
Faktor – faktor Produksi Yang Digunakan Untuk
Menghasilkan Produk Gitrek Singkong Sawargi. Peran
aktif
manajemen
suatu
perusahaan
dengan jumlah yang ditentukan 2.
sangat
Membeli bahan baku untuk pembuatan gitrek rasa asin dan gitrek rasa pedas, berdasarkan kemampuan modal dan tenaga
membantu dalam usaha untuk mencapai bauran produk terutama dalam hal mengkoordinir bagian produksi dan bagian lainnya.
Membuat daftar pesanan berdasarkan ramalan penjualan
kerja yang tersedia. 3.
Pelaksanaan proses produksi dapat dilaksanakan berdasarkan
Agar rencana produksi yang telah disusun rapi akan benar – benar
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
dapat mencerminkan keadaan dan kemampuan perusahaan, oleh
Dalam memproduksi gitrek tersebut, industri rumah tangga
karena itu perusahaan harus melaksanakan perencanaan produksi
gitrek singkong sawargi menggunakan faktor – faktor produksi
tentang bauran produk yang dibuat sesuai dengan peramalan
sebagai berikut :
penjualan untuk masa yang akan datang.
1.
Money ( biaya untuk pembelian bahan baku)
Industri Rumah Tangga Gitrek Singkong Sawargi dalam
2.
Man (tenaga kerja)
melakukan kegiatan produksinya mempertimbangkan beberapa
3.
Method (suatu cara membuat)
hal yaitu :
4.
Material (bahan baku yang digunakan)
a.
5.
Machine (peralatan yang digunakan)
Beroperasi dalam batas kemampuan produksi, kapasitas produksi yang ditentukan dari jumlah jam kerja dan peralatan yang tersedia yang memiliki batasan tertentu.
b. Kehilangan penjualan sedapat mungkin dihindari karena dapat merugikan perusahaan.
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
75
76
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
2.1.2
Optimasi Bauran Produk dengan Menggunakan
Metode Simpleks
sebanyak 500 gram, garam sebanyak 4 gram, penyedap rasa sebanyak 1,5 gram, bawang putih sebanyak 3 gram, cabe merah
Untuk mencapai hasil yang optimal pada industri
sebanyak 10 gram dan minyak goreng sebanyak 80 gram.
rumah tangga gitrek sawargi, maka digunakan metode simplex.
Jam kerja untuk setiap harinya adalah 8 jam, untuk
Adapun bahan baku yang digunakan untuk pembuatan gitrek ini
pembuatan gitrek rasa asin selama 288 detik (4,8 menit) dan
adalah sebagai berikut :
untuk pembuatan gitrek rasa pedas 288 detik (4,8 menit). Untuk biaya tenaga setiap sekali produksi yaitu sebesar Yaitu Rp 60.000.
Tabel 4.1.2 Tabel Bahan Baku Untuk Pembuatan Gitrek Singkong Sawargi Bahan Baku Singkong Garam Penyedap rasa Bawang putih Bawang daun Cabe merah Minyak goreng Jam kerja Daya serap pasar Keuntungan/ bungkus
Gitrek Rasa Asin Rasa Pedas 500 gram 500 gram 4 gram 4 gram 1,5 gram 1,5 gram 3 gram 3 gram 10 gram 10 gram 80 gram 80 gram 288 detik 288 detik 60 % 40 % 41,25 %
Kapasitas
Diketahui harga jual untuk masing – masing produk gitrek rasa asin dan gitrek rasa pedas persatuannya yaitu sebagai berikut :
150.000 gram 2.000 gram 500 gram 1.500 gram 1.500 gram 1.000 gram 25.000 gram 8 jam/hari 100 bungkus/hari
40 %
1)
Harga jual untuk gitrek rasa asin adalah Rp 4.000 x 60 = Rp 240.000
2)
Harga jual untuk gitrek rasa pedas adalah Rp 4.000 x 40 = Rp 160.000
Dari data diatas dapat diketahui hasil penjualan gitrek tersebut adalah sebesar Rp 400.000.
4.000/bungkus
2.2
Pembahasan
asin
Pada tahap ini penulis akan membahas mengenai hasil
membutuhkan bahan singkong sebanyak 500 gram, garam
penelitian yang telah diperoleh yaitu mengenai optimasi bauran
sebanyak 4 gram, penyedap rasa sebanyak 1,5 gram, bawang
produk dengan menggunakan metode simpleks pada industri
putih sebanyak 3 gram, bawang daun sebanyak 10 gram, minyak
rumah tangga gitrek singkong sawargi.
Untuk
memproduksi
perbungkus
gitrek
rasa
goreng sebanyak 80 gram. Sedangkan untuk memproduksi per bungkus gitrek rasa pedas membutuhkan bahan singkong
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
77
78
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
2.2.1
Faktor – faktor Produksi Yang Digunakan Untuk
tanah tersebut ikut menempel pada dagingnya. Setelah
Menghasilkan Produk Gitrek Singkong Sawargi
semua singkong dikupas kemudian diparut dengan alat parut,
Adapun faktor – faktor produksi yang digunakan untuk
kemudian singkong diperas dengan alat peras.
pembuatan gitrek singkong sawargi adalah sebagai berikut : 1.
2.
Untuk bahan penolong atau tambahan yaitu bawang
Money (biaya untuk membeli bahan baku)
putih yang telah dihaluskan, bawang daun yang telah
Modal awal yang digunakan oleh gitrek sawargi yaitu
dipotong tipis kemudian diberi garam dan penyedap rasa.
sebesar Rp 750.000. Sedangkan modal untuk setiap harinya
Aduk adonan tersebut sampai semua bumbu bersatu. Adonan
kurang lebih sebesar Rp 250.000.
gitrek dicetak diatas telanan dengan permukaan halus dilapisi
Man (tenaga kerja dan jam kerja)
dengan kaca tebal, dicetak dengan ukuran kawat yang telah
Industri rumah tangga gitrek sawargi memiliki tenaga
dibentuk bulat, diatasnya juga diletakkan kaca tebal kembali
kerja utama berjumlah 6 orang masing – masing pada bagian
lalu
pengadaan bahan baku, bagian pencampuran bumbu, bagian
kemudian digoreng dengan api sedang. Setelah semuanya
pencetakan, bagian penggorengan, bagian pengemasan dan
digoreng
bagian pemasaran.
pembungkus
Jam kerja yang digunakan untuk setiap harinya selama 8
adonan
ditekan
kemudian plastik,
sehingga
membentuk
dikemas
dengan
kemudian
tutup
bulat tipis
menggunakan plastik
dengan
menggunakan sheller.
jam dimulai dari jam 07.00 sampai dengan jam 16.00, dalam pembuatan gitrek baik untuk gitrek rasa asin maupun gitrek
4.
rasa pedas membutuhkan waktu 288 detik (4,8 menit) 3.
Material (bahan baku pembuatan gitrek) Adapun bahan baku yang digunakan untuk pembuatan
Method (cara pembuatan)
gitrek ini adalah sebagai berikut :
Proses pengolahan gitrek dimulai dengan pengupasan
1. Singkong
150.000 gram
singkong, dikupas kulit dari dagingnya dengan pisau. Setelah
2. Penyedap rasa
pengupasan singkong selesai, diteruskan dengan pencucian
3. Garam
2.000 gram
singkong, karena sebelum dikupas kulitnya sering banyak
4. Bawang putih
1.000 gram
tanah yang menempel sehingga dalam proses pengupasan,
5. Bawang daun
3.000 gram
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
79
80
500 gram
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
6. Cabe 7. Minyak goreng
2.000 gram
c. Alat parut
25.000 gram
d. Alat peras e. Tampan (Nyiru)
Sedangkan untuk per bungkus resep gitrek rasa asin
f. Kaca bantalan pencetak
memerlukan bahan baku sebagai berikut :
g. Kape
1. Singkong
500 gram
h. Ring pencetak
2. Penyedap rasa
1,5 gram
i. Wajan
3. Garam
4 gram
j. Sinduk penggorengan
4. Bawang putih
3 gram
k. Serog
5. Bawang daun
10 gram
l. Talenan
6. Minyak goreng
80 gram
m. Ember n. Timbangan
5.
Untuk per bungkus resep gitrek rasa pedas memerlukan
o. Kompor minyak
bahan baku sebagai berikut :
p. Plastik
1. Singkong
500 gram
q. Sheller
2. Penyedap rasa
1,5 gram
3. Garam
4 gram
2.2.2
Optimasi
4. Bawang putih
3 gram
Metode Simplex
Bauran
Produk
Dengan
Menggunakan
5. Cabe
10 gram
Setiap perusahaan tentunya menginginkan keuntungan
6. Minyak goreng
80 gram
yang lebih besar, maka dari itu perusahaan tersebut akan
Machine (peralatan yang digunakan)
mengadakan
bauran
produk
terhadap
perusahaan
yang
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi gitrek
dipimpinnya. Dengan adanya kegiatan yang diproduksi bauran
a. Pisau
produk dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengatur faktor –
b. Baskom
faktor
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
81
82
produksi
yang
dimiliki
perusahaan
tersebut
untuk
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
3 X1 + X2 = X1 + X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3 + S4 + 0S5 + 0S6 + 0S7
menghasilkan output berupa barang yang dibutuhkan konsumen.
1.500
Untuk memecahkan masalah mengenai optimasi bauran produk
80 X1 + 80 X2 = 80 X1 + 80 X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3 + 0S4 + S5 + 0S6 + 0S7
maka digunakan program linear dengan metode simplex.
= 25.000
Adapun langkah – langkah penyelesaian program linear
10 X1 = 10 X1 + 0S1 + 0S2 + 0S3 + 0S4 + 0S5 + S6 + 0S7 = 1.500 10 X2 = 10 X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3 + 0S4 + 0S5 + 0S6 + S7 = 1.000
dengan menggunakan metode simplex adalah sebagai berikut : 1.
4.
Menentukan fungsi objektif atau tujuan yang akan dicapai
Vd
Mengidentifikasikan batasan–batasan dalam pertidaksamaan
a. Singkong
GA 500 gram + GP 500 gram
≤.000 gram
Z
b. Garam
GA
≤.000 gram
1 2 3 4 5 6 7
4 gram + GP
4 gram
c. Penyedap Rasa GA 1,5 gram + GP 1,5 gram
≤ gram
d. Bawang Putih
≤.500 gram
GA
3 gram + GP
3 gram
e. Minyak Goreng GA
80 gram + GP
f. Bawang Daun
GA
10 gram
≤.500 gram
g. Cabe
GP
10 gram
≤.000 gram
80 gram
Entering variable (EV) Tabel Simplex
Z = 1650 Gitrek Asin + 1600 Gitrek Pedas 2.
=
≤.000 gram
Z
X1
X2
500 0 1,5 0 0 0 0
1650 500 4 1,5 3 80 10 0
1600 1 4 0 3 80 0 10
Koefisien S1 S2 S3
S4
S5
S6
S7
Ratio
0
Nilai Sisi Kanan -
0
0
0
0
0
0
0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 1
150000 2000 500 1500 25000 1500 1000
300 500 333 500 312,5 150 0
Iterasi 1
GA, GP ≥ 0
Z
= 0 -1600 0 0 0 0 0 0 0 247500
3. Merubah pertidaksamaan dari batasan – batasan yang ada menjadi persamaan dengan cara menambahkan unsur – unsur S atau slack variabel kedalamannya
S1
S2
S3
= ( 1,5 1,5 0 0 1 0 0 0 0 500 ) – (1,5) (1 0 0 0 0 0 0 0,1 0 150) = 0 1,5 0 0 1 0 0 -0,15 0 275
S4
1,5 X1 +1,5 X2 = 1,5 X1 + 1,5 X2 + 0S1 + 0S2 + S3 + 0S4 + 0S5 + 0S6 + 0S7 = 500
= ( 4 4 0 1 0 0 0 0 0 2000 ) – ( 4 ) ( 1 0 0 0 0 0 0 0,1 0 150 ) = 0 4 0 1 0 0 0 -0,4 0 1400
500 X1 +500 X2 = 500 X1 +500 X2 +S1 +0S2 +0S3 +0S4 +0S5 +0S6 +0S7 = 150.000 4 X1 + 4 X2 = 4 X1 +4 X2 +0S1 +S2 +0S3 +0S4 +0S5 +0S6 + 0S7 = 2.000
= ( 500 500 1 0 0 0 0 0 0 150000 ) – (500) ( 1 0 0 0 0 0 0 0,1 0 150 ) = 0 500 1 0 0 0 0 -50 0 75000
Z = 1650 X1 + 1600 X2 = Z – 1650 X1 + 1600 X2 + OS1 + OS2 + OS3 + OS4 + OS5 + OS6 + OS7 = 0
= ( -1650 -1600 0 0 0 0 0 0 0 0 ) – ( - 1650) ( 1 0 0 0 0 0 0 0,1 0 150 )
= ( 3 3 0 0 0 1 0 0 0 1500 ) – (3) ( 1 0 0 0 0 0 0 0,1 0 150 ) = 0 3 0 0 0 1 0 -0,3 0 1050
S5
= ( 80 80 0 0 0 0 1 0 0 25000 ) – (80) ( 1 0 0 0 0 0 0 0,1 0 150 ) = 0 80 0 0 0 0 1 -8 0 13000
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
83
84
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
-
S7
= ( 0 10 0 0 0 0 0 0 1 1000 ) – ( 0 ) ( 1 0 0 0 0 0 0 0,1 0 150 )
S5
= 0 10 0 0 0 0 0 0 1 1000
= 0 0 0 0 0 0 1 -8 -8 5000 X1
Tabel Iterasi 1
= ( 1 0 0 0 0 0 0 0,1 0 150 ) – (0) ( 0 1 0 0 0 0 0 0 0,1 100) = 1 0 0 0 0 0 0 0,1 0 150
Koefisien Z
X
X
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
1
0
-1600
0
0
0
0
0
0
0
Nilai Sisi Kanan -
S1
0
0
500
1
0
0
0
0
0
0
75000
1500
S2
0
0
4
0
1
0
0
0
0
0
1400
350
S3
0
0
1,5
0
0
1
0
0
0
0
275
183,33
S4
0
0
3
0
0
0
1
0
0
0
1050
350
S5
0
0
80
0
0
0
0
1
0
0
13000
X1
0
0
0
0
0
0
0
0
0,1
0
S7
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
Vd Z
= ( 0 80 0 0 0 0 1 -8 0 13000 ) – (80) ( 0 1 0 0 0 0 0 0 0,1 100)
Tabel Iterasi 2 Ratio Koefisien Z
X
X
S1
S2
S3
S4
S5
S6
Z
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Nilai Sisi Kanan -
S1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
-50
25000
S2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
-0,4
1000
S3
0
0
0
0
0
1
0
0
0
-0,15
125
162,5
S4
0
0
0
0
0
0
1
0
0
-0,
750
150
0
S5
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
5000
1000
100
X1
0
1
0
0
0
0
0
0
0,1
0
1500
S7
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0,1
Vd
-
S7
Ratio -
0
100
Dengan Maksimum / Z = Rp 1.650 X1 + Rp 1.600 X2 Iterasi 2
= Rp 1.650 (150) + Rp 1.600 (100)
Z
= ( 0 -1600 0 0 0 0 0 0 0 247500 ) – (-1600) ( 0 1 0 0 0 0 0 0 0,1 100)
= Rp 247.500 + Rp 160.000
= 0 0 0 0 0 0 0 0 160 407500
= Rp 407.500
S1
= ( 0 500 1 0 0 0 0 -50 0 75000 ) – (500) ( 0 1 0 0 0 0 0 0 0,1 100)
Dari hasil perhitungan metode simplex diatas, dapat
= 0 0 1 0 0 0 0 -50 -50 25000 S2
diketahui keuntungan setiap harinya dalam pembuatan gitrek rasa
= ( 0 4 0 1 0 0 0 -0,4 0 1400 ) – (4) ( 0 1 0 0 0 0 0 0 0,1 100)
asin dan gitrek rasa pedas adalah sebesar Rp 407.500
= 0 0 0 1 0 0 0 -0,4 0,4 1000 S3
Sedangkan menurut perhitungan industri rumah tangga,
= ( 0 1,5 0 0 1 0 0 -0,15 0 275 ) – (1,5) ( 0 1 0 0 0 0 0 0 0,1 100)
keuntungan setiap harinya dalam pembuatan gitrek rasa asin dan
= 0 0 0 0 1 0 0 -0,15 -0,15 125 S4
= ( 0 3 0 0 0 1 0 -0,3 0 1050 ) – (3) ( 0 1 0 0 0 0 0 0 0,1 100)
gitrek rasa pedas adalah sebesar Rp 155.400. Dengan demikian
= 0 0 0 0 0 1 0 -0,3 -0,3 750
selisih antara keuntungan dari perhitungan industri rumah tangga
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
85
86
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
dengan keuntungan dari hasil perhitungan metode simpleks
dengan begitu selisih total penjualan yang diterapkan oleh
adalah sebesar Rp 407.500 – Rp 155.400 = Rp 252.100.
industri rumah tangga dibandingkan dengan total penjualan metode simpleks adalah sebesar Rp 1.000.000,- – Rp 400.000,-
Tabel 4.2.2 Perbadingan metode yang digunakan Industri Rumah Tangga dengan penerapan metode simpleks Kombinasi Produksi
Gitrek Asin Gitrek Pedas Total Total Penjualan
Metode Optimalisasi Bauran Produksi Metode Yang Metode Simplex Digunakan Yang Diajukan Industri Rumah Tangga 60 bungkus 150 bungkus 40 bungkus 100 bungkus 100 bungkus 250 bungkus Rp 400.000 Rp 1.000.000
Selisih
= Rp 600.000,-
3.1
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut : 1. 90 bungkus 60 bungkus 150 bungkus Rp 600.000
singkong sawargi adalah sebagai berikut : Modal (Modal usaha yang dipergunakan rata – rata adalah modal sendiri tetapi ada juga modal yang diperoleh dari luar yang berupa
penulis mendapatkan jawaban yaitu :
kredit proyek P4K bagi sebagian perajin), Man (Tenaga kerja
Selisih antara jumlah produk yang dihasilkan selama ini oleh
yang terserap pada industri rumah tangga gitrek adalah
industri rumah tangga dibandingkan dengan jumlah produk
tenaga kerja dari dalam keluarga dan lingkungan sekitar),
yang dihasilkan dari perhitungan dengan menggunakan
Proses produksi (proses pengolahan meliputi pengupasan
metode simpleks adalah 250 bungkus – 100 bungkus = 150
kulit
bungkus, dengan begitu industri rumah tangga dapat
pencucian,
pemarutan,
pemerasan,
Material (Bahan baku pembuatan gitrek meliputi : singkong,
Dengan menggunakan metode yang telah diterapkan industri
penyedap rasa, garam, bawang putih, bawang daun, cabe dan
rumah tangga, maka total penjualan untuk setiap harinya
minyak goreng),
mencapai Rp 400.000,- sedangkan total penjualan dengan
87
Peralatan yang digunakan oleh perajin
dalam proses produksi gitrek sebagian besar masih bersifat
menggunakan metode simpleks mencapai Rp 1.000.000,-
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
singkong,
pembumbuan, penyetakan, pemasakan dan pengemasan),
mempergunakan sumber daya yang ada secara optimal. 2.
Faktor – faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk gitrek singkong pada industri rumah tangga gitrek
Setelah melihat perubahan – perubahan diatas, maka
1.
Kesimpulan
tradisional dan sederhana.
88
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
2.
Optimasi bauran produk dengan menggunakan metode
yang praktis dan dapat mencetak gitrek dalam sekali cetak
simpleks pada industri rumah tangga gitrek singkong sawargi
menghasilkan lebih dari satu gitrek (lebih banyak), sehingga
dalam memproduksi gitrek asin dan gitrek pedas adalah
proses pencetakan akan lebih cepat selesai.
sebanyak 250 bungkus, masing – masing untuk gitrek asin
3.
Dalam proses pengemasan gitrek, desain kemasan dan label
sebanyak 150 bungkus dan gitrek pedas sebanyak 100
alangkah baiknya gitrek dibuat sedemikian rupa ( menarik )
bungkus dengan total penjualan sebesar Rp 1.000.000,-
sehingga lebih memikat daya beli konsumen.
dengan keuntungan setiap harinya sebesar Rp 407.500,- .
4.
Demi kemajuan Industri Rumah Tangga Gitrek Singkong
Sedangkan menurut perhitungan industri rumah tangga
Sawargi sebaiknya metode simpleks harus menjadi pilihan,
dalam
sehingga akan dapat menghasilkan produk lebih banyak dari
memproduksi
gitrek
asin
dan
gitrek
pedas
menghasilkan 100 bungkus, masing – masing untuk gitrek asin sebanyak 60 bungkus dan gitrek pedas sebanyak 40
biasanya. 5.
Untuk mengoptimalkan hasil produksi industri rumah tangga
bungkus dengan total penjualan setiap harinya sebesar Rp
gitrek sawargi disarankan agar dapat menaikkan produksinya
400.000 dengan keuntungan setiap harinya sebesar Rp
menjadi 200 bungkus.
155.400.
3.2
Saran Berdasarkan pembahasan di atas dapat disarankan
sebagai berikut : 1.
Untuk menjaga kontinuitas bahan baku sebaiknya perajin mengikat supplier dan menjalin kemitraan, agar pasokan bahan baku konstan baik dari kualitas, kuantitas dan mutu.
2.
Pada proses produksi pembuatan gitrek terutama dalam pencetakan dan pembuatan gitrek, sebaiknya industri rumah tangga gitrek singkong sawargi dapat menggunakan alat
Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
89
90
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September
DAFTAR PUSTAKA
M. Mursid. 1997. Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara. Jakarta.
Austin, J. E. 1992. Agroindustrial Project Analisys : Critical Design Factors. Scond Ed. The Jhon Hopkins University Press. Baltimore and London. Basu Swasta. DH, Ibnu Sukotjo. 1999. Pengantar Bisnis Modern. Edisi ketiga. Liberty. Yogyakarta. Bufa, S. Elwood and Sarin, K. Rakesh. 1996. Manajemen Operasi Dan Produksi Modern . Bina Rupa Aksara. Jakarta. David L. Goetsch dan Stanley B. Davis. 1997. Perencanaan Strategi Dan Pengantar Manajemen Mutu. PT. Prenhallindo. Jakarta. Downey dan Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Marbun, B. N. 1996. Manajemen Perusahaan Kecil. PT. Pustaka Buana. Presindo. Jakarta. Moh. Nazir. 2003. Metode penelitian. Ghalia Indonesia. Pangestu Subagyo. 2000. Manajemen Operasi. BPFE. Yogyakarta. Sofjan Assauri. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Schroeder, G. Roger. 1997. Manajemen Operasi. Erlangga. Jakarta. T. Hani Handoko. 1996. Dasar – dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. BPFE. Yogyakarta. Tjuju Tarliyah Dimyati, Ahmad Dimyati, 1992. Operation Riset. CV. Sinar Baru Algesindo. Bandung. William J. Stanton. 1996. Prinsip Pemasaran. Erlangga
Eddy Herjanto. 1999. Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi kedua. PT. Grasindo. Jakarta. Fandy Tjiptono. 2002. Strategi Pemasaran. Edisi kedua, Andi. Jakarta. Hamdy A Taha. 1996. Riset Operasi. Aksara. Jakarta.
Edisi kelima. Bina Rupa
Joel G. Siegel dan Jae. K. Shim. 1999. Kamus Istilah Akuntansi. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Kotler,
Philip.
2001. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Alih Bahasa Hendra Teguh dan Roni A Rusli. PT. Prenhallindo. Jakarta.
KH. Munansa. 1993. Kamus Istilah Ekonomi Dan Pasar Modal. PT Arikha Media Cipta.
Lingga dkk. 1995. Bertanam Umbi – umbian. Penebar Swadaya. Jakarta Optimasi Bauran Produk (Deden A & Arlis)
91
92
Optimasi Volume Bauran Produk (Deden A & Arlis) 2008 Dimensia, 5 Nomor 3, September