as Benih Tanam At l a
donesia
Kayu, Je nis
5
an Rotan on d
n
In tan u H
nih, e iB
h Po
ber Infor ma Sum s
tan Indon s Ro esi a l a At
He
rb
ogoriense um B 19 i r 15 la y X
anariset W ium ar
16 Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia
B
enih tanaman hutan adalah sarana produksi utama dalam rehabilitasi hutan, sehingga merupakan unsur strategis dalam pembangunan hutan. Kualitas benih yang ditanam akan menentukan kualitas hutan di masa depan. Salah satu kendala yang dihadapi adalah masih lemahnya sistem informasi perbenihan, sehingga diperlukan informasi yang bebas dan terbuka bagi para pengguna benih. Oleh karena itu, keberadaan atlas benih ini sangat bermanfaat bagi pengguna untuk memperoleh informasi perbenihan berbagai jenis tanaman hutan.
35
Buah nyamplung yang belum masak
Buah nyamplung yang sudah masak
Buah nyamplung jatuhan
Teknik pengunduhan buah nyamplung
Benih nyamplung yang sudah skarifikasi Foto: Rina Kurniaty dkk
Deskri psi Badan Litbang Kehutanan telah menerbitkan risalah benih 139 jenis tanaman hutan yang dimuat dalam 6 jilid buku Atlas Benih. Jenis yang disajikan adalah berbagai jenis tanaman hutan yang berpotensi dan menjanjikan bagi kesejahteraan masyarakat. Risalah benih ini menyajikan informasi sebaran tumbuh; musim buah; pengumpulan, ekstraksi, penyimpanan dan perkecambahan benih; pencegahan hama dan penyakit; serta persemaian. Atlas benih ini dapat memandu masyarakat, khususnya pengguna benih dalam menangani benih sampai ke persemaian serta memilih jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi lahan yang ada.
Deskri psi (lanjutan)
Penyusunan atlas ini berdasarkan data hasil penelitian, baik yang dilaksanakan Badan Litbang Kehutanan maupun hasil penelitian pihak terkait yang kemudian dilakukan pengkajian secara komprehensif. Jilid I menyajikan risalah 23 jenis tanaman hutan cepat tumbuh dan lambat tumbuh yang populer dalam pengembangan hutan tanaman, namun memiliki potensi kegunaan kayu yang besar dan menjanjikan bagi kesejahteraan masyarakat. Jilid II terdiri dari 26 jenis tanaman hutan yang merupakan kelanjutan dari jilid I. Jenis andalan setempat/yang unggul, jenis serba guna dan jenis pohon kehidupan yang terkait erat dengan program hutan rakyat, disajikan dalam atlas jilid III. Khusus jenis andalan setempat/yang unggul di Jawa Barat, disajikan dalam atlas jilid V. Sedangkan atlas jilid IV merupakan edisi khusus yang memuat risalah benih 25 jenis tanaman hutan rakyat. Pada atlas jilid VI, disajkan informasi mengenai teknik pembiakan vegetatif dari 15 jenis pohon hutan, yang meliputi stek, cangkok, okulasi dan kultur jaringan yang telah diteliti dan dipraktekkan dilapangan. Gambar 1. Habitat pohon nyamplung
Informasi detil terdapat dalam buku Atlas Benih Jilid I s/d VI yang diterbitkan oleh Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor
Tantangan Gerakan menanam 1 milyar pohon yang dicanangkan Kementerian Kehutanan perlu dukungan benih berkualitas. Salah satu dukungan IPTEK yang harus diberikan adalah penyediaan informasi tentang benih tanaman hutan, baik informasi sumber benih, kualitas dan teknologi perbenihannya.
Keterangan Penyusun: Peneliti BPTPTH Bogor Unit Kerja: Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor E-mail :
[email protected] dan
[email protected] Gambar : Koleksi Rina Kurniaty Info detil : www.forda-mof.org/publikasi
36
17
Atlas Rotan Indonesia
R
otan merupakan hasil hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi setelah kayu. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rotan terbesar di dunia. Sebanyak 8 dari 13 marga rotan yang ada di dunia terdapat di Indonesia, dengan jumlah jenis mencapai sekitar 312 jenis.
Deskri psi
Penelitian mengenai rotan telah dilakukan oleh banyak lembaga penelitian, perguruan tinggi dan beberapa industri di Indonesia maupun manca negara. Penelitian tersebut meliputi penelitian tentang botani, silvikultur, struktur anatomi, fisis mekanis, komponen kimia, ketahanan terhadap bubuk dan pengolahan serta aspek ekonomi perdagangan. Namun demikian, informasi hasil penelitian tersebut masih terpencar pada banyak publikasi dengan aspek yang berbeda-beda sehingga sulit untuk dipelajari secara menyeluruh. Oleh karena itu disusunlah atlas rotan yang berisi informasi yang komprehensif tentang jenis-jenis rotan, sifat dasar serta kegunaannya sehingga dapat digunakan oleh para pengguna sebagai informasi dasar dalam pengelolaan rotan.
37
Habitus dan batang Calamus heteroideus Blume (Rotan Cacing) Foto: Titi Kalima dan Jasni
Badan Litbang Kehutanan telah menerbitkan risalah 21 jenis rotan dalam 2 jilid buku Atlas Rotan Indonesia. Risalah yang disajikan mencakup Foto: Sentot nama jenis, daerah persebaran, habitus, struktur anatomi, komponen kimia, sifat fisis-mekanis, pelengkungan, ketahanan terhadap bubuk, pemanfaatan dan silvikultur.
Pemilihan jenis rotan yang dimuat dalam atlas ini didasarkan pada jenis rotan yang batangnya telah digunakan di Indonesia, baik yang diperjualbelikan dalam skala besar untuk keperluan industri maupun yang digunakan secara lokal oleh para pengrajin. Infomasi risalah diperoleh dari berbagai pustaka dan laporan-laporan terkini yang belum dipublikasikan, baik dari internal Badan Litbang Kehutanan, LIPI dan beberapa perguruan tinggi.
Deskri psi (lanjutan)
Setiap istilah teknis dalam atlas ini dijelaskan dalam daftar singkatan yang terdapat pada bagian akhir buku. Untuk lebih memahami jenis-jenis rotan dalam buku ini, setiap jenis rotan dilengkapi dengan foto batang dan foto anatomi batang, serta gambar bagian dari tumbuhan terkait.
Foto: Titi Kalima dan Jasni
Gambar 1. Habitus dan batang Calamus ornatus var. celebicus Beccari (Rotan Lambang)
Jilid I menyajikan risalah 10 jenis rotan yaitu: 1. Calamus manan Miq. (Rotan Manau); 2. Calamus inops Becc. (Rotan Tohiti); 3. Calamus zollingeri Becc. (Rotan Batang); 4. Calamus scipionum Loureiro. ( Rotan Semambu); 5. Calamus ornatus BL. (Rotan Seuti); 6. Calamus burckianus Becc. (Howe Balubuk); 7. Korthalsia jughunii Bl. (Howe Sampang); 8. Plectocomia elongata Bl. (Bubuai); 9. Calamus tumidus Furtado. (Rotan Manau Tikus); dan 10. Daemonorop robusta Warb. (Rotan Susu). Jilid II menyajikan risalah 11 jenis rotan yaitu: 1. Korthalsia laciniosa Griffith ex Martius (Rotan Cabang); 2. Calamus heteroideus Blume (Rotan Cacing); 3. Demonorops draco (Wildenow) Blume (Rotan Jernang); 4. Daemonorops crinita Blume ( Rotan Lacak); 5. Calamus ornatus var. celebicus Beccari (Rotan Lambang); 6. Daemonorops hystrix (Griffith) Martius (Rotan Marucam); 7. Daemonorops sabut Beccari (Howe Sampang); 8. Daemonorops sabut Beccari (Rotan Sabut); 9. Daemonorops melanochaetes Blume (Rotan Seel); dan 10. Calamus caesius Blume (Rotan Sega). 11. Daemonorops oblonga Blume (Rotan Teretes)
Foto:Foto: JasniJasni dan Johanis dan Johanis P. Mogea P. Mogea
Gambar 2. Batang, pelepah daun dan buah Daemonorops hystrix (Griffith) Martius (Rotan Marucam)
A
B
C Foto: Johanis P. Mogea
Informasi detil terdapat dalam buku Atlas Rotan Indonesia Jilid I dan II yang diterbitkan oleh Pustekolah. Pada 2012 akan diterbitkan Atlas Rotan Indonesia Jilid III. Tantangan Sebagai salah satu negara penghasil rotan terbesar di dunia, masih banyak kekayaan jenis rotan Indonesia yang belum digali dan didokumentasikan informasinya. Dari sekitar 312 jenis rotan yang tumbuh di Indonesia, baru 21 jenis yang disusun risalahnya, 51 jenis yang telah dimanfaatkan dan hanya 5 jenis yang secara elit diperdagangkan, yaitu manau, batang, sega, tohiti dan irit. Untuk memenuhi kebutuhan rotan yang semakin menipis, jenis-jenis lainnya perlu dipelajari dan disusun risalahnya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan praktis.
Gambar 3. A = kolar berduri pada pelepah daun segar, B = kolar berduri pada pelepah daun kering dan C = buah Daemonorops sabut Beccari (Rotan Sabut)
Keterangan Penyusun: Jasni, Ratih Damayanti, Titi Kalima Unit Kerja: Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) dan Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser) E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Gambar : Titi Kalima, Jasni, Johanis Info detil : www.pustekolah.org/publikasi
38
18
Atlas Kayu Indonesia
L
ebih dari 4000 jenis pohon terdapat di Indonesia, 400 jenis diantaranya mempunyai potensi sebagai kayu perdagangan.
Deskri psi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan telah menerbitkan risalah 92 kelompok jenis kayu dalam 3 jilid buku Atlas Kayu Indonesia.
Penelitian mengenai kayu telah banyak dilakukan. Namun, informasi hasil penelitian tersebut masih terpencar di banyak publikasi dengan aspek yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk dipelajari secara menyeluruh.
Risalah yang disajikan antara lain meliputi nama kayu, daerah penyebaran, habitus, Foto: Sentot morfologi, ciri umum, struktur, sifat fisis, kimia dan mekanis, keawetan, pengeringan, pengerjaan, kegunaan dan silvikultur.
Atlas kayu ini disusun untuk memberikan informasi komprehensif tentang risalah berbagai jenis kayu. Atlas ini dapat digunakan oleh para pengguna baik kalangan ilmiah, pemerintah, swasta dan praktisi. Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Foto: Buku Atlas Kayu Indonesia Jilid I
39
Risalah ini memuat jenis-jenis kayu perdagangan baik yang terkenal maupun kurang dikenal. Infomasi risalah ini terutama berasal dari hasil pengamatan, survei dan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) dan Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser). Selain itu digunakan juga data hasil penelitian dari negara lain seperti Malaysia dan Filipina.
Deskri psi (lanjutan)
Atlas ini dilengkapi dengan halaman index, daftar singkatan dan daftar satuan ukuran yang digunakan, sehingga memudahkan pengguna. Atlas ini juga dilengkapi dengan foto daun, kayu lapis, kulit batang dan penampang batang, untuk memudahkan pengguna mempelajari jenis-jenis kayu tersebut. Atlas jilid I menyajikan risalah 30 kelompok jenis kayu perdagangan yang meliputi 134 jenis botanis. Jilid II menyajikan risalah 32 kelompok jenis kayu yang mencakup 45 jenis botanis, sedangkan jilid III menampilkan risalah 30 jenis kayu. Informasi detil terdapat dalam buku Atlas Kayu Indonesia Jilid I s/d III yang diterbitkan oleh Pustekolah. Pada 2012 akan diterbitkan Atlas Kayu Indonesia Jilid IV yang akan menyajikan jenis kayu perdagangan lainnya. Tantangan Sebagai negara ketiga pemilik hutan tropis terluas di dunia, masih banyak kekayaan jenis kayu Indonesia yang belum digali dan didokumentasikan informasinya. Dari sekitar 4000 jenis kayu yang ada di Indonesia, baru 92 kelompok jenis (179 jenis botanis) yang disusun risalahnya. Dalam rangka mendukung pengelolaan hutan lestari, jenis kayu lainnya harus dipelajari dan disusun risalahnya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan praktis. Untuk itu dalam pengusahaannya diperlukan dukungan inovasi ilmu dan teknologi secara terus menerus.
Keterangan Penyusun : Peneliti Pustekolah dan Puskonser Unit Kerja : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) dan Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser) E-mail :
[email protected] dan
[email protected] Gambar : Koleksi Pustekolah dan Puskonser Info detil : www.pustekolah.org/publikasi
Merbau (Intsia palembanica Miq.) Foto: Buku Atlas Kayu Indonesia Jilid II
40
19
Xylarium Bogoriense 1915
I
dentifikasi kayu merupakan langkah awal yang sangat penting dalam proses pengolahan dan pemanfaatan kayu yang rasional. Pengetahuan identifikasi kayu sangat penting untuk mengetahui jenis-jenis kayu yang akan diperdagangkan, termasuk untuk menentukan nilai kayu tersebut. Identifikasi jenis kayu merupakan salah satu layanan yang disediakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan melalui Xylarium Bogoriense 1915, Laboratorium Anatomi Tumbuhan Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah).
Pengambilan foto makro contoh kayu Foto: Sekretariat Badan Litbang Kehutanan
Koleksi contoh kayu Foto: Sekretariat Badan Litbang Kehutanan
Deskri psi Xylarium adalah satuan kerja yang bertugas mengumpulkan dan menyimpan contoh kayu dari berbagai jenis pohon. Koleksi contoh kayu yang dimiliki dikumpulkan dari hutan di seluruh Indonesia. Xylarium berfungsi sebagai: 1. Sarana penunjang penelitian ciri anatomi dan taksonomi tumbuhan berkayu; 2. Bahan rujukan identifikasi contoh kayu tidak dikenal; 3. Sumber informasi nama setempat dan nama ilmiah kayu; 4. Sumber informasi keanekaragaman jenis kayu di suatu wilayah 5. Sumber informasi wilayah persebaran jenis-jenis kayu tertentu. Xylarium juga berfungsi menunjang bidang forensik dengan meneliti dan mengidentifikasi jenis fosil kayu. Hal ini sangat menunjang penanganan perkara dimana kayu sebagai barang bukti, serta menunjang penelitian arkeologi dan paleobotani.
Rak koleksi kayu Foto: Sekretariat Badan Litbang Kehutanan
41
Deskri psi (lanjutan)
Saat ini, Xylarium Bogoriense 1915, berada di peringkat ke-3 dunia dengan jumlah koleksi 34.301 sampel kayu yang tergabung dalam 110 suku, 675 marga dan 3667 spesies. Xylarium terlengkap dunia dimiliki oleh Forest Product Laboratory, USDA,USA dengan koleksinya mencapai 100.000 sampel. Peringkat ke- 2, ditempati the Royal Museum of Central Africa di Tervuren, Belgia, koleksinya mencapai 57.165 sampel. Xylarium Bogoriense 1915 Pustekolah Bogor juga telah terdaftar pada Index Xylariorum, Institutional Wood Collections of the World pada Tahun 1988, dengan kode alamat BZFw, dan telah terdaftar pula di Index Herbariorum Indonesianum pada Tahun 2006.
Pengamatan ciri mikro kayu Foto: Tutiana
Aplikasi
Identifikasi kayu dilakukan dengan membandingkan ciri-ciri kayu yang belum diketahui jenisnya dengan kayu yang telah diketahui jenis dan nama botanisnya. Proses identifikasi di Pustekolah telah dibantu dengan menggunakan komputer yang memungkinkan sistem identifikasi kayu dapat dilakukan secara lebih cepat dan akurat. Dengan tetap melakukan prosedur-prosedur standar seperti pembuatan dan pengamatan preparat sayat kayu menggunakan mikroskop. Setelah itu, hasil yang diperoleh diverifikasi dengan: 1. Membandingkan contoh yang sedang diidentifikasi dengan contoh kayu otentik yang ada di dalam koleksi; dan 2. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan deskripsi jenis yang bersangkutan dalam literatur hasil penelitian anatomi kayu. Tantangan Menambah jumlah koleksi dan meningkatkan kualitas ketepatan dan kecepatan identifikasi jenis adalah upaya yang terus diupayakan untuk meningkatkan layanan pada pengguna.
Keterangan Penanggung Jawab : Sri Ruliaty Sutardi Penyusun : Kelompok Biologi dan Pengawetan Hasil Hutan Unit Kerja : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) E-mail :
[email protected],
[email protected] Gambar : Koleksi Sekretariat Badan Litbang Kehutanan dan Tutiana Info detil : http://www.pustekolah.org/index.php/page/27/apa-itu-xylarium
42
20
Herbarium Wanariset Deskri psi Herbarium Wanariset dibangun pada tahun 1989 atas prakarsa dan dukungan dana dari Rijksherbarium Leiden (sekarang National Herbarium Nederland), melalui proyek kerjasama antara Departemen Kehutanan RI dengan Tropenbos Foundation, Belanda. Herbarium adalah koleksi referensi suatu jenis tumbuhan yang dapat merepresentasikan yang meliputi, daun, bunga, dan buah, juga dilengkapi data pelengkap utama meliputi karakter tumbuhan, sebaran, habitat, ekologi, lokasi, ketinggian tempat dan titik koordinat, serta kegunaannya.
H
Herbarium Wanariset Foto: Koleksi BPTKSDA
erbarium Wanariset yang berkedudukan di Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (BPTKSDA) Samboja merupakan salah satu herbarium yang dimiliki Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Sejak tahun 1994, herbarium ini secara internasional telah terakreditasi dan terdaftar dalam Index Herbarium dengan akronim WAN.
43
Fungsi herbarium secara umum antara lain sebagai pusat referensi utama untuk identifikasi tumbuhan, sebagai lembaga dokumentasi karena merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, dan sebagai pusat penyimpanan data. Jumlah koleksi (spesimen) tumbuhan yang tersimpan di Herbarium Wanariset sampai Desember 2011 adalah 18.774 nomor dengan jenis yang terditerminasi sebanyak 3.741 jenis. Spesimen koleksi meliputi jenis pohon, perdu, tumbuhan merambat, terna, epifit, pakis-pakisan dan tumbuhan parasit.
Deskri psi (lanjutan)
Herbarium Wanariset berfungsi untuk: 1. Menyiapkan koleksi herbarium tumbuhan sebagai data otentik kegiatan penelitian di bidang botani, ekologi, taksonomi tumbuhan dan etnobotani. 2. Memberikan pelayanan identifikasi tumbuhan kepada pihak yang memerlukan. 3. Menyiapkan tenaga pelatih pengenalan tumbuhan dan memberikan advis tentang herbarium kepada instansi dan perguruan tinggi. 4. Sebagai sarana pendidikan bagi siswa dan mahasiswa.
Rak koleksi Foto: Deny Adiputra
Aplikasi
Pembuatan herbarium di awali dengan kegiatan eksplorasi, yakni menjelajahi hutan untuk mengumpulkan spesimen tumbuhan dalam bentuk herbarium lengkap. Spesimen tumbuhan yang telah dikumpulkan mendapat perlakukan pengeringan, pensortiran, pengeplakan (mounting), penggambaran spesimen, pengelolaan database, penyimpanan dan pemeliharaan (Gambar 1). Tantangan Menambah jumlah koleksi dan meningkatkan kualitas ketepatan dan kecepatan identifikasi jenis adalah upaya yang terus diupayakan untuk meningkatkan layanan pada pengguna.
Identifikasi jenis dengan mikroskop Foto: Deny Adiputra
Keterangan Penanggung Jawab : Kade Sidiyasa Unit Kerja : Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (BPTKSDA) di Samboja E-mail :
[email protected] Gambar : Koleksi BPTKSDA Info detil : http://www.balitek-ksda.or.id/
44
Eksplorasi Eplorasi yaitu kegiatan menjelajahi areal hutan untuk mengumpulkan spesimen tumbuhan dalam bentuk herbarium lengkap
Foto: K. Sidiyasa
Penyimpanan Herbarium
Penanganan Spesimen Pengeringan spesimen herbarium dan data basing Pengeringan Spesimen
1
Pemeliharaan 6 Herbarium Pengelolaan Database
Pengeringan Spesimen
2
Mounting/ Pengeplakan
3
5
Pengambaran Spesimen
4
nny
: De
Foto
45
Foto: K. Sidiyasa dan Denny
Gambar 1. Kegiatan pembuatan Herbarium
Pelayanan Publik n Memberikan pelayanan identifikasi tumbuhan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. n Menyediakan data dan informasi yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati flora Indonesia terutama wilayah
Kalimantan. n Melakukan pendampingan kegiatan penelitian kepada mahasiswa baik dari dalam maupun luar negeri. n Menyimpan spesimen tumbuhan dari obyek penelitian yang dilakukan pihak lain. n Menyiapkan tenaga pengenalan pohon dan taksonomi tumbuhan. n Memberikan bimbingan dan penjelasan tentang herbarium kepada berbagai instansi dan perguruan tinggi. n Sarana praktek, pelatihan dan pendidikan bagi siswa dan mahasiswa.
Eksplorasi
1a 1b
Pengeringan
2a
BRAHMS
2b
3
Sortasi 4
Bogor dan Herbarium lain 5
Mounting
6
Penyimpanan
Keterangan: 1a, 2a, 3, 6 = 1b = 2b = 4 = 5 = 7 = =
7
Deep Freezer
proses penangan spesimen memasukan data lapangan cetak label pengiriman spesimen memasukan bar code dan assesment number pemeliharaan memeriksa spesimen
46