Nurudh Dhuha 6507 040 030
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011
Latar Belakang • Di Pabrik Tuban II PT. Semen Gresik (Persero) Tbk memakai sistem
proteksi petir atau instalasi penyalur petir eksternal konvensional (sistem franklin) dan LPI GuardianTM ( sistem elektrostatis ). Sistem tersebut terdiri dari 3 komponen: penerima, penghantar penurunan dan elektroda bumi. • Berdasarkan hasil inspeksi instalasi penyalur petir saat OJT ( 3 Agustus
– 30 September 2010 ) ditemukan ada kondisi bagian sistem proteksi petir yang tidak sesuai seperti ada kabel penahan turunan yang putus, tidak dipasangnya sistem proteksi petir pada beberapa bangunan, pemegang penghantar turunan yang rusak, dan lain lain. • Hal ini beresiko menimbulkan bahaya akibat sambaran petir. Efek
bahaya sambaran petir yang ditimbulkan adalah tegangan langkah (efek listrik), tegangan sentuh ( tembus samping ), efek termal, dan efek mekanis. Hal itu berisiko hilangnya kehidupan pekerja, hilangnya layanan publik, hilangnya nilai ekonomi, hingga terhentinya proses produksi.
Perumusan Masalah Bagaimana analisa sistem proteksi petir eksternal pada PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk di Pabrik Tuban 2 agar sesuai standart SNI. Bagaimana analisa sistem proteksi petir eksternal pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di Pabrik Tuban 2 agar sesuai standart Permenaker No. 02/ MEN/ 1989. Bagaimana analisis komparatif sistem proteksi petir eksternal PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di Pabrik Tuban 2.
Tujuan Penelitian Menganalisis sistem proteksi petir eksternal PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk di Pabrik Tuban 2 sesuai dengan syarat-syarat pemasangan air terminal, penghantar turunan, dan elektroda bumi yang benar sesuai SNI. Menganalisis sistem proteksi petir eksternal PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di Pabrik Tuban 2 sesuai dengan syarat-syarat pemasangan air terminal, penghantar turunan, dan elektroda bumi yang benar sesuai Permenaker No. 02/ MEN/ 1989. Menganalisa beberapa syarat sistem proteksi petir dari SNI dan Permenaker No. 02/ MEN/ 1989 yang memiliki rekomendasi yang berbeda.
Batasan Penelitian Landasan Hukum yang dipakai adalah SNI IEC 62305-1 : 2009; SNI IEC
62305-2 : 2009; SNI IEC 62305-3 : 2004; SNI 04 - 0225 : 2000/Amd12006 (PUIL 2000); SNI 03 - 6652 : 2002; Permenaker No. 02/ MEN/ 1989. Tidak menghitung indeks kebutuhan pemasangan sistem proteksi petir pada bangunan karena nilai hari guruh per tahun kota tuban tidak ada. Sehingga asumsi bangunan butuh pemasangan sistem proteksi petir. Tidak membahas estimasi biaya yang dibutuhkan dalam perencanaan instalasi proteksi petir Tidak membahas sistem proteksi petir internal
Flow chart penelitian
Analisa Sistem Proteksi Petir Eksternal Analisa Air Terminal Air terminal di bangunan
Pabrik Tuban 2 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
menggunakan 2 tipe air terminal. 1.
Air terminal konvensional dengan menggunakan sistem franklin dengan tinggi 2 meter jenis bahan tembaga berbentuk silinder pejal. Air terminal ini terpasang di bangunan Silo Semen, Packer, Finish Mill, Clinker Storage, EP Cooler, Cooler, Coal Mill, Crusher, EP Raw Mill , Limestone Storage, Preheater, Blending Silo, Raw Mill, Surge Bin, Tower Transfer 242 BC 4 to 242 BC 5
2. Air terminal LPI GuardianTM dengan menggunakan sistem elektrostatis jenis CAT II
dengan tinggi 5 meter ( High Protection Level ) terpasang di bangunan Tower Transfer 242 BC 3, Preheater
Contoh ketidaksesuaian pada air terminal yang ditemukan saat inspeksi instalasi penyalur petir eksternal diantaranya
Tidak Ada Air Terminal pada Tempat yang Tertinggi
Tidak Ada Instalasi Penyalur Petir pada Bangunan
Pada atap mendatar, pemasangan air terminal yang tersedia tidak menjamin
seluruh luas atap dalam areal perlindungan
Analisa Penghantar Turunan Penghantar turunan di bangunan Pabrik Tuban 2 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. menggunakan 2 tipe. 1. Tipe pertama adalah penghantar turunan konvensional dari kabel BC 95 mm atau kabel BC 70 mm terbuat dari bahan tembaga.
2. Tipe kedua adalah penghantar turunan jenis “LPI High Voltage Shielded Cable
Ordering Code: HVSC – PM”
Contoh ketidaksesuaian pada penghantar turunan yang ditemukan saat inspeksi instalasi penyalur petir eksternal diantaranya 1.
Kabel Penghantar Turunan Putus atau Hilang
2.
Kondisi Pemasangan Penghantar Turunan Di Bawah Atap Dalam Bangunan
3.
Pemegang Penghantar Turunan Rusak dan Hilang
4.
Penghantar Turunan hanya ada 1 buah
Analisa Elektroda bumi Elektroda bumi di bangunan Pabrik Tuban 2 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. menggunakan 2 tipe. 1. Tipe pertama adalah elektroda bumi jenis batang terbuat dari bahan tembaga dengan panjang 5 m mempunyai luas penampang 185 mm.
2. Tipe kedua adalah elektroda pita LPI jenis GRIP – 10
Contoh ketidaksesuaian pada elektroda bumi yang ditemukan saat inspeksi instalasi penyalur petir eksternal diantaranya 1.
Elektroda bumi instalasi penyalur petir digunakan sebagai pembumian instalasi listrik dalam bangunan
2.
Nilai tahanan pembumian lebih dari 5 ohm
Kesimpulan 1.
Hasil analisa sistem proteksi petir eksternal PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di Pabrik Tuban 2 Berdasarkan SNI No
Temuan
Rekomendasi Berdasarkan SNI Air Terminal
1
Tidak ada air terminal pada tempat Pemasangan 1 air terminal pada puncak tertinggi (Cooling Tower Raw Mill tertinggi ( Cooling Tower Raw Mill Tuban Tuban 2) 2)
2
Pemasangan instalasi penyalur petir. Untuk pemasangan air terminal menggunakan metoda sudut proteksi dengan sudut perlindungan yang dilihat Tidak ada instalasi penyalur petir pada pada tabel 4.5. Tinggi batang air terminal sebaiknya antara 2 m – 3 m. Minimal bangunan jumlah penahan turunan yang terpasang pada bangunan, melihat pada tabel 4.6. Untuk jumlah elektroda bumi yang terpasang adalah 60 buah.
3
Pemasangan air terminal yang tersedia Pemasangan air terminal menggunakan metoda sudut proteksi dengan sudut tidak menjamin seluruh luas atap perlindungan yang dilihat pada tabel 4.5. Penghantar Turunan
1
Kabel penghantar turunan putus atau Bagian kabel penghantar turunan yang putus atau hilang ditambahkan kabel hilang penghantar turunan yang baru dan disambung oleh klem
2
Pemasangan penghantar turunan di dalam Pemasangan ikatan penyama tegangan (IPP) bangunan
3
Pemegang penghantar turunan hilang
Pemegang penghantar turunan diganti dengan yang baru
4
Penghantar turunan hanya ada 1 buah
Kondisi ini diperbolehkan bila air terminal yang terpasang di bangunan hanya 1 buah. Jika tidak, harus disesuaikan dengan tabel 2.4. Elektroda Bumi
1
Elektroda bumi instalasi penyalur petir eksternal digunakan sebagai pembumian Pemasangan ikatan penyama tegangan (IPP) instalasi listrik dalam bangunan
2
Untuk daerah yang resistans jenis tanahnya sangat tinggi seperti di Pabrik Tuban 2 yang mempunyai resistan jenis tanah berbatu kapur (3000 ohm – m), resistans Nilai tahanan elektroda bumi lebih dari 5 pembumian total boleh mencapai 10 ohm. Agar resistans pembumian tidak ohm melebihi 10 ohm, maka pemasangan elektroda di setiap bangunan adalah 60 buah
2.
Hasil analisa sistem proteksi petir eksternal PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di Pabrik Tuban 2 berdasarkan Permenaker No. 02/ MEN/ 1989 No
Temuan
Rekomendasi Berdasarkan Permenaker No. 02/ MEN/ 1989 Air Terminal
1
Tidak ada air terminal pada tempat Pemasangan 1 air terminal pada puncak tertinggi (Cooling Tower Raw Mill tertinggi ( Cooling Tower Raw Mill Tuban 2 Tuban 2) )
2
Pemasangan instalasi penyalur petir. Untuk pemasangan air terminal Tidak ada instalasi penyalur petir pada menggunakan sudut perlindungan 1120. Minimal jumlah penahan turunan yang bangunan terpasang pada bangunan, melihat pada tabel 4.8. Jumlah elektroda bumi kelompok menyesuaikan dengan jumlah penghantar turunan yang terpasang.
3
Pemasangan air terminal yang tersedia Pemasangan air terminal menggunakan menggunakan sudut perlindungan 1120 tidak menjamin seluruh luas atap Penghantar Turunan Bagian kabel penghantar turunan yang putus atau hilang ditambahkan kabel penghantar turunan yang baru dan disambung oleh klem.
1
Kabel penghantar turunan putus atau hilang
2
Pemasangan penghantar turunan di dalam Pemasangan penghantar turunan dipindah ke luar bangunan. bangunan
3
Pemegang penghantar turunan hilang
Pemegang penghantar turunan diganti dengan yang baru dengan syarat jarak antara pemegang penghantar turunan tidak melebihi 1,5 m.
4
Penghantar turunan hanya ada 1 buah
Penambahan 1 buah penghantar turunan. Instalasi penyalur petir pada bangunan paling sedikit harus mempunyai 2 buah penghantar turunan. Elektroda Bumi
1
Elektroda bumi instalasi penyalur petir Pemasangan elektroda bumi instalasi penyalur petir eksternal dibedakan dengan eksternal digunakan sebagai pembumian pembumian instalasi listrik dalam bangunan instalasi listrik dalam bangunan
2
Nilai tahanan elektroda bumi lebih dari 5 Penambahan elektroda bumi sampai tidak melebihi 5 ohm ohm
Hasil analisis komparatif sistem proteksi petir eksternal berdasarkan SNI dan Permenaker 02/MEN/1989
3.
No. 1 2
3 4
Variabel
Perbedaan
Permenaker SNI Kebutuhan sistem proteksi Menggunakan rumus R=A+B+C+D+E Nilai R > Rt atau Nd > Nc petir Jumlah penghantar turunan Paling sedikit harus mempunyai 2 (dua) buah Kondisi ini diperbolehkan dengan dalam bangunan hanya 1 penghantar penurunan. SNI asal air terminal bangunan buah hanya satu batang Penentuan jumlah air Sudut perlindungan 112 o terminal Penentuan jumlah penghantar Dipengaruhi oleh tinggi bangunan penurunan
Metode bola gulir, jala dan sudut proteksi Dipengaruhi oleh tingkat proteksi sistem proteksi petir
5
Letak penghantar penurunan Tidak boleh memasang penghantar penurunan di Boleh memasang penghantar di dalam bangunan dalam bangunan penurunan di dalam bangunan asalkan memasang IPP
6
Nilai maksimum hambatan Boleh mencapai 10 Ω Tidak boleh lebih dari 5 ohm elektroda bumi Elektroda bumi instalasi Elektroda bumi instalasi listrik tidak boleh Kondisi ini diperbolehkan dengan penyalur petir digunakan digabung dengan elektroda bumi instalasi SNI asal memasang Ikatan sebagai pembumian instalasi penyalur petir Penyama Potensial (IPP) listrik dalam bangunan
7
8
Penentuan jumlah elektroda Dipengaruhi oleh perbandingan nilai resistans Jumlah elektroda bumi tidak diatur bumi jenis, keadaan tanah, dan elektroda bumi