BAB 2.
LANDASAN TEORI
2.1. Protokol TCP/IP Protokol TCP/IP dikembangkan sebagai bagian dari penelitian yang dilakukan oleh Defense Advance Research Projects Agency (DARPA). Pertama kali dikembangkan untuk mewujudkan komunikasi di dalam DARPA. Selanjutnya TCP/IP menjadi bagian dari paket Berkeley Software Distribution UNIX. Saat ini, TCP/IP merupakan standar de facto dari komunikasi internetwork dan berfungsi sebagai stack protokol transport pada internet, membuat berjutajuta pengguna komputer di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi secara global (Cisco system, 2001: 675).
2.1.1 Lapisan Protokol TCP/IP Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagianbagian tertentu dari komunikasi data. Sekumpulan protokol TCP/IP ini dimodelkan dengan empat layer/lapisan TCP/IP, susunan lapisan dari yang teratas adalah application, transport, internet, dan network interface (Purbo, 2002: 23). Penjelasan singkat untuk setiap lapisan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Lapisan TCP/IP (Sumber: Purbo, 2002:23) 1. Application, merupakan lapisan yang menjalankan aplikasi-aplikasi untuk TCP/IP, misalnya seperti pengiriman surat elektronik (email). Dari tiap aplikasi yang tersedia mempunyai protokol sendiri
2-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
misalnya SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk menangani surat elektronik. 2. Transport,lapisan ini memecahkan data yang akan dikirim menjadi satuan unit yang sama besarnya disebut datagram di host pengirim. Kemudian lapisan ini akan memberikan datagram-datagram tersebut ke lapisan selanjutnya yaitu lapisan IP. Pada host penerima, lapisan ini bertugas untuk menyatukan kembali paket-paket data sesuai dengan urutan dan memeriksa keintegrasian data. 3. Internet, lapisan ini akan melakukan pemetaan jalur terhadap datagram yang dikirimnya dari lapisan sebelumnya yaituTCP. Lapisan ini akan memberikan alamat pada datagram sebagai referensi rute yang akan ditempuh. Alamat tujuan bersama datagram akan dikirim menjadi suatu paket data. 4. Network Interface, lapisan ini bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari fisik. Media fisiknya dapat berupa kabel, serat optik, atau gelombang radio. Protokol ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti computer yang berasal dari peralatan lain sejenis.
2.1.2 Internet Protocol (IP) Address IP Address merupakan alamat yang diberikan kepada komputerkomputer yang terhubung dalam suatu jaringan (Andi, 2011: 21). IP Address terdiri dari dua bagian, yaitu Network ID dan Host ID. Network ID menentukan alamat dalam jaringan (network address) sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin yang lain.
IP Address
berdasarkan perkembangannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu IPv4 (Internet Protocol versi 4) dan IPv6 (Internet Protocol versi 6).
2.2. Internet Protocol versi 4 (IPv4) IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4 (Iwan Sofana,
2-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2012: 22).. Panjang totalnya adalah 32 bit dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer di seluruh dunia. Pengalamatan IP mengikuti format IP address berdasarkan standar RFC 1166 (Internet Number). Pengalamatan pada IPv4 terdiri dari 32 bit angka binari yang ditulis dalam empat kelompok terdiri dari 8 bit. Berikut adalah contoh pengalamatan IPv4: 00000001.00000011.00000001.00000010.
Untuk
memudahkan
pembacaan,
penulisan alamat dilakukan dengan menggunakan angka desimal, konversi alamat tersebut menjadi 1.3.1.2 IP address (kelas A, B, dan C) dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (bit-bit network/network bits) dan bagian host (bit-bit host/host bits). Network bit berperan sebagai pembeda antar network atau identifikasi (ID) network. Sedangkan host bit berperan sebagai identifikasi (ID) host. Semua host yang terhubung pada network yang sama pasti akan memiliki network bit yang sama juga (Iwan Sofana, 2012: 25).
2.2.1 Jenis-jenis Alamat IPv4 Alamat IPv4 terbagi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah
antarmuka
jaringan
yang
dihubungkan
ke
sebuah
internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. 2. Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar proses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. 3. Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar proses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
2.2.2 Kelas-kelas Alamat IPv4
2-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Secara umum, IPv4 dapat dibagi menjadi 5 kelas, kelas A, B, C, D dan E. Namun dalam prakteknya hanya kelas A, B, dan C yang dipakai untuk keperluan umum. Ketiga kelas IP address ini disebut IP address unicast. IP address kelas D dan E digunakan untuk keperluan khusus. IP address kelas D disebut juga IP address multicast, sedangkan IP address kelas E digunakan untuk keperluan riset. Berikut penjelasaanya tentang kelas IPv4: Tabel 2.1 Tabel kelas IPv4
1. Kelas A Kelas A hanya menggunakan octet pertama untuk menunjukan ID jaringan dan menggunakan tiga octet yang lain untuk menunjukan ID Host. Bit pertama dari oktet pertama pada kelas ini selalu diset menjadi 0 (Nol). Karena bit pertama selalu diset 0, maka 7 bit sisanya menunjukan ID jaringan. 7 bit ini memungkinkan adanya 127 alamat jaringan sehingga kelas A mempunyai 126 alamat yang tersedia. 24 bit sisanya disediakan untuk penggunaan ID Host dari alamat 16.777.214 atau (224) host per jaringan. Karena kelas address ini menyediakan banyak ID Host per jaringan, maka
2-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penggunaan kelas A di peruntukan bagi perusahaan yang membutuhkan penyediaan akses host dalam jumlah sangat besar.
2. Kelas B Kelas B menggunakan oktet pertama dan kedua untuk menentukan ID jaringan serta dua oktet berikutnya untuk ID Host. Dua bit pertama dari oktet pertama pada kelas ini selalu diset menjadi 1-0 ( Satu-Nol ). Karena dua bit pertama diset menjadi 1-0, maka 14 bit sisanya menunjukan ID jaringan. 14 bit sisanya menyediakan 16.384 alamat jaringan. 16 bit sisanya digunakan untuk menyediakan ID Host. Kelas B menyediakan 65.534 (216) – 2 host per jaringan. Kelas B disediakan untuk jaringan berskala menengah sampai besar.
3. Kelas C Kelas C menggunakan tiga oktet pertama untuk menentukan ID jaringan, sedangkan satu oktet sisanya untuk ID Host. Tiga bit pertama dari oktet pertama pada alamat kelas ini selalu di set menjadi 1-1-0 (satu-satu-nol). Karena tiga bit pertama di set menjadi 1-1-0 maka 21 bit sisanya menunjukan ID jaringan. 21 bit menyediakan 3.097.152 alamat jaringan, 8 bit sisanya disediakan untuk penggunaan ID Host dari alamat. Tersedia 254 (28) – 2 host per jaringan. Kelas address diperuntukan bagi jaringan kecil yang hanya memerlukan nomor host dalam jumlah terbatas.
4. Kelas D Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
2-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Kelas E Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Ada 2 kelas yang ditujukan untuk pemakaian khusus, yakni kelas D dan kelas E IP Address Kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu pemakaian aplikasi secara
bersama-sama
oleh
sejumlah
komputer. Salah
satu
penggunaan multicast address pada internet saat ini adalah aplikasi real time video conference yang
melibatkan lebih dari
dua host (multipoint) dengan menggunakan Mbone (Multicast Backbone). Pada jaringan IP address kelas E merupakan kelas IP
address
yang bersifat "eksperimental" atau
percobaan.
Eksperimen tersebut dipersiapkan untuk penggunaan IP address di masa yang akan datang.
2.2.3 Format Paket IPv4 Paket-paket data dalam protokol IP dikirimkan dalam bentuk datagram. Sebuah datagram IP terdiri atas header IP dan muatan IP (payload). Header IP menyediakan dukungan untuk memetakan jaringan (routing), identifikasi muatan IP, ukuran header IP dan datagram IP, dukungan fragmentasi, dan juga IP Options. Sedangkan payload IP berisi informasi yang dikirimkan. Payload IP memiliki ukuran bervariasi, berkisar dari 8 byte hingga 65515 byte. Sebelum dikirimkan di dalam saluran jaringan, datagram IP akan “dibungkus” (encapsulation) dengan header protokol lapisan antarmuka jaringan dan trailer-nya, untuk membuat sebuah frame jaringan. Setiap datagram terdiri dari beberapa field yang memiliki fungsi tersendiri dan memiliki informasi yang berbeda-beda. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat struktur dari paket IPv4:
2-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.2 Struktur Paket IPv4 (Sumber: Rahmat rafiudin, 2005:198) Header IP terdiri atas beberapa field sebagai berikut: 1. Version (VER), digunakan untuk mengindikasi versi dari header IP yang digunakan. 2. Internet Header Length (IHL), digunakan untuk mengindikasi ukuran header IP. 3. Type of Service, field ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP. 4. Total Length, merupakan panjang total dari datagram IP yang mencakup header IP dan muatannya. 5. Identification, digunakan untuk mengidentifikasi sebuah paket IP tertentu yang difragmentasi. 6. Flags, berisi dua buah flag yang berisi apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau tidak. Bit 0 = reserved, diisi 0 Bit 1 = bila 0 bisa fragmentasi, bila 1 tidak dapat difragmentasi. Bit 1 = bila 0 fragmentasi berakhir, 1 ada fragmentasi lagi. 7. Fragment Offset, digunakan untuk mengidentifikasi offset dimana fragme yang bersangkutan dimulai dihitung dari permulaan muatan IP yang belum dipecah.
2-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8. Time to Live, digunakan untuk mengidentifikasi berapa banyak saluran jaringan dimana sebuah datagram IP dapat berjalan-jalan sebelum sebuah router mengabaikan datagram tersebut. 9. Protocol, digunakan untuk mengidentifikasi jenis protokol lapisan yang lebih tinggi yang dikandung dalam muatan IP. 10. Header Checksum, field ini berguna hanya untuk melakukan pengecekan integritas terhadap header IP. 11. Source IP Address, mengandung alamat IP dari sumber host yang mengirimkan datagram IP tersebut. 12. Destinatin IP Address, mengandung alamat IP tujuan kemana datagram IP tersebut akan disampaikan.
2.3. Internet Protocol versi 6 (IPv6) IPv6 tidak lain adalah versi baru IP, yang dirancang sebagai evolusioner dari versi sebelumnya (1Pv4) yang selama ini telah luas digunakan. Pada dasarnya, IPv6 merupakan versi peningkatan IPv4 (Iwan Sofana, 2012:199). Panjang totalnya adalah 128 bit dan secara teoritis dapat mengalamati hinggga 2128=3,4x1038host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A. IPv6 dirancang agar dapat berjalan dengan baik dalam jaringan berperforma tinggi (seperti Gigabit Ethernet, OC-12, ATM, dan lain-lain), Meski begitu, bukan berarti IPv6 tidak
efisien untuk jaringan berbandwidth atau
berperforma rendah (semisal wireless). Disamping itu IPv6 menawarkan platform fungsionalitas baru untuk internet, yang akan segera dibutuhkan dimasa mendatang.
2.3.1 Pengenalan IPv6 Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus
2-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing. Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan
DHCP
Server
dinamakan
dengan
stateful
address
configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration. Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat 57rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix. Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
2.3.2 Fitur-fitur IPv6 IPv6 menawarkan segudang fitur yang powerful, berikut merupakan detail masing-masing fitur: 1. Format header baru Header IPv6 memiliki format baru yang dirancang untuk menjaga overhead header ke nilai minimum. Ini diwujudkan dengan memindahkan field opsional dan nonesensial ke header ekstensi (extension header) yang ditempatkan setelah header IPv6. Header IPv6 yang simple akan lebih efisien diproses pada router perantara. Header IPv4 dan header IPv6 tidak dapat berinteroperasi, dimana IPv6 bukan sebuah superset fungsionalitas IPv4, sehingga tidak memberikan kompatibilitas. Sebuah host atau router harus
2-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengimplementasikan keduanya (IPv4 dan IPv6) untuk mengenali dan memproses kedua format header. Header baru IPv6 hanya dua kali lebih besar dengan header IPv4, meskipun address IPv6 empat kali lebih besar dari address IPv4. 2. Address space yang besar Address IPv6 memiliki ukuran 128 bit (16 byte), baik address sumber
maupun address tujuan. Meskipun 128 bit
dapat
38
memberikan peluang kombinasi sebanyak 3.4x10 ,spasi address besar IPv6 telah dirancang untuk
mengizinkan multi-level
subnetting dan alokasi address suatu backbone internet ke subnet individual dalam sebuah organisasi. Dengan jumlah address yang begitu besar, teknik konversi address seperti NAT tidak lagi dibutuhkan. 3. Infrastruktur hierarchical addressing dan routing yang efisien Address global IPv6 yang digunakan di internet dirancang untuk mendukung infrastruktur hierarkis dan routing yang ringkas dan efisien. 4. Konfigurasi address ‘Stateless’ dan ‘Stateful’ Untuk menyederhanakan konfigurasi host, IPv6 mendukung konfigurasi address stateful mupun stateless.
Konfigurasi stateful
dapat kita temui seperti layaknya DHCP server dan konfigurasi stateless serupa dengan konfigurasi address dalam ketiadaan DHCP server. Dengan konfigurasi stateless, host pada sebuah link akan secara otomatis mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan address IPv6 untuk link yang dimaksud (yang dinamakan address link local) dan dengan address dari prefix yang ‘ dipublikasikan router local. Bahkan dalam ketiadaan router, host dalam link yang sama dapat dengan otomatis mengkonfigurasi sendiri address link local dan berkomunikasi tanpa konfigurasi manual. 5. Keamanan built in
2-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Suit protocol IPv6 memberi dukungan penuh untuk IPSec, sehingga menawarkan solusi yang reliabel untuk keamanan jaringan dan menjamin interoperabilities di antara implementasi IPv6 berbeda. 6. Dukungan yang lebih baik untuk QoS Field baru dalam header IPv6 menetapkan bagaimana trafik ditangani dan diidentifikasi. Pengidentifikasian trafik menggunakan field Flow Label dalam header IPv6 memungkinkan router mudah mengenali paket dan memberikan penanganan khusus sepanjang alur sumber ke tujuan. Karena trafik diidentifikasi dalam header, dukungan untuk QoS mudah diwujudkan, bahkan meski payload paket dalam keadaan dienkripsi oleh IPSec. 7. Protokol baru untuk interaksi neighboring node Protokol Neighbor Discovery untuk IPv6 merupakan seri pesan Internet Control Message Protocol for IPv6 (ICMPv6) yang berperan mengelola interaksi di antara node-node neighbor (neighboring nodes) atau node dalam link yang sama. Neighbor Discovery pada dasarnya menggantikan pesan berbasis broadcast Address Resolution Protocol (ARP), ICMPv6 Router Discovery, dan ICMPv6 Redirect dengan pesan multicat dan unicast Neighbor Discovery yang lebih efisien. 8. Ekstensibilitas IPv6 mudah memperluas fitur barunya dengan memberikan header tambahan (extension header setelah header IPv6 utama. Header dalam IPv6 berbeda dengan opsi dalam header IPv4, yang hanya mendukung opsi 40 byte. Adapun ukuran header ekstensi IPv6 hanya dibatasi oleh ukuran paket IPv6 bersangkutan.
2.3.3 Tipe-tipe Address IPv6 Secara garis besar, ada tiga tipe address IPv6, yaitu: 1. Unicast Address unicast mengidentifikasi interface tunggal dalam lingkup jenis address unicast. Dengan topologi routing unicast yang tepat,
2-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
paket yang dialamatkan ke sebuah address unicast akan dihantarkan ke sebuah interface tunggal. 2. Multicast Address
multicast
mengidentifikasi
interface
multi-interface.
Dengan topologi routing multicast yang tepat, paket yang dialamatkan ke sebuah address multicast akan dihantarkan ke semua interface yang dikenali address. Address multicast digunakan untuk komunikasi “one to many” (satu ke banyak) tujuan. 3. Anycast Address anycast mengidentifikasi interface multi-interface. Dengan topologi routing anycast yang tepat, paket yang dialamatkan ke sebuah address anycast akan dihantarkan ke sebuah interface tunggal, tepatnya interface terdekat yang dikenali oleh address bersangkutan. Imterface “terdekat” diartikan sebagai interface yang memiliki jarak terdekat dalam konteks routing. Address anycast digunakan untuk komunikasi “one to one of many” (satu ke satu dari banyak) tujuan, melalui penghantarasn interface tunggal. Pada praktiknya, address IPv6 akan mengidentifikasikan interface, bukan node.
2.3.4 Format Header IPv6 Header IPv6 didesain mempunyai lebih sedikit field dibandingkan dengan IPv4, panjang header yang selalu tetap dan fragmentasi yang terbatas pada paket IPv6 yang terbatas akan membuat router menjadi lebih cepat dalam memperoses paket IPv4. Bagian/field dalam IPv6 header (Ixia, 2004:8):
2-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.3 Format Header IPv6 (Sumber: Rafiudin, 2005) Header IPv6 mempunyai panjang yang tetap sebesar 40 bytes. Fields dalam header IPv6 dijelaskan sebagai berikut: 1. Field version digunakan untuk menandai versi IP yang digunakan. Dalam IPv6 field ini berisi angka 6. Panjang field ini 4 bit. 2. Field traffic class untuk menandai kelas atau prioritas dari paket IPv6. Ukuran field ini 8 bit. 3. Field flow label untuk menadai bahwa paket tersebut dimiliki oleh urutan spesifik tertentu dari paket IPv6 antara asal dan tujuan. Field ini digunakan untuk aplikasi tertentu seperti aplikasi real-time. 4. Field payload length untuk menandai panjang dari payload. 5. Field next header menandai tambahan header pertama jika ada atau jenis protokol pada lapisan atas Protocol Data Unit (PDU). 6. Field extension header digunakan untuk tambahan fungsionalitas yang dibutuhkan seperti security dan sebagainya. 7. Field hop limit untuk menandai maksimum hop yang dapat digunakan oleh IPv6 dalam lalu lintas internet. 8. Field source address digunakan untuk menyimpan alamat IPv6 dari host asal. Ukuran field ini 128 bit. 9. Field destination address digunakan untuk menyimpan alamat IPv6 dari host tujuan. Ukuran field ini 128 bit.
2-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.5 Perbedaan IPv6 dengan IPv4 Berikut perbedaan pengalamatan antara IPv4 dan IPv6, secara garis besar yang mendasar antara IPv4 dan IPv6 ditunjukkan dengan tabel sebagai berikuy: Tabel 2.2 Perbedaan antara IPv4 dengan IPv6 IPv4
IPv6
Format pengalamatan 32 bit (4 byte).
Format pengalamatan 128 bit (16 byte).
Dukungan IPsec merupakan pilihan.
Mendukung IPsec
Tidak ada identifikasi aliran paket
Identifikasi
aliran
paket
untuk
untuk penanganan QoS oleh router penanganan
QoS
oleh
router
yang dimasukkan ke dalam header
dimasukkan ke dalam header IPv6
IPv4.
menggunakan Flow Label field.
Fragmentasi dilakukan oleh kedua
Fragmentasi tidak dilakukan oleh
router dan host pengirim.
router, hanya oleh host pengirim.
Header mengandung checksum.
Header tidak mengandung checksum.
Header mengandung options.
Semua options dipindahkan ke extension headers.
Address Resolution Protocol (ARP)
ARP diganti dengan Multicast
menggunakan frame Broadcast ARP
Neighbor Solicitation messages.
Request untuk mengubah alamat IPv4 menjadi alamat link layer.
Terdapat alamat broadcast.
Tidak ada alamat broadcast.
Internet Group Management
IGMP diganti dengan Multicast
Protocol (IGMP) digunakan untuk
Listener Discovery(MLD) messages.
mengatur kumpulan local subnet group. ICMP Router Discovery digunakan
ICMP Router Discovery diganti dengan
untuk mencari default gateway yang
ICMPv6 Router Solicitation dan
terbaik dan hal ini merupakan pilihan
Router Advertisement messages, dan hal ini memang dibutuhkan.
2-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Harus dikonfigurasi secara manual
Tidak membutuhkan konfigurasi secara
ataupun melalui DHCP.
manual maupun DHCP.
Menggunakan alamat host (A) yang
Menggunakan alamat host (AAAA)
tercatat pada Domain Name System
yang tercatat pada Domain Name
(DNS) untuk memetakan hostname
System (DNS) untuk memetakan
pada alamat IPv4.
hostname pada alamat IPv6.
Menggunakan pointer (PTR) yang
Menggunakan pointer (PTR) yang
tercatat pada domain INADDR.ARPA tercatat pada domain IP6.ARPA DNS DNS untuk memetakan alamat IPv4 untuk memetakan alamat IPv6 ke ke hostname.
hostname.
Mendukung sampai 576-byte ukuran
Mendukung sampai 1280-byte ukuran
paket.
paket Sumber: Microsoft Corporation, 2008
2.4. EIGRP Enchanced Interior Gateway Protocol (EIGRP) adalah sebuah protocol distance-vector yang classless dan yang sudah ditingkatkan (enhanced), yang memberikan kita keunggulan yang nyata dibandingkan protocol propriertary Cisco lainnya, yaitu Interior Gateway Routing Protocol (IGRP). Inilah pada dasarnya mengapa ia disebut Enhanced IGRP. EIGRP mengkombinasikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh protokol routing link-state dan distance vector. Tetapi pada dasarnya EIGRP adalah protokol distance vector karena router-router yang menjalankan EIGRP tidak mengetahui road map/topologi jaringan secara menyeluruh seperti pada protokol link-state. EIGRP menggunakan konsep dari sebuah autonomous system untuk menggambarkan kumpulan dari router-router yang contiguous (berentetan ,sebelah-menyebelah) yang menjalankan routing protocol yang sama dan berbagi informasi routing. Tetapi tidak seperti IGRP, EIGRP memasukan subnet mask ke dalam update route-nya. Dan seperti yang anda ketahui sekarang, pengumuman (advertisement) dari informasi subnet memungkinkan kita menggunakan VLSM
2-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan melakukan summarization (perangkuman) ketika merancang networknetwork.
2.4.1 Fitur-fitur EIGRP EIGRP memiliki fitur-fitur utama sebagai berikut: 1. Partial updates: EIGRP tidak mengirimkan update secara periodik seperti yang dilakukan oleh RIP, tetapi EIGRP mengirimkan update hanya jika terjadi perubahan route/metric (triggered update). Update yang dikirimkan hanya berisi informasi tentang route yang menggalami perubahan saja. Pengiriman pesan update ini juga hanya ditujukan sebatas pada router-router yang membutuhkan informasi perubahan tersebut saja. Hasilnya EIGRP menghabiskan bandwidth yang lebih sedikit dari pada IGRP. Hal ini juga membedakan EIGRP dengan protokol link-state yang mengirimkan update kepada semua router dalam satu area. 2. Multiple network-layer protocol support: EIGRP mendukung protokol IP, AppleTalk, dan Novell Netware IPX dengan memanfaatkan modul-modul yang tidak bergantung pada protokol tertentu.
2.4.2 Proses dan Teknologi EIGRP EIGRP menggunakan 4 teknologi kunci yang berkombinasi untuk membedakan EIGRP dengan protocol routing yang lainnya: neighbor discovery/recovery, Reliable Transport Protocol (RTP), DUALFinite State Machine, dan protocol-dependent modules. 1. Neighbor discovery/recovery Menggunakan paket hello antar neighbor 2. Reliable Transport Protocol (RTP) Pengiriman paket yang terjamin dan terurut kepada semua neighbor. 3. DUAL finite-state machine Memilih jalur dengan cost paling rendah dan bebas looping untuk mencapai destination.
2-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Protocol-dependent module (PDM) •
EIGRP dapat mendukung IP, AppleTalk, dan Novell Netware.
•
Setiap protokol disediakan modul EIGRP tersendiri dan beroperasi tanpa saling mempengaruhi satu sama lain.
2.4.3 Cara Kerja Istilah-istilah algoritma DUAL antara lain: 1. Memilih jalur/route untuk mencapai suatu network dengan metric paling rendah, dan bebas looping. 2. Advertised Distance (AD), menggambarkan seberapa jauh sebuah network dari neighbor, merupakan metric antara router next-hop dengan network destination. 3. Feasible distance (FD), menggambarkan seberapa jauh sebuah network dari router, merupakan ongkos (metric) antara router dengan router nexthop ditambah dengan AD dari router next-hop. 4. Ongkos paling rendah = FD paling rendah. 5. Successor, adalah jalur utama untuk mencapai suatu network (router terbaik), merupakan router next-hop dengan next-hop dengan ongkos paling rendah dan jalur bebas looping. 6. Feasible Successor, adalah jalur backup dari successor (AD dari feasible successor harus lebih kecil daripada FD dari successor).
2.4.4 Paket-paket EIGRP EIGRP saling berkomunikasi dengan tetangganya secara multicast (224.0.0.10) dan menggunakan 5 jenis pesan (message) dalam berhubungan dengan neighbor-nya : 1. Hello: Router-router menggunakan paket Hello untuk menjalin hubungan neighbor. Paket-paket dikirimkan secara multicast dan tidak membutuhkan. 2. Update: Untuk mengirimkan update informasi routing. Tidak seperti
RIP
yang
selalu
mengirimkan
keseluruhan
tabel
2-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
routingdalam pesan update, EIGRP menggunakan triggered update yang berarti hanya mengirimkan update jika terjadi perubahan pada network (misal: ada network yang down). Paket update berisi informasi perubahan jalur/rute. Update-update ini dapat berupa unicast untuk router tertentu atau multicast untuk beberapa router yang terhubung. 3. Query: Untuk menanyakan suatu route kepada tetangga. Biasanya digunakan saat setelah terjadi kegagalan/down pada salah satu router network, dan tidak terdapat feasible successor untuk rute/jalur tersebut. Router akan mengirimkan pesan query untuk memperoleh informasi route alternatif untuk mencapai network tersebut, biasanya dalam bentuk multicast tapi bisa juga dalam bentuk unicast untuk beberapa kasus tertentu. 4. Reply: Respon dari pesan Query. 5. ACK: Untuk memberikan acknowledgment (pengakuan/konfirmasi) atas pesan update, query, dan reply.
2-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/