BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini terjadi perkembangan prevalensi penyakit kanker atau orang awam menyebutnya dengan tumor ganas. Menurut World Health Organization / WHO (2008) insiden kanker sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular semakin meningkat, jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini diperkirakan akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer / IUAC, 2009). Dua pertiga dari pasien kanker di dunia berada di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian pada semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kota yang memiliki prevalensi kanker pada semua umur paling tinggi sebesar 4,1 per 1000 penduduk dimana prevalensi kanker pada bayi sebesar 0,3 per 1000 penduduk dan meningkat pada umur ≥15 – 24 tahun sebesar 0,6 per 1000 penduduk (Riskesdas, 2013). Data statistik resmi dari International Agency for Research on Cancer (IARC) cit Yayasan Kanker Indonesia (2012) menyatakan bahwa 1 dari 600 anak akan menderita kanker sebelum mereka berusia 16 tahun.
1
2
Woodgate (2005) menyatakan bahwa sejak anak terdiagnosis kanker dan menjalani pengobatan merupakan titik balik yang mengubah kehidupan keluarga selamanya. Fletcher (2011) memiliki anak dengan kanker adalah salah satu pengalaman yang paling melelahkan bagi keluarga dapat bertahan menjalani kehidupan. Keluarga dari anak terdiagnosis kanker sering menderita berbagai bentuk distres berkaitan dengan penyakit anak terutama orang tua. Ka¨stel et al (2011) melaporkan tentang dampak kanker pada anak terhadap orang tua yakni rasa kesepian dalam pernikahan dan perselisihan dalam perkawinan yang lebih besar. Pengobatan dan perawatan yang panjang pada anak kanker berakibat pada faktor ekonomi keluarga, hal ini karena perlu biaya sangat besar dalam jangka waktu yang lama (Miedema et al., 2008). Dampak lainnya yang dirasakan oleh anak dan orang tua yakni depresi dan perasaan cemas (Toro, 2008). Rasa cemas merupakan suatu perasaan ketidaknyamanan, bersifat subyektif, tidak spesifik dari kegelisahan, ketegangan, kekhawatiran, perasaan tidak aman juga kadang ketakutan (Bary, 1996). Rasa cemas dapat dialami oleh setiap manusia di siklus kehidupannya termasuk pada anak terdiagnosis medis menderita kanker dan keluarganya. Beberapa alasan yang mendasari rasa cemas karena kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat kompleks, dengan manifestasi tergantung dimana kanker tumbuh dan tipe dari sel kanker (Canadian Cancer Society, 2014). Kecemasan yang dialami keluarga terjadi saat anggota keluarga menjalani tes skrining kanker, menunggu hasil tes, menerima diagnosis kanker, menjalani pengobatan kanker, mengantisipasi kambuhnya kanker (Schoenstadt, 2013). Hasil penelitian Masa'Deh et al (2013) bahwa ibu
3
melaporkan tingkat stres jauh lebih tinggi dari ayah (p <0,001). Kecemasan orang tua yang memiliki anak dengan kanker lebih sering dialami oleh ibu (87%) dibandingkan dengan ayah (82%), hal ini disebabkan karena ibu sering mendampingi anak saat dilakukan prosedur tindakan medis sedangkan ayah lebih jarang mendampingi anak (Best et al., 2001). Jika keluarga yang merawat anak dengan kanker mengalami kecemasan berat maka akan berdampak negatif bagi keduanya. Kecemasan perlu diatasi karena kecemasan yang memanjang berkontribusi menurunkan kualitas hidup, mengganggu kemampuan keluarga dalam berfungsi secara emosional dan sosial (WHO, 1996). Kecemasan yang dirasakan keluarga memerlukan perhatian, penanganan dari berbagai pihak sebab keluarga sering menghadapi keputusan menantang dalam meningkatkan derajat kesehatan anaknya. Gejala-gejala awal disstres emosional memerlukan penilaian dan intervensi dini untuk meminimalkan dampak negatif bagi anak dan keluarganya (Streisand et al., 2001). Ada banyak faktor dan intervensi yang tampaknya dapat memprediksi penyesuaian psikologis yang lebih baik bagi anak dengan kanker dan keluarganya. Hasil penelitian kualitatif Fletcher (2011) mengeksplorasi pengalaman hidup para ibu merawat anak dengan kanker selama diagnosis, pengobatan, dan periode setelahnya tentang pentingnya pemberian dukungan dari keluarga dan temanteman bagi ibu. Hasil penelitian Norberg & Boman (2008) merekomendasikan bagi tenaga kesehatan memberikan perhatian terhadap kebutuhan dukungan pada orang tua yang merawat anak dengan kanker secara terus menerus. Salah satu
4
bentuk dukungan yang dapat diberikan pada ibu dalam merawat anaknya terdiagnosis kanker berupa dukungan sosial. Dukungan sosial ialah perasaan yang bersifat subyektif yang dirasakan seseorang berupa perasaan dicintai, diterima, dihormati, dihargai dan dibutuhkan untuk diri sendiri bukan apa yang dapat dilakukan untuk orang lain (Jenice, 1994). Anak dan keluarga yang memiliki tingkat dukungan sosial yang tinggi dari teman sekelas, sekolah, dan tenaga kesehatan di rumah sakit dapat memprediksi penyesuaian yang lebih baik terhadap penyakit kanker yang dialami anggota keluarga (Toro, 2008). Hasil penelitian Mitchell et al (2006) bahwa bentuk dukungan sosial berupa pemberian nasehat dan informasi oleh tenaga kesehatan (dokter dan perawat) saat diagnosis kanker sebesar 80%, kepuasan orang tua terhadap dukungan sosial dari perawat dan pekerja sosial sebesar 71%, kepuasan orang tua terhadap pemberian dukungan dari keluarga besar serta sibling rendah. Dukungan sosial yang diterima ibu dari anak terdiagnosis kanker memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi kesehatan anaknya, merasa dirinya berharga, mengurangi putus asa dan perasaan tidak berdaya. Dukungan sosial dapat mempengaruhi ibu dari anak terdiagnosis kanker dengan meningkatkan kendali terhadap persepsi, penguasaan diri serta mengurangi kecemasan ibu. Adanya pengurangan rasa cemas, putus asa dan perasaaan tidak berdaya meningkatkan status kesehatan (Cohen & Syme, 1985). Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan orang tua yang memiliki anak dengan kanker. Hasil penelitian Dockerty et al., 2000 menyatakan bahwa orang tua dari anak dengan kanker
5
secara
umum
mengkonfirmasi
hubungan
antara
dukungan
sosial
dan
kesejahteraan yang dinyatakan dengan tingkat yang lebih rendah dari kecemasan, depresi. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki prevalensi kanker terbesar dibandingkan provinsi lainnya. Berdasarkan analisis peneliti hal ini terjadi karena DIY memiliki Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito yang menjadi rumah sakit rujukan bagi seluruh masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, baik dalam dan luar kota Yogyakarta membutuhkan perawatan rawat inap, rawat jalan akibat penyakit dan atau kelainan anggota tubuh termasuk kanker sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin. Salah satu pelayanan kesehatan anak yang dapat diakses di RSUP. Dr. Sardjito yakni layanan rawat inap anak dengan pelayanan unggulan hemato-onkologi. Layanan rawat inap dan poli anak pada pasien anak dengan hemato-onkologi (Profil dan layanan RSUP Dr. Sardjito, 2014). Kanker anak yang tercatat di register kanker anak RSUP. Dr. Sardjito mulai tahun 2000 sampai dengan 2009 sebesar 1.124 kasus (Ali et al., 2010). Jumlah kasus kanker anak di RSUP. Dr. Sardjito periode tahun 2013 berdasarkan jenis kanker dari yang terbanyak ke paling sedikit adalah Acute Limphoblastic Leukemia/ALL (634 kasus), agranulositosis (203 kasus), trombositopenia (167 kasus), Acute Myeloid Leukemia/AML (85 kasus), thalasemia (77 kasus), malignan neoplasmaretina (71 kasus), malignan neoplasma adrenal (62 kasus), malignan
neoplasma
of
connective
tissue
(54
kasus),
Idiopatic
6
Thrombositopenia/ITP (42 kasus) (Laporan rekam medik RSUP. Dr. Sardjito, 2013). Pelayanan pada anak dengan kanker melibatkan keluarga dalam upaya peningkatan kesehatan. Salah satu bentuk asuhan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga utamanya ibu yakni mengidentifikasi jumlah pemberi dukungan sosial, tingkat kepuasan menerima dukungan sosial, kecemasan berhubungan dengan kondisi kesehatan anaknya dan mengekplorasi bentuk dukungan yang diterima, berarti dan dibutuhkan menurut persepsi ibu selama merawat anak dengan kanker. Harapannya hasil identifikasi dan eksplorasi tersebut akan dapat digunakan sebagai sumber dukungan bagi individu lainnya dalam situasi yang sama dan tindakan tersebut dapat meningkatkan kualitas asuhan oleh lini depan profesional perawatan kesehatan pada anak dengan kanker dan keluarganya. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dilihat adanya pengaruh dari dukungan sosial untuk mengatasi kecemasan yang dialami ibu yang memiliki dan merawat anak dengan kanker, akan tetapi belum dapat diketahui secara rinci dan pasti apakah dukungan sosial dapat menurunkan kecemasan pada ibu yang merawat anak dengan kanker. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecemasan pada ibu yang Merawat Anak dengan Kanker di RSUP DR Sardjito Yogyakarta.
7
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan ”Bagaimana Hubungan Dukungan Sosial (ditinjau dari jumlah pemberi dukungan dan kepuasan menerima dukungan) dengan Kecemasan pada ibu yang Merawat Anak dengan Kanker di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum: Mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan pada ibu yang merawat anak dengan kanker di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Tujuan khusus: a. Mengetahui hubungan antara jumlah pemberi dukungan dengan kecemasan pada ibu yang merawat anak dengan kanker di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. b. Mengetahui hubungan antara kepuasan menerima dukungan dengan kecemasan pada ibu yang merawat anak dengan kanker di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. c. Mengetahui gambaran bentuk dukungan sosial yang diterima, berarti dan dibutuhkan ibu dalam merawat anak dengan kanker di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
8
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis: a. Bagi tenaga kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman petugas kesehatan khususnya perawat, dokter dan psikolog sebagai dasar pertimbangan dalam memberikan motivasi agar memperhatikan, mengenali distres yang dialami keluarga yang memiliki anak terdiagnosis kanker dengan mengidentifikasi kecemasan yang dirasakan keluarga khususnya ibu yang merawat anak dengan kanker. Tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi bentuk dukungan sosial yang diterima, berarti dan dibutuhkan menurut ibu dalam merawat anak dengan kanker. b. Pengambil kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan pengambil kebijakan di rumah sakit dan dinas kesehatan dalam penetapan prosedur pemberian pelayanan kesehatan baik asuhan keperawatan maupun asuhan medis kepada ibu, keluarga yang merawat anak dengan kanker sehingga dapat memenuhi kebutuhan psikososial dan mengurangi distres psikologis berupa kecemasan pada ibu yang merawat anak dengan kanker. c. Bagi peneliti Memperoleh informasi ilmiah mengenai dukungan sosial yang diterima ibu yang merawat anak dengan kanker, mengetahui kecemasan yang dirasakan ibu yang merawat anak dengan kanker, memahami hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan dan bentuk dukungan sosial yang diterima, berarti dan
9
dibutuhkan ibu yang merawat anak dengan kanker di RSUP Dr. Sardjito serta pengembangan ilmu khususnya keperawatan anak. 2. Manfaat teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan kesehatan khususnya bidang keperawatan anak yakni pendekatan yang digunakan dalam rencana intervensi asuhan keperawatan pada ibu yang merawat anak dengan kanker dalam rangka pemenuhan kebutuhan rasa nyaman (mengurangi atau menurunkan kecemasan ibu) dan kebutuhan psikososial pada ibu.
E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, penelitian tentang hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan pada ibu yang merawat anak dengan kanker di RSUP DR Sardjito Yogyakarta belum pernah dilakukan sebelumnya. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan pendekatan mixed methods dengan data kuantitatif didukung data kualitatif yang difokuskan pada gambaran hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan pada ibu yang merawat anak dengan kanker di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Alasan penggunaan metoda ini adalah jumlah sampel yang jarang dan variabel penelitian kecemasan yang bersifat subyektif dari responden, jumlah dan kepuasan menerima dukungan pada ibu dari penelitian kuantitatif dapat digali lebih mendalam mengenai bentuk dukungan yang diterima, berarti dan dibutuhkan menurut ibu selama merawat anak dengan kanker dengan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam. Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini termuat dalam Tabel 1.
10
Tabel 1. Keaslian penelitian Peneliti dan
Judul Penelitian
Tahun
Rancangan
Variabel yang
Penelitian
Diukur
Hasil Penelitian
Penelitian Woodgate (2006)
Life is never the same: childhood cancer narratives
kualitatif dengan rancangan longitudinal penelitian kualitatif
Pengalaman penyakit kanker yang dialami termasuk gejala yang dirasakan berdasarkan cara pandang pasien anak dan keluarganya. Variabel diukur dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam dan teknik observasi.
Kehidupan tidak pernah kembali seperti sebelum anak terdiagnosis kanker, kanker pada anak sangat berdampak terhadap kehidupan anak dan keluarganya diantaranya yakni perasaan kehilangan, keinginan untuk bangkit kembali seperti sebelum sakit.
Persamaan dengan
Perbedaan dengan
Penelitian yang
Penelitian yang
Dilakukan
Dilakukan
Salah satu penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam
Penelitian dengan pengambilan data kualitatif saja sedangkan penelitian ini pendekatan mixed methods dengan data kuantitatif didukung data kualitatif. Sampel penelitian pada anak terdiagnosis kanker, orang tuanya yang merawat anak dengan kanker sedangkan penelitian ini pada orang tua. Variabel penelitian yang akan dilakukan berfokus pada dukungan sosial, kecemasan ibu.
11
Peneliti dan
Judul Penelitian
Tahun
Rancangan
Variabel yang
Penelitian
Diukur
Hasil Penelitian
Penelitian Best, Streisand, Catania, Kazak (2001)
Parental Distres During Pediatric Leukemia and Posttraumatic Stres Symptoms (PTSS) after Treatment Ends
deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian longitudinal follow up
Kecemasan yang dirasakan orang tua selama pengobatan pada anak dan gejala post trauma setelah pengobatan pada anak dengan kanker berakhir.
Kecemasan yang dirasakan orang tua selama pengobatan kanker pada anaknya sebagai faktor pencetus dan kecemasan tinggi yang dirasakan orang tua beresiko terjadinya post trauma setelah pengobatan pada anaknya khususnya pada ibu bukan ayah.
Persamaan dengan
Perbedaan dengan
Penelitian yang
Penelitian yang
Dilakukan
Dilakukan
Variabel yang diukur salah satunya kecemasan pada ibu.
Jenis penelitian kuantitatif sedangkan penelitian ini pendekatan mixed methods yakni penggabungan data kuantitatif didukung data kualitatif. Sampel penelitiannya pada orang tua dari anak dengan leukemia sedangkan penelitian ini pada ibu merawat anak kanker (tidak hanya leukemia). Instrumen penlitian ini untuk kecemasan dengan Pediatric Inventory for Parent (PIP), sedangkan Best et al., dengan Langner symptom cekclist.
12
Peneliti dan
Judul Penelitian
Tahun
Rancangan
Variabel yang
Penelitian
Diukur
Hasil Penelitian
Penelitian Streisand, Kazak, Tercyak (2003)
Pediatric-Specific Parenting Stres and Family Functioning in Parents of Children Treated for Cancer
Penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional
Stres orang tua yang diukur dengan kuesioner Pediatric Inventory for Parent (PIP) yang terdiri dari 42 pernyataan. Fungsi keluarga yang diukur dengan kuesioner Family Assessment Device (FAD) yang terdiri dari 60 item pernyataan.
Ada peningkatan stres yang dialami orang tua dikaitkan dengan fungsi keluarga yang menurun.
Persamaan dengan
Perbedaan dengan
Penelitian yang
Penelitian yang
Dilakukan
Dilakukan
Penelitian kuantitatif rancangan penelitiancross sectional. Variabel kecemasan diukur menggunakan kuesioner Pediatric Inventory for Parent (PIP)
Penelitian kuantitatif dengan variabel penelitian yakni stres dan fungsi keluarga pada orang tua sedangkan penelitian ini dengan pendekatan kuantitatif didukung data kualitatif dengan variabel penelitian dukungan sosial dan kecemasan pada ibu, Perbedaan lainnya variabel bebas yakni stres kecemasan yang dialami orang tua sedangkan penelitian ini dukungan sosial pada ibu
13
Peneliti dan
Judul Penelitian
Tahun
Rancangan
Variabel yang
Penelitian
Diukur
Hasil Penelitian
Penelitian Mitchell, Clarke dan Sloper (2006)
Care And Support Needs Of Children And Young People With Cancer And Their Parents
Jenis penelitiannya survei kualitatif
Proses perawatan dan kebutuhan dukungan pada anak, remaja dengan kanker beserta keluarganya dengan menggunakan pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti
Kepuasan terhadap fasilitas ruang bermain di ruang perawatan sebagian besar puas sebesar 83% (usia 6-13 tahun), pemberian nasehat dan informasi oleh tenaga kesehatan (dokter dan perawat) saat diagnosis sebesar 80%. Kebutuhan perawatan dan dukungan orang tua pada anak sebesar 79%, kepuasan dukungan sosial oleh perawat dan pekerja sosial sebesar 71%, kepuasan menerima dukungan keluarga besar (nenek dan kakek) serta sibling rendah, dukungan dari organisasi anak dengan kanker hanya sebesar 17%.
Persamaan dengan
Perbedaan dengan
Penelitian yang
Penelitian yang
Dilakukan
Dilakukan
Salah satu variabel yang diukur pemberian dukungan sosial tenaga kesehatan pada orang tua yang merawat anak dengan kanker, menggunakan data observasional/survei kualitatif
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan penelitian ini dengan pendekatan kuantitatif didukung data kualitatif. Responden penelitian ini hanya pada ibu yang merawat anak dengan kanker sedang pada penelitian pada anak dan orang tuanya dan variabel dukungan sosial mengunakan pedoman wawancara saja sedangkan penelitian ini menggunakan kuesioner, pedoman wawancara
14
Peneliti dan
Judul Penelitian
Tahun
Rancangan
Variabel yang
Penelitian
Diukur
Hasil Penelitian
Penelitian Hutomo (2006)
Sumbangan Kecemasan ibu terhadap kecemasan anak yang sedang dirawat inap di Rumah Sakit Khusus Anak “Empat Lima”
deskriptif analitikrancangan penelitian cross sectional.
Variabel terikat : kecemasan anak Variabel bebas : kecemasan ibu yang anaknya dirawat di RS
Sebagian besar ibu yang menunggu anaknya selama dirawat di rumah sakit mengalami kecemasan dengan intensitas ringan (73,3%) dan intensitas sedang sebesar (26,7%). Sedangkan kecemasan pada anak sebagian besar tingkat kecemasan sedang (90%) dan sebagian kecil tingkat kecemasan ringan (10%). Kecemasan ibu tidak mempengaruhi kejadian kecemasan pada anak yang dirawat di RS (p=0,057)
Persamaan dengan
Perbedaan dengan
Penelitian yang
Penelitian yang
Dilakukan
Dilakukan
Variabel penelitian tentang kecemasan, penelitian kuantitatif rancangan penelitian cross sectional.
Jenis penelitian kuantitatif analitik sedangkan penelitian ini pendekatan kuantitatif didukung data kualitatif. Responden penelitian ini pada ibu merawat anak dengan kanker, sementara penelitian hanya ibu menunggu anaknya dirawat di RS. Instrumen penelitian untuk mengukur kecemasan dengan Pediatric Inventory for Parent (PIP), sedangkan pada penelitian dengan Hamilton Anxiety Rating Scale. Penelitian ini di RSUP.Dr. Sardjito.
15
Peneliti dan
Judul Penelitian
Tahun
Rancangan
Variabel yang
Penelitian
Diukur
Hasil Penelitian
Penelitian Fletcher (2011)
My Child Has Cancer: Finding The Silver Lining In Every Mother’s Nightmare
Kualitatif dengan rancangan exploratory research
Variabel yang diukur pengalaman hidup dari ibu yang memiliki anak dengan kanker selama periode diagnosis, pengobatan dan periode setelahnya dengan menggunakan panduan wawancara semi struktur yang dibuat oleh peneliti sendiri (Fletcher).
Subtema dari pengalamam yang positif yang dirasakan ibu yang memiliki anak dengan kanker yakni pentingnya dukungan dari keluarga dan teman-teman bagi ibu dan menemukan hikmah, secercah harapan bagi kesehatan anaknya.
Persamaan dengan
Perbedaan dengan
Penelitian yang
Penelitian yang
Dilakukan
Dilakukan
Pengalaman dari ibu tentang jumlah pemberi dukungan dan bentuk dukungan yang telah diterimanya dari orang lain termasuk keluarga dan teman.. Sampel penelitian kualitatifpada ibu yang memiliki anak dengan kanker.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif, sedangkan penelitian ini dengan pendekatan mixed methods , penggabungan data kuantitatif didukung data kualitatif, variabel terikat penelitian ini yakni kecemasan ibu yang merawat anak dengan kanker. Instrumen penelitian ini untuk mengukur jumlah pemberi dukungan sosial dengan kuesioner dan bentuk dukungan dengan wawancara mendalam.
16
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa perbedaan penelitian yang dilakukan ini berfokus pada kecemasan pada ibu yang merawat anak dengan kanker dan dukungan sosial yang diterima ibu dari segi jumlah pemberi dukungan, kepuasan menerima dukungan dan eksplorasi bentuk dukungan yang diterima dan berarti menurut persepsi ibu selama merawat anak dengan kanker. Di Indonesia, penelitian yang khususnya mengidentifikasi kecemasan dan dukungan sosial pada ibu yang merawat anak dengan kanker masih jarang dilakukan. Penelitian terdahulu tentang kecemasan pada ibu terhadap kecemasan anak yang sedang dirawat inap di Rumah Sakit dengan subyek tidak terbatas yakni semua anak yang dirawat tanpa memandang jenis penyakitnya (Hutomo, 2006). Dengan demikian, keaslian penelitian yang dilakukan terletak pada jenis penelitian observasional dengan pendekatan mixed methods yang menggabungkan penelitian kuantitatif yg didukung data kualitatif dengan strategi eksplanatoris sekuensial, dimana penelitian sebelumnya belum pernah dilakukan pada ibu yang merawat anak dengan kanker. Harapannya data kualitatif yang ditancapkan ke data kuantitatif memperoleh hasil penelitian terintegrasi dengan pemahaman yang lebih baik tentang jumlah pemberi dukungan, tingkat kepuasan menerima dukungan, bentuk dukungan yang berarti, dibutuhkan menurut ibu, kecemasan ibu merawat anak dengan kanker. Keaslian lain dari penelitian ini adalah menggunakan instrumen penelitian Pediatric Inventory for Parents (PIP), dimana kuesioner PIP masih jarang digunakan di Indonesia. Instrumen PIP dapat mengidentifikasi reaksi stres berupa perasaan cemas yang dirasakan orang tua termasuk ibu yang merawat anak dengan kanker.