w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2011
ISSN. 2086–1036 No Publikasi Katalog BPS Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 04220.1202 : 4104001 : 28 Cm x 21 Cm : xviii + 148 Halaman
s. go
.id
Naskah : Subdirektorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial
w
.b p
Gambar Kulit : Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik
ht
Dicetak oleh :
tp :// w
w
Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
KATA PENGANTAR
Semakin maju suatu negara maka semakin banyak penduduknya yang mencapai usia lanjut, lebih dari 60 tahun atau yang dikenal dengan sebutan lansia. Bangsa yang semakin sehat berarti masyarakatnya semakin panjang umur. Persentase penduduk lanjut usia di Indonesia diperkirakan sudah mencapai 7,5 persen, berarti sudah mulai memasuki struktur umur tua. Kelompok penduduk ini mempunyai ciri sosial ekonomi yang berbeda dengan kelompok umur yang lebih muda, sehingga kebijakan pembangunan untuk
.id
melayaninya tentu juga berbeda.
s. go
Publikasi ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kondisi sosial ekonomi penduduk lansia di Indonesia. Publikasi Statistik Penduduk Lanjut
.b p
Usia 2011 ini menyajikan data antara lain ciri-ciri demografi, tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan kegiatan ekonomi. Sumber data yang digunakan dalam
w
w
publikasi ini adalah hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor tahun
tp :// w
2011 dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2011. Kepada semua pihak dan Tim Penyusun yang telah memberikan
ht
kontribusinya dalam proses penyusunan publikasi ini, baik langsung maupun tidak langsung diucapkan terima kasih. Kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan publikasi yang akan datang sangat diharapkan.
Jakarta, Oktober 2012 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
Dr. Suryamin, M.Sc.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
i
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
GLOSSARY (Singkatan)
ART: Anggota Rumah Tangga
2.
APS : Angka Partisipasi Sekolah
3.
BPS: Badan Pusat Statistik
4.
KF: Keaksaraan Fungsional
5.
KRT: Kepala Rumah Tangga
6.
Lansia: Lanjut usia
7.
PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa
8.
PT: Perguruan Tinggi
9.
Pustu: Puskesmas Pembantu
s. go
.id
1.
.b p
10. Sakernas: Survei Angkatan Kerja Nasional
w
12. SD: Sekolah Dasar
w
11. SBA: Survei Buta Aksara
tp :// w
13. SDM: Sumber Daya Manusia
14. SMA: Sekolah Menengah Atas
ht
15. SMP: Sekolah Menengah Pertama 16. SMK: Sekolah Menengah Kejuruan 17. SP 2010 : Sensus Penduduk Tahun 2010 18. Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional 19. TPAK: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 20. UU: Undang-undang 21. VSEN2011.K: Kuesioner Kor
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
iii
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
Ringkasan Eksekutif .id
Salah satu dampak dari perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial
s. go
masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia)
.b p
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 jumlah penduduk lansia sekitar 18,27 juta
w
orang atau 7,58 persen dari total penduduk Indonesia.
w
Persentase penduduk lansia yang telah mencapai angka di atas tujuh
tp :// w
persen, menunjukkan bahwa negara Indonesia sudah mulai masuk ke kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Struktur penduduk yang menua
ht
tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan nasional, khususnya sebagai cerminan dari semakin panjangnya rata-rata usia penduduk Indonesia. Jika dilihat menurut provinsi, provinsi yang persentase penduduk lansianya sudah berada di atas 7 persen, adalah DI Yogyakarta (12,99 persen), Jawa Timur (10,40 persen), Jawa Tengah (10,34 persen), Bali (9,78 persen), Sulawesi Utara (8,45 persen), Sulawesi Selatan (8,34 persen), Sumatera Barat (8,09 persen), Nusa Tenggara Timur (7,58 persen), Nusa Tenggara Barat (7,23 persen), Lampung (7,20 persen), dan Jawa Barat (7,05 persen). Perubahan
struktur
penduduk
mempengaruhi
angka
beban
ketergantungan. Hasil Susenas menunjukkan bahwa angka rasio ketergantungan penduduk lansia pada tahun 2011 sebesar 12,01. Angka rasio sebesar 12,01
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
v
menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 12 orang penduduk lansia. Bila dilihat dari segi pendidikan lansia, hasil Susenas 2011 menunjukkan pendidikan penduduk lansia relatif masih rendah, dimana penduduk lansia yang berpendidikan rendah persentasenya relatif masih tinggi. Mereka yang berpendidikan tamat SD sebesar 23,39 persen. Bahkan mereka yang tidak menamatkan SD dan yang tidak/belum pernah sekolah lebih tinggi lagi persentasenya yaitu 60,35 persen. Di sisi lain, persentase penduduk lansia yang menamatkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi relatif rendah. Persentase penduduk lansia yang menamatkan pendidikan sampai jenjang SMP
.id
hanya sebesar 6,25 persen, dan SM ke atas sebesar 10,02 persen.
s. go
Rendahnya pendidikan penduduk lansia tersebut memperlihatkan kualitas SDM lansia secara umum masih rendah. Keterbatasan fasilitas, sarana dan
.b p
prasarana pendidikan akibat sisa-sisa penjajahan pada masa kemerdekaan
w
menjadi salah satu faktor penyebab tingkat pendidikan lansia yang masih sangat
w
rendah.
tp :// w
Kondisi ini hampir berlaku di semua provinsi. Persentase tertinggi lansia yang tidak/belum pernah sekolah terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat
ht
(53,94 persen), sebaliknya persentase penduduk lansia terendah yang tidak/belum pernah sekolah terdapat di Provinsi Sulawesi Utara (2,18 persen). Sejalan dengan tingginya lansia yang tidak menamatkan SD dan yang tidak/belum pernah sekolah, angka buta huruf penduduk lansiapun relatif cukup tinggi yaitu sebesar 30,19 persen dari total keseluruhan penduduk lansia. Angka buta huruf lansia tertinggi berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (56,52 persen) dan terendah berada di Provinsi Sulawesi Utara (3,07 persen). Dari sisi kesehatan, secara umum derajat kesehatan penduduk lansia cenderung masih rendah. Bila
dilihat berdasarkan kelompok umur, semakin
tinggi kelompok umur lansia maka persentase yang mengalami keluhan kesehatan semakin besar, yaitu kelompok umur 45-59 tahun (36,50 persen), 60-69 tahun (48,51 persen), 70-79 tahun (58,08 persen) dan 80 ke atas (63,42 persen).
vi
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tingginya persentase penduduk lansia yang mengalami keluhan kesehatan (sekitar separuh dari populasi lansia) ditemukan hampir di semua provinsi. Persentase tertinggi berada di Provinsi Aceh (65,73 persen) dan terendah berada di Provinsi Kepulauan Riau (42,75 persen). Bila dilihat perkembangannya, derajat kesehatan penduduk lansia mengalami peningkatan. Angka kesakitan penduduk lansia pada tahun 2007 sebesar 31,11 persen turun pada tahun 2009 menjadi 30,46 persen, dan angkanya menurun lagi pada tahun 2011 menjadi 27,80 persen. Dari seluruh penduduk lansia yang sakit, sebagian besar mengalami sakit tidak lebih dari seminggu, yaitu 40,10 persen menderita sakit selama 1–3 hari dan 33,58 persen
.id
selama 4–7 hari. Dilihat dari jenis obat yang digunakan, untuk mengobati sendiri
s. go
sakitnya, terlihat bahwa obat modern menjadi pilihan utama sebagian besar penduduk lansia (58,08 persen), sedangkan mereka yang memakai obat
.b p
tradisional sekitar 10,41 persen.
w
Selain mengobati sendiri, cara pengobatan lain yang juga dilakukan oleh
w
penduduk lansia yang sakit adalah dengan berobat jalan. Bila dilihat dari
tp :// w
urutannya, fasilitas pelayanan kesehatan yang paling diminati oleh penduduk lansia untuk berobat jalan adalah praktek tenaga kesehatan puskesmas/pustu menempati urutan pertama dengan proporsi sebesar 32,07 persen, kemudian
ht
diikuti oleh praktek puskesmas/puskesmas pembantu sebesar 30,89 persen dan praktek dokter sebesar 30,22 persen. Berdasarkan data hasil Sakernas Agustus 2011, masih banyak penduduk lansia yang tergolong produktif. Dari keseluruhan penduduk lansia sekitar 45,41 persen diantaranya masih bekerja. Kondisi yang sama terlihat baik di daerah perkotaan maupun perdesaan yaitu masing-masing 38,99 persen dan 51,46 persen. Mayoritas penduduk lansia yang bekerja adalah lansia laki-laki, sedangkan lansia perempuan lebih banyak yang mengurus rumah tangga. Penduduk lansia yang terlibat kegiatan ekonomi tercermin dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yaitu perbandingan antara angkatan kerja dengan seluruh penduduk usia kerja. Pada tahun 2011, TPAK penduduk lansia relatif cukup besar yaitu sebesar 47,07 persen. TPAK penduduk lansia tertinggi Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
vii
terdapat di Provinsi Papua (58,78 persen) dan terendah terdapat di DKI Jakarta (37,00 persen). Dari tiga kelompok sektor yang ada, sebagian besar penduduk lansia bekerja pada sektor pertanian yaitu sebesar 60,92 persen. Sementara itu, hanya sebagian kecil dari lansia yang bekerja di sektor jasa-jasa (28,80 persen) dan sektor industri (10,28 persen). Tingginya persentase lansia yang bekerja di sektor pertanian antara lain terkait dengan tingkat pendidikan penduduk lansia yang pada umumnya masih rendah. Lebih dari 90 persen penduduk lansia yang berpendidikan SD ke bawah bekerja di sektor pertanian. Di sisi lain, penduduk lansia yang berhasil menamatkan pendidikannya sampai SMA ke atas hanya
.id
sekitar 3,21 persen yang bekerja di sektor pertanian.
s. go
Bila dilihat dari status pekerjaan, sebagian besar lansia bekerja dengan berusaha dibantu buruh yaitu sebesar 42,24 persen, sedangkan lansia yang
.b p
berusaha sendiri sebesar 24,46 persen dan yang bekerja dengan tidak dibayar
w
sebesar 14,87 persen. Sementara itu, penduduk lansia yang bekerja dengan
w
status pekerjaan lainnya masih dibawah 10 persen yaitu berturut-turut sebagai
tp :// w
pekerja bebas (9,74 persen) dan buruh/karyawan (8,68 persen). Produktifitas tinggi yang dialami pekerja lansia tercermin pula dari jumlah
ht
jam kerja yang dilakukan yaitu 35 jam ke atas selama seminggu terakhir. Persentase penduduk lansia yang bekerja dengan jam kerja penuh tersebut sebesar 42,51 persen. Sementara itu, lansia yang bekerja dengan jumlah jam kerja antara 15-34 jam seminggu sebesar 41,01 persen dan sisanya adalah mereka yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam seminggu yaitu sebesar 16,48 persen.
viii
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
DAFTAR ISI
Halaman i
GLOSSARY (Singkatan)
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
v
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
xv
PENDAHULUAN
.b p
BAB I
s. go
DAFTAR ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING
.id
KATA PENGANTAR
w
1.1. Latar Belakang
BAB IV
1 3
1.3. Sistematika Penyajian
4
METODOLOGI
7
2.1. Sumber Data
7
2.2. Ruang Lingkup
8
2.3. Konsep dan Definisi
9
2.4. Keterbatasan Data
14
2.5. Metode Analisis
14
STRUKTUR DEMOGRAFIS PENDUDUK LANSIA
17
3.1. Struktur Penduduk Indonesia
19
3.2. Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia
21
3.3. Distribusi dan Komposisi Penduduk Lanjut Usia
22
3.4. Peranan Penduduk Lansia di Dalam Rumah Tangga
25
PENDIDIKAN PENDUDUK LANSIA
31
4.1. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
32
tp :// w
w
BAB III
1
1.2. Maksud dan Tujuan
ht
BAB II
xvii
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
ix
Halaman
BAB VI
36
KESEHATAN PENDUDUK LANSIA
43
5.1. Keluhan Kesehatan
46
5.2. Angka Kesakitan
49
5.3. Lama Sakit
51
5.4. Cara Berobat
52
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK LANSIA
59
6.1. Partisipasi Angkatan Kerja
60
6.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
64
6.3. Lapangan Usaha
65
6.4. Status Pekerjaan
69
.id
BAB V
4.2. Kemampuan Membaca dan Menulis
KESALAHAN
75
(SAMPLING
ERROR
123
tp :// w
w
ESTIMATES)
SAMPLING
w
ESTIMASI
.b p
TABEL LAMPIRAN
70
s. go
6.5. Jumlah Jam Kerja
147
ht
DAFTAR PUSTAKA
x
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
4.1
4.2
Persentase Penduduk Lansia menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga dan Jenis Kelamin, 2011
26
Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011
35
Persentase Penduduk Lansia yang Buta Aksara menurut Jenis Kelamin, 2007, 2009, dan 2011
38
Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir menurut Kelompok Lansia dan Jenis Kelamin, 2011
TPAK Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011
50
65
tp :// w
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Tipe Daerah dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu Terakhir, 2011
71
ht
6.2
47
w
w
6.1
Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, 2007, 2009 dan 2011
.b p
5.2
s. go
.id
5.1
Halaman
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
xi
.id s. go .b p w w tp :// w ht xii
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
DAFTAR TABEL
Tabel
3.4
3.5
Perkiraan Jumlah dan Proporsi Penduduk Lansia menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2011
23
Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Status Perkawinan, 2011
24
Persentase Penduduk 10 – 59 Tahun dan Penduduk 60 Tahun Ke Atas menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Peran Keanggotaan dalam Rumah Tangga, 2011 Persentase Penduduk Lansia menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2007, 2009, dan 2011
27
33
5.1
Persentase Penduduk 15-59 Tahun, 15 Tahun Ke Atas dan Lansia yang Buta Aksara menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011
37
ht
4.2
tp :// w
w
w
4.1
22
.id
3.3
20
Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011
s. go
3.2
Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Lansia (Tahun), 2011
.b p
3.1
Halaman
Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir menurut Kelompok Lansia, Jenis Kelamin, dan Jenis Keluhan, 2011
5.2
Persentase Penduduk Lansia yang Lamanya Sakit dan Tipe Daerah, 2011
5.3
Persentase Penduduk Lansia yang Berobat Sendiri menurut Tipe Daerah, Lamanya Sakit, dan Jenis Obat yang Digunakan, 2011
5.4
Persentase Penduduk Semua Umur dan Penduduk Lansia yang Sakit dan Berobat Sendiri menurut Jenis Obat yang Digunakan dan Tipe Daerah, 2011
54
Proporsi Penduduk Semua Umur dan Penduduk Lansia yang Berobat Jalan menurut Tempat Berobat dan Tipe Daerah, 2011
55
5.5
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Sakit
menurut
48
51 53
xiii
Tabel 6.1
Halaman Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Jenis Kegiatan Utama Seminggu Terakhir, 2011
62
Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Kelompok Lapangan Usaha dan Tipe Daerah, 2011
66
Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Kelompok Lapangan Usaha, 2011
68
6.4
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Status Pekerjaan, 2011
69
6.5
Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu Terakhir dan Jenis Kelamin, 2011
72
6.2
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
6.3
xiv
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel
3.5.1 – 3.5.3 4.1.1 – 4.1.3
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011
79
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2011
80 - 82
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2011
83 - 85
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011
86 - 88
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011
89 - 97
5.2 5.3.1 – 5.3.3
5.4
5.5.1 – 5.5.3
5.6
Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin , 2011
98
ht
5.1
tp :// w
w
4.2.1 – 4.2.9
78
.id
3.4.1 – 3.4.3
Rasio Ketergantungan Penduduk Tua menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin , 2011
s. go
3.3
75 - 77
.b p
3.2
Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur (Tahun), 2011
w
3.1.1 - 3.1.3
Halaman
Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011
99
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Lamanya Sakit (hari), 2011
100 - 102
Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2011 Persentase Penduduk Lansia yang Berobat Jalan menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
103
104 -106
107
xv
Tabel 5.7.1 – 5.7.3
6.1 6.2.1 – 6.2.3 6.3.1 – 6.3.3
Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit Provinsi dan Tempat Berobat Jalan , 2011
menurut 108 - 110
TPAK Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
111
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, 2011
112 - 114
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan, 2011
115 - 117
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Jumlah Jam Kerja (Jam) Selama Seminggu Terakhir, 2011
118 - 120
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
6.4.1 – 6.4.3
Halaman
xvi
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
DAFTAR ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING
Tabel
9.4
126
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
127
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
128
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
129
9.8
9.9
9.10
9.11
130
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah Pertama menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
131
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah Pertama menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
132
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
133
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
134
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Perguruan Tinggi menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
135
tp :// w
9.7
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
ht
9.6
w
w
9.5
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
.id
9.3
125
s. go
9.2
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
.b p
9.1
Halaman
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
xvii
Tabel
Halaman
136
9.13
Sampling Error Angka Buta Huruf Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
137
9.14
Sampling Error Angka Buta Huruf Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
138
9.15
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
139
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
140
s. go
.b p
9.16
.id
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Perguruan Tinggi menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
9.12
Sampling Error Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
9.18
Sampling Error Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
142
9.19
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
143
9.20
Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
144
ht
tp :// w
w
w
9.17
xviii
141
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
PENDAHULUAN
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
.id s. go ht
tp :// w
w
w
.b p
1
1.1
Latar Belakang Salah
satu
sasaran
dalam
pembangunan
di
Indonesia
adalah
peningkatan kesejahteraan sosial yang diarahkan pada peningkatan kualitas hidup manusia dan masyarakat, termasuk kelompok lanjut usia (lansia). Hal ini ditandai dengan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan yaitu semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Selain keberhasilan dibidang kesehatan, peningkatan usia harapan hidup juga karena tingkat pendidikan, pengetahuan, dan tingkat pendapatan yang semakin meningkat. Tingkat pendidikan ini mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan, serta tingkat pendapatan seseorang. Orang yang mempunyai pendidikan dan pengetahuan cenderung akan meningkat penghasilannya Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
1
sehingga jika mereka sakit akan memilih sarana kesehatan yang lebih baik. Oleh karenanya semua ini saling terkait dan akan berdampak terhadap adanya usia harapan hidup yang semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, hal ini berdampak pada peningkatan jumlah atau pertumbuhan penduduk lansia setiap tahunnya. Disisi lain, peningkatan jumlah penduduk lansia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam negara. Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk lansia adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan lanjut usia (old age
dependency ratio). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut. Ketergantungan lansia disebabkan kondisi mereka
.id
banyak mengalami kemunduran baik fisik maupun psikis. Sejalan dengan itu,
s. go
pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang dapat menunjang derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia agar tetap
.b p
sehat, mandiri dan berdaya guna sehingga tidak menjadi beban bagi dirinya
w
sendiri, keluarga maupun masyarakat.
w
Menjadi tua merupakan suatu fase kehidupan yang dialami oleh setiap
tp :// w
manusia. Secara fisik orang lanjut usia mengalami kemunduran fungsi alat tubuh, atau disebut juga dengan proses degenerative sehingga diperlukan
ht
perhatian dan penanganan yang lebih baik. Pemerintah memberikan perhatian terhadap lansia melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Selain dari pada itu perhatian terhadap lansia diberikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menjadikan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Lansia Sedunia yang tertuang dalam resolusi PBB No. 045/206 Tahun 1991. Pemerintah Indonesia menindaklanjuti resolusi PBB tersebut dengan menetapkan Hari Lansia di Indonesia pada tanggal 29 Mei. Diharapkan dengan memperingati Hari Lansia tersebut, pemerintah dan masyarakat lebih peduli terhadap kesejahteraan dan kelangsungan hidup lansia. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup lansia, perlu upaya pemberdayaan guna menunjang derajat kesehatan dan peningkatan mutu kehidupan lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga,
2
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
maupun masyarakat. Bab I Pasal 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya meningkatkan
kemampuan
fisik, mental
spiritual, sosial,
pengetahuan, dan keterampilan agar para lanjut usia siap didayagunakan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Arah pemberdayaan dilakukan dengan cara lansia aktif berpartisipasi dalam pembangunan guna mengurangi kemiskinan, memperoleh kesehatan yang
lebih
baik,
dan
mendukung
kehidupan
sosial
kemasyarakatan.
Pemberdayaan tidak saja dilakukan terhadap para lansia dan keluarganya, namun juga dilakukan terhadap seluruh komponen bangsa. Untuk itu, arah dan strategi
pembangunan
dan
pemberdayaan
dalam
rangka
peningkatan
.id
kesejahteraan penduduk lansia sebaiknya dilakukan secara terpadu dan lintas
s. go
sektor.
Sejalan dengan itu, tersedianya data statistik dan berbagai indikator
.b p
yang dapat memberikan gambaran makro kondisi dan potensi penduduk lansia
w
pada berbagai aspek penting seperti demografis, pendidikan, kesehatan, dan
w
ketenagakerjaan pada level nasional maupun provinsi, diharapkan dapat
1.2
ht
penduduk lansia.
tp :// w
membantu mempertajam arah dan sasaran pembangunan serta pemberdayaan
Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan publikasi ini adalah menyajikan
gambaran makro situasi dan kondisi penduduk lansia Indonesia dilihat dari berbagai aspek, antara lain struktur demografis, pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Gambaran situasi dan kondisi penduduk lansia Indonesia dalam publikasi ini disajikan baik pada tingkat nasional maupun provinsi, dibedakan menurut tipe daerah dan jenis kelamin. Diharapkan penyajian publikasi ini berguna terutama bagi peneliti, perencana, dan pengambil keputusan di bidang sosial dan kependudukan, khususnya yang berorientasi pada penduduk lansia.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
3
1.3
Sistematika Penyajian Publikasi Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia Tahun 2011 ini
disajikan dalam tujuh bagian. Pada bagian pertama (Bab I) disajikan fenomena yang melatarbelakangi penyusunan publikasi ini; maksud dan tujuan; serta sistematika penyajian. Kemudian pada bagian kedua (Bab II) disajikan metodologi berupa sumber data; ruang lingkup; konsep dan definisi; keterbatasan data; serta metode analisis. Lima bagian berikutnya menyajikan gambaran
situasi dan kondisi
penduduk lansia di Indonesia, diawali pada bagian ketiga (Bab III) berupa kajian mengenai struktur demografis penduduk lansia, bagian keempat (Bab IV) mengenai kemampuan baca tulis, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan
.id
kemampuan berbahasa Indonesia penduduk lansia, bagian kelima (Bab V)
s. go
mengenai kondisi kesehatan penduduk lansia, dan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan; bagian keenam (Bab VI) kegiatan lansia yang bekerja, lapangan
ht
tp :// w
w
w
.b p
usaha, dan status pekerjaan penduduk lansia yang bekerja.
4
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
METODOLOGI
.id s. go .b p w w tp :// w ht 6
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
.id s. go ht
tp :// w
w
w
.b p
2
2.1
Sumber Data Sumber data utama yang digunakan dalam publikasi Statistik Penduduk
Lanjut Usia Tahun 2011 adalah data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Jenis data yang digunakan adalah: a. Data Kor Susenas Tahun 2011, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran makro mengenai kondisi dan potensi pemuda dari sisi demografi, kesehatan, pendidikan dan perumahan. b. Data Sakernas Tahun 2011, yang digunakan untuk melihat
gambaran
ketenagakerjaan penduduk lansia.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
7
Susenas merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang cakupannya relatif sangat luas, meliputi keseluruhan aspek sosial dan ekonomi penduduk. BPS-RI melaksanakan Susenas sejak tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Mulai tahun 2011, Susenas dilaksanakan secara triwulanan (triwulan I–IV) yaitu pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Susenas mengumpulkan data kor (keterangan pokok) dan data modul (keterangan sasaran). Data kor dikumpulkan setiap tahun sedangkan data modul dikumpulkan secara bergiliran setiap 3 tahun sekali. Data modul mencakup Modul Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga, Modul Sosial Budaya dan Pendidikan serta Modul Perumahan dan Kesehatan.
.id
Sesuai dengan gilirannya modul Susenas tahun 2011 adalah Modul
s. go
Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga. Untuk meningkatkan akurasi data yang dihasilkan dan sejalan dengan peningkatan frekuensi permintaan data rumah
tangga
untuk
.b p
konsumsi/pengeluaran
PDB/PDRB
triwulanan
dan
w
penghitungan kemiskinan, maka pengumpulan data konsumsi/pengeluaran
w
rumah tangga mulai tahun 2011 dilaksanakan secara triwulanan. Setiap tahun
tp :// w
akan dilakukan pengumpulan data konsumsi/pengeluaran rumah tangga pada
2.2
ht
bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Ruang Lingkup
Pelaksanaan Susenas 2011 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan 497 Kab/Kota di Indonesia, di mana setiap triwulan akan didistribusikan sebanyak 75.000 rumah tangga. Data hasil pencacahan setiap triwulan dapat disajikan baik untuk tingkat nasional maupun provinsi, sedangkan dari kumulatif pelaksanaan pencacahan selama empat triwulan maka datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota. Susenas Tahun 2011 tidak mencakup rumah tangga yang tinggal dalam blok sensus khusus seperti asrama, penjara dan sejenisnya yang berada di blok sensus biasa.
8
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
2.3
Konsep dan Definisi
a. Penduduk lanjut usia adalah penduduk berumur 60 tahun ke atas. b. Tipe Daerah menggambarkan kelompok desa/kelurahan yang termasuk daerah perkotaan atau perdesaan. Penentuan suatu desa/kelurahan termasuk
perkotaan
atau
perdesaan
menggunakan
suatu
indikator
komposit (indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel: kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan akses ke fasilitas perkotaan. c.
Rumah Tangga Biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami atau tinggal bersama di sebagian atau seluruh bangunan fisik/
.id
bangunan sensus dan biasanya makan dari satu dapur. Yang dimaksud satu
s. go
dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola menjadi satu. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu
.b p
bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap
w
satu rumah tangga biasa.
w
Rumah Tangga Khusus adalah orang yang tinggal di asrama seperti
tp :// w
asrama perawat, asrama mahasiswa dan asrama TNI/Polisi, panti asuhan, panti jompo, dan sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos)
ht
berjumlah 10 orang atau lebih. Rumah Tangga Lansia adalah rumah tangga yang minimal salah satu anggota rumah tangganya berumur 60 tahun ke atas. d. Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari anggota rumah tangga (ART) yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan seharihari di rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. e. Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang pada waktu pencacahan berada di rumah tangga tersebut maupun yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan dan tidak berniat pindah.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
9
Tidak termasuk anggota rumah tangga yaitu orang yang telah bepergian selama 6 bulan atau lebih, atau kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah (akan meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih). Di sisi lain, orang yang telah 6 bulan atau lebih tinggal di rumah tangga yang sedang dicacah atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap dianggap sebagai anggota rumah tangga dari rumah tangga yang sedang dicacah tersebut. f.
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan pada suatu daerah dan pada waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan.
g. Kawin adalah mempunyai isteri (bagi pria) atau suami (bagi wanita) pada
.id
saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun tinggal terpisah. Dalam hal
s. go
ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat,
.b p
agama, negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami isteri.
w
w
h. Cerai Hidup adalah berpisah sebagai suami-isteri karena bercerai dan
tp :// w
belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka
ht
yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/isteri ditinggalkan oleh isteri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap sebagai cerai hidup. i.
Cerai Mati adalah ditinggal mati oleh suami atau isterinya dan belum kawin lagi.
j.
Pendidikan: Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, meliputi SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat, SM/MA/ sederajat dan PT.
10
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Meliputi pendidikan kecakapan hidup (kursus), pendidikan anak usia dini (PAUD) atau pra-sekolah, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan (paket A, paket B, dan paket C) serta pendidikan lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. k. Tidak/Belum Pernah Sekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan, termasuk mereka yang tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke
Bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik
di
suatu
jenjang
s. go
l.
.id
Sekolah Dasar.
pendidikan
formal
(pendidikan
dasar
yaitu
.b p
SD/sederajat dan SMP/sederajat, pendidikan menengah yaitu SMA/sederajat
w
dan pendidikan tinggi yaitu PT/sederajat)
maupun non formal (Paket A
w
setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA) yang berada di
tp :// w
bawah pengawasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama (Kemenag), dan instansi lainnya.
ht
m. Angka Partisipasi Sekolah adalah nilai perbandingan (dalam persen) banyaknya penduduk yang bersekolah terhadap total penduduk, menurut batasan umur sekolah pada setiap jenjang pendidikan formal dan nonformal (Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SM). n. Tamat Sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran pada kelas/tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika ia mengikuti ujian dan lulus maka dianggap tamat. o. Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang sudah ditamatkan oleh seseorang yang sudah
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
11
tidak sekolah lagi atau jenjang pendidikan tertinggi yang pernah diduduki dan ditamatkan oleh seseorang yang masih bersekolah. Belum tamat SD adalah pernah/sedang bersekolah di SD atau yang sederajat tetapi tidak/belum tamat. SD meliputi Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan sederajat. SMP meliputi jenjang pendidikan SMP Umum, Madrasah Tsanawiyah, SMP kejuruan dan sederajat. SM meliputi jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah dan sederajat. Diploma/Sarjana adalah program DI/DII/DIII atau mendapatkan gelar
.id
sarjana muda pada suatu akademi/perguruan tinggi yang menyelenggarakan
s. go
program diploma/mengeluarkan gelar sarjana muda, program pendidikan diploma IV, sarjana pada suatu perguruan tinggi, program pendidikan pasca
.b p
sarjana (master atau doktor), spesialis 1 atau 2 pada suatu perguruan tinggi.
w
p. Dapat Membaca dan Menulis adalah kemampuan seseorang untuk bisa
tp :// w
w
membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana dalam huruf tertentu. Buta Aksara/Huruf adalah tidak bisa membaca dan menulis kalimat
ht
sederhana dengan suatu aksara, termasuk huruf Braille. Orang cacat yang pernah dapat membaca dan menulis digolongkan tidak buta huruf. q. Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan baik karena penyakit, kecelakaan, kriminal dll. r.
Sakit adalah menderita penyakit baik akut maupun kronis atau gangguan kesehatan lainnya yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu. Orang yang mempunyai keluhan kesehatan (misalnya masuk angin atau pilek) tetapi kegiatan sehari-harinya tidak terganggu dianggap tidak sakit.
s.
Angkatan Kerja Penduduk lansia adalah penduduk berumur 60 tahun ke atas yang selama seminggu sebelum pencacahan mempunyai pekerjaan, baik bekerja maupun sementara tidak bekerja, atau yang sedang mencari pekerjaan.
12
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh/ membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu sebelum pencacahan. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus (termasuk pekerja keluarga tanpa upah, yang membantu dalam kegiatan usaha/ekonomi). Menganggur adalah mereka yang termasuk angkatan kerja tetapi tidak bekerja. Mencari Pekerjaan adalah kegiatan dari mereka yang bekerja tetapi karena
suatu
hal
masih
mencari
pekerjaan;
atau
mereka
yang
dibebastugaskan dan akan dipanggil kembali tetapi sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang pernah bekerja dan
.id
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang belum
s. go
pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
.b p
Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang baru, yang
w
bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri,
tp :// w
w
dengan atau tanpa mempekerjakan buruh/karyawan/pegawai dibayar maupun tak dibayar. Mempersiapkan suatu usaha yang dimaksud adalah apabila seseorang telah/sedang melakukan tindakan nyata seperti mengumpulkan
ht
modal atau alat, mencari lokasi, mengurus surat ijin usaha, dsb. t.
Bukan Angkatan Kerja Lansia adalah penduduk berumur 60 tahun ke atas yang selama seminggu sebelum pencacahan hanya mengurus rumah tangga, atau melakukan kegiatan lainnya. Dapat juga berarti tidak melakukan kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.
u. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Lansia adalah persentase angkatan kerja penduduk lansia terhadap penduduk lansia. TPAK dihitung dengan rumus: TPAK
Lansia
Jumlah Angkatan Kerja Penduduk Lansia = ———————————————————— X 100% Jumlah Penduduk Lansia
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
13
v. Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/perusahaan/ instansi tempat seseorang bekerja. w. Status Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan, misalnya berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, berusaha dibantu buruh tetap, atau buruh/karyawan. x. Jam Kerja adalah jumlah waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja. 2.4
Keterbatasan Data Survei-survei dengan pendekatan rumah tangga yang diselenggarakan
.id
BPS RI, termasuk Susenas hanya mencakup populasi yang tinggal di suatu
s. go
rumah tangga biasa. Penduduk yang tinggal di rumah tangga khusus tidak
Metode Analisis
w
2.5
.b p
dicakup dalam survei.
tp :// w
w
Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk tabel ulasan sederhana dan visualisasi berupa gambar/grafik untuk memudahkan pembaca dalam
ht
memahaminya. Analisis yang disajikan disertai dengan analisis diferensial untuk melihat perbedaan pola serta gambaran antar daerah perkotaan dan perdesaan serta antar wilayah provinsi. Selain itu disertakan juga analisis tren dalam upaya memperoleh gambaran secara rinci mengenai lansia selama beberapa periode waktu. Pada bagian akhir publikasi ini dilengkapi dengan Lampiran Tabel untuk melihat data pada tingkat provinsi.
14
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
.id s. go
ht
tp :// w
w
w
.b p
STRUKTUR DEMOGRAFIS PENDUDUK LANSIA
.id s. go .b p w w tp :// w ht 16
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
3
ht
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan kehidupan masa tua seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 setelah China, India dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang besar ini jika dikelola dengan baik akan menjadikan modal dasar dan aset yang berharga dalam proses pembangunan. Penempatan penduduk sebagai titik sentral pembangunan menjadi sangat penting, karena selain sebagai sasaran dari pembangunan, juga sebagai pelaku pembangunan. Keberhasilan suatu pembangunan sangat bergantung pada penduduknya, jika penduduknya berkualitas maka akan menjadi sumber/ potensi yang kuat dalam pembangunan. Salah satu indikator pembangunan Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
17
adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan berbagai latar belakang yang ada, penduduk Indonesia bisa menjadi kekuatan untuk membangun masyarakat sejahtera. Dalam rangka kegiatan perencanaan pembangunan khususnya kegiatan perencanaan (sebagai input dan output) pembangunan serta penetapan prioritas pembangunan dalam bidang kependudukan, diperlukan data dasar kependudukan. Data tersebut antara lain berkaitan dengan jumlah dan struktur penduduk. Data jumlah dan struktur penduduk pada kegiatan perencanaan, sebagai input pembangunan digunakan sebagai rujukan untuk memperkirakan jumlah
SDM
atau Di
pembangunan,
data
lain
kerja
pihak,
jumlah
yang
dapat
kegiatan
dan
struktur
diserap
dalam
kegiatan
perencanaan,
sebagai
output
penduduk
digunakan
untuk
.id
pembangunan.
tenaga
s. go
menentukan kelompok sasaran (target groups) pembangunan, misalnya balita, penduduk usia sekolah, penduduk miskin, dan lansia.
.b p
Pada kegiatan perencanaan pembangunan, salah satu jenis data dasar
w
kependudukan yang sangat penting adalah data mengenai struktur demografis
w
penduduk atau dikenal dengan komposisi penduduk menurut karakteristik
tp :// w
demografis. Data penduduk menurut umur/kelompok umur antara lain digunakan untuk menentukan kelompok sasaran pembangunan yang ditetapkan
ht
berdasarkan umur. Misalnya,
penduduk usia 0–4 tahun atau anak balita
merupakan kelompok sasaran untuk program imunisasi yang merupakan salah satu program pembangunan di bidang kesehatan. Pada penduduk usia sekolah yang mencakup penduduk usia 7–12, 13–15 dan 16–18 tahun merupakan kelompok sasaran untuk pembangunan bidang pendidikan. Kelompok sasaran pembangunan yang juga menjadi perhatian adalah penduduk usia 60 tahun ke atas atau penduduk lanjut usia (lansia). Pada abad millenium ini terjadi salah satu fenomena kependudukan, yaitu peningkatan jumlah lansia. Sebagai bagian dari proses transisi demografi, kemajuan pembangunan diyakini sebagai faktor signifikan terjadinya perubahan struktur penduduk. Dua faktor kependudukan yang saling melengkapi adalah penurunan tingkat mortalitas yang diiringi dengan semakin rendahnya angka fertilitas. Hal
18
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
ini merupakan dampak dari perubahan nilai pada masyarakat yang semakin antimortalitas, kesadaran pentingnya hidup sehat dan perlunya sedikit anak, serta
kemajuan
teknologi
kedokteran
merupakan
bukti
semakin
maju
peradaban manusia. Sejalan dengan itu, maka perumusan dan arah kebijakan pembangunan
salah
satunya
ditujukan
untuk
memberdayakan
dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia. Untuk itu dibutuhkan data atau informasi dasar yang berkaitan dengan jumlah dan struktur demografis penduduk lansia. Tersedianya data dasar tersebut akan sangat membantu pemerintah
dalam
menentukan
skala
prioritas
dan
sasaran/target
pembangunan. Uraian berikut ini difokuskan untuk memperoleh gambaran secara makro mengenai jumlah dan komposisi penduduk lansia serta
.id
perkembangannya menurut karakteristik demografis antara lain umur, jenis
.b p
3.1. Struktur Penduduk Indonesia
s. go
kelamin, daerah tempat tinggal dan struktur dalam rumah tangga.
w
Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika mempunyai populasi lansia
w
di atas tujuh persen (www.haryono.com). Merujuk pada batasan tersebut,
tp :// w
maka negara Indonesia termasuk negara berstruktur tua. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk lansia yang telah mencapai 7,58 persen dari
ht
keseluruhan penduduk, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.1. Struktur penduduk yang menua tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan manusia secara global dan nasional. Hal itu berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat yang meningkat. Keadaan ini telah memberikan peningkatan pada usia harapan hidup. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan. Secara umum persentase lansia perempuan (8,13 persen) lebih besar dari persentase lansia laki-laki (7,03 persen). Sedangkan menurut sebarannya lebih banyak di daerah perdesaan (7,65 persen) dibandingkan dengan di daerah perkotaan (7,50 persen). Jika dilihat menurut kelompok umur, penduduk lansia terbagi menjadi lansia muda (60-69 tahun) sebesar 4,59 Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
19
persen, lansia menengah/madya (70-79 tahun) sebesar 2,19 persen, dan lansia tua (80 tahun ke atas) sebesar 0,80 persen. Sementara itu, penduduk pra lansia yaitu kelompok umur 45-54 tahun dan 55-59 tahun masing-masing sebesar 11,04 persen dan 3,54 persen. Keberadaan lansia tidak bisa dikesampingkan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Kepedulian akan kesejahteraan lansia tertuang dalam
UU
No
mengamanatkan
13/1998
tentang
pemerintah
Kesejahteraan
berkewajiban
Lansia.
memberikan
UU
tersebut
pelayanan
dan
perlindungan sosial bagi lansia agar mereka dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar.
.id
Tabel 3.1 Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur Lansia (Tahun), 2011
(2)
(3)
s. go
55-59
60+
60-69
70-79
80+
(4)
(5)
(6)
(7)
3,57
4,44
1,92
0,62
6,98
Perempuan (P)
11,10
3,52
4,74
2,38
0,92
8,03
L+P
10,98
3,54
4,59
2,15
0,77
7,50
10,94
3,64
4,43
1,98
0,68
7,09
Perempuan (P)
11,27
3,44
4,76
2,50
0,98
8,23
L+P
11,10
3,54
4,59
2,23
0,83
7,65
10,90
3,61
4,43
1,95
0,65
7,03
11,19 11,04
3,48 3,54
4,75 4,59
2,44 2,19
0,95 0,80
8,13 7,58
K+D Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
ht
Perdesaan (D) Laki-laki (L)
tp :// w
10,87
w
Perkotaan (K) Laki-laki (L)
45-54
.b p
(1)
Kelompok Umur Lansia (Tahun)*
w
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Sumber: BPS RI - Susenas 2011 Keterangan: *) 45-54 tahun dan 55-59 tahun : Pra Lansia 60-69 tahun : Lansia Muda 70-79 tahun : Lansia Menengah/Madya 80 tahun ke atas : Lansia Tua 60 tahun ke atas : Lansia
20
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
Lampiran Tabel 3.1.3 menyajikan persentase penduduk lansia menurut provinsi tahun 2011. Provinsi yang memiliki persentase penduduk lansia di atas 7 persen adalah DI Yogyakarta (12,99 persen), Jawa Timur (10,40 persen), Jawa Tengah (10,34 persen), Bali (9,78 persen), Sulawesi Utara (8,45 persen), Sulawesi Selatan (8,34 persen), Sumatera Barat (8,09 persen), Nusa Tenggara Timur (7,58 persen), Nusa Tenggara Barat (7,23 persen), Lampung (7,20 persen), dan Jawa Barat (7,05 persen). 3.2.
Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia Perubahan
struktur
penduduk
mempengaruhi
angka
beban
ketergantungan. Salah satunya adalah angka beban ketergantungan penduduk
.id
lansia. Akibat penurunan angka kelahiran dan makin tingginya angka harapan
s. go
hidup penduduk Indonesia, jumlah penduduk lansia pun menjadi relatif besar, yang berarti angka ketergantungan penduduk lansia juga bisa meningkat. Rasio
.b p
ketergantungan penduduk lansia (old dependency ratio) adalah angka yang
w
menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia
w
produktif. Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah penduduk
tp :// w
lansia (60 tahun ke atas) dengan jumlah penduduk produktif (15-59 tahun). Dari angka ini tercermin besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung
ht
penduduk produktif untuk membiayai penduduk lansia. Hasil dari data susenas menunjukkan bahwa angka rasio ketergantungan penduduk lansia pada tahun 2011 adalah sebesar 12,01 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2. Angka rasio sebesar 12,01 menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 12 orang penduduk lansia. Namun bila dibandingkan dengan jenis kelamin, angka rasio ketergantungan penduduk lansia perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan lansia laki-laki (12,80 berbanding 11,23).
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
21
Tabel 3.2 Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011 Tipe Daerah
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
Perkotaan (K)
10,97
12,42
11,70
Perdesaan (D)
11,49
13,19
12,34
K+D
11,23
12,80
12,01
Sumber: BPS RI – Susenas 2011
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa rasio ketergantungan penduduk lansia di
.id
daerah perdesaan cenderung lebih tinggi dibandingkan rasio ketergantungan
s. go
penduduk lansia di daerah perkotaan. Pada tahun 2011, rasio ketergantungan penduduk lansia terhadap usia produktif di daerah perdesaan tercatat sebesar
.b p
12,34 sedangkan daerah perkotaan sebesar 11,70.
w
w
Besarnya rasio ketergantungan penduduk lansia menurut provinsi di
tp :// w
Indonesia berkisar antara 2,95–20,06 seperti yang terlihat pada Lampiran Tabel 3.2. Provinsi yang memiliki rasio ketergantungan penduduk lansia tertinggi adalah DI Yogyakarta sebesar 20,06, diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 16,51
ht
dan Jawa Timur sebesar 16,11. Sedangkan provinsi yang mempunyai rasio ketergantungan penduduk lansia terendah adalah Papua sebesar 2,95, Papua Barat sebesar 5,08 dan Kepulauan Riau sebesar 5,14.
3.3
Distribusi dan Komposisi Penduduk Lansia Pada Tabel 3.3 ditampilkan perkiraan jumlah dan proporsi penduduk
lansia pada tahun 2011. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2011 jumlah penduduk lansia Indonesia telah mencapai 18,27 juta orang atau sekitar 7,58 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Bila dibandingkan dengan jenis kelamin jumlah penduduk lansia perempuan lebih besar dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 9,73 juta orang (8,13 persen dari seluruh penduduk perempuan), lebih banyak daripada laki-laki yang hanya 8,54 juta orang (7,03 persen dari
22
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
seluruh penduduk laki-laki). Kontribusi penduduk perempuan dalam populasi penduduk lansia yang lebih tinggi dari penduduk laki-laki disebabkan karena usia harapan hidup perempuan umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki. Berdasarkan hasil SP2010, angka harapan hidup perempuan empat tahun lebih lama dibanding laki-laki, yaitu 72,6 tahun untuk perempuan dan 68,7 tahun untuk laki-laki. Menurut tipe daerah, jumlah penduduk lansia yang tinggal di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan, yaitu 9,26 juta orang (7,65 persen) dari keseluruhan penduduk perdesaan, sedangkan mereka yang tinggal di daerah perdesaan jumlahnya sebesar 9,01 juta orang (7,50
.id
persen) dari keseluruhan penduduk perdesaan.
%
(2)
Perdesaan (D)
w
Jumlah
w
(1)
Perkotaan (K)
(3)
tp :// w
Jenis Kelamin
.b p
s. go
Tabel 3.3 Perkiraan Jumlah dan Proporsi Penduduk Lansia menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2011 K+D
Jumlah
%
Jumlah
%
(4)
(5)
(6)
(7)
4.199.422
6,98
4.343.670
7,09
8.543.092
7,03
Perempuan (P)
4.808.129
8,03
4.920.343
8,23
9.728.472
8,13
9.007.551
7,50
9.264.013
7,65 18.271.564
7,58
L+P
ht
Laki-laki (L)
Sumber: BPS RI – Susenas 2011
Proporsi penduduk lansia tahun 2011 sangat bervariasi antar provinsi di Indonesia (Lampiran Tabel 3.1.3). Pada tabel tersebut tampak bahwa proporsi penduduk lansia berkisar antara 1,85 persen sampai dengan 12,99 persen. Provinsi yang mempunyai penduduk lansia dengan proporsi paling tinggi adalah Provinsi DI Yogyakarta (12,99 persen), kemudian Jawa Timur (10,40 persen) dan Jawa Tengah (10,34 persen). Sementara provinsi yang proporsi penduduk lansianya paling rendah adalah Provinsi Papua (1,85 persen), kemudian Papua
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
23
Barat (3,12 persen) dan Kepulauan Riau (3,41 persen). Pola yang sama terjadi pada penduduk lansia laki-laki maupun perempuan.
Tabel 3.4 Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Status Perkawinan, 2011 Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Perkotaan (K) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
0,92 1,28 1,11
83,73 37,28 58,93
1,06 2,91 2,05
14,30 58,54 37,91
100,00 100,00 100,00
Perdesaan (D) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
0,51 0,91 0,72
83,20 36,07 58,17
1,35 3,42 2,45
14,94 59,60 38,66
100,00 100,00 100,00
K+D Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
0,71 1,09 0,91
83,46 36,66 58,54
1,21 3,17 2,25
14,63 59,07 38,29
100,00 100,00 100,00
s. go
.b p
w w
tp :// w
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
.id
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
ht
Dilihat menurut status perkawinan, sebagian besar penduduk lansia berstatus kawin sebesar 58,54 persen, diikuti dengan lansia berstatus cerai mati sebesar 38,29 persen. Sedangkan penduduk lansia yang bersatus cerai hidup sebesar 2,25 persen dan yang belum kawin sebesar 0,91 persen (Tabel 3.4). Bila dilihat lebih rinci menurut jenis kelamin, pola status perkawinan penduduk lansia laki-laki berbeda dengan penduduk lansia perempuan. Sesuai dengan kenyataan bahwa usia harapan hidup perempuan umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki, hal ini menimbulkan dugaan penyebab persentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih banyak dibandingkan dengan lansia laki-laki. Persentase penduduk lansia laki-laki yang berstatus kawin (83,46 persen) lebih banyak dibandingkan dengan lansia yang berstatus cerai mati (14,63 persen). Sebaliknya, penduduk lansia perempuan yang berstatus cerai mati (59,07 persen) lebih banyak daripada yang berstatus
24
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
kawin (36,66 persen). Pola yang sama juga terlihat baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Terdapat fenomena yang menarik pada status perkawinan untuk lansia. Pada status perkawinan cerai terdapat perbedaan persentase yang cukup tinggi antara lansia perempuan dengan lansia laki-laki. Tingginya persentase lansia perempuan yang berstatus cerai dapat disebabkan karena sebagian besar kaum perempuan yang telah bercerai tidak segera kawin lagi untuk jangka waktu yang relatif lama. Sebaliknya, penduduk lansia laki-laki yang terpaksa bercerai karena ditinggal mati oleh pasangannya, umumnya segera kawin lagi. Struktur perkawinan penduduk lansia di setiap provinsi menunjukkan pola yang sama dengan struktur perkawinan penduduk lansia secara nasional.
.id
Keadaan ini dapat dilihat pada Lampiran Tabel 3.4.3, kecuali untuk Provinsi Bali,
s. go
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku. Provinsi-provinsi tersebut mempunyai pola persentase penduduk lansia yang berstatus belum
w
.b p
kawin cenderung lebih tinggi dari mereka yang berstatus cerai hidup.
tp :// w
w
3.4 Peranan Penduduk Lansia di Dalam Rumah Tangga Orang yang memimpin dan bertanggungjawab terhadap satu rumah tangga disebut sebagai kepala rumah tangga. Kedudukan kepala rumah tangga
ht
sangat penting dalam menentukan kelangsungan dan keberadaan rumah tangga. Selain harus bertanggung jawab secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggotanya, kepala rumah tangga juga harus mengatur dan memimpin anggota rumah tangganya, serta berperan sebagai pengambil keputusan. Tanggung jawab seorang kepala rumah tangga sangat besar baik dilihat dari segi psikologis maupun ekonomi, dan ternyata masih banyak peran tersebut dipegang oleh penduduk lansia yang seharusnya dapat menikmati hari tuanya tanpa beban yang berat. Hasil studi lansia tahun 2011 menyatakan bahwa tingginya lansia sebagai kepala rumah tangga karena: 1) lansia masih menjadi tulang punggung keluarga dan 2) rumah yang ditempati milik lansia. Gambar 3.1, pada tahun 2011 sebagian besar (60,60 persen) penduduk lansia Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
25
masih memegang peranan penting di dalam lingkungan rumah tangga atau berstatus sebagai kepala rumah tangga, sedangkan yang berstatus sebagai anggota rumah tangga sebesar 39,40 persen. Tingginya persentase lansia sebagai kepala rumah tangga sejalan dengan tingginya lansia bekerja dengan jam kerja penuh (lebih dari 35 jam per minggu). Besarnya persentase penduduk lansia yang menjadi kepala rumah tangga perlu mendapat perhatian serius karena mereka dituntut beban dan tanggung jawab tinggi secara ekonomi terhadap anggota rumah tangganya. % 100
89,16
80 64,48
60,60
.id
60
.b p
40
Laki-laki
w
tp :// w
KRT
w
20
0
39,40
s. go
35,52
Perempuan
10,84
ART Laki-laki+Perempuan
ht
Sumber: BPS RI – Susenas 2011
Gambar 3.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga dan Jenis Kelamin, 2011
Di sisi lain, seharusnya lansia sudah menikmati masa tuanya dengan sejahtera tanpa beban. Karenanya, Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia perlu disosialisasikan terutama kepada penduduk usia produktif. Peran keanggotaan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara penduduk lansia laki-laki dan perempuan sebagai kepala rumah tangga. Gambar 3.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2011, persentase penduduk lansia laki-laki
26
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
yang menjadi kepala rumah tangga sebesar 89,16 persen, sedangkan penduduk lansia perempuan hanya sebesar 35,52 persen. Tabel 3.5 Persentase Penduduk 10 – 59 Tahun dan Penduduk 60 Tahun Ke Atas menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Peran Keanggotaan dalam Rumah Tangga, 2011 Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Penduduk 10 – 59 Tahun
Penduduk 60 Tahun Ke Atas
KRT
ART
KRT
ART
(2)
(3)
(4)
(5)
Laki-laki (L)
51,18
48,82
90,01
9,99
Perempuan (P)
6,63
93,37
36,04
63,96
28,92
71,08
61,20
38,80
Laki-laki (L)
52,67
47,33
Perempuan (P)
5,93 29,61
(1)
L+P Perdesaan (D)
51,93
Perempuan (P)
6,28
L+P
94,07
35,02
64,98
70,39
60,02
39,98
48,07
89,16
10,84
93,72
35,52
64,48
70,74
60,60
39,40
s. go
11,65
.b p
tp :// w
Laki-laki (L)
88,35
w
K+D
w
L+P
.id
Perkotaan (K)
29,26
ht
Sumber: BPS RI – Susenas 2011
Tabel 3.5 menyajikan peran keanggotaan penduduk berumur 10-59 tahun dan penduduk lansia dalam rumah tangga. Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa sebagian besar lansia berkedudukan sebagai kepala rumah tangga. Pola tersebut berbeda dengan pola umum penduduk berumur 10-59 tahun. Sebagian besar (70,74 persen) penduduk berumur 10-59 tahun berkedudukan sebagai anggota rumah tangga. Keadaan ini berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Persentase penduduk perkotaan berumur 10-59 tahun yang berkedudukan sebagai anggota rumah tangga sebesar 71,08 persen dan di perdesaan sebesar 70,39 persen. Bila dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk laki-laki berumur 10 tahun ke atas yang menjadi kepala rumah tangga lebih tinggi Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
27
dibandingkan penduduk perempuan. Pola yang sama terjadi pada penduduk berumur 10-59 tahun dan penduduk lansia (60 tahun ke atas) baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Hal tersebut sesuai dengan budaya masyarakat bahwa laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan dalam suatu kehidupan
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
rumah tangga.
28
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
.id s. go
ht
tp :// w
w
w
.b p
PENDIDIKAN PENDUDUK LANSIA
.id s. go .b p w w tp :// w ht 30
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
.id ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
4
Pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 28C Ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak mengembangkan
diri
melalui
pemenuhan
kebutuhan
dasar,
berhak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Pasal 31 Ayat (1) juga menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Pembangunan di bidang pendidikan guna meningkatkan kualitas SDM ditujukan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang usia. Baik usia muda maupun tua mempunyai hak yang sama dalam mengenyam pendidikan. Bagi penduduk usia muda, pendidikan merupakan hal yang mutlak diperlukan Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
31
untuk kelangsungan hidup di masa depan. Penduduk yang berusia tua pun juga perlu mendapatkan pendidikan, seperti yang tertuang dalam UU Lansia No. 13 Tahun 1998 Bab III Pasal 5 Ayat (2)d tentang hak dan kewajiban lansia, bahwa lansia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial salah satunya dalam bidang pendidikan dan pelatihan. Dengan bekal pendidikan dan pelatihan yang memadai diharapkan timbul rasa kemandirian pada lansia sehingga tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat. Sejalan dengan itu, dalam UU tersebut Bab VI Pasal 16 Ayat (1) disebutkan bahwa pemerintah memberikan pelayanan dan pelatihan yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, kemampuan, dan pengalaman lanjut usia potensial sesuai dengan potensi yang
.id
dimilikinya. Berkaitan dengan UU tersebut diatas, pemerintah telah berupaya
s. go
menyelenggarakan berbagai program yang ditujukan dalam meningkatkan pendidikan sekaligus kesejahteraan penduduk lansia, antara lain program
.b p
Pemberantasan Buta Aksara (keaksaraan dasar) dan dilanjutkan dengan
w
program keaksaraan (keaksaraan fungsional). Keseluruhan program yang
w
diselenggarakan pemerintah tersebut pada dasarnya mencerminkan komitmen
tp :// w
pemerintah dalam melaksanakan tujuan nasional yaitu mencerdaskan bangsa. Program pembangunan pendidikan serta pengembangan dan peningkatan
ht
ketrampilan bagi penduduk lansia memerlukan penanganan yang lebih khusus dan terfokus. Hal ini sesuai dengan karakteristik penduduk lansia yang berbeda dibandingkan dengan kelompok penduduk lainnya, seperti balita, remaja dan pemuda. Jika kelompok penduduk lainnya seperti balita, remaja dan pemuda memiliki kemampuan fisik dan non fisik yang makin berkembang dan meningkat, sebaliknya penduduk lansia memiliki kemampuan fisik dan non fisik yang semakin menurun karena proses menua yang terjadi pada mereka secara alamiah. 4.1 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Pendidikan yang tinggi, yang ditunjang dengan kondisi kesehatan yang baik, pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
32
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
mencapai kehidupan yang sejahtera. Tentu pendidikan dan kesejahteraan tidak memiliki hubungan yang bersifat langsung, akan tetapi melalui proses panjang dimana pendidikan yang baik akan memberi peluang pada anggota masyarakat untuk dapat terlibat di dalam proses pembangunan ekonomi. Kondisi pendidikan dan kesehatan yang baik merupakan prasyarat terbentuknya SDM yang berkualitas. Dengan SDM yang berkualitas maka masyarakat akan memiliki produktivitas tinggi. Produktivitas yang tinggi pada gilirannya akan berkontribusi sangat signifikan pada upaya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya peningkatan bidang pendidikan adalah dengan penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan yang semakin baik. Semakin tinggi akses terhadap fasilitas pendidikan, diharapkan semakin banyak pula penduduk
.id
yang dapat bersekolah, sehingga pemerataan pendidikan dapat terwujud.
s. go
Kemudahan fasilitas pendidikan dapat dirasakan oleh generasi muda saat ini, namun tidak dirasakan oleh generasi tua di jamannya seperti pada masa
.b p
kemerdekaan.
2007
L
2009
2011
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
ht
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
tp :// w
w
w
Tabel 4.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2007, 2009, dan 2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Tidak/belum pernah sekolah
20,61
49,47
36,12
17,87
44,53
32,28
15,31
39,68
28,29
Tdk tamat SD
32,27
27,27
29,58
31,44
27,89
29,52
32,59
31,60
32,06
SD
27,48
15,16
20,86
29,27
17,68
23,01
29,26
18,24
23,39
SMP
7,78
4,01
5,75
7,69
4,30
5,85
8,20
4,53
6,25
SM+
11,86
4,10
7,69
13,74
5,60
9,34
14,64
5,96
10,02
Jumlah
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS RI - Susenas 2007, 2009, dan 2011
Dari hasil Susenas 2011, terlihat bahwa pendidikan penduduk lansia relatif masih rendah. Mereka yang berpendidikan tamat SD sebesar 23,39 persen. Bahkan mereka yang tidak menamatkan SD dan yang tidak/belum Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
33
pernah sekolah persentasenya mencapai 60,35 persen. Di sisi lain, persentase penduduk lansia yang menamatkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi relatif rendah. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa persentase penduduk lansia yang menamatkan pendidikan sampai jenjang SMP hanya sebesar 6,25 persen, SM ke atas sebesar 10,02 persen. Rendahnya pendidikan penduduk lansia tersebut memperlihatkan kualitas SDM lansia secara umum masih rendah. Keterbatasan fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan akibat sisa-sisa penjajahan pada masa kemerdekaan menjadi salah satu faktor penyebab tingkat pendidikan lansia yang masih relatif rendah. Tabel 4.1 juga menggambarkan bahwa budaya patriarkhi masih kental di dunia pendidikan dalam keluarga di era tahun 45-an, dimana orang tua
.id
mengutamakan pendidikan anak laki-laki dibandingkan perempuan. Kesenjangan
s. go
terjadi pada semua jenjang pendidikan dengan selisih persentase yang cukup signifikan. Pada tahun 2011 persentase penduduk lansia laki-laki yang tidak
.b p
pernah sekolah hanya sebesar 15,31 persen, sedangkan untuk penduduk lansia
w
perempuan melebihi dua kali lipatnya yaitu sebesar 39,68 persen. Sebaliknya
w
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, persentase penduduk lansia laki-laki
tp :// w
lebih tinggi dibandingkan lansia perempuan. Hal ini mencerminkan bahwa pendidikan penduduk lansia laki-laki lebih baik dari penduduk lansia perempuan.
ht
Sebuah fenomena yang menarik dari indikasi terjadinya kesenjangan gender dalam akses memperoleh pelayanan pendidikan di masa lalu. Ini merupakan gambaran/pola pendidikan di masa Indonesia baru merdeka di tahun ’45-an. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 dan 2009, persentase penduduk lansia yang tidak/belum pernah sekolah sedikit mengalami penurunan, yaitu dari 36,12 pada tahun 2007 menjadi 32,28 persen pada tahun 2009 dan turun menjadi 28,29 persen pada tahun 2011. Sedangkan untuk yang tidak tamat SD terjadi peningkatan dari 29,52 persen pada tahun 2009 menjadi 32,06 persen pada tahun 2011. Secara umum, persentase penduduk lansia dengan pendidikan rendah tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana persentasenya relatif masih tinggi.
34
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
Tingkat pendidikan lansia yang secara umum masih relatif rendah, hampir terdapat di semua provinsi. Pada Tabel Lampiran 4.1.3. dapat dilihat bahwa sekitar 28,29 persen penduduk lansia tidak/belum pernah sekolah dan 32,06 persen tidak tamat SD. Persentase tertinggi lansia yang tidak/belum pernah sekolah terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (53,94 persen), Kalimantan Barat (42,49 persen) dan Jawa Timur (37,99 persen). Sebaliknya, persentase penduduk lansia terendah yang tidak/belum pernah sekolah terdapat di Provinsi Sulawesi Utara (2,18 persen), Gorontalo (8,03 persen) dan Sumatera Barat (8,80 persen). 80
71,52 60,35
60
40 24,85
21,97
9,35
6,25
w
tp :// w
Perkotaan
10,02
3,23 3,29
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
w
0
23,39
.b p
16,94
20
s. go
.id
48,86
Tdk/blm pernah sekolah dan tdk tamat SD
SD
SMP
SM+
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
ht
Gambar 4.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa pendidikan penduduk lansia di daerah perkotaan cenderung lebih baik dari penduduk lansia yang tinggal di daerah perdesaan. Persentase penduduk lansia di daerah perkotaan yang menamatkan jenjang pendidikan SD ke atas cenderung lebih tinggi (51,14 persen) dibanding penduduk lansia di daerah perdesaan (28,48 persen). Sebaliknya, penduduk lansia yang tidak/belum pernah sekolah dan yang tidak tamat SD cenderung lebih tinggi di daerah perdesaan (71,52 persen) dibandingkan mereka yang tinggal di daerah perkotaan (48,86 persen). Meskipun dengan keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan di masa kemerdekaan, di daerah perkotaan pada umumnya ketersediaan fasilitas pendidikan masih cukup memadai Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
35
dibanding daerah perdesaan. Akses masyarakat perkotaan dalam memperoleh pelayanan pendidikan masih lebih baik dibandingkan mereka yang tinggal di daerah perdesaan. Hal ini diduga menjadi dasar adanya kesenjangan pendidikan yang ditamatkan antara penduduk lansia di daerah perkotaan dan perdesaan.
4.2
Kemampuan Membaca dan Menulis Mencapai pendidikan dasar untuk semua merupakan tujuan kedua dari
MDGs. Penilaian terhadap pencapaian tujuan kedua dari MDGs didasarkan atas empat indikator yaitu angka partisipasi sekolah (APS), angka melek huruf, ratarata lama sekolah dan rasio murid laki-laki dan perempuan. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang bertujuan untuk memberikan dasar pengembangan
.id
kehidupan, baik untuk pribadi maupun masyarakat. Pada kelas awal jenjang
s. go
pendidikan dasar atau Sekolah Dasar (SD) yang diajarkan pertama kali pada siswa adalah kemampuan dasar membaca dan menulis huruf latin serta
.b p
berhitung sederhana. Dengan menguasai baca tulis huruf latin dan berhitung
w
sederhana, diharapkan setiap orang dapat mempelajari ketrampilan dan
tp :// w
w
keahlian lainnya.
Penduduk yang tidak dapat membaca dan menulis atau biasa disebut
ht
buta aksara merupakan indikator dasar yang bisa digunakan untuk melihat tingkat pendidikan masyarakat. Angka buta aksara menunjukkan proporsi penduduk buta aksara terhadap jumlah penduduk secara keseluruhan. Program Keaksaraan Fungsional (KF) bertujuan untuk penuntasan buta aksara. Prioritas program KF adalah penduduk buta aksara usia 15-44 tahun. Namun dalam kenyataan hampir 10 persen peserta KF berusia 60 tahun ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar dan kemajuan untuk membaca dan menulis lansia masih cukup besar (Laporan Ringkas SBA 2007). Pada Tabel 4.2. disajikan persentase buta aksara penduduk 15 tahun ke atas dan penduduk lansia pada tahun 2011. Tingkat buta aksara penduduk 15 tahun ke atas sebesar 7,19 persen, sebagian besar merupakan penduduk usia 45 tahun ke atas termasuk di dalamnya penduduk lansia. Bila dibandingkan antara kelompok umur 15-59 tahun dengan penduduk lansia, angka buta 36
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
aksara penduduk lansia relatif cukup tinggi yang mencapai dua digit yaitu sebesar 30,19 persen dari total keseluruhan penduduk lansia, sedangkan kelompok umur 15-59 tahun sebesar 4,43 persen. Tabel 4.2 Persentase Penduduk 15-59 Tahun, 15 Tahun Ke Atas dan Lansia yang Buta Aksara menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011 Kelompok Umur 15-59 Tahun
Lansia (60+)
15 Tahun Ke Atas
(1)
(2)
(3)
(4)
Perkotaan Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan
1,34 3,09 2,22
11,24 31,94 22,29
2,32 6,28 4,32
Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan
4,64 8,76 6,69
22,88 51,10 37,87
6,52 13,70 10,11
Perkotaan+Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan
2,98 5,87 4,43
17,16 41,63 30,19
4,41 9,93 7,19
s. go
.b p
w w
tp :// w
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
.id
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
ht
Angka buta aksara lansia yang cukup tinggi ini sejalan dengan tingkat pendidikan penduduk lansia yang pada umumnya masih sangat rendah. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi bangsa Indonesia pada 60 tahun yang lalu. Pada saat itu bangsa Indonesia baru melepaskan diri dari belenggu penjajahan sehingga pembangunan infrastruktur serta berbagai fasilitas termasuk fasilitas pendidikan pada masa itu dilakukan masih dalam skala yang sangat terbatas. Kondisi ini berbeda dengan pembangunan masa kini yang mempunyai fasilitas pendidikan lebih baik sehingga angka buta aksara penduduk 15 tahun ke atas jauh lebih kecil. Keterbatasan berbagai fasilitas dalam bidang pendidikan di masa lalu cenderung lebih banyak dirasakan oleh penduduk lansia yang berada di daerah perdesaan dibandingkan daerah perkotaan. Kondisi ini tercermin dari angka buta aksara penduduk lansia di daerah perdesaan yang lebih tinggi daripada Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
37
daerah perkotaan. Angka buta aksara penduduk lansia di daerah perdesaan mencapai sebesar 37,87, sedangkan di daerah perkotaan 22,29 persen. Pola tersebut berlaku pula untuk penduduk berumur 15 tahun ke atas yang angkanya banyak dipengaruhi oleh penduduk lansia. Penduduk 15 tahun ke atas di daerah perdesaan yang buta aksara mencapai 10,11 persen, sebaliknya di daerah perkotaan hanya 4,32 persen. Gambar 4.2. menyajikan angka buta aksara penduduk lansia menurut gender pada tahun 2007, 2009 dan 2011. Dalam kurun waktu tersebut, terjadi penurunan angka buta aksara lansia dari 32,39 persen pada tahun 2009 menjadi 30,19 persen pada tahun 2011. Penurunan angka buta aksara lansia tersebut menunjukkan adanya kemajuan/peningkatan kualitas penduduk lansia
.id
dalam hal kemampuan membaca dan menulis, meskipun angkanya relatif masih
s. go
cukup tinggi. 50
43,99
30,62
18,76
17,16
ht
10 0
30,19
32,39
w
17,32
tp :// w
20
w
40 30
41,63
.b p
42,07
2007
2009 Laki-laki
Perempuan
2011 Laki-laki + Perempuan
Sumber: BPS RI - Susenas 2007, 2009 dan 2011
Gambar 4.2 Persentase Penduduk Lansia yang Buta Aksara menurut Jenis Kelamin, 2007, 2009, dan 2011
Bila dilihat menurut jenis kelamin, terjadi kesenjangan yang cukup tinggi dalam hal kemampuan baca tulis antara penduduk lansia laki-laki dan perempuan. Keadaan tersebut sudah terjadi sejak lama. Salah satu alasan yang mempengaruhinya adalah karena adanya sistem budaya patriarkhi masyarakat Indonesia saat itu yang cenderung lebih mengutamakan kaum laki-laki (lihat
38
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
antara lain Iriantono et al, 2002). Pada Gambar 4.2. dapat dilihat bahwa persentase penduduk lansia perempuan yang buta aksara dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan penduduk lansia laki-laki (41,63 persen berbanding 17,16 persen) pada tahun 2011. Hal yang sama terjadi pada tahun 2007 untuk lansia yang buta aksara (lansia perempuan 42,07 persen dan lansia laki-laki 17,32 persen) dan tahun 2007 untuk lansia yang buta aksara (lansia perempuan 43,99 persen dan lansia laki-laki 18,76 persen). Tabel Lampiran 4.2.9 menunjukkan bahwa persentase lansia yang buta aksara antar provinsi sangat bervariasi antara 3,07–56,52 persen. Angka buta aksara lansia tertinggi secara berturut-turut ditemukan pada Provinsi Nusa Tenggara Barat (56,52 persen), Jawa Timur (42,38 persen), dan Bali (40,10
.id
persen). Sebaliknya, persentase lansia yang buta aksara terendah secara
ht
tp :// w
w
w
.b p
(4,45 persen) dan Maluku (10,15 persen).
s. go
berturut-turut ditemukan di Provinsi Sulawesi Utara (3,07 persen), DKI Jakarta
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
39
.id s. go .b p w w tp :// w ht 40
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
.id s. go
ht
tp :// w
w
w
.b p
KESEHATAN PENDUDUK LANSIA
.id s. go .b p w w tp :// w ht 42
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
.id s. go .b p ht
tp :// w
w
w
5
Ada sebuah pepatah ―Men sana incorpore sano‖ yang berarti didalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan merupakan bagian dari unsur kesejahteraan rakyat sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, yang termaktub dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan, yang dimaksud kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pada Pasal 3 disebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
43
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Kualitas hidup yang baik akan didapat bila seseorang memiliki kesehatan yang prima, baik fisik, mental, spiritual dan sosial. Seseorang yang mempunyai badan sehat akan dapat melakukan kegiatan lebih baik dan optimal bila dibandingkan dengan kesehatan orang yang sedang terganggu kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan setiap manusia. Tingkat/derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu cermin dari tingginya kualitas SDM suatu bangsa. Hal ini dikarenakan SDM merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan, yang mencakup seluruh siklus
.id
hidup manusia sejak di dalam kandungan hingga akhir hayat. Oleh sebab itu,
s. go
upaya untuk membangun kualitas SDM tetap menjadi perhatian penting dalam
Dalam upaya membangun
.b p
setiap program pembangunan pemerintah.
kualitas
SDM
yang handal, program
w
pembangunan yang dijalankan pemerintah dalam bidang kesehatan mencakup
tp :// w
w
semua usia, termasuk penduduk lansia. Aspek kesehatan bagi penduduk lansia sangat penting karena pada umumnya daya tahan tubuh mereka berkurang sejalan dengan bertambahnya umur. Penurunan daya tahan tubuh lansia
ht
hingga tingkat tertentu dapat mengakibatkan menjadi rentan atau mudah terserang berbagai penyakit. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya dari semua pihak agar para lansia memiliki kesehatan yang prima dalam rangka melanjutkan aktivitas kehidupannya. Berkaitan dengan itu tersebut diatas, upaya yang dapat dilakukan agar lansia selalu memiliki kesehatan yang prima adalah dengan: (i) meningkatkan kesadaran para lansia untuk membina sendiri kesehatannya; (ii) meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan lansia; (iii) meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lansia; (iv) meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia (Siti Partini Suardiman; 2007).
44
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan lansia dituangkan dalam UU Lansia No. 13 Tahun 1998 Bab VI Pasal 14 Ayat (1) tentang pelayanan kesehatan yang dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut usia, agar kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi secara wajar. Pada Ayat (2) disebutkan bahwa pelayanan kesehatan yang dilakukan pemerintah berupa peningkatan: a. penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan lansia; b. upaya penyembuhan (kuratif), yang diperluas pada bidang pelayanan geriatrik/gerontologik; c. pengembangan lembaga perawatan lanjut usia yang menderita penyakit kronis dan/atau penyakit terminal, dan pada Ayat (3) disebutkan bahwa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi lansia yang tidak mampu, diberikan keringanan biaya
.id
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
s. go
Salah satu penelitian mengenai pelayanan kesehatan lansia adalah penelitian pelayanan kesehatan lansia di rumah sakit. Penelitian menyimpulkan
.b p
bahwa rumah sakit memiliki kecenderungan memberikan perlindungan kepada
w
lansia dalam pemenuhan hak atas kesehatannya. Namun demikian masih
w
terdapat beberapa kendala, seperti anggaran untuk penyediaan fasilitas dan
tp :// w
pelayanan kesehatan untuk lanjut usia masih menyatu dengan anggaran rumah sakit secara keseluruhan, kurangnya dukungan Pemerintah Daerah maupun
ht
DPRD (belum ada kebijakan yang dikeluarkan bagi perlindungan lansia di rumah sakit), belum adanya landasan yuridis (peraturan pemerintah), dan terbatasnya SDM (staf) pelayanan kesehatan lansia. Penelitian tersebut merekomendasikan perlunya peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan lansia dalam upaya pemenuhan hak atas kesehatan, dan perlunya anggaran khusus program lansia. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan khusus untuk lansia diantaranya posyandu
lansia.
Pelayanan
kesehatan
ini
disediakan
sebagai
sarana
pencegahan dan pengobatan agar lansia selalu terpantau kesehatannya. Posyandu lansia juga merupakan ajang komunikasi sesama lansia. Berdasarkan ilmu kesehatan, semakin lansia aktif maka akan semakin baik daya tahan fisik, pikiran, dan kebahagiaannya. Kondisi kesehatan penduduk
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
45
lansia tidak hanya dipengaruhi pola kehidupan sekarang, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh pola hidup semasa mudanya. Kondisi kesehatan seseorang pada saat sekarang ini merupakan hasil proses akumulasi yang terjadi semenjak manusia dalam kandungan sampai sekarang. Secara umum dapat dikatakan bahwa seseorang yang mempunyai pola hidup sehat dari masa kecil, remaja, dewasa hingga lansia, kondisi kesehatannya akan lebih baik dibandingkan dengan lansia yang masa lalunya tidak berperilaku hidup sehat. Gambaran makro mengenai kondisi kesehatan penduduk lansia yang dibahas pada bagian ini meliputi angka keluhan kesehatan, angka kesakitan, rata-rata lama sakit, dan cara berobat penduduk lansia.
kesehatan
adalah
keadaan
seseorang
s. go
Keluhan
.id
5.1 Keluhan Kesehatan yang
mengalami
gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut/kronis,
.b p
kecelakaan, kriminalitas atau sebab lainnya. Keluhan kesehatan tidak selalu jenis
keluhan
yang
w
dan
dialami
oleh
penduduk
dapat
tp :// w
kesehatan
w
mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari, namun terjadinya keluhan menggambarkan tingkat/derajat kesehatan secara kasar.
ht
Secara umum persentase penduduk pra lansia dan lansia yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan terakhir dapat dilihat pada Gambar 5.1. Semakin tinggi kelompok umur pra lansia dan lansia maka persentase yang mengalami keluhan kesehatan semakin besar, yaitu kelompok umur 45-59 tahun (36,50 persen), 60-69 tahun (48,51 persen), 70-79 tahun (58,08 persen) dan 80 ke atas (63,42 persen). Berdasarkan data tersebut keluhan kesehatan lansia rata-rata di atas lima puluh persen. Bila dilihat menurut jenis kelamin, lansia perempuan lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan laki-laki pada semua kelompok umur. Kelompok umur 45-59 tahun perbandingan antara lansia laki-laki dan perempuan, yaitu 35,34 persen dan 37,66 persen, kelompok umur 60-69 tahun perbandingan antara lansia laki-laki dan perempuan, yaitu 46,58 persen dan 50,33 persen, kelompok umur 70-79 tahun perbandingan antara lansia laki-laki dan perempuan, yaitu 57,65 persen dan
46
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
58,43 persen, dan kelompok umur 80 tahun ke atas perbandingan antara lansia laki-laki dan perempuan, yaitu 62,72 persen dan 63,91 persen.
%
70 57,65
60 50,33
50 40
46,58 35,34
58,43 58,08
62,72
63,91
63,42
48,51
37,66 36,50
30 20 10 0 Laki-laki
lansia madya
Perempuan
Sumber: BPS RI – Susenas 2011
lansia tua
.id
lansia muda
Kelompok Lansia
Laki-laki+Perempuan
s. go
pra lansia
tp :// w
w
w
.b p
Gambar 5.1 Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir menurut Kelompok Lansia dan Jenis Kelamin, 2011
Tiga provinsi dengan persentase tertinggi penduduk lansia yang Aceh (65,73
ht
mengalami keluhan kesehatan berturut-turut adalah Provinsi
persen), Nusa Tenggara Barat (64,59 persen), dan Gorontalo (64,10 persen). Sebaliknya, persentase terendah penduduk lansia yang mengalami keluhan kesehatan secara berturut-turut ditemukan di Provinsi Kepulauan Riau (42,75 persen), Papua Barat (44,50 persen), dan Sulawesi Utara (45,09 persen) seperti yang disajikan pada Lampiran Tabel 5.1. Masalah umum yang dialami lansia yang berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu rentannya terhadap berbagai penyakit, karena berkurangnya daya tahan tubuh. Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi fisik dan daya tahan tubuh lansia adalah pola hidup yang dijalaninya sejak usia balita hingga sekarang. Pola hidup yang kurang sehat membawa akibat pada penurunan daya tahan tubuh sehingga akan timbul berbagai keluhan kesehatan terutama pada masa tua. Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
47
Berbagai penelitian mengenai penyakit penduduk lansia, diantaranya menemukan bahwa umumnya lansia menderita penyakit yang berhubungan dengan ketuaan dan merupakan penyakit kronis antara lain diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, rematik, asma, lumpuh separuh badan, TBC paru, patah tulang, kanker dan kekurangan gizi. Tabel 5.1 Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir menurut Kelompok Lansia, Jenis Kelamin, dan Jenis Keluhan, 2011 Panas
Batuk
Pilek
Asma
Diare
Sakit Kepala Berulang
Sakit Gigi
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
45-59 Tahun (Pra Lansia) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
8,61 7,61 8,11
14,56 12,37 13,47
12,58 10,80 11,69
2,09 1,97 2,03
1,61 1,44 1,52
6,48 8,85 7,66
2,22 1,99 2,10
15,68 19,60 17,64
60-69 Tahun (Lansia Muda) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
9,24 9,00 9,12
18,14 16,27 17,18
13,05 11,74 12,38
4,75 4,27 4,50
1,66 1,72 1,70
7,14 10,93 9,08
1,90 1,57 1,73
25,75 31,16 28,53
80 Tahun Ke atas (Lansia Tua) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
s. go
.b p
w
w
tp :// w
ht
70-79 Tahun (Lansia Madya) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
.id
Kelompok Lansia/ Jenis Kelamin
10,14 10,05 10,09
21,34 17,92 19,45
13,17 11,98 12,51
8,85 5,34 6,91
2,05 2,12 2,09
9,00 11,94 10,62
1,37 1,18 1,26
36,08 40,03 38,26
10,54 10,85 10,72
23,08 18,96 20,65
13,09 11,19 11,97
10,46 6,24 7,98
2,28 2,55 2,43
10,34 12,38 11,54
0,78 1,02 0,92
42,23 45,69 44,27
Sumber: BPS RI – Susenas 2011
Gambaran penyakit/keluhan kesehatan yang banyak dialami oleh penduduk pra lansia dan lansia tersebut tersaji pada Tabel 5.1. Semakin tinggi kelompok umur lansia maka keluhan kesehatan yang dialaminya dengan berbagai jenis keluhan semakin meningkat kecuali sakit gigi menurun. Jenis keluhan kesehatan yang paling banyak dialami pra lansia dan lansia dari berbagai kelompok umur adalah keluhan lainnya, yaitu jenis keluhan kesehatan 48
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
yang umumnya diderita lansia antara lain penyakit kronis seperti asam urat, darah tinggi, rematik, darah rendah, dan diabetes. Jenis keluhan lainnya untuk kelompok umur 45-59 tahun (17,64 persen), kelompok umur 60-69 tahun (28,53 persen), kelompok umur 70-79 tahun (38,26 persen) dan kelompok umur 80 tahun ke atas (44,27 persen). Jenis keluhan yang juga banyak dialami pra lansia dan lansia adalah jenis keluhan yang biasanya banyak dialami oleh masyarakat umum yaitu batuk dan pilek. Bila dilihat menurut gender, persentase lansia yang mengalami keluhan kesehatan pada semua jenis keluhan sebagian besar dialami oleh penduduk lansia laki-laki dibandingkan lansia perempuan. Jenis keluhan yang paling dialami lansia laki-laki adalah panas, batuk, pilek, dan asma. Sementara untuk lansia
.id
perempuan jenis keluhannya adalah sakit kepala berulang, sakit gigi dan lainnya.
s. go
5.2 Angka Kesakitan
.b p
Seseorang dikatakan sakit apabila keluhan kesehatan yang dirasakan dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya yaitu tidak dapat melakukan Kondisi ini terjadi pula pada penduduk lansia. Daya tahan tubuh
tp :// w
biasanya.
w
w
kegiatan secara normal (bekerja, sekolah, kegiatan sehari-hari) sebagaimana yang menurun sehingga rentan terhadap penyakit merupakan salah satu faktor
ht
penyebab banyaknya penduduk lansia yang mengalami sakit. Angka kesakitan (morbidity rates) lansia adalah proporsi penduduk lansia yang mengalami masalah kesehatan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari selama satu bulan terakhir. Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan tergolong sebagai indikator kesehatan negatif. Semakin tinggi angka kesakitan,
menunjukkan
derajat
kesehatan
penduduk
semakin
buruk.
Sebaliknya, semakin rendah angka kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik. Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2011 sebesar 27,80 persen, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 27 orang diantaranya mengalami sakit. Angka kesakitan penduduk lansia perkotaan (25,62 persen) lebih rendah dibandingkan lansia perdesaan (29,92 persen). Hal ini menunjukkan Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
49
bahwa derajat kesehatan penduduk lansia di perkotaan cenderung lebih baik dibandingkan derajat kesehatan penduduk lansia di perdesaan. Bila dilihat perkembangannya, derajat kesehatan penduduk lansia mengalami peningkatan (Gambar 5.2). Angka kesakitan penduduk lansia pada tahun 2007 sebesar 31,11 persen turun pada tahun 2009 menjadi 30,46 persen, dan angkanya menurun lagi pada tahun 2011 menjadi 27,80 persen. Penurunan ini menunjukkan indikasi derajat kesehatan masyarakat yang semakin baik. Pola yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. %
40 33,35
30
32,96
31,11
30,46
27,42
29,92
27,20
25,62
s. go
.id
20
27,80
10
.b p
0
2009
w
2007
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
w
Perkotaan
2011
tp :// w
Sumber: BPS RI – Susenas 2007, 2009, dan 2011
ht
Gambar 5.2 Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, 2007, 2009, dan 2011
Pada Lampiran Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa angka kesakitan penduduk lansia bervariasi pada masing-masing provinsi dengan persentase berkisar antara 22,20–41,74 persen. Angka kesakitan penduduk lansia tertinggi terdapat di Provinsi Aceh (41,74 persen), Nusa Tenggara Barat (39,19 persen) dan Gorontalo (38,16 persen). Sebaliknya, angka kesakitan terendah terdapat di Provinsi DI Yogyakarta (22,20 persen), Sumatera Selatan (23,56 persen) dan Bangka Belitung (24,18 persen).
50
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
5.3 Lama Sakit Daya tahan tubuh dalam menangkal suatu jenis penyakit berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Waktu yang diperlukan seseorang dalam rangka proses penyembuhan sakitnya juga bervariasi. Semakin lama seseorang menderita sakit menunjukkan daya tahan tubuhnya sangat lemah, begitu juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa daya tahan tubuh dapat mencerminkan berapa lama seseorang menderita sakit. Lamanya seseorang menderita sakit juga dapat menunjukkan intensitas atau derajat sakit serta bobot penyakit yang diderita seseorang. Semakin lama seseorang menderita sakit menunjukkan bahwa sakit yang dideritanya cukup
.id
parah, dan sebaliknya.
Perkotaan
w
Lama Sakit (Hari)
.b p
s. go
Tabel 5.2 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Lamanya Sakit dan Tipe Daerah, 2011 Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(3)
(4)
(2)
1–3
41,39
39,03
40,10
32,15
34,77
33,58
6,16
7,11
6,68
3,95
4,03
3,99
22 – 30
16,35
15,07
15,65
Jumlah
100,00
100,00
100,00
15 – 21
tp :// w
8 – 14
ht
4–7
w
(1)
Sumber: BPS RI – Susenas 2011
Tabel 5.2 menyajikan persentase penduduk lansia yang menderita sakit menurut lamanya sakit. Tabel tersebut memberikan gambaran bahwa sebagian besar lansia mengalami sakit tidak lebih dari seminggu. Persentase penduduk lansia yang menderita sakit selama 1–3 hari sebesar 40,10 persen dan yang menderita sakit selama 4–7 hari sebesar 33,58 persen. Sisanya adalah mereka yang menderita sakit lebih dari seminggu (sekitar 8 sampai dengan 30 hari). Pola yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
51
Persentase penduduk lansia perkotaan yang mengalami sakit selama 1–3 hari sebesar 41,39 persen dan yang sakit selama 4–7
hari sebesar 32,15
persen, sedangkan lansia perdesaan yang mengalami sakit selama 1–3 hari dan 4–7 hari masing-masing tercatat sebesar 39,03 persen dan 34,77 persen. Pada Lampiran Tabel 5.3.3 dapat dilihat persentase lansia yang sakit menurut lama hari sakit dan provinsi. Pada kelompok lama sakit 1–3
hari,
persentasenya berkisar antara 29,72–51,27 persen dan pada kelompok lama sakit 4–7 hari persentasenya berkisar antar 26,95–45,19 persen. Pada kelompok lama sakit lansia antara 1–3 hari, provinsi yang mempunyai persentase paling tinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta (51,27 persen), Kalimantan Tengah (50,70 persen) dan Sumatera Selatan (48,30 persen). Sebaliknya, persentase terendah
.id
terdapat di Provinsi Sulawesi Barat (29,72 persen), Nusa Tenggara Timur (32,09
s. go
persen) dan Papua (32,48 persen). Pada kelompok lama sakit lansia antara 4–7 hari, provinsi yang mempunyai persentase paling tinggi terdapat di Provinsi
.b p
Papua (45,19 persen), Nusa Tenggara Timur (42,06 persen) dan Sulawesi Barat
w
(41,01 persen). Sebaliknya, persentase terendah secara berturut-turut terdapat
Cara Berobat
ht
5.4
tp :// w
Selatan (28,34 persen).
w
di Provinsi Bali (26,95 persen), Kalimantan Selatan (28,30 persen) dan Sulawesi
Tindakan seseorang untuk mencari berbagai cara pengobatan dalam upaya penyembuhan mencerminkan orang tersebut peduli akan kesehatannya. Cara pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan berobat sendiri atau mendatangi tempat pelayanan kesehatan, baik modern maupun tradisional, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah pasien. Cara pengobatan sendiri adalah tindakan yang dilakukan seseorang dengan menggunakan berbagai jenis obat baik obat tradisional, modern, lainnya (selain obat modern dan tradisional) maupun obat campuran (lebih dari satu jenis obat). Tabel 5.3 memberikan gambaran tentang lansia yang mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dideritanya menurut lamanya sakit dengan jenis obat yang digunakan. Secara umum tampak bahwa berapapun
52
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
lamanya sakit (baik yang kurang dua minggu atau lebih dari dua minggu), lansia lebih banyak memilih menggunakan obat modern, kemudian diikuti dengan jenis pengobatan campuran. Pola yang sama juga terjadi di daerah perkotaan maupun perdesaan. Tabel 5.3 Persentase Penduduk Lansia yang Berobat Sendiri menurut Tipe Daerah, Lamanya Sakit, dan Jenis Obat yang Digunakan, 2011 Tipe Daerah/ Lama Sakit
Tradisional
Modern
Lainnya
Campuran
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Perdesaan (D) < 15 hari 15 – 21 hari 22-30 hari Total
10,53 12,11 17,53 11,47
57,35 51,74 39,82 54,92
25,79 25,64 41,18 27,85
100,00 100,00 100,00 100,00
1,00 0,79 1,58 1,07
31,12 35,36 41,07 32,54
100,00 100,00 100,00 100,00
0,92 0,44 1,77 1,01
28,82 31,12 41,12 30,50
100,00 100,00 100,00 100,00
w w
tp :// w 9,61 10,51 15,49 10,41
ht
K+D < 15 hari 15 – 21 hari 22-30 hari Total
0,82 0,00 1,99 0,94
.id
64,98 65,91 43,82 62,18
s. go
8,41 8,45 13,01 9,03
.b p
Perkotaan (K) < 15 hari 15 – 21 hari 22-30 hari Total
60,65 57,93 41,62 58,08
Sumber: BPS RI – Susenas 2011
Pada tahun 2011, obat modern menjadi pilihan utama sebagian besar penduduk lansia (58,08 persen) dalam rangka mengobati sendiri sakitnya, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.4. Selain obat modern, lansia juga menggunakan jenis obat campuran, tradisional dan lainnya dalam mengobati sendiri
sakitnya,
namun
persentasenya
relatif
rendah.
Mereka
yang
menggunakan obat campuran sebesar 30,50 persen, obat tradisional 10,41 persen, dan obat lainnya hanya 1,01 persen. Bila dilihat menurut tipe daerah, penggunaan obat modern tidak saja diminati oleh penduduk lansia yang tinggal di daerah perkotaan (62,18 persen)
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
53
melainkan juga banyak diminati oleh lansia yang tinggal di daerah perdesaan (54,92 persen). Tabel 5.4 juga menyajikan persentase penduduk semua umur yang berobat sendiri menurut jenis obat yang digunakan. Cara berobat sendiri dengan menggunakan obat modern tidak saja dilakukan oleh mayoritas penduduk lansia, namun juga dilakukan oleh lebih dari dua per tiga (69,90 persen) penduduk semua umur yang sakit. Tabel 5.4 Persentase Penduduk Semua Umur dan Penduduk Lansia yang Sakit dan Berobat Sendiri menurut Jenis Obat yang Digunakan dan Tipe Daerah, 2011 Jenis Obat yang Digunakan
Penduduk Lansia
Penduduk Semua Umur D
K+D
K
D
K+D
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Tradisional
5,93
8,94
7,62
9,03
11,47
10,41
Modern
75,36
65,60
69,90
62,18
54,92
58,08
Lainnya
0,81
0,98
0,90
0,94
1,07
1,01
Campuran
17,90
24,47
21,58
27,85
32,54
30,50
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
s. go
.b p
w
tp :// w
Jumlah
w
(1)
.id
K
Sumber: BPS RI – Susenas 2011
ht
Bila dilihat menurut provinsi, persentase penduduk lansia yang melakukan pengobatan sendiri dengan menggunakan obat modern berkisar antara 33,70-78,05 persen (Lampiran Tabel 5.5.3). Tiga provinsi yang mempunyai persentase penduduk lansia yang menggunakan obat modern tertinggi adalah Provinsi Gorontalo (78,05 persen), DKI. Jakarta (73,70 persen) dan Banten (72,63 persen). Dan persentase terendah terdapat di Provinsi Bali (33,70 persen), Kepulauan Riau (40,51 persen) dan Papua (40,81 persen). Selain dengan berobat sendiri, seseorang juga dapat mengobati sakitnya dengan cara berobat jalan. Berobat jalan dapat dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan. Tabel 5.5 menampilkan proporsi penduduk semua umur dan penduduk lansia yang berobat jalan menurut jenis tempat berobat. Tiga tempat yang paling banyak didatangi oleh penduduk 54
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
lansia untuk berobat jalan yaitu praktek tenaga kesehatan sebesar 32,07 persen, puskesmas/puskesmas pembantu (30,89 persen), dan praktek dokter (30,22 persen).
Tabel 5.5 Proporsi Penduduk Semua Umur dan Penduduk Lansia yang Berobat Jalan menurut Tempat Berobat dan Tipe Daerah, 2011 Penduduk Semua Umur
Penduduk Lansia
K+D
K
D
K+D
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Rumah sakit pemerintah
6,84
4,53
5,64
11,70
5,88
8,71
Rumah sakit swasta
6,46
2,36
4,33
6,00
2,88
4,39
Praktek Dokter
39,15
20,00
29,20
37,81
30,22
Puskesmas/Pustu
32,29
37,42
20,09
40,11
2,06 2,24
28,46
33,17
30,89
30,49
21,76
41,80
32,07
2,29
2,18
3,06
2,87
2,96
2,59
2,63
3,15
2,90
2,91
tp :// w
Lainnya
34,46
.b p
Praktek tenaga kesehatan Pengobatan tradisional
23,07
w
(1)
.id
D
w
K
s. go
Tempat Berobat
Sumber: BPS RI – Susenas 2011
ht
Pola tersebut sedikit berbeda jika dilihat berdasarkan tipe daerah. Untuk daerah perdesaan, praktek tenaga kesehatan (41,80 persen) lebih banyak dikunjungi oleh penduduk lansia untuk berobat jalan dibandingkan ke puskesmas/pustu (33,17 persen) dan praktek dokter (23,07 persen). Di daerah perkotaan, proporsi penduduk lansia yang berobat jalan ke tempat praktek dokter (37,81 persen) lebih besar dibandingkan berobat ke puskesmas/pustu (28,46 persen) dan praktek tenaga kesehatan (21,76 persen). Tempat berobat di praktek dokter lebih banyak dikunjungi oleh penduduk lansia di daerah perkotaan dibandingkan di perdesaan. Hal tersebut karena fasilitas praktek dokter banyak terdapat di daerah perkotaan. Untuk penduduk semua umur, Puskesmas/pustu menjadi salah satu alternatif pilihan yang terjangkau baik dari sisi akses maupun biaya berobat, Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
55
sedangkan untuk penduduk lansia secara umum berobat di praktek tenaga kesehatan menjadi pilihan. Proporsi penduduk semua umur yang berobat jalan ke puskesmas/pustu sebesar 34,46 persen (di daerah perkotaan sebesar 32,29 persen dan perdesaan 37,42 persen). Proporsi penduduk lansia yang berobat jalan ke puskesmas/pustu sebesar 30,89 persen (di daerah perkotaan sebesar 28,46 persen dan perdesaan 33,17 persen). Proporsi tertinggi lansia yang sakit dan berobat ke puskesmas/pustu terdapat di Provinsi Papua (74,53 persen), Nusa Tenggara Timur (68,88 persen) dan Maluku (59,20 persen). Sebaliknya, provinsi yang mempunyai proporsi terendah terdapat di Provinsi Banten (20,21 persen), Sumatera Utara
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
(21,31 persen) dan Jawa Timur (22,89 persen).
56
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
.id s. go
ht
tp :// w
w
w
.b p
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK LANSIA
.id s. go .b p w w tp :// w ht 58
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
.id ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
6
Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan, yaitu sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sebagai pelaku pembangunan harus terampil dan berpengetahuan sesuai dengan perannya. Sebagai tujuan pembangunan, munusia harus menyadari bahwa semua ditujukan untuk meningkatkan derajat ketenagakerjaan manusia Indonesia. Peranan dan kedudukan tenaga kerja demikian mulianya, kalau seandainya manusia menyadari sepenuhnya tentang ketenagakerjaan tersebut. Salah satu bagian dari penduduk adalah penduduk lansia. Penduduk lansia yang terlibat aktif dalam ketenagakerjaan merupakan penduduk lansia potensial yaitu penduduk lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa. Sehingga Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
59
lansia potensial mampu mencari nafkah sendiri dan keluarganya. Di sisi lain, secara normatif penduduk lansia merupakan kelompok penduduk yang seyogyanya tinggal menikmati masa tuanya tanpa harus bekerja. Kenyataannya masih banyak dijumpai lansia yang bekerja baik itu karena tuntutan hidup atau karena alasan lain. Usaha pemberdayaan penduduk lansia merupakan salah satu usaha melatih kemandirian, baik dari aspek ekonomis, pemenuhan psikologi, sosial, budaya dan kesehatan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 Bab II Pasal 3 yang menyebutkan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia diarahkan agar lansia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan dalam
kegiatan
pembangunan
dengan
memperhatikan
fungsi,
kearifan,
.id
pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya,
s. go
serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial lansia. Bagi penduduk lansia produktif, hak mendapatkan kesempatan kerja juga tercantum
.b p
pada UU tersebut Bab III Pasal 5 Ayat (2) c. Selanjutnya pada Bab VI Pasal 15
w
Ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya, pemerintah
w
memberikan pelayanan kesempatan kerja bagi lanjut usia potensial untuk
tp :// w
memberi peluang bagi pendayagunaan pengetahuan, keahlian, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimilikinya yang dilaksanakan pada sektor
ht
formal dan nonformal, melalui perseorangan, kelompok/organisasi, atau lembaga, baik pemerintah maupun masyarakat. Agar kebijaksanaan ketenagakerjaan penduduk lansia dapat lebih terarah, maka pada bagian ini disajikan gambaran secara makro khusus mengenai kegiatan ekonomi penduduk lanjut usia. Selain itu disajikan pula mengenai indikator ketenagakerjaan yang mencakup partisipasi angkatan kerja, tingkat patisipasi angkatan kerja (TPAK), lapangan usaha, jumlah jam kerja dan besaran upah. 6.1 Partisipasi Angkatan Kerja Penduduk dibedakan menjadi dua kelompok ketenagakerjaan, yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja
60
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Penduduk bukan usia kerja adalah penduduk yang berusia sampai dengan 15 tahun. Penduduk usia kerja ini juga dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan (menganggur). Sedangkan yang bukan angkatan kerja yaitu penduduk sedang sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja, mencari pekerjaan/ mempersiapkan usaha, mereka yang putus asa mencari pekerjaan dan tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, serta mereka yang punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang pada periode rujukan tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik
.id
karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya (pensiun, penerima
s. go
transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau alasan yang lain). Angkatan kerja lansia merupakan penduduk lansia yang bekerja dan
.b p
mencari pekerjaan (penganggur). Penduduk lansia ini sering disebut penduduk
w
lansia potensial. Mereka tergolong sebagai penduduk lansia yang produktif dan
w
mandiri. Penduduk lansia potensial banyak ditemukan di negara berkembang
tp :// w
dan negara-negara yang belum memiliki tunjangan sosial untuk hari tua. Mereka berusaha tetap bekerja dalam upaya memenuhi tuntutan hidup maupun
ht
mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya. Berdasarkan data hasil Sakernas Agustus 2011, penduduk lansia Indonesia masih banyak yang tergolong sebagai lansia produktif (Tabel 6.1). Dari jumlah keseluruhan penduduk lansia sekitar 45,41 persen diantaranya masih bekerja, sedangkan sisanya melakukan kegiatan mengurus rumah tangga (28,69 persen), lainnya (24,24 persen) dan menganggur (1,67 persen). Tingginya partisipasi penduduk lansia yang bekerja, antara lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga, mengisi waktu luang, dan menjaga kesehatan badan.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
61
Tabel 6.1 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Jenis Kegiatan Utama Seminggu Terakhir, 2011 Lainnya
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
- Penduduk 15 Tahun Ke Atas Perkotaan (K) Laki-laki (L) 76,09 Perempuan (P) 46,21 L+P 61,13
6,23 4,74 5,48
2,37 37,25 19,83
15,31 11,80 13,55
100,00 100,00 100,00
Perdesaan (D) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
82,59 50,69 66,60
3,70 3,25 3,48
1,45 35,38 18,46
12,26 10,68 11,47
100,00 100,00 100,00
K+D Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
79,32 48,44 63,85
4,97 4,00 4,48
1,91 36,32 19,15
13,79 11,24 12,51
100,00 100,00 100,00
- Penduduk Lansia Perkotaan (K) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
53,17 26,69 38,99
2,95 1,71 2,29
10,86 51,61 32,67
33,02 20,00 26,05
100,00 100,00 100,00
69,27 35,85 51,46
1,21 0,97 1,09
5,56 41,90 24,92
23,96 21,28 22,53
100,00 100,00 100,00
61,47 31,39 45,41
2,06 1,33 1,67
8,13 46,63 28,69
28,35 20,66 24,24
100,00 100,00 100,00
Bekerja Penganggur
K+D Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
s. go
.b p
w
tp :// w
ht
Perdesaan (D) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
(2)
w
(1)
.id
Mengurus Rumah Tangga
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2011
Bila ditinjau menurut tipe daerah, proporsi lansia yang bekerja di daerah perdesaan (51,46 persen) lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan (38,99 persen). Hal ini terjadi karena umumnya penduduk lansia yang berada di daerah perdesaan mempunyai tingkat ekonomi yang lebih rendah dibandingkan lansia di perkotaan, sehingga mereka harus tetap bekerja demi memenuhi 62
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
kebutuhan ekonomi rumah tangga. Selain itu, umumnya pekerjaan di perdesaan bersifat informal yang tidak memerlukan persyaratan khusus, sedangkan di perkotaan lebih banyak pekerjaan yang bersifat formal sehingga diperlukan beberapa persyaratan yang umumnya tidak dapat dipenuhi oleh penduduk lansia, seperti faktor umur dan pendidikan yang lebih tinggi. Ditinjau menurut jenis kelamin, mayoritas penduduk lansia yang bekerja adalah lansia laki-laki (61,47 persen), sedangkan lansia perempuan lebih banyak yang mengurus rumah tangga (46,63 persen) dibandingkan dengan yang bekerja (31,39 persen). Pada Tabel 6.1 juga disajikan kegiatan yang dilakukan oleh penduduk berumur 15 tahun ke atas. Mayoritas penduduk ini melakukan kegiatan bekerja
.id
(63,85 persen). Proporsi penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja lebih besar
s. go
proporsinya bila dibandingkan dengan penduduk lansia. Hal ini wajar mengingat penduduk 15 tahun ke atas termasuk penduduk yang tergolong usia produktif.
.b p
Pada usia tersebut sebagian besar mereka bekerja karena lebih bertanggung
w
jawab terhadap perekonomian keluarga.
tp :// w
w
Jenis kegiatan yang juga termasuk dalam angkatan kerja adalah penganggur. Persentase lansia yang menganggur sangat rendah yaitu hanya sekitar
1,67
persen.
Rendahnya
persentase
lansia
yang
menganggur
ht
disebabkan karena banyak lansia yang masih bekerja, sedangkan bagi lansia yang sudah lemah fisiknya hanya melakukan kegiatan lainnya yang termasuk ke dalam bukan angkatan kerja. Bila dilihat penganggur pada penduduk 15 tahun ke atas proporsinya lebih besar (4,48 persen) dibandingkan penduduk lansia. Pada penduduk 15 tahun ke atas sulitnya menemukan lapangan pekerjaan yang mencari tenaga kerja baru. Kebanyakan dari lapangan kerja yang ada tidak membutuhkan tenaga kerja baru. Di sisi lain, Tabel 6.1 juga menampilkan gambaran mengenai kegiatan penduduk lansia yang bukan angkatan kerja yaitu mereka yang mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan lainnya. Dari kedua kegiatan tersebut, lansia yang melakukan kegiatan mengurus rumah tangga sedikit lebih tinggi Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
63
persentasenya (28,69 persen) dibandingkan lansia yang melakukan kegiatan lainnya (24,24 persen). Kegiatan lainnya yang dimaksud dalam hal ini mencakup berbagai kegiatan selain kegiatan bekerja, mencari pekerjaan, dan mengurus rumah tangga. Kegiatan lainnya pada lansia mencakup antara lain kegiatan santai, rekreasi, olahraga, hiburan, kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan yang antara lain berupa kegiatan pengajian atau kebaktian dan kegiatan kemasyarakatan. Sementara itu, persentase penduduk 15 tahun ke atas yang melakukan kegiatan lainnya sebesar 12,51 persen, meliputi kegiatan olahraga, kursus, hiburan dan sejenisnya termasuk kegiatan bersekolah. Proporsi penduduk lansia yang melakukan kegiatan lainnya lebih besar daripada penduduk 15 tahun ke
.id
atas karena sebagian besar lansia termasuk kelompok penduduk non produktif.
s. go
Secara fisik kondisi lansia juga sudah melemah sehingga banyak dari mereka
.b p
yang melakukan kegiatan lainnya dibandingkan penduduk pada umumnya.
Partisipasi
Angkatan
tp :// w
Tingkat
w
w
6.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kerja
(TPAK)
didefinisikan
sebagai
perbandingan antara angkatan kerja dengan seluruh penduduk usia kerja. Pada
ht
kelompok lansia, TPAK merupakan penduduk lansia yang terlibat kegiatan ekonomi, yaitu proporsi lansia yang bekerja dan lansia yang mencari kerja terhadap penduduk lansia itu sendiri. Pada tahun 2011 tampak bahwa penduduk lansia yang terlibat kegiatan ekonomi relatif cukup besar. Hal ini tercermin dari TPAK penduduk lansia sebesar 47,07 persen, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.1. Tingginya TPAK penduduk lansia terutama terlihat di daerah perdesaan yaitu sebesar 52,55 persen, sedangkan di daerah perkotaan sebesar 41,28 persen. Bila ditinjau menurut jenis kelamin, TPAK penduduk lansia laki-laki hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan lansia perempuan (63,53 persen berbanding 32,72 persen). Hal ini terjadi karena umumnya laki-laki sebagai kepala rumah tangga yang harus bekerja sedang perempuan sebagai ibu rumah tangga yang biasanya mengurus rumah tangga. 64
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
%
80 60 40
70,49 63,53
56,12
52,55 41,28
47,07
36,82
32,72
28,39
20 0 Perkotaan Laki-laki
Perdesaan Perempuan
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki+Perempuan
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2011
s. go
.id
Gambar 6.1 TPAK Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011
TPAK penduduk lansia pada masing-masing provinsi bervariasi dengan
.b p
persentase berkisar antara 37,00–58,78 persen, seperti yang ditunjukkan pada
w
Lampiran Tabel 6.1. Tiga provinsi yang memiliki TPAK penduduk lansia tertinggi
tp :// w
w
adalah Provinsi Papua (58,78 persen), Maluku (58,16 persen) dan Sulawesi Tengah (56,34 persen). Sementara itu, tiga provinsi yang memiliki TPAK penduduk lansia terendah adalah DKI Jakarta (37,00 persen), Jawa Barat
ht
(38,10 persen) dan Aceh (38,73 persen). Di daerah perkotaan, TPAK penduduk lansia pada masing-masing provinsi berkisar antara 29,64 - 50,33 persen, sedangkan di daerah perdesaan angka tersebut lebih tinggi dengan persentase berkisar antara 34,67 - 65,86 persen. 6.3 Lapangan Usaha Lapangan usaha menunjukkan bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha dimana seseorang bekerja. Lapangan usaha mencakup banyak sektor, namun ulasan pada bab ini diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu pertanian (Agriculture), industri (Manufacturing) dan jasa (Service). Kelompok lapangan usaha pertanian mencakup sektor pertanian, kelompok industri mencakup sektor
pertambangan/penggalian,
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
industri,
listrik/gas/air
dan
konstruksi,
65
sedangkan kelompok jasa terdiri dari sektor perdagangan, transportasi/ komunikasi, keuangan, jasa dan lainnya. Ketiga kelompok sektor ini dikenal sebagai sektor A (Agriculture), M (Manufacturing) dan S (Services). Tabel 6.2 menyajikan persentase pekerja penduduk 15 tahun ke atas dan pekerja lansia berdasarkan kelompok lapangan usaha. Dari tiga kelompok sektor yang ada, sebagian besar penduduk lansia bekerja pada sektor pertanian yaitu sebesar 60,92 persen. Sementara itu, hanya sebagian kecil dari lansia yang bekerja di sektor jasa (28,80 persen) dan sektor industri (10,28 persen). Hal ini menggambarkan bahwa sektor pertanian masih menjadi tumpuan sebagian besar pekerja lansia untuk peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan mereka. Tingginya persentase penduduk lansia yang bekerja di sektor pertanian
.id
antara lain terkait dengan tingkat pendidikan penduduk lansia yang pada
s. go
umumnya masih rendah. Lapangan pekerjaan sektor pertanian terbuka untuk semua kalangan dan tanpa prasyarat pendidikan. Berbeda dengan penduduk 15
.b p
tahun ke atas yang umumnya bekerja pada sektor jasa (43,54 persen),
w
kemudian sektor pertanian (35,86 persen) dan sisanya bekerja pada sektor
tp :// w
w
industri sebesar 15,61 persen (Tabel 6.2).
ht
Tabel 6.2 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Kelompok Lapangan Usaha dan Tipe Daerah, 2011 Kelompok Lapangan Usaha
Penduduk 15 Tahun Ke Atas
Penduduk Lansia
K
D
K+D
K
D
K+D
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pertanian (A)
11,45
58,43
35,86
34,52
79,82
60,92
Industri (M)
25,99
15,61
20,60
14,42
7,31
10,28
Jasa (S)
62,56
25,96
43,54
51,06
12,87
28,80
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
(1)
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2011
66
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
Pada Tabel 6.2 juga ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola struktur lapangan usaha penduduk lansia di daerah perkotaan dengan perdesaan. Di daerah perkotaan, mayoritas lansia bekerja di kelompok sektor jasa (51,06 persen), sedangkan lansia yang bekerja di sektor pertanian
dan industri
masing-masing hanya sebesar 34,52 persen dan 14,42 persen. Sementara itu, di daerah perdesaan hampir 80 persen lansia bekerja pada sektor pertanian dan sisanya sebesar 12,87 persen bekerja pada sektor jasa dan 7,31 persen pada sektor industri. Terdapat perbedaan pola struktur lapangan usaha penduduk lansia dan penduduk 15 tahun ke atas di daerah perkotaan. Penduduk lansia yang bekerja di sektor jasa-jasa sebesar 51,06 persen, kemudian sektor pertanian sebesar 34,52 persen dan sektor industri sebesar 14,42 persen.
.id
Sedangkan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor jasa sebesar 62,56 persen, kemudian sektor industri (25,99 persen) dan sektor
s. go
pertanian sebesar 11,45 persen.
.b p
Lampiran Tabel 6.2.3 menyajikan struktur pekerjaan penduduk lansia
w
pada setiap provinsi. Pola struktur pekerjaan penduduk lansia pada setiap
w
provinsi menunjukkan kondisi yang serupa dengan pola secara nasional dimana
tp :// w
sektor pertanian mendominasi pekerja lansia (berkisar antara 39,53–83,96 persen), kecuali di Provinsi Kepulauan Riau (31,62 persen), DKI Jakarta (0,93
ht
persen) dan Banten (40,78 persen). Penduduk lansia di ketiga provinsi tersebut lebih banyak yang bekerja di sektor jasa-jasa dibandingkan bekerja di sektor pertanian. Pola struktur pekerjaan penduduk lansia di daerah perkotaan secara nasional sejalan dengan sektor yang diandalkan oleh penduduk lansia di daerah perkotaan pada masing-masing provinsi, yaitu terbesar pada sektor jasa, setelah itu disusul oleh sektor pertanian dan industri, kecuali di Provinsi Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Barat. Penduduk lansia perkotaan di empat provinsi tersebut masih bergantung pada sektor pertanian sebagai andalan utama, seperti yang disajikan pada Lampiran Tabel 6.2.1. Sementara itu, pada Lampiran Tabel 6.2.2 tampak bahwa sektor pertanian masih merupakan andalan utama penduduk lansia di daerah perdesaan pada semua provinsi, disusul oleh kelompok sektor jasa dan industri. Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
67
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagian besar penduduk lansia terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, dalam memasuki pasar kerja penduduk lansia kalah bersaing dengan penduduk yang lebih muda dan berpendidikan tinggi. Hal ini terjadi karena persentase penduduk lansia yang berpendidikan rendah relatif tinggi (Bab 4). Oleh sebab itu, mayoritas lansia hanya dapat bekerja pada pekerjaan yang tidak menuntut pendidikan tinggi seperti pada sektor pertanian. Keadaan ini tercermin pada Tabel 6.3. Lebih dari 90 persen penduduk lansia yang berpendidikan tamat SD ke bawah bekerja di sektor pertanian, dan hanya sebesar 3,21 persen penduduk lansia yang berpendidikan SMA ke atas yang bekerja di sektor ini. Gambaran ini secara umum mendukung dugaan
.id
sebelumnya yaitu bahwa bertumpuknya pekerja lansia di sektor pertanian berkaitan dengan akses untuk memperoleh pekerjaan di sektor ini yang jauh
s. go
lebih mudah (bahkan tanpa syarat pendidikan) dibandingkan dengan sektor
.b p
lainnya yang pada umumnya mensyaratkan kualifikasi/tingkat ketrampilan dan pendidikan tertentu.
Penduduk 15 Tahun Ke Atas
ht
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
tp :// w
w
w
Tabel 6.3 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Kelompok Lapangan Usaha, 2011
Pertanian
Industri
(2)
(3)
Jasajasa (4)
10,87
2,34
24,90
SD
Penduduk Lansia Pertanian
Industri
(5)
(6)
Jasajasa (7)
2,03
26,39
18,77
15,80
12,04
8,93
38,50
34,31
27,56
38,89
29,62
20,19
27,83
28,59
27,85
SMP
15,58
23,71
19,30
4,06
8,96
11,40
SM
9,17
28,75
33,24
2,58
7,12
11,98
PT
0,60
3,54
16,31
0,63
2,24
5,42
100,00
100,00
(1)
Tdk/Blm Pernah Sekolah Tdk/Blm Tamat SD
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2011
68
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
Pada Tabel 6.3 juga menyajikan persentase penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan kelompok lapangan usaha. Secara umum, sebagian besar penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor jasa-jasa dan berpendidikan SMP ke atas 68,85 persen, sedang penduduk lansia yang bekerja di sector jasa dan berpendidikan SMP ke atas adalah 28,80 persen. 6.4 Status Pekerjaan Jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan disebut sebagai status pekerjaan. Pada Tabel 6.4 disajikan persentase penduduk lansia yang bekerja menurut status pekerjaan. Secara umum dari keseluruhan jumlah penduduk lansia
.id
yang bekerja, sebagian besar lansia bekerja dengan status berusaha dibantu
s. go
buruh yaitu sebesar 42,24 persen, selanjutnya disusul oleh penduduk lansia yang berusaha sendiri sebesar 24,46 persen dan yang bekerja dengan tidak dibayar
.b p
sebesar 14,87 persen. Sementara itu, penduduk lansia yang bekerja dengan status
w
pekerjaan lainnya masing-masing masih dibawah 10 persen yaitu sebagai pekerja
tp :// w
w
bebas (9,74 persen), dan sebagai buruh/karyawan (8,68 persen).
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin (1)
ht
Tabel 6.4 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Status Pekerjaan, 2011 Berusaha Pekerja Berusaha Buruh/ Pekerja Dibantu Tidak Di Sendiri Karyawan Bebas Buruh bayar (2)
(3)
(4)
Perkotaan (K) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
26,72 36,21 30,20
39,97 22,79 33,68
17,81 10,97 15,30
Perdesaan (D) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
18,35 23,76 20,36
63,15 23,32 48,37
K+D Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
21,86 28,91 24,46
53,44 23,10 42,24
(5)
Jumlah
(6)
(7)
9,50 8,41 9,10
6,00 21,61 11,72
100,00 100,00 100,00
4,53 2,96 3,95
10,51 9,66 10,19
3,46 40,30 17,13
100,00 100,00 100,00
10,09 6,28 8,68
10,09 9,14 9,74
4,52 32,56 14,87
100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
69
Banyaknya penduduk lansia yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh terlihat jelas di daerah perdesaan. Dari total penduduk lansia di perdesaan yang bekerja, hampir separuhnya (48,37 persen) berusaha dibantu buruh. Pola ini juga berlaku pada penduduk lansia di daerah perkotaan. Di daerah perkotaan lansia yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh sebesar 33,68 persen, diikuti yang berusaha sendiri sebesar 30,20 persen. Di daerah perkotaan lansia yang bekerja sebagai buruh/karyawan (15,30 persen) lebih besar dibandingkan di perdesaan (3,95 persen), sedangkan lansia yang bekerja sebagai pekerja tidak dibayar di daerah perdesaan (17,13 persen) lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan (11,72 persen). Umumnya mereka adalah para lansia yang membantu pekerjaan suami/keluarganya di sektor
.id
pertanian atau pada usaha keluarga lainnya. Di daerah perdesaan, persentase lansia perempuan yang bekerja dengan status sebagai pekerja tidak dibayar
s. go
sebesar 40,30 persen (Tabel 6.4).
.b p
Jika dirinci berdasarkan jenis kelamin, persentase lansia yang bekerja
w
dengan status berusaha dibantu buruh lebih didominasi oleh lansia laki-laki
tp :// w
maupun di daerah perkotaan.
w
yaitu sebesar 53,44 persen. Pola yang sama terjadi baik di daerah perdesaan
Bila dilihat menurut provinsi, sebagian besar provinsi mempunyai
ht
struktur status pekerjaan yang sama dengan nasional, yaitu mayoritas penduduk lansia bekerja dengan status berusaha dibantu buruh seperti yang ditunjukkan pada Lampiran Tabel 6.3.3. 6.5 Jumlah Jam Kerja Produktivitas seseorang dalam bekerja dapat dilihat melalui jumlah jam kerja yang ditekuninya. Seyogianya, penduduk lansia yang bekerja dapat bekerja dengan jam kerja hanya paruh waktu mengingat kondisi fisik yang mulai melemah. Namun pada kenyataannya masih banyak lansia yang bekerja dengan jam kerja penuh atau jumlah jam kerja 35 jam ke atas selama seminggu terakhir.
70
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
Gambar 6.2 menunjukkan bahwa dari jumlah keseluruhan penduduk lansia yang bekerja, hampir separuhnya (42,51 persen) bekerja dengan jam kerja penuh atau jumlah jam kerja 35 jam ke atas selama seminggu terakhir. Sementara itu, penduduk lansia yang bekerja dengan jumlah jam kerja antara 15-34 jam seminggu sebesar 41,01 persen dan mereka yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam seminggu hanya sebesar 16,48 persen.
%
54,92
60
48,03
50
41,01 42,51
40
33,63
31,20
30 18,34
16,48
13,88
.id
20
0 Perkotaan
s. go
10
Perdesaan 15 - 34
35 +
.b p
0 - 14
Perkotaan+Perdesaan
w
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011
tp :// w
w
Gambar 6.2 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Tipe Daerah dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu Terakhir, 2011
ht
Persentase lansia yang bekerja dengan jam kerja penuh di daerah perkotaan (54,92 persen) lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan (33,63 persen). Sebaliknya, persentase lansia yang bekerja dengan jam kerja selama 0–14 jam dan 15–34 jam per minggu di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Hal ini sesuai dengan sektor dominan di perdesaan adalah pertanian yang tidak mempunyai target waktu kerja per hari seperti sektor formal (jasa dan industri). Bila dilihat menurut jenis kelamin, tingkat produktivitas pekerja lansia lakilaki cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan lansia perempuan, hal ini tercermin dari lebih rendahnya proporsi lansia perempuan yang bekerja di atas jam kerja normal (lebih dari 35 jam). Tabel 6.5 menunjukkan bahwa, pekerja
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
71
lansia laki-laki yang bekerja dengan jam kerja penuh mencapai 46,81 persen, sedangkan pekerja lansia perempuan persentasenya hanya sebesar 35,17 persen. Tabel 6.5 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu Terakhir dan Jenis Kelamin, 2011 Jumlah Jam Kerja
Penduduk 15 Tahun Ke Atas
Penduduk Lansia
P
L+P
L
P
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
0 – 14
6,39
12,89
8,86
13,46
21,64
16,48
15 – 34
24,64
32,96
27,81
39,73
43,19
41,01
35 +
68,96
54,14
63,33
46,81
35,17
42,51
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
s. go
100,00
.b p
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011
.id
L
w
Sebaliknya, persentase lansia perempuan yang bekerja dengan jumlah
w
jam kerja 0–14 jam dan 15–34 jam lebih tinggi dibandingkan lansia laki-laki.
tp :// w
Persentase lansia perempuan yang bekerja dengan jumlah jam kerja 0–14 jam sebesar 21,64 persen dan jumlah jam kerja 15-34 jam sebesar 43,19 persen.
ht
Sementara itu, lansia laki-laki yang bekerja 0–14 jam sebesar 13,46 persen dan yang bekerja 15–34 jam sebesar 39,73 persen. Dominasi penduduk lansia yang bekerja dengan jam kerja penuh lebih dari separuh provinsi (18 provinsi) di Indonesia (Lampiran Tabel 6.4.3). Untuk penduduk 15 tahun ke atas, sebagian besar (63,33 persen) dari mereka bekerja dengan jam kerja penuh, laki-laki 68,96 persen dan perempuan 54,14 persen.
72
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
w
tp :// w
ht .b p
w
TABEL LAMPIRAN .id
s. go
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
Tabel 3.1.1 Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur (Tahun), 2011 Laki - Laki
Kelompok Umur (Tahun) 60-69
70-79
80+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
9,15 10,00 10,14 8,89 7,57 9,87 10,08 9,71 10,31 10,57
2,76 3,15 3,88 2,48 2,29 3,10 3,18 3,42 2,96 3,47
3,50 3,39 4,39 2,87 2,23 3,72 3,63 3,52 3,46 4,21
1,39 1,32 2,13 1,00 1,22 1,40 1,69 1,35 1,51 2,01
0,50 0,48 0,67 0,31 0,28 0,47 0,54 0,45 0,54 0,79
5,40 5,19 7,19 4,18 3,73 5,58 5,86 5,32 5,52 7,01
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
10,43 10,47 9,38 12,88 13,14 13,28
3,42 3,49 2,95 4,44 4,96 4,63
3,26 4,51 3,08 5,64 6,18 5,67
1,38 1,71 1,14 2,81 4,16 2,72
0,28 0,57 0,22 1,12 1,30 0,89
4,92 6,79 4,45 9,57 11,65 9,28
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
11,55 10,14 9,27
3,63 3,40 3,07
5,84 4,54 4,30
2,41 1,84 2,25
0,96 0,50 0,71
9,20 6,88 7,25
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
9,44 9,79 10,37 10,42
3,15 2,60 2,78 2,80
3,95 3,32 3,20 3,13
1,58 1,22 1,34 0,80
0,34 0,36 0,43 0,32
5,86 4,91 4,97 4,25
11,59 9,72 9,48 9,26 8,23 8,01
4,47 2,91 3,00 3,22 2,42 2,61
5,00 3,95 3,86 4,65 3,58 3,93
2,11 1,14 1,40 2,08 1,65 1,33
0,74 0,39 0,35 0,63 0,40 0,49
7,85 5,49 5,61 7,36 5,63 5,75
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
8,92 8,24 8,84 9,10
2,74 3,01 1,65 2,39
3,96 2,90 1,55 2,76
1,54 1,35 0,38 0,48
0,48 0,34 0,10 0,13
5,98 4,59 2,04 3,37
INDONESIA
10,90
3,61
4,43
1,95
0,65
7,03
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
s. go
.b p
w
tp :// w
(1)
.id
55-59
w
60+
45-54
ht
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
75
Tabel 3.1.2 Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur (Tahun), 2011 Perempuan
Kelompok Umur (Tahun) 60-69
70-79
80+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
9,20 10,65 11,47 8,70 7,34 9,90 9,96 9,99 10,19 10,97
2,80 3,12 4,23 2,44 2,07 2,96 2,93 3,37 2,84 3,11
4,11 3,94 4,70 2,44 1,95 3,16 3,91 4,15 3,64 4,35
1,52 1,81 2,90 1,07 0,86 1,62 1,85 1,35 1,83 2,20
0,73 0,89 1,40 0,45 0,28 0,65 0,87 0,88 0,74 0,84
6,36 6,63 9,01 3,95 3,09 5,44 6,63 6,37 6,22 7,39
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
11,51 10,91 9,29 13,04 13,27 13,51
3,21 3,22 2,56 4,25 4,47 4,33
3,37 4,49 3,13 6,06 7,38 6,42
1,52 2,12 1,20 3,69 4,48 3,64
0,51 0,70 0,47 1,36 2,39 1,43
5,40 7,31 4,80 11,11 14,25 11,49
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
11,86 9,45 9,71
4,13 3,46 3,10
5,90 4,85 4,58
3,19 2,02 2,31
1,27 0,68 1,01
10,36 7,55 7,91
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
9,71 9,11 11,03 9,68
3,19 2,38 2,95 2,47
3,92 2,83 4,34 2,52
1,40 1,18 1,72 0,90
0,58 0,48 0,65 0,37
5,89 4,49 6,71 3,78
11,79 10,00 9,21 10,04 7,99 8,39
4,68 3,00 2,95 3,58 3,00 2,95
4,91 4,55 3,80 5,54 4,26 3,74
3,22 1,49 1,55 2,72 1,96 1,47
0,95 0,43 0,66 1,02 0,81 0,70
9,08 6,46 6,00 9,27 7,02 5,91
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
9,30 8,55 7,14 8,18
3,24 2,90 1,62 2,46
4,04 3,27 1,26 2,11
1,62 1,28 0,30 0,56
0,80 0,49 0,07 0,19
6,46 5,04 1,63 2,86
INDONESIA
11,19
3,48
4,75
2,44
0,95
8,13
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
s. go
.b p
w
tp :// w
(1)
.id
55-59
w
60+
45-54
ht
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
76
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 3.1.3 Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur (Tahun), 2011 Laki-laki+Perempuan
Kelompok Umur (Tahun) 60-69
70-79
80+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
9,17 10,32 10,80 8,79 7,45 9,89 10,02 9,85 10,25 10,76
2,78 3,14 4,05 2,46 2,18 3,03 3,06 3,40 2,90 3,30
3,81 3,66 4,54 2,66 2,09 3,45 3,77 3,82 3,55 4,28
1,46 1,56 2,51 1,03 1,04 1,51 1,77 1,35 1,67 2,10
0,62 0,68 1,03 0,38 0,28 0,55 0,70 0,66 0,64 0,82
5,88 5,90 8,09 4,07 3,41 5,51 6,23 5,83 5,86 7,20
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
10,97 10,68 9,33 12,96 13,20 13,39
3,31 3,36 2,76 4,34 4,71 4,48
3,32 4,50 3,11 5,85 6,80 6,05
1,45 1,91 1,17 3,25 4,33 3,18
0,39 0,63 0,34 1,24 1,86 1,16
5,16 7,05 4,62 10,34 12,99 10,40
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
11,71 9,78 9,49
3,88 3,43 3,08
5,87 4,70 4,44
2,80 1,93 2,28
1,12 0,59 0,86
9,78 7,23 7,58
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
9,58 9,46 10,70 10,06
3,17 2,49 2,86 2,64
3,93 3,08 3,77 2,84
1,49 1,20 1,53 0,85
0,45 0,42 0,54 0,34
5,88 4,70 5,84 4,03
11,69 9,86 9,35 9,66 8,11 8,20
4,58 2,96 2,98 3,41 2,71 2,78
4,96 4,25 3,83 5,10 3,92 3,83
2,65 1,32 1,47 2,41 1,80 1,40
0,84 0,41 0,50 0,83 0,60 0,60
8,45 5,97 5,80 8,34 6,32 5,83
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
9,11 8,39 8,04 8,65
2,98 2,96 1,64 2,42
4,00 3,07 1,42 2,45
1,58 1,32 0,34 0,52
0,64 0,41 0,09 0,16
6,22 4,81 1,85 3,12
INDONESIA
11,04
3,54
4,59
2,19
0,80
7,58
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
s. go
.b p
w
tp :// w
(1)
.id
55-59
w
60+
45-54
ht
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
77
Tabel 3.2 Rasio Ketergantungan Penduduk Tua menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011 Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Provinsi
Lakilaki (L)
Perempuan (P)
L+P
Lakilaki (L)
Perempuan (P)
L+P
Lakilaki (L)
Perempuan (P)
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
8,66 8,94 12,36 6,69 5,55 9,05 8,96 7,84 8,62 10,67
10,19 10,40 14,51 6,22 4,65 8,05 10,67 10,39 9,81 11,97
9,44 9,68 13,45 6,45 5,09 8,55 9,81 9,05 9,21 11,32
8,85 8,38 12,09 6,81 6,28 8,79 9,43 8,63 8,78 11,25
10,19 11,26 15,17 6,28 4,44 8,56 10,43 9,67 9,86 11,62
9,52 9,80 13,62 6,55 5,38 8,67 9,91 9,13 9,30 11,43
8,80 8,66 12,20 6,76 5,68 8,86 9,26 8,24 8,73 11,11
10,19 10,83 14,91 6,26 4,61 8,40 10,52 10,03 9,84 11,72
9,50 9,74 13,55 6,51 5,14 8,64 9,88 9,09 9,27 11,40
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
7,06 10,62 7,20 15,06 18,14 14,49
7,56 11,50 6,82 17,65 21,41 17,51
7,31 11,05 7,01 16,37 19,82 16,03
11,04 6,23 15,65 17,52 14,43
11,50 8,43 17,57 23,44 17,90
11,26 7,29 16,62 20,53 16,19
7,06 10,76 6,88 15,38 17,94 14,46
7,56 11,50 7,33 17,61 22,07 17,72
7,31 11,12 7,10 16,51 20,06 16,11
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
14,50 11,26 13,16
15,91 12,25 12,52
15,21 11,79 12,82
14,81 11,89 13,80
16,32 11,95 14,64
15,57 11,92 14,23
14,62 11,62 13,67
16,07 12,07 14,20
15,35 11,87 13,94
9,71 7,84 7,78 6,70
9,12 6,79 10,12 5,66
9,41 7,31 8,96 6,20
9,64 7,66 7,75 6,31
9,52 7,16 10,48 6,18
9,58 7,42 9,11 6,25
9,66 7,72 7,76 6,55
9,39 7,03 10,32 5,85
9,53 7,39 9,05 6,22
11,97 8,76 9,25 11,96 9,84 9,71
14,66 10,35 9,51 15,09 12,67 9,75
13,32 9,58 9,38 13,61 11,27 9,73
12,84 8,98 9,35 12,65 9,93 10,00
14,05 10,42 9,97 15,09 11,97 10,06
13,42 9,69 9,65 13,91 10,95 10,03
12,45 8,90 9,32 12,40 9,90 9,92
14,34 10,40 9,85 15,09 12,13 9,97
13,38 9,65 9,58 13,80 11,02 9,95
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
9,49 7,63 3,14 4,94
11,84 8,25 3,07 4,85
10,69 7,94 3,11 4,90
11,10 7,91 3,34 5,85
10,90 8,42 2,42 4,47
11,00 8,16 2,90 5,16
10,50 7,84 3,29 5,56
11,26 8,37 2,58 4,58
10,88 8,10 2,95 5,08
INDONESIA
10,97
12,42
11,70
11,49
13,19
12,34
11,23
12,80
12,01
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
s. go
.b p
w
w
tp :// w ht
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
78
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 3.3 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011 Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Lakilaki (L)
Perempuan (P)
L+P
Lakilaki (L)
Perempuan (P)
L+P
Lakilaki (L)
Perempuan (P)
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
5,34 5,36 7,28 4,15 3,63 5,71 5,67 5,08 5,45 6,72
6,42 6,46 8,90 3,99 3,13 5,31 6,82 6,65 6,29 7,69
5,88 5,90 8,08 4,07 3,38 5,51 6,24 5,83 5,86 7,20
5,42 5,02 7,13 4,20 4,19 5,52 5,96 5,55 5,55 7,11
6,33 6,80 9,08 3,93 2,91 5,49 6,52 6,11 6,18 7,29
5,88 5,90 8,09 4,07 3,56 5,51 6,23 5,82 5,86 7,20
5,40 5,19 7,19 4,18 3,73 5,58 5,86 5,32 5,52 7,01
6,36 6,63 9,01 3,95 3,09 5,44 6,63 6,37 6,22 7,39
5,88 5,90 8,09 4,07 3,41 5,51 6,23 5,83 5,86 7,20
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
4,92 6,76 4,66 9,45 11,81 9,35
5,40 7,34 4,55 11,23 14,06 11,42
5,16 7,04 4,60 10,34 12,96 10,39
6,86 4,02 9,67 11,33 9,23
7,24 5,33 11,01 14,63 11,55
7,05 4,66 10,34 13,04 10,40
4,92 6,79 4,45 9,57 11,65 9,28
5,40 7,31 4,80 11,11 14,25 11,49
5,16 7,05 4,62 10,34 12,99 10,40
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
9,23 6,74 7,34
10,30 7,67 7,37
9,76 7,23 7,36
9,16 6,98 7,23
10,44 7,46 8,04
9,79 7,23 7,64
9,20 6,88 7,25
10,36 7,55 7,91
9,78 7,23 7,58
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
5,91 5,02 4,99 4,34
5,86 4,39 6,60 3,68
5,88 4,70 5,80 4,02
5,84 4,85 4,96 4,12
5,91 4,54 6,80 3,96
5,87 4,70 5,87 4,04
5,86 4,91 4,97 4,25
5,89 4,49 6,71 3,78
5,88 4,70 5,84 4,03
7,55 5,35 5,63 7,13 5,72 5,71
9,39 6,61 5,99 9,47 7,31 5,94
8,47 5,98 5,81 8,33 6,53 5,82
8,10 5,55 5,60 7,49 5,61 5,77
8,82 6,39 6,01 9,15 6,93 5,90
8,44 5,97 5,80 8,34 6,26 5,83
7,85 5,49 5,61 7,36 5,63 5,75
9,08 6,46 6,00 9,27 7,02 5,91
8,45 5,97 5,80 8,34 6,32 5,83
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
5,60 4,45 2,02 3,10
6,80 5,16 1,91 3,08
6,22 4,80 1,96 3,09
6,19 4,64 2,04 3,49
6,24 4,99 1,54 2,77
6,21 4,81 1,81 3,14
5,98 4,59 2,04 3,37
6,46 5,04 1,63 2,86
6,22 4,81 1,85 3,12
INDONESIA
6,98
8,03
7,50
7,09
8,23
7,65
7,03
8,13
7,58
s. go
.b p
w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
79
Tabel 3.4.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2011 Laki-laki
Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
0,25 1,19 0,77 0,51 0,70 0,20 0,64 0,69 0,56 0,66
87,92 80,98 86,25 84,03 82,82 86,33 86,28 82,41 83,19 86,42
1,31 0,93 1,91 2,47 1,04 1,82 1,16 2,93 1,02 1,10
10,52 16,90 11,06 12,99 15,44 11,65 11,93 13,97 15,23 11,81
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
0,81 0,25 0,72 0,37 0,89 0,78
85,07 86,71 83,58 82,82 81,64 82,61
1,01 1,08 1,47 0,79 1,53 1,32
13,11 11,96 14,23 16,02 15,95 15,29
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
1,99 0,68 1,91
81,69 82,97 78,74
1,01 1,56 0,85
15,31 14,79 18,50
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
1,19 0,77 1,00 0,43
81,36 84,24 81,91 84,17
1,03 1,37 1,61 1,57
16,43 13,62 15,47 13,84
100,00 100,00 100,00 100,00
2,06 1,72 1,05 1,21 2,59 0,86
78,59 85,61 79,86 78,42 75,43 84,27
1,44 0,40 2,18 1,71 3,25 1,52
17,90 12,27 16,92 18,65 18,74 13,35
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
2,55 1,54 0,35 1,13
75,36 76,86 83,73 81,33
1,07 1,03 0,97 1,48
21,02 20,57 14,95 16,05
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
0,71
83,46
1,21
14,63
100,00
s. go
.b p
w w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
80
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 3.4.2 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2011 Perempuan
Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
1,00 0,65 0,44 0,36 1,10 0,27 0,41 2,38 1,00 0,10
28,84 36,39 34,73 38,02 45,99 38,13 41,64 34,54 40,35 41,06
3,22 2,01 5,63 2,45 5,33 3,41 1,87 4,27 1,86 2,75
66,95 60,95 59,20 59,17 47,57 58,19 56,08 58,81 56,79 56,08
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
1,34 0,45 0,21 0,81 1,75 0,72
34,80 37,66 31,38 38,00 42,63 33,06
1,96 3,39 4,02 2,38 3,89 3,30
61,90 58,50 64,38 58,81 51,72 62,92
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
4,93 0,73 4,59
49,31 38,45 41,15
2,58 7,41 1,96
43,17 53,41 52,31
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
1,79 1,54 1,03 0,67
37,99 40,50 25,24 40,74
1,56 3,34 5,15 3,32
58,65 54,62 68,58 55,28
100,00 100,00 100,00 100,00
2,45 5,82 1,26 4,14 2,80 1,44
43,98 42,13 38,98 32,99 30,46 37,86
2,22 3,83 3,89 4,16 5,75 3,49
51,36 48,22 55,87 58,71 60,99 57,21
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
4,51 1,50 0,59 0,59
39,47 37,95 44,07 37,91
3,66 6,04 4,97 4,89
52,36 54,51 50,36 56,61
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
1,09
36,66
3,17
59,07
100,00
s. go
.b p
w w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
81
Tabel 3.4.3 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2011 Laki-laki+Perempuan
Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
0,65 0,89 0,59 0,44 0,88 0,24 0,52 1,58 0,79 0,39
56,02 56,26 57,93 62,24 66,14 63,14 63,13 57,15 61,04 63,90
2,34 1,53 3,95 2,46 2,99 2,59 1,53 3,64 1,45 1,92
40,99 41,31 37,53 34,86 29,99 34,04 34,82 37,63 36,72 33,79
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
1,08 0,35 0,46 0,61 1,38 0,75
58,80 61,77 57,00 58,66 59,65 54,94
1,50 2,25 2,77 1,65 2,86 2,42
38,61 35,63 39,77 39,09 36,11 41,89
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
3,54 0,71 3,32
64,68 58,71 58,91
1,84 4,75 1,43
29,94 35,84 36,33
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
1,48 1,13 1,02 0,53
60,19 64,06 49,46 64,71
1,29 2,28 3,64 2,35
37,04 32,53 45,89 32,41
100,00 100,00 100,00 100,00
2,27 3,93 1,15 2,88 2,70 1,15
60,40 62,23 59,26 52,57 50,63 60,77
1,85 2,24 3,04 3,11 4,63 2,52
35,48 31,60 36,54 41,44 42,04 35,56
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
3,56 1,52 0,45 0,89
56,79 57,19 67,18 62,15
2,41 3,56 2,64 2,98
37,23 37,73 29,73 33,97
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
0,91
58,54
2,25
38,29
100,00
s. go
.b p
w w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
82
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 3.5.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2011
Kepala Rumahtangga
Istri/Suami
Mertua/ Orangtua
Lainnya
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
95,37 90,38 89,42 90,71 86,28 90,37 86,86 91,97 88,58 88,53
0,22 0,50 0,47 0,00 1,79 0,20 0,27 0,00 0,00 0,06
3,84 7,69 8,34 8,03 7,61 8,15 12,03 6,60 10,12 9,89
0,57 1,44 1,77 1,27 4,32 1,28 0,84 1,43 1,30 1,52
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
94,03 93,42 90,66 88,32 89,07 87,67
0,67 0,22 0,00 0,21 0,21 0,44
4,43 5,55 8,63 10,04 9,05 9,68
0,88 0,81 0,72 1,44 1,67 2,22
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
68,63 91,86 84,58
0,31 0,31 0,15
28,87 6,88 12,24
2,19 0,95 3,04
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
86,96 90,95 92,86 90,68
0,21 0,14 0,09 0,36
11,33 7,06 6,38 6,87
1,50 1,84 0,67 2,09
100,00 100,00 100,00 100,00
85,44 86,07 87,63 87,65 88,04 92,17
0,53 0,98 0,00 0,02 0,14 0,12
11,56 10,16 11,10 10,67 8,27 6,42
2,47 2,79 1,27 1,66 3,56 1,29
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
86,87 81,67 92,53 91,06
0,07 0,00 0,13 0,88
11,70 15,81 6,23 5,84
1,36 2,52 1,11 2,23
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
89,16
0,28
9,05
1,51
100,00
.b p w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
s. go
Provinsi
.id
Laki-laki
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
83
Tabel 3.5.2 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2011
Kepala Rumahtangga
Istri/Suami
Mertua/ Orangtua
Lainnya
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
56,54 41,10 35,50 32,38 29,46 31,73 26,52 41,42 33,20 30,91
27,85 32,25 30,90 33,18 40,05 34,72 34,55 33,32 33,31 36,14
13,63 23,91 30,35 31,94 28,88 31,35 36,57 22,31 31,71 30,76
1,98 2,74 3,26 2,50 1,61 2,19 2,37 2,94 1,77 2,20
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
47,48 39,78 38,69 33,58 32,67 34,81
32,55 34,81 27,69 33,70 38,99 28,79
17,11 22,22 30,50 28,07 24,31 30,52
.id
2,86 3,19 3,12 4,65 4,02 5,88
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
16,44 42,09 30,08
32,05 34,93 34,24
42,76 19,84 29,27
8,76 3,14 6,41
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
29,00 32,24 42,64 34,04
32,76 35,98 22,46 35,19
33,21 27,69 30,57 27,06
5,03 4,09 4,34 3,71
100,00 100,00 100,00 100,00
27,98 28,30 27,13 35,08 35,40 37,67
39,28 34,71 34,11 29,38 27,31 32,93
29,40 29,37 34,26 28,95 30,56 25,76
3,34 7,62 4,50 6,59 6,74 3,64
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
32,96 25,67 32,25 39,01
34,89 33,53 35,74 34,75
26,75 35,17 26,86 22,14
5,40 5,63 5,14 4,10
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
35,52
32,36
27,73
4,39
100,00
w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
s. go
Provinsi
.b p
Perempuan
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
84
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 3.5.3 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2011
Kepala Rumahtangga
Istri/Suami
Mertua/ Orangtua
Lainnya
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
74,41 63,06 59,77 63,08 60,55 62,16 55,58 65,29 59,95 59,93
15,14 18,10 17,20 15,71 19,12 16,81 18,04 17,59 17,22 17,97
9,12 16,68 20,44 19,36 17,24 19,31 24,75 14,89 21,28 20,25
1,33 2,16 2,59 1,85 3,09 1,72 1,63 2,23 1,54 1,86
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
69,70 66,14 64,19 58,81 57,28 58,15
17,33 17,81 14,10 18,27 22,07 16,27
11,05 14,03 19,77 19,76 17,65 21,31
.id
1,91 2,02 1,94 3,17 3,00 4,26
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
41,22 64,74 55,84
16,98 19,18 18,13
36,16 13,94 21,22
5,64 2,14 4,81
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
58,67 63,87 64,10 65,30
16,10 16,67 12,90 15,97
22,01 16,58 20,23 15,92
3,22 2,88 2,77 2,82
100,00 100,00 100,00 100,00
55,25 55,01 57,15 57,74 59,01 64,57
20,89 19,12 17,18 16,73 15,12 16,73
20,94 20,49 22,77 21,07 20,56 16,21
2,93 5,39 2,90 4,47 5,31 2,48
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
58,98 53,36 67,38 68,07
18,09 16,95 14,99 15,84
19,49 25,60 14,84 13,04
3,45 4,09 2,79 3,05
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
60,60
17,36
18,99
3,05
100,00
w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
s. go
Provinsi
.b p
Laki-laki+Perempuan
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
85
Tabel 4.1.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011 Perkotaan Tidak/ Tidak SD/ belum pernah tamat SD Sederajat sekolah
Provinsi
SM/ Sederajat
PT
Total
(5)
(6)
(7)
(8)
(3)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
12,36 8,00 5,83 10,71 12,10 12,24 15,52 15,55 13,92 16,40
22,83 26,47 31,24 23,12 21,17 28,94 25,08 31,10 28,05 28,48
32,82 29,09 26,54 27,75 37,30 28,33 29,96 29,61 23,77 31,50
13,27 12,07 12,28 14,50 10,70 10,49 10,21 11,48 11,30 9,88
14,54 19,55 19,23 19,12 16,15 14,02 14,64 10,13 13,03 10,13
4,18 4,82 4,89 4,80 2,59 5,98 4,58 2,12 9,93 3,60
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
10,82 17,17 26,21 29,50 27,82 27,24
15,75 30,21 30,06 28,95 23,44 27,84
21,88 29,77 17,75 21,97 19,85 22,48
14,19 8,46 8,08 7,75 9,39 8,84
25,06 10,17 11,52 8,67 11,39 10,05
12,30 4,22 6,39 3,16 8,11 3,54
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
32,86 50,33 16,51
22,32 21,89 28,17
25,71 13,71 21,45
5,71 5,33 11,86
8,55 5,76 16,92
4,86 2,98 5,09
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
33,41 14,15 12,31 16,15
25,43 28,27 35,43 23,04
21,40 30,27 26,29 27,99
6,41 8,58 10,04 12,12
10,37 14,08 12,64 14,70
2,98 4,65 3,28 6,00
100,00 100,00 100,00 100,00
1,31 4,33 9,55 19,66 22,11 21,54
25,94 30,99 19,66 22,31 25,13 26,00
24,78 27,27 29,91 22,97 27,88 18,20
18,13 14,20 10,25 11,15 7,22 7,90
23,94 18,44 18,84 17,11 11,69 18,79
5,90 4,77 11,79 6,81 5,98 7,57
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
7,08 8,86 8,11 10,41
23,15 26,45 14,08 18,27
33,56 25,62 27,45 32,52
14,15 15,24 11,79 13,37
14,97 18,29 22,79 19,98
7,08 5,55 15,78 5,45
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
21,67
27,19
24,85
9,35
12,15
4,79
100,00
s. go
.b p w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
(4)
.id
(2)
w
(1)
SLTP/ Sederajat
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
86
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 4.1.2 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011 Perdesaan Tidak/ Tidak SD/ SLTP/ SM/ belum pernah tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat sekolah
Provinsi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
22,52 13,94 10,68 22,33 25,48 25,95 20,11 26,92 30,13 28,86
34,69 38,65 49,29 45,50 38,73 41,46 46,54 46,18 44,25 42,80
31,20 29,93 23,27 24,56 26,37 22,70 26,24 18,74 18,30 22,37
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
24,63 34,05 38,56 45,89 47,73
39,62 43,53 36,70 27,14 31,52
31,20 18,38 19,95 16,75 17,47
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
45,25 56,52 36,38
29,26 28,35 38,82
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
46,43 19,20 24,81 28,92
(6)
Total
(7)
(8)
4,58 7,01 6,64 3,09 1,05 3,86 2,47 3,35 2,41 2,28
1,18 1,24 1,51 0,36 1,15 0,50 0,49 0,84 0,88 0,93
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,81 1,41 2,58 4,62 1,70
2,01 1,81 1,56 3,25 1,09
0,72 0,82 0,64 2,34 0,48
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
20,34 10,14 19,38
1,45 1,97 2,30
2,29 2,25 2,45
1,39 0,76 0,68
100,00 100,00 100,00
34,53 35,10 47,66 35,57
15,05 35,24 22,17 26,30
2,55 5,32 2,45 4,12
1,32 4,13 2,19 4,38
0,12 1,00 0,72 0,72
100,00 100,00 100,00 100,00
2,90 9,94 18,50 43,93 37,17 38,51
44,10 50,01 37,89 31,97 33,32 35,05
31,20 29,14 31,94 16,56 20,71 17,16
12,20 5,39 6,43 3,14 4,74 4,30
8,13 4,70 4,57 3,04 3,36 3,71
1,47 0,81 0,67 1,36 0,70 1,27
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
11,31 24,29 42,16 23,11
37,05 35,28 22,44 29,61
38,34 30,54 22,32 26,54
6,00 5,74 4,84 5,90
6,09 3,25 6,24 10,50
1,21 0,90 2,00 4,33
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
34,72
36,79
21,97
3,23
2,50
0,79
100,00
-
-
.id
s. go
.b p w
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
5,83 9,22 8,60 4,16 7,22 5,53 4,16 3,97 4,03 2,77
PT
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
87
Tabel 4.1.3 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011 Perkotaan + Perdesaan
Provinsi
Tidak/ belum pernah sekolah
(1)
(2)
Tidak SD/ SLTP/ SM/ tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat (3)
(4)
(5)
(6)
PT
Total
(7)
(8)
19,66 11,02 8,80 17,78 14,56 21,74 18,46 21,32 25,11 25,66
31,35 32,66 42,30 36,73 24,40 37,62 38,86 38,75 39,23 39,12
31,66 29,52 24,54 25,81 35,29 24,43 27,57 24,10 20,00 24,72
7,93 10,62 10,03 8,21 10,06 7,05 6,33 7,67 6,28 4,59
7,38 13,18 11,51 9,37 13,37 6,98 6,83 6,69 5,70 4,30
2,02 3,00 2,82 2,10 2,32 2,18 1,95 1,47 3,68 1,61
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
10,82 19,73 28,82 34,42 33,92 37,99
15,75 33,44 34,55 33,16 24,69 29,77
21,88 30,26 17,96 20,88 18,80 19,85
14,19 6,18 5,85 4,94 7,78 5,10
25,06 7,37 8,28 4,81 8,64 5,35
12,30 3,02 4,53 1,79 6,16 1,94
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
37,80 53,94 32,61
25,09 25,66 36,81
23,57 11,63 19,77
4,01 3,38 4,11
6,05 3,71 5,18
3,48 1,69 1,52
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
42,49 17,51 19,59 21,02
31,77 32,81 42,55 27,82
16,97 33,58 23,89 27,35
3,72 6,41 5,62 9,07
4,06 7,46 6,55 10,76
0,98 2,22 1,79 3,99
100,00 100,00 100,00 100,00
2,18 8,03 16,32 35,04 33,61 33,86
35,88 43,53 33,45 28,43 31,38 32,57
28,29 28,50 31,45 18,91 22,41 17,44
14,88 8,39 7,36 6,07 5,32 5,29
15,29 9,38 8,05 8,20 5,33 7,84
3,48 2,16 3,38 3,35 1,95 3,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
9,74 20,11 32,78 19,34
31,88 32,89 20,14 26,25
36,56 29,21 23,73 28,32
9,03 8,31 6,76 8,11
9,39 7,32 10,80 13,31
3,40 2,16 5,79 4,66
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
28,29
32,06
23,39
6,25
7,26
2,76
100,00
s. go
.b p w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
88
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 4.2.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 Perkotaan - Laki-Laki Dapat membaca Huruf Latin & Tidak Dapat Lainnya
Jumlah
Huruf Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
48,65 50,78 58,04 25,62 20,57 55,46 42,37 44,17 44,58 47,50
0,91 0,31 0,70 1,49 1,68 0,92 0,31 2,65 0,59 1,48
45,43 45,31 36,25 69,28 70,85 38,08 53,69 46,83 49,28 44,46
5,01 3,59 5,01 3,60 6,91 5,54 3,64 6,34 5,54 6,56
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
40,34 33,17 32,13 44,54 40,95 44,63
0,90 1,43 3,47 1,84 1,17 1,66
56,83 56,40 51,75 37,02 46,58 38,22
1,93 9,01 12,64 16,60 11,30 15,49
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
29,92 45,27 76,24
1,07 1,69 0,00
52,98 22,63 11,43
16,03 30,42 12,32
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
44,84 48,89 27,91 36,27
4,53 1,47 0,56 1,66
34,80 41,32 66,94 55,37
15,83 8,32 4,60 6,70
100,00 100,00 100,00 100,00
86,15 65,05 50,05 48,73 56,60 58,83
0,55 0,89 0,00 1,29 1,69 0,00
12,51 31,21 43,28 39,45 24,73 28,71
0,79 2,85 6,68 10,53 16,98 12,46
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
64,02 54,86 78,54 65,72
1,28 1,30 0,48 0,00
28,20 37,68 14,50 27,47
6,50 6,16 6,47 6,81
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
41,73
1,48
45,55
11,24
100,00
.b p
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
Huruf latin
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
89
Tabel 4.2.2 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 Perkotaan - Perempuan Dapat membaca Huruf Latin & Tidak Dapat Lainnya
Jumlah
Huruf Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
44,28 49,80 48,73 19,89 26,04 44,01 29,80 41,57 40,40 43,94
6,36 1,06 2,41 8,66 10,37 4,16 7,36 8,75 3,73 4,01
29,19 35,27 35,36 59,28 46,09 32,61 42,80 33,64 33,79 30,15
20,17 13,88 13,51 12,16 17,49 19,22 20,05 16,04 22,08 21,91
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
34,16 25,60 28,48 31,29 28,99 31,06
11,07 5,74 13,02 3,34 1,64 3,42
48,01 45,30 31,40 19,59 22,39 23,09
6,76 23,36 27,10 45,79 46,98 42,43
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
28,51 24,09 65,92
0,86 2,51 0,36
19,57 7,44 8,43
51,06 65,96 25,30
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
30,95 44,72 26,42 28,88
9,03 5,27 2,50 6,02
19,01 30,54 49,17 41,31
41,01 19,47 21,91 23,79
100,00 100,00 100,00 100,00
87,33 43,54 51,74 41,52 47,27 40,64
0,31 2,36 2,38 2,27 2,05 0,43
10,48 45,47 31,47 25,41 19,34 22,20
1,87 8,64 14,41 30,81 31,34 36,73
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
71,68 66,93 75,49 67,85
0,22 1,83 0,67 0,00
19,91 21,80 10,94 12,81
8,18 9,45 12,89 19,33
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
32,79
4,54
30,73
31,94
100,00
.b p
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
Huruf latin
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
90
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 4.2.3 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 Perkotaan - Laki-laki+Perempuan Dapat membaca Huruf Latin & Tidak Dapat Lainnya
Jumlah
Huruf Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
46,26 50,25 52,96 22,87 23,11 50,06 35,57 42,76 42,37 45,62
3,89 0,72 1,63 4,93 5,71 2,45 4,12 5,98 2,25 2,81
36,54 39,87 35,76 64,48 59,36 35,50 47,80 39,64 41,10 36,91
13,30 9,16 9,64 7,71 11,82 11,99 12,52 11,63 14,28 14,65
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
37,11 29,27 30,36 37,32 34,31 37,10
6,21 3,65 8,11 2,66 1,43 2,64
52,22 50,69 41,87 27,51 33,15 29,83
4,45 16,40 19,67 32,52 31,10 30,43
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
29,18 33,44 70,96
0,96 2,15 0,18
35,43 14,14 9,89
34,43 50,28 18,97
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
38,00 46,95 27,06 33,00
6,75 3,24 1,67 3,59
27,02 36,30 56,77 49,14
28,23 13,51 14,51 14,28
100,00 100,00 100,00 100,00
86,80 53,12 50,91 44,52 51,29 49,51
0,42 1,70 1,22 1,86 1,90 0,22
11,39 39,12 37,22 31,25 21,66 25,37
1,39 6,06 10,65 22,37 25,15 24,90
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
68,34 61,22 77,15 66,72
0,68 1,58 0,57 0,00
23,53 29,30 12,87 20,62
7,45 7,89 9,41 12,66
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
36,96
3,12
37,64
22,29
100,00
.b p
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
Huruf latin
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
91
Tabel 4.2.4 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 Perdesaan - Laki-laki Dapat membaca
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
52,92 64,98 61,87 23,29 27,12 42,19 46,05 33,39 56,72 52,13
2,82 0,56 0,69 5,69 1,22 2,01 2,81 3,90 0,68 2,60
32,58 26,98 28,58 61,78 59,89 43,66 41,83 55,25 28,25 28,61
11,68 7,48 8,86 9,24 11,76 12,14 9,32 7,46 14,35 16,67
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
32,62 17,88 41,61 43,65 41,15
2,13 7,43 2,57 0,68 2,66
50,42 57,14 27,82 31,38 24,18
14,83 17,55 28,00 24,29 32,01
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
29,30 37,53 65,63
1,77 1,85 0,03
41,99 15,85 1,63
26,94 44,77 32,71
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
50,05 62,16 29,39 46,47
3,28 2,30 3,36 1,92
20,87 25,61 56,00 36,88
25,80 9,93 11,26 14,73
100,00 100,00 100,00 100,00
85,50 59,05 56,46 36,69 63,24 60,22
0,20 0,00 1,23 2,94 0,00 0,56
11,75 26,53 30,58 25,39 10,81 11,57
2,55 14,42 11,73 34,97 25,96 27,65
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
72,61 64,77 51,38 61,36
0,61 0,93 0,16 0,50
20,67 19,89 8,78 18,91
6,10 14,41 39,69 19,23
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
44,18
2,30
30,63
22,88
100,00
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
tp :// w
(1)
s. go
(2)
.id
Jumlah
Huruf Lainnya
.b p
Huruf Latin & Tidak Dapat Lainnya
Huruf latin
w
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
92
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 4.2.5 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 Perdesaan - Perempuan Dapat membaca Huruf Latin & Tidak Dapat Lainnya
Jumlah
Huruf Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
35,48 56,94 48,86 16,96 21,88 32,03 33,57 31,95 33,56 34,37
12,55 1,78 3,43 18,53 14,93 8,39 10,15 12,80 1,37 5,35
19,84 18,18 25,18 40,59 48,79 18,93 31,57 22,40 14,49 11,86
32,12 23,10 22,53 23,92 14,40 40,66 24,70 32,86 50,59 48,42
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
20,75 16,84 25,74 21,55 20,07
8,84 16,30 4,44 0,90 2,81
36,22 26,79 11,75 9,86 7,37
34,19 40,07 58,07 67,68 69,76
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
18,46 22,88 45,12
0,26 0,21 0,13
13,00 1,82 0,58
68,28 75,09 54,17
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
24,23 49,13 23,70 25,97
4,16 8,64 7,22 9,40
8,83 17,41 31,94 27,61
62,78 24,82 37,14 37,02
100,00 100,00 100,00 100,00
86,44 44,51 55,22 24,89 41,23 34,28
0,00 4,12 1,75 3,91 0,89 0,35
7,21 30,61 13,81 12,95 3,54 3,72
6,34 20,77 29,22 58,25 54,33 61,65
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
63,54 47,94 46,50 50,01
2,71 5,87 0,78 0,38
16,11 9,26 3,91 10,93
17,64 36,94 48,80 38,68
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
28,70
4,79
15,41
51,10
100,00
.b p
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
Huruf latin
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
93
Tabel 4.2.6 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 Perdesaan - Laki-laki+Perempuan Dapat membaca Huruf Latin & Tidak Dapat Lainnya
Jumlah
Huruf Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
43,56 60,42 54,68 20,32 25,00 37,26 39,74 32,66 44,86 43,50
8,05 1,25 2,20 11,72 6,77 5,11 6,52 8,44 1,03 3,93
25,74 21,99 26,71 51,83 55,40 31,65 36,64 38,47 21,21 20,47
22,66 16,33 16,41 16,13 12,83 25,98 17,10 20,43 32,89 32,09
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
26,73 17,31 33,14 30,82 29,30
5,46 12,36 3,57 0,81 2,75
43,37 40,27 19,24 18,88 14,73
24,44 30,07 44,05 49,49 53,22
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
23,61 29,69 54,74
0,97 0,97 0,09
26,77 8,34 1,07
48,65 60,99 44,10
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
37,50 56,18 26,13 37,12
3,71 5,21 5,57 5,33
15,02 21,85 42,22 32,65
43,78 16,77 26,08 24,90
100,00 100,00 100,00 100,00
85,98 51,35 55,84 30,08 51,22 47,15
0,10 2,18 1,49 3,49 0,49 0,45
9,47 28,69 22,18 18,42 6,84 7,61
4,46 17,78 20,49 48,01 41,45 44,78
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
68,17 56,40 49,42 56,47
1,64 3,39 0,41 0,45
18,43 14,60 6,83 15,47
11,75 25,61 43,35 27,62
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
35,96
3,62
22,55
37,87
100,00
.b p
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
Huruf latin
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
94
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 4.2.7 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 Perkotaan+Perdesaan - Laki-Laki Dapat membaca Huruf Latin & Tidak Dapat Lainnya
Jumlah
Huruf Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
51,74 57,80 60,37 24,20 21,88 46,34 44,79 38,51 53,05 51,01
2,29 0,44 0,69 4,06 1,59 1,67 1,95 3,31 0,65 2,33
36,14 36,25 31,58 64,69 68,65 41,91 45,88 51,25 34,61 32,43
9,83 5,51 7,35 7,05 7,88 10,08 7,38 6,93 11,68 14,23
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
40,34 32,98 27,83 42,93 41,82 42,82
0,90 1,67 4,66 2,24 1,01 2,18
56,83 54,30 53,38 31,97 41,65 30,91
1,93 11,05 14,13 22,86 15,52 24,09
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
29,67 40,66 67,71
1,35 1,79 0,02
48,60 18,59 3,54
20,38 38,96 28,73
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
48,49 57,75 28,77 40,11
3,65 2,02 2,19 1,75
25,05 30,83 60,57 48,42
22,81 9,40 8,47 9,72
100,00 100,00 100,00 100,00
85,78 61,02 54,93 40,95 61,73 59,85
0,35 0,29 0,94 2,36 0,38 0,41
12,07 28,07 33,62 30,36 13,96 16,21
1,80 10,62 10,52 26,33 23,92 23,54
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
69,73 62,20 58,33 62,59
0,84 1,03 0,24 0,36
23,20 24,50 10,25 21,33
6,24 12,27 31,18 15,72
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
42,98
1,90
37,96
17,16
100,00
.b p
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
Huruf latin
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
95
Tabel 4.2.8 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 Perkotaan+Perdesaan - Perempuan Dapat membaca Huruf Latin & Tidak Dapat Lainnya
Jumlah
Huruf Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
37,99 53,50 48,81 18,12 25,36 35,63 32,16 36,85 35,72 36,98
10,79 1,43 3,04 14,61 11,12 7,12 9,11 10,74 2,12 4,98
22,50 26,40 29,09 48,02 46,53 23,04 35,77 28,12 20,60 16,85
28,71 18,67 19,06 19,25 16,99 34,21 22,96 24,29 41,56 41,18
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
34,16 23,97 24,24 28,31 26,40 25,26
11,07 6,78 14,21 3,93 1,39 3,10
48,01 42,26 29,72 15,37 18,03 14,79
6,76 26,99 31,82 52,39 54,18 56,85
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
24,50 23,40 48,94
0,62 1,19 0,18
16,95 4,22 2,02
57,93 71,18 48,86
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
26,28 47,64 24,83 27,75
5,65 7,50 5,25 7,33
11,94 21,85 39,14 35,99
56,13 23,01 30,78 28,92
100,00 100,00 100,00 100,00
86,87 44,17 54,36 31,14 42,70 36,05
0,15 3,50 1,90 3,29 1,18 0,37
8,77 35,83 18,20 17,63 7,40 8,85
4,21 16,50 25,54 47,93 48,72 54,73
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
66,84 53,30 55,28 55,60
1,70 4,73 0,75 0,26
17,65 12,80 6,04 11,52
13,81 29,17 37,93 32,62
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
30,72
4,67
22,98
41,63
100,00
.b p
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
Huruf latin
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
96
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 4.2.9 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 Perkotaan+Perdesaan - Laki-laki+Perempuan Dapat membaca Huruf Latin & Tidak Dapat Lainnya
Jumlah
Huruf Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
44,32 55,42 54,02 21,32 23,45 41,19 38,24 37,63 44,09 44,05
6,88 0,99 1,98 9,06 5,91 4,29 5,66 7,23 1,41 3,64
28,78 30,79 30,21 56,79 58,64 32,83 40,64 39,05 27,37 24,70
20,03 12,80 13,79 12,83 12,00 21,69 15,46 16,09 27,13 27,61
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
37,11 28,40 26,00 35,05 33,13 33,01
6,21 4,27 9,53 3,15 1,22 2,69
52,22 48,18 41,33 23,02 28,33 21,91
4,45 19,16 23,14 38,78 37,31 42,38
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
26,96 31,25 57,81
0,97 1,46 0,10
31,98 10,76 2,74
40,10 56,52 39,35
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
37,65 53,09 26,51 34,57
4,63 4,55 3,94 4,25
18,65 26,69 48,30 42,85
39,07 15,68 21,25 18,33
100,00 100,00 100,00 100,00
86,35 51,95 54,64 35,37 51,24 47,79
0,24 2,02 1,42 2,89 0,82 0,39
10,34 32,24 25,85 23,12 10,34 12,48
3,07 13,79 18,09 38,62 37,60 39,33
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
68,24 57,70 57,06 59,50
1,28 2,90 0,45 0,32
20,33 18,58 8,49 16,99
10,15 20,82 34,00 23,18
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
36,45
3,37
29,99
30,19
100,00
.b p
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
Huruf latin
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
97
Tabel 5.1 Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2011 Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Perem puan (P)
L+P
Lakilaki (L)
Perem puan (P)
L+P
Lakilaki (L)
Perem puan (P)
L+P
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
57,51 43,50 53,68 47,46 34,21 30,76 47,32 53,13 54,24 45,87
68,63 46,57 53,53 47,24 48,08 41,21 59,78 60,44 57,74 46,04
63,59 45,16 53,60 47,35 40,64 35,69 54,06 57,11 56,09 45,96
61,31 55,59 56,97 49,86 48,59 48,79 50,42 68,15 56,13 54,76
71,08 56,22 59,83 55,87 57,27 50,88 49,80 69,71 59,42 54,35
66,56 55,95 58,55 52,68 52,10 49,80 50,11 68,95 57,81 54,56
60,26 49,47 55,68 48,93 37,09 43,15 49,37 61,02 55,56 52,61
70,38 51,58 57,41 52,44 49,59 47,97 53,53 64,99 58,89 52,08
65,73 50,64 56,63 50,59 42,75 45,47 51,52 63,11 57,28 52,35
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
51,98 48,32 59,56 49,76 55,63 49,41
57,18 55,89 65,93 53,51 52,64 49,43
54,70 52,21 62,65 51,81 53,97 49,42
59,60 62,10 47,37 51,03 45,09
63,61 65,65 51,16 49,50 48,19
61,59 64,07 49,39 50,15 46,83
51,98 52,28 60,32 48,45 54,14 47,16
57,18 58,47 65,83 52,24 51,55 48,77
54,70 55,43 63,13 50,50 52,68 48,06
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
55,30 61,86 59,63
57,68 64,52 61,06
56,55 63,35 60,37
65,24 63,29 62,41
67,93 67,37 62,42
66,65 65,48 62,42
59,26 62,71 61,87
61,77 66,15 62,17
60,58 64,59 62,03
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
52,89 46,47 55,43 42,67
54,64 55,69 63,16 42,49
53,75 50,77 59,86 42,59
56,85 48,60 60,30 52,39
59,22 54,69 62,05 56,89
58,00 51,40 61,30 54,44
55,66 47,90 58,27 46,32
57,82 55,03 62,51 48,08
56,72 51,19 60,70 47,11
39,72 58,14 51,44 47,75 66,13 42,66
39,83 47,09 60,86 50,85 53,42 58,17
39,78 52,01 56,27 49,56 58,89 50,61
49,13 71,19 58,21 51,91 57,28 54,45
49,84 69,59 61,72 55,24 57,65 57,73
49,48 70,34 59,97 53,78 57,48 56,10
45,11 66,91 56,59 50,44 59,28 51,26
45,07 61,68 61,51 53,59 56,61 57,85
45,09 64,10 59,07 52,23 57,81 54,60
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
49,23 47,18 34,09 41,60
51,71 36,39 40,94 51,94
50,63 41,49 37,23 46,43
53,73 49,74 44,22 47,10
51,58 56,50 57,68 39,18
52,67 53,11 49,63 43,69
52,22 49,08 41,63 45,55
51,63 50,82 52,61 43,18
51,92 49,96 46,21 44,50
INDONESIA
49,83
53,60
51,84
52,41
55,07
53,82
51,14
54,34
52,85
s. go
.b p
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
.id
Lakilaki (L)
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
98
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 5.2 Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011 Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Provinsi
Lakilaki
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
33,07 25,26 25,81 23,11 19,76 17,87 19,99 19,44 26,82 22,15
40,76 24,61 26,78 26,37 27,11 28,11 19,80 21,45 28,62 24,05
37,27 24,91 26,34 24,68 23,17 22,70 19,89 20,54 27,77 23,15
40,80 34,54 34,47 27,94 29,80 29,91 26,10 29,20 35,59 28,04
45,81 34,29 28,41 26,64 32,92 30,95 25,13 26,32 36,97 27,32
43,49 34,39 31,12 27,33 31,06 30,41 25,61 27,73 36,30 27,69
38,66 29,84 31,08 26,07 21,77 26,15 24,02 24,57 32,94 26,61
44,37 29,64 27,79 26,53 28,07 30,09 23,14 23,84 34,33 26,43
41,74 29,73 29,27 26,29 24,62 28,05 23,56 24,18 33,66 26,52
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
22,04 25,92 28,11 23,15 23,14 24,58
28,33 28,63 24,57 25,46 19,41 24,96
25,33 27,32 26,39 24,41 21,07 24,79
32,72 34,75 24,12 23,80 24,79
32,77 38,40 25,29 24,83 27,10
32,74 36,78 24,74 24,40 26,09
22,04 28,31 30,12 23,68 23,36 24,69
28,33 30,02 29,61 25,37 21,30 26,09
25,33 29,18 29,86 24,59 22,20 25,47
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
30,50 32,93 26,94
30,06 36,45 26,45
30,27 34,89 26,69
43,44 42,07 40,76
43,91 42,44 39,01
43,68 42,27 39,83
35,66 38,37 38,06
35,59 39,88 36,70
35,62 39,19 37,34
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
27,12 21,99 21,51 21,44
28,67 31,37 27,81 24,58
27,89 26,36 25,11 22,83
35,93 32,62 25,68 34,69
36,69 32,60 27,61 36,65
36,30 32,61 26,78 35,59
33,29 29,09 23,93 26,42
34,24 32,18 27,69 29,26
33,75 30,52 26,09 27,69
21,19 32,14 27,98 24,47 29,23 26,92
23,91 25,54 33,90 24,80 23,99 30,18
22,70 28,48 31,02 24,66 26,25 28,59
34,88 42,46 35,14 30,44 26,62 35,42
34,69 43,77 40,24 28,44 28,45 36,31
34,79 43,15 37,70 29,32 27,62 35,87
29,04 39,08 33,43 28,33 27,22 33,12
29,56 37,36 38,67 27,07 27,36 34,61
29,31 38,16 36,07 27,62 27,30 33,87
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
28,66 28,70 20,18 19,73
28,65 26,34 23,24 30,86
28,66 27,45 21,58 24,93
33,51 38,05 28,20 29,29
33,22 41,79 37,74 24,83
33,37 39,91 32,03 27,37
31,88 35,63 26,14 26,59
31,37 37,42 33,35 26,72
31,62 36,54 29,15 26,65
INDONESIA
24,77
26,36
25,62
29,62
30,19
29,92
27,24
28,30
27,80
PeremL+P puan
.id
Lakilaki
s. go
.b p
w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
PeremL+P puan
Lakilaki
PeremL+P puan
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
99
Tabel 5.3.1 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Lamanya Sakit (hari), 2011 Perkotaan
Lamanya Sakit (hari) 4-7
8-14
15-21
22-30
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
44,97 45,18 39,78 50,60 39,40 43,67 55,38 40,53 48,27 47,82
31,56 27,91 33,84 29,74 35,17 32,30 25,43 29,64 24,43 30,68
5,69 4,32 3,87 3,69 8,20 1,40 4,11 10,48 2,60 2,06
4,37 3,98 5,18 2,35 1,96 4,48 2,66 1,96 7,82 4,99
13,41 18,62 17,33 13,63 15,27 18,15 12,42 17,39 16,88 14,44
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
51,27 35,96 51,78 40,45 40,27 41,56
30,80 35,42 27,72 33,44 30,25 30,92
4,91 7,25 8,15 5,82 5,36 5,97
.id
2,58 4,83 2,13 3,53 4,63 4,91
10,45 16,53 10,21 16,77 19,49 16,64
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
52,79 33,39 39,80
21,79 38,24 34,84
5,25 8,24 9,10
1,01 3,77 2,86
19,16 16,36 13,39
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
39,87 47,68 43,28 40,62
34,77 31,51 33,68 32,27
3,49 5,31 0,65 6,56
0,54 3,43 3,17 2,70
21,33 12,07 19,21 17,85
100,00 100,00 100,00 100,00
32,54 40,87 42,15 38,89 24,95 33,25
31,57 43,81 25,87 29,88 45,28 35,16
10,84 6,03 8,27 7,38 4,97 9,92
1,96 2,25 6,45 2,61 4,94 3,48
23,10 7,05 17,27 21,24 19,86 18,18
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
29,63 44,77 33,18 41,46
29,57 39,58 40,12 43,94
14,16 8,36 1,79 7,26
3,49 0,49 4,01
23,16 7,29 24,41 3,33
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
41,39
32,15
6,16
3,95
16,35
100,00
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
1-3
.b p
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
100
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 5.3.2 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Lamanya Sakit (hari), 2011 Perdesaan
Lamanya Sakit (hari) 4-7
8-14
15-21
22-30
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
42,05 40,79 35,82 43,99 31,76 41,43 45,23 40,62 41,21 38,99
36,85 35,40 30,69 32,51 36,24 32,02 34,54 30,83 35,97 33,24
6,91 6,79 7,04 9,26 3,49 6,19 5,67 11,17 6,66 5,64
4,56 2,58 7,31 1,37 0,79 5,05 2,93 2,69 3,46 6,41
9,63 14,44 19,14 12,87 27,72 15,30 11,63 14,69 12,70 15,72
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
37,88 35,87 42,86 52,15 35,04
36,37 33,67 33,81 28,26 35,71
8,85 8,39 4,79 2,49 7,68
.id
4,39 6,09 3,22 1,84 4,61
12,52 15,99 15,33 15,26 16,96
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
41,10 37,63 30,88
32,34 34,62 43,19
6,48 6,40 9,64
3,72 3,62 3,23
16,36 17,73 13,06
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
44,06 51,92 43,59 48,56
32,44 30,95 24,69 31,90
5,16 4,43 6,25 4,28
3,63 3,56 4,44 2,53
14,71 9,13 21,03 12,73
100,00 100,00 100,00 100,00
33,13 39,36 35,48 40,55 31,13 39,77
42,80 36,84 34,55 27,60 39,75 35,26
10,62 8,18 11,33 8,31 5,33 9,40
2,64 3,34 2,95 3,90 7,02 3,03
10,81 12,29 15,69 19,64 16,77 12,54
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
34,95 30,14 32,30 40,97
40,79 42,61 46,48 39,87
6,88 11,65 7,80 3,46
1,71 4,47 7,20 6,69
15,66 11,13 6,22 9,00
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
39,03
34,77
7,11
4,03
15,07
100,00
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
1-3
.b p
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
101
Tabel 5.3.3 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Lamanya Sakit (hari), 2011 Perkotaan + Perdesaan
Lamanya Sakit (hari) 4-7
8-14
15-21
22-30
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
42,79 42,60 37,20 46,42 37,63 41,99 48,30 40,58 43,02 40,97
35,52 32,31 31,79 31,49 35,42 32,09 31,79 30,33 33,02 32,66
6,60 5,77 5,93 7,21 7,11 5,00 5,20 10,88 5,62 4,84
4,51 3,16 6,57 1,73 1,68 4,91 2,85 2,39 4,57 6,09
10,58 16,16 18,51 13,15 18,16 16,01 11,87 15,82 13,77 15,43
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
51,27 36,70 45,24 41,76 44,68 38,06
30,80 35,78 30,17 33,64 29,51 33,49
4,91 7,87 8,25 5,26 4,29 6,89
.id
2,58 4,66 3,76 3,36 3,60 4,75
10,45 14,99 12,59 15,98 17,92 16,81
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
47,07 36,05 32,09
26,95 35,96 42,06
5,85 7,08 9,57
2,34 3,68 3,18
17,79 17,22 13,10
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
43,01 50,70 43,46 44,51
33,03 31,11 28,30 32,09
4,74 4,69 4,00 5,44
2,86 3,52 3,93 2,61
16,37 9,98 20,30 15,34
100,00 100,00 100,00 100,00
32,92 39,74 36,88 40,01 29,72 38,26
38,86 38,61 32,73 28,34 41,01 35,23
10,70 7,63 10,69 8,01 5,25 9,52
2,40 3,06 3,69 3,48 6,54 3,14
15,11 10,96 16,02 20,16 17,47 13,85
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
33,16 33,11 32,48 41,11
37,01 42,00 45,19 41,00
9,33 10,98 6,57 4,52
2,31 3,56 5,83 5,94
18,19 10,35 9,93 7,43
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
40,10
33,58
6,68
3,99
15,65
100,00
w
tp :// w
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
(1)
s. go
1-3
.b p
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
102
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 5.4 Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011 Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
Lakilaki
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
63,20 69,15 52,21 62,88 54,41 73,25 79,12 60,74 58,21 68,58
62,95 69,79 44,25 64,53 70,78 65,08 71,01 67,61 58,81 57,78
63,05 69,51 47,88 63,67 63,39 68,80 74,27 64,71 58,54 62,87
69,11 68,91 54,37 72,52 80,33 67,27 72,24 76,47 67,77 70,74
62,48 67,53 55,69 66,46 75,33 72,79 73,01 66,90 70,47 69,69
65,31 68,12 55,11 69,50 78,11 70,01 72,63 71,53 69,19 70,23
67,55 69,02 53,56 68,90 61,22 68,60 74,49 69,97 64,95 70,28
62,61 68,51 51,60 65,77 71,64 70,80 72,18 67,24 66,85 66,82
64,69 68,73 52,46 67,36 66,69 69,72 73,24 68,49 65,96 68,57
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
64,62 72,34 70,92 58,47 51,56 60,59
58,09 68,26 75,09 57,60 49,91 58,13
61,05 70,09 73,05 57,98 50,66 59,22
79,07 81,05 62,56 49,43 63,20
77,59 80,75 61,49 44,71 61,89
78,31 80,88 61,97 46,73 62,44
64,62 75,04 74,07 60,67 50,91 61,89
58,09 71,66 77,15 59,65 48,17 60,09
61,05 73,23 75,70 60,10 49,40 60,87
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
48,02 67,40 63,51
47,06 61,06 59,92
47,51 63,79 61,65
45,59 54,12 66,42 62,60 56,00 53,62
50,16 64,31 54,74
46,95 66,81 57,41
50,16 48,67 61,95 64,10 54,76 56,01
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
69,82 79,51 81,03 56,58
62,22 81,26 77,45 68,62
66,01 80,40 78,87 61,90
73,50 82,01 79,03 73,08
72,94 76,08 76,49 71,98
73,22 79,12 77,55 72,56
72,45 81,21 79,82 63,59
69,85 77,85 76,89 70,16
71,16 79,54 78,10 66,60
61,42 62,73 59,18 65,86 60,46 74,74
52,32 58,30 67,62 64,70 51,74 60,93
56,38 60,51 63,86 65,16 55,96 66,60
65,57 85,38 69,94 66,40 64,02 74,06
62,72 78,39 74,97 61,29 63,18 72,19
64,13 81,72 72,53 63,46 63,56 73,09
64,01 78,92 67,60 66,22 63,12 74,21
58,34 73,00 73,16 62,51 60,55 69,05
61,03 75,86 70,52 64,05 61,73 71,44
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
72,37 81,60 58,90 75,40
63,16 70,90 56,85 59,78
67,06 76,65 57,86 67,23
83,14 80,16 61,82 61,86
80,26 82,02 49,77 60,27
81,76 81,15 56,20 61,25
79,73 80,52 61,21 65,36
73,32 79,77 51,44 60,09
76,43 80,14 56,57 63,10
INDONESIA
64,39
61,88
63,00
67,50 65,58
66,46
66,01
63,77 64,79
PeremL+P puan
.id
Lakilaki
s. go
.b p
w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
PeremL+P puan
Lakilaki
PeremL+P puan
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
103
Tabel 5.5.1 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2011 Perkotaan
Jenis Obat yang Digunakan Obat Modern
Lainnya
Campuran
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
12,60 10,23 16,64 3,43 13,78 12,08 6,71 11,25 10,55 9,39
49,53 59,10 57,66 56,40 43,45 68,41 65,59 59,93 61,57 62,78
1,12 0,22 0,00 0,00 1,44 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
36,74 30,44 25,70 40,17 41,33 19,51 27,70 28,82 27,88 27,84
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
6,87 6,79 4,97 9,83 16,60 10,61
73,70 64,39 77,74 61,35 60,88 57,43
0,00 1,17 0,00 1,01 1,81 1,52
19,42 27,66 17,29 27,82 20,70 30,44
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
20,64 10,26 6,34
41,11 67,62 73,93
0,78 0,00 3,12
37,47 22,12 16,61
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
6,05 4,32 9,26 9,72
52,23 50,33 54,61 66,23
0,00 1,29 0,86 0,00
41,71 44,06 35,27 24,04
100,00 100,00 100,00 100,00
6,87 5,52 0,95 7,42 8,29 17,11
64,04 71,75 78,77 59,89 84,44 52,27
4,26 0,00 0,00 0,95 0,00 0,97
24,83 22,73 20,28 31,74 7,27 29,66
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
16,09 10,02 12,39 11,84
49,56 50,24 69,40 70,28
2,21 0,00 0,00 0,00
32,14 39,74 18,21 17,88
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
9,03
62,18
0,94
27,85
100,00
ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
s. go
w w
tp :// w
(1)
.id
Obat Tradisional
.b p
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
104
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 5.5.2 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2011 Perdesaan
Jenis Obat yang Digunakan Obat Modern
Lainnya
Campuran
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
11,21 10,57 17,95 6,92 30,91 11,21 9,49 2,92 11,27 16,33
43,68 53,82 42,87 51,44 33,69 57,91 51,17 61,56 53,92 52,25
0,85 1,32 0,96 0,55 0,00 0,90 0,64 0,00 0,00 1,19
44,26 34,29 38,22 41,10 35,40 29,98 38,70 35,52 34,81 30,23
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
6,07 3,69 9,34 18,60 14,11
65,48 65,65 60,69 63,36 47,49
0,87 0,78 1,61 1,94 1,56
27,59 29,88 28,36 16,10 36,85
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
29,11 18,56 24,35
26,55 52,18 47,70
0,30 0,00 2,49
44,04 29,26 25,45
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
6,18 4,36 3,48 12,24
52,59 59,70 64,05 50,58
0,00 0,72 0,00 2,28
41,23 35,22 32,47 34,90
100,00 100,00 100,00 100,00
9,16 2,95 11,03 12,68 15,39 5,98
63,76 79,29 59,34 50,90 65,56 63,30
1,29 0,00 0,00 0,42 0,49 0,44
25,79 17,76 29,64 36,00 18,56 30,27
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
7,96 9,22 26,97 11,09
63,99 45,26 33,93 54,98
0,00 1,58 0,88 0,00
28,05 43,93 38,22 33,93
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
11,47
54,92
1,07
32,54
100,00
ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
s. go
w w
tp :// w
(1)
.id
Obat Tradisional
.b p
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
105
Tabel 5.5.3 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2011 Perkotaan + Perdesaan
Jenis Obat yang Digunakan Obat Modern
Lainnya
Campuran
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
11,55 10,43 17,53 5,72 18,94 11,42 8,59 6,28 11,12 14,95
45,11 55,97 47,56 53,14 40,51 60,39 55,83 60,90 55,53 54,34
0,92 0,87 0,66 0,36 1,00 0,69 0,43 0,00 0,00 0,96
42,42 32,72 34,26 40,78 39,55 27,50 35,15 32,82 33,35 29,75
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
6,87 6,50 4,43 9,55 17,38 12,57
73,70 64,83 72,63 60,97 61,84 51,85
0,00 1,05 0,33 1,35 1,86 1,55
19,42 27,63 22,61 28,13 18,91 34,04
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
24,96 15,50 21,77
33,70 57,88 51,46
0,53 0,00 2,58
40,82 26,63 24,18
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
6,15 4,35 5,72 11,05
52,52 57,04 60,39 57,98
0,00 0,88 0,33 1,20
41,33 37,73 33,56 29,77
100,00 100,00 100,00 100,00
8,43 3,37 9,09 11,02 13,78 8,43
63,85 78,05 63,06 53,74 69,82 60,87
2,24 0,00 0,00 0,58 0,38 0,56
25,48 18,58 27,84 34,66 16,01 30,14
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
10,25 9,37 24,14 11,30
59,92 46,17 40,81 59,29
0,62 1,29 0,71 0,00
29,21 43,16 34,34 29,41
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
10,41
58,08
1,01
30,50
100,00
ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
s. go
w w
tp :// w
(1)
.id
Obat Tradisional
.b p
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
106
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 5.6 Persentase Penduduk Lansia yang Berobat Jalan menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011 Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Lakilaki
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
66,67 48,45 59,88 43,69 58,67 56,86 45,28 53,55 49,14 46,38
60,03 47,33 64,75 51,53 59,11 50,35 40,59 51,75 52,96 56,96
62,75 47,83 62,53 47,44 58,91 53,32 42,48 52,51 51,22 51,97
62,17 44,35 56,68 35,73 70,36 39,42 38,93 41,81 43,87 45,14
61,74 48,37 55,28 38,98 50,65 40,18 41,33 52,46 40,08 44,01
61,92 46,64 55,89 37,35 61,60 39,80 40,14 47,31 41,88 44,59
63,36 46,17 57,88 38,72 61,74 43,31 41,01 46,66 45,43 45,40
61,26 47,92 58,67 43,47 57,51 42,81 41,02 52,13 44,08 47,13
62,15 47,16 58,32 41,05 59,52 43,05 41,02 49,63 44,71 46,26
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
61,44 53,70 48,78 48,75 51,09 47,75
64,60 51,77 45,53 50,16 62,74 52,77
63,16 52,63 47,12 49,55 57,40 50,54
42,01 46,69 42,96 41,36 47,91
41,59 35,03 43,61 59,04 48,29
41,80 40,05 43,32 51,50 48,13
61,44 49,01 48,13 45,65 48,11 47,83
64,60 48,06 41,71 46,72 61,51 50,44
63,16 48,50 44,72 46,24 55,50 49,31
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
67,20 54,38 47,06
64,22 50,68 37,92
65,60 52,28 42,32
65,51 57,44 51,59
60,74 46,70 48,35
62,95 51,53 49,87
66,46 56,22 50,73
62,69 48,36 46,46
64,44 51,83 48,48
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
47,04 45,64 41,09 48,46
56,87 38,02 44,49 49,21
51,97 41,74 43,15 48,79
45,98 34,64 41,53 44,86
40,07 31,78 41,80 42,28
43,04 33,24 41,69 43,63
46,28 38,18 41,36 46,93
44,92 33,92 42,94 46,03
45,60 36,06 42,29 46,52
56,92 57,88 46,71 47,74 31,07 50,23
61,67 57,98 47,80 49,67 48,53 55,14
59,55 57,93 47,31 48,90 40,08 53,13
54,13 49,76 37,16 41,18 40,82 33,58
54,09 53,91 41,62 35,68 35,63 33,71
54,11 51,93 39,46 38,02 37,98 33,65
55,18 52,07 39,24 43,38 38,35 37,33
57,28 55,00 43,14 40,67 38,60 39,69
56,28 53,59 41,28 41,80 38,48 38,60
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
37,35 37,68 51,49 62,43
41,18 50,58 55,95 45,86
39,56 43,65 53,74 53,77
34,61 35,81 42,62 31,63
34,80 32,98 41,41 38,38
34,70 34,32 42,06 34,24
35,48 36,28 44,48 39,58
37,39 36,54 44,84 41,20
36,46 36,41 44,65 40,28
INDONESIA
51,31
52,62
52,03
45,44
45,22
45,32
48,25
48,83
48,56
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
ht
Provinsi
tp :// w
Perkotaan
.b p
w
w
PeremL+P puan
.id
Lakilaki
s. go
PeremL+P puan
Lakilaki
PeremL+P puan
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
107
Tabel 5.7.1 Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Tempat Berobat Jalan, 2011
RS. Pemerintah
RS. Swasta
Praktek Dokter
Puskesmas
Praktek Nakes
Praktek Batra
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
27,31 12,07 17,93 20,39 4,95 18,84 13,70 18,32 16,74 2,68
2,60 10,42 9,89 22,02 5,18 2,85 4,70 7,83 0,00 7,35
23,56 29,87 24,71 26,43 25,81 32,43 45,86 33,01 36,58 43,52
31,49 21,79 29,13 21,35 42,12 28,39 19,91 35,60 33,19 25,67
26,89 30,92 24,49 14,88 24,84 7,13 16,29 13,68 26,22 25,94
8,72 1,99 4,01 2,13 1,71 0,00 0,00 0,00 4,81 2,57
2,17 2,67 0,75 0,00 3,10 14,47 9,37 1,39 3,65 0,38
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
15,44 10,23 6,09 9,29 14,11 11,11
10,82 5,96 6,48 4,21 17,11 4,43
45,28 43,02 49,15 36,86 36,54 33,86
27,04 32,62 19,93 28,83 23,69 25,10
1,59 19,13 17,08 23,80 14,52 30,11
1,30 2,54 7,19 3,23 3,60 3,41
4,50 2,73 6,15 1,59 2,54 2,10
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
8,62 7,85 14,07
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
s. go
.id
Provinsi
.b p
Perkotaan
45,38 32,44 40,03
22,44 34,80 41,76
30,93 32,74 7,81
3,75 4,05 0,00
0,17 1,38 2,70
12,06 9,96 13,36 27,15
6,17 5,32 2,83 2,63
31,00 37,33 22,14 33,33
24,75 36,76 42,59 33,46
33,11 24,52 24,45 7,73
4,41 2,66 5,38 1,40
5,42 2,76 3,21 1,36
21,11 6,71 13,07 20,43 28,68 13,90
7,72 1,32 4,04 4,36 0,00 16,02
50,30 49,96 29,97 25,66 23,25 29,30
18,67 32,77 32,12 43,09 9,50 38,91
7,26 20,35 11,92 12,40 35,85 18,58
0,00 2,99 3,44 0,62 2,72 4,24
3,10 2,63 7,20 1,49 0,00 14,16
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
9,83 12,90 47,16 34,68
2,49 3,24 8,09 10,34
37,58 52,68 25,37 29,34
43,07 21,10 28,38 8,18
7,92 11,95 0,00 7,86
13,46 0,00 0,00 5,03
0,00 13,06 2,39 20,13
INDONESIA
11,70
6,00
37,81
28,46
21,76
3,06
2,63
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
0,54 0,91 4,52
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
108
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 5.7.2 Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Tempat Berobat Jalan, 2011 Perdesaan RS. Pemerintah
RS. Swasta
Praktek Dokter
Puskesmas
Praktek Nakes
Praktek Batra
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
16,62 8,91 6,91 10,58 4,93 9,68 5,99 2,27 8,95 3,56
1,08 6,99 2,01 6,71 1,58 1,07 3,93 7,21 4,27 3,51
16,52 17,15 18,77 21,23 5,42 25,31 19,60 18,29 19,56 22,86
48,94 20,95 34,62 40,83 56,85 37,42 31,60 47,87 31,56 24,93
34,43 49,91 44,48 22,77 18,00 30,12 47,06 29,73 41,79 50,41
2,54 3,66 8,29 2,76 2,23 2,21 0,37 1,40 2,84 1,72
2,53 4,31 4,32 4,00 22,48 2,73 5,27 5,44 4,13 4,05
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
3,05 3,04 5,60 7,89 3,98
2,35 0,89 3,63 3,83 3,33
36,36 35,20 27,68 37,12 20,16
34,42 20,70 24,41 29,16 20,83
34,43 48,23 46,44 28,59 56,45
3,65 4,26 2,54 2,56 2,50
2,16 3,25 2,75 1,02 3,62
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
2,68 3,90 6,26
1,26 0,34 2,89
34,53 22,29 8,93
27,59 33,87 72,25
42,19 46,72 12,29
4,06 2,47 0,43
1,27 1,23 4,74
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
7,02 9,72 4,90 10,57
0,65 0,00 1,44 4,72
6,22 10,83 18,16 20,93
40,87 62,97 40,42 61,38
48,79 23,83 46,88 12,11
6,12 1,15 4,53 0,00
1,53 5,01 2,33 1,41
10,39 5,35 7,58 10,32 6,36 3,51
3,04 0,45 2,78 0,95 0,00 0,86
37,58 28,90 12,81 14,51 16,07 10,93
34,63 34,60 44,95 55,71 54,35 57,20
23,46 38,19 38,34 22,57 27,26 26,67
0,25 2,09 4,25 3,36 3,00 2,67
1,99 0,00 3,13 3,45 3,83 4,98
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
3,95 10,53 4,18 36,15
0,98 0,69 1,48 5,63
15,55 9,11 3,48 15,27
69,21 66,39 88,59 51,33
17,73 17,64 2,48 1,63
0,57 0,51 0,00 0,00
3,61 6,25 2,23 2,48
INDONESIA
5,88
2,88
23,07
33,17
41,80
2,87
3,15
s. go
.b p
w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
109
Tabel 5.7.3 Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Tempat Berobat Jalan, 2011 Perkotaan + Perdesaan RS. Pemerintah
RS. Swasta
Praktek Dokter
Puskesmas
Praktek Nakes
Praktek Batra
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
19,42 10,25 11,11 14,49 4,94 12,19 8,34 9,23 11,40 3,36
1,48 8,45 5,02 12,82 4,31 1,56 4,17 7,48 2,92 4,41
18,36 22,55 21,03 23,30 20,93 27,26 27,59 24,67 24,92 27,68
44,37 21,31 32,53 33,05 45,64 34,94 28,04 42,56 32,07 25,10
32,45 41,85 36,86 19,63 23,20 23,81 37,69 22,78 36,88 44,70
4,16 2,95 6,66 2,50 1,84 1,60 0,26 0,79 3,46 1,92
2,43 3,61 2,96 2,40 7,74 5,95 6,52 3,68 3,98 3,19
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
15,44 7,65 5,00 7,42 11,96 7,41
10,82 4,67 4,47 3,92 12,53 3,86
45,28 40,62 44,14 32,22 36,74 26,75
27,04 33,26 20,21 26,60 25,58 22,89
1,59 24,63 28,27 35,24 19,37 43,79
1,30 2,94 6,14 2,88 3,24 2,94
4,50 2,53 5,10 2,17 2,02 2,89
s. go 40,15 26,18 12,37
24,92 34,22 68,88
36,35 41,36 11,79
3,90 3,08 0,38
0,70 1,29 4,52
8,38 9,80 8,34 19,35
2,14 1,87 2,01 3,61
12,92 20,13 19,77 27,50
36,51 53,77 41,30 46,59
44,55 24,07 37,77 9,79
5,66 1,68 4,87 0,74
2,58 4,22 2,69 1,39
14,38 5,74 8,95 14,01 12,07 6,71
4,78 0,70 3,09 2,20 0,00 5,53
42,32 34,97 17,09 18,58 17,91 16,59
28,69 34,07 41,75 51,11 42,86 51,56
17,43 33,05 31,75 18,86 29,46 24,18
0,16 2,35 4,05 2,36 2,93 3,16
2,41 0,76 4,14 2,74 2,85 7,81
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
6,20 11,12 14,22 35,59
1,56 1,33 3,02 7,44
23,98 20,10 8,59 20,67
59,20 54,97 74,53 34,77
13,98 16,20 1,90 4,02
5,50 0,38 0,00 1,93
2,23 7,97 2,27 9,25
INDONESIA
8,71
4,39
30,22
30,89
32,07
2,96
2,90
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
w
0,89 0,56 3,07
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
5,76 5,41 7,13
.b p
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Susenas 2011
110
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 6.1 TPAK Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung
40,19 41,95 39,15 32,83 39,58 43,82 43,90 35,50 39,46 42,90
38,19 58,59 41,77 55,17 34,67 50,75 54,77 45,64 58,09 52,01
38,73 50,48 40,79 46,57 38,75 48,58 50,91 40,71 52,26 49,77
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
37,00 34,33 46,42 45,51 44,38 44,98
44,97 46,68 53,51 50,21 54,90
37,00 38,10 46,51 49,93 46,36 50,23
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
48,50 47,74 29,64
58,75 50,90 56,38
52,69 49,55 51,55
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
33,30 38,89 46,90 44,57
60,27 63,89 52,67 56,84
52,04 55,86 50,37 49,24
43,03 44,09 37,61 35,09 50,33 30,78
52,77 48,03 62,11 47,35 55,74 63,57
48,38 46,66 56,34 43,01 54,59 54,64
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
45,79 34,92 48,73 36,26
65,86 51,45 62,34 60,90
58,16 46,79 58,78 53,86
INDONESIA
41,28
52,55
47,07
s. go .b p w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
111
Tabel 6.2.1 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, 2011 Perkotaan
Pertanian
Industri*)
Jasa-jasa**)
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung
28,87 27,45 43,42 22,18 22,28 32,26 19,94 19,88 25,17 27,70
13,17 12,82 12,58 12,67 14,41 15,34 12,73 18,88 22,56 11,49
57,95 59,72 44,00 65,16 63,31 52,40 67,33 61,24 52,26 60,81
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
0,93 35,21 24,31 38,43 44,83 39,62
9,51 14,42 20,97 17,60 14,55 12,39
89,56 50,37 54,73 43,97 40,62 47,99
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
41,24 53,77 40,67
21,98 9,99 11,59
36,79 36,24 47,73
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
42,76 27,46 30,16 26,88
13,78 17,62 11,81 14,21
43,46 54,92 58,03 58,91
100,00 100,00 100,00 100,00
35,41 23,22 29,24 28,86 57,49 25,20
12,21 21,25 17,59 12,42 5,95 10,85
52,38 55,53 53,18 58,72 36,56 63,95
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
31,55 34,35 22,45 11,49
11,84 10,99 8,34 16,72
56,61 54,66 69,21 71,79
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
34,52
14,42
51,06
100,00
s. go
.b p w w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011 Catatan : *) **)
112
: Termasuk sektor Industri, Pertambangan dan Penggalian Listrik,Gas, Air minum, dan Konstruksi : Termasuk sektor Perdagangan, Transportasi dan Komunikasi Keuangan, Jasa-jasa, lainnya
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 6.2.2 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, 2011 Perdesaan
Pertanian
Industri*)
Jasa-jasa**)
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung
80,34 85,08 73,22 81,83 84,24 84,02 85,54 53,89 87,16 80,48
6,41 2,85 8,02 5,17 1,75 3,77 3,39 26,66 4,43 7,78
13,25 12,07 18,76 13,00 14,02 12,20 11,07 19,45 8,41 11,74
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
73,27 64,04 79,23 82,13 81,26
10,50 7,15 9,31 10,46 5,94
16,24 28,81 11,46 7,40 12,80
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
75,35 68,65 88,90
11,45 11,56 7,37
13,20 19,80 3,73
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
87,21 89,53 76,64 78,59
6,21 2,40 4,51 3,05
6,58 8,07 18,85 18,37
100,00 100,00 100,00 100,00
71,08 71,34 81,17 80,22 86,57 78,80
6,89 19,23 7,98 5,42 3,49 7,42
22,03 9,43 10,85 14,36 9,94 13,78
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
86,10 89,17 85,61 78,50
6,08 5,04 2,28 2,12
7,82 5,79 12,11 19,38
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
79,82
7,31
12,87
100,00
s. go
.b p w w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011 Catatan : *) **)
: Termasuk sektor Industri, Pertambangan dan Penggalian Listrik,Gas, Air minum, dan Konstruksi : Termasuk sektor Perdagangan, Transportasi dan Komunikasi Keuangan, Jasa-jasa, lainnya
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
113
Tabel 6.2.3 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, 2011 Perkotaan + Perdesaan
Pertanian
Industri*)
Jasa-jasa**)
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung
65,72 62,60 63,72 66,01 31,62 69,45 67,18 39,53 72,53 70,56
8,33 6,74 9,47 7,16 12,50 7,03 6,00 23,38 8,71 8,47
25,95 30,66 26,81 26,83 55,88 23,52 26,82 37,10 18,76 20,97
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
0,93 51,28 40,78 62,73 58,55 63,73
9,51 12,76 15,24 12,67 13,05 8,66
89,56 35,96 43,98 24,61 28,40 27,62
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
56,80 62,63 83,96
17,17 10,92 7,80
26,03 26,44 8,24
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
78,73 75,64 59,11 49,84
7,65 5,81 7,26 9,25
13,62 18,55 33,63 40,90
100,00 100,00 100,00 100,00
57,07 56,00 73,75 65,52 80,90 70,58
8,98 19,87 9,36 7,43 3,97 7,94
33,95 24,12 16,90 27,06 15,13 21,48
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
69,96 77,64 72,16 65,62
7,78 6,29 3,57 4,93
22,26 16,07 24,27 29,45
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
60,92
10,28
28,80
100,00
s. go
.b p w w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Provinsi
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011 Catatan : *) **)
114
: Termasuk sektor Industri, Pertambangan dan Penggalian Listrik,Gas, Air minum, dan Konstruksi : Termasuk sektor Perdagangan, Transportasi dan Komunikasi Keuangan, Jasa-jasa, lainnya
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 6.3.1 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan, 2011
Berusaha Sendiri
Berusaha dengan Buruh
Buruh/ Karyawan
Pekerja Bebas
Pekerja tidak Dibayar
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung
32,79 31,45 33,04 28,61 51,32 29,29 28,20 35,17 31,80 35,73
30,67 30,05 36,42 36,47 18,77 29,82 26,51 12,42 30,89 40,35
24,43 20,02 10,55 26,88 20,69 20,84 33,49 38,88 17,03 8,80
4,23 5,00 7,82 2,01 4,32 13,55 2,40 4,06 8,32 6,28
7,89 13,48 12,16 6,03 4,90 6,49 9,41 9,47 11,96 8,84
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
32,44 28,91 26,51 28,98 20,97 32,48
28,42 33,28 26,93 37,10 49,13 30,74
29,93 14,55 28,50 10,69 10,87 12,01
3,02 11,43 5,83 10,25 5,20 12,25
.id
6,19 11,83 12,24 12,99 13,82 12,53
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
25,59 33,54 31,98
36,31 36,67 37,86
15,02 6,11 13,31
6,75 15,82 9,62
16,33 7,86 7,23
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
27,23 34,98 35,92 26,89
42,56 32,85 27,65 30,35
20,34 15,39 15,13 22,40
0,45 1,90 5,52 8,30
9,42 14,87 15,78 12,07
100,00 100,00 100,00 100,00
36,58 40,73 40,62 21,86 35,65 44,23
28,21 37,21 35,46 47,21 47,17 29,96
19,17 16,15 10,70 22,35 5,38 12,79
5,63 3,61 7,86 2,21
10,41 2,30 5,36 6,37 11,80 7,40
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
35,34 26,34 54,68 41,02
29,29 48,32 14,71 22,17
22,06 10,32 23,54 22,87
3,65 4,40 7,66
9,67 10,62 7,07 6,27
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
30,20
33,68
15,30
9,10
11,72
100,00
.b p
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
s. go
Provinsi
w
Perkotaan
5,61
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
115
Tabel 6.3.2 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan, 2011
Berusaha Sendiri
Berusaha dengan Buruh
Buruh/ Karyawan
Pekerja Bebas
Pekerja tidak Dibayar
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung
27,74 32,25 33,38 34,05 70,44 25,21 20,76 30,43 20,94 22,95
49,39 45,78 40,83 39,37 15,40 50,66 49,78 35,84 43,66 51,51
6,70 3,45 4,67 5,03 5,83 9,54 8,04 15,94 6,72 6,70
6,65 4,62 8,18 9,35 4,61 5,25 4,87 7,41 7,49 6,19
9,52 13,91 12,94 12,20 3,72 9,34 16,54 10,38 21,19 12,65
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
18,96 28,67 16,21 10,63 16,03
40,90 45,48 49,55 61,95 46,32
4,66 6,12 2,69 2,17 3,33
22,71 10,95 11,97 2,95 13,89
12,76 8,78 19,57 22,31 20,42
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
18,69 20,66 17,40
49,11 57,02 59,66
4,72 2,49 1,53
3,77 9,05 1,22
23,71 10,79 20,20
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
22,15 26,84 28,12 36,12
48,77 48,11 51,01 43,32
5,13 5,04 2,54 6,66
1,89 2,22 6,93 2,70
22,06 17,79 11,40 11,21
100,00 100,00 100,00 100,00
34,75 29,82 19,94 18,96 19,88 24,93
32,51 48,00 54,84 59,42 60,92 57,07
6,93 4,98 1,72 2,64 2,21 2,59
10,57 9,64 4,20 2,99 0,75 2,04
15,24 7,57 19,30 15,98 16,24 13,37
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
28,76 25,92 34,03 23,28
45,64 45,41 47,74 58,82
2,09 2,50 6,48 5,74
0,18 4,47 1,74 2,18
23,34 21,70 10,02 9,98
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
20,36
48,37
3,95
10,19
17,13
100,00
s. go
.b p
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
.id
Provinsi
w
Perdesaan
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011
116
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 6.3.3 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan, 2011
Berusaha Sendiri
Berusaha dengan Buruh
Buruh/ Karyawan
Pekerja Bebas
Pekerja tidak Dibayar
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung
29,17 31,93 33,27 32,61 54,20 26,36 22,84 32,43 23,50 25,35
44,07 39,65 39,42 38,60 18,27 44,79 43,27 25,95 40,65 49,41
11,74 9,91 6,55 10,82 18,45 12,72 15,16 25,63 9,15 7,09
5,96 4,77 8,06 7,40 4,36 7,59 4,18 6,00 7,69 6,21
9,06 13,74 12,69 10,57 4,72 8,54 14,54 10,00 19,02 11,93
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
32,44 24,71 27,41 21,38 17,16 22,96
28,42 36,50 34,62 44,52 53,85 39,76
29,93 10,37 19,22 5,93 7,67 6,98
3,02 16,20 7,95 11,27 4,37 13,20
.id
6,19 12,22 10,81 16,91 16,94 17,10
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
22,44 25,87 18,89
42,15 48,80 57,42
10,32 3,95 2,73
5,39 11,78 2,08
19,70 9,60 18,87
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
23,12 28,66 31,06 30,99
47,59 44,70 42,20 36,11
8,03 7,35 7,29 15,41
1,61 2,15 6,40 5,81
19,65 17,14 13,05 11,68
100,00 100,00 100,00 100,00
35,47 33,29 22,89 19,79 22,95 27,89
30,82 44,56 52,07 55,93 58,24 52,91
11,74 8,54 3,00 8,29 2,83 4,16
8,63 7,72 4,72 2,77 0,61 2,59
13,35 5,89 17,31 13,23 15,37 12,46
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
30,70 26,01 38,42 26,69
40,80 46,02 40,71 51,77
8,00 4,14 10,11 9,03
1,20 4,45 1,37 3,24
19,29 19,37 9,39 9,27
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
24,46
42,24
8,68
9,74
14,87
100,00
.b p
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
s. go
Provinsi
w
Perkotaan + Perdesaan
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
117
Tabel 6.4.1 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Jumlah Jam Kerja (Jam) Selama Seminggu Terakhir, 2011 Perkotaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Provinsi (1)
0-14
15-34
35+
0-14
15-34
35+
0-14
15-34
35+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
14,58 7,58 21,84 4,82 14,89 6,72 8,89 4,68 15,28 10,96
30,24 20,10 27,93 19,19 17,60 21,36 19,60 26,54 31,35 30,63
55,17 72,31 50,23 75,98 67,51 71,92 71,51 68,79 53,37 58,41
20,54 11,22 22,25 17,02 23,68 9,76 22,58 5,45 22,96 15,80
35,08 46,85 55,50 60,97 47,17 61,78 55,11 52,35 56,78 37,17
35,08 46,85 55,50 60,97 47,17 61,78 55,11 52,35 56,78 37,17
16,70 9,04 22,00 7,69 17,22 7,69 13,74 4,94 16,90 11,75
35,27 28,84 25,77 19,86 20,66 23,63 20,56 31,82 29,02 33,32
48,03 62,12 52,23 72,45 62,12 68,68 65,70 63,24 54,08 54,93
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
8,16 9,55 10,92 13,09 19,26 10,40
13,94 29,56 27,10 31,56 40,36 34,20
77,90 60,88 61,98 55,35 40,38 55,40
12,99 14,67 19,82 18,43 22,69 19,61
66,94 47,46 41,66 46,83 44,27 45,33
66,94 47,46 41,66 46,83 44,27 45,33
9,84 11,24 13,03 15,25 20,86 14,07
16,06 32,30 29,81 32,85 36,94 34,54
74,10 56,46 57,16 51,89 42,20 51,39
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
8,91 13,65 27,14
39,35 48,79 16,88
51,74 37,55 55,98
10,38 31,92 25,49
53,94 36,49 39,76
53,94 36,49 39,76
9,56 21,09 26,77
37,74 41,79 20,83
52,71 37,12 52,40
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
18,15 5,20 17,50 12,10
23,61 21,76 23,58 16,91
58,24 73,04 58,92 70,99
19,55 12,14 25,18 17,13
39,06 73,20 44,62 56,66
39,06 73,20 44,62 56,66
18,51 7,36 20,79 13,33
28,22 19,55 26,41 19,17
53,27 73,09 52,80 67,50
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
13,18 27,54 16,99 15,32 22,33 18,20
32,52 21,76 25,20 21,20 27,22 32,33
54,30 50,70 57,81 63,48 50,44 49,47
25,79 7,52 10,88 22,84 35,38 25,22
45,66 65,58 52,41 57,42 44,60 62,57
45,66 65,58 52,41 57,42 44,60 62,57
17,54 20,36 15,53 17,55 26,83 20,66
31,15 23,60 27,95 20,77 24,74 25,29
51,31 56,04 56,52 61,68 48,43 54,05
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
14,19 15,63 8,73 12,07
18,83 19,80 18,22 22,74
66,98 64,57 73,05 65,19
15,46 9,14 43,01
43,50 50,23 73,39 46,80
43,50 50,23 73,39 46,80
14,61 13,72 6,56 19,00
26,17 25,93 20,31 19,93
59,22 60,35 73,13 61,07
INDONESIA
11,49
29,55
58,96
18,02
47,95
47,95
13,88
31,20
54,92
s. go
.b p
w
w
tp :// w
ht
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011
118
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
Tabel 6.4.2 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Jumlah Jam Kerja (Jam) Selama Seminggu Terakhir, 2011 Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Provinsi 0-14
15-34
35+
0-14
15-34
35+
0-14
15-34
35+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
47,06 45,84 44,33 47,92 40,31 56,03 53,92 39,16 36,64 41,91
36,89 38,19 35,66 32,62 48,32 31,79 37,31 54,83 44,30 42,81
28,81 16,79 32,40 33,73 23,68 16,75 22,50 18,29 20,11 22,98
47,83 58,27 44,74 42,00 55,26 61,87 49,62 44,08 48,99 46,40
20,10 16,39 24,44 23,77 12,79 13,48 13,82 10,13 19,48 17,52
47,30 52,15 44,48 46,13 42,05 57,68 52,34 40,81 41,67 43,21
32,60 31,47 31,09 30,10 45,16 28,85 33,84 49,06 38,85 39,27
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung
16,05 15,97 20,01 19,46 11,37 12,19 8,77 6,02 19,05 15,29
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
15,69 16,39 14,16 14,08 13,08
45,21 26,56 46,92 55,88 51,01
39,10 57,06 38,92 30,05 35,91
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
10,27 16,31 13,41
47,33 42,44 50,50
42,40 41,25 36,09
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
11,98 9,47 15,12 9,35
55,49 41,14 51,61 40,79
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
14,10 17,59 24,24 25,05 38,44 18,53
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
-
-
-
53,03 47,69 49,43 51,99 50,55
25,86 18,13 28,22 22,72 24,84
17,29 22,80 17,41 18,57 17,53
47,52 34,17 47,92 54,32 50,83
35,19 43,02 34,67 27,11 31,63
25,38 30,49 26,98
46,34 28,32 52,98
28,28 41,19 20,05
16,55 21,03 18,71
46,92 37,74 51,47
36,53 41,23 29,82
32,52 49,39 33,27 49,85
21,91 15,57 29,68 8,99
53,52 52,30 47,73 39,50
24,57 32,13 22,60 51,51
16,19 11,48 21,20 9,26
54,66 44,83 49,99 40,46
29,16 43,69 28,81 50,28
38,28 31,91 43,16 46,56 41,79 42,81
47,62 50,50 32,60 28,38 19,77 38,66
22,57 27,80 31,42 33,19 44,73 31,73
44,54 44,44 51,69 43,85 38,25 41,09
32,89 27,76 16,89 22,96 17,02 27,18
17,13 20,78 26,91 27,81 40,63 23,84
40,51 35,83 46,33 45,64 40,56 42,12
42,36 43,39 26,76 26,54 18,81 34,04
12,64 13,02 5,36 9,77
47,17 45,47 32,47 32,03
40,19 41,50 62,17 58,20
19,72 26,15 14,18 10,85
49,71 49,20 43,79 55,30
30,57 24,65 42,04 33,85
15,21 17,99 7,66 10,02
48,09 46,88 35,42 37,40
36,69 35,12 56,92 52,57
14,88
47,07
38,05
24,20
49,66
26,14
18,34
48,03
33,63
ht
-
-
23,36 24,94 22,86 24,27 21,05 21,38 27,88 37,63 30,90 30,62
21,12 34,18 22,35 25,29 24,61
.id
-
w
w
.b p
-
tp :// w
-
s. go
(1)
-
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
119
Tabel 6.4.3 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Jumlah Jam Kerja (Jam) Selama Seminggu Terakhir, 2011 Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Provinsi (1)
0-14
15-34
35+
0-14
15-34
35+
0-14
15-34
35+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
15,65 12,30 20,58 15,31 14,27 10,70 8,80 5,45 17,95 14,36
42,48 34,57 39,23 39,78 21,59 46,63 44,17 33,84 35,10 39,49
41,87 53,13 40,19 44,90 64,14 42,66 47,03 60,71 46,95 46,15
26,26 14,92 29,03 30,06 23,68 14,60 22,52 12,85 20,50 22,15
46,76 52,79 37,26 37,61 31,04 51,60 42,18 43,29 45,04 46,47
26,97 32,28 33,71 32,33 45,28 33,79 35,30 43,86 34,46 31,38
19,13 13,52 23,66 19,51 16,55 11,85 13,80 7,94 18,87 16,44
43,88 43,06 38,51 39,17 23,88 48,09 43,44 37,01 38,69 41,35
36,98 43,42 37,83 41,33 59,57 40,07 42,76 55,05 42,44 42,21
DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
8,16 12,22 12,96 13,73 17,21 11,96
13,94 36,36 26,90 40,76 46,50 44,01
77,90 51,42 60,15 45,51 36,29 44,03
12,99 17,22 27,26 20,74 23,55 22,47
20,06 43,86 43,27 43,41 39,35 43,92
66,94 38,92 29,47 35,84 37,10 33,62
9,84 13,80 17,08 16,54 20,02 16,08
16,06 38,72 31,62 41,82 43,34 43,97
74,10 47,48 51,30 41,64 36,65 39,95
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
9,54 15,31 15,16
43,08 44,83 46,22
47,38 39,86 38,62
17,01 31,14 26,89
40,39 29,80 51,87
42,59 39,06 21,24
12,75 21,05 19,54
41,93 39,38 48,33
45,33 39,57 32,13
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
13,42 8,49 16,01 10,90
48,08 36,70 41,15 27,40
38,50 54,81 42,84 61,71
21,62 14,84 27,95 13,40
51,99 44,27 41,02 32,31
26,40 40,89 31,03 54,30
16,63 10,56 21,05 11,52
49,61 39,17 41,10 28,62
33,76 50,27 37,85 59,85
Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
13,74 20,61 23,02 22,14 35,28 18,48
35,99 28,83 40,14 38,97 38,94 41,08
50,27 50,56 36,84 38,89 25,78 40,44
23,81 20,72 29,43 30,51 42,92 30,84
38,38 38,32 50,25 37,60 34,73 37,15
37,81 40,96 20,32 31,89 22,35 32,00
17,29 20,65 25,28 24,87 37,94 23,35
36,83 31,93 43,71 38,52 37,47 39,53
45,88 47,42 31,01 36,60 24,59 37,11
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
13,12 13,63 6,08 10,22
38,48 39,51 29,40 30,23
48,40 46,86 64,52 59,55
18,54 23,23 11,27 16,88
47,31 47,73 40,26 46,84
34,14 29,04 48,47 36,28
15,04 17,09 7,42 11,75
41,60 42,48 32,20 34,05
43,36 40,43 60,37 54,21
INDONESIA
13,46
39,73
46,81
21,64
43,19
35,17
16,48
41,01
42,51
s. go
.b p
w
w
tp :// w
ht
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011
120
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING (SAMPLING ERROR ESTIMATES)
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING (SAMPLING ERROR ESTIMATES)
Estimasi sampel Susenas 2011 dipengaruhi oleh dua jenis error (kesalahan) yaitu non-sampling error dan sampling error. Non-sampling error adalah kesalahan yang terjadi dalam pengumpulan maupun pengolahan data, seperti kesalahan dalam menemukan dan mewawancarai responden dalam rumah
tangga
terpilih,
kesalahan
petugas
maupun
responden
dalam
menginterpretasikan pertanyaan-pertanyaaan di kuesioner dan kesalahan dalam proses entri data.
.id
Sampling error adalah kesalahan yang ditimbulkan dari penggunaan
s. go
teknik sampling dalam suatu survei. Secara statistik, besarnya sampling error ditunjukkan oleh besarnya angka standard error (galat baku) dari suatu angka
.b p
estimasi, rata-rata, persentase suatu variabel yang disajikan dari hasil Susenas
w
2009. Untuk mengukur presisi dari suatu angka tersebut digunakan relative
w
standard error (kesalahan relatif), yaitu rasio dari nilai standard error dengan
tp :// w
nilai estimasi suatu variabel, yang dinyatakan dalam persentase (%). Standard error dapat digunakan untuk menghitung selang kepercayaan yang dapat
ht
digunakan untuk melihat selang dari angka sebenarnya yang
dapat
menggambarkan populasi. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dapat disajikan selang kepercayaan (interval estimation) dengan batas bawah sebesar nilai estimasi dikurangi dua standard error dan batas atas sebesar nilai estimasi ditambah dua standard error. Penghitungan sampling error pada variabel Susenas 2011 menggunakan software SPSS versi 13.0. Variabel yang dihitung sampling error-nya dalam publikasi ini antara lain meliputi pendidikan yang ditamatkan lansia, angka buta huruf, keluhan kesehatan, angka kesakitan, dan lansia bekerja. Sampling error dalam publikasi ini disajikan dalam 20 tabel lampiran pada halaman berikut yang berisi 33 provinsi menurut tipe daerah (perkotaan dan perdesaan), dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Tabel 9.1 sampai
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
123
tabel 9.20 menyajikan nilai-nilai estimasi dari masing-masing indikator, standard
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
error (galat baku), selang kepercayaan, dan relative standard error.
124
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
125
(1)
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
Provinsi
21,67
10,41
8,11
8,86
7,08
21,54
22,11
19,66
9,55
4,33
1,31
16,15
12,31
14,15
33,41
16,51
50,33
32,86
27,24
27,82
29,50
26,21
17,17
10,82
16,40
13,92
15,55
15,52
12,24
12,10
10,71
5,83
8,00
12,36
(2)
Estimasi
0,45
3,70
1,81
1,98
2,06
2,46
3,69
1,59
2,00
1,35
0,41
1,58
1,46
2,78
2,49
2,23
2,50
1,87
1,04
1,71
0,98
2,60
1,28
1,35
1,92
2,17
1,59
1,17
1,83
2,42
1,78
0,95
0,84
1,72
(3)
Error
Standard
20,78
3,16
4,57
4,97
3,04
16,72
14,87
16,55
5,64
1,69
0,50
13,05
9,45
8,70
28,53
12,14
45,44
29,20
25,20
24,48
27,59
21,11
14,67
8,18
12,64
9,67
12,44
13,23
8,65
7,36
7,22
3,96
6,36
8,98
(4)
Batas Bawah
22,56
17,65
11,65
12,75
11,12
26,37
29,34
22,78
13,47
6,97
2,12
19,24
15,17
19,61
38,30
20,87
55,23
36,52
29,29
31,16
31,42
31,30
19,68
13,47
20,16
18,17
18,67
17,80
15,84
16,84
14,19
7,70
9,65
15,73
(5)
Batas Atas
Perkotaan Selang Kepercayaan
2,10
35,51
22,27
22,38
29,12
11,43
16,69
8,08
20,90
31,11
31,61
9,79
11,85
19,66
7,46
13,49
4,96
5,68
3,82
6,13
3,31
9,92
7,44
12,47
11,69
15,58
10,21
34,72
23,11
42,16
24,29
11,31
38,51
37,17
43,93
18,50
9,94
2,90
28,92
24,81
19,20
46,43
36,38
56,52
45,25
47,73
45,89
38,56
34,05
24,63
-
28,86
30,13
26,92
20,11
25,95
25,48
22,33
10,68
13,94
22,52
(8)
Estimasi
w
0,44
2,42
3,55
1,67
1,47
2,17
3,35
1,11
1,28
1,50
0,60
2,26
1,57
1,75
1,65
1,62
3,44
2,39
1,14
2,85
(10)
33,87
18,36
35,20
21,01
8,43
34,27
30,61
41,75
15,99
7,01
1,72
24,48
21,73
15,78
43,19
33,19
(11)
35,58
27,85
49,12
27,56
14,19
42,76
43,74
46,11
21,00
12,88
4,08
33,35
27,89
22,63
49,67
39,56
63,26
49,93
49,96
51,49
40,40
38,86
27,90
-
31,67
33,83
32,05
22,28
29,71
36,62
25,38
12,32
15,90
25,23
.id
s. go 49,78
40,57
45,50
40,30
36,71
29,24
21,37
-
26,04
26,43
21,79
17,93
22,18
14,33
19,29
9,04
11,97
19,82
Batas Atas
Perdesaan Selang Kepercayaan Batas Bawah
.b p
0,94
2,45
1,67
-
1,44
1,89
2,62
1,11
1,92
5,69
1,55
0,84
1,00
1,38
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
ht 7,52
14,96
19,99
16,60
16,34
10,49
13,92
(7)
Relative Standard Error
1,26
10,47
8,42
6,88
13,01
5,62
9,01
2,53
6,91
15,05
20,75
7,82
6,33
9,10
3,56
4,46
6,08
5,27
2,38
6,21
2,44
7,20
6,76
-
4,98
6,26
9,72
5,51
7,40
22,32
6,95
7,85
7,19
6,12
(13)
Relative Standard Error
28,29
19,34
32,78
20,11
9,74
33,86
33,61
35,04
16,32
8,03
2,18
21,02
19,59
17,51
42,49
32,61
53,94
37,80
37,99
33,92
34,42
28,82
19,73
10,82
25,66
25,11
21,32
18,46
21,74
14,56
17,78
8,80
11,02
19,66
(14)
Estimasi
0,33
1,97
2,68
1,48
1,20
1,78
2,89
1,35
1,11
1,15
0,38
1,35
1,12
1,50
1,45
1,45
2,28
1,51
0,86
1,77
0,68
1,87
1,01
1,35
1,29
1,66
1,54
0,84
1,55
2,36
1,29
0,66
0,70
1,12
(15)
Error
Standard
27,65
15,49
27,52
17,21
7,39
30,38
27,94
32,39
14,13
5,77
1,44
18,36
17,40
14,58
39,64
29,77
49,48
34,84
36,31
30,45
33,08
25,15
17,76
8,18
23,12
21,85
18,30
16,83
18,70
9,94
15,25
7,51
9,66
17,47
(16)
Batas Bawah
28,93
23,20
38,04
23,01
12,09
37,34
39,28
37,69
18,50
10,30
2,92
23,67
21,78
20,44
45,34
35,46
58,40
40,76
39,67
37,40
35,75
32,49
21,71
13,47
28,19
28,36
24,34
20,10
24,78
19,18
20,30
10,09
12,38
21,85
(17)
Batas Atas
Perkotaan + Perdesaan Selang Kepercayaan
Tabel 9.1 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
1,15
10,17
8,18
7,35
12,32
5,25
8,60
3,86
6,83
14,37
17,36
6,44
5,70
8,54
3,42
4,45
4,22
4,00
2,26
5,23
1,98
6,49
5,11
12,47
5,04
6,61
7,23
4,53
7,13
16,19
7,24
7,50
6,31
5,68
(19)
Relative Standard Error
126
(1)
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
Provinsi
2,02
0,29
15,31
3,00
1,42
1,36
1,67
2,91
1,28
1,09
1,08
0,45
1,48
1,11
1,44
1,64
1,55
2,67
1,73
0,83
1,49
0,67
1,80
0,77
0,85
1,16
1,55
1,72
1,03
1,31
1,77
1,06
0,56
0,60
0,90
(3)
Error
12,32
30,43
11,15
6,24
19,69
20,80
22,28
8,77
4,44
1,73
11,01
9,49
9,59
26,40
22,04
36,46
20,17
20,86
14,16
18,63
16,27
10,60
3,04
13,43
11,86
10,05
8,31
9,62
8,35
8,46
3,96
4,95
8,77
(2)
Estimasi
Standard
14,75
8,35
24,56
8,38
3,57
16,42
15,10
19,78
6,63
2,33
0,84
8,11
7,31
6,76
23,19
19,00
31,23
16,78
19,23
11,24
17,31
12,75
9,09
1,37
11,16
8,82
6,67
6,30
7,05
4,88
6,38
2,85
3,77
7,02
(4)
Batas Bawah
15,88
16,28
36,30
13,93
8,90
22,96
26,49
24,79
10,91
6,55
2,62
13,92
11,66
12,42
29,62
25,08
41,69
23,56
22,49
17,08
19,95
19,79
12,11
4,72
15,71
14,90
13,42
10,32
12,20
11,81
10,54
5,07
6,13
10,53
(5)
Batas Atas
Laki-Laki Selang Kepercayaan
ht
1,88
16,41
9,84
12,70
21,79
8,47
13,97
5,74
12,44
24,24
26,25
13,44
11,69
15,04
6,21
7,03
7,32
8,57
3,98
10,52
3,62
11,05
7,27
28,10
39,68
28,22
36,06
28,87
13,00
47,67
44,04
44,71
23,75
11,12
2,59
33,33
27,13
26,76
59,37
42,09
68,54
53,74
51,53
49,22
47,91
40,92
28,56
17,93
38,05
37,49
31,40
27,89
34,81
22,07
28,14
12,77
15,90
28,94
(8)
w
Estimasi
tp :// w
8,63
13,09
17,15
12,36
13,64
21,17
12,52
14,24
12,15
10,21
(7)
Relative Standard Error
w
0,42
3,17
3,73
2,31
1,66
2,44
3,68
1,68
1,80
1,89
0,49
2,18
1,62
2,36
1,81
1,69
2,28
1,89
1,02
2,25
(10)
38,85
22,00
28,75
24,33
9,75
42,89
36,83
41,42
20,23
7,41
1,62
29,07
23,95
22,14
55,81
38,78
(11)
40,51
34,44
43,37
33,40
16,26
52,45
51,25
47,99
27,27
14,83
3,56
37,60
30,31
31,38
62,92
45,40
73,00
57,45
53,53
53,63
49,57
45,80
31,36
21,88
41,54
42,24
35,34
30,20
39,35
30,09
32,46
14,81
17,88
31,97
.id
s. go 64,07
50,03
49,53
44,81
46,25
36,04
25,75
13,98
34,57
32,74
27,47
25,58
30,27
14,05
23,81
10,72
13,91
25,91
Batas Atas
Perempuan Selang Kepercayaan Batas Bawah
.b p
0,85
2,49
1,43
2,01
1,78
2,42
2,01
1,18
2,32
4,09
2,21
1,04
1,01
1,54
(9)
Error
Standard
1,07
11,24
10,34
8,02
12,78
5,11
8,36
3,75
7,56
17,00
19,07
6,53
5,98
8,80
3,05
4,01
3,33
3,52
1,98
4,57
1,77
6,09
5,01
11,23
4,67
6,47
6,39
4,22
6,65
18,54
7,84
8,18
6,37
5,34
(13)
Relative Standard Error
28,29
19,34
32,78
20,11
9,74
33,86
33,61
35,04
16,32
8,03
2,18
21,02
19,59
17,51
42,49
32,61
53,94
37,80
37,99
33,92
34,42
28,82
19,73
10,82
25,66
25,11
21,32
18,46
21,74
14,56
17,78
8,80
11,02
19,66
(14)
Estimasi
0,33
1,97
2,68
1,48
1,20
1,78
2,89
1,35
1,11
1,15
0,38
1,35
1,12
1,50
1,45
1,45
2,28
1,51
0,86
1,77
0,68
1,87
1,01
1,35
1,29
1,66
1,54
0,84
1,55
2,36
1,29
0,66
0,70
1,12
(15)
Error
27,65
15,49
27,52
17,21
7,39
30,38
27,94
32,39
14,13
5,77
1,44
18,36
17,40
14,58
39,64
29,77
49,48
34,84
36,31
30,45
33,08
25,15
17,76
8,18
23,12
21,85
18,30
16,83
18,70
9,94
15,25
7,51
9,66
17,47
(16)
Batas Bawah
28,93
23,20
38,04
23,01
12,09
37,34
39,28
37,69
18,50
10,30
2,92
23,67
21,78
20,44
45,34
35,46
58,40
40,76
39,67
37,40
35,75
32,49
21,71
13,47
28,19
28,36
24,34
20,10
24,78
19,18
20,30
10,09
12,38
21,85
(17)
Batas Atas
Laki-Laki + Perempuan Selang Kepercayaan
Standard
Tabel 9.2 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
1,15
10,17
8,18
7,35
12,32
5,25
8,60
3,86
6,83
14,37
17,36
6,44
5,70
8,54
3,42
4,45
4,22
4,00
2,26
5,23
1,98
6,49
5,11
12,47
5,04
6,61
7,23
4,53
7,13
16,19
7,24
7,50
6,31
5,68
(19)
Relative Standard Error
127
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
27,19
18,27
14,08
26,45
23,15
26,00
25,13
22,31
19,66
30,99
25,94
23,04
35,43
28,27
25,43
28,17
21,89
22,32
27,84
23,44
28,95
30,06
30,21
15,75
28,48
28,05
31,10
25,08
28,94
21,17
23,12
31,24
26,47
22,83
(2)
Estimasi
0,44
4,78
2,67
4,72
2,78
3,26
4,14
1,64
3,13
3,48
1,85
1,96
1,99
2,60
2,15
2,92
2,13
1,54
1,05
2,01
1,03
2,23
1,21
1,30
2,40
3,27
2,27
2,44
2,76
2,99
2,93
2,12
1,66
1,90
(3)
Error
Standard
26,33
8,90
8,84
17,20
17,70
19,61
17,01
19,09
13,52
24,16
22,32
19,20
31,54
23,17
21,20
22,44
17,72
19,30
25,79
19,50
26,93
25,68
27,84
13,21
23,77
21,63
26,65
20,29
23,53
15,31
17,37
27,07
23,21
19,10
(4)
Batas Bawah
28,05
27,64
19,31
35,70
28,60
32,39
33,24
25,52
25,81
37,82
29,56
26,89
39,33
33,37
29,65
33,89
26,06
25,34
29,89
27,39
30,96
34,43
32,58
18,29
33,20
34,47
35,56
29,87
34,34
27,02
28,86
35,40
29,72
26,56
(5)
Batas Atas
Perkotaan Selang Kepercayaan
ht
1,62
26,17
18,97
17,84
12,01
12,54
16,48
7,36
15,93
11,24
7,12
8,51
5,61
9,20
8,47
10,37
9,71
6,90
3,76
8,59
3,55
7,43
4,00
8,23
36,79
29,61
22,44
35,28
37,05
35,05
33,32
31,97
37,89
50,01
44,10
35,57
47,66
35,10
34,53
38,82
28,35
29,26
31,52
27,14
36,70
43,53
39,62
-
42,80
44,25
46,18
46,54
41,46
38,73
45,50
49,29
38,65
34,69
(8)
w
Estimasi
tp :// w
8,44
11,67
7,31
9,74
9,53
14,11
12,68
6,80
6,28
8,33
(7)
Relative Standard Error
w
0,33
2,98
2,38
1,84
1,79
2,06
1,97
0,98
1,87
2,95
1,87
2,51
1,61
1,66
1,59
1,24
2,42
1,72
36,15
23,76
17,77
31,68
33,55
31,00
29,45
30,05
34,23
44,23
40,43
30,64
44,51
31,86
31,41
36,38
37,44
35,46
27,11
38,88
40,55
39,10
37,19
33,90
41,56
55,80
47,78
40,50
50,80
38,35
37,64
41,26
33,10
32,64
33,01
30,89
38,34
48,50
42,24
-
45,49
47,68
52,08
48,91
44,67
52,00
49,32
51,74
41,02
37,27
(11)
.id
s. go 23,61
25,89
30,04
23,38
35,07
38,55
36,99
-
40,11
40,81
40,27
44,18
38,26
25,47
41,68
46,85
36,28
32,12
(10)
Batas Atas
Perdesaan Selang Kepercayaan Batas Bawah
.b p
0,76
1,91
0,83
2,54
1,34
-
1,37
1,75
3,01
1,21
1,63
6,77
1,95
1,25
1,21
1,31
(9)
Error
Standard
0,90
10,08
10,61
5,20
4,82
5,89
5,92
3,07
4,93
5,90
4,25
7,07
3,37
4,72
4,60
3,20
8,54
5,88
2,41
7,05
2,27
5,83
3,38
-
3,20
3,96
6,53
2,60
3,94
17,47
4,29
2,53
3,13
3,79
(13)
Relative Standard Error
32,06
26,25
20,14
32,89
31,88
32,57
31,38
28,43
33,45
43,53
35,88
27,82
42,55
32,81
31,77
36,81
25,66
25,09
29,77
24,69
33,16
34,55
33,44
15,75
39,12
39,23
38,75
38,86
37,62
24,40
36,73
42,30
32,66
31,35
(14)
Estimasi
0,28
2,55
1,91
1,88
1,76
1,80
1,78
1,04
1,78
2,35
1,51
1,67
1,30
1,43
1,32
1,18
1,67
1,18
0,65
1,48
0,66
1,76
0,92
1,30
1,29
1,66
2,05
1,55
1,60
2,78
1,91
1,41
1,21
1,10
(15)
Error
31,50
21,24
16,38
29,21
28,43
29,05
27,90
26,39
29,95
38,92
32,92
24,54
40,00
30,01
29,19
34,49
22,39
22,78
28,49
21,79
31,86
31,10
31,62
13,21
36,60
35,98
34,73
35,83
34,48
18,94
32,98
39,54
30,29
29,20
(16)
Batas Bawah
32,61
31,26
23,89
36,57
35,33
36,09
34,87
30,47
36,95
48,14
38,84
31,10
45,11
35,62
34,35
39,12
28,93
27,40
31,05
27,59
34,45
38,00
35,25
18,29
41,64
42,48
42,76
41,89
40,76
29,86
40,47
45,06
35,02
33,51
(17)
Batas Atas
Perkotaan + Perdesaan Selang Kepercayaan
Standard
Tabel 9.3 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
0,88
9,73
9,51
5,71
5,52
5,52
5,66
3,66
5,33
5,41
4,21
6,02
3,06
4,37
4,15
3,21
6,50
4,70
2,19
5,99
1,99
5,10
2,77
8,23
3,29
4,23
5,29
3,98
4,26
11,41
5,20
3,33
3,69
3,51
(19)
Relative Standard Error
128
(1)
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
Provinsi
2,03 2,24 2,17 3,18
0,36
32,59
1,72 3,19 2,03 1,44 2,35 2,04
1,68 1,67 1,87 1,86
1,45 2,18 1,38
1,30 1,16 2,49 0,84 2,11 0,86
1,39 1,57 1,73 2,30 3,36 1,93 1,67 2,67 2,32 1,62
(3)
Error
29,89 30,77 17,20 21,43
30,52 43,62 31,65 30,76 34,46 32,36
36,84 31,02 36,08 27,85
27,75 32,96 38,49
11,69 31,83 35,27 35,69 28,08 32,62
28,08 24,87 38,30 35,44 22,09 38,16 38,13 36,17 37,95 40,55
(2)
Estimasi
Standard
31,87
25,92 26,39 12,95 15,20
27,16 37,36 27,67 27,93 29,86 28,36
33,55 27,75 32,40 24,20
24,90 28,68 35,79
9,15 29,55 30,39 34,05 23,94 30,93
25,35 21,79 34,91 30,93 15,50 34,37 34,85 30,94 33,41 37,37
(4)
Batas Bawah
33,30
33,87 35,15 21,46 27,67
33,88 49,88 35,63 33,59 39,05 36,35
40,12 34,28 39,75 31,51
30,60 37,23 41,19
14,24 34,12 40,14 37,34 32,22 34,30
30,81 27,96 41,70 39,94 28,67 41,94 41,40 41,40 42,49 43,74
(5)
Batas Atas
Laki-Laki Selang Kepercayaan
1,11
6,78 7,27 12,62 14,84
5,62 7,32 6,42 4,69 6,81 6,30
4,55 5,37 5,19 6,69
5,24 6,62 3,57
11,09 3,66 7,05 2,35 7,52 2,64
31,60
33,73 34,96 24,23 32,34
40,72 43,46 35,23 26,67 28,89 32,78
26,46 34,91 47,39 27,78
22,69 19,56 35,30
w
19,46 34,99 33,86 30,99 22,07 27,52
34,14 38,91 45,58 38,17 27,20 37,04 39,53 41,05 40,43 37,66
(8)
Estimasi
tp :// w
ht
4,96 6,33 4,53 6,48 15,21 5,06 4,38 7,37 6,10 4,01
(7)
Relative Standard Error
0,34
2,24 2,59 2,98 3,60
1,83 2,77 2,23 1,19 2,88 2,31
1,66 2,03 1,77 2,30
1,58 1,83 1,48
.b p
w
2,08 1,12 1,97 0,80 1,65 0,75
1,42 1,34 1,58 2,24 3,80 2,22 1,90 2,41 2,16 1,67
(9)
Error
Standard
30,93
29,34 29,89 18,40 25,28
37,14 38,02 30,86 24,33 23,25 28,25
23,20 30,93 43,91 23,27
.id
s. go 19,59 15,97 32,40
15,38 32,78 29,99 29,42 18,83 26,05
31,35 36,28 42,47 33,77 19,74 32,68 35,80 36,32 36,19 34,39
(10)
Batas Bawah
32,26
38,13 40,04 30,07 39,39
44,31 48,89 39,59 29,00 34,52 37,31
29,72 38,89 50,86 32,28
25,79 23,16 38,19
23,54 37,19 37,72 32,56 25,31 28,99
36,93 41,55 48,68 42,56 34,65 41,39 43,26 45,77 44,67 40,93
(11)
Batas Atas
Perempuan Selang Kepercayaan
1,07
6,65 7,41 12,28 11,13
4,49 6,38 6,32 4,47 9,96 7,05
6,28 5,81 3,74 8,27
6,97 9,38 4,19
10,69 3,21 5,82 2,58 7,49 2,72
4,16 3,45 3,48 5,87 13,98 6,00 4,81 5,87 5,35 4,43
(13)
Relative Standard Error
32,06
31,88 32,89 20,14 26,25
35,88 43,53 33,45 28,43 31,38 32,57
31,77 32,81 42,55 27,82
25,09 25,66 36,81
15,75 33,44 34,55 33,16 24,69 29,77
31,35 32,66 42,30 36,73 24,40 37,62 38,86 38,75 39,23 39,12
(14)
Estimasi
0,28
1,76 1,88 1,91 2,55
1,51 2,35 1,78 1,04 1,78 1,80
1,32 1,43 1,30 1,67
1,18 1,67 1,18
1,30 0,92 1,76 0,66 1,48 0,65
1,10 1,21 1,41 1,91 2,78 1,60 1,55 2,05 1,66 1,29
(15)
Error
Standard
31,50
28,43 29,21 16,38 21,24
32,92 38,92 29,95 26,39 27,90 29,05
29,19 30,01 40,00 24,54
22,78 22,39 34,49
13,21 31,62 31,10 31,86 21,79 28,49
29,20 30,29 39,54 32,98 18,94 34,48 35,83 34,73 35,98 36,60
(16)
Batas Bawah
32,61
35,33 36,57 23,89 31,26
38,84 48,14 36,95 30,47 34,87 36,09
34,35 35,62 45,11 31,10
27,40 28,93 39,12
18,29 35,25 38,00 34,45 27,59 31,05
33,51 35,02 45,06 40,47 29,86 40,76 41,89 42,76 42,48 41,64
(17)
Batas Atas
Laki-Laki + Perempuan Selang Kepercayaan
Tabel 9.4 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
0,88
5,52 5,71 9,51 9,73
4,21 5,41 5,33 3,66 5,66 5,52
4,15 4,37 3,06 6,02
4,70 6,50 3,21
8,23 2,77 5,10 1,99 5,99 2,19
3,51 3,69 3,33 5,20 11,41 4,26 3,98 5,29 4,23 3,29
(19)
Relative Standard Error
129
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
24,85
32,52
27,45
25,62
33,56
18,20
27,88
22,97
29,91
27,27
24,78
27,99
26,29
30,27
21,40
21,45
13,71
25,71
22,48
19,85
21,97
17,75
29,77
21,88
31,50
23,77
29,61
29,96
28,33
37,30
27,75
26,54
29,09
32,82
(2)
Estimasi
0,37
4,69
2,98
3,18
3,38
2,22
4,48
1,24
2,53
2,66
1,94
2,68
2,14
3,19
2,03
2,20
1,32
1,40
0,74
1,31
0,74
1,74
1,16
1,29
1,90
2,45
2,00
1,92
2,53
2,78
2,60
1,91
1,34
2,27
(3)
Error
Standard
24,13
23,33
21,60
19,38
26,93
13,85
19,08
20,55
24,95
22,06
20,97
22,74
22,10
24,02
17,42
17,15
11,11
22,96
21,03
17,28
20,51
14,34
27,50
19,35
27,78
18,97
25,70
26,20
23,37
31,84
22,65
22,80
26,46
28,36
(4)
Batas Bawah
25,58
41,72
33,29
31,85
40,19
22,56
36,67
25,39
34,87
32,48
28,59
33,25
30,48
36,51
25,38
25,76
16,30
28,45
23,92
22,42
23,43
21,16
32,04
24,40
35,23
28,57
33,52
33,72
33,28
42,76
32,86
30,28
31,72
37,28
(5)
Batas Atas
Perkotaan Selang Kepercayaan
ht
1,49
14,42
10,86
12,42
10,07
12,20
16,09
5,38
8,46
9,74
7,85
9,58
8,13
10,53
9,48
10,24
9,64
5,45
3,28
6,61
3,39
9,79
3,89
5,88
w
21,97
26,54
22,32
30,54
38,34
17,16
20,71
16,56
31,94
29,14
31,20
26,30
22,17
35,24
15,05
19,38
10,14
20,34
17,47
16,75
19,95
18,38
31,20
-
22,37
18,30
18,74
26,24
22,70
26,37
24,56
23,27
29,93
31,20
(8)
Estimasi
tp :// w
6,03
10,30
6,74
6,40
8,93
7,47
9,38
7,19
4,61
6,93
(7)
Relative Standard Error
0,31
2,46
2,57
1,81
1,74
1,62
2,22
0,77
1,83
2,64
1,49
2,51
1,36
2,02
1,05
0,98
1,35
1,79
0,67
.b p
w 2,01
0,65
1,78
1,55
-
1,29
1,43
2,18
1,17
1,36
6,60
1,62
1,08
1,02
1,33
(9)
Error
Standard
21,36
21,72
17,29
27,00
34,93
13,97
16,36
15,05
28,36
23,97
28,27
21,38
19,50
31,29
12,99
17,45
22,58
31,37
27,35
34,09
41,75
20,34
25,07
18,06
35,53
34,32
34,13
31,21
24,84
39,20
17,11
21,30
12,78
23,86
18,78
20,69
21,23
21,88
34,24
-
24,89
21,10
23,01
28,52
25,37
39,31
27,75
25,39
31,94
33,80
(11)
Batas Atas
.id
s. go 7,49
16,83
16,16
12,82
18,68
14,89
28,17
-
19,84
15,50
14,47
23,95
20,04
13,43
21,38
21,16
27,93
28,59
(10)
Batas Bawah
Perdesaan Selang Kepercayaan
1,42
9,28
11,50
5,92
4,54
9,46
10,73
4,63
5,72
9,06
4,79
9,53
6,13
5,73
6,99
5,06
13,30
8,82
3,84
11,98
3,26
9,69
4,96
-
5,76
7,80
11,62
4,45
5,99
25,04
6,61
4,63
3,41
4,26
(13)
Relative Standard Error
23,39
28,32
23,73
29,21
36,56
17,44
22,41
18,91
31,45
28,50
28,29
27,35
23,89
33,58
16,97
19,77
11,63
23,57
19,85
18,80
20,88
17,96
30,26
21,88
24,72
20,00
24,10
27,57
24,43
35,29
25,81
24,54
29,52
31,66
(14)
Estimasi
0,24
2,22
2,02
1,59
1,70
1,33
2,06
0,70
1,51
1,97
1,25
1,92
1,18
1,72
0,96
0,90
0,99
1,11
0,50
1,14
0,49
1,31
0,93
1,29
1,16
1,24
1,52
0,99
1,28
2,64
1,42
0,99
0,84
1,15
(15)
Error
Standard
22,92
23,97
19,77
26,10
33,24
14,84
18,37
17,54
28,48
24,64
25,84
23,58
21,58
30,21
15,08
18,00
9,69
21,38
18,88
16,57
19,92
15,40
28,44
19,35
22,44
17,57
21,12
25,63
21,92
30,10
23,03
22,60
27,87
29,41
(16)
Batas Bawah
23,86
32,67
27,69
32,32
39,89
20,05
26,44
20,27
34,42
32,36
30,75
31,11
26,21
36,94
18,86
21,54
13,56
25,75
20,83
21,03
21,84
20,52
32,09
24,40
26,99
22,42
27,08
29,51
26,94
40,47
28,59
26,47
31,17
33,90
(17)
Batas Atas
Perkotaan + Perdesaan Selang Kepercayaan
Tabel 9.5 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
1,03
7,84
8,51
5,43
4,64
7,61
9,19
3,69
4,82
6,91
4,43
7,02
4,94
5,11
5,68
4,57
8,48
4,73
2,51
6,04
2,35
7,28
3,08
5,88
4,69
6,18
6,31
3,59
5,23
7,50
5,49
4,02
2,85
3,62
(19)
Relative Standard Error
130
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
3,38
0,32
29,26
2,35
2,27
2,29
1,87
3,14
1,08
1,82
2,74
1,63
2,16
1,74
2,14
1,45
1,26
1,55
1,75
0,76
1,59
0,73
1,84
1,13
1,52
1,56
1,93
2,39
1,49
1,89
4,08
1,85
1,42
1,23
1,56
(3)
Error
30,86
23,52
33,67
35,93
22,32
26,33
21,12
34,90
28,65
29,64
28,10
31,20
36,17
24,24
23,14
15,47
30,98
28,57
25,92
28,73
22,86
34,83
18,72
31,98
27,14
29,07
31,75
29,35
38,55
30,17
27,73
32,25
38,45
(2)
Estimasi
Standard
28,62
24,23
18,91
29,22
31,45
18,65
20,18
19,00
31,34
23,28
26,45
23,87
27,80
31,98
21,40
20,67
12,43
27,56
27,09
22,81
27,30
19,24
32,61
15,75
28,92
23,36
24,38
28,82
25,64
30,55
26,55
24,94
29,85
35,40
(4)
Batas Bawah
29,90
37,50
28,13
38,12
40,42
25,99
32,49
23,24
38,46
34,01
32,82
32,33
34,61
40,37
27,08
25,61
18,50
34,41
30,06
29,03
30,15
26,47
37,04
21,70
35,04
30,91
33,75
34,68
33,06
46,54
33,79
30,52
34,65
41,51
(5)
Batas Atas
Laki-Laki Selang Kepercayaan
ht
1,11
10,97
9,99
6,74
6,37
8,39
11,93
5,12
5,20
9,55
5,49
7,68
5,57
5,92
5,98
5,44
10,00
5,64
2,65
6,12
2,53
8,06
3,24
8,10
w
18,24
25,10
24,03
24,85
37,15
12,69
19,21
17,23
28,05
28,38
27,08
26,42
18,44
30,54
9,35
16,75
8,42
16,87
12,96
13,29
14,16
13,24
25,85
24,76
17,34
13,33
19,65
23,69
19,12
31,35
20,97
21,92
27,32
25,86
(8)
Estimasi
tp :// w
4,88
7,10
8,23
4,70
6,45
10,58
6,12
5,12
3,80
4,05
(7)
Relative Standard Error
0,28
2,98
2,92
2,16
2,02
1,44
2,32
0,99
2,09
2,85
1,48
2,53
1,56
2,18
1,08
1,03
1,03
1,40
0,53
.b p
w 1,39
0,53
1,42
1,11
2,01
1,30
1,43
1,73
1,24
1,50
4,54
1,82
1,17
1,04
1,27
(9)
Error
Standard
17,69
19,26
18,32
20,61
33,20
9,87
14,66
15,30
23,95
22,80
24,17
21,45
15,39
26,27
7,24
14,72
18,78
30,93
29,75
29,08
41,11
15,51
23,76
19,16
32,15
33,96
29,98
31,38
21,48
34,82
11,46
18,77
10,43
19,60
13,99
16,02
15,20
16,04
28,03
28,69
19,89
16,13
23,04
26,11
22,06
40,25
24,54
24,21
29,35
28,36
(11)
Batas Atas
.id
s. go 6,41
14,13
11,93
10,57
13,12
10,45
23,67
20,82
14,80
10,52
16,27
21,26
16,18
22,44
17,40
19,63
25,30
23,37
(10)
Batas Bawah
Perempuan Selang Kepercayaan
1,53
11,86
12,13
8,70
5,43
11,33
12,08
5,72
7,47
10,03
5,47
9,59
8,44
7,14
11,51
6,17
12,19
8,27
4,05
10,46
3,75
10,76
4,31
8,12
7,48
10,74
8,78
5,23
7,83
14,49
8,68
5,33
3,79
4,92
(13)
Relative Standard Error
23,39
28,32
23,73
29,21
36,56
17,44
22,41
18,91
31,45
28,50
28,29
27,35
23,89
33,58
16,97
19,77
11,63
23,57
19,85
18,80
20,88
17,96
30,26
21,88
24,72
20,00
24,10
27,57
24,43
35,29
25,81
24,54
29,52
31,66
(14)
Estimasi
0,24
2,22
2,02
1,59
1,70
1,33
2,06
0,70
1,51
1,97
1,25
1,92
1,18
1,72
0,96
0,90
0,99
1,11
0,50
1,14
0,49
1,31
0,93
1,29
1,16
1,24
1,52
0,99
1,28
2,64
1,42
0,99
0,84
1,15
(15)
Error
Standard
22,92
23,97
19,77
26,10
33,24
14,84
18,37
17,54
28,48
24,64
25,84
23,58
21,58
30,21
15,08
18,00
9,69
21,38
18,88
16,57
19,92
15,40
28,44
19,35
22,44
17,57
21,12
25,63
21,92
30,10
23,03
22,60
27,87
29,41
(16)
Batas Bawah
23,86
32,67
27,69
32,32
39,89
20,05
26,44
20,27
34,42
32,36
30,75
31,11
26,21
36,94
18,86
21,54
13,56
25,75
20,83
21,03
21,84
20,52
32,09
24,40
26,99
22,42
27,08
29,51
26,94
40,47
28,59
26,47
31,17
33,90
(17)
Batas Atas
Laki-Laki + Perempuan Selang Kepercayaan
Tabel 9.6 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
1,03
7,84
8,51
5,43
4,64
7,61
9,19
3,69
4,82
6,91
4,43
7,02
4,94
5,11
5,68
4,57
8,48
4,73
2,51
6,04
2,35
7,28
3,08
5,88
4,69
6,18
6,31
3,59
5,23
7,50
5,49
4,02
2,85
3,62
(19)
Relative Standard Error
131
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
9,35
13,37
11,79
15,24
14,15
7,90
7,22
11,15
10,25
14,20
18,13
12,12
10,04
8,58
6,41
11,86
5,33
5,71
8,84
9,39
7,75
8,08
8,46
14,19
9,88
11,30
11,48
10,21
10,49
10,70
14,50
12,28
12,07
13,27
(2)
Estimasi
0,23
3,60
2,11
2,80
2,06
1,86
2,08
1,85
1,97
2,26
1,19
1,86
1,18
1,46
1,13
1,85
1,07
0,88
0,65
1,26
0,43
0,98
0,56
1,02
1,15
1,91
1,55
1,44
2,07
1,66
1,73
1,53
0,65
1,63
(3)
Error
Standard
8,89
6,30
7,65
9,74
10,10
4,24
3,14
7,51
6,37
9,76
15,79
8,47
7,73
5,71
4,19
8,24
3,24
3,97
7,57
6,91
6,90
6,15
7,36
12,20
7,62
7,55
8,45
7,39
6,44
7,44
11,11
9,27
10,80
10,07
(4)
Batas Bawah
9,80
20,43
15,93
20,73
18,20
11,55
11,30
14,78
14,12
18,63
20,47
15,77
12,36
11,45
8,62
15,49
7,42
7,44
10,11
11,87
8,59
10,00
9,57
16,19
12,13
15,05
14,52
13,03
14,54
13,95
17,90
15,29
13,34
16,47
(5)
Batas Atas
Perkotaan Selang Kepercayaan
ht
2,50
26,97
17,92
18,41
14,59
23,60
28,79
16,64
19,27
15,93
6,57
15,36
11,75
17,07
17,63
15,58
20,01
15,47
7,32
13,46
5,57
12,15
6,66
7,17
w
3,23
5,90
4,84
5,74
6,00
4,30
4,74
3,14
6,43
5,39
12,20
4,12
2,45
5,32
2,55
2,30
1,97
1,45
1,70
4,62
2,58
1,41
1,81
-
2,77
4,03
3,97
4,16
5,53
7,22
4,16
8,60
9,22
5,83
(8)
Estimasi
tp :// w
11,64
16,92
13,49
14,09
19,71
15,53
11,95
12,50
5,36
12,29
(7)
Relative Standard Error
0,10
1,05
1,17
1,02
0,88
0,76
0,97
0,32
0,75
1,09
1,03
1,25
0,53
0,81
0,55
0,30
0,49
0,44
0,18
.b p
w 1,09
0,24
0,46
0,28
-
0,43
0,78
1,16
0,52
0,72
4,77
0,75
0,68
0,70
0,60
(9)
Error
Standard
3,04
3,84
2,54
3,74
4,29
2,82
2,83
2,52
4,97
3,26
10,17
1,67
1,41
3,74
1,49
1,72
3,42
7,97
7,14
7,75
7,72
5,79
6,64
3,76
7,89
7,52
14,22
6,56
3,50
6,90
3,62
2,88
2,94
2,32
2,06
6,76
3,04
2,31
2,37
-
3,60
5,57
6,25
5,17
6,94
16,57
5,62
9,95
10,59
7,01
(11)
Batas Atas
.id
s. go 1,01
0,59
1,34
2,49
2,11
0,52
1,26
-
1,93
2,50
1,69
3,15
4,13
-2,13
2,69
7,26
7,85
4,65
(10)
Batas Bawah
Perdesaan Selang Kepercayaan
3,00
17,82
24,25
17,79
14,58
17,58
20,51
10,08
11,60
20,17
8,47
30,28
21,72
15,15
21,35
12,86
24,90
30,41
10,70
23,54
9,24
32,32
15,56
-
15,41
19,43
29,30
12,43
12,94
66,04
17,95
7,95
7,59
10,34
(13)
Relative Standard Error
6,25
8,11
6,76
8,31
9,03
5,29
5,32
6,07
7,36
8,39
14,88
9,07
5,62
6,41
3,72
4,11
3,38
4,01
5,10
7,78
4,94
5,85
6,18
14,19
4,59
6,28
7,67
6,33
7,05
10,06
8,21
10,03
10,62
7,93
(14)
Estimasi
0,13
1,32
1,02
1,17
1,05
0,75
0,90
0,86
0,75
1,12
0,79
1,26
0,65
0,73
0,53
0,46
0,55
0,57
0,36
0,94
0,24
0,69
0,39
1,02
0,51
0,87
1,02
0,64
0,84
1,61
0,93
0,74
0,49
0,65
(15)
Error
Standard
5,99
5,53
4,75
6,01
6,97
3,82
3,56
4,38
5,88
6,20
13,34
6,59
4,35
4,98
2,68
3,22
2,31
2,89
4,38
5,94
4,47
4,49
5,41
12,20
3,60
4,58
5,68
5,07
5,41
6,89
6,39
8,58
9,67
6,65
(16)
Batas Bawah
6,51
10,70
8,76
10,62
11,10
6,75
7,09
7,76
8,83
10,58
16,43
11,55
6,90
7,84
4,76
5,00
4,44
5,13
5,81
9,62
5,42
7,21
6,95
16,18
5,59
7,99
9,67
7,58
8,70
13,22
10,03
11,47
11,58
9,21
(17)
Batas Atas
Perkotaan + Perdesaan Selang Kepercayaan
Tabel 9.7 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah Pertama menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
2,12
16,25
15,13
14,13
11,66
14,15
16,93
14,17
10,22
13,30
5,30
13,93
11,56
11,37
14,28
11,08
16,17
14,29
7,13
12,04
4,90
11,85
6,34
7,17
11,03
13,87
13,28
10,10
11,87
16,04
11,30
7,35
4,58
8,24
(19)
Relative Standard Error
132
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
1,78
0,19
8,20
1,45
1,75
1,53
1,24
1,38
1,13
1,17
1,66
1,13
1,64
1,27
1,18
0,80
0,69
1,10
0,93
0,50
1,44
0,40
0,94
0,56
1,45
0,70
1,26
1,66
1,00
1,20
2,90
1,25
1,10
0,79
1,06
(3)
Error
9,32
7,10
10,94
10,40
8,09
6,67
8,39
9,54
9,75
16,76
11,34
8,48
8,88
5,19
5,11
6,21
5,36
7,03
9,85
7,09
6,68
7,80
15,68
5,74
8,50
11,59
8,82
9,89
11,12
10,54
11,33
13,95
10,53
(2)
Estimasi
Standard
7,83
5,84
4,25
7,52
7,39
5,66
3,96
6,17
7,25
6,50
14,54
8,13
6,00
6,57
3,62
3,77
4,06
3,53
6,04
7,03
6,31
4,83
6,71
12,85
4,37
6,04
8,34
6,86
7,54
5,44
8,10
9,18
12,40
8,46
(4)
Batas Bawah
8,58
12,80
9,95
14,36
13,41
10,52
9,39
10,61
11,83
13,00
18,98
14,56
10,96
11,20
6,76
6,46
8,37
7,18
8,01
12,68
7,87
8,52
8,89
18,52
7,11
10,96
14,83
10,78
12,24
16,80
12,99
13,49
15,50
12,61
(5)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Laki-Laki
ht
2,32
19,05
20,46
15,95
14,76
15,33
20,75
13,52
12,24
17,01
6,77
14,45
14,91
13,28
15,45
13,45
17,69
17,38
7,14
14,62
5,59
14,09
7,13
9,23
4,53
6,59
6,27
5,74
7,76
2,56
4,23
4,31
5,21
7,22
13,19
6,27
3,49
3,53
2,18
3,21
1,00
2,79
3,57
6,18
3,10
5,06
4,62
12,83
3,43
4,21
4,17
4,02
4,00
8,77
5,62
8,96
7,95
5,70
(8)
w
Estimasi
tp :// w
12,20
14,78
14,28
11,34
12,14
26,04
11,82
9,71
5,67
10,05
(7)
Relative Standard Error
w
0,14
2,05
1,44
1,23
1,53
0,70
1,04
0,88
0,88
1,29
1,16
1,57
0,67
0,87
0,60
0,51
0,35
0,67
0,35
1,00
4,25
2,57
3,45
3,34
4,75
1,18
2,19
2,58
3,48
4,70
10,91
3,19
2,17
1,83
1,00
2,21
4,81
10,61
9,10
8,15
10,76
3,94
6,26
6,05
6,94
9,75
15,47
9,35
4,80
5,23
3,36
4,20
1,69
4,10
4,25
8,13
3,60
6,85
5,50
15,55
4,56
6,03
6,00
5,43
5,78
12,34
7,80
10,60
8,99
7,00
(11)
.id
s. go 0,32
1,48
2,89
4,22
2,61
3,27
3,73
10,10
2,30
2,40
2,34
2,61
2,21
5,20
3,43
7,32
6,91
4,41
(10)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perempuan
Batas Bawah
.b p
0,25
0,91
0,45
1,39
0,58
0,92
0,93
0,72
0,91
1,82
1,12
0,84
0,53
0,66
(9)
Error
Standard
3,16
31,14
22,98
21,38
19,76
27,55
24,62
20,46
16,94
17,85
8,81
25,04
19,21
24,59
27,68
15,86
34,87
23,98
9,74
16,16
8,14
18,04
9,75
10,83
16,76
21,92
22,41
17,91
22,83
20,77
19,85
9,35
6,67
11,55
(13)
Relative Standard Error
6,25
8,11
6,76
8,31
9,03
5,29
5,32
6,07
7,36
8,39
14,88
9,07
5,62
6,41
3,72
4,11
3,38
4,01
5,10
7,78
4,94
5,85
6,18
14,19
4,59
6,28
7,67
6,33
7,05
10,06
8,21
10,03
10,62
7,93
(14)
Estimasi
0,13
1,32
1,02
1,17
1,05
0,75
0,90
0,86
0,75
1,12
0,79
1,26
0,65
0,73
0,53
0,46
0,55
0,57
0,36
0,94
0,24
0,69
0,39
1,02
0,51
0,87
1,02
0,64
0,84
1,61
0,93
0,74
0,49
0,65
(15)
Error
Standard
5,99
5,53
4,75
6,01
6,97
3,82
3,56
4,38
5,88
6,20
13,34
6,59
4,35
4,98
2,68
3,22
2,31
2,89
4,38
5,94
4,47
4,49
5,41
12,20
3,60
4,58
5,68
5,07
5,41
6,89
6,39
8,58
9,67
6,65
(16)
Batas Bawah
6,51
10,70
8,76
10,62
11,10
6,75
7,09
7,76
8,83
10,58
16,43
11,55
6,90
7,84
4,76
5,00
4,44
5,13
5,81
9,62
5,42
7,21
6,95
16,18
5,59
7,99
9,67
7,58
8,70
13,22
10,03
11,47
11,58
9,21
(17)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Laki-Laki + Perempuan
Tabel 9.8 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah Pertama menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
2,12
16,25
15,13
14,13
11,66
14,15
16,93
14,17
10,22
13,30
5,30
13,93
11,56
11,37
14,28
11,08
16,17
14,29
7,13
12,04
4,90
11,85
6,34
7,17
11,03
13,87
13,28
10,10
11,87
16,04
11,30
7,35
4,58
8,24
(19)
Relative Standard Error
133
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
12,15
19,98
22,79
18,29
14,97
18,79
11,69
17,11
18,84
18,44
23,94
14,70
12,64
14,08
10,37
16,92
5,76
8,55
10,05
11,39
8,67
11,52
10,17
25,06
10,13
13,03
10,13
14,64
14,02
16,15
19,12
19,23
19,55
14,54
(2)
Estimasi
0,31
4,04
4,47
3,30
1,73
3,42
2,48
2,09
3,88
3,29
2,14
1,41
1,55
1,89
1,47
2,26
1,08
0,90
0,76
1,18
0,55
1,39
0,79
1,47
1,69
2,05
1,40
1,42
2,30
3,21
2,78
2,32
1,46
1,63
(3)
Error
Standard
11,53
12,06
14,04
11,81
11,58
12,09
6,83
13,01
11,23
11,98
19,73
11,94
9,60
10,37
7,48
12,50
3,64
6,77
8,57
9,08
7,60
8,79
8,62
22,17
6,82
9,01
7,38
11,86
9,51
9,85
13,66
14,68
16,68
11,34
(4)
Batas Bawah
12,77
27,90
31,55
24,77
18,37
25,49
16,55
21,20
26,45
24,90
28,14
17,45
15,68
17,80
13,26
21,34
7,87
10,32
11,53
13,69
9,75
14,25
11,71
27,95
13,44
17,05
12,88
17,43
18,54
22,45
24,57
23,78
22,42
17,73
(5)
Batas Atas
Perkotaan Selang Kepercayaan
2,59
20,22
19,59
18,07
11,57
18,19
21,20
12,21
20,60
17,86
8,96
9,57
12,28
13,45
14,21
13,33
18,72
10,58
7,52
10,33
6,33
12,08
7,76
5,88
16,65
2,50
10,50
6,24
3,25
6,09
3,71
3,36
3,04
4,57
4,70
8,13
4,38
2,19
4,13
1,32
2,45
2,25
2,29
1,09
3,25
1,56
1,81
2,01
-
2,28
2,41
3,35
2,47
3,86
1,05
3,09
6,64
7,01
4,58
(8)
Estimasi
0,08
2,42
1,17
0,63
0,91
0,60
0,85
0,30
0,59
1,05
1,08
1,15
0,50
1,01
0,34
0,28
0,55
0,52
2,33
5,76
3,95
2,01
4,30
2,54
1,68
2,45
3,41
2,64
6,00
2,12
1,20
2,15
0,65
.id
2,66
15,24
8,53
4,48
7,87
4,87
5,03
3,64
5,74
6,75
10,26
6,64
3,17
6,10
1,99
2,99
3,34
3,32
1,40
4,98
1,92
2,79
2,65
-
2,86
3,42
5,91
3,14
5,06
2,25
4,23
7,93
8,19
5,66
(11)
Batas Atas
s. go
1,90
1,16
1,27
0,79
1,53
1,21
0,83
1,38
-
1,70
1,40
0,80
1,79
2,66
-0,15
1,95
5,34
5,84
3,49
(10)
Batas Bawah
Perdesaan Selang Kepercayaan
.b p
w
0,16
0,88
0,18
0,50
0,32
-
0,30
0,51
1,30
0,34
0,61
0,61
0,58
0,66
0,60
0,55
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
ht
15,72
13,86
9,70
16,44
19,89
14,56
12,08
7,49
11,22
(7)
Relative Standard Error
3,37
23,04
18,73
19,40
14,97
16,07
25,46
9,95
12,96
22,30
13,34
26,29
23,03
24,40
25,78
11,39
24,63
22,77
14,22
27,02
11,59
27,72
16,01
-
12,96
21,36
38,89
13,97
15,84
58,32
18,78
9,93
8,53
12,08
(13)
Relative Standard Error
7,26
13,31
10,80
7,32
9,39
7,84
5,33
8,20
8,05
9,38
15,29
10,76
6,55
7,46
4,06
5,18
3,71
6,05
5,35
8,64
4,81
8,28
7,37
25,06
4,30
5,70
6,69
6,83
6,98
13,37
9,37
11,51
13,18
7,38
(14)
Estimasi
0,18
2,10
1,61
1,11
1,04
1,21
0,95
1,06
1,19
1,51
1,38
1,01
0,79
0,98
0,60
0,57
0,54
0,61
0,43
0,88
0,29
0,96
0,55
1,47
0,54
0,82
1,00
0,90
0,96
2,71
1,42
1,21
1,00
0,64
(15)
Error
6,91
9,20
7,64
5,15
7,36
5,48
3,47
6,12
5,72
6,43
12,58
8,78
5,01
5,55
2,88
4,07
2,65
4,86
4,51
6,91
4,25
6,40
6,29
22,17
3,25
4,09
4,73
5,06
5,10
8,05
6,59
9,13
11,22
6,12
(16)
Batas Bawah
7,61
17,42
13,96
9,50
11,42
10,20
7,18
10,27
10,39
12,33
17,99
12,75
8,10
9,38
5,24
6,30
4,78
7,24
6,19
10,37
5,38
10,16
8,44
27,95
5,35
7,30
8,66
8,60
8,86
18,69
12,15
13,89
15,15
8,64
(17)
Batas Atas
Perkotaan + Perdesaan Selang Kepercayaan
Standard
Tabel 9.9 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
2,46
15,74
14,92
15,16
11,03
15,38
17,78
12,91
14,79
16,06
9,03
9,40
12,04
13,09
14,81
10,98
14,67
10,04
8,00
10,22
5,95
11,59
7,44
5,88
12,44
14,37
14,96
13,23
13,77
20,29
15,14
10,54
7,61
8,70
(19)
Relative Standard Error
134
(1)
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
Provinsi
3,47
0,24
10,43
1,79
1,46
1,60
1,56
1,80
1,21
1,35
1,87
1,75
1,46
1,38
1,43
0,79
0,98
0,93
1,11
0,57
1,38
0,44
1,44
0,74
2,11
0,64
1,25
1,62
1,23
1,42
4,02
1,94
1,83
1,44
1,02
(3)
Error
19,87
13,66
9,91
14,02
12,00
8,63
11,61
10,17
11,63
16,82
15,37
11,68
11,25
5,71
8,69
5,75
9,56
8,06
12,82
7,12
11,83
10,34
33,54
6,11
9,57
10,62
9,88
9,82
17,29
12,04
15,03
18,94
10,91
(2)
Estimasi
Standard
9,95
13,07
10,15
7,05
10,89
8,94
5,09
9,24
7,52
7,97
13,40
12,50
8,97
8,44
4,16
6,76
3,92
7,38
6,95
10,11
6,25
9,01
8,89
29,40
4,87
7,12
7,44
7,46
7,03
9,40
8,24
11,45
16,11
8,91
(4)
Batas Bawah
10,91
26,67
17,17
12,77
17,15
15,06
12,16
13,98
12,82
15,28
20,25
18,23
14,40
14,06
7,27
10,62
7,57
11,74
9,17
15,52
7,98
14,64
11,79
37,67
7,36
12,02
13,80
12,29
12,60
25,17
15,84
18,61
21,77
12,90
(5)
Batas Atas
Laki-Laki Selang Kepercayaan
ht
2,35
17,46
13,10
14,72
11,40
13,00
20,92
10,41
13,31
16,04
10,39
9,51
11,84
12,76
13,90
11,31
16,21
11,64
7,03
10,76
6,23
12,15
7,15
6,29
4,47
5,02
6,81
4,79
5,07
3,78
2,64
5,61
5,96
7,45
13,90
5,09
2,72
3,04
2,33
2,04
2,02
2,88
3,21
5,41
2,85
4,86
4,50
17,31
2,46
2,08
3,18
4,00
3,92
8,64
6,40
8,63
8,55
4,37
(8)
w
Estimasi
tp :// w
10,40
13,04
15,26
12,47
14,47
23,27
16,11
12,15
7,61
9,32
(7)
Relative Standard Error
w
0,17
1,77
2,13
1,15
1,03
1,09
0,83
1,28
1,26
1,86
1,53
1,31
0,72
0,91
0,71
0,37
0,49
0,53
0,39
0,71
(10)
4,13
1,55
2,64
2,54
3,06
1,64
1,01
3,10
3,49
3,81
10,90
2,51
1,31
1,26
0,94
1,32
(11)
4,81
8,50
10,98
7,04
7,09
5,93
4,27
8,12
8,44
11,09
16,90
7,67
4,13
4,82
3,72
2,76
2,97
3,91
3,97
6,80
3,41
6,52
5,51
20,95
3,79
3,47
4,83
6,00
5,69
18,16
8,84
10,59
10,38
5,64
.id
s. go 1,06
1,85
2,45
4,01
2,28
3,20
3,49
13,68
1,14
0,69
1,53
1,99
2,14
-0,87
3,97
6,66
6,73
3,10
Batas Atas
Perempuan Selang Kepercayaan Batas Bawah
.b p
0,29
0,85
0,52
1,85
0,67
0,71
0,84
1,02
0,90
4,85
1,24
1,00
0,93
0,65
(9)
Error
Standard
3,86
35,28
31,26
23,98
20,28
28,92
31,52
22,80
21,15
24,91
11,01
25,82
26,39
29,91
30,45
17,93
24,08
18,25
12,08
13,19
10,14
17,45
11,45
10,71
27,37
34,05
26,53
25,59
23,08
56,16
19,41
11,63
10,89
14,82
(13)
Relative Standard Error
7,26
13,31
10,80
7,32
9,39
7,84
5,33
8,20
8,05
9,38
15,29
10,76
6,55
7,46
4,06
5,18
3,71
6,05
5,35
8,64
4,81
8,28
7,37
25,06
4,30
5,70
6,69
6,83
6,98
13,37
9,37
11,51
13,18
7,38
(14)
Estimasi
0,18
2,10
1,61
1,11
1,04
1,21
0,95
1,06
1,19
1,51
1,38
1,01
0,79
0,98
0,60
0,57
0,54
0,61
0,43
0,88
0,29
0,96
0,55
1,47
0,54
0,82
1,00
0,90
0,96
2,71
1,42
1,21
1,00
0,64
(15)
Error
6,91
9,20
7,64
5,15
7,36
5,48
3,47
6,12
5,72
6,43
12,58
8,78
5,01
5,55
2,88
4,07
2,65
4,86
4,51
6,91
4,25
6,40
6,29
22,17
3,25
4,09
4,73
5,06
5,10
8,05
6,59
9,13
11,22
6,12
(16)
Batas Bawah
7,61
17,42
13,96
9,50
11,42
10,20
7,18
10,27
10,39
12,33
17,99
12,75
8,10
9,38
5,24
6,30
4,78
7,24
6,19
10,37
5,38
10,16
8,44
27,95
5,35
7,30
8,66
8,60
8,86
18,69
12,15
13,89
15,15
8,64
(17)
Batas Atas
Laki-Laki + Perempuan Selang Kepercayaan
Standard
Tabel 9.10 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
2,46
15,74
14,92
15,16
11,03
15,38
17,78
12,91
14,79
16,06
9,03
9,40
12,04
13,09
14,81
10,98
14,67
10,04
8,00
10,22
5,95
11,59
7,44
5,88
12,44
14,37
14,96
13,23
13,77
20,29
15,14
10,54
7,61
8,70
(19)
Relative Standard Error
135
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kep. Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
4,79
5,45
15,78
5,55
7,08
7,57
5,98
6,81
11,79
4,77
5,90
6,00
3,28
4,65
2,98
5,09
2,98
4,86
3,54
8,11
3,16
6,39
4,22
12,30
3,60
9,93
2,12
4,58
5,98
2,59
4,80
4,89
4,82
4,18
(2)
Estimasi
0,19
2,48
3,52
2,03
1,58
1,60
1,61
0,75
2,46
1,34
0,81
1,42
0,85
1,12
0,80
1,11
0,89
0,74
0,36
1,08
0,33
1,15
0,53
1,24
0,88
1,87
0,67
0,84
1,31
0,98
1,06
0,70
0,81
0,90
(3)
Error
Standard
4,42
0,59
8,87
1,56
3,98
4,43
2,83
5,35
6,96
2,14
4,31
3,21
1,61
2,45
1,40
2,92
1,23
3,42
2,84
6,00
2,52
4,14
3,18
9,87
1,87
6,27
0,80
2,94
3,42
0,66
2,73
3,51
3,22
2,42
(4)
Batas Bawah
5,16
10,31
22,68
9,53
10,18
10,70
9,12
8,27
16,62
7,40
7,49
8,79
4,95
6,85
4,55
7,27
4,73
6,31
4,25
10,22
3,80
8,65
5,25
14,74
5,33
13,60
3,44
6,23
8,54
4,51
6,87
6,26
6,41
5,94
(5)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perkotaan
ht
3,94
45,48
22,33
36,65
22,30
21,11
26,87
10,95
20,91
28,08
13,75
23,74
25,93
24,10
26,96
21,80
29,98
15,19
10,16
13,26
10,36
18,00
12,52
10,10
0,79
4,33
2,00
0,90
1,21
1,27
0,70
1,36
0,67
0,81
1,47
0,72
0,72
1,00
0,12
0,68
0,76
1,39
0,48
2,34
0,64
0,82
0,72
-
0,93
0,88
0,84
0,49
0,50
1,15
0,36
1,51
1,24
1,18
(8)
w
Estimasi
tp :// w
24,49
18,82
31,83
18,32
21,86
37,95
21,98
14,36
16,90
21,49
(7)
Relative Standard Error
w
0,05
1,18
0,80
0,34
0,32
0,35
0,38
0,25
0,22
0,45
0,29
0,55
0,24
0,36
0,08
0,15
0,40
0,38
0,69
2,03
0,43
0,23
0,58
0,59
-0,03
0,88
0,23
-0,08
0,90
-0,35
0,25
0,30
-0,05
0,40
0,89
6,64
3,56
1,56
1,85
1,96
1,44
1,84
1,10
1,70
2,04
1,79
1,20
1,71
0,28
0,97
1,54
2,15
0,65
4,68
0,87
1,72
1,07
-
1,44
1,47
1,76
0,83
0,94
3,01
0,76
2,04
1,76
1,85
(11)
.id
s. go -0,02
0,64
0,31
0,01
0,42
-0,08
0,36
-
0,42
0,28
-0,08
0,14
0,05
-0,71
-0,04
0,99
0,73
0,51
(10)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perdesaan
Batas Bawah
.b p
0,09
1,19
0,12
0,46
0,18
-
0,26
0,30
0,47
0,18
0,23
0,95
0,20
0,27
0,26
0,34
(9)
Error
Standard
6,43
27,15
39,93
38,01
26,51
27,48
53,47
18,05
33,59
55,79
19,91
75,77
33,67
35,60
72,07
21,31
52,57
27,63
18,31
50,81
17,91
55,81
25,14
-
28,08
34,56
55,94
35,97
46,01
82,55
57,40
17,68
21,18
28,93
(13)
Relative Standard Error
2,76
4,66
5,79
2,16
3,40
3,00
1,95
3,35
3,38
2,16
3,48
3,99
1,79
2,22
0,98
1,52
1,69
3,48
1,94
6,16
1,79
4,53
3,02
12,30
1,61
3,68
1,47
1,95
2,18
2,32
2,10
2,82
3,00
2,02
(14)
Estimasi
0,10
1,10
1,24
0,62
0,68
0,54
0,50
0,34
0,75
0,57
0,44
0,96
0,38
0,46
0,28
0,26
0,43
0,49
0,19
0,84
0,17
0,80
0,36
1,24
0,31
0,79
0,41
0,42
0,48
0,82
0,46
0,35
0,46
0,36
(15)
Error
Standard
2,56
2,51
3,37
0,93
2,06
1,94
0,97
2,69
1,91
1,05
2,61
2,11
1,05
1,32
0,43
1,02
0,84
2,51
1,56
4,51
1,47
2,97
2,32
9,87
1,01
2,13
0,66
1,13
1,23
0,72
1,20
2,14
2,10
1,32
(16)
Batas Bawah
2,96
6,81
8,22
3,38
4,73
4,06
2,93
4,02
4,85
3,27
4,34
5,87
2,54
3,13
1,54
2,02
2,54
4,44
2,32
7,81
2,12
6,10
3,72
14,74
2,22
5,23
2,28
2,78
3,13
3,92
3,00
3,50
3,90
2,73
(17)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 9.11 Sampling Error Penduduk Lansia yang Tamat Perguruan Tinggi menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
3,66
23,52
21,38
28,98
20,05
18,00
25,74
10,15
22,22
26,32
12,65
24,06
21,24
20,86
28,72
16,87
25,70
14,14
9,99
13,66
9,22
17,64
11,88
10,10
19,25
21,51
27,98
21,49
22,17
35,14
21,88
12,37
15,34
17,73
(19)
Relative Standard Error
136
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kep. Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
1,70
0,16
4,21
1,72
0,91
0,97
0,98
0,98
0,64
1,05
0,69
0,71
1,43
0,68
0,70
0,47
0,43
0,83
0,82
0,32
1,29
0,27
1,23
0,54
1,92
0,49
0,99
0,71
0,79
0,80
0,97
0,77
0,56
0,93
0,56
(3)
Error
6,19
8,09
3,56
3,52
5,55
3,12
5,84
4,98
1,92
4,53
6,32
3,06
3,09
1,62
2,53
3,16
6,18
2,86
9,17
2,74
7,11
4,60
17,32
2,18
4,99
2,51
3,12
3,16
2,61
3,36
3,64
5,04
3,25
(2)
Estimasi
Standard
3,89
2,85
4,72
1,77
1,61
3,64
1,19
4,58
2,92
0,56
3,14
3,51
1,73
1,71
0,69
1,69
1,53
4,57
2,23
6,65
2,22
4,70
3,54
13,56
1,22
3,05
1,12
1,57
1,59
0,71
1,85
2,54
3,22
2,16
(4)
Batas Bawah
4,53
9,53
11,45
5,34
5,43
7,46
5,05
7,09
7,03
3,28
5,92
9,13
4,39
4,47
2,55
3,36
4,78
7,79
3,49
11,69
3,27
9,51
5,66
21,08
3,14
6,93
3,89
4,66
4,73
4,51
4,86
4,74
6,85
4,35
(5)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Laki-Laki
3,88
27,50
21,24
25,61
27,63
17,60
31,58
10,96
21,07
36,22
15,68
22,68
22,13
22,81
29,23
16,87
26,27
13,28
11,25
14,02
9,79
17,27
11,80
11,07
22,41
19,87
1,49
2,73
2,59
0,78
3,28
0,51
1,00
1,47
1,80
2,37
2,52
1,11
0,84
1,22
0,31
0,61
0,46
1,03
1,21
3,84
0,98
2,05
1,49
7,71
1,04
2,46
0,54
0,88
1,12
1,97
0,70
2,15
1,36
0,98
(8)
Estimasi
0,08
1,29
0,95
0,53
1,00
0,27
0,48
0,28
0,83
0,75
0,47
0,65
0,35
0,45
0,18
0,22
0,24
0,41
0,69
0,79
0,96
5,28
0,47
0,80
-0,09
0,16
-0,06
0,26
0,01
1,32
0,72
0,40
(10)
Batas Bawah
1,32
0,21
0,73
-0,25
1,32
-0,02
0,05
0,93
0,19
0,90
1,60
-0,16
0,15
0,33
-0,05
1,65
5,25
4,45
1,82
5,24
1,05
1,95
2,01
3,42
3,84
3,44
2,39
1,54
2,10
0,68
1,04
0,94
1,84
1,53
5,30
.id
s. go
0,19
-0,02
0,23
0,88
2,38
1,28
3,32
2,02
10,15
1,61
4,12
1,18
1,60
2,31
3,69
1,39
2,97
2,01
1,56
(11)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perempuan
.b p
w
0,17
0,75
0,15
0,64
0,27
1,24
0,29
0,85
0,32
0,37
0,60
0,88
0,35
0,42
0,33
0,29
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
ht
28,18
25,27
25,33
37,14
22,84
15,41
18,36
17,16
(7)
Relative Standard Error
5,63
47,03
36,64
67,18
30,49
53,08
48,54
18,71
45,76
31,69
18,57
58,44
42,18
37,18
58,70
35,48
53,08
39,52
13,81
19,44
15,50
31,33
18,12
16,10
27,83
34,38
59,60
41,92
53,77
44,39
50,23
19,64
24,15
30,17
(13)
Relative Standard Error
2,76
4,66
5,79
2,16
3,40
3,00
1,95
3,35
3,38
2,16
3,48
3,99
1,79
2,22
0,98
1,52
1,69
3,48
1,94
6,16
1,79
4,53
3,02
12,30
1,61
3,68
1,47
1,95
2,18
2,32
2,10
2,82
3,00
2,02
(14)
Estimasi
0,10
1,10
1,24
0,62
0,68
0,54
0,50
0,34
0,75
0,57
0,44
0,96
0,38
0,46
0,28
0,26
0,43
0,49
0,19
0,84
0,17
0,80
0,36
1,24
0,31
0,79
0,41
0,42
0,48
0,82
0,46
0,35
0,46
0,36
(15)
Error
Standard
2,56
2,51
3,37
0,93
2,06
1,94
0,97
2,69
1,91
1,05
2,61
2,11
1,05
1,32
0,43
1,02
0,84
2,51
1,56
4,51
1,47
2,97
2,32
9,87
1,01
2,13
0,66
1,13
1,23
0,72
1,20
2,14
2,10
1,32
(16)
Batas Bawah
2,96
6,81
8,22
3,38
4,73
4,06
2,93
4,02
4,85
3,27
4,34
5,87
2,54
3,13
1,54
2,02
2,54
4,44
2,32
7,81
2,12
6,10
3,72
14,74
2,22
5,23
2,28
2,78
3,13
3,92
3,00
3,50
3,90
2,73
(17)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Laki-Laki + Perempuan
Tabel 9.12 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Perguruan Tinggi menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
3,66
23,52
21,38
28,98
20,05
18,00
25,74
10,15
22,22
26,32
12,65
24,06
21,24
20,86
28,72
16,87
25,70
14,14
9,99
13,66
9,22
17,64
11,88
10,10
19,25
21,51
27,98
21,49
22,17
35,14
21,88
12,37
15,34
17,73
(19)
Relative Standard Error
137
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kep. Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
22,29
12,66
9,41
7,89
7,45
24,90
25,15
22,37
10,65
6,06
1,39
14,28
14,51
13,51
28,23
18,97
50,28
34,43
30,43
31,10
32,52
19,67
16,40
4,45
14,65
14,28
11,63
12,52
11,99
11,82
7,71
9,64
9,16
13,30
(2)
Estimasi
0,45
4,01
1,93
1,90
1,61
2,58
3,40
1,70
1,93
1,34
0,39
1,71
1,50
2,71
2,17
2,23
2,88
1,96
1,16
1,88
0,99
1,66
1,16
0,74
1,73
2,39
1,67
1,22
1,99
2,27
1,38
1,12
0,99
1,73
(3)
Error
Standard
21,41
4,80
5,62
4,16
4,29
19,85
18,49
19,04
6,87
3,44
0,63
10,92
11,56
8,21
23,97
14,61
44,64
30,58
28,16
27,42
30,58
16,41
14,12
3,01
11,26
9,59
8,36
10,13
8,10
7,37
5,01
7,45
7,22
9,92
(4)
Batas Bawah
23,17
20,52
13,21
11,62
10,61
29,95
31,81
25,70
14,42
8,69
2,14
17,64
17,46
18,82
32,50
23,33
55,92
38,28
32,70
34,79
34,46
22,93
18,68
5,90
18,04
18,97
14,91
14,90
15,89
16,26
10,41
11,83
11,11
16,69
(5)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perkotaan
ht
2,01
31,66
20,54
24,09
21,64
10,34
13,50
7,59
18,11
22,05
27,83
12,00
10,36
20,02
7,70
11,73
5,72
5,71
3,80
6,04
3,04
8,46
7,10
16,53
37,87
27,62
43,35
25,61
11,75
44,78
41,45
48,01
20,49
17,78
4,46
24,90
26,08
16,77
43,78
44,10
60,99
48,65
53,22
49,49
44,05
30,07
24,44
-
32,09
32,89
20,43
17,10
25,98
12,83
16,13
16,41
16,33
22,66
(8)
Estimasi
0,42
2,62
3,62
1,66
1,43
1,99
3,06
1,11
1,42
2,04
0,67
2,55
1,38
1,56
1,63
1,57
3,11
2,19
1,02
40,59
37,05
22,49
36,25
22,37
8,95
40,88
35,45
45,84
17,71
13,78
3,14
19,89
23,37
13,70
.id
38,69
32,75
50,45
28,86
14,56
48,69
47,44
50,19
23,27
21,77
5,77
29,90
28,79
19,84
46,97
47,17
67,09
52,94
55,22
55,12
45,77
34,08
27,58
-
34,66
36,41
24,78
19,10
29,62
20,27
19,28
18,41
18,50
24,81
(11)
Batas Atas
s. go
41,03
54,89
44,36
51,23
43,85
42,32
26,05
21,29
-
29,52
29,38
16,07
15,10
22,35
5,39
12,97
14,42
14,17
20,52
(10)
Batas Bawah
Selang Kepercayaan
Perdesaan
.b p
w 2,88
0,88
2,05
1,60
-
1,31
1,79
2,22
1,02
1,85
3,79
1,61
1,02
1,10
1,09
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
11,81
16,75
14,36
9,73
16,57
19,18
17,87
11,59
10,82
12,99
(7)
Relative Standard Error
1,11
9,47
8,36
6,46
12,18
4,45
7,37
2,31
6,92
11,47
15,08
10,25
5,30
9,33
3,72
3,55
5,10
4,50
1,91
5,81
2,00
6,82
6,57
-
4,08
5,45
10,87
5,98
7,13
29,57
9,98
6,19
6,76
4,83
(13)
Relative Standard Error
30,19
23,18
34,00
20,82
10,15
39,33
37,60
38,62
18,09
13,79
3,07
18,33
21,25
15,68
39,07
39,35
56,52
40,10
42,38
37,31
38,78
23,14
19,16
4,45
27,61
27,13
16,09
15,46
21,69
12,00
12,83
13,79
12,80
20,03
(14)
Estimasi
0,32
2,12
2,76
1,48
1,09
1,72
2,68
1,42
1,22
1,55
0,42
1,48
1,03
1,38
1,40
1,44
2,21
1,50
0,88
1,83
0,67
1,30
0,94
0,74
1,26
1,71
1,42
0,79
1,52
1,98
1,17
0,80
0,80
0,92
(15)
Error
29,56
19,02
28,59
17,92
8,03
35,97
32,34
35,84
15,70
10,75
2,24
15,43
19,22
12,97
36,33
36,52
52,18
37,16
40,66
33,73
37,47
20,59
17,32
3,01
25,14
23,78
13,31
13,90
18,70
8,12
10,53
12,23
11,25
18,22
(16)
Batas Bawah
30,82
27,35
39,40
23,71
12,28
42,70
42,85
41,40
20,48
16,82
3,89
21,22
23,28
18,38
41,81
42,17
60,86
43,05
44,11
40,89
40,08
25,68
20,99
5,90
30,07
30,48
18,87
17,02
24,68
15,88
15,13
15,36
14,36
21,84
(17)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan Standard
Tabel 9.13 Sampling Error Angka Buta Huruf Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
1,07
9,16
8,11
7,10
10,69
4,37
7,14
3,67
6,74
11,22
13,74
8,06
4,87
8,80
3,58
3,67
3,92
3,74
2,08
4,90
1,72
5,61
4,89
16,53
4,55
6,29
8,82
5,14
7,03
16,49
9,14
5,79
6,21
4,60
(19)
Relative Standard Error
138
(1)
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kep. Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
Provinsi
2,31
0,29
17,16
3,10
1,55
1,25
1,92
3,01
1,42
1,24
1,79
0,38
1,32
1,00
1,38
1,52
1,61
2,59
1,64
0,83
1,63
0,69
1,67
0,78
0,56
1,09
1,37
1,40
0,85
1,32
2,20
1,01
0,78
0,63
0,92
(3)
Error
15,72
31,18
12,27
6,24
23,54
23,92
26,33
10,52
10,62
1,80
9,72
8,47
9,40
22,81
28,73
38,96
20,38
24,09
15,52
22,86
14,13
11,05
1,93
14,23
11,68
6,93
7,38
10,08
7,88
7,05
7,35
5,51
9,83
(2)
Estimasi
Standard
16,59
11,19
25,11
9,23
3,78
19,76
18,02
23,54
8,10
7,12
1,06
7,13
6,50
6,69
19,84
25,58
33,88
17,17
22,46
12,33
21,51
10,85
9,53
0,83
12,08
9,00
4,18
5,72
7,48
3,57
5,08
5,82
4,28
8,03
(4)
Batas Bawah
17,73
20,25
37,25
15,31
8,69
27,31
29,82
29,11
12,94
14,13
2,54
12,31
10,44
12,11
25,78
31,88
44,04
23,59
25,72
18,71
24,21
17,40
12,58
3,03
16,37
14,36
9,68
9,04
12,68
12,19
9,03
8,89
6,75
11,64
(5)
Batas Atas
Laki-Laki Selang Kepercayaan
1,69
14,69
9,93
12,62
20,11
8,18
12,59
5,40
11,74
16,84
20,84
13,61
11,85
14,70
6,65
5,59
6,65
8,03
3,46
10,48
3,01
11,83
7,04
28,96
7,69
11,69
20,23
22,96
34,21
16,99
19,25
19,06
18,67
28,71
(8)
Estimasi
41,63
32,62
37,93
29,17
13,81
54,73
48,72
47,93
25,54
16,50
4,21
28,92
30,78
23,01
56,13
48,86
71,18
57,93
56,85
54,18
52,39
31,82
26,99
6,76
41,18
41,56
24,29
0,42
3,48
3,79
2,26
1,63
2,28
3,44
1,65
1,81
2,20
0,64
2,32
1,57
2,21
1,82
1,65
2,17
1,99
40,81
25,79
30,51
24,74
10,60
50,27
41,99
44,69
22,00
12,19
2,96
24,38
27,71
18,68
52,56
.id
42,45
39,44
45,36
33,60
17,01
59,20
55,46
51,16
29,09
20,81
5,46
33,47
33,86
27,34
59,71
52,09
75,43
61,83
58,89
58,67
54,02
35,63
29,58
8,99
44,95
46,62
28,33
25,35
38,71
22,24
23,22
21,24
20,96
31,25
(11)
Batas Atas
s. go
45,63
66,94
54,03
54,82
49,70
50,75
28,02
24,40
4,53
37,41
36,50
20,25
20,57
29,72
11,73
15,28
16,89
16,37
26,18
(10)
Batas Bawah
Perempuan Selang Kepercayaan
.b p
w
1,04
2,29
0,84
1,94
1,32
1,14
1,92
2,58
2,06
1,22
2,29
2,68
2,02
1,11
1,17
1,30
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
ht 11,47
13,15
27,91
14,27
10,67
11,42
9,38
(7)
Relative Standard Error
1,01
10,67
9,99
7,74
11,84
4,16
7,05
3,44
7,08
13,32
15,19
8,02
5,09
9,59
3,25
3,37
3,04
3,44
1,82
4,22
1,59
6,10
4,90
16,84
4,67
6,21
8,49
5,31
6,70
15,78
10,52
5,83
6,28
4,51
(13)
Relative Standard Error
30,19
23,18
34,00
20,82
10,15
39,33
37,60
38,62
18,09
13,79
3,07
18,33
21,25
15,68
39,07
39,35
56,52
40,10
42,38
37,31
38,78
23,14
19,16
4,45
27,61
27,13
16,09
15,46
21,69
12,00
12,83
13,79
12,80
20,03
(14)
Estimasi
0,32
2,12
2,76
1,48
1,09
1,72
2,68
1,42
1,22
1,55
0,42
1,48
1,03
1,38
1,40
1,44
2,21
1,50
0,88
1,83
0,67
1,30
0,94
0,74
1,26
1,71
1,42
0,79
1,52
1,98
1,17
0,80
0,80
0,92
(15)
Error
29,56
19,02
28,59
17,92
8,03
35,97
32,34
35,84
15,70
10,75
2,24
15,43
19,22
12,97
36,33
36,52
52,18
37,16
40,66
33,73
37,47
20,59
17,32
3,01
25,14
23,78
13,31
13,90
18,70
8,12
10,53
12,23
11,25
18,22
(16)
Batas Bawah
30,82
27,35
39,40
23,71
12,28
42,70
42,85
41,40
20,48
16,82
3,89
21,22
23,28
18,38
41,81
42,17
60,86
43,05
44,11
40,89
40,08
25,68
20,99
5,90
30,07
30,48
18,87
17,02
24,68
15,88
15,13
15,36
14,36
21,84
(17)
Batas Atas
Laki-Laki + Perempuan Selang Kepercayaan
Standard
Tabel 9.14 Sampling Error Angka Buta Huruf Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
1,07
9,16
8,11
7,10
10,69
4,37
7,14
3,67
6,74
11,22
13,74
8,06
4,87
8,80
3,58
3,67
3,92
3,74
2,08
4,90
1,72
5,61
4,89
16,53
4,55
6,29
8,82
5,14
7,03
16,49
9,14
5,79
6,21
4,60
(19)
Relative Standard Error
139
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kep. Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
51,84
46,43
37,23
41,49
50,63
50,61
58,89
49,56
56,27
52,01
39,78
42,59
59,86
50,77
53,75
60,37
63,35
56,55
49,42
53,97
51,81
62,65
52,21
54,70
45,96
56,09
57,11
54,06
35,69
40,64
47,35
53,60
45,16
63,59
(2)
Estimasi
0,45
5,18
4,18
3,65
2,45
3,51
3,18
1,67
3,03
3,50
2,35
2,31
2,01
3,10
2,75
2,59
2,27
2,69
0,91
1,94
1,01
1,82
1,24
1,87
2,44
3,70
3,11
3,15
2,77
3,64
2,58
2,16
1,97
2,15
(3)
Error
Standard
50,96
36,28
29,03
34,33
45,82
43,73
52,66
46,28
50,34
45,14
35,18
38,05
55,91
44,70
48,35
55,28
58,90
51,28
47,63
50,17
49,82
59,08
49,79
51,03
41,17
48,84
51,01
47,88
30,26
33,50
42,30
49,37
41,30
59,38
(4)
Batas Bawah
52,72
56,58
45,43
48,65
55,44
57,48
65,12
52,84
62,21
58,88
44,38
47,13
63,80
56,84
59,15
65,45
67,80
61,82
51,21
57,77
53,79
66,22
54,64
58,36
50,75
63,34
63,22
60,25
41,12
47,78
52,41
57,82
49,03
67,81
(5)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perkotaan
ht
0,87
11,15
11,23
8,80
4,85
6,93
5,40
3,37
5,38
6,74
5,90
5,43
3,36
6,10
5,12
4,30
3,58
4,75
1,85
3,59
1,95
2,91
2,37
3,42
53,82
43,69
49,63
53,11
52,67
56,10
57,48
53,78
59,97
70,34
49,48
54,44
61,30
51,40
58,00
62,42
65,48
66,65
46,83
50,15
49,39
64,07
61,59
-
54,56
57,81
68,95
50,11
49,80
52,10
52,68
58,55
55,95
66,56
(8)
Estimasi
0,35
3,40
3,03
2,42
2,06
1,99
2,57
1,02
1,72
2,32
1,79
2,53
1,74
2,16
1,67
1,13
2,09
2,57
0,75
53,14
37,02
43,68
48,37
48,64
52,20
52,45
51,78
56,60
65,79
45,97
49,47
57,88
47,15
54,72
.id
54,51
50,35
55,58
57,84
56,71
60,01
62,51
55,78
63,34
74,89
52,99
59,41
64,72
55,64
61,28
64,64
69,58
71,70
48,30
53,79
51,39
68,43
63,94
-
56,99
61,49
74,87
52,65
53,10
65,87
56,63
61,56
58,64
69,90
(11)
Batas Atas
s. go
60,20
61,37
61,60
45,36
46,50
47,40
59,72
59,24
-
52,14
54,13
63,02
47,56
46,50
38,34
48,73
55,55
53,26
63,22
(10)
Batas Bawah
Selang Kepercayaan
Perdesaan
.b p
w 1,86
1,02
2,22
1,20
-
1,24
1,88
3,02
1,30
1,68
7,02
2,02
1,53
1,37
1,70
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
5,31
6,60
5,45
5,84
7,77
8,96
5,44
4,02
4,36
3,38
(7)
Relative Standard Error
0,65
7,78
6,11
4,55
3,91
3,55
4,46
1,90
2,86
3,30
3,62
4,66
2,84
4,21
2,88
1,81
3,20
3,86
1,60
3,70
2,06
3,47
1,94
-
2,27
3,25
4,38
2,59
3,38
13,48
3,83
2,62
2,45
2,56
(13)
Relative Standard Error
52,85
44,50
46,21
49,96
51,92
54,60
57,81
52,23
59,07
64,10
45,09
47,11
60,70
51,19
56,72
62,03
64,59
60,58
48,06
52,68
50,50
63,13
55,43
54,70
52,35
57,28
63,11
51,52
45,47
42,75
50,59
56,63
50,64
65,73
(14)
Estimasi
0,28
2,85
2,57
2,09
1,58
1,75
2,11
0,93
1,50
2,11
1,57
1,87
1,31
1,78
1,44
1,04
1,55
1,98
0,58
1,43
0,72
1,42
0,91
1,87
1,20
1,73
2,20
1,50
1,63
3,32
1,60
1,31
1,34
1,37
(15)
Error
Standard
52,29
38,92
41,18
45,86
48,83
51,16
53,68
50,41
56,12
59,96
42,02
43,44
58,12
47,71
53,89
59,99
61,55
56,70
46,92
49,86
49,08
60,34
53,65
51,03
50,00
53,88
58,80
48,59
42,27
36,24
47,45
54,07
48,01
63,04
(16)
Batas Bawah
53,40
50,09
51,24
54,06
55,00
58,04
61,94
54,05
62,01
68,23
48,16
50,77
63,27
54,66
59,54
64,07
67,63
64,46
49,20
55,49
51,91
65,91
57,21
58,36
54,70
60,68
67,43
54,46
48,67
49,26
53,74
59,19
53,27
68,41
(17)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 9.15 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
0,54
6,40
5,55
4,19
3,03
3,21
3,65
1,78
2,54
3,29
3,47
3,97
2,17
3,47
2,54
1,68
2,40
3,27
1,21
2,72
1,43
2,25
1,64
3,42
2,29
3,02
3,48
2,91
3,59
7,77
3,17
2,31
2,65
2,08
(19)
Relative Standard Error
140
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kep. Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
3,70
0,36
51,14
2,83
2,72
2,13
2,40
3,08
1,26
2,14
2,43
1,79
2,26
1,97
2,08
1,82
1,39
2,07
2,25
0,82
2,12
0,91
1,92
1,08
2,62
1,66
2,26
2,83
1,86
2,17
4,42
2,29
1,52
1,70
1,81
(3)
Error
45,55
41,63
49,08
52,22
51,26
59,28
50,44
56,59
66,91
45,11
46,32
58,27
47,90
55,66
61,87
62,71
59,26
47,16
54,14
48,45
60,32
52,28
51,98
52,61
55,56
61,02
49,37
43,15
37,09
48,93
55,68
49,47
60,26
(2)
Estimasi
Standard
50,44
38,30
36,08
43,74
48,04
46,55
53,25
47,97
52,39
62,14
41,61
41,89
54,41
43,82
52,09
59,13
58,65
54,86
45,55
49,98
46,66
56,56
50,17
46,85
49,36
51,13
55,47
45,72
38,90
28,43
44,43
52,69
46,15
56,72
(4)
Batas Bawah
51,85
52,79
47,17
54,42
56,40
55,97
65,32
52,92
60,79
71,67
48,62
50,75
62,12
51,97
59,23
64,60
66,77
63,67
48,77
58,30
50,24
64,08
54,40
57,11
55,87
59,99
66,57
53,01
47,40
45,75
53,43
58,67
52,80
63,80
(5)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Laki-Laki
0,70
8,11
6,79
5,55
4,08
4,69
5,20
2,50
3,78
3,64
3,96
4,88
3,38
4,34
3,27
2,25
3,30
3,79
1,74
3,92
1,88
3,18
2,06
5,04
3,16
4,06
54,34
43,18
52,61
50,82
51,63
57,85
56,61
53,59
61,51
61,68
45,07
48,08
62,51
55,03
57,82
62,17
66,15
61,77
48,77
51,55
52,24
65,83
58,47
57,18
52,08
58,89
64,99
53,53
47,97
49,59
52,44
57,41
51,58
70,38
(8)
Estimasi
0,34
3,87
3,73
2,98
2,06
2,14
2,48
1,14
1,80
2,85
2,05
2,61
1,76
2,50
1,91
1,23
1,92
2,22
53,67
35,60
45,31
44,99
47,60
53,66
51,75
51,36
57,97
56,09
41,04
42,95
59,06
50,13
54,08
.id
55,01
50,76
59,92
56,66
55,67
62,04
61,48
55,82
65,04
67,26
49,10
53,21
65,96
59,92
61,57
64,59
69,92
66,12
50,21
55,05
53,85
69,56
60,59
61,83
54,78
63,21
70,56
57,02
52,26
56,77
56,60
60,48
54,51
73,58
(11)
Batas Atas
s. go
59,76
62,38
57,42
47,34
48,04
50,63
62,09
56,36
52,53
49,39
54,57
59,42
50,04
43,69
42,42
48,28
54,34
48,65
67,18
(10)
Batas Bawah
Selang Kepercayaan
Perempuan
.b p
w
0,73
1,79
0,82
1,91
1,08
2,37
1,38
2,21
2,84
1,78
2,19
3,66
2,12
1,57
1,50
1,63
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
ht 4,64
3,76
5,02
11,92
4,69
2,74
3,43
3,00
(7)
Relative Standard Error
0,63
8,95
7,08
5,86
3,98
3,69
4,38
2,12
2,93
4,62
4,56
5,44
2,81
4,54
3,30
1,98
2,91
3,59
1,50
3,47
1,57
2,89
1,85
4,15
2,64
3,75
4,37
3,33
4,55
7,38
4,05
2,73
2,90
2,32
(13)
Relative Standard Error
52,85
44,50
46,21
49,96
51,92
54,60
57,81
52,23
59,07
64,10
45,09
47,11
60,70
51,19
56,72
62,03
64,59
60,58
48,06
52,68
50,50
63,13
55,43
54,70
52,35
57,28
63,11
51,52
45,47
42,75
50,59
56,63
50,64
65,73
(14)
Estimasi
0,28
2,85
2,57
2,09
1,58
1,75
2,11
0,93
1,50
2,11
1,57
1,87
1,31
1,78
1,44
1,04
1,55
1,98
0,58
1,43
0,72
1,42
0,91
1,87
1,20
1,73
2,20
1,50
1,63
3,32
1,60
1,31
1,34
1,37
(15)
Error
Standard
52,29
38,92
41,18
45,86
48,83
51,16
53,68
50,41
56,12
59,96
42,02
43,44
58,12
47,71
53,89
59,99
61,55
56,70
46,92
49,86
49,08
60,34
53,65
51,03
50,00
53,88
58,80
48,59
42,27
36,24
47,45
54,07
48,01
63,04
(16)
Batas Bawah
53,40
50,09
51,24
54,06
55,00
58,04
61,94
54,05
62,01
68,23
48,16
50,77
63,27
54,66
59,54
64,07
67,63
64,46
49,20
55,49
51,91
65,91
57,21
58,36
54,70
60,68
67,43
54,46
48,67
49,26
53,74
59,19
53,27
68,41
(17)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Laki-Laki + Perempuan
Tabel 9.16 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
0,54
6,40
5,55
4,19
3,03
3,21
3,65
1,78
2,54
3,29
3,47
3,97
2,17
3,47
2,54
1,68
2,40
3,27
1,21
2,72
1,43
2,25
1,64
3,42
2,29
3,02
3,48
2,91
3,59
7,77
3,17
2,31
2,65
2,08
(19)
Relative Standard Error
141
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kep. Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
25,62
24,93
21,58
27,45
28,66
28,59
26,25
24,66
31,02
28,48
22,70
22,83
25,11
26,36
27,89
26,69
34,89
30,27
24,79
21,07
24,41
26,39
27,32
25,33
23,15
27,77
20,54
19,89
22,70
23,17
24,68
26,34
24,91
37,27
(2)
Estimasi
0,35
4,44
2,69
3,63
2,95
3,15
3,65
1,70
2,70
2,88
2,01
2,11
1,88
2,95
2,31
2,42
2,05
1,94
0,86
1,66
0,84
2,02
0,86
1,28
1,79
2,78
2,11
1,62
2,27
3,10
1,93
1,76
1,35
2,19
(3)
Error
Standard
24,94
16,23
16,31
20,34
22,88
22,41
19,10
21,32
25,72
22,83
18,75
18,68
21,42
20,57
23,35
21,94
30,88
26,48
23,10
17,82
22,76
22,43
25,63
22,82
19,65
22,33
16,40
16,71
18,25
17,09
20,88
22,89
22,26
32,98
(4)
Batas Bawah
26,30
33,64
26,85
34,56
34,43
34,77
33,40
28,00
36,32
34,13
26,64
26,98
28,81
32,15
32,42
31,43
38,91
34,07
26,47
24,33
26,06
30,36
29,00
27,84
26,65
33,22
24,67
23,07
27,14
29,26
28,47
29,78
27,56
41,57
(5)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perkotaan
ht
1,36
17,81
12,45
13,22
10,28
11,02
13,90
6,91
8,72
10,11
8,87
9,26
7,50
11,21
8,29
9,07
5,86
6,39
3,47
7,88
3,45
7,67
3,14
5,06
29,92
27,37
32,03
39,91
33,37
35,87
27,62
29,32
37,70
43,15
34,79
35,59
26,78
32,61
36,30
39,83
42,27
43,68
26,09
24,40
24,74
36,78
32,74
-
27,69
36,30
27,73
25,61
30,41
31,06
27,33
31,12
34,39
43,49
(8)
Estimasi
0,29
2,79
2,89
2,36
1,93
1,88
2,38
0,93
1,53
2,38
1,77
2,54
1,51
1,72
1,51
1,14
2,00
2,66
0,64
33,35
29,35
21,89
26,37
35,29
29,60
32,18
22,96
27,49
34,69
38,48
31,31
30,61
23,83
29,24
.id
30,50
32,84
37,69
44,53
37,15
39,55
32,28
31,15
40,70
47,83
38,26
40,57
29,74
35,98
39,25
42,06
46,20
48,90
27,34
26,79
26,34
41,43
34,77
-
29,87
40,21
32,69
27,92
33,50
42,60
30,74
33,45
36,74
46,25
(11)
Batas Atas
s. go
37,60
38,34
38,46
24,84
22,02
23,15
32,13
30,71
-
25,50
32,38
22,77
23,30
27,32
19,52
23,91
28,80
32,05
40,73
(10)
Batas Bawah
Selang Kepercayaan
Perdesaan
.b p
w 1,22
0,81
2,37
1,04
-
1,11
1,99
2,53
1,18
1,58
5,89
1,74
1,18
1,20
1,41
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
7,71
10,01
10,26
8,15
9,99
13,40
7,84
6,68
5,43
5,87
(7)
Relative Standard Error
0,98
10,21
9,01
5,91
5,77
5,24
8,61
3,18
4,06
5,52
5,10
7,14
5,63
5,27
4,15
2,86
4,74
6,10
2,44
4,98
3,29
6,45
3,17
-
4,02
5,50
9,12
4,60
5,18
18,95
6,37
3,81
3,48
3,24
(13)
Relative Standard Error
27,80
26,65
29,15
36,54
31,62
33,87
27,30
27,62
36,07
38,16
29,31
27,69
26,09
30,52
33,75
37,34
39,19
35,62
25,47
22,20
24,59
29,86
29,18
25,33
26,52
33,66
24,18
23,56
28,05
24,62
26,29
29,27
29,73
41,74
(14)
Estimasi
0,23
2,37
2,26
2,05
1,61
1,64
2,00
0,90
1,35
1,93
1,47
1,78
1,17
1,54
1,35
1,06
1,49
1,68
0,53
1,19
0,59
1,60
0,67
1,28
0,94
1,67
1,66
0,95
1,38
2,82
1,31
1,01
1,01
1,19
(15)
Error
27,35
22,00
24,72
32,51
28,47
30,66
23,37
25,86
33,42
34,37
26,44
24,21
23,80
27,50
31,11
35,25
36,27
32,33
24,43
19,87
23,44
26,72
27,87
22,82
24,67
30,39
20,92
21,70
25,35
19,10
23,71
27,30
27,75
39,41
(16)
Batas Bawah
28,25
31,29
33,58
40,56
34,77
37,09
31,22
29,37
38,71
41,94
32,19
31,18
28,38
33,54
36,40
39,43
42,12
38,91
26,51
24,52
25,74
33,00
30,49
27,84
28,37
36,92
27,45
25,42
30,74
30,15
28,86
31,24
31,70
44,07
(17)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan Standard
Tabel 9.17 Sampling Error Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
0,83
8,89
7,74
5,62
5,08
4,84
7,34
3,24
3,74
5,06
5,00
6,42
4,48
5,05
3,99
2,85
3,81
4,71
2,08
5,34
2,38
5,36
2,29
5,06
3,56
4,95
6,88
4,02
4,90
11,45
4,99
3,44
3,39
2,84
(19)
Relative Standard Error
142
INDONESIA
Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kep. Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
2,94
0,30
27,24
2,53
2,72
1,85
2,23
2,73
1,23
1,76
2,90
1,73
1,97
1,69
1,90
1,64
1,38
1,90
1,99
0,69
1,50
0,76
1,87
0,87
2,01
1,40
2,09
2,45
1,27
1,75
3,76
1,82
1,37
1,34
1,60
(3)
Error
26,59
26,14
35,63
31,88
33,12
27,22
28,33
33,43
39,08
29,04
26,42
23,93
29,09
33,29
38,06
38,37
35,66
24,69
23,36
23,68
30,12
28,31
22,04
26,61
32,94
24,57
24,02
26,15
21,77
26,07
31,08
29,84
38,66
(2)
Estimasi
Standard
26,65
20,82
21,18
30,30
28,25
28,74
21,87
25,92
29,99
33,39
25,65
22,56
20,61
25,38
30,06
35,36
34,65
31,76
23,34
20,41
22,19
26,46
26,60
18,10
23,87
28,85
19,77
21,53
22,71
14,40
22,50
28,40
27,22
35,52
(4)
Batas Bawah
27,82
32,35
31,10
40,96
35,51
37,49
32,56
30,74
36,87
44,76
32,44
30,28
27,26
32,81
36,51
40,76
42,10
39,56
26,03
26,30
25,18
33,78
30,02
25,98
29,36
37,03
29,37
26,50
29,58
29,15
29,64
33,77
32,46
41,81
(5)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Laki-Laki
1,09
11,06
9,68
7,63
5,81
6,74
10,02
4,34
5,25
7,43
5,96
7,45
7,08
6,52
4,94
3,62
4,95
5,58
2,78
6,43
3,22
6,20
3,08
9,12
5,26
6,34
28,30
26,72
33,35
37,42
31,37
34,61
27,36
27,07
38,67
37,36
29,56
29,26
27,69
32,18
34,24
36,70
39,88
35,59
26,09
21,30
25,37
29,61
30,02
28,33
26,43
34,33
23,84
23,14
30,09
28,07
26,53
27,79
29,64
44,37
(8)
Estimasi
0,29
3,75
3,89
2,63
2,22
1,94
2,45
1,00
1,84
2,67
1,75
2,51
1,74
2,22
1,82
1,29
1,87
1,98
27,73
19,37
25,72
32,27
27,03
30,82
22,56
25,12
35,07
32,13
26,12
24,35
24,28
27,82
30,68
.id
28,87
34,07
40,97
42,58
35,71
38,41
32,16
29,02
42,27
42,59
32,99
34,18
31,11
36,54
37,81
39,23
43,54
39,48
27,38
24,32
26,74
33,89
31,73
32,57
28,91
38,51
28,24
25,56
34,12
36,02
30,32
30,35
32,15
47,61
(11)
Batas Atas
s. go
34,16
36,21
31,70
24,80
18,28
23,99
25,33
28,30
24,09
23,94
30,14
19,44
20,71
26,06
20,12
22,74
25,23
27,12
41,12
(10)
Batas Bawah
Selang Kepercayaan
Perempuan
.b p
w
0,66
1,54
0,70
2,18
0,87
2,16
1,27
2,13
2,24
1,24
2,06
4,06
1,94
1,31
1,28
1,66
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
ht 9,97
5,28
6,70
17,27
6,98
4,41
4,48
4,15
(7)
Relative Standard Error
1,03
14,03
11,66
7,02
7,06
5,59
8,95
3,68
4,75
7,14
5,93
8,57
6,29
6,91
5,30
3,52
4,69
5,57
2,52
7,23
2,76
7,37
2,91
7,63
4,80
6,22
9,42
5,35
6,83
14,45
7,30
4,70
4,33
3,73
(13)
Relative Standard Error
27,80
26,65
29,15
36,54
31,62
33,87
27,30
27,62
36,07
38,16
29,31
27,69
26,09
30,52
33,75
37,34
39,19
35,62
25,47
22,20
24,59
29,86
29,18
25,33
26,52
33,66
24,18
23,56
28,05
24,62
26,29
29,27
29,73
41,74
(14)
Estimasi
0,23
2,37
2,26
2,05
1,61
1,64
2,00
0,90
1,35
1,93
1,47
1,78
1,17
1,54
1,35
1,06
1,49
1,68
0,53
1,19
0,59
1,60
0,67
1,28
0,94
1,67
1,66
0,95
1,38
2,82
1,31
1,01
1,01
1,19
(15)
Error
Standard
27,35
22,00
24,72
32,51
28,47
30,66
23,37
25,86
33,42
34,37
26,44
24,21
23,80
27,50
31,11
35,25
36,27
32,33
24,43
19,87
23,44
26,72
27,87
22,82
24,67
30,39
20,92
21,70
25,35
19,10
23,71
27,30
27,75
39,41
(16)
Batas Bawah
28,25
31,29
33,58
40,56
34,77
37,09
31,22
29,37
38,71
41,94
32,19
31,18
28,38
33,54
36,40
39,43
42,12
38,91
26,51
24,52
25,74
33,00
30,49
27,84
28,37
36,92
27,45
25,42
30,74
30,15
28,86
31,24
31,70
44,07
(17)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Laki-Laki + Perempuan
Tabel 9.18 Sampling Error Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
0,83
8,89
7,74
5,62
5,08
4,84
7,34
3,24
3,74
5,06
5,00
6,42
4,48
5,05
3,99
2,85
3,81
4,71
2,08
5,34
2,38
5,36
2,29
5,06
3,56
4,95
6,88
4,02
4,90
11,45
4,99
3,44
3,39
2,84
(19)
Relative Standard Error
143
47,60
36,26
Papua
Papua Barat
38,99
34,92
INDONESIA
42,03
Maluku Utara
30,78
50,32
32,82
32,70
41,23
39,69
39,11
44,55
38,89
32,37
29,05
46,46
47,74
44,19
44,38
42,98
35,77
32,90
32,06
36,59
39,46
34,64
38,71
43,72
39,58
31,79
32,79
39,44
40,19
(2)
Estimasi
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kep. Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
0,48
8,96
6,12
5,39
4,51
3,81
4,76
2,57
3,89
4,95
2,96
2,96
3,60
4,21
2,14
3,52
3,11
2,31
1,07
3,10
1,03
2,73
1,18
2,27
3,17
4,73
3,27
3,35
3,96
4,59
3,29
2,60
2,03
2,78
(3)
Error
Standard
38,05
18,68
35,62
24,35
33,20
23,32
40,98
27,79
25,06
31,53
33,90
33,31
37,49
30,65
28,17
22,14
40,36
43,20
42,08
38,30
40,96
30,41
30,58
27,60
30,38
30,19
28,24
32,14
35,97
30,57
25,34
27,70
35,45
34,74
(4)
Batas Bawah
39,93
53,83
59,59
45,48
50,86
38,24
59,65
37,85
40,33
50,93
45,49
44,92
51,62
47,14
36,56
35,95
52,55
52,27
46,29
50,45
45,01
41,13
35,22
36,51
42,80
48,72
41,05
45,27
51,48
48,58
38,23
37,87
43,42
45,63
(5)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perkotaan
1,23
24,72
12,85
15,44
10,72
12,37
9,46
7,82
11,91
12,00
7,45
7,57
8,09
10,81
6,61
12,12
6,69
4,85
2,43
6,98
2,40
7,64
3,59
7,09
8,66
11,98
51,46
60,90
62,33
51,45
62,19
63,57
55,74
44,84
60,32
46,90
50,36
50,78
48,96
63,89
60,27
56,12
50,90
57,93
54,13
50,21
51,33
46,68
43,79
-
51,59
58,09
44,90
54,77
50,75
34,66
55,17
41,70
58,59
37,55
(8)
Estimasi
0,41
3,84
3,53
3,15
2,39
2,40
3,60
1,16
2,25
3,47
1,79
3,87
2,50
2,37
2,26
1,39
2,62
2,23
49,36
40,15
40,89
-
47,54
53,04
36,43
50,80
45,67
26,98
49,56
38,56
55,40
33,84
(10)
Batas Bawah
56,04
55,48
50,67
53,37
55,42
45,26
57,52
58,86
48,68
42,57
55,90
40,09
46,86
43,20
44,05
59,26
55,84
53,39
45,76
53,55
52,26
68,43
69,24
57,63
66,87
68,28
62,80
47,11
64,73
53,70
53,87
58,37
53,86
68,53
64,70
.id
58,85
56,04
62,30
s. go
52,22
44,95
53,30
53,21
46,70
-
55,64
63,14
53,37
58,73
55,83
42,33
60,79
44,83
61,79
41,25
(11)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perdesaan
.b p
w
0,97
2,69
1,00
3,33
1,48
-
2,07
2,58
4,32
2,02
2,59
3,92
2,86
1,60
1,63
1,89
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
ht 9,43
8,65
9,05
11,60
10,34
7,92
5,15
6,91
(7)
Relative Standard Error
0,79
6,31
5,66
6,13
3,84
3,78
6,46
2,58
3,73
7,40
3,55
7,62
5,11
3,70
3,75
2,48
5,15
3,85
1,80
5,35
1,96
7,13
3,38
-
4,01
4,44
9,63
3,69
5,11
11,30
5,19
3,84
2,78
5,03
(13)
Relative Standard Error
45,41
53,86
58,48
46,79
54,46
54,64
54,59
40,59
53,82
44,93
45,55
43,56
47,20
55,86
51,76
51,23
49,01
51,90
49,44
46,36
47,59
39,61
36,76
32,06
47,90
52,26
39,91
49,07
48,55
38,75
46,17
38,37
49,26
38,26
(14)
Estimasi
0,31
4,21
3,03
2,73
2,42
2,12
3,00
1,16
2,08
2,84
1,66
2,36
2,07
2,15
1,78
1,35
2,00
1,64
0,73
2,21
0,72
2,13
0,93
2,27
1,74
2,39
2,75
1,77
2,17
3,89
2,22
1,39
1,32
1,58
(15)
Error
Standard
44,79
45,61
52,55
41,43
49,72
50,49
48,71
38,31
49,74
39,37
42,29
38,94
43,14
51,64
48,27
48,59
45,08
48,68
48,02
42,03
46,18
35,44
34,93
27,60
44,49
47,59
34,51
45,60
44,29
31,12
41,81
35,64
46,67
35,17
(16)
Batas Bawah
46,02
62,12
64,42
52,15
59,19
58,79
60,47
42,87
57,90
50,49
48,81
48,18
51,26
60,07
55,25
53,87
52,93
55,12
50,87
50,69
49,00
43,78
38,59
36,51
51,31
56,94
45,31
52,54
52,81
46,38
50,52
41,10
51,85
41,35
(17)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 9.19 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011
0,69
7,82
5,18
5,84
4,44
3,88
5,49
2,87
3,87
6,32
3,65
5,41
4,39
3,85
3,44
2,63
4,09
3,16
1,47
4,77
1,51
5,38
2,54
7,09
3,63
4,56
6,90
3,60
4,47
10,05
4,81
3,63
2,69
4,12
(19)
Relative Standard Error
144
3,39
0,43
71,43
72,41
61,47
Papua
Papua Barat
INDONESIA
3,42
3,27
59,88
3,74
70,99
2,37
3,29
1,66
2,46
4,02
2,01
3,41
2,63
2,14
2,26
1,65
2,78
2,03
1,00
2,85
1,00
2,85
1,34
2,72
2,05
2,90
3,79
2,18
2,50
4,73
2,78
1,86
1,69
2,16
(3)
Error
Maluku Utara
70,89
75,86
64,17
68,74
64,51
65,34
62,11
60,98
74,27
61,87
67,61
66,82
62,91
67,05
58,40
62,39
59,01
52,24
42,29
67,10
67,81
56,18
65,18
67,98
55,47
66,56
56,66
59,93
57,22
(2)
Estimasi
Standard
Maluku
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Lampung
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Kep. Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Aceh
(1)
Provinsi
60,63
65,76
64,72
53,47
63,65
66,25
69,41
60,93
63,91
56,64
61,41
55,42
55,82
70,08
57,43
64,38
61,37
58,94
65,09
52,82
60,43
53,42
49,61
36,96
63,08
62,11
48,75
60,91
63,09
46,21
61,11
53,00
56,61
52,99
(4)
Batas Bawah
62,31
79,06
78,13
66,28
78,32
75,53
82,30
67,42
73,57
72,38
69,27
68,80
66,14
78,47
66,30
70,85
72,27
66,88
69,01
63,99
64,34
64,59
54,87
47,63
71,12
73,50
63,61
69,46
72,88
64,73
72,00
60,31
63,25
61,46
(5)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Laki-Laki
0,70
4,69
4,79
5,46
5,27
3,34
4,33
2,58
3,58
6,22
3,07
5,50
4,32
2,88
3,66
2,44
4,16
3,22
1,49
4,88
1,60
4,83
2,57
6,44
3,05
4,28
31,39
28,97
38,45
33,73
38,19
40,41
35,78
23,09
38,51
27,67
29,27
22,97
36,04
36,93
41,29
36,41
33,38
42,10
35,12
36,80
35,13
21,87
22,36
22,02
26,81
37,16
25,39
34,26
28,72
19,95
26,06
24,55
40,90
22,79
(8)
Estimasi
w
0,40
4,85
3,88
3,51
2,94
2,99
3,81
1,52
2,86
3,82
2,09
2,53
2,35
3,22
2,39
1,69
2,26
2,06
30,61
19,46
30,86
26,86
32,43
34,54
28,31
20,12
32,90
20,18
25,18
18,00
31,43
30,62
36,60
33,10
.id
32,17
38,49
46,05
40,61
43,96
46,27
43,25
26,07
44,11
35,16
33,36
27,93
40,65
43,24
45,98
39,72
37,80
46,15
36,97
41,90
36,97
26,36
24,54
29,03
30,84
43,19
31,98
38,93
34,49
32,52
31,13
27,65
44,55
26,27
(11)
Batas Atas
s. go 28,95
38,05
33,26
31,70
33,30
17,39
20,18
15,00
22,78
31,13
18,80
29,60
22,95
7,38
20,99
21,46
37,25
19,31
(10)
Batas Bawah
Selang Kepercayaan
Perempuan
.b p
0,95
2,60
0,94
2,29
1,11
3,58
2,06
3,08
3,36
2,38
2,94
6,41
2,59
1,58
1,86
1,77
(9)
Error
Standard
w
tp :// w
ht 6,75
3,35
3,67
8,52
4,18
3,29
2,82
3,77
(7)
Relative Standard Error
1,27
16,75
10,08
10,39
7,71
7,40
10,65
6,58
7,43
13,82
7,13
11,04
6,53
8,72
5,79
4,63
6,76
4,90
2,69
7,07
2,67
10,47
4,98
16,25
7,67
8,28
13,24
6,94
10,25
32,14
9,92
6,44
4,55
7,78
(13)
Relative Standard Error
45,41
53,86
58,48
46,79
54,46
54,64
54,59
40,59
53,82
44,93
45,55
43,56
47,20
55,86
51,76
51,23
49,01
51,90
49,44
46,36
47,59
39,61
36,76
32,06
47,90
52,26
39,91
49,07
48,55
38,75
46,17
38,37
49,26
38,26
(14)
Estimasi
0,31
4,21
3,03
2,73
2,42
2,12
3,00
1,16
2,08
2,84
1,66
2,36
2,07
2,15
1,78
1,35
2,00
1,64
0,73
2,21
0,72
2,13
0,93
2,27
1,74
2,39
2,75
1,77
2,17
3,89
2,22
1,39
1,32
1,58
(15)
Error
Standard
44,79
45,61
52,55
41,43
49,72
50,49
48,71
38,31
49,74
39,37
42,29
38,94
43,14
51,64
48,27
48,59
45,08
48,68
48,02
42,03
46,18
35,44
34,93
27,60
44,49
47,59
34,51
45,60
44,29
31,12
41,81
35,64
46,67
35,17
(16)
Batas Bawah
46,02
62,12
64,42
52,15
59,19
58,79
60,47
42,87
57,90
50,49
48,81
48,18
51,26
60,07
55,25
53,87
52,93
55,12
50,87
50,69
49,00
43,78
38,59
36,51
51,31
56,94
45,31
52,54
52,81
46,38
50,52
41,10
51,85
41,35
(17)
Batas Atas
Selang Kepercayaan
Laki-Laki + Perempuan
Tabel 9.20 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011
0,69
7,82
5,18
5,84
4,44
3,88
5,49
2,87
3,87
6,32
3,65
5,41
4,39
3,85
3,44
2,63
4,09
3,16
1,47
4,77
1,51
5,38
2,54
7,09
3,63
4,56
6,90
3,60
4,47
10,05
4,81
3,63
2,69
4,12
(19)
Relative Standard Error
w
tp :// w
ht .b p
w
DAFTAR PUSTAKA .id
s. go
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2007 . Laporan Survei Buta Aksara. Jakarta: Badan Pusat Statistik. BPS. 2008 . Statistik Penduduk Lanjut Usia 2007. Jakarta: Badan Pusat Statistik. BPS. 2009 . Statistik Penduduk Lanjut Usia 2008. Jakarta: Badan Pusat Statistik. BPS. 2010 . Statistik Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta: Badan Pusat
.id
Statistik.
s. go
BPS. 2011 . Pedoman Pencacahan Susenas Kor 2011. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
.b p
BPS. 2011 . Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010. Jakarta: Badan
w
w
Pusat Statistik.
tp :// w
BPS. 2012 . Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Kanisius.
ht
Mariyati, Sukarni. 1994 . Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Yogyakarta :
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia. PKBI.2001. Prosiding Seminar dan Loka Karya Pengembangan Pusat Pelayanan Lanjut Usia. Jakarta: Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Rully R. 2003 . Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan Lansia di Rumah Sakit Umum dalam Perspektif HAM. Jakarta: Pusat Pengkajian Perlindungan Kelompok
Rentan
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
HAM
Departemen Kehakiman dan HAM RI.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
147
Siti Partini Suardiman. DIY Provinsi Lansia. Yogyakarta: Kepala Pusat Studi Sumberdaya Lansia UNY. TEMPO Interaktif. 2007 . Pada 2025, Seperlima Penduduk Indonesia Lansia. Jakarta. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
148
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011
w
tp :// w
ht .b p
w .id
s. go
.id s. go .b p w w tp :// w ht
ISSN 2086-1036
Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp. : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax. : (021) 3857046 Homepage : http://www.bps.go.id E-mail :
[email protected]
9 772086 103005