m or
.c o
m .c o or
at re FC tP D
tP D
FC
re
at
VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL
Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali
.S m ar
.S m ar
7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol
w
w
besar (pedagang grosir), pedagang pengecer yang berada di Pasar Cisarua, Pasar
:// w
:// w
w
w
dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul, pedagang
tp
tp
TU dan Pasar Induk Kramatjati sampai kekonsumen akhir. Analisis pemasaran
ht
ht
dapat dilihat dari saluran pemasaran yang terjadi, peranan lembaga pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, keragaan pasar, marjin pemasaran dan farmer¶s share.
om
7.1.1 Saluran Pemasaran
or
.c
Kegiatan pemasaran kembang kol pada kelompok tani ´Suka Tani´ di
re
at
Desa Tugu Utara melibatkan pelaku atau lembaga pemasaran dalam penyaluran
FC
barang yang disebabkan karena adanya jarak antara produsen dengan konsumen.
tP
D
Saluran pemasaran kembang kol pada kelompok tani ´Suka Tani´ dapat dilihat
ar
pada Gambar 9. Gambar tersebut menjelaskan bahwa terdapat lima saluran
.S
m
pemasaran yang digunakan petani untuk menyalurkan kembang kol kepada
w
w
konsumen. Saluran tersebut antara lain: Pedagang Pengumpu
Pedagang grosir Kramatjati
://
w
tp
Pedagang Pengecer Pasar Induk Kramatjati Pedagang Pegumpul
ht
3. Petani
Konsumen
Pedagang Besar Pedagang Grosir Kramatjati
Pedagang
Konsumen
om
Pengecer Pasar Induk Kramatjati Konsumen
Konsumen
tP ar m .S w w //w tp : ht
ht
tp :
//w
w w
.S
m
ar
tP
D FC
Pedagang Pengecer Pasar Cisarua
D FC
re
at or
Pengecer Pasar TU
Pedagang
.c
Pedagang Besar ( Pedagang Grosir Pasar TU)
.c
4. Petani 5. Petani
Pedagang
om
Pengecer Pasar TU
Pedagang Grosir TU
at or
2. Petani
Konsumen
re
1. Petani
78
m at FC .S m ar Pengecer Pasar TU
tp ht
ht
tp
:// w
w
Grosir Pasar TU
IV
Konsumen
w
III
Petani
re
Pengecer KramatJati
tP D
re
FC tP D .S m ar w
Grosir Kramat Jati
II
:// w
w
or
.c o
m .c o or at
Pedagang Pengumpul
I
Pengecer
V
om
Pasar Cisarua
re
at
or
.c
Gambar 9. Pola Umum Saluran Pemasaran Kembang Kol Petani Kelompok Tani ´Suka Tani´ Desa Tugu Utara
FC
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 30 responden petani 22 orang
tP
D
(73%) menjual kembang kol kepada tengkulak.
Hal ini karena tengkulak
m
ar
mendatangi petani ke kebun petani untuk melakukan penawaran pembelian
.S
kembang kol, sehingga petani dapat dengan mudah memasarkan kembang kol
w
w
mereka karena tidak perlu mencari pembeli sehingga tidak mengetahui informasi
://
w
perkembangan harga sayur-sayuran dipasar. Sedangkan delapan orang (27%)
ht
tp
petani responden menjual kembang kol mereka langsung ke pasar kepada pedagang grosir atau pengecer.
Petani yang menjual langsung kembang kol
kepada pedagang besar dikarenakan harga di pasar lebih besar dan menjual ke
at or
at or
.c
Pada dasarnya petani memiliki kebebasan untuk menentukan saluran mana yang akan dipilih dalam menjual hasil panen kembang kol tersebut.
re
D FC
D FC
re
Pada saluran I dan II petani dapat menjual kembang kolnya melalui tengkulak, dan tengkulak akan melanjutkan proses pendistribusian ke dua pasar tujuan yakni,
tP
ar
ar
tP
pasar Induk Kramatjati dan pasar TU. Pada saluran pemasaran III, IV dan V
m
m
petani dapat menjual hasil panen kembang kolnya langsung ke pasar tujuan
.S w w //w
tp : ht
tp :
//w
w w
.S
seperti Pasar Kramatjati, pasar TU dan pasar Cisarua.
ht
.c
om
dapat mengetahui perkembangan harga.
om
pasar lebih menyenangkan dari pada harus menjual kepada tengkulak karena
79
m or
.c o
m .c o or
at re
re
at
7.1.2 Peranan Lembaga Pemasaran
FC
FC
Proses pemasaran kembang kol dari tingkat produsen ke tingkat konsumen
tP D
tP D
memerlukan berbagai kegiatan atau tindakan yang dapat memperlancar proses
.S m ar
.S m ar
pemasaran dan kegiatan tersebut dinamakan fungsi-fungsi pemasaran. Fungsi
w
w
fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Setiap lembaga yang terlibat dalam pemasaran kembang kol pada petani kelompok ´Suka Tani´ mempunyai fungsi pemasaran
:// w
:// w
w
w
fungsi pemasaran yang dilakukan dapat dikelompokkan dalam fungsi pertukaran,
tp
lembaga pemasaran dapat dilihat pada Tabel 26.
ht
ht
tp
yang berbeda-beda. Perincian pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran pada setiap
:// tp ht
Fungsi Fasilitas
or
at
re D FC tP ar m .S w w //w tp : ht
ht
tp :
//w
w w
.S
m
ar
tP
D FC
re
at or
.c
om
Pedagang Pengecer Fungsi Pertukaran Fungsi Fisik Fungsi Fasilitas
om
Fungsi Pertukaran Fungsi Fisik
w
Pedagang Besar
.c
ar
m .S
w
w
Fungsi Fasilitas
Penjualan Pemanenan dan Pengangkutan Pembiayaan, Informasi Pasar, Penanggungan Resiko, Pembelian dan Penjualan Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutan Pembiayaan dan Informasi Pasar, Penanggungan Resiko Pembelian dan Penjualan Penyimpanan dan Pengangkutan, Pengumpulan Penaggungan Resiko, Sortasi, Pembiayaan dan Informasi Pasar Pembelian dan Penjualan Penyimpanan dan Pengangkutan Penaggungan Resiko, Standarisasi, Sortasi, Grading, Pembiayaan dan Informasi Pasar
at or
Fungsi Pertukaran Fungsi Fisik
tP
Tengkulak
Aktivitas
re
D
Fungsi Pertukaran Fungsi Fisik Fungsi Fasilitas
.c
Fungsi Pemasaran
FC
Lembaga Pemasaran Petani
om
Tabel 26. Pelaksanaan Fungsi Pemasaran Setiap Lembaga Pemasaran Kembang Kol Petani Kelompok Tani Suka Tani
80
m re
at
or
.c o
m .c o or re
at
a. Petani
FC
FC
Pada dasarnya petani responden kembang kol pada kelompok ´Suka Tani´
tP D
tP D
tidak mengalami kesulitan dalam menjual kembang kol karena tengkulak siap
.S m ar
.S m ar
membeli kembang kol petani. Pada umumnya petani menjual kembang kol
w
w
terjadi karena lokasi petani jaraknya berjauhan dengan pasar yang ada, dan dengan mempertimbangkan ongkos dan biaya pengemasan petani lebih memilih
:// w
:// w
w
w
ketengkulak langganan dan jarang sekali langsung menjualnnya ke pasar. Hal ini
tp
ht
ht
tp
untuk langsung menjual kepada tengkulak karena dianggap lebih efisien. Petani menjual kembang kol kepada tengkulak dengan sistem siap angkut. Petani terlebih dahulu memanen kembang kol yang sudah layak untuk dipanen dan diangkat dari lahan pertanian, dan dihadapan tengkulak kembang kol di
om
masukkan kedalam karung untuk di timbang dan kembang kol siap dibawa
.c
tengkulak untuk dijual kembali. Harga yang terbentuk tetap menyandarkan
at
or
kepada harga pasar. Selain itu, harga pasar juga dijadikan patokan dalam tawar-
FC
re
menawar antara petani dengan pedagang pengumpul walaupun pada akhirnya
D
petani menerima harga yang ditawarkan oleh pedagang. Fungsi pemasaran yang
ar
tP
dilakukan petani adalah fungsi pertukaran yaitu penjualan dan fungsi fisik yang
m
berupa pengumpulan.
w
.S
Fungsi pertukaran yaitu petani melakukan transaksi penjualan kepada
w
w
pedagang pengumpul maupun kepedagang grosir. Pada saluran pemasaran I dan
tp
://
II fungsi penjualan yang dilakukan Petani kepada pedagang pengumpul dilakukan
ht
dikebun petani dimana kembang kol telah siap dipanen. Pada saluran ini petani hanya menanggung biaya panen, tetapi untuk biaya pegemasan, dan pengangkutan seluruhnya ditanggung oleh pedagang pengumpul. Sedangkan untuk petani yang
at or
re
sendiri.
re
at or
.c
seluruh biaya panen, pengemasan dan pengangkutan ditanggung oleh petani
D FC
D FC
Fungsi fisik hanya dilakukan oleh sebagian petani pada saluran III, IV dan
tP
tP
V yaitu petani yang menjual hasil panennya langsung ke pedagang grosir dan
ar
ar
pengecer. Petani menanggung seluruh biaya panen, biaya pengemasan dan biaya
m
.S w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
m
pengangkutan. Biaya panen diantaranya adalah biaya tenaga kerja untuk
ht
.c
om
di pasar yang dituju, seperti Pasar Cisarua, Pasar Induk Kramatjati, dan Pasar TU
om
melakukan penjualan langsung kepasar atau pedagang besar melakukan penjualan
81
m re
at
or
.c o
m .c o or
re
at
pemanenan dari kebun yaitu pemotongan kembang kol. Biaya pemanenan ini
FC
FC
juga termasuk biaya tenaga kerja untuk pengemasan kembang kol kekarung.
tP D
tP D
Untuk pengemasan kembang kol petani membutuhkan karung besar untuk
.S m ar
.S m ar
mengemas kembang kol. Pengangkutan kembang kol dilakukan dengan
Fungsi fasilitas di tingakat petani pada saluran pemasaran III, IV dan V
:// w
:// w
w
w
biaya bahan bakar, jalan tol, biaya supir maupun retribusi pasar.
w
w
menggunakan mobil sewaan. Biaya sewa untuk satu mobil mencakup seluruh
tp
ht
ht
tp
antara lain fungsi penanggungan resiko, informasi pasar dan pembiayaan. Fungsi penanggungan resiko dialami petani antara lain resiko fisik seperti hasil panen yang kurang baik maupun resiko penurunan harga komoditi kembang kol di pasar. Informasi pasar yang ada ditingkat petani adalah informasi mengenai
om
perkembangan harga pasar yang dapat diperoleh dari sesama petani atau langsung
.c
melakukan survei ke pasar. Sedangkan untuk fungsi pembiayaan yang dilakukan
at
or
petani antara lain penyediaan modal untuk kegiatan usahatani dan penyediaan
FC
re
modal untuk pemasaran bagi petani yang menjual kembang kolnya langsung ke
D
pasar.
ar
tP
b. Pedagang Pengumpul
m
Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul di Desa
w
.S
Tugu Utara antara lain fungsi pertukaran yaitu pembelian dan penjualan, fungsi
w
w
fisik yaitu pengumpulan, pengemasan, dan pengangkutan, serta fungsi fasilitas
tp
://
yaitu penanggungan resiko, informasi pasar dan pembiayaan.
ht
Fungsi pembelian ditingkat pedagang pengumpul adalah pembelian kembang kol dari petani yang dilakukan langsung dikebun petani, dimana kembang kol telah selesai dipanen oleh petani, sedangkan untuk fungsi
at or
at or
.c
pasar pada saat transaksi terjadi. Pedagang pengumpul biasanya membeli
re
re
kembang kol dari petani rata-rata 2 - 2.5 ton per hari, hal ini terkait dengan
D FC
D FC
kapasitas kendaraan yang digunakan. Besarnya biaya angkut dari desa kepasar
tP
tP
seluruhnya ditanggung oleh pedagang pengumpul. Pengangkutan dilakukan
ar
ar
dengan menggunakan mobil sewaan. Biaya sewa untuk satu mobil mencakup
m
.S w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
m
seluruh biaya bahan bakar, jalan tol, biaya supir maupun retribusi pasar.
ht
.c
om
pembelian kembang kol ditentukan berdasarkan harga yang sedang berlaku di
om
penjualannya hanya dilakukan kepada pedagang grosir yang ada di pasar. Harga
82
m re
at
or
.c o
m .c o or
re
at
Pada fungsi fasilitas sebelum membeli kembang kol dari petani, pedagang
FC
FC
pengumpul akan mencari informasi harga dari pasar induk untuk menentukan
tP D
tP D
harga beli kembang kol. Biaya penyusutan kembang kol umumnya tidak ada di
.S m ar
.S m ar
tingkat pedagang pengumpul karena tidak ada kegiatan penyimpanan. Tetapi
w
w
selama perjalanan ke pasar, hal ini dapat menyebabkan penurunan mutu yang dapat menurunkan nilai jual produk. Sedangkan fungsi pembiayaan di tingkat
:// w
:// w
w
w
penanggungan resiko dapat dialami pedagang pengumpul bila terjadi kerusakan
tp
ht
ht
tp
pedagang pengumpul adalah penyediaan modal untuk kegiatan pemasaran kembang kol. c. Pedagang Grosir pedagang grosir ini antara lain pedagang grosir Pasar Induk Kramatjati dan
om
pedagang Pasar TU. Pedagang grosir pada masing-masing saluran pemasaran ini
.c
melakukan beberapa fungsi pemasaran diantaranya adalah fungsi pertukaran yaitu
at
or
fungsi pembelian dan penjualan, fungsi fisik yaitu fungsi pengumpulan,
D
resiko, pembiayaan dan informasi pasar.
FC
re
pengemasan, penyimpanan, serta fungsi fasilitas yaitu standarisasi, penanggungan
ar
tP
Fungsi pembelian yang dilakukan pedagang grosir adalah pembelian dari Fungsi penjualan dilakukan pedagang grosir kepada Pembelian dan penjualan dilakukan dimasing-
w
.S
pengecer maupun konsumen.
m
pedagang pengumpul.
w
w
masing lapak pasar yang sudah disewa oleh pedagang grosir. Fungsi Fisik
tp
://
dilakukan pedagang grosir dengan mengumpulkan semua penjualan dari Setelah
ht
pedagang-pedagang pengumpul yang berasal dari berbagai daerah.
sampai di pasar, kembang kol diturunkan dari mobil oleh buruh yang seluruh biaya upah ditanggung oleh pedagang grosir. Kembang kol kemudian ditimbang
at or
at or
.c
tidak layak jual dan biaya penyusutannya ditanggung oleh pedagang grosir.
re
re
Kemudian kembang kol yang sudah disortasi dikemas dengan menggunakan
D FC
D FC
karung dan disimpan untuk dijual pada hari selanjutnya. Penyimpanan tidak dapat
tP
tP
dilakukan dalam waktu yang lama karena mengingat sifat tanaman sayuran yang
ar m .S w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
m
ar
mudah busuk.
ht
.c
om
yang akan dijual ke pedagang pengecer dan konsumen. Untuk kembang kol yang
om
dan sortasi berdasarkan kualitas, terdapat tiga tingkatan kualitas kembang kol
83
m re
at
or
.c o
m .c o or
re
at
Fungsi fasilitas di tingkat pedagang grosir diantaranya adalah fungsi
FC
FC
standarisasi, yaitu penentuan mutu dari kembang kol yang layak untuk dijual.
tP D
tP D
Untuk kembang kol yang tidak layak jual biaya ditanggung oleh pedagang grosir.
.S m ar
.S m ar
Fungsi penanggungan resiko juga terjadi bila harga yang berlaku di pasar berubah.
w
w
kondisi yang terjadi di pasar. Fungsi pembiayaan yang ditanggung oleh pedagang grosir adalah biaya bongkar muat, biaya sewa lapak, biaya pengemasan dengan
:// w
:// w
w
w
Informasi mengenai pasar dan harga di dapat dari pedagang lainya dan dari
tp
ht
ht
tp
menggunakan karung, biaya retribusi. Pedagang grosir tidak mengeluarkan biaya pengangkutan karena penjualan kepada pengecer dilakukan di pasar tersebut. d. Pengecer Fungsi pemasaran yang ada di tingkat pedagang pengecer diantaranya
om
fungsi pertukaran yaitu fungsi pembelian dan penjualan.
Fungsi pembelian
.c
dilakukan pada pedang grosir yang ada di pasar-pasar besar dan fungsi penjualan
at
or
dilakukan kepada konsumen akhir. Fungsi fisik di tingkat pengecer pada masing-
FC
re
masing pasar diantaranya adalah grading yaitu membagi kembang kol menjadi
D
tiga tingkat kualitas yang berbeda-beda harga jualnya, fungsi fisik lainnya seperti
ar
tP
pengemasan kembang kol, penyimpanan dan pengangkutan. Fungsi penyimpanan
m
dilakukan bila kembang kol tidak habis di pasarkan pada hari yang sama. Fungsi
om .c at or re D FC
D FC
re
at or
.c
om
ht
tp
://
w
w
w
.S
pengangkutan hanya dilakukan saat membeli kembang kol ke pasar grosir.
tP
ar m .S w w //w tp : ht
ht
tp :
//w
w w
.S
m
ar
tP
Gambar 10. Kondisi Penjualan Kembang Kol Tingkat Pengecer di Pasar Cisarua Tahun 2009
84
m re
at
or
.c o
m .c o or
re
at
Fungsi fasilitas di tingkat pengecer diantaranya adalah standarisasi dan
FC
FC
grading, penanggungan resiko, pembiayaan dan informasi pasar. Resiko terjadi di
tP D
tP D
pengecer bila terjadi penurunan harga di pasar dan kerusakan yang terjadi pada
.S m ar
.S m ar
saat pengangkutan kembang kol. Fungsi pembiayaan yang dilakukan pedagang
w
w
penjualan yang tidak terlalu besar, karena modal yang dimiliki tidak besar. Informasi mengenai harga dan kondisi pasar kembang kol diketahui pengecer dari
:// w
:// w
w
w
pengecer adalah penyediaan modal. Pengecer biasanya hanya melakukan kegiatan
tp ht
ht
tp
pedagang lain dan kondisi di sekitar pasar.
7.1.3 Stuktur Pasar Analisis stuktur pasar di daerah penelitian dilakukan melalui pengamatan
om
berdasarkan jumlah penjualan dan pembeli, mudah tidaknya memasuki pasar,
or
.c
jenis komoditi yang dipasarkan, penentuan harga, dan informasi pasar. Stuktur
re
at
pasar yang terjadi pada setiap tingkat lembaga pemasaran kembang kol adalah:
FC
1. Petani
tP
D
Struktur pasar yang dihadapi petani kembang kol kelompok tani ´Suka
ar
Tani´ cendrung mengarah kepasar bersaing sempurna. Hal tersebut dilihat dari
.S
m
jumlah petani yang lebih banyak dibandingkan jumlah pedagang. Petani juga
w
w
tidak dapat mempengaruhi harga yang berlaku di pasar, dan petani bebas keluar
://
w
masuk pasar. Sumber informasi tentang harga hanya berasal dari sesama petani
tp
dan pedagang. Penentuan harga dilakukan oleh pedagang berdasarkan harga yang
ht
berlaku di pasar sehingga kedudukan petani dalam pemasaran lemah dan tidak memiliki bargaining posotion yang kuat dan hanya bertindak sebagai price taker. 2. Pedagang Pengumpul
at or
at or
dan melibatkan banyak pihak yang berperan sebagai pembeli dan penjual.
re
re
Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar yang ditunjukkan dengan bebasnya
tP
ar m .S w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
m
ar
tP
mempengaruhi harga dan menjual berdasarkan harga pasar yang berlaku.
D FC
D FC
pedagang pengumpul menentukan pasar tujuan. Pembeli dan penjual tidak dapat
ht
om
.c
bersifat pasar bersaing sempurna. Produk yang dijual belikan bersifat homogen
.c
om
Stuktur pasar yang ada di tingkat pedagang pengumpul juga cendrung
85
m or
.c o
m .c o or
at re
re
at
3. Pedagang Grosir
FC
FC
Struktur pasar yang terjadi antara pedagang grosir pada masing-masing
tP D
tP D
pasar cendrung memiliki stuktur pasar oligopoli karena jumlah pedagang grosir
.S m ar
.S m ar
lebih sedikit dibandingkan pedagang pengecer. Terdapat hambatan untuk keluar
w
w
pemasukan komoditi. Pemasukan komoditi dari pedagang pengumpul maupun petani sudah terjalin hubungan erat, sehingga banyak pedagang grosir yang sudah
:// w
:// w
w
w
masuk pasar karena persaingan yang tinggi diantara pedagang grosir dalam
tp
Pedagang grosir juga
ht
ht
tp
memiliki langganan tetap dalam pemasukan komoditi.
masih dapat mempengaruhi harga. Hal ini mengindikasikan bisa terjadinya tawarmenawar antara pedagang pengumpul dan pedagang grosir. Sistem pembayaran yang terjadi ditingkat grosir adalah secara tunai.
om
4. Pengecer
.c
Struktur pasar yang terjadi di tingkat pedagang pengecer cendrung
at
or
mengarah ke struktur pasar bersaing sempurna karena jumlah pengecer yang
FC
re
cukup banyak. Barang yang diperjual belikan bersifat homogen dan pengecer
D
juga tidak dapat mempengaruhi harga. Informasi mengenai harga yang terjadi di Sistem
ar
tP
pengecer di dapat dari pedagang grosir dan dari pengecer lainnya.
w
://
7.1.4 Perilaku Pasar
w
w
.S
m
pembayaran yang berlaku di pengecer adalah tunai.
tp
Perilaku pasar menunjukkan pola tingkah laku dari lembaga-lembaga
ht
pemasaran yang meliputi praktek penjualan dan pembelian yang dilakukan pelaku-pelaku pemasaran. Sistem penentuan harga dan pembayaran, serta kerja sama yang terjadi antar lembaga- lembaga pemasaran. Perilaku pemasaran yang
om
.c
1 Prakter Penjualan dan Pembelian
at or
at or
Dalam penelitian ini, praktek penjualan dan pembelian dilakukan oleh
re
re
setiap pelaku pemasaran. Untuk petani yang menjual kembang kol kepada
D FC
D FC
pedagang pengumpul kegiatan pembelian yang langsung dilakukan di kebun
tP
tP
petani sehingga pedagang pengumpul harus mengeluarkan biaya pengangkutan
ar
m
m
ar
dan retribusi. Sedangkan untuk petani yang langsung menjual kembang kol ke
.S
w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
pasar atau pedagang grosir, kegiatan panen, pengangkutan dan biaya retribusi
ht
.c
om
ada di Desa Tugu Utara adalah:
86
m FC
FC
kembang kol ke pedagang grosir di Pasar Induk Kramatjati dan Pasar TU.
re
at
or
.c o
m .c o or
re
at
dilakukan oleh petani sendiri. Pedagang pegumpul atau petani kemudian menjual
tP D
tP D
Praktek pembelian di tingkat pedagang grosir dilakukan dengan pedagang
.S m ar
.S m ar
pengumpul yang berasal dari berbagai daerah. Pedagang grosir biasanya sudah
w
w
mengalami kesulitan dalam persediaan produk. Penjualan di pedagang grosir
dilakukan dengan pedagang pengecer yang ingin menjual kembali kembang kol
:// w
:// w
w
w
memiliki langganan dengan beberapa pedagang pengumpul sehingga tidak
tp
ht
ht
tp
tersebut atau sebagian dijual langsung kepada konsumen. Biasanya kembang kol habis terjual dalam satu hari, namun jika tidak habis maka disimpan untuk dijual kembali pada hari berikutnya. Kegiatan pembelian ditingkat pedagang pengecer biasanya sudah memiliki langganan dengan pedagang grosir sehingga tidak
om
mengalami kesulitan dalam persediaan produk. Penjualan di pedagang pengecer
.c
adalah penjualan pada konsumen akhir yang membeli untuk kebutuhan sendiri.
at
or
2. Sistem Penentuan Harga dan Pembayaran
FC
re
Petani tidak memiliki kekuasaan dalam menentukan harga karena
D
bargaining position di tingkat petani yang rendah dan petani hanya bertindak
ar
tP
sebagai price taker. Walaupun harga dipasar sedang turun petani tetap melakukan
m
kegiatan penanaman. Sistem pembayaran yang ada ditingkat petani dilakukan
w
.S
secara tunai atau dibayar setelah barang terjual.
w
w
Pedagang pengumpul tidak memiliki kebebasan dalam menentukan harga.
tp
://
Harga yang berlaku sesuai dengan mekanisme pasar yang mudah berubah-ubah
ht
setiap saat dan pedagang pengumpul mengikuti harga yang berlaku di pasar. Sistem pembayaran atas penjualan kepada pedagang grosir dilakukan secara tunai maupun pada saat penjualan barang berikutnya karena antara pedagang
at or
at or
.c
pasar atau dari sesama pedagang. Sistem penentuan harga di tingkat pedagang
re
re
grosir terjadi berdasarkan mekanisme pasar. Sistem pembayaran yang dilakukan
D FC
D FC
atas pembelian pedang pengecer adalah secara tunai. Penjualan kepada konsumen
tP
tP
akhir juga dilakukan secara tunai. Sistem penentuan harga antara konsumen dan
ar
ar
pedagang pengecer juga berdasarkan mekanisme pasar, tetapi masih dapat
m .S w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
m
melakukan tawar-menawar.
ht
.c
om
harga dapat diperoleh secara mudah baik dengan melakukan survei langsung ke
om
pengumpul dan pedagang grosir sudah terjalin hubungan yang baik. Informasi
87
m or
.c o
m .c o or
lembaga
at pemasaran
mutlak
dilakukan
re
antara
FC
Kerjasama
untuk
FC
re
at
3. Kerjasama Antar Lembaga Pemasaran
tP D
tP D
menyalurkan kembang kol dari petani kepada konsumen. Kerjasama antar petani
.S m ar
.S m ar
dengan pedagang pengumpul umumnya sudah berlangsung cukup lama, karena
w
Kerja sama tersebut
w
pedagang pengumpul dengan pedagang grosir di pasar.
didasarkan atas lamanya mereka melakukan hubungan dagang dan adanya rasa
:// w
:// w
w
w
pedagang pengumpul masih berasal dari desa yang sama. Demikian juga antara
tp
ht
ht
tp
saling percaya di antar lembaga-lembaga pemasaran tersebut.
7.1.5 Keragaan Pasar Struktur pasar dan perilaku pasar akan menentukan keragaan pasar yang
teknologi
.c
dalam
or
penggunaan
pemasaran,
efisiensi
penggunaan
re
melalui
Keragaan pasar juga dapat diidentifikasi
at
komoditas yang diperdagangkan.
om
dapat diukur melalui perubahan harga, biaya, marjin pemasaran dan jumlah
FC
sumberdaya dan penghematan pembiayaan sehingga mencapai keuntungan
tP
D
maksimum.
ar
Proses pemasaran kembang kol petani pada kelompok tani ´Suka Tani´
.S
m
sudah menggunakan teknologi, seperti teknologi telekomunikasi. Alat transportasi
w
w
yang digunakan dalam pemasaran kembang kol adalah pick up, sedangkan Teknologi
://
w
teknologi telekomunikasi yang digunakan adalah telepon seluler.
tp
telekomunikasi ini dapat menunjang kelancaran pemasaran kembang kol antara
ht
lembaga pemasaran.
Efisiensi penggunaan sumberdaya sudah dilakukan oleh petani, antara lain dengan memilih cara melakukan penjualan secara langsung ke pasar pedagang
at or
at or
kembang kol yang diperoleh sesuai dengan harga pasar saat penjualan terjadi.
re
re
Petani juga melakukan penjualan langsung ke pedagang pengecer, hal ini selain
D FC
D FC
memberikan keuntungan bagi petani juga memberikan keuntungan bagi pedagang
tP ar m
.S w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
m
ar
tP
pengecer karena tidak perlu mengeluarkan biaya pengangkutan.
ht
om
.c
Dengan cara ini petani akan memperoleh untung yang maksimal karena harga
.c
om
grosir dari pada menjual kembang kol melalui tengkulak (pedagang pengumpul).
88
m or
.c o
m .c o or
at re
re
at
7.1.6 Marjin Pemasaran
FC
FC
Marjin pemasaran dihitung berdasarkan perbedaan harga yang dibayar
tP D
tP D
konsumen dengan harga yang diterima produsen atau nilai jasa dari jasa-jasa
.S m ar
.S m ar
pelaksana kegiatan tataniaga sejak dari tingkat produsen hingga tingkat konsumen
w
w
dibahas dalam analisis ini adalah lima pola saluran pemasaran yang terdiri dari pola I (Petani - Tengkulak ( pedagang pengumpul) - Pedagang Besar ( pedagang
:// w
:// w
w
w
akhir, yang terdiri dari biaya tataniaga dan keuntungan tataniaga. Pola yang akan
tp
ht
ht
tp
grosir Kramatjati - Pedagang Pengecer ( Pasar Induk Kramatjati) ± Konsumen), Pola II (Petani- pedagang pengumpul- Pedagang besar ( pedagang Grosir TU) Pedagang pengecer ( Pasar TU) ± Konsumen), Pola III (Petani- Pedagang Kramatjati - Pengecer pasar Kramtjati) - Konsumen), Pola IV Petani - Pedagang
.c
Pedagang Pengecer (Pasar Cisarua) ± Konsumen).
om
Besar ( TU) - Pedagang Pengecer (Pasar TU) ± Konsumen) dan V (Petani -
at
or
Komponen terpenting dalam analisis marjin pemasaran kembang kol yaitu antara
lain biaya
panen,
pengemasan,
D
konsumen meliputi biaya-biaya
FC
re
biaya. Biaya yang dikeluarkan dalam penyaluran kembang kol dari petani sampai
ar
tP
pengangkutan, retribusi, bongkar muat, standarisasi dan grading, sewa tempat,
m
dan penyusutan. Komponen biaya pemasaran dapat dilihat pada Lampiran 3.
w
.S
Biaya panen adalah biaya yang dikeluarkan petani pada saat kegiatan
w
w
panen kembang kol. Biaya tersebut mencakup biaya tenaga kerja yang melakukan
tp
://
kegiatan panen kembang kol. Biaya pengemasan adalah biaya setelah dilakukan
ht
kegiatan pemanenan, yaitu biaya pembelian karung. Biaya tersebut sudah termasuk biaya pengepakan kembang kol ke dalam mobil. Biaya panen pada saluran I hingga V seluruhnya di tanggung oleh petani. kilogram. Sedangkan besarnya biaya
at or
at or
.c
pengemasan pada saluran pemasaran I dan II semuanya ditanggung oleh pedagang
re
re
pengumpul yaitu sebesar Rp 48,- per kilogram dan pada saluran III, IV dan V
D FC
D FC
sebesar Rp 32,- per kilogram.
tP
tP
Biaya pengangkutan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut
ar
ar
kembang kol sampai daerah tujuan pemasaran. Besarnya biaya pengangkutan
m
.S w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
m
tergantung dari jarak lokasi tujuan pemasaran, semakin jauh maka semakin mahal
ht
.c
om
pemasaran ini adalah Rp1,200,- per
om
Besarnya biaya panen yang sudah termasuk pada biaya usahatani pada saluran
89
m re
at
or
.c o
m .c o or
re
at
biaya transportasinya. Biaya tersebut sudah termasuk biaya ongkos sopir dan
FC
FC
bensin mobil. Alat transportasi yang digunakan adalah Pick up dengan kapasitas
tP D
tP D
2000-2500 kilogram. Biaya transportasi di tingkat pedagang pengumpul pada
.S m ar
.S m ar
saluran pemasaran I dengan tujuan Pasar Induk Keramatjati diperoleh sebesar Rp
w
w
Rp 100 per kilogram. Biaya pengangkutan pada saluran III, IV hingga V di tingkat petani yang
memasarkan langsung kembang kolnya ke pasar adalah
:// w
:// w
w
w
200,- per kilogram kembang kol. Pada saluran II dengan tujuan Pasar TU sebesar
tp
ht
ht
tp
sebesar Rp 225,- per kilogram untuk tujuan Pasar Kramatjati, Rp 80,- per kilogram untuk tujuan Pasar Cisarua dan Rp 100,- per kilogram untuk tujuan pasar TU. Biaya pengangkutan untuk tingkat pengecer disetiap pasar memiliki rata-rata sebesar Rp 40,- per kilogram untuk pengecer keramat Jati, Rp 25,- per
om
kilogram untuk pengecer Pasar TU dan untuk Pengecer Pasar Cisarua tidak
.c
dikenai biaya pengangkutan, karena pada saluran ini petani langsung menjualnya
at
or
ke lokasi pengecer berjualan.
FC
re
Biaya retribusi adalah pungutan yang dibayar lembaga pemasaran untuk
D
biaya pemeliharaan pasar seperti biaya kebersihan dan biaya pungutan lain yang
ar
tP
terjadi selama proses pendistribusian kembang kol. Rata-rata biaya retribusi di
m
tingkat pedagang pengumpul dan petani saluran I dan II adalah Rp 2,- per
w
.S
kilogram, III dan V adalah Rp 2,- per kilogram dan V petani tidak dikenai biaya
w
w
retibusi. Pada tingkat pedagang grosir biaya retribusi sebesar Rp 5,- per kilogram
tp
://
untuk pedagang grosir pasar induk Kramatjati. Pedagang grosir Pasar TU sebesar
ht
Rp 3,- per kilogram. Rata-rata biaya retribusi di tingkat pedagang pengecer adalah sebesar Rp 23,- per kilogram di Pasar Induk Kramatjati, sebesar Rp 7,- per kilogram di pengecer pasar Cisarua, dan sebesar Rp 12,- per kilogram di Pasar
at or
at or
.c
Biaya bongkar muat di keluarkan oleh pedagang grosir. Pada tingkat pedagang
re
re
Grosir biaya bongkar muat sebesar Rp 20,- per kilogram untuk pedagang grosir
D FC
D FC
Pasar Induk Kramatjati dan di tingkat pedagang grosir Pasar TU sebesar Rp 14,-
tP
tP
per kilogram. Pedagang pengecer tidak mengeluarkan biaya bongkar muat karena
ar
m .S w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
m
ar
lokasi pedagang grosir dan pedagang pengecer masih berada di lokasi yang sama.
ht
.c
om
Biaya bongkar muat adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.
om
TU.
90
m at
re 1,200
w
32 100 2.5
32 80
1,459.5
1,334.5
1,312
1,200
48 200 2
48 100 2
D
FC
re
at
or
.c
1,200
om
ht
tp
:// w
32 225 2.5
tP 250
150
100
33
100
33
5 20 60 7 114 306
3 14 42 9 105 206
5 20 60 7 114 306
3 14 42 9 105 206
40 23
25 12
40 23
25 12
7
83 34 1,250 1,430
34 45 1,125 1,241
83 34 1,250 1,430
34 45 1,125 1,241
14 35 875 931
om .c at or re
D FC tP
m .S ht
tp :
//w
w w
.S
m
ar
om
.c
at or
re
D FC
1,200
ar
tP
1,200
w w //w tp : ht
Saluran V
ar
w
://
tp
ht
4
tP D
FC 1,200
.S m ar
1,200
Saluran IV
w
Saluran III
w
3
Saluran II
m
2
Petani a. B panen dan Usahatani b. B. pengemasan c. B. Pengangkutan d. B. Retribusi e. B. Bongkar Muat f. B. Sortasi dan Grading g. B. Sewa Tempat h. B. Penyusutan Jumlah Pedagang Pegumpul a. B panen b. B. pengemasan c. B. Pengangkutan d. B. Retribusi e. B. Bongkar Muat f. B. Sortasi dan Grading g. B. Sewa Tempat h. B. Penyusutan Jumlah Pedagang Grosir a. B panen b. B. pengemasan c. B. Pengangkutan d. B. Retribusi e. B. Bongkar Muat f. B. Standarisasi g.B.Sewa Tempat h. B. Penyusutan Jumlah Pedagang Pengecer a. B panen b. B. pengemasan c. B. Pengangkutan d. B. Retribusi e. B. Bongkar Muat f. B. Grading g. B. Sewa Tempat h. B. Penyusutan Jumlah
Saluran I
.S
ht
tp
:// w
w
w
1
Komponem Biaya
w
.S m ar
Tabel 27. Rincian Biaya Pemasaran Masing-Masing Pola Pemasaran No
or
.c o
m .c o or
tP D
FC
Tabel 27.
re
at
Rincian biaya pemasaran masing-masing lembaga pemasaran dapat dilihat pada
91
m re
at
or
.c o
m .c o or
re
at
Biaya sewa tempat hanya dikeluarkan oleh pedagang grosir dan pengecer.
FC
FC
Biaya sewa tempat yang dibayarkan pedagang grosir adalah per bulan, sedangkan Setelah biaya
tP D
tP D
untuk pengecer biaya sewa tempat yang dikeluarkan per hari.
.S m ar
.S m ar
dirata-ratakan, biaya sewa tempat pedagang grosir adalah sebesar Rp 7,- per
w
w
untuk pedagang grosir Pasar TU. Sedangkan biaya sewa tempat yang dikeluarkan pengecer adalah sebesar Rp 34 per kilogram untuk pengecer Pasar Induk
:// w
:// w
w
w
kilogram untuk pedagang grosir Pasar Induk Kramatjati, Rp 9,- per kilogram
tp
ht
ht
tp
Kramatjati, sebesar Rp 45,- per kilogram untuk pengecer Pasar TU dan Rp 35,untuk Pasar Cisarua. Biaya yang termasuk biaya sortasi dan grading adalah biaya tenaga kerja yang dipekerjakan untuk kegiatan tersebut. Biaya penyusutan adalah biaya yang ditanggung lembaga pemasaran
om
karena kembang kol yang dijualnya mengalami pengurangan kuantitas akibat
.c
adanya proses pendistribusian dan pemotongan daun yang tidak layak atau rusak.
at
or
Pada pemasaran kembang kol penyusutan hanya dialami oleh pedagang grosir dan
FC
re
pengecer. Seluruh penyusutan kembang kol yang terjadi di pedagang grosir dan
D
pengecer memiliki rata-rata yang sama yaitu tiga persen perhari. Petani dan
ar
tP
pedagang pengumpul tidak menanggung biaya penyusutan karena seluruh
m
kembang kol hasil panen langsung dikirim ke pedagang grosir.
Penyusutan
w
.S
kembang kol terjadi dikarenakan kembang kol tidak habis terjual di hari yang
w
w
sama dan juga terdapat kembang kol yang tidak layak jual saat proses sortase dan
tp
://
grading.
ht
Berkaitan dengan
sebaran margin pemasaran, secara umum petani
menyalurkannya melalui dua lembaga saluran pemasaran yaitu melalui pedagang pengumpul dan langsung ke pedagang grosir. Saluran pemasaran yang melalui
at or
at or
.c
pemasaran III dan saluran pemasran IV dan saluran pemasaran V langsung ke
re
re
pengecer. Tujuan pasar kembang kol secara umum terbagi menjadi tiga pasar
D FC tP ar
m .S w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
m
ar
tP
D FC
tujuan, yakni Pasar Induk Kramatjati, Pasar Cisarua dan Pasar TU.
ht
.c
om
I dan II. Sementara saluran yang langsung ke pedagang grosir yaitu saluran
om
pedagang pengumpul terdiri dari tiga saluran pemasaran, yaitu saluran pemasaran
92
m re
at
or
.c o
m .c o or
re
at
Berdasarkan Tabel 28, biaya usahatani yang dikeluarkan petani sebesar Rp
FC
FC
1,200,- per kilogram. Lembaga pemasaran pada tingkat pedagang pengecer
tP D
tP D
merupakan lembaga yang mengeluarkan jumlah biaya pemasaran terbesar yaitu
.S m ar
.S m ar
sebesar Rp 1,430,- per kilogram pada saluran I dan III yakni pedagang pengecer
w
w
dan Rp 931,- per kilogram pada Pasar Cisarua yaitu pada saluran pemasaran V. Berdasarkan kelima saluran pemasaran, total marjin pemasaran terkecil terjadi
:// w
:// w
w
w
Pasar Induk Kramatjati, sebesar Rp 1,259,- per kilogram pada saluran II dan IV,
tp
ht
ht
tp
pada saluran lima, yaitu sebesar Rp 2,500,-per kilogram kemudian saluran IV sebesar Rp 3,500,- per kilogram dan marjin pemasaran terbesar terjadi pada saluran I, yaitu Rp 4,500,-per kilogram.
Marjin pemasaran pada saluran V
menjadi lebih kecil daripada saluran lainnya dikarenakan pada saluran V petani
om
langsung menjual kembang kol ke pedagang pengecer kemudian dari pengecer
.c
baru ke konsumen.
at
or
Tingkat keberhasilan suatu sistem pemasaran dapat dilihat dari rasio
FC
re
keuntungan terhadap biaya pemasaran. Rasio keuntungan terhadap biaya yang
D
digunakan untuk mengetahui penyebaran rasi keuntungan terhadap biay yang
ar
tP
diperoleh pada masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat dalam setiap
m
saluran pemasaran.Penyebaran keuntungan di antara lembaga-lembaga pemasaran
w
.S
tidak merata. Rasio keuntungan terhadap biaya terbesar pada masing-masing
w
w
saluran pemasaran kembang kol yaitu pada saluran I rasio terbesar di peroleh
tp
://
pedagang grosir kramatjati sebesar 2.92. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- per
ht
kilogram biaya pemasaran yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 292,- per kilogram. Pada saluran pemasaran lainnya rasio keuntungan terhadap biaya terbesar masing-masing diperoleh pedagang grosir Pasar TU
om
dengan nilai 2.92 pada saluran III, pedagang grosir Pasar TU dengan nilai 3.85
at or
at or
.c
pada saluran IV, dan pedagang pengecer Pasar Cisarua dengan nilai 1.69 pada
re
re
saluran V. Namun total rasio keuntungan terhadap biaya terbesar terjadi pada
D FC
D FC
saluran pemasaran V yaitu sebesar 3.63. Sehingga saluran pemasaran V
tP
tP
merupakan saluran paling menguntungkan bagi petani. Sebaran marjin dan rasio
ar
ar
keuntungan pada setiap lembaga pemasaran tiap saluran pemasaran dapat dilihat
m .S w w //w tp : ht
tp :
//w
w w
.S
m
pada Tabel 28.
ht
om
pada saluran II, pedagang grosir Pasar Induk Kramatjati
.c
dengan nilai 3.85
93
m at
re
FC
1200 134.5 2165.5 3500
1200 105 2195 3500
16.1
20.9
ht 3000 150 350 3500 500 2.33
3800 306 894 5000 1200 2.92
3500 206 794 4500 1000 3.85
3800 306 894 5000 1200 2.92
3500 206 794 4500 1000 3.85
5000 1430 1070 7500 2500 0.75 1986 4314 4500 2.17
4500 1241 1259 7000 2500 1.01 1597 4203 4000 2.63
5000 1430 1070 7500 2500 0.75 1995.5 4304.5 3700 2.16
4500 1241 1259 7000 2500 1.01 1581.5 4218.5 3500 2.67
merupakan
salah
.c at or
yang
dapat
re
indikator
D FC
at or
re
satu
D FC
share
om
FC D tP
ar
m .S w
3500 931 1569 6000 2500 1.69 1036 3764 2500 3.63
.c
om
ht
tp
://
w
Harga Beli Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Jual Marjin Rasio ʌ/C Pedagang Pengecer Harga Beli Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Jual Marjin Rasio ʌ/C Total Biaya Pemasaran Total Keuntungan Total Marjin ʌ/C
re
at
or
.c
om
3000 250 550 3800 800 2.20
w
w w :// w tp ht
tP D
1800 3000
.S m ar
1800 3000
1200 259.5 2340.5 3800
Saluran V Nilai (Rp/Kg)
w
1200
Saluran IV Nilai (Rp/Kg)
w
1200
Saluran III Nilai (Rp/Kg)
:// w
Saluran II Nilai (Rp/Kg)
tp
Saluran I Nilai (Rp/Kg)
Petani Biaya Usahatani Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Jual Marjin Rasio ʌ/C Pedagang Pengumpul Harga Beli Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Jual Marjin Rasio ʌ/C Pedagang Grosir
Farmer¶s
membandingkan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir untuk menentukan
tP
ar
ar
tP
efisiensi pemasaran suatu produk. Farmer¶s share mempunyai hubungan negatif
m
m
dengan marjin pemasaran, sehingga semakin tinggi marjin pemasaran maka
.S w w //w
tp : ht
tp :
//w
w w
.S
bagian yang akan diperoleh petani semakin rendah.
ht
or
.c o
m .c o or
Uraian
.S m ar
tP D
FC
re
at
Tabel 28. Marjin Pemasaran Kembang Kol Saluran 1-V Pada LembagaPemasaran Kelompok Tani ´Suka Tani´.
94
m re
at
or
.c o
m .c o or
re
at
Berdasarkan Tabel 29, bagian terbesar yang diterima petani adalah pada
FC
FC
saluran V yaitu sebesar 56.5 persen. Berdasarkan hasil perhitungan Farmer¶s
tP D
tP D
share kelima saluran pemasaran yang ada dapat diketahui bahwa saluran V
.S m ar
.S m ar
merupakan saluran yang paling menguntungkan bagi petani. Tingginya bagian
w
w
pemasaran yang pendek. Namun pada saluran pemasaran V tujuan Pasar Cisarua
dimana kembang kol dijual langsung kepada pengecer tidak mampu menampung
:// w
:// w
w
w
harga yang diterima petani pada saluran V disebabkan oleh pola saluran
tp
terbatas.
ht
ht
tp
seluruh hasil produksi kembang kol petani karena memiliki kapasitas pasar yang Sehingga saluran pemasarn IV dapat dijadikan sebagai saluran
pemasaran yang juga memberikan imbalan besar dibandingkan dengan saluran pemasaran lainnya. Dengan demikian tidak perlu menjual kembang kol langsung
om
ke Psar Keramatjati atau melalui tengkulak.
.c
Saluran pemasaran kedua yang menguntungkan dan efisien bagi petani
at
or
adalah saluran IV, dimana saluran ini memberikan nilai Farmer¶s share sebesar
FC
re
48 persen dari harga yang diterima konsumen. Harga pada saluran III, IV dan V
D
terlebih dahulu di kurang biaya pemasaran yang dikeluarkan petani yang menjual
ar
tP
langsung ke pedagang. Pasar yang memberikan imbalan terkecil bagi petani dari
m
hasil pemasaran kembang kol adalah saluran I, dimana pada saluran ini Farmer¶s
w
.S
Share yang diperoleh sebesar 40 persen dari harga yang diterima konsumen akhir.
ht
tp
://
dilihat pada Tabel 29.
w
w
Farmer¶s share yang diterima pada setiap saluran pemasaran kembang kol dapat
.c
ar ht
tp :
//w
w w
.S
m
ar m .S w w //w tp : ht
at or
D FC
re
Farmer's Share (%) 40.0 42.9 47.2 48.0 56.5
tP
.c at or re D FC
Harga di Tingkat Konsumen 7,500 7,000 7,500 7,000 6,000
tP
I II III IV V
Harga di Tingkat Petani 3,000 3,000 3,540.5 3,365.5 3,395
om
Saluran Pemasaran
om
Tabel 29. Persentase Farmer¶s Share Pada Setiap Saluran Pemasaran
95