Tim Penyusun Pengarah
: Dr. H. Alfitra Salamm, APU
Penanggung Jawab
: Drs. Djunaedi, M.Si. Sumadi, SH
Penanggung Jawab Teknis
: Teguh Pramono, MA
Wkl. Penanggung Jawab teknis
: Sumadi, SH
Editor
: Ir. Meity Trisnowati, M.Si Ahmad Arsani, S.IP Ahmad Musawir, S.Si, M.Si
Penulis Naskah
: Nur Budi Handayani, SST, M.Si Dwi Susilo, M.Si Amiek Chamami, SST, M.Stat Armadi Setiawan Sigit Wahyu Nugroho
Pengolah Data
: Sapta Hastho Ponco Eko Budiatmodjo Fetri Asnadi Sarla Gita
Desain dan Lay-out
: Rida Agustina Rini Sulistyowati
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan 2014 Diterbitkan oleh : Kementerian Pemuda dan Olahraga Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik
ISBN:
SAMBUTAN SEKRETARIS KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga program penyusunan Buku Penyajian Data dan
Informasi Kepemudaan Dan Keolahragaan 2014 dapat
diselesaikan. Menghadapi Asian Economic Community
2015 (AEC 2015)
pembangunan di bidang kepemudaan adalah salah satu upaya yang harus diperhatikan dan direalisasikan secara serius. Perhatian pada bidang ini menjadi sebuah keharusan karena diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang
kepemudaan
yang
berisi
pembangunan
kepemudaan
dan
pelayanan kepemudaan. Pemuda sebagai generasi penerus menjadi kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan (agent of change) yang merupakan perwujudan fungsi, peran, karakteristik dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional. Selain itu, di bidang keolahragaan telah diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat martabat dan kehormatan bangsa. Dengan demikian pembangunan di bidang kepemudaan dan keolahragaan merupakan dua pilar yang terintegrasi dalam pembangunan nasional guna mewujudkan tujuan nasional. Dalam membangun kepemudaan dan keolahragaan diperlukan data dan informasi baik yang sudah berjalan maupun sedang berjalan untuk perencanaan kepemudaan dan keolahragaan ke depan. Buku Penyajian Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
i
Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan ini diharapkan dapat menjadi acuan dasar untuk masyarakat, organisasi kepemudaan dan keolahragaan, para pelaku olahraga, serta instansi/lembaga dan pemangku kepentingan
terkait
pelaksanaan
berbagai
lainnya
dalam
program
melakukan
kegiatan
perencanaan
pembangunan
di
dan
bidang
kepemudaan dan keolahragaan maupun sebagai referensi pendukug bagi proses perumusan kebijakan. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam proses peningkatan prestasi olahraga dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan dalam rangka mewujudkan kepemudaan dan keolahragaan yang berdaya saing.
Jakarta, Desember 2015 Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga
Dr. H. Alfitra Salamm, APU
ii
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
SAMBUTAN KEPALA BIRO HUMAS, HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Kementerian Pemuda dan Olahraga yang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik dapat menyelesaikan
penyusunan
Buku
Penyajian
Data
dan
Informasi
Kepemudaan Dan Keolahragaan 2014. Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam hal ini sebagai pemerintah
memiliki
tantangan
dalam
bidang
kepemudaan
dan
keolahragaan. Tantangan di bidang kepemudaan diantaranya memperkuat karakter dan jati diri para pemuda di era globalisasi, meningkatkan peran aktif pemuda serta meningkatkan peran organisasi kepemudaan dalam pengembangan kepemimpinan dan kepeloporan pemuda. Sementara itu, tantangan dalam bidang olahraga yang dihadapi diantaranya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berolahraga, meningkatkan pembibitan dan pengembangan bakat olahragawan berprestasi, meningkatkan sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan keolahragaan dan meningkatkan kerja sama dan kemitraan pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat termasuk industri olahraga. Dalam menghadapi segala tantangan tersebut maka disusunlah buku Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan Dan Keolahragaan 2014 yang berisi informasi mengenai kependudukan pemuda, tingkat pendidikan pemuda, ketenagakerjaan pemuda, kesehatan pemuda, permasalahan yang dihadapi pemuda, kegiatan olahraga, fasilitas olahraga serta prestasi olahraga dikancah nasional maupun Internasional yang telah dicapai sampai saat ini seperti, Olimpiade, Asian Games, Sea Games, dan PON.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
iii
Buku ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak, baik dari kalangan masyarakat, pemuda dan para penggiat olahraga serta para pemangku kepentingan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan kebijakan selain itu sebagai acuan untuk dapat memaksimalkan potensi kepemudaan dan keolahragaan utamanya dalam hal peningkatan prestasi. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya, sehingga penyusunan buku ini dapat diselesaikan.
Jakarta,
Desember 2015
Kepala Biro Humas, Hukum dan Kepegawaian Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga
Drs. Djunaedi, M.Si
iv
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan
izin-Nya
penyusunan
buku
Penyajian
Data
dan
Informasi
Kepemudaan dan Keolahragaan 2014 dapat diselesaikan. Buku ini merupakan salah satu komitmen Badan Pusat Statistik dalam rangka memenuhi kebutuhan data dari Kementerian Pemuda dan Olahraga
untuk
mendukung
keberhasilan
program
pembangunan
kepemudaan dan keolahragaan. Buku Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan berisikan gambaran makro kepemudaan dan keolahragaan di Indonesia yang
meliputi
aspek
kependudukan
pemuda,
pendidikan
pemuda,
ketenagakerjaan pemuda, kesehatan pemuda, dan kegiatan olahraga, fasilitas olahraga serta prestasi olahraga secara nasional dan internasional yang telah dicapai sampai saat ini seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games dan PON. Kepada semua pihak dan tim penyusun yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan publikasi ini, baik langsung maupun tidak langsung diucapkan terima kasih. Kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan publikasi yang akan datang sangat diharapkan.
Jakarta, Desember 2015 Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat Badan Pusat Statistik
Teguh Pramono, MA n
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
v
Ringkasan Eksekutif Kepemudaan Pemuda menempati posisi strategis, baik sebagai pelaku pembangunan maupun penerus pembangunan di masa datang. Pemuda adalah simbol dari idealisme, semangat dan cita-cita sebuah bangsa. Pemuda merupakan harapan dan tulang punggung bangsa di masa depan. Jumlah pemuda Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 61,83 juta jiwa atau sekitar 24,53 persen dari 252,04 juta jiwa penduduk Indonesia. Pada tahun 2014 ini, pemuda mempunyai jumlah yang paling kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berusia di bawah 16 tahun (76,68 juta) dan penduduk di atas 30 tahun (113,52 juta). Rasio jenis kelamin pemuda pada tahun 2014 sebesar 101,38 yang berarti bahwa dari setiap 100 orang pemuda perempuan, terdapat sekitar 101 orang pemuda laki-laki.
Menurut tipe daerah, proporsi pemuda di perkotaan (25,92
persen) lebih besar dibandingkan proporsi pemuda di perdesaan (23,14 persen). Persentase pemuda Indonesia yang tidak bisa membaca dan menulis atau buta huruf rendah, yaitu hanya sebesar 0,64 persen. Angka buta huruf pemuda di perdesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan. Dilihat dari partisipasi sekolah, hampir seluruh pemuda telah mengakses pendidikan. Hanya 1,05 persen pemuda yang tidak pernah mengakses pendidikan sama sekali. Rata-rata lama sekolah yang berhasil dicapai para pemuda secara keseluruhan adalah 10,01 tahun atau rata-rata pemuda telah dapat menyelesaikan pendidikan hingga kelas 1 Sekolah Menengah (SM).
Dari sisi kesehatan, sekitar 8,77 persen pemuda mengalami sakit dalam sebulan terakhir. Secara umum, lama sakit yang diderita oleh pemuda adalah kurang dari satu minggu (1–7 hari). Pengobatan modern Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
vii
lebih
banyak
kesehatannya.
dipilih Tempat
oleh
pemuda
layanan
untuk
kesehatan
mengobati yang
paling
keluhan banyak
dikunjungi oleh pemuda dalam upaya mengobati sakit yang diderita adalah praktek dokter (33,55 persen), praktek tenaga kesehatan (30,85 persen) dan puskesmas (27,57 persen). Pemuda
memasuki
periode
penting
pertumbuhan
dan
perkembangan, termasuk diantaranya memasuki usia kerja.Berdasarkan data Sakernas 2014 sebesar 51,03 persen pemuda di Indonesia selama seminggu terakhir melakukan kegiatan bekerja. Apabila dilihat menurut jenis kelamin,persentase pemuda laki-laki yang bekerja lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda perempuan (63,32 persen berbanding 38,50 persen). Sektor pertanian, perdagangan, dan industri adalah tiga sektor utama yang banyak menyerap tenaga kerja pemuda persentasenya berturut-turut adalah 25,23 persen, 22,86 persen, dan 18,20 persen. Menurut status pekerjaan memberikan gambaran tentang kedudukan seseorang dalam pekerjaan. Lebih dari separuh 53,77 persen pemuda di Indonesia yang bekerja berstatus sebagai buruh/karyawan, selebihnya berstatus sebagai pekerja keluarga/tidak dibayar (19,15 persen) dan berusaha sendiri (10,67 persen).
Keolahragaan Penyelenggaraan keolahragaan di Indonesia diatur dalam UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN). Setiap warga negara kegiatan olahraga,
diberi hak yang sama untuk melakukan
memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga,
memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Selanjutnya, semua unsur yaitu orang tua, masyarakat, dan pemerintah berkewajiban untuk berperan serta dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan. Berdasarkan data dari BPS sampai dengan saat ini, apresiasi masyarakat dalam berolahraga masih rendah. Berdasarkan hasil viii
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Susenas MSBP Tahun 2012, penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga hanya sekitar 25 persen saja. Hal ini berarti dari 100 penduduk Indonesia berumur 10 tahun ke atas, ada 25 orang yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, sedangkan 75 orang lainnya tidak melakukan olahraga. Dibedakan menurut tempat tinggal, tingkat partisipasi olahraga penduduk perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk perdesaan. Sementara itu, partisipasi penduduk lakilaki lebih tinggi 9,29 persen dari partisipasi perempuan dalam melakukan olah raga. Ditinjau dari motivasi penduduk melakukan olah raga, mayoritas penduduk (66,63 persen) melakukan olahraga dengan tujuan menjaga kesehatan. Sementara itu, hanya sebagian kecil saja dari mereka yang melakukannya dengan tujuan prestasi dan rekreasi yaitu masing-masing sebesar 8,06 persen dan 3,27 persen. Selanjutnya dari sisi frekuensi berolah raga, sebesar 66,68 persen penduduk berumur 10 Tahun ke atas berolah raga setidaknya satu hari dalam seminggu. Sementara itu, penduduk 10 Tahun ke atas yang berolahraga selama 2-4 hari dalam seminggu sebesar 24,92 persen. Hanya sekitar 5 persen penduduk 10 Tahun ke atas yang berolahraga hampir setiap hari. Adapun intensitas berolahraga yaitu berapa menit dalam sehari seseorang melakukan olahraga. Hasil Susenas MSBP 2012 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk melakukan olahraga dengan intensitas tidak lebih dari satu jam dalam sehari. Persentase penduduk yang melakukan olahraga rata-rata 31-60 menit dalam sehari sebesar 50,14 persen dan 10-30 menit sebesar 34,02 persen. Jalur sekolah merupakan wadah olah raga yang paling banyak diakses penduduk untuk berolah raga, persentase penduduk 10 tahun ke atas yang melakukan olah raga melalui jalur sekolah adalah sebesar 56,06 persen. Selain sekolah, cukup banyak penduduk berolah raga dengan jalur sendiri, yaitu sebesar 26,75 persen. Sementara yang Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
ix
melakukan olah raga dengan memanfaatkan jalur perkumpulan olahraga sebesar 12,92 persen dan yang tempat bekerja sebesar 7,14 persen. Sisanya adalah dengan memanfaatkan jalur lainnya (7,57 persen). Berdasarkan data dari BPS senam, jogging, dan sepak bola adalah tiga jenis olah raga yang paling banyak diminati penduduk. Dibedakan dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih menyukai jenis olah raga yang dapat dilakukan sendiri seperti jogging yang mana persentase penduduk perkotaan yang melakukan jogging/gerak jalan adalah sebesar 24,05 persen. Sebaliknya, penduduk di daerah perdesaan,
umumnya
lebih
menyukai
jenis
olahraga
berbentuk
permainan dan dilakukan bersama-sama atau berkelompok, seperti senam, sepak bola, dan bola voli. Misal untuk permainan bola voli, persentase penduduk perdesaan yang melakukan bola voli adalah sebesar 12,93 persen atau hampir tiga kali dari persentase penduduk perkotaan yang melakukan bola voli. Ketersediaan fasilitas olahraga baik fisik dan non fisik dapat mendukung peningkatan partisipasi penduduk dalam berolah raga. Berdasarkan data Podes 2014, persentase desa/kelurahan yang memiliki fasilitas olah raga fisik berupa lapangan bola voli adalah sebesar 66,89 persen. Selanjutnya persentase desa yang memiliki
lapangan sepak
bola sebesar 54,38 persen, dan lapangan bulu tangkis sebesar 42,34 persen. Untuk fasilitas olah raga non fisik seperti perkumpulan olah raga, tiga kelompok kegiatan olahraga yang paling banyak tersedia di desa/kelurahan adalah kelompok olah raga sepak bola, bola voli, dan bulu tangkis. Status
keberhasilan,
tingkat
perkembangan
serta
kondisi
pembinaan olahraga dapat dilihat dari prestasi olahraga. Berdasarkan data yang diolah BPS, selama hampir dua dekade terakhir ini prestasi olahraga Indonesia di arena olahraga Internasional multi cabang seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade mengalami pasang surut. Prestasi Indonesia bahkan cenderung menurun jika dibandingkan dengan x
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
kemajuan prestasi olahraga bangsa-bangsa lain di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Menurunnya prestasi olahraga Indonesia dapat dilihat pada perhelatan Asian Games XXVII tahun 2014 di Incheon, Korea Selatan. Pada saat itu, Indonesia berada di urutan ke-17 dengan memperoleh 4 medali emas, 5 medali perak, dan 11 medali perunggu.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
xi
DAFTAR ISI
Halaman KATA SAMBUTAN
i
KATA PENGANTAR
v
RINGKASAN EKSEKUTIF
vii
DAFTAR ISI
xiii
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
xxi
DAFTAR TABEL SAMPLING ERROR
xxv
DAFTAR PETA
xxvii
DAFTAR ISTILAH/GLOSSARY
xxix
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Sistematika Penyajian
3 5 5
METODOLOGI
9
2.1 2.2 2.3 2.4
9 10 11 18
Sumber Data Ruang Lingkup Konsep dan Definisi Metode Analisis
KEPENDUDUKAN
21
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
22 25 26 28 31
Jumlah dan Distribusi Pemuda Komposisi Pemuda menurut Jenis Kelamin Komposisi Pemuda menurut Kelompok Umur Komposisi Pemuda menurut Status Perkawinan Komposisi Pemuda menurut Status Dalam Rumah Tangga
PENDIDIKAN
35
4.1 4.2 4.3 4.4
36 41 45 47
Partisipasi Pendidikan Angka Buta Huruf Rata-rata Lama Sekolah Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
xiii
Halaman
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
KETENAGAKERJAAN
51
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6
52 53 54 57 58 59
Pemuda Menurut Jenis Kegiatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pemuda Pemuda Bekerja menurut Lapangan Usaha Pemuda Bekerja menurut Status Pekerjaan Pemuda Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka Pemuda
KESEHATAN
65
6.1 Keluhan Kesehatan 6.2 Jenis Keluhan Kesehatan 6.3 Lama Sakit
66 67 70
6.4 Kebiasaan Berobat
72
KEGIATAN OLAHRAGA
79
7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
80 87 90 93 96
Partisipasi Berolahraga Tujuan Berolahraga Frekuensi dan Intensitas Berolahraga Jalur Kegiatan Olahraga Jenis Olahraga
FASILITAS OLAHRAGA
103
8.1 Lapangan/Gelanggang Olahraga 8.2 Kelompok Kegiatan Olahraga 8.3 Induk Organisasi Cabang Olahraga
104 106 107
PRESTASI OLAHRAGA
115
9.1 Pekan Olahraga Nasional 9.2 SEA GAMES 9.3 ASEAN GAMES
115 120 124
9.4 Olimpiade
127
DAFTAR PUSTAKA
135
LAMPIRAN TABEL
139
ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING
235
LAMPIRAN PETA
285
xiv
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
DAFTAR TABEL Tabel
Judul
Halaman
3.1
Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2014
22
3.2
Proporsi dan Perkiraan Jumlah Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2012-2014
23
3.3
Persentase Pemuda menurut Pulau dan Jenis Kelamin, 2014
24
3.4
Perkiraan Jumlah dan Persentase Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
25
3.5
Angka Rasio Jenis Kelamin Pemuda menurut Tipe Daerah, 2014
26
3.6
Persentase Pemuda yang Pernah Kawin menurut Kelompok Umur, Tipe daerah dan Jenis Kelamin, 2009
30
3.7
Persentase Pemuda menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Status dalam Rumah Tangga, 2009
32
4.1
Persentase Pemuda menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Partisipasi Sekolah, 2014
37
4.2
Persentase Pemuda menurut Kelompok Umur dan Partisipasi Sekolah, 2014
39
4.3
Angka Partisipasi Sekolah Formal dan Formal + Nonformal Pemuda menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
40
4.4
Persentase Pemuda yang Buta Huruf menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2012, 2013 dan 2014
44
4.5
Persentase Pemuda yang Buta Huruf menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014
44
4.6
Rata- Rata Lama Sekolah (dalam tahun) Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
46
4.7
Persentase Pemuda menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014
48
5.1
Persentase Pemuda menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Jenis Kegiatan, 2014
52
5.2
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Lapangan Usaha dan Tipe Daerah, 2014
55
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
xv
Tabel
Judul
Halaman
5.3
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tipe Daerah, 2014
56
5.4
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Tipe Daerah, 2014
58
5.5
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu Terakhir dan Tipe Daerah, 2014
59
5.6
TPT Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2014
60
5.7
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tipe daerah, 2014
61
6.1
Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan Sebulan Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
67
6.2
Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenis Keluhan, 2014
68
6.3
Proporsi Pemuda yang Sakit Jenis Kelamin, 2014
Tipe Daerah dan
69
6.4
Persentase Pemuda yang Sakit menurut Lamanya Sakit dan Tipe Daerah, 2014
70
6.5
Persentase Pemuda yang Sakit menurut Lamanya Sakit dan Jenis Kelamin, 2014
71
6.6
Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Mengobati Sendiri menurut Jenis Obat, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
73
6.7
Persentase Pemuda Sakit yang Berobat Jalan menurut Tempat Berobat, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2014
74
7.1
Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Kelompok Umur dan Tipe Daerah, 2012
86
7.2
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Tujuan Olahraga, 2012
87
7.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tujuan Olahraga, 2012
89
xvi
menurut
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel
Judul
Halaman
7.4
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Lama Berolahraga (Hari), 2012
91
7.5
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Jalur Melakukan Olahraga, 2012
94
7.6
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Jalur Melakukan Olahraga, 2012
95
7.7
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2003–2012
97
7.8
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Tipe Daerah, 2012
98
7.9
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Kelompok Umur, 2012
99
8.1
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan/Gelanggang Olahraga menurut Jenis Olahraga, 2003-2014
105
8.2
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Jenis Olahraga, 2003-2014
106
8.3
Daftar Nama Cabang /Perkumpulan Olahraga di Indonesia beserta Induk Organisasi Olahraga, 2014
108
9.1
Perkembangan Pekan Olahraga Nasional (PON) menurut Waktu Penyelenggaraan, Tempat Penyelenggaraan, dan Juara Umum
118
9.2
Perkembangan Peringkat 5 Besar Perolehan Medali pada PON XV-XVIII, Tahun 2000-2012
119
9.3
Keikutsertaan Indonesia dalam Sea Games menurut Penyelenggaraan dan Jumlah Negara yang Mengikuti
121
9.4
Prestasi Indonesia dalam SEA Games menurut Tahun Kejuaraan, Jumlah Negara Peserta, Peringkat, dan Perolehan Medali
123
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
xvii
Tabel
Judul
Halaman
9.5
Keikutsertaan Indonesia dalam Asian Games menurut Penyelenggaraan dan Jumlah Negara yang Mengikuti
125
9.6
Prestasi Indonesia dalam Asian Games menurut Tahun Kejuaraan, Jumlah Negara Peserta, Peringkat, dan Perolehan Medali
127
9.7
Keikutsertaan Indonesia pada Olimpiade menurut Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat Indonesia
128
9.8
Prestasi Indonesia dalam Olimpiade Penyelenggaraan,Peringkat, dan Perolehan Medali
130
xviii
menurut
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Judul
Halaman
3.1
Persentase Pemuda menurut Kelompok Umur (Tahun) dan Tipe Daerah, 2014
27
3.2
Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Status Perkawinan, 2014
28
3.3
Persentase Pemuda menurut Status Perkawinan, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
29
5.1
TPAK Penduduk Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
54
6.1
Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Mengobati Sendiri menurut Jenis Pengobatan dan Tipe Daerah, 2014
72
7.1
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, 2003-2012
81
7.2
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, 2012
83
7.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2012
84
7.4
Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Kelompok Umur, 2012
85
7.5
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan Lama Berolahraga (Hari), 2012
90
7.6
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan Rata-rata Lama Berolahraga per Hari (Menit), 2012
92
9.1
Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Asian Games, 1951-2014
126
9.2
Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Olimpiade, 19882012
132
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
xix
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel
Judul
Halaman
3.1.1–3.1.3
Perkiraan Jumlah dan Persentase Provinsi dan Tipe Daerah, 2012-2014
Pemuda
menurut
139-141
3.2.1–3.2.3
Perkiraan Jumlah dan Persentase Provinsi dan Jenis Kelamin, 2014
Pemuda
menurut
142-144
3.3.1−3.3.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2014
145-147
3.4.1−3.4.3
Persentase Pemuda Perkawinan, 2014
Status
148-150
3.5.1−3.5.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Dalam Rumah Tangga, 2014
151-153
3.6.1−3.6.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Dalam Rumah Tangga, 2014
154156
4.1.1–4.1.3
Persentase Pemuda Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, dan Partisipasi Sekolah, 2014
157-159
4.2.1–4.2.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Sekolah, 2014
160-162
4.3
Persentase Pemuda yang Buta Huruf Menurut Provinsi Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
163
4.4
Rata-rata Lama Sekolah (dalam Tahun) Pemuda menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
164
4.5.1−4.5.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014
165-167
5.1.1–5.1.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu Terakhir, 2014
168-170
5.2
menurut
Provinsi
dan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Pemuda
171
5.3.1−5.3.3
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, 2014
172-174
5.4.1−5.4.3
Persentase Pemuda yang Bekerja selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014
175-177
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
xxi
Tabel
Judul
Halaman
5.5.1−5.5.3
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, 2014
178-180
5.6.1−5.6.3
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Jumlah Jam Kerja Seminggu Terakhir, 2014
181-183
5.7.1−5.7.3
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014
184-186
6.1
Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
187
6.2.1–6.2.3
Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Jenis Keluhan, 2014
188-190
6.3
Angka Kesakitan Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
191
6.4.1−6.4.3
Persentase Pemuda yang Sakit Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, 2014
192-194
5.5
Proporsi Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Mengobati Sendiri Menurut Provinsi dan Jenis Obat/Pengobatan yang Digunakan, 2014
195
6.6.1−6.6.3
Proporsi Pemuda Sakit yang Berobat Jalan menurut Provinsi dan Tempat Berobat, 2014
196-198
7.1.1−7.1.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2012
199-201
7.2.1−7.2.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Olahraga, 2012
202-204
7.3.1−7.3.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Lamanya Melakukan Olahraga (Hari), 2012
205-207
7.4.1−7.4.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Rata-rata Lamanya Melakukan Olahraga per Hari, 2012
208-210
7.5.1−7.5.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jalur Melakukan Olahraga, 2012
211-213
xxii
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel
Judul
Halaman
7.6.1−7.6.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2012
214-216
8.1.1
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Sepak Bola menurut Provinsi, 2003-2014
217
8.1.2
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Lapangan Bola Voli menurut Provinsi, 2003-2014
Fasilitas
218
8.1.3
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2003-2014
219
8.1.4
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Basket menurut Provinsi, 2003-2014
220
8.1.5
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Tenis Lapangan menurut Provinsi, 2003-2014
221
8.1.6
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Gelanggang Renang menurut Provinsi, 2003-2014
222
8.2.1
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Sepak Bola menurut Provinsi, 20032014
223
8.2.2
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Voli menurut Provinsi, 2003-2014
224
8.2.3
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis menurut Provinsi, 20032014
225
8.2.4
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Basket menurut Provinsi, 20032014
226
8.2.5
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Tenis Lapangan menurut Provinsi, 20032014
227
8.2.6
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Renang menurut Provinsi, 2003-2014
228
9.1.1
Jumlah Perolehan Medali PON XV/2000 menurut Provinsi, Jumlah Medali, dan Rangking, 2000
229
9.1.2
Jumlah Perolehan Medali PON XVI/2004 menurut Provinsi, Jumlah Medali, dan Rangking, 2004
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
230
xxiii
Tabel
Judul
Halaman
9.1.3
Jumlah Perolehan Medali PON XVII/2008 menurut Provinsi, Jumlah Medali, dan Rangking, 2008
231
9.1.4
Jumlah Perolehan Medali PON XVIII/2012 menurut Provinsi, Jumlah Medali, dan Rangking, 2012
232
xxiv
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
DAFTAR TABEL SAMPLING ERROR
Tabel
Judul
Halaman
10.1.1-10.1.3
Sampling error Persentase Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
239-241
10.2.1-10.2.3
Sampling error Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
242-244
10.3
Sampling error Angka Buta Huruf (ABH) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
245
10.4.1-10.4.3
Sampling error Rata-rata Lama Sekolah (MYS) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
246-248
10.5.1-10.5.3
Sampling error Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
249-251
10.6.1-10.6.3
Sampling error Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
252-254
10.7.1-10.7.3
Sampling error Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
255-257
10.8.1-10.8.3
Sampling error Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
258-260
10.9.1-10.9.3
Sampling error Angka Kesakitan Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
261-263
10.10.1-10.10.3 Sampling error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2012
264-266
10.11.1
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Sendiri Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
267
10.11.2
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Melalui Perkumpulan Sekolah Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
268
10.11.3
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Melalui Perkumpulan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
269
10.11.4
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Melalui Perkumpulan Di Tempat Kerja Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
270
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
xxv
Tabel
Judul
Halaman
10.11.5
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Melalui Kegiatan Lainnya Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
271
10.12.1
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
272
10.12.2
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Jogging/Gerak Jalan Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
273
10.12.3
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Sepak Bola Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
274
10.13.1
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Lamanya Olahraga Satu Hari Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
275
10.13.2
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Lamanya Olahraga 2-4 Hari Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
276
10.13.3
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Lamanya Olahraga 5-6 Hari Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
277
10.13.4
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Lamanya Olahraga 7 Hari Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
278
10.14.1
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Dengan Tujuan Menjaga Kesehatan Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
279
10.14.2
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Dengan Tujuan Prestasi Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
280
10.14.3
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Dengan Tujuan Rekreasi Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
281
10.14.4
Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Dengan Tujuan Lainnya Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
282
xxvi
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
DAFTAR PETA
Peta
Judul
Halaman
1
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, 2012
285
2
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Sepak Bola menurut Provinsi, 2014
286
3
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Voli menurut Provinsi, 2014
287
4
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2014
288
5
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Sepak Bola menurut Provinsi, 2014
289
6
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Voli menurut Provinsi, 2014
290
7
Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2014
291
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
xxvii
DAFTAR ISTILAH/GLOSSARY APK
: Angka Partisipasi Kasar
APS
: Angka Partisipasi Sekolah
ABH
: Angka Buta Huruf
BPS
: Badan Pusat Statistik
IOC
: International Olympic Committee
IPM
: Indek Pembangunan Manusia
ISI
: Ikatan Sport Indonesia
Kemdiknas
: Kementerian Pendidikan Nasional
Kemenpora
: Kementerian Pemuda dan Olahraga
KEMSOS RI : Kementerian Sosial Republik Indonesia KONI
: Komite Olahraga Nasional Indonesia
KORI
: Komite Olimpiade Republik Indonesia
KUPP
: Kelompok Usaha Pemuda Produktif
LCC
: Lomba Customs Cycling
MSBP
: Modul Sosial Budaya dan Pendidikan
Podes
: Potensi Desa
PON
: Pekan Olahraga Nasional
PORI
: Persatuan Olahraga Republik Indonesia
PPAN
: Pertukaran Pemuda Antar Negara
PPLM
: Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa
PSKS
: Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
PSM
: Pekerja Sosial Masyarakat
PT
: Perguruan Tinggi
RPJM
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah
SAKERNAS
: Survei Angkatan Kerja Nasional
Sea Games
: Southeast Asian Games
SEAP Games : Southeast Asian Peninsular Games SD
: Sekolah Dasar
SDM
: Sumber Daya Manusia
SKJ
: Senam Kesegaran Jasmani
SKN
: Sistem Keolahragaan Nasional
SM
: Sekolah Menengah
SMA
: Sekolah Menengah Atas
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
xxix
SMK
: Sekolah Menengah Kejuruan
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
SPP
: Sentra Pemberdayaan Pemuda
SP-3
: Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan
SUKMA
: Surat Keterangan Melek Aksara
Susenas
: Survei Sosial Ekonomi nasional
TAGANA
: Taruna Siaga Bencana
TPAK
: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPT
: Tingkat Pengangguran Terbuka
WHO
: World Health Organization
xxx
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berupaya untuk mewujudkan visi pembangunan 2005-2025 yaitu "Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur" dan melaksanakan Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu "Mewujudkan bangsa yang berdaya saing" sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN)
kepemudaan
2005-2025.
diartikan
Berdaya
"memiliki
saing
kemampuan
dalam
lingkup
berkompetisi
yang
dihasilkan melalui pola pengaderan dan peningkatan potensi pemuda secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan sesuai dengan metode pendidikan dan pelatihan. Termasuk pemagangan, pembimbingan, pendampingan, serta pemanfaatan kajian, kemitraan, dan sentra pemberdayaan pemuda yang terus-menerus dikembangkan sehingga dapat
mencapai
menciptakan
hasil
nilai
yang
tambah
maksimal. kepemudaan
Pengembangan di
tersebut
berbagai
bidang
pembangunan, serta peningkatan akhlak mulia dan prestasi pemuda Indonesia di kancah kompetisi global." Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2009 menyebutkan bahwa pemuda adalah warga negara Indonesia yang berusia 16-30 tahun. Sementara itu, berdaya saing dalam lingkup keolahragaan diartikan sebagai "memiliki kemampuan berkompetisi
yang
dihasilkan
melalui
pola
pembinaan
dan
pengembangan pelaku, ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, pola pelatihan, penghargaan, prasarana, dan sarana olahraga secara Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
3
berjenjang dan berkelanjutan. Pembinaan ini sesuai dengan metode penataran, pelatihan, penyuluhan, pembimbingan, pemasyarakatan, perintisan, penelitian, uji coba, dan kompetisi yang telah menerapkan manajemen dan iptek olahraga modern, serta pemanfaatan bantuan, pemudahan, dan sentra keolahragaan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal dalam kompetisi bertaraf regional atau internasional". Dalam
mewujudkan kepemudaan dan keolahragaan yang
berdaya saing, Kemenpora menemui beberapa tantangan. Tantangan di bidang kepemudaan antara lain adalah (i) memperkuat karakter dan jati diri pemuda di era globalisasi; (ii) meningkatkan peran aktif pemuda untuk menghadapi ASEAN Economic Community 2015; dan (iii) meningkatkan peran organisasi kepemudaan dalam pengembangan kepemimpinan dan kepeloporan pemuda. Sementara itu, tantangan di bidang olah raga yang dihadapi adalah : (i) meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berolah raga; (ii) meningkatkan pembibitan dan pengembangan bakat olahragawan berprestasi; (iii) meningkatkan sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan keolahragaan; dan (iv) meningkatkan kerja sama dan kemitraan pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat termasuk industri olah raga. Guna memperoleh strategi yang tepat dalam menghadapi tantangan pembangunan di bidang kepemudaan dan keolahragaan, diperlukan data dan informasi untuk menggambarkan kondisi dan situasi pemuda dan olah raga di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka disusun “Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan 2014” dengan harapan dapat menjadi salah satu acuan dalam mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan di bidang kepemudaan dan keolahragaan. Selain itu, juga menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan di bidang kepemudaan dan keolahragaan.
4
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
1.2 Tujuan Tujuan penyusunan “Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan 2014” secara umum adalah untuk memperoleh gambaran rinci dan menyeluruh tentang hasil pembangunan di bidang kepemudaan dan keolahragaan baik di level nasional maupun regional. Dengan demikian, data dan informasi yang disajikan dapat digunakan sebagai bahan untuk penyusunan berbagai program dan sebagai sarana evaluasi program sebelumnya baik oleh pemerintah, peneliti, lembaga swasta, dan masyarakat pada umumnya. 1.3 Sistematika Penyajian “Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan 2014” disajikan dalam sembilan bagian (bab). Ringkasan eksekutif yang disajikan pada bagian awal publikasi dimaksudkan untuk memberikan gambaran ringkas
dan
menyeluruh kepada pembaca mengenai
keseluruhan isi publikasi. Uraian yang lebih rinci disajikan dalam bab-bab sesuai dengan tema pokok bahasan dari publikasi. Pada bagian pertama (Bab I) disajikan hal-hal yang menjadi latar belakang dan tujuan penyusunan publikasi, serta sistematika penyajian publikasi “Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan 2014”. Selanjutnya, Bab Metodologi yang terdiri dari sumber, metode pengumpulan data, konsep dan definisi operasional disajikan pada bagian kedua (Bab II). Lima bagian berikutnya (Bab III-VI) secara berturut-turut
menyajikan
gambaran
mengenai
kondisi
dan
perkembangan pemuda dari berbagai aspek diantaranya kependudukan, pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan. Kemudian tiga bagian berikutnya (Bab VII-IX) menyajikan aspek yang berhubungan dengan keolahragaan. Indikator penting yang dicakup dalam aspek kependudukan menyangkut perkembangan jumlah pemuda, rasio jenis kelamin, kelompok umur, status perkawinan dan status dalam rumah tangga. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
5
Aspek pendidikan digambarkan oleh partisipasi sekolah, angka buta huruf, lama sekolah, serta tingkat pendidikan yang ditamatkan. Bahasan mengenai ketenagakerjaan pemuda meliputi jenis kegiatan, tingkat partisipasi angkatan kerja, lapangan usaha, status pekerjaan, jumlah jam kerja dan tingkat pengangguran. Aspek kesehatan meliputi keluhan kesehatan dan jenisnya, angka kesakitan, lama sakit serta kebiasaan berobat. Indikator keolahragaan dilihat dari aspek kegiatan olahraga yang meliputi partisipasi olahraga, tujuan berolahraga, frekuensi dan intensitas berolahraga, jalur kegiatan olahraga, dan jenis olahraga. Aspek fasilitas olah raga meliputi lapangan/gelanggang olahraga, kelompok kegiatan olahraga, dan induk organisasi cabang olahraga. Kemudian Aspek prestasi olahraga meliputi sejarah perkembangan olahraga, prestasi nasional dan prestasi internasional.
6
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
DATA SUSENAS
METODE ANALISIS
KONSEP DEFINISI
METODOLOGI 2.1
2
Sumber Data “Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan
2014” menggunakan beberapa sumber data, diantaranya adalah data yang dihasilkan oleh BPS, data dari Kemenpora, dan data dari media cetak. Namun demikian, sumber data utama yang digunakan adalah data yang berasal dari hasil survei yang dilaksanakan oleh BPS.
Berikut
adalah sumber data utama dalam “Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan 2014”: A. Bab Terkait Kepemudaan Pada bab yang terkait tema kepemudaan, digunakan sumber data utama yang berasal dari : 1. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor Tahun 2014, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran makro mengenai kondisi dan potensi pemuda dari sisi demografi, kesehatan, ketenagakerjaan dan pendidikan. 2. Data Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan Tahun 2012, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran makro mengenai keterangan kegiatan sosial budaya termasuk olahraga yang dilakukan oleh pemuda.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
9
3. Data hasil Survei Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas) Agustus Tahun
2014,
untuk
memperoleh
gambaran
mengenai
ketenagakerjaan pemuda. B. Bab Terkait Keolahragaan Pada bab yang terkait tema kepemudaan, digunakan sumber data utama yang berasal dari : 1. Data
hasil
pendataan
Potensi
Desa
(Podes)
yang
diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS), sebagai dasar untuk
memperoleh
gambaran
mengenai
fasilitas
dan
perkumpulan olahraga. Data Podes yang digunakan dalam analisis mencakup lima series data, yaitu data Podes tahun 2003, 2005, 2008, 2011, dan 2014. 2. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) yang diselenggarakan oleh BPS, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran mengenai partisipasi olahraga yang dilakukan masyarakat. Data Modul Sosial Budaya dan Pendidikan Susenas yang digunakan dalam analisis mencakup empat series data, yaitu data tahun 2003, 2006, 2009, dan 2012. 2.2
Ruang Lingkup Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan 2014
disajikan pada level provinsi dan nasional. Cakupan series data untuk beberapa indikator kepemudaan dan keolahragaan secara umum adalah antara tahun 2003 hingga tahun 2014. Khusus untuk data yang bersumber dari Susenas MSBP series data hanya disajikan hingga tahun 2012. Hal ini dikarenakan data terakhir Susenas MSBP yang tersedia adalah hasil dari pelaksanaan Susenas MSBP tahun 2012.
10
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
2.3
Konsep dan Definisi Terdapat beberapa istilah ataupun indikator yang digunakan
dalam “Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan 2014”. Untuk menghindari perbedaan pemahaman dan interpretasi terhadap istilah atau indikator tersebut, maka perlu dijelaskan konsep dan definisi setiap istilah ataupun indikator yang disajikan. Penjelasan konsep dan definisi beberapa variabel atau jenis data yang digunakan publikasi ini berasal dari konsep dan definisi operasional yang digunakan dalam survei yang menjadi sumber data publikasi, yaitu Podes, Susenas Kor, Susenas MSBP, dan Sakernas. Berikut penjelasan konsep dan definisi istilah ataupun indikator yang digunakan: Rumah Tangga Biasa adalahseseorang atau sekelompok orang yang mendiami atau tinggal bersama di sebagian atau seluruh bangunan fisik/bangunan sensus dan biasanya makan dari satu dapur. Yang dimaksud satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola menjadi satu. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa. Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang pada waktu pencacahan berada di rumah tangga tersebut maupun yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan dan tidak berniat pindah. Tidak termasuk anggota rumah tangga yaitu orang yang telah bepergian selama 6 bulan atau lebih, atau kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah (akan meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih). Di sisi lain, orang yang telah 6 bulan atau lebih tinggal di rumah tangga yang sedang dicacah atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap dianggap sebagai anggota rumah tangga dari rumah tangga yang sedang dicacah tersebut.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
11
Pemuda adalah penduduk berumur 16-30 tahun. Kawin adalah mempunyai isteri (bagi pria) atau suami (bagi wanita) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun tinggal terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami isteri. Cerai hidup adalah berpisah
sebagai suami-isteri karena bercerai
dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/isteri ditinggalkan oleh isteri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi mengaku pernah hamil, dianggap sebagai cerai hidup. Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau isterinya dan belum kawin lagi. Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan pada suatu daerah dan pada waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Buta Huruf adalah tidak dapat membaca surat atau kalimat sederhana dengan suatu huruf, termasuk huruf Braille. Orang cacat yang pernah dapat membaca dan menulis digolongkan tidak buta huruf. Angka Partisipasi Sekolah adalah nilai perbandingan (dalam persen) banyaknya penduduk yang bersekolah terhadap total penduduk, menurut batasan umur sekolah pada setiap jenjang pendidikan formal dan nonformal (Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SM). Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang sudah ditamatkan oleh seseorang yang sudah 12
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
tidak sekolah lagi atau jenjang pendidikan tertinggi yang pernah diduduki dan ditamatkan oleh seseorang yang masih bersekolah. Bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal (pendidikan dasar yaitu SD/sederajat
dan
SMP/sederajat,
pendidikan
menengah
yaitu
SMA/sederajat dan pendidikan tinggi yaitu PT/sederajat) maupun non formal (Paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA) yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Kementerian Agama (Kemenag), instansi lainnya negeri maupun swasta. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, meliputi SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat, SM/MA/sederajat dan PT. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Meliputi pendidikan kecakapan hidup (kursus), pendidikan anak usia dini (PAUD) atau pra-sekolah, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan (paket A, paket B, dan paket C) serta pendidikan lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan, termasuk mereka yang tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar. Belum tamat SD adalah pernah/sedang bersekolah di SD atau yang sederajat tetapi tidak/belum tamat. SD meliputi Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan sederajat.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
13
SMP meliputi jenjang pendidikan SMP Umum, Madrasah Tsanawiyah, SMP kejuruan dan sederajat. SM meliputi jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah dan sederajat. Diploma/Sarjana adalah program DI/DII/DIII atau mendapatkan gelar sarjana
muda
pada
suatu
akademi/perguruan
tinggi
yang
menyelenggarakan program diploma/mengeluarkan gelar sarjana muda, program pendidikan diploma IV, sarjana pada suatu perguruan tinggi, program pendidikan pasca sarjana (master atau doktor), spesialis 1 atau 2 pada suatu perguruan tinggi. Angkatan Kerja Pemuda adalah penduduk berumur 16 - 30 tahun yang selama seminggu sebelum pencacahan mempunyai pekerjaan, baik bekerja maupun sementara tidak bekerja, atau yang sedang mencari pekerjaan. Bukan Angkatan Kerja Pemuda adalah penduduk berumur 16-30tahun yang selama seminggu sebelum pencacahan hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, atau melakukan kegiatan lainnya. Dapat juga berarti tidak melakukan kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh/membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu sebelum pencacahan. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus (termasuk pekerja keluarga tanpa upah, yang membantu dalam kegiatan usaha/ekonomi). Menganggur adalah mereka yang termasuk angkatan kerja tetapi tidak bekerja. Mencari Pekerjaan adalah kegiatan dari mereka yang bekerja tetapi karena suatu hal masih mencari pekerjaan; atau mereka yang dibebas tugaskan dan akan dipanggil kembali tetapi sedang berusaha untuk 14
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang baru, yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, dengan atau tanpa mempekerjakan buruh/karyawan/pegawai dibayar maupun tak dibayar. Mempersiapkan suatu usaha yang dimaksud adalah apabila seseorang telah/sedang melakukan tindakan nyata seperti mengumpulkan modal atau alat, mencari lokasi, mengurus surat ijin usaha, dsb. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. TPAK dihitung dengan rumus: TPAK =
Jumlah Angkatan Kerja ———————————————— X 100% Jumlah Penduduk Usia Kerja
Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas. Namun pada publikasi ini umur dibatasi 16-30 tahun. Lapangan
Usaha
adalah
bidang
kegiatan
dari
pekerjaan/
perusahaan/instansi tempat seseorang bekerja. Status Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan, misalnya berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, berusaha dibantu buruh tetap, atau buruh/karyawan. Jam Kerja adalah jumlah waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja. Tingkat Pengangguran Terbuka adalah persentase angkatan kerja yang aktif mencari pekerjaan dan tidak sedang mempunyai pekerjaan. TPT dihitung dengan rumus: Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
15
TPT =
Jumlah Orang yang Mencari Pekerjaan ———————————————————— X 100% Jumlah Angkatan Kerja
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan baik karena penyakit, kecelakaan, kriminal dll. Sakit adalah menderita penyakit baik akut maupun kronis atau gangguan kesehatan lainnya yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu. Orang yang mempunyai keluhan kesehatan (misalnya masuk angin atau pilek) tetapi kegiatan sehari-harinya tidak terganggu dianggap tidak sakit. Olahraga adalah kegiatan seseorang dengan sengaja meluangkan waktunya untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani secara teratur, atau meningkatkan prestasi atau untuk hiburan. Kegiatan olahraga dapat berupa latihan atau pertandingan atau rekreasi/hiburan. Olahragawan/atlet adalah pengolahraga yang mengikuti pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk mencapai prestasi. Prestasi adalah hasil upaya maksimal yang dicapai olahragawan atau kelompok olahragawan (tim) dalam kegiatan olahraga. Prasarana Olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau penyelenggaraan keolahragaan. Sarana Olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga. Jalur Olahraga adalah wadah yang memfasilitasi seseorang melakukan olahraga. Jalur Sendiri apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga dengan inisiatif sendiri, tanpa ada yang mengkoordinasikan.
16
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Jalur Perkumpulan di Sekolah apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan oleh sekolah. Jalur Perkumpulan di Tempat Bekerja apabila seseorang melakukan kegiatan
olahraga
yang
dikoordinasikan
(kepengurusan
maupun
anggaran) oleh instansi tempat responden bekerja, misalnya pembelian net, raket, mendapat subsidi dari tempat bekerja. Jalur Lainnya apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan oleh jalur selain dari yang telah disebutkan di atas. Lapangan Olahraga adalah tempat melakukan olahraga yang ada di desa/kelurahan sesuai dengan persyaratan olahraga yang bersangkutan. Lapangan Sepakbola adalah lapangan yang diperuntukkan bagi prasarana cabang olahraga sepakbola dengan ukuran 110 m x 70 m, Lapangan sepakbola yang didalam lapangannya terdapat juga lapangan volley, tennis lapangan dan sebagainya masing-masing dihitung sendirisendiri. Lapangan Bola Basket adalah prasarana olahraga yang diperuntukkan bagi permainan bola basket dengan ukuran lapangan 28 m x 15 m dengan lantai terbuat dari beton. Lapangan Bola Voli adalah prasarana olahraga yang diperuntukkan bagi permainan bola voli dengan ukuran lapangan 18 m x 9 m dengan lantai terbuat dari tanah/beton. Lapangan Bulu Tangkis adalah prasarana olahraga yang diperuntukkan bagi permainan bulu tangkis dengan ukuran lapangan 14,40 m x 6,10 m dengan lantai terbuat dari tanah/beton. Kolam Renang adalah prasarana olahraga yang berupa bangunan kolam renang dan diperuntukkan bagi olahraga renang dengan ukuran kolam 20 m x 25 m atau 25 m x 15 m. Lapangan Tennis adalah prasarana olahraga yang diperuntukkan bagi olahraga tennis lapangan dengan ukuran lapangan 23,77 m x 10,97 m. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
17
Kelompok Kegiatan Olahraga adalah kelompok penduduk desa/ kelurahan dalam melakukan olahraga, tanpa memperhatikan apakah olahraga tersebut dilakukan didesa/kelurahan ini maupun di tempat lain. 2.4 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk tabel sederhana dan gambar/grafik untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Kajian ini juga mencakup analisis lintas sektor yang digunakan untuk melihat gambaran perbandingan kondisi dan situasi kegiatan olahraga antar wilayah provinsi, antar daerah perkotaan-perdesaan, maupun antara lakilaki dan perempuan (gender). Analisis trend juga disertakan dalam kajian ini dalam upaya untuk memperoleh gambaran secara rinci mengenai kecenderungan perkembangan kegiatan olahraga selama beberapa periode waktu. Statistik dan indikator yang disajikan dalam analisis ini secara keseluruhan mencakup statistik dan indikator sederhana berupa proporsi atau persentase, rata-rata dan rasio. Penyajian statistik dan indikator dalam bentuk persentase, rata-rata dan rasio didasarkan pada pertimbangan bahwa ukuran-ukuran tersebut relatif paling mudah dipahami pembaca.
18
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
3
KEPENDUDUKAN
Penduduk Indonesia menempati posisi ke empat dari segi jumlah setelah negara Republik Rakyat China, India dan Amerika Serikat. Salah satu kelompok usia yang memiliki jumlah terbesar di Indonesia adalah generasi muda atau yang disebut dengan pemuda. Selain jumlah, potensi besar lainnya dari pemuda adalah produktivitas yang dapat menjadi pilar dalam mendukung pembangunan nasional. Perencanaan dan kebijakan yang tepat dalam peningkatan kualitas pemuda diperlukan agar pemuda tidak menjadi beban pembangunan. Salah satu komponen penting dalam perencanaan pembangunan kepemudaan adalah data kependudukan, yang sangat diperlukan
khususnya
dalam
perencanaan
input
dan
output
pembangunan. Input pembangunan yang digunakan sebagai rujukan untuk
memperkirakan
jumlah
SDM
yang
berperan
dalam
pembangunan adalah data dasar kependudukan yang berkaitan dengan jumlah dan struktur penduduk. Data dasar kependudukan berguna sebagai output pembangunan untuk menentukan kelompok sasaran pembangunan. Karakteristik pemuda yang berkaitan dengan kependudukan dibahas dalam bagian kependudukan. Karakteristik tersebut antara lain jumlah pemuda, distribusi dan struktur/komposisi pemuda, jenis kelamin, umur, status perkawinan dan hubungan dengan kepala rumah tangga.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
21
3.1 Jumlah dan Distribusi Pemuda Pemuda menempati posisi strategis, baik sebagai pelaku pembangunan di masa sekarang maupun penerus pembangunan di masa datang. Selain jumlah pemuda yang semakin banyak, kualitas pemuda juga merupakan potensi dan aset pembangunan nasional. Ulasan berikut memberikan gambaran mengenai jumlah dan distribusi pemuda dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 menurut tipe daerah dan jenis kelamin. Tabel 3.1 Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2014 Kelompok Umur (Tahun)
Perkotaan (%)
Perdesaan (%)
(1)
(2)
< 16
Perkotaan+Perdesaan %
Jumlah Penduduk
(3)
(4)
(5)
29,18
31,68
30,42
76 677 464
16 – 30
25,92
23,14
24,53
61 834 687
> 30
44,90
45,19
45,04
113 523 498
Total
100,00
100,00
100,00
252 035 649
10 +
81,65
80,60
81,13
204 476 465
15 +
72,43
70,04
71,24
179 549 198
Sumber: BPS RI - Susenas 2014
Berdasarkan hasil Susenas Tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia sekitar 252,04 juta jiwa (lihat Tabel 3.1). Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa jumlah pemuda Indonesia (penduduk berusia 16-30 tahun) sekitar 61,83 juta jiwa atau 24,53 persen dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Dibedakan menurut kelompok umur, terlihat bahwa persentase kelompok pemuda adalah yang paling kecil jika dibandingkan dengan persentase penduduk usia di bawah 16 tahun (30,42 persen) serta penduduk di atas 30 tahun (45,04 persen).
22
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Bonus demografi merupakan salah satu fenomena yang dialami Indonesia. Ditandai dengan semakin besarnya komposisi penduduk berusia muda. Perkembangan distribusi dan persentase pemuda tahun 2012-2014 menurut tipe daerah dan jenis kelamin tersaji pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Persentase dan Perkiraan Jumlah Pemuda Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2012-2014 Persentase (Perkiraan Jumlah)
Tipe Daerah / Jenis Kelamin
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
26,14
26,16
25,92
(32 081 805)
(32 613 205)
(32 751 571)
23,44
23,42
23,14
(28 793 555)
(29 134 930)
(29 083 116)
24,79
24,88
24,53
(60 875 360)
(61 748 135)
(61 834 687)
(1)
Tipe Daerah Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D Jenis Kelamin Laki-laki (L)
24,87
26,16
24,57
(30 685 428)
(32 613 205)
(31 123 208)
24,71
23,42
24,49
(30 189 932)
(29 134 930)
(30 711 479)
24,79
24,88
24,53
(60 875 360)
(61 748 135)
(61 834 687)
Perempuan (P) L+P
Sumber: BPS RI – Susenas 2012, 2013, dan 2014
Jumlah pemuda antara tahun 2012-2014 cenderung meningkat, dari 60,88 juta pada tahun 2012 menjadi sekitar 61,83 juta pada tahun 2014. Sementara dari sisi persentase ada kecenderungan penurunan dari tahun 2012 sebesar 24,79 persen menjadi 24,53 persen pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan
pertambahan penduduk pada kelompok
umur di luar kelompok umur pemuda jauh lebih besar dibandingkan pertambahan jumlah pemuda.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
23
Kecenderungan
kenaikan
jumlah
pemuda
juga
terjadi
di
perkotaan, dari 32,08 juta pada tahun 2012 menjadi 32,75 juta pada tahun
2014.
Sedangkan
di
perdesaan
terjadi
sebaliknya,
ada
kecenderungan jumlah pemuda turun dari 23,44 juta menjadi 23,14 juta. Fenomena ini terjadi mungkin didorong oleh adanya perpindahan pemuda dari perdesaan ke perkotaan untuk bekerja atau melanjutkan sekolah. Antara tahun 2012-2014, jumlah dan persentase pemuda laki-laki lebih besar dibandingkan pemuda perempuan. Selisih terbesar terjadi pada tahun 2013, sebesar 2,74 persen (3,48 juta). Jumlah dan persentase pemuda laki-laki dan pemuda perempuan memiliki pola yang berbeda antara tahun 2012-2014. Jumlah dan persentase pemuda lakilaki memiliki kecenderungan meningkat antara tahun 2012-2013 dan kemudian menurun antara tahun 2013-2014, sedangkan pemuda perempuan memiliki pola menurun antara tahun 2012-2013 dan kemudian meningkat antara tahun 2013-2014. Tabel 3.3 Persentase Pemuda Menurut Pulau dan Jenis Kelamin, 2014 Pulau
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
Sumatera
22,54
22,18
22,36
Jawa
55,81
56,08
55,95
Kalimantan
6,40
6,17
6,28
Sulawesi
7,26
7,35
7,31
Pulau Lainnya
7,99
8,21
8,10
Indonesia
100,00
100,00
100,00
Sumber: BPS RI - Susenas 2014
Tabel 3.3 menunjukkan penyebaran atau distribusi pemuda menurut pulau. Sekitar 55,95 persen pemuda berada di pulau Jawa. Sisanya berada di pulau Sumatera (22,36 persen), kemudian Sulawesi 24
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
(7,31 persen), dan Kalimantan (6,28 persen). Sedangkan yang berada di Pulau Lainnya seperti Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua sebesar 8,10 persen. Lampiran Tabel 3.1.3 memperlihatkan jumlah dan persentase pemuda pada tahun 2014 menurut provinsi. Tiga provinsi di Pulau Jawa merupakan provinsi dengan jumlah pemuda terbesar, berturut-turut Provinsi Jawa Barat (11,56 juta), Jawa Timur (8,62 juta), dan Jawa Tengah (7,45 juta). Sementara provinsi yang memiliki jumlah pemuda yang paling sedikit adalah Papua Barat (213,95 ribu jiwa), Gorontalo (282,34 ribu jiwa), dan Maluku Utara (292,65 ribu jiwa). 3.2 Komposisi Pemuda Menurut Jenis Kelamin Komposisi pemuda menurut jenis kelamin disajikan pada Tabel 3.4. Terlihat bahwa persentase pemuda laki-laki lebih tinggi dibandingkan pemuda perempuan. Pemuda laki-laki sebanyak 50,33 persen (31,12 juta), sedangkankan pemuda perempuan sekitar 49,67 persen (30,71 juta). Pola yang sama terjadi di perkotaan dan di perdesaan. Sebanyak 50,19 persen (16,44 juta) pemuda laki-laki berada di perkotaan, sementara pemuda perempuan sebesar 49,81 persen (32,75 juta). Selanjutnya, di perdesaan ada sekitar 50,49 persen (14,69 juta) pemuda laki-laki dan 49,51 persen (14,40 juta) pemuda perempuan. Tabel 3.4 Perkiraan Jumlah dan Persentase Pemuda Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014 Tipe Daerah (1)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Perkotaan (K) 16 437 802
50,19 16 313 768
49,81 32 751 571
100,00
Pedesaan (D) 14 685 406
50,49 14 397 710
49,51 29 083 116
100,00
K+D
50,33 30 711 479
49,67 61 834 687
100,00
31 123 208
Sumber: BPS RI - Susenas 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
25
Selanjutnya, komposisi pemuda menurut jenis kelamin dan provinsi tersaji pada Tabel 3.2.3. Lebih dari separuh provinsi (23 provinsi) memiliki persentase pemuda laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Sepuluh provinsi lainnya memiliki pola persentase pemuda perempuan lebih besar dibandingkan pemuda laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari persentase pemuda perempuan yang lebih besar dari 50 persen. Kesepuluh provinsi tersebut yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Tabel 3.5 Angka Rasio Jenis Kelamin Pemuda Menurut Tipe Daerah, 2014 Tipe Daerah
Rasio Jenis Kelamin
(1)
(2)
Perkotaan
100,76
Perdesaan
102,00
Perkotaan+Perdesaan
101,34
Sumber: BPS RI - Susenas 2014
Adapun secara nasional, angka rasio jenis kelamin pemuda sebesar 101,34 yang berarti bahwa secara rata-rata dalam setiap 100 pemuda perempuan terdapat sekitar 101 pemuda laki-laki. Pola yang sama
terdapat di perkotaan dan perdesaan, masing-masing sebesar
100,76 dan 102,00. Hal ini menunjukkan laki-laki merupakan komponen terbesar dalam populasi pemuda. 3.3 Komposisi Pemuda menurut Kelompok Umur Struktur umur penduduk digunakan untuk menganalisis hasil dan dampak
pembangunan
di
bidang
kependudukan.
Gambar
3.1
memperlihatkan struktur umur pemuda menurut kelompok umur 16-20 tahun, 21-25 tahun dan 26-30 tahun. Komponen terbesar pemuda 26
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
terdapat pada kelompok umur 26-30 tahun dengan persentase sebesar 34,69 persen, diikuti pemuda pada kelompok umur 21-25 tahun dengan persentase sebesar 33,08 persen, dan kelompok umur 16-20 tahun sebesar 32,23 persen. Gambar 3.1 Persentase Pemuda Menurut Kelompok Umur (Tahun) dan Tipe Daerah, 2014 35,80
36,00
34,69
35,00 33,94 33,72
34,00 33,08 33,00
32,35 32,09
32,23
32,11
32,00 31,00 30,00
16-20 Perkotaan
21-25 Perdesaan
26-30 Perkotaan+Perdesaan
Sumber: BPS RI - Susenas 2014
Jika dikaji berdasarkan tipe daerah, terlihat adanya perbedaan komposisi keberadaan pemuda pada masing-masing kelompok umur. Di perkotaan, komponen pemuda terbesar berada dalam kelompok umur 21-25 tahun dengan persentase sebesar 33,94 persen, diikuti oleh kelompok umur 26-30 tahun sebesar 33,72 persen dan yang terkecil adalah kelompok umur 16-20 tahun (32,25 persen). Distribusi kelompok umur tersebut memiliki pola berbeda di perdesaan. Komponen terbesar pemuda di perdesaan pada kelompok umur 26-30 tahun yang sebesar 35,80 persen, kemudian kelompok umur 21-25 tahun (32,11 persen), dan yang terakhir kelompok umur 16-20 tahun (32,09 persen). Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
27
3.4 Komposisi Pemuda Menurut Status Perkawinan Dalam UU No. 1 tahun 1974 Pasal 7 ayat (1) dinyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun. Kenyataannya masih terdapat perkawinan di usia muda yang umumnya terjadi di daerah perdesaan terutama pada penduduk perempuan. Hasil Susenas tahun 2014 (Gambar 3.2) menunjukkan bahwa lebih dari separuh pemuda atau sekitar 54,11 persen pemuda mempunyai status belum kawin, sebesar 44,45 persen berstatus kawin dan sisanya adalah mereka yang berstatus cerai hidup/mati (1,44 persen). Gambar 3.2 Persentase Pemuda Menurut Jenis Kelamin dan Status Perkawinan, 2014 70
66,93
60
56,84
54,11
50
44,45
41,12
40
32,22
30 20 10 0,85
2,05
1,44
0 Belum kawin
Kawin
Laki-laki
Cerai hidup/mati
Perempuan
Total
Sumber: BPS RI - Susenas 2014
Berdasarkan Gambar 3.2 terlihat adanya perbedaan pola status perkawinan 28
antara
pemuda
laki-laki
dan
pemuda
perempuan.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Persentase pemuda perempuan yang berstatus kawin lebih tinggi jika dibandingkan pemuda laki-laki dengan status yang sama, masingmasing sebesar 56,84 persen dan 32,22 persen. Sedangkan pemuda dengan
status
belum
kawin,
laki-laki
lebih
tinggi
dibandingkan
perempuan (66,93 persen berbanding 41,12 persen). Perbedaan kedua angka ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa pemuda perempuan pada umumnya lebih banyak yang sudah berkeluarga di usia muda dibandingkan dengan laki-laki. Gambar 3.3 Persentase Pemuda Menurut Status Perkawinan, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
80
Perkotaan
71,51
Perdesaan
70 60
49,38 48,62
50 40 30
66,15
61,81
37,18 31,75
27,79
20 0,70
10
1,01
2,00
2,10
0 Laki-laki
Perempuan
Belum kawin
Laki-laki Kawin
Perempuan Cerai hidup/mati
Sumber: BPS RI - Susenas 2014
Menurut
tempat
tinggal
dan
status
perkawinan,
ada
kecenderungan di perdesaan lebih banyak pemuda yang berstatus kawin, baik laki-laki maupun perempuan, dibandingkan di perkotaan (lihat Gambar 3.3). Persentase pemuda laki-laki yang berstatus kawin di perkotaan sebesar
27,79 persen, jauh lebih kecil dibandingkan di
perdesaan yang mencapai sekitar 37,18 persen. Pola yang sama terjadi pada pemuda perempuan, hampir setengah dari pemuda perempuan di Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
29
perkotaan berstatus kawin (48,62 persen), sedangkan di perdesaan hampir dua per tiga pemuda perempuan (66,15 persen) berstatus kawin. Di sisi lain, persentase pemuda yang belum kawin cenderung lebih banyak di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Persentase pemuda laki-laki yang belum kawin di perkotaan sebesar 71,51 persen dan
pemuda
perempuan
sebesar
49,38
persen,
lebih
banyak
dibandingkan di perdesaan, yang masing-masing sebesar 61,81 persen untuk pemuda laki-laki dan 31,75 persen untuk pemuda perempuan. Diamati lebih jauh dari kelompok umur, ternyata pada kelompok umur muda (16-20 tahun) masih ditemukan pemuda yang berstatus pernah kawin (kawin, cerai hidup, atau cerai mati), sekitar 11,49 persen persen. Persentase pemuda 16-20 tahun yang pernah kawin terbesar ada di perdesaan (16,03 persen) dibanding di perkotaan yang hanya sekitar 7,49 persen. Hal ini tersaji pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Persentase Pemuda yang Pernah Kawin Menurut Kelompok Umur, Tipe daerah dan Jenis Kelamin, 2009 Perkotaan (K) Kelompok Umur Laki- Perem(Tahun) laki puan L + P (L) (P)
Perdesaan (D) Lakilaki (L)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
16 – 20
1,32
6,17
7,49
2,37
21 – 25
11,06
25,66
36,72
26 – 30
30,02
43,04
73,06
K+D
Perempuan L + P (P) (6)
(7)
Laki- Peremlaki puan (L) (P)
L+P
(8)
(9)
(10)
13,66 16,03
1,81
9,68
11,49
17,84
38,75 56,59
14,16
31,64
45,79
35,74
47,38 83,12
32,79
45,15
77,94
Sumber: BPS RI - Susenas 2014
Dari Tabel 3.6 terlihat bahwa persentase pemuda perempuan yang pernah kawin lebih besar dibandingkan pemuda laki-laki baik di perkotaan maupun di perdesaan. Di perkotaan, perbandingan pemuda laki-laki dan pemuda perempuan yang pernah kawin adalah 1,32 persen berbanding 6,17 persen, sedangkan di perdesaan perbandingannya 2,37 30
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
persen dan 13,66 persen. Keadaan seperti ini patut disayangkan, karena pada kelompok umur ini merupakan kelompok umur yang seharusnya masih mengikuti pendidikan di bangku sekolah. Persentase pemuda yang termasuk kelompok umur 21-25 tahun dan berstatus pernah kawin juga cukup besar, terutama pemuda perempuan yang mencapai lebih dari sepertiga (satu dari tiga pemuda perempuan), sedangkan pemuda laki-laki sekitar 25,66 persen (satu dari empat pemuda laki-laki). Sedangkan secara umum, pemuda laki-laki yang pernah kawin sekitar 14,16 persen dan pemuda perempuan sebesar 31,64 persen. 3.5 Komposisi Pemuda Menurut Status Dalam Rumah Tangga Satu rumah tangga dipimpin oleh seorang kepala rumah tangga. Kedudukan kepala rumah tangga sangat penting perannya dalam menentukan kelangsungan dan keberadaan rumah tangga. Selain kepala rumah tangga harus bertanggung jawab secara ekonomis untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggotanya, kepala rumah tangga juga harus mengatur dan memimpin anggota rumah tangganya, serta berperan sebagai pengambil keputusan. Orang kedua setelah kepala rumah tangga yang juga berperan penting dalam mengelola kegiatan sehari-hari rumah tangga adalah isteri/suami kepala rumah tangga. Sejalan dengan itu, kepala rumah tangga dan isteri/suami dari kepala rumah tangga memegang peranan yang penting dan strategis dalam setiap rumah tangga. Seperti yang sudah dikemukan sebelumnya, pemuda merupakan kelompok penduduk atau sumber daya manusia yang paling potensial dibandingkan dengan kelompok penduduk lainnya. Potensi para pemuda ini antara lain terlihat dari peranan atau status mereka dalam rumah tangga. Tabel 3.7 menyajikan peranan pemuda dalam rumah tangga yang paling besar berturut-turut adalah sebagai isteri/suami dari kepala rumah tangga (17,35 persen) dan sebagai kepala rumah tangga (11,38 persen). Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
31
Tabel 3.7 Persentase Pemuda Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Status dalam Rumah Tangga, 2014 Tipe Daerah/ Jenis Kelamin (1)
Status dalam Rumah Tangga Kepala Rumah Isteri/Suami Tangga
Anak
Lainnya
(4)
(5)
(2)
(3)
19,26
0,10
63,73
16,92
3,65
29,83
50,80
15,73
11,48
14,90
57,29
16,33
21,18
0,10
62,83
15,89
1,16
40,51
44,60
13,73
11,27
20,11
53,81
14,82
20,16
0,10
63,30
16,43
2,48
34,84
47,89
14,79
11,38
17,35
55,65
15,62
Perkotaan (K) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P Perdesaan (D) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P K+D Laki-laki (L) Perempuan (L) L+P
Sumber: BPS RI - Susenas 2014
Dilihat berdasarkan tipe daerah, persentase pemuda yang berstatus sebagai kepala rumah tangga di daerah perkotaan (11,48 persen) lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan (11,27 persen). Sedangkan persentase pemuda yang berstatus isteri/suami di daerah perkotaan (14,90 persen) lebih kecil dibandingkan daerah perdesaan (20,11 persen). Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa pemuda laki-laki lebih banyak yang berkedudukan sebagai kepala rumah tangga (laki-laki sebesar 20,16 persen dibanding perempuan sebesar 2,48 persen). Sementara itu, pemuda perempuan sebagian besar berkedudukan sebagai isteri/suami (perempuan sebesar 34,84 persen dibanding laki-laki sebesar 0,10 persen).
32
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
4
PENDIDIKAN
Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tercantum dalam pembukaan Undang – Undang Dasar (UUD) 1945 adalah
mencerdaskan
kehidupan
bangsa.
Untuk
meningkatkan
kecerdasan bangsa, tentu harus ditunjang dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu proses untuk menciptakan SDM yang berkualitas adalah dengan penyelenggaraan pendidikan yang baik. UUD 1945 Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32, mengamanatkan
bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan untuk menghadapi tantangan dan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender. Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) yang akan mendorong tegaknya pembangunan. Pemuda sebagai pewaris bangsa harus berkualitas. Kualitas pemuda salah satunya dilihat dari sisi pendidikan. Pendidikan bagi pemuda mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja. Perhatian Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
35
dan pembinaan pendidikan pemuda harus terus ditingkatkan agar pemuda yang merupakan potensi bangsa dapat memberikan kontribusi efektif terhadap pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga kerja potensial yang pada akhirnya mendorong percepatan laju pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pembangunan. Untuk melihat gambaran pendidikan pemuda Indonesia, pada bab ini akan dibahas indikator pendidikan pemuda diantaranya angka partisipasi sekolah, angka buta huruf, rata-rata lama sekolah dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. 4.1 Partisipasi Pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan. SDM yang berkualitas dapat tersedia dengan adanya pendidikan yang berkualitas, utamanya pendidikan bagi generasi muda. Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dimulai dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan di tingkat dasar, menengah dan tinggi. Upaya terus menerus tersebut dilakukan melalui berbagai program seperti Wajib Belajar 6 tahun atau Wajib Belajar 9 tahun. Perluasan
kesempatan
untuk
mengecap
pendidikan
bagi
penduduk, terutama generasi muda (pemuda), dapat diukur menggunakan indikator partisipasi sekolah, yang memberikan indikasi peran serta dan kontribusi pemuda dalam kegiatan pendidikan. Besarnya akses pemuda pada kegiatan sekolah ditunjukkan oleh persentase pemuda yang sedang/pernah
bersekolah
terhadap
populasi
pemuda
secara
keseluruhan. Semakin tinggi persentase pemuda yang sedang/pernah bersekolah menunjukkan akses pemuda pada kegiatan sekolah semakin tinggi atau semakin luasnya kesempatan yang diberikan kepada pemuda untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Sebaliknya, semakin rendah persentase pemuda yang sedang/pernah bersekolah menunjukkan semakin rendahnya akses pemuda terhadap kegiatan pendidikan. 36
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 4.1 menyajikan persentase pemuda menurut tipe daerah, jenis kelamin serta partisipasi sekolah untuk pendidikan formal + non formal. Masih sekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal (pendidikan dasar yaitu SD/MI dan SMP/MTs, pendidikan menengah yaitu SMA/SMK/MA dan pendidikan tinggi yaitu PT) maupun pendidikan non formal (Paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA) yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama (Kemenag), Instansi Negeri lain maupun Instansi Swasta. Tabel 4.1 Persentase Pemuda Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Partisipasi Sekolah, 2014 Formal + Non Formal Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Jumlah
Tidak Pernah Sekolah
Masih Sekolah
Tidak Sekolah lagi
(2)
(3)
(4)
(5)
Laki-laki (L)
0,45
27,05
72,49
100,00
Perempuan (P)
0,36
26,41
73,23
100,00
L+P
0,41
26,73
72,86
100,00
Laki-laki (L)
1,50
20,45
78,04
100,00
Perempuan (P)
2,06
19,35
78,60
100,00
L+P
1,78
19,91
78,32
100,00
Laki-laki (L)
0,95
23,94
75,11
100,00
Perempuan (P)
1,16
23,10
75,75
100,00
L+P
1,05
23,52
75,43
100,00
(1)
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Dari Tabel 4.1 tersebut terlihat bahwa pemuda yang tidak pernah sekolah sebesar 1,05 persen, yang masih sekolah sebesar 23,52 persen, dan pemuda yang sudah tidak bersekolah lagi sebesar 75,43 persen. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
37
Adanya pemuda yang tidak pernah sekolah menunjukkan bahwa masih terdapat pemuda yang tidak pernah menikmati pendidikan. Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa persentase pemuda yang masih bersekolah di daerah perkotaan (26,73 persen) lebih besar dibandingkan perdesaan yang hanya sebesar 19,91 persen. Selanjutnya pada Tabel 4.1 juga terlihat, persentase pemuda perkotaan yang tidak pernah sekolah sebesar 0,41 persen, sedangkan persentase di perdesaan empat kali lebih tinggi yaitu sebesar 1,78 persen. Hal ini diduga karena akses pendidikan pemuda di daerah perkotaan jauh lebih baik dibandingkan dengan di daerah perdesaan, dan ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan
di perkotaan yang lebih lengkap dan lebih
memadai dibandingkan dengan di perdesaan. Akses pemuda pada pendidikan juga dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin. Pada Tabel 4.1, terlihat bahwa persentase pemuda perempuan yang tidak/belum pernah sekolah lebih tinggi dari pemuda laki-laki. Persentase pemuda perempuan yang tidak pernah sekolah secara keseluruhan tercatat sebesar 1,16 persen, sedangkan untuk pemuda laki-laki sebesar 0,95 persen. Kesenjangan terhadap akses pendidikan antar jenis kelamin ditemukan baik di perkotaan maupun perdesaan. Di daerah perkotaan persentase pemuda perempuan yang tidak/belum pernah sekolah tercatat sebesar 0,36 persen dan laki-laki sebesar 0,45 persen. Di daerah perdesaan persentase pemuda perempuan yang tidak pernah sekolah sebesar 2,06 persen dan 1,50 persen untuk pemuda laki-laki. Faktor demografis lain yang juga sangat mempengaruhi akses generasi muda pada pendidikan antara lain adalah umur. Semakin tinggi kelompok umur semakin rendah tingkat partisipasi sekolahnya. Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa terdapat pemuda usia 16-18 tahun yang saat ini tidak bersekolah sebesar 0,83 persen dan tidak sekolah lagi sebesar 42,97 pesen. Meskipun di usia ini bukan merupakan usia wajib sekolah, namun hal ini menunjukan bahwa masih terdapat pemuda usia 38
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
produktif yang tidak meneruskan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Pada Tabel 4.2 juga menunjukan semakin rendah kelompok umur semakin rendah persentase yang tidak pernah sekolah. Persentase pemuda yang tidak pernah sekolah pada kelompok umur 16-18 tahun sebesar 0,83 persen, 19-24 tahun sebesar 0,97 persen dan kelompok umur 25-30 tahun sebesar 1,33 persen. Tabel 4.2 Persentase Pemuda Menurut Kelompok Umur dan Partisipasi Sekolah, 2014 Formal + Non Formal
Kelompok Umur (Tahun)
Tidak Pernah Sekolah
Masih Sekolah
Tidak Sekolah lagi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
16 – 18
0,83
56,20
42,97
100,00
19 – 24
0,97
14,76
84,27
100,00
25 – 30
1,33
1,52
97,15
100,00
16 – 30
1,05
23,52
75,43
100,00
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Dilihat berdasarkan distribusi sebarannya, partisipasi pendidikan pemuda di berbagai provinsi bervariasi (Lampiran Tabel 4.2.3). Persentase pemuda yang tidak pernah sekolah berkisar antara 0,11 persen
hingga
2,49
persen
kecuali
di
Provinsi
Papua
yang
persentasenya mencapai 24,61 persen. Persentase pemuda yang tidak sekolah lagi diberbagai provinsi sebarannya berkisar antara 54,98 persen hingga 81,48 persen, dengan persentase terendah terdapat di Provinsi Papua dan tertinggi terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Angka Partisipasi Sekolah (APS) digunakan untuk melihat seberapa banyak penduduk yang saat ini memanfaatkan fasilitas pendidikan yaitu penduduk yang masih sekolah. APS merupakan Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
39
ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Partisipasi sekolah merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses pada pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Indikator ini juga dapat digunakan untuk melihat struktur kegiatan penduduk yang berkaitan dengan sekolah. Tabel 4.3 Angka Partisipasi Sekolah Formal dan Formal + Nonformal Pemuda Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Formal
Formal + Non Formal
16-18
19-24
25-30
16-30
16-18
19-24
25-30
16-30
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Laki-laki
74,03
28,01
3,06
26,96
74,28
28,11
3,08
27,05
Perempuan
75,34
27,85
1,98
26,35
75,53
27,90
1,99
26,41
L+P
74,68
27,93
2,51
26,65
74,90
28,01
2,53
26,73
Laki-laki
65,24
16,55
1,29
20,38
65,40
16,62
1,31
20,45
Perempuan
65,34
16,01
1,23
19,27
65,46
16,14
1,25
19,35
L+P
65,29
16,28
1,26
19,83
65,43
16,38
1,28
19,91
Laki-laki
69,70
22,89
2,20
23,85
69,91
22,98
2,22
23,94
Perempuan
70,58
22,58
1,61
23,03
70,73
22,66
1,63
23,10
L+P
70,13
22,74
1,90
23,44
70,31
22,82
1,92
23,52
(1)
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Tabel 4.3 secara rinci menyajikan APS pendidikan formal pemuda dan APS pendidikan formal + non formal pemuda menurut tipe daerah, jenis kelamin, dan kelompok umur. APS kelompok usia sekolah (16-18 tahun dan 19-24 tahun) lebih tinggi dibandingkan kelompok diatas usia sekolah (25-30 tahun). Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa baik pada kelompok umur 19-24 tahun dan 25-30 tahun, APS pemuda laki-laki 40
sedikit lebih tinggi dibandingkan APS perempuan. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Pada APS pemuda perempuan seiring dengan peningkatan kelompok usia terjadi penurunan yang cukup signifikan. Kecenderungan makin menurunnya APS penduduk perempuan pada usia yang semakin tinggi diduga
berkaitan
faktor
“sex
preference”
yaitu
kecenderungan
mengutamakan anak laki-laki untuk bersekolah dibandingkan anak perempuan.
Kondisi ini
juga sejalan dengan Tabel 3.6
yang
menggambarkan bahwa status pemuda perempuan yang kawin lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda laki-laki. Pada Tabel 4.3 juga ditampilkan APS pemuda di daerah perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan. Pola tersebut terlihat baik bagi pemuda laki-laki maupun perempuan. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa pemuda di daerah perkotaan memiliki kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah perdesaan. 4.2 Angka Buta Huruf Membaca merupakan proses awal dalam sebuah perubahan menuju masyarakat bangsa yang maju dan madani. Dalam “EFA Global Monitoring Report, Literacy for Life” (2006), UNESCO menyimpulkan terdapat korelasi yang kuat antara kemampuan membaca dengan investasi
dan
kinerja
seseorang.
Membaca
(keaksaraan)
akan
mempermudah seseorang untuk memahami informasi terkait bidang kerja dan berbagai aspek lain menyangkut peningkatan kualitas hidup. Laporan tersebut menilai bahwa buta aksara merupakan masalah yang dimiliki oleh sebagian besar negara-negara dunia yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Buta aksara sangat terkait dengan kemiskinan, keterbelakangan,
kebodohan
serta
ketidakberdayaan
masyarakat.
Penduduk buta aksara tidak hanya terdapat di negara berkembang dan berpenduduk besar tetapi juga di negara maju termasuk Inggris dan Amerika Serikat. (Fauziah Rahmah Lubis, Agustus 2008).
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
41
Buta aksara atau buta huruf dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan membaca, lawan katanya adalah melek aksara (juga disebut dengan melek huruf) yaitu kemampuan membaca. Biasanya, tingkat melek aksara dihitung dari persentase populasi dewasa yang bisa membaca dan menulis. Dalam perkembangan modern kata melek aksara diartikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorang dapat menyampaikan idenya dalam masyarakat yang mampu baca-tulis. Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) memiliki definisi sebagai berikut: “ Melek aksara adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti, menerjemahkan, membuat, mengkomunikasikan dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan cetak dan tulisan yang berkaitan dengan berbagai situasi. “ Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya, dimana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas. Angka
melek
aksara
adalah
tolok
ukur
penting
dalam
mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di suatu daerah. Indikator ini merupakan salah satu komponen penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tingkat buta aksara di Indonesia masih tinggi. Lima penyebab utama, yakni 1) tingginya angka putus Sekolah Dasar (SD), 2) beratnya kondisi geografis Indonesia, 3) munculnya penyandang buta aksara baru, 4) pengaruh faktor sosiologis masyarakat, 5) serta kembalinya seseorang menjadi penderita buta aksara. Hal ini memperlihatkan bahwa pemberantasan buta aksara merupakan pekerjaan yang tidak mudah. 42
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Berbagai upaya dalam pemberantasan buta aksara telah dilakukan oleh pemerintah. Secara operasional perhatian khusus mengenai buta aksara ditindaklanjuti dalam Inpres RI No. 5 Tahun 2006 tentang Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara serta berbagai program yang telah dijalankan, diantaranya adalah kursus A-BC, Program Pemberantasan Buta Huruf Fungsional, Kejar Paket A, dan saat ini yang paling populer yaitu program Keaksaraan Fungsional (KF) yang dijalankan oleh pemerintah sejak tahun 1995. Program ini dimaksudkan
untuk
memberantas
kebutaaksaraan
dengan
fokus
kegiatan melalui diskusi, membaca, menulis, berhitung dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam aktivitas yang berkaitan dengan kebutuhan keseharian. Bentuk penghargaan atas mereka yang mengikuti kegiatan keaksaraan dan dinyatakan lulus, diberikan sertifikat “SUKMA” (Surat Keterangan Melek Aksara). Pada Tabel 4.4 ditampilkan persentase pemuda buta huruf menurut tipe daerah dan jenis kelamin dari tahun 2012, 2013 dan 2014. Dari tabel tersebut terlihat bahwa persentase pemuda yang buta huruf selama kurun waktu 2012 hingga 2014 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2012, pemuda yang buta huruf tercatat sebesar 1,15 persen, angka tersebut turun menjadi 0,92 persen pada tahun 2013, kemudian pada tahun 2014 menjadi sebesar 0,90 persen. Rendahnya
angka
buta
huruf
pemuda
menunjukkan
semakin
membaiknya kualitas sumber daya pemuda. Pola yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, pada tahun 2012 persentase pemuda laki-laki yang buta huruf sebesar 1,05 persen, mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 0,83 persen dan pada tahun 2014 menjadi 0,51 persen. Demikian pula halnya dengan pemuda perempuan pada tahun 2012 sebesar 1,25 persen, pada tahun 2013 turun menjadi sebesar 1,00 persen dan pada tahun 2014 menjadi 0,78 persen. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
43
Tabel 4.4 Persentase Pemuda yang Buta Huruf Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2012, 2013 dan 2014 2012 Tipe Daerah
2013
2014
Laki- PeremLaki- Peremlaki puan L + P laki puan L + P (L) (P) (L) (P)
(1)
Laki- Peremlaki puan L + P (L) (P)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Perkotaan (K)
0,37
0,39
0,38
0,24
0,22
0,23
0,07
0,13
0,10
Perdesaan (D)
1,80
2,21
2,00
1,48
1,89
1,68
1,00
1,52
1,26
K+D
1,05
1,25
1,15
0,83
1,00
0,92
0,51
0,78
0,64
Sumber: BPS RI – Susenas 2012, 2013, 2014
Pada Tabel 4.4 juga terlihat bahwa di perdesaan persentase pemuda perempuan yang buta huruf cenderung lebih tinggi dibandingkan pemuda laki-laki, sedangkan di perkotaan relatif tidak berbeda. Tabel 4.5 Persentase Pemuda yang Buta Huruf Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2014 Kelompok Umur (Tahun)
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
16-18
19-24
25-30
16-30
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Laki-laki
0,03
0,03
0,13
0,07
Perempuan
0,05
0,02
0,26
0,13
L+P
0,04
0,02
0,20
0,10
Laki-laki
0,67
0,61
1,51
1,00
Perempuan
0,52
0,79
2,57
1,52
L+P
0,59
0,70
2,05
1,26
Laki-laki
0,35
0,29
0,80
0,51
Perempuan
0,27
0,36
1,38
0,78
L+P
0,31
0,33
1,09
0,64
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
44
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Umur pemuda merupakan salah satu faktor yang juga turut mempengaruhi pola angka buta huruf pemuda. Seperti yang terlihat pada Tabel 4.5, angka buta huruf pemuda cenderung semakin meningkat sejalan dengan semakin meningkatnya umur pemuda. Angka buta huruf pemuda pada kelompok umur 16-18 tahun adalah sebesar 0,31 persen, kelompok umur 19-24 tahun sebesar 0,33 persen dan pada kelompok umur 25-30 tahun sebesar 1,09 persen. Kecenderungan semakin meningkatnya angka buta huruf pemuda pada usia yang semakin tinggi ini terjadi di daerah perkotaan maupun perdesaan serta untuk pemuda laki-laki maupun pemuda perempuan. 4.3 Rata-rata Lama Sekolah Salah satu indikator tunggal lainnya untuk menggambarkan tingkat pendidikan masyarakat adalah rata-rata lama sekolah. Rata-rata lama sekolah merupakan cerminan tingkat pendidikan penduduk secara keseluruhan. Rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) merupakan indikator yang menunjukkan rata-rata jumlah tahun efektif untuk bersekolah yang dicapai penduduk. Jumlah tahun efektif adalah jumlah tahun standar yang harus dijalani oleh seseorang untuk menamatkan suatu jenjang pendidikan, misalnya tamat SD adalah 6 tahun, tamat SMP adalah 9 tahun dan seterusnya. Perhitungan lama sekolah dilakukan tanpa memperhatikan apakah seseorang menamatkan sekolah lebih cepat atau lebih lama dari waktu yang telah ditetapkan. Rata-rata
lama
sekolah
merupakan
indikator
pendidikan
yang
diformulasikan oleh UNDP pada tahun 1990 untuk penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sesuai dengan target pemerintah melalui program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan sejak tahun 1994, rata-rata lama sekolah penduduk diharapkan dapat mencapai sebesar 9 tahun (pendidikan dasar), yaitu minimal tamat jenjang pendidikan dasar atau tamat SMP. Pencapaian sasaran tersebut untuk para pemuda secara umum pada Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
45
tahun 2014 dapat dikatakan telah mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa secara nasional rata-rata lama sekolah pemuda telah mencapai 10,01 tahun.
Angka ini
mengandung arti bahwa rata-rata pendidikan yang telah dicapai para pemuda hingga tahun 2014 adalah tamat SMP. Dengan kata lain, program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah secara umum telah berhasil dituntaskan oleh pemuda pada tahun 2014. Tabel 4.6 Rata-Rata Lama Sekolah (dalam tahun) Pemuda Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014 Jenis Kelamin Tipe Daerah
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+ Perempuan
(2)
(3)
(4)
Perkotaan (K)
10,83
10,97
10,90
Perdesaan (D)
8,97
9,04
9,00
K+D
9,95
10,06
10,01
(1)
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Akan tetapi bila dirinci menurut tipe daerah, pemerataan pendidikan sudah dapat dirasakan oleh semua pemuda. Hal ini terlihat di perkotaan maupun di perdesaan yang berhasil melampaui sasaran program wajib belajar 9 tahun. Rata-rata lama sekolah pemuda di daerah perkotaan dan di perdesaan yang mencapai 10,90 tahun dan 9,00 tahun (Tabel 4.6). Jika dilihat menurut jenis kelamin dan tipe daerah, target yang belum tercapai adalah rata-rata lama sekolah pemuda laki-laki di perdesaan. Rata-rata lama sekolah pemuda laki-laki di perdesaan sudah mendekati target yang dicanangkan yaitu 8,97 tahun. Hal ini berbeda dengan pemuda perempuan di perdesaan yang sudah mencapai sasaran program waib belajar 9 tahun.
46
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Faktor lain yang juga harus diperhatikan dalam pemerataan pendidikan adalah kesetaraan jender. Kesetaraan jender sudah tercapai baik di perkotaan dan di perdesaan, dengan kecenderungan pemuda perempuan memiliki rata-rata sekolah yang lebih tinggi dibandingkan pemuda laki-laki. Secara nasional, capaian rata-rata lama sekolah pemuda laki-laki sebesar 9,95 tahun sedangkan pemuda perempuan lebih besar 0,11 tahun dibandingkan laki-laki. Perbedaan terbesar ratarata lama sekolah pemuda laki-laki dibandingkan pemuda perempuan berada di perkotaan (10,83 tahun berbanding 10,97 tahun). 4.4 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu ukuran kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Daya saing sebuah bangsa tidak bisa dipisahkan dari mutu dan kualitas SDM nya. Pemuda merupakan kelompok usia produktif yang merupakan komponen modal dasar pembangunan bangsa. Modal dasar yang berkualitas menjadi tujuan utama pembangunan seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Gambaran kualitas SDM Indonesia dapat dilihat dari pendidikan yang ditamatkan seperti yang disajikan pada Tabel 4.7. Pada Tabel 4.7 ditampilkan bahwa persentase pemuda yang menamatkan jenjang SMP/sederajat, SM/sederajat dan PT berturutturut adalah sebesar 31,99 persen, 36,28 persen dan 7,50 persen. Sementara itu, persentase pemuda yang menyelesaikan jenjang pendidikan SD/sederajat
persentasenya masih cukup besar (18,51
persen) dan yang belum tamat SD dan tidak/belum sekolah masingmasing persentasenya sebesar 4,67 persen dan 1,05 persen. Fenomena ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang berhasil diselesaikan pemuda masih rendah.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
47
Tabel 4.7 Persentase Pemuda Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 Jenjang Pendidikan Tipe Daerah/ Jenis Kelamin (1)
Tidak/ Belum Belum Tamat Sekolah SD
SD/ Sederajat
SMP/ Sederajat
SM/ Sederajat
PT
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Laki-laki (L)
0,45
3,21
12,01
28,87
46,50
8,96
100,00
Perempuan (P)
0,36
2,19
11,66
30,68
43,31
11,80
100,00
L+P
0,41
2,70
11,84
29,77
44,91
10,37
100,00
Laki-laki (L)
1,50
7,67
26,28
33,29
27,78
3,48
100,00
Perempuan (P)
2,06
6,10
25,75
35,69
25,32
5,09
100,00
L+P
1,78
6,89
26,02
34,48
26,56
4,27
100,00
Laki-laki (L)
0,95
5,31
18,74
30,95
37,67
6,37
100,00
Perempuan (P)
1,16
4,02
18,26
33,03
34,87
8,65
100,00
L+P
1,05
4,67
18,51
31,99
36,28
7,50
100,00
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Tabel 4.7 juga menunjukkan, bahwa tingkat pendidikan pemuda perkotaan lebih tinggi dibandingkan pemuda perdesaan. Persentase pemuda yang menamatkan jenjang pendidikan dasar (SD/sederajat dan SMP/sederajat) di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Pola sebaliknya terjadi pada jenjang pendidikan menengah ke atas. Kondisi ini sekaligus menunjukan terjadinya urbanisasi pemuda dalam rangka mencari kehidupan yang lebih baik (bekerja maupun sekolah di perkotaan) Dilihat
sebarannya
menurut
gender,
persentase
pemuda
perempuan yang menamatkan jenjang SMP/sederajat atau PT lebih besar daripada persentase pemuda laki-laki. Akan tetapi, pada jenjang selain SMP/sederajat dan PT terjadi sebaliknya, yaitu persentase pemuda lakilaki lebih tinggi dibandingkan persentase pemuda perempuan. 48
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
5
KETENAGAKERJAAN Ketersediaan
tenaga
kerja
merupakan
salah
satu
motor
pembangunan, yang merupakan suplai bagi pasar tenaga kerja di suatu negara. Pada umumnya penduduk merupakan sumber tenaga kerja, namun tidak semua penduduk mampu melakukannya karena hanya penduduk yang berusia kerjalah yang bisa menawarkan tenaganya di pasar kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua golongan yaitu yang termasuk angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penggolongan usia kerja di Indonesia mengikuti standar internasional yaitu usia 15 tahun atau lebih. Angkatan
kerja
terdiri
dari
penduduk
yang
bekerja
dan
pengangguran. Pengangguran meliputi penduduk yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa), atau sudah diterima bekerja, tetapi belum mulai bekerja. Sedangkan bukan angkatan kerja
terdiri
dari
penduduk
yang
pada
periode
rujukan
tidak
mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya (pensiun, penerima transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau alasan yang lain). Kondisi dan situasi ketenagakerjaan pemuda yang dibahas pada bagian ini meliputi jenis kegiatan utama, partisipasi pemuda dalam angkatan kerja, lapangan usaha, kualitas pekerja, status pekerjaan, jam kerja dan tingkat pengangguran. Hasil pembahasan pada bagian ini secara keseluruhan akan dapat memberikan gambaran secara makro Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
51
mengenai potensi, peranan dan kontribusi pemuda dalam kegiatan pembangunan ekonomi. 5.1 Pemuda menurut Jenis Kegiatan Berdasarkan kegiatan sehari-harinya, penduduk usia kerja termasuk juga pemuda secara keseluruhan diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan kelompok penduduk usia kerja yang aktif melakukan kegiatan ekonomi, mencakup mereka yang melakukan kegiatan bekerja/berusaha dan mereka yang aktif mencari pekerjaan/usaha. Sedangkan penduduk bukan angkatan kerja mencakup mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga dan mereka yang melakukan kegiatan lainnya yang tidak tergolong sebagai kegiatan bekerja, mencari pekerjaan, sekolah dan mengurus rumah tangga. Tabel 5.1 Persentase Pemuda Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Jenis Kegiatan, 2014 Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Bekerja
Pengangguran
Sekolah
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Laki-laki (L)
59,66
11,85
23,32
1,31
3,86
100,00
Perempuan (P)
40,03
7,83
23,61
26,76
1,77
100,00
L+P
49,96
9,86
23,46
13,89
2,83
100,00
Laki-laki (L)
67,37
9,67
16,41
1,50
5,05
100,00
Perempuan (P)
36,82
6,34
16,98
37,83
2,03
100,00
L+P
52,21
8,02
16,69
19,53
3,55
100,00
Laki-laki (L)
63,32
10,82
20,04
1,40
4,42
100,00
Perempuan (P)
38,50
7,12
20,45
32,03
1,90
100,00
L+P
51,03
8,99
20,25
16,57
3,17
100,00
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
52
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2014, separuh lebih (51,03 persen) pemuda bekerja, sekitar 8,99 persen menganggur/sedang mencari kerja, 16,57 persen memiliki kegiatan mengurus rumah tangga, 20,25 persen memiliki kegiatan sekolah dan 3,17 persen memiliki kegiatan lainnya. Dilihat menurut jenis kelamin, persentase pemuda laki-laki yang bekerja (63,32 persen) lebih tinggi dibandingkan pemuda perempuan (38,50 persen. Kondisi ini terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan. Bahkan di perdesaan pemuda laki-laki yang bekerja (67,37 persen) hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pemuda perempuan (36,82 persen). Pola yang serupa terjadi pada pemuda dengan kegiatan mencari pekerjaan/ menganggur, sekolah dan lainnya (lihat Tabel 5.1). Persentase pemuda perempuan yang kegiatan seminggu yang lalunya mengurus rumah tangga (32,03 persen) lebih tinggi dibandingkan pemuda laki-laki (1,40 persen). Pola ini terjadi baik di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan. 5.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pemuda Indikator dasar yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi pemuda dalam angkatan kerja adalah TPAK pemuda yang merupakan persentase jumlah angkatan kerja pemuda terhadap jumlah pemuda secara keseluruhan. Angkatan kerja pemuda adalah pemuda yang bekerja dan yang mencari pekerjaan. TPAK pemuda juga merupakan indikator yang dapat digunakan untuk melihat gambaran secara umum mengenai peranan dan kontribusi pemuda dalam kegiatan ekonomi. Pada tahun 2014 nampak bahwa penduduk pemuda yang terlibat kegiatan ekonomi relatif cukup besar. Hal ini tercermin dari TPAK pemuda sebesar 60,01 persen, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.1. Bila dilihat menurut jenis kelamin, terdapat perbedaan TPAK yang cukup jauh antara pemuda laki-laki dan perempuan, dimana TPAK Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
53
pemuda laki-laki sebesar 74,13 persen dan TPAK pemuda perempuan sebesar 45,62 persen. Pola yang serupa terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Gambar 5.1 TPAK Penduduk Pemuda Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014 90 77,04 75
74,13
71,51 60,23
59,82
60
60,01
47,86 45
45,62 43,16
30 15 0 Perkotaan Laki-laki
Perdesaan Perempuan
Perkotaan+Perdesaan Laki-laki+Perempuan
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
5.3 Pemuda Bekerja menurut Lapangan Usaha Komposisi pemuda yang bekerja menurut lapangan usaha mencerminkan struktur perekonomian dan potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja pemuda. Informasi tersebut juga dapat memberikan gambaran kasar mengenai kualitas sumber daya pemuda terutama tingkat ketrampilan yang dikuasai. Semakin tinggi ketrampilan yang dikuasai para pemuda, semakin tinggi minat mereka untuk bekerja di luar sektor pertanian yang menghasilkan upah/gaji lebih tinggi, dan sebaliknya.
54
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 5.2 Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Tipe Daerah, 2014 Lapangan Usaha (1)
Perkotaan (K) Perdesaan (D)
K+D
(2)
(3)
Pertanian
5,12
46,51
25,23
Pertambangan & galian
0,96
2,32
1,62
24,06
12,00
18,20
Listrik, Gas dan Air
0,35
0,16
0,26
Konstruksi
6,29
6,14
6,22
30,54
14,74
22,86
Transportasi & Komunikasi
5,92
3,36
4,67
Keuangan
6,30
1,51
3,97
20,46
13,28
16,97
100,00
100,00
100,00
Industri
Perdagangan
Jasa Jumlah
(4)
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Pada Tabel 5.2 disajikan persentase pemuda yang bekerja menurut lapangan usaha dan tipe daerah. Sektor/lapangan usaha pertanian ternyata masih mendominasi penyerapan tenaga kerja pemuda. Hal ini dapat dilihat dari hasil Sakernas 2014, dimana dari keseluruhan pemuda yang bekerja, seperempat lebih (25,23 persen) bekerja pada lapangan usaha pertanian. Kemudian diikuti sektor perdagangan 22,86 persen dan sektor industri 18,20 persen. Sementara itu sektor jasa, sektor konstruksi dan sektor transportasi masing-masing menyerap tenaga kerja pemuda sebesar 16,97 persen, 6,22 persen, dan 4,67 persen. Adapun sektor keuangan, sektor pertambangan dan galian dan sektor listrik, gas dan air masing-masing hanya menyerap tenaga kerja pemuda sebesar 3,97 persen, 1,62 persen dan 0,26 persen. Pada Tabel 5.2 juga ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola struktur lapangan usaha penduduk pemuda di daerah perkotaan dengan perdesaan. Di daerah perkotaan, mayoritas pemuda bekerja Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
55
di sektor perdagangan (30,54 persen), diikuti sektor industri (24,06 persen) dan sektor jasa (20,46 persen). Sementara itu, di daerah perdesaan hampir separuh pemuda yang bekerja berada di sektor pertanian (46,51 persen), kemudian sektor perdagangan (14,74 persen) dan sektor jasa (13,28 persen). Tabel 5.3 Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tipe Daerah, 2014 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (1)
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
(2)
(3)
(4)
Tdk/Blm Pernah sekolah
0,19
2,18
1,16
Tidak Tamat SD
2,98
7,88
5,36
SD/sederajat
12,06
28,82
20,20
SMP/sederajat
20,24
28,94
24,46
SM/sederajat
48,54
26,18
37,67
Akademi/PT
16,00
6,01
11,15
100,00
100,00
Jumlah
100,00
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Kualitas pemuda yang bekerja juga dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi kualitas pemuda yang bekerja, yang akan mempengaruhi kedudukan serta upah/gaji yang lebih tinggi. Pada Tabel 5.3 disajikan persentase pemuda yang bekerja menurut tingkat pendidikan dan tipe daerah. Sepertiga lebih dari pemuda yang bekerja berpendidikan tamat SM/sederajat (37,67 persen), kemudian yang tamat SMP/sederajat sebesar 24,46 persen dan tamat SD/sederajat sebesar 20,20 persen. Sedangkan pemuda yang bekerja dan tamat Akademi/PT sebesar 11,15 persen. Jika dilihat menurut tipe daerah, ada perbedaan pola pendidikan tenaga kerja pemuda di daerah perkotaan dan perdesaan. Pemuda 56
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
perkotaan yang bekerja memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan pemuda perdesaan yang bekerja. Di daerah perkotaan, tenaga kerja pemuda hampir separuhnya memiliki pendidikan tamat SM/sederajat (48,54 persen), kemudian yang tamat SMP/sederajat (20,24
persen),
tamat
Akademi/PT
(16,00
persen)
dan
tamat
SD/sederajat (12,06 persen). Sementara itu tenaga kerja pemuda di daerah
perdesaan
didominasi
oleh
tamatan
SD/sederajat
dan
SMP/sederajat, masing-masing sekitar 28 persen, tamat SM/sederajat (26,18 persen), dan tidak tamat SD (7,88 persen). Sedangkan tenaga kerja pemuda perdesaan yang tamat Akademi/PT dan tidak/belum pernah sekolah masing-masing sebesar 6,01 persen dan 2,18 persen. Kondisi ini sejalan dengan lapangan usaha pemuda yang bekerja. Separuh lebih pemuda yang bekerja di daerah perdesaan berada pada lapangan usaha pertanian dimana dalam memasuki sektor ini tidak memiliki persyaratan khususnya pendidikan. 5.4 Pemuda Bekerja Menurut Status Pekerjaan Jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan disebut sebagai status pekerjaan. Pada Tabel 5.4 disajikan persentase pemuda yang bekerja menurut status pekerjaan. Setengah lebih pemuda yang bekerja memiliki status sebagai buruh/karyawan/ pegawai (53,77 persen), kemudian sebagai pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga sebesar 19,15 persen, dan berusaha sendiri sebesar 10,67 persen. Sementara itu, pemuda yang bekerja dengan status pekerjaan lainnya masih dibawah 10 persen yaitu berturut-turut sebagai pekerja bebas non pertanian (5,82 persen), berusaha dibantu buruh tetap tidak tetap (5,53 persen), pekerja bebas pertanian (3,38 persen), dan berusaha dibantu buruh tetap (1,67 persen). Banyaknya pemuda yang bekerja sebagai buruh/karyawan/ pegawai terlihat jelas di daerah perkotaan. Dari total pemuda di daerah perkotaan yang bekerja, lebih dari separuhnya (72,79 persen) bekerja Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
57
sebagai buruh/karyawan/pegawai, diikuti berusaha sendiri sebesar 8,65 persen dan pekerja keluarga sebesar 8,17 persen. Sementara itu di daerah
perdesaan,
sepertiga
pemuda
bekerja
sebagai
buruh/karyawan/pegawai (33,65 persen), diikuti pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar sebesar 30,77 persen, dan berusaha sendiri sebesar 12,80 persen. Tabel 5.4 Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Tipe Daerah, 2014 Status Pekerjaan (1)
Perkotaan (K) Perdesaan (D) (2)
(3)
K+D (4)
Berusaha Sendiri
8,65
12,80
10,67
Berusaha dibantu buruh tidak tetap/ tidak dibayar
2,58
8,66
5,53
Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar
1,81
1,53
1,67
Buruh/karyawan/pegawai
72,79
33,65
53,77
Pekerja bebas pertanian
1,15
5,74
3,38
Pekerja bebas non pertanian
4,85
6,85
5,82
Pekerja keluarga/ tak dibayar
8,17
30,77
19,15
Jumlah
100,00
100,00
100,00
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2014
5.5 Pemuda Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja Produktivitas seseorang dalam bekerja salah satunya dapat dilihat melalui jumlah jam kerja. Jumlah jam kerja normal sesuai standard yang ditentukan International Labour Organization (ILO) adalah 35 jam selama seminggu. Pada Tabel 5.5 terlihat bahwa lebih dari dua pertiga pemuda yang bekerja (70,28 persen) memiliki jam kerja penuh atau jumlah jam kerja minimal 35 jam selama seminggu.
Sementara itu,
pemuda yang bekerja dengan jumlah jam kerja dibawah normal yaitu 58
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
antara 15-34 jam seminggu sebesar 21,95 persen dan mereka yang bekerja dengan jumlah jam kerja 1–14 jam sebesar 5,93 persen. Tabel 5.5 Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu Terakhir dan Tipe Daerah, 2014 Jumlah Jam Kerja
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
(1)
(2)
(3)
(4)
0*
1,59
2,09
1,84
1 – 14
3,28
8,74
5,93
15 – 34
11,80
32,68
21,95
35+
83,33
56,49
70,28
100,00
100,00
100,00
Jumlah
Keterangan: * = Sementara tidak bekerja Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2014
Jika dirinci menurut tipe daerah, persentase pemuda yang bekerja dengan jam kerja penuh (minimal 35 jam selama seminggu) di daerah perkotaan lebih besar dibandingkan perdesaan (83,33 persen berbanding 56,49 persen). Hal ini sesuai dengan sektor dominan di perdesaan adalah pertanian yang tidak mempunyai target waktu kerja per hari seperti sektor formal (jasa dan industri). 5.6 Tingkat Pengangguran Terbuka Pemuda Pengangguran merupakan akibat dari ketidakmampuan lapangan kerja menyerap angkatan kerja yang tersedia. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya lapangan pekerjaan, ketidaksesuaian kualifikasi pencari kerja dengan kebutuhan, dan jumlah pencari kerja yang terus meningkat. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator ekonomi makro yang digunakan untuk melihat tingkat perekonomian suatu negara. Indikator
ini
merupakan
persentase
antara
banyaknya
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
pemuda 59
penganggur (mencari kerja, sedang mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena tak mungkin mendapatkan pekerjaan termasuk putus asa, atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja) terhadap jumlah pemuda angkatan kerja. Pada Tabel 5.6 disajikan TPT pemuda tahun 2014 yang dirinci menurut jenis kelamin dan tipe daerah. Dari tabel tersebut tercatat bahwa tingkat pengangguran pemuda di Indonesia sebesar 14,97 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa secara ratarata dari setiap 100 orang pemuda angkatan kerja, sebanyak 15 pemuda diantaranya belum mempunyai pekerjaan. Tabel 5.6 TPT Pemuda Menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2014 Jenis Kelamin
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
(1)
(2)
(3)
(4)
Laki-laki
16,57
12,55
14,59
Perempuan
16,36
14,69
15,61
Laki-laki + Perempuan
16,49
13,31
14,97
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2014
Bila dilihat menurut jenis kelamin, ternyata TPT pemuda laki-laki lebih rendah dibanding TPT pemuda perempuan (14,59 persen dibanding 15,61 persen). Pola yang serupa terjadi baik di daerah perdesaan, dan berbeda sedikit dibandingkan di perkotaan. Bila dilihat menurut tipe daerah, TPT pemuda di perkotaan cenderung lebih tinggi daripada TPT pemuda di perdesaan. TPT pemuda daerah perkotaan sebesar 16,49 persen, lebih tinggi dibandingkan TPT pemuda daerah perdesaan yang hanya sebesar 13,31 persen. TPT pemuda perkotaan yang lebih tinggi disinyalir erat kaitannya dengan sifat pekerjaan di perkotaan yang lebih kompleks dibandingkan dengan daerah perdesaan. Pekerjaan yang tersedia di perkotaan pada umumnya membutuhkan pekerja dengan ketrampilan dan kualifikasi pendidikan tertentu. Sedangkan daerah perdesaan umumnya jenis pekerjaan yang 60
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
tersedia adalah pekerjaan informal sehingga cenderung lebih mudah bagi pemuda perdesaan mendapatkan pekerjaan daripada pemuda perkotaan. Tabel 5.7 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tipe daerah, 2014 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
(1)
(2)
(3)
(4)
Tdk/Blm Pernah sekolah
20,49
2,70
4,51
Tidak Tamat SD
13,81
6,89
8,98
SD/sederajat
12,93
8,67
10,02
SMP/sederajat
14,16
13,09
13,55
SM/sederajat
19,16
20,34
19,56
Akademi/PT
13,91
13,50
13,80
16,49
13,31
14,97
Jumlah
Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2014
Pada Tabel 5.7 disajikan TPT pemuda yang dirinci menurut tingkat pendidikan dan tipe daerah. Dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, ternyata TPT pemuda dengan pendidikan tamat SM/sederajat menduduki tingkat teratas sebesar 19,56 persen, diikuti TPT pemuda berpendidikan tamat akademik/PT sebesar 13,80 persen, dan tamat SMP/sederajat sebesar 13,55 persen. Pola yang sama terjadi untuk daerah perdesaan, dimana TPT tertinggi terletak pada pemuda dengan pendidikan tamat SM/sederajat sebesar 20,34 persen, diikuti tamat akademik/PT 13,50 persen, tamat SMP/sederajat sebesar
13,09 persen, dan tamat
SD/sederajat sebesar 8,67 persen. Untuk daerah perkotaan, TPT tertinggi juga terletak pada pemuda dengan pendidikan tamat SM/sederajat yaitu sebesar 19,16 persen, diikuti oleh tamat SMP/sederajat sebesar 14,16 persen, akademi/PT sebesar 13,91 persen, tidak tamat SD sebesar 13,81 persen dan tamat SD/sederajat sebesar 12,93 persen. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
61
6
KESEHATAN
Salah satu hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan adalah kesehatan, yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Upaya pemenuhan hak asasi tersebut untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang antara lain diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam pengukuran IPM, kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan. Kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Upaya meningkatkan
pemeliharaan derajat
kesehatan
kesehatan
sebagai
masyarakat
dan
usaha
untuk
dilaksanakan
berdasarkan prinsip non disrikriminatif, partisipatif dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Indonesia telah mengalami kemajuan dalam meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, namun demikian masalah dan tantangan baru muncul sebagai akibat perubahan sosial ekonomi. Permasalahan tersebut antara lain adalah disparitas status kesehatan antar kawasan, dan antar perkotaan-perdesaan yang masih cukup tinggi.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
65
Kualitas kesehatan pemuda umumnya tercermin dari status atau derajat kesehatan yang biasanya dilihat melalui berbagai indikator kesehatan seperti angka kesakitan (morbidity rate) dan rata-rata lama sakit. Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit merupakan indikator kesehatan negatif yang artinya semakin tinggi angka kedua indikator tersebut menunjukkan kualitas kesehatan yang semakin memburuk. Indikator lain yang juga biasa digunakan untuk melihat status atau derajat kesehatan adalah indikator perilaku hidup sehat antara lain pola makan, kebiasaan berobat, cara berobat, kebiasaan merokok dan kebiasaan melakukan kegiatan fisik atau olahraga. Pada bab ini akan dibahas beberapa indikator kesehatan dalam rangka memperoleh gambaran secara rinci mengenai kualitas kesehatan pemuda seperti keluhan kesehatan, angka kesakitan (morbidity rate), rata-rata lama sakit, dan cara berobat 6.1 Keluhan Kesehatan Generasi muda sebagai modal utama sekaligus juga sebagai motor utama penggerak pembangunan seharusnya merupakan sosok yang sehat. Sehat yang dimaksud bukan hanya sekedar sehat secara jasmani, tetapi juga sehat secara mental, baik intrapersonal maupun sosial. Pemuda yang sehat dapat secara proaktif mengembangkan diri dalam mengelola berbagai sumber daya pembangunan untuk kepentingan masyarakat dan negara. Bab
ini
membahas
mengenai
keluhan
kesehatan
yang
didefinisikan sebagai keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut/kronis, kecelakaan, kriminalitas atau hal lain. Secara umum, jumlah kejadian keluhan kesehatan yang dialami penduduk pada dasarnya merupakan salah satu indikasi pola perilaku tidak sehat penduduk, antara lain adalah faktor kekurangpedulian dalam menjaga kesehatan, kebugaran tubuh dan faktor keengganan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
66
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Dari data Susenas 2014 seperti yang ditampilkan pada Tabel 6.1, sekitar 19,51 persen dari keseluruhan populasi pemuda mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir. Dilihat menurut tipe daerah, tampak bahwa pemuda di daerah perdesaan yang mengalami keluhan kesehatan persentasenya lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemuda perkotaan (19,76 persen berbanding 19,29 persen). Dilihat menurut jenis kelamin, persentase pemuda perempuan yang mengalami keluhan lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda laki-laki (20,84 persen berbanding 18,20 persen), pola yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan. Tabel 6.1 Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan Sebulan Terakhir Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014 Tipe Daerah
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
Perkotaan
18,01
20,58
19,29
Perdesaan
18,41
21,14
19,76
Perkotaan+Perdesaan
18,20
20,84
19,51
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
6.2 Jenis Keluhan Kesehatan Keluhan kesehatan muncul akibat menurunnya kondisi kesehatan atau daya tahan tubuh. Keluhan kesehatan dapat menggganggu aktivitas sehari-hari dan produktivitas kerja, yang pada akhirnya dapat pula mengganggu kinerja secara keseluruhan. Berbagai keluhan kesehatan dapat dialami oleh seseorang baik yang hanya satu jenis atau lebih dari satu jenis, dan dalam waktu yang bersamaan maupun waktu yang berbeda selama satu bulan terakhir. Pada Tabel 6.2 disajikan gambaran berbagai jenis keluhan kesehatan yang sering dialami oleh pemuda selama satu bulan terakhir.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
67
Tabel 6.2 Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenis Keluhan, 2014 Jenis Keluhan Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
(1)
Panas Batuk
Pilek
Asma/ Sakit Diare/ Napas Kepala Buang Sesak/ BerAir Cepat ulang
(2)
(3)
(4)
(5)
Laki-laki (L)
5,68
8,19
7,88
Perempuan (P)
5,66
8,29
L+P
5,67
Laki-laki (L)
Sakit Gigi
Lainnya
(6)
(7)
(8)
(9)
0,42
0,65
1,99
1,01
5,52
8,55
0,65
0,76
2,91
1,09
7,35
8,24
8,21
0,53
0,70
2,45
1,05
6,43
6,04
7,56
7,24
0,53
0,68
2,55
1,19
6,41
Perempuan (P)
5,84
7,75
8,01
0,74
0,83
3,97
1,46
7,84
L+P
5,94
7,66
7,62
0,64
0,76
3,25
1,32
7,12
Laki-laki (L)
5,85
7,89
7,58
0,47
0,66
2,25
1,10
5,94
Perempuan (P)
5,74
8,04
8,30
0,69
0,79
3,41
1,26
7,58
L+P
5,80
7,96
7,94
0,58
0,73
2,83
1,18
6,75
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Keluhan kesehatan yang paling banyak dirasakan oleh para pemuda adalah batuk, pilek, dan panas dengan persentase masingmasing sebesar 7,96 persen, 7,94 persen dan 5,80 persen. Pola jenis keluhan kesehatan serupa juga ditemukan baik di perkotaan maupun perdesaan serta pemuda laki-laki maupun perempuan. Dilihat menurut tipe daerah, persentase pemuda di perdesaan yang mengalami keluhan kesehatan pada setiap jenis keluhan cenderung lebih tinggi dari rekan mereka di perkotaan, kecuali keluhan batuk dan pilek. Pemuda yang mengalami keluhan batuk dalam satu bulan terakhir di perkotaan sebanyak 8,24 persen dan pemuda di perdesaan sebanyak 7,66 persen, sedangkan persentase pemuda yang mengalami keluhan pilek di perkotaan sebesar 8,21 persen dan di perdesaan sebesar 7,62 persen. 68
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 6.3 Proporsi Pemuda yang Sakit Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014 Tipe Daerah
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
Perkotaan
8,25
8,40
8,33
Perdesaan
9,03
9,54
9,28
Perkotaan + Perdesaan
8,62
8,94
8,77
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Seseorang dikatakan sakit apabila keluhan kesehatan yang dialami mengakibatkan terganggunya kegiatan sehari-hari seperti bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga atau kegiatan lainnya. Demikian halnya dengan pemuda yang mengalami keluhan kesehatan dan terganggu aktivitas sehari-harinya. Semakin tinggi proporsi pemuda yang sakit terhadap populasi pemuda, menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin buruk. Hasil Susenas 2014 seperti yang disajikan pada Tabel 6.3 ada sebanyak 8,77 persen pemuda menderita sakit. Bila diperhatikan menurut jenis kelamin, proporsi pemuda perempuan yang sakit tercatat lebih tinggi dari pemuda laki-laki (8,94 persen berbanding 8,62 persen). Pola yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Proporsi pemuda yang sakit di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda di perkotaan (9,28 persen berbanding 8,33 persen). Hal ini terlihat secara keseluruhan untuk pemuda laki-laki maupun pemuda perempuan. Pemuda laki-laki yang sakit di perdesaan tercatat sebesar 9,03 persen dan di perkotaan sebesar 8,25 persen. Sementara persentase pemuda perempuan yang sakit di perdesaan tercatat sebesar 9,54 persen dan di perkotaan sebesar 8,40 persen.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
69
6.3 Lama Sakit Indikator lama sakit menggambarkan tingkat intensitas penyakit yang dialami pemuda, menjadi petunjuk seberapa kuat daya tahan tubuh terhadap berbagai serangan penyakit, dan juga dapat menggambarkan besarnya kerugian yang dialami pemuda karena penyakit yang diderita. Semakin besar nilai indikator ini semakin tinggi tingkat intensitas penyakit yang diderita pemuda dan semakin besar kerugian yang dialami. Pada Tabel 6.4 dari keseluruhan pemuda yang mengalami sakit, sebanyak 63,76 persen diantaranya menderita sakit selama 1-3 hari, kemudian sebanyak 26,85 persen menderita sakit selama 4-7 hari serta selebihnya adalah pemuda yang menderita sakit lebih dari 7 hari. Data tersebut memberikan gambaran bahwa dari keseluruhan pemuda yang sakit, sebagian besar mengalami sakit yang tidak begitu berat sehingga perlu sedikit waktu untuk penyembuhannya. Tabel 6.4 Persentase Pemuda yang Sakit Menurut Lamanya Sakit dan Tipe Daerah, 2014 Lamanya Sakit (dalam hari)
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
(1)
(2)
(3)
(4)
1–3
67,22
60,27
63,76
4–7
24,70
29,02
26,85
8 – 14
3,69
4,88
4,28
15 – 21
1,44
2,14
1,79
22 – 30
2,95
3,68
3,31
Jumlah
100,00
100,00
100,00
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Pola yang sama berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Satu hal yang menarik adalah adanya suatu pola yang menunjukkan kecenderungan lama sakit pemuda di perdesaan lebih lama daripada di perkotaan. Kondisi ini terlihat dari persentase lamanya 70
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
sakit lebih dari satu minggu (Tabel 6.4). Hal ini kemungkinan disebabkan pemuda di perkotaan lebih peduli dan lebih mengerti mengenai kesehatan dan didukung pula oleh ketersediaan sarana kesehatan yang lebih mudah dijumpai di daerah perkotaan. Tabel 6.5 Persentase Pemuda yang Sakit Menurut Lamanya Sakit dan Jenis Kelamin, 2014 Lamanya Sakit (dalam hari)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
K+D
(1)
(2)
(3)
(4)
1–3
61,06
66,41
63,76
4–7
28,32
25,41
26,85
8 – 14
4,35
4,22
4,28
15 – 21
2,37
1,23
1,79
22 – 30
3,90
2,74
3,31
Jumlah
100,00
100,00
100,00
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Jika dibandingkan menurut jenis kelamin seperti yang ditampilkan pada Tabel 6.5, bahwa secara umum pemuda perempuan yang menderita sakit lebih banyak dibanding pemuda laki-laki, seperti pada kelompok lama sakit 1-3 hari, pemuda perempuan yang menderita sakit persentasenya sebesar 66,41 persen sedangkan pemuda laki-laki sebesar 61,06 persen. Kondisi ini secara tidak langsung mencerminkan bahwa pemuda perempuan
lebih
rentan
terhadap
gangguan
berbagai
penyakit
dibandingkan dengan pemuda laki-laki. Pada kelompok lama sakit 4 hari atau lebih, persentase pemuda laki-laki sedikit lebih tinggi dibanding pemuda perempuan. Persentase pemuda laki-laki yang menderita sakit pada kelompok lama sakit 4-7 hari sebesar 28,32 persen dan yang lama sakitnya lebih dari 7 hari persentasenya berkisar 2,37-4,35 persen. Sementara untuk pemuda perempuan pada kelompok lama sakit 4-7 hari sebesar 25,41 persen dan yang lama sakitnya lebih dari 7 hari persentasenya berkisar 1,23-4,22 persen. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
71
6.4 Kebiasaan Berobat Kesehatan adalah hal yang paling berharga bagi manusia, karena banyak sekali kerugian yang didapat jika tubuh dalam kondisi tidak sehat. Masih rendahnya pendidikan dan sosialisasi mengenai perilaku sehat yang diberikan atau dimiliki oleh masyarakat, sulitnya akses ke pelayanan kesehatan serta tingginya biaya kesehatan atau biaya berobat yang dianggap masih terlalu mahal, adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab masyakat mengabaikan masalah kesehatan. Namun demikian, berbagai cara dapat dilakukan untuk mengobati suatu penyakit, diantaranya adalah pergi berobat ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, mendatangkan petugas kesehatan ke rumah maupun mencoba mengobati sendiri penyakitnya. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk mengobati sendiri penyakitnya antara lain dengan menggunakan berbagai jenis obat, baik obat modern, tradisional maupun cara pengobatan lainnya. Gambar 6.1 Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Mengobati Sendiri Menurut Jenis Pengobatan dan Tipe Daerah, 2014 93,25
100
92,10
90,82
90 80 70 60 50 40 30 20
20,26 16,55
13,17
3,94
4,87
3,09
10 0 Perkotaan
Obat tradisional
Perdesaan
Obat modern
Perkotaan + Perdesaan
Lainnya
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
72
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Hasil Susenas 2014, seperti yang disajikan pada Gambar 6.1 menunjukkan bahwa pengobatan secara modern cenderung dipilih oleh pemuda guna mengurangi gejala sakit yang dideritanya. Hal ini ditandai dengan lebih tingginya persentase pemuda yang mengobati sendiri sakitnya dengan pengobatan modern yaitu sebesar 92,10 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pemuda yang memilih mengobati dengan cara tradisional yang besarnya 16,55 persen dan pengobatan lainnya yang hanya sebesar 3,94 persen. Tabel 6.6 Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Mengobati Sendiri Menurut Jenis Obat, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014 Perkotaan (K)
Jenis Obat Laki- Peremyang puan L + P Digunakan laki
Perdesaan (D)
K+D
Laki- Peremlaki puan L + P (L) (P)
Laki- Peremlaki puan L + P (L) (P)
(L)
(P)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Modern
93,77
92,75
93,25
90,91
90,74
90,82
92,42
91,79
92,10
Tradisional
12,24
14,07
13,17
19,96
20,55
20,26
15,88
17,18
16,55
3,07
3,10
3,09
4,30
5,42
4,87
3,65
4,21
3,94
(1)
Lainnya
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Bila dibandingkan menurut jenis kelamin, baik pemuda laki-laki maupun pemuda perempuan mempunyai pola yang relatif sama dalam memilih
jenis
obat
yang
digunakan
untuk
mengobati
keluhan
kesehatannya. Seperti yang disajikan pada Tabel 6.6, persentase pemuda baik laki-laki maupun perempuan cenderung lebih banyak memilih obat modern dibandingkan obat tradisional atau lainnya. Pada penggunaan obat modern, persentase pemuda laki-laki sebesar 92,42 persen dan pemuda perempuan sebesar 91,79 persen. Seseorang yang menderita sakit, selain mengobati sendiri upaya lain yang ditempuh adalah dengan cara berobat jalan yaitu mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
73
menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah. Umumnya penggunaan sarana berobat ini berkaitan dengan biaya dan ketersediaan pelayanan. Tabel 6.7 menunjukkan fasilitas pelayanan kesehatan yang dipilih oleh pemuda dalam rangka mengobati sakitnya. Tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang paling banyak dikunjungi oleh pemuda yang berobat jalan pada tahun 2014 secara berturut-turut adalah Praktek Dokter (33,55 persen), Puskesmas (27,57 persen) dan praktek nakes atau tenaga kesehatan (30,85 persen). Pola yang sama terjadi baik pada pemuda laki-laki maupun perempuan. Tabel 6.7 Persentase Pemuda Sakit yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2014
Tempat Berobat (1)
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Laki- Peremlaki puan L + P (L) (P)
Laki- Peremlaki puan L + P (L) (P)
Laki- Peremlaki puan L + P (L) (P)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Rumah Sakit
13,20
12,46
Praktek Dokter
44,85
Puskesmas
(8)
(9)
(10)
12,77
8,64
6,38
7,35
11,06
9,65
10,25
41,13
42,71
25,29
21,34
23,04
35,67
31,97
33,55
26,04
27,21
26,71
26,29
30,29
28,56
26,16
28,63
27,57
Praktek Nakes
18,17
22,31
20,55
40,47
44,31
42,66
28,63
32,50
30,85
Praktek Batra
2,26
2,00
2,11
3,99
3,41
3,66
3,07
2,65
2,83
Dukun Bersalin
0,56
0,49
0,52
0,41
1,01
0,75
0,49
0,73
0,63
Lainnya
2,60
1,86
2,18
2,06
2,72
2,44
2,35
2,26
2,30
Sumber: BPS RI – Susenas 2014
Meskipun ketiga jenis tempat berobat tersebut menjadi tempat pelayanan favorit, tetapi bila diperhatikan besaran proporsi pemuda yang berobat, maka terlihat adanya perbedaan pola antara daerah perkotaan dengan perdesaan. Di perkotaan polanya hampir sama dengan umumnya, dimana pemuda di perkotaan cenderung berobat jalan ke 74
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
tempat Praktek Dokter (42,71 persen), Puskesmas (26,71 persen) dan Praktek Petugas Kesehatan (20,55 persen). Sebaliknya, di perdesaan pemuda cenderung berobat jalan ke Praktek Petugas Kesehatan (42,66 persen), lalu ke Puskesmas (28,56 persen), dan Praktek Dokter (23,04 persen). Begitu pula dengan pemuda yang berobat jalan ke rumah sakit, nampak lebih banyak diminati oleh pemuda di perkotaan (12,77 persen) sementara di perdesaan hanya 7,35 persen. Kondisi seperti ini mungkin terkait dengan ketersediaan fasilitas kesehatan tempat praktek dokter maupun rumah sakit yang lebih mudah dijumpai di daerah perkotaan.
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
75
Di Indonesia pada tahun
2012, hanya
ada 1 diantara 4
Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir
Tertinggi
Terendah
Kaltim 31,48% Papua 15,12%
KEGIATAN OLAHRAGA
7
Bagi masyarakat yang maju dan modern kegiatan olahraga sudah menjadi
kebutuhan
dipandang
memiliki
mengembangkan
dalam
kehidupan
berbagai
kualitas
fungsi
kebugaran
sehari-hari. yang fisik
tidak saja,
Olahraga
telah
hanya
untuk
melainkan
juga
mengembangkan kualitas mental individu dan masyarakat secara lebih utuh dan mantap. Melalui olahraga, individu dapat mengembangkan segisegi mental kepribadian, moral, kepemimpinan, kesetiaan, loyalitas, pengabdian, relasi intra dan interpersonal lebih baik lagi (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Kemdiknas, 2010). Sejalan dengan itu, pengembangan kualitas mental ke arah yang lebih baik merupakan wujud dari pembinaan mutu sumber daya manusia dalam pembangunan nasional. Penyelenggaraan keolahragaan di Indonesia diatur melalui Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) yang tertuang dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2005. Dalam Bab IV Pasal 6 UU tersebut dinyatakan bahwa setiap warga negara diberi hak yang sama untuk: a) melakukan kegiatan olahraga; b) memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga; c) memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yang sesuai dengan bakat dan minatnya; d) memperoleh pengarahan, dukungan, bimbingan, pembinaan dan pengembangan dalam keolahragaan; e) menjadi pelaku olahraga; dan f) mengembangkan industri olahraga. Selanjutnya dalam SKN, semua unsur yaitu orang tua, masyarakat, dan pemerintah berkewajiban untuk Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
79
berperan serta dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan. Pemerintah
sendiri telah berupaya untuk selalu meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga melalui pembangunan olahraga.
Untuk
mendukung
upaya
pemerintah
sehingga
arah
pembangunan di bidang olahraga lebih terarah, perlu disediakan data dan informasi mengenai kondisi serta karakteristik masyarakat dan lingkungan yang akan menjadi sasaran atau target pembangunan. Sejalan dengan itu, pada bab ini akan diulas beberapa aspek yang berkaitan dengan kegiatan olahraga, yaitu: partisipasi berolahraga, tujuan berolahraga, frekuensi dan intensitas berolahraga, jalur kegiatan olahraga, dan jenis olahraga. 7.1 Partisipasi Berolahraga Bagian dari gaya hidup sehat yang perlu dikembangkan adalah dengan ikut berpartisipasi dalam berolahraga. Hal tersebut membuat peserta yang ikut berolahraga sangat beragam, mulai dari anak-anak hingga orang tua, dari tingkat permainan yang bertujuan rekreasi hingga tingkat
profesional.
Keikutsertaan
seseorang
dalam
berolahraga
merupakan bentuk ekspresi manusia yang menyenangkan, sehingga dengan kegiatan tersebut banyak orang yang menemukan olahraga sebagai sumber kegembiraan dan kepuasan diri. Partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktorfaktor internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga adalah pengetahuan dari masyarakat mengenai manfaat olahraga, selera atau preferensi olahraga, ketersediaan fasilitas olahraga dan lingkungan tempat tinggal. Sementara itu, prestasi atlet terutama pada event internasional, motivasi guru/pelatih olahraga dan intervensi pemerintah juga diyakini sebagai faktor-faktor
80
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
eksternal yang dapat merangsang tumbuhnya partisipasi masyarakat untuk berolahraga. Sampai dengan saat ini, apresiasi masyarakat dalam berolahraga masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya partisipasi penduduk untuk berolahraga. Berdasarkan hasil Susenas MSBP Tahun 2012, penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga hanya sekitar 25 persen saja. Hal ini berarti dari 100 penduduk Indonesia berumur 10 tahun ke atas, ada 25 orang yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, sedangkan 75 orang lainnya tidak melakukan olahraga. Gambar 7.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Tipe Daerah, 2003-2012 35 32,12
30
29,61 27,94 26,11
25,45
25
24,96 23,23
20,50
20
21,76
20,30
19,54 17,61
15
10 Perkotaan 2003
Perdesaan 2006
Perkotaan+Perdesaan
2009
2012
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2003, 2006, 2009, dan 2012
Dilihat perkembangannya, mulai tahun 2003 hingga tahun 2009 partisipasinya menurun, namun pada tahun 2012 kembali meningkat (lihat Gambar 7.1). Pada tahun 2003 partisipasi penduduk sebesar 25,45 persen menurun menjadi 23,23 persen pada tahun 2006, dan terakhir turun menjadi 21,76 persen pada tahun 2009. Kemudian baru pada Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
81
tahun 2012 angka partisipasi kembali mengalami peningkatan menjadi 24,96 persen. Peningkatan tersebut dapat mengindikasikan kesadaran penduduk kembali untuk melakukan olahraga. Pola tersebut berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Dari Gambar 7.1 terlihat pula bahwa tingkat partisipasi olahraga penduduk perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk perdesaan. Seperti yang terjadi pada tahun 2012, persentase penduduk yang melakukan olahraga di daerah perkotaan (29,61 persen) lebih tinggi dibanding persentase penduduk yang melakukan olahraga di daerah perdesaan yang hanya sebesar 20,30 persen. Hal ini mungkin disebabkan fasilitas dan jenis olahraga yang tersedia di perkotaan lebih banyak dibandingkan di perdesaan. Rendahnya partisipasi penduduk Indonesia yang melakukan aktivitas olahraga terlihat hampir di seluruh provinsi. Minat tertinggi penduduk dalam berolahraga terdapat di Provinsi Kalimantan Timur (31,48 persen), DKI Jakarta (30,02 persen), dan Kepulauan Riau (29,34 persen). Sementara penduduk yang berolahraga dengan persentase paling rendah terdapat pada Provinsi Papua (15,12 persen), Sumatera Utara (20,51 persen), dan DI Aceh (20,84 persen). Gambar 7.2 menyajikan persentase penduduk yang melakukan olahraga di setiap provinsi. Fenomena tersebut menyiratkan bahwa partisipasi masyarakat Indonesia dalam kegiatan olahraga secara umum masih sangat rendah. Kondisi tersebut cukup memprihatinkan mengingat olahraga merupakan salah satu kegiatan yang menunjang kesehatan. Dengan masih rendahnya
angka
partisipasi
olahraga
mengindikasikan
bahwa
masyarakat belum sepenuhnya mempunyai kesadaran untuk hidup lebih sehat melalui olahraga. Sehingga hal tersebut perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan pihak terkait lainnya mencari solusi agar partisipasi masyarakat dalam berolahraga dapat meningkat.
82
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Gambar 7.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012 Kalimantan Timur
31,48
DKI Jakarta
30,02
Kepulauan Riau
29,34
DI Yogyakarta
29,01
Banten
28,55
Jawa Barat
27,07
Bengkulu
26,84
Gorontalo
26,14
Jawa Tengah
25,51
Kalimantan Tengah
25,50
Sulawesi Barat
25,38
Nusa Tenggara Barat
25,29
Sulawesi Tengah
25,23
INDONESIA
24,96
Riau
24,82
Sulawesi Tenggara
24,77
Jambi
24,49
Sumatera Barat
24,41
Kep. Bangka Belitung
24,35
Jawa Timur
23,86
Lampung
23,36
Sulawesi Selatan
23,30
Sumatera Selatan
23,20
Kalimantan Selatan
22,68
Nusa Tenggara Timur
22,57
Maluku Utara
22,02
Maluku
21,84
Kalimantan Barat
21,76
Sulawesi Utara
21,73
Papua Barat
21,37
Bali
21,08
Aceh
20,84
Sumatera Utara
20,51
Papua
15,12 0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Dibedakan menurut jenis kelamin, minat penduduk laki-laki 10 tahun ke atas yang melakukan olah raga lebih tinggi dibandingkan Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
83
perempuan. Pada tahun 2012, persentase penduduk 10 ke atas yang melakukan olah raga sebesar 29,59 persen lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan yang hanya 20,30 persen atau dengan kata lain partisipasi penduduk laki-laki lebih tinggi 9,29 persen dari partisipasi perempuan dalam melakukan olah raga. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7.3. Gambar 7.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2012 40
35,10
35 30
29,61 24,10
29,59
24,96
24,08
25
20,30
20,30
16,51
20 15 10 5 0 Perkotaan Laki-Laki
Perdesaan Perempuan
Perkotaan+Perdesaan Laki-Laki+Perempuan
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Dari gambar 7.3 juga terlihat bahwa baik di perkotaan maupun perdesaan kecenderungan penduduk laki-laki 10 tahun ke atas yang berolah raga lebih tinggi daripada perempuan. Di perkotaan persentase penduduk laki-laki 10 tahun ke atas yang melakukan olah raga di perkotaan sebesar 11 persen lebih tinggi daripada persentase perempuannya. Sementara itu di perdesaan, persentase penduduk lakilaki 10 tahun ke atas yang melakukan olah raga lebih tinggi 7,57persen dibanding persentase perempuannya.
84
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Selanjutnya dikaji menurut kelompok umur, semakin tua kelompok umur semakin rendah partisipasi masyarakat untuk berolahraga. Padahal seyogyanya olahraga harus terus dilakukan tanpa memandang umur. Lihat Gambar 7.4. Gambar 7.4 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Kelompok Umur, 2012 80 70
66,92
68,56
60 50 40 30 15,63
20
11,5
11,72
10,66
30-39
40-49
50-59
10
8,00
0 5-9
10-19
20-29
60+
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Terlihat pada Gambar 7.4 bahwa pada kelompok umur 5-9 tahun dan 10-19 tahun persentase penduduk yang melakukan olahraga selama seminggu terakhir tinggi, berturut-turut yaitu 66,92 persen dan 68,56 persen. Kelompok umur tersebut biasanya didominasi oleh penduduk yang masih bersekolah, sehingga tingginya persentase yang berolahraga pada kelompok umur tersebut mungkin disebabkan kewajiban mereka mengikuti mata pelajaran olah raga di sekolah. Selanjutnya, dibandingkan kelompok umur yang lebih tua (20-29 tahun, 30-39 tahun, dst.) persentase penduduk berolahraga terus mengalami penurunan mulai dari kelompok 20-29 tahun menjadi 15,63 persen, terus menurun pada kelompok umur berikutnya dan terakhir mencapai persentase terendah pada kelompok umur 60 tahun ke atas, yaitu sebesar 8,00 persen. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
85
Kecenderungan
menurunnya
partisipasi
olahraga
seiring
bertambahnya usia terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan (Lihat Tabel 7.1). Di perkotaan, pada kelompok umur 5-9 tahun dan 10-19 persentase penduduk yang melakukan olah raga berada di kisaran 70 persen dan terus menurun seiring bertambahnya umur hingga mencapai persentase terendah di kelompok usia 60 tahun ke atas (13,32 persen). Begitupula di perdesaan, pada kelompok umur 5-9 tahun dan 10-19 persentase penduduk yang melakukan olah raga berada di kisaran 60 persen dan terus menurun seiring bertambahnya umur hingga mencapai persentase terendah di kelompok usia 60 tahun ke atas (8 persen). Tabel 7.1 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Kelompok Umur dan Tipe Daerah, 2012 Kelompok Umur
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
5-9
71,58
62,49
66,92
10-19
72,36
64,90
68,56
20-29
19,65
11,52
15,63
30-39
16,54
6,36
11,50
40-49
17,89
5,51
11,72
50-59
17,34
4,02
10,66
60+
13,32
2,83
8,00
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Dari Tabel 7.1 terlihat pula bahwa persentase penduduk berumur 5 tahun ke atas yang melakukan olahraga lebih tinggi di daerah perkotaan daripada perdesaan. Perbedaan persentase penduduk dan perkotaan yang melakukan olah raga sangat mencolok pada kelompok umur
30-39
tahun
dan
kelompok
umur
selanjutnya.
Hal
ini
mengindikasikan penurunan minat berolahraga lebih cepat terjadi pada penduduk di daerah perdesaan daripada penduduk perkotaan. 86
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
7.2 Tujuan Berolahraga Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam melakukan
olahraga,
ada
yang
berolahraga
dengan
tujuan
meningkatkan/menjaga stamina tubuh agar tetap sehat, tetapi ada pula mereka yang melakukannya dengan tujuan meningkatkan prestasi, rekreasi/hiburan, dan lainnya. Olahraga prestasi biasanya dilakukan oleh mereka yang mempunyai minat dan bakat dalam bidang olahraga dan dikembangkan secara profesional sehingga dapat mencapai prestasi. Olahraga rekreasi ditujukan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan kegembiraan yang menyegarkan dan menghilangkan kejenuhan dari aktivitas sehari-hari. Selain itu, adapula penduduk yang berolah raga karena wajib mengikuti pelajaran sekolah. Tabel 7.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Tujuan Olahraga, 2012 Tujuan Olahraga Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Menjaga Kesehatan
Prestasi
Rekreasi
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Laki-laki
74,02
6,41
3,62
15,95
100,00
Perempuan
69,59
7,75
1,76
20,90
100,00
L+P
72,22
6,96
2,87
17,96
100,00
Laki-laki
60,51
8,82
5,45
25,22
100,00
Perempuan
55,50
10,93
1,53
32,04
100,00
L+P
58,47
9,67
3,86
27,99
100,00
Laki-laki
68,52
7,39
4,37
19,72
100,00
Perempuan
63,86
9,04
1,67
25,43
100,00
L+P
66,63
8,06
3,27
22,04
100,00
(1)
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
87
Pada Tabel 7.2 diperoleh gambaran bahwa mayoritas penduduk (66,63 persen) melakukan olahraga dengan tujuan menjaga kesehatan. Sementara
itu,
hanya
sebagian
kecil
saja
dari
mereka
yang
melakukannya dengan tujuan prestasi dan rekreasi yaitu masing-masing sebesar 8,06 persen dan 3,27 persen. Dari Tabel 7.2 terlihat bahwa penduduk perkotaan yang berolah raga untuk tujuan kesehatan sebesar 72,22 persen lebih tinggi daripada penduduk di daerah perdesaan yang hanya 58,47 persen. Sebaliknya untuk tujuan selain kesehatan, yaitu berolahraga untuk berprestasi, rekreasi, dan lainnya, justru persentase penduduk perkotaan lebih rendah daripada penduduk berdesaan. Untuk tujuan prestasi, persentase penduduk perkotaan yang berolah raga untuk mencapai prestasi lebih rendah
2,71
persen
daripada
penduduk
perdesaan.
Sementara
persentase penduduk perkotaan yang berolah raga karena rekreasi 0.99 persen lebih rendah dan untuk alasan lainnya 10.03 persen lebih rendah daripada persentase penduduk pedesaan yang melakukan olah raga dengan motivasi yang sama. Selanjutnya dibandingkan menurut jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan cenderung melakukan olah raga karena faktor menjaga kesehatan. Namun jika dikaji lebih lanjut pada tiap tujuan berolah raga, didapati pola bahwa persentase penduduk laki-laki yang melakukan olah raga karena kesehatan atau rekreasi lebih tinggi daripada perempuan. Sebaliknya, persentase laki-laki yang melakukan olah raga karena prestasi dan lainnya justru lebih rendah daripada perempuan. (Lihat Tabel 7.2). Dikaji menurut distribusi penduduk yang berolahraga menurut jenjang pendidikan dan tujuan olahraga. Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi kesadaran untuk hidup sehat dengan berolahraga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7.3.
88
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Dari Tabel 7.3
diperoleh gambaran bahwa penduduk yang
melakukan olahraga dengan tujuan menjaga kesehatan persentasenya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan yang ditamatkan. Berdasarkan tabel di atas terlihat persentase penduduk yang berpendidikan SMP ke bawah dan berolahraga untuk menjaga kesehatan persentasenya berkisar antara 53 hingga 64 persen. Persentase tersebut lebih rendah dibanding penduduk yang tamat SMA ke atas, yang mana persentasenya berkisar antara 89 hingga 91 persen. Tabel 7.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tujuan Olahraga, 2012 Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Tujuan Olahraga Menjaga Prestasi Kesehatan
Rekreasi Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Tdk/blm tamat SD
53,11
11,42
2,55
32,92
100,00
SD/MI
56,92
10,58
3,12
29,38
100,00
SMP/MTs
64,15
9,40
3,25
23,20
100,00
SMA/MA
89,20
1,88
4,73
4,19
100,00
PT
91,38
1,07
2,90
4,65
100,00
66,63
8,06
3,27
22,04
100,00
Total
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Namun keadaan sebaliknya terjadi pada penduduk yang melakukan olahraga dengan tujuan prestasi. Tabel 7.3 memperlihatkan bahwa penduduk yang melakukan olahraga dengan tujuan prestasi persentasenya semakin menurun seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan yang ditamatkan. Sementara itu, persentase penduduk yang berolahraga dengan tujuan rekreasi persentasenya relatif sama untuk semua jenjang pendidikan yang ditamatkan (Tabel 7.3).
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
89
7.3 Frekuensi dan Intensitas Berolahraga Olahraga yang baik dan benar yaitu olahraga yang dilakukan secara teratur dan terukur. Dengan melakukan olahraga secara rutin menurut frekuensi dan intensitas yang cukup maka akan mendatangkan manfaat bagi tubuh secara maksimal. Dalam melakukan olahraga, setiap orang mempunyai kapasitas dan kemampuan yang berbeda-beda. Gambar 7.5 menyajikan frekuensi dan intensitas olahraga yang dilakukan penduduk berumur 10 tahun ke atas. Frekuensi olahraga menunjukkan berapa hari dalam seminggu seseorang melakukan olahraga. Gambar 7.5 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Tipe Daerah dan Lama Berolahraga (Hari), 2012 70
67,39
66,68
65,65
60 50 40 30
25,54
24,50
24,92
20 10 2,75
5,36
4,14
4,67
3,31 5,08
0 Perkotaan 1 Hari
Perdesaan 2-4 Hari
5-6 Hari
Perkotaan+Perdesaan 7 Hari
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Dari Gambar 7.5 terlihat bahwa sebagian besar penduduk 10 Tahun ke atas berolah raga setidaknya satu hari dalam seminggu. Sementara itu, penduduk 10 Tahun ke atas yang berolahraga selama 2-4 hari dalam seminggu sebesar 24,92 persen. Untuk penduduk 10 Tahun ke atas yang berolahraga hampir setiap hari, yaitu selama 5-6 hari atau 7 90
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
hari dalam seminggu,dapat dikatakan persentasenya sangat rendah berturut-turut 3,31 persen dan 5,08 persen. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan tipe daerah, tidak ada perbedaan berarti frekuensi berolah raga antara penduduk perkotaan dan perdesaan. Persentase penduduk perkotaan yang melakukan olahraga hanya satu hari dalam seminggu di daerah perkotaan sebesar 67,39 persen, sedikit lebih tinggi, dibandingkan dengan di perdesaan (65,65 persen). Frekuensi olah raga penduduk pada dasarnya juga dipengaruhi oleh jenis olah raga yang dilakukan. Gambaran tentang frekuensi olahraga yang dilakukan penduduk berumur 10 tahun ke atas berdasarkan jenis olahraga disajikan pada Tabel 7.4. Tabel 7.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Lama Berolahraga (Hari), 2012 Lama Berolahraga JenisOlahraga 1 Hari (1)
2 – 4 Hari 5 – 6 Hari
7 Hari
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
SKJ
83,52
12,54
3,37
0,56
100,00
Senam lainnya
77,28
18,37
1,47
2,88
100,00
Jogging/gerak jalan
55,11
28,84
3,82
12,22
100,00
Tenis meja
48,97
44,10
3,41
3,52
100,00
Badminton
51,10
43,54
1,95
3,41
100,00
Bola voli
70,55
23,27
2,80
3,39
100,00
Bola basket
77,89
19,99
0,83
1,29
100,00
Sepak bola
53,99
36,02
4,73
5,26
100,00
Renang
72,68
23,03
1,69
2,61
100,00
Bela diri
39,81
55,18
2,44
2,57
100,00
Catur
38,51
54,38
2,30
4,81
100,00
Lainnya
55,90
31,11
3,46
9,52
100,00
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
91
Dari Tabel 7.4 ditunjukkan bahwa hampir seluruh jenis olahraga dilakukan penduduk hanya satu hari dalam seminggu, kecuali olahraga bela diri dan catur. Sementara itu, diantara jenis olah raga yang paling sering dilakukan setiap hari (7 hari dalam seminggu) oleh penduduk adalah jogging/gerak jalan. Olahraga jogging/gerak jalan nampaknya menjadi olahraga yang paling murah dan mudah dilakukan sehingga dapat dilakukan setiap hari. Intensitas berolahraga menunjukkan berapa menit dalam sehari seseorang melakukan olahraga. Pada Gambar 7.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk melakukan olahraga dengan intensitas tidak lebih dari satu jam dalam sehari. Persentase penduduk yang melakukan olahraga rata-rata 31-60 menit dalam sehari sebesar 50,14 persen dan 10-30 menit sebesar 34,02 persen. Sedangkan penduduk yang berolahraga
selama
61-120
menit
dan
lebih
dari
120
menit
persentasenya relatif kecil yaitu 15,19 persen dan 0,66 persen. Gambar 7.6 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Tipe Daerah dan Rata-rata Lama Berolahraga per Hari (Menit), 2012 60 50,46
40
50,14
49,67
50 33,90
34,02
34,20
30 20
15,74
14,81
15,19
10 0,84
0 Perkotaan
10-30 menit
0,66
0,40 Perdesaan 31-60 menit
61-120 menit
Perkotaan+Perdesaan >120 menit
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
92
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Dilihat dari tempat tinggal penduduk, pola intensitas berolah raga tidak berbeda antara penduduk perkotaan dan perdesaan, yaitu baik perkotaan maupun perdesaan penduduknya sebagian besar berolah raga kurang dari satu jam. Akan tetapi, persentase penduduk yang melakukan olah raga 30 menit dan kurang di daerah perkotaan lebih rendah dibandingkan di perdesaan (33,90 persen berbanding 34,20 persen). Sementara persentase penduduk yang berolahraga selama 3160 menit lebih tinggi di daerah perkotaan (50,46 persen) dibandingkan di daerah perdesaan (49,67 persen). 7.4 Jalur Kegiatan Olahraga Seseorang yang melakukan kegiatan olahraga membutuhkan suatu wadah. Wadah olahraga bertujuan memfasilitasi penduduk dalam melakukan olahraga. Wadah ini biasa disebut jalur olahraga. Jalur olahraga yang dapat dimanfaatkan adalah dengan melakukannya sendiri,
melalui
perkumpulan
perkumpulan
tempat
bekerja,
sekolah, atau
perkumpulan
lainnya.
Gambaran
olahraga, tentang
persentase penduduk yang melakukan olahraga menurut jalur olahraga disajikan pada Tabel 7.5. Dari Tabel 7.5 terlihat bahwa penduduk lebih banyak yang melakukan olahraga melalui jalur sekolah daripada jalur sendiri, perkumpulan olah raga, ataupun jalur tempat kerja. Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang melakukan olah raga melalui jalur sekolah sebesar 56,06 persen. Hal ini memperkuat dugaan pada subbab sebelumnya bahwa yang melatar belakangi kenapa partisipasi berolah raga paling tinggi berada pada kelompok 5-19 tahun adalah karena olah raga termasuk dalam kurikulum sekolah. Selain sekolah, cukup banyak penduduk berolah raga dengan jalur sendiri. Persentase penduduk yang melakukan olahraga dengan jalur sendiri sebesar 26,75 persen. Sementara yang melakukan olah raga dengan memanfaatkan jalur perkumpulan olahraga sebesar 12,92 Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
93
persen. Mereka yang memanfaatkan perkumpulan di tempat bekerja hanya sebesar 7,14 persen dan sisanya adalah dengan memanfaatkan jalur lainnya (7,57 persen). Bila ditinjau menurut tipe daerah terdapat pola bahwa olahraga yang dilakukan melalui jalur sekolah lebih banyak dilakukan oleh penduduk perdesaan (66,20 persen) dibandingkan dengan penduduk perkotaan (49,12 persen). Sementara pola penduduk yang berolahraga dengan melakukan sendiri dan di tempat bekerja lebih banyak dilakukan oleh penduduk perkotaan dibandingkan perdesaan. Tabel 7.5 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Jalur Melakukan Olahraga, 2012 Jalur Melakukan Olahraga Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Sendiri
Perkumpulan Sekolah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
PerPerkumpulan kumpulan Tempat Lainnya Olahraga Bekerja
Perkotaan (K) Laki-laki (L)
36,12
42,28
16,11
11,37
7,58
Perempuan (P)
28,91
59,12
6,80
6,18
6,00
L+P
33,19
49,12
12,33
9,26
6,94
Laki-laki (L)
20,93
56,60
20,21
5,12
10,39
Perempuan (P)
12,08
80,24
4,41
2,49
5,68
L+P
17,34
66,20
13,80
4,05
8,48
Laki-laki (L)
29,95
48,10
17,77
8,83
8,72
Perempuan (P)
22,07
67,70
5,83
4,68
5,87
L+P
26,75
56,06
12,92
7,14
7,57
Perdesaan (D)
K+D
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Berdasarkan jenis kelamin terdapat pola yang berbeda dalam pemanfaatan jalur olah raga. Perbedaan persentase yang signifikan terlihat pada 94
jalur perkumpulan olah raga dan jalur tempat kerja. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Persentase laki-laki yang berolah raga melalui jalur perkumpulan olah raga lebih tinggi 11.94 persen dibanding perempuan. Untuk jalur perkumpulan tempat bekerja, perbedaan sangat signifikan di daerah perkotaan, yaitu persentase laki-laki yang berolah raga melalui jalur tempat kerja lebih tinggi 5,19 persen dibanding perempuan. Sementara itu, bila dihubungkan antara jenis olahraga yang paling sering dilakukan dengan wadah yang memfasilitasinya, olah raga yang berkelompok seperti senam, basket, sepak bola biasanya diakses melalui jalur sekolah, perkumpulan olah raga ataupun jalur tempat kerja. Terlihat pada Tabel 7.6 bahwa olahraga SKJ dan bola basket paling banyak dilakukan di sekolah dengan persentase masing-masing sebesar 85,75 persen dan 85,61 persen. Tabel 7.6 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Jalur Melakukan Olahraga, 2012 Jalur Melakukan Olahraga Jenis Olahraga
Sendiri
(1)
(2)
PerPerPerkumpulan kumpulan kumpulan Tempat Lainnya Sekolah Olahraga Bekerja (3)
(4)
(5)
(6)
5,33
85,75
2,56
6,54
4,36
Senam lainnya
14,99
62,26
11,67
11,34
7,30
Jogging/gerak jalan
73,35
22,15
2,16
5,26
3,83
Tenis meja
37,40
27,17
15,47
30,38
6,96
Badminton
29,82
24,97
33,31
20,21
8,59
Bola voli
8,49
68,86
17,61
4,33
9,44
Bola basket
7,42
85,61
8,10
1,44
8,58
Sepak bola
18,26
53,74
30,76
5,46
13,44
Renang
41,94
56,61
6,74
3,65
6,36
Bela diri
19,44
50,97
41,98
16,00
4,60
Catur
42,64
36,85
17,12
18,11
7,21
Lainnya
44,97
27,49
17,86
10,32
10,32
SKJ
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
95
Sementara itu, olah raga yang tidak membutuhkan prasarana terlalu banyak ataupun dapat dilakukan secara individu, penduduk banyak mengakses melalui jalur sendiri. Dari Tabel 7.6 terlihat bahwa jenis olah raga jogging/gerak jalan, catur, dan renang adalah tiga jenis olah raga yang paling banyak diakses melalui jalur sendiri, berturut-turut yaitu 73,35 persen, 42,64 persen, dan 41,94 persen.Khusus untuk jenis olah raga badminton terlihat bahwa semua wadah olah raga diakses penduduk secara merata, yaitu bervariasi antara 20 sampai dengan 30 persen. Persentase penduduk yang melakukan olahraga menurut jalur olahraga untuk setiap provinsi disajikan pada Tabel Lampiran 7.5.3. Hampir semua provinsi mempunyai pola yang sama dalam memilih jalur olahraga yaitu melalui jalur sekolah, dengan variasi persentasenya antara 36,81 persen sampai dengan 69,71 persen. Provinsi dengan persentase terbesar yang penduduknya mengakses sekolah untuk berolah raga adalah Provinsi Sumatera Utara (69,71 persen), Aceh (69,26 persen) dan Nusa Tenggara Timur (68,51 persen). Namun di sisi lain penduduk yang berada di Provinsi DKI Jakarta lebih senang melakukan olahraga melalui jalur sendiri daripada jalur olahraga lainnya dengan persentase sebesar 45,51 persen. 7.5 Jenis Olahraga Pada umumnya seseorang dapat melakukan beberapa jenis olahraga selama seminggu terakhir, namun jenis olahraga yang paling sering dilakukan oleh orang tersebut biasanya terbatas hanya pada jenisjenis olahraga yang paling disukainya. Pada Tabel 7.7 ditampilkan persentase penduduk yang berolahraga menurut jenis olahraga yang paling sering dilakukan dalam kurun waktu 2003-2012. Senam (SKJ dan senam lainnya) merupakan jenis olahraga yang paling sering dilakukan penduduk meski angkanya berfluktuasi dari waktu ke waktu. Pada tahun 2003 persentase penduduk yang melakukan olahraga senam sebesar 43,70 persen, menurun pada tahun 2006 menjadi 31,96 persen, 96
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
selanjutnya meningkat pada tahun 2009 menjadi 35,79 persen dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 37,52 persen. Jenis olahraga ini banyak dipilih oleh penduduk karena senam lebih memasyarakat dimana jenis olah raga ini banyak diselenggarakan baik di instansi, sekolah, maupun lingkungan perumahan/ tempat tinggal. Tabel 7.7 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2003–2012 Tahun Jenis Olahraga
2003
2006
2009
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
SKJ
31,12
12,46
22,81
24,92
Senam lainnya
12,58
19,50
12,98
12,60
Jogging/gerak jalan
15,52
13,41
20,20
19,16
Tenis meja
1,26
*)
0,77
0,46
Badminton
2,71
4,22
4,68
2,46
14,87
15,15
11,04
8,23
*)
*)
3,37
2,98
14,64
16,47
17,15
19,74
Renang
*)
*)
1,00
0,93
Bela diri
*)
*)
0,60
0,68
Catur
*)
*)
0,17
0,13
7,30
18,77
5,22
7,71
(1)
Bola voli Bola basket Sepak bola
Lainnya
*) Termasuk ke dalam jenis olahraga lainnya Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2003, 2006, 2009, dan 2012
Selain
senam,
jogging/gerak
jalan
juga
banyak
diminati
masyarakat. Jenis olahraga ini relatif murah, mudah, serta dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa membutuhkan peralatan dan persyaratan khusus. Pada tahun 2012, olahraga jogging/gerak jalan dilakukan oleh penduduk dengan persentase sebesar 19,16 persen. Sedangkan olahraga yang paling populer dan merakyat adalah sepak bola, persentasenya meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
97
persentase penduduk yang melakukan sepak bola sebesar 14,64 persen terus meningkat hingga pada tahun 2012 menjadi 19,74 persen. Kondisi ini berbeda dengan kegiatan olahraga renang, tenis meja, bela diri, dan catur, dimana penduduk 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga tersebut hanya sedikit sekali persentasenya yaitu masih di bawah 1 persen. Sementara itu bila dilihat berdasarkan tipe daerah, terdapat perbedaan pola dalam memilih jenis olahraga antara penduduk perkotaan
dan
perdesaan.
Kecenderungan
penduduk
perkotaan
melakukan olah raga yang dapat dilakukan sendiri lebih tinggi daripada penduduk perdesaan. Tabel 7.8 menyajikan persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut jenis olah raga yang paling sering di lakukan. Tabel 7.8 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Tipe Daerah, 2012 Jenis Olahraga
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
SKJ
22,45
28,52
24,92
Senam lainnya
13,36
11,50
12,60
Jogging/gerak jalan
24,05
12,03
19,16
Tenis meja
0,46
0,47
0,46
Badminton
2,79
2,00
2,46
Bola voli
5,00
12,93
8,23
Bola basket
3,80
1,78
2,98
Sepak bola
16,00
25,20
19,74
Renang
1,37
0,30
0,93
Bela diri
0,79
0,52
0,68
Catur
0,14
0,13
0,13
Lainnya
9,80
4,65
7,70
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Dari Tabel 7.8 terlihat bahwa jenis olahraga yang paling banyak diminati penduduk perkotaan adalah jogging yang mana persentase 98
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
penduduk perkotaan yang melakukan jogging/gerak jalan adalah sebesar 24,05 persen. Persentase tersebut lebih tinggi dua kali lipatnya dibanding penduduk perdesaan yang melakukan jogging/gerak jalan. Sebaliknya, penduduk di daerah perdesaan, umumnya lebih menyukai jenis olahraga berbentuk permainan dan dilakukan bersama-sama atau berkelompok, seperti senam, sepak bola, dan bola voli. Misal untuk permainan bola voli, persentase penduduk perdesaan yang melakukan bola voli adalah sebesar 12,93 persen atau hampir tiga kali dari persentase penduduk perkotaan yang melakukan bola voli. Tabel 7.9 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Kelompok Umur, 2012 Kelompok Umur (Tahun) JenisOlahraga
Jumlah 10-14
15-19
20-24
25-29
30-64
65+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
SKJ
41,41
22,05
4,88
9,61
11,52
4,57
24,92
Senam lainnya
14,31
11,02
7,27
10,98
13,74
9,30
12,60
Jogging/gerak jalan
7,30
10,82
21,02
26,04
42,32
66,78
19,16
Tenis meja
0,22
0,29
0,30
0,97
1,03
0,00
0,46
Badminton
1,09
1,38
2,56
3,69
5,78
0,81
2,46
Bola voli
7,29
14,13
9,19
9,20
3,72
0,42
8,23
Bola basket
2,97
6,68
2,24
0,61
0,22
0,24
2,98
Sepak bola
20,11
25,53
36,99
24,38
7,54
1,34
19,74
Renang
0,98
1,15
0,70
0,57
0,82
0,68
0,93
Bela diri
0,58
0,85
1,18
0,92
0,50
0,11
0,68
Catur
0,08
0,08
0,16
0,22
0,26
0,01
0,13
Lainnya
3,66
6,03
13,51
12,81
12,56
15,74
7,70
(1)
Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2012
Preferensi penduduk melakukan olahraga berdasarkan kelompok umur menentukan jenis olahraga yang sering dilakukan. Preferensi terhadap jenis olahraga yang dilakukan masing-masing kelompok umur Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
99
cukup bervariasi. Tabel 7.9 menyajikan pola preferensi penduduk pada setiap kelompok umur dalam menentukan jenis olahraga yang paling sering dilakukan. Pada umumnya, penduduk kelompok usia sekolah (10-14 tahun dan 15-19 tahun) sering melakukan olahraga SKJ dibandingkan jenis olahraga lainnya, berturut-turut persentase penduduk yang melakukan SKJ adalah sebesar 41,41 persen dan 22,05 persen. Hal ini mungkin berkaitan dengan kurikulum sekolah. Sementara itu, jenis olahraga yang sering dilakukan oleh penduduk usia muda (15-19 tahun, 20-24 tahun dan 25-29 tahun) adalah sepak bola dan jogging/gerak jalan. Sementara itu, mereka yang berumur 65 tahun ke atas atau usia lanjut lebih menyukai
jenis
olahraga
ringan
dan
mudah
dilakukan
seperti
jogging/gerak jalan (termasuk jalan cepat atau jalan santai). Dari seluruh penduduk lansia yang aktif berolahraga, sekitar 66,78 persen memilih olahraga jogging/gerak jalan.
100
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Kurang dari Separuh Desa/Kelurahan di Indonesia yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis
49,34%
47,25% 46,05% 43,74% 42,34%
2003
2005
2008
2011
2014
FASILITAS OLAHRAGA
8
Salah satu upaya optimalisasi peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui beberapa cara yang langsung maupun tidak langsung terkait dengan kebugaran jasmani individu setiap bangsa melalui olahraga. Olahraga telah menjadi fenomena global dengan diakui kedudukannya oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai instrumen pembangunan dan perdamaian. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia juga memandang penting pembangunan olahraga karena olahraga diyakini
merupakan
wahana
yang
strategis
dan
efektif
dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk membentuk watak dan karakter bangsa (nation and character building). Pembinaan dan pengembangan olahraga perlu terus ditingkatkan secara terarah, sistematis,
dan
berkesinambungan
agar
selaras
dengan
tujuan
pembangunan nasional khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat (Mutohir dalam Utami, 2015). Salah satu aspek pembangunan nasional dalam bidang olahraga adalah penyediaan fasilitas olahraga yang memadai. Pembangunan fasilitas olahraga dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam bidang olahraga. Hal tersebut juga sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Fasilitas olahraga merupakan sumber daya pendukung olahraga yang secara keseluruhan mencakup fasilitas fisik dan non fisik. Fasilitas Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
103
olahraga secara fisik antara lain berupa stadion, gelanggang, dan lapangan olahraga. Sementara itu, fasilitas olahraga non fisik seperti sasana/perkumpulan olahraga, tenaga pelatih dan guru olahraga. Tersedianya
fasilitas
olahraga
yang
memadai
akan
mampu
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk berolahraga. Pada bab ini akan dilihat beberapa aspek dari fasilitas olahraga yang sangat penting bagi perkembangan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga. Aspek-aspek yang menjadi bahan kajian pada bab ini antara lain adalah lapangan/gelanggang olahraga, kelompok kegiatan olahraga, dan induk organisasi cabang olahraga. 8.1 Lapangan/Gelanggang Olahraga Penyediaan lapangan olahraga terutama di desa/kelurahan menjadi
semakin
penting.
Hal
tersebut
didasarkan
pada
suatu
pertimbangan bahwa desa/kelurahan merupakan tempat munculnya sumber daya olahraga yang potensial. Idealnya setiap desa/kelurahan memiliki fasilitas olahraga yang memadai sehingga dapat menampung berbagai kegiatan olahraga yang diminati masyarakat. Akan tetapi, pembangunan fasilitas olahraga berupa lapangan/gelanggang olahraga pada suatu lingkungan masyarakat dapat terhambat karena adanya perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini terutama terjadi di daerah perkotaan atau wilayah yang berbatasan dengan perkotaan. Peningkatan yang pesat dari jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi di daerah tersebut secara umum akan menggeser fungsi lapangan olahraga atau lahan-lahan kosong menjadi rumah pemukiman atau tempat usaha. Berdasarkan data Podes yang disajikan pada Tabel 8.1, pada tahun 2014 fasilitas lapangan olahraga yang paling banyak tersedia di desa/kelurahan adalah lapangan bola voli, sepak bola, dan bulu tangkis. Sebesar 66,89 persen desa/kelurahan di Indonesia memiliki lapangan bola voli. Sementara itu, desa/kelurahan yang memiliki lapangan sepak bola sebesar 54,38 persen dan desa/kelurahan yang memiliki lapangan 104
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
bulu tangkis sebesar 42,34 persen. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa ketiga jenis olahraga tersebut merupakan olahraga yang digemari dan banyak dilakukan masyarakat. Tabel 8.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan/Gelanggang Olahraga Menurut Jenis Olahraga, 2003-2014 Tahun JenisOlahraga
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Bola Voli
79,54
79,35
78,09
68,15
66,89
Sepak Bola
53,94
57,95
56,19
50,50
54,38
Bulu Tangkis
46,05
47,25
49,34
43,74
42,34
Bola Basket
5,31
6,70
7,10
6,27
6,08
Tenis Lapangan
4,96
5,03
5,10
4,55
4,21
Renang
1,51
2,61
2,58
4,85
2,65
(1)
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003, 2005, 2008, 2011, dan 2014
Dari Tabel 8.1 terlihat bahwa ketersediaan lapangan/gelanggang untuk bola basket, tenis lapangan dan kolam renang masih terbatas hanya di sebagian kecil desa/kelurahan. Dari seluruh desa/kelurahan yang ada di Indonesia, sebesar 6,08 persen desa/kelurahan memiliki lapangan bola basket, 4,21 persen desa/kelurahan memiliki lapangan tenis (lapangan), dan hanya sebesar 2,65 persen desa/kelurahan yang memiliki kolam renang. Pola serupa terjadi hampir di semua provinsi, yang mana lapangan/gelanggang sepak bola, bola voli, dan bulu tangkis adalah fasilitas yang paling banyak tersedia di desa/kelurahan dibanding fasilitas olahraga lainnya (Lihat lampiran pada Tabel 4.7-4.13). Dikaji perkembangan persentase desa/kelurahan yang memiliki fasilitas lapangan/gelanggang olahraga bahwa pada periode tahun 2011 hingga
tahun
2014,
persentase
desa/kelurahan
yang
memiliki
fasilitas/gelanggang olahraga pada setiap jenis olahraga cenderung menurun. Terkecuali lapangan sepak bola. Persentase desa/kelurahan yang memiliki fasilitas/gelanggang olahraga sepak bola pada tahun 2014 Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
105
tercatat sebesar 54,38 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2011 yang sebesar 50,50 persen. 8.2 Kelompok Kegiatan Olahraga Kelompok kegiatan olahraga merupakan suatu perkumpulan yang dibuat sebagai sarana untuk menyalurkan, mengembangkan dan meningkatkan keterampilan seseorang di bidang olahraga. Terbentuknya suatu kelompok kegiatan olahraga pada umumnya dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas dan minat masyarakat terhadap olahraga tersebut. Tabel 8.2 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Menurut Jenis Olahraga, 2003-2014 Tahun Jenis Olahraga 2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Bola Voli
77,54
77,40
76,85
63,32
57,55
Sepak Bola
69,41
68,47
68,63
61,67
59,02
Bulu Tangkis
44,25
45,73
48,55
40,08
36,20
Bola Basket
4,72
5,70
6,15
5,15
4,42
Tenis Lapangan
4,81
5,03
5,17
4,38
3,46
Renang
1,47
2,34
2,50
3,77
1,95
(1)
Sumber: BPS RI– Statistik Podes 2003, 2005, 2008, 2011, dan 2014
Berdasarkan data Podes tahun 2014, kelompok kegiatan olahraga terbanyak yang ada di desa/kelurahan adalah kelompok sepak bola, bola voli, dan bulu tangkis. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8.2, persentase desa/kelurahan yang memiliki kelompok kegiatan olahraga sepak bola sebesar 59,02 persen. Selanjutnya persentase desa/kelurahan yang terdapat kelompok bola voli sebesar 57,55 persen, dan bulu tangkis sebesar 36,20 persen. Hal ini secara tidak langsung menyiratkan bahwa ketiga olahraga tersebut lebih diminati oleh masyarakat Indonesia 106
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
dibanding olahraga lainnya. Tingginya keberadaan kelompok kegiatan olahraga bola voli, sepak bola, dan bulu tangkis tersebut juga sejalan dengan ketersediaan fasilitas olahraga dari ketiga olahraga tersebut yang cukup tinggi yang telah dibahas pada subbab sebelumnya. Sementara itu, keberadaan kelompok olahraga bola basket, tenis lapangan, dan renang jarang ditemui di desa/kelurahan. Persentase desa/kelurahan yang memiliki kelompok kegiatan olahraga bola basket hanya 4,42 persen. Adapun desa/kelurahan yang memiliki kelompok kegiatan olahraga tenis lapangan dan renang masing-masing sebesar 3,46 persen dan 1,95 persen (lihat Tabel 8.2). Apabila dilihat perkembangannya, dalam kurun tiga tahun terakhir persentase desa/kelurahan yang memiliki kelompok kegiatan olahraga cenderung menurun. Keadaan ini terjadi pada setiap jenis olahraga dengan penurunan persentase antara 0,92-5,77 persen. Persentase penurunan kelompok kegiatan olahraga yang paling tinggi yaitu olahraga bola voli sebesar 5,77 persen. Sementara itu, jenis olahraga yang mengalami penurunan paling kecil adalah olahraga tenis lapangan dengan persentase sebesar 0,92 persen. Seperti halnya dengan pola nasional, kelompok kegiatan olahraga di setiap provinsi yang paling banyak ditemui adalah bola voli, sepak bola dan bulu tangkis. Sementara itu, kelompok kegiatan olahraga bola basket, tenis lapangan, dan renang keberadaannya hanya sedikit. Persentase desa/kelurahan yang memiliki kelompok kegiatan olahraga di setiap provinsi disajikan pada Lampiran Tabel 8.14-8.18. 8.3 Induk Organisasi Cabang Olahraga Pada dasarnya target pencapaian olahraga adalah prestasi. Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional(SKN)
Pasal
27
menegaskan
bahwa
pembinaan
dan
pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan serta diarahkan untuk mencapai
prestasi
olahraga.
Dalam
hal
ini
kebijakan
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
nasional 107
keolahragaan yang dilaksanakan pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik
Indonesia
No.
16
Tahun
2007
tentang
Penyelenggaraan Keolahragaan Pasal 3 adalah pembinaan dan pengembangan olahraga. Salah satu olahraga yang dikembangkan adalah
olahraga
prestasi
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Induk organisasi cabang olahraga adalah organisasi olahraga yang membina, mengembangkan, dan mengkoordinasikan satu cabang/jenis olahraga atau gabungan organisasi cabang olahraga dari satu jenis olahraga yang merupakan anggota federasi cabang olahraga internasional yang bersangkutan (PP No. 16 Tahun 2007). Pada Tabel 8.3 disajikan nama organisasi induk cabang olahraga yang ada di Indonesia diurutkan berdasarkan nama cabang/perkumpulan olah raga serta kepanjangan namanya yang diakui oleh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Tabel 8.3 Daftar Nama Cabang /Perkumpulan Olahraga di Indonesia beserta Induk Organisasi Olahraga, 2014
No.
Cabang/ Perkumpulan Olahraga
Induk Organisasi
Singkatan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Atletik
Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
PB. PASI
2. Aero Sport
Federasi Aero Sport Indonesia
PB. FASI
3. Anggar
Ikatan Anggar Seluruh Indonesia
PB. IKASI
4. Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi
Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia
PB. PABBSI
5. Sepeda
Ikatan Sport Sepeda Indonesia
PB. ISSI
6. Baseball dan Softball
Persatuan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia
PB.PERBASASI
108
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
No.
Cabang/ Perkumpulan Olahraga
Induk Organisasi
Singkatan
(1)
(2)
(3)
(4)
7. Berkuda
Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia
PP.PORDASI
8. Biliar
Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia
PB. POBSI
9. Bolabasket
Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia
PP. PERBASI
10. Bola Voli
Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia
PP. PBVSI
11. Boling
Persatuan Boling Indonesia
PB. PBI
12. Bridge
Gabungan Bridge Seluruh Indonesia
PB. GABSI
13. Bulutangkis
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia
PB. PBSI
14. Catur
Persatuan Catur Seluruh Indonesia
PB. PERCASI
15. Dayung
Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia
PB. PODSI
16. Drum Band
Persatuan Drum Band Indonesia
PB. PDBI
17. Golf
Persatuan Golf Indonesia
PB. PGI
18. Gulat
Persatuan Gulat Seluruh Indonesia
PB. PGSI
19. Judo
Persatuan Judo Seluruh Indonesia
PB. PJSI
20. Karate
Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia
PB. FORKI
21. Kempo
Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia
PB. PERKEMI
22. Layar
Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia
PB. PORLASI
23. Menembak
Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia
PB. PERBAKIN
24. Motor
Ikatan Motor Indonesia
PP. IMI
25. Panahan
Persatuan Panahan Indonesia
PP. PERPANI
26. Panjat Tebing
Federasi Panjat Tebing Indonesia
PP. FPTI
27. Pencak Silat
Ikatan Pencak Silat Indonesia
PB. IPSI
28. Renang
Persatuan Renang Seluruh Indonesia
PB. PRSI
29. Selam
Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia
PB. POSSI
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
109
No.
Cabang/ Perkumpulan Olahraga
Induk Organisasi
Singkatan
(1)
(2)
(3)
(4)
30. Senam
Persatuan Senam Indonesia
PB. PERSANI
31. Sepak Takraw
Persatuan Sepak Takraw Indonesia
PB. PSTI
32. Sepak Bola
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
PP. PSSI
33. Sepatu Roda
Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia
PB.PORSEROS
34. Ski Air
Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia
PB. PSASI
35. Squash
Persatuan Squash Indonesia
PB. PSI
36. Taekwondo
Taekwondo Indonesia
PB. TI
37. Tarung Derajat
Keluarga Olahraga Tarung Derajat
PB. KODRAT
38. Tenis Meja
Persatuan Tenis Meja Seluruh
PB. PTMSI
39. Tenis Lapangan
Persatuan Tenis Lapangan Indonesia
PP. PELTI
40. Tinju Amatir
Persatuan Tinju Amatir Indonesia
PP. PERTINA
41. Wushu
Wushu Indonesia
PB. WI
42. Paralympic
National Paralympic Committee
PP. NPC
43. Kesehatan Olahraga
Kesehatan Olahraga Indonesia
PB.PPKORI
44. Olahraga Mahasiswa
Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia
PP. BAPOMI
45. Olahraga Pegawai
Badan Pembina Olahraga Pegawai Negeri
PP.BAPOR KORPRI
46. Olahraga Pelajar
Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia
PP. BAPOPSI
47. Wanita Olahraga
Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia
PP. PERWOSI
48. Persatuan Wartawan Indonesia
Seksi Wartawan Olahraga, Persatuan Wartawan Indonesia
PP. SIWO PWI
49. Dansa
Ikatan Olahraga Dansa Indonesia
PP. IODI
50. Hoki
Federasi Hoki Indonesia
PP. FHI
51. Cricket
Persatuan Cricket Indonesia
PP. PCI
52. Barongsai
Federasi Olahraga Barongsai Indonesia
PB. FOBI
110
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
No.
Cabang/ Perkumpulan Olahraga
Induk Organisasi
Singkatan
(1)
(2)
(3)
(4)
53. Equestrian
Equestrian Federation of Indonesia
PP. EFI
54. Jet-Sport
Indonesia Jet-Sport Boating
IJBA
55. Bola Tangan
Assosiasi Bola Tangan Indonesia
ABTI
56. Woodball
Indonesia Woodball Association
PP. IWbA
57. Arung Jeram
Federasi Arung Jeram Indonesia
FAJI
58. Olahraga Kabadi
Federasi Olahraga Kabadi Indonesia
FOKSI
59. Rugby
Persatuan Rugby Union Indonesia
PRUI
60. Muaythai
Muaythai Indonesia
PB. MI
61. Gateball
Persatuan Gateball Seluruh Indonesia
PB. PERGATSI
Sumber: www.koni.or.id
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
111
PRESTASI OLAHRAGA
9
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menunjukkan prestasi dan bersaing dengan bangsa yang lain. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemajuan, kecerdasan dan prestasi suatu bangsa di tingkat regional maupun internasional. Prestasi olahraga adalah salah satu cara untuk memajukan suatu bangsa sehingga dikenal oleh bangsa lain dan disegani dalam setiap penampilan atletnya. Prestasi olahraga merupakan salah satu indikator atau tolok ukur yang secara langsung dapat melihat status keberhasilan pembangunan olahraga, tingkat perkembangan pembangunan olahraga, serta kondisi pembinaan olahraga. Prestasi olahraga juga berfungsi mengangkat derajat dan mengharumkan nama daerah di tingkat nasional maupun nama bangsa Indonesia di dunia internasional. Selama hampir dua dekade terakhir ini prestasi olahraga Indonesia di arena olahraga Internasional multi cabang seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade mengalami pasang surut. Prestasi Indonesia bahkan cenderung menurun jika dibandingkan dengan kemajuan prestasi olahraga bangsa-bangsa lain di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. 9.1 Pekan Olahraga Nasional Kompetisi olahraga multi cabang tingkat nasional adalah Pesta Olahraga Nasional (PON). PON merupakan ajang pengujian kompetensi Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
115
olahraga antar provinsi di seluruh Indonesia. PON diselenggarakan setiap empat tahun sekali dan diikuti seluruh provinsi di Indonesia. PON juga merupakan momentum kebangkitan olahraga, tempat mengukir prestasi dan ajang seleksi atlet berprestasi yang akan menjadi duta Indonesia di tingkat Internasional. PON terbentuk melalui proses yang panjang. Bermula pada tahun 1938 lahir Ikatan Sport Indonesia (ISI), berkedudukan di Jakarta (waktu itu bernama Batavia). ISI merupakan satu-satunya badan olahraga yang bersifat nasional dan berbentuk federasi. Maksud dan tujuan terbentuknya ISI adalah untuk membimbing, menghimpun dan mengkoordinir semua cabang olahraga, antara lain PSSI, PELTI dan Persatuan Bola Keranjang Seluruh Indonesia (PBKSI). Pada tahun 1938 ISI mengadakan Pekan Olahraga Indonesia, yang dikenal dengan nama ISI–Sportweek atau pekan olahraga ISI. Selanjutnya pada jaman Jepang atau era tahun 1942-1945, gerakan keolahragaan ditangani oleh suatu badan yang bernama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga). Tidak banyak peristiwa olahraga penting
tercatat
pada
jaman
Jepang
karena
situasi
perang.
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 membuka jalan bagi bangsa Indonesia menangani kegiatan olahraga di tanah air sendiri. Pada bulan Januari 1946, bertempat di Habiprojo, Solo diadakan kongres olahraga yang pertama. Kongres hanya dihadiri oleh tokoh olahraga dari Pulau Jawa saja. Kongres tersebut berhasil membentuk organisasi olahraga dengan nama Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI). PORI berfungsi sebagai koordinator semua cabang olahraga dan khusus mengurus kegiatan olahraga dalam negeri dan yang berhubungan dengan tugas keluar, berkaitan dengan Olimpiade dan International Olympic Committee (IOC) dibentuk Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) berkedudukan di Yogyakarta.
116
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Pada tahun 1948, Indonesia berusaha ikut dalam Olimpiade di London, namun ditolak karena PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia pada saat itu belum menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC). Selain itu, kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia belum memperoleh pengakuan dunia. Oleh karena itu, tanggal 1 Mei 1948 PORI menggelar konferensi darurat di Solo dan memutuskan untuk menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON). Sejak saat itulah PON terbentuk. PON I diselenggarakan pada tanggal 8-12 September 1948 di Kota Solo. Penyelenggaraan PON I diikuti oleh 13 daerah dengan melombakan 9 cabang olahraga. Sejak penyelenggaraan PON pertama pada tahun 1948 hingga saat ini, PON telah diselenggarakan sebanyak 18 kali. Pada tahun 1965, sejarah pesta olahraga nasional harus terputus akibat peristiwa politik. Penyelenggaraan PON VI 1965 di Jakarta terpaksa dibatalkan sebab Gerakan
30
September.
Namun
PON
VI
tetap
tertulis
sudah
terselenggara meski tanpa pertandingan dan tanpa juara. Oleh karena itu, pada periode selanjutnya PON yang digelar tahun 1969 di Surabaya, Jawa Timur disebut sebagai PON VII. Daftar lengkap penyelenggaraan PON sejak awal sampai dengan tahun 2012 disajikan pada Tabel 9.1. Kebanggaan suatu daerah apabila dapat mengukir prestasi, terlebih menjadi juara umum di setiap pesta olah raga bergengsi PON. Dari 18 kali penyelenggaraan PON, tercatat baru ada empat provinsi yang keluar sebagai juara umum. Empat provinsi tersebut adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur (lihat Tabel 9.1). Provinsi Jawa Tengah menjadi provinsi pertama yang menuarai PON. Pada saat itu Provinsi Jawa Tengah sebagai tuan rumah. Namun setelah itu Provinsi Jawa Tengah tak lagi mampu menjadi juara umum pada penyelenggaraan-penyelenggaraan PON selanjutnya. Pada PON II dijuarai oleh Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat tiga kali keluar sebagai juara umum PON, yakni pada PON II tahun 1951 yang Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
117
berlangsung di Jakarta, PON III tahun 1953 di Medan, dan PON V tahun 1961 di Bandung. Tabel 9.1 Perkembangan Pekan Olahraga Nasional (PON) Menurut Waktu Penyelenggaraan, Tempat Penyelenggaraan, dan Juara Umum PON Ke
Waktu Penyelenggaraan
(1)
(2)
Tempat Penyelenggaraan Juara Umum Kab/Kota
Provinsi
(3)
(4)
(5)
I
8-12 Sept 1948
Surakarta (Solo)
Jawa Tengah
Jawa Tengah
II
21-27 Sept 1951
Jakarta
DKI Jakarta
Jawa Barat
III
20-27 Sept 1953
Medan
Sumut
Jawa Barat
IV
27 Sept-6 Okt 1957
Makassar
Sulsel
DKI Jakarta
V
23 Sept-1 Okt 1961
Bandung
Jawa Barat
Jawa Barat
VI
8 Okt-10 Nov 1965
Jakarta
DKI Jakarta
VII
26 Agst-6 Sept 1969 Surabaya
Jawa Timur
DKI Jakarta
VIII
4-15 Agst 1973
Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
IX
23 Juli-3 Agst 1977
Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
X
19-30 Sept 1981
Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
XI
9-20 Sept 1985
Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
XII
18-20 Okt 1989
Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
XIII
9-19 Sept 1993
Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
XIV
9-25 Sept 1996
Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
XV
19 Juni-1 Juli 2000
Surabaya
Jawa Timur
Jawa Timur
XVI
2-14 Sept 2004
Palembang
Sumsel
DKI Jakarta
XVII
6-17 Juli 2008
Samarinda
Kaltim
Jawa Timur
Pekanbaru
Riau
DKI Jakarta
XVIII 9-20 Sept 2012
-
*)
Ket.: *) PON VI dibatalkan karena terjadi peristiwa G30S/PKI Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Provinsi Jawa Timur tercatat dua kali menjadi juara umum PON. Pada PON XV tahun 2000 di Surabaya, serta pada PON XVII tahun 2008 118
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
yang berlangsung di Samarinda. Provinsi yang memegang 7 kali juara umum PON secara berturut-turut adalah DKI Jakarta. Dalam sejarah penyelenggaraan PON, Provinsi DKI Jakarta sepuluh kali keluar sebagai juara umum PON. Hal tersebut sekaligus menjadikan DKI Jakarta sebagai juara umum PON terbanyak. Tabel 9.2 Perkembangan Peringkat 5 Besar Perolehan Medali pada PON XV-XVIII, Tahun 2000-2012 PON Peringkat
XV (Tahun 2000)
XVI (Tahun 2004)
XVII (Tahun 2008)
XVIII (Tahun 2012)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
I
Jawa Timur
DKI Jakarta
Jawa Timur
DKI Jakarta
II
DKI Jakarta
Jawa Timur
DKI Jakarta
Jawa Barat
III
Jawa Barat
Jawa Barat
Kalimantan Timur Jawa Timur
IV
Jawa Tengah Jawa Tengah
V
Lampung
Jawa Barat
Sumatera Selatan Jawa Tengah
Jawa Tengah Kalimantan Timur
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Ditinjau dari peringkat perolehan medali, didominasi oleh provinsiprovinsi yang ada di Pulau Jawa. Tabel 9.2 menunjukkan bahwa pada empat penyelenggaraan PON yang terakhir, peringkat tiga besar perolehan medali diduduki oleh Provinsi Jawa Timur, DKI Jakarta, atau Jawa Barat. Pada penyelenggaraan PON XV 2000 di Surabaya, Jawa Timur, peringkat teratas diduduki oleh Provinsi Jawa Timur, disusul dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. PON XVI 2004 yang dselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan, Provinsi DKI Jakarta berhasil menduduki peringkat teratas. Sedangkan peringkat kedua diduduki oleh Provinsi Jawa Timur dan peringkat ketiga oleh Provinsi Jawa Barat (lihat Tabel 9.2). Kondisi yang berbeda terjadi pada penyelenggaraan PON XVII 2008 di Samarinda, Kalimantan Timur. Pada saat itu Provinsi Kalimantan Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
119
Timur yang bertindak sebagai tuan rumah berhasil menduduki peringkat ketiga di bawah Provinsi Jawa Timur yang berhasil menduduki peringkat pertama dan Provinsi DKI Jakarta di tempat kedua. Namun, ada penyelenggaraan berikutnya PON XVIII di Pekanbaru-Riau, Provinsi Kalimantan
Timur
hanya
mampu
menduduki
peringkat
kelima.
Sementara itu, peringkat teratas diduduki oleh Provinsi DKI Jakarta, disusul dengan Provinsi Jawa Barat di peringkat kedua. Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat ketiga dan Provinsi Jawa Tengah berada di peringkat keempat. Ketimpangan dalam perolehan medali antara provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa sampai dengan penyelenggaraan PON XVIII masih terlihat. Provinsi DKI Jakarta sebagai juara umum mendulang 110 medali emas, 101 medali perak, dan 112 medali perunggu. Provinsi Jawa Barat berada diperingkat kedua memperoleh 99 medali emas, 79 medali perak, dan 101 medali perunggu. Provinsi Jawa Timur berada diperingkat ketiga dengan perolehan 86 medali emas, 86 medali perak, dan 84 medali perunggu. Sementara itu, Provinsi Jawa Tengah sebagai peringkat keempat meraih 47 medali emas, 52 medali perak, dan 68 medali perunggu. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh medali emas yang diperebutkan (342 medali emas dari 600 medali emas) pada penyelenggaraan PON XVIII diraih oleh provinsi-provinsi dari Pulau Jawa (Lihat tabulasi selengkapnya pada bagian Lampiran Tabel 9.1.4). 9.2 SEA Games Pesta Olahraga Asia Tenggara atau Southeast Asian Gamesatau SEA Games adalah suatu ajang pergelaran cabang-cabang olahraga yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan melibatkan sebanyak 11 negara yang berada di Asia Tenggara. SEA Games pada awalnya bernama Southeast Asian Peninsular Games
(SEAP Games).
SEAP Games
dicetuskan
oleh
Laung
Sukhumnaipradit, pada saat itu ia menjabat sebagai Wakil Presiden 120
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Komite Olimpiade Thailand. Tujuannya untuk mempererat kerjasama, pemahaman dan juga hubungan antar negara di kawasan ASEAN. Thailand, Burma/Myanmar, Malaysia, Laos, Vietnam, Kamboja, dan Singapura sebagai negara pelopor menyetujui jika penyelenggaraan ajang ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Selain itu, dibentuk pula Komite Federasi SEAP Games. Tabel 9.3 Keikutsertaan Indonesia dalam Sea Games Menurut Penyelenggaraan dan Jumlah Negara yang Mengikuti Sea Games ke
Tahun
Kota
Negara
Jumlah Negara yang Mengikuti
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
IX
1977
Kuala Lumpur
Malaysia
7
X
1979
Jakarta
Indonesia
7
XI
1981
Manila
Filipina
7
XII
1983
Singapura
Singapura
6
XIII
1985
Bangkok
Thailand
8
XIV
1987
Jakarta
Indonesia
8
XV
1989
Kuala Lumpur
Malaysia
7
XVI
1991
Manila
Filipina
9
XVII
1993
Singapura
Singapura
9
XVIII
1995
Chiang Mai
Thailand
7
XIX
1997
Jakarta
Indonesia
10
XX
1999
Bandar Sri Begawan
Brunei Darussalam
10
XXI
2001
Kuala Lumpur
Malaysia
10
XXII
2003
Hanoi &Ho Chi Minh
Vietnam
11
XXIII
2005
Manila
Filipina
11
XXIV
2007
Nakhon Ratchasima
Thailand
11
XXV
2009
Vientiane
Laos
11
XXVI
2011
Palembang & Jakarta
Indonesia
11
XXVII
2013
Naypyidaw
Myanmar
11
XXVIII
2015
Singapura
Singapura
11
Penyelenggaraan
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
121
SEAP Games I diadakan di Bangkok pada tanggal 12-17 Desember 1959 dengan mempertandingkan 12 cabang olahraga. Pada tahun 1977, negara Indonesia dan Filipina secara resmi masuk menjadi anggota baru. Dikarenakan Indonesia dan Filipina bukan termasuk negara Asia Tenggara Daratan, Komite olimpiade SEAP Games mengubah nama SEAP Games menjadi SEAGF (South East Asian Games Federation). Tetapi beberapa waktu kemudian SEAGF berganti nama lagi menjadi SEA Games (South East Asian Games) hingga sekarang. Seiring dengan munculnya negara-negara baru di Asia Tenggara, maka keanggotaan SEA Games pun menjadi bertambah. Seperti Brunei Darussalam yang secara resmi bergabung pada saat SEA Games ke-10 tahun 1979, dan Timor Leste yang juga resmi bergabung pada saat SEA Games ke-22 tahun 2003. Pada SEA Games IX tahun 1977, Indonesia mampu menjadi juara umum SEA Games 1977 meskipun pada saat itu Indonesia baru pertama kali mengikuti ajang olahraga ini. Total medali yang diperoleh sebanyak 137 medali, dengan rincian 62 medali emas, 41 medali perak dan 34 medali perunggu (Tabel 9.4). Sebuah pencapaian yang luar biasa oleh negara peserta yang baru pertama kali berpartisipasi. Indonesia kemudian menjadi negara yang paling sering menjadi juara umum SEA Games dibanding negara lainnya.Tercatat 10 kali juara umum SEA Games telah dipegang Indonesia, yaitu pada tahun 1977, 1979, 1981, 1983, 1987, 1989, 1991, 1993, 1997, dan terakhir pada tahun 2011. Selain itu, selama keikutsertaannya dalam ajang SEA Games, Indonesia telah berhasil mengumpulkan sebanyak 4858 medali dengan rincian 1716 medali emas, 1558 medali perak, dan 1580 medali perunggu (lihat Tabel 9.4). Prestasi Indonesia cenderung menurun sejak SEA Games XX tahun 1999 yang diadakan di Brunei Darussalam. Selama bertahuntahun penyelenggaraan SEA Games, Indonesia hanya menduduki peringkat ketiga. Pada penyelenggaraan SEA Games XXIII tahun 2005 122
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
di Filipina, Indonesia bahkan hanya menduduki peringkat kelima dalam perolehan medali. Indonesia baru kembali menjadi juara umum pada perhelatan SEA Games XXVI tahun 2011 di Jakarta. Tabel 9.4 Prestasi Indonesia dalam SEA Games Menurut Tahun Kejuaraan, Jumlah Negara Peserta, Peringkat, dan Perolehan Medali SEA Games Ke
Tahun
Jumlah Negara Peserta
Perolehan Medali
(1)
(2)
(3)
(4)
IX
1977
7
X
1979
XI
Peringkat Perak
Perunggu
Jumlah
(5)
(6)
(7)
(8)
1
62
41
34
137
7
1
92
78
52
222
1981
7
1
85
73
56
214
XII
1983
6
1
64
67
54
185
XIII
1985
8
2
62
73
76
211
XIV
1987
8
1
183
136
84
403
XV
1989
7
1
102
78
70
250
XVI
1991
9
1
92
86
69
247
XVII
1993
9
1
88
81
84
253
XVIII
1995
7
2
77
67
77
221
XIX
1997
10
1
194
101
115
410
XX
1999
10
3
44
43
58
145
XXI
2001
10
3
72
74
80
226
XXII
2003
11
3
56
68
98
222
XXIII
2005
11
5
50
79
89
218
XXIV
2007
11
3
56
64
82
202
XXV
2009
11
3
43
53
74
170
XXVI
2011
11
1
182
151
143
476
XXVII
2013
11
4
65
84
111
260
XXVIII
2015
11
5
47
61
74
182
1716
1558
1580
4858
Total
Emas
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Prestasi Indonesia kembali menurun pada perhelatan Sea Games selanjutnya, yaitu SEA Games XXVII 2013 dan SEA Games Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
123
XXVIII 2015. Pada perhelatan SEA Games XXVII 2013 di Myanmar, Indonesia berada di peringkat keempat dengan 65 emas, 84 perak dan 111 perunggu. Sementara itu, pada SEA Games XXVIII 2015 di Singapura, pencapaian Indonesia bahkan lebih buruk dibanding tahun 2013. Indonesia hanya menempati peringkat kelima dengan perolehan 47 medali emas, 61 medali perak, dan 74 medali perunggu. 9.3 Asian Games Asian Games adalah ajang olahraga yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali. Peserta Asian Games yaitu negara-negara di Benua Asia. Sejarah pembentukan Asian Games dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II, sejumlah negara di Asia menginginkan sebuah kompetisi olahraga yang baru. Tepatnya pada bulan Agustus 1948 saat Olimpiade di London, perwakilan India mengusulkan kepada pemimpin kontingen negara Asia untuk mengadakan Asian Games. Seluruh perwakilan tersebut juga menyetujui pembentukan Federasi Atletik Asia. Pada bulan Februari 1949, Federasi Atletik Asia terbentuk dan menggunakan nama Federasi Asian Games (Asian Games Federation). Asian Games pertama diselenggarakan di New Delhi, India tahun 1951. Asian Games pertama ini hanya berlangsung selama 8 hari dengan hanya mempertandingkan 12 cabang olahraga. Asian Gamesini diikuti oleh 11 negara dan melibatkan 489 atlet. Pada saat itu, Jepang menjadi juara umum dengan total perolehan medali sebanyak 60 medali, dan diantaranya adalah 24 medali emas. Jumlah negara peserta Asian Games selalu bertambah.Dari enam kali penyelenggaraan, peserta bertambah antara 5-7 negara. Kemudioan meningkat
tiga
kali
lipat
di
penyelenggaraan
berikutnya.
Pada
penyelenggaraan Asian Games XVI tahun 2010 di Incheon, jumlah negara yang ikut berpartisipasi menjadi empat kali lipat dari jumlah negara yang mengikuti pada saat Asian Games I atau sebanyak 45 negara.
124
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 9.5 Keikutsertaan Indonesia dalam Asian Games Menurut Penyelenggaraan dan Jumlah Negara yang Mengikuti Penyelenggaraan
Asian Games ke
Tahun
Kota
Negara
Jumlah Negara yang Mengikuti
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
I
1951
New Delhi
India
11
II
1954
Manila
Filipina
19
III
1958
Tokyo
Jepang
20
IV
1962
Jakarta
Indonesia
16
V
1966
Bangkok
Thailand
18
VI
1970
Bangkok
Thailand
18
VII
1974
Teheran
Iran
25
VIII
1978
Bangkok
Thailand
25
IX
1982
New Delhi
India
33
X
1986
Seoul
Korea Selatan
33
XI
1990
Beijing
China
37
XII
1994
Hiroshima
Jepang
42
XIII
1998
Bangkok
Thailand
41
XIV
2002
Busan
Korea Selatan
44
XV
2006
Doha
Qatar
45
XVI
2010
Guangzhou
China
45
XVII
2014
Icheon
Korea Selatan
45
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Tahun 1962 merupakan tahun bersejarah bagi Indonesia. Pada saat itu Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV. Bertempat di Jakarta, kompetisi olahraga empat tahunan itu diselenggarakan dengan jumlah negara yang berpartisipasi sebanyak 16 negara (lihat Tabel 9.5). Ditinjau dari perkembangan perolehan medali Indonesia dalam Asian Gamesprestasi olahraga Indonesia pada kejuaraan Asian Games Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
125
dari tahun ke tahun cenderung pasang surut. Peringkat Indonesia mengalami peningkatan pada penyelenggaraan Asian Games XVI tahun 2010 yang mana Indonesia menduduki peringkat 15, setelah pada penyelenggaraan sebelumnya hanya menduduki peringkat 22. Akan tetapi, pada penyelenggaraan Asian Games XVIII tahun 2014 peringkat Indonesia kembali menurun menjadi peringkat 17(Gambar 9.1). Gambar 9.1 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Asian Games, 1951-2014 100 95
2
7
7
90 85
7
9
9
6
7
9 11
12
11
14
15
14 17
80 22
75 70
1951 1954 1958 1962 1966 1970 1974 1978 1982 1986 1990 1994 1998 2002 2006 2010 2014
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Prestasi terbaik Indonesia dalam Asian Games yaitu pada pelaksanaan Asian Games IV tahun 1962, ketika Indonesia menjadi tuan rumah. Saat itu Indonesia meraih peringkat kedua dengan memperoleh 77 medali yang terdiri dari 21 medali emas, 26 perak dan 30 perunggu. Namun setelah itu, peringkat Indonesia terus mengalami penurunan. Sejak Asian Games XII, Indonesia sudah tidak lagi meraih peringkat sepuluh besar. Selama keikutsertaannya dalam ajang Asian Games, Indonesia telah berhasil mengumpulkan sebanyak 411 medali, yang terdiri dari 91 medali emas, 119 medali perak, dan 201 medali perunggu (lihat Tabel 9.6). 126
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 9.6 Prestasi Indonesia dalam Asian Games Menurut Tahun Kejuaraan, Jumlah Negara Peserta, Peringkat, dan Perolehan Medali ASIAN GAMES Ke
Tahun
JumlahNe gara Peringkat Peserta
(1)
(2)
(3)
I
1951
II
Perolehan Medali Emas
Perak
Perunggu
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
11
7
0
0
5
5
1954
19
12
0
0
3
3
III
1958
20
14
0
0
6
6
IV
1962
16
2
21
26
30
77
V
1966
18
7
7
4
10
21
VI
1970
18
9
9
7
7
23
VII
1974
25
9
15
14
17
46
VIII
1978
25
7
8
7
18
33
IX
1982
33
6
4
4
7
15
X
1986
33
9
1
5
4
10
XI
1990
37
7
3
6
21
30
XII
1994
42
11
3
12
11
26
XIII
1998
41
11
6
10
11
27
XIV
2002
44
14
4
7
12
23
XV
2006
45
22
2
3
15
20
XVI
2010
45
15
4
9
13
26
XVII
2014
45
17
4
5
11
20
91
119
201
411
Total Sumber: Diolah dari berbagai sumber
9.4 Olimpiade Olimpiade adalah ajang olahraga internasional empat tahunan yang mempertandingkan cabang-cabang olahraga serta diikuti oleh ribuan atlet yang berkompetisi dalam berbagai pertandingan olahraga. Olimpiade merupakan kompetisi olahraga terbesar dan terkemuka di dunia, dengan lebih dari 200 negara berpartisipasi. Awalnya Olimpiade Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
127
hanya berlangsung di Yunani kuno, kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis, Pierre Fredy, Baron de Coubertin pada akhir abad ke-19. Olimpiade yang lebih dikenal di Indonesia adalah olimpiade musim panas, diadakan setiap empat tahun sekali sejak 1896, kecuali tahun-tahun pada masa Perang Dunia II. Tabel 9.7 Keikutsertaan Indonesia pada Olimpiade Menurut Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat Indonesia Olimpiade ke Tahun
Penyelenggaraan Tempat
Negara
Jumlah Negara yg Mengikuti
(3)
(4)
(5)
Peringkat Indonesia (6)
(1)
(2)
XV
1952
Helsinki
Finlandia
69
-
XVI
1956
Melbourne
Australia
67
-
XVII
1960
Roma
Italia
83
-
XVIII
1964
Tokyo
Jepang
93
**
XIX
1968
Mexico City
Meksiko
112
-
XX
1972
Muenchen
Jerman
150
-
XXI
1976
Montreal
Kanada
92
-
XXII
1980
Moskow
Rusia
80
**
XXII
1984
Los Angeles
Amerika Serikat
140
-
XXIV
1988
Seoul
Korea Selatan
159
36
XXV
1992
Barcelona
Spanyol
169
24
XXVI
1996
Atlanta
Amerika Serikat
197
41
XXVII
2000
Sydney
Australia
199
37
XXVIII
2004
Athena
Yunani
202
48
XXIX
2008
Beijing
China
204
42
XXX
2012
London
Inggris
204
62
)
)
Catatan: *) Periode 1952-1984 Indonesia belum pernah meraih medali sehingga tidak memiliki peringkat **) Indonesia tidak mengikuti Olimpiade Sumber: Diolah dari berbagai sumber
128
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Di negara yang mengalami musim dingin, diselenggarakan pesta olahraga dunia terkait datangnya musim salju yang dinamakan Olimpiade musim dingin. Olimpiade ini dilakukan setiap empat tahun sekali.Olimpiade musim dingin, dimulai pada tahun 1924, awalnya diadakan pada tahun yang sama dengan Olimpiade musim panas. Akan tetapi, sejak tahun 1994 Olimpiade musim dingin diadakan setiap empat tahun sekali, dengan selang dua tahun setelah Olimpiade musim panas. Indonesia pertama kali berpartisipasi dalam Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia. Indonesia sempat dua kali tidak ikut Olimpiade, yaituOlimpiade Tokyo tahun 1964 dan Olimpiade Moskow 1980. Olimpiade yang diselenggarakan di Moskow, Rusia pada tahun 1980 diboikot oleh sejumlah negara sebagai protes terhadap perang ”SovietAfghanistan” (lihat Tabel 9.7). Olimpiade XXIV Seoul, Korea Selatan tahun 1988 adalah momen bersejarah bagi Indonesia. Pada olimpiade tersebut Indonesia berhasil membawa pulang medali pertama kali, yaitu medali perak dari cabang panahan. Tiga srikandi Indonesia yaitu Nurfitriyana S. Lantang, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani berhasil memboyong medali pertama untuk Indonesia di ajang olahraga dunia tersebut. Sementara itu, medali emas pertama bagi Indonesia diperoleh pada Olimpiade Barcelona 1992 di Spanyol untuk cabang Bulu tangkis tunggal putra dan putri. Pada Olimpiade Barcelona, total medali yang diraih oleh kontingen Indonesia adalah 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu, yang semuanya berasal dari cabang olahraga bulutangkis.Sejak awal ikut serta dalam Olimpiade Helsinki 1952 hingga Olimpiade London 2012, tercatat Indonesia sudah mengumpulkan total 27 medali. Adapun rincian medali yang diperoleh yaitu 6 medali emas, 10 medali perak dan 11 medali perunggu (Tabel 9.8).
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
129
Tabel 9.8 Prestasi Indonesia dalam Olimpiade Menurut Penyelenggaraan,Peringkat, dan Perolehan Medali Olimpiade
Perolehan Medali
Peringkat Emas
Perak
Perunggu
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1988
36
0
1
0
1
XXV
1992
19
2
2
1
5
XXVI
1996
41
1
1
2
4
XXVII
2000
37
1
3
2
6
XXVIII
2004
48
1
1
2
4
XXIX
2008
42
1
1
3
5
XXX
2012
62
0
1
1
2
6
10
11
27
Ke
Tahun
(1)
(2)
XXIV
Total
Catatan: *) Periode 1952-1984 Indonesia belum meraih medali Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Dari cabang olahraga yang diikuti dalam olimpiade, hanya ada 3 cabang olahraga yang berhasil menyumbang medali, yaitu panahan, badminton, dan angkat besi. Berikut adalah pencapaian Indonesia selama mengikuti Olimpiade: a. Olimpiade Seoul 1988: Atlet Indonesia meraih medali untuk pertama kalinya. Pada saat itu Nurfitriyana S. Lantang, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani meraih medali perak dalam cabang panahan beregu putri. b. Olimpiade Barcelona 1992: Medali emas pertama Indonesia diraih oleh Susi Susanti (bulu tangkis tunggal putri) dan Alan Budikusuma (bulu tangkis tunggal putra). Sedangkan medali perak diraih oleh Ardi B. Wiranata (bulu tangkis tunggal putra) dan Eddy Hartono-Rudy Gunawan (bulu tangkis ganda putra). Sementara itu, medali perunggu diraih Hermawan Susanto (bulu tangkis tunggal putra). 130
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
c. Olimpiade Atlanta 1996: Indonesia meraih 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu. Semua medali untuk kontingen Indonesia dipersembahkan oleh tim bulu tangkis. Medali emas diraih oleh Rexy Mainaky-Ricky Subagja (ganda putra). Medali perak diraih oleh Mia Audina (tunggal puteri). Sedangkan medali perunggu diraih oleh Susi Susanti (tunggal putri) dan Denny Kantono-Antonius B. Ariantho(ganda putra). d. Olimpiade Sydney 2000: Indonesia meraih 1 emas, 3 perak dan 2 perunggu. Medali emas diraih oleh Tony Gunawan-Chandra Wijaya (bulu tangkis ganda putra). Medali perak diraih oleh Hendrawan (bulu tangkis tunggal putra), Tri Kusharjanto-Minarti Timur (Bulu tangkis ganda campuran) dan Raema Lisa Rumbewas (angkat berat putri 48 kg). Sedangkan medali perunggu diraih oleh Sri Indriyani (angkat berat putri 48 kg) dan Winarni (angkat berat putri 53 kg). e. Olimpiade Athena 2004: Indonesia meraih 1 emas dan 2 perunggu. Medali emas diraih oleh Taufik Hidayat (bulu tangkis tunggal putra). Medali perunggu diraih oleh Soni Dwi Kuncoro (bulu tangkis tunggal putra) dan Flandy Limpele-Eng Hian (bulu tangkis ganda putra). f. Olimpiade Beijing 2008: Indonesia mendapatkan 1 medali emas melalui cabang bulu tangkis lewat pasangan ganda putra Markis KidoHendra Setiawan. Sedangkan medali perak diraih oleh Nova Widianto-Lilyana Natsir (bulu tangkis ganda campuran). Sementara itu, medali perunggu diraih oleh Maria Kristin Yulianti (bulu tangkis tunggal putri), Eko Yuli Irawan (angkat besi 288 kg) dan Triyatno (angkat besi 298 kg). g. Olimpiade London 2012:Tradisi meraih emas Olimpiade Indonesia yangsudah dimulai sejak tahun1992harus terhenti di ajang Olimpiade London. Bulutangkis yang selama ini menjadi tumpuan meraih medali emas tidakmenempatkan wakilnya di babak final. Pada Olimpiade London, Indonesia hanya meraih satu medali perak dan satu medali perunggu. Kedua medali tersebut dipersembahkan oleh atlet dari Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
131
cabang angkat besi. Medali perak diraih oleh Triyatno dan medali perunggu oleh Eko Yuli Irawan. Perkembangan peringkat Indonesia dalam Olimpiade mulai tahun 1988 hingga tahun 2012cenderung stagnan bahkan menurun. Peringkat tertinggi yang pernah diduduki Indonesia selama mengikuti Olimpiade adalah meraih peringkat 19 pada Olimpiade XXV tahun 1992 di Barcelona. Sementara itu, posisi terendah terjadi di Olimpiade XXX tahun 2012 di Beijing. Pada saat itu, Indonesia hanya menempati peringkat 62. (lihat Gambar 9.2). Gambar 9.2 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Olimpiade, 1988-2012 100 90
19
80 70
36
41
37
60
42 48
50 62
40 30 20 1988
1992
1996
2000
2004
2008
2012
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
132
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA BPS, 2003, “Indikator Olahraga Indonesia, 2002”, Badan Pusat Statistik, Jakarta. BPS, 2007, “Statistik Sosial Budaya, 2006”, Badan Pusat Statistik, Jakarta. BPS, 2010, “Statistik Sosial Budaya, 2009”, Badan Pusat Statistik, Jakarta. BPS, 2013, “Statistik Sosial Budaya, 2012”, Badan Pusat Statistik, Jakarta. BPS, 2014, “Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus 2014”, Badan Pusat Statistik, Jakarta. BPS, 2014, “Keadaan Pekerja di Indonesia Agustus 2014”, Badan Pusat Statistik, Jakarta. BPS, 2014, “Statistik Potensi Desa Indonesia 2014”, Badan Pusat Statistik, Jakarta. Http://www.koni.or.id Http://bataviase.co.id H.Y.S. Santosa Giriwijoyo, 2007, “Manfaat dan Mudarat Olahraga”. Kemdiknas, 2010, ”Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 16 No. 2 Maret 2010”, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. KONI, 2008, “Laporan Kontingen Indonesia SEA GAMES XXIV Thailand 2007”, Jakarta. KONI, 2010, “Laporan Kontingen Indonesia SEA GAMES XXV Laos 2009”, Jakarta. Panitia Besar PON XV, 2000, ”Laporan Penyelenggaraan Pertandingan/Perlombaan PON XV 2000 Jawa Timur”, Surabaya. Panitia Besar PON XVII, 2008, ”Laporan Penyelenggaraan PON XVII 2008 Kalimantan Timur”, Samarinda. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2015
135
LebihCepat.com, “Menpora: Membangun Olahraga Mulai dari Rekreasi”, Harian Berita Indonesia, Kamis, 03 Juni 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
136
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
TABEL LAMPIRAN
Tabel 3.1.1 Perkiraan Jumlah dan Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2012
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Provinsi Jumlah (1)
%
Jumlah
%
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
387 062 1 795 774 529 317 595 767 263 205 766 406 142 293 521 754
29,65 52,57 43,73 38,50 30,61 37,17 30,90 27,93
918 394 1 620 152 681 162 951 491 596 700 1 295 254 318 252 1 346 034
70,35 47,43 56,27 61,50 69,39 62,83 69,10 72,07
1 305 456 3 415 926 1 210 479 1 547 258 859 905 2 061 660 460 545 1 867 788
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
160 454 431 664 2 811 166
48,96 84,99 100,00
167 302 76 221 -
51,04 15,01 -
327 756 507 885 2 811 166
100,00 100,00 100,00
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
7 839 528 3 558 189 625 384 4 266 712
68,57 48,50 72,48 49,56
3 593 898 3 778 496 237 462 4 342 470
31,43 51,50 27,52 50,44
11 433 426 7 336 686 862 846 8 609 182
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
2 174 651 600 421 513 182 273 240 375 226 225 221 415 895 606 772
70,48 64,87 44,17 24,24 31,57 35,62 43,02 61,61
910 745 325 141 648 587 853 967 813 238 407 030 550 842 378 147
29,52 35,13 55,83 75,76 68,43 64,38 56,98 38,39
3 085 396 925 562 1 161 769 1 127 207 1 188 464 632 251 966 737 984 919
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
264 868 190 269 809 873 187 766
48,23 27,69 39,95 31,51
284 259 496 952 1 217 237 408 062
51,77 72,31 60,05 68,49
549 127 687 221 2 027 110 595 828
100,00 100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
103 015 73 250 177 578 92 691 69 703 233 508
36,36 23,82 42,45 32,20 33,74 28,40
180 344 234 249 240 768 195 127 136 868 588 704
63,64 76,18 57,55 67,80 66,26 71,60
283 359 307 499 418 346 287 817 206 571 822 212
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
32 081 805
52,70
28 793 555
47,30
60 875 360
100,00
INDONESIA
(6)
% (7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
139
Tabel 3.1.2 Perkiraan Jumlah dan Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Provinsi Jumlah (1)
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
392 515 1 806 799 539 388 677 891 276 328 785 648 164 447 553 482
29,48 52,65 43,57 41,37 31,55 37,20 34,09 27,98
938 909 1 624 676 698 712 960 600 599 475 1 326 237 317 969 1 424 600
70,52 47,35 56,43 58,63 68,45 62,80 65,91 72,02
1 331 423 3 431 475 1 238 100 1 638 491 875 803 2 111 885 482 416 1 978 082
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
172 328 441 380 2 833 240
48,48 86,31 100,00
183 153 70 018 -
51,52 13,69 -
355 481 511 398 2 833 240
100,00 100,00 100,00
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
7 882 892 3 584 961 655 901 4 298 491
68,64 48,24 73,62 49,76
3 602 237 3 846 173 235 081 4 339 550
31,36 51,76 26,38 50,24
11 485 129 7 431 133 890 982 8 638 041
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
2 205 703 605 509 525 769 277 850 384 855 229 246 427 515 658 721
69,86 64,69 44,24 24,41 31,98 35,44 43,57 62,92
951 743 330 473 662 569 860 341 818 670 417 629 553 735 388 245
30,14 35,31 55,76 75,59 68,02 64,56 56,43 37,08
3 157 446 935 982 1 188 338 1 138 191 1 203 525 646 875 981 250 1 046 966
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
273 941 193 285 823 911 195 821
48,35 27,96 40,39 32,33
292 601 497 934 1 216 163 409 938
51,65 72,04 59,61 67,67
566 542 691 219 2 040 074 605 759
100,00 100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
103 522 72 500 179 781 85 990 69 857 233 741
36,95 22,95 43,87 30,30 32,96 28,81
176 653 243 433 230 065 197 778 142 079 577 490
63,05 77,05 56,13 69,70 67,04 71,19
280 175 315 933 409 846 283 768 211 936 811 230
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
32 613 205
52,82
29 134 930
47,18
61 748 135
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2013
140
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 3.1.3 Perkiraan Jumlah dan Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Provinsi Jumlah (1)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
(2)
396 831 1 794 670 504 245 679 361 253 512 794 731 161 626 525 084
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
30,07 52,38 41,75 40,98 29,56 38,05 33,78 26,96
922 833 1 631 420 703 506 978 343 604 149 1 294 104 316 814 1 422 638
69,93 47,62 58,25 59,02 70,44 61,95 66,22 73,04
1 319 664 3 426 090 1 207 751 1 657 705 857 661 2 088 836 478 439 1 947 721
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
173 414 414 741 2 860 823
48,87 84,87 100,00
181 457 73 911 -
51,13 15,13 -
354 870 488 653 2 860 823
100,00 100,00 100,00
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
7 997 849 3 632 444 647 826 4 279 878
69,15 48,75 72,33 49,64
3 567 615 3 818 096 247 819 4 342 577
30,85 51,25 27,67 50,36
11 565 464 7 450 540 895 646 8 622 455
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
2 230 463 618 818 528 878 271 816 401 257 228 566 431 710 655 231
69,70 65,68 43,84 23,81 32,86 35,64 44,44 62,32
969 470 323 304 677 520 869 797 819 853 412 756 539 774 396 210
30,30 34,32 56,16 76,19 67,14 64,36 55,56 37,68
3 199 933 942 122 1 206 399 1 141 613 1 221 110 641 322 971 484 1 051 441
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
262 587 194 476 877 409 189 730
47,77 28,60 41,81 31,89
287 071 485 405 1 221 095 405 133
52,23 71,40 58,19 68,11
549 658 679 881 2 098 504 594 862
100,00 100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
99 211 72 333 179 393 90 352 70 359 231 946
35,14 23,06 43,13 30,87 32,89 29,16
183 132 241 395 236 512 202 301 143 593 563 512
64,86 76,94 56,87 69,13 67,11 70,84
282 342 313 728 415 905 292 652 213 953 795 458
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
32 751 571
52,97
29 083 116
47,03
61 834 687
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
141
Tabel 3.2.1 Perkiraan Jumlah dan Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2014 Perkotaan Laki-Laki (L)
Perempuan (P)
L+P
Provinsi (1)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
Sex Ratio
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
197 448 899 512 252 857 356 015 130 135
49,76 50,12 50,15 52,40 51,33
199 383 895 158 251 388 323 346 123 377
50,24 49,88 49,85 47,60 48,67
396 831 1 794 670 504 245 679 361 253 512
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
99,03 100,49 100,58 110,10 105,48
Sumatera Selatan 402 368 Bengkulu 79 746 Lampung 260 105 Kep. Bangka Belitung 90 386 Kepulauan Riau 197 010 DKI Jakarta 1 413 331 Jawa Barat 4 041 879
50,63 49,34 49,54 52,12 47,50 49,40 50,54
392 363 81 880 264 979 83 028 217 731 1 447 492 3 955 970
49,37 50,66 50,46 47,88 52,50 50,60 49,46
794 731 161 626 525 084 173 414 414 741 2 860 823 7 997 849
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
102,55 97,39 98,16 108,86 90,48 97,64 102,17
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
1 812 168 334 661 2 133 217 1 117 900
49,89 51,66 49,84 50,12
1 820 276 313 166 2 146 661 1 112 563
50,11 48,34 50,16 49,88
3 632 444 647 826 4 279 878 2 230 463
100,00 100,00 100,00 100,00
99,55 106,86 99,37 100,48
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
315 465 252 112 138 095 194 849
50,98 47,67 50,80 48,56
303 353 276 766 133 721 206 408
49,02 52,33 49,20 51,44
618 818 528 878 271 816 401 257
100,00 100,00 100,00 100,00
103,99 91,09 103,27 94,40
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
116 259 216 294 340 110 136 818
50,86 50,10 51,91 52,10
112 307 215 416 315 121 125 769
49,14 49,90 48,09 47,90
228 566 431 710 655 231 262 587
100,00 100,00 100,00 100,00
103,52 100,41 107,93 108,78
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
98 569 431 900 92 980 49 444
50,68 49,22 49,01 49,84
95 908 445 509 96 750 49 767
49,32 50,78 50,99 50,16
194 476 877 409 189 730 99 211
100,00 100,00 100,00 100,00
102,77 96,95 96,10 99,35
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
35 537 89 717 45 909 37 606 127 402
49,13 50,01 50,81 53,45 54,93
36 796 89 675 44 443 32 753 104 544
50,87 49,99 49,19 46,55 45,07
72 333 179 393 90 352 70 359 231 946
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
96,58 100,05 103,30 114,82 121,86
50,19 16 313 768
49,81
32 751 571 100,00
100,76
INDONESIA
16 437 802
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
142
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 3.2.2 Perkiraan Jumlah dan Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2014 Perdesaan Laki-Laki (L)
Perempuan (P)
L+P
Provinsi (1)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
Sex Ratio
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
457 453 827 589 354 826 500 958 310 810
49,57 50,73 50,44 51,20 51,45
465 381 803 831 348 680 477 385 293 339
50,43 49,27 49,56 48,80 48,55
922 833 1 631 420 703 506 978 343 604 149
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
98,30 102,96 101,76 104,94 105,96
Sumatera Selatan 670 843 Bengkulu 160 975 Lampung 732 068 Kep. Bangka Belitung 96 102 Kepulauan Riau 38 365 DKI Jakarta Jawa Barat 1 818 056
51,84 50,81 51,46 52,96 51,91 50,96
623 262 155 838 690 569 85 355 35 546 1 749 559
48,16 49,19 48,54 47,04 48,09 49,04
1 294 104 316 814 1 422 638 181 457 73 911 3 567 615
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
107,63 103,30 106,01 112,59 107,93 103,92
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
1 920 372 123 090 2 161 040 494 661
50,30 49,67 49,76 51,02
1 897 723 124 729 2 181 538 474 809
49,70 50,33 50,24 48,98
3 818 096 247 819 4 342 577 969 470
100,00 100,00 100,00 100,00
101,19 98,69 99,06 104,18
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
165 440 315 815 422 701 422 924
51,17 46,61 48,60 51,59
157 864 361 705 447 096 396 930
48,83 53,39 51,40 48,41
323 304 677 520 869 797 819 853
100,00 100,00 100,00 100,00
104,80 87,31 94,54 106,55
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
215 642 273 699 210 632 151 387
52,24 50,71 53,16 52,73
197 115 266 074 185 579 135 684
47,76 49,29 46,84 47,27
412 756 539 774 396 210 287 071
100,00 100,00 100,00 100,00
109,40 102,87 113,50 111,57
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
251 367 599 619 201 557 90 863
51,79 49,11 49,75 49,62
234 037 621 476 203 576 92 269
48,21 50,89 50,25 50,38
485 405 1 221 095 405 133 183 132
100,00 100,00 100,00 100,00
107,40 96,48 99,01 98,48
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
120 916 119 442 101 515 75 471 279 208
50,09 50,50 50,18 52,56 49,55
120 478 117 070 100 786 68 122 284 304
49,91 49,50 49,82 47,44 50,45
241 395 236 512 202 301 143 593 563 512
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100,36 102,03 100,72 110,79 98,21
50,49 14 397 710
49,51
29 083 116 100,00
102,00
INDONESIA
14 685 406
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
143
Tabel 3.2.3 Perkiraan Jumlah dan Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2014 Perkotaan+Perdesaan Laki-Laki (L)
Perempuan (P)
L+P
Provinsi
Sex Ratio
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
654 901 1 727 101 607 683 856 973 440 945
49,63 50,41 50,32 51,70 51,41
664 763 1 698 989 600 068 800 731 416 717
50,37 49,59 49,68 48,30 48,59
1 319 664 3 426 090 1 207 751 1 657 705 857 661
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
98,52 101,65 101,27 107,02 105,81
Sumatera Selatan 1 073 211 Bengkulu 240 721 Lampung 992 173 Kep. Bangka Belitung 186 488 Kepulauan Riau 235 375 DKI Jakarta 1 413 331 Jawa Barat 5 859 935
51,38 50,31 50,94 52,55 48,17 49,40 50,67
1 015 625 237 719 955 548 168 383 253 278 1 447 492 5 705 529
48,62 49,69 49,06 47,45 51,83 50,60 49,33
2 088 836 478 439 1 947 721 354 870 488 653 2 860 823 11 565 464
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
105,67 101,26 103,83 110,75 92,93 97,64 102,71
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
3 732 541 457 750 4 294 257 1 612 561
50,10 51,11 49,80 50,39
3 717 999 437 895 4 328 198 1 587 372
49,90 48,89 50,20 49,61
7 450 540 895 646 8 622 455 3 199 933
100,00 100,00 100,00 100,00
100,39 104,53 99,22 101,59
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
480 904 567 928 560 796 617 772
51,04 47,08 49,12 50,59
461 218 638 471 580 817 603 338
48,96 52,92 50,88 49,41
942 122 1 206 399 1 141 613 1 221 110
100,00 100,00 100,00 100,00
104,27 88,95 96,55 102,39
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
331 901 489 993 550 742 288 205
51,75 50,44 52,38 52,43
309 421 481 491 500 699 261 454
48,25 49,56 47,62 47,57
641 322 971 484 1 051 441 549 658
100,00 100,00 100,00 100,00
107,27 101,77 109,99 110,23
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
349 936 1 031 519 294 536 140 307
51,47 49,15 49,51 49,69
329 945 1 066 985 300 326 142 035
48,53 50,85 50,49 50,31
679 881 2 098 504 594 862 282 342
100,00 100,00 100,00 100,00
106,06 96,68 98,07 98,78
156 453 209 159 147 423 113 077 406 610
49,87 50,29 50,37 52,85 51,12
157 274 206 745 145 229 100 876 388 848
50,13 49,71 49,63 47,15 48,88
313 728 415 905 292 652 213 953 795 458
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
99,48 101,17 101,51 112,10 104,57
50,33 30 711 479
49,67
61 834 687 100,00
101,34
(1)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
31 123 208
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
144
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 3.3.1
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2014 Perkotaan
Provinsi
16-20
21-25
26-30
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara
32,35 33,72
36,31 34,12
31,34 32,16
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
33,78 32,80 31,02 35,51 34,31
32,47 33,24 33,03 33,31 34,11
33,74 33,96 35,94 31,18 31,58
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
35,58 29,98 23,33 27,84 32,91 34,15 35,38
32,78 33,34 32,07 34,59 33,86 32,67 37,60
31,65 36,68 44,60 37,57 33,23 33,18 27,02
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
31,16 30,81 30,99 32,91 37,19 33,68 31,14 32,62
34,34 34,83 33,34 33,82 32,49 31,13 34,87 34,53
34,50 34,35 35,67 33,27 30,32 35,19 34,00 32,86
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
31,03 35,07 35,18 34,39
32,29 36,56 33,96 34,72
36,68 28,37 30,87 30,90
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
36,66 35,22 35,18 34,95
34,22 34,08 30,88 35,42
29,12 30,71 33,93 29,63
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
32,38 32,15 31,40
36,12 34,36 34,65
31,49 33,50 33,95
100,00 100,00 100,00
32,35
33,94
33,72
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
145
Tabel 3.3.2
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2014 Perdesaan
Provinsi
16-20
21-25
26-30
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara
33,13 35,19
32,42 30,19
34,45 34,62
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
33,63 29,96 29,64 30,66 31,16
31,53 31,58 34,31 32,57 32,66
34,85 38,46 36,06 36,77 36,18
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
30,38 30,98 34,05 32,23 31,35 32,37
31,52 33,04 23,69 33,29 33,13 27,56
38,10 35,99 42,27 34,47 35,52 40,07
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
32,65 34,48 31,22 30,93 34,56 30,15 29,73 30,27
31,81 31,79 35,26 33,52 29,34 32,39 33,32 32,74
35,54 33,73 33,51 35,54 36,10 37,45 36,96 36,99
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
30,03 33,23 29,53 33,98
33,62 32,35 32,14 31,97
36,35 34,42 38,33 34,05
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
32,20 33,36 33,49 34,25
31,65 36,43 32,53 29,74
36,15 30,21 33,98 36,02
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
31,84 29,88 31,71
30,46 32,41 26,11
37,70 37,71 42,18
100,00 100,00 100,00
32,09
32,11
35,80
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
146
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 3.3.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2014 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
16-20
21-25
26-30
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara
32,90 34,42
33,59 32,25
33,52 33,33
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
33,69 31,12 30,05 32,51 32,22
31,92 32,26 33,93 32,85 33,15
34,39 36,62 36,02 34,64 34,62
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
31,78 30,49 24,95 27,84 32,70 32,71 34,55
31,86 33,19 30,80 34,59 33,68 32,91 34,82
36,36 36,32 44,25 37,57 33,61 34,38 30,63
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
31,91 31,92 31,07 31,80 35,19 31,31 30,23 31,31
33,07 33,91 34,00 33,65 30,09 31,98 33,87 33,53
35,02 34,16 34,93 34,55 34,72 36,71 35,90 35,15
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
30,65 34,11 31,14 34,15
32,79 34,36 32,66 33,12
36,55 31,53 36,20 32,73
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
33,62 34,01 33,88 34,55
32,47 35,60 32,15 32,19
33,91 30,39 33,97 33,26
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
32,01 30,63 31,62
32,21 33,05 28,60
35,78 36,32 39,78
100,00 100,00 100,00
32,23
33,08
34,69
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
147
Tabel 3.4.1 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2014 Perkotaan Provinsi
Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
70,54 68,60
28,62 30,08
0,54 1,16
0,30 0,16
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
70,89 65,93 60,05 65,14 64,04
28,12 33,49 38,93 33,87 34,85
0,93 0,57 0,67 0,84 0,98
0,06 0,00 0,35 0,15 0,14
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
63,81 53,33 56,68 65,00 57,71 59,28 71,02
35,14 45,15 42,54 33,82 40,51 39,50 28,58
0,87 1,41 0,73 0,92 1,61 1,09 0,38
0,18 0,11 0,05 0,26 0,17 0,12 0,02
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
56,25 58,26 56,29 56,60 71,78 59,12 51,96 54,91
42,60 40,20 42,90 40,85 27,13 39,94 46,51 42,81
0,99 1,33 0,75 2,45 0,91 0,66 1,52 1,84
0,16 0,21 0,05 0,10 0,19 0,27 0,02 0,44
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
57,25 60,29 63,73 64,35
41,51 38,28 34,36 34,60
1,04 1,16 1,66 0,97
0,19 0,26 0,24 0,07
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
63,65 61,28 64,68 68,54
35,33 36,78 33,36 30,14
0,73 1,82 1,96 1,15
0,29 0,12 0,00 0,18
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
63,76 63,50 64,56
35,30 35,54 34,00
0,66 0,79 1,15
0,28 0,17 0,29
100,00 100,00 100,00
60,48
38,17
1,18
0,17
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
148
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 3.4.2 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2014 Perdesaan Provinsi
Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
64,87 56,91
34,37 42,02
0,50 0,78
0,26 0,29
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
57,02 48,01 46,39 46,12 45,29
41,61 51,31 51,67 52,73 52,74
1,17 0,62 1,71 1,02 1,67
0,20 0,05 0,24 0,13 0,30
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
46,58 44,51 58,13 41,94 44,36 47,80
52,53 53,65 40,95 55,54 54,67 51,70
0,81 1,70 0,64 2,37 0,88 0,30
0,08 0,14 0,27 0,14 0,08 0,19
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
42,69 46,39 48,20 44,16 54,73 45,54 44,61 43,27
55,61 51,73 50,52 53,15 44,01 53,05 53,86 54,60
1,46 1,73 1,04 2,48 1,02 1,24 1,26 1,88
0,25 0,14 0,24 0,21 0,24 0,17 0,28 0,25
100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
50,23 48,55 44,28 50,75
48,57 49,91 54,21 46,98
1,07 1,26 1,28 1,98
0,13 0,28 0,23 0,29
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
45,92 47,16 51,25 53,85
52,37 51,04 47,30 44,71
1,35 1,65 1,28 1,08
0,35 0,16 0,18 0,35
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
46,91 49,72 43,78
51,26 49,08 54,31
1,55 1,00 0,90
0,28 0,21 1,00
100,00 100,00 100,00
46,93
51,52
1,35
0,20
100,00
INDONESIA
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
149
Tabel 3.4.3 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2014 Perkotaan+Perdesaan Provinsi
Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
66,58 63,03
32,64 35,77
0,51 0,98
0,27 0,22
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
62,81 55,36 50,43 53,35 51,62
35,98 44,01 47,90 45,55 46,70
1,07 0,60 1,40 0,95 1,43
0,14 0,03 0,27 0,14 0,25
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
51,23 48,82 56,90 65,00 52,85 51,64 64,60
47,84 49,50 42,30 33,82 45,14 47,28 34,98
0,82 1,56 0,72 0,92 1,84 0,98 0,36
0,10 0,13 0,08 0,26 0,16 0,10 0,07
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
49,42 54,67 53,52 49,61 58,79 50,00 47,23 48,44
49,15 43,69 45,52 47,76 39,99 48,74 51,24 49,36
1,22 1,45 0,85 2,47 0,99 1,05 1,35 1,86
0,21 0,19 0,12 0,16 0,23 0,21 0,18 0,33
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
54,61 54,16 49,84 56,43
44,17 44,36 48,53 41,80
1,05 1,21 1,39 1,56
0,17 0,27 0,24 0,20
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
51,58 52,12 54,35 60,19
46,94 46,03 44,09 38,42
1,15 1,71 1,43 1,11
0,33 0,15 0,14 0,28
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
52,11 54,25 49,84
46,33 44,63 48,39
1,27 0,93 0,97
0,28 0,19 0,80
100,00 100,00 100,00
54,11
44,45
1,26
0,18
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
150
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 3.5.1 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Dalam Rumah Tangga, 2014 Perkotaan Provinsi
Kepala Rumah Tangga
Isteri/ Suami
Anak
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
10,30 8,36
14,45 12,41
59,05 64,93
16,20 14,30
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
9,49 14,91 8,53 8,67
11,89 16,56 16,04 12,33
66,25 49,71 56,29 62,50
12,38 18,83 19,14 16,49
100,00 100,00 100,00 100,00
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
14,84 8,54 13,22 19,88 11,04 11,59 8,64
14,80 15,13 17,70 22,85 14,09 17,69 11,63
52,53 60,18 53,97 35,18 56,51 57,79 64,00
17,83 16,15 15,12 22,09 18,35 12,93 15,73
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
24,75 9,90 9,80 21,48
9,40 13,46 15,84 18,09
51,28 58,93 58,36 45,14
14,57 17,72 16,01 15,29
100,00 100,00 100,00 100,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
17,96 12,95 10,38 17,13 17,25
19,24 9,71 12,19 20,48 20,47
51,05 42,36 55,03 45,45 49,63
11,75 34,99 22,40 16,94 12,64
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
13,96 13,40 13,45 11,80
18,21 12,55 12,71 11,97
50,78 52,70 49,17 54,32
17,05 21,36 24,67 21,90
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
16,51 13,06 8,86 9,09
13,01 13,20 14,32 10,07
45,40 53,87 51,00 48,69
25,08 19,87 25,83 32,15
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
11,74 11,81 15,61
10,36 16,36 16,41
47,24 46,97 45,43
30,66 24,86 22,55
100,00 100,00 100,00
11,48
14,90
57,29
16,33
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
151
Tabel 3.5.2 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Dalam Rumah Tangga, 2014 Perdesaan Provinsi
Kepala Rumah Tangga
Isteri/ Suami
Anak
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
8,03 12,35
18,81 20,13
65,44 58,97
7,71 8,55
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
7,92 14,03 12,54 13,75
16,26 24,46 23,48 23,13
63,28 49,97 51,44 50,75
12,54 11,55 12,55 12,36
100,00 100,00 100,00 100,00
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
13,07 11,85 15,19 13,44 14,01 8,51
22,51 22,96 24,69 20,34 25,19 16,51
51,68 51,85 49,65 58,06 49,59 57,11
12,73 13,35 10,46 8,15 11,22 17,86
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
6,25 7,74 8,87 10,31
13,10 15,44 19,30 18,76
61,68 55,68 55,91 54,58
18,97 21,14 15,92 16,35
100,00 100,00 100,00 100,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
19,56 10,59 12,75 16,44 14,71
23,93 16,47 21,57 27,16 26,36
46,77 50,60 52,90 46,06 46,92
9,74 22,34 12,77 10,34 12,02
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
11,67 8,12 12,48 9,01
22,51 15,84 21,85 15,17
50,92 55,87 48,79 58,54
14,90 20,17 16,88 17,28
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
12,43 12,35 12,54 8,83
20,62 21,35 20,09 14,67
51,75 50,12 52,54 56,94
15,19 16,18 14,84 19,57
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
10,29 16,59 22,27
17,31 22,48 31,63
52,08 43,51 40,67
20,31 17,42 5,44
100,00 100,00 100,00
11,27
20,11
53,81
14,82
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
152
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 3.5.3 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Dalam Rumah Tangga, 2014 Perkotaan+Perdesaan Provinsi
Kepala Rumah Tangga
Isteri/ Suami
Anak
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
8,71 10,26
17,50 16,08
63,52 62,09
10,27 11,56
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
8,57 14,39 11,35 11,82
14,44 21,22 21,28 19,02
64,52 49,86 52,87 55,22
12,47 14,53 14,50 13,93
100,00 100,00 100,00 100,00
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
13,67 10,96 14,23 18,91 11,04 12,34 8,58
19,91 20,85 21,27 22,47 14,09 20,00 14,13
51,97 54,09 51,76 38,64 56,51 55,26 60,47
14,45 14,10 12,74 19,98 18,35 12,40 16,82
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
19,63 8,81 9,52 17,65
10,42 14,45 16,89 18,32
54,16 57,29 57,62 48,38
15,79 19,44 15,98 15,65
100,00 100,00 100,00 100,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
18,86 11,15 11,97 16,68 15,84
21,88 14,86 18,49 24,78 23,74
48,65 48,64 53,60 45,84 48,12
10,62 25,35 15,94 12,70 12,29
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
13,10 10,64 12,76 10,18
19,83 14,27 19,24 13,83
50,83 54,35 48,90 56,78
16,24 20,74 19,10 19,22
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
13,74 12,60 11,69 8,94
18,19 18,49 18,76 12,69
49,73 51,44 52,18 53,38
18,35 17,48 17,37 25,00
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
10,74 15,01 20,33
15,17 20,47 27,19
50,58 44,65 42,05
23,51 19,87 10,43
100,00 100,00 100,00
11,38
17,35
55,65
15,62
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
153
Tabel 3.6.1 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Dalam Rumah Tangga, 2014 Laki-laki Provinsi
Kepala Rumah Tangga
Isteri/ Suami
Anak
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
15,08 19,04
0,07 0,03
72,99 69,81
11,86 11,12
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
14,49 25,30 21,43 21,84
0,12 0,09 0,00 0,10
68,68 57,47 61,29 64,79
16,70 17,14 17,28 13,27
100,00 100,00 100,00 100,00
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
23,80 20,53 26,20 31,72 19,51 22,56 14,87
0,00 0,01 0,08 0,02 0,16 0,07 0,12
59,31 66,45 58,94 45,97 61,48 63,60 68,16
16,89 13,02 14,78 22,30 18,85 13,78 16,86
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
25,62 15,34 17,40 29,68
0,23 0,14 0,13 0,16
59,45 63,63 64,65 60,70
14,70 20,89 17,82 9,45
100,00 100,00 100,00 100,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
30,98 19,11 21,97 30,09 28,07
0,00 0,16 0,07 0,11 0,00
58,28 56,92 61,63 55,55 57,77
10,74 23,81 16,33 14,25 14,16
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
23,29 17,75 22,99 17,52
0,02 0,36 0,00 0,20
57,99 60,58 58,69 61,27
18,70 21,31 18,32 21,01
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
23,72 22,96 21,87 15,89
0,12 0,05 0,11 0,14
56,80 56,83 59,38 61,06
19,35 20,16 18,64 22,91
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
19,34 27,09 37,42
0,15 0,07 0,11
58,56 51,43 49,70
21,95 21,42 12,76
100,00 100,00 100,00
20,16
0,10
63,30
16,43
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
154
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 3.6.2 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Dalam Rumah Tangga, 2014 Perempuan Provinsi
Kepala Rumah Tangga
Isteri/ Suami
Anak
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
2,45 1,34
34,67 32,41
54,19 54,24
8,69 12,01
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
2,58 2,72 0,70 1,23
28,93 43,83 43,80 39,03
60,30 41,72 43,96 45,10
8,19 11,73 11,55 14,64
100,00 100,00 100,00 100,00
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
3,41 1,02 0,97 7,00 2,78 1,84 2,26
40,07 42,49 44,75 43,34 27,70 40,47 28,20
44,53 41,26 43,81 31,84 51,66 46,70 52,75
11,99 15,23 10,47 17,83 17,86 10,99 16,79
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
13,37 2,33 1,51 5,10
21,08 28,66 33,91 37,26
48,63 51,00 50,47 35,53
16,93 18,01 14,11 22,11
100,00 100,00 100,00 100,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
8,08 3,47 1,74 2,30 3,39
41,34 29,04 37,35 51,24 47,91
40,07 40,65 45,38 35,43 38,31
10,51 26,84 15,53 11,03 10,39
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
1,88 2,80 1,91 3,08
41,61 29,60 39,64 27,01
42,97 47,49 38,52 52,43
13,54 20,11 19,94 17,48
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
3,94 2,36 1,56 1,91
35,91 36,70 37,31 25,38
42,79 46,12 45,02 45,61
17,36 14,82 16,11 27,11
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
2,01 1,48 2,45
30,41 43,33 55,51
42,48 37,05 34,06
25,10 18,13 7,98
100,00 100,00 100,00
2,48
34,84
47,89
14,79
100,00
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
155
Tabel 3.6.3 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Dalam Rumah Tangga, 2014 Laki-laki+Perempuan Provinsi
Kepala Rumah Tangga
Isteri/ Suami
Anak
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
8,71 10,26
17,50 16,08
63,52 62,09
10,27 11,56
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
8,57 14,39 11,35 11,82
14,44 21,22 21,28 19,02
64,52 49,86 52,87 55,22
12,47 14,53 14,50 13,93
100,00 100,00 100,00 100,00
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
13,67 10,96 14,23 18,91 11,04 12,34 8,58
19,91 20,85 21,27 22,47 14,09 20,00 14,13
51,97 54,09 51,76 38,64 56,51 55,26 60,47
14,45 14,10 12,74 19,98 18,35 12,40 16,82
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
19,63 8,81 9,52 17,65
10,42 14,45 16,89 18,32
54,16 57,29 57,62 48,38
15,79 19,44 15,98 15,65
100,00 100,00 100,00 100,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
18,86 11,15 11,97 16,68 15,84
21,88 14,86 18,49 24,78 23,74
48,65 48,64 53,60 45,84 48,12
10,62 25,35 15,94 12,70 12,29
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
13,10 10,64 12,76 10,18
19,83 14,27 19,24 13,83
50,83 54,35 48,90 56,78
16,24 20,74 19,10 19,22
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
13,74 12,60 11,69 8,94
18,19 18,49 18,76 12,69
49,73 51,44 52,18 53,38
18,35 17,48 17,37 25,00
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
10,74 15,01 20,33
15,17 20,47 27,19
50,58 44,65 42,05
23,51 19,87 10,43
100,00 100,00 100,00
11,38
17,35
55,65
15,62
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
156
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 4.1.1 Persentase Pemuda Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perkotaan Jenis Kelamin/ Kelompok Umur (Tahun)
Tidak Pernah Sekolah
Masih *) Sekolah
Tidak Sekolah Lagi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
16−18
0,40
74,28
25,32
100,00
19−24
0,52
28,11
71,37
100,00
25−30
0,41
3,08
96,51
100,00
Pemuda
0,45
27,05
72,49
100,00
16−18
0,39
75,53
24,09
100,00
19−24
0,30
27,90
71,80
100,00
25−30
0,40
1,99
97,61
100,00
Pemuda
0,36
26,41
73,23
100,00
16−18
0,39
74,90
24,71
100,00
19−24
0,41
28,01
71,58
100,00
25−30
0,40
2,53
97,07
100,00
Pemuda
0,41
26,73
72,86
100,00
Laki-laki:
Perempuan:
Laki-laki+Perempuan
Keterangan: *) Termasuk pendidikan non formal (paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SM/SMK/MA)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
157
Tabel 4.1.2 Persentase Pemuda Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perdesaan Jenis Kelamin/ Kelompok Umur (Tahun)
Tidak Pernah Sekolah
Masih *) Sekolah
Tidak Sekolah Lagi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
16−18
1,15
65,40
33,45
100,00
19−24
1,47
16,62
81,90
100,00
25−30
1,70
1,31
96,98
100,00
Pemuda
1,50
20,45
78,04
100,00
16−18
1,17
65,46
33,37
100,00
19−24
1,68
16,14
82,18
100,00
25−30
2,77
1,25
95,98
100,00
Pemuda
2,06
19,35
78,60
100,00
16−18
1,16
65,43
33,41
100,00
19−24
1,58
16,38
82,04
100,00
25−30
2,24
1,28
96,48
100,00
Pemuda
1,78
19,91
78,32
100,00
Laki-laki:
Perempuan:
Laki-laki+Perempuan
Keterangan: *) Termasuk pendidikan non formal (paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SM/SMK/MA)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
158
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 4.1.3 Persentase Pemuda Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, dan Partisipasi Sekolah, 2014 Perkotaan+Perdesaan Jenis Kelamin/ Kelompok Umur (Tahun)
Tidak Pernah Sekolah
Masih *) Sekolah
Tidak Sekolah Lagi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
16−18
0,77
69,91
29,33
100,00
19−24
0,95
22,98
76,07
100,00
25−30
1,04
2,22
96,74
100,00
Pemuda
0,95
23,94
75,11
100,00
16−18
0,76
70,73
28,51
100,00
19−24
0,92
22,66
76,42
100,00
25−30
1,55
1,63
96,82
100,00
Pemuda
1,16
23,10
75,75
100,00
16−18
0,77
70,31
28,93
100,00
19−24
0,93
22,82
76,24
100,00
25−30
1,30
1,92
96,78
100,00
Pemuda
1,05
23,52
75,43
100,00
Laki-laki:
Perempuan:
Laki-laki+Perempuan
Keterangan: *) Termasuk pendidikan non formal (paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SM/SMK/MA)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
159
Tabel 4.2.1 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Sekolah, 2014
Perkotaan Provinsi
(1)
Tidak Pernah Sekolah
Masih Sekolah SD/ SMP/ SM/ Sederajat Sederajat Sederajat
PT
Tidak Sekolah Jumlah Lagi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
0,35 0,34 0,28 0,30 0,72 0,55 0,31
0,00 0,00 0,21 0,25 0,00 0,00 0,00
2,45 2,76 4,77 3,72 2,81 3,39 4,13
36,88 50,37 44,92 44,42 49,36 53,68 42,94
60,67 46,87 50,11 51,61 47,83 42,93 52,92
60,52 70,95 61,48 68,52 70,92 69,02 60,91
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
0,73 0,77 0,17 0,33 0,39 0,33 0,07
0,00 0,00 0,04 0,00 0,00 0,04 0,11
2,64 4,10 3,98 3,43 3,73 4,32 2,23
49,33 67,22 55,19 47,30 54,84 55,51 29,57
48,04 28,68 40,79 49,27 41,43 40,13 68,10
68,78 79,72 81,35 78,67 77,01 73,75 54,52
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
0,34 0,55 0,57 0,57 0,93 0,70 0,50 0,62 0,19
0,06 0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,23 0,00
3,94 3,35 2,00 4,90 4,93 5,45 2,83 3,34 3,68
51,57 54,18 48,73 47,47 43,98 48,46 43,08 47,83 51,00
44,42 42,40 49,27 47,63 51,09 46,08 54,09 48,61 45,31
72,86 76,85 72,84 68,25 56,54 69,02 71,50 70,37 71,68
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
0,45 0,17 0,61 0,52
0,00 0,00 0,00 0,11
1,68 1,11 2,96 1,77
41,78 39,27 43,29 35,07
56,54 59,62 53,75 63,05
68,87 61,61 65,50 57,60
100,00 100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,74 1,20 0,21 0,13 0,40 1,24
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,13
2,61 2,61 1,08 1,85 3,75 5,61
36,10 53,98 35,06 37,30 47,16 42,62
61,29 43,41 63,86 60,85 49,10 51,64
63,72 64,87 58,57 59,20 68,24 67,15
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,41
0,04
3,55
49,80
46,62
72,86
100,00
INDONESIA
(7)
(8)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
160
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 4.2.2 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Sekolah, 2014
Perdesaan Provinsi
(1)
Tidak Pernah Sekolah
Masih Sekolah SD/ SMP/ SM/ Sederajat Sederajat Sederajat
PT
Tidak Sekolah Jumlah Lagi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
0,74 1,34 0,97 1,02 0,62 0,95 0,69
0,00 0,03 0,13 0,00 0,07 0,00 0,00
5,96 7,97 11,63 10,97 7,09 7,95 10,05
56,34 66,91 58,72 66,16 56,07 71,53 61,06
37,70 25,09 29,52 22,87 36,76 20,52 28,89
71,94 74,60 72,83 79,69 79,32 84,00 77,11
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
0,49 1,32 3,09 0,73 0,52 0,22
0,00 0,00 1,41 0,00 0,09 0,00
8,30 9,23 8,43 8,38 7,54 5,29
63,84 69,15 67,23 60,67 61,94 64,58
27,86 21,62 22,92 30,95 30,42 30,12
81,16 83,17 75,00 81,94 80,38 69,71
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
1,41 0,53 1,94 1,72 2,98 1,85 0,86 1,06 0,99
0,00 0,00 0,21 0,07 0,41 0,11 0,00 0,00 0,00
8,09 7,65 5,34 7,57 22,37 15,36 11,92 11,34 9,54
61,98 62,34 67,98 58,81 55,63 55,05 53,39 65,63 56,28
29,93 30,01 26,47 33,54 21,59 29,48 34,69 23,03 34,17
79,66 80,11 76,41 75,95 73,74 80,44 83,28 83,54 76,49
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
0,74 1,73 2,08 1,53
0,00 0,21 0,10 0,00
4,17 6,57 5,37 7,03
73,14 60,78 58,69 65,47
22,69 32,44 35,85 27,50
79,55 79,42 74,54 77,38
100,00 100,00 100,00 100,00
2,04 2,65 2,32 0,86 2,99 34,22
0,00 0,45 0,10 0,00 1,50 0,08
7,84 7,49 8,35 7,21 9,57 21,13
55,86 58,68 59,23 63,58 48,42 59,54
36,30 33,38 32,32 29,21 40,51 19,26
74,40 76,76 72,14 77,65 71,49 49,97
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,78
0,07
8,86
61,55
29,53
78,32
100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
(7)
(8)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
161
Tabel 4.2.3 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Sekolah, 2014
Perkotaan+Perdesaan Provinsi
(1)
Tidak Pernah Sekolah
Masih Sekolah SD/ SMP/ SM/ Sederajat Sederajat Sederajat
PT
Tidak Sekolah Jumlah Lagi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
0,62 0,81 0,68 0,72 0,65 0,80 0,56
0,00 0,02 0,17 0,13 0,05 0,00 0,00
4,62 5,01 8,12 7,14 5,50 5,43 7,26
48,92 57,52 51,66 54,66 53,57 61,64 52,52
46,46 37,45 40,05 38,07 40,88 32,94 40,22
68,51 72,69 68,09 75,12 76,84 78,30 71,64
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
0,55 1,05 0,61 0,33 0,49 0,43 0,11
0,00 0,00 0,28 0,00 0,00 0,06 0,09
6,14 6,43 4,76 3,43 4,91 5,73 2,85
58,32 68,10 57,29 47,30 56,33 58,32 36,64
35,53 25,47 37,68 49,27 38,76 35,89 60,42
77,82 81,48 80,39 78,67 78,53 77,15 58,72
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
0,88 0,54 1,04 1,22 2,49 1,47 0,73 0,87 0,49
0,04 0,05 0,06 0,03 0,26 0,06 0,00 0,14 0,00
5,67 4,52 3,00 6,18 16,03 10,85 7,43 6,53 5,60
55,91 56,40 54,48 52,90 51,39 52,05 48,29 54,93 52,72
38,38 39,04 42,46 40,89 32,31 37,04 44,28 38,40 41,68
76,28 77,84 74,07 72,58 69,64 76,69 79,08 77,69 73,49
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
0,61 1,28 1,47 1,21
0,00 0,12 0,05 0,05
2,71 4,12 4,14 4,49
54,72 51,13 50,83 50,82
42,57 44,62 44,98 44,63
74,45 74,32 70,76 71,07
100,00 100,00 100,00 100,00
1,59 2,32 1,41 0,64 2,14 24,61
0,00 0,30 0,05 0,00 0,94 0,10
5,49 5,88 4,35 4,76 7,38 14,12
46,98 57,13 45,93 51,54 47,95 51,90
47,54 36,69 49,67 43,70 43,73 33,88
70,65 74,02 66,29 71,95 70,42 54,98
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,05
0,05
5,66
54,47
39,81
75,43
100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
(7)
(8)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
162
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 4.3 Persentase Pemuda yang Buta Huruf Menurut Provinsi Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
Perkotaan (K)
Provinsi
(1)
Laki- Peremlaki puan (L) (P)
L+P
Perdesaan (D) Laki- Peremlaki puan (L) (P)
L+P
K+D Lakilaki (L)
Perempuan (P)
L+P
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
0,00 0,02 0,11 0,00 0,45
0,00 0,04 0,00 0,11 0,22
0,00 0,03 0,05 0,05 0,34
0,08 0,58 0,22 0,21 0,14
0,30 1,10 0,41 0,32 0,43
0,19 0,84 0,31 0,26 0,28
0,06 0,29 0,17 0,12 0,23
0,21 0,54 0,24 0,24 0,37
0,14 0,41 0,21 0,18 0,30
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
0,00 0,13 0,00 0,35 0,00 0,00 0,05
0,17 0,06 0,09 0,00 0,10 0,03 0,13
0,08 0,10 0,04 0,18 0,05 0,01 0,09
0,51 0,34 0,45 0,61 0,84 0,03
0,49 0,42 0,13 0,98 1,13 0,21
0,50 0,38 0,30 0,78 0,98 0,12
0,32 0,27 0,34 0,48 0,14 0,00 0,04
0,37 0,29 0,12 0,50 0,24 0,03 0,16
0,34 0,28 0,23 0,49 0,19 0,01 0,10
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,10 0,00 0,07 0,02
0,12 0,00 0,10 0,21
0,11 0,00 0,08 0,11
0,20 0,23 0,68 0,26
0,20 0,00 0,86 0,37
0,20 0,12 0,77 0,31
0,15 0,06 0,38 0,09
0,16 0,00 0,48 0,26
0,16 0,03 0,43 0,17
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
0,00 0,00 0,18 0,39 0,19
0,15 0,40 0,05 0,37 0,05
0,07 0,21 0,12 0,38 0,12
0,65 0,51 3,78 0,61 0,23
1,07 2,71 2,89 1,72 0,35
0,86 1,68 3,32 1,15 0,29
0,23 0,28 2,89 0,54 0,22
0,46 1,71 2,23 1,26 0,24
0,34 1,04 2,56 0,90 0,23
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
0,00 0,00 0,04 0,00
0,00 0,13 0,00 0,00
0,00 0,06 0,02 0,00
0,00 0,12 0,22 1,56
0,35 0,12 0,16 1,27
0,17 0,12 0,19 1,42
0,00 0,04 0,14 1,12
0,20 0,12 0,09 0,90
0,10 0,08 0,11 1,02
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
0,48 0,27 0,23 0,30
0,45 0,21 0,00 0,62
0,47 0,24 0,11 0,46
2,25 1,54 1,35 2,29
1,49 1,19 0,85 3,32
1,86 1,37 1,10 2,80
1,51 1,14 0,95 1,83
1,05 0,88 0,55 2,69
1,28 1,01 0,75 2,26
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,07 0,00 0,00 0,50
0,05 0,00 0,00 0,68
0,06 0,92 0,00 0,71 0,00 1,20 0,58 22,00
1,70 1,30 0,53 0,62 3,48 2,29 39,69 30,92
0,55 0,49 0,80 15,26
0,98 0,37 2,35 29,20
0,77 0,43 1,53 22,08
0,07
0,13
0,10
0,51
0,78
0,64
INDONESIA
1,00
1,52
1,26
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
163
Tabel 4.4 Rata-rata Lama Sekolah (dalam Tahun) Pemuda menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2014
Provinsi
(1)
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
Laki- Peremlaki puan L+P (L) (P)
Laki- Peremlaki puan L+P (L) (P)
(2)
(3)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
11,83 11,11 10,99 11,08 10,85
12,14 11,42 11,99 11,51 11,56
11,99 10,24 11,26 9,68 11,49 8,79 11,28 9,23 11,19 9,22
(5)
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
10,93 11,55 10,69 10,19 11,28 11,48 10,38
11,45 12,24 11,11 10,60 11,28 11,45 10,33
11,19 11,90 10,90 10,39 11,28 11,47 10,36
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
10,33 12,30 10,85 10,81
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
Lakilaki (L)
Perempuan (P)
L+P
(6)
(7)
(8)
(9)
10,61 9,90 9,86 9,51 9,25
10,43 9,79 9,32 9,36 9,24
10,72 10,42 9,70 10,00 9,70
11,06 10,70 10,75 10,32 9,93
10,90 10,56 10,22 10,15 9,81
8,74 9,15 9,11 7,63 8,49 8,58
8,99 9,62 9,39 8,13 8,90 8,28
8,86 9,38 9,24 7,87 8,69 8,43
9,56 9,94 9,52 8,87 10,82 11,48 9,82
9,94 10,52 9,87 9,35 10,95 11,45 9,70
9,75 10,23 9,69 9,10 10,89 11,47 9,76
10,75 12,60 10,97 10,53
10,54 9,16 12,45 10,30 10,91 9,23 10,67 8,46
9,35 10,73 9,06 8,21
9,26 10,51 9,14 8,34
9,73 11,76 10,04 10,09
10,04 12,07 10,01 9,84
9,88 11,91 10,02 9,96
11,59 10,67 11,09 10,64 10,70
11,38 10,44 11,47 10,92 10,89
11,49 10,55 11,28 10,79 10,79
9,82 9,83 7,78 8,17 8,48
9,56 9,19 8,56 8,05 8,51
9,69 9,49 8,18 8,11 8,49
10,98 10,20 8,59 8,95 9,26
10,76 9,73 9,23 9,03 9,37
10,87 9,95 8,92 8,99 9,31
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
10,57 11,22 10,87 11,39
10,60 11,14 11,54 11,90
10,59 11,18 11,19 11,64
8,34 9,51 9,38 8,80
8,60 9,26 10,17 9,11
8,47 9,40 9,75 8,95
9,33 10,57 10,08 9,53
9,50 10,44 10,83 9,92
9,41 10,51 10,44 9,72
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
10,95 11,64 10,25 10,46
11,34 11,96 11,41 10,97
11,15 11,80 10,83 10,72
8,66 9,39 7,82 8,30
9,34 9,58 8,55 8,66
9,01 9,48 8,18 8,48
9,62 10,10 8,67 8,79
10,17 10,35 9,55 9,20
9,90 10,22 9,11 9,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
12,03 11,60 11,28 11,28
12,33 11,87 11,76 11,48
12,18 9,69 11,73 9,62 11,50 10,05 11,37 6,60
9,79 9,53 9,36 4,71
9,74 9,57 9,72 5,65
10,69 10,23 10,46 8,07
10,89 10,24 10,14 6,53
10,79 10,24 10,31 7,32
10,83
10,97 10,90
9,04
9,00
9,95
10,06
10,01
INDONESIA
(4)
K+D
8,97
(10)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
164
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 4.5.1 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 Perkotaan
Provinsi (1)
Tidak Pernah Sekolah
SM/ Tidak SD/ SMP/ Sederajat Tamat SD Sederajat Sederajat ke Atas
(2)
(3)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
0,35 0,34 0,28 0,30 0,72
0,91 1,63 3,33 1,96 2,37
5,94 8,18 8,47 10,35 10,13
24,32 29,29 27,56 26,15 27,05
68,48 60,57 60,35 61,23 59,73
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
0,55 0,31 0,73 0,77 0,17 0,33 0,39
3,54 1,28 3,16 6,79 2,58 1,77 2,90
9,75 8,49 10,24 12,82 8,18 8,46 15,79
26,42 27,19 30,88 26,61 22,25 25,59 32,85
59,75 62,74 55,00 53,01 66,82 63,86 48,06
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,33 0,07 0,34 0,55
2,43 0,79 2,31 3,28
13,35 3,44 11,43 12,30
35,20 22,36 30,44 30,88
48,69 73,34 55,48 52,99
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
0,57 0,57 0,93 0,70
1,41 4,89 3,48 5,79
8,56 16,31 10,48 12,89
26,32 28,05 25,70 25,64
63,14 50,18 59,41 54,98
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
0,50 0,62 0,19 0,45
3,97 5,13 2,06 5,83
13,80 14,51 8,78 7,39
25,61 28,82 27,52 24,13
56,12 50,92 61,45 62,20
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
0,17 0,61 0,52 0,74
2,66 4,39 2,54 7,17
9,32 12,54 6,23 12,87
24,02 26,13 25,18 23,02
63,83 56,33 65,53 56,20
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
1,20 0,21 0,13 0,40 1,24
7,50 1,20 2,69 2,20 1,93
12,54 3,83 7,09 8,29 8,21
30,17 20,65 23,33 26,51 25,26
48,58 74,11 66,76 62,60 63,36
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,41
2,70
11,84
29,77
55,28
100,00
INDONESIA
(4)
Jumlah
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
165
Tabel 4.5.2 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 Perdesaan
Provinsi (1)
Tidak Pernah Sekolah
SM/ Tidak SD/ SMP/ Sederajat Tamat SD Sederajat Sederajat ke Atas
(2)
(3)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
0,74 1,34 0,97 1,02 0,62
2,98 5,07 10,56 6,39 6,33
15,70 17,55 20,24 23,34 26,15
33,40 35,96 33,17 32,97 33,02
47,19 40,08 35,05 36,28 33,88
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
0,95 0,69 0,49 1,32 3,09 0,73
9,31 7,39 4,42 16,46 12,78 6,06
26,90 22,36 23,77 33,47 24,35 35,47
32,28 35,57 41,40 25,52 24,50 36,09
30,57 33,98 29,91 23,23 35,30 21,66
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,52 0,22 1,41 0,53
2,81 1,94 5,31 9,32
25,96 9,91 24,41 34,71
41,20 42,89 37,63 34,15
29,51 45,04 31,24 21,28
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
1,94 1,72 2,98 1,85
4,57 7,93 14,43 14,11
19,35 20,11 33,24 31,91
34,26 32,88 24,70 28,38
39,89 37,35 24,64 23,75
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
0,86 1,06 0,99 0,74
10,10 10,62 6,67 8,67
33,39 31,96 24,93 17,46
28,04 31,38 27,57 33,02
27,61 24,97 39,85 40,11
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
1,73 2,08 1,53 2,04
8,40 9,67 8,20 22,74
27,61 26,09 21,80 22,28
30,00 28,80 30,90 23,82
32,26 33,35 37,58 29,11
100,00 100,00 100,00 100,00
2,65 2,32 0,86 2,99 34,22
14,39 6,35 9,24 10,68 8,28
27,46 19,60 22,40 17,38 21,14
24,85 28,27 26,53 26,09 19,03
30,64 43,47 40,97 42,87 17,32
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,78
6,89
26,02
34,48
30,83
100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
(4)
Jumlah
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
166
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 4.5.3 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi (1)
Tidak Pernah Sekolah
SM/ Tidak SD/ SMP/ Sederajat Tamat SD Sederajat Sederajat ke Atas
(2)
(3)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
0,62 0,81 0,68 0,72 0,65
2,36 3,26 7,54 4,58 5,16
12,77 12,64 15,33 18,02 21,41
30,67 32,46 30,83 30,17 31,25
53,59 50,81 45,62 46,51 41,52
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
0,80 0,56 0,55 1,05 0,61 0,33 0,49
7,11 5,33 4,08 11,73 4,12 1,77 3,88
20,37 17,68 20,12 23,38 10,63 8,46 21,86
30,05 32,74 38,56 26,06 22,59 25,59 33,85
41,67 43,69 36,68 37,78 62,05 63,86 39,92
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,43 0,11 0,88 0,54
2,62 1,11 3,82 5,11
19,82 5,23 17,97 19,09
38,28 28,04 34,07 31,87
38,86 65,51 43,27 43,38
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
1,04 1,22 2,49 1,47
2,49 6,60 11,83 11,38
12,26 18,45 27,82 25,66
29,04 30,76 24,94 27,48
55,16 42,98 32,92 34,01
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
0,73 0,87 0,49 0,61
7,91 8,18 3,80 7,31
26,41 24,21 14,87 12,65
27,18 30,24 27,53 28,77
37,77 36,50 53,31 50,66
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
1,28 1,47 1,21 1,59
6,76 7,46 6,39 17,27
22,38 20,43 16,83 18,97
28,29 27,69 29,07 23,54
41,29 42,96 46,49 38,63
100,00 100,00 100,00 100,00
2,32 1,41 0,64 2,14 24,61
12,80 4,13 7,22 7,89 6,43
24,02 12,80 17,67 14,39 17,37
26,08 24,98 25,54 26,23 20,85
34,78 56,68 48,93 49,36 30,74
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,05
4,67
18,51
31,99
43,78
100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
(4)
Jumlah
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
167
Tabel 5.1.1 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu Terakhir, 2014 Perkotaan Provinsi
Bekerja
Pengangguran
Sekolah
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
40,83 47,89 43,45 44,04 49,38 48,68
11,12 11,07 11,75 11,01 10,31 10,88
31,76 24,05 33,19 27,15 24,55 23,75
13,34 14,31 9,41 15,08 13,03 14,45
2,94 2,69 2,21 2,72 2,74 2,24
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
48,59 45,90 52,32 55,07 56,73 48,93 52,98
5,87 9,25 8,02 9,90 9,57 11,62 9,46
30,05 29,60 18,81 14,44 21,44 21,18 21,84
12,57 13,55 19,22 17,49 11,04 14,98 12,75
2,92 1,71 1,62 3,10 1,22 3,29 2,97
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
51,62 51,31 52,50 59,64
5,73 8,23 10,63 3,53
28,80 23,74 18,46 25,25
11,50 13,94 14,63 9,64
2,35 2,78 3,78 1,94
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
48,17 38,41 49,29 46,37
8,99 8,51 8,21 5,88
22,69 37,82 25,98 28,01
16,52 12,80 13,36 17,33
3,62 2,45 3,16 2,41
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
51,25 46,21 40,53 50,41
6,99 10,06 13,91 6,48
21,34 25,80 26,65 26,12
17,92 15,29 13,28 13,95
2,50 2,63 5,62 3,04
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
42,08 41,51 45,74 55,54
9,45 7,99 8,05 2,62
32,09 30,90 28,34 20,64
13,73 17,79 13,97 20,01
2,64 1,81 3,90 1,19
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
35,11 42,01 43,64 43,83
14,44 8,90 7,89 9,55
35,07 30,66 30,24 31,32
12,19 13,46 13,57 12,17
3,19 4,97 4,66 3,13
49,96
9,86
23,46
13,89
2,83
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
168
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 5.1.2 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu Terakhir, 2014 Perdesaan Provinsi
Bekerja
Pengangguran
Sekolah
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
43,41 57,04 48,83 49,71 51,61 57,63
12,67 8,08 8,14 6,76 5,79 5,51
25,77 18,60 23,71 18,49 16,68 14,43
14,89 13,30 15,03 22,09 23,22 19,50
3,26 2,97 4,30 2,95 2,70 2,92
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
52,59 54,38 53,96 48,97 42,73 51,24
4,99 6,76 5,96 8,02 14,27 8,39
20,11 13,76 13,65 16,62 13,86 15,90
18,17 22,28 24,62 23,82 23,60 20,61
4,13 2,83 1,82 2,57 5,54 3,87
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
59,01 52,80 45,44 69,99
6,32 6,88 14,83 3,79
23,00 16,44 12,30 14,19
9,57 20,41 22,16 10,05
2,09 3,46 5,26 1,98
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
52,25 58,45 58,96 58,59
6,44 4,04 5,68 4,45
17,26 20,85 17,47 16,05
20,26 14,86 15,83 18,58
3,79 1,80 2,06 2,33
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
58,69 48,79 42,17 53,32
4,85 9,89 8,70 5,37
15,30 20,74 20,38 13,94
18,82 18,55 22,78 24,63
2,33 2,04 5,98 2,74
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
52,33 55,96 50,06 59,90
5,29 4,73 3,55 2,62
18,20 15,71 18,81 17,52
19,98 21,04 24,31 17,47
4,19 2,56 3,27 2,50
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
42,42 48,90 54,26 76,52
12,36 6,74 5,67 3,99
23,08 19,13 21,86 10,40
18,31 20,48 16,72 6,61
3,83 4,74 1,48 2,48
52,21
8,02
16,69
19,53
3,55
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
169
Tabel 5.1.3 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu Terakhir, 2014 Perkotaan+Perdesaan Provinsi
Bekerja
Pengangguran
Sekolah
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
42,65 52,27 46,49 47,38 50,93 54,29
12,21 9,64 9,70 8,51 7,17 7,51
27,55 21,44 27,82 22,06 19,07 17,91
14,43 13,82 12,59 19,20 20,12 17,61
3,16 2,82 3,39 2,85 2,71 2,67
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
51,21 52,03 53,17 54,27 56,73 46,99 52,07
5,30 7,44 6,96 9,65 9,57 12,45 8,90
23,55 18,15 16,15 14,73 21,44 18,89 18,74
16,23 19,86 22,00 18,33 11,04 17,68 16,84
3,72 2,52 1,73 3,03 1,22 3,99 3,44
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
53,61 52,07 50,38 63,25
5,89 7,55 11,89 3,62
27,25 20,05 16,61 21,39
10,98 17,21 16,90 9,78
2,28 3,13 4,22 1,95
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
50,44 53,79 55,92 54,29
7,58 5,08 6,47 4,95
19,68 24,79 20,15 20,26
18,59 14,38 15,05 18,14
3,71 1,95 2,41 2,36
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
55,40 47,19 41,37 52,52
5,80 9,99 11,24 5,68
17,98 23,88 23,44 17,29
18,42 16,53 18,15 21,70
2,41 2,41 5,80 2,82
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
47,94 51,35 48,48 58,88
7,07 5,77 5,20 2,62
24,14 20,56 22,30 18,25
17,31 20,00 20,52 18,06
3,53 2,32 3,50 2,19
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
39,23 46,70 51,30 67,49
13,27 7,43 6,29 5,52
28,31 22,81 24,20 16,18
15,64 18,24 15,84 8,15
3,55 4,82 2,37 2,66
51,03
8,99
20,25
16,57
3,17
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
170
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 5.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pemuda menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Provinsi (1)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+ Perdesaan
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
51,95 58,96 55,19 55,05 59,69 59,56 54,46 55,14
56,08 65,13 56,97 56,47 57,40 63,14 57,59 61,13
54,86 61,91 56,20 55,89 58,10 61,81 56,50 59,47
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
60,35 64,97 66,30
59,92 56,99 -
60,12 63,91 66,30
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
60,55 62,44 57,35 59,54
57,00 59,63 65,33 59,69
59,43 60,98 59,50 59,61
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
63,13 63,17 57,17 46,93 57,50
60,28 73,78 58,70 62,48 64,64
62,27 66,87 58,01 58,87 62,39
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
52,26 58,24 56,27 54,45
63,04 63,54 58,67 50,87
59,24 61,20 57,18 52,61
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
56,89 51,53 49,50 53,79
58,69 57,63 60,69 53,61
58,19 55,02 57,12 53,68
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
58,16 49,55 50,91 51,53 53,38
62,52 54,78 55,64 59,93 80,51
61,50 52,50 54,13 57,59 73,02
59,82
60,23
60,01
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
171
Tabel 5.3.1 Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, 2014 Perkotaan
Provinsi
(1)
PerdaPerIngangtani-an dustri an
TransPertamportaListrik, Kons- Keu- bangan Jasa si dan Gas & truksi angan dan GaKomuAir lian nikasi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
14,26 13,95 15,15 10,29 14,61 10,32
27,87 30,15 31,98 34,23 31,76 30,54
6,09 12,09 8,49 8,78 4,64 8,49
34,30 21,72 25,21 24,61 27,48 27,00
5,88 7,96 6,43 6,09 7,17 8,53
7,54 9,50 7,38 8,15 8,07 8,83
3,11 3,77 3,83 4,52 4,28 4,25
0,75 0,38 1,11 2,77 1,41 1,66
0,20 0,48 0,41 0,56 0,58 0,39
Bengkulu 12,88 Lampung 11,41 Kep. Bangka Belitung 9,87 Kepulauan Riau 3,27 DKI Jakarta 0,58 Jawa Barat 9,00 Jawa Tengah 12,76
28,56 32,85 29,90 31,07 34,92 28,93 29,68
2,94 8,51 7,74 27,67 14,44 23,64 24,11
36,41 27,05 23,97 17,55 25,30 19,40 17,94
5,29 7,68 4,48 7,57 9,40 5,89 4,53
7,94 7,55 8,40 7,16 4,73 7,72 7,29
3,45 4,21 3,74 3,97 9,97 4,28 3,07
1,60 0,24 11,54 1,24 0,29 0,72 0,38
0,91 0,50 0,36 0,48 0,36 0,41 0,24
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
10,94 16,14 3,08 8,98
31,73 28,46 25,49 35,76
15,45 18,99 30,65 15,70
24,34 19,80 20,39 21,41
4,32 5,20 7,58 4,45
7,64 7,09 5,21 8,53
4,91 3,69 6,53 4,55
0,53 0,36 0,49 0,19
0,15 0,29 0,58 0,43
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
23,92 10,04 14,03 15,45
29,90 26,17 30,69 31,47
9,39 5,11 7,46 3,13
21,80 37,07 26,25 29,06
4,91 5,89 9,17 6,37 5,15 10,32 5,17 8,78
2,60 4,68 4,88 3,36
1,32 0,76 0,47 3,06
0,27 0,62 0,74 0,52
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
7,31 10,47 14,12 11,43
36,71 27,93 26,98 27,49
7,47 7,53 7,10 6,44
26,23 7,68 23,56 6,12 25,72 10,97 36,70 5,82
7,19 7,42 9,16 7,02
3,35 4,69 4,64 3,70
3,56 12,00 0,88 0,99
0,50 0,28 0,43 0,42
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
9,38 7,28 9,57 24,39
31,85 29,40 28,23 22,23
6,32 4,88 6,68 5,96
31,44 35,25 30,22 33,35
6,40 7,04 9,95 4,66
8,48 8,92 8,01 5,84
5,02 3,65 5,41 1,77
0,60 3,02 1,00 1,63
0,52 0,56 0,92 0,16
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
14,67 9,98 8,59 10,14
21,50 29,15 29,81 27,65
2,59 4,34 6,35 2,56
36,16 32,67 27,73 30,87
14,25 12,75 11,32 12,60
6,34 7,05 8,16 7,66
3,76 2,52 4,10 4,37
0,39 1,07 3,41 3,63
0,35 0,48 0,54 0,52
10,55
29,91
17,97
22,02
6,33
7,29
4,58
0,96
0,39
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
172
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 5.3.2 Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, 2014 Perdesaan
Provinsi
(1)
Per- PerdaIntani- gangdustri an an
TransPertamportaListrik, Kons- Keu- bangan Jasa si dan Gas & truksi angan dan GaKomuAir lian nikasi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
55,28 67,63 51,00 64,84 63,95 74,39
13,33 11,23 16,55 13,09 10,65 9,92
4,20 4,11 5,87 5,13 3,05 3,37
16,28 9,83 15,62 8,92 14,14 6,62
2,97 2,13 3,22 2,28 2,28 1,94
6,14 3,68 4,03 3,15 2,50 2,42
0,75 0,56 1,14 0,87 0,63 0,57
0,87 0,71 2,33 1,33 2,63 0,71
0,19 0,13 0,23 0,39 0,17 0,07
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
66,80 60,50 51,22 48,04 41,21 46,41
12,31 13,45 11,77 14,59 19,12 16,53
3,18 7,78 4,16 7,54 13,72 15,13
10,23 10,33 5,50 13,42 12,63 9,42
2,30 2,70 1,37 2,99 3,85 2,75
3,43 4,18 2,17 8,24 7,72 7,98
0,69 0,58 0,76 1,75 0,85 1,03
0,93 0,47 22,98 3,16 0,78 0,65
0,13 0,01 0,07 0,27 0,12 0,11
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
50,05 55,80 33,79 43,62
15,88 14,42 19,97 19,27
11,46 10,48 16,17 11,41
10,28 9,01 13,35 11,43
2,16 2,17 5,40 1,20
7,21 6,04 6,86 9,77
1,79 0,91 0,72 2,31
1,03 1,06 3,45 0,76
0,15 0,10 0,28 0,24
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
56,59 13,39 70,76 4,62 73,45 8,00 70,43 8,14
8,53 8,14 2,30 2,11
11,11 8,75 6,02 7,99
3,20 3,19 1,26 1,16
4,39 3,11 3,53 2,28
0,55 0,37 0,38 0,35
2,21 0,90 4,99 7,43
0,02 0,16 0,07 0,12
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
60,82 54,42 47,64 59,19
14,60 13,54 14,35 12,27
5,12 4,00 7,40 4,43
7,83 11,96 12,52 14,35
2,06 2,95 5,74 2,70
4,19 3,89 7,22 5,10
0,60 1,17 1,74 0,54
4,58 7,94 3,11 1,32
0,20 0,13 0,29 0,11
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
58,98 54,55 54,28 65,93
12,35 15,02 12,16 11,58
5,41 5,24 9,56 5,70
13,88 13,36 11,44 10,09
3,42 3,50 4,10 1,85
4,66 4,88 4,27 3,64
0,71 0,93 0,81 0,68
0,45 2,36 3,31 0,47
0,14 0,15 0,07 0,08
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
68,93 8,29 68,23 6,99 57,92 11,79 85,72 2,11
3,85 2,22 3,74 0,60
10,62 13,28 14,18 9,11
3,78 3,09 3,92 0,74
1,84 4,21 4,25 0,88
0,14 0,21 1,91 0,18
2,38 1,59 1,85 0,65
0,18 0,18 0,43 0,02
56,12 13,88
8,91
10,46
2,70
5,46
0,82
1,53
0,13
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
173
Tabel 5.3.3 Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, 2014 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
(1)
Per- PerdaIntani- gangdustri an an
TransPertamportaListrik, Kons- Keu- bangan Jasa si dan Gas & truksi angan dan GaKomuAir lian nikasi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
44,09 42,52 37,55 44,28 49,38 53,37
17,30 20,08 22,34 21,05 16,89 16,69
4,72 7,84 6,86 6,51 3,52 5,05
21,19 15,39 19,22 14,83 18,08 13,30
3,76 4,85 4,43 3,71 3,72 4,10
6,53 6,40 5,28 5,04 4,15 4,52
1,39 2,06 2,15 2,25 1,71 1,78
0,84 0,55 1,88 1,87 2,27 1,02
0,19 0,29 0,30 0,45 0,29 0,17
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
50,62 48,87 31,41 10,21 0,58 19,87 31,26
17,19 18,04 20,45 28,52 34,92 25,62 22,45
3,11 7,96 5,88 24,55 14,44 20,29 19,17
18,08 14,29 14,35 16,91 25,30 17,12 13,26
3,20 3,88 2,86 6,86 9,40 5,20 3,55
4,79 4,98 5,16 7,33 4,73 7,72 7,67
1,52 1,44 2,19 3,63 9,97 3,12 1,95
1,14 0,41 17,50 1,54 0,29 0,74 0,53
0,36 0,12 0,21 0,45 0,36 0,31 0,17
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
25,41 37,61 12,46 23,26
25,86 20,86 23,80 28,97
13,97 14,38 26,23 13,93
19,14 13,96 18,24 17,30
3,52 3,56 6,91 3,11
7,48 6,52 5,72 9,04
3,75 2,18 4,75 3,63
0,71 0,74 1,40 0,43
0,15 0,19 0,49 0,35
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
43,13 20,20 60,77 8,17 57,76 13,99 53,11 15,49
8,89 7,64 3,66 2,43
15,51 13,40 11,36 14,62
3,90 4,18 2,29 2,42
5,01 3,65 5,32 4,32
1,40 1,08 1,57 1,30
1,84 0,88 3,80 6,06
0,12 0,23 0,24 0,25
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
39,81 27,84 32,73 47,68
23,28 22,24 19,97 15,94
6,04 6,13 7,27 4,92
15,05 18,98 18,39 19,73
4,27 4,87 8,07 3,45
5,36 6,02 8,08 5,56
1,68 3,30 3,03 1,30
4,18 10,40 2,12 1,24
0,32 0,22 0,35 0,18
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
41,81 42,62 39,24 56,84
19,10 18,65 17,56 13,91
5,73 5,15 8,59 5,75
19,96 18,89 17,76 15,18
4,45 4,40 6,07 2,46
5,98 5,90 5,53 4,12
2,20 1,62 2,36 0,92
0,50 2,53 2,53 0,72
0,27 0,26 0,36 0,09
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
48,09 13,36 52,51 12,97 45,28 16,41 70,59 7,22
3,37 2,79 4,41 0,99
20,43 18,51 17,65 13,47
7,80 5,69 5,82 3,12
3,57 4,97 5,25 2,23
1,53 0,83 2,47 1,02
1,61 1,45 2,25 1,25
0,24 0,26 0,46 0,12
34,00 21,66
13,31
16,07
4,46
6,35
2,64
1,25
0,25
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
174
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 5.4.1 Persentase Pemuda yang Bekerja selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 Perkotaan
Provinsi (1)
Tidak pernah sekolah
Tidak SD/ SMP/ SM/ Tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat
PT
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
0,09 0,34
2,64 2,29
6,95 7,38
13,59 18,98
51,44 57,62
25,28 13,38
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
0,13 0,09 0,17 0,06 0,09
3,87 2,85 2,02 5,22 2,02
8,91 11,08 11,09 11,06 7,81
16,79 14,85 15,45 13,75 18,45
49,46 55,00 49,50 46,34 46,23
20,84 16,13 21,78 23,56 25,39
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
0,00 0,12 0,10 0,00 0,06 0,07 0,00
2,41 8,29 1,30 1,77 3,09 3,44 1,51
10,04 10,69 5,87 7,98 17,13 12,46 3,11
18,73 17,01 20,59 15,57 23,70 26,04 17,32
48,05 44,56 63,26 51,21 44,22 46,04 53,67
20,77 19,33 8,88 23,46 11,80 11,95 24,39
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
0,29 0,62 0,15 0,48 0,94 0,26 0,00 0,33 0,11
2,04 1,98 2,19 5,05 4,49 7,81 5,67 5,42 4,58
11,98 9,91 6,79 20,78 12,29 11,46 17,06 19,60 9,12
21,14 21,08 16,08 19,72 16,10 14,25 18,57 17,75 17,59
51,12 51,50 50,94 38,23 43,84 46,44 41,37 39,93 53,93
13,44 14,90 23,86 15,74 22,35 19,78 17,33 16,97 14,67
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
0,00 0,14 0,81 0,27
3,19 3,91 4,97 4,73
7,49 10,54 13,24 8,64
14,35 15,04 14,01 13,06
58,55 43,39 42,80 45,53
16,42 26,98 24,17 27,77
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,56 1,48 0,11 0,43 0,00 0,35
6,12 12,57 2,60 0,94 4,30 3,03
19,30 17,62 5,38 5,67 11,26 7,03
15,43 17,93 12,82 16,68 8,75 16,00
35,14 33,70 48,82 52,69 46,48 55,16
23,45 16,69 30,26 23,59 29,21 18,43
0,19
2,98
12,06
20,24
48,54
16,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
175
Tabel 5.4.2 Persentase Pemuda yang Bekerja selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 Perdesaan
Provinsi (1)
Tidak pernah sekolah
Tidak SD/ SMP/ SM/ Tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat
PT
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
0,34 1,31
4,68 5,64
16,67 20,36
24,96 31,76
39,02 35,25
14,33 5,68
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
0,90 0,43 0,30 0,27 0,09
12,17 7,77 6,30 9,77 7,09
20,94 27,19 29,75 32,38 24,68
24,84 25,79 27,22 27,66 28,48
29,98 31,95 29,99 25,11 31,81
11,18 6,88 6,45 4,81 7,85
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
0,34 1,19 3,16 0,28 0,36 0,00
5,35 17,07 16,43 6,28 4,08 1,44
24,04 35,04 24,10 40,30 27,59 7,49
39,02 20,51 18,57 30,28 38,63 36,01
26,37 21,71 30,84 19,05 24,29 48,61
4,86 4,47 6,91 3,80 5,06 6,44
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
0,95 0,78 1,14 3,99 2,38 1,48 0,69 0,02 0,54
6,41 9,42 6,43 9,33 16,56 12,22 10,60 9,56 10,88
28,93 38,37 19,65 21,94 36,51 37,95 34,89 35,75 25,64
30,08 27,34 24,97 26,58 19,31 23,78 26,28 27,04 21,39
28,45 19,86 37,95 27,98 18,22 20,49 22,79 23,45 34,33
5,19 4,24 9,86 10,19 7,03 4,08 4,75 4,17 7,23
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
0,06 3,64 2,49 0,60
10,35 10,94 10,11 8,69
22,19 31,77 28,50 23,81
25,13 22,14 24,65 25,86
33,69 25,72 24,12 30,96
8,58 5,79 10,13 10,07
1,58 2,53 0,96 1,46 5,49 40,00
25,47 14,96 7,43 6,63 15,16 9,89
36,73 28,07 31,80 24,17 19,05 18,95
12,70 21,31 20,36 24,83 21,17 18,47
17,84 25,41 30,11 33,84 29,05 11,58
5,67 7,71 9,34 9,07 10,09 1,11
2,18
7,88
28,82
28,94
26,18
6,01
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
176
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 5.4.3 Persentase Pemuda yang Bekerja selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi (1)
Tidak pernah sekolah
Tidak SD/ SMP/ SM/ Tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat
PT
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
0,27 0,85
4,10 4,04
13,91 14,16
21,74 25,65
42,54 45,95
17,44 9,36
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
0,59 0,30 0,26 0,20 0,09
8,81 5,88 5,04 8,25 5,43
16,07 21,02 24,25 25,25 19,14
21,58 21,60 23,75 23,00 25,18
37,87 40,77 35,74 32,21 36,55
15,09 10,42 10,97 11,09 13,61
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
0,26 0,68 0,46 0,00 0,13 0,21 0,00
4,63 12,88 3,11 1,77 4,00 3,77 1,49
20,62 23,41 8,04 7,98 23,74 20,21 4,40
34,07 18,84 20,35 15,57 25,58 32,49 22,85
31,67 32,63 59,39 51,21 37,05 34,90 52,17
8,75 11,57 8,65 23,46 9,52 8,42 19,08
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
0,63 0,66 0,53 2,50 2,14 1,14 0,49 0,15 0,28
4,28 4,00 3,82 7,51 14,55 11,00 9,12 7,87 7,05
20,68 17,64 11,75 21,45 32,49 30,61 29,53 29,14 15,59
25,72 22,78 19,51 23,66 18,78 21,14 23,96 23,24 19,07
39,49 42,91 45,93 32,34 22,47 27,68 28,38 30,20 46,25
9,21 12,01 18,46 12,55 9,57 8,43 8,53 9,41 11,75
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
0,03 2,72 1,86 0,52
6,93 9,09 8,18 7,67
15,17 26,17 22,77 19,90
19,98 20,26 20,66 22,56
45,56 30,38 31,14 34,72
12,32 11,38 15,40 14,64
1,23 2,30 0,63 1,16 4,19 32,89
18,78 14,43 5,54 5,00 12,59 8,66
30,70 25,77 21,48 18,86 17,21 16,81
13,65 20,57 17,41 22,49 18,22 18,03
23,82 27,24 37,42 39,25 33,18 19,39
11,82 9,69 17,52 13,23 14,62 4,22
1,16
5,36
20,20
24,46
37,67
11,15
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
177
Tabel 5.5.1 Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, 2014 Perkotaan
Provinsi (1)
Berusaha Sendiri
(4)
(5)
Jumlah
(6)
(7)
9,55 7,93 11,61 10,15 10,45
5,56 4,04 6,78 4,24 4,48
64,64 72,30 63,12 71,53 61,35
7,65 5,34 7,33 4,46 7,99
12,60 10,39 11,16 9,63 15,73
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
10,10 9,20 9,00 9,73 6,38 5,51 8,86
4,12 4,70 5,24 5,13 3,34 2,69 4,40
74,16 67,95 68,30 67,51 84,44 86,14 73,28
4,08 8,51 6,52 6,83 1,74 1,13 7,16
7,54 9,64 10,94 10,81 4,10 4,53 6,30
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
9,59 5,51 7,97 6,19
6,18 5,25 4,86 2,18
66,98 80,61 68,67 83,87
8,06 3,00 8,65 3,60
9,19 5,63 9,84 4,16
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
8,47 13,95 17,75 8,60
4,29 5,14 6,32 4,85
77,32 49,22 60,99 73,55
2,89 15,80 3,30 2,45
7,03 15,89 11,65 10,55
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
13,13 9,72 7,71 11,72
4,35 6,03 5,31 2,73
65,95 65,73 73,28 74,06
2,72 6,83 3,64 5,95
13,85 11,69 10,06 5,55
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
7,40 8,64 14,54 17,45
3,26 3,52 4,43 1,81
72,41 71,00 64,25 66,18
4,66 4,96 5,29 8,86
12,28 11,88 11,49 5,71
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
14,16 24,53 20,27 13,13 17,63
6,39 3,27 3,73 3,90 3,54
42,81 59,01 54,60 74,33 58,97
7,47 4,37 3,46 1,06 3,85
29,17 8,83 17,94 7,58 16,01
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
8,65
4,39
72,79
5,99
8,17
100,00
INDONESIA
(3)
Pekerja Pekerja Bebas Keluarga
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
(2)
Berusaha Buruh/ Dibantu Karyawan Buruh
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
178
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 5.5.2 Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, 2014 Perdesaan
Provinsi (1)
Berusaha Sendiri
Berusaha Buruh/ Dibantu Karyawan Buruh
Pekerja Pekerja Bebas Keluarga
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
12,65 11,41 17,88 17,25 14,63
7,46 10,61 11,31 6,08 10,61
42,03 29,98 37,84 42,31 39,91
9,38 7,49 12,31 11,78 7,04
28,48 40,51 20,66 22,59 27,80
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
13,96 14,70 13,17 16,45 25,44 15,50
8,75 12,68 10,47 9,85 1,90 9,35
33,94 31,85 27,26 45,29 49,93 40,08
5,84 7,63 16,64 11,48 11,71 21,37
37,51 33,14 32,46 16,93 11,02 13,70
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
10,80 8,70 9,72 16,53
9,75 10,00 11,12 4,44
36,78 50,02 31,49 48,26
16,19 7,78 14,98 19,51
26,48 23,50 32,69 11,26
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
6,93 15,04 14,69 11,70
10,35 9,13 13,22 10,21
48,66 21,16 17,06 31,64
10,33 24,21 5,20 7,59
23,73 30,46 49,83 38,86
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
16,51 17,56 12,40 18,05
8,99 7,95 5,47 3,33
43,14 36,22 56,57 40,16
3,71 6,55 6,22 21,11
27,65 31,72 19,34 17,35
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
14,26 8,96 12,83 15,80
8,81 13,29 11,97 10,97
29,02 31,13 25,86 29,27
11,90 9,84 7,84 20,00
36,01 36,79 41,49 23,96
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
8,66 24,98 14,68 14,06 9,67
12,25 9,87 13,29 14,06 18,28
30,40 23,25 23,39 30,20 6,05
9,88 4,13 7,24 5,35 1,25
38,80 37,77 41,40 36,33 64,75
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
12,80
10,19
33,65
12,59
30,77
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
179
Tabel 5.5.3 Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, 2014 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi (1)
Berusaha Sendiri
(3)
Pekerja Pekerja Bebas Keluarga
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
11,77 9,75 15,34 14,53 13,40
6,92 7,47 9,47 5,38 8,80
48,45 50,21 48,08 53,50 46,23
8,89 6,46 10,29 8,97 7,32
23,97 26,11 16,81 17,63 24,24
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
12,67 12,89 12,15 13,24 8,66 5,51 10,75
7,20 10,06 9,20 7,60 3,17 2,69 5,81
47,40 43,71 37,28 55,90 80,32 86,14 63,81
5,25 7,92 14,17 9,26 2,93 1,13 11,21
27,48 25,42 27,20 14,00 4,93 4,53 8,41
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
10,21 6,45 8,87 8,99
8,01 6,65 8,07 2,79
51,51 71,57 49,60 74,21
12,23 4,42 11,90 7,92
18,05 10,92 21,56 6,08
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
7,87 14,58 15,19 10,84
6,63 7,44 12,08 8,73
66,27 33,09 24,35 43,25
5,76 20,63 4,89 6,17
13,47 24,26 43,49 31,02
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
15,50 14,35 9,54 15,03
7,59 7,16 5,37 3,04
50,00 48,30 66,74 56,35
3,41 6,67 4,65 13,86
23,50 23,52 13,70 11,71
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
12,45 8,84 13,27 16,37
7,35 9,62 10,03 7,80
40,46 46,11 35,76 42,03
9,99 8,01 7,19 16,15
29,75 27,43 33,76 17,65
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
9,88 24,80 16,28 13,84 11,09
10,96 7,29 10,54 11,65 15,63
33,14 37,22 32,34 40,65 15,54
9,35 4,23 6,16 4,34 1,72
36,68 26,46 34,67 29,52 56,01
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
10,67
7,21
53,77
9,20
19,15
100,00
INDONESIA
(2)
Berusaha Buruh/ Dibantu Karyawan Buruh
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
180
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 5.6.1 Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Jumlah Jam Kerja Seminggu Terakhir, 2014 Perkotaan Jumlah Jam Kerja (Jam)
Provinsi
Jumlah ≤7
8-14
15-21
22-28
29-35
>35
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Aceh Sumatera Utara
4,50 1,79
5,03 2,33
7,98 4,20
10,28 4,90
12,38 6,47
59,83 80,30
100,00 100,00
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
4,10 3,98 2,06 2,77 3,47
2,70 3,70 2,84 2,62 2,79
7,70 4,20 4,07 4,18 6,15
8,63 4,56 8,63 4,52 6,37
11,64 7,47 8,93 7,64 10,70
65,24 76,10 73,48 78,27 70,52
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
1,77 3,12 1,11 0,90 1,53 3,43 5,30
2,16 2,57 1,11 0,96 1,78 3,15 2,79
5,70 3,64 2,19 1,37 3,10 3,76 3,28
5,66 4,18 1,56 2,31 3,52 4,03 3,87
8,16 11,98 3,46 3,14 5,92 6,85 4,47
76,55 74,51 90,57 91,31 84,14 78,77 80,29
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
2,62 2,86 2,99 5,10 4,63 2,29 4,18 4,51
2,40 1,63 2,42 6,46 3,83 3,12 4,19 5,63
4,52 2,67 2,86 8,70 4,21 5,41 6,21 4,56
4,47 3,38 4,64 8,82 5,60 5,56 7,93 9,20
6,68 4,48 4,66 9,55 8,02 5,62 12,38 10,75
79,31 84,98 82,43 61,36 73,71 78,01 65,11 65,35
100,00
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
2,77 2,76 4,66 3,14
1,97 1,63 5,18 2,76
2,96 3,85 4,91 4,57
4,00 4,33 4,87 5,71
6,46 5,48 11,24 9,01
81,84 81,96 69,15 74,80
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
1,56 3,25 9,25 3,40
5,15 2,88 12,03 3,09
7,94 3,58 10,74 2,49
7,03 4,84 9,58 5,62
10,06 7,15 14,69 15,07
68,27 78,30 43,72 70,33
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Utara Papua Barat Papua
2,03 3,93 1,32
6,21 2,11 0,96
8,99 0,59 3,63
8,14 7,81 3,68
9,28 7,87 8,39
65,35 77,69 82,01
100,00 100,00 100,00
2,49
2,39
3,71
4,30
6,43
80,69
100,00
(1)
INDONESIA
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
181
Tabel 5.6.2 Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Jumlah Jam Kerja Seminggu Terakhir, 2014 Perdesaan Jumlah Jam Kerja (Jam)
Provinsi
Jumlah ≤7
8-14
15-21
22-28
29-35
>35
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
4,78 3,92 6,55 4,41 3,77 3,21 4,48 3,64
9,24 7,79 9,08 5,02 7,11 4,15 6,47 5,51
16,88 12,20 10,27 9,84 15,16 17,02 11,56 13,06
13,27 12,63 12,88 12,99 16,41 18,68 12,88 14,39
16,34 14,14 15,16 17,15 16,96 17,45 15,79 12,42
39,48 49,32 46,06 50,59 40,60 39,50 48,83 50,98
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
4,41 3,78 -
2,70 4,69 -
11,29 10,88 -
11,05 10,41 -
12,68 11,93 -
57,87 58,30 -
100,00 100,00 -
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
4,28 4,94 4,79 3,57
3,52 5,99 8,84 8,17
8,21 7,67 5,67 10,87
9,36 8,64 4,26 11,08
11,47 10,60 10,24 12,75
63,15 62,16 66,19 53,56
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
1,98 3,11 4,55 6,54 2,21
3,26 7,31 10,65 11,67 5,72
8,08 5,29 13,94 12,94 12,87
5,84 8,29 13,43 15,37 14,68
12,09 7,48 14,32 16,60 13,68
68,76 68,52 43,11 36,88 50,84
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
3,49 5,12 1,18 3,38
4,14 5,29 3,45 3,32
10,81 12,38 8,00 7,08
10,43 13,14 9,51 8,80
13,75 13,11 13,72 14,89
57,38 50,96 64,14 62,52
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
6,48 5,81 7,68 5,31
7,81 9,44 10,36 4,65
9,98 11,29 13,41 11,74
13,91 11,79 11,28 7,75
16,55 13,35 12,45 13,81
45,27 48,33 44,83 56,75
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
8,70 3,16 5,78 4,24 0,54
13,62 5,98 7,30 6,28 4,39
15,24 14,02 11,65 11,32 12,77
11,58 11,48 14,19 13,97 17,32
15,57 19,01 19,93 14,08 22,86
35,29 46,36 41,16 50,09 42,12
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
4,20
6,63
11,03
11,88
13,71
52,54
100,00
(1)
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
182
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 5.6.3 Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Jumlah Jam Kerja Seminggu Terakhir, 2014 Perkotaan+Perdesaan Jumlah Jam Kerja (Jam)
Provinsi
Jumlah ≤7
8-14
15-21
22-28
29-35
>35
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
4,70 2,90 5,56 4,24 3,26 3,06 4,15 3,18
8,05 5,18 6,49 4,51 5,85 3,64 5,26 4,70
14,35 8,38 9,23 7,68 11,89 12,73 9,78 11,27
12,43 8,94 11,16 9,76 14,11 13,94 10,74 12,25
15,22 10,47 13,73 13,44 14,59 14,17 14,12 11,38
45,26 64,13 53,83 60,36 50,29 52,47 55,96 57,22
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
3,79 1,43 0,90
2,64 1,53 0,96
7,63 3,23 1,37
7,77 2,62 2,31
12,34 4,48 3,14
65,82 86,72 91,31
100,00 100,00 100,00
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
2,32 4,21 5,15 3,11
2,28 4,61 4,58 5,36
4,56 5,77 3,99 7,78
5,18 6,39 3,99 7,86
7,50 8,77 6,18 9,79
78,16 70,26 76,12 66,10
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
2,62 3,04 4,79 6,23 2,23
2,07 4,31 8,87 10,37 5,00
4,14 3,80 11,71 11,49 10,80
4,04 6,05 11,47 13,75 12,15
6,55 5,75 12,29 15,18 11,45
80,57 77,07 50,87 42,99 58,37
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
3,70 4,87 2,15 3,08
4,16 5,43 2,55 2,51
9,42 9,18 4,94 5,53
9,68 11,52 6,16 6,67
13,34 12,14 9,30 10,39
59,70 56,85 74,91 71,80
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
6,00 4,81 6,10 4,60
7,12 6,93 9,01 4,04
8,64 8,77 12,00 8,91
11,53 9,51 10,18 6,75
15,15 11,72 11,83 11,51
51,57 58,27 50,87 64,20
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
8,82 3,25 4,71 4,17 0,68
13,27 4,85 6,99 5,30 3,77
14,24 9,51 10,88 8,78 11,13
11,14 9,19 12,45 12,51 14,88
15,38 17,47 16,88 12,61 20,26
37,15 55,73 48,10 56,63 49,28
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3,32
4,45
7,27
7,98
9,97
67,01
100,00
(1)
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
183
Tabel 5.7.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 Perkotaan
Provinsi
Tidak/ belum pernah sekolah
(1)
(2)
(3)
57,47 29,73 37,86 0,00 0,00
6,58 19,19 35,43 11,07 23,94
0,00 0,00 0,00 0,00
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Tidak SMP/ SD/ Tamat SedeSede-rajat SD rajat
SM/ Sederajat
Akademi/PT
Jumlah
(5)
(6)
(7)
(8)
19,98 11,37 25,25 19,60 7,38
14,11 16,73 17,84 14,62 13,01
23,68 19,08 21,67 19,48 20,62
21,70 23,35 17,73 27,43 16,17
21,41 18,77 21,28 20,00 17,28
10,11 0,00 28,81 5,90
5,61 7,41 12,60 19,76
12,26 5,36 11,90 6,64
23,69 14,26 18,38 14,15
16,90 9,69 17,38 15,79
18,26 10,78 16,77 13,29
0,00 100,00 29,01
3,62 18,34 15,97
21,16 13,55 13,07
13,05 13,96 16,75
16,46 16,05 24,40
8,17 10,68 11,44
15,23 14,43 19,19
57,72 0,00 0,00 8,81
16,61 0,00 8,17 11,79
14,67 4,68 10,45 19,14
13,19 5,65 12,92 15,10
17,38 11,35 15,75 19,46
9,83 11,07 11,63 8,44
15,15 9,99 13,82 16,83
0,00 33,24 25,99 0,00 100,00
0,00 5,09 9,04 8,91 5,69
2,25 8,05 9,11 19,05 6,78
3,04 14,83 8,61 12,43 8,31
6,71 22,18 21,93 15,97 13,32
6,26 11,31 22,06 10,60 13,76
5,58 15,73 18,14 14,28 11,26
0,00 0,00 0,00 0,00
10,36 15,27 35,25 6,34
7,11 16,53 27,44 10,04
13,37 14,87 15,08 8,42
15,31 19,52 25,75 15,66
8,34 16,90 29,59 6,82
12,00 17,88 25,56 11,39
2,70 0,00 0,00 0,00
4,91 3,39 13,45 12,04
5,51 10,01 12,82 2,40
13,18 4,17 11,36 0,00
19,56 19,31 20,31 4,84
26,87 19,32 10,94 4,85
18,34 16,14 14,97 4,50
0,00 0,00 0,00 14,45
0,00 14,35 0,00 5,42
22,09 14,96 5,54 4,03
8,88 8,70 24,12 7,98
29,77 18,56 14,73 19,68
36,84 21,38 18,45 25,62
29,14 17,47 15,31 17,88
20,49
13,81
12,93
14,16
19,16
13,91
16,49
(4)
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
184
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 5.7.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 Perdesaan
Provinsi
Tidak/ belum pernah sekolah
(1)
(2)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Tidak SMP/ SD/ Tamat SedeSede-rajat SD rajat
SM/ Sederajat
Akademi/PT
Jumlah (8)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
18,80 2,30 0,00 0,00 21,36
11,92 12,83 9,16 11,79 7,26
19,83 8,34 8,15 6,74 4,28
20,24 10,79 12,22 8,11 7,58
27,11 16,10 19,63 17,47 15,28
19,65 12,98 20,02 18,53 20,66
22,59 12,41 14,29 11,98 10,09
0,00 0,00 0,00 0,00
7,16 5,58 7,11 5,08
4,13 4,32 6,38 5,11
6,68 6,28 6,84 11,83
16,80 12,73 20,56 17,11
7,04 15,27 12,35 18,34
8,73 8,67 11,05 9,94
0,00 35,77
2,84 13,22
12,37 16,73
15,21 29,28
20,08 36,85
17,00 12,15
14,07 25,03
0,00 0,00 22,03
11,15 0,00 2,48 11,26
9,25 12,51 7,45 17,68
13,75 3,39 10,81 32,25
21,14 13,37 18,84 32,55
7,02 11,95 5,40 8,47
14,07 9,68 11,53 24,61
0,00 5,50 2,54 4,29 0,00
0,00 5,17 2,78 8,01 3,38
2,74 7,99 4,44 3,87 3,87
3,35 6,79 4,61 6,99 5,74
8,00 18,78 11,63 17,03 13,47
6,63 11,14 16,07 19,27 12,34
5,14 10,98 6,46 8,78 7,06
0,00 14,78 0,00 0,00
5,49 3,36 13,62 3,51
3,31 11,30 8,41 6,04
5,89 17,30 15,29 5,41
14,94 25,27 22,84 14,45
13,94 5,86 22,15 25,89
7,63 16,85 17,10 9,15
0,43 0,00 0,00 7,54
3,87 1,72 0,54 5,76
4,30 2,88 2,07 2,77
6,28 4,88 11,55 2,47
15,36 14,28 15,28 5,88
19,08 9,89 18,63 4,05
9,19 7,79 6,62 4,19
0,00 0,00 0,00 1,55
7,05 13,11 2,57 3,25
5,23 4,76 3,05 5,11
8,93 4,95 5,29 6,45
40,77 19,38 14,16 12,52
30,52 19,18 25,67 21,50
22,57 12,12 9,47 4,96
2,70
6,89
8,67
13,09
20,34
13,50
13,31
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
185
Tabel 5.7.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
Tidak/ belum pernah sekolah
(1)
(2)
(3)
(4)
25,37 9,16 5,19 0,00 18,05
10,99 14,65 15,30 11,66 9,60
0,00 0,00 0,00 0,00
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Tidak SMP/ SD/ Tamat SedeSede-rajat SD rajat
SM/ Sederajat
Akademi/PT
Jumlah
(5)
(6)
(7)
(8)
19,85 9,12 12,64 9,65 4,71
19,22 12,99 14,08 9,92 8,67
25,97 17,91 20,73 18,52 17,54
20,51 20,34 18,76 24,05 18,10
22,26 15,57 17,27 15,23 12,34
7,80 4,93 10,57 5,33
4,35 4,75 7,17 8,74
7,85 6,06 7,55 9,66
20,26 13,37 19,77 15,20
14,28 11,93 15,34 16,32
12,16 9,38 12,52 11,57
0,00 100,00 33,50
3,13 18,34 14,76
18,22 13,55 14,88
13,29 13,96 21,45
16,69 16,05 26,52
9,09 10,68 11,52
15,09 14,43 20,95
16,99 0,00 0,00 13,48
13,67 0,00 3,86 11,45
10,95 8,78 8,32 18,29
13,53 4,61 11,67 21,56
18,76 11,91 16,92 21,38
8,98 11,16 9,91 8,44
14,60 9,90 12,66 19,10
0,00 8,62 4,73 4,03 15,56
0,00 5,14 3,12 8,19 3,82
2,56 8,02 4,75 5,71 4,39
3,19 9,81 5,20 8,06 6,36
7,12 20,53 15,25 16,54 13,40
6,34 11,23 18,50 13,84 13,21
5,41 13,06 8,62 10,37 8,36
0,00 11,55 0,00 0,00
6,92 8,45 19,54 3,84
4,39 13,23 13,74 6,48
8,37 15,95 15,22 6,01
15,14 21,28 24,66 14,91
9,87 14,48 27,06 15,02
9,47 17,48 21,36 9,75
0,81 0,00 0,00 6,54
4,11 1,99 2,19 7,04
4,57 3,73 4,62 2,72
8,14 4,78 11,48 2,00
17,58 16,05 17,92 5,60
23,86 14,76 13,51 4,35
12,86 10,10 9,69 4,26
0,00 0,00 0,00 1,58
5,83 13,17 2,37 3,38
7,20 5,73 3,44 5,03
8,91 5,77 7,88 6,70
35,63 19,07 14,35 16,32
34,92 20,32 22,42 24,77
25,28 13,72 10,92 7,57
4,51
8,98
10,02
13,55
19,56
13,80
14,97
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
186
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 6.1 Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Provinsi (1)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
12,65 11,41 17,88 17,25 14,63
7,46 10,61 11,31 6,08 10,61
42,03 29,98 37,84 42,31 39,91
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
13,96 14,70 13,17 16,45 25,44 15,50
8,75 12,68 10,47 9,85 1,90 9,35
33,94 31,85 27,26 45,29 49,93 40,08
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
10,80 8,70 9,72 16,53
9,75 10,00 11,12 4,44
36,78 50,02 31,49 48,26
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
6,93 15,04 14,69 11,70
10,35 9,13 13,22 10,21
48,66 21,16 17,06 31,64
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
16,51 17,56 12,40 18,05
8,99 7,95 5,47 3,33
43,14 36,22 56,57 40,16
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
14,26 8,96 12,83 15,80
8,81 13,29 11,97 10,97
29,02 31,13 25,86 29,27
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
8,66 24,98 14,68 14,06 9,67
12,25 9,87 13,29 14,06 18,28
30,40 23,25 23,39 30,20 6,05
12,80
10,19
33,65
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
187
Tabel 6.2.1 Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Jenis Keluhan, 2014 Perkotaan
Provinsi (1)
Panas
Sakit Kepala Berulang
Sakit Gigi
Lainnya
(4)
(5)
(6)
(7)
5,91 6,94 10,48 10,49 6,39
6,60 6,12 10,31 9,62 6,15
1,63 1,59 3,25 2,69 2,99
0,80 0,98 1,12 1,10 0,91
6,32 4,76 6,98 5,62 3,69
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
5,59 6,57 3,88 5,22 5,84 4,33 4,99
9,94 6,86 5,66 9,01 8,05 8,71 7,18
8,81 6,23 6,28 9,20 8,58 8,56 7,18
1,93 1,92 2,22 2,92 2,09 3,27 1,86
1,81 0,99 0,88 1,71 0,69 0,80 0,85
7,64 6,61 4,99 7,04 4,33 8,17 8,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
5,95 9,12 5,72 5,62
10,51 15,32 8,40 8,59
10,54 15,31 8,48 8,81
3,33 3,26 2,00 2,98
1,16 1,93 1,21 0,92
9,12 11,85 6,98 8,07
10,23 10,28 5,40 4,91
10,13 10,87 8,83 5,76
10,25 12,22 10,42 5,31
3,42 4,50 2,36 2,02
1,17 1,49 1,27 1,36
7,03 11,56 7,43 7,26
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
5,57 6,56 2,30 4,73
7,81 11,15 4,25 4,93
8,37 11,16 4,06 5,73
3,51 2,78 1,63 1,85
1,59 1,56 0,78 0,54
5,95 8,13 4,46 5,22
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
7,28 3,97 5,59 17,72
7,81 4,25 7,15 14,18
7,98 4,31 6,75 11,52
3,33 2,09 2,47 7,70
1,70 1,07 1,89 1,74
8,86 4,26 8,14 11,88
7,77 2,13 2,11 3,57 5,06
7,43 4,57 1,03 5,91 5,39
8,82 5,16 1,06 5,12 4,98
1,69 1,26 0,67 2,63 2,83
1,49 0,86 0,31 1,53 0,94
8,31 5,39 3,31 5,99 5,01
5,67
8,24
8,21
2,45
1,05
7,46
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
(3)
Pilek
6,78 5,95 10,43 8,57 4,95
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
(2)
Batuk
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
188
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 6.2.2 Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Jenis Keluhan, 2014 Perdesaan
Provinsi (1)
Panas
Batuk
Pilek
Sakit Kepala Berulang
Sakit Gigi
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
7,29 5,25 8,18 6,37 4,79
7,11 6,33 9,19 7,54 5,93
7,05 5,99 9,28 7,31 5,24
3,61 1,98 3,91 3,69 1,35
1,67 1,06 1,56 1,79 0,96
8,59 5,18 7,59 7,82 4,43
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
4,14 6,85 6,03 3,54 5,08 5,71
6,29 8,78 9,72 4,86 8,03 6,48
6,36 9,67 9,15 5,65 6,47 6,97
3,22 3,54 3,30 2,45 4,94 2,09
1,17 1,46 1,47 0,91 1,57 1,26
5,72 8,17 8,44 6,44 9,41 9,54
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
5,14 7,60 5,51 6,49
8,89 13,04 7,92 8,43
8,84 11,55 7,91 7,34
3,32 2,85 2,93 5,00
1,14 2,22 1,35 0,90
9,07 19,18 7,91 11,00
15,67 12,68 8,34 4,10
12,34 11,97 11,52 5,73
12,68 13,75 11,55 5,41
5,05 6,86 5,96 3,14
2,25 1,49 1,55 1,05
12,53 11,06 12,21 6,13
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
6,01 6,48 2,33 6,10
7,60 10,71 3,45 6,35
6,93 11,43 4,97 6,66
4,05 4,08 2,32 2,53
2,00 2,31 0,91 1,38
6,42 10,19 4,92 6,72
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
8,13 4,65 7,08 15,31
7,28 4,24 6,23 10,61
6,50 4,88 5,28 6,92
5,65 3,32 4,31 3,81
1,85 1,04 1,48 1,62
9,72 7,40 7,20 8,23
4,90 3,17 3,56 3,35 3,49
5,62 4,25 3,41 4,08 6,25
5,29 3,65 2,58 2,73 6,17
3,92 1,67 1,63 1,62 1,66
2,17 1,56 0,51 0,73 0,62
11,36 6,20 3,56 5,65 3,85
5,94
7,66
7,62
3,25
1,32
8,24
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
189
Tabel 6.2.3 Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Jenis Keluhan, 2014 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi (1)
Panas
Batuk
Pilek
Sakit Kepala Berulang
Sakit Gigi
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
7,14 5,61 9,12 7,27 4,84
6,75 6,65 9,73 8,75 6,07
6,91 6,06 9,71 8,26 5,51
3,02 1,78 3,63 3,28 1,83
1,41 1,02 1,38 1,50 0,94
7,90 4,96 7,33 6,92 4,21
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
4,69 6,75 5,45 4,36 5,73 4,33 5,21
7,68 8,13 8,62 6,89 8,05 8,71 6,96
7,29 8,51 8,38 7,38 8,26 8,56 7,11
2,73 3,00 3,01 2,68 2,52 3,27 1,93
1,41 1,30 1,31 1,30 0,82 0,80 0,97
6,45 7,64 7,51 6,74 5,10 8,17 8,47
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
5,53 8,70 5,61 5,89
9,68 14,69 8,16 8,55
9,67 14,27 8,19 8,36
3,32 3,15 2,47 3,59
1,15 2,01 1,28 0,91
9,09 13,87 7,45 8,96
12,10 11,62 7,64 4,37
10,89 11,49 10,88 5,74
11,09 13,08 11,28 5,38
3,98 5,82 5,10 2,77
1,54 1,49 1,49 1,15
8,91 11,28 11,07 6,50
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
5,85 6,51 2,31 5,45
7,67 10,91 3,95 5,67
7,44 11,31 4,40 6,22
3,86 3,50 1,89 2,20
1,85 1,97 0,83 0,98
6,25 9,27 4,64 6,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
7,88 4,37 6,60 16,16
7,43 4,24 6,52 11,86
6,92 4,64 5,75 8,54
4,99 2,80 3,72 5,18
1,81 1,05 1,61 1,67
9,48 6,09 7,50 9,51
5,56 2,72 3,11 3,42 3,95
6,04 4,39 2,68 4,68 6,00
6,10 4,30 2,11 3,52 5,83
3,41 1,49 1,33 1,95 2,00
2,02 1,26 0,45 0,99 0,71
10,66 5,85 3,48 5,76 4,19
5,80
7,96
7,94
2,83
1,18
7,83
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
190
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 6.3
Angka Kesakitan Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Provinsi (1)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(2)
(3)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
7,46 7,68 9,21 7,72 7,09
10,35 8,13 10,59 9,63 7,12
9,48 7,89 10,01 8,84 7,11
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
5,98 7,78 6,58 6,80 6,21 7,89 8,43
6,52 11,32 8,09 5,45 8,76 8,21
6,32 10,12 7,68 6,11 6,60 7,89 8,36
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
9,40 9,93 8,71 8,22
8,98 13,43 9,84 9,45
9,18 10,90 9,28 8,59
11,99 11,81 7,94 8,00
21,97 13,01 13,82 7,18
15,42 12,48 12,42 7,45
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
8,87 7,63 5,16 7,73
10,02 9,39 6,19 10,47
9,61 8,61 5,55 9,16
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
11,87 5,26 10,24 16,42
12,98 8,27 12,47 13,77
12,66 7,01 11,76 14,70
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
13,96 6,18 5,11 8,85 6,09
12,76 7,04 5,38 6,38 4,82
13,04 6,67 5,29 7,19 5,19
8,33
9,28
8,77
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
INDONESIA
(4)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
191
Tabel 6.4.1 Persentase Pemuda yang Sakit Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, 2014 Perkotaan Lamanya Sakit (Hari)
Provinsi
Jumlah
1-3 (1)
4-7
8-14
15-21
22-30
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
62,10 74,16 60,66 64,25 73,24 62,98
29,43 17,18 27,54 28,33 18,75 27,55
2,33 2,21 5,22 4,67 3,12 2,75
1,46 2,41 2,58 1,10 1,25 2,04
4,68 4,05 3,99 1,64 3,63 4,68
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
57,73 69,69 69,12 73,59 77,09 63,58
31,57 20,16 20,57 15,79 18,45 27,90
4,00 5,90 4,96 7,79 2,00 4,15
1,27 2,45 2,78 2,07 0,73 1,86
5,44 1,79 2,58 0,75 1,73 2,52
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
66,76 67,24 66,94 65,64
26,17 25,59 23,29 25,16
3,79 2,91 3,86 3,62
0,81 0,25 2,03 1,48
2,47 4,01 3,88 4,10
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
74,27 65,62 69,51 71,85 74,22
21,46 25,94 24,51 19,97 20,83
2,95 3,81 2,53 4,03 3,80
0,00 1,64 3,20 0,07 0,00
1,32 2,98 0,26 4,08 1,16
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
74,52 70,99 67,29 56,86
18,27 25,57 25,10 32,82
1,91 2,24 3,85 2,73
0,49 0,00 2,13 0,96
4,81 1,20 1,63 6,63
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
61,03 69,21 65,82 63,98
31,93 22,89 25,01 17,85
3,13 3,50 7,98 11,45
0,88 0,41 0,00 1,24
3,02 3,99 1,19 5,48
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
72,44 60,20 52,83 56,40
21,76 32,65 32,85 33,92
4,43 3,16 9,43 6,50
0,67 1,03 0,78 0,00
0,70 2,96 4,11 3,19
100,00 100,00 100,00 100,00
67,22
24,70
3,69
1,44
2,95
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
192
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 6.4.2 Persentase Pemuda yang Sakit Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, 2014 Perdesaan Lamanya Sakit (Hari)
Provinsi
Jumlah
1-3 (1)
4-7
8-14
15-21
22-30
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
57,11 62,98 56,07 62,41 68,43 64,57
31,49 24,75 31,42 26,78 23,37 29,55
4,38 5,36 5,06 3,75 3,20 0,81
2,72 2,59 3,78 2,53 1,70 1,28
4,30 4,33 3,67 4,53 3,30 3,78
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
62,54 62,33 64,53 61,85 55,63
31,09 27,27 23,80 21,82 34,30
3,00 4,95 6,87 7,29 5,54
1,29 2,69 0,96 3,56 2,03
2,09 2,77 3,84 5,48 2,50
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
62,78 73,19 57,86 63,44
25,36 8,33 29,91 27,65
4,04 18,48 5,79 2,51
2,52 0,00 3,76 1,71
5,30 0,00 2,68 4,70
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
68,23 56,05 53,28 68,14 67,75
23,44 33,63 36,93 21,78 24,10
4,58 5,06 4,92 4,66 2,37
1,47 1,13 1,24 0,80 1,05
2,28 4,14 3,63 4,61 4,73
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
65,92 66,78 52,91 58,53
27,19 25,33 33,95 31,35
3,42 3,46 8,41 5,06
0,00 1,59 0,55 0,84
3,48 2,84 4,17 4,22
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
58,97 61,59 60,76 64,68
27,23 29,31 31,55 28,70
6,31 4,59 3,18 3,42
0,96 0,90 2,40 1,55
6,52 3,61 2,11 1,66
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
52,15 48,05 47,77 54,42
37,23 38,80 44,66 37,10
6,22 5,21 0,80 7,27
0,00 4,01 0,69 0,46
4,40 3,92 6,08 0,75
100,00 100,00 100,00 100,00
60,27
29,02
4,88
2,14
3,68
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
193
Tabel 6.4.3 Persentase Pemuda yang Sakit Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, 2014 Perkotaan+Perdesaan Lamanya Sakit (Hari)
Provinsi
Jumlah
1-3 (1)
4-7
8-14
15-21
22-30
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
58,29 68,68 57,84 63,07 69,85 64,00
31,00 20,89 29,93 27,33 22,01 28,83
3,89 3,75 5,12 4,08 3,18 1,51
2,42 2,50 3,32 2,02 1,57 1,55
4,39 4,18 3,79 3,50 3,40 4,11
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
61,29 64,03 67,02 71,23 77,09 61,17
31,22 25,63 22,05 17,00 18,45 29,84
3,26 5,17 5,83 7,69 2,00 4,57
1,28 2,63 1,95 2,37 0,73 1,91
2,96 2,54 3,15 1,70 1,73 2,51
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
64,77 69,27 62,09 64,91
25,76 19,71 26,82 25,99
3,91 8,21 4,89 3,25
1,66 0,17 2,96 1,55
3,89 2,64 3,24 4,30
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
71,32 60,02 55,75 69,45 69,88
22,43 30,44 35,04 21,14 23,03
3,74 4,54 4,55 4,44 2,84
0,72 1,34 1,54 0,54 0,71
1,79 3,66 3,11 4,42 3,55
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
69,31 69,22 58,71 58,08
23,67 25,47 30,39 31,74
2,82 2,75 6,57 4,43
0,19 0,67 1,19 0,88
4,00 1,89 3,15 4,87
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
59,62 63,70 62,75 64,51
28,70 27,53 28,98 26,02
5,32 4,29 5,07 5,40
0,94 0,77 1,46 1,47
5,42 3,71 1,75 2,60
100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
60,27 51,67 49,82 55,10
31,05 36,97 39,88 36,01
5,50 4,60 4,29 7,00
0,27 3,12 0,73 0,30
2,92 3,64 5,28 1,59
100,00 100,00 100,00 100,00
63,76
26,85
4,28
1,79
3,31
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
194
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 6.5 Proporsi Pemuda Sakit yang Mengobati Sendiri Menurut Provinsi dan Jenis Obat/Pengobatan yang Digunakan, 2014
Perkotaan (K)
Provinsi
(1)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Modern
Tradi- Lainsional nya
Perdesaan (D) Modern
Tradi- Lainsional nya
K+D Modern
Tradisional
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
92,23 88,78
16,23 19,75
2,25 3,00
88,75 90,54
29,71 25,65
2,90 3,29
89,64 89,59
26,27 22,46
2,73 3,13
87,43 95,32 90,50 95,48
16,94 8,75 11,33 9,84
2,58 1,99 2,03 2,89
80,49 90,82 89,93 89,14
34,15 22,37 23,52 21,82
3,33 3,72 4,92 6,35
83,54 92,62 90,10 91,96
26,59 16,92 19,97 16,50
3,00 3,03 4,08 4,81
93,88 96,70 93,81 95,72 92,44 95,17 92,85
15,20 20,66 17,27 16,96 17,14 11,34 12,04
4,88 3,25 2,62 0,21 2,64 2,06 4,99
93,14 89,76 92,63 91,69 0,00 96,08 91,48
19,69 15,86 19,46 26,11 0,00 14,25 14,44
3,61 11,7 1 9,80 0,71 0,00 4,00 6,62
93,35 91,11 93,29 94,95 92,44 95,48 92,19
18,41 16,80 18,24 18,70 17,14 12,33 13,19
3,97 10,06 5,81 0,31 2,64 2,72 5,77
89,00 91,67 95,73 91,47
11,40 14,79 9,18 18,49
6,17 3,76 3,32 3,44
86,45 92,20 96,95 69,88
12,96 23,36 15,08 44,39
9,23 4,56 7,61 4,13
88,37 91,95 96,19 81,95
11,79 19,19 11,43 29,91
6,93 4,17 4,96 3,74
94,47 96,22 82,89 96,80 96,52
10,42 6,26 16,34 5,82 12,70
2,19 2,63 5,77 2,78 2,70
92,67 77,10 88,11 94,43 96,88
19,10 31,79 20,75 15,97 17,17
1,37 3,36 3,25 4,36 3,87
93,47 81,40 86,42 95,27 96,73
15,21 26,04 19,32 12,36 15,29
1,74 3,19 4,06 3,80 3,38
92,83 94,04 94,21 90,61
9,46 11,13 14,35 20,43
1,89 1,78 1,70 2,42
90,97 94,42 89,93 91,91
26,41 9,30 15,81 16,17
4,03 2,98 3,97 2,60
92,06 94,25 91,11 91,45
16,45 10,10 15,41 17,70
2,77 2,46 3,34 2,54
93,05 97,91 94,59 96,31
11,88 5,28 9,16 10,16
1,67 1,14 0,84 0,64
91,96 96,92 87,55 86,26
13,75 14,51 19,30 27,22
3,42 1,38 1,05 3,33
92,33 97,28 89,20 90,41
13,12 11,14 16,93 20,17
2,83 1,29 1,00 2,22
95,92 98,21 92,09
16,34 5,83 12,93
4,42 2,15 0,74
86,31 72,29 58,68
35,32 37,00 62,88
2,26 6,80 4,97
88,91 81,96 69,42
30,18 25,37 46,83
2,84 5,07 3,61
93,25
13,17
3,09
90,82
20,26
4,87
92,10
16,55
3,94
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
195
Tabel 6.6.1 Proporsi Pemuda Sakit yang Berobat Jalan menurut Provinsi dan Tempat Berobat, 2014 Perkotaan
Provinsi (1)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Rumah Sakit
Praktek Puskes- Praktek Praktek Dukun Dokter mas Nakes Batra Bersalin
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
21,51 6,55 15,40 12,43 15,58 17,76
16,99 26,99 22,50 49,44 42,73 33,10
38,54 20,18 27,68 17,89 30,48 24,40
24,19 45,00 41,02 23,65 15,55 23,26
4,02 4,48 3,61 2,04 4,85 1,81
0,62 0,00 2,07 0,61 1,17 0,26
0,68 3,82 3,30 1,31 1,17 4,31
15,45 4,26 20,19 25,44 15,17 11,27 8,89
32,07 41,30 33,67 34,77 50,96 47,72 44,82
25,10 28,75 30,02 35,72 30,86 27,69 24,82
29,99 29,80 27,29 14,04 4,71 17,40 24,22
5,24 3,45 3,89 2,61 1,06 1,98 1,77
0,93 1,17 1,93 2,48 0,46 0,64 0,56
1,25 5,44 1,93 2,48 2,56 2,75 1,47
22,25 14,82 10,64 13,59
48,73 36,31 54,81 52,77
20,94 23,25 21,17 14,58
11,24 27,21 16,99 23,08
0,00 2,51 1,69 0,81
0,00 0,11 0,78 0,00
0,24 0,94 2,25 0,58
5,94 12,20 17,99 11,33 14,19
33,41 27,78 22,18 22,52 31,43
35,31 48,87 29,31 42,28 29,82
29,37 8,47 28,70 29,78 23,12
7,29 0,00 4,13 0,00 1,73
0,52 0,00 0,46 0,00 0,00
2,69 4,36 0,86 4,34 1,06
17,86 20,95 16,89 16,34
41,97 38,95 30,97 20,25
30,11 29,64 22,35 45,00
14,22 14,27 27,16 15,11
1,41 0,44 5,21 0,16
0,83 0,44 0,00 0,40
1,21 2,43 1,02 5,59
13,20 6,07 13,41 5,38
27,42 34,60 15,91 32,04
56,56 38,05 45,60 33,79
12,04 23,07 29,70 28,23
1,03 7,91 2,73 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 3,99
11,04 22,93 28,61
28,41 24,43 43,26
57,18 45,21 28,96
5,12 8,57 3,59
0,00 0,00 0,31
0,00 0,00 0,31
6,33 1,36 0,31
12,77
42,71
26,71
20,55
2,11
0,52
2,18
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
196
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 6.6.2 Proporsi Pemuda Sakit yang Berobat Jalan menurut Provinsi dan Tempat Berobat, 2014 Perdesaan
Provinsi (1)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Rumah Sakit
Praktek Puskes- Praktek Praktek Dukun Dokter mas Nakes Batra Bersalin
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
11,23 10,40 3,49 7,29 4,85 5,57
11,18 16,06 12,21 23,46 18,15 15,07
43,88 23,13 25,16 32,13 23,17 19,19
38,35 51,15 52,21 36,60 54,68 62,84
2,91 4,04 13,83 4,79 5,70 2,67
0,52 0,88 0,67 1,26 3,51 0,99
3,05 2,92 1,44 4,55 3,23 2,94
4,74 3,98 7,46 10,54 7,01 7,48
28,81 17,82 23,29 29,66 36,16 31,18
25,67 19,53 34,79 27,51 25,15 20,44
43,23 59,49 36,61 27,12 35,98 45,11
6,66 2,24 4,99 11,51 2,75 2,80
0,41 1,06 0,67 0,00 0,77 1,00
0,86 1,45 2,21 0,00 3,07 1,88
19,14 7,36 4,05 4,15
29,18 23,76 26,20 36,53
21,31 16,19 18,94 23,10
33,60 54,17 48,26 36,89
0,00 2,96 2,65 3,72
0,00 0,26 2,18 0,00
2,12 1,19 5,05 0,62
5,33 6,75 8,60 6,84 3,12
22,58 8,81 9,01 18,79 12,31
34,14 74,70 26,18 41,24 32,66
39,08 8,96 48,33 31,67 53,45
9,07 0,91 5,28 5,92 0,64
0,08 0,44 0,00 0,84 0,00
0,44 4,32 4,32 0,99 3,47
17,58 4,70 4,98 10,85
18,13 27,73 6,41 9,34
44,78 35,61 43,06 48,39
25,28 33,49 35,35 33,12
0,53 1,87 11,57 4,47
0,56 0,00 0,23 1,04
1,47 0,33 4,09 4,22
6,88 3,42 8,13 6,41
8,53 33,92 14,10 26,50
59,17 31,40 72,56 53,64
24,40 34,78 16,52 15,87
2,96 3,33 4,47 0,95
1,79 0,00 2,50 0,00
4,57 0,86 2,50 0,81
36,14 18,59 21,01
3,79 18,24 6,95
55,97 61,29 80,77
12,19 4,56 2,85
0,00 0,40 2,85
0,00 0,00 2,85
3,64 2,10 4,56
7,35
23,04
28,56
42,66
3,66
0,75
2,44
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
197
Tabel 6.6.3 Proporsi Pemuda Sakit yang Berobat Jalan menurut Provinsi dan Tempat Berobat, 2014 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi (1)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Rumah Sakit
Praktek Puskes- Praktek Praktek Dukun Dokter mas Nakes Batra Bersalin
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
13,78 8,38 8,33 9,62 8,30 11,08
12,62 21,79 16,39 35,24 26,06 23,22
42,56 21,58 26,19 25,67 25,52 21,55
34,84 47,92 47,66 30,73 42,08 44,96
3,18 4,27 9,68 3,54 5,43 2,28
0,54 0,42 1,24 0,97 2,76 0,66
2,46 3,39 2,19 3,08 2,56 3,56
7,84 4,04 14,29 22,91 15,17 9,92 8,19
29,76 22,70 28,86 33,90 50,96 44,06 38,08
25,50 21,45 32,24 34,32 30,86 26,88 22,65
39,40 53,32 31,61 16,26 4,71 23,28 34,55
6,25 2,49 4,40 4,12 1,06 2,22 2,28
0,56 1,08 1,35 2,06 0,46 0,68 0,78
0,97 2,28 2,06 2,06 2,56 2,85 1,67
21,14 10,93 8,68 8,75
41,78 29,76 46,28 44,44
21,07 19,56 20,50 18,95
19,19 41,28 26,31 30,16
0,00 2,75 1,97 2,31
0,00 0,19 1,20 0,00
0,91 1,07 3,09 0,60
5,57 7,53 12,61 8,56 7,95
26,86 11,52 14,64 20,22 20,65
34,60 71,00 27,52 41,64 31,42
35,24 8,89 39,94 30,94 40,22
8,37 0,78 4,79 3,65 1,12
0,26 0,38 0,20 0,52 0,00
1,33 4,33 2,84 2,28 2,42
17,76 11,33 8,12 12,66
33,39 32,31 12,89 12,95
35,39 33,17 37,59 47,27
18,20 25,65 33,19 27,17
1,09 1,29 9,89 3,05
0,73 0,18 0,17 0,83
1,30 1,19 3,28 4,67
8,72 4,70 9,38 5,85
14,02 34,25 14,53 29,52
58,41 34,62 66,17 42,81
20,80 29,11 19,64 22,61
2,40 5,54 4,06 0,43
1,27 0,00 1,91 0,00
3,24 0,44 1,91 2,54
29,63 20,26 24,06
10,17 20,63 21,52
56,28 55,10 59,98
10,36 6,11 3,14
0,00 0,24 1,83
0,00 0,00 1,83
4,34 1,81 2,85
10,25
33,55
27,57
30,85
2,83
0,63
2,30
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
198
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 7.1.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2012 Perkotaan Provinsi (1)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara
28,80 26,77
20,89 19,43
24,85 23,06
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
32,28 32,39 31,18 31,70
22,19 21,15 22,78 22,86
27,14 26,90 27,03 27,29
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
39,21 35,37 27,95 35,68
28,98 28,47 22,33 25,65
34,11 31,96 25,23 30,75
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
36,08 35,47 35,26 38,36
23,84 23,97 24,66 29,01
30,02 30,31 29,88 33,63
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
35,01 37,29 33,86 37,39
23,97 26,51 16,86 23,63
29,40 32,00 25,42 30,18
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
38,58 29,42 37,70 34,32
26,15 23,10 28,41 21,80
32,29 26,28 33,20 28,11
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
40,12 30,93 41,21 35,23
30,93 22,14 32,44 25,57
35,76 26,57 36,85 30,24
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
38,45 39,81 36,23 32,33
27,80 31,12 24,32 25,13
33,07 35,37 30,13 28,73
Maluku Utara Papua Barat Papua
40,27 34,50 29,72
21,48 25,32 20,10
31,00 30,20 25,31
35,10
24,10
29,61
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
199
Tabel 7.1.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2012 Perdesaan Provinsi (1)
Laki-laki (L) (2)
Perempuan (P) (3)
L+P (4)
Aceh Sumatera Utara
24,28 20,32
14,37 15,82
19,28 18,05
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
25,65 27,19 28,36 25,22
19,81 19,51 18,11 16,42
22,68 23,49 23,37 20,92
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
27,56 22,50 28,37 29,93
19,36 18,11 18,11 15,38
23,58 20,38 23,49 23,01
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
25,67 26,61 24,48
15,93 17,14 15,85
20,87 21,82 20,01
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
21,86 26,39 19,51 26,65
15,92 16,63 9,57 17,32
18,82 21,65 14,52 21,78
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
24,03 23,93 24,79 20,94
16,50 15,43 18,12 16,50
20,18 19,80 21,64 18,73
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
27,78 20,00 23,20 21,92
20,71 15,33 19,68 16,86
24,50 17,73 21,49 19,29
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
25,86 23,42 27,11 21,71
17,39 19,27 20,71 13,69
21,62 21,36 23,91 17,73
Maluku Utara Papua Barat Papua
23,77 21,89 13,96
13,25 12,62 8,84
18,65 17,57 11,54
24,08
16,51
20,30
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
200
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 7.1.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2012 Perkotaan+Perdesaan Provinsi (1)
Laki-laki (L)
L+P
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara
25,56 23,48
16,19 17,60
20,84 20,51
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
28,22 29,22 29,22 27,51
20,73 20,16 19,56 18,75
24,41 24,82 24,49 23,20
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
31,11 25,75 28,16 34,61
22,40 20,82 20,20 23,82
26,84 23,36 24,35 29,34
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
36,08 32,77 30,56 33,73
23,84 21,21 20,59 24,48
30,02 27,07 25,51 29,01
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
28,15 33,63 28,18 31,12
19,74 23,24 13,93 19,96
23,86 28,55 21,08 25,29
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
26,92 25,56 29,05 26,57
18,39 17,79 21,61 18,73
22,57 21,76 25,50 22,68
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
35,38 24,89 27,50 26,82
27,10 18,44 22,85 20,04
31,48 21,73 25,23 23,30
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
29,30 28,89 29,23 25,66
20,27 23,39 21,58 17,98
24,77 26,14 25,38 21,84
Maluku Utara Papua Barat Papua
28,24 25,67 18,13
15,52 16,45 11,70
22,02 21,37 15,12
29,59
20,30
24,96
INDONESIA
(2)
Perempuan (P)
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
201
Tabel 7.2.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Olahraga, 2012 Perkotaan
Provinsi (1)
Menjaga Kesehatan
Prestasi
Rekreasi
Lainnya
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
60,38 79,73 68,74 70,93
7,77 4,14 9,58 7,59
7,15 2,95 2,52 1,92
24,70 13,18 19,17 19,56
100,00 100,00 100,00 100,00
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
78,92 71,26 64,45 74,70
6,48 6,39 6,61 5,61
2,06 2,65 3,45 1,55
12,55 19,70 25,48 18,15
100,00 100,00 100,00 100,00
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
69,99 79,97 83,22 69,18
3,93 5,93 3,48 9,43
1,95 3,09 1,40 3,46
24,13 11,01 11,89 17,94
100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
66,17 82,14 74,75 68,40
7,42 4,85 7,19 8,21
3,47 1,36 2,34 3,05
22,94 11,66 15,72 20,34
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
82,69 67,94 60,80 61,18
2,92 3,80 5,22 9,34
1,77 0,94 5,40 2,05
12,62 27,32 28,58 27,43
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
75,15 67,32 82,98 67,83
2,36 3,55 5,67 6,37
1,46 3,32 3,21 10,38
21,03 25,81 8,14 15,41
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
76,90 63,97 85,81 64,00
3,30 5,22 3,11 2,10
2,04 1,43 4,18 1,79
17,77 29,38 6,90 32,10
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
57,12 74,24 75,48 72,76
2,80 4,69 3,82 7,99
0,45 8,96 3,01 4,28
39,64 12,11 17,69 14,97
100,00 100,00 100,00 100,00
Papua
75,03
12,96
3,25
8,76
100,00
72,22
6,96
2,87
17,96
100,00
INDONESIA
(5)
Jumlah (6)
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
202
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 7.2.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Olahraga, 2012 Perdesaan
Provinsi (1)
Menjaga Kesehatan
Prestasi (3)
Lainnya
Jumlah
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
55,13 70,52 54,58 71,34
6,82 6,17 7,87 11,47
8,42 1,72 2,06 4,71
29,64 21,59 35,48 12,48
100,00 100,00 100,00 100,00
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
74,91 56,94 48,63 51,52
7,09 7,62 3,42 10,90
2,44 2,48 3,13 3,72
15,56 32,96 44,82 33,87
100,00 100,00 100,00 100,00
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
65,32 76,97 56,42
13,61 12,52 10,68
1,11 2,39 4,31
19,97 8,11 28,59
100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
56,50 60,00 58,77 60,57
8,93 19,86 11,25 9,82
2,70 7,97 1,72 6,14
31,88 12,18 28,25 23,47
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
72,02 55,33 44,17
13,43 5,70 18,38
2,95 2,37 9,99
11,60 36,61 27,46
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
55,12 66,96 54,48 77,08
13,34 6,53 4,41 10,99
7,59 5,54 3,81 5,01
23,95 20,97 37,29 6,92
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
71,25 68,03 38,31 57,51
6,93 8,99 4,34 7,17
3,26 1,80 1,50 13,75
18,56 21,18 55,84 21,56
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
51,09 71,05 49,15 53,81
6,12 6,32 11,00 15,99
1,23 4,94 17,68 13,17
41,56 17,69 22,17 17,02
100,00 100,00 100,00 100,00
Papua
64,86
6,19
16,57
12,39
100,00
54,94
17,13
5,03
22,90
100,00
INDONESIA
(2)
Rekreasi
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
203
Tabel 7.2.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Olahraga, 2012 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi (1)
Menjaga Kesehatan
Prestasi
Rekreasi
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
56,89 75,61 60,68 71,16
7,14 5,05 8,61 9,82
7,99 2,40 2,26 3,53
27,98 16,95 28,45 15,49
100,00 100,00 100,00 100,00
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
76,27 62,96 54,86 59,67
6,89 7,10 4,68 9,03
2,31 2,55 3,26 2,96
14,54 27,38 37,21 28,34
100,00 100,00 100,00 100,00
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
67,70 79,54 83,22 65,80
8,67 6,87 3,48 9,76
1,54 2,99 1,40 3,68
22,09 10,60 11,89 20,75
100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
61,68 76,96 68,14 66,42
8,12 8,36 8,87 8,62
3,11 2,90 2,09 3,83
27,09 11,78 20,90 21,13
100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
79,76 61,61 48,86 57,33
5,81 4,75 14,67 11,88
2,09 1,65 8,69 5,56
12,34 31,98 27,78 25,22
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
70,53 61,17 81,24 63,22
4,71 3,96 7,24 6,73
3,76 3,55 3,74 11,89
21,00 31,31 7,78 18,16
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
71,18 57,22 76,46 67,91
6,97 5,69 5,14 4,70
1,88 1,33 4,66 2,58
19,97 35,76 13,73 24,80
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
43,59 61,47 68,94 62,51
3,91 7,90 5,28 13,24
1,21 13,40 11,35 4,71
51,29 17,23 14,43 19,53
100,00 100,00 100,00 100,00
Papua
63,04
14,67
8,86
13,43
100,00
66,63
8,06
3,27
22,04
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
204
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 7.3.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Lamanya Melakukan Olahraga (Hari), 2012 Perkotaan
Provinsi
1 Hari
2-4 Hari
5-6 Hari
7 Hari
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat
59,67 60,97 64,13
27,27 27,17 25,88
9,24 6,65 4,99
3,83 5,21 4,99
100,00 100,00 100,00
Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
62,95 64,37 79,71 70,28
28,25 25,93 17,12 34,80
2,14 5,71 0,63 0,74
6,66 3,99 2,54 3,01
100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
63,50 60,69 53,00 70,06
29,29 34,80 34,74 23,35
2,47 2,16 3,71 2,57
4,74 2,34 8,55 4,02
100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
76,77 61,35 58,66 61,69
18,09 28,29 32,48 26,89
1,25 3,34 2,54 3,94
3,89 7,01 6,33 7,47
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
73,36 56,88 65,01 68,36
20,91 28,59 23,76 24,35
1,02 4,39 2,99 2,10
4,70 10,15 8,23 5,19
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
69,11 59,44 70,60 59,02
24,61 30,98 24,01 36,39
1,57 6,08 1,51 1,42
4,71 3,49 3,88 3,18
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
64,52 66,56 65,19 59,13
25,10 25,55 27,70 33,90
4,76 0,50 2,62 2,24
5,62 7,39 4,49 4,73
100,00 100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara
85,42 70,34 61,14 51,92
11,82 18,39 20,54 40,09
0,30 4,54 8,81 3,54
2,45 6,73 9,51 4,46
100,00 100,00 100,00 100,00
Papua Barat Papua
44,99 60,74
40,08 31,01
11,66 3,58
3,27 4,67
100,00 100,00
67,39
24,50
2,75
5,36
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
205
Tabel 7.3.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Lamanya Melakukan Olahraga (Hari), 2012 Perdesaan
Provinsi
1 Hari
2-4 Hari
5-6 Hari
7 Hari
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat
51,75 56,49 73,99
30,58 28,89 19,37
15,36 13,14 2,92
2,31 1,49 3,72
100,00 100,00 100,00
Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
54,73 53,46 67,06 67,98
36,75 38,31 27,62 24,60
3,80 1,88 2,30 3,58
4,72 6,36 3,02 3,83
100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
70,23 48,26 44,11 -
23,89 44,07 39,98 -
1,41 2,88 5,98 -
4,47 4,78 9,93 -
100,00 100,00 100,00 -
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
72,88 64,52 65,30 65,28
23,84 24,68 28,93 23,95
1,45 4,07 2,11 4,41
1,83 6,74 3,66 6,36
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
72,96 54,63 67,74 78,28
17,85 26,07 20,39 16,59
2,21 8,12 4,93 3,63
6,97 11,18 6,94 1,50
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
67,79 49,15 79,65 57,61
23,69 40,39 15,23 35,87
3,59 7,57 2,21 3,41
4,94 2,89 2,91 3,12
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
74,87 66,61 68,42 67,22
15,17 26,36 24,00 25,08
5,02 3,11 1,82 2,91
4,94 3,91 5,75 4,79
100,00 100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara
66,79 59,54 57,76 43,18
22,90 30,79 28,53 40,59
5,37 2,09 10,23 9,16
4,94 7,58 3,48 7,07
100,00 100,00 100,00 100,00
Papua Barat Papua
60,67 52,24
31,72 40,36
3,74 6,33
3,87 1,06
100,00 100,00
65,65
25,54
4,14
4,67
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
206
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 7.3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Lamanya Melakukan Olahraga (Hari), 2012 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
1 Hari
2-4 Hari
5-6 Hari
7 Hari
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat
54,40 58,96 69,74
29,47 27,94 22,18
13,31 9,56 3,81
2,82 3,54 4,27
100,00 100,00 100,00
Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
58,22 57,15 72,38 68,89
33,15 34,11 23,20 25,14
3,09 3,18 1,60 2,46
5,54 5,56 2,82 3,51
100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
67,86 54,60 51,73 70,06
25,79 39,34 35,49 23,35
1,78 2,51 4,03 2,57
4,56 3,54 8,75 4,02
100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
75,74 62,82 60,21 63,18
19,61 26,61 31,65 25,67
1,30 3,68 2,44 4,14
3,35 6,88 5,70 7,01
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
73,26 56,26 66,38 75,48
20,14 27,90 22,07 18,78
1,32 5,41 3,97 3,20
5,28 10,43 7,59 2,54
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
68,27 53,63 74,93 58,60
24,02 36,29 19,81 36,23
2,85 6,92 1,85 2,01
4,85 3,16 3,41 3,16
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
69,14 66,59 66,88 64,26
20,66 26,07 25,76 28,31
4,88 2,18 2,20 2,66
5,32 5,15 5,16 4,77
100,00 100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara
75,39 62,58 59,42 46,54
17,79 27,31 24,61 40,40
3,03 2,77 9,53 7,00
3,79 7,34 6,44 6,06
100,00 100,00 100,00 100,00
Papua Barat Papua
54,01 55,94
35,27 36,29
7,10 5,14
3,61 2,63
100,00 100,00
66,68
24,92
3,31
5,08
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
207
Tabel 7.4.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Ratarata Lamanya Melakukan Olahraga per Hari, 2012 Perkotaan
Provinsi
10-30 Menit
31-60 Menit
61-120 Menit
> 120 Menit
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat
45,87 48,39 26,99
43,54 42,34 49,29
9,24 9,00 21,70
1,35 0,27 2,03
100,00 100,00 100,00
Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
26,71 32,94 26,21 34,37
57,62 51,35 52,24 52,49
15,10 14,88 19,29 10,30
0,58 0,84 2,26 2,85
100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
48,33 26,86 51,43 44,22
39,34 61,10 39,06 47,83
12,33 11,59 8,42 6,86
0,00 0,45 1,08 1,08
100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
26,85 28,99 23,35 36,48
58,35 50,07 49,24 46,40
14,21 20,05 26,71 16,31
0,58 0,89 0,70 0,81
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
32,22 28,80 31,76 20,56
52,46 52,54 51,66 54,91
14,30 17,21 16,13 24,45
1,01 1,44 0,45 0,08
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
30,41 43,93 39,35 41,04
45,56 48,46 46,47 44,32
22,57 7,08 13,39 14,15
1,46 0,53 0,79 0,48
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
42,64 50,26 44,94 48,18
42,66 42,36 44,02 39,36
12,98 6,84 9,73 12,26
1,73 0,55 1,32 0,20
100,00 100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara
49,54 39,45 35,23 33,71
35,15 49,80 45,47 58,40
15,07 9,98 17,38 7,22
0,23 0,78 1,92 0,68
100,00 100,00 100,00 100,00
Papua Barat Papua
41,36 37,70
44,59 39,12
12,22 22,16
1,83 1,03
100,00 100,00
33,90
50,46
14,81
0,84
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
208
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 7.4.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Ratarata Lamanya Melakukan Olahraga per Hari, 2012 Perdesaan
Provinsi
10-30 Menit
31-60 Menit
61-120 Menit
> 120 Menit
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat
47,06 53,32 32,95
42,25 39,98 53,17
10,61 6,55 13,39
0,08 0,14 0,49
100,00 100,00 100,00
Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
40,69 32,22 34,67 29,38
46,48 49,25 54,47 53,62
12,48 18,43 10,65 16,69
0,34 0,09 0,20 0,30
100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
29,58 30,62 19,71 -
59,48 56,87 71,92 -
10,90 12,24 8,04 -
0,04 0,27 0,33 -
100,00 100,00 100,00 -
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
24,23 23,74 12,04 38,50
61,81 49,38 59,52 41,15
13,34 26,52 27,05 19,62
0,62 0,36 1,39 0,73
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
37,13 28,11 39,58 29,47
18,31 60,41 45,52 52,04
14,13 10,75 14,77 18,17
0,42 0,74 0,13 0,33
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
32,78 38,21 33,78 35,43
48,90 50,22 47,29 52,44
18,31 11,32 18,93 11,70
0,00 0,25 0,00 0,42
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
38,91 49,68 49,72 52,34
52,69 41,41 43,17 40,70
8,40 8,55 6,84 6,96
0,00 0,36 0,28 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara
44,52 41,83 39,06 53,20
47,59 51,45 49,05 40,98
7,60 5,98 10,81 5,82
0,29 0,74 1,07 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00
Papua Barat Papua
34,86 29,95
51,74 56,83
12,95 12,97
0,45 0,24
100,00 100,00
34,20
49,67
15,74
0,40
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
209
Tabel 7.4.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Ratarata Lamanya Melakukan Olahraga per Hari, 2012 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
10-30 Menit
31-60 Menit
61-120 Menit
> 120 Menit
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat
46,66 50,60 30,38
42,68 41,28 51,50
10,15 7,91 16,97
050 0,21 1,15
100,00 100,00 100,00
Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
34,76 32,47 31,11 31,35
51,21 49,96 53,53 53,18
13,59 17,23 14,29 14,18
0,44 0,34 1,07 1,30
100,00 100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
36,18 28,70 46,90 44,22
52,39 59,03 43,75 47,83
11,40 11,91 8,37 6,86
0,03 0,36 0,98 1,08
100,00 100,00 100,00 100,00
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
26,16 26,55 20,71 37,31
59,27 49,75 51,65 44,23
13,98 23,06 26,79 17,68
0,59 0,64 0,86 0,77
100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
33,46 28,61 35,69 26,96
51,41 54,70 48,58 52,84
14,26 15,44 15,45 19,94
0,87 1,25 0,29 0,26
100,00 100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
31,91 40,70 3,668 39,38
47,68 49,46 46,86 46,72
19,87 9,47 16,04 13,43
0,53 0,37 0,41 0,46
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
40,97 49,88 47,44 50,82
47,14 41,74 43,57 40,21
10,93 7,94 8,21 8,90
0,96 0,43 0,77 0,07
100,00 100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara
46,84 41,16 37,18 45,71
41,85 50,99 47,29 47,67
11,05 7,10 14,03 6,36
0,26 0,75 1,49 0,26
100,00 100,00 100,00 100,00
Papua Barat Papua
37,62 33,32
48,70 49,12
12,64 16,97
1,04 0,58
100,00 100,00
34,02
50,14
15,19
0,66
100,00
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
210
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 7.5.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jalur Melakukan Olahraga, 2012 Perkotaan
Provinsi (1)
Sendiri
Perkumpulan Perkumpulan Sekolah Olahraga
Perkumpulan Tempat Bekerja
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
27,41 21,72 28,28 29,66 29,41
62,35 65,03 55,48 57,95 54,88
14,27 8,88 17,25 14,35 9,20
5,96 6,87 5,65 9,16 12,31
4,70 4,19 6,77 5,50 6,31
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
26,03 26,91 31,19 20,56 39,67 45,51 32,60
61,29 54,17 51,59 57,75 42,92 36,81 48,89
6,41 6,52 10,88 16,43 10,98 12,24 12,99
9,91 9,08 11,52 11,35 9,27 11,36 7,84
3,63 11,44 5,58 3,56 7,29 5,88 9,99
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
31,97 35,79 36,46 32,67
45,70 36,47 49,50 53,42
13,99 18,66 12,09 10,07
8,16 10,08 8,79 8,92
9,00 11,33 3,81 5,55
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
39,82 30,83 21,93 25,93 27,01
38,93 58,22 53,74 62,40 49,24
14,43 10,03 9,05 12,13 16,68
11,89 6,59 11,22 7,99 16,16
4,37 4,65 11,50 5,76 4,75
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
26,08 30,56 40,81 26,64
49,72 46,97 43,79 49,17
15,34 14,65 6,30 11,12
11,14 18,17 11,73 14,86
4,68 2,13 7,42 4,68
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
29,81 26,02 35,69 31,78
52,04 48,80 47,17 56,83
9,64 10,33 5,91 4,86
10,84 13,75 17,31 10,04
7,64 5,88 1,06 4,14
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
34,64 38,29 37,17 20,38
44,14 48,34 53,64 59,28
7,72 8,99 9,76 12,85
9,42 12,57 17,01 13,39
15,79 5,67 9,32 4,34
33,19
49,12
12,33
9,26
6,94
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
211
Tabel 7.5.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jalur Melakukan Olahraga, 2012 Perdesaan
Provinsi (1)
Sendiri
Perkumpulan Perkumpulan Sekolah Olahraga
Perkumpulan Tempat Bekerja
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
11,86 11,73 14,01 13,76 15,50
72,74 75,49 69,63 64,63 60,22
19,04 10,97 12,54 24,54 26,04
3,77 3,02 3,53 6,40 2,37
4,06 8,02 8,03 6,46 7,61
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
15,77 8,45 10,61 3,61 5,17 17,40
70,50 72,10 72,44 49,06 33,62 65,13
16,65 10,13 12,86 44,11 46,54 16,31
4,29 3,60 3,56 1,46 3,06 4,61
5,41 9,89 6,74 7,13 22,76 8,95
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
21,90 14,18 22,66 20,42
59,08 61,14 66,84 65,14
12,99 19,67 8,51 6,70
4,09 5,79 3,00 4,73
10,57 13,31 8,08 11,85
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
29,10 19,41 9,22 9,80 9,73
57,82 62,68 74,31 68,91 65,38
21,19 11,18 4,83 24,20 25,32
4,55 2,96 3,59 4,62 5,26
5,95 14,16 13,03 4,93 5,45
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
12,25 19,17 25,87 14,86
74,96 61,82 65,34 71,36
9,68 21,90 9,72 11,32
4,67 10,37 6,09 4,81
5,56 2,56 4,11 4,23
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
10,39 16,10 10,87 28,91
76,46 69,64 67,09 60,95
8,58 10,69 13,98 12,23
2,85 3,84 5,79 4,08
7,80 7,12 10,99 3,97
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
17,49 40,00 27,44 24,32
66,40 47,97 55,17 50,18
14,34 13,79 10,10 20,15
3,60 7,20 5,91 4,50
13,84 7,89 13,19 12,65
17,34
66,20
13,80
4,05
8,48
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
212
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 7.5.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jalur Melakukan Olahraga, 2012 Perkotaan+Perdesaan Perkumpulan Tempat Bekerja
Lainnya
(4)
(5)
(6)
69,26 69,71
17,44 9,82
4,50 5,15
4,28 5,90
20,16 20,51 20,21 20,09 15,71
63,53 61,79 58,41 66,62 65,05
14,57 20,21 20,33 12,34 8,71
4,44 7,57 5,74 6,66 5,75
7,49 6,05 7,17 4,66 10,50
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
17,85 12,26 34,75 45,51 28,58 27,29 30,73
65,10 53,49 41,60 36,81 53,19 51,92 42,24
12,17 29,99 16,05 12,24 13,87 13,53 18,90
6,36 6,51 8,38 11,36 6,99 6,27 9,07
6,34 5,31 9,50 5,88 9,72 9,73 11,79
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
30,75 29,57 36,88 25,10 12,80 15,70 17,25 19,46
56,67 56,38 44,12 60,46 68,51 66,53 58,35 61,81
10,61 9,22 16,29 10,61 6,02 19,79 21,56 12,63
6,40 7,86 9,87 4,77 5,74 5,85 10,01 8,04
5,57 7,14 4,80 9,42 12,60 5,23 5,14 5,10
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
27,20 34,13 19,05 19,63
51,36 53,43 63,46 64,85
16,79 7,83 11,25 9,09
15,86 9,21 8,39 6,65
2,25 5,94 4,39 7,72
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
19,74 22,32 29,71 25,91
62,00 57,90 59,79 55,47
10,56 10,26 10,16 11,09
7,48 11,10 5,75 6,46
6,67 6,41 4,02 14,80
Maluku Utara Papua Barat Papua
39,34 31,57 22,60
48,11 54,52 54,14
11,94 9,95 16,97
9,27 10,63 8,37
7,04 11,55 9,03
26,75
56,06
12,92
7,14
7,57
Perkumpulan Perkumpulan Sekolah Olahraga
Provinsi
Sendiri
(1)
(2)
(3)
Aceh Sumatera Utara
17,08 17,25
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
213
Tabel 7.6.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2012 Perkotaan
Provinsi (1)
SKJ
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
22,40
10,37
18,23
0,76
3,63
12,14
2,37
21,89
0,07
0,77
7,38
46,55
7,11
15,09
0,57
1,52
5,67
1,56
15,95
1,52
0,79
3,68
17,28
12,18
23,19
0,33
4,27
6,35
4,92
20,59
2,19
1,30
7,42
28,31
10,04
15,57
0,54
1,30
11,62
2,00
19,85
0,83
0,57
9,38
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
32,28
10,87
24,22
0,80
1,77
4,82
2,58
13,34
0,70
0,00
8,62
30,63
22,85
17,74
0,50
1,11
5,62
4,59
9,75
0,61
0,00
6,59
28,01
18,87
18,12
0,00
2,51
4,12
4,49
17,05
0,56
0,45
5,82
33,18
11,63
21,06
0,78
2,37
3,86
2,93
14,47
1,41
1,94
6,38
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
46,77
4,91
16,72
0,00
2,66
2,35
2,45
14,85
0,27
1,47
7,55
22,42
18,87
35,72
0,20
2,43
2,64
1,24
8,32
3,13
0,19
4,83
21,24
11,68
28,70
0,42
1,57
2,52
4,13
13,22
2,49
1,00 13,03
18,89
13,37
24,23
0,42
3,05
4,12
5,41
16,96
1,41
0,68 11,46
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
17,02
14,17
26,88
0,55
3,86
4,84
3,16
16,25
1,35
0,70 11,22
12,79
20,16
24,01
0,85
5,12
3,40
4,32
11,78
1,74
1,34 14,49
19,11
13,43
27,17
0,23
2,25
7,19
2,91
16,17
1,41
0,88
9,25
23,22
14,06
20,61
0,16
2,29
3,86
4,50
20,27
2,00
0,58
8,44
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
15,49
8,84
33,27
0,48
3,21
3,39
3,50
15,13
1,39
1,51 13,79
23,60
14,92
22,72
0,34
3,13
4,88
4,17
17,73
0,10
0,51
7,91
27,00
14,13
18,47
0,18
1,29
12,45
0,54
19,37
0,00
3,48
3,08
16,19
20,11
17,40
0,00
1,38
13,95
3,76
16,09
0,45
0,28 10,40
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
37,70
8,95
19,75
0,63
6,15
5,29
1,70
10,94
0,00
1,41
26,67
15,83
20,59
0,83
1,39
4,34
3,49
15,24
0,15
1,46 10,01
31,37
14,34
24,46
1,09
4,40
3,99
2,94
11,12
0,06
0,42
24,27
11,73
24,05
1,49
1,64
4,07
3,72
16,10
0,58
0,45 11,89
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
36,88
17,17
13,27
0,85
2,12
2,93
0,52
11,70
0,41
0,58 13,55
32,71
11,18
18,49
0,99
4,98
3,91
4,06
11,68
0,76
0,53 10,71
41,12
8,11
11,07
0,00
2,67
3,76
1,91
20,03
0,30
0,16 10,86
39,29
16,04
18,13
1,77
2,06
3,77
0,29
10,79
0,00
0,36
7,50
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
19,29
6,47
19,77
0,00
5,62
16,52
4,85
16,19
0,54
0,82
9,92
24,96
5,93
27,43
0,26
3,24
7,31
1,25
24,17
0,53
0,93
3,99
24,93
11,98
17,12
0,44
1,19
3,56
1,74
33,58
0,00
0,00
5,46
28,33
13,37
11,26
0,66
2,92
8,38
8,37
18,33
1,30
0,65
6,44
Papua
24,28
20,30
20,61
0,49
1,62
4,72
3,63
18,52
0,00
1,06
4,77
22,45
13,36
24,05
0,46
2,79
5,00
3,80
16,00
1,37
0,79
9,94
INDONESIA
(2)
Joging/ Senam Tenis Bad- Bola Bola Sepak Re- Bela Laingerak lainnya meja minton voli basket bola nang diri nya jalan (3)
(4)
(5)
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
214
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
7,48 5,81
Tabel 7.6.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2012 Perdesaan
Provinsi (1)
Joging/ Senam Tenis Bad- Bola Bola Sepak Re- Bela Laingerak lainnya meja minton voli basket bola nang diri nya jalan
SKJ (2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
28,83
7,17
7,31
0,33
1,84 17,20
0,95
33,11
0,07
0,19
2,99
47,18
7,73
6,15
1,48
2,06 11,77
0,92
19,71
0,36
0,16
2,50
20,22
11,77
9,97
0,08
3,10 17,49
5,20
24,81
0,34
0,46
6,56
32,48
4,99
5,59
0,25
3,37 23,89
1,06
22,42
0,19
0,37
5,39
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
31,65
5,90
11,00
0,57
3,21 16,03
1,25
27,83
0,19
0,31
2,06
37,69
10,59
6,94
0,54
2,94 16,71
1,32
20,12
0,04
0,09
3,01
39,09
6,96
4,75
0,00
1,52 17,25
3,43
23,01
0,30
0,43
3,26
40,97
12,42
8,28
0,11
2,71 10,15
0,50
19,68
0,22
1,32
3,63
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
39,30
2,77
2,26
0,00
3,15 15,27
1,07
35,44
0,00
0,00
0,73
22,78
9,57
2,73
0,00
0,00 13,98
0,00
47,75
0,66
0,00
2,54
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20,51
13,47
12,46
0,26
1,41 12,51
2,12
31,09
0,37
0,39
5,40
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
19,41
10,75
18,57
0,44
2,86 10,35
2,39
25,44
0,21
0,67
8,91
9,53
24,52
11,74
0,00
2,71
7,43
3,28
30,02
1,53
0,98
8,26
26,73
12,84
18,51
0,43
1,04 10,99
1,88
22,72
0,67
0,95
3,24
29,27
15,70
11,99
0,00
1,03
4,96
1,63
31,15
0,09
0,05
4,13
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
12,21
9,67
11,94
2,78
3,28 10,61
2,23
30,20
1,22
0,00 15,85
28,46
15,28
16,32
0,68
0,78
7,09
2,17
22,34
0,00
1,12
5,76
25,06
15,20
7,72
0,30
0,52 24,13
0,61
23,72
0,19
0,27
2,28
20,76
15,11
8,04
0,21
1,22 19,87
1,84
30,73
0,25
0,16
1,81
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
34,23
7,08
4,95
0,25
2,95 27,71
0,65
21,04
0,00
0,35
0,79
36,14
12,60
7,18
0,50
4,76 14,11
1,70
20,18
0,00
0,41
2,44
35,92
11,86
7,35
0,46
4,33
8,02
2,10
26,05
0,00
0,57
3,33
20,74
16,51
14,43
0,71
1,77 11,27
1,69
26,16
0,23
0,15
6,34
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
49,39
10,61
5,38
0,00
1,21
7,76
0,12
20,86
0,39
0,35
3,92
45,08
9,94
6,50
0,77
1,72
8,49
2,01
20,94
0,00
0,20
4,37
52,98
3,19
4,50
2,97
0,23
9,27
0,84
20,98
0,00
0,45
4,57
47,66
6,91
3,85
0,54
2,51
9,75
0,58
21,32
0,00
0,00
6,87
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
28,89
10,89
6,85
0,73
3,10 22,35
2,48
22,58
0,00
0,56
1,56
22,61
13,83
8,74
0,33
0,46 13,53
0,00
36,21
0,00
0,00
4,30
17,38
13,79
10,85
0,57
1,11 10,11
0,22
44,41
0,00
0,00
1,57
14,46
10,26
18,84
0,00
1,53 10,86
3,19
26,69
0,24
1,46 12,47
Papua
12,72
13,64
13,19
0,42
0,59 32,13
0,49
26,41
0,25
0,00
0,17
28,52
11,50
12,03
0,47
2,00 12,93
1,78
25,20
0,30
0,52
4,77
INDONESIA
(7)
-
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
215
Tabel 7.6.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2012 Perkotaan+Perdesaan Joging/ Senam Tenis Bad- Bola Bola Sepak Re- Bela Laingerak lainnya meja minton voli basket bola nang diri nya jalan
Provinsi
SKJ
(1)
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
26,68
8,24
46,83
7,38
18,95
(5)
(6)
10,97
0,47
11,09
0,97
11,95
15,67
30,71
7,13
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
31,86
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
2,44 15,50
1,43
29,34
0,07
0,39
4,46
1,76
8,40
1,27
17,63
1,00
0,51
3,15
0,18
3,61 12,69
5,08
22,99
1,14
0,82
6,93
9,83
0,37
2,49 18,68
1,46
21,33
0,46
0,46
7,08
7,58
15,48
0,65
2,72 12,23
1,70
22,93
0,36
0,20
4,28
34,72
15,75
11,49
0,53
2,17 12,04
2,70
15,75
0,28
0,05
4,52
34,73
11,64
10,01
0,00
1,91 12,08
3,85
20,66
0,40
0,44
4,27
38,23
12,14
12,78
0,35
2,59
7,94
1,36
17,85
0,64
1,53
4,59
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
43,11
3,86
9,64
0,00
2,90
8,68
1,78
24,93
0,14
0,75
4,21
22,47
17,54
31,01
0,17
2,08
4,26
1,06
13,95
2,77
0,16
4,50
21,24
11,68
28,70
0,42
1,57
2,52
4,13
13,22
2,49
1,00 13,03
19,32
13,40
21,12
0,38
2,62
6,34
4,54
20,70
1,13
0,60
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
18,13
12,58
23,02
0,50
3,40
7,40
2,80
20,52
0,82
0,69 10,15
12,03
21,18
21,14
0,65
4,56
4,34
4,08
16,05
1,69
1,26 13,03
22,26
13,19
23,59
0,31
1,75
8,76
2,48
18,88
1,10
0,91
6,77
24,75
14,48
18,43
0,12
1,97
4,14
3,78
23,02
1,52
0,45
7,35
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
14,59
9,07
27,41
1,11
3,23
5,38
3,15
19,27
1,34
1,10 14,36
26,04
15,10
19,51
0,51
1,95
5,99
3,17
20,04
0,05
0,81
6,83
25,60
14,90
10,75
0,27
0,74 20,84
0,59
22,49
0,14
1,18
2,51
19,09
16,94
11,46
0,13
1,28 17,70
2,54
25,38
0,32
0,20
4,95
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
35,74
7,90
11,39
0,41
4,34 17,95
1,11
16,64
0,00
0,81
3,70
31,20
14,28
14,17
0,68
3,00
9,01
2,63
17,60
0,08
0,96
6,39
32,72
13,61
19,41
0,90
4,38
5,18
2,69
15,53
0,04
0,46
5,07
22,69
13,87
19,75
1,14
1,70
7,29
2,81
20,60
0,42
0,32
9,41
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
44,94
12,95
8,19
0,30
1,53
6,04
0,26
17,60
0,39
0,44
7,35
39,19
10,53
12,20
0,88
3,27
6,31
2,98
16,54
0,36
0,36
7,38
9,86
48,63
5,00
6,91
1,88
1,12
7,25
1,24
20,63
0,11
0,34
6,88
43,80
11,12
10,44
1,11
2,30
6,99
0,45
16,47
0,00
0,17
7,16
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
26,19
9,65
10,48
0,53
3,81 20,71
3,14
20,79
0,15
0,64
3,91
23,76
9,95
17,92
0,29
1,82 10,47
0,62
30,30
0,26
0,46
4,15
20,28
13,09
13,26
0,52
1,14
7,59
0,80
40,25
0,00
0,00
3,06
20,35
11,58
15,62
0,28
2,12
9,81
5,39
23,14
0,69
1,11
9,91
Papua
17,75
16,54
16,41
0,45
1,04 20,20
1,86
22,97
0,14
0,46
2,17
24,92
12,60
19,16
0,46
2,46
2,98
19,74
0,93
0,68
7,84
INDONESIA
8,23
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
216
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 8.1.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Sepak Bola menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
30,77 34,43 61,26 86,95 77,63
36,11 33,43 63,82 84,56 70,85
37,06 34,33 69,05 85,72 76,21
35,18 28,95 48,60 85,62 76,53
37,84 30,19 65,76 83,43 72,66
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
46,40 46,78 76,60 92,43
47,34 44,69 75,81 94,39
50,80 41,08 73,96 93,02
48,46 36,12 67,25 89,47
51,87 38,58 68,73 91,60
59,55 73,81 70,04
75,69 56,55 73,93 69,79
83,44 54,31 72,10 72,68
83,29 53,56 65,83 66,64
84,58 51,69 68,43 73,15
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
81,96 54,75 67,34 38,48
80,37 52,61 61,00 38,66
82,65 57,04 62,70 35,81
77,85 55,49 54,79 32,96
85,62 59,63 56,29 31,28
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
56,50 53,61 80,06 59,40
60,24 47,97 79,61 60,77
54,65 49,66 83,75 59,19
49,63 36,92 70,82 53,40
51,18 45,17 81,98 60,10
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
46,13 70,28 58,11 83,96
36,60 74,33 51,54 81,37
41,13 72,27 39,09 61,74
36,05 70,31 33,31 66,23
44,52 72,36 41,18 74,02
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
62,26 61,64 72,61
48,30 57,74 55,78
55,70 52,17 51,71 57,65
52,41 40,74 42,82 46,71
56,67 45,07 46,47 55,56
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
73,80 71,39
69,53 68,37
46,48 59,78 17,79 19,14
57,63 52,76 20,93 24,53
50,50
54,38
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
INDONESIA
36,16
29,08
58,83 60,42 27,67 31,70
57,95
56,19
56,10
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
217
Tabel 8.1.2 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Voli menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
57,41 54,84 87,20 97,29 92,94
64,48 54,12 89,23 97,77 92,71
62,14 54,99 87,77 98,13 91,56
54,39 44,71 78,61 96,07 88,70
53,73 44,18 81,40 94,82 82,91
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
95,35 92,52 93,52 97,16
94,31 89,79 95,03 96,57
93,11 87,64 90,81 96,22
84,37 74,55 81,01 93,91
86,01 69,26 78,99 90,81
92,51 94,91 86,09
98,82 90,64 94,66 86,17
99,08 89,14 94,26 83,80
97,17 80,15 87,55 74,32
96,87 80,52 81,82 69,91
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
96,12 77,42 86,34 86,15
97,72 78,34 89,14 89,02
96,12 81,63 84,71 86,66
95,21 74,01 74,79 76,26
92,92 69,95 65,25 74,86
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
76,02 82,04 94,58 89,10
81,59 72,89 94,18 88,53
73,27 78,49 95,25 89,64
59,41 63,28 86,78 85,01
54,78 65,41 91,13 88,53
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
56,08 79,98 70,90 95,00
54,26 84,15 62,49 91,44
53,34 82,07 57,16 85,88
42,45 80,61 39,04 82,20
42,38 81,66 40,80 85,80
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
82,85 91,37 84,04
74,19 91,93 74,44
74,30 86,79 76,88 89,93
60,09 70,01 57,05 74,45
59,64 72,32 59,10 80,25
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
82,42 68,83
80,41 68,89
62,40 50,79 39,12 39,58
68,29 46,24 42,37 44,82
68,15
66,89
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
INDONESIA
60,54
55,88
76,82 59,17 53,19 63,15
79,54
79,35
78,09
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
218
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 8.1.3 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
9,19 29,91 70,86 71,57 70,90
13,34 34,10 72,81 76,78 72,06
13,84 38,53 75,76 78,62 75,67
12,22 32,86 65,34 76,86 75,00
13,59 31,37 63,41 77,22 71,89
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
63,72 38,61 71,99 83,60
67,24 31,94 71,88 75,70
71,52 46,04 80,68 80,23
64,75 38,90 73,30 80,06
68,67 37,01 73,18 80,84
97,00 81,23 67,15
55,69 97,38 82,27 69,64
52,15 96,25 82,52 71,82
50,99 95,13 76,68 66,98
45,06 93,63 73,38 61,40
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
88,36 36,47 53,55 53,35
92,01 39,96 60,93 56,21
94,52 45,44 66,09 60,96
91,10 38,92 57,98 60,89
89,73 37,59 50,81 55,03
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
54,07 12,98 45,38 49,17
58,05 7,82 45,49 45,67
62,21 13,99 44,78 53,45
50,37 9,54 42,76 54,45
45,31 8,62 48,17 58,70
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
48,08 51,50 56,52 34,93
49,41 55,65 45,00 37,12
53,50 58,36 43,78 42,35
49,30 59,73 29,24 33,06
52,39 60,73 31,54 34,29
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
54,77 34,78 48,14
48,02 33,41 41,33
49,69 34,86 52,23 52,61
41,35 27,63 35,43 39,81
40,56 32,17 33,02 36,42
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
13,28 12,28
12,60 11,78
13,02 14,29 4,44 5,48
9,38 11,40 5,00 3,75
10,48 9,70 5,49 3,10
43,74
42,34
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
INDONESIA
5,96
6,29
46,05
47,25
49,34
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
219
Tabel 8.1.4 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Basket menurut Provinsi, 2003-2014
Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
0,73 2,16 15,77 7,20
1,29 2,77 23,20 7,04
1,46 2,48 21,75 7,98
1,47 2,38 16,75 9,37
1,55 2,13 18,08 7,96
4,04 4,43 4,90 4,04
5,59 4,82 4,49 5,48
6,52 5,29 6,51 5,56
8,31 5,65 6,36 5,19
6,19 5,28 6,01 6,53
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
14,83 69,66 12,09
16,82 15,29 63,30 15,12
19,19 17,48 65,17 16,85
15,24 17,00 69,66 14,94
15,49 15,66 70,41 14,21
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
5,48 24,66 5,07 10,68
7,24 22,37 6,94 13,36
8,44 24,66 7,16 13,63
7,64 26,03 6,21 12,51
6,94 22,37 6,39 10,25
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
12,97 8,40 1,37 3,96
17,12 11,22 1,32 3,86
14,89 8,21 3,00 4,58
12,71 6,37 1,96 4,52
12,71 7,10 2,39 4,27
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
2,48 5,85 4,85 4,60
3,48 6,89 6,92 5,83
4,42 7,09 7,97 6,36
4,65 5,95 8,33 4,13
5,16 6,97 8,50 4,08
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
1,94 5,32 2,05 5,05
4,18 6,76 2,49 6,67
4,09 8,49 3,70 9,08
2,20 6,87 2,22 4,92
2,37 7,19 2,73 4,76
3,45 2,54 1,48 2,50
4,78 4,41 1,17 1,98
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
2,15 1,48
3,09 2,18
5,04 3,64 2,32 1,84
Papua
1,68
2,40
3,07
1,61
1,56
5,31
6,70
7,10
6,27
6,08
INDONESIA
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
220
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 8.1.5 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Tenis Lapangan menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
1,34 2,94 7,66 7,02 3,20
1,24 3,21 8,88 5,35 2,75
1,46 3,29 10,28 4,43 3,84
1,17 3,29 7,94 6,22 4,15
1,32 3,00 8,56 4,90 3,48
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
3,25 2,24 3,15 8,83
3,24 2,70 2,78 8,10
3,83 2,74 2,61 8,43
3,20 2,19 2,72 7,76
3,09 2,22 2,51 7,09
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
65,17 9,14 6,93
18,43 55,06 9,35 7,11
13,80 51,69 9,40 7,71
12,75 53,18 9,06 6,95
11,81 53,18 8,19 7,03
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
23,06 5,53 6,90 8,02
22,83 5,74 7,56 11,27
23,74 6,23 7,45 9,97
21,69 5,66 8,08 6,84
21,00 5,07 5,16 6,42
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
5,42 1,37 3,54 2,18
5,24 0,91 3,14 2,29
4,16 1,43 2,96 2,56
4,61 1,01 2,80 2,29
4,03 1,25 2,66 3,00
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
3,34 5,93 4,43 2,71
3,47 6,18 4,33 2,68
3,70 6,00 3,08 3,32
3,05 5,60 2,48 2,53
3,78 5,51 1,80 2,62
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
6,91 2,43 3,19
6,79 2,26 2,22
8,83 2,27 2,91 7,09
7,01 1,89 1,50 4,08
6,30 1,63 1,90 4,78
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
2,15 1,75
2,41 2,30
1,86 1,20 1,04 0,89
1,56 1,76 1,28 0,57
4,55
4,21
INDONESIA
1,43
1,59
2,76 2,22 0,97 1,66
4,96
5,03
5,10
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
221
Tabel 8.1.6 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Gelanggang Renang menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
0,23 0,93 1,94 2,58 0,76
0,59 1,63 4,00 2,78 2,91
0,14 1,25 4,00 3,37 2,61
0,86 2,81 8,52 8,70 5,39
0,26 1,64 2,53 3,16 1,42
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
0,78 0,69 0,80 2,52
2,41 2,53 2,28 3,74
1,69 1,78 2,57 2,33
4,90 1,06 3,45 1,66
1,39 1,04 2,39 3,94
24,72 4,50 1,44
7,84 20,97 6,65 2,64
5,83 22,85 7,90 3,29
11,05 36,33 14,12 6,46
7,23 24,34 8,81 3,77
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
4,57 1,68 3,18 2,48
8,45 2,63 5,06 4,99
9,82 3,64 6,45 5,06
14,84 5,47 10,49 6,98
13,70 4,94 6,71 3,21
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
1,90 0,43 0,49 0,45
3,17 0,58 1,76 2,07
3,18 0,50 1,40 1,24
6,27 0,71 3,36 3,66
2,54 0,31 0,85 0,96
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
0,56 1,46 1,42 0,21
1,12 3,72 3,47 1,37
0,76 1,76 1,74 0,36
2,15 5,60 4,90 1,16
0,95 2,59 1,63 0,30
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
1,75 0,32 2,13
2,68 0,42 1,33
2,14 1,38 1,54 0,75
5,60 2,78 2,33 3,29
1,72 0,40 0,68 0,62
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
1,08 0,40
1,60 0,90
0,39 0,46 0,97 0,74
0,55 0,08 0,19 0,29
4,85
2,65
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
INDONESIA
0,37
0,63
1,32 0,10 0,33 0,08
1,51
2,61
2,58
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
222
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 8.2.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Sepak Bola menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
48,73 43,61 73,49 89,72 87,22
56,25 44,29 71,59 86,12 83,08
60,26 44,29 76,95 87,59 87,72
56,36 38,92 69,12 88,70 86,95
63,81 36,88 68,03 85,29 87,81
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
50,20 64,23 81,77 94,64
50,18 61,60 79,92 96,57
59,92 66,25 82,43 96,22
62,30 63,55 80,36 90,30
62,03 63,19 78,27 90,03
73,41 90,86 79,78
94,90 73,03 88,77 77,42
88,65 69,29 91,23 78,68
85,55 56,18 82,02 73,73
87,95 48,31 79,25 69,34
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
87,67 64,84 92,43 46,06
89,04 64,65 90,35 48,64
88,58 65,66 89,69 48,46
87,67 62,47 83,84 43,85
85,16 56,56 77,89 36,73
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
87,40 65,53 83,46 58,35
88,78 58,09 85,75 61,88
83,13 63,61 87,49 59,94
78,51 41,91 73,31 54,32
79,84 32,11 79,04 62,14
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
73,78 73,98 81,52 87,15
73,97 74,78 70,53 86,99
68,79 73,96 62,85 83,39
58,50 71,74 39,81 73,17
63,25 70,70 41,99 78,75
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
76,82 81,07 81,91
72,82 66,05 23,11
70,67 66,47 63,53 61,19
64,72 53,18 51,03 54,23
64,85 37,85 56,39 61,27
Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
76,67 86,23
82,47 87,45
56,15 72,47 24,60 24,34
41,91 55,85 22,46 16,75
61,67
59,02
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
INDONESIA
39,38
38,45
66,00 83,20 36,60 32,44
69,41
68,47
68,63
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
223
Tabel 8.2.2 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Voli menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
60,81 52,97 82,97 94,83 91,76
70,66 54,40 83,35 95,73 90,77
69,52 53,93 83,44 94,89 91,17
59,32 41,45 71,15 91,30 86,30
61,50 37,60 69,69 90,74 84,78
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
93,24 92,43 92,81 94,32
90,06 85,05 92,79 94,39
91,78 89,93 89,35 94,77
81,14 77,93 80,52 90,86
82,58 73,04 77,55 86,61
83,52 94,11 83,86
97,25 83,90 93,56 82,02
98,16 80,90 93,66 80,70
90,08 64,79 82,90 67,76
92,05 59,93 75,18 55,99
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
96,80 75,16 89,93 82,94
97,03 76,04 91,43 85,45
94,98 78,05 89,43 83,01
92,92 68,96 78,57 65,50
86,30 58,17 64,41 61,45
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
88,21 77,69 87,14 76,54
90,00 71,50 89,87 82,90
80,50 78,70 91,29 84,46
71,77 49,39 72,90 68,85
61,52 36,51 78,71 74,31
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
58,44 75,21 73,41 91,32
59,47 78,20 61,31 90,13
54,91 77,91 62,32 89,38
39,30 73,45 29,89 74,55
36,21 71,03 29,68 78,85
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
81,87 88,43 83,24
75,02 75,01 29,78
72,13 72,49 71,23 73,32
55,43 52,57 44,87 62,70
54,42 36,84 47,69 62,96
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
79,31 71,79
85,34 75,16
58,30 51,07 34,95 32,77
43,01 37,63 31,21 24,33
63,32
57,55
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
INDONESIA
47,31
47,26
74,06 66,80 52,28 50,41
77,54
77,40
76,85
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
224
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 8.2.3 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
10,22 28,33 61,03 68,00 73,00
14,76 32,96 64,93 73,87 76,36
16,78 36,52 67,75 73,88 78,59
13,68 27,05 57,31 70,27 76,17
15,16 24,71 50,31 70,03 71,63
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
59,66 36,20 67,01 76,34
61,52 28,43 64,72 61,68
69,47 49,74 75,76 70,93
60,30 35,32 68,30 67,04
60,77 37,92 67,71 70,60
89,14 79,82 63,94
52,55 91,76 82,01 66,52
52,15 89,51 83,43 69,70
42,49 82,02 71,31 63,52
38,55 76,03 64,89 52,44
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
84,70 34,86 54,02 48,40
90,41 39,64 58,97 50,50
94,75 45,73 66,76 56,32
87,67 40,18 57,33 50,14
81,51 32,44 45,71 43,02
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
59,08 12,78 41,56 42,03
61,83 7,86 43,14 43,15
64,07 13,02 41,15 50,62
53,32 6,34 33,66 43,91
47,85 3,76 39,02 46,91
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
52,39 46,96 56,19 33,33
59,42 51,41 40,03 35,62
61,09 55,12 44,51 43,71
48,75 54,40 17,54 26,72
46,31 51,43 18,52 29,36
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
51,52 33,76 46,28
46,26 28,37 17,33
46,98 30,23 44,69 39,18
35,51 16,69 23,67 30,25
32,57 13,78 21,88 28,86
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
11,60 11,34
15,12 10,88
6,64 9,27 5,07 3,36
5,79 5,60 4,47 2,53
40,08
36,20
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
INDONESIA
5,76
6,26
12,25 16,22 5,48 4,53
44,25
45,73
48,55
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
225
Tabel 8.2.4 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Basket menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
0,71 2,31 12,11 7,63 3,70
1,16 2,64 18,76 7,52 4,70
1,48 1,96 17,64 7,29 6,22
1,36 1,98 13,36 8,76 6,78
1,55 1,47 11,09 7,36 6,13
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
3,84 4,64 4,09 13,88
4,03 3,84 4,24 13,40
5,00 5,48 4,66 18,02
5,12 4,57 4,63 13,57
4,63 5,03 4,94 12,86
51,31 11,57 4,15
14,51 44,57 13,76 5,52
15,95 50,56 15,69 6,78
11,90 44,19 12,73 6,49
10,60 42,32 11,52 4,50
20,55 3,79 10,55 8,60
18,72 5,59 12,15 12,55
19,63 5,62 12,50 12,50
21,92 5,28 10,55 7,82
17,58 3,82 8,06 6,15
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
8,13 1,25 3,96 2,56
10,12 0,84 3,20 3,55
7,89 2,35 3,85 3,94
6,55 0,98 3,81 4,32
6,49 1,04 4,03 5,99
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
6,16 5,23 5,35 1,88
6,28 5,80 5,44 3,99
6,64 6,99 5,62 4,15
4,90 7,30 2,24 1,93
5,13 6,51 1,69 2,22
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
4,41 2,24 5,59
6,36 2,37 1,11
7,16 2,47 9,08 5,22
5,40 0,80 2,05 2,51
5,12 0,84 2,85 3,24
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
1,44 1,08
2,63 1,79
1,56 0,83 2,08 1,48
1,75 0,75 1,34 0,99
5,15
4,42
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
INDONESIA
1,74
2,34
3,09 2,22 2,99 1,84
4,72
5,70
6,15
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
226
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 8.2.5 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Tenis Lapangan menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
1,45 2,81 6,40 6,89 2,86
1,16 3,19 9,10 5,69 2,59
1,84 2,98 11,36 4,36 3,84
1,14 2,83 6,87 5,62 4,08
1,26 2,41 6,72 4,63 3,42
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
2,99 1,81 3,05 7,26
3,17 2,45 2,60 6,23
3,67 2,22 2,31 6,69
2,98 1,86 2,68 6,37
2,44 2,22 2,20 5,25
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
41,57 8,48 7,39
16,47 41,57 8,78 8,10
13,80 44,57 9,57 9,03
12,18 38,95 8,57 8,11
10,60 32,21 7,25 5,99
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
23,29 5,04 7,57 5,98
26,48 5,30 7,42 8,56
28,31 5,63 6,72 7,02
23,97 5,33 7,23 5,45
23,06 3,71 4,19 3,91
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
6,64 1,25 3,82 2,26
7,07 0,80 3,40 2,44
4,82 1,32 3,02 2,56
5,72 0,67 3,10 2,62
3,77 0,95 2,70 2,80
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
3,90 5,77 4,68 3,13
3,83 5,21 4,41 3,33
4,51 5,65 2,88 3,86
3,05 5,39 1,18 2,75
2,94 4,32 1,14 2,11
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
6,94 2,49 4,26
7,70 2,43 1,78
8,79 2,37 2,91 5,60
5,97 1,13 1,09 3,76
4,62 1,06 1,77 3,86
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
1,91 1,62
2,29 2,30
1,27 1,48 1,39 1,02
0,92 1,17 0,70 0,55
4,38
3,46
INDONESIA
1,60
1,53
2,98 1,93 1,74 1,24
4,81
5,03
5,17
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
227
Tabel 8.2.6 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Renang menurut Provinsi, 2003-2014 Tahun Provinsi (1)
2003
2005
2008
2011
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
0,30 0,86 1,71 2,09 0,59
0,79 1,46 3,22 2,37 2,59
0,56 1,16 2,49 2,74 2,53
0,72 2,05 5,61 6,28 4,45
0,60 0,98 2,97 2,29 2,26
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
0,70 0,26 0,89 1,26
1,66 1,96 2,10 1,87
1,72 1,70 2,22 2,62
4,05 3,05 3,13 2,49
1,08 0,78 0,68 2,10
8,99 4,52 1,50
9,80 14,23 6,77 2,35
5,21 18,73 8,72 3,31
8,50 22,10 11,26 5,64
4,10 11,24 7,65 2,88
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
4,57 1,29 4,67 1,60
5,02 2,01 4,39 3,14
8,22 2,38 6,32 3,09
10,50 3,66 6,84 4,47
9,82 2,61 5,03 1,40
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
1,49 0,78 0,90 0,45
2,32 0,47 1,57 2,96
1,75 0,71 0,78 0,62
6,18 0,71 2,03 3,93
1,75 0,55 0,62 2,10
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
0,97 1,62 2,59 0,35
1,68 2,46 3,62 0,92
1,11 1,55 2,54 0,89
1,40 4,57 2,13 2,20
1,00 1,99 0,71 0,25
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
1,65 0,64 2,39
1,95 1,66 0,44
2,14 1,73 2,05 0,93
4,09 1,27 2,19 1,41
1,06 0,18 0,41 0,46
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,96 0,67
2,29 1,54
0,68 0,65 0,83 0,61
0,37 0,42 0,19 0,18
3,77
1,95
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
INDONESIA
0,51
0,54
0,88 1,74 0,50 0,69
1,47
2,34
2,50
Keterangan: Data 2003 dan 2005 masih bergabung dengan provinsi induk
Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2003–2014
228
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 9.1.1 Jumlah Perolehan Medali PON XV/2000 menurut Provinsi, Jumlah Medali, dan Rangking, 2000
Provinsi
Jumlah Medali Rangking
Emas
Perak
Perunggu
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara
1 14 0 5 19 8 1 19 115 83 42 6 112 10 3 4 4 3 11 14 11 2 12 8 6 18
1 10 4 9 9 13 3 22 85 91 63 13 109 10 6 6 8 11 8 11 15 1 13 5 3 19
13 19 8 15 13 15 5 26 95 108 67 26 114 15 6 9 8 18 10 17 17 3 19 13 6 24
XXV IX XVI XVIII VI XIV XXIV V I III IV XVI II XIII XXII XX XIX XXI XII VIII XI XXIII X XV XVII VII
531
548
689
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Total
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
229
Tabel 9.1.2 Jumlah Perolehan Medali PON XVI/2004 menurut Provinsi, Jumlah Medali, dan Rangking, 2004
Provinsi
Jumlah Medali Rangking
Emas
Perak
Perunggu
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat
6 15 6
2 15 10
5 26 25
XXII XII XXI
Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
16 27 30 1
14 28 41 4
20 15 40 6
XI VI V XXVIII
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
22 2
21 4
21 6
VIII XXVI
(1)
-
-
-
-
141
111
114
I
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur
76 56 10 76
79 59 13 81
94 64 21 111
III IV XV II
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
7 11 5 8
9 12 5 4
31 18 11 4
XX XIV XXIII XIX
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
8 5 10 19
8 3 12 28
14 15 10 33
XVIII XXIV XVI IX
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
14 1 17 9
14 5 22 6
13 4 19 9
XIII XXVII X XVII
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara
0
0
3
XXX
-
-
-
-
3 0
2 0
5 4
XXV XXIX
Papua Barat Papua
-
-
-
-
Total
23
13
19
625
625
780
VII
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
230
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 9.1.3 Jumlah Perolehan Medali PON XVII/2008 Jumlah Medali, dan Rangking, 2008
Provinsi (1)
menurut Provinsi,
Jumlah Medali Emas
Perak
Perunggu
Rangking
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
4 20 8 16
4 11 16 14
10 29 38 23
XXIII VII XVI X
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
11 12 2 18
17 11 2 12
28 17 5 19
XV XIV XXVIII VIII
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
1 2 122 101
2 5 118 84
4 1 123 132
XXIX XXVII II IV
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
53 12 139 5
81 16 114 12
81 21 112 30
V XIII I XXII
16 3 3 5
18 3 4 14
26 9 6 11
IX XXV XXIV XXI
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
2 7 117 14
9 6 111 11
9 10 114 16
XXVI XVIII III XII
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
0 25 8 0
3 23 5 0
6 28 12 1
XXXI VI XVII XXXII
0 6 1 7
0 2 1 1
1 16 3 7
XXXIII XX XXX XIX XI
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Total
15
22
17
755
752
965
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
231
Tabel 9.1.4 Jumlah Perolehan Medali PON XVIII/2012 menurut Provinsi, Jumlah Medali, dan Rangking, 2012
Provinsi
Jumlah Medali Rangking
Emas
Perak
Perunggu
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara
3 15 12 43 3 10 0 15 2 4 110 99 47 10 86 4 15 11 3 6 6 5 44 6 1 19 3 2 0 4 0 3 9
5 19 12 39 8 14 2 9 3 1 101 79 52 12 86 8 18 5 9 6 4 12 45 6 1 17 0 1 0 10 0 3 11
18 23 25 51 20 29 4 10 4 5 112 101 68 16 84 18 30 8 5 13 6 19 50 8 1 21 2 1 0 5 1 11 16
XXV VIII XI VI XXIV XIII XXXI X XXVIII XXII I II IV XIV III XXI IX XII XXIII XVI XVIII XIX V XVII XXX VII XXVII XXIX XXXIII XX XXXII XXVI XV
600
598
785
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Total
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
232
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING
ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING (SAMPLING ERROR ESTIMATES)
Estimasi sampel Susenas 2014 dipengaruhi oleh dua jenis error (kesalahan) yaitu non-sampling error dan sampling error. Non-sampling error adalah kesalahan yang terjadi dalam pengumpulan maupun pengolahan
data,
seperti
kesalahan
dalam
menemukan
dan
mewawancarai responden dalam rumah tangga terpilih, kesalahan petugas maupun responden dalam menginterpretasikan pertanyaanpertanyaaan di kuesioner dan kesalahan dalam proses entri data. Sampling
error
adalah
kesalahan
yang
ditimbulkan
dari
penggunaan teknik sampling dalam suatu survei. Secara statistik, besarnya sampling error ditunjukkan oleh besarnya angka standard error (galat baku) dari suatu angka estimasi, rata-rata, persentase suatu variabel yang disajikan dari hasil Susenas 2012 dan 2014. Untuk mengukur presisi dari suatu angka tersebut digunakan relative standard error (kesalahan relatif), yaitu rasio dari nilai standard error dengan nilai estimasi suatu variabel, yang dinyatakan dalam persentase (%). Standard error dapat digunakan untuk menghitung selang kepercayaan yang dapat digunakan untuk melihat selang dari angka sebenarnya yang dapat menggambarkan populasi. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dapat disajikan selang kepercayaan (interval estimation) dengan batas bawah sebesar nilai estimasi dikurangi dua standard error dan batas atas sebesar nilai estimasi ditambah dua standard error. Penghitungan sampling error pada variabel dalam “Penyajian Data
dan
Informasi
Kepemudaan
dan
Keolahragaan
2014”
menggunakan software STATA versi 13.0. Variabel yang dihitung sampling error-nya dalam publikasi ini antara lain meliputi kependudukan pemuda, pendidikan pemuda, ketenagakerjaan pemuda, kesehatan pemuda dan kegiatan olahraga. Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
235
Sampling error dalam publikasi ini disajikan dalam 44 tabel lampiran pada halaman yang pada setiap tabel memuat 33 provinsi menurut tipe daerah (perkotaan dan perdesaan). Tabel 10.1.1 sampai dengan tabel 10.14.4 menyajikan nilai-nilai estimasi dari masing-masing indikator, standard error (galat baku), selang kepercayaan, dan relative standard error.
236
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.1.1 Sampling Error Persentase Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
28,53 26,46 25,10 28,05 24,88
0,77 0,49 0,66 0,70 0,76
2,70 1,85 2,62 2,51 3,06
27,02 25,50 23,80 26,67 23,39
30,04 27,42 26,39 29,43 26,37
12 590 32 661 15 984 10 731 6 407
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
27,84 28,04 25,10 26,16
0,67 0,86 0,65 0,69
2,39 3,05 2,59 2,64
26,53 26,36 23,83 24,80
29,15 29,72 26,37 27,51
11 812 5 676 9 009 6 361
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
25,83 28,39 26,19 23,64
1,12 0,45 0,27 0,26
4,32 1,59 1,01 1,10
23,64 27,51 25,67 23,13
28,01 29,28 26,71 24,15
9 278 18 171 52 272 50 506
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
26,80 23,22 27,96 24,75
0,84 0,26 0,48 0,60
3,13 1,11 1,73 2,42
25,16 22,72 27,02 23,58
28,44 23,73 28,91 25,92
7 815 54 887 17 521 12 678
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
26,41 27,43 27,89 27,62
0,65 0,83 0,68 0,67
2,45 3,01 2,44 2,42
25,14 25,81 26,55 26,31
27,68 29,05 29,23 28,93
9 409 8 358 8 681 8 411
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
26,08 26,69 24,42 28,03
0,62 0,56 0,75 0,83
2,38 2,10 3,06 2,96
24,86 25,59 22,96 26,40
27,30 27,79 25,89 29,66
10 105 15 541 10 302 5 566
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
28,09 27,67 25,87 25,24
0,68 0,97 0,89 1,15
2,41 3,52 3,45 4,54
26,77 25,76 24,12 22,99
29,42 29,57 27,62 27,48
18 613 6 269 4 011 2 635
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
27,94 28,56 29,01 29,22
0,94 1,02 0,88 0,84
3,35 3,56 3,02 2,87
26,10 26,57 27,29 27,57
29,77 30,56 30,73 30,86
7 335 4 306 5 586 8 218
25,92
0,11
0,42
25,71
26,14
467 705
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
239
Tabel 10.1.2 Sampling Error Persentase Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
26,23 23,37 22,44 26,03 26,00
0,33 0,33 0,38 0,43 0,40
1,25 1,39 1,71 1,64 1,52
25,58 22,73 21,69 25,19 25,23
26,87 24,01 23,20 26,86 26,78
30 512 40 933 23 193 17 960 16 108
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
25,44 25,01 23,99 26,59
0,35 0,46 0,32 0,65
1,37 1,85 1,35 2,44
24,76 24,10 23,35 25,32
26,12 25,92 24,62 27,86
24 136 13 024 24 861 6 443
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
23,64 23,09 21,05
1,25 0,34 0,24
5,29 1,49 1,13
21,19 22,42 20,59
26,10 23,77 21,52
3 358 26 850 43 944
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
19,84 21,53 26,19 19,95
0,86 0,23 0,63 0,66
4,36 1,08 2,42 3,29
18,14 21,07 24,95 18,66
21,53 21,98 27,44 21,24
3 961 47 953 8 971 8 097
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
24,47 21,48 24,97 25,59
0,50 0,29 0,41 0,44
2,03 1,35 1,65 1,71
23,50 20,92 24,16 24,74
25,44 22,05 25,78 26,45
12 666 39 716 20 919 16 603
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
23,83 26,16 21,90 22,67
0,41 0,60 0,45 0,40
1,70 2,28 2,07 1,77
23,04 24,99 21,01 21,88
24,63 27,32 22,78 23,46
14 975 11 069 15 799 18 167
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
23,00 23,00 24,96 24,87
0,29 0,44 0,62 0,76
1,24 1,93 2,48 3,04
22,44 22,13 23,75 23,39
23,56 23,87 26,18 26,35
36 044 17 325 7 805 8 354
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
23,31 24,41 27,75 24,51
0,57 0,54 0,72 0,42
2,43 2,19 2,60 1,70
22,20 23,36 26,33 23,69
24,42 25,46 29,16 25,32
14 481 12 276 10 341 33 731
23,14
0,08
0,36
22,97
23,30
630 575
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
240
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.1.3 Sampling Error Persentase Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan+ Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
26,88 24,89 23,48 26,82 25,66
0,32 0,30 0,35 0,38 0,36
1,19 1,19 1,48 1,41 1,41
26,25 24,32 22,80 26,07 24,95
27,51 25,47 24,16 27,56 26,37
43 102 73 594 39 177 28 691 22 515
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
26,30 25,96 24,28 26,38
0,33 0,42 0,29 0,47
1,26 1,62 1,21 1,79
25,65 25,14 23,70 25,45
26,95 26,78 24,85 27,30
35 948 18 700 33 870 12 804
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
25,47 28,39 25,15 22,24
0,96 0,45 0,21 0,18
3,76 1,59 0,84 0,79
23,60 27,51 24,74 21,89
27,35 29,28 25,56 22,58
12 636 18 171 79 122 94 450
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
24,43 22,34 27,40 22,86
0,61 0,17 0,39 0,45
2,50 0,77 1,41 1,95
23,23 22,00 26,65 21,99
25,62 22,68 28,16 23,74
11 776 102 840 26 492 20 775
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
25,28 22,65 25,86 26,28
0,39 0,28 0,36 0,37
1,56 1,25 1,37 1,40
24,51 22,10 25,16 25,56
26,06 23,21 26,56 27,00
22 075 48 074 29 600 25 014
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
24,78 26,49 23,04 23,98
0,35 0,41 0,42 0,36
1,42 1,56 1,81 1,52
24,09 25,68 22,22 23,27
25,47 27,30 23,85 24,70
25 080 26 610 26 101 23 733
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
24,89 24,31 25,27 24,95
0,32 0,42 0,51 0,64
1,30 1,72 2,01 2,56
24,25 23,49 24,28 23,70
25,52 25,12 26,27 26,20
54 657 23 594 11 816 10 989
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
25,10 25,56 28,15 25,72
0,51 0,48 0,56 0,38
2,03 1,87 1,99 1,49
24,11 24,62 27,05 24,97
26,10 26,49 29,25 26,46
21 816 16 582 15 927 41 949
24,53
0,07
0,28
24,40
24,67
1 098 280
INDONESIA
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
241
Tabel 10.2.1 Sampling Error Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
39,13 28,71 38,23 31,17 28,35
1,61 0,99 1,46 1,47 1,80
4,11 3,44 3,82 4,72 6,35
35,98 26,78 35,37 28,29 24,82
42,28 30,65 41,09 34,06 31,89
3 157 7 440 3 423 2 648 1 447
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
30,43 38,79 30,49 19,51
1,41 1,98 1,75 1,25
4,63 5,10 5,72 6,42
27,67 34,91 27,07 17,06
33,19 42,66 33,91 21,96
2 879 1 382 2 031 1 421
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
18,49 21,00 22,60 25,92
1,59 0,82 0,60 0,66
8,62 3,92 2,63 2,56
15,36 19,39 21,43 24,62
21,61 22,61 23,77 27,22
1 989 4 422 11 514 10 432
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
45,41 26,81 22,60 26,59
2,06 0,66 0,99 1,36
4,54 2,47 4,38 5,12
41,37 25,51 20,66 23,92
49,46 28,10 24,54 29,26
1 790 10 852 4 372 2 593
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
31,18 42,54 30,28 28,00
1,65 1,67 1,61 1,45
5,31 3,92 5,33 5,19
27,93 39,27 27,12 25,15
34,42 45,80 33,45 30,85
2 220 2 255 2 121 1 985
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
29,01 28,13 30,67 38,22
1,54 1,16 1,81 1,81
5,31 4,13 5,91 4,73
25,99 25,86 27,12 34,68
32,02 30,41 34,23 41,77
2 372 3 659 2 190 1 478
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
33,90 41,88 35,54 33,92
1,39 2,54 1,98 2,37
4,11 6,06 5,57 6,97
31,17 36,90 31,66 29,29
36,63 46,86 39,42 38,56
4 451 1 603 955 673
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
41,21 40,68 31,36 31,61
1,89 2,62 1,93 1,73
4,58 6,45 6,17 5,47
37,52 35,53 27,57 28,22
44,91 45,82 35,15 34,99
1 905 1 137 1 422 2 165
26,73
0,25
0,93
26,25
27,22
106 383
INDONESIA
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
242
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.2.2 Sampling Error Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
27,32 24,06
0,80 0,71
2,91 2,95
25,76 22,67
28,88 25,45
7 239 8 415
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
26,20 19,29 20,06 15,05
0,90 0,86 0,98 0,60
3,45 4,47 4,88 3,96
24,43 17,60 18,14 13,88
27,97 20,98 21,98 16,22
4 422 4 046 3 746 5 519
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
22,19 18,35 15,51 21,91
1,08 0,74 1,25 2,68
4,86 4,04 8,07 12,23
20,08 16,90 13,06 16,66
24,31 19,81 17,96 27,17
2 992 5 386 1 548 728
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
17,33 19,10 30,07
0,76 0,60 2,97
4,40 3,14 9,86
15,83 17,93 24,26
18,82 20,27 35,89
5 063 7 749 633
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
18,93 19,36 21,66 22,33
0,53 1,40 1,40 1,21
2,81 7,25 6,47 5,40
17,89 16,61 18,91 19,97
19,97 22,11 24,40 24,70
8 687 2 101 1 326 2 761
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
23,28 17,70 15,86 15,40
0,77 0,81 0,99 0,74
3,31 4,58 6,25 4,82
21,77 16,11 13,92 13,94
24,78 19,29 17,81 16,85
7 266 4 715 3 720 3 228
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
22,53 19,71 18,85 23,38
1,51 1,05 0,83 0,69
6,71 5,34 4,40 2,94
19,56 17,65 17,22 22,03
25,49 21,77 20,48 24,72
2 378 2 903 3 520 7 187
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
21,10 23,55 20,59 25,54
1,02 1,71 1,51 1,40
4,85 7,26 7,31 5,49
19,09 20,20 17,64 22,80
23,10 26,91 23,54 28,29
3 669 1 692 1 828 2 837
Maluku Utara Papua Barat Papua
21,49 25,52 15,81
1,20 2,40 0,73
5,58 9,41 4,63
19,14 20,82 14,37
23,84 30,23 17,24
2 640 2 335 7 891
19,91
0,19
0,95
19,53
20,28
130 170
INDONESIA
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
243
Tabel 10.2.3 Sampling Error Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan+ Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
30,87 26,50
0,75 0,62
2,42 2,35
29,41 25,28
32,34 27,72
10 396 15 855
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
31,22 24,16 22,51 20,90
0,83 0,82 0,87 0,68
2,65 3,40 3,87 3,25
29,60 22,55 20,80 19,57
32,85 25,77 24,22 22,23
7 845 6 694 5 193 8 398
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
27,80 21,63 17,46 19,00
1,02 0,72 0,88 1,42
3,65 3,32 5,05 7,45
25,81 20,22 15,74 16,23
29,79 23,03 19,19 21,78
4 374 7 417 2 969 2 717
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
21,00 20,97 22,43 41,17
0,82 0,47 0,45 1,69
3,92 2,25 1,99 4,09
19,39 20,05 21,55 37,86
22,61 21,90 23,30 44,47
4 422 16 577 18 181 2 423
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
22,84 21,62 24,90 26,21
0,43 0,80 1,02 1,00
1,87 3,71 4,09 3,80
22,00 20,05 22,90 24,25
23,68 23,19 26,89 28,16
19 539 6 473 3 919 4 981
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
27,86 21,83 20,19 21,45
0,73 0,78 0,84 0,82
2,63 3,55 4,15 3,83
26,43 20,31 18,55 19,84
29,30 23,35 21,83 23,06
9 521 6 836 5 705 5 600
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
26,02 24,95 24,39 27,77
0,92 1,06 0,82 0,72
3,52 4,26 3,37 2,59
24,22 22,86 22,78 26,37
27,82 27,03 26,00 29,18
6 037 5 093 4 998 11 638
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
27,73 27,77 23,66 32,30
1,11 1,33 1,30 1,21
4,01 4,77 5,51 3,75
25,55 25,17 21,11 29,93
29,91 30,36 26,22 34,68
5 272 2 647 2 501 4 742
Maluku Utara Papua Barat Papua
27,41 27,44 20,41
1,22 1,70 0,73
4,45 6,19 3,56
25,02 24,12 18,99
29,80 30,77 21,84
3 777 3 757 10 056
23,52
0,16
0,67
23,21
23,83
236 553
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
244
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.3 Sampling Error Angka Buta Huruf (ABH) Pemuda Menurut Provinsi, 2014
Selang Kepercayaan
Provinsi
Estimasi
Standard Error
RSE
(1)
(2)
(3)
Aceh Sumatera Utara
0,14 0,41
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
Jumlah Sampel
Batas Bawah
Batas Atas
(4)
(5)
(6)
(7)
0,04 0,08
26,62 19,13
0,06 0,26
0,21 0,57
10 396 15 855
0,21 0,18 0,30 0,34
0,06 0,05 0,08 0,08
26,86 30,81 27,63 22,50
0,10 0,07 0,14 0,19
0,31 0,29 0,46 0,49
7 845 6 694 5 193 8 398
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
0,28 0,23 0,49 0,19
0,08 0,07 0,15 0,08
28,08 28,62 29,58 43,26
0,13 0,10 0,21 0,03
0,44 0,36 0,77 0,36
4 374 7 417 2 969 2 717
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
0,01 0,10 0,16 0,03
0,01 0,03 0,03 0,03
100,04 26,42 19,21 99,98
-0,01 0,05 0,10 -0,03
0,04 0,15 0,22 0,10
4 422 16 577 18 181 2 423
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
0,43 0,17 0,34 1,04
0,07 0,05 0,10 0,18
15,42 31,33 28,44 17,61
0,30 0,07 0,15 0,68
0,56 0,28 0,53 1,40
19 539 6 473 3 919 4 981
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
2,56 0,90 0,23 0,10
0,24 0,14 0,07 0,05
9,39 16,09 31,15 51,70
2,09 0,61 0,09 0,00
3,03 1,18 0,37 0,19
9 521 6 836 5 705 5 600
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
0,08 0,11 1,02 1,28
0,03 0,05 0,18 0,14
39,41 47,69 17,93 10,69
0,02 0,01 0,66 1,01
0,15 0,22 1,37 1,55
6 037 5 093 4 998 11 638
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
1,01 0,75 2,26 0,77
0,16 0,21 0,42 0,23
15,95 27,78 18,54 30,11
0,69 0,34 1,44 0,31
1,32 1,16 3,08 1,22
5 272 2 647 2 501 4 742
0,43 1,53 22,08
0,14 0,35 1,01
33,08 22,50 4,59
0,15 0,86 20,09
0,71 2,21 24,06
3 777 3 757 10 056
0,64
0,02
3,27
0,60
0,69
236 553
Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
245
Tabel 10.4.1 Sampling Error Rata-rata Lama Sekolah (MYS) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
11,99 11,26 11,49 11,28 11,19
0,10 0,08 0,12 0,11 0,14
0,88 0,69 1,03 0,95 1,23
11,78 11,11 11,26 11,07 10,92
12,19 11,42 11,72 11,49 11,46
3 157 7 440 3 423 2 648 1 447
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
11,19 11,90 10,90 10,39
0,13 0,18 0,15 0,17
1,15 1,50 1,36 1,62
10,94 11,55 10,61 10,06
11,44 12,25 11,19 10,72
2 879 1 382 2 031 1 421
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
11,28 11,47 10,36 10,54
0,15 0,08 0,06 0,06
1,34 0,72 0,59 0,55
10,98 11,30 10,24 10,43
11,57 11,63 10,48 10,65
1 989 4 422 11 514 10 432
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
12,45 10,91 10,67 11,49
0,12 0,06 0,11 0,10
0,98 0,53 1,06 0,84
12,21 10,80 10,45 11,30
12,69 11,02 10,89 11,68
1 790 10 852 4 372 2 593
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
10,55 11,28 10,79 10,79
0,13 0,13 0,16 0,15
1,27 1,15 1,44 1,39
10,29 11,02 10,48 10,50
10,81 11,53 11,09 11,09
2 220 2 255 2 121 1 985
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
10,59 11,18 11,19 11,64
0,14 0,08 0,13 0,17
1,34 0,73 1,17 1,46
10,31 11,02 10,93 11,31
10,86 11,34 11,44 11,97
2 372 3 659 2 190 1 478
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
11,15 11,80 10,83 10,72
0,17 0,15 0,20 0,27
1,48 1,24 1,87 2,51
10,82 11,51 10,43 10,19
11,47 12,09 11,23 11,25
4 451 1 603 955 673
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
12,18 11,73 11,50 11,37
0,11 0,17 0,15 0,13
0,88 1,43 1,29 1,11
11,97 11,40 11,21 11,12
12,39 12,06 11,80 11,62
1 905 1 137 1 422 2 165
10,90
0,02
0,22
10,85
10,95
106 383
INDONESIA
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
246
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.4.1 Sampling Error Rata-rata Lama Sekolah (MYS) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
10,43 9,79 9,32 9,36
0,07 0,07 0,09 0,10
0,65 0,67 0,94 1,07
10,29 9,66 9,14 9,17
10,56 9,92 9,49 9,56
7 239 8 415 4 422 4 046
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
9,24 8,86 9,38 9,24
0,09 0,08 0,10 0,06
0,99 0,94 1,06 0,70
9,06 8,70 9,18 9,12
9,41 9,02 9,57 9,37
3 746 5 519 2 992 5 386
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
7,87 8,69 8,43
0,15 0,36 0,08
1,85 4,15 0,98
7,58 7,98 8,27
8,15 9,39 8,59
1 548 728 5 063
9,26 10,51 9,14 8,34
0,06 0,17 0,06 0,13
0,60 1,65 0,69 1,52
9,15 10,17 9,02 8,09
9,37 10,86 9,27 8,59
7 749 633 8 687 2 101
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
9,69 9,49 8,18 8,11
0,21 0,12 0,09 0,09
2,21 1,24 1,09 1,10
9,27 9,26 8,00 7,93
10,11 9,72 8,35 8,28
1 326 2 761 7 266 4 715
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
8,49 8,47 9,40 9,75
0,12 0,10 0,14 0,10
1,39 1,21 1,53 1,07
8,26 8,27 9,11 9,55
8,72 8,67 9,68 9,96
3 720 3 228 2 378 2 903
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
8,95 9,01 9,48 8,18
0,11 0,08 0,11 0,23
1,18 0,87 1,18 2,78
8,74 8,85 9,26 7,74
9,16 9,16 9,71 8,63
3 520 7 187 3 669 1 692
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
8,48 9,74 9,57 9,72
0,20 0,15 0,16 0,25
2,36 1,49 1,67 2,58
8,09 9,45 9,26 9,23
8,87 10,02 9,89 10,22
1 828 2 837 2 640 2 335
Papua
5,65
0,15
2,70
5,35
5,95
7 891
9,00
0,02
0,23
8,96
9,04
130 170
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
INDONESIA
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
247
Tabel 10.4.3 Sampling Error Rata-rata Lama Sekolah (MYS) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perkotaan+ Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
10,90 10,56 10,22 10,15
0,06 0,06 0,08 0,08
0,54 0,53 0,79 0,79
10,78 10,45 10,07 9,99
11,01 10,67 10,38 10,31
10 396 15 855 7 845 6 694
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
9,81 9,75 10,23 9,69
0,08 0,08 0,10 0,06
0,84 0,83 0,97 0,65
9,65 9,59 10,03 9,57
9,98 9,90 10,43 9,82
5 193 8 398 4 374 7 417
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
9,10 10,89 11,47 9,76
0,11 0,15 0,08 0,05
1,23 1,41 0,72 0,53
8,88 10,59 11,30 9,66
9,32 11,19 11,63 9,86
2 969 2 717 4 422 16 577
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
9,88 11,91 10,02 9,96
0,04 0,11 0,05 0,09
0,41 0,90 0,45 0,86
9,80 11,70 9,93 9,80
9,96 12,12 10,11 10,13
18 181 2 423 19 539 6 473
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
10,87 9,95 8,92 8,99
0,09 0,09 0,08 0,09
0,87 0,89 0,90 0,95
10,69 9,78 8,76 8,82
11,06 10,13 9,07 9,16
3 919 4 981 9 521 6 836
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
9,31 9,41 10,51 10,44
0,10 0,09 0,08 0,09
1,08 0,96 0,74 0,84
9,11 9,23 10,36 10,27
9,51 9,59 10,66 10,61
5 705 5 600 6 037 5 093
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
9,72 9,90 10,22 9,11
0,10 0,09 0,09 0,17
1,02 0,91 0,91 1,88
9,53 9,73 10,04 8,78
9,91 10,08 10,41 9,45
4 998 11 638 5 272 2 647
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
9,00 10,79 10,24 10,31
0,17 0,11 0,13 0,16
1,94 1,03 1,22 1,60
8,65 10,57 9,99 9,99
9,34 11,01 10,48 10,63
2 501 4 742 3 777 3 757
7,32
0,13
1,73
7,07
7,56
10 056
10,01
0,02
0,16
9,98
10,04
236 553
Papua INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
248
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.5.1 Sampling Error Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
51,95 58,96 55,19 55,05 59,69
1,36 1,00 1,41 2,56 2,13
2,61 1,70 2,56 4,65 3,58
49,29 56,99 52,42 50,03 55,50
54,61 60,92 57,97 60,07 63,87
2 554 4 523 2 555 1 949 1 109
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
59,56 54,46 55,14 60,35
1,60 2,17 1,63 1,65
2,69 3,98 2,95 2,73
56,42 50,21 51,95 57,12
62,70 58,71 58,34 63,57
2 177 977 1 753 864
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
64,97 66,30 60,55 62,44
2,06 1,04 0,78 0,75
3,17 1,57 1,28 1,19
60,94 64,26 59,02 60,98
69,00 68,34 62,07 63,90
919 2 631 7 110 6 978
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
57,35 59,54 63,13 63,17
1,98 0,78 1,14 1,47
3,46 1,31 1,81 2,32
53,47 58,01 60,89 60,30
61,24 61,07 65,37 66,05
987 6 923 2 673 1 602
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
57,17 46,93 57,50 52,26
1,51 1,80 1,55 1,96
2,64 3,84 2,70 3,76
54,20 43,39 54,46 48,41
60,13 50,47 60,54 56,10
1 469 1 948 1 714 1 358
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
58,24 56,27 54,45 56,89
1,67 1,46 1,93 2,59
2,87 2,59 3,54 4,56
54,97 53,41 50,67 51,80
61,52 59,13 58,23 61,97
1 429 1 916 1 230 1 051
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
51,53 49,50 53,79 58,16
1,73 2,36 2,69 2,70
3,35 4,76 5,00 4,65
48,15 44,88 48,52 52,86
54,92 54,11 59,06 63,46
3 094 1 275 529 440
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
49,55 50,91 51,53 53,38
2,93 3,03 2,91 1,94
5,90 5,96 5,66 3,64
43,81 44,97 45,82 49,57
55,28 56,85 57,24 57,19
1 170 915 553 1 381
59,82
0,30
0,50
59,24
60,40
69 756
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
249
Tabel 10.5.2 Sampling Error Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
56,08 65,13 56,97 56,47
1,11 0,91 1,19 1,33
1,99 1,40 2,09 2,36
53,90 63,33 54,63 53,87
58,26 66,92 59,30 59,08
4 273 5 618 2 559 2 268
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
57,40 63,14 57,59 61,13
1,23 1,01 1,34 1,03
2,14 1,60 2,33 1,69
54,99 61,16 54,96 59,11
59,82 65,12 60,21 63,16
1 984 3 198 1 874 2 956
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
59,92 56,99 57,00
1,86 2,32 0,96
3,10 4,07 1,69
56,27 52,45 55,11
63,56 61,54 58,89
954 661 3 492
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
59,63 65,33 59,69 60,28
0,79 2,52 0,77 1,75
1,33 3,86 1,29 2,91
58,07 60,39 58,18 56,84
61,19 70,27 61,19 63,72
5 076 503 5 187 1 281
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
73,78 58,70 62,48 64,64
1,65 1,56 1,16 1,18
2,24 2,67 1,85 1,83
70,54 55,63 60,21 62,32
77,02 61,76 64,75 66,95
1 008 1 682 4 175 2 746
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
63,04 63,54 58,67 50,87
1,34 1,35 1,57 1,40
2,13 2,12 2,67 2,75
60,40 60,90 55,61 48,12
65,67 66,18 61,74 53,61
2 183 1 825 1 612 1 921
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
58,69 57,63 60,69 53,61
1,32 0,95 1,44 1,77
2,24 1,66 2,38 3,29
56,11 55,75 57,86 50,15
61,27 59,50 63,52 57,08
2 005 4 265 2 198 1 038
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
62,52 54,78 55,64 59,93
1,76 1,72 1,79 2,09
2,82 3,14 3,21 3,49
59,06 51,41 52,14 55,84
65,97 58,15 59,14 64,03
1 038 1 630 1 366 1 466
Papua
80,51
1,07
1,33
78,41
82,61
4 454
60,23
0,25
0,42
59,73
60,72
78 496
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
250
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.5.3 Sampling Error Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perkotaan+ Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
54,86 61,91 56,20 55,89
0,88 0,68 0,91 1,33
1,61 1,10 1,63 2,37
53,13 60,58 54,41 53,29
56,59 63,24 57,99 58,49
6 827 10 141 5 114 4 217
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
58,10 61,81 56,50 59,47
1,07 0,87 1,16 0,87
1,85 1,41 2,05 1,47
55,99 60,09 54,23 57,76
60,20 63,52 58,78 61,19
3 093 5 375 2 851 4 709
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
60,12 63,91 66,30 59,43
1,25 1,83 1,04 0,61
2,07 2,86 1,57 1,03
57,68 60,34 64,26 58,23
62,57 67,49 68,34 60,64
1 818 1 580 2 631 10 602
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
60,98 59,50 59,61 62,27
0,55 1,59 0,55 0,96
0,90 2,68 0,92 1,54
59,90 56,37 58,54 60,39
62,05 62,62 60,69 64,15
12 054 1 490 12 110 3 954
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
66,87 58,01 58,87 62,39
1,13 1,10 1,01 0,95
1,68 1,90 1,71 1,52
64,66 55,86 56,89 60,54
69,08 60,17 60,84 64,25
2 610 3 151 6 123 4 460
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
59,24 61,20 57,18 52,61
1,13 1,06 1,09 1,18
1,90 1,74 1,90 2,25
57,04 59,11 55,05 50,30
61,45 63,28 59,31 54,93
3 541 3 254 3 528 3 151
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
58,19 55,02 57,12 53,68
1,19 0,94 1,29 1,49
2,05 1,71 2,25 2,78
55,86 53,18 54,60 50,76
60,53 56,86 59,64 56,60
3 056 7 359 3 473 1 567
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
61,50 52,50 54,13 57,59
1,49 1,61 1,56 1,72
2,43 3,06 2,88 2,99
58,57 49,35 51,07 54,22
64,42 55,64 57,19 60,97
1 478 2 800 2 281 2 019
Papua
73,02
1,01
1,38
71,04
74,99
5 835
60,01
0,20
0,33
59,63
60,40
148 252
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
251
Tabel 10.6.1 Sampling Error Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
40,83 47,89 43,45 44,04 49,38
1,28 1,14 1,54 2,62 2,41
3,14 2,38 3,54 5,95 4,89
38,31 45,65 40,43 38,90 44,64
43,34 50,13 46,46 49,18 54,11
2 554 4 523 2 555 1 949 1 109
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
48,68 48,59 45,90 52,32
1,62 2,13 1,68 1,96
3,32 4,39 3,66 3,74
45,51 44,41 42,61 48,48
51,85 52,77 49,19 56,16
2 177 977 1 753 864
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
55,07 56,73 48,93 52,98
2,38 1,11 0,81 0,78
4,32 1,96 1,65 1,47
50,41 54,54 47,34 51,45
59,74 58,91 50,51 54,51
919 2 631 7 110 6 978
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
51,62 51,31 52,50 59,64
2,13 0,81 1,20 1,52
4,13 1,58 2,28 2,54
47,45 49,72 50,16 56,67
55,80 52,90 54,85 62,62
987 6 923 2 673 1 602
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
48,17 38,41 49,29 46,37
1,59 1,77 1,45 1,91
3,29 4,60 2,95 4,12
45,06 34,95 46,44 42,63
51,28 41,88 52,14 50,12
1 469 1 948 1 714 1 358
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
51,25 46,21 40,53 50,41
1,88 1,43 1,97 2,59
3,67 3,09 4,86 5,13
47,56 43,41 36,67 45,34
54,95 49,01 44,39 55,48
1 429 1 916 1 230 1 051
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
42,08 41,51 45,74 55,54
1,80 2,40 2,23 2,76
4,28 5,78 4,87 4,97
38,55 36,81 41,37 50,13
45,61 46,21 50,10 60,95
3 094 1 275 529 440
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
35,11 42,01 43,64 43,83
2,61 2,96 2,71 2,03
7,44 7,05 6,21 4,62
29,99 36,21 38,33 39,86
40,23 47,82 48,95 47,81
1 170 915 553 1 381
49,96
0,31
0,62
49,35
50,57
69 756
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
252
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.6.2 Sampling Error Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
43,41 57,04 48,83 49,71
1,16 1,02 1,28 1,41
2,67 1,79 2,62 2,84
41,14 55,05 46,32 46,95
45,68 59,04 51,33 52,48
4 273 5 618 2 559 2 268
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
51,61 57,63 52,59 54,38
1,23 1,13 1,35 1,11
2,38 1,96 2,57 2,05
49,20 55,42 49,95 52,20
54,02 59,84 55,24 56,56
1 984 3 198 1 874 2 956
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
53,96 48,97 42,73
1,96 2,15 0,99
3,63 4,39 2,31
50,12 44,76 40,80
57,80 53,19 44,67
954 661 3 492
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
51,24 59,01 52,80 45,44
0,84 2,61 0,83 1,99
1,64 4,42 1,58 4,37
49,58 53,90 51,17 41,55
52,89 64,11 54,44 49,33
5 076 503 5 187 1 281
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
69,99 52,25 58,45 58,96
1,74 1,66 1,23 1,30
2,48 3,18 2,10 2,21
66,58 49,00 56,04 56,41
73,40 55,51 60,85 61,52
1 008 1 682 4 175 2 746
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
58,59 58,69 48,79 42,17
1,44 1,43 1,70 1,37
2,46 2,43 3,49 3,25
55,76 55,89 45,45 39,49
61,42 61,49 52,13 44,86
2 183 1 825 1 612 1 921
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
53,32 52,33 55,96 50,06
1,42 1,01 1,58 1,92
2,66 1,92 2,82 3,84
50,53 50,36 52,86 46,30
56,10 54,30 59,06 53,83
2 005 4 265 2 198 1 038
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
59,90 42,42 48,90 54,26
1,81 1,99 1,91 2,39
3,02 4,69 3,90 4,40
56,35 38,52 45,16 49,58
63,44 46,32 52,63 58,94
1 038 1 630 1 366 1 466
Papua
76,52
1,23
1,60
74,11
78,92
4 454
52,21
0,27
0,52
51,68
52,74
78 496
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
253
Tabel 10.6.3 Sampling Error Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perkotaan+ Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
42,65 52,27 46,49 47,38
0,90 0,77 1,00 1,42
2,10 1,47 2,15 3,00
40,89 50,76 44,53 44,59
44,40 53,77 48,45 50,16
6 827 10 141 5 114 4 217
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
50,93 54,29 51,21 52,03
1,13 0,95 1,16 0,93
2,22 1,74 2,26 1,79
48,71 52,44 48,93 50,20
53,15 56,15 53,48 53,86
3 093 5 375 2 851 4 709
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
53,17 54,27 56,73 46,99
1,39 2,10 1,11 0,64
2,61 3,86 1,96 1,36
50,45 50,16 54,54 45,73
55,88 58,38 58,91 48,24
1 818 1 580 2 631 10 602
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
52,07 53,61 52,07 50,38
0,58 1,70 0,58 1,04
1,11 3,18 1,12 2,06
50,94 50,27 50,93 48,34
53,20 56,95 53,20 52,41
12 054 1 490 12 110 3 954
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
63,25 50,44 53,79 55,92
1,16 1,17 1,07 1,01
1,84 2,31 2,00 1,80
60,97 48,15 51,69 53,95
65,53 52,72 55,90 57,89
2 610 3 151 6 123 4 460
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
54,29 55,40 47,19 41,37
1,17 1,16 1,10 1,19
2,15 2,10 2,34 2,88
52,00 53,12 45,03 39,04
56,58 57,68 49,35 43,70
3 541 3 254 3 528 3 151
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
52,52 47,94 51,35 48,48
1,25 1,02 1,40 1,47
2,39 2,12 2,73 3,03
50,06 45,95 48,60 45,60
54,98 49,94 54,10 51,36
3 056 7 359 3 473 1 567
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
58,88 39,23 46,70 51,30
1,53 1,60 1,62 1,88
2,60 4,08 3,46 3,66
55,87 36,09 43,53 47,62
61,88 42,37 49,87 54,99
1 478 2 800 2 281 2 019
Papua
67,49
1,15
1,70
65,24
69,74
5 835
51,03
0,21
0,41
50,62
51,43
148 252
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
254
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.7.1 Sampling Error Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
21,41 18,77 21,28 20,00 17,28
1,46 1,45 1,77 1,79 2,30
6,82 7,74 8,31 8,97 13,30
18,55 15,92 17,81 16,49 12,77
24,27 21,62 24,75 23,52 21,78
1 335 2 664 1 403 1 065 648
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
18,26 10,78 16,77 13,29
1,48 1,80 2,00 1,96
8,09 16,73 11,95 14,72
15,36 7,25 12,84 9,46
21,16 14,32 20,69 17,13
1 284 543 946 531
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
15,23 14,43 19,19 15,15
2,33 0,96 0,77 0,68
15,27 6,63 4,03 4,49
10,67 12,56 17,67 13,82
19,79 16,31 20,70 16,49
566 1 700 4 205 4 383
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
9,99 13,82 16,83 5,58
1,48 0,70 1,15 0,80
14,78 5,09 6,80 14,24
7,09 12,44 14,59 4,02
12,88 15,20 19,08 7,14
561 4 068 1 634 1 005
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
15,73 18,14 14,28 11,26
1,62 1,92 1,32 1,61
10,30 10,56 9,23 14,28
12,56 14,39 11,69 8,11
18,91 21,90 16,86 14,41
848 946 962 721
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
12,00 17,88 25,56 11,39
1,65 1,46 2,07 1,81
13,78 8,16 8,10 15,87
8,76 15,02 21,50 7,85
15,24 20,73 29,61 14,94
831 1 079 671 612
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
18,34 16,14 14,97 4,50
2,07 2,18 2,65 1,34
11,26 13,52 17,71 29,78
14,29 11,86 9,77 1,88
22,39 20,41 20,17 7,13
1 646 679 279 256
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
29,14 17,47 15,31 17,88
3,48 2,58 1,84 2,09
11,95 14,79 12,04 11,70
22,31 12,41 11,70 13,78
35,97 22,54 18,92 21,98
532 463 285 747
16,49
0,29
1,77
15,91
17,06
40 098
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
255
Tabel 10.7.2 Sampling Error Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
22,59 12,41 14,29 11,98
1,49 0,84 1,27 1,22
6,59 6,74 8,91 10,20
19,67 10,77 11,79 9,58
25,51 14,05 16,78 14,37
2 343 3 890 1 444 1 310
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
10,09 8,73 8,67 11,05
1,09 0,94 0,99 0,94
10,82 10,74 11,38 8,49
7,95 6,89 6,74 9,21
12,23 10,56 10,61 12,89
1 135 2 054 1 061 1 805
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
9,94 14,07 25,03
1,96 2,43 1,35
19,70 17,26 5,38
6,10 9,31 22,39
13,78 18,83 27,68
588 374 1 975
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
14,07 9,68 11,53 24,61
0,81 1,83 0,81 2,29
5,74 18,88 7,00 9,29
12,49 6,09 9,95 20,13
15,66 13,26 13,12 29,09
3 053 332 3 099 735
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
5,14 10,98 6,46 8,78
0,97 1,40 0,69 0,93
18,93 12,72 10,61 10,61
3,23 8,24 5,12 6,96
7,04 13,71 7,80 10,61
740 955 2 592 1 791
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
7,06 7,63 16,85 17,10
0,97 0,93 2,04 1,57
13,69 12,17 12,08 9,16
5,16 5,81 12,86 14,03
8,95 9,45 20,84 20,16
1 358 1 163 930 971
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
9,15 9,19 7,79 6,62
1,07 0,76 1,01 1,33
11,71 8,32 12,90 20,09
7,05 7,69 5,82 4,01
11,25 10,69 9,76 9,23
1 176 2 453 1 321 565
4,19 22,57 12,12 9,47
0,83 2,71 1,64 2,09
19,89 12,02 13,55 22,09
2,56 17,25 8,90 5,37
5,83 27,88 15,33 13,57
650 912 751 838
4,96
0,54
10,87
3,90
6,01
3 537
13,31
0,28
2,09
12,77
13,86
47 901
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
256
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.7.3 Sampling Error Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perkotaan+ Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
22,26 15,57 17,27 15,23
1,15 0,84 1,07 1,06
5,16 5,40 6,20 6,95
20,01 13,92 15,17 13,16
24,51 17,22 19,37 17,31
3 678 6 554 2 847 2 375
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
12,34 12,16 9,38 12,52
1,06 0,83 0,90 0,87
8,55 6,82 9,55 6,98
10,27 10,53 7,62 10,81
14,41 13,78 11,13 14,23
1 783 3 338 1 604 2 751
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
11,57 15,09 14,43 20,95
1,39 2,07 0,96 0,68
11,99 13,72 6,63 3,26
8,85 11,04 12,56 19,61
14,29 19,15 16,31 22,28
1 119 940 1 700 6 180
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
14,60 9,90 12,66 19,10
0,53 1,17 0,54 1,06
3,63 11,84 4,23 5,56
13,57 7,60 11,61 17,02
15,64 12,19 13,71 21,18
7 436 893 7 167 2 369
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
5,41 13,06 8,62 10,37
0,62 1,07 0,69 0,77
11,37 8,16 8,01 7,45
4,21 10,97 7,27 8,86
6,62 15,15 9,98 11,89
1 745 1 803 3 538 2 753
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
8,36 9,47 17,48 21,36
0,84 0,88 1,19 1,29
10,02 9,29 6,83 6,06
6,72 7,75 15,14 18,83
10,00 11,20 19,82 23,90
2 079 1 994 2 009 1 642
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
9,75 12,86 10,10 9,69
0,92 0,99 0,99 1,34
9,46 7,73 9,78 13,85
7,94 10,91 8,16 7,06
11,56 14,81 12,03 12,32
1 788 4 099 2 000 844
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
4,26 25,28 13,72 10,92
0,71 2,15 1,39 1,63
16,75 8,52 10,14 14,91
2,86 21,06 10,99 7,73
5,66 29,50 16,45 14,12
906 1 444 1 214 1 123
7,57
0,64
8,40
6,32
8,81
4 284
14,97
0,20
1,35
14,58
15,37
87 999
Papua INDONESIA
Sumber: BPS RI – Sakernas Agustus 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
257
Tabel 10.8.1 Sampling Error Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
16,38 15,59 23,49 19,15 13,68
1,14 1,00 1,51 1,18 1,81
6,95 6,41 6,42 6,17 13,25
14,15 13,63 20,53 16,83 10,13
18,61 17,55 26,45 21,46 17,23
3 157 7 440 3 423 2 648 1 447
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
20,33 17,55 14,04 19,54
1,47 1,57 1,28 2,02
7,24 8,92 9,11 10,32
17,44 14,48 11,54 15,59
23,22 20,61 16,55 23,49
2 879 1 382 2 031 1 421
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
15,46 20,47 18,31 23,13
1,96 0,94 0,65 0,72
12,66 4,61 3,54 3,10
11,63 18,62 17,04 21,72
19,30 22,32 19,58 24,53
1 989 4 422 11 514 10 432
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
33,51 18,90 19,74 22,63
1,72 0,62 1,12 1,25
5,12 3,27 5,69 5,53
30,15 17,69 17,54 20,17
36,87 20,11 21,94 25,08
1 790 10 852 4 372 2 593
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
25,73 19,48 16,60 17,83
1,64 1,47 1,40 1,50
6,37 7,55 8,46 8,41
22,52 16,59 13,85 14,89
28,94 22,36 19,35 20,76
2 220 2 255 2 121 1 985
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
24,61 11,73 15,44 20,38
1,58 0,84 1,45 2,00
6,41 7,18 9,41 9,80
21,51 10,08 12,59 16,47
27,70 13,38 18,29 24,30
2 372 3 659 2 190 1 478
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
12,98 21,56 31,90 22,92
1,00 1,87 2,61 2,57
7,70 8,65 8,18 11,20
11,02 17,91 26,78 17,89
14,94 25,22 37,01 27,94
4 451 1 603 955 673
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
13,40 6,88 14,11 12,24
1,52 1,27 1,39 1,14
11,35 18,39 9,82 9,29
10,42 4,40 11,39 10,01
16,39 9,36 16,83 14,47
1 905 1 137 1 422 2 165
19,29
0,25
1,30
18,80
19,78
106 383
INDONESIA
(4)
Batas Bawah
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
258
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.8.2 Sampling Error Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
20,18 14,95 21,13 18,93
0,84 0,72 1,01 1,11
4,17 4,82 4,77 5,86
18,53 13,54 19,16 16,76
21,83 16,37 23,11 21,11
7 239 8 415 4 422 4 046
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
13,28 16,39 21,45 20,86
0,88 0,78 1,33 0,97
6,64 4,74 6,21 4,63
11,55 14,86 18,84 18,97
15,01 17,91 24,07 22,76
3 746 5 519 2 992 5 386
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
15,16 18,66 20,07
1,52 2,49 0,97
10,00 13,36 4,81
12,19 13,78 18,18
18,13 23,55 21,96
1 548 728 5 063
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
21,15 35,69 19,79 22,89
0,72 3,89 0,65 1,51
3,40 10,89 3,28 6,58
19,74 28,07 18,52 19,93
22,56 43,31 21,07 25,84
7 749 633 8 687 2 101
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
34,25 27,50 25,58 15,36
2,10 1,68 0,87 0,95
6,14 6,11 3,38 6,21
30,12 24,21 23,88 13,49
38,37 30,80 27,27 17,23
1 326 2 761 7 266 4 715
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
18,58 25,44 12,83 17,58
1,26 1,30 1,30 1,21
6,80 5,11 10,13 6,90
16,11 22,90 10,28 15,20
21,06 27,99 15,38 19,95
3 720 3 228 2 378 2 903
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
22,94 16,91 19,45 24,68
1,18 0,73 1,24 1,72
5,16 4,34 6,38 6,97
20,62 15,47 17,02 21,30
25,26 18,34 21,88 28,05
3 520 7 187 3 669 1 692
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
22,19 13,47 9,63 11,58
1,83 1,17 1,11 1,33
8,25 8,68 11,56 11,46
18,60 11,18 7,45 8,98
25,78 15,77 11,82 14,18
1 828 2 837 2 640 2 335
Papua
12,00
0,72
6,02
10,58
13,41
7 891
19,76
0,23
1,16
19,31
20,21
130 170
INDONESIA
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
259
Tabel 10.8.3 Sampling Error Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perkotaan+ Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
19,04 15,29 22,12 19,02
0,68 0,63 0,86 0,81
3,60 4,09 3,89 4,28
17,70 14,06 20,43 17,42
20,38 16,51 23,81 20,62
10 396 15 855 7 845 6 694
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
13,40 17,89 20,13 19,02
0,82 0,74 1,04 0,79
6,12 4,15 5,16 4,16
11,79 16,43 18,10 17,47
15,00 19,34 22,17 20,58
5 193 8 398 4 374 7 417
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
17,30 15,95 20,47 18,85
1,26 1,70 0,94 0,54
7,26 10,66 4,61 2,85
14,84 12,62 18,62 17,80
19,76 19,28 22,32 19,91
2 969 2 717 4 422 16 577
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
22,11 34,11 19,35 20,69
0,51 1,65 0,45 0,91
2,30 4,83 2,32 4,38
21,12 30,88 18,47 18,92
23,11 37,34 20,23 22,47
18 181 2 423 19 539 6 473
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
26,61 26,73 24,12 15,77
1,09 1,19 0,75 0,79
4,10 4,44 3,11 5,01
24,47 24,40 22,65 14,22
28,76 29,05 25,59 17,31
3 919 4 981 9 521 6 836
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
18,31 25,07 12,14 16,56
0,97 1,01 0,72 0,94
5,31 4,02 5,90 5,67
16,41 23,10 10,74 14,72
20,22 27,05 13,55 18,39
5 705 5 600 6 037 5 093
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
22,21 15,27 20,12 27,21
1,02 0,61 1,04 1,46
4,59 3,99 5,15 5,36
20,21 14,07 18,09 24,35
24,21 16,46 22,16 30,07
4 998 11 638 5 272 2 647
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
22,36 13,44 8,78 12,41
1,53 0,93 0,87 1,01
6,84 6,95 9,88 8,13
19,36 11,61 7,08 10,43
25,35 15,28 10,48 14,39
2 501 4 742 3 777 3 757
Papua
12,07
0,61
5,05
10,87
13,26
10 056
19,51
0,17
0,88
19,18
19,85
236 553
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
260
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.9.1 Sampling Error Angka Kesakitan Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014
Perkotaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
7,46 7,68 9,21 7,72 7,09
0,72 0,68 0,76 0,80 1,04
9,62 8,90 8,29 10,37 14,66
6,06 6,34 7,71 6,15 5,05
8,87 9,02 10,71 9,28 9,13
3 157 7 440 3 423 2 648 1 447
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
5,98 7,78 6,58 6,80
0,66 0,96 1,11 0,99
11,07 12,36 16,83 14,59
4,68 5,90 4,41 4,85
7,28 9,67 8,76 8,74
2 879 1 382 2 031 1 421
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
6,21 7,89 8,43 9,40
0,99 0,61 0,41 0,45
15,99 7,74 4,87 4,76
4,26 6,69 7,62 8,52
8,16 9,08 9,23 10,28
1 989 4 422 11 514 10 432
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
9,93 8,71 8,22 11,99
0,87 0,40 0,66 0,85
8,80 4,61 8,03 7,10
8,22 7,92 6,92 10,32
11,65 9,49 9,51 13,66
1 790 10 852 4 372 2 593
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
11,81 7,94 8,00 8,87
1,07 0,88 0,94 1,14
9,06 11,05 11,70 12,86
9,71 6,22 6,17 6,63
13,90 9,66 9,84 11,11
2 220 2 255 2 121 1 985
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
7,63 5,16 7,73 11,87
0,88 0,53 0,82 1,66
11,53 10,19 10,63 13,96
5,91 4,13 6,12 8,62
9,36 6,19 9,34 15,12
2 372 3 659 2 190 1 478
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
5,26 10,24 16,42 13,96
0,54 1,29 1,84 2,31
10,32 12,62 11,23 16,55
4,20 7,71 12,80 9,43
6,32 12,77 20,03 18,49
4 451 1 603 955 673
6,18 5,11 8,85 6,09
0,87 1,10 1,14 0,82
14,06 21,52 12,92 13,53
4,48 2,95 6,61 4,48
7,88 7,27 11,09 7,70
1 905 1 137 1 422 2 165
8,33
0,16
1,89
8,02
8,63
106 383
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
(6)
Jumlah Sampel (7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
261
Tabel 10.9.2 Sampling Error Angka Kesakitan Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
10,35 8,13 10,59 9,63
0,59 0,51 0,69 0,76
5,70 6,28 6,48 7,87
9,19 7,13 9,24 8,14
11,50 9,13 11,93 11,11
7 239 8 415 4 422 4 046
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
7,12 6,52 11,32 8,09
0,59 0,48 0,92 0,50
8,28 7,35 8,12 6,22
5,96 5,58 9,51 7,10
8,27 7,46 13,12 9,07
3 746 5 519 2 992 5 386
5,45 8,76 8,21
0,89 1,60 0,55
16,38 18,23 6,67
3,70 5,63 7,14
7,20 11,89 9,29
1 548 728 5 063
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
8,98 13,43 9,84 9,45
0,46 2,83 0,46 0,99
5,09 21,07 4,65 10,51
8,08 7,88 8,95 7,50
9,87 18,98 10,74 11,40
7 749 633 8 687 2 101
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
21,97 13,01 13,82 7,18
1,72 1,06 0,61 0,63
7,84 8,12 4,39 8,73
18,59 10,94 12,63 5,95
25,35 15,08 15,01 8,41
1 326 2 761 7 266 4 715
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
10,02 9,39 6,19 10,47
0,87 0,80 0,88 0,89
8,68 8,51 14,28 8,47
8,31 7,82 4,46 8,73
11,72 10,95 7,93 12,21
3 720 3 228 2 378 2 903
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
12,98 8,27 12,47 13,77
0,81 0,48 0,99 1,28
6,26 5,76 7,91 9,32
11,38 7,34 10,54 11,26
14,57 9,21 14,41 16,29
3 520 7 187 3 669 1 692
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
12,76 7,04 5,38 6,38
1,31 0,71 0,73 0,85
10,27 10,14 13,56 13,28
10,19 5,64 3,95 4,72
15,33 8,43 6,80 8,04
1 828 2 837 2 640 2 335
4,83
0,41
8,58
4,01
5,64
7 891
9,28
0,15
1,58
8,99
9,57
130 170
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
Papua INDONESIA
(6)
Jumlah Sampel (7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
262
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.9.3 Sampling error Angka Kesakitan Pemuda Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2014 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
9,48 7,89 10,01 8,84
0,47 0,43 0,51 0,56
4,95 5,49 5,12 6,28
8,56 7,04 9,01 7,75
10,40 8,74 11,02 9,93
10 396 15 855 7 845 6 694
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
7,11 6,32 10,12 7,68
0,52 0,39 0,70 0,47
7,26 6,16 6,88 6,17
6,10 5,55 8,76 6,75
8,12 7,08 11,49 8,61
5 193 8 398 4 374 7 417
6,11 6,60 7,89 8,36
0,67 0,88 0,61 0,33
10,91 13,34 7,74 3,95
4,80 4,87 6,69 7,71
7,42 8,32 9,08 9,01
2 969 2 717 4 422 16 577
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
9,18 10,90 9,28 8,59
0,32 1,03 0,30 0,55
3,48 9,46 3,28 6,41
8,56 8,88 8,68 7,51
9,81 12,92 9,88 9,67
18 181 2 423 19 539 6 473
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
15,42 12,48 12,42 7,45
0,83 0,76 0,51 0,52
5,36 6,06 4,11 7,00
13,80 11,00 11,42 6,43
17,04 13,96 13,42 8,47
3 919 4 981 9 521 6 836
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
9,61 8,61 5,55 9,16
0,69 0,59 0,47 0,61
7,20 6,87 8,43 6,61
8,25 7,45 4,63 7,97
10,96 9,77 6,46 10,35
5 705 5 600 6 037 5 093
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
12,66 7,01 11,76 14,70
0,75 0,37 0,79 1,06
5,91 5,22 6,68 7,20
11,19 6,30 10,22 12,63
14,13 7,73 13,30 16,78
4 998 11 638 5 272 2 647
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
13,04 6,67 5,29 7,19
1,14 0,55 0,61 0,69
8,76 8,28 11,47 9,54
10,80 5,59 4,10 5,85
15,28 7,75 6,48 8,54
2 501 4 742 3 777 3 757
5,19
0,38
7,31
4,45
5,94
10 056
8,77
0,11
1,23
8,56
8,99
236 553
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
Papua INDONESIA
(6)
Jumlah Sampel (7)
Sumber: BPS RI – Susenas Kor 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
263
Tabel 10.10.1 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2012 Perkotaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
24,85 23,06 28,09 26,98
1,59 1,29 2,01 1,74
6,41 5,61 7,15 6,46
21,72 20,52 24,15 23,57
27,97 25,59 32,02 30,40
671 1 635 939 588
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
27,03 27,29 34,11 31,96
2,69 1,71 3,20 2,17
9,97 6,27 9,37 6,78
21,75 23,93 27,84 27,71
32,31 30,64 40,38 36,21
339 680 446 620
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat
25,23 30,75 30,69 30,31
1,81 2,28 1,68 0,85
7,17 7,42 5,47 2,81
21,69 26,28 27,41 28,64
28,78 35,23 33,98 31,98
340 547 1 253 3 583
Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
29,88 33,63 29,40 32,00
0,84 2,05 0,83 1,51
2,81 6,11 2,83 4,71
28,23 29,60 27,77 29,04
31,53 37,66 31,04 34,96
3 225 597 3 470 1 224
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
25,42 30,18 32,29 26,73
1,75 2,06 2,51 2,16
6,89 6,84 7,76 8,09
21,98 26,13 27,37 22,49
28,85 34,23 37,21 30,97
657 667 541 490
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara
33,20 28,11 35,76 26,57
2,14 2,04 1,85 2,55
6,46 7,25 5,17 9,58
29,00 24,11 32,13 21,58
37,41 32,11 39,38 31,56
532 568 1 073 474
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
36,85 30,38 33,07 36,65
2,95 1,66 3,33 4,67
8,00 5,47 10,06 12,74
31,07 27,12 26,55 27,50
42,62 33,64 39,60 45,80
396 1 196 448 284
Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat
30,13 28,73 31,00 30,20
3,98 3,69 4,58 3,66
13,20 12,85 14,77 12,13
22,33 21,50 22,02 23,02
37,93 35,97 39,98 37,38
177 418 222 297
Papua
25,31
2,50
9,88
20,40
30,21
427
29,69
0,34
1,15
29,02
30,36
29 024
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
264
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.10.2 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2012 Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
19,28 18,05 22,68 23,51 23,37
0,81 0,79 1,12 1,23 1,29
4,20 4,37 4,93 5,25 5,53
17,69 16,51 20,48 21,09 20,83
20,86 19,60 24,87 25,93 25,90
1 241 1 534 1 073 794 762
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
20,92 23,58 20,38 23,49
0,94 1,06 0,73 1,59
4,48 4,50 3,58 6,78
19,08 21,50 18,95 20,37
22,76 25,66 21,81 26,61
980 607 987 335
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
23,01 20,87 21,82
3,87 0,77 0,63
16,84 3,67 2,90
15,41 19,37 20,58
30,60 22,37 23,06
149 1 158 1 930
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
20,01 18,82 21,65 14,52
1,79 0,57 1,22 1,32
8,93 3,01 5,63 9,12
16,51 17,71 19,26 11,93
23,51 19,93 24,04 17,12
161 1 751 410 229
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
21,78 20,18 19,80 21,64
1,50 1,02 1,11 1,39
6,90 5,06 5,62 6,41
18,84 18,18 17,61 18,92
24,73 22,19 21,98 24,35
591 1 546 856 753
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
18,73 24,50 17,73 21,49
0,83 2,01 1,26 1,12
4,42 8,20 7,10 5,20
17,11 20,56 15,26 19,30
20,36 28,44 20,20 23,68
634 588 610 800
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
19,29 21,62 21,36 23,91
0,78 1,28 1,75 2,38
4,07 5,94 8,19 9,95
17,75 19,11 17,93 19,25
20,83 24,14 24,79 28,57
1 403 750 338 377
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
17,73 18,65 17,57 11,55
1,34 1,75 2,01 1,23
7,53 9,41 11,46 10,67
15,12 15,21 13,62 9,13
20,35 22,09 21,52 13,96
475 438 300 645
20,30
0,21
1,03
19,89
20,71
25 205
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
265
Tabel 10.10.3 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2012 Perkotaan+ Perdesaan
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi
20,84 20,51 24,73 24,87 24,49
0,74 0,76 1,03 1,02 1,22
3,56 3,72 4,18 4,10 4,99
19,39 19,02 22,71 22,87 22,10
22,30 22,01 26,75 26,86 26,88
1 912 3 169 2 012 1 382 1 101
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
23,20 26,84 23,36 24,35
0,87 1,23 0,78 1,20
3,74 4,57 3,36 4,93
21,50 24,43 21,82 22,00
24,90 29,25 24,90 26,70
1 660 1 053 1 607 675
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
29,34 30,69 27,07 25,51
2,02 1,68 0,62 0,52
6,88 5,47 2,27 2,02
25,39 27,41 25,87 24,49
33,30 33,98 28,28 26,52
696 1 253 4 741 5 155
DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
29,01 23,86 28,55 21,08
1,50 0,50 1,06 1,19
5,18 2,10 3,72 5,66
26,06 22,87 26,47 18,74
31,96 24,84 30,63 23,41
758 5 221 1 634 886
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
25,29 22,57 21,87 25,50
1,24 0,98 1,02 1,21
4,90 4,32 4,64 4,73
22,86 20,66 19,88 23,14
27,72 24,48 23,86 27,87
1 258 2 087 1 346 1 285
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
22,68 31,48 21,73 25,23
1,01 1,41 1,35 1,14
4,47 4,47 6,21 4,52
20,69 28,73 19,08 22,99
24,66 34,24 24,37 27,47
1 202 1 661 1 084 1 196
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
23,34 24,77 26,45 25,38
0,82 1,29 1,99 2,04
3,51 5,21 7,54 8,04
21,74 22,24 22,54 21,38
24,95 27,30 30,36 29,38
2 599 1 198 622 554
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
21,84 22,02 21,37 15,13
1,65 1,85 1,83 1,12
7,55 8,39 8,59 7,42
18,61 18,40 17,77 12,93
25,07 25,64 24,96 17,33
893 660 597 1 072
24,99
0,20
0,81
24,60
25,39
54 229
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
266
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.11.1 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Sendiri Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
17,08 17,25
1,65 1,58
9,67 9,14
13,84 14,16
20,31 20,34
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
20,16 20,51 20,21 20,09
1,57 2,16 3,18 2,18
7,78 10,54 15,74 10,84
17,08 16,27 13,97 15,82
23,24 24,75 26,45 24,36
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
15,71 17,85 12,26 34,75
1,99 1,86 1,94 4,83
12,67 10,39 15,83 13,89
11,81 14,21 8,46 25,29
19,62 21,49 16,06 44,21
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
45,51 28,58 27,30 30,73
2,83 1,29 0,96 2,34
6,21 4,51 3,50 7,61
39,96 26,05 25,42 26,15
51,05 31,10 29,17 35,32
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
30,76 29,57 36,88 25,10
1,15 2,31 2,69 2,43
3,74 7,81 7,28 9,69
28,50 25,04 31,61 20,34
33,01 34,10 42,14 29,87
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
12,80 15,70 17,25 19,46
1,38 1,98 2,28 3,11
10,75 12,60 13,19 15,96
10,10 11,82 12,79 13,37
15,50 19,58 21,71 25,55
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
27,20 34,13 19,05 19,63
2,24 2,51 2,09 2,02
8,22 7,34 10,99 10,29
22,81 29,22 14,94 15,67
31,58 39,04 23,16 23,59
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
19,74 22,32 29,72 25,91
2,30 5,39 5,74 3,11
11,62 24,14 19,33 11,99
15,24 11,76 18,46 19,82
24,24 32,88 40,97 32,00
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
39,34 31,58 22,61
4,05 4,94 2,70
10,29 15,64 11,93
31,41 21,89 17,32
47,28 41,26 27,89
660 597 1 072
26,75
0,44
1,66
25,88
27,62
54 229
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
267
Tabel 10.11.2 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Melalui Perkumpulan Sekolah Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
69,26 69,71
1,76 1,56
2,53 2,24
65,82 66,65
72,70 72,77
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
63,53 61,79 58,41 66,62
2,16 2,15 2,91 2,29
3,40 3,48 4,98 3,44
59,30 57,58 52,70 62,13
67,77 66,00 64,12 71,11
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
65,05 65,10 53,49 41,60
2,54 2,34 3,25 4,54
3,91 3,59 6,08 10,92
60,07 60,52 47,12 32,69
70,03 69,69 59,87 50,50
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
36,81 53,19 51,92 42,24
2,29 1,32 1,14 2,73
6,22 2,49 2,20 6,46
32,32 50,60 49,68 36,89
41,29 55,78 54,15 47,59
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
56,67 56,38 44,12 60,46
1,13 2,18 2,99 2,73
2,00 3,86 6,77 4,52
54,45 52,11 38,27 55,11
58,89 60,66 49,98 65,81
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
68,51 66,53 58,35 61,81
2,00 2,33 2,23 2,79
2,92 3,50 3,82 4,52
64,59 61,96 53,99 56,33
72,44 71,10 62,72 67,28
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
51,36 53,43 63,46 64,85
2,07 2,59 2,29 1,94
4,03 4,85 3,61 2,99
47,30 48,35 58,97 61,05
55,42 58,51 67,95 68,65
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
62,00 57,90 59,79 55,47
2,53 4,00 4,75 4,04
4,08 6,90 7,95 7,28
57,04 50,07 50,47 47,56
66,96 65,74 69,11 63,39
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
48,11 54,52 54,14
3,57 4,52 3,55
7,41 8,29 6,56
41,12 45,66 47,18
55,10 63,38 61,10
660 597 1 072
56,06
0,45
0,81
55,17
56,95
54 229
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
268
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.11.3 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Melalui Perkumpulan Olahraga Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
17,44 9,82
1,55 1,22
8,90 12,47
14,40 7,42
20,49 12,22
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
14,57 20,21 20,33 12,34
1,44 2,04 2,24 1,61
9,90 10,10 11,00 13,03
11,74 16,21 15,95 9,18
17,40 24,22 24,72 15,49
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
8,71 12,17 29,99 16,05
1,46 1,37 3,23 2,57
16,80 11,29 10,76 16,01
5,84 9,47 23,67 11,02
11,58 14,86 36,31 21,09
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
12,24 13,87 13,53 18,90
2,28 0,94 0,73 2,09
18,58 6,74 5,38 11,05
7,78 12,04 12,10 14,80
16,70 15,70 14,96 22,99
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
10,61 9,22 16,29 10,61
0,64 0,98 2,12 1,53
6,06 10,65 13,03 14,37
9,35 7,29 12,13 7,62
11,87 11,15 20,45 13,60
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
6,02 19,79 21,56 12,63
0,86 2,03 2,36 1,70
14,22 10,25 10,94 13,46
4,34 15,81 16,94 9,30
7,70 23,76 26,18 15,97
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
16,79 7,83 11,25 9,09
1,92 1,87 1,70 1,08
11,45 23,92 15,10 11,88
13,02 4,16 7,92 6,97
20,56 11,50 14,58 11,20
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
10,56 10,26 10,16 11,09
1,60 2,33 2,07 1,74
15,18 22,74 20,32 15,68
7,42 5,69 6,11 7,68
13,70 14,83 14,21 14,50
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
11,94 9,95 16,97
2,17 1,94 2,73
18,20 19,47 16,09
7,68 6,16 11,62
16,20 13,75 22,32
660 597 1 072
12,92
0,30
2,34
12,33
13,52
54 229
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
269
Tabel 10.11.4 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Melalui Perkumpulan Di Tempat Kerja Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
4,50 5,15
0,68 0,74
15,06 14,40
3,17 3,70
5,83 6,61
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
4,44 7,57 5,74 6,66
0,63 1,03 1,12 0,91
14,20 13,55 19,53 13,61
3,21 5,56 3,54 4,88
5,68 9,58 7,94 8,43
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
5,76 6,36 6,51 8,38
0,94 1,07 1,47 1,79
16,40 16,84 22,58 21,38
3,91 4,26 3,63 4,87
7,61 8,46 9,39 11,89
1 053 1 607 675 696
11,36 6,99 6,27 9,07
1,43 0,55 0,44 1,26
12,61 7,89 7,02 13,93
8,55 5,91 5,41 6,60
14,17 8,07 7,13 11,55
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
6,40 7,86 9,87 4,77
0,46 1,18 1,46 0,88
7,17 15,03 14,82 18,35
5,50 5,55 7,01 3,05
7,30 10,18 12,74 6,48
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
5,74 5,85 10,01 8,04
0,83 1,07 1,31 1,21
14,45 18,22 13,12 15,06
4,11 3,76 7,44 5,67
7,37 7,94 12,58 10,41
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
15,87 9,21 8,39 6,65
1,81 1,24 1,13 0,76
11,38 13,41 13,45 11,42
12,32 6,79 6,18 5,16
19,41 11,63 10,60 8,14
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
7,48 11,10 5,76 6,46
1,79 1,65 1,77 1,29
23,99 14,82 30,76 20,03
3,96 7,88 2,29 3,92
10,99 14,33 9,22 8,99
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
9,27 10,63 8,37
1,63 1,90 1,62
17,63 17,90 19,30
6,06 6,90 5,20
12,47 14,36 11,53
660 597 1 072
7,14
0,20
2,77
6,76
7,53
54 229
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
INDONESIA
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
270
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.11.5 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Melalui Kegiatan Lainnya Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
4,28 5,90
0,87 0,91
20,43 15,46
2,57 4,11
5,99 7,69
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
7,49 6,05 7,17 4,66
1,26 1,28 1,33 0,99
16,79 21,14 18,53 21,16
5,02 3,54 4,57 2,73
9,95 8,56 9,78 6,59
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
10,50 6,34 5,31 9,50
2,20 1,40 1,24 2,62
20,94 22,04 23,27 27,53
6,19 3,60 2,89 4,37
14,80 9,07 7,73 14,63
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
5,88 9,72 9,73 11,79
1,23 0,99 0,82 2,36
20,89 10,19 8,39 19,97
3,47 7,78 8,13 7,18
8,29 11,66 11,33 16,41
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
5,58 7,14 4,80 9,42
0,56 1,35 1,01 1,83
9,99 18,90 21,01 19,43
4,48 4,50 2,83 5,83
6,67 9,79 6,78 13,01
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
12,60 5,23 5,14 5,11
1,79 1,53 1,07 1,16
14,20 29,21 20,82 22,76
9,09 2,24 3,05 2,83
16,11 8,23 7,24 7,38
2 087 1 346 1 285 1 202
2,26 5,94 4,39 7,72
0,52 1,37 0,93 1,31
23,06 23,11 21,11 16,93
1,24 3,25 2,57 5,16
3,27 8,63 6,21 10,28
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
6,67 6,41 4,02 14,80
1,34 1,87 1,29 3,59
20,09 29,13 32,13 24,26
4,04 2,75 1,49 7,76
9,29 10,07 6,54 21,83
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
7,04 11,55 9,03
1,73 3,32 1,99
24,62 28,73 22,01
3,64 5,04 5,14
10,44 18,05 12,93
660 597 1 072
7,57
0,29
3,82
7,00
8,13
54 229
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
INDONESIA
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
271
Tabel 10.12.1 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
26,68 46,83
1,84 1,97
6,89 4,20
23,07 42,97
30,28 50,69
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
18,95 30,71 31,86 34,72
1,67 2,19 2,46 2,53
8,81 7,12 7,73 7,28
15,68 26,42 27,04 29,77
22,23 35,00 36,69 39,67
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
34,73 38,23 43,11 22,47
3,17 2,43 3,28 3,97
9,14 6,35 7,62 17,65
28,51 33,47 36,68 14,70
40,95 42,99 49,55 30,24
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
21,24 19,32 18,13 12,03
1,75 1,14 0,83 1,64
8,23 5,90 4,58 13,66
17,81 17,09 16,51 8,81
24,67 21,56 19,76 15,25
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
22,26 24,75 14,59 26,04
1,06 2,12 2,30 2,55
4,75 8,56 15,78 9,79
20,19 20,60 10,08 21,04
24,34 28,91 19,11 31,04
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
25,60 19,09 35,74 31,20
1,95 2,21 2,83 2,41
7,62 11,57 7,92 7,73
21,78 14,76 30,19 26,47
29,43 23,42 41,29 35,93
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
32,72 22,69 44,94 39,20
2,35 2,74 2,80 2,11
7,20 12,07 6,23 5,38
28,10 17,32 39,45 35,06
37,33 28,06 50,42 43,33
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
48,63 43,80 26,19 23,76
2,65 3,65 3,91 3,00
5,46 8,33 14,92 12,63
43,43 36,64 18,53 17,88
53,83 50,96 33,86 29,65
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
20,28 20,35 17,75
3,07 3,39 2,80
15,12 16,67 15,78
14,27 13,70 12,26
26,29 27,00 23,24
660 597 1 072
24,92
0,40
1,61
24,13
25,70
54 229
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
272
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.12.2 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Jogging/Gerak Jalan Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
10,97 11,09
1,11 1,19
10,07 10,75
8,81 8,75
13,14 13,42
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
15,67 9,83 15,48 11,49
1,38 1,21 2,04 1,25
8,81 12,32 13,20 10,85
12,96 7,45 11,48 9,04
18,37 12,20 19,48 13,93
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
10,01 12,78 9,64 31,01
1,48 1,57 1,78 4,74
14,78 12,30 18,48 15,29
7,11 9,70 6,15 21,72
12,91 15,86 13,13 40,31
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
28,70 21,12 23,02 21,14
2,20 1,04 0,91 2,30
7,65 4,94 3,96 10,86
24,39 19,07 21,23 16,64
33,00 23,16 24,81 25,64
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
23,59 18,43 27,41 19,51
1,04 1,74 3,63 2,04
4,43 9,43 13,24 10,45
21,54 15,02 20,30 15,52
25,63 21,84 34,53 23,50
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
10,75 11,46 11,39 14,17
1,16 1,90 1,53 2,83
10,76 16,61 13,44 20,00
8,48 7,73 8,39 8,61
13,02 15,20 14,40 19,72
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
19,41 19,75 8,19 12,20
1,81 2,28 1,22 1,65
9,30 11,52 14,88 13,52
15,87 15,29 5,80 8,97
22,95 24,21 10,58 15,44
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
6,91 10,44 10,48 17,92
1,27 2,29 2,44 3,75
18,33 21,95 23,25 20,91
4,43 5,95 5,70 10,57
9,40 14,93 15,25 25,26
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
13,26 15,62 16,42
2,46 2,90 2,15
18,56 18,54 13,08
8,43 9,94 12,21
18,08 21,29 20,62
660 597 1 072
19,16
0,37
1,92
18,44
19,88
54 229
INDONESIA
(5)
Batas Atas
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
273
Tabel 10.12.3 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Sepak Bola Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
29,34 17,63
1,79 1,39
6,10 7,86
25,84 14,92
32,85 20,35
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
22,99 21,33 22,93 15,76
1,62 1,82 2,27 1,42
7,06 8,55 9,90 9,03
19,81 17,76 18,48 12,97
26,17 24,90 27,38 18,54
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
20,66 17,85 24,93 13,96
2,05 1,35 2,62 2,28
9,91 7,56 10,49 16,34
16,65 15,20 19,81 9,49
24,68 20,49 30,06 18,42
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
13,22 20,70 20,52 16,05
1,39 1,00 0,90 1,99
10,52 4,81 4,38 12,38
10,49 18,75 18,76 12,15
15,95 22,65 22,28 19,94
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
18,88 23,02 19,27 20,04
0,82 1,69 2,32 2,04
4,35 7,33 12,04 10,15
17,27 19,71 14,72 16,05
20,49 26,32 23,82 24,03
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
22,50 25,38 16,64 17,61
1,57 2,08 1,83 1,88
6,97 8,20 11,00 10,70
19,42 21,30 13,05 13,91
25,57 29,46 20,23 21,30
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
15,53 20,60 17,61 16,54
1,79 2,45 1,96 1,28
11,52 11,87 11,10 7,74
12,02 15,80 13,77 14,03
19,04 25,39 21,44 19,04
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
20,63 16,47 20,79 30,30
2,11 2,30 2,84 2,34
10,23 13,99 13,64 7,72
16,50 11,95 15,23 25,71
24,77 20,98 26,35 34,88
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
40,25 23,14 22,97
3,22 2,96 2,39
8,00 12,81 10,39
33,94 17,33 18,29
46,56 28,95 27,65
660 597 1 072
19,74
0,33
1,67
19,09
20,38
54 229
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
274
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.13.1 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Satu Hari Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
54,40 58,96
2,23 2,09
4,11 3,54
50,02 54,87
58,78 63,05
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
69,74 58,22 57,15 72,38
1,90 2,52 3,02 1,90
2,73 4,34 5,29 2,62
66,01 53,27 51,23 68,66
73,47 63,17 63,08 76,11
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
68,89 67,86 54,60 51,73
2,86 2,06 3,80 4,77
4,15 3,03 6,97 9,21
63,29 63,83 47,15 42,39
74,49 71,90 62,06 61,07
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
70,06 75,74 62,82 60,21
3,03 1,16 1,07 2,49
4,32 1,53 1,71 4,14
64,13 73,47 60,72 55,33
76,00 78,01 64,92 65,09
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
63,18 73,26 56,26 66,38
1,19 2,08 2,86 2,39
1,89 2,84 5,08 3,59
60,84 69,18 50,66 61,70
65,51 77,34 61,86 71,06
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
75,48 68,27 53,63 74,93
1,79 2,65 3,15 2,79
2,37 3,88 5,88 3,73
71,98 63,08 47,45 69,46
78,99 73,47 59,81 80,41
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
58,60 69,14 66,59 66,88
2,99 2,65 2,64 1,97
5,09 3,84 3,96 2,95
52,75 63,94 61,43 63,02
64,45 74,35 71,76 70,75
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
64,26 75,39 62,58 59,42
2,63 3,07 4,93 3,73
4,09 4,08 7,88 6,28
59,10 69,36 52,90 52,10
69,41 81,41 72,25 66,74
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
46,54 54,01 55,94
3,43 4,61 4,31
7,36 8,53 7,71
39,82 44,98 47,48
53,25 63,05 64,39
660 597 1 072
66,68
0,44
0,66
65,82
67,55
54 229
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
275
Tabel 10.13.2 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga 2-4 Hari Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
29,47 27,94
1,68 1,76
5,69 6,31
26,18 24,48
32,76 31,39
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
22,18 33,15 34,11 23,20
1,49 2,35 2,47 1,84
6,71 7,10 7,24 7,91
19,26 28,54 29,27 19,60
25,09 37,76 38,96 26,80
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
25,14 25,79 39,34 35,49
2,62 1,75 3,45 3,87
10,42 6,78 8,77 10,90
20,00 22,36 32,58 27,91
30,28 29,22 46,11 43,07
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
23,35 19,61 26,61 31,65
2,23 0,97 0,93 2,36
9,53 4,96 3,51 7,45
18,99 17,71 24,78 27,02
27,71 21,52 28,44 36,27
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
25,67 20,14 27,90 22,07
1,05 1,98 1,87 2,01
4,08 9,85 6,70 9,12
23,62 16,25 24,24 18,12
27,73 24,03 31,56 26,01
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
18,78 24,02 36,29 19,81
1,59 1,83 2,57 2,79
8,45 7,62 7,08 14,09
15,67 20,44 31,25 14,34
21,89 27,61 41,33 25,28
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
36,23 20,66 26,07 25,76
2,86 2,33 2,17 1,76
7,90 11,29 8,32 6,84
30,62 16,09 21,82 22,30
41,84 25,23 30,32 29,21
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
28,31 17,79 27,31 24,61
2,52 2,47 4,54 2,77
8,89 13,90 16,62 11,24
23,38 12,94 18,41 19,18
33,25 22,64 36,21 30,03
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
40,40 35,27 36,29
2,86 4,05 3,63
7,07 11,47 10,01
34,80 27,34 29,17
46,00 43,21 43,42
660 597 1 072
24,92
0,37
1,50
24,19
25,66
54 229
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
276
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.13.3 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga 5-6 Hari Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
13,31 9,56
1,56 1,21
11,69 12,69
10,26 7,18
16,36 11,93
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
3,81 3,09 3,18 1,60
0,72 0,60 0,94 0,40
18,89 19,40 29,49 24,74
2,40 1,92 1,34 0,82
5,23 4,27 5,01 2,37
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
2,46 1,78 2,51 4,03
0,86 0,42 0,66 1,13
34,70 23,76 26,15 27,97
0,79 0,95 1,23 1,82
4,14 2,61 3,80 6,24
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
2,57 1,30 3,68 2,44
0,88 0,22 0,32 0,68
34,07 16,77 8,81 27,76
0,85 0,87 3,05 1,11
4,29 1,73 4,32 3,77
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
4,14 1,32 5,41 3,97
0,40 0,31 1,16 0,99
9,71 23,53 21,44 25,05
3,35 0,71 3,14 2,02
4,92 1,93 7,68 5,92
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
3,20 2,85 6,92 1,85
0,61 0,68 1,79 0,53
18,95 23,86 25,88 28,42
2,01 1,52 3,41 0,82
4,39 4,18 10,44 2,88
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
2,01 4,88 2,18 2,20
0,41 0,98 0,69 0,41
20,39 20,03 31,51 18,71
1,20 2,96 0,83 1,39
2,81 6,79 3,53 3,01
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
2,66 3,03 2,77 9,53
0,60 1,21 0,77 1,83
22,62 40,06 27,81 19,22
1,48 0,65 1,26 5,94
3,84 5,41 4,29 13,13
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
7,00 7,10 5,14
1,34 2,01 1,47
19,19 28,29 28,68
4,37 3,16 2,25
9,63 11,04 8,03
660 597 1 072
3,31
0,13
3,87
3,06
3,56
54 229
Aceh Sumatera Utara
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
277
Tabel 10.13.4 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga 7 Hari Selama Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
2,82 3,54
0,53 0,70
18,97 19,67
1,77 2,18
3,86 4,91
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
4,27 5,54 5,56 2,82
0,67 0,99 1,62 0,49
15,78 17,78 29,08 17,44
2,95 3,61 2,39 1,85
5,59 7,47 8,72 3,78
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
3,51 4,56 3,54 8,75
0,85 0,70 1,51 1,98
24,35 15,34 42,79 22,61
1,83 3,19 0,57 4,87
5,18 5,93 6,51 12,63
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
4,02 3,35 6,88 5,70
0,80 0,40 0,48 1,36
19,83 11,95 7,03 23,87
2,45 2,56 5,94 3,03
5,58 4,13 7,83 8,37
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
7,01 5,28 10,43 7,59
0,51 0,86 2,00 1,22
7,24 16,23 19,19 16,04
6,02 3,60 6,51 5,20
8,01 6,95 14,36 9,97
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
2,54 4,85 3,16 3,41
0,50 1,42 0,72 0,94
19,70 29,35 22,97 27,53
1,56 2,06 1,73 1,57
3,52 7,65 4,58 5,26
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
3,16 5,32 5,15 5,16
0,76 1,18 1,17 0,78
24,19 22,11 22,65 15,09
1,66 3,01 2,86 3,63
4,66 7,62 7,44 6,68
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
4,77 3,79 7,34 6,44
0,91 1,02 2,05 1,53
19,17 26,85 27,99 23,71
2,98 1,80 3,31 3,45
6,56 5,79 11,37 9,44
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
6,06 3,61 2,63
1,71 1,36 0,76
28,19 37,54 28,97
2,71 0,95 1,14
9,42 6,27 4,13
660 597 1 072
5,08
0,17
3,28
4,75
5,41
54 229
INDONESIA
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
278
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.14.1 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Dengan Tujuan Menjaga Kesehatan Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
56,89 75,61
2,51 2,00
4,41 2,65
51,97 71,69
61,80 79,53
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
60,68 71,16 76,27 62,96
2,54 2,36 2,48 2,76
4,18 3,32 3,25 4,39
55,71 66,53 71,41 57,55
65,65 75,80 81,12 68,38
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
54,86 59,67 67,70 79,54
3,73 2,77 3,73 4,61
6,79 4,64 5,50 5,80
47,55 54,25 60,40 70,50
62,16 65,10 75,01 88,58
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
83,22 65,80 61,68 76,96
2,17 1,56 1,31 2,56
2,60 2,37 2,13 3,33
78,98 62,75 59,10 71,94
87,47 68,86 64,25 81,97
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
68,14 66,42 79,76 61,61
1,34 2,70 2,90 3,18
1,96 4,06 3,63 5,17
65,52 61,13 74,08 55,37
70,76 71,70 85,44 67,86
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
48,86 57,33 70,53 61,17
3,11 3,13 2,76 3,29
6,36 5,46 3,91 5,37
42,77 51,20 65,12 54,73
54,94 63,47 75,94 67,62
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
81,24 63,22 71,18 57,22
2,29 3,21 3,11 2,44
2,82 5,08 4,36 4,26
76,75 56,92 65,10 52,44
85,72 69,52 77,27 62,00
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
76,46 67,91 43,59 61,47
2,92 4,03 5,72 3,87
3,82 5,93 13,12 6,30
70,74 60,01 32,39 53,88
82,18 75,81 54,80 69,06
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
68,94 62,51 63,04
4,85 4,60 3,94
7,03 7,36 6,25
59,43 53,49 55,32
78,44 71,53 70,77
660 597 1 072
66,63
0,52
0,78
65,61
67,65
54 229
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
279
Tabel 10.14.2 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Dengan Tujuan Prestasi Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara
7,14 5,05
1,11 0,81
15,62 16,00
4,95 3,46
9,32 6,63
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
8,61 9,82 6,89 7,10
1,34 1,39 1,53 1,24
15,53 14,19 22,16 17,52
5,99 7,09 3,89 4,66
11,22 12,55 9,88 9,54
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
4,68 9,03 8,67 6,87
1,05 1,72 2,26 2,53
22,53 19,01 26,06 36,81
2,61 5,67 4,24 1,91
6,74 12,40 13,10 11,83
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
3,48 9,76 8,12 8,36
1,22 1,05 0,70 1,62
34,99 10,80 8,58 19,40
1,09 7,69 6,75 5,18
5,87 11,82 9,48 11,54
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
8,87 8,62 5,81 4,75
0,71 1,33 1,79 1,10
8,01 15,47 30,89 23,24
7,48 6,00 2,29 2,59
10,26 11,23 9,33 6,92
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
14,67 11,88 4,71 3,96
2,13 2,07 1,03 1,30
14,51 17,40 21,85 32,79
10,50 7,83 2,69 1,42
18,84 15,93 6,73 6,51
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
7,24 6,73 6,97 5,69
1,36 1,30 1,39 0,97
18,71 19,33 19,95 17,09
4,58 4,18 4,24 3,79
9,90 9,28 9,69 7,60
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
5,14 4,70 3,91 7,90
1,20 1,28 1,15 1,78
23,36 27,26 29,42 22,53
2,79 2,19 1,65 4,41
7,50 7,22 6,16 11,40
1 198 622 554 893
5,28 13,24 14,67
1,53 3,68 3,45
28,91 27,80 23,51
2,29 6,03 7,91
8,27 20,46 21,44
660 597 1 072
8,06
0,30
3,72
7,47
8,65
54 229
Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
(7)
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
280
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Tabel 10.14.3 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Dengan Tujuan Rekreasi Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
7,99 2,40
1,40 0,69
17,56 28,78
5,24 1,05
10,74 3,75
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
2,26 3,53 2,31 2,55
0,50 1,11 0,92 0,82
22,19 31,48 39,73 32,01
1,28 1,35 0,51 0,95
3,24 5,71 4,11 4,16
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
3,26 2,96 1,54 2,99
0,97 0,70 0,53 1,74
29,61 23,73 34,70 58,36
1,37 1,58 0,49 -0,43
5,15 4,33 2,58 6,41
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
1,40 3,68 3,11 2,90
0,47 0,52 0,43 0,95
33,14 14,24 13,79 32,63
0,49 2,66 2,27 1,05
2,32 4,71 3,96 4,76
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
2,09 3,83 2,09 1,65
0,38 1,09 0,59 0,98
18,09 28,43 28,07 59,01
1,35 1,70 0,94 -0,26
2,83 5,97 3,25 3,57
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
8,69 5,56 3,76 3,55
1,45 1,40 0,98 1,26
16,64 25,12 25,98 35,48
5,86 2,82 1,85 1,08
11,53 8,30 5,68 6,02
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
3,74 11,89 1,88 1,33
1,03 1,94 0,49 0,30
27,45 16,28 26,11 22,25
1,73 8,09 0,92 0,75
5,76 15,68 2,85 1,91
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
4,66 2,58 1,21 13,40
1,28 0,98 0,99 2,38
27,50 37,95 82,23 17,79
2,15 0,66 -0,74 8,73
7,17 4,51 3,15 18,07
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
11,35 4,71 8,86
4,02 2,17 1,97
35,38 46,02 22,26
3,48 0,46 4,99
19,23 8,97 12,72
660 597 1 072
3,27
0,17
5,21
2,94
3,60
54 229
INDONESIA
(5)
Batas Atas
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
281
Tabel 10.14.4 Sampling Error Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Dengan Tujuan Lainnya Dalam Seminggu Terakhir Menurut Provinsi, 2012
Provinsi
(1)
Estimasi
Standard Error
Selang Kepercayaan RSE
Batas Bawah
Batas Atas
Jumlah Sampel
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara
27,98 16,95
2,50 1,79
8,92 10,56
23,09 13,44
32,88 20,45
1 912 3 169
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
28,45 15,49 14,54 27,38
2,55 2,07 2,01 2,69
8,95 13,36 13,81 9,83
23,46 11,43 10,60 22,10
33,44 19,54 18,47 32,66
2 012 1 382 1 101 1 660
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
37,21 28,34 22,09 10,60
3,67 2,51 3,16 3,61
9,86 8,85 14,31 34,02
30,01 23,42 15,90 3,53
44,40 33,25 28,29 17,67
1 053 1 607 675 696
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
11,89 20,75 27,09 11,78
1,84 1,34 1,25 2,05
15,47 6,47 4,61 17,44
8,28 18,12 24,64 7,75
15,50 23,38 29,54 15,81
1 253 4 741 5 155 758
Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat
20,90 21,13 12,34 31,98
1,23 2,38 2,35 3,04
5,86 11,27 19,07 9,49
18,50 16,46 7,72 26,03
23,30 25,80 16,95 37,93
5 221 1 634 886 1 258
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
27,78 25,22 21,00 31,31
2,82 2,87 2,62 2,87
10,17 11,39 12,47 9,18
22,24 19,59 15,86 25,67
33,32 30,86 26,13 36,94
2 087 1 346 1 285 1 202
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
7,78 18,16 19,97 35,76
1,59 2,33 2,95 2,35
20,48 12,84 14,77 6,57
4,66 13,59 14,19 31,16
10,90 22,74 25,75 40,37
1 661 1 084 1 196 2 599
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku
13,73 24,80 51,29 17,23
2,50 3,86 5,76 3,45
18,22 15,58 11,23 20,04
8,83 17,23 40,00 10,46
18,64 32,38 62,58 23,99
1 198 622 554 893
Maluku Utara Papua Barat Papua
14,43 19,53 13,43
2,95 3,85 2,24
20,48 19,74 16,65
8,64 11,97 9,04
20,22 27,08 17,81
660 597 1 072
22,04
0,46
2,10
21,13
22,94
54 229
INDONESIA
Sumber: BPS RI – Susenas MSBP 2012
282
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
LAMPIRAN PETA
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
285
Peta 1 : Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, 2012
286
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Peta 2 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Sepak Bola menurut Provinsi, 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
287
Peta 3 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Voli menurut Provinsi, 2014
288
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Peta 4 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
289
Peta 5 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Sepak Bola menurut Provinsi, 2014
290
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
Peta 6 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Voli menurut Provinsi, 2014
Penyajian Data dan Informasi Kepemudaan dan Keolahragaan, 2014
291
Peta 7 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2014