BAB II TINJAUAN TEORI
II. 1
Definisi
Definisi dari kata kunci pada tema adalah limbah, benang, limbah benang, produk fashion. II.2
Sejarah
II.2.1 Limbah Benang II.2.2 Limbah Teori ini dikutip dari tesis dengan judul pemanfaatan limbah untuk pengembangan produk rajut Binong jati (2009), pengertian limbah dalam kamus
Webster.s Collegiate Dictonary (2004) yang diterjemahkan
kedalam bahasa inggrisnya menjadi waste berarti: ‘….4
a:damaged,
devective, or superfluous material produced by manufacturing prosess: as (1) : material rejected during a textile manufacturing prosess…’ 4
a: telah rusak, tidak sempurna, atau material produksi yang tidak
diperlukan sepanjang proses manufaktur sebagai (1): material yang ditolak selama proses manufaktur tekstil berlangsung….’ Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, edisi ke-3 (2001), arti limbah adalah sisa proses produksi. Limbah atau sampah yaitu hasil dari buangan selama pabrik tekstil berlangsung berproduksi. Limbah atau sampah merupakan suatu bahan
www.stisitelkom.ac.id
yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat dengan proses yang baik dan benar. Limbah tekstil adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses pengkajian, proses penghilang kanji, proses penggelantangan, proses pewarna dan proses penyempurnaan. Limbah pabrik dibagi menjadi dua, yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair adalah limbah yang berupa cairan sisa-sisa pengolahan proses pewarnaan dalam pembuatan produk tekstil. Sedangkan limbah padat adalah limbah berupa sisa dari suatu hasil kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumnah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, perternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum lainnya. II.2.3 Benang II.2.3.1 Pengertian Benang Teori ini dikutip dari segalanya.com tentang materi pengantar manufaktur tekstil (2011), Benang adalah istilah generik untuk berkas serat kontinyu dalam bentuk yang sesuai atau cocok untuk proses pertenunan, perajutan, atau silangan (interlacing) lainnya guna membentuk kain atau untuk tujuan tertentu lainnya. proses membuat benang dilakukan dengan cara memberi puntiran atau antihan (twist) kepada rangkaian berkas serat yang relatif sejajar sehingga terbentuk struktur yang koheren dan panjang.
www.stisitelkom.ac.id
Proses membuat benang dikenal sebagai proses pemintalan (spinning). Menurut (hartanto dan watanabe, 1979:3) Benang adalah bahan yang dibuat dari seikat serat yang dipilin benang sebagai unsur utama dalam proses pembuatan tekstil yang terbuat dari berbagai macam serat dan dapat dijadikan sebagai tekstil, serat yang akan digunakan sebagai tektil harus memenuhi persyaratan tertentu. Salah satu ciri yang dimiliki oleh serat adalah ukuran panjang yang lebih besar dari pada lebar. Dikutip dari makalah tugas akhir yang berjudul penerapan teknik flock pada limbah benang rajut untuk busana casual wanita remaja (2010) II.2.3.2 Ukuran Benang Teori ini dikutip dari tesis tentang pemanfaatan limbah benang untuk pengembangan produk rajut (2009) ukuran benang tidak dinyatakan oleh besarnya diameter, tetapi ukuran benang dinyatakan dengan nomor dalam dua cara, yakni cara langsung dan cara tidak langsung. 1. Cara langsung Semakin berat benang per satuan panjang maka ukurannya semakin
besar.
jadi
ukurannya
berbanding
lurus
dengan
beratnya. tEX dan dENIER adalah ukuran benang dengan cara langsung. 2. Cara tidak langsung Semakin panjang benangnya per satuan berat maka ukurannya semakin
kecil.
jadi,
panjangnya. nE1 dan nM
ukurannya
berbanding
terbalik
dengan
adalah ukuran benang dengan cara tidak
www.stisitelkom.ac.id
langsung. Ukuran serat juga bisa dinyatakan dengan cara yang sama seperti ukuran benang. II.2.3.3 Pengelompokan benang Berikut tabel dari pengelompokan limbah benang yang menyertai sebagai berikut : Tabel II.1 Pengelompokan Benang (Sumber, google.com) no
Pengelompokan
Nama benang
benang
1
Jenis benang
Benang stapel
Benang tenun
Benang tekstur
Benang filamen
Benang rajut
Benang fency Benang twist z (kanan),
www.stisitelkom.ac.id
Gambar
2
Arah dan jumlah
Benang twist s (kiri),
putaran (twist) a. Benang twist rendah b. Benang twist tinggi c. Benang twist sedang
3
Bentuk benang
Benang tunggal
Benang rangkap
Tali (rope).
Tambang (cordage)
II.2.3.4 Stuktur Benang Berdasarkan srtukturnya benang tekstil yang dikutip dari tugas akhir tentang penerapan teknik flock pada limbah benang rajut untuk busana kasual wanita remaja (2010), dapat digolongkan menjadi: 1. Benang yang tersusun dari serat-serat serat stapel dengan pemberian antihan jenis benang ini biasanya disebut benang pintal.
www.stisitelkom.ac.id
2. Benang yang tersusun dari dua benang single atau lebih dan digintir satu sama lain, jenis benang ini biasanya disebut dengan benang gintir. 3. Benang yang terbuat dari dua buah benang yang digintir atau lebih, jenis benang ini biasanya disebut dengan benang tali. 4. Benang yang terbuat dari dua benang tali atau lebih yang digintir lagi, jenis benang ini biasanya disebut benang kabel. 5. Benang yang terbuat dari satu serat yang panjang saja, jenis benang ini biasa disebut monofilamen. 6. Benang yang disusun dari beberapa filamen tanpa antihan, jenis benang ini biasanya disebut dengan multifilamen. 7. Benang yang tersusun dari beberapa filamen dengan dberi antihan. 8. Benang hias 9. Benang yang terbuat dari serat filamen dan mengalami proses sehingga kenampakan ataupun bentuknya menjadi keriting, jeratan mengkerut dan lain sebagainya. Jenis benang ini biasanya disebut dengan benang tanpa antihan. 10. Benang yang tersusun dari serat-serat stapel diberi antihan, jenis benang ini biasanya disebut dengan benang tanpa antihan.
Pada teori tesis tentang pemanfaatan limbah benang untuk pengembangan produk rajut Binong jati (2009) menjelaskan secara garis besar limbah benang dapat dibagi menjadi beberapa macam antara lain:
www.stisitelkom.ac.id
1. Benang lebihan Benang lebihan didapat ketika proses produksi sudah selesai, namun masih ada benang yang tersisa. Benang ini biasanya dijual kepada para penadah lain (penadah kedua). Penadah kedua akan mengemas menjadi
gulungan-gulungan
kecil
dan
menjualnya
kepada
pengrajin/penghobi rajut. Namun terkadang, penadah pertama langsung menjual benang lebihan kepada pengrajin/penghobi rajut.
Gambar II.1 Benang Lebihan (Sumber, Best B2B.Com)
2. Benang gagal Benang gagal merupakan benang yang sudah tidak sempurna karena didapat dari penguraian produk rajut yang gagal. Para penandah biasanya menjual benang kepada produsen keset untuk dijadikan bahan baku. Tekadang, penadah juga memperbaiki ketidak-sempurnaan benang, lalu mengemas dan menjualnya kepada pengrajin/penghobi rajut.
www.stisitelkom.ac.id
Gambar II.2 Benang Gagal (Sumber, pribadi)
3. Benang kusut Benang kusut atau benang buangan merupakan potongan-potongan benang dari produk rajut. Dalam istilah para penandah dan pengrajin, benang limbah sering juga disebut benang kusut atau majun. Benang limbah ini suka disebut sampah karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomis.
Gambar II.3 Benang Kusut
www.stisitelkom.ac.id
(Sumber, pribadi)
II.2.3.5 Persyaratan Benang Pada teori tesis tentang pemanfaatan limbah benang untuk pengembangan produk rajut Binong jati (2009), benang dipergunakan sebagai bahan baku untuk membuat beemacam-macam jenis kain termasuk bahan pakaian, tali dan sebagainya. Supaya penggunaan pada proses selanjutnya tidak mengalami kesulitan, maka benang harus mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu antara lain ialah: kekuatan, kemuluran dan kerataan. II.2.3.6 Kekuatan Benang Kekuatan benang diperlukan bukan saja untuk kekuatan kain yang dihasilkan, tetapi juga diperlukan selama proses pembuatan kain. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan pada teori tesis tentang pemanfaatan limbah benang untuk pengembangan produk rajut Binong jati (2009) ini ialah : a. Sifat-sifat baha baku antara lain dipengaruhi oleh : 1. Panjang serat Makin panjang serat yang dipergunakan untuk bahan baku pembuatan benang, makin kuat benang yang dihasilkan. 2. Kerataan panjang serat
www.stisitelkom.ac.id
Makin rata serat yang dipergunakaan, artinya makin kecil selisih panjang antara masing-masing serat, makin kuat dan rata benang yang dihasilkan. 3. Kekuatan panjang serat Makin kuat serat yang digunakan, makin kuat benang yang dihasilkan. 4. Kehalusan serat Makin halus serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan. Kehalusan serat ada batasnya, sebab pada serat yang terlalu halus
akan
mudah
terbentuk
neps
yang
selanjutnya
akan
mempengaruhi kerataan benang serta kelancaran prosesnya. II.2.3.7 Mulur Benang Mulur ialah perubahan panjang benang akibat tarikan atau biasanya dinyatakan dalam presentasi terhadapa panjang benang. Mulur benang selain menuntukan kelancaran da;am pengolahan benang selanjutnya, juga menentukan mutu kain yang akan dihasilkan. Benang yang mulurnya sedikit akan akan sering putus pada pengolahan selanjutnya. Sebaliknya benang yang terlalu mulur akan menyulitkan dalam proses selanjutnya. Mulur pada benang dipengaruhi antara lain oleh: a. Kemampuan mulur dari serat yang dipakai b. Konstruksi dari benang II.2.3.8 Kerataan Benang Kerataan Benang stapel sangat dipengaruhi antara lain oleh:
www.stisitelkom.ac.id
1. Kerataan panjang serat Makin halus dan makin panjang seratnya, makin tinggi pula kerataannya. 2. Halus kasarnya benang Tergantung dari kehalusan serat yang dipergunakan, makin halus benangnya makin baik kerataannya. 3. Kesalahan dalam pengolahan Makin tidak rata panjang serat yang dipergunakan, makin sulit penyetelannya mesin. Kesulitan pada penyetelan ini akan mengakibatkan benang yang dihasilkan tidak rata. 4. Kerataan antihan Antihan yang tidak rata akan menyebabkan benang yang tidak rata pula. II.2.3.9 Klasifikasi Benang
Gambar II.1Konsrtuksi/Sruktur benang (Sumber, Sulam 2008)
www.stisitelkom.ac.id
II.2.3.10 Benang Menurut Panjang Seratnya Sulam Abdul L, 2008, Teknologi Pembuatan Benang Dan Pembuatan Kain, Departemen Pendidikan Nasional (Sumber Sulam, 2008), pada teori tesis tentang pemanfaatan limbah benang untuk pengembangan produk rajut Binong jati (2009) Menurut panjang seratnya benang dapat dibagi menjadi : 1. Benang stapel Benang yang dibuat dari serat-serat stapel. Serat setapel ada yang berasal dari serat alam yang panjangnya terbatas dan ada yang berasal dari serat buatan yang dipotong-potong dengan panjang tertentu.
Gambar II.2 Benang Stapel (Sumber, Sulam 2008)
Ada beberapa macam benang stapel antara lain : 1) Benang stapel pendek : Benang yang dibuat dari serat-serat stapel yang pendek. Contohnya ialah : benang kapas, benang rayon dan lain-lain. 2) Benang stapel sedang
www.stisitelkom.ac.id
Benang yang dibuat dari serat-serat stapel yang panjang seratnya sedang. Dontohnya ialah : benang wol, benang serat buatan. 3) Benang stapel panjang Benang yang dibuat dari serat-serat stapel yang panjang. Contohnya ialah : bennag rosella, benang nanas dan lain-lain. 2. Benang Filamen Benang filamen yang berasal dari serat-serat buatan misalnya : 1. Benang rayon yaitu benang yang dibuat dari bahan dasar selulosa. 2. Benang nylon yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar poliamida yang berasal dari petrokimia. 3. Benang poliakrilik yaitu benang yang dibuat dari bahan dasar poliakrilonitril yang berasal dari pertokimia. Selain dari benang filamen, serat-serat buatan tersebut dapat juga dbuat menjadi benang stapel.
Gambar II.3 Benang stapel (Sumber, Sulam 2008)
www.stisitelkom.ac.id
Ada beberapa macam benang filamen antara lain : 1. Benang monofilamen Benang yang terdiri dari satu helai filamen saja. Benang ini terutama dibuat untuk keperluan khusus, misalnya tali pancing, senar raket, sikat, jala dan sebagainya. 2. Benang multifilamen Benang yang terdiri dari serat-serat sebagian besar benang filamen dibuat dalam bentuk multifilamen.
Gambar II.4 Benang Stapel (Sumber, Sulam 2008)
II.2.3.11 Benang Menurut Kontruksinya Menurut konstruksinya benang dapat dibagi menjadi : 1) Benang tunggal 2) Benang rangkap 3) Benang gintir 4) Benang tali
www.stisitelkom.ac.id
1. Benang tunggal Benang yang terdiri dari satu helai benang saja. Benang ini terdiri dari susunan serat-serat yang dberi antihan yang sama.
Gambar II.5 Benang Stapel (Sumber, Sulam 2008)
2. Benang rangkap Benang yang terdiri dari bua benang tunggal atau lebih yang dirangkap menjasi satu.
Gambar II.6 Benang Stapel (Sumber, Sulam 2008)
3. Benang gintir Benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang atau lebih bersama-sama biasanya arah gintiran benang gintir berlawanan dengan arah antihan benang tunggalnya. Benang yang digintir lebih kuat daripada benang tunggalnya.
www.stisitelkom.ac.id
Gambar II.7 Benang Stapel (Sumber, Sulam 2008) 4. Benang tali Benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang gintir atau lebih bersama-sama.
Gambar II.8 Benang Stapel (Sumber, Sulam 2008)
5. Benang hias benang Benang yang mempunyai corak-corak atau kontruksi tertentu yang dimaksudkan sebagai hiasan benang ini dibuat pada mesin pemintalan dengan suatu peralatan khusus.
Gambar II.9 Benang Stapel (Sumber, Sulam 2008)
www.stisitelkom.ac.id
II.2.3.12 Fenomena Limbah Benang Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan
bapak
Nur
beserta
keluagranya nenuturkan, untuk saat ini kebanyakan limbah benang hanya dijadikan sebagai pengganti isian bantal atau sofa, keset, dan karpet. Keberadaannya dianggap sebagai masalah karena nilai jualnya sangat kurang, namun jumlahnya sangat besar. Setiap minggunya sekitar 1 ton benang limbah. Sebagai penadah hanya dihargai dengan harga sangat murah, yakni Rp 2 00,-s/d Rp 1.000,- per kilo. Dan dijualnya kembali kepada penadah lain per kilonya hanya mendapatkan keuntungan Rp 1 00 ,- saja. Yang paling besar keuntungannya, dijual kepada penadah yang akan dijadikan karpet yaitu Rp 10.000 ,- per ton. Belum begitu banyak pendaur ulang limbah benang untuk dijadikan produk kriya lainnya yang lebih bernilai estetis. Hanya ada beberapa orang yang mengembangkan limbah benang yang dijadikan produk kriya seperti merajutkan benang sehingga menghasikan benang baru dan menempelkan benang dengan teknik flock atau mengaplikasikan desain permukaan pada kain. Dengan ini sedikit demi sedikit limbah benang akan menjadi lebih berharga dan bernilai juga tidak hanya sekedar limbah saja. Semakin banyak orang yang memanfaatkan limbah benang dalam karyanya dan akan semakin tinggi nilai jual limbah benang. Ini akan menjadi solusi baru dalam pendaur atau memanfaatkan limbah benang tanpa menjadikan limbah benang sebagai amcaman polusi atau penyakit karena banyaknya orang menyadarin akan limbah tidak sebagai sampah melainkan sebagai peluang atau solusi.
www.stisitelkom.ac.id
II.2.4 Fashion Pengertian fashion dalam kamus dictionary of fashion (2003) : “a socio cultural phenomenon in which a preference is shared by a large number of people for a particular style that lasts for a relatively short time, and than is replaced by another style. fashion change in the western world is generally considered to have begun in the middle ages and although it is evident in many different kinds of material goods, it is particularly pronounced and rapid in apparel. by the 20th c., an enormous fashion industry had grown up to design, produce, distribute, and sell fashionable goods both domestically and internationally”. “Sebuah fenomena sosial budaya di mana pilihan terbagi atas sejumlah besar orang dengan gaya tertentu yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, lalu digantikan oleh gaya yang lain. Pada umumnya perubahan fashion di dunia barat telah ada sejak abad pertengahan dan meskipun ini terlihat jelas dalam perubahan berbagai macam material, tetapi perubahanya sangat cepat dalam hal busana. Pada abad ke-20, industri fashion mendesain, memproduksi, mendistribusikan, dan menjual barang-barang fashion baik secara domestik maupun internasional”. Fashion pada kata benda adalah suatu kebiasaan atau suatu gaya berpakaian. Fashion pada pakaian adalah cara yang digunakan individu untuk membedakan dirinya sendiri sebagai individu dan menyatakan beberapa keunikannya kepada orang lain. Serta mendefinisikan peran
www.stisitelkom.ac.id
sosial
yang
dimiliki seseorang
yang
berpakaian
yang
berbeda,
memungkinkan adanya interaksi sosial yang berbeda pula. Fashion atau pakaian kerap digunakan untuk menunjukan nilai ekonomi atau status seseorang. Fashion adalah sebuah fenomena komunikatif dan kultural yang digunakan oleh suatu kelompok untuk mengkonstrusikan dan mengkomunikasikan identitasnya, karena fashion mempunyai cara nonverbal untuk memproduksi serta mempertukarkan makna dan nilainilai. Fashion sebagai aspek komunikatif tidak hanya sebagai sebuah karya seni akan tetapi fashion juga dipergunakan sebagai simbol dan cerminan budaya yang dibawa. Berikut ini pengertian fashion menurut shvoong.com (2011).
beberapa intilah mengenai fashion dalam busana adalah : 1. Fashion Trend Dalam Kamus Mode (2010) menuturkan, pada umumnya istilah Fashion Trend dipakai untuk menggambarkan arah umum, ke mana fashion cencerung bergerak, atau kecenderungan umum mode. Namun Fashion Trend bisa pula diartikan sebagai gaya yang popular sekarang. Contohnya dalam ungkapan: “the lasest trend in fashion”. 2.
Fashion Mode
www.stisitelkom.ac.id
Istilah “Mode” berarti pakaian pada umumnya. Atau lebih menggambarkan pada bentuk atau karakter dari busana tersebut. 3. FAD Yang disebut Fad adalah fashion yang tiba-tiba muncul, disukai orang banyak, namun hanya bertahan sebentar sebelum akhirnya menghilang. II.2.4.1 Eco Fashion Majari
magazine.com
Organic
and
EcoFashion
(2011),
menuturkan bahwa eco fashion adalah pakaian dan produk fashion yang telah diproduksi menggunakan produk-produk ramah lingkungan serta Eco-fashion tidak selalu harus dibuat menggunakan serat organik. Melainkan produk eco fashion dapat menggunakan bahan-bahan pakaian lama yang didaur ulang atau menggunakan material recycle lainnya yang diproduksi dari limbah khususnya limbah benang. II.2.4.2 Organic Fashion Organic fashion merupakan pakaian yang di produksi dengan meminimalisir penggunaan bahan kimia dan kerusakan pada lingkungan. Ini termasuk minimalisasi bahan kimia yang digunakan pada setiap langkah pemrosesan, mulai dari proses penanaman dan pemeliharaan bahan baku, pengupasan, pemintalan, sampai dengan ke finishing menjadi produk jadi berupa pakaian, tas, dan lainnya.
www.stisitelkom.ac.id
Masih belum banyak orang untuk membuat produk fashion yang ramah lingkungan, baik dari segi bahan yang digunakan sampai dengan proses pengerjaannya. Akan tetapi seiring waktu dan banyaknya orang mengkampanyekan tentang global warming, masyarakat tersadar akan bahaya limbah dan mengoptimalkan limbah tersebut. II.2.4.3 Eco Fashion di Indonesia Pasar kreasi.com tentang eco fashion dari global ke lokal (2011), menjelaskanIndustri mode selalu menawarkan acuan gaya hidup terkini. Ini adalah sebagai salah satu bukti sumbangan insdustri mode kepada lingkungan hidup. Konsep eco fashion tidak selamanya bermakna organik, melainkan mendapatkan penyikapan yang lebih kaya untuk mencapai tujuan, menjaga relasi hubungan harmonis antara manusia dan alam. Beberapa merk internasional mulai menerapkan paham-paham ramah lingkungan dalam kegiatan produksi sandang. Contohnya merk celan jins internasional, Levi’s, yang menggunakan bahan celana jins dengan material 100% katun organik bertajuk Levi’s Eco pada akhir 2007. Dan Giorgio Armani sebagai salah satu merk mewah mulai menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan semacam rami dan bambu sebagai material produksinya. Beberapa perancang Indoensia yang tergabung dalam komunitas dagang Fashion First di Senayan City Jakarta sempat mensosialisasikan eco fashion dalam salah satu kampanyenya bertema Greener Nation. Dari lima desainer Indonesia mempersembahkan Ecofriendly collection mereka. Dalam acara kampanye Greener Nation
www.stisitelkom.ac.id
dihadiri oleh beberapa pablik figur Indonesia. Masing-masing perancang memiliki idenya tersendiri dalam bagaimana menciptakan lingkungan yang lebih baik dengan fashion sebagai medianya. Salah satunya adalah merancang baju yang dapat dipakai dalam berbagai gaya untuk mengejar penghematan melalui multifungsi, meluncurkan kaus berslogan ramah lingkungan walaupun belum sampai memakai pewarna ramah lingkungan, tenun lokal untuk mengurangi polusi lantaran transportasi kain impor, dan memanfaatkan tekstil sutera alam yang pengerjaannya ramah lingkungan. Nampaknya, pemilihan material sandang menjadi hal penting dalam rangka menciptakan produk ramah lingkungan. Akan tetapi Pengalihan proses produksi bahan menjadi lebih ramah lingkungan tampaknya bukan proses yang mudah. Hal ini diakui oleh pemimpin perusahaan tekstil Testex Swiss, Dr.Jean-Pierre Haug. "Tidak mudah menghasilkan sesuatu yang benar-benar ramah lingkungan. Semua itu memerlukan proses yang begitu rumit dan saling berkaitan. Selain itu dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk mewujudkannya". Akan tetapi manusia sudah dapat memanfaatkan limbah serta meminilalisir dalam penggunaan limbah berlebih. II.2.4.4 Produk Fahion Produk fashion merupakan produk pelengkap busana atau pakaian yang merupakan produk wajib sebagai penunjang penampilan. Dalam dunia fashion, fashion tidak hanya diartikan sebagai pakaian melainkan
www.stisitelkom.ac.id
fashion adalah sebagai karakter manusia dalam jati dirinya atau identitasnya. Dalam tugas akhir ini, produk fashion yang akan diaplikasikan dengan limbah benang adalah produk tas, sepatu, aksesoris kalung, jepitan, bando dan pakaian. Berikut adalah beberapa produk fashion yang akan selalu dibutuhkan oleh manusia. Karena dalam setiap tahunnya manusia selalu berubah-ubah dalam penampilannya baik tren saat ini atau pun masa yang akan datang. II.3 Fenomena Saat Ini Limbah benang dapat menjadi produk fashion yang bernilai tinggi dengan pengolahan yang tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan berkurang terhadap limbah benang dengan pemanfaatan limbah benang secara optimal. Banyak masyarakat yang kurang menyadari manfaat dari limbah benang yang dapat dimanfaat kan yang lebih dari pemanfaatan limbah sebagai isian, keset, dan pengganti dakron. Akan tetapi pemanfaatan limbah benang semacam itu dinilai sangat minim dan kurang inovatif. Karena pemanfaatan limbah benang tidak Nampak terlihat indah apabila dijadikan sebagai perlengkapan rumah tangga. Suatu upaya penciptaan desain dengan melakukan berbagai eksperiman terhadap limbah benang dengan memberikan bentuk, tekstur, dan perpaduan warna pada limbah benang yang dapat diproses dengan menggunakan teknik tufting, layering, quiling, jahit mesin dan bordir, itu
www.stisitelkom.ac.id
merupakan teknik yang sangat tidak asing bagi masyarakat. Karena beberapa teknik tersebut dengan mudah ditemukan dipasaran yang merupakan buku-buku kriya. Selain teknik berikut, ada teknik yang biasa ada dipasaran yaitu teknik merajut. Ini merupakan pemananfaatan terhadap limbah benang dengan membuat benang baru pada limbah benang. Berikut adalah beberapa contoh produk desain dari harian kompas.com pada kliping butik rajutan, memaksimalkan limbah benang pada tanggal 2011, yang memanfaatkan limbah benang dengan mendaur ulang benang sehingga menjadi benang baru dengan teknik merajut.
Gambar II.10 Topi dan syal Rajutan dari limbah benang (Sumber, compas.com 2011)
www.stisitelkom.ac.id
Gambar II.11 Produk pakaian dari limbah benang (Sumber, compas.com 2011)
Gambar II.12 Produk sepatu dari limbah benang (Sumber, compas.com 2011)
Gambar II.13 Produk tas diaplikasikan dari limbah benang dengan teknik merajut (Sumber, compas.com 2011)
Gambar II.14 produk kebaya yang terbuat dari limbah benang dengan cara merajut (Sumber, compas.com 2011)
www.stisitelkom.ac.id
Serta beberapa produk desain yang menggunakan benang. Seperti Dolce and Gabanna dengan teknik merajut pada produk fashion sepatu.
Gambar II.15 produk fashion sepatu Dolce and Gabanna (Sumber, google 2011)
Gambar II.16 produk fashion sepatu Dolce and Gabanna (Sumber, google 2011)
www.stisitelkom.ac.id
Gambar II.17 produk fashion sepatu Dolce and Gabanna (Sumber, google 2011)
Gambar II.18 produk fashion ikat rambut (Sumber, google 2011)
Dari beberpa contoh produk diatas dapat disimpulkan bahwa, pengolahan limbah benang rajutan dengan merajutkannya kembali hanya menghasilkan motif pada struktur lain. Ini merupakan peluang yang termotifasi dari limbah benang sebagai produk fashion dengan teknik tuffting, layering, quiling, jahit mesin, twesting dan dengan membordir, serta menambahkan bahan limbah lainnya pada produk-produk fashion yang berperan sebagai produk wajib yang sesuai untuk wanita dewasa awal.
www.stisitelkom.ac.id