BAB 2. 2.1
LANDASAN TEORI
Jaringan Kumpulan sejumlah komputer yang terbuhung satu sama lain yang
dinamakan jaringan computer. Jika dilihat dari luas area atau lokasi jaringan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
Local Area Network LAN adalah jaringan komputer yang mencakup area lokal, seperti rumah, kantor atau group dari bangunan. LAN sekarang lebih banyak menggunakan teknologi berdasar IEEE 802.3 Ethernet switch, atau dengan Wi-Fi. Kebanyakan berjalan pada kecepatan 10, 100, atau 1000 Mbps (Sukaridhoto 2014)..
Wide Area Network (WAN) WAN adalah singkatan dari istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris: Wide Area Network merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan Router dan saluran komunikasi publik. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lain (Jafar 2013).
Metropolitan Area Network (MAN) Metropolitan area network atau disingkat dengan MAN. Suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50 km, MAN ini merupakan jaringan yang tepaMetropolitan area network atau disingkat dengan MAN. Suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan dari
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50 km, MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar kantorkantor dalam satu kota antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya (Jafar 2013)..
2.2
Sejarah Internet Jaringan mulai dibangun pada kisaran tahun 60an dan 70an, dimana mulai
banyak penelitian tentang paket-switching, collision-detection pada jaringan lokal, hirarki jaringan dan teknik komunikasi lainnya. Semakin banyak yang mengembangkan jaringan, tapi hal ini mengakibatkan semakin banyak perbedaan dan membuat jaringan harus berdiri sendiri tidak bisa dihubungkan antar tipe jaringan yang berbeda. Sehingga untuk menggabungkan jaringan dari group yang berbeda tidak bisa terjadi. Terjadi banyak perbedaan dari interface, aplikasi dan protokol. Situasi perbedaan ini mulai di teliti pada tahun 70an oleh group peneliti Amerika dari Defence Advanced Research Project Agency (DARPA). Mereka meneliti tentang internetworking, selain itu ada organisasi lain yang juga bergabung seperti ITU-T (dengan nama CCITT) dan ISO. Tujuan dari penelitian tersebut membuat suatu protokol, sehingga aplikasi yang berbeda dapat berjalan walaupun pada sistem yang berbeda. Group resmi yang meneliti disebut ARPANET network research group, dimana telah melakukan meeting pada oktober 1971. Kemudian DARPA melanjukan penelitiannya tentang host-to-host protocol dengan menggunakan TCP/IP, sekitar tahun 1978. Implementasi awal internet pada tahun 1980, dimana ARPANET menggunakan TCP/IP. Pada tahun 1983, DARPA memutuskan agar semua komputer terkoneksi ke ARPANET menggunakan TCP/IP. DARPA mengontak Bolt, Beranek, and Newman (BBN) untuk membangun TCP/IP untuk Berkeley UNIX di University of California di Berkeley, untuk mendistribusikan kode sumber bersama dengan sistem operasi Berkeley Software Development (BSD), pada tahun 1983 (4.2BSD). Mulai saat itu, TCP/IP menjadi
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terkenal di seluruh universitas dan badan penelitian dan menjadi protokol standar untuk komunikasi (Sukaridhoto 2014).
2.2.1. Penggunaan Internet secara komersial Penggunaan internet berawal dari Acceptable Use Policy (AUP) tahun 1992, dimana menyebutkan internet dapat digunakan untuk komersial. Internet Service Provider mulai membangun bisnis diantaranya PSINet dan UUNET, kemudian menyusul CERFNet dan membentuk Commercial Internet Exchange (CIX). Keberadaan internet makin berkembang dan semakin banyak public exchange point (IXP), dapat dilihat di : http://www.ep.net (Sukaridhoto 2014). 2.2.2. Internet Standard Proposal standar, draft standar, dan protokol standar merupakan bagian dari Internet Standard Track. Setelah proposal diakui maka proposal tersebut akan memiliki nomer, yang disebut standard number (STD). Contoh : Domain Name Systems (DNS) menggunakan STD 13 dan dijelaskan pada RFC 1034 dan
1035,
sehingga
dapat
dituliskan
“STD-13/RFC1034/RFC1035”
(Sukaridhoto 2014).
2.3
Perangkat Keras Dalam membangung RT/RW Net tentu dibutuhkan perangkat keras yang
mumpuni namun masih terjangkau. Masing-masing dari perangkat keras mempunyai fungsi tersendiri, namun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghidupkan sistem komputer. Berikut ini adalah daftar perangkat keras yang akan digunakan di dalam membangun konsep Small ISP pada Jaringan RT/RW Net : a) Router Mikrotik b) Access Point c) Antena Grid d) Antena Omni
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
e) Kabel Piqtail dan jumper f) POE ( Power Over Ethernet) g) Kabel STP/UTP h) Tower i) Proxy Server j) UPS
2.4
Mikrotik Router Mikrotik Router adalah sebuah perangkat keras yang terdapat perangkat
lunak yang bisa digunakan untuk mengatur jaringan kecil maupun besar, mencakup berbagai fitur yang ada dapat dibuat untuk sistem jaringan pada RT/RW Net yang akan dibahas. Dibutuhkan pengalaman dalam menggunakan perangkat ini karena banyaknya fitur yang tersedia, dan dibutuhkan rasa ingin tahu yang dalam agar bisa selalu belajar menggunakan alat ini.
2.4.1. Auto FailOver Auto FailOver merupakan perpindahan jaringan internet pada Mikrotik yang dapat dilakukan secara otomatis oleh sistem, sehingga tidak ada unsur campur tangan manusia. Sistem jaringan internet yang mempunyai kemampuan Auto FailOver akan menjamin bahwa jaringan akan berjalan terus-menerus dan tidak terganggu akan kegagalan salah satu ISP karena ada proses penggantian ISP yang gagal ke ISP aktif secara otomatis. Hal inilah yang disebut high availability. Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan penelitian ini. Penelitian pertama terkait dengan pemanfaatan FailOver link yang berjudul “Implementasi Load Balancing dan FailOver menggunakan Mikrotik Router OS berdasarkan Multihomed Gateway pada Warung Internet DIGA” (Jafar 2013). Penelitian tersebut mengimplementasikan Load Balance dan FailOver yang mana traffic pada dua gateway tersebut dapat dibagi bebannya secara seimbang dan perpindahan koneksi secara otomatis apabila satu ISP mengalami kegagalan koneksi. Penelitian yang 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kedua adalah “ Analisis dan Perancangan Jaringan MPLS VPN menggunakan metode FailOver Link ”(Zamzami 2012). Penelitian tersebut mengimplementasikan FailOver link pada perancangan aplikasi untuk membackup data apabila main link mengalami gangguan dan merancang jaringan VPN dan MPLS sebagai jalur backbone untuk melewati ke cabangcabang perusahaan yang tersebar di Yogyakarta. Penelitian yang ketiga adalah “ Implementasi FailOver Menggunakan Jaringan VPN dan Metronet pada Astridogroup Indonesia ” (Isador 2014). Penelitian tersebut mengimplementasikan teknologi Metrronet Fiber Optik dan VPN sebagai jalur dua gateway koneksi yang apabila salah satu koneksi terdapat gangguan maka ada backup link sedangkan untuk mengatur FailOver tersebut digunakan Router mikrotik. Analisis dari rancangan simulasi FailOver link yang akan diterapkan yaitu merancang 2 Router menggunakan POP yang berbeda dalam satu ISP dari salah satu layanan yang terhubung pada satu server pusat sehingga koneksi pengiriman data tetap terjaga apabila main link Router terdapat gangguan backup link masih bisa beerjalan untuk mengirimkan data karena Router backup selalu stand by.
2.4.2. Router Router adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan lainnya. Konsep Router di MikroTik menggunakan prinsip destination address (dstaddress) dan gateway. Saat kita menambahkan IP Address pada interface secara otomatis dynamic routes akan dibuat. Default gateway merupakan Router Static. Default gateway adalah kasus dimana semua tujuan (dstaddress=0.0.0.0/0) akan dialihkan ke gateway tertentu. Router adalah proses yang penting dalam penyampaian datagram dijaringan TCP/IP. Pengaturan Router dapat menentukan kinerja jaringan. Pembentukan table Router di dalam jaringan dapat dilakukan secara manual atau secara otomatis, melalui protokol Router. Pembentukan table Router secara manual(Router static) cocok digunakan pada jaringan yang kecil
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sementara penggunaan protokol Router(Router dynamic) cocok untuk jaringan yang besar (Towidjojo 2013). Protocol Router yang umum digunakan pada jaringan TCP/IP saat ini adalah Router Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP). Protokol-protokol tersebut dimasukkan dalam kategori yang berbeda. RIP dan OSPF termasuk kategori interior gateway protocol (IGP) sedangkan BGP termasuk kategori exterior gateway protocol (Towidjojo 2013). Tujuan yang lebih spesifik akan lebih diutamakan. Misal tujuan 192.168.1.1/24 akan lebih diutamakan daripada 192.168.1.0/24. Distance yang lebih kecil akan lebih diutamakan. Bila tujuan dan distance sama, maka akan berlaku sistem random.
Gambar 2-1 Contoh Simple Static Router Agar 2 buah komputer ini bisa terkoneksi ke internet, dibutuhkan sebuah Router yang berfungsi sebagai gateway.
2.4.3. Script Mikrotik Script Mikrotik adalah sebuah fitur yang ada pada mikrotik dimana berfungsi melakukan tugas pemeliharaan yang berjalan otomatis ataupun manual. Jika dijalankan otomatis maka dibutuhkan fitur tambahan yaitu
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Scheduler. Script ini berjalan dengan perangkat lunak yang dikembangkan sendiri oleh mikrotik yaitu Mikrotik Script Language. Bagi seorang programmer yang biasa menggunakan C++ atau Java tidak akan menemukan kesulitan berarti ketika menggunakan Mikrotik Script Language, karena bahasa pemograman ini sangatlah mirip dengan C++ ataupun Java (Mivilisnet 2017)
2.4.4. Mikrotik Scheduler Mikrotik Scheduler adalah sebuah fitur yang mengatur berapa kali sebuah script dijalankan. Bisa kita buat setiap kali mikrotik reboot bisa juga setiap jangka waktu tertentu. Pada script ini dibuat untuk dijalankan setiap 6 detik, dan juga pada setiap mikrotik reboot. Fungsi ini sangatlah penting jika kita menggunakan fitur script, karena tanpa fitur ini maka untuk menjalankan script perlu di jalankan secara manual, tentu hal itu sangat merepotkan. Pengaturan Scheduler di Mikrotik sangatlah gampang, kita cukup mengisi kolom interval dan kolom on event sesuai dengan nama script yang kita buat tadi (Mikrotik 2014).
2.4.5. IP Address Pengaturan IP Address di Mikrotik ada dua cara, cara pertama bisa menggunakan terminal dan cara kedua bisa menggunakan fitur GUI pada winbox. Pengaturan IP address di Mikrotik sangatlah penting karena jika tidak di setting maka mikrotik tersebut tidak akan bisa digunakan.
2.4.6. IP DNS Pada IP DNS kita mengisi DNS yang sesuai dengan ISP sarankan, karena terkadang ada ISP yang hanya bisa terkoneksi jika menggunakan DNS darinya. Selain itu kita juga bisa menggunakan DNS Nawala untuk memfilter konten negatif seperti pornografi dan perjudian.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.4.7. NAT Pada konfigurasi NAT adalah suatu proses pemetaan alamat IP yang mana perangkat mikrotik akan memberikan alamat IP public kepada perangkat jaringan local membuat semua IP private bisa menggunakan akses internet dengan hanya satu IP public NAT bisa disebut juga menerjemahkan alamat IP sehingga IP address pada suatu jaringan local dapat mengakses IP public pada sebuah jaringan WAN. NAT mendefinisikan alamat IP private agar dapat mengakses alamat host di internet dengan menggunakan IP public pada jaringan itu. Jika tidak menggunakan NAT maka tidak mungkin IP private pada jaringan local kita bisa menggunakan akses internet. 2.4.8. Address list Address list yaitu sebuah fitur mikrotik yang berfungsi untuk memudahkan kita dalam melabel suatu konfigurasi address. Sehingga dengan adanya Address list, kita dapat membuat list address yang ingin kita tandai tanpa harus mengganggu konfigurasi penting pada fitur lainnya. Konfigurasi Address list bisa kita temukan pada IP > Firewall lalu pilih tab Address list Address list berfungsi juga sebagai action pada Firewall agar admin dapat menentukan address apa saja yang akan ditandai dan dimasukkan kedalam Address list. Pada Address list kita dapat membuat catatan seperti penanda address packet agar dapat dimasukkan ke dalam Address list.
2.5
Jaringan RT/RW Net RT/RW-Net adalah jaringan komputer swadaya masyarakat dalam ruang
lingkup RT/RW melalui media kabel atau Wireless 2.4 Ghz dan Hotspot sebagai sarana komunikasi rakyat yang bebas dari undang-undang dan birokrasi pemerintah. Pemanfaatan RT/RW Net ini dapat dikembangkan sebagai forum komunikasi online yang efektif bagi warga untuk saling bertukar informasi, mengemukakan pendapat, melakukan polling ataupun pemilihan ketua RT/RW
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan lain-lain yang bebas tanpa dibatasi waktu dan jarak melalui media eMail/Chatting/Web portal, disamping fungsi koneksi internet yang menjadi fasilitas utama. Bahkan fasilitas tersebut dapat dikembangkan hingga menjadi media telepon gratis dengan teknologi VoIP. RT/RW Net dapat menggunakan media kabel dan wireless 2.4 Ghz dan 5 Ghz sebagai media komunikasi rakyat yang bebas dari undang-undang dan birokrasi pemerintah. Jaringan ini pada awal nya hanya lah jaringan kecil namun dengan konsep Small ISP yang dikembangkan dapat dijadikan sebuah bisnis yang mirip dengan ISP-ISP besar seperti Firstmedia, Indihome, Biznet, dan lain-lain. Pada penerapan RT/RW Net tidak dibutuhkan izin dari ketua RT ataupun Ketua RW, namun alangkah baiknya disosialisasikan kepada mereka juga karena dengan pengaruh mereka justru dapat menambah jumlah pelanggan, dan selama ini belum ada penolakan dari mereka, umumnya mereka pada mendukung program RT/RW Net. RT/RW Net ialah sebuah solusi yang dapat kita kerjakan untuk memudahkan akses internet, sehingga rakyat kita tidak tertinggal dengan bangsa lain. RT/RW Net sebuah model jaringan, dimana bandwidth yang diterima dari ISP lalu disebarkan kepada tetangga di rumah lain yang dapat menjangkau radius 5 kilometer jika di bantu alat tambahan dan berjarak 100 meter jika langsung digunakan di handphone ataupun laptop. Visi Jaringan RT/RW Net ialah memudahkan peluang kepada warga untuk memiliki akses internet yang mudah dan terjangkau dengan cara swadaya. Membangun RT/RW-Net bertujuan :
Berperan serta dalam peningkatan internet terjangkau di warga sekitar.
Membuat komunitas yang peduli akan adanya teknologi informasi dan internet.
Bertukar informasi di lingkungan RT/RW sehingga warga lebih perduli dengan lingkungan daerahnya.
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Memberi informasi setiap kegiatan warga di RT/RW ke internet sehingga komunitas warga dapat dikenal dan bisa dibuatkan sarana untuk usaha internet
Tujuan lain dari RT/RW Net ini ialah membangung sebuah intranet yang isinya berbagai informasi tentang acara yang ada di lingkungan warga. Dengan tergabungnya rumah-rumah ke dalam jaringan internet secara berkelanjutan dan tidak putus, maka usaha internet diharapkan lebih semakin umum termasuk penggunaan internet untuk pembayaran tagihan listrik, telepon, internet banking, pemesanan tiket dll.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/