p:
ht t
bp
t.
ra
ba
ua
//p ap
go
s.
.id
p:
ht t
bp
t.
ra
ba
ua
//p ap
go
s.
.id
: 16,5 x 21 cm : xii + 74 Halaman
.b
pu
ab
Penyuting : Ir. Tanda Sirait, MM
ar
at
Naskah : Seksi Statistik Ketahanan Sosial
o.
Ukuran Buku Jumlah Halaman
.g
: : : 2102032
ps
Nomor publikasi ISBN Katalog BPS
id
STATISTIK KELOMPOK SUKU BANGSA DI PAPUA BARAT 2010
tp
://
pa
Gambar Kulit : Seksi Statistik Ketahanan Sosial
ht
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
KATA PENGANTAR Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, budaya dan bahasa daerah. Keanekaragaman tersebut merupakan salah satu kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini. Disisi lain, keanekaragaman tersebut dapat menjadi pilar pembangunan dan dapat juga menjadi modal utama dalam mendefinisikan arah kebijakan di
o.
id
suatu daerah yang bersifat kearifan lokal.
.g
Papua Barat sebagai salah satu provinsi di Indonesia, sejak ta-
ps
hun 2003 hingga sekarang ini terjadi arus mobilisasi penduduk yang
.b
signifikan. Penduduk yang berasal dari berbagai suku dan budaya telah
at
berdatangan di Papua Barat. Sejalan dengan itu, Sensus Penduduk
ar
yang dilakukan BPS tahun 2010 menghasilkan data penduduk menurut
ab
kelompok suku bangsa, dan data tersebut seyogianya dapat digunakan
pu
sebagai rujukan dalam pembangunan di Papua Barat dengan memper-
pa
timbangkan kearifan lokal dimaksud, dengan harapan agar pem-
ht tp
://
bangunan yang dilakukan di Papua Barat dapat terlaksana baik sehigga pembangunan yang dilaksanakan dapat dirasakan di tengah kemajemukan yang ada di masyarakat. Publikasi Statistik Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat Tahun 2010 ini menyajikan statistik dan indikator-indikator mengenai komposisi, sebaran, dan karakteristik suku bangsa yang ada di Papua Barat. Dalam publikasi ini dilakukan pengelompokan suku bangsa, tanpa mengurangi atau menghilangkan satupun suku bangsa, agar penyajian dan analisa lebih mudah dan dipahami. iii
Akhir kata, semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi semua stakeholders dan para perencana dan pengambil keputusan pembangunan di Papua Barat. Pembuatan publikasi ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik membangun dari pembaca sangat
id
kami harapkan dalam perbaikan publikasi di masa mendatang.
Ir. Tanda Sirait, MM NIP. 195507211978011002
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
Manokwari, 28 juni 2012 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
iv
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii DAFTAR ISI ............................................................................................................. v DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... viii 1. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................... 3
o.
id
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................ 3 1.4 Sistematika Penulisan ................................................................................ 4
ps
.g
2. METODOLOGI .................................................................................................. 5 2.1 Sumber Data ............................................................................................... 5
ar
at
.b
2.2 Konsep dan Definisi .................................................................................... 5 3. JUMLAH DAN KOMPOSISI KELOMPOK SUKU BANGSA ............................... 24
ab
3.1 Populasi Kelompok Suku Bangsa ............................................................... 24 3.2 Komposisi Kelompok Suku Bangsa ............................................................ 27
pa
pu
4. PROFIL TIGA KELOMPOK SUKU TERBESAR DI PAPUA BARAT ................. 30 4.1. Suku Asal Papua ....................................................................................... 30
ht tp
://
4.1.1. Karakteristik Demografi Suku Asal Papua ....................................... 30 4.1.2. Pesebaran Penduduk Suku Asal Papua .......................................... 32
4.2. Suku Asal Jawa ......................................................................................... 35 4.1.1. Karakteristik Demografi Suku Asal Jawa . ....................................... 35 4.1.2. Pesebaran Penduduk Suku Asal Jawa . .......................................... 37 4.2. Suku Asal Maluku ...................................................................................... 40 4.1.1. Karakteristik Demografi Suku Asal Maluku ...................................... 41 4.1.2. Pesebaran Penduduk Suku Asal Maluku ......................................... 42 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 45 LAMPIRAN .............................................................................................................. 46 v
DAFTAR TABEL
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Tabel 2.1 Daftar Suku Bangsa di Indonesia Menurut Kelompoknya ...................... 10 Tabel 2.2 Kelompok Suku Bangsa Hasil SP 2010 .................................................. 23 Tabel 3.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat Tahun 2010 ............................................. 25
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1
Piramida Penduduk Suku Asal Papua Tahun 2010.........................
Gambar 4.2
Pesebaran Penduduk Suku Asal Papua Berdasarkan Kabupaten/ Kota, 2010 .......................................................................................
Gambar 4.3
31 32
Presentase Penduduk Suku Asal Papua Terhadap Total 33
Gambar 4.4
Piramida Penduduk Suku Jawa Tahun 2010...................................
35
Gambar 4.5
Pesebaran Penduduk Suku Jawa Berdasarkan Kabupaten/Kota,
o.
id
Penduduk Kabupaten/ Kota di Papua Barat, 2010 .........................
38
Presentase Penduduk Suku Jawa Terhadap Total Penduduk
ps
Gambar 4.6
.g
2010 ................................................................................................
39
Gambar 4.7
Piramida Penduduk Suku Asal Maluku Tahun 2010........................
41
Gambar 4.8
Pesebaran Penduduk Suku Asal Maluku Berdasarkan Kabupaten/
ar
at
.b
Kabupaten/ Kota di Papua Barat, 2010 ..........................................
43
Presentase Penduduk Suku Asal Maluku Terhadap Total
pu
Gambar 4.9
ab
Kota, 2010 .......................................................................................
44
ht tp
://
pa
Penduduk Kabupaten/ Kota di Papua Barat, 2010 .........................
vii
DAFTAR LAMPIRAN Tabel L.1 Jumlah, Persentase dan Peringkat Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010 .....................................................
46
Tabel L.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010 .....................................................
47
Tabel L.3 Presentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010 .....................................................
48
id
Tabel L.4 Jumlah Penduduk Menurut Tipe Daerah dan Kelompok Suku
o.
Bangsa di Papua Barat, 2010 ..............................................................
49
ps
.g
Tabel L.5 Presentase Penduduk Menurut Tipe Daerah dan Kelompok Suku 50
.b
Bangsa di Papua Barat, 2010 ..............................................................
at
Tabel L.6 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Suku
ar
Bangsa di Papua Barat, 2010 ..............................................................
51
ab
Tabel L.7 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa, Jenis Kelamin, 55
pu
dan Kabupeten dan Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010 .... Tabel L.8 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Kelompok Suku
pa
Bangsa di Papua Barat , 2010 .............................................................
61
://
Tabel L.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa dan Kelompok
ht tp
Umur di Papua Barat , 2010 .................................................................
69
Tabel L.10 Presentase Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa dan Kelompok Umur di Papua Barat , 2010 ................................................
70
Tabel L.11 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa dan Agama di Papua Barat , 2010 ..............................................................................
71
Tabel L.12 Presentase Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa dan Agama di Papua Barat , 2010 ..........................................................................
73
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Perkembangan pembentukan Provinsi Papua Barat dalam kurun
Latar waktu 6 tahun merupakan perjuangan keras oleh TIM Pembentukan Belakang Povinsi Papua Barat. Pada tahun 2003 pemekaran provinsi Irian Jaya
id
Barat diaktifkan berdasarkan Inpres Nomor I Tahun 2003 yang dikeluar-
o.
kan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 27 Januari
.g
2003. Sejak saat itu, Provinsi Irian Jaya Barat perlahan membentuk
ps
dirinya menjadi provinsi definitif. Setelah itu, Provinsi Irian Jaya terus
.b
diperlengkapi sistem pemerintahannya, dan sejak Inpres Nomor 1 Tahun
at
2003 dikeluarkan Provinsi Irian Jaya Barat mulai membangun dirinya
ab
ar
18-04-2007 berubah nama mensecara sah dan sejak tanggal 18
pu
jadi Provinsi Papua Barat berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 2007. Sejalan dengan pembentukan Provinsi Papua Barat, perkem-
pa
bangan penduduk di provinsi ini mulai berkembang. Pertumbuhan
ht tp
://
penduduk meningkat seiring dengan moblitas penduduk yang tinggi. Penduduk dari segala suku bangsa dan semua daerah di Indonesia melihat Provinsi Papua Barat sebagai wilayah yang menjanjikan. Dan dalam kurun waktu 7 tahun (2003-2010), hal itu sudah terlihat dari kajian hasil Sensus Penduduk yang dilakukan BPS Tahun 2010 bahwa Provinsi Papua Barat sudah dihuni oleh penduduk dari luar pulau Papua mencapai 49 persen dan 51 persennya adalah penduduk asli Papua.
1
Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 sebelum Provinsi Papua dimekarkan, presentase penduduk suku bangsa selain suku papua yang mendiami pulau Papua ini hanya 12 persen. yang terdiri dari sebagian besar penduduk suku Jawa, madura, bugis dan batak. Keterbukaan orang asli Papua terhadap pendatang sangat baik ditandai dengan perubahan struktur penduduk dari segi klasifikasi suku bangsa yang pada tahun 2010 mencapai hampir 50 persen. Akan tetapi pesebaran
o.
id
penduduk pendatang ini hanya mendiami sebagian besar wilayah pesisir
.g
dan perkotaan di Papua Barat seperti di daerah Sorong dan Manokwari.
ps
Kompas tanggal 4 Maret 2009 disebutkan bahwa secara umum
.b
bisa dikatakan perbedaan karakter budaya pesisir dan pedalaman me-
at
mang sangat kental di wilayah ini. Penduduk yang mendiami kawa-
ab
ar
san pesisir cenderung lebih bersifat terbuka karena lebih banyak berhubungan dengan dunia luar.
pu
Keanekaragaman suku bangsa yang mendiami Papua Barat
pa
merupakan suatu modal besar untuk pembangunan di daerah ini. Dan
ht tp
://
bagi pemerintah, data jumlah penduduk menurut suku bangsa sangatlah strategis dalam merencanakan pembangunan di Papua Barat yang berkaitan dengan program kegiatan berbasis kearifan lokal. Data hasil Sensus Penduduk 2010 menyajikan komposisi penduduk berdasarkan suku bangsa yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota dengan dinamika sosial yang beragam. Salah satu dinamika sosial yang sangat penting untuk dikaji adalah akulturasi perkawinan campuran dan asimilasi kebudayaan dari suku luar pulau papua dengan suku asli papua itu sendiri.
2
1.2
Maksud dan tujuan dari Publikasi Statistik Kelompok Suku Bang-
Maksud dan sa di Papua Barat Tahun 2010 adalam menyajikan statistik dan indikator Tujuan mengenai komposisi, sebaran, karakteristik suku bangsa yang ada di Papua Barat keadaan tahun 2010. Dengan Publikasi ini diharapakan agar kita semua saling mengenal dan mengetahui kemajemukan di Papua Barat sekarang ini. Publikasi ini juga menyajikan analisis beberapa suku bangsa dengan populasi terbesar yang ada di Papua Barat dari
o.
id
segi demografi, pendidikan, dan ketenagakerjaan.
.g
Publikasi ini juga telah mengelompokan suku bangsa dengan
ps
tidak menghilangkan satupun jenis suku bangsa yang ada. Penge-
.b
lompokan suku bangsa ini bertujuan agar analisa serta penyajian data
at
statistik dan indikator suku bangsa dapat mudah dilakukan. Dan data
ab
ar
hasil kajian publikasi ini berupa kelompok suku bangsa dan bukan spesifik dari setiap kelompok suku bangsa. Pengelompokan suku bangsa
1.3 Ruang Lingkup
ht tp
://
pa
pu
dibahas lebih lanjut pada bagian metodologi.
Analisa dan kajian Publikasi Statistik kelompok Suku Bangsa di
Papua Barat ini telah mengelompokan semua suku bangsa yang ada di Indonesia kedalam 30 kelompok suku bangsa. Kajian statistik dan indikator suku bangsa yang tersebar di Papua barat ini disajikan menurut level kabupaten/kota.
3
1.4
Penyusunan Publikasi Statistik Kelompok Suku Bangsa di Papua
Sistematika Penulisan
Barat Tahun 2010 dibagi dalam 4 bagian antara lain bagian pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup serta sistematika penulisan. Bagian kedua atau bab II metodologi menyajikan tentang sumber data, konsep dan definisi serta metode pengelompokan suku bangsa yang digunakan dalam penyusunan publikasi ini.
o.
id
Untuk bagian ketiga atau bab III menyajikan kajian dan analisis
.g
statistik tentang komposisi, jumlah, sebaran dan karakteristik kelompok
ps
suku bangsa di Papua Barat serta kesatuan kelompok suku bangsa ber-
.b
dasarkan agama. Dan pada bagian terakhir atau bab IV menyajikan
at
statistik dari 5 kelompok populasi terbesar yang ada di Papua Barat Ta-
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
hun 2010.
4
BAB II METODOLOGI
2.1
Data yang digunakan dalam penyusunan publikasi ini adalah data
Sumber hasil Sensus Penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh BPS Provinsi Data Papua Barat. Selain suku bangsa, dalam publikasi ini juga dianalisis
id
seharimengenai karakteristik sosial budaya meliputi agama dan bahasa sehari
o.
hari yang digunakan masyarakat dalam berkomunikasi dan berinteraksi
.g
dalam rumah tangga. Untuk melengkapi kajian ini, dimasukan beberapa
a. Penduduk
ab
2.2
ar
at
.b
ps
data hasil kajian dan literatur dari peneliti sebelumnya.
pa
pu
Penduduk yang dicakup dalam kegiatan SP2010 adalah seKonsep dan Definisi luruh penduduk warga negara Indonesia (WNI) maupun warga
://
negara asing (WNA) yang tinggal di wilayah teritorial Indonesia,
ht tp
baik yang bertempat tinggal tetap maupun tidak tetap. Penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap antara lain adalah tuna wisma, pengungsi, awak kapal berbendera Indonesia, suku terasing dan penghuni perahu/ rumah apung. Anggota korps diplomatik negara lain beserta anggota rumah tangganya, meskipun menetap di wilayah teritorial Indonesia tidak dicakup dalam pencacahan SP2010.
5
Sebaliknya, anggota korps diplomatik RI beserta anggota rumah tangganya yang berada di luar negeri dicakup dalam SP2010. Pencacahan SP2010 dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari dua macam pendekatan, yaitu pendekatan “de jure” dan “de facto”. Secara de jure, seseorang akan dicatat sebagai penduduk di mana ia biasanya tinggal (usual residence). Penpenduduk
yang
bertempat tinggal tetap, termasuk
o.
cacahan
id
dekatan de jure secara umum digunakan untuk melakukan pen-
.g
penduduk yang menempati rumah kontrak/sewa. Pendekatan de facto
ps
digunakan untuk mencacah penduduk di mana mereka berada pa-
.b
da saat pencacahan. Pendekatan ini digunakan untuk mencacah
at
penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, termasuk
ab
ar
mereka yang sedang bepergian lebih dari 6 bulan atau mereka
pu
yang telah tinggal di suatu tempat selama lebih dari 6 bulan.
pa
b. Suku Bangsa
://
Suku bangsa adalah kelompok etnis dan budaya masyarakat
ht tp
yang terbentuk secara turun temurun. Sebagai bagian dari sistem budaya masyarakat, suatu
identitas
dan
atribut
kesukuan
dari
kelompok masyarakat akan diwariskan pada generasi beri-
kutnya. Secara kultural, identitas dan atribut suku bangsa langsung melekat pada setiap orang, sesuai dengan suku bangsa dari kedua orang tuanya. Secara umum, suku bangsa penduduk Indonesia ditentukan mengikuti garis paternalistik (ayah/laki‐laki), misalnya Suku Jawa dan Suku Batak. Dalam hal ini, laki‐laki suku Batak 6
akan memberikan keturunan yang juga bersuku Batak. Walaupun demikian, terdapat beberapa suku bangsa di Indonesia yang mengikuti garis maternalistik (ibu/perempuan) seperti Suku Minangkabau. Penentuan suku bangsa responden merujuk pada pengakuan atau pendapat responden. Walaupun demikian, jika responden mengalami kesulitan
menentukan
suku
bangsanya,
pencacah
dapat
id
membantu menelusurinya dengan menanyakan suku bangsa dari ayah/
.g
o.
ibu responden.
ps
c. Metode Pengelompokan Suku Bangsa
ar
at
.b
Suku Bangsa Konsep yang tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golondan Kesatuan gan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan “kesatuan Budaya kebudayaan”, sedangkan kesadaran dan identitas tadi sering kali (tetapi
ab
tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. Jadi, “kesatuan ke-
pu
budayaan” bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar (misalnya
pa
oleh seorang ahli antropologi, ahli kebudayaan, atau lainnya, dengan
ht tp
://
metode analisis ilmiah), melainkan oleh warga kebudayaan bersangkutan itu sendiri. Sebagai contoh kebudayaan Sunda merupakan suatu kesatupeneliti-peneliti yang secara etnografi telah an, bukan karena ada peneliti menetukan bahwa kebudayaan Sunda itu suatu kebudayaan tersendiri yang berada dari kebudayaan Jawa, Banten, atau Bali, melainkan karena orang Sunda sendiri sadar bahwa kebudayaan Sunda mempunyai kepribadian dan identitas khusus, berbeda dengan kebudayaankebudayaan tetangganya itu. Apalagi adanya bahasa Sunda yang berbeda dengan bahasa Jawa atau Bali lebih mempertinggi kesadaran akan 7
kepribadian khusus tadi. Setiap kesatuan budaya terdiri dari unsur-unsur kebudayaan yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Unsur utama yang merupakan unsur yang sangat universal dimana unsur tersebut melekat pada setiap kebudayaan yang ada dimanapun di dunia ini yang biasa disebut dengan cultural universal yang diantaranya
id
meliputi sistim religi, adat istiadat, kesenian, bahasa, sistem kemasyara-
o.
katan (sistem kekerabatan dan sistem perkawinan).
.g
Jika merujuk pada konteks etnografi bahwa manusia selalu menyatu
ps
dengan alam dan sekitarnya, maka dapat dikatakan bahwa kesatuan
ar
at
yang tinggal di wilayah tertentu.
.b
kebudayaan suatu suku bangsa juga mencakup kesatuan komunitas
pu
ab
Pengelompokan Dalam publikasi ini pengelompokan suku bangsa dilakukan dalam Suku bangsa 3 tahap yang saling berkaitan satu sama lain yang terdiri dari :
pa
a. Mengelompokan seluruh wilayah administrasi di Indonesia ke dalam
://
7 wilayah/pulau yang secara historis merupakan asal komunitas
ht tp
Ke-tujuh wilayah/pulau tersebut meliputi : suku bangsa tertentu. Ke
Sumatra Jawa dan Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua b. Memasukan setiap jenis suku bangsa pada salah satu wilayah/pulau
sesuai dengan asal keberadaan suku tersebut. Hasil pengelompokan disajikan dalam tabel 2.1. 8
c
Mengelompokan suku bangsa dengan cara sebagai berikut : Setiap suku bangsa yang berasal dari satu rumpun
dikelompokan menjadi satu kelompok. Misalnya suku batak toba, batak mandailing, dan suku-suku batak lainnya dikelompokan menjadi suku batak. Suku bangsa yang populasinya lebih dari satu juta jiwa
id
dikelompokan menjadi kelompok suku tersendiri. (Secara na-
o.
sional).
.g
Untuk publikasi ini, suku bangsa dengan populasi kurang dari
ps
seratus jiwa dan berasal dari pulau/wilayah yang sama,
.b
dikelompokan menjadi satu kelompok suku bangsa. Misalnya
at
suku bangsa asal sulawesi lainnya merupakan gabungan dari
ab
ar
208 jenis suku bangsa asal sulawesi tidak termasuk suku ma-
pu
kasar, bugis, minahasa dan gorontalo. Kelompok suku tidak teridentifikasi terdiri dari 2 bagian, per-
pa
tama penduduk yang dicacah dengan dokumen C1 missing
ht tp
://
value dan kedua adalah Penduduk yang di data dengan doku-
men C2.
Hasil pengelompokan keseluruhan suku bangsa pada tahap akhir secara rinci pada tabel 2.2.
9
Tabel 2.1 Daftar Suku Bangsa di Indonesia Menurut Kelompoknya SUMATRA Suku Asal Aceh :
id
Aceh/Achin/Akhir/Asji/A‐Tse/Ureung Aceh, Alas, Aneuk Jamee,Gayo, Gayo Lut, Gayo Luwes, Gayo Serbe Jadi, Kluet, Sigulai,Simeulue, Singkil, Tamiang
.g
o.
Batak :
.b
ps
Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun, Batak Tapanuli, Batak Toba, Dairi
at
Nias :
ab
ar
Nias
pu
Melayu :
://
pa
Melayu Asahan, Melayu Deli, Melayu Riau, Langkat/ Melayu Langkat, Melayu Banyu Asin, Asahan, Melayu, Melayu Lahat, Melayu semendo
ht tp
Minagkabau : Minangkabau
Suku Asal Jambi : Jambi, Kerinci, Anak Dalam/ Anak Rimbo, Batin, Kubu, Pindah Suku Asal Sumatera Selatan : Palembang, Daya, Enim, Gumai, Kayu Agung, Kikim, Kisam, Komering, Lematang, Lintang, Lom, Mapur, Sekak, Meranjat, Musi Banyuasin, Musi Sekayu, Sekayu, Ogan, Orang Sampan, Pasemah, Pedamaran, Pegagan, Rambang, Ranau, Rawas, Saling, Semendo, Teloko, Ulu 10
Suku Asal Lampung : Lampung, Penghulu, Abung/ Bunga Mayang/ Sembilan Marga/ Siwo Megou, Belalau, Buay Lima, Krui, Megau Pak Tulang Bawang, Melintang Rajabasa‐Peminggir MR, Nagarigung, Peminggir Semangka/ Skala Brak/ Teluk Pepaduan, Pubian/ Pubian Telu Suku/Pubiyan, Seibatin Suku Asal Sumatra Lainnya :
.b
ps
.g
o.
id
Anak Laut/Laut, Akik/Akit, Bonai, Hutan, Kuala, Rawa, Sakai, Talang Mamak, Ulu Muara Sipongi, Lubu, Pesisir, Siberut, Siladang, Mentawai, Belom, Gumbak Cadek/Muslim Gunung Ko, Keme, Lambai/Lamuri, Suku‐suku lainnya di Lingga, Pagai, Sawang, Mantang, Suban, Suku Sumatera, Bengkulu, Enggano, Kaur, Lembak,Muko Lembak,Muko‐Muko, Pekal, Rejang, Serawai, Bangka, Belitung, Ameng Sewang
ar
at
JAWA dan BALI
ab
Betawi : Betawi
pu
Suku Asal Banten :
ht tp
://
Sunda :
pa
Banten, Badui/Baduy Sunda Jawa
Jawa, Osing/Using, Tengger, Samin, Bawean/Boyan, Naga, Nagaring, Suku‐suku lainnya di jawa Madura : Madura Bali : Bali/Bali Hindu, Bali Majapahit, Bali Aga 11
NUSA TENGGARA Sasak : Sasak Suku Asal Nusa Tenggara Barat : Bima, Dompu, Semawa/Sumbawa, Dongo, Mbojo, Kore Suku Asal Nusa Tenggara Timur :
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Abui, Adabe, Alor/Belagar/Kelong/Manete/Mauta/Sebo, da/Wersin, Atanfui/Atani/Atoni/Atoni, Meto/Dawan, Babui, Bajawa, Bakifan, Barawahing, Barue, Belu, Blagar, Boti, Bunak/Marae, Dadua, Deing, Ende, Fataluku, Faun, Flores, Gunung‐Orang, Orang, Gunung, Hahak, Hawu/ Sabu, Helong, Henifeto, Kabola, Karera, Kawei, Kedang, Kemak, Kemang, Keo, Kolana, Kramang, Krowe Muhang, Kui, Kupang, Labala, Lamahot/Lamholot/Lamkolot, Larantuka, Lemma, Lio, Loloan, Lomblem, Maimaa, Manggarai, Maung, Mela, Modo, Muhang, Na Ueti, Nage/ Ngada, Nagekeo, Nyama Selam, Palue, Pantar, Rai, Riung, Rote/Roti, Sikka, Solor/Solot, To Uluuwai, Toi Anas, Tokodede, Baliaga, Bayan, Galoli, Idate, Ilimano, Kairul, Lakalei, Makasai, Makua, Mambai, Suku‐suku Samoro, Trunyan, Suku‐ Suku ‐suku suku lainnya di Bali & Nusa Tenggara.
12
KALIMANTAN Dayak :
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Dayak Abai, Dayak Air Durian/Dayak Air Upas/Dayak Batu Payung/ Dayak Belaban/Dayak Kendawangan/Dayak Membulu'/Dayak Menggaling/Dayak Pelanjau/Dayak Sekakai/Dayak Sempadian, Dayak Air Tabun/Dayak Banjur/Dayak Demam/Dayak Begelang/Dayak Embarak//Dayak Ketungau‐sesae’/Dayak Kumpang/Dayak Mandau/ Dayak Merakai/Dayak Sebaru'/Dayak Sekalau/Dayak Sekapat/Dayak Senangan/Dayak Senangkan/Dayak Senangkatn, Dayak Alau'/Dayak Lau', Dayak Angan, Dayak Angkabakng/ Dayak Banokng/ Dayak Banyuke/ Dayak Banyuke-Angkabang/ Banyuke‐Banokng/Dayak Angkabang/ Dayak Banyuke Banyuke‐Moro Banyuke‐Sakanis/ Banyuke‐ Moro Batukng/ Dayak Banyuke‐ Banyuke ‐Sakanis/ Sakanis/ Dayak Banyuke Satolo/Dayak Banyuke‐Satona/ Banyuke-Songga Batukng/ Dayak Satona/ Dayak Banyuke Moro Batukng/Dayak Sakanis, Dayak Apalin, Dayak Apoyan, Dayak Agabag, Dayak Babak, Dayak Badat, Dayak Bahau, Dayak Bakati'Kanayatn Satango/ Dayak Bakati' Kuma/Dayak Bakati' Lape/ Dayak Bakati' Lumar/Dayak Bakati' Palayo/ Dayak Bakati'Payutn/ Dayak Bakati' Rara/ Dayak Bakati'Riok/ Dayak Bakati' Sara/ Dayak Bakati'Sebiha'/ Dayak Bakati' Subah/ Dayak Bakati', Dayak Balantiatn, Dayak Balau/Dayak Daya/ Dayak Hivan/ Dayak Iban/Dayak Neban, Dayak Bangau, Dayak Banyadu’, Dayak Banyur/ Dayak Kualatn/ Dayak Sajan/ Dayak Semanakng/ Dayak Simpakng, Dayak Barai, Dayak Bassap, Dayak Batu Entawa’, Dayak Batu Tajam/Dayak Kekura'/ Dayak Kengkubang/ Dayak Marau/ Dayak Pesaguan/ Dayak Pesaguan Hulu/ Dayak Pesaguan Kanan/ Dayak Sepauhan, Dayak Bauk, Dayak Baya, Dayak Beah/ Dayak Begeleng/ Dayak Beginci, Dayak Behe/Dayak Benane, Dayak Benatu, Dayak Benatu/ Dayak Jalai/ Dayak Penyarang/ Dayak Perigi/ Dayak Pringkunyit/ Dayak Riam/ Dayak Sumanjawat/ Dayak Tanjung/ Dayak Tembiruhan, Dayak Benawas, Dayak Bentian, Dayak Benuaq, Dayak BI Somu, Dayak Biatah/Dayak Bidayuh, Dayak Bihak, Dayak Brusu, Dayak Bubung, Dayak Bugau, Dayak Bukat, Dayak Bukat/ Dayak Buket/Dayak Bukit/ Dayak Bukut/ Dayak Ukit, Dayak Bukit Talaga,
13
Lanjutan Dayak :
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Dayak Buratmato, Dayak Butok, Dayak Cempedak, Dayak Da'/Dayak Kayan, Dayak Dait, Dayak Dalam, Dayak Dalang/Dayak Kaluas/Dayak Kayu Bunga, Dayak Darai, Dayak Darat, Dayak Daro’, Dayak Darok, Dayak Dayah Sa'ban, Dayak Desa, Dayak Dosan/Dayak Dusun, Dayak Dosatn, Dayak Dsa, Dayak Ella, Dayak Embaloh/ Dayak Maloh/ Dayak Mbaloh/ Dayak Taman Ba, Dayak Empayuh, Dayak En Silat, Dayak Engkarong, Dayak Engkode, Dayak Ensanang, Dayak Ensilat, Dayak Entabang/Dayak Entebang, Dayak Entuka, Dayak Entungau, Dayak Gali/Dayak Galik, Dayak Gerai, Dayak Gerunggang, Dayak Golik, Dayak Goneh, Dayak Gun, Dayak Hibun, Dayak Hovogan, Dayak Ka‐Lepo Ka, Dayak Inggar Silat, Dayak Jagoi, Dayak Jalan/Dayak Ka Jangkang/ Dayak Jangkang Benua/ Dayak Jangkang Engkarong/ Dayak Jangkang Jungur Tanjung/ Dayak Jangkang Kopa, Dayak Jawan, Dayak Jawatn, Dayak Jelai, Dayak Joka’, Dayak Kalis, Dayak Kanayan, Kanayatn-Ambawang Dayak Kanayatn/ Dayak Kanayatn Capala/ Dayak Kanayatn ‐Mampawah/ Kanayatn-Banana'‐Mampawah‐Barabas/ Dayak Mampawah/ Dayak Kanayatn Kanayatn‐Banana'‐Mampawah‐Pulo Padak/ Dayak Kanayatn‐Banana'Mampawah Mampawah‐Sabawis/ Sabawis/ Dayak Kanayatn-Banana'‐Mampawal‐Salutukng/ Kanayatn Dayak Kanaya, Dayak Kancikng, Dayak Kantu'/Dayak Kantuk, Dayak Kayaan, Dayak Kayanath, Dayak Kayong, Dayak Kayung, Dayak Kebahan, Dayak Kebuai/ Dayak Pangkalan Suka/ Dayak Suka Maju/ Dayak Tayap, Dayak Kede, Dayak Kelabit, Dayak Kelata, Dayak Keluas, Dayak Keneles, Dayak Keninjal, Dayak Kenyah, Dayak Kenyilu, Dayak Kepuas, Dayak Kerabat, Dayak Keramai/Dayak Keramay, Dayak Ketior/Dayak Ketiur,
14
Lanjutan Dayak :
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Dayak Ot Danum, Dayak Pampang, Dayak Pandu, Dayak Pangin, Dayak Pangkodan, Dayak Pengkedang, Dayak Pantu, Dayak Panu, Dayak Papak, Dayak Pasir, Dayak Paus, Dayak Pawan, Dayak Pawatn, Dayak Paya’, Dayak Penihing, Dayak Peruan, Dayak Pompakng, Dayak Pompang, Dayak Ponan/Dayak Punan/ Dayak Punang, Dayak Ponti/ Dayak Punti, Dayak Pos, Dayak Pruna’, Dayak Pruwan, Dayak Putuk, Dayak Randu’, Dayak Randuk/Dayak Ronduk, Dayak Ransa, Dayak Rantawan, Dayak Raut, Dayak Rembay, Dayak Ribun, Dayak Salako/ Dayak Salako Badamea-Gajekng/Dayak Gajekng/Dayak Salako Garantukng Sakawokng, Dayak Sambas, Dayak Sami, Dayak Samihin, Dayak Sampit, Dayak Sane, Dayak Sanggau, Dayak Sangku’, Dayak Sapatoi, Dayak Sawai, Dayak Sawe, Dayak Sebaruk, Dayak Seberuang, Dayak Segai, Dayak Sekajang, Dayak Sekubang, Dayak Sekujam, Dayak Selawe, Dayak Selayang, Dayak Selibong, Dayak Selimpat, Dayak Semayang, Dayak Sengkunang, Dayak Seritok, Dayak Seru/Dayak Skrang/Dayak Undup, Dayak Sikukng, Dayak Silatn Muntak, Dayak Sintang, Dayak Sisang, Dayak Sontas, Dayak Suaid, Dayak Suhaid, Dayak Sum/Dayak Sum Daruk, Dayak Sungkung, Dayak Suruh/Dayak Suruk, Dayak Suti, Dayak Taba, Dayak Tabuas, Dayak Tadietn, Dayak Tagel, Dayak Tamambalo, Dayak Taman, Dayak Taman Sekado, Dayak Tameng, Dayak Tawaeq, Dayak Tebang, Dayak Tebidah, Dayak Tenggalan, Dayak Tengon, Dayak Tingging, Dayak Tingui, Dayak Tinying, Dayak Tobak, Dayak Tola’, Dayak Tulak, Dayak Tunjung, Dayak Turije’ne, Dayak Uheng Kereho, Dayak Ulu Ai'/Dayak Ulu Air, Dayak Ulu Sekadau, Dayak Umaloh, Dayak Undak Sanang, Dayak Undau, Dayak Urang Da'an, Dayak Uud Danum, Dayak Uud Danum Cihie, Dayak Uud Danum Dohoi, Dayak Aoheng, Dayak Badang, Dayak Bakumpai, Arkais/ Dayak Bakumpai/Kota Waringin Barat/Sampit .
15
Lanjutan Dayak :
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Dayak Ketungau/ Dayak Ketungau Air Tabun/Dayak Ketungau Banjur/ Dayak Ketungau Begelang/ Dayak Ketungau Demam/ Dayak Ketungau Embarak/ Dayak Ketungau Kumpang/ Dayak Ketungau Mandau/Dayak Ketungau Merakai/ Dayak Ketungau Sebaru'/ Dayak Ketungau Sekalau/Dayak Ketungau, Dayak Klematan, Dayak Kodatn, Dayak Koman, Dayak Konyeh, Dayak Kopak, Dayak Kowotn, Dayak Koyon, Dayak Kriau, Dayak Krinu, Dayak Krio, Dayak Kubitn, Dayak Labu, Dayak Laman Tuha/Dayak Lamantawa, Dayak Lara, Dayak Laur, Dayak Laut, Dayak Lawangan, Dayak Laya, Dayak Lebang, Dayak Lebong, Dayak Lemandau, Dayak Liboy, Dayak Limbai, Dayak Linoh, Dayak Lomur, Dayak Mahap, Dayak Mali, Dayak Manyan, Dayak Mayan, Dayak Mayau, Dayak Melahoi, Dayak Melanau, Dayak Melayu Pontianak, Dayak Melayu Sambas, Dayak Mentebah, Dayak Mentebak, Dayak Menterap Kabut, Dayak Menterap Sekado, Dayak Mentuka’, Dayak Menyangka, Dayak Menyanya, Dayak Menyuke, Dayak Merau, Dayak Mobui, Dayak Modang, Dayak Mualang, Dayak Muara, Dayak Mudu’, Dayak Muduh, Dayak Muluk, Dayak Nahaya’, Dayak Nanga, Dayak Ngabang, Dayak Ngalampan, Dayak Ngamukit, Dayak Nganayat, Dayak Nonguh, Dayak Nyadupm, Dayak Oruung da’an,
16
Banjar : Banjar Kuala/Batang Banyu/Pahuluan, Banjar Suku Asal Kalimantan Lainnya :
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Bai/Tidung/Tingalan/Tudung, Abal, Ahe, Anas/Toi, Apalin/Palin, Ata Kiwan, Auheng, Ayus/ Bentian/ Karau/ Lemper/ Leo Arak/Bentian/Karau/ Lemper/Leo Arak, Badeng, Bahau, Baka, Bakung Metulang, Balangan, Banjau, Bantai, Bantian, Bara Dia, Barangas, Basap, Bawo, Beketan, Benuak, Beraki, Berangas, Berau/Merau, Berusu, Bugis Pagatan, Bukat/ Buket/Bukut/Ukit, Bulungan/Murut, Bungan, Busang, Cika, Dawam/ Rawan, Dayak Bawo/Mangkatip/Taboyan, Dusun Deyah, Empran, Gaat, Gaura, Harakit, Huang Tering, Hulu Banyu, Humba/ Sumba/ Tau Humba, Kajang/Kejin/Kenyah, Kanowit, Karehan/Kriau, Katibas, Katingan/ Ngaju, Kencing, Kendayan, Klemantan, Kutai, Lapo Bakung/ Lapo Bem/ Lapo Ke/ Lapo Kulit/ Lapo Maut/ Lapo Ngibun/ Lapo Timai/ Lapo Tukung, Lawangan, Lepo Bakung/Lepo Jalan/Lepo Tukung/LepoTepu, Lepo Mant, Lepo Tau, Long Gelat/ Paka, Long Paka, Lundayeh, Maanyan, Maanyan Benua Lima/ Maanyan Paju Lima, Maanyan Dayu, Maanyan Paju Epat, Maanyan Paju Sepuluh, Maanyan Paku, Malang, Mangku Anam/ Nyumit/ Pauk/ Purui/ Singa Rasi/ Tungku, Medan/Modang, Medang, Merab, Murung, Ngalampa, Nganayath, Noenleni, Oheng, Ohong, Oloh Kantu', Oloh masih, Orang Gunung, Pagatan, Paku, Pasir, Penihing, Pitap, Rai Hawu/Savu/Sawu, Rangga, Remucles, Sagai, Samihim, Sani, Saqi, Sarbas/Saribas/Sebayau, Segayi, Sekadau, Sekayang, Senunang, Seputan, Seru/Serul/Srul, Siak Murung/ Siang Murung, Siang, Skrang, Sului, Suntung, Tabuyan, Tagel/Tagol, Tamuan, Tana', Telaga, Timai, Tomun, Tou, Touk, Tukung, Tumbit, Tungui, Tunjung, Ulu Batang Ali, Umaq Alim/ Umaq Baka/ Umaq Bakaq/ Umaq Baqaq/ Umaq Jalan/ Umaq Lasan/ Umaq Pramuka/ Umaq Suling/ Umaq Tau, Umaq Badang/ Umaq Kulit/ Umaq Lokan, Umaq Lasung/ Umaq Leken/ Umaq Naving/ Umaq Paku/ Umaq Pliau/ Umaq PugungPuh, Undang Sanang, Undup, Warukin, Menui, Suku‐suku lainnya di Kalimantan.
17
SULAWESI Makasar : Makasar Bugis : Bugis Minahasa :
o.
id
Bantik, Minahasa, Pasan/Ratahan, Ponosakan, Tombulu, Tonsawang, / Tosawang, Tonteboan, Totembuan, Toulour
ps
.g
Gorontalo :
at
Suku Asal Sulawesi Lainnya :
.b
Gorontalo
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
Atinggola, Suwawa, Mandar, Babontehu, Amatoa/ Ammatowa/ Orang Kajang, Ampana, Anak Suku Seko, Aserawanua, Babongko/Bobangko, Bada/Lore/Napu, Bajao/ Bajau/ Bajo/ Bayo/ Wajo, Balaesang, Balantak/ Tanutor, Balesang, Balinggi/ Baluase/ Bangga/ Banggakoro/ li/ Kulawi/ Sea‐Sea, Baras, Bare'e, Susu, Bancea, Banggai/ Mian Banggai/ Mian Sea Benggaulu, Bentong, Besoa, Bingi, Binimaru/Lindu/Tosigi, Bintauna, Birumaru/Tobirumaru, Bolaang Itang, Bolaang Mongondow/ Itang, Bolaang Uki, Bonao, Bonerate, Borgo, Bubis, Bune, Bungku/Tobungku, Dale‐dale, Dampelas, Dayak Buol, Buton/ Butong/ Butung, Buyu, Dale Tagelan, Dolo/Todolo, Dondo, Dunggu/Toribinggi, Duri, Ereke, Galumpang/ Kalumpang, Gamkonora, Jitine, Kadambuku, Kahumamahon, Kaidipang, Kaladeng, Kalae, Kalaotoa, Kaliki, Kalowo, Kamarian, Karey, Kasimbar/ Moutong/ Patapa/ Tinombo, Kayeli, Kenyah Lo Bakung, Koba, Kodipiang, Kola, Kompane, Kumapu, Laba, Labbu, Labeau, Lage/ Tolage, Laha, Laiwonu, Laki‐laki/Lolaki/Toke, Lalaleo, Laloda/Loloda, Lampu/Tolampu, Lamusa/ Lembo, Lauje, Ledo, Limakatina, Lola, Longkea, Lo'on, Lorang, Loun, Luang, Luhu, Luwu, Makian, Mamasa, Mamuju, Manombai, Manusela, Mare, Mariri/ Molio/ Mori Atas/ Mori Bawah, Marobo, Masahan, Masama, 18
Suku Asal Sulawesi Lainnya :
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Masela, Masen Rempulu, Masiwang, Mautong, mekongga/ Tolaki/ Wiwirano, Memale, Mian/ Sea‐sea, Moa, Modole, Moronene, Mowewe, Muna, Mungku, Nerekang, Ngusumbatu, Ondae, Pada/Pakambia/ Palende/Payapi/Pebato, Pado'e, Palu/ Parigi/ Sigi/ Tamungkolowi/ Tokaili/ Toraja Barat, Pamona, Pasir Adang, Pasir Balik, Pasir Burat Mato, Pasir Keteban, Pasir Laburan, Pasir Misi, Pasir pematang, Pasir pembesi, Pasir Saing Bewei, Pasir Tajur, Pasir telake, Pattae, Pinihing, Pipikoro, Polahi, Poso, Punan Badeng, Putuk, Pu'umboto/ Pu'umnana/ Puumbato, Raranggonau/ Sibalaya/ Sidondo/ Toraja, Rau/ Tanandoa/ Tawi/ Unda'e, Rongkong, Saluan, Sangir, Sangsangluang, Sariung, Selayar, Silaton, Ta'a, Tajio/Ta'jio, Talaud, Tamboki, Tanoturan, Tialo, To Ala, To Ala Sekko, To Ala Tanomanae, To Ala Walenrang, To Bada, To Molioa, To Molongkuni, Tobada, Tobalo’e, Tobana, Tofuti, Togian, Toimpo, Tojo, Tokalompi, Tolaa, Tolaki mekongga, Tolalaeo, Tolampung, Toli Toli, Tolidu, Tolotang, Tomapung, Tomatabaho, Tombelala, Tomembuni/Tominbun/Topembuni, Tomenui/ Tomini, Tomia, Tomobahono, Tomoiki, Tonandoa, Topada, Topakkalotong, Torampi, Towala‐wala, Toridolo, Toroda, Tosumunya, Totaramanu, Totembuni, Towala Towara, Towatu, Towotu, Tribinggi, Tugutil, Ugi, Umalasa, Una‐una, Una Wakatobi, Wana, Wang Saq, Wawonii, Wolio, Wotu, Suku‐suku lainnya Suku di Sulawesi .
ht tp
Suku Asal Maluku :
Alfuru, Alune, Amahai, Ambelau, Ambon, Aputai, Aru, Asilulu, Babar, Banda, Barakai, Bati, Batuley, Benggoi, Bobot, Buru, Dagada, Dai, Damar, Dawelor, Dawera, Desite, Dobel, Eli Elat, Emplawas, Erai, Evav, Fordata, Geser‐Gorom, Haruku, Hitu, Hoti, Huaulu, Hulung, Iliun, Imroing, Jailolo, Kaibobo, Kei, Kisar, Larike‐Wakasihu, Laru‐Tomata Laru, Leti, Lisabata‐Nuniali, Loa, Wai Apu, Lumoli, Mafa, Naibobo, Nakaela, Naulu, Nuahunai, Nuaulu, Nember,
19
Lanjutan Suku Asal Maluku :
.b
ps
.g
o.
id
Orang Timur Laut, Nila, Nusalaut, Oirata, Pagu, Paulohi, Pelauw, Perai, Piru, Rana, Roma, Romang, Ruma, Salas Gunung, Saleman, Saparua, Seith‐Kaitetu, Selaru, Seluwasan, Sepa, Seram, Serili, Serua, Seti‐ Liana, Talur, Tanimbar, Tarangan, Wai Loa, Watubela, Wemale, Yalahatan, Yamdena, Boano, Buano, Sula, Ange, Bacan, Biyoli, Waioli, Waoli, Buli, Galela, Gamkonoro, Gane, Gani, Gebi, Halmahera, Ibu, Kadai, Kao, Kau, Kayoa, Maba, Makian Barat, Makian Timur, Mangole, Manipa, Module, Morotai, Patani, Pugu, Sa’u, Sahu, Siboyo, Tabayama, Suku‐suku lainnya di Taliabu, Ternate, Tidore, Tobaru, Tobelo, Weda, Suku Maluku
ar
Suku Asal Papua :
at
PAPUA :
ht tp
://
pa
pu
ab
Abau, Abra, Adora, Aikwakai, Aiso, Amabai, Amanab, Amberbaken, Arandai, Arguni, Asienara, Atam, Hatam, Atori, Baham, Banlol, Barau, Bedoanas, Biga, Buruwai, Karufa, Busami, Hattam, Iha, Kapaur, Inanwatan, Irahutu, Irarutu, Kais, Kamberau, Kambrau, Lambrau, Karas, Karon, Kawe, Keburi, Kembrano, Kokoda, Kuri, Madik, Mairasi, Manikion, Meibarat, Meoswar, Mer, Meyah, Meyak, Moi, Mooi, Nabi, Onin, Roon, Seget, Sekar, Semini, Sough, Suabau, Suabo, Tabla, Tandia, Tehid, Tehit, Tehiyit, Tinam, Waigeo, Wandamen, Wiri, Yahadian, Aero, Aghu, Aghul, Air Mati, Kwerba, Nabuk, Airo, Airo Sumaghaghe, Airoran, Ambai, Amung, Hamung, Amungme, Anate, Ansus, Anu, Anus, Araikurioko, Arfak, Ayfat, Arui, Serui, Serui Laut, Asmat/Betch‐Mbup, Atogoim, Autohwaim, Auwye, Ekagi, Ekari, Kapauku, Me Mana, Simori, Tapiro, Yabi, Auyu, Away, Awyu, Awye, Awyi, Ayamaru, Babe, Babirua, Baburiwa, Baburua, Bagusa, Bapu, Baso, Baudi, Bauji, Bauri, Bazi, Bausi, Bauwi, Bauzi, Berik, Betaf, Bgu, BonggoBiak‐Numfor/Mafoorsch/ Noefor, Bian Marind, Biksi, Bipim, Biplim, Bira, Bismam, Bonefa, Boneraf, Bonerif, Borapasi, Borto, Brazza, Cicak, Citak Mitak, Bresi, Bunru, Burate, Dabra, Damal, Dani/Ndani, Dauwa/Nduga/Ndugwa, Dem, Lem, 20
Lanjutan Suku Asal Papua :
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Demba, Demisa, Demta, Dera, Dive, Dulve, Dosobou, Dou, Doufou, Dubu, Edopi, Eipomek, Eiponek, Emari Ducur, Emumu, Eritai, Faoau, Faranyao, Fayu, Foau, Foya, Gebe, Gressi, Gressik, Hambai, Hmanggona, Hmonono, Kimnyal, Nalca, Hugula, Humboldt, Hupla, Imimkal, Ina, Inlom, Iresim, Iri, Iriemkena, Isirawa, Okwasar, Itik, Iwur, Jaban, Jair, Janggu, Jinak, Zinak, Joerat, Kabera, Kaeti, Kaigir, Kayagar, Kayigi, Kaimo, Kalabra, Kaladar, Kimagama, Kamoro, Kaniran, Kanum, Kaokonau, Komora, Lakahia, Maswena, Nagramadu, Neferipi, Umari, Kaowor, Kauwol, Kapauri, Kapori, Kapitiauw, Kaptiau, Karema, Karfasia, Kasueri, Katik, Kaugat, Kaunak, Kaureh, Kawamsu, Kaygir, Kayu Batu, Kayu Pulau, Keder, Kendate, Kerom, Keron, Ketengban, Kiamorep, Kimbai, Kimyal, Kiri‐kiri, kiri, Kofei, Kokonau, Kombai, Koneraw, Korapu, Korupun, Korowai, Korufa, Kosare, Kotogut, Kuangsu, Kupel, Kupol, Kurudu, Kwerisa, Kwesten, Lairawa, Lani, Lani Barat, Lani Lembah, Lau, Lha, Liki, Maden, Madidwana, Maklew, Mander, Mandobo, Manem, Maniwa, Mansim, Manyuke, Mapi, Marembori, Maremgi, Marengge, Marin, Marind Anim, Masimasi, Massep, Mawes, Mawesi, Mee, Meiyakh, Mekwai, Mekwei, Memana, Meninggo, Mey Brat, Mimika, Mintamani, Mire, Modan, Moire, Molof, Mombum, Momuna, Moni, Mor, Moraid, Moraori, Morwap, Mosana, Mosena, Mukamuga, Munggui, Muri, Murop, Muyu, Nafri, Namatote, Nambrung, Nimboran, Nararafi, Narau, Ndom, Nefarpi, Nerigo, Ngalik/Yali/Yalik, Ngalum, Ninggerum, Nipsan, Nisa, Nopuk, Okparimen, Oria, Uria, Ormu, Oser, Otodema, Palamul, Palata, Papasena, Papuma, Patimuni, Pesekhem, Pisa, Podena, Pom, Pyu, Riantana, Safan, Sailolof, Samarokena, Sangke, Sapran, Sarmi, Sasawa, Sauri, Sause, Sauso, Sawa, Saweh, Sawi, Sawung, Sawuy, Sedasi, Seka, Seko, Sko, Sela, Sempan, Senggi, Sentani, Siagha, Yenimu, Siamai, Sikari, Silimo, Simai, Siromi, Skofro, Skouw, Sobei, Somage, Sota, Sowei, Sukubatong, Sumaghaghe Tabati, Surai, Syiaga‐Yenimu, Tabati, Tabu, Tafaro, Taikat, Tamagario,
21
Lanjutan Suku Asal Papua :
.b
ps
.g
o.
id
Tamnim, Taori, Tapuma, Tarfia, Tarpia, Tauraf, Taurap, Tause, Timorini, Tofamna, Tori, Towarta, Tunggare, Turu, Turui, Tyu, Una, Unisiarau, Unurum, Urangmirin, Urundi, Ururi, Uruway, Usku, Voi, Waina, Waipam, Waipu, Wairata, Wakde, Walak, Walsa, Wambon, Wamesa, Wanam, Wandub Wambon, Wanggo, Wanggom, Wano, Warembori, Wares, Waris, Warkai, Waropen, Worpen, Warotai, Wembi, Woda, Wodani, Wolani, Wodam, Woi, Woriasi, Yaban, Yafi, Yaghay, Yahrai, Yahray, Yair, Yaly, Yamna, Yanggon, Yaninu, Yansu, Yapen, Yarsun, Yaur, Yeti, Yey, Aiduma, Kaiwai, Kayumerah, Koiwai, Namatota, Kemtuik, Kemtuk, Suku‐suku lainnya di Papua
at
Cina:
pu
ab
Asing/ Luar negeri
ar
Cina, Cina RRC, Cina Taiwan
ht tp
://
pa
Amerika, Arab, Australia, India, Inggris, Jepang, Korea, Malaysia, Pakistan, Philipina, Singapura, Thailand, Belanda
22
Tabel 2.2 Kelompok Suku Bangsa Hasil SP 2010
ht tp
o.
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
Suku Asal Aceh Batak Nias Melayu Minagkabau Suku asal Jambi Suku Asal Sumatera Selatan Lampung Sumatra Lainnya Betawi Suku asal Banten Sunda Jawa Madura Bali Sasak Suku asal NTB Lainnya suku asal NTT Dayak Banjar suku Kalimantan Lainnya Makasar Bugis Minahasa Gorontalo Suku Sulawesi Lainnya Maluku Papua Cina Asing/luar negeri lainnya
id
Nama Kelompok Suku
23
BAB III JUMLAH DAN KOMPOSISI KELOMPOK SUKU BANGSA
3.1
Populasi penduduk yang mendiami Provinsi Papua Barat sangat
.g
o.
id
beragam suku bangsa. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk berdasarkan Populasi Kelompok suku bangsa pada tabel 3.1. Pada tahun 2010 di Papua Barat, penduduk Suku suku asal Papua memiliki populasi jumlah penduduk yang besar Bangsa sebanyak 387.816 jiwa atau 51 persen dari total penduduk Papua Barat.
ps
Suku asal Papua ini tersebar di seluruh daerah di Papua Barat, baik un-
.b
tuk darah pesisir maupun daerah pegunungan. Hal ini berbanding
ar
bermukim di daerah pesisir.
at
terbalik dengan kondisi suku bangsa selain papua yang sebagian besar
ab
Suku bangsa terbesar kedua adalah suku Jawa. Tahun 2010,
pu
sebanyak 111.349 jiwa penduduk suku Jawa atau sebanyak 14,64 per-
pa
sen tersebar di 11 Kabupaten/Kota di Papua Barat. Program Trans-
://
migrasi merupakan penyebab penyumbang populasi terbesar untuk suku
ht tp
besar-besaran dilakukan pada masa ini. Program transmigrasi ini secara besar Orde Baru.
Hal inilah yang berdampak pada jumlah penyebaran
penduduk suku Jawa yang meningkat di Papua Barat.
24
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Tabel 3.1 Jumlah dan Presentase Penduduk menurut Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat Tahun 2010
25
Suku bangsa terbesar berikutnya adalah suku-suku asal Maluku sebesar 78.855 jiwa (10,37 %), Suku asal Sulawesi lainnya sebanyak 60.229 jiwa (7,92 %), Suku Bugis sebanyak 40.046 jiwa (5,27 %). Untuk suku asal Sulawesi lainnya, suku Toraja menyumbang angka tertinggi untuk populasi kelompok suku Sulawesi Lainnya sebanyak 14.894 jiwa atau 24,7 persen dari total penduduk kelompok suku Sulawesi lainnya. Fenomena menarik yang dapat dilihat dari tabel 3.1 adalah untuk
o.
id
suku-suku suku dari pulau Sumatera, populasi penduduknya tidak mencapai
.g
500 jiwa untuk setiap kelompok suku, terkecuali suku lampung (811 jiwa)
ps
dan suku Batak (7.186 jiwa atau sekitar 0,95 persen dari total penduduk
.b
Papua Barat). Berikutnya suku-suku suku asal pulau Kalimantan dengan
at
jumlah total suku bangsanya hampir 500 jenis suku bangsa, yang mendi-
ab
ar
ami Provinsi Papua Barat hanya sebanyak ± 2.500 jiwa yang terdiri dari suku Dayak sebanyak 557 jiwa (0,07%), suku Banjar sebanyak 165 jiwa
pu
(0,02%) dan suku asal Kalimantan lainnya sebanyak 1.831 jiwa (0,19 %).
pa
Untuk suku asal Makasar dan Bugis memiliki populasi penduduk
ht tp
://
masing-masing masing masing sebesar 17.025 jiwa dan 40.046 jiwa. Salah satu sektor usaha yang banyak digeluti oleh kelompok suku ini adalah sektor perdagangan. Suku Bugis dan Makasar ini umumnya bermukim di daerah pesisir. Sebagian besar pelaku ekonomi di Papua Barat adalah penduduk suku bangsa Cina. Dari tabel 3.1 jumlah penduduk suku asal cina yang mendiami Papua Barat sebanyak 2.425 jiwa (0,32%). Perluasan kesempatan dan kemudahan izin usaha di Papua Barat merupakan salah satu indikator pemicu masuknya penduduk suku cina di Papua Barat. 26
3.2
Komposisi kelompok suku bangsa dari tabel L2 disajikan struktur
Komposisi komposisi penduduk berdasarkan kelompok suku dan jenis kelamin. Kelompok Secara agregat kaum adam memiliki populasi lebih banyak (52,92 %) Suku dibandingkan dengan kaum hawa (47,08 persen). Dari 30 kelompok suBangsa ku bangsa, hanya 2 kelompok suku bangsa yang memiliki populasi penduduk perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki yakni suku Gorontalo (50,03 %) dan suku bangsa asing/luar negeri (52,34 %).
o.
id
Struktur penduduk menurut kelompok suku bangsa dan daerah
.g
tempat tinggal pada tabel L5 memperlihatkan bahwa 70,05 persen
ps
penduduk Papua Barat tinggal di daerah pedesaan dan hanya 29,95
.b
persen yang menghuni daerah perkotaan. Dari populasi 30 kelompok
at
suku bangsa yang ada di Papua Barat, sebanyak 23 kelompok suku
ab
ar
bangsa bertempat tinggal di daerah pedesaan dengan presentase 50,71 -92,36 92,36 persen. Sedangkan 7 kelompok suku bangsa komunitasnya lebih
pu
52,03banyak tinggal di daerah perkotaan dengan presentase antara 52,03
pa
75,93 persen. Kelompok suku bangsa yang mayoritas penduduknya
ht tp
://
tinggal di daerah pedesaan antara lain suku asal Papua (80,93 %), Suku Sasak (84,67 %), dan suku asal Banten (92,36 %). Dan untuk komunitas kelompok suku bangsa yang dominan tinggal di daerah perkotaan adalah suku Bali (59,37 %), suku Cina (63,01 %) dan suku bangsa asing/ luar negeri (75,93 %). Komposisi kelompok suku bangsa menurut stuktur kelompok umur yang disajikan pada tabel lampiran L10 memperlihatkan struktur penduduk usia produktif 15-65 tahun lebih dominan dengan presentase diatas 60 pesen kecuali untuk kelompok suku asal Banten (59,55 %). 27
Tabel L10 juga memperlihatkan bahwa kelompok umur 0-14 tahun masih sangat rendah dengan presentase dibawah 35 persen kecuali suku Melayu (37,30 %), suku asal Sumatera Selatan (36,51 %), suku asal Banten (39,21 %) dan suku asal Papua (37,99 %). Sebaliknya untuk kelompok umur 65 tahun keatas presentase masih sangat rendah dengan rata-rata presentase 1,42 persen. Dari 30 kelompok suku bangsa hanya ada 4 kelompok suku yang memiliki jumlah penduduk usia 65
o.
id
masing-masing suku tahun ke atas dengan presentase di atas 2 persen, masing
ps
Bangsa Asing/Luar Negeri (4,67 %).
.g
Sunda (2,16 %), suku Jawa (2,19 %), suku Cina (4,67 %) dan suku
.b
Secara keseluruhan untuk presentase penduduk usia 00-14 tahun,
at
15-65 berturut-turut 34,14 persen 64,45 per65 tahun dan diatas 65 tahun berturut
ab
ar
sen dan 1,42 persen dengan rasio beban ketergantungan yang terhitung (15-65 sebesar 55,16 persen. Artinya dari 100 penduduk usia produktif (15
pu
(0-14 tahun) dan tua (65 tahun) menanggung 55 penduduk usia muda (0
pa
tahun ke atas).
ht tp
://
Dari tabel lampiran L12 menunjukan bahwa secara keseluruhan
proporsi 30 kelompok suku bangsa dominan beragama Kristen (53,77 %). Berikutnya beragama Islam (38,40 %) dan agama Khatolik (7,03 %). Agama Hindu, Budha dan Kong Hucu, presentase masih di bawah 1 persen. Kelompok suku yang dominan beragama Kristen adalah suku Batak (80,71 %), suku asal Banten (88,31 %), dan suku asal Papua (81,95 %). Dan untuk suku bangsa yang dominan beragama Islam adalah suku Minangkabau (94,34 %), suku Sunda (92,57 %), suku Jawa 92, 57 %), suku Madura (95,09 %), suku Sasak (94,70 %), suku asal NTB 28
Lainnya (93,40 %), suku Banjar (84,24 %), suku Makasar (95,87 %) dan suku Bugis (98,10 %) serta kelompok suku Gorontalo (86,72 %) dan suku bangsa asing/luar negeri lainnya (96,96 %). Agama Khatolik sebagian besar dianut oleh suku asal NTT (53,39 %) dan suku asal China (43,22 %). Untuk penganut agama hindu dominan adalah kelompok suku Bali (43,22 %), dan yang menganut agama Budha sebagian besar berasal dari suku Cina (13,03). Kelompok suku
o.
id
bangsa yang menganut agama Kong Hucu pada umumnya adalah Suku
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
China.
29
BAB IV PROFIL TIGA SUKU BANGSA TERBESAR DI PAPUA BARAT Pada bab ini akan dianalisis lebih jauh tentang karakteristik demografi dan pesebaran populasi penduduk dari tiga kelompok suku bangsa dengan populasi tertinggi di Papua Barat tahun 2010. Untuk analisis
id
demografi mencakup komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan
o.
struktur kelompok umur, piramida penduduk, dan rasio beban ketergan-
ps
.g
tungan. Dan untuk pembahasan tentang pola pesebaran penduduk,
.b
mencakup penyebaran suku tersebut di seluruh wilayah tingkat Kabu-
at
paten/Kota di Papua Barat dan proporsi penduduk suku tersebut ter-
ar
hadap total penduduk di wilayah tingkat Kabupaten/Kota yang ber-
pu
Suku asal Papua merupakan suku dengan populasi penduduk
pa
4.1
ab
sangkutan.
ht tp
://
Suku terbanyak di Papua Barat pada tahun 2010. Hasil Sensus Penduduk Papua 2010 populasi penduduk suku ini sebanyak 387.816 jiwa atau 51,00 persen dari total penduduk Papua Barat. 4.1.1 Karakteristik Demografi Suku Asal Papua Struktur komposisi penduduk suku asal Papua pada tahun 2010 menurut jenis kelamin didominasi oleh kelompok laki-laki (51,61 %) dibandingkan perempuan (Lihat tabel L2 dan L3). Dan penyebaran penduduk di Kabupaten/Kota juga demikian, bahwa penduduk laki-laki lebih mendominasi dibandingkan kelompok perempuan. 30
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Gambar 4.1 Piramida Penduduk Suku Asal Papua Tahun 2010
pu
Struktur komposisi penduduk suku asal Papua menurut jenis ke-
pa
lamin dan kelompok umur dapat dilihat pada gambar piramida penduduk
ht tp
://
di atas. Piramida penduduk kelompok suku Papua digolongkan dalam tipe ekspansif yang artinya populasi penduduk suku Papua didominasi oleh kelompok umur muda. Pengendalian kelahiran masih relatif kurang, ditandai dengan bagian dasar piramida penduduk kelompok umur 0-4 tahun sangat lebar jika dibandingkan dengan kelompok umur 5-9 tahun. dan kelompok umur 10-14 tahun. Dapat dikatakan juga bahwa tingkat fertilitas suku Papua tahun 2010 meningkat.
Presentase jumlah
penduduk suku Papua untuk kelompok umur 10-14 tahun, 15-65 tahun
31
dan kelompok umur 65 tahun ke atas memiliki presentase masingmasing sebasar 37,99 persen, 60, 64 persen dan 1,36 persen. Rasio beban ketergantungan suku Papua terhitung sebasar
64,89, yang
artinya dari 100 penduduk usia produktif (15-65 tahun) menanggung beban 64 penduduk usia muda dan tua. 4.1.2 Penyebaran Penduduk Suku Asal Papua
o.
id
Dari tabel L5 secara umum penduduk suku Papua 80,93 persen
ps
11 Kabupaten/Kota di Papua Barat.
.g
tinggal di wilayah pedesaan. Populasi penduduk suku Papua tersebar di
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
Gambar 4.2 Pesebaran Penduduk Suku Asal Papua Berdasarkan Kabupaten/Kota, 2010
32
Suku Papua di Papua Barat sebagian besar berada di Kabupaten Manokwari (27,31 %) dan Kota Sorong (14,60 %). Penduduk suku Papua yang tersebar di Kabupaten Maybrat, Sorong Selatan, Fak-Fak, Raja Ampat, Teluk Bintuni, Kab.Sorong dan Kabupaten Kaimana presentasenya antara 6-8 persen. Sedangkan jumlah penduduk suku Papua di Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Tambrauw masih di bawah 5 persen.
o.
id
Kontribusi jumlah penduduk suku asal Papua terhadap total
.g
penduduk masing-masing masing kabupaten/kota dapat diamati pada gambar
ps
4.3 di bawah ini.
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
Gambar 4.3 Presentase Penduduk Suku Asal Papua Terhadap Total Penduduk Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2010
33
Penduduk suku Papua memiliki kontribusi jumlah penduduk yang besar di masing-masing kabupaten/kota. Lebih dari 90 persen penduduk di Kabupaten Tambrauw dan Maybrat adalah suku Papua. Kabupaten Sorong Selatan, Teluk Wondama dan Kabupaten Raja Ampat lebih dari 70 persen penduduknya adalah suku Papua. Kabupaten manokwari, Teluk Bintuni dan Kaimana, lebih dari 50 persen penduduknya adalah suku Papua. Sebaliknya untuk Kabupaten Sorong
o.
id
dan Kota Sorong, sumbangan jumlah penduduk asal Papua terhadap
.g
total penduduk di kedua kabupaten/kota tersebut di bawah 40 persen,
ps
masing-masing masing 35,99 persen dan 29,71 persen.
.b
Fenomena yang terlihat disini adalah Kota Sorong sebagai pusat
at
perekonomian dan pintu masuk perdagangan di Papua Barat pada Ta-
ab
ar
hun 2010 sudah sangat bervarisasi kelompok suku bangsa di daerah ini. Permasalahan utama yang dihadapi di daerah ini adalah daya saing
pu
sumber daya manusia kelompok suku Papua terhadap kelompok suku
pa
selain Papua masih relatif kurang. Kaitannya denga piramida penduduk
ht tp
://
suku Papua diatas disebutkan bahwa tingkat fertilitas suku Papua tahun 2010 meningkat, tetapi tidak seirama dengan jumlah penduduk yang ada di Kota Sorong. Perbaikan mutu sumber daya manusia kelompok suku Papua perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi perkembangan pembangunan sekarang yang lebih dituntut daya saing dan inovasi. Jika tidak ada perubahan dan kebijakan terhadap suku Papua di Kota Sorong, maka tidak dapat dipungkiri jika presentase jumlah penduduk Papua di Kota Sorong akan semakin menurun di masa yang akan datang.
34
4.2
Suku Jawa merupakan suku dengan populasi penduduk tertinggi
Suku di indonesia. Hasil SP 2010 mencatat bahwa populasi suku Jawa di InJawa donesia sebanyak 95,2 juta jiwa atau 40,22 persen dari total penduduk indonesia. Hal senada juga terlihat di Papua Barat. Suku Jawa yang ada di Papua Barat menduduki peringkat ke-2 sebagai penyumbang jumlah penduduk.
o.
id
4.2.1 Karakteristik Demografi Suku Jawa
.g
Struktur komposisi penduduk suku Jawa pada tahun 2010 jika
ps
dirinci menurut jenis kelamin, kelompok laki-laki laki-laki lakilaki lebih dominan (52,79
.b
%) dibandingkan perempuan (Lihat tabel L2 dan L3). Tabel lampiran L6
at
menunjukan bahwa semua semua kabupaten/kota di Papua Barat untuk
ab
ar
komposisi penduduk menurut jenis kelamin lebih dominan penduduk laki
ht tp
://
pa
pu
-laki.
Gambar 4.4 Piramida Penduduk Suku Jawa Tahun 2010
35
Tipe piramida penduduk suku Jawa bertipe ekspansif yang artinya penduduk golongan umur muda lebih dominan. Pengendalian kelahiran dikatakan berhasil, tercermin dari batang piramida bagian bawah yang pendek dan dapat dikatakan bahwa tingkat fertilitas suku Jawa tahun 2010 di Papua Barat menurun. Untuk golongan umur 65 tahun keatas suku Jawa masih memiliki proporsi lebih tinggi dibandingkan dengan suku Papua. Hal ini mengindikasikan bahwa suku Jawa lebih memper-
o.
id
hatikan kualitas hidup dibandingkan dengan suku Papua. Presentase
.g
jumlah penduduk suku Jawa untuk kelompok umur 10-14 tahun, 15-65 10
ps
tahun dan kelompok umur 65 tahun keatas masing-masing sebesar masing
.b
26,79 persen, 71,01 persen, dan 2,19 persen. Dan perhitungan rasio
at
beban ketergantungan sebesar 40,81 yang artinya 100 penduduk usia
ab
ar
produktif menanggung 40 jiwa kelompok muda dan tua. Fenomena lain yang tercermin dari piramida penduduk di atas,
pu
terlihat pada batang piramida untuk kelompok umur 25-29 tahun yang 25
pa
lebih panjang dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal ini mengindi-
ht tp
://
kasikan bahwa pada tahun 2010, populasi suku Jawa di Papua Barat didominasi oleh kelompok umur tersebut. Sejak Papua Barat terbentuk, provinsi ini mengalami arus migrasi yang cukup tinggi. Tahun 2010 tercatat 10,46 persen penduduk Papua Barat dengan status migrasi risen. Seperti yang dilansir Web Bursa Transmigrasi Online (BTO) oleh Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bahwa batasan umur seorang transmigran adalah 18-50 tahun. Ketentuan ini menjadi salah satu tolak ukur penggelembungan populasi suku Jawa di Papua Barat pada kelompok umur 25-29 tahun. 36
Salah satu faktor yang tercemin dari piramida penduduk suku Jawa ini adalah migrasi masuk di Papua Barat lebih besar dari migrasi keluar, sehingga terjadi pembengkakan pada bagian tengah piramida penduduk suku Jawa ini (25-29 Tahun). Artinya pada tahun 2010, lebih banyak pendatang suku Jawa di Papua Barat ketimbang suku Jawa yang keluar dari Papua Barat jika dibandingkan dari tahun sebelumnya.
o.
id
4.2.2 Penyebaran Penduduk Suku Jawa
.g
Penduduk suku Jawa memilih menetap di daerah pedesaan. Hal
ps
ini tercermin dari hasil Sensus Penduduk 2010 bahwa 70,09 persen
.b
penduduk suku Jawa menetap di pedesaan (lihat tabel L5). Hal tersebut
at
sejalan dengan program pemerintah dalam penetapan para tranmigran
ab
ar
yang umumnya berasal dari pulau Jawa untuk ditempatkan di daerahdaerah daerah pedesaan. Penyebaran suku Jawa di Papua Barat terlihat tidak
pu
merata. Dari populasi keseluruhan penduduk suku Jawa di Papua Barat,
pa
sebanyak 31,58 persen menetap di Kabupaten Manokwari, 26,30 persen
ht tp
://
di Kabupaten Sorong dan 23,49 persen di Kota Sorong (Gambar 4.5). Hal ini mengindikasikan bahwa daerah Sorong, baik kota maupun
kabupaten merupakan daerah sangat potensial. Untuk Kota Sorong, perekonomian di daerah ini makin berkembang dibandingkan dengan kabupaten lain di Papua Barat. Dan untuk Kabupaten Sorong merupakan wilayah potensial untuk sektor pertanian.
37
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Gambar 4.5 Pesebaran Penduduk Suku Jawa Berdasarkan Kabupaten/Kota, 2010
://
Dari gambar diatas, kecenderungan penduduk suku Jawa untuk
ht tp
memilih daerah tujuan transmigrasinya hanya tertuju pada tiga kabupaten/Kota yakni Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong dan Kota Sorong. Hal mendasar yang menyebabkan itu terjadi adalah penyediaan lapangan pekerjaan di ketiga kabupaten ini sangat baik.
38
Untuk Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Tambrauw, populasi suku Jawa yang tinggal di daerah ini tidak mencapai satu persen. Hal ini dikarena kedua kabupaten ini masih relatif baru, sehingga minat penduduk transmigrasi untuk datang ke daerah ini masih relatif kurang. Penyebaran suku Jawa di kabupaten/kota menyebabkan perupahan struktur komposisi penduduk. Dari gambar 4.6 di bawah ini dapat diamati tentang kontribusi jumlah penduduk suku asal Jawa terhadap
o.
id
total penduduk masing-masing masing kabupaten/kota di Papua Barat Tahun
.g
2010.
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
Gambar 4.6 Presentase Penduduk Suku Jawa Terhadap Total Penduduk Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2010
39
Fenomena yang dilihat dari gambar 4.6 di atas bahwa di Kabupaten Sorong pada Tahun 2010 hampir setengah penduduknya adalah suku Jawa. Lain halnya untuk kabupaten Maybrat dan Tambrauw, sumbangan suku Jawa terhadap total penduduk di kedua kabupaten ini tidak mencapai satu persen. Untuk Kabupaten Manokwari walaupun jumlah penduduk suku Jawa di daerah ini besar, akan tetapi hanya mampu manyumbang 18,73 persen terhadap total penduduk di Kabupaten
.g
o.
id
Manokwari.
Suku berikut yang merupakan suku terbesar ketiga yang memiliki
Suku Asal Maluku
populasi penduduk tertinggi di Papua Barat adalah suku asal Maluku.
.b
ps
4.3
ar
at
Salah satu faktor yang menyebabkan pesebaran penduduk suku asal
ab
Maluku di Papua Barat cukup tinggi adalah ada kemiripan budaya asal
pu
etnis yang sama yakni etnis Melanesia . Hal tersebut sangat adaptif dan
pa
mendukung proses penerimaan penduduk Maluku yang masuk ke Pa-
://
pua. Termasuk juga banyaknya Penginjil di tanah Papua yang berasal
ht tp
dari Maluku pada tahun-tahun sebelum integrasi Papua kedalam Negara tahun Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Suatu fenomena yang teringat hingga sekarang ini adalah ketika
kejadian konflik sosial di Ambon tahun 2000-an yang lalu menyebabkan ribuan orang pengungsi dari Maluku berdatangan di Sorong dan Manokwari. Hal tersebut tentu saja sangat berpengaruh terhadap komposisi penduduk di Papua Barat pada saat itu. Seiring dengan bejalan waktu, banyak penduduk asli maluku yang kembali ke Maluku dan banyak juga yang memilih menetap di Papua Barat. 40
Suku asal Maluku merupakan suku dengan populasi penduduk terbanyak ketiga di Papua Barat pada tahun 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010 populasi penduduk suku ini sebanyak 78.885 jiwa atau 10,37 persen dari total penduduk Papua Barat. 4.3.1 Karakteristik Demografi Suku Asal Maluku Komposisi dan Struktur penduduk suku asal Maluku pada tahun
o.
id
2010 menurut jenis kelamin didominasi oleh kelompok laki-laki (53,54 laki
.g
% ) jika dibandingkan dengan perempuan (Lihat tabel L2 dan L3). Dan laki-laki laki
lebih mendominasi
dibandingkan
kelompok
at
perempuan.
.b
penduduk
ps
penyebaran penduduk di Kabupaten/Kota juga demikian, bahwa
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
.
Gambar 4.7 Piramida Penduduk Suku Asal Maluku Tahun 2010
41
Struktur komposisi penduduk suku asal Maluku menurut jenis kelamin dan kelompok umur dapat dilihat pada gambar piramida penduduk di atas. Piramida penduduk kelompok suku Maluku digolongkan dalam tipe ekspansif yang artinya populasi penduduk suku Maluku didominasi oleh kelompok umur muda. Untuk penduduk kelompok umur 0-4 tahun hampir sama dengan kelompok umur 5-9 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat fertilitas suku Maluku
o.
id
menurun pada tahun 2010. presentase kelompok umur 00-14 tahun, 15-
.g
65 tahun dan 65 tahun ke atas masing-masing masing 33,84 persen, 64,82
ps
persen, dan 1,34 pesen. Pehitungan ratio beban ketergantungan
.b
sebesar 54,26 yang artinya 100 penduduk usia produktif harus
at
menanggung 54 orang penduduk usia muda dan tua. Angka ini lebih
ab
ar
besar dibandingkan dengan suku Jawa dan masih lebih kecil dari suku
pu
Papua. Piramida penduduk suku Maluku mirip dengan piramida suku
pa
Papua yang artinya faktor migrasi tidak terlihat dengan jelas.
ht tp
://
4.3.2 Penyebaran Penduduk Suku Asal Maluku Tabel lampiran L5 menunjukan bahwa 50,71 persen penduduk
asli Maluku bermukim di daerah pedesaan. Angka ini menunjukan bahwa penduduk asli Maluku di Papua Barat menyebar merata di daerah kota maupun desa. Populasi penduduk suku Maluku yang tersebar di Papua Barat, 45,53 persen menetap di Kota Sorong, 15,92 persen menetap di Kabupaten Fak-Fak dan 11,75 persen menetap di Kabupaten Manokwari. 42
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Gambar 4.8 Pesebaran Penduduk Suku Maluku Berdasarkan Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2010
ht tp
Kurang dari 10 persen populasi penduduk asli Maluku yang
tersebar di Kabupaten Kaimana, Kabupaten Sorong, dan Kabupaten Raja Ampat. Hal lain yang dapat diamati dari gambar 4.8 diatas adalah penyebaran penduduk di Kabupaten Maybrat dan Tambrauw kurang dari satu persen total populasi penduduk Suku Maluku di Papua Barat. Untuk kontribusi penduduk asli Maluku terhadap total penduduk di kabupaten/kota dapat diamati pada gambar 4.9 di bawah ini.
43
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Gambar 4.9 Presentase Penduduk Suku Maluku Terhadap Total Penduduk Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2010
ht tp
Fak-Fak, populasi suku asal Untuk Kota Sorong dan Kabupaten Fak
masing-masing 18,83 persen, dan 18,79 persen Maluku menyumbang masing
terhadap total penduduk masing-masing kabupaten/kota tersebut. masing Walaupun akses jarak tempuh antara Kota Sorong dan Kabupaten Sorong tidak begitu jauh akan tetapi pesebaran penduduk suku Maluku di kedua daerah ini terlihat sangat timpang. Perbandingan penduduk Maluku di kota Sorong tika kali lipat lebih penduduk Maluku yang ada di Kabupaten Sorong.
44
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat, 2002. Pengantar Ilmu Antropologi, Edisi Baru. PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002. Hidayah, Zulyani. 1996. Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia, PT Pustaka LP3ES Indonesia: Jakarta.
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk 2010, Pedoman Pencacah. Buku 6. Jakarta: 2010.
45
Tabel L1. Jumlah, Persentase dan Peringkat Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010 Jumlah
Presentase
Peringkat
(1) Suku Asal Aceh Batak Nias Melayu Minagkabau Suku asal Jambi Suku Asal Sumatera Selatan Lampung Sumatra lainnya Betawi Suku asal Banten Sunda Jawa madura bali sasak suku asal NTB lainnya suku asal NTT dayak banjar suku kalimantan lainnya makasar bugis minahasa gorontalo suku sulawesi lainnya maluku papua cina asing/luar negeri lainnya
(2) 333 7.186 111 311 565 110 504 811 369 389 890 7.160 111.349 1.161 1.430 698 1.409 14.399 557 165 1.831 17.025 40.046 13.354 1.483 60.229 78.855 387.816 2.425 428
(3) 0,04 0,95 0,01 0,04 0,07 0,01 0,07 0,11 0,05 0,05 0,12 0,94 14,64 0,15 0,19 0,09 0,19 1,89 0,07 0,02 0,24 2,24 5,27 1,76 0,20 7,92 10,37 51,00 0,32 0,06
(4) 27 9 30 28 21 31 23 19 26 25 18 10 2 17 15 20 16 7 22 29 13 6 5 8 14 4 3 1 12 24 11
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Nama Kelompok Suku
Tidak Teridentifikasi (L2 + C2 + TT)
7.023
0,92
Total
760.422
100,00
Catatan : Cina dan Asing/Luar Negeri adalah penduduk yang berkewarganegaraan Indonesia
46
Tabel L2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010 Jenis Kelamin
Nama Kelompok Suku
Laki-Laki
Total
(3)
(4)
172 3.908 61 180 314
161 3.278 50 131 251
333 7.186 111 311 565
Suku asal Jambi Suku Asal Sumatera Selatan Lampung Sumatra lainnya Betawi Suku asal Banten Sunda Jawa madura bali sasak suku asal NTB lainnya suku asal NTT dayak banjar suku kalimantan lainnya makasar bugis minahasa gorontalo suku sulawesi lainnya maluku papua cina asing/luar negeri lainnya Tidak Teridentifikasi (L2 + C2 + TT)
58 276 407 193 195 471 4.010 58.776 690 855 401 818 8.446 283 85 999 9.343
52 228 404 176 194 419 3.150 52.573 471 575 297 591 5.953 274 80 832 7.682
110 504 811 369 389 890 7.160 111.349 1.161 1.430 698 1.409 14.399 557 165 1.831 17.025
21.748 6.723
18.298 6.631
40.046 13.354
741 32.487 42.217 200.134 1.312 204
742 27.742 36.638 187.682 1.113 224
1.483 60.229 78.855 387.816 2.425 428
o.
ps .b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp
Total
id
(2)
Suku Asal Aceh Batak Nias Melayu Minagkabau
.g
(1)
Peempuan
5.891
1.132
7.023
402.398
358.024
760.422
Catatan : Cina dan Asing/Luar Negeri adalah penduduk yang berkewarganegaraan Indonesia
47
Tabel L3. Presentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010 Jenis Kelamin
(2) 51,65 54,38 54,95 57,88 55,58 52,73 54,76 50,18 52,30 50,13 52,92 56,01 52,79 59,43 59,79 57,45 58,06 58,66 50,81 51,52 54,56 54,88 54,31 50,34 49,97 53,94 53,54 51,61 54,10 47,66 83,88
(3) 48,35 45,62 45,05 42,12 44,42 47,27 45,24 49,82 47,70 49,87 47,08 43,99 47,21 40,57 40,21 42,55 41,94 41,34 49,19 48,48 45,44 45,12 45,69 49,66 50,03 46,06 46,46 48,39 45,90 52,34 16,12
(4) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
47,08
100,00
o.
ps .b
ar
ab
pu
pa
://
ht tp
Total
id
Peempuan
at
(1) Suku Asal Aceh Batak Nias Melayu Minagkabau Suku asal Jambi Suku Asal Sumatera Selatan Lampung Sumatra lainnya Betawi Suku asal Banten Sunda Jawa madura bali sasak suku asal NTB lainnya suku asal NTT dayak banjar suku kalimantan lainnya makasar bugis minahasa gorontalo suku sulawesi lainnya maluku papua cina asing/luar negeri lainnya Tidak Teridentifikasi (L2 + C2 + TT)
Total
Laki-Laki
.g
Nama Kelompok Suku
52,92
Catatan : Cina dan Asing/Luar Negeri adalah penduduk yang berkewarganegaraan Indonesia
48
Tabel L4. Jumlah Penduduk Menurut Tipe Daerah dan Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010 Tipe Daerah
Nama Kelompok Suku
(2) 83 3.534 60 124 310 49 228 338 192 191 68 1.633 33.304 516 849 107 633 4.745 211 79 781 6.498 21.298 6.333 697 29.517 38.869 73.941 1.528
(3) 250 3.652 51 187 255 61 276 473 177 198 822 5.527 78.045 645 581 591 776 9.654 346 86 1.050 10.527 18.748 7.021 786 30.712 39.986 313.875 897
(4) 333 7.186 111 311 565 110 504 811 369 389 890 7.160 111.349 1.161 1.430 698 1.409 14.399 557 165 1.831 17.025 40.046 13.354 1.483 60.229 78.855 387.816 2.425
.b
ps
.g
o.
id
Pedesaan
at
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
(1) Suku Asal Aceh Batak Nias Melayu Minagkabau Suku asal Jambi Suku Asal Sumatera Selatan Lampung Sumatra lainnya Betawi Suku asal Banten Sunda Jawa madura bali sasak suku asal NTB lainnya suku asal NTT dayak banjar suku kalimantan lainnya makasar bugis minahasa gorontalo suku sulawesi lainnya maluku papua cina
Total
Perkotaan
asing/luar negeri lainnya
325
103
428
Tidak Teridentifikasi (L2 + C2 + TT)
722
6.301
7.023
Total
227.763
532.659
760.422
Catatan : Cina dan Asing/Luar Negeri adalah penduduk yang berkewarganegaraan Indonesia
49
Tabel L5. Presentase Penduduk Menurut Tipe Daerah dan Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010 Tipe Daerah Perkotaan Pedesaan
ht tp
://
pa
pu
ab
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
10,28
89,72
100,00
29,95
70,05
100,00
id
75,08 50,82 45,95 60,13 45,13 55,45 54,76 58,32 47,97 50,90 92,36 77,19 70,09 55,56 40,63 84,67 55,07 67,05 62,12 52,12 57,35 61,83 46,82 52,58 53,00 50,99 50,71 80,93 36,99 24,07
o.
24,92 49,18 54,05 39,87 54,87 44,55 45,24 41,68 52,03 49,10 7,64 22,81 29,91 44,44 59,37 15,33 44,93 32,95 37,88 47,88 42,65 38,17 53,18 47,42 47,00 49,01 49,29 19,07 63,01 75,93
ps .b
ar
at
Suku Asal Aceh Batak Nias Melayu Minagkabau Suku asal Jambi Suku Asal Sumatera Selatan Lampung Sumatra lainnya Betawi Suku asal Banten Sunda Jawa madura bali sasak suku asal NTB lainnya suku asal NTT dayak banjar suku kalimantan lainnya makasar bugis minahasa gorontalo suku sulawesi lainnya maluku papua cina asing/luar negeri lainnya Tidak Teridentifikasi (L2 + C2 + TT) Total
.g
Nama Kelompok Suku
Catatan : Cina dan Asing/Luar Negeri adalah penduduk yang berkewarganegaraan Indonesia
50
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Tabel L6. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010
Catatan : Cina dan Asing/Luar Negeri adalah penduduk yang berkewarganegaraan Indonesia
51
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Lanjutan Tabel L6
Catatan : Cina dan Asing/Luar Negeri adalah penduduk yang berkewarganegaraan Indonesia
52
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Lanjutan Tabel L6
Catatan : Cina dan Asing/Luar Negeri adalah penduduk yang berkewarganegaraan Indonesia
53
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Lanjutan Tabel L6
Catatan : Cina dan Asing/Luar Negeri adalah penduduk yang berkewarganegaraan Indonesia
54
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Tabel L7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa, Jenis Kelamin, dan Kabupeten dan Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat, 2010
55
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L7
56
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L7
57
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L7
58
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L7
59
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L7
60
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Tabel L8. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Kelompok Suku Bangsa di Papua Barat , 2010
61
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L8
62
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L8
63
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L8
64
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L8
65
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L8
66
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L8
67
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L8
68
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Tabel L9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa dan Kelompok Umur di Papua Barat , 2010
69
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Tabel L10. Presentase Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa dan Kelompok Umur di Papua Barat , 2010
70
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Tabel L11. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa dan Agama di Papua Barat , 2010
71
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L11
72
ht tp
://
pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Tabel L12. Presentase Penduduk Menurut Kelompok Suku Bangsa dan Agama di Papua Barat , 2010
73
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
ht tp Lanjutan Tabel L12
74
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
://
tp
ht