PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT PROTEIN DAUN KELOR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK BERAS MOCAF EFFECT OF ADDITION MORINGA PROTEIN CONCENTRATE ON PHYSICOCHEMICAL PROPERTIES AND ORGANOLEPTIC CHARACTERISTICS OF MOCAF RICE
1
Rekna Wahyuni 1), Matheus Nugroho 2) Fakultas Pertanian, Universitas Yudharta Pasuruan
Email :
[email protected] , 2
Fakultas Pertanian, Universitas Yudharta Pasuruan
email:
[email protected] ABSTRAK
Nasi adalah makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satu cara untuk menanggulangi usia pendek produktivitas padi Indonesia adalah untuk membuat nasi analog. Analog Beras tepung mocaf berdasarkan lebih dikenal sebagai moca friceis satu produk yang telah dikembangkan Badan Ketahanan Pangan (FSA) untuk Jawa Timur untuk mengantisipasi krisis pangan akibat cuaca ekstrem. Dalam rangka memenuhi nilai gizi kebutuhan protein dari konsumen akan memerlukan penambahan sumber protein dalam pembuatan beras mocaf. Salah satu alternatif sumber protein adalah konsentrat protein dari daun kelor. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu penelitian tentang pengaruh penambahan sifat Moringaleaf concentratesonphy sicochemical dan organoleptik beras mocaf. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pada sifat fisik kimia daun kelor dan organoleptik moca FRICE. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pada sifat fisikokimia daun kelor dan mocafrice organoleptik. Desain eksperimental yang digunakan adalah arandomized rancangan dengan asingle (RAT). Dalam penelitian ini terdiri dari perbedaan satu pengobatan factoris dalam penambahan moringaleaf konsentrat (A) dengan penambahan lima sub-faktor berkonsentrasi Moringa daun 0%, 2%, 4%, 6%, 8% / dan 10% (w / w). Analisis data dilakukan dengan ANOVA interval kepercayaan 5% dan 1%. Jika ditemukan pengaruh pada satu variebelthen diikuti oleh sedikitnya uji perbedaan yang signifikan (LSD). Untuk uji organoleptik menggunakan uji Friedman. Pengobatan terbaik menggunakan methodde dimodifikasi Garmo Susrini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penambahan protein daun kelor berkonsentrasi efek yang sangat signifikan pada chemicall fisik dan sifat organoleptik mocaf beras. Pengobatan terbaik adalah penambahan ekstrak kelor protein daun konsentrat sebesar 4% (w / w) adalah penambahan 4 g protein daun kelor berkonsentrasi di 100 gram tepung mocaf dengan karakteristik sebagai berikut kadar air 12,06%; kadar protein 3,66%; abu konten 1,84%; kadar serat kasar 2,86%; waktu memasak 127,64 sandaver kedua usia warna 4,5; merasakan 4.30 dan bau 3,50. ABSTRACT Rice is the staple food for most of Indonesian people. One way to over come the short age of Indonesian rice productivity is to make analog rice. Analog Rice based mocaf flour better known as moca friceis one product that has been developed Food Security Agency (FSA) for East Java in anticipation of food crisis due to extreme weather. In order to meet the nutritional value of the protein needs of the consumers it would require the addition of a source of protein in the manufacture of mocaf rice. One alternative source of protein is a protein concentrate from the leaves of Moringa. Based on this background, it is necessary to research on the effect of adding Moringaleaf concentratesonphy sicochemical and organoleptic properties of mocaf rice. The purpose of this study was to determine the effect of concentration on the physic chemical properties of Moringa leaves and organoleptic moca frice. The purpose of this study was to determine the effect of concentration on
the physicochemical properties of moringa leaves and organoleptic mocafrice. The experimental design used was arandomized complete block design with asingle (RAT). In this study consisted of one treatment factoris differences in the addition of moringaleaf concentrate (A) with the addition of five sub-factor concentrates Moringa leaves 0%, 2%, 4%, 6%, 8% /and 10% (w / w). The data analysis was performed by ANOVA confidence interval of 5% and 1%. If found influence on one variebelthen followed by least significant difference test (LSD). For organoleptic test using Friedman test. The best treatment using a modified methodde Garmo Susrini. The conclusion from this study is that the addition of moringa leaf protein concentrate very significant effect on the physic chemicall and organoleptic properties of rice mocaf. The best treatment is the addition of extracts of Moringa leaf protein concentrate by 4% (w / w) is the addition of 4 g of Moringa leaf protein concentrates in 100 grams of flour mocaf with the following characteristics water content 12.06 %; protein content 3.66%; ash content 1.84 %; crude fiber content 2.86%; cooking time 127.64 second sandaver age color 4.5; sense 4.30 and smells 3.50.
Keywords: protein concentrate, moringaleaves, rice, mocaf
lama dapat mengancam ketahanan nasional
1. PENDAHULUAN Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
(Husodo, 2001). Salah
satu
cara
untuk
mengatasi
Mereka beranggapan jika belum makan nasi
kekurangan produktifitas beras indonesia
maka dianggap belum makan. Menurut
adalah dengan membuat beras analog.
Menteri
Sarwonodalam
Beras analog merupakan beras yang diolah
kampanye gerakan deversifikasi pangan
dan berbahan baku seperti singkong, tepung
sehat dengan pangan lokal di Taman
sagu,
Balaikambang Solo, masyarakat Indonesia
sebagainya.Sumber
tercatat sebagai konsumen beras tertinggi di
gizi yang terkandung di dalam beras analog
dunia, yakni 130 kilogram per kapita per
sama dengan beras padi sehingga layak
tahun (Widodo, 2013).
dikonsumsi. pengolahan dan pengembangan
Pertanian
Pada tahun 2035 diperkirakan penduduk
beras
jagung,
analog
umbi-umbian karbohidrat
disesuaikan
Indonesia akan bertambah menjadi hampir
karakteristik
di
dua kali lipat dari jumlah sekarang, menjadi
daerah(Ariyanti, 2013).
dan maupun
dengan
masing-masing
kurang lebih 400 juta jiwa. Akibatnya
Beras analog berbahan dasar tepung
hingga kurun waktu tersebut, Indonesia
mocaf (modified cassava flour/tepung dari
memerlukan tambahan persediaan pangan
ubi kayu) yang lebih dikenal dengan beras
lebih dari dua kali persediaan saat ini .
mocaf merupakan salah satu produk yang
Untuk
beras
mulai tahun 2011 sudah dikembangkan
Indonesia masih melakukan impor. Impor
Badan Ketahanan Pangan (BKP) Jawa
beras yang dilakukan dalam jangka waktu
Timur untuk mengantiisipasi krisis pangan
mencukupi
kebutuhan
167
akibat cuaca ekstrim.Tepung ubi sengaja
MPC(Moringa Protein Concentrate) yang
dipilih untuk pengembangan beras tiruan
terbukti dapat meningkatkan daya terima
karena potensi ubi di Jawa Timur sangat
masyarakat sebagai alternatif unggulan
tinggi.Tahun 2010, potensi ubi kayu di
pensubstitusi susu pada produk biskuit
Jawa Timur tertinggi di Indonesia yaitu
untuk balita.
mencapai 3,642 juta ton pertahun. Kandungan
mineral(kalsium)
Tanaman kelor bisa menjadi alternatif tepung
sumber protein yang potensialkarena tepung
mocaf lebih tinggi (58) dibanding beras (6)
daun kelor memiliki kandungan protein tiga
dan gandum (16), kandungan seratnya (2,39
kali lebih tinggi dibandingkan susu bubuk
gr/100 gr) juga lebih besar dari beras (1,3
(Gopalan et al., 2004; Donovan, 2007
gr/100 gr) tetapi kandungan proteinnya
dalam
(3,42 gr/100 gr) lebih rendah dibanding
Ndong,Guiro,Gning,Idohou-Dossou, Cisse,
tepung beras (7,13 gr/100 gr). Agar nilai
Wade(2007)
gizinya bisa memenuhi kebutuhan protein
tepung daun kelor bisa mencapai 35%.Oleh
konsumen maka diperlukan penambahan
karenanilai daya cerna protein tepung daun
sumber protein dalam pembuatan beras
kelor masih cukup rendah yaitu sebesar
mocaf. Salah satu alternatif sumber protein
56,1±8,9% yang disebabkan komponen
tersebut adalah konsentrat protein dari daun
protein yang terikat serat yang tinggi pada
kelor.
daun kelor maka yang digunakan untuk
Tanaman kelor merupakan tanaman tropis
yang
mudah
tumbuh
di
Indonesia.Biasanya kelor tumbuh sebagai
Kholis,
2010).
kandungan
Menurut
protein
dalam
sumber protein pada beras mokaf adalah konsentrat
protein
kelor
atau
MPC
(Moringa Protein Concentrate).
tanaman pagar di pekarangan rumah,
Berdasarkan latar belakang tersebut,
terutama di daerah pedesaaan.Akan tetapi,
maka perlu dilakukan penelitiantentang
selama ini kelor belum dimanfaatkan secara
pengaruh penambahan konsentrat daun
optimal sebagai bahan pangan.Salah satu
kelor
kendalanya adalah daya terima konsu-men
organoleptik
yang rendah yang disebabkan karena aroma
demikian, penelitian ini diharapkan bisa
langu yang sangat kuat pada daun kelor
menjadi
(Becker, 2006).
permasalahanketersediaan
terhadap sifat fisikokimia dan beras
solusi
mocaf
dalam
.Dengan
mengatasi pangan
Untuk mengeliminasi aroma langu pada
khususnya untuk mencukupi kebutuhan
daun kelor, sehingga dapat meningkatkan
beras Indonesia serta deversifikasi pangan
daya terima masyarakat oleh Kholis (2010)
dengan pangan lokal.
dalam
penelitiannya
telah
dibuat 168
a. Bagi peneliti, sebagai sumber informasi
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas
ilmiah dan acuan untuk penelitian yang
dan didukung pembuatan beras mocafakan
lebih lanjut dan lebih mendalam.
mempengaruhisifat
fisikokimia
dan
organoleptiknya.
b. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat digunakan
untuk
menerapkan
ilmu
tentang teknologi pangan yang telah Hipotesis
dipelajari dan sebagai acuan yang dapat
Diduga penambahan konsentrat daun kelor
dipertanggungjawabkan
pada pembuatan
mengadakan penelitian yang sejenis.
beras mocaf akan
mempengaruhisifat
fisikokimia
dan
organoleptiknya.
apabila
c. Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi
dan
pengetahuan
tentang
pemanfaatan konsentrat protein daun Tujuan Dan Manfaat Penelitian
kelor sebagai sumber protein dalam
Tujuan Penelitian
pembuatan beras mocaf dan untuk
Tujuan Umum
alternatif pengganti beras.
Mengetahui konsentrat
pengaruh daun
kelor
penambahan terhadap
sifat
d. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat digunakan
sebagai
solusi
dalam
fisikokimia dan organoleptik beras mocaf.
mengatasi
Tujuan Khusus:
pangan khususnya untuk mencukupi
a. Menganalisis
pengaruh
konsentrat daun kelor
penambahan terhadap sifat
fisikokimia beras mocaf. b. Menganalisis
pengaruh
permasalahanketersediaan
kebutuhan
beras
Indonesia
deversifikasi pangan dengan pangan lokal.
penambahan
konsentrat daun kelor terhadap sifat
2. KAJIAN LITERATURE
organoleptik beras mocaf.
Kelor (Moringa oleifera)
c. Menentukan
produk
serta
beras
mocaf
Kelor (Moringa oleifera) merupakan
dengan penambahan konsentrat daun
tanaman
yang
termasuk
family
kelor yang terbaik dilihat dari sifat
Moringaceae yang mudah tumbuh secara
fisikokimia dan organoleptiknya.
cepat di daerah tropis maupun sub tropis. Tanaman kelor dapat bertahan tumbuh pada musim kemarau. Pada bagian daunnya kaya
Manfaat Penelitian
akan kandungan carotenoid, asam askorbat
Penelitian yang telah dilakukan diharapkan
dan zat besi (Richter N., P. Siddhuraju, K.
dapat memberikan manfaat:
Becker. 2002). 169
Daun kelor (Moringa oleifera) dalam berbagai
penelitian
diketahui
sebagai
antioksidan
digunakan
dapat
Konsentrat Protein Daun Kelor
dan
Konsentrat protein menurut Hudson
antiinflamasi.Moringa oleifera famili dari
(1991) merupakan suatu produk olahan
Moringaceae
yang
memiliki
kandungan
mempunyai
kandungan
protein
antioksidan diantaranya, saponin, alkaloids,
sebesar 60 – 70%.Begitu pula yang
fitosterols, tannins, fenolik dan flavonoid
dikatakan oleh Winarno (1993) bahwa
(Rajanandh, M., Satishkumar, M., Elango,
protein konsentrat suatu bahan minimal
K and Suresh, B. 2012).Quercetin yang
mengandung protein sebesar 60%. Pada
merupakan
yang
prinsipnya konsentrat protein dapat dibuat
flavonol
dengan cara menghilangkan sebagian besar
dapat
kandungan lemaknya dan komponen bukan
radikal
bebas
protein yang tidak larut dalam air.
perubahan
LDL
Konsentrat protein suatu bahan dapat
menjadi ox-LDL.Quercetin juga berfungsi
dibuat dengan cara menghilangkan terlebih
sebagai antiinflamasi yang bekerja dengan
dahulu fraksi karbohidrat atau tepung bahan
cara mengeblok IkB kinase sehingga tidak
yang telah dihilangkan lemaknya. Proses ini
terjadi degradasi IkB yang dapat mencegah
didasarkan pada prinsip bahwa skeleton
aktifasi dari NF-kβ dengan demikian tidak
selulosa tidak dapat larut sedangkan fraksi
terjadi peningkatan kadar TNF-α (Nair, M.,
protein dapat dijamin kelarutannya untuk
Mahajan, S., Reynolds, J., Aalinkeel, R.,
sementara waktu ketika sebagian gula,
Nair, H., Schwartz, S and Kandaswami, C.
garam-garaman, dan komponen lainnya
2006).
dengan berat molekul rendah dihilangkan.
flavonoid
termasuk
ke
mempunyai mencegah sehingga
dalam efek
kelas
antioksidan
peningkatan mengurangi
terbesar
Daun kelor adalah suplemen yang mempunyai nilai gizi tinggi dan dianggap
Beras Analog
sebagai suplemen protein dan kalsium.Dari
Beras analog merupakan beras yang
beberapa penelitian dilaporkan bahwa pada
diolah dan berbahan baku seperti singkong,
daun terdapat komposisi vitamin A, B,
tepung sagu, jagung, umbi-umbian dan
kalsium, zat besi dan protein yang tinggi
sebagainya.Kandungan zat gizi dalam beras
(Oduro, et al., 2008). Selain kandungan
analog bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
protein yang tinggi, pada bijinya juga kaya
Beras analog bisa dinaikkan kadar protein,
akan karoten dan asam askorbat sehingga
serat,
dapat digunakan untuk sayuran (Richter, et
menyesuaikan bahan baku.Beras analog
al. 2002).
bisa dibuat menggunakan bahan baku lokal
ataupun
antioksidannya
dengan
170
daerah terkait,misalnya sumber karbohidrat bisa diperoleh dari tepung ubi kayu, ubi
Alat dan Bahan Alat-alat
yang
digunakan
dalam
jalar, talas, garut, ganyong, jagung, sorgum,
penelitian ini meliputi: (1) Peralatan untuk
hotong, sagu, dan sagu aren.Sumber protein
pembuatan konsentrat daun kelor dan
dapat
menambahkan
berasmocaf antara lain: blender, pengering
tepung kedelai, kacang merah, atau jenis
kabinet, timbangan digital (Denver M-310),
kacang-kacangan lain. Serat makanan bisa
oven listrik, nodle maker, alat uji fisik:
diperoleh
bahan
kecerahan dan daya patah, alat uji kimiawi:
lain.Dengan berbagai kelebihan itu, beras
protein, kadar air, serat kasar dan kadar abu
analog bisa dikembangkan secara luas,
serta alat pengujian organoleptik meliputi
bahkan bisa diproduksi besar-besaran untuk
lembar penilaian dan bilik pengujian.
diperoleh
dari
dengan
bekatul
atau
ekspor.Kekayaan biodiversitas Indonesia
Bahan-bahan yang digunakan dalam
berupa aneka tanaman sumber karbohidrat,
penelitian ini adalah daun kelor yang
protein,
diperoleh
dan
serat
merupakan
modal
dari
Desa
Karangwidoro
nyata.Dengan memanfaatkan bahan pangan
Kabupaten Malang dan bahan pembuat
lokal
beras mocaf (tepung mocaf) dari Kabupaten
untuk
membuat
beras
analog,
ketergantungan pada beras dan gandum
Trenggalek.Bahan-bahan
impor dapat ditekan (Anonymous, 2013b).
digunakan untuk uji kimiawi.
kimia
yang
Beras Mocaf merupakan salah satu contoh dari beras analog yang terbuat dari tepung
mocaf.
Beras
Mocaf
adalah
Rancangan percobaan Rancangan
percobaan
yang
makanan terbuat dari tepung singkong dan
dipergunakan dalam penelitian pembuatan
campuran bahan lainnya dengan bentuk
beras mocaf dengan perlakuan penambahan
persis seperti beras.Namun warnanya tidak
konsentrat protein daun kelor, adalah
hanya putih, warna beras analog Mocaf bisa
dengan rancangan acak tunggal (RAT).
disesuaikan dengan keinginan pembuatnya.
Dalam penelitian ini terdiri dari satu faktor perlakuan yaitu perbedaan penambahan
3. METODE PENELITIAN
konsentrat protein daun kelor (A) dengan
Tempat dan Waktu
enamlevel. Masing – masing level diulang
Peneliltian dilakukan di laboratorium
sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 18
pangan Universitas Yudharta Pasuruan dan
rancangan percobaan.
laboratorium
Masing – masing leveladalah:
THP
Universitas
Muhammadiyah Malang mulai bulan Mei
A1= penambahan konsentrat protein daun
sampai Agustus 2014.
kelor 0 % 171
A2= penambahan konsentrat protein daun
Pembuatan
kelor 2%
penambahan konsentrat protein daun
A3= penambahan konsentrat protein daun
kelor.
kelor 4%
Tepung mocaf 100 gr dicampur dengan air
A4= penambahan konsentrat protein daun
sebesar 72 % dan konsentrat daun kelor
kelor 6%
sesuai
A5= penambahan konsentrat protein daun
dicampur (mixing). Setelah tercampur rata
kelor 8%
baru dilakukan pencetakan dengan metode
A6= penambahan konsentrat protein daun
cold extrusion dengan menggunakan alat
kelor 10%
yang biasa disebut sebagai paste maker atau
Pengamatan.
noodle
Pengamatan dilakukan meliputi analisa
dilakukan secara manual dengan hasil
fisik: cooking time, analisa kimiawi:
cetakan
protein, kadar air, serat kasar dan kadar
langsung
abu serta analisaorganoleptik: warna, rasa
untuk penyimpanan. Setelah dikeringkan
dan aroma.
kemudian dianalisa di laboratorium sifat
Prosedur Penelitian
fisikokimia dan organoleptiknya.
Pembuatan konsentrat protein daun
Analisa Data
kelor (MPC) (modifikasi Kholis, 2009)
beras
perlakuan
maker.
mocaf
penelitian,
dengan
kemudian
Pemotongan
berbentuk dikonsumsi
silindris atau
cetakan
dan
bisa
dikeringkan
Analisa data dilakukan secara ANOVA
Daun kelor segar diblansing selama 5 menit
dengan selang kepercayaan 5% dan 1%.
untuk inaktivasi enzim penyebab langu,
Apabila ditemukan pengaruh terhadap salah
kemudian daun dihancurkan untuk ekstraksi
satu variebel maka dilanjutkan dengan uji
dan disaring menggunakan kain saring.
beda nyata terkecil (BNT). Untuk uji
Filtrat yang diperoleh dipanaskan pada suhu
organoleptik menggunakan uji Friedman.
80 – 900C selama 15 menit hingga terjadi
Perlakuan terbaik menggunakan metode de
koagulasi protein.Filtrat didinginkan dan
Garmo (1984) yang dimodifikasi Susrini
dilakukan pengendapan selama 24 jam,
2005.
kemudian yang
diambil
merupakan
endapannya.Endapan konsentrat
protein
dipisahkan dan dikeringkan menggunakan pengering kabinet.Konsentrat dalam bentuk
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air Rata-ratakadar air beras mocaf pada
kering ini diblender dan diayak dengan
berbagai
kombinasi
perlakuan
yang
ayakan 80 mesh.
dihasilkan berkisar antara 10,77 – 14,11 %.
172
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
mocaf yang dihasilkan. Rata-ratakadar air
bahwa adanya pengaruh yang sangat nyata
pada
berbagai
kombinasi
antara penambahan konsentrat protein daun
ditunjukkan pada Tabel 5.1
perlakuan
kelor (BNT 5%) terhadap kadar air beras Tabel 5.1.Rata-rata Kadar Air (%) pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Rata-rata Kombinasi Perlakuan BNT 5% Kadar Air (%) Penambahan konsentrat protein daun kelor 0% 10,77 a Penambahan konsentrat protein daun kelor 2% 11,03 a Penambahan konsentrat protein daun kelor 4% 12,06 b Penambahan konsentrat protein daun kelor 6% 12,32 b 0.2688 Penambahan konsentrat protein daun kelor 8% 13,87 c Penambahan konsentrat protein daun kelor 10% 14,11 c Keterangan : Angkarata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Histogram rata-ratakadar air pada berbagai
konsentrat protein daun kelor disajikan
kombinasi
pada Gambar 5.1.
RATA-RATA KADAR AIR (%)
perlakuan
penambahan
KADAR AIR BERAS MOCAF 15 10 5 0
A1 10.77
Series1
A2 11.03
A3 12.06
A4 12.32
A5 13.87
A6 14.11
PERLAKUAN
Gambar 5.1. Histogram rata-rata Kadar air (%)
Gambar 5.1. menunjukkan bahwa kadar
konsentrat protein daun kelor disebabkan
air tertinggi diperoleh pada perlakuan A6
karena
yaitu penambahan konsentrat protein daun
dan karboksil yang mampu menyerap air.
kelor10%
dan
Adanya berbagai gugus fungsional (NH2,
A1
yaitu
NH, OH, CO) yang terdapat dalam struktur
protein
daun
protein dapat menyebabkan protein mampu
terendah
(b/b)sebesar pada
penambahan
14,11%
perlakuan
konsentrat
kelor0% (b/b)sebesar 10,77%.
mengikat
Interaksi yang terjadi antara protein dan
hidrogen
protein memiliki gugus hidroksil
molekul
air
(Lehninger,
melalui
ikatan
1995).Dalam
air terjadi pada sisi amino polar dari protein
konsentrat protein daun kelor terdapat
(Sasongko, 1993).Meningkatnya kadar air
berbagai macam asam amino yang bersifat
dengan
hidrofobik dan hidrofilik seperti leusin,
meningkatnya
penambahan
173
isoleusin,
fenilalanin.triptofan,
sifat hidrofobik akibat proses denaturasi
metionin, arginin, histidin, lisin dan teronin.
protein (Vladimir, 2007) sehingga terjadi
Meskipun terdapat lebih banyak asam
perubahan
amino yang bersifat hidrofobik, namun
mengakibatkan
pada proses pembuatan konsentrat protein
banyak.
daun
kelor
valin,
terjadi
pemutusan
tingkat air
hidrofobisitas
yang
yang
lebih
diikat
ikatan
hidrogen yang menyebabkan perubahan Tabel 5.2.Rata-rata Kadar Protein(%) pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Rata-rata Kombinasi Perlakuan BNT 5% Kadar Air (%) Penambahan konsentrat protein daun kelor 0% 2,18 a Penambahan konsentrat protein daun kelor 2% 3,32 a Penambahan konsentrat protein daun kelor 4% 3,66 ab Penambahan konsentrat protein daun kelor 6% 4,05 ab 0.1056 Penambahan konsentrat protein daun kelor 8% 4,50 ab Penambahan konsentrat protein daun kelor 10% 4,58 b Keterangan :Angkarata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
terhadap kadar protein beras mocaf yang
Kadar Protein Rata-rata kadar protein beras mocaf
dihasilkan. Rata-rata kadar protein pada
pada berbagai kombinasi perlakuan yang
berbagai kombinasi perlakuan ditunjukkan
dihasilkan berkisar antara 2,18– 4,58%.
pada Tabel 5.2.
Hasil
analisis
sidik
ragam
Histogram rata-rata kadar
menunjukkan bahwa adanya pengaruh
pada
yang sangat nyata antara penambahan
penambahan konsentrat protein daun kelor
konsentrat protein daun kelor (BNT 5%)
disajikan pada Gambar 5.2.
RATA-RATA KADAR PROTEIN (%)
berbagai
kombinasi
protein perlakuan
KADAR PROTEIN BERAS MOCAF 5 4 3 2 1 0 Series1
A1 2.18
A2 3.32
A3 3.66
A4 4.05
A5 4.50
A6 4.58
PERLAKUAN
Gambar 5.2. Histogram Rata-rataKadar Protein (%)
Gambar 5.1. menunjukkan bahwa kadar
yaitu penambahan konsentrat protein daun
protein tertinggi diperoleh pada perlakuan A6
kelor10% (b/b)sebesar 4,58% dan terendah
174
pada
perlakuan
A1
yaitu
penambahan
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
konsentrat protein daun kelor0% (b/b)sebesar
bahwa adanya pengaruh yang sangat nyata
2,18%.
antara penambahan konsentrat protein daun Meningkatnya kadar protein dengan
kelor (BNT 5%) terhadap kadar abuberas
meningkatnya penambahan konsentrat protein
mocaf yang dihasilkan. Rata-ratakadar abupada
daun kelor disebabkan karena bahan baku yang
berbagai kombinasi perlakuan ditunjukkan pada
digunakan terdapat kandungan protein yang
Tabel 5.3.
tinggi sehingga mempengaruhi kadar protein. Berdasarkan analisa bahan baku yang telah dilakukan, kadar protein konsentrat protein daun kelor sebesar 60,34% (Trisnawati, 2014) Kadar Abu Rata-ratakadar abuberas mocaf pada berbagai kombinasi perlakuan yang dihasilkan berkisar antara 1,42– 2,18%. Tabel 5.3.Rata-rata Kadar Abu(%) pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Rata-rata BNT 5% Kadar Air (%) Penambahan konsentrat protein daun kelor 0% 1,42 a Penambahan konsentrat protein daun kelor 2% 1,59 b Penambahan konsentrat protein daun kelor 4% 1,84 c Penambahan konsentrat protein daun kelor 6% 1,89 c 0.1069 Penambahan konsentrat protein daun kelor 8% 2,06 d Penambahan konsentrat protein daun kelor 10% 2,18 e Keterangan :Angkarata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Kombinasi Perlakuan
Histogram rata-ratakadar abu pada berbagai kombinasi perlakuan penambahan konsentrat protein daun kelor disajikan pada Gambar 5.3.
RATA-RATA KADAR ABU (%)
KADAR ABU BERAS MOCAF 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Series1
A1 1.42
A2 1.59
A3 1.84
A4 1.89
A5 2.06
A6 2.18
PERLAKUAN
Gambar 5.3. Histogram Rata-rataKadar Abu (%)
175
Gambar 5.1. menunjukkan bahwa kadar
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
abu tertinggi diperoleh pada perlakuan A6 yaitu
bahwa adanya pengaruh yang sangat nyata
penambahan konsentrat protein daun kelor10%
antara penambahan konsentrat protein daun
(b/b)sebesar
kelor (BNT 5%) terhadap kadarserat kasar
2,18%
dan
terendah
pada
perlakuan A1 yaitu penambahan konsentrat
beras
protein daun kelor0% (b/b)sebesar 1,42%.
ratakadarserat kasarpada berbagai kombinasi
Meningkatnya
kadar
abu
dengan
mocaf
yang
dihasilkan.
Rata-
perlakuan ditunjukkan pada Tabel 5.4.
meningkatnya penambahan konsentrat protein daun kelor disebabkan karena pada konsentrat protein mengandung banyak mineral yaitu kadar Fe 0,11% dan Ca 1,45%. (Cahyandika, 2012) Kadar Serat Kasar Rata-ratakadar serat kasar beras mocaf pada berbagai kombinasi perlakuan yang dihasilkan berkisar antara 1,09– 3,31%. Tabel 5.4.Rata-rata Kadar Serat Kasar (%) pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Rata-rata BNT 5% Kadar Air (%) Penambahan konsentrat protein daun kelor 0% 1,09 a Penambahan konsentrat protein daun kelor 2% 2,8 b Penambahan konsentrat protein daun kelor 4% 2,86 bc Penambahan konsentrat protein daun kelor 6% 2,9 c 0.0896 Penambahan konsentrat protein daun kelor 8% 2,91 c Penambahan konsentrat protein daun kelor 10% 3,31 d Keterangan :Angkarata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Kombinasi Perlakuan
Histogram
rata-ratakadar
serat
AxTA-RATA SERAT KASAR (%)
kasarpada berbagai kombinasi perlakuan
penambahan konsentrat protein daun kelor disajikan pada Gambar 5.4.
KADAR SERAT KASAR BERAS MOCAF 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Series1
A1 1.09
A2 2.8
A3 2.86
A4 2.9
A5 2.91
A6 3.31
PERLAKUAN
Gambar 5.4. Histogram Rata-rataKadar Serat Kasar(%)
176
Gambar 5.4. menunjukkan bahwa kadar
Cooking Time
serat kasartertinggi diperoleh pada perlakuan
Rata-ratacooking time beras mocaf
A6 yaitu penambahan konsentrat protein daun
pada berbagai kombinasi perlakuan yang
kelor10% (b/b)sebesar 3,31%dan terendah pada
dihasilkan berkisar antara 117,67– 160,33 detik.
perlakuan A1 yaitu penambahan konsentrat
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
protein daun kelor0% (b/b)sebesar 1,09%. Meningkatnya
kasar
antara penambahan konsentrat protein daun
dengan meningkatnya penambahan konsentrat
kelor (BNT 5%) terhadap cooking time beras
protein daun kelor disebabkan karena pada
mocaf
konsentrat
timepada
protein
kadar
daun
serat
bahwa adanya pengaruh yang sangat nyata
kelor
terdapat
kandungan serat kasar yang terikut pada proses
yang
dihasilkan.Rata-ratacooking
berbagai
kombinasi
perlakuan
ditunjukkan pada Tabel 5.5.
pembuatannya. Tabel 5.5.Rata-rata Cooking Time (detik) pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Rata-rata BNT 5% Kadar Air (%) Penambahan konsentrat protein daun kelor 0% 117,67 a Penambahan konsentrat protein daun kelor 2% 121,67 b Penambahan konsentrat protein daun kelor 4% 127,67 c Penambahan konsentrat protein daun kelor 6% 135,67 d 3.0440 Penambahan konsentrat protein daun kelor 8% 147,00 e Penambahan konsentrat protein daun kelor 10% 160,33 f Keterangan :Angkarata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Kombinasi Perlakuan
Histogram rata-ratacooking timepada berbagai kombinasi perlakuan penambahan konsentrat protein daun kelor disajikan pada Gambar 5.5.
COOKING TIME (DETIK)
COOKING TIME BERAS MOCAF 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Series1
A1 117.67
A2 121.67
A3 127.67
A4 135.67
A5 147.00
A6 160.33
PERLAKUAN
Gambar 5.5. Histogram Rata-rataCooking Time(detik) Gambar
5.5.
menunjukkan
bahwa
cooking timetertinggi diperoleh pada perlakuan
A6 yaitu penambahan konsentrat protein daun kelor10%
(b/b)sebesar
160,33
detik
dan
177
terendah pada perlakuan A1 yaitu penambahan
untuk air terbatas yang berada dalam sistem.
konsentrat protein daun kelor0% (b/b)sebesar
Adanya protein akan menghalangi masuknya
117,67 detik.
air ke dalam granula pati. Air digunakan untuk
Meningkatnya cooking time dengan
membuat pati tergelatinisasi dan juga diikat
meningkatnya penambahan konsentrat protein
oleh protein sehingga dibutuhkan waktu yang
daun kelor disebabkan karena semakin banyak
lama karena adanya kompetisi ini.
konsentrat
protein
daun
kelor
yang
ditambahkan maka waktu yang dibutuhkan
OrganoleptikWarna
untuk memasak mie sehingga tercapai derajat gelatinisasi
yang
hasil
uji
organoleptik
cenderung
didapatkan nilai kesukaan panelis terhadap warna
mengalami peningkatan. Hal ini diduga karena
beras mocaf berkisar antara 3,25 sampai 4,05
penambahan protein cenderung mempengaruhi
yaitu antara suka sampai sangat suka. Rata-rata
suhu
fase
ranking tingkat kesukaan panelis terhadap
gelatinisasi akan semakin lama tercapainya
warna beras mocafditunjukkan pada Gambar
(Imaningsih, 2012). Fenomena ini terjadi
5.6.
puncak
sempurna
Berdasarkan
gelatinisasi
sehingga
karena karbohidrat dan protein berkompetisi
RERATA WARNA BERAS MOCAF rerata warna
5 4 3 2 1 0
A1 3.25
Series1
A2 3.6
A3 4.05
A4 3.8
A5 3.45
A6 3.25
perlakuan
Gambar 5.6. Histogram nilai Warna Rata-rata
panelis
mencerminkan beras yang ditambah konsentrat
terendah 3,25 didapatkan dari perlakuan A1
protein daun kelor sedangkan perlakuan A6
yaitu penambahan konsentrat protein daun
warna terlalu hijau cenderung hitam sehingga
kelor0% (b/b) dan A6 yaitu penambahan
kurang menarik. Perlakuan A3 paling digemari
konsentrat protein daun kelor10% (b/b)
,
karena warna yang dihasilkan tidak terlalu hijau
sedangkan nilai tertinggi 4,05 didapatkan dari
dan mencerminkan beras dengan penambahan
perlakuan A3 yaitu penambahan konsentrat
konsentrat protein daun kelor.
protein daun kelor4% (b/b) menurut catatan
Organoleptik Rasa
panelis
pada
dihasilkan
nilai
kesukaan
perlakuan
sangat
pucat
A1
warna
yang
sehingga
tidak
Berdasarkan
hasil
uji
organoleptik
didapatkan nilai kesukaan panelis terhadap rasa
178
beras mocaf berkisar antara 3,20 sampai 4,30
warna beras mocafditunjukkan padaGambar
yaitu antara suka sampai sangat suka. Rata-rata
5.7.
ranking tingkat kesukaan panelis terhadap
RERATA RASA BERAS MOCAF
rerata rasa
5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Series1
A1 3.9
A2 4.25
A3 4.3
A4 3.65
A5 3.35
A6 3.2
perlakuan
Gambar 5.7. Histogram nilai Rasa Rata-rata nilai kesukaan panelis terendah
dihasilkan tidak terlalu kuat dan rasa tepung
3,20 didapatkan dari perlakuan A6 yaitu
mocaf juga tidak terlalu terasa (balance).
penambahan konsentrat protein daun kelor10% (b/b) , sedangkan nilai tertinggi 4,30 didapatkan
Organoleptik Aroma
dari perlakuan A3 yaitu penambahan konsentrat
Berdasarkan hasil uji organoleptik didapatkan
protein daun kelor4% (b/b) menurut catatan
nilai kesukaan panelis terhadap aroma beras
panelis pada perlakuan A6 rasa dari daun kelor
mocaf berkisar antara 2,90 sampai 3,95 yaitu
sangat kuat dan kurang disukai sebagian besar
antara cukup suka sampai suka. Rata-rata ranking
panelis. Perlakuan A3 paling disukai karena
tingkat kesukaan panelis terhadap warna beras
rasa konsentrat protein daun kelor yang
mocafditunjukkan padaGambar 5.8.
RERATA AROMA BERAS MOCAF
rerata aroma
5 4 3 2 1 0 Series1
A1 3.9
A2 3.95
A3 3.5
A4 3.4
A5 3.15
A6 2.9
perlakuan
Gambar 5.8. Histogram nilai Aroma Rata-rata
nilai
kesukaan
panelis
yaitu penambahan konsentrat protein daun
terendah 2,90 didapatkan dari perlakuan A6
kelor10% (b/b) , sedangkan nilai tertinggi 3,95
179
didapatkan
dari
perlakuan
A2
yaitu
penambahan konsentrat protein daun kelor2% (b/b) menurut catatan panelis pada perlakuan
semakin meningkat sampai pada prosentase 4% (b/b) kemudian menurun. b. Sesuai
dengan
tujuan
khusus
dapat
A6 aroma dari daun kelor sangat kuat dan langu
disimpulkan bahwa dengan semakin banyak
sehingga kurang disukai sebagian besar panelis.
persentase penambahan konsentrat protein
Perlakuan A2 paling disukai karena aroma
daun kelor maka sifat fisikokimia beras
konsentrat protein daun kelor yang dihasilkan
mocaf semakin meningkat. Uji fisikokimia
tidak terlalu kuat.
terbaik
didapatkan
pada
perlakuan
penambahan konsentrat protein daun kelor Pemilihan
alternatif
terbaik
penelitian
sebesar 10% (b/b) c. Sesuai
dengan indek efektifitas Hasil perhitungan indeks efektifitas
dengan
disimpulkan
tujuan
bahwa
khusus
semakin
dapat banyak
menunjukkan kombinasi perlakuan terbaik pada
persentase penambahan konsentrat protein
pembuatan beras mocaf dengan perlakuan
daun kelor maka sifat organoleptik beras
penambahan konsentrat protein daun kelor
mocaf
adalah
konsentrat
prosentase 4% (b/b) kemudian menurun.
protein daun kelor sebesar 4 gr dalam 100 gr
Uji organoleptik terbaik didapatkan dari
tepung mocaf ( 4% (b/b)) dengan karakteristik
perlakuan penambahan konsentrat protein
sebagai berikut: kadar air 12,06% ; kadar
daun kelor sebesar 4% (b/b) .
perlakuan
penambahan
protein 3,66% ; kadar abu 1,84% ; kadar serat
semakin meningkat sampai pada
d. Perlakuan
terbaik beras
fisikokimia mocaf
dan
kasar2,86% ; cooking time 127,67% ; serta rata-
organoleptik
adalah
rata tingkat kesukaan panelis terhadap warna
penambahan konsentrat protein daun kelor
4,04; rasa 4,30 dan aroma 3,50 yaitu antara
sebesar 4% (b/b) dengan karakteristik
suka dan sangat suka.
sebagai berikut: kadar air 12,06% ; kadar protein 3,66% ; kadar abu 1,84% ; kadar
5. KESIMPULAN DAN SARAN
serat kasar2,86% ; cooking time 127,67% ;
Kesimpulan:
serta rata-rata
a. Sesuai dengan tujuan umum penelian maka
terhadap warna 4,04; rasa 4,30 dan aroma
kesimpulan yang bisa diambil bahwa
tingkat kesukaan panelis
3,50 yaitu antara suka dan sangat suka.
penambahan konsentrat protein daun kelor
Saran:
berpengaruh sangat nyata terhadap sifat
a. Saran yang bisa peneliti sampaikan adalah
fisikokimia dan organoleptik beras mocaf.
perlunya
penelitian
lanjutan
tentang
Dimana dengan semakin banyak persentase
formulasi beras yang lebih baik, masa
penambahan konsentrat protein daun kelor
simpan dan cara pengemasann beras mocaf
maka sifat fisikokimia beras mocaf semakin
yang dihasilkan.
meningkat dan organoleptik beras mocaf
180
DAFTAR PUSTAKA Anonymous,
2013b. Beras Analog, Diversifikasi Pangan dari IPB. INFO IPTEK.www.ristek.go.id/index.php
Ariyanti, F. 2013. Beras Analog Panganan Alternatif Pengganti Beras Padi danTerigu.Liputan6.com,Jakarta. http://bisnis.liputan6.com/read/545 055/beras-analog-pangananalternatif-pengganti-beras-padidan-terigu Becker, K dan P. Siddhuraju. 2006. The Antioxidant and Free Radical ScavengingActivities of Processed Cowpea (Vigna unguiculata (L) Walp.) Seed Extracts.Food Chemistry 101 (2007):10-19. Cahyandika,
Adista. 2012. Pengaruh Penambahan Konsentrat Protein Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dan Tepung Kulit Pisang (Musa Paradisiaca) Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia Serta Organoleptik Mie Kering. THP-UB
De Garmo, E. D, W. G. Sullivan and J. R. Canada. 1984. Engineering Economis.Mc Millan Publishing Company. New York. Donovan, P. 2007. Moringa Oleifera: The Miracle Tree. http://www.naturalnews.com/0222 72.html. Tanggal akses 7 Desember 2013 Husodo, S.Y. 2001. Kemandirian di Bidang PanganKebutuhan Negara Kita, Makalah Seminar PATPI, 910Oktober 2001, Semarang. Kholis,
N.
2009.Substitusi Susu dengan Konsentrat Protein Daun Kelor Pada Biskuit Balita Sebagai Alternatif Penanggulangan KEP.THP – UB. Malang
Kholis, N., Hadi, F. 2010. Pengujian Bioassay Biskuit Balita Yang Disuplementasi Konsentrat Protein Daun Kelor (Moringa oleifera)
Pada Model Tikus Malnutrisi. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 3(Desember 2010). Lehninger, A.H., 1995. Dasar – Biokimia. Erlangga, Jakarta.
Dasar
Nair, M., Mahajan, S., Reynolds, J., Aalinkeel, R., Nair, H., Schwartz, S and Kandaswami, C. 2006.The flavonoid Quercetin Inhibits Proinflammatory Cytokine (Tumor Necrosis Factor Alpha) Gene Expression in Normal Peripheral Blood MononuclearCells via Modulation of the NF-kβ System.Clinical and Vaccine Immunology, 13 (3) : 319 : 328. Oduro, W., O. Ellis and D. Owusu, 2008. Nutritional potential of two leafy vegetables: Moringa oleiferaand Ipomoea batatas leaves. Sci. Res. Essay, 3(2): 57-60. Rajanandh, M., Satishkumar, M., Elango, K and Suresh, B. 2012.Moringa oleifera Lam.A Herbal Medicine for Hyperlipidemia: A pre-clinical Report. Department of Pharmacology, J.S.S University, India.603 203. Richter N., P. Siddhuraju, K. Becker. 2002. Nutritional Quality Evaluation of Moringa (Moringa oleifera Lam) Leaves as An Alternative Protein Source of Tilapia. University of Hohenheim : Germany Susrini. 2005. Index Efektifitas. Suatu Pemikiran Tentang Alternatif Untuk Memilih Perlakuan Terbaik Pada Penelitian Pangan. Ed.ke-3 Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang. Trisnawati, Merina Iing. 2014. Pengaruh Penambahan Konsentrat Protein Daun Kelor dan Karagenan Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Mie Kering Tersubstitusi Mocaf. THP-UB Uversky, Vladimir. N. 2007. Conformational Stability, Size, Shape and Surface
181
of Protein Molecules. Science : New York
Nova
Widodo, J. 2013.Konsumsi beras masyarakat Indonesia tertinggi di dunia.ANTARA News. Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
182