ABSTRAK
Dwi Prasetiawati, Nim 207018200489, Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Motivasi Belajar Kewirausahaan di SMK 2 Mei Ciputat. Skripsi. Program Studi Manajemen Pendidikan. Jurusan Kependidikan Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta 2012 Penelitian ini dilaksanakan di SMK Dua Mei terletak di wilayah perbatasan dengan Ibu Kota DKI Jakarta, tepatnya di Jl. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Karena terletak di lokasi yang strategis dan kondusif mudah dijangkau siswa yang tinggal di wilayah Ciputat, Pamulang, Bintaro dan sekitarnya. Oleh karena itu SMK Dua Mei selalu berbenah diri untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan sehingga mendorong SMK Dua Mei menjadi sekolah yang bermutu dan dambaan masyarakat, khususnya masyarakat Ciputat dan sekitarnya. Skripsi ini membahas tentang Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa Kewirausahaan di SMK 2 Mei Ciputat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang masalah kemampuan guru dalam mengelola kelas hubungannya terhadap motivasi belajar kewirausahaan. Sumber data dalam penelitian ini adalah : 1. Kepala Sekolah SMK 2 Mei Ciputat. 2. Guru Kewirausahaan di SMK 2 Mei Ciputat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan dua cara yaitu wawancara dan angket atau kuesioner. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan statistik korelasional. Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwa pelaksanaan pengelolaan kelas di SMK Dua Mei Ciputat sudah berjalan cukup baik atau sedang. Adanya pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa. Karena, semakin baik pengelolaan kelas yang dilakukan guru, maka semakin baik motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat. Saran : Sebaiknya Kepala Sekolah mengawasi jalannya kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar serta memberikan evaluasi kepada para guru dalam proses belajar mengajar khususnya dalam kegiatan pengelolaan kelas. Kritik : Guru harus lebih memahami kegiatan pengelolaan kelas dengan baik agar dapat memotivasi belajar siswa, karena dengan kegiatan pengelolaan kelas yang baik maka akan menghasilkan proses belajar yang menyenangkan dan rasa aman terhadap siswa dikelas dengan begitu motivasi belajar siswa pun akan meningkat.
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, karena saat ini dunia pendidikan tengah menghadap beragai masalah seperti kemjuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu siswa dharakan agar dapat mengikuti moderisasi pendidikan saat ini.1 Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi untuk membentuk kepribadian anak didik yang baik. Dalam masa kemajuan sekarang ini, setiap sekolah membutuhkan guru yang betul-betul berkualitas. Guru merupakan salah satu faktor yang amat penting khususnya dalam pendidikan formal untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan Islam. Idealnya seorang guru harus mampu membaca dan memprediksi kemampuan semua siswanya, dan mengetahui karakter siswanya sehingga guru dapat memposisikan diri dengan baik dan menghadapi mereka sesuai dengan karakter dan gaya belajar mereka dengan cara yang tepat. Seorang guru harus dapat menarik perhatian para siswa dengan berbagai macam cara dan pendekatan guna kelancaran proses pembelajaran. Kepribadian guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa dari sekian banyak faktor lainnya.2 Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan 1
Abudin Nata, Modernisasi Pendidikan Islam Di Indonesia, ( Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006),h.19 2 Nur Uhbiiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : CV, Pustaka Setia,2005), h.71
tertentu. Kedudukan guru sebagai pendidik dan pembimbing tidak bisa dilepaskan dari guru sebagai pribadi. Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui menyampaikan pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan afektif dan keterampilan. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif ini mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Harapan yang tidak pernah sirna oleh seorang guru adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan ini dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda. Dengan adanya pengelolaan kelas yang baik maka akan mewujudkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajarannya pun dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Hanya sayangnya pengelolaan kelas yang baik tidak selamanya dapat dipertahannkan, disebabkan pada kondisi tertentu ada gangguan yang tidak dikehendaki datang dengan tiba-tiba atau disebut dengan kendala spontanitas. kendala spontanitas ini dapat mengganggu suasana kelas sehingga dapat memecahkan konsentrasi anak didik. 3 Masalah pengelolaan kelas memang masalah yang tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru. Suatu kondisi yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan adanya hubungan interpersonal yang baik antara guru dan anak didik dengan anak didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Kelas harus dirancang dan 3
Syaiful Bahari Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, : PT Rieneka Cipta, 2006), h.173
2
dikelola dengan seksama agar memberi hasil yang maksimal. pendekatan atas pengelolaan kelas sangat tergantung pada kemampuan, pengetahuan, sikap guru terhadap proses pembelajaran, dan hubungan siswa yang mereka ciptakan. 4 Undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan negara. 5 Dari pengertian pendidikan di atas, ada beberapa hal yang sangat penting untuk diketahui. Pertama, pendidikan bukanlah suatu proses yang asal-asalan, akan tetapi proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa
harus
mengarah
ketujuan.
Kedua,
pendidikan tidak boleh
mengesampingkan proses belajar. Ketiga, proses penididikan harus berorientasi kepada siswa. keempat, proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan. oleh karena itu, Ke empat hal yang berhubungan dengan pendidikan itu menunjukan betapa pentingnya proses pendidikan yang mengarah pada tujuan pendidikan. Akan tetapi, pelaksanaan pendidikan di sekolah belum sesuai dengan mata pelajaran yang diberikannya, seakan mata pelajaran yang satu terlepas dari mata pelajaran secara menyeluruh. Untuk itu diperlukan suatu standar yang mengatur proses pembelajaran yang biasa disebut dengan standar proses pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Bab I Pasal 1 ayat 6 adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Dalam standar nasional pendidikan terdapat 8 Standar Nasional antara lain : Stadar isi pendidikan yang terdapat pada pasal 5 yaitu standar isi pendidikan mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi 4
Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas Yang Dinamis, (Jogyakarta, IKAPI, 2007), h.40 DEPDIKNAS, Himpunan Peraturan/Ketentuan Bidang Pendidikan Dasar Dan Menengah,(2007), h.10 5
3
lulusan pada jenjeng dan jenis pendidikan tertentu, standar proses yang terdapat pada pasal 19 yaitu proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi sktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, dan standar-standar lainnya. dan salah satunya adalah standar pengelolaan , pada pasal 49 ayat 1 berbunyi pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan menajemen berbasis sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Akar kata pegelolaan adalah “ kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “ manajemen”. Manajemen adalah ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian, pegaturan atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan kelas yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. 6 M. Entang mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dlakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.7 Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan adalah
penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Oleh krena itu, agar setiap anak mendapat perlakuan secara maksimal dan adil maka perlu didaftar, dicatat, dikelompokan, ditempatkan
dikelas.
Pada
waktu-waktu
tertentu,
sekolah
berkewajiban
memberikan laporan kepada orang tua atau wali murid tentang hasil dari apa yang telah diucapkan atau dilakukan oleh anak tersebut di sekolah dari hari kehari. Jadi
6 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa, (Jakartta, PT Raja Grafindo Persada, 1996) cet, IV, h. 7 dan 17 7 Ade Rukmana, Asep Sutya, Pengelolaan Kelas, (Bandung :Universitas pendidikan indonesia (UPI PRESS),2006) Cet-1, h.172
4
pengelolaan siswa adalah pekerjaan mengetur siswa yang meliputi : Mendaftar, Mencatat, Menempatkan, Melaporkan dan Sebagainya.8 Agar anak didk senang dan bergairah dalam belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru di man pun dan kapan pun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah satu dari sederetan faktor yang menyebabkan itu. Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dnamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. oleh karena itu, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, agar siswa dapat berupaya mengerahkan segala kemampuannya dalam proses belajar.9 Situasi belajar mengajar di sekolah-sekolah sekarang ini menggambarkan suatu keadaan yang sangat kompleks. Kekalutan yang ada adalah akibat faktorfaktor obyektif yang saling mempengaruhi sehingga mengakibatkan menurunnya hasil belajar. Oleh karena itu, guru-guru perlu menciptakan situasi yang memungkinkan murid-murid dapat belajar dengan baik dan guru-guru dapat membimbing dalam suasana kreatif. Jika faktor-faktor obyektif dalam situasi belajar di sekolah dianalisa maka akan banyak sekali variabel yang menentukan proses belajar mengajar. Usaha memperbaiki variabel-variabel adalah usaha untuk membantu guru-guru agar mampu memecahkan persoalan-persoalan yang ada dalam proses mengajar. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas 8 Arikunto,Suharsimi, Pegelolaan Kelas Dan Siswa(Sebuah Pendekatan Edukatif), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1996) h.12 9 Wina Sanjaya,Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2008) Cet-1, h.249
5
dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Beberapa indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah sebagai berikut : 1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang berhenti kerena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya. 2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secapatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Tetapi, mengetjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja. Maka, kelas tersebut dikataka tidak tertib.10 Salah satu sasaran pengelolaan kelas adalah penerapan standar proses pendidikan di suatu sekolah, karena penerapan standar proses pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Secara umum penerapan standar proses di sekolah-sekolah mengacu kepada visi, misi dan tujuan sekolah tersebut. Karena standar proses itu adalah menerapkan standar menggunakan kriteria mutu. Dalam pengelolaan pendidikan indonesia kriteria minimal itu adalah standar nasional pedidikan. Kriteria minimal sama dengan batas minimal mutu yang menjadi target pencapaian yang diterapkan satuan pendidikan, idealnya di atas standar nasional. dalam menerapkan standar nasional, terdapat dua kata kunci yaitu adalah kriteria yang dipersyaratkan dan adanya proses pengukuran. Hal yang diukur dalam mutu adalah proses dan hasil belajar. oleh karena itu, indikator mutu meliputi indikator operasional dan indikator produk. kedua bidang itu penting untuk diukur karena dari hasil penelitian para ahli terbukti bahwa produk yang baik itu datang dari proses yang bermutu. proses yang bermutu harus melahirkan produk yang bermutu pula. Namun demikian standar pengelolaan tersebut belum berjalan secara keseluruhan di satuan pendidikan. kendalanya adalah kerena masih ada guru yang belum paham akan proses pengelolaan kelas tersebut sehingga proses pembelajaran kurang efektif, , masih ada guru yang belum optimal dalam menerapkan pengelolaan kelas yang menyebabkan adanya siswa yang bosan di kelas, siswa tidak memperhatikan pelajaran, siswa yang sering keluar kelas dan 10
Arikunto, Suharsimi, Pengelolan Kelas Dan Siswa (Sebuah Pendekatan Edukatif), ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1996)h.12
6
juga siswa yang mengantuk pada saat proses pembelajaran berlangsung. padahal jika pembelajaran dikelola dengan baik dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. dengan demikian motivasi belajar siswa dan kinerja siswa pun akan meningkat. Dari fenomena tersebut, maka penulis melakukan penelitian yang berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengelola kelas. dengan demikian penulis tertarik untuk mengajukan skripsi dengan judul “ PERSEPSI SISWA TENTANG
PENGELOLAAN
KELAS
PENGARUHNYA
TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DI SMK DUA MEI CIPUTAT”. Dengan alasan adanya guru yang belum memehami akan proses pengelolaan kelas sehingga proses pembelajaran kurang efektif, dan belum akan proses pengelolaan kelas sehingga proses pembelajaran belum maksimal dan belum lengkapnya sarana dan prasarana yanga ada di sekolah seperti infokus yang hanya ada di dalam satu ruangan, masih ada guru yang belum optimal dalam menerapkan pengelolaan kelas yang menyebabkan adanya siswa yang bosan di kelas, siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, siswa yang sering keluar kelas dan juga siswa yang mengantuk disaat proses belajar berlangsung.
B. Identifikasi Masalah Permasalahan yang di hadapi guru ketika berhadapan dengan sejumlah anak didik adalah masalah pengelolaan kelas. Karena dengan pengelolaan kelas secara optimal maka akan membeikan semangat belajar siswa. Apa, siapa, bagaimana, kapan, dan di mana adalah serentetan pertanyaan yang perlu dijawab dalam hubungannnya dengan masalah pengelolaan kelas. peranan guru itu paling tidak berusaha mengatur suasana kelas yang kondusif bagi kegairahan dan kesenangan belajar anak didik. Setiap kali guru masuk kelas selalu dituntut untuk mengelola kelas hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Jadi, masalah pengeturan kelas ini tidak akan pernah sepi dari kegiatan guru. Semua kegiatan itu guru lakukan tidak lain demi kepentingan anak didik, demi keberhasilan belajar anak didik sehingga anak didik dapat termotivasi dalam mengekuti pelajaran. tapi
7
sayangnya, masih ada guru yang belum memahami pentingnya mencipyakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Oleh karena itu, latarbelakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Pengelolaan kelas belum sesuai dengan konsep pembelajaran yang mengacu pada tujuan pembelajaran 2. Banyaknya guru yang kurang memahami konsep pembelajaran yang mengacu pada pengelolaan kelas 3. Bagaimana pengaruh pengolahan kelas terhadap motivasi belajar siswa 4. Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran
C. Pembatasan Masalah Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengejaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru dimana pun dan kapan pun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah satu sederetan faktor yang menyebabkan itu. Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi kesekolah tanpa motivasi untuk belajar. Untuk bermain-main berlama-lama di sekolah adalah bukan waktunya yang tepat. Untuk mengganggu teman atau membuat keributan di dalam kelas adalah suatu perbuatan yang kurang terpuji bagi orang terpelajar seperti anak didik. Maka, anak didik datang ke sekolah bukan untuk itu semua, tetapi
8
untuk belajar demi masa depannya kelak dikemudian hari. Oleh karena itu, mengingat keterbatasan peneliti, maka pembahasan penelitian ini dibatasi pada bagian tentang pengelolaan kelas pengaruhnya pada motivasi belajar siswa.
D. Perumusan Masalah Pengelolaan kelas bukanlah hal yang mudah. Jangankan bagi guru yang baru menerjunkan diri kedalam dunia pendidikan, bagi guru yang sudah profesional pun sudah merasakan betapa sukarnya mengelola kelas. Namun begitu tidak pernah guru merasa jenuh dan kemudian jera mengelola kelas setiap kali mengajar. Oleh karena itu, tugas guru disini adalah membangkitkan motivasi pada murid-muridnya. Usahakanlah agar motivasi yang timbul pada anak-anak adalah motivasi intrinsik (motif yang mendorongnya ada kaitannya langsung dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam objeknya/tujuan pekerjaannya itu sendiri), sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, berikut ini di kemukakan rumusan masalahnya yaitu adakah hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap
pengelolaan
kelas,
pengaruhnya
terhadap
motivasi
belajar
kewirausahaan. untuk memperjelas dan menyelesaikan penelitian ini berikut pertanyaan-pertanyan penelitian : 1. Bagaimana hubungan pengelolan kelas terhadap terhadap motivasi belajar siswa? 2. Bagaimana pengelolaan kelas pada mata pelajaran kewirausahaan? 3. Bagaimana motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran kewirausahaan?
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : untuk menggambarkan persepsi siswa tentang masalah kemampuan guru dalam mengelola kelas hubungannya terhadap motivasi belajar kewirausahaan. 2. Manfaat 9
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengelolaan kelas dalam mencapai tujuan yang optimal b. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan menjadi masukan tentang pentingnya pengelolaan kelas bagi guru-guru maupun kepala sekolah SMK dua mei ciputat c. Bagi jurusan kependidikan islam program studi manajemen pendidikan dan civitas akademia UIN Syahid, diharapkan dapat menambah pembendaharaan karya ilmiah serta menjadi acuan dalam mengembangkan pengelolaan kelas.
10
11
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Persepsi Presepsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu perception, yang berarti pengamatan11. Menurut Sarlito Wirawan Sarsono, persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan objek-objek disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan. 12 Presepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan. Pengindraan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra, namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf , dan proses selanjutnya merupakan proses presepsi. Karena itu, proses presepsi tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan proses pengindraan merupakan proses yang mendahului terjadinya prsepsi. Proses pengindraan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan dunia luar. Stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan presepsi. 11
W. J. S Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, ( Bandung : Hasta, 1982),
h. 143 12
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982), cet. 11, h. 39
11
Aktifitas jiwa manusia mengenai rangsangan-rangsangan yang melalui alat-alat indra dengan kemampuan manusia mengenai lingkungan hidupnya, disebut presepsi atau pengamatan. Manusia yang memperesepsi tersebut tidak terbatas pada rangsangan dari benda-benda atau obyek-obyek alam luar, akan tetapi juga dapat mengenali rangsangan sakit, lapar, dahaga, yang merupakan fakta-fakta obyektif dari dalam diri manusia. Oleh karena itu, presepsi adalah proses individu mengenali obyek-obyek dan fakta-fakta obyektif dengan menggunakan alat indera.13 Dengan presepsi, individu dapat menyadari, dan mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam presepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut presepsi diri ( selfperception). Karena dalam presepsi itu merupakan aktifitas yang integred, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperandalam presepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam presepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil presepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa presepsi itu memang bersifat individual.
2. Faktor-fakor yang mempengaruhi presepsi Presepsi merupakan proses organisasi yang berwujud diterimaya stimulus oleh individu melalui alat indranya dan menggabungkan data-data indra untuk dikembangkan sedemikian rupa. Menurut Sarlito Wirawan Sarsono terdapat enam faktor yang mempengaruhi preepsi, yaitu : 13
Zikri Neni Iska. Psikologi Pegantar Pemahaman Diri Dan lingkungan Kizi Brother’s, 2006) cet. 1 h. 54
12
( Jakarta :
a. Perhatian : Biasa kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pad satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu dengan orang lain, menyebabkan perbedaan presepsi antara mereka. b. Set : Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul. misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis “start” terdapat set bahwa akan terdengan bunyi pistol di saat mana ia harus berlari. c. Kebutuhan : Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, akan mempengaruhi presepsi orang tersebut. d. Sistem nilai : Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap presepsi e. Ciri kepribadian : Ciri kepribadian akan mempengaruhi pula presepsi f. Gangguan kejiwaan : Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan presepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dengan ilusi, halusinasi bersifat individual, jadi hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan saja. 14 3. Ciri-ciri Presepsi. Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut persepsi. Agar dihasilkan suatu pengindraan yang bermakna ada ciri-ciri umum persepsi, yaitu : a. Rangsangan-rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indra b. Dunia persepsi mempunyai sifat ruang c. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu d. Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya15. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa presepsi bukan proses pengindraan saja, tetapi ada unsur intepretasi di dalamnya. Persepsi juga merupakan proses pengamatan individu terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungannya dengan menggunakan indranya yang dimilikinya, hasil proses pengamatan tersebut menjadikan individu sadar terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungannya, di samping itu, presepsi individu muncul karena adanya aktifitas mengindra, menginterpretasikan dan memberi penilaian terhadap objek-objek fisik maupun sosial yang ada dilingkungannya. secara singkat persepsi informasi
14
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi ...... cet. VIII, h. 43-44 Zikri Neni Iska. Psikologi Pegantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan ( Jakarta : Kizi Brother’s 2006) cet. 1 h. 57 15
13
proses menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem indera manusia.
B. Pengelolaan Kelas 1. Pengertian Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab (Guru) kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar tercapai oleh kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan. 16 Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap masalah dan situasi. ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuan dan bakatnya pada tugas-tugas individu. Sedangkan menurut Sadirman A.M, bahwa pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas, karena itu kelas mempunyai peran dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. 17 Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari dan bahkan waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Hari ini anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu tenang. Selain itu terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya di masa mendatang persaingan itu menjadi tidak sehat, Oleh karena itu, kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional anak didik. Jadi, pengelolaan kelas adalah suatu upaya mendayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif dalam mencapai tujuan pembelajaran. M. Entang mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal dalam proses mengajar 18. Dari pengertian pengelolaan kelas tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh 16 Suharsimi, Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, ( jakarta : CV, Rajawali, 1988) , cet ke-2, h. 68 17 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :PT Renika Cipta, 2000), cet ke-1, h. 172. 18 Ade Rukmana dan Asep Surya, Pengelolaan Kelas (PT : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI PRESS), 2006, cet ke-1, h. 29
14
seorang guru dengan tujuan agar terjadi proses belajar mengajar dengan situasi dan kondisi yang efektif, kondusif dan menyenangkan bagi kedua belah pihak yaitu antara guru yang mengajar dan siswa yang sehingga tercapai suatu pembelajaran yang optimal. Mengelola kelas merupakan suatu keterampilan seorang guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang serasi tanpa adaanya suatu gangguan. Seorang guru harus berusaha mengembalikan kondisi tersebut jika terdapat hal-hal yang mengganggu konsentrasi siswa serta mengganggu kelancaaran belajar. Suatu kondisi belajar yang optimal akan dicapai apabila seorang guru mampu mengatur siswa dengan suasana pelajaran yang serasi dan mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan. 2. Pengaturan siswa di dalam kelas. Kualitas dan kuantitas siswa di dalam kelas bergantung pada banyaknya faktor antara lain adalah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas 19. Untuk lebih jelasnya, pengaturan siswa dan fasilitas kelas dapat dilihat dalam bagan seperti ini 20.
Kegiatan pengelolaan kelas
Mengatur
orang(
kondisi
Mengatur fasilitas belajar mengajar
Emosional)
(Kondisi Fisik)
-
Tingkah laku
-
Ventilasi
-
Kedisiplinan
-
Pencahayaan
-
Minat
-
Kenyamanan
-
Antusias belajar
-
Letak duduk
-
Dinamika kelompok
-
Penempatan siswa
kegiatan pengelolaan kelas secara dinamis antara lain adalah sebagai berikut : 19 20
Ibid, hal.10 Ade Rukmana, Asep Suryana, Pengelolaan Kelas ...................... h. 33
15
a. Pengelolaan Tempat Belajar Atau Ruang Kelas Pengelolaan tempat belajar atau ruang ini sangatlah penting dilakukan untuk dapat menciptakan suasana belajar yang beraneka ragam sehingga siswa tidak merasa jenuh dikelas setiap harinya. Pengelolaan tempat belajar ini meliputi pengelolaan terhadap benda-benda yang ada diruang belajar seperti meja, kursi yang disusun bervariasi diantaranya : 1. Bentuk kelompok
Manfaatnya adalah : Siswa mudah untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi baik antara guru dan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. 2.
Bentuk U
16
Manfaatnya adalah : Siswa dapat dengan mudah menjangkau alat dan sumber belajar, siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain di dalam kelas 3. bentuk berjajar atau secara berbaris
Manfaatnya adalah siswa dapat bekerja secara perorangan, walaupun sebenarnya pengaturan duduk seperti ini sedikit kurang optimal bagi siswa yang mendapat posisi duduk di belakang, karena terlalu jauh dari jangkauan alat dan sumber belajar. Oleh karena itu peran seorang guru sangatlh penting di dalam kelas. Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajarSeorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan berusaha mengembalikan kondisi tersebut jika terdapat hal-hal yang mengganggu konsentrasi siswa serta mengganggu kelancaran belajar. 17
Pengelolaan terhadap pajangan hasil karya siswa, seperti peralatan sekolah atau sumber belajar lainnya yang ada dikelas juga harus dikelola. Pengelolaan terhadap tempat belajar ini dilakukan sesuai dengan strategi yang akan digunakan oleh guru. Ruang kelas atau tempat belajar, terutama kursi dan meja siswa serta posisi guru, ditata sedemikian rupa sehingga menunjang kegiatan pembelajaran aktif. b. Pengelolaan bahan pelajaran Pengelolaan bahan pelajaran dilakukan oleh guru, dan guru perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang untuk siswa, memberikan umpan balik, dan menyediakan program penilaian yang memungkinkan semua siswa maupun melakukan unjuk kemampuan atau demonstrasi diri sebagai hasil belajar. c. Pengelolaan kegiatan dan waktu Dalam proses belajar mengajar biasanya ada tiga kegiatan besar yaitu awal, kegiatan inti dan penutup. Kegiatan awal ini diisi dengan hal yang bisa menarik minat siswa untuk belajar, membahas ulang pelajaran atau menyampaikan informasi awal atau penjelasan tugas kepada siswa. Kegiatan inti ini dilakukan dengan berbagai kegiatan untuk siswa sehingga siswa dapat mengalami kegiatan secara langsung dalam belajar mengajar di kelas. Kegiatan inti ini sebaiknya dilakukan dengan melibatkan siswa secara berpasangan atau kelompok atau perorangan. Kegiatan penutup biasanya diisi dengan kegiatan meresume atau meringkas hasil belajar dan biasanya diseling dengan memberikan pertayaan kepada siswa 21. 3. Keterampilan dalam mengelola kelas Komponen keterampilan dalam mengelola kelas di antaranya meliputi : a) Keterampilan yang berhubungan dengan menciptakan kondisi belajar yang optimal Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan pengendalian pelajaran. Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan ini ialah sebagai berikut : 1) Sikap tanggap a) Memandang secara seksama 21
Mansur. Muchlis, Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Konstektual, ................ h. 73 18
b) Gerak mendekati siswa c) Memberi pernyataan d) Memberi reaksi Memberi reaksi terhadap gangguan atau kekacauan di dalam kelas Kelas tidak selamanya tenang. pasti terdapat gangguan. Hal ini perlu disadari guru dan tidak boleh dibiarkan. Teguran perlu dilakukan guru untuk mengembalikan keadaan kelas. Teguran ini merupakan tanda bahwa guru ada bersama anak didik dan anak didik sadar akan perbuatan yang dilakukan oleh anak didik tersebut. 2) Menghindari kericuhan di dalam kelas Untuk menghindari kericuhan di dalam kelas ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan guru. Antara lain adalah : a) Penguatan Untuk mengatasi anak didik yang mengganggu atau tidak mengerjakan tugas, dapat diberikan penguatan untuk mengubah tingkah laku anak didik. Untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu atau tidak mengerjakan tugas, maka cara guru memberikan penguatan yang sederhana terhadapa anak didik antara lain adalah : 1. Menggunakan peraturan
positif
bila
anak
didik
tidak
menghentikan gangguan atau kembali pada tugas yang diberikan guru 2. Menggunakan penguatan positif terhadap anak didik yang bersikap baik dikelas dan dijadikan contoh untuk anak didik lainnya. b) Kelancaran Kelancaran atau kemajuan anak didik dalam belajar adalah indikator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatian pada pelajaran yang diberikan di kelas. Hal ini perlu didukung oleh peran guru dan tidak dapat diganggu dengan hal-hal lain yang bisa 19
mengganggu konsebtrasi anak didik. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dihindari oleh seorang guru antar lain : 1) Adanya campur tangan yang berlebihan ( Teacher Interruption) 2) Penyimpangan (Fade Away) c) Kecepatan Kecepatan di sini diartikan sebagai tingkat kemajuan yang dicapai anak didik dalam suatu pelajaran. Yang perlu dihindari guru adalah kesalahan menahan kecepatan yang tidak perlu, atau menhan penyajian pelajaran atau kemajuan tugas. ada dua hal kesalahan kecepatan yang harus dihindari oleh guru adalah : 1) Bertele-tele (Over Dwelling) kesalahan ini terjadi bila pembicaraan bersifat mengulang-ulang hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan. 2) Pengulangan penjelasan yang berlebihan Kesalahan yang perlu dihindari oleh guru adalah pengulangan (Fragmenting) yang berlebihan. Kesalahan ini muncul bila guru memberi petunjuk pengajaran atau penjelasan kepada kelompok kecil anak didik atau secara individu, yang sebenarnya sudah diberikan dalam kelas atau kelompok besar secara bersama. b). Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar optimal Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang, Walaupun telah menggunakan tingkah laku dan tindakan yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua anak didik untuk membantu mengatasi masalah tersebut.22 22
Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Renika Cipta 2000, hal 147-156 20
4. Prinsip-Prinsip dalam Mengelola Kelas Terdapat beberapa prinsip pengelolaan kelas antara lain adalah sebagai berikut : a. Hangat dan Antusias Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar, guru yang hangat dan akrab dengan murid selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. Keberhasilan ini berkaitan dengan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, hubungan yang baik di butuhkan karena salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini siswa adalah afeksi dari guru terhadap siswanya akan memudahkan guru tersebut yang berakhir pada keberhasilan kelas. b. Tantangan Tantangan yang diberikan bisa berupa kuis lisan, tanya jawab spontan atau semacam pemberian penghargaan atau hadiah kecil kepada siswa sebagai apersepsi terhadap nilai lebih yang dimilikinya dengan cara yang sportif tanpa menyinggung perasaan siswa lainnya. Pada akhirnya penghargaan tersebut dapat meningkatkan semangat dan kompetensi yang positif bagi siswa. c. Bervariasi Penggunaan alat media atau alat bantu, gaya mengajar seorang guru, pola interaksi antara guru dan anak-anak akan mengurangi munculnya gangguan dan meningkatkan perhatian anak didik. Dalam hal ini dibutuhkan kreatifitas dalam diri seorang guru dengan menggunakan media audiovisual dalam pengajaran dan tidak terlalu monoton dalam mengajar karena dapat membuat siswa menjadi bosan. d. Keluwesan Keluwesan seorang guru akan sangat berpengaruh terhadap siswa dalam menciptakan suasana dalam kelas, dan siswa dapat membuka diri dalam hal-hal yang positif kepada guru. e. Penekanan Pada Hal-Hal Yang Positif Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif . Penekanan terhadap hal-hal yang positif tapa membahas hal-hal yang negatif akan mengajarkan sekaligus membiasakandiri siswa untuk mampu berfikir terhadap hal-hal yang positif. f. Penanaman Disiplin Diri Tujuan akhir pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Untuk itu, guru hendaknya selalu mendorong anak didik untuk selalu melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seoran pendidik. 21
Penanaman disiplin hendaknya didominasi dengan memberikan contoh melalui perbuatan, kemudian didukung oleh perkataan melalui apa yang mereka lihat. Pengelolaan kelas tersebut akan menjadi sangat efektif apabila guru mampu melaksanakan prinsipnya sebagai seorang guru dan dapat menciptakan suasanya yang menyenangkan. 23 Jadi dapat disimpulkan bahwa dari berbagai prinsip pengelolaan kelas bagi seorang guru adalah harus lebih menekankan pada hal-hal yang positif agar penanaman disiplin pada diri siswa dapat menghasilkan pendidikan yang bermutu baik secara moril dan intelektual. 5. Tujuan Pengelolaan Kelas Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik, sedangkan tujuan khusus dalam mengelola kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan. 24 Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Kerena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik meupun fikiran. Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengejarnya. Itu sama saja membiarkan jalannya pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjasi mengerti, dan dari tidak berilmu menjadi berilmu. Agar proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa mendapatkan hasil yang memuaskan, maka di dalam pengelolaan kelas diperlukan adanya suatu tujuan agar dalam mengelola kelas mendapatkan hasil yang signifikan. Dan akan sia-sia jika seorang guru dalam menciptakan pengelolaan kelas tanpa adanya tujuan. beberapa indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah sebagai berikut : 23
Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Renika Cipta 2000, cet 1, h. 148-149 24 Moh.Uzer, Menjadi Guru Profesional, h. 10 22
a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet. artinya tidak ada anak yang berhenti kerena tidak tahu tugas yang akan dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan oleh guru b. Setiap anak harus melakukan pekerjaan sekolah tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar dengan cepat menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. 25 Selanjutnya menurut Syaiful Bahri Djamarah membagi tujuan pengelolaan kelas menjadi dua bagian yaitu : 1) Untuk Anak Didik a) Mendorong anak didik mengembanhkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakuya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sebdiri b) Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru meerupakan suatu perigatan dan bukan kemarahan c) Membengkitkan rasa tanggung jawab dalam tugas dan kegiatan yang diadakan sekolah 2) Untuk Guru a) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat b) Menyadari kebutuhan anak didik dan memilih kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik c) Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku anak didik yang tidak serius belajar (mengganggu suasana belajar). d) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yan dapat digunakan pada siiswa yang mempunyai masalah pada tingkah laku anak didik di dalam kelas.26 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas bagi siswa adalah mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap tingkah lakunya, siswa mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib, dan teguran yang diberikan guru bukanlah kemarahan melainkan suatu teguran atau peringatan atas kesalahan yang diperbuatnya, menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang baik. Sedangkan tujuan pengelolaan kelas bagi guru adalah mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar sehingga siswa dapat mengembangkan 25
Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan Edukatif, ............... h. 68 26 Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT Renika Cipta 2000, cet 1, h.130 23
potensinya, serta dapat menghilangkan berbagai hambatan yang terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung, menyediakan dan mengatur fasilitas belajar yang mendukung dan memugkinkan siswa belajar dengan baik, membantu siswa mengetahui tingkah
laku
yang
sesuai dengan
tata
tertib
kelas,
dan
mengembangkan rasa tanggung jawab, menyadari kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada siswa. 6.
Cara Pengelolaam Kelas Pengelolaan kelas mengarah kepada kegiatan-kegiatan yang meanciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal dalam proses belajar mengajar. Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar yang efektif, pengelolaan kelas menunjukan kepada pengaturan kepada pengaturan ventilasi, penerangan, tempat duduk, sampai dengan perencanaan pengaturan peserta didik dan ruang kelas. Dalam hal ini tempat duduk siswa harus diatur dengan kebutuhan dan metode yang digunakan, ruang tempat berlangsungnya pelajaran harus menyenangkan. hal ini menyangkut pengaturan ruang secara rapi. Kerapihan meja guru dengan taplak meja dan bunga, penghias dinding, gambar-gambar ( peta, grafik,lukisan-lukisan, dan lain-lain yang bersifat mendidik). Ruangan tempat berlangsungnya pelajaran selain indah dan menarik, juga harus rapi dan bersih. Fasilitas-fasilitas fisik lainnya seperti keadaan cahaya atau penerangan, ventilasi (tempat keluar masuknya udara), warna dinding, papan tulis, dan lainnya dlam suatu kelas merupaka faktor yang sangat penting dalam manajemen kelas. Kondisi belajar siswa akan optimal jika pengajar mampu mengatur siswa dan sarana
pembelajaran serta
mengendalikannya
dalan
suasana
yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar yang efektif dan efisien. Pengaturan siswa dapat berupa penempatan tempat duduk siswa maupun pengelompokan dalam belajar. Ada berbagai macam ventilasi, tempat duduk maupun pengelompokan dalam belajar, diantaranya adalah bisa dengan berbanjar kebelakang atau gaya tradisional. Berbentuk bundar atau oval atau dengan
24
berbentik huruf U dan lain sebagainya. Susana hangat dan keakraban juga harus tercipta dengan baik antar guru dengan murid agar tidak terjadi kejenuhan atau bahkan kekacauan dalam kelas antar masing-masing individu.
C. Motivasi belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung prestasinya pun akan tinggi pula, sebaliknya siswa yang motivasinya rendah, akan rendah pula prestasinya. Karena motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktivitas, dan tentu saja tinggi rendahnya semangat akan menentukan hasil yang diperoleh. Woodwort mengatakan suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertent sangat tergantung dari motive yang dimilikinya.
Freededirc J. McDonald mengungkapkan, motivasi
adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, maka munculnya motivasi ditandai oleh adanya perubahan energi dalam diri seseorang yang mungkin disadari ataupun tidak.27 Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu keputusan yang telah
27
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008) cet, I, h.250 25
ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan atau tujuan yang nyata ingin dicapai.28 Hasibuan, Mengemukakan bahwa motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang karena setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingi dicapai. Adapun, Siagian mengatakan bahwa motif
adalah
keadaan
kejiwaan
yang
mendorong,
mengaktifkan,
atau
menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap, dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan kelompok. Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah, terdapat perbedaan dalam kekuatann motivasi yang ditunjukan oleh seseorang dalam menghadapi situsi tertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situsi yang sama. bahkan, seseorang akan menunjukan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. Wexley & Yukl memberikan pendapat bahwa pengertian motivasi itu adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan belajar. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan belajar seseorang, agar mereka mau bekerja sama, belajar efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Hasibuan. Adapun Robbins mengemukakan motivasi sebagai suatu kerelaan berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengeruhi oleh kemampuan usaha memuaskan beberapa kebutuhan individu.29 Adapun menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari yang dikemukakan oleh Mc Donald ini, maka terdapat tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi, yakni ; motivasi
28 M.Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2006) cet,IV, h.129 29 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010) cet, II, h. 110
26
mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan .30
2. Jenis-jenis Motivasi Belajar Motivasi banyak jenisnya. pembagian motivasi dapat dilihat dari perspektif kebutuhan dan perspektif fungsional, serta dari sifatnya. a. Perspektif Kebutuhan Teori motivasi yang memandang dari sudut kebutuhan dikembangkan oleh Maslow. Menurut Maslow, kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat. individu itu akan merasa puas memenuhi kebutuhan pada taraf tertentu manakala pada taraf sebelumnya kebutuhan itu telah terpenuhi. kebutuhan-kebutuhan itu adalah sebagai berikut : 1). Kebutuhan Fisiologis, yaitu kebutuhan dasar yang harus terpenuhi sebelum kebutuhan-kebutuhan lain terpenuhi. Kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan rasa lapar, haus, kebutuhan istirahat dan lain sebagainya. 2). Kebutuhan akan keamanan, yaitu kebutuhan rasa terlindungi, bebas dari rasa takut dan kecemasan 3). Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan cinta kasih seperti rasa diterima oleh kelompok, perasaan dihargai dan dihormati oleh orang lain. 4). Kebutuhan untuk menjadi dirinya sendiri, yaitu kebutuhan berprestise yang erat dengan kebutuhan untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya baik dalam bidang pengetahuan, sosial dan lain sebagainya. Menurut Maslow, motivasi pada setiap tingkatan hanya dapat dibangkitkan manakala telah terpenuhinya tingkat motivasi sebelumnya. Misalkan, anak hanya mungkin dapat mengembangkan minat dan bakatnya dengan sempurna, manakala telah memiliki rasa diterima oleh kelompok sosialnya. a. Perspektif Fungsional
30
Pupuh Fathurahman M. sobry Sutikno, ( Bandung, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, 2007), h. 19 27
Perspektif ini membagi jenis motivasi dilihat dari konsep motivasi sebagai penggerak, harapan dan insentif. motivasi sebagai penggerak adalah motivasi yang memberi tenaga untuk aktivitas itu hanya mungkin terjadi apabila ada faktor pendorong yang menggerakkan seluruh energi yang tersedia. Tanpa adanya penggerak tidak mungkin akan terjadi aktivitas. Penggerak itu bisa datang dari luar diri individu yang kemudian dinamakan sumber eksternal atau bisa muncul dari dalam yang kemudian dinamakan sumber internal. b. Sifat Motivasi Dilihat dari sifatnya motivasi dapat dibedakan antara motivasi instrinsik dan motivasi instrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu, misalkan siswa belajar karena didorong oleh keinginannya sendiri menambah pengetahuan atau seseorang berolehraga tenis karena memang ia mencintai olehraga tersebut. Jadi dengan demikian, dalam motivasi instrinsik tujuan yang ingi dicapai ada dalam kegiatan itu sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri. misalkan, siswa belajar dengan penuh semangat karena ingin mendapat nilai yang bagus, seseorang berolahraga karena ingin menjadi juara dalam suatu turnamen. Dengan demikian, dalam motivasi ekstrinsik tujuan yang ingin dicapai berada di luar kegiatan itu.31 Motivasi internal, yaitu keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu. Dalam proses belajar mengajar siswa yang termotivasi secara instrinsik dapa dilihat dari kegiatan yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang keberadaannya karena pengeruh rangsangan dari luar. Motivasi eksternal bukan merupakan keinginan yang sebenarnya yang ada di dalam diri siswa untuk belajar, tujuan individu melakukan kegiatan adalah mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Antara motivasi internal dan eksternal saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi eksternal dapat membangkitkan motivasi internal. Dari definisidefinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan, baik yang bersifat internal maupun eksternal yang membuat siswa bergerak,
31
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, ..............) h. 256 28
bersemangat, dan senang belajar secara serius dan terus menerus selama kegiatan proses belajar.32 3.
Prinsip-prinsip Motivasi Dalam penerapan motivasi belajar untuk memperoleh hasil pembelajaran
yang optimal, perlu diperhatikan prinsip-prinsip penerapan motivasi. Dari hasil penelitiannya Kenneth H. Hoover mengemukakan sejumlah prinsip sebagai berikut : a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai hasil kerja yang telah dilakukan. Oleh karena itu, memberikan pujian akan lebih efektif untuk membangkitkan motivasi belajar b. Pasa siswa memiliki kebutuhan psikologis yang bersifat dasar yang perlu mendapat kepuasan. Siswa berbeda-beda dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut. Bagi siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar lebih sedikit memerlukan bantuan dibandingkan dengan siswa yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya itu. c. Dorongan yang datang dari dalam (instrinsik), lebih efektif dibandingkan dengan dorongan yang muncul dari luar (ekstrinsik), dalam menggerakan motivasi belajar d. Tindakan-tindakan atau respon siswa yang sesuai dengan tujuan, perlu diberikan penguatan untuk menetapkan hasil belajar. Penguatan itu sangat penting artinya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa melalui penguatan siswa akan merespon ulang setiap kali muncul stimulus e. Motivasi mudah menular kepada orang lain. Guru yang mengajar penuh antusias dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mendorong kepada temannya yang lain untuk meningkatkan motivasi bealajarnya f. Pemahaman siswa yang jelas terhadap tujuan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. oleh karena itu, siswa perlu tahu arah dan tujuan pembelajaran g. Minat siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri, akan lebih besar dibandingkan dengan tugas yang dibebankan oleh orang lain. Guru perlu mempertimbangkan pemberian tugas yang sesuai dengan minat siswa sehingga siswa tidak merasa terpaksa untuk mengerjakannya h. Berbagai macam penghargaan seperti ganjaran yang diberikan dari luar kadang-kadang diperlukan untuk merangsang minat belajar siswa. Guru perlu memberikan penghargaan yang wajar sebagai upaya meningkatkan belajar siswa 32
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, ( Jakarta, PT Bumi Aksara,2009), cet II, h.33 29
i.
j.
Penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru perlu memahami dan mampu menerapkan berbagai strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai. Minat khusus yang dimiliki siswa akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa manakala dihubungkan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. 33
4. Faktor-faktor Pengaruh Motivasi Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern. 1. Faktor Intern Motivasi intern mengacu pada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa. Kebanyakan teori pendidikan modern mengambil motivasi intrinsik sebagai pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Ini tidak mengherankan, karena keinginan untuk menambah pengetahuan dan untuk melacak merupakan faktor instrinsik pada semua orang. 2. Faktor Ekstern Motivasi ekstern mengacu kepada faktor-faktor dari luar, dan ditetapkan pada tugas atau pada siswa oleh orang lain. Motivasi ekstern biasa berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan. Pada umumnya motivasi intern berhubungan erat dengan dua kebutuhan tingkat tinggi dari Maslow, yaitu kebutuhan penghargaan dan kebutuhan berusaha, sedangkan motivasi ektern berhubungan tiga jenis kebutuhan tingkat rendah. Menurut Morrison dan Mclntyrw kebanyakan guru lebih memikirkan motivasi ektern, hal yang nampak umpamanya, diskusi-diskusi yang itu-itu juga tentang hukuman dan sangsi-sangsi lain dalam pengajaran klasikal. karenanya peranan yang dibawa oleh motivasi intern sering diabaikan, dan ada juga sangkaan bahwa
33
Wina sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, ..............) h. 258-260
30
guru, yang menggunakan motivasi intern, merupakan guru yang bersikap terlalu lunak.34 5.Ciri-ciri Motivasi Siswa Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar siswa, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Berikut ini adalah ciri-ciri motivasi siswa, yaitu : a. Cita-cita Cita-cita adalah suatu target yang ingin dicapai. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi sesorang. Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan perkembangan akar, moral kemuan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang juga menimbulkan adanya perkembangan kepribadian. b. Kemampuan Belajar Setiap siswa mempunyai kemampuan belajar berbeda, hal ini diukur melalui taraf perkembangan berfikir siswa dimana siswa yang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu maka akan mendorong dirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa malas untuk berbuat sesuatu. c. Kondisi Siswa Kondisi siswa dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi psikologis, karena siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi fisik siswa lebih cepat diketahui daripada kondisi psikologis, hal ini dikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukan gejalanya daripada kondisi psikologis. d. Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri siswa yaitu lngkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan 34
dan
membuat
siswa
merasa
Ivor K. Devies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta, .......)h. 216
31
nyaman
untuk
belajar.kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian. Misalnya, kebutuhan rasa aman, berprestasi, dihargai, diakui yang harus dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahannkan. e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar Unsur-unsur
dinamis
dalam
belajar
adalah
unsur-unsur
yang
keberadaannya didalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kdang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi siswa dan lain-lain. f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa Upaya
guru
membelajarkan
siswa
adalah
usaha
guuru
dalam
mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikan, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa menjadi melemah atau hilang.35 Dalam hal ini, berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara continue (bersambung) tanpa mengenal putus asa.
6. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. dibawah ini dikemukakan beberapa petunjuk. a. Memperjelas Tujuan Yang Ingin Dicapai Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin di bawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingi dicapai, maka akan semakin kuat motivasi 35
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet-2, hal 86.
32
belajar siswa. Oleh karena itu ,sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai b. Membangkitkan Minat Siswa Siswa akan terdorong untuk belajar, manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa di antaranya : 1). Hubungan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian, guru perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa. 2). Susuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal, dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar. biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar. 3). Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi dan lain sebagainnya. c. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik, manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman bebas dari rasa takut. suasana yang menyenangkan dapat memungkinkan siswa beraktivitas dengan penuh semangat dan penuh gairah. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang lucu. d.Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
33
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mmemberikan penghargaan. pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, justru ada anak yang merasa tidak senang dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan bisa dilakukan dengan isyarat misalnya, senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan. e.
Berikan Penilaian Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai yang bagus.
Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera, agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. f.
Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa Siswa
butuh
penghargaan.
penghargaan
bisa
dilakukan
dengan
memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya misalnya dengan memberikan tulisan “bagus”, atau”teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. g.
Ciptakan persaingan dan kerja sama. Persaingan dan kompetisi yang sehat dapat memberikan pengarus yang
baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antar individu. Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya menguntungkan, khususnya untuk siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing. oleh sebab itu, persaingan antar kelompok di mana setiap kelompok terdiri atas individu-individu
34
yang memiliki perbedaan kemampuan, misalnya dengan strategi cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan yang sehat. 36 Guru selalu berusaha secara sistematis untuk memperkuat motivasi siswa lewat penyajian bahan pelajaran, sangsi-sangsi dan hubungan pribadi dengan muridnya. Hubungan baik antara guru dengan murid, harus diciptakan dan dipelihara dengan baik. Murid harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga terwujud rasa harga diri, status, dan tahu diri. 37
36 37
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, ..........) h.261-263 Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, ( Jakarta, Rajawali, 1986) cet I, h. 219
35
36
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Dua Mei Ciputat yang beralamat di Jl. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih Ciputat Timur – Kota Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan pada bulan April s.d Juni 2012 B. Metode Penelitian Penelitian
merupakan
upaya
yang
dilakukan
peneliti
dalam
mengumpulkan data dan memecahkan masalah yang diteliti. Penggunaan metode penelitian yang dimaksud adalah untuk menemukan data yang valid, akurat, dan signifikan
dengan
permasalahan,
sehingga
dapat
digunakan
untuk
mengungkapkan masalah yang diteliti. Dalam pengumpulan data penelitian ini digunakan metode lapangan (file research) dengan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan statistik korelasional, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih agar dapat menemukan tingkat hubungan antara variabelvariebel tersebut. Variabel tersebut adalah pengelolaan kelas sebagai variabel X (independent variabel) dan motivasi siswa sebagai variabel Y (dependent variabel).Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan teknik statistik, kemudian dilakukan interpretasi data.
36
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah “seluruh data yang dijadikan perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”38. Berdasarkan batasan ini maka dapat ditegaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK Dua Mei Ciputat tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 114 siswa. Sampel merupakan “sebagian dari populasi”39. Menurut Suharsimi Arikunto, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih. 40 Karena populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 maka yang dijadikan sampel adalah 67 orang siswa atau sekitar 55%. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sampel random atau sampel acak cluster yang diambil dari beberapa siswa klas II yang jumlahnya tidak sama disetiap kelasnya. Dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan dua cara yaitu wawancara dan angket atau kuesioner. Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui data dari guru mengenai pengelolaan kelas dari guru kewirausahaan. Angket atau kuesioner dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pendapat atau pandangan responden mengenai pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan, angket yang digunakan yaitu model skala atau pilihan ganda dengan menggunakan empat alternatif jawaban.
38
S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rieneka Cipta,2003 ), Cet. Ke-2, h. 118 39 S.Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan ......, h.121 40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2002), Cet..Ke-12, h. 112
37
E. Instrumen Penelitian Berikut
ini
dikemukakan
kerangka
instrumen
penelitian
yang
dikembangkan dari konsep teoritik definisi-definisi ke dalam kisi-kisi. 1.
Variabel Pengelolaan Kelas variabel independent (X) a. Definisi Konseptual Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru atau yang membantu guru pada mata pelajaran Kewirausahaan dengan maksud agar tercapai oleh kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana keiatan belajar seperti yang diharapkan. b. Definisi Operasional Penelitian pengelolaan kelas ini dapat diukur dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang berisi 25 butir pertanyaan yang mencerminkan bagaimana guru mengelola kelas. c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pengelolaan Kelas (X) Untuk mengumpulkan data, angket yang digunakan sebagai instrumen pada variabel pengelolaan kelas. Sngket dikembangkan berdasarkan kisi-kisi berikut :
38
Table 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pengelolaan Kelas Guru Dimensi
Indikator
Item
a. Mengatur
1. Pengelolaan fisik
1, 16,18
tempat duduk siswa. 2,23
b. Mengatur media pengajaran.
4, 5
c. Mengatur keindahan dan kebersihan ruang kelas.
11,12
d. Mengatur ventilasi
dan
tata cahaya.
a. Menunjukkan
2. Pengelolaan siswa
3,21
sikap tanggap. b. Memberikan
6,10
perhatian saat KBM c. Pengelolaan
7,8
kelompok belajar d. Memotivasi 39
17,22
belajar siswa e. Memberi teguran
9, 15,20
f. Menemukan dan mengatasi
13, 19
masalah dalam pembelajaran. g. Disiplin
guru
di dalam kelas
40
14,24,25
d. Skala pengelolaan kelas (X) Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala frekuensi untuk mengetahui pengelolaan kelas guru Kewirausahaan di SMK Dua Mei Ciputat.
Skala
pegelolaan
kelas
guru
Kewirasahaan
mempunyai empat kemungkinan jawaban dan masing-masing diberi skor sebagai berikut : Tabel 3.2 Pilihan Jawaban
Skor Pertanyaan
Selalu ( SL)
4
Sering (SR)
3
Kadang-kadang (KD)
2
Tidak Pernah (TP)
1
Skala likert pengelolaan kelas disusun sebanyak 25 item. Sebelum skala pengelolaan kelas digunakan untuk penelitian yang sebenarnya maka diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitasnya. 2. Variabel Motivasi Siswa Kewirausahaan (Y) a. Definisi Konseptual Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang ditetapkan individu sebagai suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan atau tujuan yang nyata ingin dicapai. b. Definisi Operasional Motivasi siswa Kewirausahaan dalam penelitian adalah dorongan yang muncul dari kesadaran siswa untuk melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran kewirausahaan di kelas III SMK Dua Mei Ciputat. Motivasi itu meliputi : Mempunyai keinginan untuk belajar, tidak melakukan yang menghambat motivasi. Motivasi siswa ini diukur dengan menggunakan instrumen berupa 41
kuesioner sebanyak 25 butir item pertanyaan yang mencerminkan kemampuan guru Kewirausahaan dalam memotivasi siswa belajar, yang meliputi : menguasai bahan /materi pelajaran, pengelolaan proses KBM, pengelolaan kelas, menguaai landasan-landasan kependidikan, pengelolaan interasi belajar mengejar, menilai prestasi siswa, mengenal fungsi program bimbingan dan penyuluhan sekolah, menggunakan media belajar/sumber belajar, serta mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa. c. Kisi-kisi instrumen penelitian variabel motivasi belajar siswa Kewirauahaan (Y) Instrumen penelitian variabel motivasi siswa ini berbentuk angket yang menggunakan
skala
frekuensi.
Instrumen
tersebut
dikembangkan
berdasarkan kisi-kisi berikut :
Table 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tentang Motivasi Siswa Dimensi
Indikator
Item
. a. Adanya
1.Perasaan senang dan bersemangat
1,3,25
kebutuhan dalam belajar b. Semangat
4,14,16
terhadap pelajaran c. Keuletan siswa 17,22,23 dalam belajar 2.kreatif
dan
d. Keaktifan
komunikatif di dalam
siswa
kelas
KBM
42
dalam
2,5,8
e. Adanya hasrat 6,10,18 dan keinginan berhasil. a. Adanya
7,20,21
dorongan dalam belajar 3.Reward
atau
b. Adanya
9,19,24
punisment oleh guru
penghargaan
terhadap siswa
dalam belajar c. Adanya sanksi 11,12,13, dalam belajar
15
d. Pengaturan disiplin
atau 19,20,23
tata tertib.
d. Skala Motivasi Siswa Kewirausahaan Dalam instrumen penelitian ini, penulis menggunakan skala frekuensi untuk mengetahui motivasi siswa dalam belajar di SMK Dua Mei Ciputat. Skala motivasi siswa dalam belajar Kewirausahaan ini mempunyai empat kemungkinan jawaban dan masing-masing diberi skor sebagai berikut Tabel 3.4 Pilihan Jawaban
Skor Pernyataan
Selalu (SL)
4
Sering (SR)
3
Kadang-kadang (KD)
2
Tidak Pernah (TP)
1
43
Skala likert motivasi siswa disusun sebanyak 25 item. Sebelum skala motivasi siswa digunakan untuk penelitian yang sebenarnya maka harus diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitasnya.
F. Uji Coba Instrumen a.Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut telah sesuai mengukur apa yang hendak diukur. Selain itu untuk mendapatkan instumen yang valid dilakukan dengan uji coba. Dari hasil uji coba instrumen diperoleh harga koefisien korelasi antara jumlah skor setiap item (X), dengan jumlah skor keseluruhan item (Y) dengan menggunakan rumus product moment: rxy =
N ∑ XY – (∑X)(∑Y) √{ N ∑ X² - (∑ X)²} { N ∑ Y² - (∑Y)²}
Keterangan: rxy
: Angka indeks korelasi “r” pruduct moment
N
: Number of Cases (jumlah data)
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑x
: Jumlah hasil skor X
∑y
: Jumlah hasil skor Y.41
Hasil perhitungan setiap butir tersebut akan dikonsultasikan dengan “r” tabel, dengan ketentuan jik “r” hitung lebih besar dari “r” tabel (rhitung > rtabel) maka butir tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan. Seabaliknya, jika “r” tabel lebih besar “r” hitung maka variabel tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk menjaring data. b.Realibilitas Instrumen
41
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2010), Cet. Ke-XXII, h.206
44
Realibilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas instrumen agar dapat dipercaya maka digunakan rumus Alpha, yaitu : Langkah-langkah perhitungan reliabilitas instrumen kedua variabel adalah sebagai berikut : 1. Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh 2. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus : ∑X²- (∑X)² ɑ²b =
N N -1
3. Menghitung Varians total dengan rumus :
∑Y²- (∑X)² ɑ²b =
N N -1
4. Menghitung reliabilitas dengan rumus : r¹¹ =
1- ∑ɑ²b
k
∑ɑ²t
k-1 keterangan : r
: Realibilitas
k : Banyaknya butir pertanyaan ∑a²b ; Jumlah varians butir ∑a²t : Jumlah varians total G. Teknik Analisa Data Adapun teknik analisa data sebagai uji prasyarat adalah : 45
1. Uji Normalitas Uji
normalitas
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
data
berdistribusi mormal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors dengan menggunakan rumus : L
= F (Z ) – S(Z )
Keterangan : L
: Harga mutlak terbesar
F (Z )
: Peluang angka baku
S(Z )
: Proporsi angka baku
Untuk
mengetahui
apakah
berdistribusi normal, maka nilai L
sampel
berasal
dari
populasi
dikonsultasikan ke dalam tabel
nilai kritis L dengan taraf signifikansi 5% kriteria pengujian populasi ini dianggap berdistribusi normal jika harga Lhitunglebih kecil dari Ltabel (angka kritis). 2. Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah variabel X dan Y memiliki hubungan yang linier. Uji linieritas menggunakan rumus regresi Ŷ = ɑ + bx. Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :42 a = (∑Y) (∑X) – (∑XY) N (∑X²) – (∑X)² b = N (∑XY) – (∑X) (∑Y) N (∑X²) – (∑X)² H. Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis 1. Teknik Pengolahan Data Untuk memperoleh data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
42
Sudjana, Metoda Statiska, Edisi 6, ( Bandung : Tarsito,2005),Cet. Ke-I, h.315
46
a. Editing yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu persatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan. Jika ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya. b. Skoring yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat dalam angket. c. Tabulating yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, mak seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya. 2. Pengujian Hipotesis Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya akan diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan koefisien korelasi product moment ( rxyatau rhitung), guna membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat diketahui tingkat hubungan antara dua variabel tersebut, dengan rumus : N ∑XY – (∑X) (∑Y)
rxy =
√ {N ∑X² - (∑X)²} { N∑Y² - (∑Y)²} Keterangan : r xy
: Angka
indeks korelasi “r” product moment
N
: Number of Cases ( Jumlah data)
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑x
: Jumlah hasil skor X
∑y : Jumlah hasil Y
Selanjutnya, untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi terhadap rxy digunakan pedoman sebagai berikut : 47
Pedoman Interpretasi Koefisien korelasi :43
Tabel 3.5 Interpretasi Data Besarnya “r” Produk Moment (rxy)
Interpretasi
0,00 -0,20
Antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah/ sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan.
0,20 -0,40
Antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40 -0,70
Antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90
Antara variabel x dan vriabel y memang terdapat korelasi kuat atau tinggi
0,90 -1,00
Antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi yang sangat kuat dan sangat tinggi
3. Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” yaitu df
=
N –nr. Hasilnya
dikonsultasikan pada tabel “r” product moment dari pearson untuk df pada taraf yang signifikan 1% dan 5%. 4. Mencari kontribusi variabel X dan variabel Y dengan rumus sebagai berikut : kd= r² x 100%.
43
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,...., Cet.Ke-XXII, h.193
48
49
BAB IV HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM SMK DUA MEI CIPUTAT 1.
Sejarah Singkat SMK Dua Mei Ciputat SMK Dua Mei terletak di wilayah perbatasan dengan Ibu Kota DKI
Jakarta, tepatnya di Jl. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.Kampus Yayasan Pendidikan Dua Mei, khususnya SMK Dua Mei terletak di daerah Ciputat, suatu lokasi yang strategis dan kondusif mudah dijangkau siswa yang tinggal di wilayah Ciputat, Pamulang, Bintaro dan sekitarnya. SMK Dua Mei juga berada di lingkungan dimana banyak sekolah lain mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, SMK negeri maupun swasta bahkan Perguruan Tinggi yang jaraknya sangat dekat sekali. Keadaan seperti itu menjadikan SMK Dua Mei berada di lingkungan wilayah pendidikan yang mempunyai persaingan sangat tinggi. Oleh karena itu SMK Dua Mei selalu berbenah diri untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan sehingga mendorong SMK Dua Mei menjadi sekolah yang bermutu dan dambaan masyarakat, khususnya masyarakat Ciputat dan sekitarnya.
49
SMK Dua Mei berdiri sejak tahun 1989 dengan izin operasional dari Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat Nomor 330/102/Kop/E90, tanggal 25 Agustus 1990. Penyebutan nomenklatur Sekolah Menengah Kejuruan mengalami perubahan sejak tahun 1999 yang bermula SMEA ( Sekolah Menengah Ekonomi Atas) menjadi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) bidangn keahlian Bisnis dan Manajemen. Status akreditasi yang terakhir diakui dan hasil akreditasi terbaru adalah terakreditasi. Pada tahun pertama (1989) sekolah ini menerima sebanyak 2 kelas yang dibagi dalam 2 jurusan yaitu jurusan keuangan (KU) dan perkantoran (PK). Sedangkan pada tahun ke-16 jumlah kelas meningkat menjadi 19 kelas yang dibagi dalam 3 jurusan (sekarang disebut program keahlian) yaitu jurusan Akuntasi (AK), Administrasi Perkantoran (AP) dan Penjualan (PJ). Dan pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah kelas sebanyak 11 kelas yang dibagi dalam jurusan Akuntasi (AK), Administasi Perkantoran (AP) dan Tata Niaga/Penjualan (TN). Jumlah siswa kelas I tahun pertama (1989) sekolah ini menerima siswa sebanyak 2 kelas yang dibagi dalam 2 jurusan yaitu jurusan keuagan (KU) dan perkantoran (PK). Sedangkan pada tahun ke-16 jumlah kelas meningkat menjadi 19 kelas yang dibagi dalam 3 jurusan ( sekarang disebut program keahlian) yaitu jurusan Akuntasi (AK), Administrasi Perkantoran (AP) dan Penjualan (PJ). Dan pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah kelas sebanyak 11 kelas yang dibagi dalam jurusan Akuntasi (AK), Administrasi Perkantoran (AP) dan Tata Niaga/Penjualan (TN). Jumlah siswa kelas 1 tahun pertama (1989) sebanyak 92 siswa. Dan tahun ajaran 2009/2010 jumlah siswa kelas 1 sebanyak 129 siswa. Rata-rata presentase dari lulusan siswa mulai dari tahun pertama hingga tahun ajaran 2009/2010 sebesar 99,9 %. Sejak awal berdirinya SMK Dua Mei dipimpin oleh bapak Drs. E. Kosasih yang menjabat sejak 1990-2002. Selanjutnya kepala sekolah dijabat oleh Bapak Usep Fanji, S.Pd. dan saat ini kepala sekolah dijabat oleh Bapak Drs. E. Kosasih kembali sejak 2007 hingga saat ini. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala 50
sekolah bidang kurikulum pertama Ibu. Dra. Dwi Antiningsih dan bidang kesiswaan Ibu. susilawati Ariadi, selanjutnya wakil kepala sekolah bidang kurikulum saat ini yaitu Bapak. Drs. Syamsul Bahri, dan bidang kesiswan Ibu. Susi Herawati S.Pd. 2.
Visi dan Misi SMK Dua Mei Ciputat A. Visi Mewujudkan
peserta didik
yang cinta akan prestasi , santun dalam
berbahasa, ramah dalam bergaul, maju dalam IPTEK dan berakhlaq mulia serta dilandasi IMTAQ B. Misi a. Menghasilkan lulusan yang profesional dan siap bersaing untuk memasuki lapangan kerja. b. Menghasilkan tamatan yang profesional, mandiri dan berdedikasi tinggi. c. Memberikan layanan kepada masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan Bisnis Manajemen yang memuaskan. d. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi SDM untuk mendukung tercapainya kualitas tamatan yang mempunyai daya saing tinggi. e. Mengembangkan
potensi,
minat
dan
bakat
siswa/i
dalam
berwirausaha, berolahraga dan berorganisasi agar memiliki sikap disiplin, trampil, mandiri dan produktif. f. Terwujudnya perpustakaan yang representatif sebagai penyedia informasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan agama. 3.
TUJUAN SEKOLAH SMK DUA MEI TANGGERANG SELATAN Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan Tujuan
Pendidikan
Menengah
Kejuruan
adalah
meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
51
TUJUAN SEKOLAH 3.1 Tujuan SMK DUA MEI Sekolah menengah kejuruan SMK DUA MEI merupakan bagian dari Pendidikan menengah kejuruan dalam system pendidikan Nasional dan mempunyai tujuan :
3.1.1 Mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. 3.1.2 Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karier, berkembang serta mampu mengembangkan diri. 3.1.3 Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/ dunia industri pada saat ini dan pada masa yang akan datang. 3.1.4 Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang Pancasilais, produktif, adaptif, kreatif dan inovatif. 3.1.5 Menyiapkan
tamatan
yang
mandiri
didalam
berusaha/berkarya, serta mampu menciptakan lapangan kerja baru. Tujuan Program Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen 3.2
Program Keahlian Akuntansi Tujuan program keahlian Akuntansi
membekali peserta didik
dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam : 3.2.2
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta diklat
3.2.3
Mendidik peserta diklat agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
3.2.4
Mendidik peserta diklat agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan dan seni
52
3.2.5
Mendidik
peserta
keterampilan
diklat
dalam
dengan
bidang
keahlian
keahlian
dan
Bisnis
dan
Manajemen khususnya Program Keahlian Akuntansi agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah 3.2.6
Mendidik peserta diklat agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya Program Keahlian Akuntansi.
3.2.7
Membekali peserta diklat dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.
3.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran 3.3.1 Tujuan program keahlian Sekretaris membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam 3.3.2
Menerapkan
dan
mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi baik
lisan
maupun
tertulis
dengan
relasi
dengan
memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat; 3.3.3
Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi
untuk melaksanakan tugas secara efektif dan
efisien; 2.3.3
Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan,
melaksanakan,
mengorganisasi,
dan
mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawabnya; 2.3.4
Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola surat/dokumen sesuai standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga;
2.3.5
Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga diperoleh manfaat masing-masing pihak; 53
2.3.6
Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola administrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan.
2.4 Program Keahlian Penjualan Tujuan program keahlian Penjualan membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam 2.4.1
Menata produk
2.4.2
Melakukan Negosiasi
2.4.3
Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan
2.4.4
Melakukan Proses Administrasi Transaksi
2.4.5
Mempersiapkan dan mengoperasikan Peralatan Transaksi di lokasi Penjualan
2.4.6
Melakukan penyerahan atau pengiriman produk
2.4.7
Menagih Pembayaran (Hasil Penjualan)
2.4.8
Menemukan Peluang Baru Dari Pelanggan
B. Keadaan Sekolah 1. Identitas Sekolah 1.1. Nama Sekolah
: SMK Dua Mei
1.2. Status
: Terakreditasi
1.3. Alamat Sekolah
:Jl.H.Abd.Gani Ciputat
Kota
Selatan Banten 1.4. Kode Pos
: 15412
1.5. Telepon
: (021) 7490034
1.6. Didirikan Pada Tanggal
: 25 Agustus 1990
1.7. Nomor Statistik
: 344020417014
1.8. Nomor Data Sekolah
: B 04054205
54
No.135 Tangerang
1.9. Diresmikan (Induk)
: 1988/1989
1.10. Status Tanah
: Milik Sendiri
1.11. Luas Tanah
: 2280 m2
1.12. Luas Bangunan
: 752 m2
1.13. Luas Pekarangan
: 288,00 m2
2. Nama – Nama Kepala Sekolah Tabel 4.1 NO
PERIODE
NAMA
1
1989 s.d 2002
Drs. E. Kosasih
2
2002 s.d 2007
Usep Fanji S. Pd
3
2007 s.d Sekarang
Drs. E. Kosasih
3. Bangunan / Keadaan Fisik terdiri dari : Tabel 4.2 NO
BANGUNAN
LUAS
1
Ruang belajar / Kelas
63 m2 x 13 = 819 m263 m2 x 13 = 819 m2
2
Ruang Guru
4 x 10 = 40 m2
3
Ruang TU
63 m2
4
Ruang Kepala Sekolah
6 m2
5
Ruang Perpustakaan
63 m2
6
Ruang Laboratorium IPA
9 x 7 = 63 m2
7
Ruang laboratorium Bahasa
9 x 7 = 63 m2
8
Ruang BK
3 x 3 = 9 m2
9
Ruang Mushollah
80 m2
10
Ruang Gudang
21 m2
11
Kamar Mandi / WC Guru
4 m2
12
Kamar Mandi / WC Siswa
21 m2
13
Ruang Penjaga
32 m2
14
Ruang Lab. Komputer
64 m2
15
Ruang Pos Satpam
5 m2
55
16
Ruang Osis
9 m2
17
Ruang Koperasi
40 m2
18
Ruang UKS
64 m2
19
Lapangan Olahraga
210 m2
20
Tempat Parkir
500 m2
21
Taman
215 m2
22
Kebun
150 m2
Adapun Perangkat Lunak yang dimiliki oleh SMK Dua Mei Ciputat yaitu terdiri dari Tabel 4.3 NO
PERALATAN
JUMLAH
1
Meja
400 Buah
2
Meja Tamu
2 Set
3
Kursi
800 Buah
4
Lemari
20 Buah
5
Filling Kabinet
5 Set
6
Berangkas
1 Unit
7
Rak Simpan
8 Buah
8
Peralatan Laboratorium
1 Unit
9
Peralatan Olah Raga
1 Unit
10
Komputer
30unit
4. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Untuk menunjang
kelancaran Proses Belajar Mengajar (PBM), perlu
didukung tenaga guru, staf TU, Pustakawan, Keamanan dan Penjaga Sekolah. Oleh karena itu ketenagaan yang ada di lingkungan SMK Dua Mei Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan sebagai berikut : a.
Tenaga Pengajar dan Staff Tabel 4.4
Guru Tidak Tetap (GTT)
-
Guru tetap
24 Orang
56
Guru DPK
4 Orang
TU Tetap
4 Orang
Security
3 Orang
Pustakawan
1 Orang
Jumlah
b.
36 Orang
Keadaan Guru SMK Dua Mei
Tabel 4.5 NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
NAMA Drs.E.Kosasih Syamsul Bahri,SPd. Susi Herawati SPd. Dra. Maulida Bustami Ahmad Rosani ,SPd Siti Chadijah, SPd. Icih SPd. Dra.Susilawati Ariadi Dra.Hj.Siti Barkah Drs.Alifudin Indriyanti SPd. Drs. Damri A.Kahar Drs.Yusmarsono Drs. Aris Darmawan Irmayani, SPd.I Dra. Sugihastuti Wiwin Indarsih SPd. M.Gunawan S.Kom Pri Hastuti SPd. Nurul Asyiah SPd. Diah Sugihati, SPd Sochibul Munir Ssi Mas`amah SPd. Suharyanto SPd. Nurmala, SPd. Deni Kusnedi,SE Dudu Hardian S.Kom Dudi Iswanto Amin Gemail Kusnadi
JABATAN Kepala Sekolah Wakakur Wakasis Guru Bahasa Inggris Guru Bahasa Inggris Kaprog Perkantoran Guru Pemasaran Guru Akuntansi Guru Pendidikan Agama Islam Guru Pendidikan Agama Islam Guru Akuntansi Guru Akuntansi Guru Seni Budaya Guru Penjaskes Guru Pendidikan Agama Islam Kaprog Akuntansi Guru Bahasa Indonesia Guru Komputer Guru Kewirausahaan Guru Matematika Guru Bahasa Jepang Guru Matematika Guru IPA Guru Pemasaran Guru Pemasaran Guru PKN Guru Komputer Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha 57
STATUS PNS DPK GTT PNS DPK PNS DPK GTY PNS DPK PNS DPK GTT GTT GTY GTT GTT GTT GTY GTY GTY GTY GTY GTY GTY GTY GTY GTY GTT GT GT GT Honorer Honorer Honorer
31
Saidih Pustakawan Honorer Dari sejumlah guru, hanya 9% yang berstatus guru PNS/DPk. Sisanya 81
% guru GTY . c. Keadaan Peserta Didik 1).Jumlah peserta didik Jumlah siswa SMK Dua Mei tahun pelajaran 2010/2011 ialah sbb : a) Kelas X Siswa yang mendaftarkan diri ke SMK Dua Mei Ciputat pada tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 180 Orang, sedangkan yang diterima dan mengembalikan formulir pendaftaran
sebanyak 110 Orang.
Dengan perincian sebagai berikut : Tabel 4.6 Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
38 Orang
Perempuan
72 Orang
Total
110 Orang
b) Kelas XI Jumlah siswa kelas XI yaitu : Tabel 4.7 Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
45 Orang
Perempuan
75 Orang
Total
120 Oang
c) Kelas XII Jumlah siswa kelas XII yaitu : Tabel 4.8 Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
35 Orang
58
Perempuan
79 Orang
Total
114 Orang
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2010/2011 seluruhnya berjumlah 341 orang. Penyebaran jumlah peserta didik antar kelas merata. Peserta didik di kelas XI dan XII masing-masing ada 3 rombongan belajar yang terdiri dari program keahlian administrasi perkantoran, akuntansi dan pemasaran, sedangkan Peserta didik kelas
kelas X terdiri dari 4
rombongan belajar, Administrasi
Perkantoran 2 rombel, Akuntansi 1 rombel dan Pemasaran 1 rombongan belajar. Keadaan Tidak Naik Kelas dan Putus Sekolah /Droup Out Tidak Naik Kelas dan Putus Sekolah Tahun Pelajaran 2010/2011 Tabel 4.9 Tahun Pelajaran
2010/ 2011
Putus
Kelas
Jumlah
Tidak Naik
I
123
1
2
II
117
1
2
III
131
0
0
Sekolah/DO/pindah
5. Prestasi yang pernah diraih/dicapai Sekolah 1) Bidang Akademis
:
Juara 1 LKS Tingkat Gugus 2 Ciputat Tangerang-Selatan Program Perkantoran
Juara 3 LKS Debat Bahasa Inggris tingkat Gugus 2
Juara 3 LKS Tingkat Tangsel untuk Program Perkantoran 2) Bidang Non akademis:
Juara I
MACHINE CUP
FUTSAL COMPETITIONSejabodetabek
memperebutkan Piala bergilir Pembangunan
Dekan Fakultas Teknis Universitas
Nasional ”Veteran” Jakarta – dilaksanakan tgl.18
Pebruari s.d 20 Maret 2008
Juara 1 Lomba Paskibra Tingkat SLTA sejabodetabek Tahun 2009
Juara 2 Lomba Paskibra Tingkat SLTA sejabodetabek tahun 2010
59
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. PENGELOLAAN KELAS (Variabel X) Pengelolaan kelas diukur denngan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden sebanyak 67 siswa kelas XI. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diberi skor, diolah kemudian dianalisis untuk mencari rata-rata (mean). Untuk menginterpretasikan data, niilai mean yang telah didapat kemudian dikonsultasikan dengan tabel interpretasi Pengelolaan Kelas. Jumlah skor hasil angket tiap responden dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.10 Skoring Hasil Angket Pengelolaan Kelas (Variabel X) No
Score
No
Score
No
Score
No
Score
No
Score
No
Score
No
Score
1
64
11
72
21
53
31
52
41
67
51
51
61
64
2
60
12
52
22
67
32
67
42
63
52
60
62
61
3
56
13
57
23
54
33
66
43
66
53
67
63
55
4
59
14
53
24
51
34
73
44
60
54
56
64
62
5
53
15
50
25
65
35
53
45
53
55
54
65
52
6
65
16
57
26
52
36
62
46
62
56
43
66
58
7
61
17
69
27
55
37
50
47
61
57
60
67
57
8
61
18
63
28
70
38
55
48
55
58
53
9
61
19
40
29
58
39
66
49
53
59
56
total
10
50
20
58
30
58
40
64
50
53
60
54
3908
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi didapat oleh responden no 34 dengan skor 73. Sedangkan skor terendah didapat oleh responden dengan no
19 dengan skor 40. Data jumlah skor angket
tersebut, kemudian dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membuat
tabel
distribusi
frekuensi,
menentukan: a. Range (R) R = nilai tertinggi – nilai terendah = 73 – 40 60
dengan
terlebih
dahulu
= 33 b. Banyaknya Kelas (k) K = 1 + 3,322 log n = 1 + 3,322 log 67 = 1 + 3,322 (1,826) = 1 + 6,066 = 7,066 ≈ 7 c. Interval Kelas (c) R c= k 33 = 7 = 4,714 ≈ 5 Tabel 4.11 Distribusi FrekuensiPengelolaan Kelas Batas
Batas
Bawah
Atas
2,99
39,5
44,5
0
0
44,5
49,5
52
1040
29,85
49,5
54,5
15
57
855
22,39
54,5
59,5
60-64
17
62
1054
25,37
59,5
64,5
65-69
10
67
670
14,93
64,5
69,5
70-74
3
72
216
4,48
69,5
74,5
Jumlah
67
3919
100
Interval
fi
xi
fix i
Prosentase (%)
40-44
2
42
84
45-49
0
47
50-54
20
55-59
Kelas
Untuk mempermudah penafsiran data Pengelolaan Kelas, maka data digambarkan dalam bentuk grafik histogram, sebagai berikut:
61
Gambar 4.1 Grafik Histogram Variabel Pegelolaan Kelas (X) 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 39,5 44,5
49,5
54,5
59,5
64,5
69,5 74,5
Interval
Berdasarkan tabel grafik histogram, frekuensi kelas tertinggi variabel pengelolaan kelas yaitu terletak pada interval kelas ke-3 dengan rentang nilai 49,5-54,5, artinya responden yang mendapatkan skor antara 49,5-54,5 berjumlah 20 orang responden yang berada pada urutan atau kelas ke-3. Sedangkan frekuensi relatif kelas terendah yaitu terletak pada interval ke-2 dengan rentang nilai 44,5-49,5, artinya responden yang mendapatkan skor 44,5-49,5 berjumlah 0 atau tidak ada yang berada pada urutan atau kelas ke-2. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 18)
2) Menentukan nilai mean (rata-rata) Nilai mean ditentukan dengan menggunakan rumus: ∑ fixi X= ∑ fi Dari tabel 4.9 diketahui: ∑ fixi = 3919 dan ∑ fi = 67 62
Maka: 3919 X = 67 = 58,49 ≈ 58 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) variabel pengelolaan kelas adalah sebesar 58,49, range 33, skor minimun 40, dan skor maksimum 73. Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari disiplin kerja dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: a. Mencari rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara rata-rata skor pengelolaan kelas dikurangi simpangan baku sampai dengan rata-rata ditambah simpangan baku. 58,49 – 6,58 = 51,91 58,49 + 6,58 = 65,07 Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainya 51,91 – 65,07. b. Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada di atas 65,07 sampai dengan skor tertinggi yaitu 73. Dengan demikian skor untuk kategori tinggi berada antara 65,08-73. c. Menentukan rentang nilai untuk kategori rendah yaitu dengan menentukan skor yang berada dibawah 51,91 sampai skor terendah yang diperoleh. Dengan demikian skor untuk kategori rendah berada antara 40 – 51,90. Lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut: No Interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
40 – 51,90
7
10,45%
Rendah
2
51,91 – 65,07
49
73,13%
Sedang
3
65,08 – 73
11
16,42%
Tinggi
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai ratarata pengelolaan kelas (58,49) termasuk kategori sedang. Artinya
63
pelaksanaan pengelolaan kelas di SMK Dua Mei Ciputat sudah berjalan cukup baik atau sedang.
2. Data Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y) Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden sebanyak 67 siswa kelas XI. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diberi skor, diolah kemudian dianalisis untuk mencari rata-rata (mean). Untuk menginterpretasikan data, niilai mean yang telah didapat kemudian dikonsultasikan dengan tabel interpretasi Motivasi belajar siswa. Jumlah skor hasil angket tiap responden dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.12 Skoring Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y) N
Scor
N
Scor
N
Scor
N
Scor
N
Scor
N
Scor
N
Scor
o
e
o
e
o
e
o
e
o
e
o
e
o
e
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
73
12
75
13
77
14
61
15
62
16
62
17
64
18
66
19
77 68
20
72 69 72 75 66 61 49 75 63 64
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
80 62 68 69 63 63 57 76 57 76
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
78 54 79 80 68 77 59 69 73 70
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
72 67 71 66 62 78 63 67 59 59
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
68 71 78 67 70 53 73
61 62 63 64 65 66 67
66 77 73 70 79 57 64
73 72 67
Jml 4571
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi didapat oleh responden no 34 dan 21 dengan skor 80. Sedangkan skor terendah didapat oleh responden dengan no 17 dengan skor 49. Data jumlah skor angket tersebut, kemudian dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:
64
1) Membuat
tabel
distribusi
frekuensi,
dengan
terlebih
dahulu
menentukan: a. Range (R) R = nilai tertinggi – nilai terendah = 80 – 49 = 31 b. Banyaknya Kelas (k) K = 1 + 3,322 log n = 1 + 3,322 log 67 = 1 + 3,322 (1,826) = 1 + 6,066 = 7,066 ≈ 7
c. Interval Kelas (c) R c= k 31 = 7 = 4,429 ≈ 4 Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
51,5
Prosentase (%) 1,49
Batas Bawah 48,5
Batas Atas 52,5
54,5
109
2,99
52,5
56,5
6
58,5
351
8,96
56,5
60,5
61-64
13
62,5
812,5
19,40
60,5
64,5
65-68
12
66,5
798
17,91
64,5
68,5
69-72
12
70,5
846
17,91
68,5
72,5
73-76
10
74,5
745
14,93
72,5
76,5
Interval Kelas 49-52
fi
xi
fix i
1
51,5
53-56
2
57-60
65
77-80
11
Jumlah
67
78,5
863,5
16,42
4576,5
100
76,5
80,5
Untuk mempermudah penafsiran data motivasi belajar siswa, maka data digambarkan dalam bentuk grafik histogram, sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Histogram Variabel Motivasi Belajar Siawa(Y) 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
48,5 52,5
56,5
60,5
64,5
68,5
72,5 76,5 80,5
Interval
Berdasarkan tabel grafik histogram, frekuensi kelas tertinggi variabel motivasi belajar siswa yaitu terletak pada interval kelas ke-4 dengan rentang nilai 60,5-64,5, artinya responden yang mendapatkan skor antara 60,5-64,5 berjumlah 13 pada urutan atau kelas ke-4. Sedangkan frekuensi relatif kelas terendah yaitu terletak pada interval ke-1 dengan 66
rentang nilai 48,5-52,5, artinya responden yang mendapatkan skor antara 48,5-52,5 berjumlah 1 orang responden berada pada urutan atau kelas ke1. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 19)
2) Menentukan nilai mean (rata-rata) Nilai mean ditentukan dengan menggunakan rumus: ∑ fixi X= ∑ fi Dari tabel 4.11 diketahui: ∑ fixi = 3919 dan ∑ fi = 67 Maka: 4576,5 X = 67 = 68,31 ≈ 58 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) variabel motivasi belajar siswa adalah sebesar 68,31, range 31, skor minimun 49, dan skor maksimum 80. Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari motivasi belajar siswa dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: a. Mencari rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara rata-rata skor motivasi belajar siswa dikurangi simpangan baku sampai dengan rata-rata ditambah simpangan baku. 68,31 – 7,23 = 61,08 68,31 + 7,23 = 75,54 Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainya 61,08 – 75,54. b. Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada di atas 75,54 sampai dengan skor tertinggi yaitu 80. Dengan demikian skor untuk kategori tinggi berada antara 75,55-80. c. Menentukan rentang nilai untuk kategori rendah yaitu dengan menentukan skor yang berada di bawah 60,99 sampai skor terendah yang diperoleh. Dengan demikian skor untuk kategori rendah berada antara 49 - 61,07 67
Lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut: No Interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
49 – 61,07
11
16,42%
Rendah
2
61,08 – 75,54
43
64,18%
Sedang
3
75,55 – 80
13
19,40%
Tinggi
Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai ratarata motivasi belajar siswa (68,31) termasuk kategori sedang. Artinya motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat sudah cukup baik atau sedang.
C. Pengujian Prasyarat Analisis Data 1. Uji Normalitas Berdasarkan pengujian normalitas yang menggunakan uji Liliefors, nilai kritis L (Ltabel) dari N = 67 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,886. Pada variabel X, nilai Lhitungterbesar adalah 0,0816 (lampiran 21), sedangkan variabel Y diperoleh nilai Lhitungterbesar adalah 0,0576 (lampiran 22). Berdasarkan nilai L hitungkedua variabel tersebut terlihat bahwa Lhitunglebih kecil dari Ltabel(angka kritis), yang berarti bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Dengan demikian, syarat distribusi normal dapat dipenuhi sebagai prasyarat untuk pengujian dengan teknik korelasi product moment.
2. Uji Linearitas Berdasarkan pengujian linearitas menggunakan uji regresi sederhana antara kedua variabel penelitian diperoleh persamaan Ŷ = 5,17 + 1,08X (lampiran 23). Persamaan tersebut digunakan untuk melihat hubungan fungsional antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa di dalam kelas. Adapun grafik persamaan Ŷ = 5,17 + 1,08X
68
Model Hubungan Antara Variabel X dengan Y dapat dijelaskan dalam Grafik berikut ini : Gambar 4.3. Garis Regresi Linier
PENGELOLAAN KELAS
Gambar 1. Diagram Pencar Pengelolaan Kelas dan Motivasi Belajar Siswa y = 1.08x + 5.17 200 150 100 50 0 -50 -100 0 100
Series1 Linear…
200
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Berdasarkan gambar diagram pencar di atas dapat dilihat bahwa letak titik-titik regresi variabel X dan variabel Y terletak diantara sekitar garis regresi, sehingga dapat diduga bahwa regresi linier.
D. Pengujian Hipotesis Setelah data yang diperoleh dari jawaban responden dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan nilai persentase frekuensinya, maka selanjutnya akan dicari korelasi antara kedua variabel penelitian dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dalam menggunakan perhitungan angka indeks korelasi mengacu pada skor asli yang tertera dibawah ini: Tabel 4.14 Skor Angket Responden Variabel X dan Variabel Y NO
X
Y
X2
Y2
XY
1 2 3 4 5
40 43 50 50 50
49 53 54 57 57
1600 1849 2500 2500 2500
2401 2809 2916 3249 3249
1960 2279 2700 2850 2850
69
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
51 51 52 52 52 52 53 53 53 53 53 53 53 53 54 54 54
57 59 59 59 61 61 62 62 62 62 63 63 63 63 64 64 64
2601 2601 2601 2704 2704 2704 2704 2809 2809 2809 2809 2809 2809 2809 2809 2916 2916
3249 3481 3481 3481 3721 3721 3844 3844 3844 3844 3969 3969 3969 3969 4096 4096 4096
2907 3009 3009 3068 3172 3172 3224 3286 3286 3286 3339 3339 3339 3339 3392 3456 3456
55 55 55
66 66 66
2916 3025 3025
4356 4356 4356
3564 3630 3630
55 56 56
66 67 67
3025 3025 3136
4356 4489 4489
3630 3685 3752
56 57 57
67 67 68
3136 3136 3249
4489 4489 4624
3752 3752 3876
57 58
68 68
3249 3249
4624 4624
3876 3876
58 58 58 59
68 69 69 69
3364 3364 3364 3364
4624 4761 4761 4761
3944 4002 4002 4002
60
70
3481
4900
4130
39 40 41 42 43 44
60 60 60 61 61 61
70 70 71 71 72 72
3600 3600 3600 3600 3721 3721
4900 4900 5041 5041 5184 5184
4200 4200 4260 4260 4392 4392
70
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 ∑
61 61 62 62 62 63 63 64 64 64 65 65 66 66 66 67 67 67 67 69 70 72 73 3908
72 72 73 73 73 73 73 75 75 75 76 76 77 77 77 77 78 78 78 79 79 80 80 4571
3721 3721 3721 3844 3844 3844 3969 3969 4096 4096 4096 4225 4225 4356 4356 4489 4489 4489 4489 4761 4900 5184 5329 229035
5184 5184 5329 5329 5329 5329 5329 5625 5625 5625 5776 5776 5929 5929 5929 5929 6084 6084 6084 6241 6241 6400 6400 315297
4392 4392 4453 4526 4526 4526 4599 4725 4800 4800 4864 4940 5005 5082 5082 5159 5226 5226 5226 5451 5530 5760 5840 268655
Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N = 67, ∑X= 3908, ∑Y= 4571, ∑X2= 229035, ∑Y2= 315297, ∑XY= 268655, maka dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus product moment.
r xy
n
X Y X n Y Y
n XY X
2
rxy
= 18069364 √ 190466
rxy
= 205896 √ 43970599828
rxy
= 205896 209691.678
2
X
2
17863468 230858
71
2
rxy
= 0.981898767 Berdasarkan perhitungan di atas, angka korelasi varibel X dan variable Y adalah sebesar 0,982. Jumlah ini berada diantara 0,80-1,000 yang berarti korelasi antara kedua variabel termasuk dalam kategori sangat tinggi. Selanjutnya, untuk menguji kebenaran hipotesa yang diajukan, dilakukan dengan cara membandingkan besarnya rhitungdengan rtabeldalam product moment. Sebelum membandingkan, terlebih dahulu dihitung derajat kebebasan (degree of freedom) dengan rumus: df = N – nr = 67 – 2 = 65 Setelah diperoleh ”df” maka dapat dicari besarnya rtabelproduct moment. Maka diperoleh nilai "r" dengan N = 65 pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,250 sedangkan taraf signifikasi 1% sebesar 0,325. Dengan demikian "r xy" atau rhitung pada taraf signifikan 5% lebih besar dari rtabel (0,982 > 0,250) pada taraf ini Ho ditolak dan Ha diterima. Demikian juga pada taraf signifikan 1%, rhitung lebih besar dari rtabel (0,982 > 0,325 pada taraf ini Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian pada taraf 5% dan 1% terdapat pengaruh diantara kedua variabel dengan kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajarsiswa memiliki pengaruh yang signifikan. Selanjutnya dilakukan analisis determinasi dari angka indeks korelasi (rxy)product moment yang telah diperoleh dengan rumus: KD = r2 x 100%. = (0,981898767)2x 100% = 96,41% Dari penghitungan di atas dapat diketahui koefisien determinasi sebesar 96,41%. Hal ini menunjukan bahwa variabel X (Pengelolaan Kelas) mempengaruhi/memberi kontribusi variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) 72
sebesar 96,41%. Adapun sisanya sebesar 3,59% adalah dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa seperti kemampuan pengelolaan interaksi belajar mengajar dan SDM guru itu sendiri. Dari hasil harga thitung yang lebih besar dari harga ttabel, kesimpulan yang dapat diambil adalah tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh pengelolaan kelas yang baik. Semakin baik pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru maka semakin baik motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat.
E. Pembahasan Berdasarkan hasil penghitungan korelasi product moment antara pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa di SMK Dua Mei Ciputat, bahwa hipotesa alternatif (Ha= terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pengelolaan kelas pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa di SMK Dua Mei Ciputat) yang diajukan dalam hipotesis penelitian pada bab II dapat diterima. Ini berarti, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat. Berdasarkan penghitungan yang diperoleh dari koefisien korelasi (r) sebesar 0,982 dan diketahui bahwa Harga kritik “r” pada taraf signifikasi 0,05 adalah sebesar 0,250 ini berarti rhitung> rtabel(0,982 > 0,250).Hal ini berarti terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y, pengaruh tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. Maksudnya sebagian besar motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh pengelolaan kelas oleh guru. Adapun kontribusi yang diberikan oleh variabel pengelolaan kelas terhadap variabel motivasi belajar siswa adalah 96,41% dan sisanya 3,59%. Dari nilai tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pengelolaan kelas memberikan dukungan terhadap motivasi belajar siswa sebesar 96,41% dan sisanya sebesar 3,59% dari faktor-faktor lain yang mempengaruhu motivasi belajar siswa itu sendiri. Selain itu, hasil penelitian ini dilengkapi dengan wawancara antara penulis dengan guru Kewirausahaan SMK Dua Mei Ciputat, yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 73
“ Pelaksanaan pengelolaan didalam kelas sangatlah penting, karena dengan adanya pelaksanaan pengelolaan kelas akan memudahkan guru dalam pencapaian proses kegiatan mengajar. dan tanpa adanya pelaksanaan pengelolaan kelas dengan baik tentunya pencapaian standar minim tidak akan tercapau. Contoh pada saat guru tidak hadir, maka guru diharuskan untuk memberikan tugas kepada guru piket yang akan diberikan kepada siswa dalam rangka mensukseskan proses belajar mengajar. Selain itu pengelolaan kelas dan hasil belajar siswa itu berkaitan karena dengan adanya pengelolaan kelas merupaka strategik dan teknik dalam manajemen peserta didik tentunya adanya interaksi aktif falam penyampaian mata pelajaran terhadap siswa akan lebih dipahami dan dimengerti. Dan dengan pengelolaan kelas yang baik pula maka akan timbul semangat belajar siswa. oleh karena itu pengelolaan kelas berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa”44 1. Banyak hal-hal di luar kemampuan peneliti yang tidak terjangkau, hal ini sehubungan dengan keterbatasan tenaga, waktu, biaya dan pikiran peneliti, sehingga memungkinkan penelitian ini menjadi kurang optimal. 2. Kuesioner atau angket yang dikembangkan untuk menjaring data tentang pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa belum mengungkapkan keseluruhan aspek yang diteliti, meskipun sudah diadakan ujicoba baik validitas maupun reliabilitas instrumen.
44
Sugi Astuti (Guru Kewirausahaan), Kantor Guru SMK Dua Mei Ciputat), 14 Juni 2012, 09.45. 74
75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pelaksanaan pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa di SMK Dua Mei Ciputat adalah sebagai berikut : a) Secara umum pelaksanaan pengelolaan kelas di sekolah ini dikatagorikan cukup baik. Hal ini terlihat dari perhitungan rata-rata skor sebesar 53,5 %. Jadi dapat disimpulkan pelaksanaan pengelolaan kelas di SMK Dua Mei Ciputat sudah berjalan cukup baik atau sedang.. b) Motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat cukup baik. dengan nilai skor rata-rata 65,5 %, Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa di SMK Dua Mei Ciputat cukup baik atau sedang. c) Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa , antara lain dipengaruhi oleh pengelolaan kelas yang baik. d) Adanya pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa. Karena, semakin baik pengelolaan kelas yang dilakukan guru, maka semakin baik motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat. B.Saran-saran a. Bagi Kepala Sekolah
75
a) Memberikan pengarahan kepada guru-guru dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan kelas untuk dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga guru dapat menerapkan pembelajaran di kelas yang menyenangkan. b) Mengawasi jalannya kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar c) serta memberikan evaluasi kepada para guru dalam proses belajar mengajar khususnya dalam kegiatan pengelolaan kelas. b. Bagi Guru a) Guru harus lebih memahami kegiatan pengelolaan kelas dengan baik agar dapat memotivasi belajar siswa, karena dengan kegiatan pengelolaan kelas yang baik maka akan menghasilkan proses belajar yang menyenangkan dan rasa aman terhadap siswa dikelas dengan begitu motivasi belajar siswa pun akan meningkat. b) Guru dapat menerapkan kegiatan pengelolaan kelas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
76
LAMPIRAN 5 UJI VALIDITAS PENGELOLAAN KELAS NO. RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 n Jumlah r hitung r tabel Status
BUTIR PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 3 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 2 4 4 2 4 2 2 10 32 30 31 34 32 32 32 32 30 29 31 30 28 34 28 27 29 30 31 0.699 0.748 0.702 0.491 0.444 0.689 0.828 0.799 0.684 0.743 0.686 0.851 0.720 0.756 0.354 0.796 0.763 0.155 0.688 0.632 valid valid valid drop drop valid valid valid valid valid valid valid valid valid drop valid valid drop valid
20 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3
21 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4
22 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3
23 3 3 2 4 2 2 2 3 2 4
24 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4
25 3 4 3 4 3 2 2 4 3 3
29 32 32 27 30 31 0.663 0.640 0.770 0.752 0.438 0.750 valid valid valid valid drop valid
JUMLAH 86 87 67 90 69 61 72 93 60 78 763
LAMPIRAN 6 ANALISIS BUTIR UJI VALIDITAS PENGELOLAAN KELAS BUTIR 1 NO. X RESP 1 3 2 4 3 2 4 4 5 2 6 2 7 4 8 4 9 3 10 4 S 32
BUTIR 15 NO. RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 S
X
Y 86 87 67 90 69 61 72 93 60 78 763
Y
X2
Y2
XY
9 16 4 16 4 4 16 16 9 16 110
7396 7569 4489 8100 4761 3721 5184 8649 3600 6084 59553
258 348 134 360 138 122 288 372 180 312 2512
X2
Y2
rxy
nXY X Y
nX X nY Y
XY
rxy = √
25120 76
rxy = √
704 1015436
rxy =
704 1007.688444
rxy =
0.699
rxy
86 87 67 90 69 61 72 93 60 78 763
16 9 9 9 9 4 4 4 4 16 84
7396 7569 4489 8100 4761 3721 5184 8649 3600 6084 59553
344 261 201 270 207 122 144 186 120 312 2167
x
2
2
24416 13361
nXY X Y
nX X nY Y 2
4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 28
2
2
rxy = √
21670 56
rxy = √
306 748216
rxy =
306 864.9947977
rxy =
0.354
2
2
x
21364 13361
2
LAMPIRAN 7 TABEL HASIL ANALISIS BUTIR INSTRUMEN PENGELOLAAN KELAS
N=10, α = 0,05, maka angka kritis r = 0,632 BUTIR SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
HASIL KOEFISIEN KORELASI 0.699 0.748 0.702 0.491 0.444 0.689 0.828 0.799 0.684 0.743 0.686 0.851 0.720 0.756 0.354 0.796 0.763 0.155 0.688 0.663 0.640 0.770 0.752 0.438 0.750 S VALID S DROP
KETERANGA N VALID VALID VALID DROP DROP VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID VALID DROP VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID 20 5
LAMPIRAN 8 UJI VALIDITAS VARIABEL Y MOTIVASI BELAJAR SISWA
1
1 2
2 1
3 2
4 1
5 3
6 2
7 2
8 1
9 2
10 3
BUTIR PERNYATAAN 11 12 13 14 15 2 1 4 3 2
16 2
17 2
18 2
19 3
20 1
21 1
22 1
23 1
24 2
25 3
2
4
4
3
3
4
4
4
2
3
3
2
1
2
4
4
2
4
4
4
3
1
4
3
4
4
3
4
2
4
2
3
1
2
1
3
1
4
3
2
4
4
4
2
2
4
1
1
2
2
2
3
4
4
3
4
2
4
3
3
3
4
4
2
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
2
4
4
5
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
1
1
2
1
2
1
3
2
6
3
4
4
2
4
4
4
2
3
4
2
3
2
4
4
4
2
2
4
1
2
2
2
3
3
7
4
3
4
3
4
4
3
2
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
2
1
4
4
4
4
4
8
3
3
4
2
3
4
4
2
4
3
2
3
2
4
4
4
2
2
4
1
2
2
4
2
3
NO. RESP
9
3
1
2
2
3
2
1
2
3
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
10
4
2
3
2
3
4
3
4
3
2
4
1
2
4
2
4
2
3
3
2
1
2
2
3
2
n
10 25
32
21
34
30
29
21
32
28
25
21
24
35
32
31
26
25
30
18
18
24
22
29
30
Jumlah r hitung
34
0.712 0.785 0.750 0.589 0.695 0.908 0.647 0.572 0.662 0.575 0.662 0.435 0.834 0.840 0.647 0.908 0.669 0.763 0.634 0.313 0.669 0.680 0.711 0.735 0.637
r tabel
0.632
Status
valid valid valid valid valid valid valid drop valid valid drop
drop valid valid valid valid valid valid valid drop valid valid valid valid valid
JUMLAH 49 79 61 87 50 74 87 73 46 82 688
LAMPIRAN 9 ANALISIS BUTIR UJI VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI BELAJAR SISWA BUTIR 1 NO. X RESP 1 2 2 4 3 4 4 4 5 3 6 3 7 4 8 3 9 3 10 4 S 34
BUTIR 2 NO. X RESP 1 2 2 3 3 2 4 3 5 2 6 4 7 2 8 2 9 2 10 2 S 24
Y
X2
Y2
XY
49 79 61 87 50 74 87 73 46 82 688
4 16 16 16 9 9 16 9 9 16 120
2401 6241 3721 7569 2500 5476 7569 5329 2116 6724 49646
98 316 244 348 150 222 348 219 138 328 2411
rxy
nXY X Y
nX X nY Y 2
2
Y
X2
Y2
XY
49 79 61 87 50 74 87 73 46 82 688
4 9 4 9 4 16 4 4 4 4 62
2401 6241 3721 7569 2500 5476 7569 5329 2116 6724 49646
98 237 122 261 100 296 174 146 92 164 1690
rxy = 24110 √ 44
x
2
2
23392 23116
rxy = 718 √ 1017104 rxy =
718 1008.52
rxy =
0.712
rxy
nXY X Y
nX X nY Y 2
rxy = 16900 √ 44 rxy = 388 √ 1017104 rxy =
388 1008.52
rxy =
0.385
2
x
2
16512 23116
2
LAMPIRAN 10 TABEL HASIL ANALISIS BUTIR INSTRUMEN VARIABEL MOTIVASI BELAJAR SISWA N=10, α = 0,05, maka angka kritis r = 0,632 BUTIR SOAL
HASIL KOEFISIEN KORELASI
KETERANGA N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
0.712 0.785 0.750 0.589 0.695 0.908 0.647 0.572 0.662 0.833 0.662 0.435 0.834 0.840 0.647 0.908 0.669 0.763 0.634 0.313 0.669 0.680 0.711 0.735 0.637 S VALID S DROP
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID VALID VALID DROP VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID VALID VALID VALID VALID 22 3
LAMPIRAN 11 UJI RELIABILITAS PENGELOLAAN KELAS NO. RESP
1 1 3 2 4 3 2 4 4 5 2 6 2 7 4 8 4 9 3 10 4 k 10 Var. Butir 0.844 Jmlh Var. Btr 11.344 Var. Total 120.767 Reliabilitas 1.007
BUTIR PERNYATAAN 10 11 12 3 4 3 4 4 4 2 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 4 2 2 3 4 2 4
2 3 3 2 4 3 2 4 4 2 3
3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3
4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 2
5 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3
6 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3
7 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4
8 4 3 2 4 2 3 3 4 2 2
9 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3
0.667
0.322
0.844
0.400
0.400
0.444
0.767
0.322
0.889
0.844
0.267
Dari perhitungan di atas didapat r hitung sebesar 1.007. Sedangkan r tabel dengan N = 10 dan α = 0,05 adalah sebesar 0,632. Karena r hitung = 1.007 > r tabel = 0,632 maka angket dinyatakan reliabel.
13 3 3 3 4 2 2 2 4 2 2
14 4 3 2 3 3 2 2 4 2 4
15 3 4 3 4 3 3 3 4 2 2
16 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3
17 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4
18 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3
19 3 3 2 4 2 2 2 3 2 4
20 3 4 3 4 3 2 2 4 3 3
0.678
0.767
0.544
0.322
0.400
0.400
0.678
0.544
JUMLAH 68 71 52 72 55 48 57 78 46 62 609
LAMPIRAN 12 UJI RELIABILITAS VARIABEL Y MOTIVASI BELAJAR SISWA NO. RESP
1 1 2 2 4 3 4 4 4 5 3 6 3 7 4 8 3 9 3 10 4 k 10 Var. Butir 0.489 Jmlh Var. Btr 18.478 Var. Total 222.500 Reliabilitas 1.019
2 2 3 4 4 2 4 4 4 2 3
3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3
4 2 4 2 3 3 4 3 4 1 3
5 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3
6 3 3 1 4 2 4 4 3 2 2
7 1 4 1 3 1 3 2 3 2 3
8 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4
9 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2
0.844
0.267
0.989
0.400
1.067
1.122
0.722
1.067
BUTIR PERNYATAAN 10 11 12 13 2 2 1 1 4 4 1 4 2 2 1 2 4 3 4 3 2 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 0.933
0.944
1.511
Dari perhitungan di atas didapat r hitung sebesar 1.019. Sedangkan r tabel dengan N = 10 dan α = 0,05 adalah sebesar 0,632. Karena r hitung = 1.019> r tabel = 0,632 maka angket dinyatakan reliabel.
0.933
14 1 3 2 2 1 2 4 4 1 2
15 2 4 2 4 3 3 4 2 2 3
16 3 4 3 4 2 3 4 3 2 2
17 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2
18 3 3 2 4 2 3 4 3 2 4
19 2 4 2 4 3 3 4 4 3 2
20 2 4 2 4 2 3 2 3 2 3
21 2 3 4 4 3 4 4 3 2 3
22 3 3 2 4 2 3 4 4 2 3
1.289
0.767
0.667
1.067
0.667
0.767
0.678
0.622
0.667
JUMLAH 46 78 56 82 47 69 83 70 45 59 635
LAMPIRAN 14 SKOR HASIL PENELITIAN VARIABEL X PENGELOLAAN KELAS NO. 1 RESP 2 1 2 2 2 3 3 4 2 5 2 6 2 7 3 8 2 9 2 10 4 11 2 12 2 13 2 14 2 15 2 16 3 17 2 18 2 19 3 20 2 21 2 22 2 23 2 24 3 25 2 26 3 27 4 28 3 29 3 30 3 31 2 32 3 33 2 34 4 35 2 36 3 37 2 38 2 38 2 40 2 41 2 42 2 43 3 44 3 45 2 46 4 47 2 48 2 49 2 50 2 51 2 52 53 2 54 2 55 4 56 1 57 2 58 2 59 2 60 2 61 3 62 2 63 3 64 2 65 2 66 2 67 2 n 67 SKOR 158
NOMOR ITEM 10 11 12 2 1 4 3 1 4 4 1 2 2 4 2 4 1 2 2 2 4 2 2 4 3 3 4 4 3 2 3 2 2 4 3 2 4 1 3 3 2 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2 4 2 2 2 1 2 3 3 2 3 1 3 4 1 3 3 1 3 2 1 2 4 3 4 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 3 2 4 1 1 3 3 2 4 1 3 4 1 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 3 2 1 3 2 3 4 3 3 4 2 2 4 2 4 4 2 2 4 1 4 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 4 4 2 1 2 3 1 2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 4 2 2 4 1 2 2 3 4 3 2 3 4 2 3 2 1 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 1 2 4 1 3 4 3 1 3 2 2 2 1 2 4 2 3
2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 2 4 3 2 4 2 2 4 4 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4 2
3 3 2 4 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 1 2 2 2 1 2 4 2 3 2 4 2
4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 2 4 1 2 1 2 2 4 2 1 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 4 3 4 4 2 2 2 1 3 3 3 4 1 4 2 3 4 3 1 4 4 4 4 4 2 3 1 4 1 2 3 2 1 2 4 2 1 3
5 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 1 2 1 2 2 4 3 2 3 1 3 1 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 1 2 1 3 4 4 1 4 2 3 4 4 2 3 3 3 1 1 4 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 4 2
6 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 4 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2
7 2 2 4 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4 2 4 1 3 4 4 2 4 4 2 2 3 2 4 3 3 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 2
8 3 3 2 4 2 3 3 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 4 2 3 1 1 4 1 3 1 2 3 3 4 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2
9 4 2 2 2 1 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 2 2 4 4 2 1 4 2 4 3 4 2 3 4 2 2 2
188
186
187
188
215
196
163
201
216
131
172
13 3 4 4 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 2 3 4 3 4 4 2 4 3
14 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3 4 2 4 2 3 4 2 4 2 3 3 4 3 2 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 2 3 4 1 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
15 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 3 2 4 2 3 4 2 2 2 2 4 3 4 4 2 4 2 4 2 3 2 3 3 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4
16 3 2 2 2 3 4 3 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 1 4 1 4 3 2 2 2 2 2 1 4 2 4 1 3 3 3 4 4 3 4 1 3 2 3 2 4 2 2 4 4 3 1 2 3 3 1 4 3 2 2 4 1 2 2 4
17 4 3 2 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 4 1 3 4 4 4 2 4 2 3 4 3 2 3 4 4 4 2 4 2 2 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 4 2 4 4 3 4 4 3 2 2 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 1 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4
19 3 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 2 4 2 2 4 2 3 4 3 3 2 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 2 4 3
20 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 2 2 2 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4
225
214
198
180
203
244
217
226
JUMLAH 64 60 56 59 53 65 61 61 61 50 72 52 57 53 50 57 69 63 40 58 53 67 54 51 65 52 55 70 58 58 52 67 66 73 53 62 50 55 66 64 67 63 66 60 53 62 61 55 53 53 51 60 67 56 54 43 60 53 56 54 64 61 55 62 52 58 57 3908
LAMPIRAN 15 PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU VARIABEL (X) PENGELOLAAN KELAS
NO
X
X X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
40 43 50 50 50 51 51 52 52 52 52 53 53 53 53
-18.33 -15.33 -8.33 -8.33 -8.33 -7.33 -7.33 54.00 -6.33 -6.33 -6.33 -5.33 -5.33 -5.33 -5.33
335.93 234.96 69.36 69.36 69.36 53.70 53.70 55.00 40.05 40.05 40.05 28.39 28.39 28.39 28.39
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 S
53 53 53 53 54 54 54 55 55 55 55 56 56 56 57 57 57 58 58 58 58 59 60 60 60 60 61 61 61 61 61 62 62 62 63 63 64 64 64 65 65 66 66 66 67 67 67 67 69 70 72 73 3908
-5.33 -5.33 -5.33 -5.33 -4.33 -4.33 -4.33 -3.33 -3.33 -3.33 -3.33 -2.33 -2.33 -2.33 -1.33 -1.33 -1.33 -0.33 -0.33 -0.33 -0.33 0.67 1.67 1.67 1.67 1.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 3.67 3.67 3.67 4.67 4.67 5.67 5.67 5.67 6.67 6.67 7.67 7.67 7.67 8.67 8.67 8.67 8.67 10.67 11.67 13.67 14.67
28.39 28.39 28.39 28.39 18.73 18.73 18.73 11.08 11.08 11.08 11.08 5.42 5.42 5.42 1.76 1.76 1.76 0.11 0.11 0.11 0.11 0.45 2.79 2.79 2.79 2.79 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 13.48 13.48 13.48 21.82 21.82 32.17 32.17 32.17 44.51 44.51 58.85 58.85 58.85 75.20 75.20 75.20 75.20 113.88 136.23 186.91 215.26 2857.73
( X
X
)
2
X
X n
X
=
3908 67
X
=
58.33
X - X
2
S2
n -1
S2
= 2857.73 66
S2
=
43.30
X - X
2
SD X
SDX =
n -1
6.58
LAMPIRAN 16 SKOR HASIL PENELITIAN VARIABEL Y MOTIVASI BELAJAR SISWA NOMOR ITEM NO. RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 3 3 4 4 2 4 4 1 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 1 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 1 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 4 2 1 4 4 4 4 3 3 4 1 1 4 2 3 3 3 4 2 2 2 2 4 2 1 4 4 4 4 2 4 4 1 1 4 3 3 3 3 5 2 2 2 2 4 3 1 4 4 4 3 3 4 4 1 1 4 2 3 3 3 6 2 2 4 2 4 3 1 4 3 4 3 4 2 4 1 1 4 3 2 3 4 7 4 4 4 2 4 3 1 1 4 3 3 4 4 4 1 1 4 3 2 2 4 8 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 9 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 1 4 4 2 1 1 4 4 1 4 4 10 4 4 4 4 2 4 3 2 3 3 4 4 4 2 3 2 4 3 3 4 3 11 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 12 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 3 4 2 2 4 4 4 4 1 13 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 14 1 4 4 3 2 4 3 4 1 4 4 4 3 4 1 2 2 2 4 2 4 15 2 2 2 4 4 2 3 3 3 4 2 4 4 2 1 1 3 2 2 3 4 16 2 2 4 4 4 1 2 2 4 1 2 2 2 2 2 1 4 2 2 1 2 17 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 18 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 19 2 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 2 4 2 4 20 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 21 2 2 2 4 2 4 2 1 4 4 2 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 22 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 3 4 4 4 1 1 4 3 2 2 4 23 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 3 4 4 4 1 1 4 3 3 2 4 24 4 4 2 4 1 4 3 4 2 4 2 3 4 2 2 1 4 2 2 4 2 25 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 1 4 4 3 3 4 26 4 2 2 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 3 4 2 3 1 2 2 1 27 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 28 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 4 29 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 30 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 31 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 1 32 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 33 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 34 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 35 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 36 2 3 4 1 4 3 4 2 1 4 2 3 1 2 4 3 2 4 1 4 3 37 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 38 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 39 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 40 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 2 41 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 42 4 4 3 2 4 4 3 4 2 3 4 3 2 2 3 4 3 4 4 2 4 43 2 2 4 4 2 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 4 44 3 2 4 4 2 4 2 2 3 3 4 4 2 4 1 2 4 3 2 2 3 45 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 46 4 3 3 4 2 2 4 2 1 4 4 2 3 2 4 3 2 4 1 4 3 47 4 4 4 4 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 4 1 1 2 4 48 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 1 2 4 2 2 4 3 49 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 1 2 4 2 2 4 3 50 4 2 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 2 1 2 4 4 2 2 4 51 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 4 3 2 4 52 53 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 54 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 2 4 4 4 3 1 4 2 4 3 2 55 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 1 4 3 3 2 3 56 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 4 3 2 2 2 1 1 4 1 57 2 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 2 58 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 1 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 59 4 4 3 2 4 2 2 3 3 4 1 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 60 2 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 2 4 3 3 3 4 61 2 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 2 4 2 1 4 3 3 2 4 62 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 2 3 2 4 2 4 4 4 63 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 1 4 4 4 4 4 64 4 4 4 2 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 2 3 4 65 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 66 4 4 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2 67 4 4 4 2 2 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 4 2 3 4 4 n 67 SKOR 213 213 216 212 208 221 168 207 222 228 206 240 218 213 166 135 244 198 192 207 221
22 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 1 4 3 2 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 2 4 2 3 3 3 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 223
JUMLAH 73 75 77 61 62 62 64 66 77 68 72 69 72 75 66 61 49 75 63 64 80 62 68 69 63 63 57 76 57 76 78 54 79 80 68 77 59 69 73 70 72 67 71 66 62 78 63 67 59 59 68 71 78 67 70 53 73 73 72 67 66 77 73 70 79 57 64 4571
LAMPIRAN 17 PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU VARIABEL (Y) MUTU PROFESIONALISME GURU
NO
X
X X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
49 53 54 57 57 57 59 59 59 61 61 62 62 62 62
-19.22 -15.22 -14.22 -11.22 -11.22 -11.22 -9.22 -9.22 -9.22 -7.22 -7.22 -6.22 -6.22 -6.22 -6.22
369.56 231.77 202.32 125.98 125.98 125.98 85.08 85.08 85.08 52.18 52.18 38.74 38.74 38.74 38.74
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 S
63 63 63 63 64 64 64 66 66 66 66 67 67 67 67 68 68 68 68 69 69 69 70 70 70 71 71 72 72 72 72 73 73 73 73 73 75 75 75 76 76 77 77 77 77 78 78 78 79 79 80 80 4571
-5.22 -5.22 -5.22 -5.22 -4.22 -4.22 -4.22 -2.22 -2.22 -2.22 -2.22 -1.22 -1.22 -1.22 -1.22 -0.22 -0.22 -0.22 -0.22 0.78 0.78 0.78 1.78 1.78 1.78 2.78 2.78 3.78 3.78 3.78 3.78 4.78 4.78 4.78 4.78 4.78 6.78 6.78 6.78 7.78 7.78 8.78 8.78 8.78 8.78 9.78 9.78 9.78 10.78 10.78 11.78 11.78
27.29 27.29 27.29 27.29 17.84 17.84 17.84 4.95 4.95 4.95 4.95 1.50 1.50 1.50 1.50 0.05 0.05 0.05 0.05 0.60 0.60 0.60 3.15 3.15 3.15 7.71 7.71 14.26 14.26 14.26 14.26 22.81 22.81 22.81 22.81 22.81 45.92 45.92 45.92 60.47 60.47 77.02 77.02 77.02 77.02 95.57 95.57 95.57 116.12 116.12 138.68 138.68 3445.64
( X
X
)
2
X
X n
X
=
4571 67
X
=
68.22
X - X
2
S2
n -1
S2
= 3445.64 66
S2
=
52.21
X - X
2
SD X
SDX =
n -1
7.23
PENGELOLAAN KELAS
DISIPLIN KERJA
Gambar Gambar1.1.Diagram DiagramPencar PencarPengaruh PengaruhDisiplin DisiplinKerja Kerjadan danMutu Mutu Profesionalisme Guru Profesionalisme Guru
200 200 150 150 100 100 50 50 00 -50 -50 0 -50 -50 0
y = 1.08x + 5.17 y = 1.08x + 5.17 Series1 Series1 Linear (Series1) Linear (Series1)
50 50
100 100
MUTU PROFESIONALISME GURU MOTIVASI BELAJAR SISWA
150 150