BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.Salah satu program inti dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Udayana (KKN PPM UNUD) adalah pendampingan keluarga kurang sejahtera atau keluarga pra sejahtera.Program ini bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki keluarga prasejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melihat dan menganalisa permasalahan yang dihadapi serta menyelesaikan permasalahannya. Dalam program ini, mahasiswa berperan sebagai anak asuh yang mengidentifikasi masalah serta memecahkan atau mencari jalan keluar dari masalah yang telah dihadapi oleh keluarga dampingan.Keluarga yang di dampingi mahasiswa adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang sejahtera, sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Tentunya dapat memberdayakan keluarga di KK Dampingan Program KK Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di setiap dusun di Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana.Desa Pengeragoan memiliki 5 dusun yang mana 5 dusun ini dibagi kepada 14 mahasiswa KKN PPM UNUD.Dengan pembagian KK dampingannya adalah di Dusun Bading Kayu terdapat1 KK Dampingan, di Dusun Mengenu Anyar terdapat 7 KK Dampingan, dan di Dusun Pasut terdapat 3 KK Dampingan, Setiap KK Dampingan didampingi oleh 1 mahasiswa. Pada KKN PPM UNUD periode XIII Tahun 2016 ini penulis mendampingi 1 KK Dampingan yang telah ditetapkan yaitu KK Dampingan yang berada di Dusun Pasut.
1.1.
Profil Keluarga
1.1.1. Identitas Keluarga Dampingan No
Nama
Status
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
1.
I Wayan Sadra
Cerai
38tahun
Belum Tamat SD/ Sederajat
Buruh Tani Serabutan
Kepala Keluarga
2.
I Putu Yoga Ari Pratama
Belum Kawin
7 tahun
SD / Sederajat
Pelajar
Anak
3.
Ni Ketut Simpen
Belum Kawin
40 Tahun
Belum Tamat SD/ Sederajat
Buruh Tani Serabutan
Famili Lain
Tabel 1.1 Data Profil Keluarga Dampingan Bapak I Wayan Sadra dan anggota keluarganya tinggal di Dusun Pasut, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Keluarga bapak I Wayan Sadra tinggal di rumah semi permanen dengan lantai dari plester semen milik keponakannya. Tempat tinggal bapak I Wayan Sadra terdiri dari 2 kamar tidur dan 1 kamar kecil serta 1 dapur yang letaknya terpisah dalam keadaan darurat. Rumah yang ditempati bapak I Wayan Sadra adalah milik keponakannya, dan tanah milik bapak I Wayan Sadra berada diseberang tempat tinggalnya saat ini, dengan bangunan yang sangat tidak mungkin untuk ditempati. Bapak I Wayan Sadra menikah dengan Ni Ketut Suprianti dan memiliki 2 orang anak.Anak pertama Bapak I Wayan Sadra bernama I Putu Yoga Ari Pratama yang berumur 7 tahun yang sekarang duduk di bangku kelas II sekolah dasar yaitu SD 3 Pengeragoan yang berlokasi di dusun Mengenu Anyar.Anak kedua Bapak I Wayan Sadra bernama N Kadek Ari Bintang Pramita Sari yang lahir tahun 2011 namun telah meninggal sekitar 3 tahun yang lalu saat berumur 1 tahun 7 bulan karena sakit. Namun, keadaan rumah tangga Bapak I Wayan Sadra saat ini kurang baik dikarenakan hubungan beliau dengan istrinya memasuki tahap sidang perceraian.Bapak I Wayan Sadra sudah tidak tinggal dalam satu atap dengan istrinya selama 3 tahun.Hak asuh anak jatuh di tangan Bapak I Wayan Sadra, sehingga anak semata wayang beliau kini tinggal bersama Bapak I Wayan Sadra. Bapak I Wayan Sadra juga mengajak family lain diluar keluarga kecilnya, yaitu kakak kandung Bapak I Wayan Sadra yang masih belum menikah yang bernama Ni Ketut Simpen yang berumur 40 tahun yang bekerja sebagai petani serabutan. -
Luas Lahan milik pribadi 100 m2
-
Luas Bangunan tempat tinggal bukan milik pribadi 7mx5m
-
Deskripsi rumah Keadaan rumah milik bapak I Wayan Sadra sangat tidak layak untuk ditempati dengan dinding kayu lapuk yang hampir rubuh
-
Deskripsi tempat tinggal Bapak I Wayan Sadra tinggal di rumah keponakannya diseberang tanah miliknya.Keadaan tempat tinggal bapak I Wayan Sadra adalah bangunan semipermanen dengan lantai pester dan dengan tembok batako yang tidak diplester hasil dari bantuan bedah rumah. Disebelah selatan bangunan utama terdapat bangunan dapur berupa bangunan kayu dengan tembok anyaman bambu dengan keadaan kurang layak. Disebelah barat dapur terdapat kamar kecil dengan luas bangunan 1,5 m x 2 m dengan lantai plesteran dan tembok batako yang tidak diplester dengan pagar rumah berupa batang-batang tanaman.
1.2
Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga Keluarga bapak I Wayan Sadra merupakan salah satu keluarga dengan situasi kurang mampu yang tinggal di dusun Pasut, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana.Bapak I Wayan Sadra hanya mengenyam pendidikan tingkat SD dan tidak sampai menyelesaikannya.Anak Bapak I Wayan Sadra yang masih mengenyam bangku pendidikan sekolah dasar belum mungkin bisa membantu perekonomian keluarga Bapak I Wayan Sadra. Kebutuhan pendidikan anak yang harus dipenuhi Bapak I Wayan Sadra juga menjadi pengeluaran yang lumayan . Famili lain Bapak I Wayan Sadra yaitu Ibu Ni Ketut Simpen bekerja sebagai buruh tani serabutan dengan pendapatan ± 40.000 setiap harinya selama musim panen cengkeh. Pendapatan Ibu I Ketut Simpen juga membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk bersama. Bapak I Wayan Sadra bekerja sebagi buruh tani kebun cengkeh dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya yaitu sebesar ± 70.000.Pekerjaan Bapak I Wayan Sadra bukan merupakan pekerjaan tetap, melainkan pekerjaan yang datangnya hanya satu tahun sekali pada saat musim cengkeh tiba. Ketika tidak ada musim cengkeh, Bapak I Wayan Sadra harus memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan mencari pekerjaan serabutan lainnya yang mampu ia kerjakan, atau dengan meminjam uang kepada sanak saudara atau tetangga di sekitar kediaman Bapak I Wayan Sadra.
Di Pengeragoan tidak banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh bapak I Wayan Sadra karena pendidikanbeliau tidak sampai tamat SD. Penghasilan inilah yang dipakai untuk makan dan membeli kebutuhan sehari-hari seperti lauk-pauk, kopi, gula, kebutuhan MCK, biaya sekolah anak dan kebutuhan lainnya. Bapak I Wayan Sadra saat ini mengandalkan upahyang didapat dari pekerjaannya dan gaji kakak perempuannya sebagaiburuh tani. Dengan kondisi seperti ini, keluarga bapak I Wayan Sadra mengalamikesulitan dalam perekonomiannya dan pendapatan saat musim panen cengkeh berakhir, sumber pendapatan Bapak I Wayan Sadra semakin tidak menentu. 1.2.2 Pengeluaran keluarga 1.2.2.1. Kebutuhan sehari-hari Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga bapak I Wayan Sadradalam sebulan adalah sebagai berikut: Makan sehari-hari: Rp 25.000 x 30 hari
= Rp. 750.000
Kebutuhan MCK
= Rp. 200.000
Bekal Sekolah Anak : Rp 2.000 x 30 hari
= Rp. 60.000
Bensin Kendaraan
= Rp. 450.000
Kopi dan Teh
= Rp. 50.000
Gula
= Rp.50.000
Minyak Goreng
= Rp. 50.000
+
Rp.1.610.000 1.2.2.2. Sosial Bapak I Wayan Sadramempunyai pengeluaran di dalam kegiatan sosial dalam sebulan sebagai berikut: Biaya suka duka banjar
:
= Rp.100.000
Pengeluaran tidak terduga
: Rp 400.000
= Rp. 400.000 + Rp. 500.000
1.2.2.3. Kesehatan Bapak I Wayan Sadratermasuk dalam keluarga pra sejahtera sehingga biaya kesehatan mereka bisa ditanggung oleh pemerintah melalui jaminan kesehatan yang memudahkan Bapak I Wayan Sadra dalam hal menanggung biaya pengobatan keluarganya. Namun karena faktor pengetahuan yang kurang terhadap cara penggunaan kartu jaminan kesehatan yang dimiliki dan rasa enggan untuk mengurus administrasi kartu jaminan kesehatan yang melalui beberapa
proses menyebabkan bapak I Wayan Sadra tidak menggunakan kartu jaminan kesehatan secara efektif. 1.2.2.4. Lain-lain Biaya rutin yang harus di keluarkan adalah biaya listrik sebesar Rp 50.000,00 dan membayar uang air sebesar Rp 5.000,00 dalam sebulan, dan biaya bensin untuk kendaraan roda dua yang di gunakan bapak I Wayan Sadra untuk bekerja dan memudahkan mobilitasnya dalam segala hal, melihat keberadaan tempat tinggal bapak I Wayan Sadra di Dusun Pasut yang berada sangat jauh dari akses tempat umum. Pendapatan keluarga bapak I Wayan Sadra Rp 70.000 perhari, itupun belum pasti dalam setiap harinya, besarannya pun tidak dapat dipastikan, jadi pendapatan keluarga bapak I Wayan Sadra tidak lebih dari Rp 2.100.000 selama sebulan. Total seluruh pengeluaran keluarga bapak I Wayan Sadra selama sebulan kurang lebih Rp. 2.110.000 tidak dapat tertutupi. Jadi keluarga bapak I Wayan Sadramemiliki pengeluaran lebih besar dari pada penghasilan dalam sebulan.Apalagi bapak I Wayan Sadra saat ini hanya bekerja sebagai buruh tani dikebun cengkeh dan kakak perempuannya tidak selalu bisa membantu mencari uang dengan menjadi buruh tani serabutan yang pekerjaannya tidak menentu setiap harinya hal ini merupakan suatu masalah yang perlu dipecahkan.