ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TEHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA KELAS XI DI SMA PUSAKA 1 JAKARTA.
Nike Pratiwi Suciningrum
[email protected] Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta Endang Sri Rahayu
[email protected] Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan menguji pengaruh status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI di SMA Pusaka 1 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex-post facto. Sedangkan metode analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil analisis jalur menunjukan bahwa: (1) pengaruh langsung antara status sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesr 22,2% ; (2) pengaruh langsung antara motivasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 14,1%, dan (3) pengaruh tidak langsung antara status sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjukan studi ke perguruan tinggi yang dimoderatori oleh motivasi belajar sebesar 18,1%. Kata Kunci: Status Sosial, Motivasi Belajar, Minat.
PENDAHULUAN Kualitas
sumber daya yang dimiliki agar sumber
daya
dapat
berperan
dan
bersaing
internasional.
Semakin
manusia dipandang sebagai salah
dikancah
satu
tinggi persaingan dan tuntutan di
faktor
perdagangan
kunci
dalam
era
Hal
ini
bebas.
menyebabkan
setiap
negara
mengembangkan dan meningkatkan
http://ojs.jpeb.net
dunia
kerja
sumber berkualitas
juga
daya
membutuhkan
manusia dengan
yang segala
1
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
kompetensi yang dimiliki, mampu
Pendidikan
mengembangkan
mengembangkan kemampuan dan
diri
serta
ber-
nasional
sama-sama membangun bangsa.
membentuk
Untuk menghadapi persaingan ini,
bangsa yang bermartabat dalam
Indonesia pun harus terus menerus
rangka
berupaya
bangsa,
untuk
meningkatkan
watak
berfungsi
peradaban
mencerdaskan
kehidupan
bertujuan
untuk
sumber daya manusia yang dimiliki.
berkembangnya
Peningkatan kualitas sumber daya
didik agar menjadi manusia yang
manusia ini harus dilakukan secara
beriman
terencana
pem-
Tuhan Yang Mahas Esa, berkakhlak
bangunan. Salah satu cara untuk
mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,
meningkatkan kualitas sumber daya
mandiri dan menjadi warga Negara
manusia
yang demokratis serta bertanggung
dalam
adalah
proses
melalui
jalur
pendidikan.
dan
potensi
peserta
bertaqwa
kepada
jawab (Departemen Agama, 2004).
Pendidikan merupakan suatu
Berkaitan dengan hal diatas,
proses menyiapkan individu untuk
pendidikan
mampu menyesuaikan diri dengan
penting dalam fungsinya sebagai
perubahan lingkungan. Pendidikan
penyiap peserta didik di masa yang
mempunyai peran penting dalam
akan
pembangunan
mengantisipasi
keadaan
masya-
pendidikan merupakan salah satu
rakat
depan.
Dengan
cara untuk membentuk sumberdaya
pendidikan
diharapkan
manusia
membentuk
manusia
nasional
karena
yang berkualitas untuk
mencapai
tujuan
nasional.
Sehingga
pembangunan peningkatan
yang
memegang
datang
sehingga
masa
mampu
pengetahuan
peranan
dapat
dapat Indonesia
menguasai dan
ilmu
perkembangan
mutu pendidikan harus dilakukan
teknologi
yang dibutuhkan untuk
oleh pemerintah. Undang-undang
bersaing
dengan
Sistem Pendidikan Nasional No.20
lain.
Tahun
tolak
2003,
menjelaskan
Bab
II,
sebagai
http://ojs.jpeb.net
Pasal
3
berikut:
Pendidikan ukur
negara-negara juga
dalam
peradaban sebuah
menjadi kemajuan
bangsa
se-
2
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
hingga pendidikan merupakan hal
mempersiapkan peserta didik untuk
yang mutlak yang harus dipenuhi
mengikuti pendidikan menengah.
dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
Pendidikan menengah adalah pendidikan yang lamanya tiga
Jalur pendidikan dibedakan
tahun bertujuan untuk melanjutkan
menjadi tiga, yaitu pendidikan
dan meluaskan pendidikan dasar
formal, pendidikan non formal, dan
serta mempersiapkan peserta didik
pendidikan
Pendidikan
menjadi anggota masyarakat yang
formal diperoleh melalui lembaga
memiliki kemampuan mengadakan
pendidikan,
hubungan
informal.
yaitu
sekolah
yang
timbal
balik
dengan
merupakan pendidikan berjenjang
lingkungan sosial, budaya, dan alam
dari
sekitar
pendidikan
sampai
palng
dengan
rendah
pendidikan ter-
tinggi. Jenjang pendidikan
formal
serta
dalam
memasuki
maupun
(SD,
yaitu
nengah
(2) pendidikan me-
(SMA,
SMK),
dan
(3)
mengem-
bangkan kemampuan lebih lanjut
terdiri dari: (1) pendidikan dasar SMP),
dapat
dunia
pendidikan
pendidikan
kerja
selanjutnya
tinggi.
Jenjang
selanjutnya adalah pendidikan tinggi
pendidikan tinggi (Diploma, Sar-
dengan
jana).
adalah
annya. Pendidikan tinggi bertujuan
pendidikan yang lamanya sembilan
untuk mempersiapkan peserta didik
tahun, diselenggarakan enam tahun
yang
di Sekolah Dasar dan tiga tahun di
akademis
Sekolah
Pertama.
profesional
bertujuan
nerapkan,
Pendidikan
Pendidikan memberikan
dasar
Menengah dasar bekal
segala
penyelenggara-
memiliki maupun yang
kemampuan kemampuan dapat
mengembangkan,
medan
kemampuan
menciptakan ilmu pengetahuan dan
dasar kepada peserta didik untuk
teknologi. Pada umumnya tingkat
mengembangkan
pendidikan yang berhasil dicapai
kemampuannya
sebagai
pribadi,
masyarakat,
warga
anggota
anggota negara,
manusia
http://ojs.jpeb.net
oleh seseorang akan berpengaruh
dan
terhadap kehidupan bermasyarakat.
serta
Seseorang yang mempunyai latar
3
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
belakang pendidikan yang tinggi
bersama Ibu Hana dan Pak Ahmad
menjadi
selaku
lebih
terhormat
dan
bagian
kurikulum
mempunyai kedudukan yang lebih
kesiswaan,
tinggi dari pada seseorang yang
kondisi status sosial ekonomi orang
mempunyai
tua
latar
belakang
siswa
menunjukan
dan
termasuk
bahwa
kedalam
pendidikan yang rendah. Melihat
katagori menengah kebawah. Selain
tuntutan dunia usaha kerja dewasa
itu
ini secara tidak langsung menuntut
informasi bahwa pembayaran uang
agar
meneruskan
SPP sering terlambat, siswa baru
pendidikannya yang tidak hanya
melunasi uang SPP jika ujian akan
berhenti di pendidikan menengah
dilaksanakan.
saja
siswa
tetapi
harus
dituntut
peneliti
melanjutkan
Dalam
juga
mendapatkan
pendidikan,
sampai ke perguruan tinggi. Dengan
dan
memasuki
tinggi,
dibutuhkan. Sarana dan prasarana
seseorang mahasiswa diharapkan
pendidikan dapat berguna untuk
dapat mempersiapkan diri untuk
menunjang penyelenggara proses
menyongsong
belajar
masa
perguruan
kehidupannya
mendatang
di-
prasarana
sangat
sarana
mengajar,
baik
penting
secara
untuk
langsung maupun tidak langsung
meningkatkan taraf hidup kearah
dalam suatu lembaga dalam rangka
yang lebih sempurna apalagi dalam
mencapai tujuan pendidikan. SMA
era
Pusaka 1 Jakarta memiliki sarana
perdagangan
bebas
seperti
sekarang ini.
dan prasarana meliputi ruang kelas,
SMA Pusaka 1 Jakarta yang
ruang perpustakaan, laboratorium
terletak di Jalan Taruna Pahlawan
IPA, ruang pimpinan, ruang guru,
Revolusi nomor 89 Duren Sawit
ruang tata usaha, tempat ibadah,
yang
ruang
mempunyai
akreditasi
A
status
disamakan
ternomor
UKS,
kendaraan.
vasi awal peneliti di SMA Pusaka 1
SMA
http://ojs.jpeb.net
sekolah,
tempat kantin dan tempat parkir
003859/2009. Berdasarkan obser-
Jakarta yang melakukan wawancara
lapangan
berada
di
Pusaka lokasi
1 yang
Jakarta kurang
4
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
strategis karena jauh dari jangkauan
Sebuah
lembaga
kendaraan umum. Kondisi di luar
menyelenggarakan
sekolah SMA Pusaka 1 Jakarta juga
SMA
sangat
memperhatikan
ramai
tersebut
karena
terletak
pemukiman
warga
sekolah
di
tengah
yang
padat
Pusaka
untuk
1
pendidikan, Jakarta
peserta
melanjutkan
Perguruan
yang
juga
didiknya
studi
ke
Tinggi.
Minat
studi ke
Perguruan
penduduk. Selain itu peneliti juga
melanjutkan
melihat ada tempat pembuangan
Tinggi di SMA Pusaka 1 Jakarta
sementara
tergolong masih rendah. Meskipun
parkiran
(TPS)
sekolah
di dan
samping ada
kali
dalam setiap tahunnya selalu ada
dibelakang gedung sekolah. Hal ini
peningkatan
jumlah
tentu
melanjutkan
studi ke
akan
menganggu
dalam
siswa
yang
Perguruan
proses belajar mengajar di SMA
tinggi. Adapun data siswa yang
Pusaka 1 Jakarta.
melanjutkan
studi
ke
perguruan
tinggi, yaitu:
Tabel 1: Jumlah Siswa yang Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi di SMA Pusaka 1 Jakarta Tahun Jumlah Jumlah Siswa yang No Ajaran Lulusan Melanjutkan Studi ke PT 1 2012 129 51 2 2013 123 56 3 2014 72 34 Sumber: SMA Pusaka 1 Jakarta (data diolah)
Berdasarkan tabel di atas,
Persentase Siswa yang Melanjutkan Studi ke PT 39,5 % 45,5 % 47,2 %
suatu sikap yang mencenderungkan
dapat diketahui bahwa sedikitnya
seseorang
lulusan SMA Pusaka 1 Jakarta yang
sesuatu yang diinginkannya. Minat
melanjutkan
hal utama yang paling berperan
tinggi
studi
merupakan
rendahnya
minat
keperguruan suatu siswa
indikasi untuk
dalam
diri
melanjutkan
untuk
melakukan
siswa studi
yang ke
ingin
perguruan
melanjutkan pendidikan ke jenjang
tinggi. Dengan minat seseorang
yang lebih tinggi. Minat adalah
akan
http://ojs.jpeb.net
lebih
mampu
melakukan
5
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
sesuatu
yang
disbanding
dengan
diminatinya yang
tidak
Motivasi belajar merupakan salah
satu faktor internal yang
diminatinya. Diawali dari adanya
mempengaruhi
rasa ketertarikan dan kebutuhan
minat
untuk
ilmu
perguruan tinggi. Motivasi belajar
mendorong
bisa berasal dari dalam individu itu
seseorang untuk melakukan suatu
sendiri maupun dari luar lingkugan
tindakan
individu.
mengembangkan
pengetahuan
akan
dan
dalamnya.
berpartisipasi
Begitu
melanjutkan
Siswa
yag
terhadap studi
ke
memiliki
dengan
motivasi belajar yang tinggi akan
perguruan
lebih bersemangat untuk belajar.
melanjutkan
Namun hingga kini masih terdapat
studi ke perguruan tinggi akan
siswa yang memiliki motivasi belajar
mendorong mereka untuk berusaha
yang rendah. Hal ini terlihat dari
memasuki perguruan tinggi karena
rendahnya respon siswa terhadap
mereka ingin mengembangkan ilmu
kegiatan belajar mengajar di dalam
dan pengetahuan.
kelas. Tidak antusiasnya siswa ini
melanjutkan tinggi,
studi
minat
juga
di
siswa
ke
siswa
Minat melanjutkan studi ke
dapat terlihat terutama pada mata
Perguruan Tinggi berarti keinginan
pelajaran yang siswa tersebut tidak
seseorang
meneruskan
suka. Selain itu, motivasi belajar
pendidikannya ke jenjang yang lebih
siswa yang rendah dapat pula dilihat
tinggi. Terdapat banyak faktor yang
pada saat siswa mengerjakan tugas
memperngaruhi minat siswa untuk
baik di sekolah maupun di rumah
melanjutkan
yang terlihat kurang bersungguh-
untuk
studi ke
Perguruan
Tinggi antara lain adalah motivasi belajar, prestasi akademis, status
sungguh dan tidak tepat waktu. Dalam
proses
belajar,
sosial ekonomi orang tua, latar
motivasi sangat diperlukan, sebab
belakang
tua,
seseorang yang tidak mempunyai
di
motivasi dalam belajar, tak akan
sosialisasi sekolah,
pendidikan perguruan dan
sebaya.
http://ojs.jpeb.net
orang tinggi
pergaulan
teman
mungkin
melakukan
aktivitas
belajar. Sehingga motivasi belajar
6
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
ISSN: 2302 - 2663
memegang peranan yang penting
dengan
prestasi
belajar
dalam proses belajar. Berawal dari
rendah
memiliki
rasa
motivasi
rendah
percaya diri dan menimbulkan rasa
menyebabkam siswa tersebut tidak
tidak senang pada pendidikan dan
berminat untuk melanjutkan studi ke
mengurangi
minatnya
perguruan tinggi.
mempertinggi
jenjang
belajar
yang
Keinginan peserta didik dari segi
individu
untuk
yang kurang
untuk pendidik-
annya.
mempunyai
Faktor
yang
penting
persaingan dunia kerja dan harapan
seperti status sosial ekonomi orang
untuk mempunyai kehidupan yang
tua yang merupakan salah satu
lebih baik akan selalu ada. Minat
mempengaruhi
melanjutkan
untuk
ke
perguruan
faktor
kalah
bekal di masa depan mengahadapi
studi
adalah
tidak
eksternal
minat
melanjutkan
seseorang studi
ke
tinggi ditambah dengan prestasi
perguruan tinggi. Masalah kondisi
yang baik merupakan peluang bagi
sosial ekonomi dan harapan masa
individu
depan anak dari orang tua pada
untuk
kesempatan
yang
mempunyai masuk
akhirnya
Perguruan Tinggi. Oleh karena itu,
masalah
prestasi belajar juga merupakan
menentukan
salah
satu faktor internal yang
terhadap kelanjutan sekolah anak–
mempengaruhi siswa dalam minat
anaknya. Pada kenyataannya siswa
melanjutkan
perguruan
yang berasal dari keluarga dengan
tinggi. Prestasi belajar merupakan
ekonomi yang cukup, mempunyai
salah satu tolak ukur keberhasilan
kesempatan yang lebih luas untuk
seorang siswa. Bagi individu yang
mengembangkan
prestasi belajarnya belum maksimal
melalui pendidikan tinggi. Hal ini
akan mempunyai minat yang belum
jauh berbeda dengan siswa yang
optimal untuk melanjutkan studi ke
berasal dari keluarga yang memiliki
perguruan
sosial
studi
besar
ke
tinggi.
Karena
kenyataannya banyak ditemui siswa
http://ojs.jpeb.net
biasanya
akan bagi
menimbulkan
orang
tua
alternatif
untuk pilihan
kemampuannya
ekonomi
yang
sadar
rendah akan
7
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
ketidakmampuannya
dan
tidak
tingkat pendidikan orang tua yang
memiliki minat untuk meneruskan
tinggi akan lebih luas wawasannya
pendidikannya ke jenjang yang lebih
terhadap pendidikan. Mereka akan
tinggi dan memilih untuk langsung
mengarahkan
mencari pekerjaan.
anaknya untuk terus menambah
Tidak hanya status sosial ekonomi
orang
pendidikan
tua,
orang
tingkat
tua
juga
merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi
siswa
ilmu
dan
sehingga
membimbing
anak
mempunyai
tersebut
minat
untuk
melanjutkan studi, dalam hal ini adalah ke perguruan tinggi.
dalam
Faktor
lain
yang
minatnya untuk melanjutkan studi ke
memberikan
perguruan tinggi. Tingkat pendidikan
mempengaruhi minat siswa untuk
orang tua akan menentukan cara
melanjutkan studinya ke perguruan
orang tua dalam membimbing dan
tinggi adalah sosialisasi Perguruan
mengarahkan anaknya dalam hal
Tinggi
pendidikan. Tingkat pendidikan yaitu
maksimalnya sosialisasi perguruan
jenjang
telah
tinggi pada siswa di sekolah juga
maupun
merupakan salah satu hal yang
pendidikan
ditempuh,
baik
yang
formal
andil
turut
di
dalam
sekolah.
Kurang
nonformal. Sikap yang terbentuk
menyebabkan
pada masing-masing individu pada
melanjutkan
setiap jenjang pendidikan formal
tinggi
akan berbeda-beda antara lulusan
dikarenakan
sekolah
sekolah
perguruan tinggi yang dibutuhkan
menengah pertama, lulusan sekolah
oleh siswa kurang. Siswa hanya
menengah atas, lulusan perguruan
memperoleh sedikit informasi atau
tinggi. Tingkat pendidikan orang tua
informasi tentang perguruan tinggi
yang
tidak
sempit
dasar,
rendah
lulusan
akan
wawasannya
cenderung terhadap
studi
belum
sudah dirasa cukup. Sedangkan
tentang
perguruan
informasi
memberikan perguruan
ke
siswa
optimal.
lengkap.
pendidikan, lulus sekolah menengah
http://ojs.jpeb.net
minat
Sekolah
informasi tinggi
cara
secara
atau
jalur
Hal
ini
tentang
hanya tentang umum, masuk
8
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
perguruan tinggi, gambaran secara
tinggi. Berdasarkan latar belakang
garis besar suatu perguruan tinggi.
dan
Padahal
dikemukakan, penulis tertarik untuk
siswa
membutuhkan
tidak
hanya
informasi
tersebut
permasalahan
mengadakan
yang
penelitian
dengan
tetapi juga pada detail informasi
judul
suatu perguruan tinggi. Ketika siswa
Ekonomi Orang Tua dan Motivasi
tidak
tentang
Belajar terhadap Minat Melanjutkan
perguruan tinggi itu maka siswa
Studi ke Perguruan Tinggi pada
tersebut cenderung minatnya belum
Siswa Kelas XI di SMA Pusaka 1
optimal untuk melanjutkan studi ke
Jakarta.
mengenal
baik
“Pengaruh
telah
Status
Sosial
perguruan tinggi. Selain
faktor–faktor
yang
KAJIAN TEORI
telah disebutkan di atas teman
Minat
sebaya
Perguruan Tinggi
juga
seseorang
mempengaruhi
minat
melanjutkan Tinggi.
siswa
studi ke
Remaja
kecenderungan
untuk
Perguruan
Melanjutkan
dengan
kehidupan
membentuk
seseorang
memiliki
dapat
teman-teman
dekat
Pada
kenyataannya,
pribadi
manusia, kaitan itu adalah bahwa
kelompok
yang
diri
mempunyai
memiliki minat
sebaya
ke
Minat sangat erat kaitannya
kelompok dan melakukan kegiatan dengan
Studi
dengannya. terdapat
atau
terhadap
ditentukan
oleh
dirinya
sendiri.
biasanya
terjadi
tidak
sesuatu keadaan
Penentuan karena
ini
banyak
kecenderungan dimana kelompok
faktor, baik langsung yaitu dari
teman sebaya yang kurang memiliki
dalam diri seseorang maupun dari
minat dalam hal pendidikan yang
luar. Keberadaan minat dalam diri
tinggi dan memlih untuk langsung
seseorang
biasanya dimanfaatkan
bekerja
sebagai
usaha
setelah
membentuk menjadi
lulus
pemikiran
kurang
berminat
akan siswa dalam
meneruskan studinya ke perguruan
http://ojs.jpeb.net
untuk
pe-
ngembangan ilmu pengetahuannya. Menurut
Slameto,
minat
merupakan suatu rasa lebih suka
9
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas,
tanpa
ada
yang
Berdasarkan pendapat
para
beberapa
ahli
yang
telah
menyuruh, minat pada dasarnya
dikemukakan dapat dikatakan minat
adalah
merupakan
penerimaan
akan
suatu
aspek
yang
hubungan antara diri sendiri dengan
dimiliki
sesuatu di luar dirinya. Minat dapat
rasa suka atau senang terhadap
diekspesikan
pernyataan
sesuatu dan mampu mempengaruhi
yang menunjukan bahwa seseorang
tindakan orang tersebut. Senada
lebih
hal
dengan pendapat di atas Abdul
daripada hal lainnya, dapat pula
Hadis mengatakan “minat secara
dimanfestasikan melalui partisipasi
umum dapat diartikan sebagai rasa
aktif
tertarik
melalui
menyukai
dalam
sesuatu
sesuatu
aktifitas
(Slameto, 2010:180). Senada Djaali
Slameto,
ditunjukan
individu
menyatakan
benda hidup maupun benda tak hidup (Abdul Hadis, 2006:44).
bahwa minat dapat diekspresikan melalui
yang
menimbulkan
kepada suatu objek, baik objek
dengan
(2010:180)
seseorang
psikis
pernyataan
yang
Minat mempunyai hubungan erat dengan dorongan dalam dari
menunjukkan bahwa siswa lebih
individu
menyukai suatu hal dari pada hal
menimbulkan
ketertarikan
untuk
lainnya, dapat pula dimanifestasikan
berpartisipasi
atau
pada
melalui
suatu
suatu yang diminatinya. Seseorang
aktivitas. Selanjutnya W.S Winkel
yang berminat pada suatu objek
(2004:30) sampai pada kesimpulan
maka
bahwa
memperhatikan
partisipasi
minat
kecenderungan
dalam
dmerupakan
kemudian
terlibat
akan
cenderung perhatian
besar
pada
Perhatian pada objek tersebut dapat
bidang atau suatu hal tertentu dan
diwujudkan dengan rasa ingin tahu
merasa senang berkecimpung di
dan memperlajari objek tersebut.
bidang tersebut.
Selanjutnya
merasa
tertarik
terhadap
objek
yang
agak
menetap,
yang
yang
Muhibbin
tesebut.
Syah
menegaskan bahwa minat berarti
http://ojs.jpeb.net
10
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
kecenderungan
dan
kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
besar terhadap sesuatu (Muhibin Syah,
2008:136).
Dari
beberapa
pendapat
Menguatkan
tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendapat Muhibin, Sardiman AM
minat merupakan kecenderungan
menyatakan bahwa minat timbul
dari
tidak secara tiba-tiba atau spontan,
dengan rasa suka atau senang,
melainkan timbul akibat partisipasi
ketertarikan,
pengalaman, kebiasaan pada waktu
perhatian
belajar atau bekerja dan minat akan
diminatinya. Dalam hal pendidikan,
selalu
soal
kelanjutan karir seseorang siswa
terkait
dengan
dalam
individu
dan
diwujudkan
memberikan
terhadap
hal
yang
kebutuhan
atau
keinginan
sangat bergantung dengan minat-
(Sadirman,
2006:76).
Sardiman
minat tiap siswa tersebut. Dalam hal
menyatakan bahwa minat sebagai
ini, R. Ibrahim
suatu kondisi yang terjadi apabila
pada kesimpulan bahwa setiap anak
seseorang melihat ciri-ciri atau arti
mempunyai minat dan kebutuhan
sementara
sendiri-sendiri,
situasi
dihubungkan
dengan
keinginan
atau
yang
(2003:3) sampai
anak
yang
akan
keinginan-
bersekolah ke perguruan tinggi akan
kebutuhan-
berbeda dengan anak yang bekerja
kebutuhannya sendiri. Singkatnya,
seteah tamat sekolah menengah.
apa yang dilihat seseorang sudah
Sesuatu yang menarik minat dan
tentu
dibutuhkan
akan
membangkitkan
anak
menarik
minatnya sejauh apa yang dilihat itu
perhatiannya
mempunyai
dengan
bersungguh-sungguh dalam belajar.
kepentin ngannya sendiri. Daryanto
Berdasarkan uraian tersebut
(2009:53) sampai pada kesimpulan
dapat disintesiskan bahwa yang
bahwa
dimaksud
hubungan
minat
merupakan
dan
akan
mereka
dengan
melanjutkan
memperhatikan beberapa kegiatan
tinggi adalah motif, kecenderungan
yang
seseorang untuk meningkatkan taraf
http://ojs.jpeb.net
seseorang
ke
minat
kecenderungan yang tetap untuk
diminati
studi
akan
perguruan
11
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
pendidikan yang lebih tinggi setelah
ataupun ditolak karena perbedaan
lulus sekolah menengah melalui
tersebut terjadi dengan sendirinya
lembaga pendidikan formal yang
dan membentuk tingkatan dengan
lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi.
sendirinya.
Minat
melanjutkan
ke
Menurut Nasution (2004:22)
diukur
status sosial merupakan kedudukan
dengan indikator meliputi rasa suka
seseorang dalam suatu kelompok
atau
dan
sosial. Kedudukan sosial (status
perhatian untuk meneruskan studi
sosial) adalah sehubungan dengan
ke perguruan tinggi.
orang lain dalam arti lingkungan
perguruan
tinggi
senang,
studi dapat
ketertarikan
pergaulannya, prestisenya dan hakStatus Sosial Ekonomi
hak serta kewajibannya. Kedudukan
Lingkungan
sosial
sosial
tersebut
mempengaruhi
merupakan lingkungan masyarakat
kedudukan orang tersebut dalam
yang didalamnya terdapat individu
kelompok sosial berbeda. Soekanto
satu dengan individu lainnya. Dalam
mendefinisikan
kehidupan
kedudukan sebagai
bermasyarakat
akan
banyak ditemukan perbedaan yang
posisi
membedakan
kelompok
lainnya.
seseorang
Kemudian
dengan
seseorang
“status tempat dalam
sosial
atau atau suatu
sehubungan
perbedaan
dengan orang-orang lainnya dalam
tersebut akan membentuk suatu
suatu kelompok yang lebih besar
tingkatan
lagi.
yang
tanpa
disengaja
akan menjadi pembeda di dalam masyarakat.
Soleman
B.
tersebut
Taneko (2000:131) sampai pada
dapat menggolongkan satu individu
kesimpulan bahwa status sosial
ke
tingkatan yang tanpa
dapat dikonsepsikan sebagai posisi
disengaja pula memasukan individu
seseorang (kelompok) dalam suatu
tersebut ke dalam suatu tingkatan
kelompok
tertentu. Tingkat tersebut bukanlah
besar) sehubungan dengan orang
suatu
lain dalam kelompoknya. Senada
suatu
hal
Perbedaan
Selanjutnya
dapat
http://ojs.jpeb.net
yang
diminta
(kelompok
yang
lebih
12
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
dengan Taneko, Idianto M (2005:39)
kebutuhannya. Sumadi Suryabrata
juga memberikan definisi tentang
(2011:70)
status sosial, yaitu status sosial
“motivasi adalah keadaan dalam
merupakan “kedudukan atau posisi
pribadi
sosial seseorang dalam
masya-
individu untuk melakukan aktivitas-
rakat, mengikuti keseluruhan posisi
aktivitas kondisi tertentu guna untuk
sosial yang terdapat dalam suatu
mencapai suatu tujuan.
menyatakan
orang
yang
bahwa
mendorong
kelompok masyarakat, dari yang
Sementara Sardiman A. M
paling rendah hingga yang paling
(2006:74), mengemukakan bahwa
tinggi.
motivasi mengandung tiga elemen Berdasarkan
uraian
yang
penting,
yaitu:
(1)
motivasi
telah dipaparkan sebelumnya maka
mengawali
dapat disintesiskan
sosial
energi pada diri setiap individu
ekonomi adalah posisi seseorang
manusia. Perkembangan motivasi
dalam
akan
suatu
status
kelompok
sosial
terjadinya
itu
perubahan
membawa
beberapa
masyarakat yang ditinjau dari segi
perubahan energi didalam sistem
ekonomi. Status sosial
“neurophysiological” yang ada pada
ekonomi
dapat diukur melalui tingkat pendi-
organisme
manusia
(walaupun
dikan, jenis pekerjaan, pendapatan
motivasi itu muncul dari dalam diri
dan kekayaan yang dimiliki.
manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia;
Motivasi Belajar Dalam
(2) proses
Motivasi
ditandai
dengan
belajar,
munculnya, rasa/ ”feeling”, afeksi
motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang. Dalam hal ini motivasi
seseorang yang tidak mempunyai
relevan
dengan
motivasi dalam belajar, tak akan
persoalan
kejiwaan,
mungkin
emosi
melakukan
aktivitas
yang
dapat
persoalanafeksi
dan
menentukan
belajar. Hal ini meupakan suatu
tingkah-laku
pertanda bahwa sesuatu yang akan
Motivasi akan dirangsang karena
dikerjakan
adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
itu
http://ojs.jpeb.net
tidak
menyentuh
manusia,
dan
(3)
13
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
hal ini sebenarnya respons dari
Merangsang berarti menumbuhkan
suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
kekuatan pada diri individu dan
memang muncul dari dalam diri
memimpin
manusia,
bertindak
tetapi
kemunculannya
seseorang dengan
cara
karena terangsang/terdorong oleh
Sedangkan
adanya unsur lain, dalam hal ini
menyalurkan
adalah tujuan dan tujuan ini akan
memiliki
menyangkut soal kebutuhan.
Selanjutnya motivasi
Senada dengan Sardiman,
untuk tertentu.
mengarahkan tingkah
orientasi
berarti
laku
pada
agar tujuan.
belajar
merupakan dorongan yang
menurut Bimo Walgito (2002:169)
ada
menyimpulkan
keseluruhan daya penggerak yang
bahwa
motivasi
pada
diri
siswa
mengandung 3 aspek yaitu: (1)
menimbulkan
keadaan
diri
disertai usaha-usaha dan cara-cara
organism (a driving state), yaitu
untuk meningkatkan pemahaman
kesiapan
suatu
tergolong
dalam
bergerak
kebutuhan
mata
pelajaran
belajar,
sehingga
kebutuhan
tujuan yang dikehendaki oleh subjek
keadaan
belajar itu dapat tercapai. Motivasi
lingkungan, atau karena keadaan
belajar ini dapat di ukur dengan
mental seperti berpikir dan ingatan;
indikator meliputi adanya hasrat dan
(2) Perilaku yang timbul dan terarah
keinginan untuk berhasil, adanya
karena keadaan ini, dan (3) Goal
dorongan kebutuhan dalam belajar,
atau
adanya penghargaan dalam belajar,
jasmani,
misalnya
karena
kegiatan
sebagai
karena
tujuan
yang
di
tuju
oleh
perilaku tersebut.
adanya lingkungan belajar yang
Berdasarkan beberapa pen-
kondusif.
dapat sebagaimana telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa motivasi
METODOLOGI PENELITIAN
merupakan dorongan dari dalam individu untuk
yang memiliki kekuatan merangsang
dan
me-
ngarahkan manusia agar bertindak.
http://ojs.jpeb.net
Penelitian
ini
dilakukan
dengan menggunakan metode expost
facto
dengan
pendekatan
kausal yang menggunakan data
14
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
primer
(variabel
eksogen
dan
terhadap minat melanjukan studi ke
variabel endogen). Penelitian ex-
perguruan tinggi sebesar 22,2%.
post facto data yang diperoleh
Sedangkan
adalah data hasil dari peristiwa yang
langsung
sudah
berlangsung,
ekonomi orang tua terhadap minat
peneliti
hanya
sehingga
mengungkapkan
tinggi
yang
motivasi
ada.
Penelitian
ini
antara
melanjutkan
fakta berdasakan pengukuran gejala telah
pengaruh status
studi
yang
tidak
ke
sosial
perguruan
dimoderatori
belajar
oleh
berkontribusi
dilakukan untuk menggali informasi
sebesar 0,181. Artinya status sosial
mengenai seberapa besar pengaruh
ekonomi orang tua memperngaruhi
sosial
minat
ekonomi
motivasi
orang
belajar
melanjutkan
tua
terhadap
studi
ke
dan
melanjutkan
studi
ke
minat
perguruan tinggi dimoderatori oleh
perguruan
motivasi belajar sebesar 18,1%.
tinggi. Populasi dalam penelitian ini
Berdasarkan
adalah seluruh siswa kelas XI SMA
analisis,
Pusaka 1 Jakarta. Analisis data
variabel status sosial ekonomi orang
dalam
tua
penelitian
ini
dilakukan
uji
yaitu
persyaratan
uji
berdistribusi
normalitas,
normal
karena
dengan menggunakan analisis jalur
siginifikan variabel lebih dari 0,05
(path analysis).
dan dinyatakan. Berdasarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil
perhi-
tungan yang telah dilakukan, maka
Berdasarkan hasil penelitian
dapat
diinterpretasikan
bahwa
path analysis, besarnya pengaruh
status sosial ekonomi orang tua
status sosial ekonomi orang tua (X1)
mempunyai pengaruh yang positif
yang
dan
secara
langsung
mem-
signifikan
terhadap
pengaruhi minat melanjutkan studi
melanjutkan
ke perguruan tinggi (Y) adalah
tinggi. Hasil penelitian ini sejalan
2
studi
ke
minat
perguruan
0,472 = 0,222 atau 22,2%. Artinya,
dengan hasil penelitian sebelumnya
status sosial ekonomi orang tua
yang dilakukan oleh Syafrina yang
berkontribusi
berjudul “Pengaruh Status Sosial
secara
http://ojs.jpeb.net
langsung
15
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
Ekonomi Orang Tua terhadap Minat
meningkatkan
Melanjutkan Studi ke Perguruan
keluarga
Tinggi di SMA Sinar Husni Medan
pendidikan anaknya. Ini dilakukan
Helvetia” yang menemukan bahwa
agar
terdapat
belajar
pengaruh
signifikan
antara
positif Status
dan Sosial
keadaan
dan
anak
ekonomi
memperhatikan
bersemangat
dalam
berminat
untuk
dan
melanjutkan
studi
sampai
ke
Ekonomi Orang Tua terhadap Minat
perguruan tinggi. Sebab banyak
Melanjutkan Studi ke Perguruan
anak
Tinggi di SMA Sinar Husni Medan
melanjutkan
Helvetia. Hal ini dapat dilihat dari
tinggi
nilai
masalah ekonomi keluarga.
koefisien
adalah
determinasinya
sebesar
memiliki studi
namun
ke
minat
perguruan
terkendala
pada
Nilai
Berdasarkan hasil penelitian
bahwa
path analysis besarnya pengaruh
30,15% minat melanjutkan studi ke
motivasi belajar (X2) yang secara
perguruan tinggi ditentukan oleh
langsung
status sosial ekonomi orang tua dan
melanjutkan
69,85% dipengaruhi oleh faktor lain.
tinggi (Y) adalah 0,3762 = 0,141
tersebut
30,15%.
yang
menunjukkan
Keadaan sosial orang tua tidak
terlepas
studi
14,1%.
ke
minat
perguruan
Artinya,
motivasi
keadaan
belajar berkontribusi secara lang-
ekonomi. Sebab untuk terpenuhinya
sung terhadap minat melanjukan
kebutuhan
diperlukan
studi ke perguruan tinggi sebesar
keadaan ekonomi yang memadai.
14,1%. Berdasarkan uji persyaratan
Jika orang tua memiliki penghasilan
analisis,
yaitu
yang
variabel
motivasi
keluarga
tinggi
keluarga
dari
atau
mempengaruhi
maka
belajar
ber-
distribusi normal karena siginifikan
memiliki
variabel lebih dari 0,05 dan di-
penghasilan yang rendah kebutuhan
nyatakan liniear, karena siginifikansi
keluarga juga lebih sulit terpenuhi
liniear variabel kurang dari 0,05.
khususnya
Hasil dari uji hipotesis, yaitu uji t
jika
mudah
normalitas,
terpenuhi
namun
lebih
kebutuhan
uji
orang
tua
mengenai
pendidikan
anak. Orang tua harus senantiasa
http://ojs.jpeb.net
untuk
variabel
motivasi
belajar
16
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
diketahui thitung (4,629) > ttabel (1,986)
menengah
jadi
mempunyai niat untuk melanjutkan
Ho
ditolak
yang
dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar secara
parsial
saja
melainkan
studinya ke perguruan tinggi.
berpengaruh
Berdasarkan
hasil
uji
terhadap minat melanjutkan studi ke
hipotesis, yaitu uji F dapat diketahui
perguruan tinggi.
Fhitung (52,893) Ftabel (3,10) sehingga
Hasil penelitian ini didukung
dapat disimpulkan bahwa variabel
oleh penelitian sebelumnya yang
bebas (status sosial ekonomi orang
dilakukan oleh Felicia Agustine yang
tua dan motivasi belajar) secara
berjudul Pengaruh Motivasi Belajar
serentak
dan Metode Pembelajaran terhadap
minat
Minat
perguruan tinggi. Selain itu, hasil
Melanjutkan
Studi
ke
berpengaruh melanjutkan
studi
dari
yang menemukan adanya pengaruh
diperoleh nilai R square sebesar
yang
0,535,
antara
motivasi
koefisien
ke
Perguruan Tinggi pada SMK Bethel
signifikan
uji
terhadap
artinya
determinasi
variasi
belajar terhadap minat melanjutkan
melanjutkan
studi ke perguruan tinggi sebesar
tinggi dapat dijelaskan oleh status
33,92% dan metode pembelajaran
sosial
terhadap minat melanjutkan studi ke
motivasi belajar sebesar 53,5%,
perguruan tinggi sebesar 24,22%.
sedangkan
Motivasi belajar merupakan faktor
ditentukan faktor lain yang tidak
penting
diteliti. Keeratan hubungan secara
dalam
kegiatan
belajar
studi
ekonomi
ke
minat
orang
perguruan
tua
sisanya
46,5%
karena motivasi belajar merupakan
simultan
keadaan yang mendorong siswa
sosial ekonomi orang tua, motivasi
untuk melakukan kegiatan belajar.
belajar dan minat melanjutkan studi
Motivasi belajar berasal dari dalam
ke perguruan tinggi adalah kuat
ataupun luar siswa. Siswa yang
yaitu sebesar 0,731.
memiliki motivasi belajar yang tinggi
antara
dan
Hasil
variabel
penelitian
juga
akan belajar terus menerus yang
didukung
tidak hanya sampai lulus di sekolah
sebelumnya yang dilakukan oleh
http://ojs.jpeb.net
oleh
ini
status
penelitian
17
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
ISSN: 2302 - 2663
Prajanti
hasil
Kusuma
Ningrum
yang
Berdasarkan
analisis
berjudul Pengaruh Status Sosial
data penelitian tentang Pengaruh
Ekonomi Orang Tua dan Motivasi
Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Belajar terhadap Minat Melanjutkan
dan Motivasi Belajar terhadap Minat
Studi ke Perguruan Tinggi pada
Melanjutkan Studi ke Perguruan
Kelas XII di SMA Negeri 6 Surakarta
Tinggi pada Kelas XI di SMA
tahun
Pusaka 1 Jakarta maka peneliti
2013
menemukan
bahwa
adanya pengaruh yang signifikan
dapat
antara status sosial ekonomi orang
bahwa: (1) Ada pengaruh langsung
tua
antara status sosial ekonomi orang
terhadap
minat
melanjutkan
mengambil
studi ke perguruan tinggi sebesar
tua
35,42%,
belajar
studi ke perguruan tinggi di SMA
terhadap minat melanjutkan studi ke
Pusaka 1 Jakarta sebesar 22,2%.
perguruan tinggi sebesar 43,92%
Artinya, status sosial ekonomi orang
dan antara status sosial ekonomi
tua berkontribusi secara langsung
orang tua dan motivasi belajar
terhadap minat melanjukan studi ke
secara
bersama-sama
perguruan tinggi sebesar 22,2%; (2)
minat
melanjutkan
antara
motivasi
terhadap studi
ke
Ada
terhadap
kesimpulan
minat
pengaruh
melanjutkan
langsung
perguruan tinggi sebesar 79,33%.
motivasi
Hasil dari uji hipotesis, yaitu uji t
melanjutkan
untuk variabel status sosial ekonomi
tinggi di SMA Pusaka 1 Jakarta
orang tua diketahui thitung (5,815) >
sebesar 14,1%. Artinya, motivasi
ttabel (1,986) jadi dapat disimpulkan
belajar
bahwa status sosial ekonomi orang
langsung
tua
melanjukan
secara
parsial
berpengaruh
belajar
terhadap minat melanjutkan studi ke
tinggi
perguruan tinggi.
Sedangkan
perguruan
secara
terhadap
minat
studi
sebesar
ke
perguruan
14,1%;
pengaruh antara
status
(3) tidak sosial
ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan
http://ojs.jpeb.net
ke
minat
berkontribusi
langsung KESIMPULAN DAN SARAN
studi
terhadap
antara
studi
ke
perguruan
18
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
tinggi
yang
motivasi
dimoderatori
belajar
oleh
Berdasarkan
kesimpulan
berkontribusi
yang dikemukakan di atas, saran-
sebesar 0,181. Artinya status sosial
saran yang kiranya dapat diberikan
ekonomi orang tua mempengaruhi
peneliti adalah: (1) Sebaiknya orang
minat
tua
melanjutkan
studi
ke
selalu
memantau
perguruan tinggi dimoderatori oleh
membimbing
motivasi belajar sebesar 18,1%; (4)
belajar. Orang tua juga diharapkan
Total pengaruh langsung dan tidak
dapat mengoptimalkan pendapat-
langsung
annya dengan bekerja lebih giat
orang
status tua
melanjutkan
sosial
ekonomi
terhadap studi
ke
minat
anaknya
dan
sehingga
dalam
dapat
lebih
perguruan
memperhatikan kebutuhan anaknya
tinggi sebesar 0,653 atau 65,3%; (5)
seperti memberikan fasilitas, sarana
Pengaruh status sosial ekonomi
prasarana
orang tua dan motivasi belajar
mempersiapkan tabungan khusus
secara
bersama-sama
untuk pendidikan
minat
melanjutkan
terhadap
dan
anak.
Dengan
ke
adanya dukungan dari orang tua
perguruan tinggi dapat dilihat dari R
dapat menumbuhkan minat siswa
square sebesar 0,535 menunjukkan
untuk
variasi minat melanjutkan studi ke
perguruan
perguruan tinggi dapat dijelaskan
seharusnya
oleh status sosial ekonomi orang
motivasi belajar yang tinggi dengan
tua dan motivasi belajar sebesar
cara
53,5%, sedangkan sisanya 46,5%
menghadapi kesulitan belajar dan
ditentukan faktor lain yang tidak
tidak melihat latar belakang status
diteliti. Keeratan hubungan secara
sosial ekonomi orang tuanya yang
simultan
tinggi
antara
studi
belajar
variabel
status
melanjutkan
tekun
studinya
tinggi;
(2)
selalu
dalam
ataupun
ke
Siswa
mempunyai
belajar,
rendah
ulet
untuk
sosial ekonomi orang tua, motivasi
menurunkan semangat belajarnya,
belajar dan minat melanjutkan studi
karena bagi siswa yang memiliki
ke perguruan tinggi adalah kuat
status sosial ekonomi orang tua
yaitu sebesar 0,731.
yang
http://ojs.jpeb.net
tergolong
rendah
masih
19
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
banyak
cara
untuk
melanjutkan
studinya ke perguruan tinggi seperti program
beasiswa;
(3)
Guru
diharapkan
untuk
mengoptimalkan
kegiatan
mengajar
kelas
dengan
metode
pembe-
di
menggunakan lajaran
yang
lebih belajar
beragam
guna
meningatkan motivasi belajar siswa tersebut.
Guru
juga
harus
memberikan arahan atau sosialisasi yang memadai mengenai perguruan tinggi sehingga akan menumbuhkan minat siswa untuk belajar tidak hanya
sampai lulus di sekolah
menengah
saja, dan
(4) Pihak
sekolah
hendaknya
menjalin
hubungan
yang
perguruan-perguruan
baik
dengan
tinggi
agar
dapat memfasilitasi setiap siswanya untuk mencari berbagai informasi tentang
perguruan
tinggi,
dan
bekerja sama dengan perguruan tinggi tersebut agar menyediakan program
beasiswa
ISSN: 2302 - 2663
bagi
lulusan
siswa yang kurang mampu tapi memiliki semangat belajar untuk dapat terus melanjutkan studinya hingga ke perguruan tinggi.
Adi,
Rianto. (2004). Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit. A.M, Sadirman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. _____________.(2012). Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Bahri, Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bimo Walgito. (2002) B. Tenako, Soleman. (2000). Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Buchori. (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta: Publisher. Djaali.(2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hadi, Soedomo.(2008). Pendidikan suatu Pengantar. Surakarta: UNS Press. Hadis, Abdul. (2006). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
http://ojs.jpeb.net
20
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015
Ibrahim. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ihsan, Fuad. (2003). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. M, Idianto. (2005). Sosiologi untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. Nasution. (2004). Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars. Robert, Slavin. (2008). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks. Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
http://ojs.jpeb.net
ISSN: 2302 - 2663
Soekanto, Soerjono. (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali Pers. S. Roucek Joseph and L. Warren Roland (2002). Sociology an Introduction, Terjemahan Sahat Sinamora, Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT Bina Aksara. Suryabrata, Sumadi. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali. Syah, Muhibin. (2008). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Winkel, WS. (2004). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Media Abadi.
21