NEOPLASMA TULANG
Neoplasma
:
Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma Ganas : Osteosarkoma, parosteal osteosarkoma Berasal dari Tulang rawan : Jinak : Kondroma, Osteokondroma, kondroblastoma, Fibroma kondromiksoid Ganas : Kondrosarkoma, Kondrosarkoma juksta kortikal, Kondrosarkoma mesenkim Non-Neoplasma : Infeksi
: Osteomyelitis
Non-infeksi
: Hematoma Subperiosteal
NEOPLASMA Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma 1. Osteoma : Osteoma adalah tumor jinak yang menyerang jaringan tulang, yang terbatas dengan karesteristik dengan proliferasi dari pada tulang kompak atau consellous dan umumnya pada endosteal atau periosteal. Tumor ini bukan tumor yang umum pada rongga mulut.(5) Karena lesi ini kecil, tanpa gejala (asimptomatik) dan perjalanannya lambat, jadi pada kenyataannya insinden yang terdapat dirahang susah ditentukan. Osteoma sering ditemukan ditulang tengkorak dan tulang-tulang muka. Osteoma yang luas dapat menyerang clavicula, pelvis dan jaringan tubula tulang (osteoma periosteal). Osteoma jaringan lunak dapat terjadi dikepala, mata dan lidah atau dieksremitas. Insiden yang terjadi pada beberapa laporan osteoma lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria dengan perbandingan 3:1
Klasifikasi Osteoma terbagi atas 1. Osteoma pada permukaan dalam (endosteal) dari pada kortek tulang dan ini disebut dengan enostosisatau central osteoma. Terdiri dari tulang spongiosa dari pada tukang rahang. Pada rongent foto dapat dilihat sebagai gambaran radio opak dengan batas jelas. 2. Osteoma dari periosteum (periosteal) dari cortical plate.
Tumor ini kadang-kadang dapat tumbuh menjadi besar sekali, dan dalam hal ini tindakan pembedahan harus dilakukan sebab sangat mengganggu fungsi pengunyahan. Pada rongent foto menunjukkan gambaran yang tidak begitu padat. 3. Eksostosisatau peripheral osteoma, adalah pertumbuhan tulang yang circumscribed yang timbul diluar cortical plate. Tumor ini benigna, tumbuh lambat sekali dan biasanya mulai tumbuh pada usia muda. Biasanya terdapat pada daerah muskulus atau sambungan dua tulang.
Etiologi dan PatologI Etiologi osteoma tidak diketahui, kebanyakan penyebab dari osteoma ini disebabkan oleh factor trauma iritasi kronis, kelainan congenital dimana terjadi pertumbuhan tulang pada garis tengah dari palatum, infeksi, kebiasaan-kebiasaan makan yang aneh seperti halnya orang yang
mengunyah
tembakau
bisa
menyebabkan
suatu
keadaan
hyperostosis
dan
perkembangan yang tidak normal dari gigi. Tidak ada yang menunjukkan etiologi yang pasti terjadinya osteoma.
Gambaran klinik Umumnya osteoma jarang ditemukan dirongga mulut, dan apabila ditemukan dilaporkan bahwa lebih banyak menyerang rahang bawah dari pada rahang atas. Ia mempunyai gejala klinik yang sama seperti perjalanan tumor jinak pada umumnya, Osteoma dapat dapat di identifikasi pada usia 20 sampai dengan 50 tahun, tetapi bisa juga ditemukan pada usia yang lebih muda atau bahkan pada usia yang lebih tua. .Multipel osteoma dirahang sama seperti osteoma yang terjadi di tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak.
Adapun gambaran klinik dari osteoma adalah: • Asymptomatis • Pertumbuhan lambat, sehingga pasien datang ke dokter sudah dalam keadaan yang lanjut. Perabaan keras seperti tulang dan bertangkai. • Tidak nyeri pada tumor. • Tidak terjadi perubahan pada bentuk wajah kecuali jika lesi tersebut telah meluas dan membesar .
Osteoma bisa terjadi di mandibula atau maxilla, sepanjang tulang-tulang wajah dan tulangtulang tengkorak, juga bisa terdapat dalam sinus-sinus paranasalis. Gejal-gejala yang
menyertainya adalah: sakit kepala, sinusitis yang berulang-ulang keluhan-keluhan opthalmologi.
Gambaran Radiologi Gambaran osteoma pada medula tulang rahang densitas yang tinggi yang dikelilingi oleh gambaran radioopak yang berbentuk bundar / lonjong dengan batas tegas. Ukurannya kurang dari 2,5 cm Gambaran ini dapat ditemui sejak pertumbuhan dan sebelum adanya perluasan korteks. (5,8)
Gambaran Histopatologi Ada dua bentuk gambaran osteoma yaitu: 1. Compact osteoma Dimana gambaran histologisnya merupakan jaringan tulang yang padat dan relative sedikit osteosit. 2. Cancellous Dimana ruang trabeculae tulang lebih lebar dengan cortex lamella tulang. Diagnosis Banding • Osteoma • Osteoid osteoma • Osteosarcoma
Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Diagnosis definitive ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi dari jaringan yang dicurigai.
Penatalaksanaan Sebaiknya penanganan (terapi dan evaluasi) kasus osteoma yang membutuhkan koreksi yang dilakukan oleh: 1. Ahli bedah mulut, karena membutuhkan koreksi akibat perluasan tumor kerongga mulut. 2. Ahli penyakit THT, bila dibutuhkan koreksi akibat perluasan kerongga hidung
Prognosa 1. Baik 2. Dilaporkan jarang terjadi kekambuhan.
Kesimpulan Osteoma merupakan kelainan pada jaringan tulang yang bersifat jinak dan ditandai dengan pertumbuhan jaringan secara perlahan lahan dalam waktu yang lama. Penyebab pasti belum diketahui. Penatalaksanaannya dilakukan pembedahan dengan cara melakukan eksisi pada daerah lesi yang terdapat osteoma.
Pustaka
:
http://dokmud.wordpress.com/2009/11/03/benign-non-odontogenic-tumor-osteoma/
2.Osteoid Osteoma
Osteoid Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya tumbuh di lengan atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang. Biasanya akan menimbulkan nyeri yang memburuk pada malam hari dan berkurang dengan pemberian aspirin dosis rendah. Kadang otot di sekitar tumor akan mengecil (atrofi) dan keadaan ini akan membaik setelah tumor diangkat.
Patofisiologi/Etiologi. Osteosid osteoma dibedakan melalui tampilannya yang bergranular bersemu merah jambu, yang dihasilkan dari proliferasi osteoblas. Tidak seperti tumor lainnya, lesi tunggalnya berdiameter kurang dari 0,4 inci (1 cm). Setiap tulang dapat terkena, tapi femur dan tibia adalah yang paling sering. Bila osteoid osteoma terjadi pada kolumna spinalis dan sakrum, manisfestasi klinis yang muncul menyerupai sindrom diskus lumbalis. Klien mengeluhkan nyeri yang terputus-putus, mungkin disertai oleh peningkatan kadar prostaglandin
yang
diasosiasikan
dengan
tumor.
Insidens/Prevalensi. Kira-kira 10% dari semua tumor benigna adalah osteoid osteoma. Lesi terjadi pada anak dan dewasa muda dengan predominan pada pria.
Skrening tulang menggunakan pelacak radioaktif bisa membantu menentukan lokasi yang tepat dari tumor tersebut. Kadang-kadang tumor sulit ditentukan lokasinya dan perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT scan dan foto rontgen dengan teknik yang khusus.Pengangkatan tumor melalui pembedahan merupakan satu-satunya cara untuk mengurangi nyeri secara permanen. Bila penderita enggan menjalani pembedahan, untuk mengurangi nyeri bisa diberikan aspirin.
Pustaka
: medicastore.com
3.Osteoblastoma
Osteoblastoma adalah neoplasma tulang jinak pada rahang yang jarang dijumpai, Lesi ini sering terjadi pada usia muda, kira-kira 75% pasien berusia dibawah 20 tahun dan 90 % berusia dibawah 30 tahun. Akan tetapi tumor ini dapat juga terjadi pada manula. Lesi berukuran lebih besar dari 1,5 cm, apabila mencapai ukuran sebesar 12 cm dapat menyebabkan ekspansi tulang dan kehancuran kortikal yang disebut dengan osteoblastoma agresif. Pada sebagian besar kasus yang dilaporkan, pria lebih sering terkena kondisi ini daripada wanita dengan perbandingan 2:1. Gambaran klinis dari osteoblastoma adalah pembengkakan yang mengakibatkan asimetris pada wajah. Osteoblastoma bisa terjadi di dekat akar gigi dan ada kalanya menyebabkan pergeseran gigi, akan tefapi osteoblastoma tidak menyatu dengan sementum gigi yang terlibat. Secara radiografi dapat terlihat berupa gambaran radiolusen, radiopak ataupun komhinasi keduanya. Lesi ini hams dibedakan dari sejumlah lesi pengbasil tulang, diantaranya osteoid osteoma, sementoblastoma dan osteosarkoma. Karena dapat memperlihatkan kemiripan secara klinik, radiografi dan histology.
Patofisiologi/Etiologi. Sering disebut juga osteoid osteoma raksasa, osteoblastoma yang menyerang vertebra dan tulang panjang. Tumor ini lebih besar daripada osteoid osteoma dan terletak pada tulang berongga. Tumor ini berwarna kemerahan, dan tampakan yang granular memfasilitasi
diagnosis.
Insidens/Prevalensi. Lesi yang terjadi kurang dari 1% dan menyerang remaja pria serta dewasa muda pada kedua jenis kelamin
Pustaka : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8428