Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN1 Yuki Widiasari2 PG PAUD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK Perkembangan teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi pelajar, dengan multimedia diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaimana siswa untuk dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Makalah ini menyajikan paparan mengenai pentingnya multimedia dalam pembelajaran dari tiga bahasan yaitu: 1) mengapa media pembelajaran itu penting, pada pokok bahasan ini disuguhkan ilustrasi singkat perbandingan pembelajaran yang menggunakan media dan tidak; 2) mengapa guru tidak menggunakan media pembelajaran, pokok bahasan ini memaparkan beberapa alasan guru tidak menggunakan media pembelajaran, dan 3) pengembangan multimedia pembelajaran yaitu tentang langkah langkah pengembangan multimedia interaktif. Kata kunci : multimedia, pembelajaran
1
Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016. 2 Koresponden mengenai isi makalah ini dapat dilakukan melalui:
[email protected]
243
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainnya. Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi pelajar, dengan multi media diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaiamana siswa untuk dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks dari buku semata mata tetapi lebih luas dari itu. Kemampuan teknologi multimedia yang telah terhubung internet akan semakin menambah kemudahan dalam mendapatkan informasi yang diharapkan. Sajian audio visual atau lebih dikenal dengan sebutan multimedia menjadikan visualisasi lebih menarik. ICT dalam hal ini komputer dengan dukungan multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinear, dan multidimensional dengan percabangan tautan dan simpul secara interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna (user) lebih leluasa memilih, mensintesa, dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahaminya. Walhasil komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena komputer tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi, seperti yang diinginkan. Iklim afektif ini akan melibatkan penggambaran ulang berbagai objek yang ada dalam pikiran siswa. Dan iklim inilah yang membuat tingkat retensi siswa pengguna komputer multimedia lebih tinggi daripada bukan pengguna PEMBAHASAN A. Mengapa media pembelajaran itu perlu ? Misalkan guru ingin menjelaskan tentang seekor binatang pada pasir yang disebut unta kepada murid TK atau SD dikelas awal. Cara pertama guru bercerita tentang unta, kereta api, pasar terapung atau narkoba. Guru dapat bercerita mungkin karena pengalaman, membaca buku, cerita orang lain atau pernah melihat obyek-obyek. Apabila murid-murid sekolah tersebut sama sekali belum tahu, belum pernah melihat obyek tersebut di televisi atau melihat gambarnya di buku, maka betapa sulitnya guru menjelaskan hanya dengan katakata tentang obyek tersebut. Kalau gurunya seorang yang ahli bercerita, tentu cerita guru itu sangat menarik bagi murid-muridnya. Namun tidak semua orang diberikan kaurnia kepandaian bercerita. Penjelasan dengan kata-kata mungkin akan menghabiskan waktu yang lama. Pemahaman murid berbeda-beda sesuai dengan pengetahuan mereka sebelumnya, bahkan mungkin akan menimbulkan kesalah persepsi. Cara kedua, guru membawa murid studi wisata melihat obyek-obye itu. Guru membawa murid ke stasiun kereta, ke Rumah sakit ketergantungan obat atau menugasi muridnya melakukan pengamatan dan wawancara. Cara ini lebih 244
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
efektif dibandingkan dengan cara lainnya. Namun masalahnya berapa biaya yang harus ditangung dan berapa lama waktu yang diperlukan. Cara ini efektif walaupun tidak efisien. Tidak mungkin semua murid dapat mengalami karena berbagai keterbatasan misalnya jarak, tempat dan biaya. Cara ketiga, guru membawa gambar, lukisan, foto, slide, film, video-vcd, tentang obyek-obyek tersebut. Cara ini akan membantu guru dalam memberikan penjelasan. Selain menghemat kata-kata, menghemat waktu, penjelasan guru pun akan lebih mudah dimengerti oleh murid, menarik, membangkitkan motivasi belajar, menghilangkan kesalahpahaman, serta informasi yang disampaikan menjadi konsisten. Ketiga cara tersebut, maka cara pertama sebagai informasi verbal, cara kedua belajar pengalaman nyata, sedangkan cara ketiga informasi melalui media. Diantara ketiga cara tersebut, cara ketigalah adalah cara yagn paling tepat dan bijaksana dilakukan oleh guru. Media belajar ini diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien. B. Mengapa guru tidak menggunakan media pembelajaran Masalah yang sering ditemui dilapangan / disekolah, mengapa sampai saat ini masih ada guru yang enggan menggunakan media dalam mengajar? Ternyata ada 7 (tujuh) alasan guru tidak mengunakan media pembelajaran yaitu : 1. Menggunakan media itu repot 2. Media itu canggih dan mahal 3. Tidak bisa 4. Media itu hiburan (membuat murid main-main tidak serius) 5. Tidak tersedia 6. Kebiasaan menikmati ceramah/bicara 7. Kurangnya penghargaan dari atasan C. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Langkah-langkah pengembangan multimedia interaktif dapat dipaparkan sebagai berikut : 1. Analisa Kebutuhan Dalam menganalisis kebutuhan ada hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya a. Melakukan analisis terhadap tuntutan kurikulum (SKL, SK, KD, indikator) b. Melakukan analisis terhadap kebutuhan di lapangan c. Melakukan analisis potensi ICT untuk pemecahan masalah/kebutuhan pembelajaran. d. Analisis kebijakan e. Membubuhkan tanda daftar materi final f. Mendokumentasikan daftar materi final dalam bentuk hard copy dan soft copy/ 245
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
2. Pemilihan topik Dalam mengidentifikasi topic, kita perhatikan : a. Menyusun daftar topic berdasarkan hasil analisis b. Menentukan tim penulis, pengkaji materi dan pengkaji media c. Menentukan skala prioritas topic d. Menugaskan tim penulis, pengkaji materi dan pengkaji media e. Membutuhkan tanda prioritas topic final f. Mendokumentasikan topic final dalam bentuk hard copy dan soft copy 3. Pembuatan garis besar isi Menyusun garis besar isi multimedia pembelajaran interaktif, mulai dari penyusunan peta materi, peta kompetensi, GBIM dan JM. Berdasarkan garis besar isi multimedia pembelajaran interaktif 4. Penulisan naskah Penulisan naskah dilaksanakan mulai dari : a. Menetapkan format penulisan naskah b. Menentukan tim penulis naskah, pengkaji materi dan pengkaji media c. Menugaskan penulisan naskah dan pengkajian d. Menyusun format e. Melakukan pengkajian terhadap flowchart f. Melakukan perbaikan flowchart sesuai hasil kajian g. Melakukan penulisan naskah h. Melakukan pengkajian terhadap naskah i. Melakukan perbaikan naskah sesuai hasil kajian j. Membubuhkan tanda naskah final k. Mendokumentasikan naskah final dalam bentuk hard copy dan soft copy 5. Pelaksanaan produksi Dalam pelaksanaan produksi disini, bagian dari hasil-hasil diatas maka disusun dan dibuat atau diproduksi untuk kebutuhan multimedia interaktif. 6. Evaluasi dan Preview Dari hasil pelaksanaan produksi maka kegiatan tersebut dapat di kaji ulang apakah sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran. 7. Finalisasi Pada bagian ini merupakan bagian akhir dalam penyusunan multimedia pembelajaran interaktif yang dapat diterapkan di sekolah-sekolah.
246
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PENUTUP Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal. Artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa, lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang baik adalah yang mengandung kegiatankegiatan yang dapat membangkitkan motivasi siswa. Motivasi dapat dikatakan sebagai seluruh daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Dan cara yang terbaik untuk membangkitkan motivasi siswa adalah dengan penggunaan media. DAFTAR PUSTAKA Achmad Samsudin.2008. Peran Multimedia Interaktif (Mmi) Dalam Pembelajaran. Diakses tanggal 20 Februari 2008. http://semangatbelajar.com/peranmultimedia-interaktif-mmidalam-pembelajaran Davis, Ben. 1991. Teaching with Media, a paper presented at Technology and Education Conference in Athens, Greece. Munir, 2005, Konsep dan Aplikasi Program Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Interaction), P3MP, UPI. Nandi, 2006. Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Geografi Di Persekolahan. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6, No.1, April Rusman, 2005, Model-model Multimedia Interaktif Berbasis Komputer,P3MP,UPI
247
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
248