PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011
MIKROKONTROLLER SEBAGAI PENGENDALI KELISTRIKAN GEDUNG DENGAN TIMER KONTROL Fadlin, Staf Pengejar Teknik Informatika,ITM Abstrak Sampai saat ini juga banyak bangunan gedung yang belum memiliki pengendali listrik terpusat dan juga belum memanfaatkan perkembangan teknologi secara optimal terutama teknologi mikrokontroller sehingga untuk memantau dan mengontrol pemakaian listrik pada suatu waktu dibagian gedung atau ruangan masih dikontrol dan dipantau oleh seorang petugas yang berjaga, bisa dibayangkan apabila bangunan tersebut relatif besar, luas dan mempunyai banyak ruangan juga banyak lantai, sangat tidak efisien waktu yang dibutuhkan seorang petugas yang berjaga hanya untuk memantau atau mengecek penggunaan listrik pada bangunan gedung tersebut. Pengendalian Kelistrikan dilakukan oleh Mikrokontroler AT89C51, dengan tujuan mengembangkan teknologi secara optimal, Sistem sensor mampu mengetahui kondisi yang terjadi pada system kelistrikan setiap saat.
Kata kunci : Atmega, time kontrol, listrik 2. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendahuluan Perkembangan dunia semakin hari semakin pesat. Peralatan-peralatan modern saat ini banyak diciptakan, dan hampir sebagian besar peralatan yang tercipta baik untuk keperluan rumah tangga, perkantoran, pertokoan maupun industri pemakaiannya menggunakan tenaga listrik, yang juga berarti kebutuhan akan listrik terus meningkat. Tak lepas dari itu persediaan listrik saat ini sangatlah terbatas, hal itu menuntut kita untuk menghemat penggunaan listrik, itu dapat kita lakukan dengan menggunakan secara optimal sesuai dengan kebutuhan, yang sekaligus akan menghemat biaya pengeluaran penggunaan listrik kita.
2.1 Interface Interface adalah hubungan tatap muka antara dua benda yang dapat berkomunikasi, hal ini terjadi antara COM1 pada Komputer yang berkomunikasi dengan mikrokontroler Pengendali Kelistrikan Gedung, sistem kerja pada interface Pengendali Kelistrikan Gedung yaitu mikrokontroler Pengendali Kelistrikan Gedung dihubungkan ke Komputer pada Port COM1 melalui media kabel UTP. Berikut adalah Blok diagram interface Pengendali Kelistrikan Gedung dengan COM1. UTP
Sampai saat ini juga banyak bangunan gedung yang belum memiliki pengendali listrik terpusat dan juga belum memanfaatkan perkembangan teknologi secara optimal terutama teknologi mikrokontroller sehingga untuk memantau dan mengontrol pemakaian listrik pada suatu waktu dibagian gedung atau ruangan masih dikontrol dan dipantau oleh seorang petugas yang berjaga, bisa dibayangkan apabila bangunan tersebut relatif besar, luas dan mempunyai banyak ruangan juga banyak lantai, sangat tidak efisien waktu yang dibutuhkan seorang petugas yang berjaga hanya untuk memantau atau mengecek penggunaan listrik pada bangunan gedung tersebut.
COM1 Komputer
Mikrokontroler Pengendali Kelistrikan Gedung
Gambar 1 Interface 2.2
Kelistrikan Kelistrikan adalah sambungan alat listrik yang sederhana dimana paling sedikit satu jalur tertutup yang dapat dilalui arus. Alat-alat listrik bemacam-macam misalnya : motor listrik, lampu listrik, pemanas listrik, dll. (Pantur Silaban,Ph.D.”Rangkaian Listrik”) 2.3 Pengendalian Pengendali adalah sistem yang berfungsi sebagai pengontrol sistem yang lain yang bersifat terpusat, dapat pula diartikan sebagai otomatisasi sebuah system. (Ir.Sutanto,MSc.”Mikroelektronika”)
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 55
PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011 2.4
Timer Kontrol (Pewaktu) Timer Kontrol ( Pewaktu ) adalah kemudi monolit yang mampu membangkitkan tundaantundaan waktu dengan cermat antara mikrodetik sampai dengan lima hari, dapat pula membangkitkan tundaan-tundaan waktu yang cukup lama, sampai dengan tiga tahun. Pewaktu ini terdiri atas oscilator sumbu waktu (time base oscilator), pencacah yang dapat diacarai dan di gulang-guling kemudi (control flip-flop). (Ir.Djoko Trihastarjo.”IC Linear”) Pada penerapan Pengendali Kelistrikan Gedung pada pemodelan Tulisan ini, Timer Kontrol (Pewaktu) tersebut berfungsi menentukan kapan dan berapa lama waktu arus listrik akan didistribusikan pada tiap titik kelistrikan. Kita dapat menentukan kapan dan berapa lama waktu arus listrik akan didistribusikan dengan menginputkan atau mensetting waktu pada komputer yang akan kita pakai. 2.5 Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sebuah komponen yang dapat bekerja sesuai dengan program yang diisikan kedalam memorinya seperti layaknya sebuah komputer yang sangat sederhana. (Agfian Eko Putra.”Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55”) Produk mikrokontroller keluarga MCS-51 merupakan suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, yang hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak sehingga harganya menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat Bantu yang lebih baik dan canggih. 2.6 Perangkat Keras 2.6.1 AT89C51 AT89C51 adalah mikrokontroler keluaran Atmel dengan 2K byte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), AT89C51 merupakan memori dengan teknologi nonvolatile memory, isi memory tersebut dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali. Memory ini biasa digunakan untuk menyimpan intruksi (perintah) berstandar MCS-51 code sehingga memungkinkan mikrokontroler ini untuk bekerja dalam mode single chip operation (mode operasi keping tunggal) yang tidak memerlukan external memory (memori luat) untuk menyimpan source code tersebut.
2.6.2 Arsitektur
Gambar 2. Diagram AT89C51 (Sumber:hal 1, 8-Bit Microcontroller with 2K Bytes, AT89C51,ATMEL) Keterangan: 2.6.3 Memori Memori data internal selalu 8 bit atau 1 Byte, yang mampu mengalamati hingga 128 Byte dan SFR (Special Fungction Register). Namun demikian, mode-mode pengalamatan RAM (Range Acces Memori) internal bias mengakomodasi hingga 384 Byte. Pengaksesan langsung dengan alamat diatas 7Fh mengakses suatu memori, sedangkan pengaksesan tak langsung dengan alamat diatas 7Fh mengakses ruang memori lain yang kosong. 2.6.4 Timer (Clock) dan Waktu Akses Semua mikrokontroler memiliki osilator on-chip,yang dapat digunakan sebagai sumber timer (clock). Untuk menggunakannya, hubungkan sebuah resonator kristal atau keramik diantara kaki-kaki XTAL1 dan XTAL2 pada mikrokontroler dan hubungkan kapasitor ke Ground, perhatikan gambar 2.4a. sedang contoh bagaimana mengaktifkan clock menggunakan oscillator eksternal ditunjukan pada gambar 2.4b.
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 56
PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011 C2
C1
tujuan agar sebuah sistem dapat lebih mudah dimengerti dan dipahami. Gambar blok diagram interface Pengendali Kelistrikan Gedung yang akan kita buat adalah sebagai berikut :
XTAL2
XTAL1
NC
XTAL2
SINYAL OSILATOR EKSTENAL
XTAL1
GND
GND
Sensor
Gambar 3 (a) Hubungan ke kristal (b) Konfigurasi pemberian clock eksternal (Sumber: hal 3, 8-Bit Microcontroller with 2K Bytes, AT89C51, ATMEL)
COM1
2.6.5 Power Suplay Power Suplay merupakan bagian yang bertugas memberikan tegangan pada sistem mikrokontroler dan mikrokontroler AT89C51.
Mikrokontr oler
Saklar
Keluaran arus listrik
Gambar 4 Blok diagram interface 3.2 Cara Kerja Blok Diagram Blok diagram diatas terbagi atas 4 bagian, yaitu COM1, Mikrokontroler, Sensor dan Saklar, dan Keluaran Arus Listrik. bagian Mikrokontroler tersebut terhubung dengan COM1 pada komputer dengan media transmis kabel UTP. COM1 difungsikan oleh Software Pengendali Kelistrikan Gedung agar dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler. Software Pengendali Kelistrikan Gedung pada komputer di sini bersifat aktif yang berarti memerintah dan menanyakan status kondisi pada mikrokontroler, sebaliknya mikrokontroler di sini bersifat pasif yang berarti mengirimkan paket data balasan jika ditanya status kondisi dirinya atau perintah oleh software Pengendali Kelistrikan Gedung pada komputer. Misalnya mikrokontroler dalam keadaan Ready yang berarti lampu indikator Power ON akan menyala merah maka mikrokontroler tidak akan memberitahukan kondisinya tersebut tanpa ditanya oleh oleh Software Pengendali Kelistrikan Gedung pada komputer, setelah Software tersebut tanya barulah mikrokontroler mengirimkan paket data yang berisikan status kondisinya dalam keadaan Ready (lampu indikator Power ON menyala merah), untuk paket data perintah dapat diambil contoh pada saat kejadian Software Pengendali Kelistrikan Gedung pada komputer memerintahkan pada mikrokontroler menjalankan saklar sekaligus menjalankan pewaktu lamanya sakalar akan dijalankan pada salah satu titik denah lokasi untuk mendistribusian arus listrik, bersamaan dengan itu sensor pendeteksi adanya arus yang terdapat pada ujung distribusi memberikan indikator lampu menyala hijau, dalam hal ini mikrokontroler tidak perlu menjawab dan hanya
2.6.6 Sistem Saklar dan Sensor Sistem Saklar dan sensor adalah sistem yang menangani semua pensaklaran dan sensor arus listrik, isi dari sistem saklar dan sensor ini terdiri dari rangkaian pensaklaran dan sensor arus listrik. Sistem ini bertugas mendeteksi adanya arus yang terdapat pada ujung distribusi kabel, terpakai tidaknya arus listrik dan membatasi agar arus listrik tidak mendapat beban yang berlebih. 2.6.7. Sistem Transceiver Sistem Transceiver adalah sistem yang bertugas mengirim paket data dari miikrokontroler AT89C51 ke COM1 dan menerima paket data dari COM1 untuk disampaikan kepada mikrokontroler AT89C51. 2.6.8. Casing Casing adalah suatu kotak yang berfungsi melindungi rangkaian dari segala gangguan luar, bagian luar casing terdapat konektor-konektor untuk menghubungkan antar Mikrokontroler dan COM1, bahan casing terbuat dari acrylic bening yang dibentuk sedemikian rupa dengan dipanaskan agar mudah dalam pemasangan dan pengecekan jika terjadi kerusakan. 3. ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1
Blok Diagram Interface Blok Diagram Interface adalah bagianbagian dan alur kerja sistem yang bertujuan untuk menerangkan cara kerja dan alur kerja sistem tersebut secara garis besar berupa gambar dengan
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 57
PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011 melaksanakan karena ini paket data perintah bukan pertanyaan
Miniatur Bangunan Gedung Papan acrelic yang berukuran 50 Cm x 45 Cm yang kita simulasikan sebagai sebidang tanah diatasnya ditempatkan miniatur sebuah bangunan tanpa atap terbuat dari potongan acrelic, begitu juga untuk penyekat agar membentuk ruangan kita gunakan juga dari potongan acrelic. Untuk ukuran miniatur rumah yang akan kita buat dengan Panjang 35 Cm, Lebar 25 Cm, dan Tinggi 10 Cm. Tujuan kita membuat Miniatur Bangunan Gedung adalah untuk membuat simulasi Pengendalian Kelistrikan Gedung mirip seperti pada kenyataannya dengan membuat denah lokasi titik terkontrol yang akan kita tampilkan pada layar komputer. Berikut adalah gambar miniatur bangunan dilihat dari beberapa sudut pandangan beserta dengan ukuran.
3.3 Perangkat Keras Sistem Mikrokontroler AT89C51 Sistem Mikrokontroler merupakan sistem yang melengkapi kinerja mikrokontroler AT89C51 agar dapat bekerja dengan baik, Sistem ini berisikan detak (clock), Saklar dan Sensor, dan Transceiver. Sistem ini mempunyai fungsi masing-masing sesuai dengan bagiannya. Sistem ini akan bekerja jika mikrokontroler AT89C51 dan sistem mikrokontroler mendapat tegangan dari Power Supply, dan dapat digambarkan sebagai berikut : Power Supply
Sistem Mikrokontroler
Mikrokontroler AT89C51
Gambar 5 Sistem Mikrokontroler AT89C51 RUA Casing Perangkat Keras Mikrokontroler AT89C51 dan sistem Mikrokontroler ditempatkan pada sebuah casing 4 yang berbentuk kotak terbuat bahan plat besi. Pada casing dari arah bawah dan atas ditempatkan beberapa lubang kabel menuju terminal listrik dan sebuah RS 232. Casing berukuran Panjang : 40 Cm, Lebar : 25 Cm, dan Tinggi : 10 Cm, berikut adalah gambar Casing dari berbagai arah beserta dengan ukurannya:
NG 4
RUANG 5
RUAN
RUAN
RUANG 3
35
10
HALAMAN
5 Gambar 8 Simulasi Bangunan Tampak Atas
40
Bahasa Assembly Assembly adalh program under dos yang penulisan digunakan untuk membuat Shoftware pada siatem mikrokontroler AT89C51, Software mikrokontroler disini bersifat pasif dan juga aktif yaitu mikrokontroler akan menjalankan software secara kontinue dan mengirimkanpaket dat pada komputer jika ditanya maupun tidak ditanya oleh komputer, Shoftware SistemMikrokontrler terdiri atas 2 jenis yaitu Shoftware Paket Data dan Shoftware Penghitung Waktu dan Sensor, dan
LAMPU INDIKATOR
Gambar 7 Casing Perangkat Keras
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 58
PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011 ditanya oleh komputer. Kondisi ini terjadi berulang-ulang selama mikrokontroler mendapat tegangan dari power supply.
rancangan Flow Chart keduanya adalah sebegai berikut : Flow Chart Paket Data Mulai
Tidak
Apakah ada data dari komp
Ya
Tidak
Apakah berupa paket data
Ya Kirim ke sistem
Ambil data sensor dari sistem
Catatan : Software akan berhenti jika Mikrokontroler tidak lagi mendapat tegangan dari Power Supply
Kirim data sensor ke komp dan beri jawaban bahwa paket data telah
sampai Selesai
Gambar 9 Flow Chart Paket Data Shoftware di awali dengan langsung memberi pertanyaan apakah ada perintah atau pertanyaan dari komputer, jika ya maka shoftware akan memberikan pertanyaan kembali apakah berupapaket data, jika ya maka akan diteruskan atau dikirim ke sistem, setelah data diolah didalam sistem, data tersebut diambil bersaman dengan data sensor dan dikirimkan kekomputer juga skaligus akan memberi jawaban bahwa paket data dari komputer telah sampai. Disini data sensor akan terus dikirimkan biarpun tanpa
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 59
PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011
Flow Chart Penghitung Waktu dan Sensor Mulai
Ambil data seting
Perhitungkan lama distribusi arus dan waktu sekarang
Catatan : Software akan berhenti jika Mikrokontroler tidak lagi mendapat tegangan dari Power Supply
Kirim data ke mikrokontroler (printah menghitung waktu mundur menit)
Apakah waktu sudah mencapai 0 menit
Tidak Hidupkan saklar distribusi arus
Ya Matikan saklar distribusi arus
Tidak
Ada
Tampilkan warna hijau
pemaka Ya Simpan data
Tidak
Ada sensor ke
pemakai Selesai
Ya Tampilkan warna merah & peringatan
Gambar 10 Flow Chart Penghitung Waktu dan Sensor
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 60
Tampilkan warna kuning
PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011 Flow Chart Tampilan Pada Komputer Untuk alur shoftware penghitung waktu dan sensor, akan diawali dengan mengambil data setting kemudian dilakukan penghitungan waktu setting dengan waktu sekarang setelah itu data dikirim ke mikrokontroler dan ke komputer yang merupakan perintah menghitung waktu mundur dalam menit, setelah diambil kemudian akan diteruskan ke program utama yaitu program pertanyaan apakah waktu sudah mencapai 0 menit, apabila tidak Shoftware akan memberikan perintah untuk menghidupkan sklar distribusi arus dan program akan kembali bertanya apakah ada pemakaian arus, jika tidak akan menampilkan warna hijau dari pembacaan data sensor, jika ya kemudian program akan kembali bertanya apakah ada pemakaian arus berlebih jika tidak akan menampilkan warna kuning dari pembacaan sensor, jika ya akan menampilkan warna merah dan peringatan dari pembacaan sensor dilanjutkan akan memberikan perintah mematikan saklar distribusi arus, setiap data sensor tersebut akan disimpan terlebih dahulu untuk dikirim ke komputer, dan apabila ya untuk jawaban pertanyaan apakah waktu sudah mencapai 0 menit, Shoftware akan memberikan perintah untuk mematikan sklar distribusi arus dan juga akan dilanjutkan untuk menyimpan data sensor yang data sensor tersebut akan dikirim ke komputer. Kondisi ini juga terjadi berulang-ulang setiap 1 menit selama mikrokontroler mendapat tegangan dari power supply.
Mulai
Isi data setting
Kirim data setting
Ambil data perintah menghitung waktu mundur (menit)
Ambil data sensor
Ambil jawaban bahwa paket data
Selesai Gambar 12 Flow Chart Tampilan pada Komputer Tampilan diawali dengan mengaktifkan semua komponen sekaligus melakukan pengecekan terhadap mikrokontroler dalam kondisi apa?, kemudian tekan tombol setting diteruskan mengisi data setting berupa waktu dan berapa lama arus listrik akan di distribusikan pada setiap titik, setelah itu data akan dikirim ke mikrokontroler untuk di proses, setelah diproses data kembali diambildan ditampilkan berupa perhitungan mundur dalam menit dan sekaligus mengambil data sensor untuk ditampilkan menurut keadaannya berupa tampilan warna dan peringatan apabila terjadi kesalahan sistem atau error dan sekaligus menerima jawaban bahwa
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 61
PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011 paket data yang telah dikirim sudah sampai. Karena dalam sistem ini komputer hanya memberi perintah menjalankan pewaktu atau timer dan menampilkan kondisi (sensor) maka disaat mikrokontroler bekerja komputer dapat dimatikan atau dihidupkan kembali tanpa berpengaruh terhadap mikrokontroler. Sehingga Pengendalian Kelistrikan dan juga pemantauan keadaan kelistrikan dapat dilakukan setiap saat pada waktu yang diinginkan atau diperlukan. 4. PERANGKAT
CRY STAL 12 MHz
39 38 37 36 35 34 33 32
P0.0/AD0 P0.1/AD1 P0.1/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P0.7/AD7
P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15
21 22 23 24 25 26 27 28
1 2 3 4 5 6 7 8
P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7
P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INT0 P3.3/INT1 P3.4/T0 P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD
10 11 12 13 14 15 16 17
19 18 9
XTAL1 XTAL2 RST
kemudian Arus DC tersebut distabilkan menurut kebutuhan Mikrokontroler dan sistem Mikrokontroler, pembuatan Power Supply hasil keluaran out put harus benar-benar teregulasi, karena dalam pemakaiannya berhubungan dengan sebuah komponen yang peka terhadap suatu batas tegangan. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna sesuai tegangan masukkan dan keluaran, maka dari itu perlu diperhitungkan dengan seksama agar nanti dalam pemakaian tidak terjadi trouble atau kesalahan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan drop tegangannya atau tidak stabil outputnya bila setelah terbebani. Untuk perancangan Power Supply ini penulis mempergunakan trafo dengan kekuatan keluaran arus 3 Ampere. Pada gambar berikut ini adalah gambar sebuah Rangkaian Power Supply (adaptor) dengan pengaturan regulasi tegangan output DC 5 V, 12 V, -12 V, 3 Ampere. TIP42
22
7805
IN4002
IN4002
4700uF/16V 104
100uF/16V
104
5V
1000uF/16V 104
TIP42
22
PSEN
29
ALE/PROG
30
15V 9V INPUT AC 220V
5V
31
EA/VPP
0
22
7812
IN4002
12V
9V 15V
22
IN4002
1000uF/25V 104
100uF/25V 104
470uF/16V
5V 7912
IN4002
-12V
2K2 10uF/16V IN4002
Gambar 13 Skema Mikrokontroler AT89C51 dan Sistem Detak
1000uF/25V 104
470uF/16V
104
Gambar 14 Skema Power Supply Pada gambar 4.2 tersebut sebuah transformator diberi tegangan AC 220 V yang kemudian setelah melewati transformator tersebut tegangan akan menjadi tegangan DC yang disearahkan dengan dioda tetapi masih bersifat bolak-balik. Selanjutnya akan disearahkan lagi dengan kapasitor yang dibagi menjadi beberapa tegangan dengan menggunakan IC LM 7805, LM 7812, LM 7912. Sehingga dari rangkaian tersebut akan dihasilkan sebuah tegangan yang stabil yang dapat digunakan untuk mengankat beban sistem mikrokontroler.
Mikrokontroler Atmel AT89C51 adalah bagian inti dari seluruh bagian interface Pengendali Kelistrikan Gedung, sebab bagian ini terdapat mikrokontroler Atmel AT89C51 yang isinya adalah software Pengendali Kelistrikan Gedung, mikrokontroler AT89C51 membutuhkan tegangan 5V dan Ground, untuk dapat berfungsi dengan baik mikrokontroler AT89C51 diberikan sistem detak Clock pada pin X1 dan X2 dengan menggunakan komponen kristal dalam hal ini penulis menggunakan kristal 11,0592 MHz yang biasa disebut 12 Mhz.
Sistem Sensor dan Saklar Sistem sensor dan saklar pada sistem mikrokontroler terdiri dari tiga bagian, yaitu pengirim sensor, komparator dan sistem saklar. Pengirim sensor bertugas mengirimkan sensor berupa tegangan ke komparator, pada komparator tegangan di bandingkan dengan tiga tingkat
Power Supply Mikrokontroler AT89C51 dan sistem Mikrokontroler tidak akan berfungsi dengan baik tanpa mendapat tegangan dari power supply. Power supply berisi komponen-komponen yang bertugas mengubah Arus AC menjadi Arus DC,
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 62
104
PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011 tegangan yang digunakan sebagai keluaran sensor. Cara kerja sistem ini adalah apabila sistem saklar dalam keadaan On maka sensor mendapat tegangan sesuai dengan tingkat beban pada arus listrik. Tegangan yang sesuai dengan tingkatan tersebut akan dibandingkan guna membedakan pensensoran terhadap arus listrik terdistribusi, arus listrik dalam pemakaian dan arus listrik mendapat beban berlebih yang kemudian akan diteruskan ke mikroprosesor dan dikirim ke komputer untuk ditampilkan dengan perbedaan warna.
12V
2K2
12V
R? POT
IN4148
5V 4
104
3 2
IN4148
TL074 3
10uF
+
1
-
7
+
6
-
LM339 1
OUT SENSOR1 PORT
12
11 -12V 12V
2K2
12V
R? POT
IN4148
5V 4
104
5 6
IN4148
TL074 3
10uF
+
7
-
5
+
4
-
OUT SENSOR
LM339 2
OUT SENSOR2 PORT
12
11 -12V 12V
104
12V 5V
104
5 6
-12V
-
+
12V
4
10uF
TL074 3
8
2K2
4
7
220uF TL072 5K6
+
7
-
5,1V
9
+
8
-
14
OUT SENSOR3 PORT
12
11
6
5
ACOUTPUT 220V
LM339
-12V 104
INPUT SENSOR
470uF IN4148 5K6
Gambar 16Skema Komparator
*R BEBAN 12V
4.1.2.1 Sistem Transceiver Masing-masing Mikrokontroler AT89C51 memiliki sistem Transceiver, karena sistem yang bertugas menerima paket data dari COM1 dan juga mengirimkan paket data balasan dari Mikrokontroler AT89C51 ke COM1. isi sistem Transceiver ini terdiri dari Transmiter dan Receiver, Transmiter bertugas mengirimkan paket data dari Mikrokontroler AT89C51 ke COM1, sedangkan Receiver bertugas menerima paket data dari COM1 untuk disampaikan kepada Mikrokontroler AT89C51. Berikut adalah skema Transmiter dan Receiver. 5V
10uF IN4148
56K 1
TL072 56K
+
4 -
8
12V
-12V
2
3
L SENSOR 104
5K6
TRIAC 33
MOC
223
12V
220
8
1K
TL072 1
+
3
-
2
27K
IN4148
220
4
9012
1K
-12V
+5V ACINPUT 220V
OUT
5V
12V 5V
1K2
10K
8
1K2
TL072 7 PORT 101
PORT +
5
-
6
5K6 10K
IN4148 4
-12V
Gambar 15 Skema Sistem Saklar dan Sensor
Gambar 4.5 Skema Transmiter
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 63
TXD 10K
PROSESOR, Vol 2 Edisi 4 Des 2011 5V 5V
5V 220K
LM393 1K
8
5K6 RXD
1
+ -
3
33K
5K6
2
IN
4
27K 1K
Gambar 17 Skema Receiver 4.1.1 Casing Mikrokontroler
5.
Kesimpulan Dalam menciptakan interface Pengendali Kelistrikan Gedung dengan Mikrokontroler AT89C51 ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya : a. Pengendalian Kelistrikan dilakukan oleh Mikrokontroler AT89C51, dengan tujuan mengembangkan teknologi secara optimal. b. Tampilan pada komputer mampu menampilkan durasi waktu pemakaian dan kondisi system kelistrikan pada saat tertentu. c. Sistem sensor mampu mengetahui kondisi yang terjadi pada system kelistrikan setiap saat. d. Sistem sensor yang penulis gunakan hanya mampu mendeteksi dengan nilai akurasi tertentu pada saat melakukan percobaan, maka pada penerapannya tingkat akurasi sebatas pada saat penerapan. DAFTAR PUSTAKA Pantur Silaban,Ph.D.Rangkaian Listrik, andi offset, Jakarta 2006 Sutanto,Mikroelektronika,andi offset, Jakarta.2004 Didin Wahyudin, Mikrokontroller AT89S52, Yokyakarta, Andy. Malvino Barmawi, 1987, Prinsip-prinsip Elektronika, Jakarta, Erlangga. Nino Guevara Ruwano, Berkarya dengan Mikrokontroller AT89C2051, Jakarta, Elex Media Komputindo. P.Van Harten & Ir. E. Setiawan, Instalasi listrik Arus Kuat 2, Jakarta,Bina Cipta. Widodo Budiharto, Interfacing Komputer dan Mikrokontroller, Jakarta, Elex Media Komputindo.
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 64