Pengantar Redaksi Memang banyak sekali peribahasa disekitar ketuaan ini, ada juga yang menyatakan sudah pikun, ada juga yang menyindir, tak tau diri lagi dan banyak sekali yang lain-lain yang menyatakan kepada, orang yang sudah tua. Dari itu, walaupun bagaimana indahnya dan baiknya suatu gagasan, kala hanya dalam teori, kuranglah keadaan yang baik, bila tidak disadari dalam prakteknya. Oleh karena itu mawas diri, pengendalian diri manula harus dalam praktek, jangan hanya diteorikan. Demikian juga halnya dengan Buletin TENAH yang ada dihadapan kita sekarang ini. Ada orang bilang, bahwa lebih baik
B
etapapun juga cara bersyukur yang paling baik lagi adalah cara suatu sikap waspada dengan cara mawas diri ini menjadi perilaku serta watak kita sehari-hari lebih-lebih pada masa senja hari atau juga disebut pada masa manula ini. Memang banyak sekali tantangan dan tidak dapat dipikiri, waktu senja mengitari sekeliling kita, sedang tenaga semakin berkurang, bentuk menjadi pemikiran yang positif dihari tua ini. Bagaimanapun juga keadaan sekarang ini selalu saja disekitar penyakit tua, berpikir secara tua dan segalanya menjadi tua, tenaga juga jauh berkurang, sedang berjalanpun kadang-kadang menjadi pincang. 1
sedikit, TENAH sekarang daripada TERLONG dahulu. Memang waktu TERLONG dahulu, pengasuhnya adalah orang muda semua, tetapi para pengasuh bulletin TENAH sekarang sudah berkisar 60 tahun atau lebih, tetapi masih bertahan sampai sekarang, masih dapat kit abaca setiap hari, waktu kita istirahat dsbnya. Dan ada beberapa hal yang menjadikan bulletin TENAH seperti sekarang ini, yaitu pengalaman, walaupun cara berpikir dan cara mengelola bulletin sudah jauh berkurang. Disamping pengalaman, maka cara yang percaya mempercayai diri juga sangat penting sekali dan kalau sudah manula maka yang penting sekali adalah pengendalian diri. Biar orang menaytakan kita yang sudah manula ini pikun dsbnya, kita harus menunjukkan bukti bahwa kita belum sampai kepada pikun. Orang pikun memang tidak dapat berbuat banyak, orang pikun memang tidak dapat berbuat banyak, orang pikun memang tidak dapat lagi menjadi pengelola majalah atau bulletin ini. Dari itu, sebagai manusia, selalu ada kesilapan, selalu ada yang kurang baik, dalam mengelola buletin kita
ini. Dengan ini seribu kali kami mohon maaf kepada pembaca, langganan, karena memang kesalahan, dan kesilapan itu tidak dapat kami sadari atau kami insyafi sendiri. Pribahasa menyatakan “Tidak ada gading yang tak retak” Sebagai manusia kami sangat menginsyafi hal ini, walaupun keadaan sumur sudah mencapai ketuannya. Mudah-mudahan dengan ucapan syukur yang setinggi-tingginya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa diberiNya rahmat kepada kita sekalian untuk meneruskan pengelolaan buletin kita ini. Juga kepada penyumbang karangan tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih dan samapi kini kami belum dapat memberikan honor ala kadarnya, karena sampai sekarang belum ada atau belum dapat kami berdiri sendiri, masih saja memerlukan bantuan. Kepada Bapak Bupati Tk. II Karo kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuannya selama ini. (Rs).
2
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Sambutan Menteri Dalam Negeri Pada Peringatan Hari Otonomi Daerah Ke-XV Tanggal 25 April 2011 engawali sambutan ini perkenankan saya mengajak saudara-saudara untuk mensyukuri nikmat dari Allah,karena atas berkat,rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul bersama ditempat ini dalam rangka menghadiri upacara peringatan hari otonomi daerah ke-XV Tema peringatan hari otonomi daerah tahun ini adalah “dengan semangat otonomi daerah kita tingkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dalam pelayanan publik dan inovasi daerah’’ peringatan hari otonomi daerah ini dianggap sangat penting dan strategis karena merupakan sarana untuk merefleksikan kembali makna dan tujuan otonomi
M
disempurnakan melalui undangundang no 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah Otonomi daerah pada dasarnya mempunyai dua tujuan yaitu tujuan demokrasi dan tujuan kesejahtraan. Tujuan demokrasi memposisikan pemerintahan daerah sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal yang secara agregat akan menyumbangkan terhadap pendidikan politik secara nasional untuk mempercepat terwujudnya masyarakat madani atau civil society, tujuan kesejahteraan mengisyaratkan pemerintahan daerah untuk menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat lokal secara efektif, efisien dan ekonomis.
Saudara-saudara peserta upacara sekalian, Dalam perjalanannya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika politik, ekonomi,dan sosial yang terjadi.
Saudara-saudara peserta upacara sekalian, Pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat disamping sarana politik ditingkat lokal sejak tahun 1999 sampai saat ini telah terbentuk 205 daerah otonom baru yang terdiri dari 7 propinsi, 164 kabupaten,dan 34 kota, sehingga jumlah daerah
Pelaksaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia mengalami perkembangan sejak diundangkannya undang-undang no 22 tahun 1999 yang telah 3
otonom sampai dengan tahun 2011 adalah 524 yang terdiri dari 33 propinsi, 398 kabupaten, 93 kota, 5 kota administrasi dan 1 kabupaten administratif. Saudara-saudara peserta upacara sekalian Untuk mendukung pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah tentunya tidak lepas dari bagaimana mengelola.
menjadi kewenangan pemerintah daerah dan penerapan standart pelayanaan minimal (spm) maka pemerintah daerah wajib menganggarkannya dalam APBD sehingga dapat memberikan manfaat dan stimulan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Saudara-saudara peserta upacara sekalian, Upaya pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan merupakan salah satu variabel penting untuk mewujutkan tata kelola pemerintahan yang baik, sehingga di harapkan dapat meminimalisir deviasi yang telah di lakukan aparatur. Langkah ini tentunya harus di iringi dengan peningkatan kapasitas aparat pemerintahan.
Tata pemerintahan dengan baik. Praktek pemerintahan yang baik mensyaratkan bahwa pengelolaan dan keputusan manajemen publik harus dilakukan secara trasparan dan akuntabel dengan membuka ruangan partisipasi sebesar-besarny khususnya keputusan yang mengikat publik Selanjutnya dalam konteks akuntabilitas pemerintahan tidak dapat menganggap bahwa masyarakat itu hanyalah sematamata sebagai “konsumen “pelayanan publik, tapi dituntut adanya kemampuan untuk memperakukan masyarakat sebagai “ citizen “ untuk menjamin hak-hak dasar masyarakat sebagai warga negara .maka pemerintah telah mengeluarkan peraturan pemerintah no 65 tahun 2005 yang mengatur mengenai standart pelayanan minimal (spm) yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Dalam kaitan itu maka saya perlu mengingatkan bahwa pp no.6 tahun 2008 tentang pedoman evaluasi penyelenggaraan pemeritahan daerah, hendaknya dapat diaplikasikan secara konsisten,dan dikedepankan ketelitian dan kecermatan, sehingga kita dapat mengetahui gambaran yang pasti tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia. Hal stratregis yang dapat diperoleh dari kegiatan semacam ini adalah, kita akan mempunyai data yang lengkap untuk menggambarkan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Gambaran ini akan menjadi dasar pemeritahan untuk menentukan kebijakan lebih lanjut dalam rangka meningkatkan kapasitas pemerintah daerah. Saat ini telah dilakukan evaluasi kinerja
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka untuk mengoptimalkan penyelenggaraan urusan pemerintahan baik urusan wajib maupun urusan pilihan yang 4
penyelenggaraan pemerintahan daerah terhadap seluruh provinsi, kabupaten dan kota. Hasil evaluasi tersebut akan sangat bermanfaat untuk pemerintah menentukan jenis-jenis pembinaan yang sesuai dengan kondisi faktual daerah. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah,pemerintah telah menerbitkan peraturan pemerintah no.79 tahun 2005 tentang pedoman pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintahan dan atau Gubernur selaku wakil pemerintah didaerah untuk mewujutkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah. Disamping pengawasan oleh pemerintah, pengawasan oleh masyarakat tetap diperlukan sebagai kontrol sosial dalam mewujutkan peran serta masyarakat guna menciptakan penyelenggaraan pemerintahan, yang efektif, efisien bersih dan bebas dari korupsi dan kolusi serta nepotisme.
daerah harus mengikuti norma,standart, prosedur ,dan kriteria (nspk) yang dituntutkan oleh pemerintah penyerahan urusan pemerintahan yang sebagian besar diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota menuntut pemerintah untuk memastikan bahwa kabupaten/ kota mengatur dan mengurus urusan tersebut sesuai dengan nspk. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintahan telah menerbitkan pp no.19 tahun 2010 tentang tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang serta kedudukan keuangan gubernur sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi. Dalam kedudukan sebagai wakil pemerintah, gubernur mempunyai wewenang antara lain: a. Mengundang rapat bupati/ wali kota beserta prangkat daerah dan pimpinan instansi vertikal; b. Meminta kepada bupati/wali kota beserta perangkat daerah dan pimpinan instansi vertikal untuk segera menangani permasalahan penting dan /atau mendesak yang memerlukan penyelesian cepat; c. Memberikan penghargaan atau sanksi kepada bupati /walikota berkaitan dengan kinerja pelaksanaan kewajiban dan pelanggaran sumpah/ janji; d. Menetapkan sekretaris daerah kabupaten /kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan ;
Saudara-saudara peserta upacara sekalian, Dalam negara Kesatuan Republik Indonesia,pemerintahan memiliki peran yang sangat kuat dalam menjaga kepentingan nasional dan pemerintah memiliki kewenangan untuk menjamin bahwa kebijakan nasional dapat di laksanakan secara efektif di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu penyelenggaraan pemerintahan 5
e. Mengevaluasi rancangan peraturan daerah tentang anggaran pendapatan belanja daerah,pajak daerah,retribusi daerah,dan tata ruang wilayah kabupaten/kota; f. Membrikan persetujuan tertulis terhadap pendidikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah kabupaten/ kota; g. Menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antara kabupaten / kota dalam satu provinsi ; h. Melantik kepala instansi vertikal dari kementrian dan lembaga pemerintah nonkementrian yang ditugaskan diwilayah provinsi yang bersangkutan. Perlu kami tegaskan bahwa,wewenang gubernur tersebut tidak mengurangi wewenang bupati/walikota sebagai kepala otonom, tetapi tetap dijamin bahwa desentralisasi tetap dilaksanakan secara penuh sesuai amanat konstitusi negara kita.
guna mewujudkan kesejahteraan rakyat dan jangan melukai hati rakyat dengan perbuatan-perbuatan yang tidak mengarah pada upaya mensejahtrakan rakyat. b. Mari kita tingkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah melalui keserasian hubungan pemerintah daerah keserasian hubungan pemerintah dengan DPRD dan masyarakat sehingga tercipta kepemerintahan yang baik di daerah. c. Bagi daerah yang telah menyelernggarakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah meminta kepada saudara untuk dapat memimpin dan membawa masyarakat ke arah yang baik dan sejahtera. Akhirnya saya ucapkan “selamat melaksanakan peringatan hari otonomi daerah tahun 2011” semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kesejahteraan bagi kita semua amin,
Saudara –saudara peserta upacara yang berbahagia ; Sebelum mengakhiri sambutan ini,saya ingin sekali lagi menegaskan hal-hal sebagai berikut: a. Mari kita kawal otonomi daerah agar selalu diisi dengan kegiatan-kegiatan dalam peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah yang berorientasi pada pelayanan masyarakat
Terima kasih Wassalamualaikum wr.wb Menteri dalam negeri
KATA SAMBUTAN BUPATI KARO 6
Dalam acara pelantikan penjabat Struktural eselon III Dilingkungan pemerintah Kabupaten Karo Senin, tanggal 02 mei 2011 Di aula kantor bupati karo Lt.III Jl. Djamin ginting Kabanjahe PEMERINTAH KABUPATEN KARO 2011 Yang terhormat: - Para staf ahli Bupati Karo - Para asisten dilingkungan setda Kab. Karo; - Para kepala badan, dinas dan kantor dilingkungan pemerintah Kab. Karo; - Para kepala bagian setda Kab. Karo; - Unsur pers dan hadirin sekalian.
yang tidak dapat dipisahkan, bagaikan satu mata rantai. Semuanya bertujuan mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efesien. Demikian juga halnya dalam organisasi pemerintah ditingkat kabupaten dikenal pejabat struktural eselon II, eselon III dan eselon IV. Pengklasifikasian eselonering ini adalah untuk menciptakan mekanisme kerja yang teratur dan bertujuan mencapai tujuan organisasi pemerintahan, yaitu mempermudah birokrasi, meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat serta mewujudkan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
Salam sejahtera bagi kita semua, Sebagai umat beragama marilah kita menyampaikan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasihnya kita dapat hadir dan berkumpul ditempat ini dalam rangka pelantikan pejabat struktural eselon III dilingkungan pemerintah Kabupaten Karo.
Tugas pegawai negeri sipil adalah sebagai pelayan masyarakt yang harus tampil sebagai mediator yang baik dan kondusif, seta pasilitator pencipta iklim demokratis, disamping itu juga sebagai motivator yang dinamis dan katalisator yang berperan objektif dan berani menegakkan keadilan.
Hadirin yang berbahagia, Dalam sistem pola karier dan pembinaan aparatur, promosi jabatan dan alih tugas sangat lazim dilaksanakan, dimana tujuannya adalah antara lain meningkatkan profesionalitas dan menambah cakrawala baru bagi para aparatur pemerintah.dan untuk pembinaan aparatur, seorang PNS dalam pengabdiannya harus selalu siap beralih tugas dan jabatan, serta beralih tempat, yang mana bermuara kepada pendewasaan aparat pemerintah sekaligus menciptakan pola intraksi baru atau penyegaran. Saudara-saudara sekalian, Dalam ilmu manajemen dikenal istilah top manager, middle manager dan low manager, yang mana ketiga manager mempunyai satu kesatuan
Saudara-saudara sekalian, Sebagaimana hal-hal yang saya utarakan diatas salah satu tuntutan Masyarakat adalah peningkatan pelayanan aparatur pemerintah disegala Bidang, terutama pelayanan umum, untuk itu diminta kepada saudara agar Mengedepankan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Pada kesempatan ini saya mengharapkan supaya pejabat struktural eselon III harus mampu memberikan masukan-masukan dan 7
telaahan staff kepada sehingga keputusan atau yang diambil, oleh merupakan keputusan atau yang baik dan tepat.
pimpinan, kebijakan pimpinan kebijakan
masyarakat, berdayakan staf yang ada sebagai mitra kerja dan tim kerja, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik. Saudara-saudara sekalian, Demikianlah sambutan dan arahan saya pada hari ini, kepada saudara yang baru dilantik saya ucapkan selamat bertugas, kiranya Tuhan selalu memberkati kita semua.
Karena itu saya meminta kepada saudara yang baru saja dilantik supaya dalam bertugas selalu cermat dan berusaha meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan tidak kalah pentingnya kecerdasan spiritualitas, karena apa yang kita raih sekarang ini adalah karunia dari Tuhan. Bekerja dan berkarya bukan untuk diri sendiri tetapi untuk seluruh komponen
Sekian terima kasih Mejuah-juah kita kerina. Kabanjahe, 02 Mei 2011. Bupati Karo DR.(HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti
SEKRETARIAT DAERAH JLN. DJAMIN GINTING NO. 17 TELP.(0628) 20120-20130 KABANJAHE-22113 NASKAH PELANTIKAN Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan taufiqNya, maka Pada hari ini: Senin Tanggal : 02 Mei 2011 Saya An. Bupati Karo asisten administrasi sekda kabupaten dengan ini secara resmi melantikan saudara : 1. Tommy Herikho Marulitua,AP.NIP. 19760719 199511 1 001 sebagai sekretaris Camat Juhar Kab.Karo. 2. Evanlit Sembiring, ST; NIP. 19791029 200502 1 001 sebagai kabid pertambangan pada dinas pertambangan dan energi Kab.Karo; Sesuai dengan surat keputusan Bupati Karo nomor :821.3/54/BKD/2011tanggal 29 April 2011. Kami percaya, bahwa saudara akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kabanjahe, 02 Mei 2011. An.Bupati Karo Sekretaris Daerah Kabupaten, ub. Asisten Administrasi Drs.Ramli Sembiring Pembina Utama Muda NIP.19530917 198403 1 001
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL PADA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2011 8
SENIN, 2 MEI 2011 Assalamu’alaikum wr.wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua
obyek. Keilmuan sebagai medianya, memanusiakan manusia sebagai salah satu tujuannya, dan kemampuan untuk menjawab berbagai persoalan yang sifatnya kekinian maupun antisipasi masa depan ( kenantian ) sebagai keniscayaannya.itulah sebabnya mengapa dunia pendidikan itu kompleks, menentang namun sangat mulia. Kompleksitas dan tantangan terus berkembang, seiring dengan perjalanan zaman.oleh karena itu semua harus secara bersama-sama terus-menerus berikhtiar dengan sungguh-sungguh untuk menanganinya, demi kemuliaan diri, bangsa, negara dan umat manusia.
Hadirin peserta upacara yang berbahagia Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur ke Hadirat Illahi Rabbi Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahNya, kita semua masih diberi kesempatan,kekuatan,kesehatan dan kecintaan,sehingga kita semua dapat melaksanakan peringatan hari pendidikan nasional 2 Mei 2011. Melalui peringatan ini, perkenankan kami atas nama pemerintah ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh insan pendidikan, pemerintah daerah, organisasi yang bergerak di dunia pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya atas segala ikhtiar, kepedulian dan perhatian yang telah diberikan dalam membangun dan mengembangkan dunia pendidikan.
Hadirin sekalian yang berbahagia Disisi lain, kita juga memahami dan menyadari tentang tantangan global dan internal yang sedang dihadapi, yang mengharuskan kita semua untuk lebih memperkuat jati diri, identitas dan karakter sebagai bangsa Indonesia. Bangsa yang dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa potensi sumber daya alam dan manusia (bonus demografi) yang luar biasa besarnya. Demikian juga kesempatan yang sangat terbuka untuk menjadi bangsa dan negara yang besar, maju, demokratis dan sejahtera. Oleh karena itu, dengan optimisme yang kuat, kerja keras dan cerdas serta semangat kebersamaan, Insya Allah cita-cita mulia itu bisa kita wujudkan.
Dalam kesempatan ini pula, kami menyampaikan selamat Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2011, semoga pendidikan kita semakin berkualitas dan semakin terbuka aksesnya bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan. Hadirin sekalian yang berbahagia Kita senua telah memahami, bahwa dalam dunia pendidikan itu, manusia sebagai pemeran utamanya, baik sebagai subyek sekaligus sebagai
Disinilah 9
mengapa
pendidikan
berbasis karakter dengan segala dimensi dan variasinya menjadi penting dan mutlak. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi secara bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya kesantunan, tetapi secara bersamaan kita bangun karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaranan intelektual sebagai modal untuk membangun kreativitas dan daya inovasi. Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap Bangsa dan Negara dengan Pancasila, UUD NKRI 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pilarnya. Itulah alasan mengapa tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011 ini adalah Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa dengan Subtema Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti. Tema ini mengingatkan kembali kepada kita semua tentang hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita yaitu Ki Hajar Dewantoro yang hari ini kita peringati hari kelahirannya sebagai Hari Pendikan Nasional. Pendidikan, kata Ki Hajar Dewantoro adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan jasmani anak didik.
Menyikapi perkembangan aktual terhadap munculnya perilaku destruktif anarkis dan radikalis, pendidikan memiliki peran dan tanggung jawab yang besar. Karena itu, pada kesempatan yang baik ini, kami ingin mengajak kepada para pemangku kepentingan pendidikan, terutama Kepala Sekolah, Guru, Pimpinan Perguruan Tinggi dan Dosen, harus memberikan perhatian dan pendampingan lebih besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menumbuhkan pola pikir dan perilaku yang berbasis kasih sayang, toleran terhadap realitas keanekaragaman yang dibenarkan oleh peraturan dan perundangan. Perhatian lebih itu bisa dalam bentuk memberikan ruang aktivitas yang positif, sehingga bisa dicegah tumbuhnya pemikiran dan perilaku destruktif, anarkis, kekerasan dan radikalisme. Hadirin sekalian yang berbahagia Dengan tema peringatan tersebut, kita tidak ingin peringatan Hari Pendidikan Nasional 2011 hanya sebagai seremoni biasa, tetapi kita ingin wujudkan dalam kegiatan nyata. Insya Allah mulai tahun ajaran 2011/2012, pendidikan berbasis karakter kita jadikan sebagai gerakan nasional, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUT) sampai dengan Perguruan Tinggi, termasuk didalamnya pendidikan Nonformal dan Informal.
Hadirin sekalian yang berbahagia Bersamaan 10
dengan
gerakan
pendidikan berbasis karakter, sekaligus kita siapkan generasi Indonesia 2045 yaitu pada saat menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka. Dan itu harus kita mulai dengan memberikan perhatian khusus pada Pendidikan Anak Usia Dini. Merekalah, nantinya yang akan melanjutkan pembangunan Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
baktikan dalam dunia pendidikan selama ini, termasuk bagian dari amal kebajikan. Majulah dunia pendidkan majulah Indonesia.
dan
Wassalamu’alaikum wr. wb. Jakarta, 2 Mei 2011 Mentri Pendidikan Nasional RI
Hadirin Peserta Upacara yang berbahagia
Mohammad NUH
Akhirnya, kami mengucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional kepada semua pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, penggiat dan pecinta dunia pendidikan diseluruh tanah air. Semoga apa yang kita darma BERITA ACARA HASIL FESTIVAL BENDERA PPI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 Pada hari ini, minggu, tanggal Satu bulan Mei tahun Dua ribu sebelas, kami yang bertandatangan dibawah ini sebagai Tim Juri Festival Bendera PPI Kabupaten Karo Ke-11 Tahun 2011 dengan ini menerangkan hasil lomba sebagai berikut: Tingkat: SLTP No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nomor urut 008 003 009 010 004 011
Nama Sekolah SMP N 2 KABANJAHE MTs N KABANJAHE SMP KEMALA BHAYANGKARI SMP N I KABANJAHE (B) SMP N 3 BERASTAGI SMP N 7 BINJAI
Score
Peringkat
2017 2003 1980 1925 1905 1890
Juara I Juara II Juara III Harapan I Harapan II Harapan III
Demikian berita acara ini kami perbuat dengan sebenarnya tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Tim Juri
11
NELSON TOBING
SERTU. RM. NUR
SERTU.ZUL.EFENDI
Mengetahui : Pengurus Daerah Purna Paskibraka Indonesia Kab. Karo Ketua, FERI JHONSON GINTING NRA. 19980001 19800411 0101
BERITA ACARA HASIL FESTIVAL BENDERA PPI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 Pada hari ini, minggu, tanggal Satu bulan Mei tahun Dua ribu sebelas, kami yang bertandatangan dibawah ini sebagai Tim Juri Festival Bendera PPI Kabupaten Karo Ke-II Tahun 2011 dengan ini menerangkan hasil lomba sebagai berikut: Tingkat: SLTA No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nomor Urut 147 151 150 149 158 156
Nama Sekolah MAN KABANJAHE SMA N I KABANJAHE (B) SMA N I KABANJAHE (A) SMA N I RAYA SMA N I TIGAPANAH SMK N II BINJAI
Score 2150 2068 2061 2055 2040 2030
Peringkat Juara I Juara II Juara III Harapan I Harapan II Harapan III
Demikian berita acara ini kami perbuat dengan sebenarnya tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Tim Juri NELSON TOBING
SERTU. RM. NUR
SERTU.ZUL.EFENDI
Mengetahui : Pengurus Daerah Purna Paskibraka Indonesia Kab. Karo Ketua, FERI JHONSON GINTING NRA. 19980001 19800411 0101
12
DR(HC) KENA UKUR KARO JAMBI TERKELIN BRAHMANA S.H Bupati Karo Ke- 19 Periode 2011– 2016
S
ebanyak 70 persen dari 350.479 jiwa (2010) penduduk Kabupaten Karo, sangat mengharapkan adanya perubahan yang lebih baik seperti dijanjikan saat kampanye 2 putaran lalu. Rakyat Taneh Karo begitu ikhlas dan penuh semangat dalam berpartisipasi dalam Pemilu Kada lalu. Tidak hanya yang tinggal di daerah ini, bagi warga Karo yang tinggal di luar pun, tentunya sangat pantas untuk berharap tanah leluhurnya Taneh Karo “Ingan pusuhku Ndabuh” akan semakin baik, maju dan sejahtera. Di sektor pendidikan, tidak ubahnya seperti sirkus yang menampilkan beragam atraksi menarik (Sekolah gratis, buku online dll), namun semua itu hanya sebagai “Penyenang” masyarakat yang tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka karna himpitan ekonomi. Hal ini juga terjadi pada penanggulangan kemiskinan dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) yang sekarang tidak jelas lagi kabar beritanya seiring berakhirnya pesta pilpres kemarin. Sejatinya rakyat tidak pernah mempermasalahkan siapa yang menjadi bupatinya atau pemimpinnya selama dia mampu mensejahterakan rakyatnya. Kini, tidak ada kata ataupun kalimat yang turut menyertai pelantikan Bupati Karo, Kena Ukur karo Jambi Surbakti dan Terkelin
Brahmana, selain kesejahteraan bagi rakyat. Ada harapan baru pada pemimpin yang berlatar belakang pengusaha dan advokat itu. Sesuai dengan visi sewaktu kampanye mewujudkan Kabupaten Karo yang makmur dan sejahtera melalui misi, meningkatkan unggulan yang kompetitif yang didukung jaringan agro industri Sumatera Utara. Harus menjadi patron prioritas sehingga harapan masyarakat dapat terealisir sebagaimana visi dan misi tersebut. Masyarakat berharap visi dan misi yang indah disampaikan saat kampanye tidak hanya janji dan iming-iming yang hanya disampaikan saat Pilkada berlangsung Rakyat juga berharap agar mereka bisa dekat dengan pemimpinnya. Masa kepemimpinan lima tahun mendatang sesungguhnya tidak mudah bagi pasangan ini. Berbagai tantangan sudah menanti di hadapan Bupati dan Wakil Bupati dimana saat kampanye dulu mengaku sebagai “Anak Beru Simelayani”. Kabupaten Karo merupakan wilayah yang berbasiskan pertanian dan sudah ditetapkan sebagai pusat kawasan agropilitan dataran tinggi bukit barisan. Titik temu pengembangan pertanian dengan konsep agropolitan dengan pariwisata berbasis pertanian (Agrowisata) diyakini akan mampu memberi kesejahteraan bagi rakyat di daerah ini.
13
Selain bunga, buah-buahan, holtikultura dan tanaman pangan, Kesuburan alam Kabupaten Karo, bisa dijadikan lahan cadangan tanaman perkebunan di Sumatera Utara (Sumut), namun potensi kekayaan alam masih belum diperhatikan dan tetap terlantar. Terlantar, karena Karo belum sepenuhnya dilirik investor, sementara Pemerintah Daerah (Pemda) pun masih enggan melakukan revitalisasi pertanian secara total.Belum lagi ketergantungan bantuan dana, baik dari pusat maupun provinsi. Artinya, jika tidak diimbangi dengan terobosan sumber pendapatan dengan menggali potensi daerah maka apa yantg diharapkan masyarakat masih sebatas mimpi. Anda tidak usah heran, jika dalam perjalanan dari Medan menuju Berastagi ada melihat atau berpapasan dengan truk pengangkut sawit. Mau tau dari mana asal sawit, itu adalah dari beberapa kawasan desa di Kecamatan Mardingding dan Lau Baleng Karo, ujung Barat sumut perbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (NAD). Jika diberdayakan penuh, selain tanaman pangan, tanaman perkebunan seperti sawit, kopi, karet dan cocoa (Coklat) bisa tumbuh subur di daerah ini. Tanaman sawit yang dikembangkan swasta 15 tahun silam di daerah ini, setidaknya mampu memenuhi kekurangan kebutuhan crude palm oil (CPO) di Sumut. Dari Karo ada 3 jenis tanaman unggulan yang
dihasilkan, seperti asparagus, cengkih dan vainly. Selain itu, Kabupaten dikenal merupakan catchment area bagi kawasan perkotaan dalam konsep Medan, Binjai, Deliserdang, Karo (Mebidangro) dengan penekanan fungsi pada kawasan hutan lindung dan suaka alam sebagai objek wisata dan penelitian, dengan tetap mempertahankan fungsi lindungnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataanruang dan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional maka yang dimaksud kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkingan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan guna kepentingan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dalam kurun waktu 1998-2006, laju pertumbuhan penduduk ratarata mencapai 1,74%. Angka ini adalah lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk rata-rata di Provinsi Sumatera Utara tahun 1990-2005 sebesar1,29%. Pembangunan manusia telah menjadi tema utama dunia seiring dengan diterbitkannya Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) pertama kali oleh PBB pada tahun 1990. Orientasi pembangunan bergeser dari pembangunan ekonomi yang fokus pada pertumbuhan pendapatan semata menjadi pembangunan berorientasi 14
manusia. Manusia atau penduduk harus menikmatihasil-hasil pembangunan secara nyata. Menurut United Nations Development Programme (UNDP), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan bagi penduduk, kebebasan untuk hidup lebih sehat, lebih berpendidikan, dan dapat menikmati standar hidup yang layak. Mewujudkan itu serasa tidak mungkin melihat ukuran sekarang ini, kalau misalnya pemimpin tidak peka, tidak respek dengan keluhan rakyat. Pemimpin yang lebih senang dipuja dan dipuji, hanyut dan lupa segala janji akibat dibungkus segala fasilitas menggiurkan dari protokoler yang ditanggung APBD. Belum lagi bisikan-bisikan ‘halus’ dari orang-orang sekeliling penguasa yang banyak ragamnya dan motifasinya. Tidak terbantahkan, posisi sebagai penguasa memang hal yang selalu menggiurkan banyak kalangan, terlepas apakah mereka memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk mengembannya ataupun tidak. Terlepas apakah model kehidupan pribadi, keluarga dan kelompok mereka dengan pemikirannya bias diteladani oleh masyarakat banyak. Syahwat polotik memang tidak jarang menenggelamkan akal sehat manusia dalam sejarahnya. Untuk itu, Bupati/Wakil Bupati karo yang saat kampanye mengaku sebagai “Anak Beru Simelayani Sienterem” diharapkan mampu membawa obor perubahan yang
lebih baik bagi seluruh masyarakat Karo, lima tahun ke depan. 1. Sebayak Ngerajai Sembiring Milala (1943 – 1946) 2. Mayor Moh Kasim (1946) 3. Rakutta Sembiring Berahmana (1946 – 1947) 4. Raja Kelelong Sinulingga (1947 – 1949) 5. Rejin Perangin-angin (1950) 6. Rakutta Sembiring Berahmana (1950 – 1953) 7. T Raja Purba (1953 – 1957) 8. Abdullah Eteng (1957 – 1960) 9. Mayor Matang Sitepu (1960 – 1966) 10. Baharuddin Siregar (1966 – 1969) 11. Kolonel Tampak Sebayang (1969 – 1980) 12. Drs.Rukun Sembiring (1980 – 1985) 13. Prof DR Ir Meneth Ginting MADE 14. Drs Rupai Perangin-angin (1990 – 1994) 15. Kol Drs D D Sinulingga (1995 – 2000) 16. Pjs Drs S Is Sihotang (Pjs / 2000) 17. Sinar Perangin-angin / Djidin Sebayang SH (2000 – 2005) 18. Kol Purn Drs DD Sinulingga / Alm Ir Nelson Sitepu (2005 – 2010) 19. DR(HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti/Terkelin Brahmana SH (2011 – 2016)
Sekolah Elite di Kabanjahe 15
Kabanjahe ternyata lebih dulu memiliki sekolah internasional berasrama (International boarding school) seperti yang mulai marak di kota-kota besar Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Sekolah itu menyiapkan anak didiknya masuk keperguruan tinggi elite semisal University of Cambridge di Inggris. Simaklah kisah Susan Cookson yang pernah menjadi salah satu siswinya.
S
ekitar 100 siswa-siswi dan pengurus sekolah yang semuanya berkulit putih sibuk dengan kegiatan hariannya di sekolah bernama Highlands School Kabanjahe itu. Pada hari libur atau pelajaran ekstakurikuler, siswa-siswinya kerap terlihat berolah raga, antara lain menunggang kuda. Harap maklum, inilah sekolah Internasional bagi kalangan elite. Yang bersekolah di sini adalah anak-anak ekspatriat (Pekerja asing) yang bekerja di Sumatera, Singapura, dan Semenanjung Malaysia. Para pengajarnya pun berkulit putih semua. Mereka berasal dari Amerika Serikat dan Eropa. Toh sejumlah warga lokal, orang Karo tentunya, bekerja pula di Sekolah itu sebagai tenaga nonkependidikan. Kebanyakan mereka bekerja sejak sekolah ini memulai pembangunannya. Highlands School berdiri atas inisistif William Stanley Cookson dan Bernice, istrinya. Cookson yang berkebangsaan Inggiris itu sebelumnya bekerja mengelola perkebunan karet “Selama Dindings” Butterworth, Negara bagian Perak Malaysia. Setelah pensiun, ia memutuskan hidup di tempat yang lebih sehat, jauh dari hawa panas perkebunan karet
Malaysia. Cookson memilih Kabanjahe sebagai tempat tinggal karena udara di sini sejuk dan bebas dari pencemaran. Namun, bagaimana pendidikan anaknya jika ia tinggal di Kabanjahe? Maka dengan dana pensiunnya ia mulai membangun sekolah bagi anaknya, lengkap dengan tenaga pendidik mereka. Kebetulan di Kabanjahe ada dokter Paneth yang juga ingin menyekolahkan anaknya. Paneth adalah dokter yang mengelola sanatorium untuk rehabilitasi penyandang tuberklosis (TBC). Dengan kerja sama Cookson dan Paneth, berdirilah Highlands School itu. Tak sangka, para ekspatriat asing yang menjadi kenalan Cookson dan Paneth mendengar ihwal sekolah ini. Mereka tertarik pula menyekolahkan anaknya di Highlands School. Alasannya lebih baik menyekolahkan anak-anak mereka di sini dari pada di Negara asal masing-masing namun terpisah dalam jarak yang sangat jauh. Karena muridnya semakin banyak, sekolah ini berkembang hingga dapat menampung 100 siswa-siswi di kelas berikut asramanya. Asrama murid laki-laki dan perempuan dibuat terpisah dan masing-masing di awasi oleh seorang kepala. Sebuah bangunan yang di kenal dengan nama emm House (di
16
seberang sekolah) di sewa dan didiami oleh siswa perempuan senior. Tapi, semua akomodasi dan fasilitas lainnya berada di kompleks sekolah, termasuk tempat tinggal pelayan yang di buat terpisah. Yang mengesankan, ketertiban dan disiplin di Highlands School terkenal ketat. “Trust and responbility (Kepercayaan dan tanggung jawab) adalah landasan pendidikan di sekolah kami, “ungkap Susan yang juga putri bungsu pendiri Highlands School. Berdiri di atas lahan seluas 15 acre (enam hektar), sekolah terkenal ini berlokasi tak jauh dari kantor pos dan Gereja. Hotel juga berdekatan dengan sekolah sehingga orang tua yang mengunjungi anaknya tak akan repot mencari akomodasi. Tapi, kini tak akan pernah ada lagi anak-anak ekspatriat seperti yang diceritakan Susan Cookson belajar atau menunggang kuda di sekolah itu. Kisah Highlands School Kabanjahe sudah berakhir bersamaan dengan pecahnya perang dunia II yang di awali Perang Pasifik pada 7 Desember 1941. Susan berkisah, pada Desember itu, atas permintaan orang tua siswa, liburan natal sekolah dibatalkan, sehingga para siswa tidak pulang ke negaranya masingmasing. Mereka menghabiskan masa liburan dengan kegiatan olah raga santai dan liburan. Namun, perang kian meluas, dan Jepang akhirnya masuk ke Sumatera pada 1942. Kompleks sekolah elite Highlands School yang berdiri sejak 1925 lantas dijadikan pangkalan militer oleh tentara
Jepang yang menduduki Kabanjahe. Beruntung seluruh siswa sudah di evakuasi ke Australia sebelum Jepang mencapai Tanah Karo. Malang, Cookson dijadikan tahanan oleh tentara Jepang, juga ibu mertua dan anak laki-lakinya (Lynn Cookson) yang berusia belasan tahun. Mereka ditahan di Sanatorium Kabanjahe. Meski mengalami berbagai penderitaan berat, mereka mampu bertahan hidup dan akhirnya bebas setelah Jepang menyerah kalah pada 1945. sedangkan Highlands School tidak dapat berfungsi lagi karena telah rusak total. Sambil membawa luka hati mendalam dan penderitaan akibat perang, keluarga Cookson hijrah ke Australia. Mereka membenahi dan memulai hidup baru di Melbourne. Seorang warga Karo yang setia pada keluarga Cookson, Aris, mendapat kepercayaan izin untuk mengurus aset yang harus ditinggalkan oleh tuannya itu. Jauh sebelum boarding school (sekolah berasrama) marak di kotakota besar Indonesia belakangan ini, ternyata Tanah Karo sudah lebih dulu memilikinya. Sayangnya itu terjadi di masa kolonial. Lebih sayang lagi, sekarang Highlands School itu tak tampak jejakjejaknya. Susan Melengkapi Impian Pada 5 Januari 2009 lalu, Susan cooksan, anak bungsu Mr.Cooksan membuat suatu kunjungan singkat ke Kabanjahe. Dengan bantuan beberapa teman, kami menemukan keturunan Aris. Mereka menyambut kedatangan kami dengan sangat 17
gembira dan menceritakan apa yang telah di utarakan oleh ayah mereka mengenai keluarga Cooksan dan juga rumah yang mereka tempati saat ini sebagai suatu hal penting dan tak terlupakan. Area sekolah yang luas itu telah dibagi-bagi dan dijadikan rumah penduduk sehingga sulit untuk dikenali. Tetapi berdasarkan petunjuk yang tersedia, aku merasa sudah mencapai tujuan dan harapanku, juga telah membuat hubungan kekeluargaan di Kabanjahe. Kunjunganku tersebut melengkapi impian masa kecilku untuk untuk kembali ke tempat yang bahagia ini, dengan niat baik dan satu rasa atas pencapaian impian yang telah lama terpendam.
Foto-foto tersisa ini diambil dari album keluarga Cookson, terdiri dari foto asli (jepretan fotografer Jepang bernama Horikawa ) sebelum pecah perang. Saat itu Horikawa adalah fotografer resmi untuk setiap acara khusus di Highlands School. Setelah penyerbuan Jepang dan Mr Cookson ditahan, pekerja yang setia bernama Aris mengumpulkan foto-foto tersebut dari studio foto Horikawa yang telah ditinggalkan. Aris menyerahkan foo-foto itu kepada ayahku yang sangat terharu dengan kebaikannya. Aris selalu mendapat penghormatan yang tinggi dari seluruh anggota Highlands School.
Rumah
BATIK MENJUAL : Pakaian Batik Pria & Wanita, Bakal Batik dengan Berbagai Motif Menerima Tempahan Untuk Seragam Jl. Kapt. Pala Bangun Kabanjahe – Sumut (0628) 22117 Rumah Batik Pasar Petisah Tahap I Blok D No. 26 Medan - Sumut
GUNDALA-GUNDALA 18
G
undala-gundala adalah atraksi kesenian pada Masyarakat Kabupaten Karo dengan menggunakan “topeng” kayu. Gundala-gundala pada masa lampau ditampilkan dalam upacara “ndilo wari udan” (memanggil hujan) pada musim kemarau panjang (dibeberapa desa masih dilaksanakan sampai sekarang). Pada mulanya atraksi ini ditampilkan di Desa Seberaya mengisahkan legenda/dongeng si Gurda Gurdi. Menurut kisahnya… Di masa lampau di dataran tinggi Karo hidup masyarakat yang rukun dan damai dipimpin seorang raja yang disebut “Sibayak” Sang raja memiliki satu-satunya keturunan yaitu seorang anak perempuan. Anak raja diperlakukan sebagai seorang putri yang sangat dimanjakan raja dengan sejumlah dayang-dayang yang senantiasa siap melayaninya. Setelah dewasa, sang putri menikah dengan seorang pemuda yang gagah perkasa, seorang pegawai istana yang saat itu bertugas sebagai kepala pengawak raja. Setelah perkawinannya, sang pengawal raja diberi jabatan baru sebagai Panglima Kerajaan. Suatu hari raja mengajak panglima untuk berburu di hutan yang lebat. Di tengah hutan rimba, rombongan ini bertemu dengan seekor burung raksasa, burung yang sangat sakti jelmaan seorang pertapa
yang sakti mandraguna bernama Gurda Gurdi. Burung Gurda Gurdi tidak seperti hewan lainnya, dia mampu berbicara seperti layaknya seorang manusia. Pada saat rombongan raja dan panglimanya bertemu dengan burung ini, burung Gurda Gurdi menyapa salam sang raja seraya menunjukkan rasa hormatnya, membuat panglima raja menaruh simpati dan mengajanya pulang untuk tinggal di Istana Raja menemani istrinya sang putri raja. Hari-hari kehidupan sang putri yang di temani Gurda Gurdi bertambah ceria dan bahagia, karena pada saat panglima kerajaan suaminya melaksanakan tugas keluar daerah, Gurda Gurdi mampu menghibur sang putri sekaligus mampu memberikan perlindungan yang sempurna, karena burung jelmaan pertapa sakti ini tidak hanya tangguh dalam dunia persilatan, namun juga ampuh menangkal semua jenis racun, mantra, gunaguna, termasuk ilmu santet. Sisi lain dari kesaktian burung raksasa ini adalah pantangan yang telah disupahkannya sejak dahulu yakni paruhnya yang merupakan sinbol kehormatannya tidak boleh dipegang. Suatu ketika, selagi sang putri asyik bercanda dengan putri raja, tanpa sengaja sang putri memegan paruh Gurda Gurdi yang membuat burung ini berang dan tidak menunjukkan sikap bersahabat. 19
Mengetahui keadaan ini, panglima raja suaminya berusaha membujuk Gurda Gurdi dengan “mengelus” paruh burung tersebut. Ketidaktahuan keluarga raja atas karakter dan sifat Gurda Gurdi membuat terjadinya kemarahan yang berulang, karena paruh Gurda Gurdi kembali dielus, padahal tindakan tersebut dianggap sang burung sebagai bentuk pelecehan yang sangat menyakitkan. Gurda Gurdi menjadi marah besar, dengan mata merah dan bulu berdiri, dia melakukan sambaran dan pukulan kearah panglima. Semakin lama pertarungan kedua jawara sakti ini bertambah sengit, sang panglima pun tidak kalah sigap, sebagai pria sejati yang gagah perkasa dan sakti mandra guna dia tidak mau permalukan oleh seekor burung. Pertarungan yang sengit terus berlangsung selama beberapa hari, banyak kerbau mati terkena pukulan jarak jauh salah sasaran serta pohon-pohon bertumbangan
akibat pertarungan kedua jawara dran belum ada tanda-tanda menunjukkan pihak yang lebih kuat atau yang lebih lemah. Melihat bahwa pertarungan ini telah menimbulkan keresahan bagi raja dan seluruh istana, Raja memerintahkan para pengawalnya untuk membantu panglima dengan menyalurkan tenaga dalam dari jarak jauh, akibatnya Gurda Gurdi terhempas ke tanah terkena pukulan mematikan dibagian kepalanya. Kematian Gurda Gurdi dihormati sebagai kematian seorang pahlawan Kerajaan, seluruh Istana berkabung, rakyat ikut berkabung bahkan Hari tiba-tiba mendung dan menitikkan air tanda berkabungya, hujan deras pun melanda seluruh negeri. Demikianlah setiap kali atraksi atau tarian Gundala-gundala di laksanakan dalam upacara Ndilo Wari Udan akan diakhiri dengan suatu keadaan turunnya hujan deras…
Siap melayani : Papan Bunga, Pelaminan, Sound System Shoting/ Foto, Pakaian Adat Karo Alamat : - Jl. Veteran Gg. Kalihara No. 47 Kabanjahe, Telp. (0628) 22238, HP 081396586191 - Jl. Tigapanah, HP 085262823812 Pimpinan : Gelora Tarigan
SEBERKAS KABAR 101 Siswa Masuk PTN Tanpa Tes 20
K
abupaten Sumut, boleh berbangga hati. Dari 2.789 siswa lulus SMA di kabupaten ini, sebanyak 101 orang antaranya masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa tes. Harian SKALA INDONESIA ( edisi 10/7) pada rubrik “Berita Daerah” halaman-5 melaporkan, PTN yang ditembus pelajar Karo itu bukan saja di Sumut, tapi di seluruh Indonesia. Kadiknas Pemkab Karo, Drs.Serwan Sembiring Msi mengatakan, jumlah siswa dari 16 SMU Karo yang lulus Ujian Nasional (UN) bulan lalu sebanyak 2.798 orang dengan perincian jurusan IPA 1.503 orang dan jurusan IPS 1.295 orang. Siswa bebas test masuk PTN yakni dari SMAN-1
Karo, Kabanjahe 36 orang, SMAN-2 Kabanjahe enam orang, SMAN-1 Berastagi 11 orang, SMAN-1 Barus Jahe 1 orang , SMAN Payung tiga orang, SMAN Simpang Empat lima orang. Kemudian SMA Swasta Perguruan Bersama empat orang,SMA Swasta GBKP Kabanjahe dua orang,SMA Swasta Perguruan Masehi empat orang,SMA Swasta Perguruan Santa Maria satu orang. SMAN Juhar satu orang, SMAN Tiga Binanga sembilan orang, SMA Lau Baleng dua orang, SMA Swasta Rum Katholik-I dua orang, SMAN Tiga Panah sembilan orang dan SMAN Munthe lima orang.
Penyelesain Jembatan Lau Dah Terlambat
P
embangunan jembatan yang melintang di atas sungai Lau Dah, di pinggiran Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo, Sumut, kini masih sibuk dikerjakan dan di khawatirkan molor penyelesaiannya. Harian GLOBAL terbitan Rabu (5/8) pada rubrik “Sumut” halaman-15 menyebutkan, proyek yang menghabiskan dana Rp 2 miliar itu, seharunya sudah kampung akhir Juli 2009 yang baru lalu. Jembatan itu sangat vital karena menghubungkan Medan, Acih Singkil, Aceh Selatan, Simalungun, Dairi dan Tapanuli. Tidak ada plank proyek di lokasi, karena di duga pemborong mencabutnya, di sebabkan jembatan tak kunjung rampung. Kondisi ini mengakibatkan banyak kenderaan antri untuk melintasi jembatan darurat, karena jalur ini terbilang padat.
RUMAH ADAT KARO Entah Bagaimana 10 Tahun Nanti 21
S
alah satu karya tradisi yang mempertegas bahwa rumah tidak sekedar menonjolkan efisiensi fungsi ruang tapi juga tempat menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan yang kuat dipancangkan di rumah adat Karo. Rumah Adat Karo merupakan simbol kebersamaan masyarakat Karo itu sendiri. Bangunan rumah tradisional karo memiliki dua belas, delapan, enam, dan empat ruang keluarga yang hidup berdampingan dalam keadaan damai dan tenteram. Rumah warisan budaya Karo berusia ratusan tahun dan terdapat di sejumlah desa di Kabupaten Karo, termasuk di Desa Lingga. Bahan bangunan rumah tradisional ini dari kayu bulat, papan, bambu dan beratap ijuk tanpa menggunakan paku yang dikerjakan dengan tenaga arsitektur masa lalu. Rumah adat Karo memiliki dua pintu, yang letaknya di bagian depan dan yang satunya lagi di bagian belakang. Organisasi rumah adat ini berpola “Linier” karena ruangannya menunjukkan bentuk garis. Pada beberapa bagian rumah terdapat relief yang dicat dengan warna merah, putih, kuning, hitam dan biru. Bangunanbangunan itu berbentuk khusus yang melambangkan sifat-sifat yang khas dan suku Karo. Keunikan dari rumah adat karo dibandingkan dengan rumah adat lainnya yang ada di Sumatera adalah pada atapnya. Atap Rumah Adat karo bertingkat dua dan pada ujung atap terdapat tanduk kerbau. Dalam penelusuran penulis belum lama ini, kondisi rumah peninggalan nenek moyang Karo tersebut sangat memprihatinkan. Di Desa Lingga terdapat sekitar 28 rumah adat. Kini tinggal 2 buah lagi yang layak huni- Rumah Gerga (Raja)
dan Rumah Blang Ayo. Sekitar 5 rumah adat disana berdiri miring dan hampir rubuh. Sedangkan rumah adat lainnya telah rubuh. Menurut tokoh masyarakat Lingga: Tersek Ginting di dampingi Sekertaris Desa: Lotta Sinulingga, pernah ada upaya yang dilakukan untuk merehabilitasi rumah adat melalui pihak Pemerintah dan swasta, tapi sampai saat ini belum terealisasi. Ada juga pernah membantu tapi belum mencukupi. Biaya rehabilitasi rumah adat di Lingga memerlukan dana sekitar 2,5 milliar. “Kami berharap dana rehabilitasi rumah adat Lingga dianggarkan dalam APBD Karo, pinta Ginting dan Sinulingga di Balai Desa Lingga bersamaan dengan aksi keprihatinan DPK MPI (Masyarakat Pemuda Pancasila) Karo terhadap kondisi Rumah adat Lingga yang dipimpin Ketua : Karya Tarigan didampingi Wakil Sekretaris : Jupianus Sitepu yang juga merupakan Ketua Panitia Pelantikan Pengurus DPK MPI Karo : dan Sekretarisnya : Edi Surbakti. Dimana aksi keprihatinan ini dalam rangka pra pelantikan Pengurus DPK MPI Karo. Dilanjutkan Tersek Ginting, Lingga merupakan salah satu daerah tujuan wisata, Sumut yang juga memiliki Lumbung Padi, Lesung Antik dan Geriten (Bangunan tempat menyimpan tengkorak sanak keluarga yang telah meninggal). Dalam kesempatan ini, dia juga mengajak pihak Pemerintah, swasta maupun masyarakat memberikan kepedulian kepada pelestarian rumah adat di Lingga maupun di Desa lain yang ada di Tanah Karo. Karena kalau tidak dilestarikan maka sekitar 10 tahun lagi rumah adat Karo tinggal kenangan, jelasna. Rahel Sukatendel.
Antara Karo dan Parahiyangan 22
M
ungkin
banyak yang menyandingkan keindahan dataran tinggi Karo dengan Parahiyangan ( Jawa Barat ). Kesamaan Parahiyangan dan Karo sungguh banyak. Namun pasti ada perbedaannya. Salah satu perbedaan Karo dan Parahiyangan adalah Budi daya dan Industri Bunga, terutama Seruni atau Krisan (Chrysantemum indicum). Kota Medan tak pernah kekurangan sayur dan buah-buahan dari Karo, sama halnya Jakarta dan Bandung yang menerima pasokan produk pertanian sejenis dari Parahiyangan. Namun kebutuhan Krisan untuk pasar Medan ternyata dipenuhi oleh Jawa Barat. Ini diakui oleh Regional Agribusiness Competitiveness Specialist Ambarta (Lembaga di bawah naungan USAID yang peduli dengan kondisi pertanian) Erik Milala. Dia bilang Tanah Karo merupakan daerah yang memproduksi Krisan, tetapi produksinya belum bisa memenuhi kebutuhan pasar, bahkan untuk pasar Medan sekalipun. Karena tingginya permintaan bunga , Kota Medan sering sekali harus mendatangkannya dari wilayah Jawa Barat. “Ini kan suatu hal yang sangat disayangkan. Padahal kita punya lahan dan potensi yang cukup besar. Untuk pasar di kota
Medan saja, kita tak bisa memenuhinya,” ungkap Erik yang juga berbisnis bunga di Medan dengan bendera Agro erasti Sejahtera. Menurut dia, peluang pasar bunga krisan Tanah Karo sudah bisa mencapai Singapura yang secara geografis lebih dekat dengan Sumatera Utara dibandingkan dengan wilayah Jawa Barat. “ Sebagai informasi, Bunga Krisan dari Singapura itu di datangkan dari Jawa Barat lho . Nah, peluang ini justru belum dimanfaatkan optimal oleh petani Krisan di Tanah Karo,” Kata Meliala. Bunga asli China yang dikembangkan di Jerman dan Belanda ini, menurut Erik, sudah sejak lama dibudidayakan di Indonesia termasuk Tanah Karo. Namun kenyataan, perkembangannya belum menggembirakan. Kemajuan budi daya para petani krisan di Tanah Karo belum semaju kinerja para rekannya di Jawa Barat. Ini terbukti dari belum sanggupnya petani krisan Tanah Karo memenuhi permintaan pasar. Krisan adalah salah satu jenis bunga potong yang cukup familiar bagi pecinta flora. Tidak hanya di Indonesia, krisan juga sudah dikenal di seluruh dunia. Karena itu proyek budi daya krisan untuk bisnis bunga potong sangat cerah, didukung oleh pasar yang sangat potensial. Tak mengherankan jika krisan 23
merupakan salah satu tanaman bunga potong yang penting di dunia. Di antara pasar potensial bunga ini adalah Jerman, Inggris, Italia, Austria, Swedia, beberapa Negara Uni Eropa lainnya, juga Amerika Serikat. Saat ini krisan termasuk bunga yang paling popular di Indonesia karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain warna bunganya cukup beragam seperti merah tua, kuning, hijau, putih, campuran merah putih dan lainnya. Krisan juga tahan lama dalam pot hingga 10 hari. Selain itu, Krisan memiliki jenis yang cukup banyak, sedikitnya ada 55 varietas krisan yang sudah dikenal. Dari beberapa jenis varietas, krisan berwarna kuning dan hijau adalah yang paling banyak dicari. Persentasenya bisa
mencapai 90 persen. Sementara sisanya memilih warna-warni lain. Peluang pengembangan budi daya tanaman krisan guna memenuhi kebutuhan baik dalam maupun luar negri tetap terbuka. Seiring dengan permintaan jenis bunga potong ini yang semakin meningkat, maka peluang agribisnisnya juga perlu terus dikembangkan. Jadi, meskipun Parahiyangan sudah banyak menghasilkan krisan, bukan berarti dataran tinggi Karo kehilangan peluang. Selama ini Parahiyangan tak memiliki markisa seperti Karo. Siapa tahu kelak krisan atau seruni Karo pun lebih terkenal sebagaimana markisanya. Tim Tenah.
SIAP MELAYANI VIDEO SHOOTING DAN FOTO PELAMINAN , PAPAN BUNGA KEYBOARD DAN SOUND SYSTEM ALAMAT : Jl. Bioskop Ria Berastagi , Telp. (0628) 93306, HP. 08158865643 PIMPINAN : TENANG RELLWIS SITEPU
Asal Mula Danau Lau Kawar 24
sal mula terjadinya danau Lau Kawar merupakan sebuah legenda yang berkembang di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki wilayah seluas 2.127,25 km2 ini terletak di dataran tinggi Karo, Bukut Barisan, Sumatera Utara. Oleh sebab daerahnya terletak di dataran tinggi, sehingga kabupaten ini dijuluki Taneh Karo Simalem. Kabupaten ini memiliki iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17C dan tanah yang subur. Maka tidak heran, jika daerah ini sangat kaya dengan keindahan alamnya. Salah satunya adalah keindahan Danau Lau Kawar, yang terletak di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Air yang bening dan tenang, serta bunga-bunga anggrek yang indah, yang mengelilingi danau ini menjadi pesona alam yamg mengagumkan. Menurut masyarakat setempat, sebelum terbentuk menjadi sebuah danau yang indah, Danau Lau Kawar adalah sebuah Desa yang bernama “Kawar”. Dahulu, daerah tersebut merupakan kawasan pertanian yang sangat subur. Mata pencaharian utama penduduknya adalah bercocok tanam. Hasil pertanian mereka selalu berlimpah ruah, meskipun tidak pernah memakai pupuk dan obatobatan seperti saat ini. Suatu waktu, terjadi malapetaka yang besar, sehingga Desa kawar yang awalnya adalah sebuah Desa yang subur menjelma menjadi sebuah danau. Apa
A
sebenarnya yang terjadi dengan desa Kawar itu? Ikuti kisahnya dalam cerita rakyat ini! Pada zaman dahulu kala tersebutlah dalam sebuah kisah, ada sebuah Desa yang sangat subur di daerah Kabupaten Karo. Desa Kawar namanya, Penduduk Desa ini umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Hasil panen mereka selalu melimpah ruah. Suatu waktu, hasil panen mereka meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Lumbung-lumbung mereka penuh dengan padi. Bahkan banyak dari mereka lumbungnya tidak muat dengan hasil panen. Untuk mensyukuri nikmat Tuhan tersebut, mereka pun bergotong royong untuk mengadakan selamatan dengan menyelenggarakan upaca adapt. Pada hari pelaksanaan upacara adat tersebut, Desa Kawar tampak ramai dan semarak. Para penduduk mengenakan pakaian yang berwarnawarni serta perhiasan yang indah. Kaum perempuan para sibuk memasak berbagai macam masakan untuk dimakan bersama dalam upacara tersebut. Pelaksanaan upacara juga dimeriahkan dengan pagelaran “Gendang Guro-Guro Aron”, musik khas masyarakat Karo. Pada pesta yang hanya dilaksanakan setahun sekali itu, seluruh penduduk hadir pada pesta tersebut, kecuali seorang nenek yang tua renta yang sedang menderita sakit lumpuh. Tidak ketinggalan pula anak, menantu, cucunya turut hadir dalam acara tersebut. 25
Tinggallah nenek tua itu sendirian di rumah terbaring di atas perbaringannya. “Ya, Tuhan! Aku ingin sekali menghadiri pesta itu. Tapi apa dayaku ini, jangankan berjalan, berdiri pun aku sudah tak sanggup,”ratap si nenek tua dalam hati. Dalam keadaan demikian, ia hanya bias membayangkan betapa meriahnya suasana pesta tersebut. Jika terdengar sayup-sayup suara Gendang Guro-Guro Aron didendangkan, teringatlah ketika ia masih remaja. Pada pesta Gendang Guro-Guro Aron itu, remaja laki-laki dan perempuan menari berpasangan. Alangkah bahagianya saat-saat seperti itu. Namun, semua itu hanya tinggal kenangan di masa muda nenek. Kini, tinggal siksaan dan penderitaan di usia senjanya. Ia menderita seorang diri dalam kesepian. Tak seorang pun ingin mengajaknya berbicara. Hanya deraian air mata yang menemaninya untuk menghilangkan bebannya, Ia seakan-akan merasa seperti sampah yang tidak berguna, semua orang tidak ada yang peduli padanya, termasuk anak, menantu, serta cucu-cucunya. Ketika tiba saatnya makan siang, semua penduduk yang hadir dalam pesta tersebut berkumpul untuk menyantap makanan yang telah disiapkan. Di sana tersedia daging panggang lembu, kambing, babi, dan ayam yang masih hangat. Suasana yang sejuk membuat mereka bertambah lahap dalam menikmati berbagai hidangan tersebut. Di tengah-tengah lahapnya mereka makan sekali-kali terdengar tawa, karena di antara mereka ada saja yang membuat lelucon. Rasa gembira yang berlebihan membuat mereka lupa diri, termasuk anak, dan menantu si nenek itu. Mereka benar-benar lupa ibu mereka yang sedang terbaring lemas sendirian di rumah. Sementara itu, si nenek sudah
merasa sangat lapar, karena sejak pagi belum ada sedikit pun makanan yang mengisi perutnya. Kini, ia sangat mengharapkan anak atau menantunya ingat dan segera mengantarkan makanan. Namun, setelah ditunggutunggu, tak seorang pun yang datang. “Aduuuuh….! Perutku rasanya melilit-lilit. Tapi, kenapa sampai saat ini anak-anakku tidak mengantarkan makanan untukku?” keluh si nenek yang badannya sudah gemetar menahan lapar. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, ia mencoba mencari makanan di dapur, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa. Rupanya, sang anak sengaja tidak memasak pada hari itu, karena di tempat upacara tersedia banyak makanan. Akhirnya, sinenek tua terpaksa beringsut-ingsut kembali ke pembaringannya. Ia sangat kecewa, tak terasa air matanya keluar dari kedua kelopak matanya. Ibu tua itu menangisi nasibnya yang malang. “Ya, Tuhan! Anak-cucuku benarbenar tega membiarkan aku menderita begini. Disana mereka makan enakenak sampai kenyang, sedang aku dibiarkan kelaparan. Sungguh kejam mereka!” kata nenek tua itu dalam hati dengan persaan kecewa. Beberapa saat kemudian, pesta makan-makan dalam upacara itu telah usai. Rupanya sang anak baru teringat pada ibunya di rumah. Ia kemudian segera menghampiri istrinya. “Istriku! Apakah kamu sudah mengantar makanan untuk ibu?” Tanya sang suami kepada istrinya. “Belum?” jawab istrinya “Kalau begitu, tolong bungkuskan makanan, lalu suruh anak kita menghantarkannya pulang!” perintah sang suami. “Baiklah, suamiku!” jawab sang istri Wanita itu pun segera membungkus makanan lalu menyuruh anaknya, “Anakku! Antarkan makanan ini kepada nenek di rumah!” perintah san 26
ibu. “Baik, Bu!” jawab anaknya yang langsung berlari sambil membawa makanan itu pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, anak itu segera menyerahkan makanan itu kepada neneknya, lalu berlari kembali ke tempat upacara. Alangkah senangnya hati sang nenek. Pada saatsaat lapar seperti itu, tiba-tiba ada membawakan makanan. Dengan perasaan gembira, sang nenek pun segera membuka bungkusan itu. Namun betapa kecewanya ia, ternyata isi bungkusan itu hanyalah sisa-sisa makanan dan tulang-tulang,” gumam si nenek tua dengan perasaan kesal. Sebetulnya bungkusan itu berisi daging panggang yang masih utuh. Namun, di tengah perjalanan si cucu telah memakan sebagian isi bungkusan itu, sehingga yang tersisa hanyalah tulang-tulang. Si nenek tua yang tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya, mengira anak dan menantunya telah tega melakukan itu. Maka, dengan perlakuan itu, ia merasa sangat sedih dan terhina. Air matanya pun tak terbendung lagi. Ia kemudian berdoa
kepada Tuhan agar mengutuk anak dan menantunya itu. “Ya, Tuhan!” mereka telah berbuat durhaka kepadaku. Berilah mereka pelajaran!” perempuan tua itu memohon kepada Tuhan yang maha Kuasa. Baru saja kalimat itu lepas dari mulut si nenek tua, tiba-tiba terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat. Langit pun menjadi mendung, guntur menggelegar bagai memecah langit, dan tak lama kemudian hujan turun dengan lebatnya. Seluruh penduduk yang semula bersuka ria, tiba-tiba menjadi panik. Suara jerit tangis meminta tolong pun terdengar dimana-mana. Namun, mereka sudah tidak bias menghindar dari keganasan alam yang sungguh mengerikan itu. Dalam sekejap, desa Kawar yang subur dan makmur tiba-tiba tenggelam. Tak seorang pun penduduknya yang selamat dalam peristiwa itu. Beberapa hari kemudian, desa itu berubah menjadi sebuah kawah besar yang digenangi air. Oleh masyarakat setempat, kawah itu diberi nama ‘Lau kawar’. Tim Tenah.
KUMIS PANCING MENYEDIAKAN :
ALAT-ALAT PANCING ALAMAT : Jl. Sukaraja Munte No. 29 Kabanjahe
27
Duit Muit-Muit elu puluh tahun si enggo lepus. Erpagi-pagi. Erdalan sada motor jip, meratah rupana ngincuah-ngincuah nandangi titi lau kemit. Perdalanen motor i Tigapanah nari ku Seberaya. Supirna enggo metua, arah kemuhenna kundul si Guraha , ia me tokeh si nidatas motor enda mborong-mborong sayur putih tah kol. Idas bangku si arah pudi kundul si Gemes gelarna arah kawesna si Guntar gelarna. Sidua arah pudi enda teman si Guhara ndaramndarami sayur putih tah kol. Turah ukur si Gemes erbahan pertawan ibas ngincuah-ngincuah e. Ingetna turi-turin e, lanai ingetna entah ibas surat kabar, entah ibas majalah, entah ibas buku, entah ituriken kalak man bana. Tapi kena kal akapna turi-turin e. Nina man temanna. “Lit sada turi-turin, ise nggit nguwe-nguwe?” “Turi-turin nggerak gelah e? Adi turi-turin nggerak aku nguwenguwe,” nina si Guntar. “Nggerak,” Nina si Gemes. “Adi la nggerak lapadah turiken,” nina si guraha. :Sabab genduari kita
T
perlu turi-turin si nggerak. Turiturin si erbahan megogo ateta nggo me bias.” “Adi nggerak kin turiken,”nina si Guntar. “Adi merhat begiken,”nina si Gemes. “Turi-turin kalak si erduit ras kalak si la erduit. Duit muitmuit. “E kuga ka e?” nungkun supir. Minter kal tutus atena megikenca. “Rem motor e gelah jaga, setiurna. Gelah ola kari kita pinter ku Lau Kemit ah,” nina si Guraha. “Biasna nge kami nguwe-nguwe. Kam megimegi.” Sip Supir. Nina si Gemes. “I kota Jakarta lit me sada kalak bayak. Erkiteken Buena perbinaganna ras Buena duitna i bank, e maka rusur erbuwena duitna. E maka asakai pe belanjana dilaki diberu, ras anakna telu dilaki ras dua diberu, la keri-keri. Motorna tersada ia kerina. Lit ka motor serap, adi lit ceda motor pribadina. Lit nakan ras bengkau i rumah i tanggerken kalak si erdahinna. Tapi sekali-sekalin kel ngenca ipanna. Pituna ia ndaram-ndarami restoran si apai si entabeh si lenga panna nakan ras bengkau si entabeh 28
ibahanna. Kerina ia lain nge rusur perdalanna. Kerina ia lit supirna. Janah beluh nge ia kerina maba motor, sabab anakna si lima e enggo kerina mbelin. E maka suari kenca labo lit kalak enda i rumah. Adi munduk-munduk ia, idaramina nge hotel si meherga inganna medem. Berngi ngenca maka ia i rumah kerina. Tapi tep-tep berngi lit perjengilen kalak enda. Anakna pe situbilen la erngadi-ngadi. Deherken rumahna enda lit rumah sekalak musil, ia telu sada rumah e. E me kap sidilaki, ndeharana, ras sada anakna singuda-nguda. Dahin kalak enda erbinaga nakan ibas sada warung. Gel-gel kal kenca elah man berngi, kundul ia teluna i das kursina si male-male. Igesek sidilaki biolana, sinik, kena kal iakap ndeharana ras anakna. ia pe nggo nge iakapna ibas ingan si senang ndai kel. Seh kel akapna teluna kettuna adi pangan ndai kin. Kenca dung sada lagu, ertepuk ndeharana ras anakna, ia pe cirem mbegi tepuk e. Jenari iumputina ka, kenca dung sada lagu ka, ertepuk ka ndeharana ras anakna. Seh enggo puas ia teluna, maka lawes ia medem, bage nge teptep berngi. Dungna iperdiateken ndehara kalak bayak, kalak perbinaga nakan enda. Ija torah ukurna nina. “Ningkalak duit nge erbahan meriah ukur, engkai maka sekali pe la meriah ukur kami i rumah enda? Erjengil nge kami jumpa kenca berngi gel-gel. Kalak ah cukup nakanna pagi rebi kal ngenca. Rusur kal kubegi sorana ertepuk ras tawa, enggo kenca dung sada lagu ibahan dilakina ibas biola adah. Pagi endo kucuba kubereken duit sada guni.
Entah bagi kami enda ka nge kari jadina” Pepagina isuruhna ibaba kalak si erdahinna sada guni kurumah perbinaga nakan perbiola. Nina man ndehara perbiola. “Ah, mekuah kal ateku man bandu. E maka kubereken man bandu duit sada guni enda.” Inehen ndehara perbiola idahna duit rakut-rakten. Ije maka nina empat puluh kali bujur. Ndai lawes me atena teluna ku warung erbinaga nakan. Muatna man me ndai atena. La nai sahun man ndai. La atena sekalak pe man. Icubana, teluna ia ngkira duit e. Rasa ben ia datca asakai Buena. E maka lalap la dung. Ianggeh anakna tanna. Enggo mbau kal. Ianggeh nandena ka Minter nina, “Mbau” I anggeh perbiola ka. Ia pe mbau nina. Baun asangken kotor si nibas kakus nina anakna. Bage nina ndeharana. Bage nina perbiola. Ije arih me ia, kuja ibahan duit si melala. Reh nina si diberu ban rumah galang ras mejile. Nina erkiteken enggo dekahsa ia ibas rumah kitik ras murmak. Reh nina perbiola, maka bahan perbinagan tah pabrik. Reh nina anakna tukur lebe motor tersada ia, bagi kalak bayak deherken rumahna e. Jenari iukurken tambahna ka. Bagem rusur kalak enda arih, tapi lalap sijung jangen. La pernah ersada arih. Tapi nina arih nge ia usur. Erkiteken kurang perpan ras pertunduh piah kerina kertang. “Kak! Kak! Kak!” rempet tawa ia empatna. Si megi-megi pe tawa. Gundari motor enggo seh i titi Lau Kemit. Kenca seh kalak enda kerina ngadi 29
tawa, motor simeratah enggo erdalan nangkeng-nangkeng muat ku Seberaya. Kenca supir ngganti perseleneng, nungkun ia ku guraha, nina “Ije naru uga?” “Kenca piga-piga wari kurang perpan ras perpedem, erkiteken arih la tembe, nina sidilaki, “Adi erbahan kita erjengil nge rusur, kari bernngi siulihken duit ena ndai. Berngi pe mbiar aku rusur i tangko kalak,” nina ndehara perbiola Sip anakna. Tapi ia pe namai duit ku guni. Berngina, kenca idahna arah tingkap kalak bayak ndehara bagi pe anakna si dilaki ras sidiberu, enggo pulung i rumah, iembahkenna duit si sada guni. “Ngkai maka ulihkenndu?” Nungkun ndehara kalak bayak. “Kidekah duit enda ibas kami, rubat kami lalap, eruk-eruk pe kurang teguh I akap kami rusur. Mbiar kami rusur reh pinangko nangkosa. Man ras medem pe lanai, erbahan enggo kertang kami. Teluna ngkirai duit nari kami rusur, she bauna tan kami. Dahin kami ngkirai duit, adi la ngkirai, natap-natap duit, jenari dung e erjengil kami.” Kenca dung ikatakenna bage minter lawes ia teluna. Jengang ndehara kalak bayak, bagepe perbulangen ras anakna kerina. “Kalak ngayak-ngayak duit, i antik kalak deba mate gelah dat duit, ia ibereken duit la nggit.” Nina kalak bayak, “Tuhu-tuhu jelma la tersampati!” “Kak!, Kak!, Kak!” tawa ia kerina. Motor enggo seh i Seberaya. Ngadi ia lebe sada kede kopi. Nusur ia
empatna, minem ia empatna. Si Gemes me nina si enggo ngoge entah megi turi-turin enda ituriken kalak. Enggo piga-piga kali iturikenna man ndeharana ras anakna sidilaki ras sidiberu. Tawa kel rusur ndeharana ras anakanakna megi turi-turinna, labo iakapna tuhu turi-turin e, tapi meriah kal iakapna kerina megikenca. Enggo ka rusur ikatakenna man kalak si ringan i kede kopi , sada e kel ngenca rusur turi-turinna. Tapi adi bage, kuga nge mawen ukurna nandangi duit si muit-muit? Berngina kenca mulih ia Seberaya nari, ernipi si Gemes erdalan ras ndeharana ikut anakna sidilaki ras sidiberu. Ibabana ndeharana lalu laga. Anakna sidilaki ibabana engkal, janah sidiberu ibabana balbal pola. Rempet idahna sada guni plastik dem isina tande ku bide gertak Lau Kemit. Inenna dem kal duit, rakutrakuten. Lebe lompat-lompat si Gemes ban idahna duit si mbue e. Mamang ate ndeharana. Inenna guni plastik. Ia pe bahan riahna ukurna minter lompat-lompat i datas gertak. Anakna sidilaki ras sidiberu pe minter ka seluken ia empatna, enggo latih iakapna. Emaka kundul ia. Curcur kal panasna. Lanai kesahna sada pe. Kenca ndekah ngadi, arih ia empatna. “Kuja nge sibahan duit si mbue enda,” nungkun si Gemes, Perbahan sip ndeharana, nina ka. “Sibahan rumahta galang kal i kutanta ah,” “I kota meherga tapak, i kutanta ah lit denga tanehta. Lebihna kari duit e, man pokokta erbinaga jadi perkoper kentang. Deba sitamaken ibas Bank. Bungana banci si 30
pangani. “Mela mulih ku kuta ningku,” nina ndeharana murta. Langa denga ngerana bapana minter ngerana anakna sidilaki, megang sorana. “Tukur motor kami tersada” Reh nina anakna sidiberu “La banci nukur motor, la perlu. Tukurken emas, jenari tanemken gelah reh gia pinangko la datca. Erga emas erhergana lalap.” Erjengil lalap ia empatna. Lalap la tudu arih, Kin pe adi enggo erjengil, siganggang sora, lanai kap banci arih. Dungna mabuk ndeharana ras anakna dilaki ras sidiberu. Ipekpek anakna sidiberu atena takalna alu balbal pola. E maka kiam kali a nangkeng-nangkeng nandangi Tigapanah atena. Rempet ibenter ndeharana takalna. Kena arah pudi. Mesui kel iakapna.
“Andiiiiiiiiihhh!!!” nina megang kal sorana. Ijemakna takalna. Enggo melala kal ndarat darehna. Dungna ampar ia. Tenggalak. Idahna rempet ipantem anakna atena ia alu engkal, Nderkuh belin ia. “Sampati aku!” nina . Ndarat sorana. Perban ndarat sorana nderkuh mindo penampat, medak ndeharana. “Kai nipindu e?” nina nungkun janah ngingetisa alu tanna. Medak si Gemes iturikenna nipina. Megi penurikenna kerna nipina, tawa kal ndeharana, jenari nina. “E maka ola petca nuri-nuri kerna turi-turinndu si sada ena. Kuja pe kuidah turikenndu. Adi man kami tah piga kali enggo iturikenndu.” Sip si Gemes. Dungna nina. “Kuga dage ibahan, adi kena kal kuakap turi-turin si sada enda.”
JL. VETERAN 315 TELP. (0628) 91199 BERASTAGI MENJUAL : ALAT-ALAT TULIS KANTOR, OLAHRAGA, PRAMUKA, CETAK SABLON, MAINAN ANAK-ANAK, BONEKA-BONEKA, MOBILER SEKOLAH
31
Bage layam-Layam Sitangke Doli
E
rbage-bage cibal kegeluhen ibabo pertibi enda. Lit kalak sibayak, lit si penengah, lit ka si musil ras mesera pergeluhna. Tapi adi ipergermetken buen nge idah sipenengah ras simesera geluhna. Bagekape ibas kerna sideban. Subuk ibas potongen, tempas ras rupa, terlebih ibas kerna pendahin pemeteh ras perlagu langkah ikut pe kerna sura-sura, kininggiten ras kemerhaten. Kerina kerna si e la banci ketadingen, emaka mekatep ikataken kegeluhen e mbue erbagena. Tapi ibas simbue erbagena e tentu adi banci min, dat pencarin ras bayak. Tambah sie rupa mejile erpangkat ka. Bagem situhuna sura-sura ibas kegeluhen enda. Tapi lit kange sierpengakap, pergeluhna cukup penengah saja. Kalak sibagenda pengakapna ras sura-surana em tandana la meganjang rukur. Maka lit sekalak sitergelar si Kurat. Rupana banci ikataken mejile, pemetehna meganjang pendahinna sikap. Jabatenna mejile ibas inganna erdahin eme ibas sada kantor Pemerintahen. Emaka jelma kerina sienterem erpengakap geluhna enggo menahang ras mehuli. Lanai lit sinanggelna, rumahna galang, motorna lit telu, sada ipakena, sada pakai ndeharana, sada nari ipake anakna. Belanja keperlun si wari pagi lanai mesera akapna encarikenca. Terlebih
ndeharana erdahin pebungabungaken duit, broker tanah ras berlian. Tapi ibas dempar sideban teridah kegeluhenna enggo lit persalihna. Paksana nai ia sekolah SMA denga, pendahinna muat gagaten nampati orang tuana tading i kuta kitik-kitik. Ia ikataken kalak, anak sierlagu, mejingkat man suruhen, mehamat ngerana, la jegir ras meganjang rukur. Tapi enca kegeluhenna enggo sikap e, enggo turah meganjang perukurenna. Igejapkenna maka ia enggo jadi kalak si mehaga. Piah enggo kisat ia erjumpaken kalak si mesera geluhna, bagepe kalak sienterem. Temanna ngerana enggo tersibar. Si nggit ia jumpa ngerana ras singgur eme kalak bayak ras kalak erpangkat. Sebab enggo iangkana ras iukurina, adi jumpa ia ras kalak simesera ras kalak sibiasa geluhna, ugape nandangken rugina saja ngenca datsa. Adi bage labo lit gunana, bagem atena. Emaka ulin akapna nggeluh nerap-nerapken bana. Adi reh kalak, temuena entah kade-kadena kurumahna, ndelekel atena, Pala teman-temanna erdahin ras sibanci akapna mereken keuntungen man bana, si bage maka sikap pengalo-ngalona. Anak kutana, si reh ndahi ia kurumahna mindo penampat erban gendang guro-guro aron, la banci see ku rumah. La italangina gerbang rumahna. Enca isungkunina kai
32
sura-surana, iberekenna penampatna sitik arah lepar gerbang nari. Bagem ibahanna. Ku kade-kadena si ndeher pe, erpilihen idahina. Sea kataken picet dahinna, ukurnape lanai ersuruh. Adi lit kerja-kerja, gatin pertamana ikirimkenna. Kerja ibas keriahen, nungkirken si sakit ras erceda ate, sekali-kali kal ngenca idahina. Tapi adi reh ia ndahi sada kerja, atena maka ia ialo-alo alu kehamaten simbelin. Keperlunna isikapken asa keperlun jelma sienterem. Ngerana labo asakai ia nggit. Tapi adi jumpa kenca temanna sisentudu akapna janah beluh nguwe-nguwe, banci ia maba bulung. Banci nggedang bual, cakapna labo lit sideban selain kerna kinibayakenna. Taneh si enggo mbelang itukurna, rumah toko enggo lit piga-piga isewakenna, kebun kelapa sawitna pe mbelang anakna sekolah I Amerika ras Australia. Bagekape ikataken enggo lit hotelna I Medan ras Bungalow ingan ngadi-ngadi i Berastagi. Kerna laguna bage, enggo ngeteh jelma sienterem sinandai ia sibiak kade-kadena pe enggo erpengangka. Lanai lit piga sindahi ia kurumahna bicara reh kin pe ia kurang nge pengalo-ngalona ras labo diatena. Bage simedelus kal ia man tandangen erbanca metumbur akap kalak si reh. Lit saja rusur ibanna dalih maka ola ndekah jumpa ras ngerana. Sekali paksa enggo lepus ciger, man ia ibas sada restoren. So iarapna idahna sekalak dilaki setengah umur reh kubas kede e, erkadang kampuh ia. Dilaki e sibiak ia ermama. Minter perkuankenna. “Iah… ija nari kam endai mama, mari man kita,” nina “lit ndai kerja-kerja siman dahin,” nina dilaki e. “Uga dage mama? Pindo
nakandu?” “La padah… enggo ndai aku man bas kerja ah nda,” “Adi bage kai inemendu?” “Teh mbergeh saja!” Minter i pindo si Kurat inemen mamana e. Idudurkenna ka isapna. Ibas perjumpanna si rempet e, mehulikal ibanna, tapi adi banci min ndai ielukkenna, enggo me elukkenna. Mamana e pe situhuna labo merhat jumpa ras ia tapi uga ban enggo pesempek. Enca inem mamana the e ngerana ia. “Dat aku beritana, kam enggo ndekah erdahin. Jabatenndu pe mejile, pangkatndu pe enggo meganjang. Adi bage nina ukurku enggo me lit piga isampatindu kade-kadenta, entah kalak Karol ah gia?” Megiken penungkunen mamana, minter sambar ayona bagi sinebak akapna. Ndekah ia rukur la ngerana. Dungna ersumekah ia. “Kai kin situhuna sura-surandu maka bage enda penungkunenndu mama?” nina mulihken nungkun. “Labo kaipe sura-surangku bebere. Saja ngenca ban enggo ndekah kam erdahin, meganjang ka pangkatndu, ma enggo me lit pigapiga kade-kade tah kalak Karo isampatindu, bage saja ngenca ukurku.” “Oeee…. Adi kerna sie kepe katandu mama, e bagenda. Isepe labo lit kusampati, entah muat dahin bagepe mereken duit man asamna. Sebab aku pe nai nari erpala-pala muat dahinku enda, ise pe labo lit sinise ras nampati aku. Sada kape mama, Adi isampati kade-kade entah pe kalak Karo, bagi nampati biang kicat. Enca ia pulah, kita ikaratna. Emaka kisat aku nampati. Maka enggo tangkas man bandu mama, gundari enda zaman canggih, jaman maju. Lanai bo man ukuren sinikerajangen kalak, ajangta sajalah ukuri,” bagem nina 33
si Kurat ngaloi penungkunen mamana e. Sinik nari mamana e. Bage terantuk ku batu akapna pengaloi si Kurat. Lanai lit ia sumekah asa ia sirang duana. Bas persirangna si Kurat lawes nangkih motor sedanna, janahna pedalansa penungkunen mamana enggo jadi ingetten ras tangkelenna. Mamana pe bage, taren nimai motorna itepi dalin mbelin mulih ku kuta, la ia lupa pengerana si Kurat. Balosam mesera pe akap nande ras bapana si enggo metua nggarut-nggaruti ikuta, bagekape seninana simesera geluhna la ia nggit nampatisa, bagem jadi ukurna enggo njajat pengelako cakap si Kurat. Agakna erkelang sebulan enca sie, reh Bengkilana i kuta nari njumpai ia i rumahna, paksa e rembang ia i rumah, minter alo-alona bengkilana e. Bengkilana e kalak bujur ras mejingkat. Tersinget pe ia kalak si mehamat simeteh ras nggit ngelakoken adat. Emaka rusur sabat dahinna pengelako usur ndahi kerja. Runggun si gulut pe adi enggo ikut ia ije banci dung. Ngerana ibas kerja-kerja ras ibas perpulungen beluh kali a. Emaka enca ercakap entisik ersinget-singet kujah-kuje, nungkun si Kurat man bengkilana. “Enggo nggedang bualta Kila, situhuna kai nge sura-surandu maka aku jumpaindu, tentu lit nge…. Sebab la pernah kam reh,” nina. “Bagenda…..permen, ertenah impalndu anak seninangku i Bandung nari. Nina ibas bulan nguda sireh enda mengket rumah ia. Ate kami berkat duana ras bibindu. Enggo pe pulung-pulung kami duit man ongkos erkapal, tapi la akap kami bias. Emaka sampatindu kami,” nina bengkilana. Bage sierdeping kal akap si Kurat megi pemindon bengkilana e. Enggo bage lambe ni uak e ayona, sebab
pemindon sabage eme akapna pantang belinna. Kuterape akapna lanai teng-teng, adi ibere rugi akapna, adi lang mbiar ia ceda perkade-kadenna. “Ibas sibage em kari erbanca akapndu aku la tengteng kila. Situhuna adat ndahi kerja-kerja ibas kalak Karo e ngguluti ras nusahi ngenca. Banci pengelako ndahi kerja-kerja lanai erdahin. Sada kape kerja-kerja kalak Karo e enggo ketadingen jaman, enggo kolot. Ngkeriken ngenca, gunana ras ulihna labo lit. Enda me kap, tarundu usur ndahi kerja-kerja sabat dahinndu. Seh paksana kam perlu, lalit ongkosndu. Kam sindahi kerja, aku ka iban ndatkenca ras mabasa. Ma mberatsa kuakap bage? Bage gia ula kitik ukurndu kila, terjeng Rp.20.000,- banci nge kubereken,” nina si Kurat man Bengkilana. Erkadiola kal bengkilana njumpaisa. Sedak kal akapna, cedar as menek kal atena pengerana si Kurat e. Enggo kudiges perkundulna. “Adi bage…. Enggo kueteh, enggo kueteh permain. Bujurkal kam, sehat-sehatlah kam, la padah aku sampatindu,” nina Bengkilana iherna lawes nadingken rumah si Kurat. “Pola enda pola gandagandaan,” nina kuan-kuan siantusenna pengindo enda langa tandaan. Mbue dalan-dalanna ku sijore, mbue kange dalanna erbahan bene. Tambah warina tande bulanna seh kutahun. Dua tahun nari si Kurat enggo pension. Ndele kal atena ngukurisa latehna kai dahinna adi enggo ia pension. Lit ibegina beritana maka lanai dekahsa ibahan pemilihen walikota nggantiken walikota si enggo seh waktuna erdahin. Nuhit ras mutuk kal ukurna jadi singgantiken 34
walikota e. Kuliting ras kuliper naring ia, kujah kuje njumpai pigapiga sierdahin mindo kai saratsaratna jadi walikota. Ketua DPR pe ijumpaina rusur guna ercakap-cakap ras petandaken bana. Adi ibas perluna la iakapna dalih pedarat duit mbue pe maka erdalan ukurna e. Enggo datsa binduna, banci ia jadi calon sada partai kitik-kitik bagem gelah ia ikut jadi calon, partai sikitik eme irapatina ras igunakenna. Epe…. Maka ia banci jadi calon, arus mereken duit man partai e. Sarat si iperluken enggo dung ipesikapna, janah enggo isehkenna ku Sekretaris DPR. Enca bage sarat ipesehna e i periksa DPR, maka banci lepus ras ibaba ku Gubernur harus ka pedarat duit. Ibas kantor Gubernur pe maka banci lepas isehken ku Jakarta pedarat duit ka. Enggo ratusan juta ia ngamburken duit guna sie. Emaka enggo terdaya rumah tokona dua. Tiap wari enterem temuena, sebab iteh kalak ia calon Walikota, ibas partai gadung nari, partai kerbau bagepe ibas parati tengkuluk nari kerina nggit nampati tapi harus ibere duit. Lit ka si enggo ibentukna eme tim sukses gelarna. Tim sukses enda lit dua puluh kalak. Kerina ngaku nggit erdahin maka ia banci iajuken sienterem jadi Walikota. Siperlu man jumpan, ia njumpaisa. Tapi ujung-ujungna tim sukses enda pe arus ibere duit tiapna erdahin. Nina man bana maka banci sukses (menang) 15 kalak anggota dewan arus ibereken 30 juta sekalak. Uang mukana arus 10 juta lebe, enca dung pemilihen, ibana iderisken. Erkiteken sie tambah ka duit siman buaten terpaksa ka idayaken bungalow I Berastagi. “Kam calon kuat, kam arapen mbelin menang emaka arus kam iban calon nomor sada, buat
duitndu 300 juta guna man berenken i Jakarta, eme man Sekretariat Negara, Departemen Dalam Negri ras man sindeher ku istana,” nina sekalak pegawai i pusat nari njumpai ia. Tuhu atena, iberekenna ….. enggo terdaya hotelna. Payo nge si Kurat calon nomor sada, dua kalak calon arah teruhna. Meriah kal ukurna adi enggo ia pagi jadi walikota, murah saja mbalikenca, bagem atena. Taapi ukurna la teneng, tiap berngi ia melawen tunduh ras ndeharana. Dengut-dengut usur ukurna. Mawen-mawen lanai diatena man, emaka kertang dagingna. Seh me wari pemilihen, ilakoken pemunguten suara ia ikut naksikenca. Debet-debet pusuhna, melimber akapna, merampen pernen matana. Enca enggo dung iban pemilihen … talu ia, tapi taluna ia mbue dua suara ngenca. Adi bage telu suara ngenca ngeluk la milih ia. Penasaren ia, minter ia lawes nadingken ingan pemilihen e. Lanai ia beluh ngukurisa sinaruhken ras ngarakken ia pe lanai lit. Bage pe lanai lit simerkuanken ia. Enggo gelap akapna doni enda la tehna nari kuja perdalanna maka tengteng. Erbulan-bulan ia enggo tertali-tali ras terlolah-lolah. Duit enggo pendus kinibayaken enggo keri ia la sahun jadi walikota ndeharana enggo lawes ngegah, anakna sisekolah i Amerika ras Australia enggo mulih erkiteken putus belanja enca bage enggo rusur ijumpaina jelma sienterem enggo nggit ia ngerana ras kalak mesera. Sung ku kede sienda, sung ku kede siah, sung ernen kalak ersatur, bagem rusur dahinna. Dahinna kukantor pe lanai ingetna enggo mela kal iakapna. Ise pe lanai nggit ras ia, kerina kalak meselu nandangi ia. Tuhu-tuhu 35
enggo ia medungu, tempa lanai lit ergana. Kerina laguna mbarenda enggo reh balasna man bana. Enggo mulihken ia jadi kalak mesera, utangna pe mbelang denga. Adi reh ia njumpai kalak, mata kalak ernen man bana ngerana ras ngaloi ia. Ikataken jelma sienterem ia enggo stress. Tak-tak cibal geluhna bali ras layam-layam sitangkai ndoli banci ilayamken tapi nambahi
mejinna.”Emaka mombak pe la kena tangkapen, tadingken pe la kena ulihen, bene pe lalit sindaramisa,” Oh…………simulih karaben………..adi kalak mulih ku rumah aku aku kuja mulihna……… TIM TENAH
TUKANG MAS
“TARIGANTA” Berdiri sejak 13-3-1952 (Alm Cingkes Tarigan Gerneng)
Berkat Doa dan Kehadiran Anda Insya Allah Kita Semua dapat berkah menabung sambil berhias Jl. Pasar Peringgan No. 10 Medan Telp. 4149039 Jl. Kapt. Bangsi Sembiring No. 116 Kabanjahe Telp. 323598 Jl. Perniagaan No. 32 Berastagi Telp. 91231 Jl. Letnan Mumah Purba No. 60 Kabanjahe Telp. 20678
Biak-Biak 36
Ituriken : Ngukumi Barus Karaben e. Kundul si Rukur idas kursina ngalaken meja inganna rusur nurat-nurat. Melenget melungun kal iakapna. Perukurenna enggo ndauh kal kabang-kabang mawang-awang ku datas langit si meganjang. Rempet sengget kali a. Tertatapsa sada gambar i dinding. Enggo bali akapna ras rupa ayo bapana si ndube, Kemuit akapna seliben matana ras babahna. Ije nungkun ia man gambar e nina. “Ise kin kam?” Nina gambar, “Aku kap gambar bapandu ndube anakku Rukur!” “Tapi bapangku ndube la nggit ergambar ngayaksa ia mate ibas tahun 1942, kenca piga-piga bulan Jepang njajah i taneh Indonesia enda. Sabab maka la ia nggit ergambar ntah igambar, erkiteken iakapna adi jelma enggo igambar, maka la na ndekah nggeluh, erkiteken minter kabang tendina. E maka nande pe nai kenca mate bapangku, maka ku bahan gambarna ibas tahun 1951, janah erkiteken enggo metua kali a, la nai ndekah kenca si e, ndatti bapa ia.” “Andiko anakku Rukur, gambarndu rehna ibas gambarku nari, ibas rupangku nari. Perdiateken gambar si ni tatap kam, inget-inget cubaken rupa bapandu ndube, ma seri iakap kam ras kam ibas kam enggo metua? Tapi labo rupana saja seri, tapi biak-biak (tabiat-tabiat) na, e pe ibas bapandu nari man bandu. Adi kin biak bapandu mekuit, e pe nusur kang man bandu. Adi kin lit biak bapandu erlagu lang, e pe nusur man bandu. Adi kin lit biak bapandu ngerampuk,
e pe nusur man bandu. Adi kin ia biak guru permamang, e pe nusur man bandu. Saja adi bapandu guru mehantu, banci nge kam jadi guru sekolah, entah jadi dokter tah perawat. Entah jadi perawat, Entah jadi pengarang. Adi kin bapandu jadi pande rumah nai, nusur man bandu, entah banci jadi insinyur bangunen. Adi kin bapandu pinangko, iah…. Jadi biak-biak bapa ras nande susur man anak. Sabab manuk anakana manuk, Adi kucing anakna kucing kang. Adi bungke rimbang isuan torah bungke rimbang, adi kecing isuan torah kang kecing.” Jenari rempet gambar e bagi biasa ka, Rukur ndekah si Rukur. Ipergermetkenna kerina deherdeherkenca, entah kade-kadena. Payo kal iakapna. Dungna nina sisada, “Adi arimo anakna pe arimo ka nge, Mbaruang tentu anakna mbaruang kang, Janah biak-biak seri ras sinubuhkenca ku wari terang enda.” Ije reh nina ukurna terdauhen, “Adi jelma perubat ibas jabu, adi bagi katana ndai tentu anakna pe pet kal rubati. Andiko si Anu, teptep wari ia rubat ras ndeharana, anak-anakna pe rubati rusur i tengah jabu, paksana man e pe. I tengah kesain pe rubati rusur ras anak si deban. I je si Mbaruang, ngerana nergangi rusur anakna pe bage ka, Kalak si caram ngerana. Labo iranakenna kalak ije ngerana ras silihna ntah mamana. Kalak si perjudi belin. Anakna pe nggit kal erjudi. Kepe nursur kerina janah kai idadap urang tua, e iakap anak merandal. Si perbinaga , anakna pe nggit kal usur erbinaga. Kalak perbola pe anakna pe pet kel erbola, 37
entah si lenga kal ndedah bola. Entah kalak perlandek, anakna pe perlandek. Adi la bege biak nandena ibuatna. Endam kepe biak-biak geluh enda. Seh kalak perempoempo anakna pe bage. Adi la anakna, nursur ku kempuna. Entah kari anakna diberu tah kempuna diberu tersereh-mulih la erngadi-ngadi. Itadingken si Rukur meja inganna nurat, kundul ia ndeherken tingkap rumahna. Itatapna ndauh ku deleng meganjang. Ukurna mulihken ndauh-ndauh kal mampamamapa. Kerabenna nungkun anakna si diberu nina “ Kuga nge nai nini bulang, kalak beluh ntah kalak motu pa?” Reh nina si Rukur ngaloi anakna sidiberu e, “Adi kalak pantas kin kam, pantas nge aku. Adi kalak pantas aku, pantas nge nini bulangndu. Bage pe nini tudungndu. Adi kalak bodoh kin kam, aku pe kalak motu. Adi motu kau, tentu nini bulangndu pe bodoh. Rikut pe nini tudungndu. Adi biak-biak kalak jegir kin kam, aku pe bage kang. Nini bulangndu pe bage kang. Sabab gambar nini bulangndu e me kap aku. Janah kam kerina gambarku. bage nina bulangndu erkiteken nande ras nini tudungndu erkiteken nandendu. Biakku ras biak nandendu lit ibas kam kerina”. “La kuantusi katandu e bapa,” nina anakna e. “Tapi denggo iantusindu nge anaknku, maka adi idah kam kalak ngerana, ietehndu biak siapai ia, kam pe adi ngerana kam, minter itandai kalak aru ras nandendu seh ku ninindu.” “O bage kepe,” nina anakna. “Adi kuperdiateken deherdeher enda saja, payo kal nge kata
bapandu ena anakku,” nina ndehara si Rukur. “Perlagu anak si diberu pe lalit ibas urang tuana si dilaki ras sidiberu, bage pe anak sidilaki lit nusur perlagu langkah bapana ras nandena. Ibas kita kalak karo, lit kap ikataken kerna pirah. Pirah kai kin ia. Pirah perjuma, ku juma kin nge atena rusur. Kin pe ia enggo jadi kalak bayak entah pegawai tinggi, idaramina rusur jumana. Entah ise gia isuruhna ndahisa. Adi pirah pengerana-pengerana, arah e nge atena rusur muat nakan. Janah banci kang labo kai pe datca arah ngerana, tapi meriah kal akapna usur ndalan satur. Adi ia pirah perlandek-landek, beluh kali a minter ngendekken gendang. Pirah perende-rende pe, kena kal siakap adi enggo kenca ianggukna. Bage pe pirah sideban. Saja erkiteken pendidiken entah erkiteken mbiar pinangko nggit ia la nangko. Kalak si merawa pe, sip ia itokohi kalak sabap ingetna ndeharana ras anak-anakna, adi ku penjara ia, ndeharana ras anakna rate mesui. Kerna kebiasaen pe mesera kal perobahisa. Minem lampas ia ku kede, mesera nirangkenca. Kalak pengisap pe mesera kal iakapna nadingkenca. Bage kalak si nggit ngasak-ngasak baleng juma. Pengkilang-kilang ras penebu-nebu mesera kal ngajarisa maka robah. Emaka payo kal kata kuan-kuan kalak Karo nina, mbelang jumana, mbue pagena, nterem jelmana, mbue erbagena. E maka mawen-mawen bilang-bilang ate ngena ateta nembeh man kalak si la mehuli pirasatna, e kin pirasatna, bage kin biakna. E maka kalak si la tengka, iukim, gelah ola rusur ibahanna bage, Mbera robah ia.” “Payo kal.” nina si Rukur. 38
“Tapi bage gia kalak si jahat nge kena jahat, kalak si nebak nge kena tebak, kalak si nipu nge kena tipu, kalak si erbahan mehuli nge dat si mehuli. Lampas lawenna balasenna la ieteh. bage kin ibas
nggeluh enda,” nina ndehara si Rukur. Kenca ndekah ngeranai karaben nari seh enggo berngi, nakan pe enggo tasak, e maka man ia kerina (9-1-1988). Sibarem, Bujur.
ULINA GROUP Menyewakan dan menyediakan :
- SOUND SYSTEM - SHOTING VIDEO, PHOTO DIGITAL - PAPAN BUNGA - GENSET - SEPERANGKAT ALAT TRADISIONAL KARO - REPERASI ALAT ELECTRONIC (KHUSUS SOUND SYSTEM)
Bersedia di Panggil jadi Protokol Pesta Adat Karo sebagai Anak Beru juga melayani Konsultasi Adat Karo Alamat : DESA KACARIBU, KEC. KABANJAHE HP.081260997457, 0852755543279 Telp. 0628 – 323436 BANGSI SURBAKTI Pengusaha
PENDIDIKEN SI ERKUALITAS IBAS BUDAYA INSTAN Oleh : Drs. Eddi Surianta Surbakti, M.Pd, (Cd. Dr) ( Kabid Perencanaan Dinas Pendidikan Kabupaten Karo)
39
L
ong life education emekap sada kebenaren si iaminken man teptep jelma si meteh erti kegeluhen ras pendidiken. Tep-tep jelma perlu pendidiken, ngasa ndigan pe ras ija pa pe ia ringan. Pendidiken seh kel pentingna, sebab adi la erpendidiken manusia la banci erkembang ras banci tading arah pudi. Emaka pendidiken tuhu-tuhu iarahken gelah banci ngasilken jelma si erkarakter mejile,erkualitas ras beluh ersaing ras ka pe beluh ka erkolaborasi gelah nciptaken kegeluhen jelma si mejile. Zaman enggo brubah. Kerina jelma la nggit mesera. Jadina, ngelupaken proses tapi merhat ndatken hasil si pedas. Apai nari ka negara si etos kerjana kurang bagi indonesia. Perbahan si e budaya instan masuk ku tep-tep kegeluhenta. Nggeluh ibas zaman modern bagi gundari enda kai pe banci si buat alu menahang, ras pedas, teknologi erbahan kita jadi kalak perkisat. Merhat ngerana ras kade-kade si ringan i ingan si ndauh, banci, tading buat telepon, ntah pe buka internet. Merhat nukur-nukur ntahpe man i restoren, tapi kisat ndarat, tading pesan lewat telepon entah pe tukur ka lewat situs, merhat ngirim sen, nggalar listrik, kartu kredit,nukur pulsa, lanai padah mesera ku bank ntah pe ATM. Kerina banci i lakoken alu telepon. Man diberu si merhat gedang bukna, lanai padah mesera nimaisa ngasa erbulanbulan, tading nimai setengah jam ngenca enggo banci gedang alu “ hair extension “, buk enggo gedang bagi ukurta. Sentabi, jelma enggo ersibukna. Kisat ngelakoken hal si banci erbahan geluhna mesera. Atena gelah pedas, salah kin?, asa banci denga ngikuti hukum alam, instan enda sah-sah saja nge. Nggeluh si mehuli ras sukses emekap nggeluh si
pas ras proses ntah pe perdalan alam. Ngayak level tertentu teknologi enda banci nge si pakai, gelah lampas ndungi dahin si pas ras perdalan alam. Kemjaun teknologi ras tuntuten zaman, erbahan kita ndatken hal si pedas. Tapi labo asal pedas saja. Mutu arus tetap i perdiateken. Page si 100 wari maka iperani mejile hasilna, naruh manuk si ipedemi indungna 21 wari maka naper, alu la er rindung manuk tapi alu teknologi, naruh manuk jadi anak manuk si enggo naper jadi anak manuk ibas waktu 21 wari, tapi adi kita merhat erbahan meter perdalinna naper manuk, contohna 10 wari ngenca labo anak manuk si dat, tapi naruh manuk si enggo baruken. Inget! Lit si banci ipercepat lit ka si lang. arusna si banci ipercepat hasilna arus lebih mejile. Jadi, pedas, mehuli, ras ermutu arus erdalin ras-ras. Sayangna, si terjadi la banci bagi si iarapken, ndatken sada hal alu nukah erbahan jelma lanai nggit latih erdahin. Lanai nggit ndalani “proses” siarusna, entahpe kisat. Si penting meter! Ermutu tah pe lang, e.. urusen arah pudi. Proses la penting, sipeting seh sura-surana. Si parahna virus enda ndai enggo ngkenai tep-tep bagin kegeluhen, merhat Jadi alu cara si instan. Dungna enggo melala kalak korupsi, ergelar palsu, nukur skripsi, ijazah aspal, lulus asal-asalen. Meter bayak alu cara nggandaken serpi, ras sidebanna kerina. Adi kin tuhu
40
mberat,membosanken, ras ketadingen zaman engkai maka kita arus ermutu? Adi lit nge cara si meter gelah ndatken hasil, engkai maka la i cuba? Kelanjutenna, gundari enda enggo terjadi pergeseren nilai ibas jelma sienterem. Jelma enggo mbue si ersifat egois ras si pastina ngelecehken hak jelma si deban, gelah banci ndatken keberhasilen, jelma lanai mbiar-mbiar mbuniken jelma sideban. Si ngerina ka “ budaya instan “ enda enggo ngkenai sebagin guru si atena ndatken gelar sarjana alu cara mesunah gelah banci ikut sertifikasi guru ras ningkatken jabaten. Si buat sada contoh misalna arah hasil diskusi alu piga-piga jelma si pendahinna tenaga kependidiken si sangana ngurus ijin ngajarna., ku sungkun, “ kuja atendu ngelanjutken S-2 ndu pak…?” reh nina ngaloi “ ku ingan si gelah banci lampas tamat saja pak…swasta si banci lampas tamat…” bage nina. Cuba si bayangken adi tenaga kependidiken enda ndai njabat sada jabatan si penting, kai nge kari si ilakokenna? pastina, “ gelah lampas bayaklah pak…”. Pendidiken si cenderung i bisnisken. Rehna erbagai cara ngarah ku pelanggaren etika Akademik si ilakoken perguruan tingginta gelah banci njuarai persaingen, nuduhkensa kita maka pendidiken gundari enda ipake jadi “ Ajang Bisnis”. Pola promosi si mereken hal si mesunah ras eriming-imingken luah emekap sada gambaren maka perguruan tinggi enda ndai banci ncedai pendidiken,kerna masyarakat enda dung na lanai bo kuliah gelah ningkatken kualitas diri, tapi gelah ndatken gelar man prestise. Kondisi pendidiken tinggi gundari enda enggo cukup memprihatinken. Lit ka PTS/LPTK si ncetak guru si ngelupaken perdalin
pendidiken. Nca lit ka LPTK si jadi mesin pencetak serpi ngenca, labo ngasilken lulusen si erkualitas. LPTK enda ndai mbuat kesempaten sertifikasi guru gelah banci ngeraup muat keuntungen si galang. Alu manfaatken “ budaya instan” si enggo ngerasuki sebagin gurunta. Produk lulusen LPTK si perdalin pendidikenna asal-asalen ras akalakalen, enda ka pe banci ngalalken kerina cara gelah banci merekrut calon mahasiswa si melala, alu promosi si maun-maun njebak alu erimingimingken luah si mejile. Enda nge si ikataken gambaren pendidiken ermutu? Lit ka perguruen tinggi si mainken nilai gelah banci ngelulusken mahasiswa si la lulus ntahpe banci ikataken IP/IPK nasakom. Emaka lulus alu angka paspasen situhunna mahasiswa enda ndai la lulus. Si parahna ka lit ka sada LPTK si ngelaksanaken ujian meja hijau alu enterem, ija skripsi ibagiken ku calon sarjana, tapi piga-piga menit ngenca nandangi ujian, ras si menakjubken ka emekap calon sarjana enda ndai emekap sekalak guru. Ibas si enda kerina pihak arus ngelakuken instropeksi diri gelah banci mbereken pelayanen si erkualitas. Kopertis, arus ersikap tegas mbereken ukumen man PTS si ngelanggar peraturen ras ngesosialisasiken aturen si la banci ilanggar PTS, apai ka perguruan tinggi enda emekap LPTK si karina ncetak pendidik. Pengelola pendidiken arus ka ngadiken kerina langkah si ngelanggar peraturen. Kunci pengawasen enda secara ertahap i tan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor, ras Ketua Yayasan. Banci si bayangken kai si terjadi i sekolah-sekolah adi sekolah enda kerina i dumi guru “sarjana naga bonar”. Kai kin si banci ilakoken ibas mbangun 41
karakter siswana gelah banci ersikap si mehuli? Sedangken ia saja la meteh sikap si mehuli. Mutu pendidiken si idambaken ibas negara si kelengi enda labo ngenca “nipi”. Emaka arah tulisen enda penulis ngataken ku terkususna LPTK si enggo terlanjur mbisnisken institusina, ras erperan ibas nciptaken “budaya instan” man guru-guru alu dalih gelah banci mbantu guru ibas dumi persyaraten sertifikasi guru gelah ertobat ras mulihi ku perdalin si mehuli. Lalit kata melawen, ertobatlah! Man guruguru mari ras-ras kita ngerenungken
mulihi hakikat mendasar si terkandung ibas pendidiken enda, emekap mbentuk “ karakter” gelah la kita terjebak alu kepentingen si waktuna sementara gelah banci saja ndatken gelar sarjana ras banci ka ngikuti sertifikasi guru, tapi segedang geluhta si nanami rasa ersalah. Man pemerintah enggo saatna mbereken perlakun keras man perguruan tinggi si “ Gutul”, janah rah hukumen si e maka anak-nakta generasi penerus banci ngergai arti proses ibas kegeluhenna. Mejuah-juah...
Special
BEBEK SUMBUL Bukan B. Biasa Jl. Jamin Ginting Sumbul, Kabanjahe Telp. 0628-323844 Cabang Medan Jl. Jamin Ginting Km, 14,5 Simpang Gardu Dekat Hairos Indah Pancur Batu – Medan Layanan Pesan – Antar Kartika Sari : 08137661166 Arsad Sas Lingga : 081362384878
Asal Ras Jadina Kalak Karo
S
eh ngayak gundari langa ieteh payona ija nari asal rehna ras jadina kalak Karo, bagekape erti silit ibas kata Karo e. Em dalinna
maka lit piga-piga kalak Karo si enggo meganjang pemetehna nggit ertutus ate ndarami, nungkuni bagepe nggar-gari, ija nari kin 42
situhuna asal kalak Karo e, kai ertina rs ndiganai mulai enggo lit. Tapi anem bagepe langa kabo teridah terombo si tangkas mereken kiniteken ras man gelemen man kalak Karo, terlebih lalit tersinget turi-turin terombo entah pe pustaka sini tadingken nininta siadi sibanci man ogen ras man pergemeten kalak Karo si erpemeteh. Lit nge tuhu sitersinget ras singataken maka kalak Karo e rehna ibas gelar sada Kerajaan Simbelin si enggo pernahj lit kira-kira ibas tahun 1593 eme siigelari Kerajaan Haru. Nupung si e Kerajaan Haru mbelang kuasana mulai I perbalengen Kerajaan Siak nari she pe ku Sungai Wampu. Tapi erkiteken Kerajaan Haru enda talu erperang ras Kerajaan
Acih, emaka rakyatna enggo marpar lit ku Asahen, ku Simalungun, ku Singkel, ku Pak-pak, lit ka ku Acih (Alas-Gayo). Sitading ibas ingan kalak Karo sigundari eme Karo Gugung, Karo Timur ( Simalungun), Karo Baluren (Dairi), Karo Acih, Karo Jahe ( Deli ras Serdang), Karo Bingei (Bahorok- Langkat) eme sinigelari kalak Karo. Bagem silit tersinget, tapi kerna sie perlu denga terdauhen isik-sik ras ipelajari alu pemeteh simeganjang, maka banci dat situhuna ras sipayona. Kerna sie perlu ras mbelin gunana maka ola dat turi-turin si la payo si banci erbahan sinursur kalak Karo pagi ikut pakpak ngelakokenca.
RUBRIK KAMUS KARO: MEI 2011 Arap Arih Arimo Arip Arihi sendok. Aru ate Arui arsik
: : : : :
Harap Musyawarah Harimau Kelelawar Mengambil air tajin nasi yang sudah mendidih dengan
: Khawatir : Ikan dibusukkan beberapa hari (direndam garam) baru di
Kuan-kuanen Artinya :
: Bagi jelma la erpengulu. Sifat seseorang yang tidak dapat dibina. Berbuat semaunya saja. R. Sinubulan Ex. Guru SD Masehi 3 Kabanjahe
43