Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua Andi Sahati, Lilies, Muhammad Jamhari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan dalam Penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA siswa Kelas V SDN 3 Ogotua. Hal ini di sebabkan penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang membangkitkan kreatifitas belajar siswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Ogotua melalui pendekatan kontekstual. Rancangan penelitian ini mengikuti model Kemmis oleh MC Tanggart yang dilaksanakan 2 siklus yang masing-masing terdiri dari 4 tahap yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Penelitian ini di laksanakan di kelas V SDN 3 Ogotua dengan jumlah 30 orang siswa. Pengumpulan data di lakukan dengan pemberian tes akhir tindakan dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa pada setiap siklus. Pengelolahan data dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan perolehan yaitu tes awal dengan skor daya serap individu 59,33% dan ketuntasan klasikal 23,33% siklus 1 skor daya serap individu 66% dan ketuntasan klasikal 76,66%, siklus 2 skor daya serap individu 85,3% dan ketuntsan klasikal 90%. Peningkatan daya serap individu dan ketuntasan belajar klasikal membuktikan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Ogotua. Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Pendekatan Kontektual (CTL). I. PENDAHULUAN Sampai saat ini persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan terus dilakukan, mulai dari berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, pengandaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, sampai dengan peningkatan mutu manejemen sekolah. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang diharapkan (Ahmadi, dkk. 2004) Peningkatan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, terutama bagi guru SD yang merupakan
206
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat bersaing di zaman yang semakin cepat perkembangan teknologinya. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sangat berperan dalam proses pendidikan dan perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Semiawan, 1998). Kurangnya minat siswa pada pelajaran IPA karena proses metode dan model pembelajaran tidak bervariasi. Hal tersebut mengakibatkan masih banyaknya siswa mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal di SDN 3 Ogotua. Nilai KKM mata pelajaran IPA kelas V adalah 65. Dari 30 siswa ada siswa yang nilainya masih di bawah KKM yaitu 45 sebanyak 6 orang, 55 sebanyak 4 orang, 60 sebanyak 2 orang, 65 sebanyak 2 orang. Hal tersebut menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas. Untuk mengetahui mengapa prestasi belajar siswa tidak seperti yang di harapkan guru harus merepleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa terhadap pembelajaran IPA. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peniliti menganggap perlu mengangkat pembelajaran yang mampu memberikan perubahan secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kontekstual atau contextual teaching learning (CTL) yang banyak melibatkan siswa dalam penerapannya. Sehingga siswa merasa lebih tertantang dan lebih mengenal IPA dengan baik melalui tahapan-tahapan pembelajaran kontekstual. Rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Ogotua pada mata pelajaran IPA disebabkan kurang aktifnya siswa di dalam kelas berdasarkan pengalaman
207
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X dari guru kelas V SDN 3 Ogotua sesuai hasil observasi dan penelitian bahwa berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pemberian tugas-tugas, pemberian kuis dan tanya jawab dikelas tetapi belum mampu mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains tersebut. Apabila rendahnya hasil belajar siswa ini terus berlangsung, maka mutu pelajaran di sekolah tidak sesuai harapan masyarakat dan pemerintah. Maka penulis melakukan penelitian dengan judul : “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui pendekatan kontekstual (CTL) pada perubahan sifat benda siswa kelas V SDN 3 Ogotua. II.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penilitian tindakan kelas partisipan yang artinya
peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian. Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas 4 tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Diagram alur penelitian tersebut ditunjukkan pada gambar 1. 0. Refleksi Awal 1. Rencana Tindakan 2. Tindakan I 3. Observasi I 4. Refleksi I 5. Rencana Revisi I 6. Tindakan 2 7. Observasi 2 8. Refleksi 2 a. Siklus 1 b. Siklus 2 Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis Mc Taggart.
208
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Penelitian ini dilaksanakan dikelas V SDN 3 Ogotua, dalam hal ini yang menjadi subjek adalah seluruh kelas V dengan jumlah siswa 30 orang, yang terdiri 16 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Penelitian ini beberapa faktor yang akan diselidiki yaitu: 1) Murid: faktor yang diselidiki adalah hasil belajar dan tingkat aktivitas murid dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan kontekstual (CTL). 2) Guru: faktor yang diselidiki adalah aktivitas proses pembelajaran kontekstual (CTL). Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantatif, data kualitatif yaitu data tentang aktivitas guru dan siswa, yang akan diekspresikan secara alami, data kemampuan siswa dalam mengerjakan tes. Sedangkan data kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar dengan penggunaan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN 3 Ogotua. Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung, adapun tahap-tahap analisis data kualitatif yaitu: 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, 3) verifikasi data (penyimpulan). 1.
Mereduksi data Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data yang telah diperoleh dari awal sampai akhir pengumpulan data.
2. Menyajikan data Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data secara sederhana, sehingga mudah untuk menarik kesimpulan. 3. Verifikasi (penyimpulan) Tahap ini dilakukan untuk menarik kesimpulan, berdasarkan data yang diperoleh pada tahap penyajian data, data hasil aktifitas guru dan siswa yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk prsentase dihitung dengan menggunakan rumus: Persentase nilai rata-rata (NR) = jumlah skor yang diperoleh x 100% Skor maksimal
209
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X 90% < NR < 100% Sangat baik 70% < NR < 90% Baik 50% < NR < 70% Cukup 30% < NR < 50% Kurang 0% < NR < 30% Sangat kurang Untuk menganalisis data kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut : 1. Daya serap individu Daya serap individu = Skor yang diperoleh siswa x 100 Skor maksimal tes
Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika persentase daya serap individu adalah 65%. 2. Ketuntasan belajar klasikal Tuntas belajar klasikal = Banyaknya siswa yang tuntas x 100 Jumlah siswa keseluruhan Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar secara klasikal, jika ketuntasan klasikalnya minimal 80%. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Sebelum Tindakan Sebelum
penelitian
dilaksanakan,
penelitian
mengadakan
studi
pendahuluan pada hari kamis tanggal 23 Oktober 2014, kegiatan yang dilakukan pada studi pendahuluan adalah mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah bersama guru wali kelas V SDN 3 Ogotua. Dalam pertemuan tersebut peneliti menyampaikan makud untuk melakukan penelitian di sekolah sekaligus tempat peneliti mengajar, Kepala Sekolah menunjuk salah satu guru teman sejawat untuk membicarakan rencana selanjutnya. Tes awal dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 Oktober 2014. Tes awal diikuti oleh 30 orang siswa kelas V SDN 3 Ogotua. Soal tes awal dapat dilihat pada lampiran I, dan hasil analisis tes awal dapat dilihat pada lampiran 1, dan hasil analisis tes awal dapat dilihat pada lampiran 2. Dari hasil tes pra
210
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X tindakan diperoleh siswa
dengan skor daya serat individu
59,33 %
dan
ketuntasan 23,33 %, dari 30 siswa yang mengikuti tes, hanya 7 siswa yang tuntas belajar. Hasil tes awal digunakan untuk pembentukan kelompok belajar, karena dari 30 siswa memiliki tingkat kemampuan akademik yang berbeda, maka untuk pembagian kelompok belajar dilakukan dengan menggabungkan siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Deskripsi Data Tindakan Siklus I Observasi terhadap aktivitas siswa dan guru dilakukan pada saat pembelajaran
berlangsung. Guru yang
ditunjuk sebagai
observer
untuk
mengamati aktifitas siswa dan guru dengan menggunakan lembar observasi yang
telah
disediakan. Dari observasi
yang
dilakukan selama
proses
pembelajaran dapat dilihat pada indikator yang diamati aktivitas siswa adalah - Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. - memperhatikan materi penjelasan diberikan oleh guru. - Menjawab pertanyaan guru atau bertanya. - Duduk dalam kelompok masing – masing. - Kekompakan siswa dalam kelompok. - Kemampuan siswa dalam berdiskusi kelompok. - Mengerjakan
LKS dan saling membantu
sesama kelompok dan
memecahkan masalah. - Kemampuan siswa
dalam
menyampaikan kesimpulan dari
hasil kerja
kelompok. - Menanyakan hal yang belum dipahami. - Membuat kesimpulan. - Mengerjakan soal secara individu
211
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Tabel 1. Hasil Observasi kegiatan Siswa Siklus I Hasil Indikator N
Nama
o
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jumla
Jumlah
Presentase
h
Skor
Nilai Rata-
Skor
Maksim
rata
al 1
A
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
28
44
63,6%
2
B
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
28
44
63,6%
3
C
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
28
44
63,6%
4
D
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
28
44
63,6%
5
E
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
29
44
66%
6
F
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
26
44
59%
7
G
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
28
44
63,6%
8
H
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
28
44
63,6%
9
I
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
10
J
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
11
K
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
28
44
63,6%
12
L
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
28
44
63,6%
13
M
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
14
N
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
28
44
63,6%
15
O
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
28
44
63,6%
16
P
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
17
Q
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
18
R
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
19
S
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
20
T
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
30
44
68,18%
21
U
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
22
V
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
26
44
59%
23
W
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
26
44
59%
24
X
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
30
44
68,18%
25
Y
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
26
Z
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
30
44
68,18%
27
AB
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
30
44
68,18%
28
CD
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
30
44
68,18%
29
EF
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
30
GH
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
29
44
66%
212
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Berdasarkan hasil kegiatan observasi kegiatan siswa pada siklus I secara umum
aspek yang diamati menunjukan bahwa aktivitas siswa dalam
pembelajaran dalam kategori cukup. Sehingga pada siklus I dapat diperoleh dengan jumlah siswa 30 skor yang tertinggi 30 dengan skor ideal 44 dan presentase yang diperoleh 68 % maka dari hasil tersebut dalam kriteria cukup. Tabel 2. Hasil Observasi kegiatan Guru siklus I Penilaian Tahap
Aspek yang diamati
1
2
3
4
Pendahuluan - Memberikan motivasi pada siswa
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
- Memberikan pertanyaan pada siswa
Kegiatan inti - Secara klasikal menjelaskan materi - Mengatur siswa dalam kelompokkelompok kecil
- Menyampaikan materi pembelajaran
- Membagi LKS pada setiap
kelompok - Membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami
213
Ket
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Penutup
- Menyimpulkan materi serta memberikan penguatan
- Memberikan tes individu pada siswa Jumlah skor
6
27
33
Jumlah skor maksimal
48
Presentase nilai rata-rata
68,75%
Berdasarkan hasil kegiatan observasi kegiatan guru pada siklus I yang disajikan pada tabel 1 beberapa aspek sudah baik namun ada beberapa aspek yang masih dalam kategori cukup. Siklus I skor yang diperoleh sebesar 33 dari skor ideal 48 sedangkan presentase yang diperoleh sebesar 68,75 %. Dengan demikian, hasil observasi guru pada siklus I masih kategori cukup. Hal ini disebabkan masih banyak kegiatan yang dilakukan oleh guru belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang diharapkan oleh model pembelajaran pendekatan kontekstual. Hasil Analisis Tes Evaluasi Siklus I Berdasarkan hasil analisis tes evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa hasil tes yang diperoleh pada siklus I yaitu skor tertinggi 90, skor terendah 50 daya serat individu 66 %, banyak siswa yang tuntas belajar yaitu 23 siswa dengan presentase ketuntasan belajar klasikal 76,66 % . Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil refleksi diatas, masih banyak kekurangan- kekurangan pada siklus I, dengan kata lain tujuan pembelajaran pada siklus I belum tercapai sesuai
dengan criteria ketuntasan
belajar, maka
peneliti
segera
melakukan perbaikan dan persiapan untuk melaksanakan proses pembelajaran pada siklus II dengan memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I.
214
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Data dan Tindakan Siklus II Tabel 3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Hasil Indikator
Jumla h Skor
N o
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB CD EF GH
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
35 35 36 35 37 33 35 36 35 37 35 35 37 35 35 37 35 35 37 37 36 34 34 37 35 36 37 37 35 35
Jumlah Skor Maksima l 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
Presentase Nilai Ratarata 79,5% 79,5% 81% 79,5% 84% 75% 79,5% 81% 79,5% 84% 79,5% 79,5% 84% 79,5% 79,5% 81% 84% 79,5% 84% 84% 81% 77,3% 77,3% 84% 79,5% 81% 84% 84% 79,5% 79,5%
Berdasarkan data hasil kegiatan observasi siswa pada siklus II diperoleh jumlah skor tertinggi 37 dengan skor ideal 44 dan presentase yang diperoleh 84%. Maka dari hasil tersebut masuk dari kategori baik, setiap kelompok sudah dapat bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Siswa lebih termotifasi untuk menjadi kelompok yang lebih baik.
215
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Tabel 4. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Tahap
Aspek yang diamati 1
Pendahulu an
- Memberikan motivasi pada siswa - Menyampaikan tujuan pembelajaran - Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari - Memberikan pertanyaan pada siswa Kegiatan - Secara klasikal menjelaskan inti materi - Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok kecil - Menyampaikan materi pembelajaran - Membagi LKS pada setiap kelompok - Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami Penutup - Menyimpulkan materi serta memberikan pengaturan - Memberikan tes individu pada siswa Jumlah skor Jumlah skor maksimal Presentase nilai rata-rata (%)
Penilaian 2 3 4
Ket
-
12
32
44 48 91,66%
Berdasarkan Hasil Kegiatan Observasi Guru pada siklus II diperoleh skor sebesar 44 dengan skor ideal 48 dan presentase yang diperoleh 91,66 % . hal ini menunjukan bahwa hasil yang diperoleh dari aktifitas guru pada siklus II dalam kategori
baik. Dengan demikian
kriterian
yang
ditetapkan dalam
penelitian tindakan kelas telah mencapai 90 % - 100% yang masuk dalam kriteria sangat baik.
216
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Analisis Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil tes siklus II, terlihat bahwa secara umum siswa telah dapat menyelesaikan soal tes akhir dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari
keberanian siswa dalam menanyakan hal-hal yang belum dipahami dan mengutarakan pendapat. Hasil yang dicapai pada siklus II menunjukan adanya peningkatan dibandingkan hasil belajar siklus II. Data yang diperoleh pada siklus II telah mencapai indikator kinerja yang diinginkan. Pembahasan Rendahnya hasil belajar pada siswa disebabkan karena dalam kegiatan belajar
mengajar
sehari-hari yang dialami siswa, metode yang digunakan
mengacu pada metode ceramah tanpa memperhitungkan hal-hal yang kontekstual yang lebih dekat dengan diri dan lingkungan serta pengalaman siswa. Oleh sebab itu peneliti mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan model pembelajaran pendekatan kontekstual. Berdasarkan hasil ketuntasan klasikal pada mata pelajaran IPA siklus II, maka perbaikan pembelajaran ini dianggap telah berhasil, dengan demikian perbaikan yang dilakukan pada kegiatan siklus II yang menguatkan pendekatan kontekstual ( CTL ) pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN 3 Ogotua. Berdasarkan penelitian Nidar (2012). Model pembalajaran konstektual (CTL) yang banyak melibatkan siswa dalam penerapannya. Sehingga siswa merasa lebih tertantang dan lebih mengenal IPA dengan baik melalui tahapan pembelajaran konstektual. Pendekatan
pembelajaran
konstektual
pada
perinsipnya
memiliki
kelebihan yaitu, melatih siswa menemukan idenya sendiri, membawah siswa dalam konsep pembelajaran yang nyata, mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang dipelajarinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka, meningkatkan kerja sama dan daya piker siswa sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru semata.
217
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X IV.
PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan banyaknya siswa 30 orang kelas V SDN 3 Ogotua dalam mempelajari perubahan sifat benda melalui pendekatan kontekstual, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Ogotua pada materi perubahan sifat benda, skor perolehan setiap tindakan adalah tes awal daya serap individu 59,33 % dengan ketuntasan klasikal 23,33 % , siklus I pertemuan I daya serap individu
60,66 %
dengan ketuntasan klasikal
66,66 % , siklus
I
pertemuan II daya serap individu 66 % dengan ketuntasan klasikal 70,66 %
dan siklus
II pertemuan I daya serap individu 70,1 % dengan
ketuntasan klasikal 80%, siklus II pertemuan II daya serap individu 85,3 % dengan ketuntasan klasikalnya 90 %. 2.
Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dengan mencapai 80 % pada siklus II sangat baik pada setiap aspek yang diamati terhadap aktifitas siswa.
3.
Melalui aktifitas guru mencapai 80 % pada siklus II sangat baik pada setiap aspek yang telah diamati.
Saran Berdasarkan hasil penilitiaan, maka peneliti dapat menjampaikan saransaran sebagai berikut: 1. Hendaknya dalam mengajarkan materi IPA tentang perubahan benda, guru menggunakan pendekatan kontekstual karena pada meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Hendaknya guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual pada materi yang lain karena dapat menumbuhkan kreatif siswa dalam menerima pembelajaran.
218
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Widodo Supryono. 2004. Psikologi Belajar, Rineka Cipta : Jakarta. Nidar. 2012. Pendekatan Kontekstual (CTL). Palu: FKIP Untad. Semiawan, C. 1998. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Indeks. Jakarta.
219