MENGUKUR KADAR VITAMIN C PADA BUAH SIRSAK (Annona muricata linn) DENGAN METODE IODATOMETRI Oleh Ika Wuri Mahdiasanti Prodi Analis Kesehatan-AAKMAL Malang ABSTRAK
Vitamin C adalah salah satu gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan. Buah-buah merupakan sumber vitamin C, diantaranya yaitu buah sirsak. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar vitamin C dalam buah sirsak dengan menggunakan metode iodatometri. Sampel yang di identifikasi yaitu buah sirsak yang sudah matang. Pada penelitian ini kadar vitamin C di analisis dengan metode iodatometri. Hasil analisis vitamin C pada buah sirsak segar yaitu 0,001% / 10 g. Kata kunci : vitamin C, buah sirsak, iodatometri PENDAHULUAN Di Indonesia, pengembangan perkebunan sirsak dirintis oleh PTP XXIII Randu Agung, Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur), pada tahun 1991/1992, dengan lahan seluas 400 hektar. Hasil panen sirsak dalam negeri antara lain diserap oleh pabrik jus sirsak, seperti Ultra Jaya dan ABC. Produksi jus sirsak berpeluang besar dijadikan komoditas ekspor ke pasar Internasional. ( Rukmana Rahmat, dan Yuniarsih Yuyun, 2001) Masyarakat memerlukan gizi yang cukup untuk dapat melakukan aktivitas seharihari. Kebutuhan gizi itu meliputi karbohidrat, lemak, protein dan vitamin. Salah satu vitamin yang banyak diperlukan oleh tubuh adalah vitamin C. Menurut Widya Karya Pangan Nasional NAS-LIPI, 1978, menyarankan mengkonsumsi vitamin C untuk anakanak dan dewasa antara 20-30 mg per hari, sedangkan untuk ibu hamil dan menyusui perlu ditambah 20 mg per hari. Vitamin C berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama buah segar. (Winarno F.G., 2002). Salah satu tanaman yang memiliki kandungan vitamin C tinggi adalah tanaman buah sirsak. Buah sirsak (Annona muricata linn) digolongkan dalam suku kenangankenangaan (Annonaceae). Pohonya kecil yang tingginya hanya mencapai kurang lebih 10 meter. Percabangannya rendah dan tidak kuat, sehingga mudah sekali patah daunnya bila diremas-remas mengeluarkan bau busuk dan menyentak hidung. Bunganya berbentuk seperti piramid, berwarna kuning muda, muncul berhadapan dengan daun. Bentuk buahnya tidak beraturan, kulit buahnya mempunyai duri-diri pendek yang lunak. Daging buahnya lembek, berair, berwarna putih dengan rasa asam-asam manis, bijinya banyak, berwarna hitam dan keras. (S.Sastrapadja, 1983) Vitamin yang paling dominan pada buah Sirsak ialah vitamin C, dimana senyawa tersebut berguna sebagai antioksidan alami di dalam tubuh, yaitu membantu tubuh untuk melawan berbagai macam radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh dan sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta memperlambat proses penuaan. Selain komponen gizi, buah Sirsak juga sangat kaya akan komponen non gizi, salah satunya ialah mengandung serat pangan (dietary fiber). Buah ini sering digunakan untuk bahan baku jus minuman (AKG, 2003). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar vitamin C pada buah sirsak (Annona muricata linn).
27
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan dari dari penelitian ini sebagai berikut : Adakah kandungan vitamin C pada buah sirsak (Annona muricata linn) ? Tinjauan Pustaka Tanaman Sirsak 1. Definisi Tanaman Sirsak Sirsak (Annona muricata linn), sebenarnya bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Namun meskipun demikian, tanaman sirsak mampu beradaptasi dengan baik di wilayah tropis Nusantara. (Rahmat Rukmana, 2001) Nama Sirsak itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda Zuurzak yang kuranglebih berarti kantung yang asam. Buah Sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 tahunan setelah ditanam. (S.Sastrapadja, 1983). Adapun tanaman sirsak (Annona muricata linn) berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis, terutama kawasan Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tanaman sirsak mulai banyak ditanam dikawasan Asia, diantaranya adalah Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Pada awal XIX, tanaman sirsak mulai dibudidayakan di Malaysia dan Indonesia. (Rahmat Rukmana, 2001) Kandungan buah sirsak tersusun atas 67% daging buah yang dapat dimakan , 20% kulit, 8,5% biji, dan 4% poros tengah buah, dari berat keseluruhan buah. (Joe, Wulan. 2012) 2. Taksonomi dan Morfologi Tanaman sirsak termasuk dalam tumbuhan menahun (perenial), berakar tunggang, berkayu keras, dengan pertumbuhan tegak lurus keatas (erectus) hingga mencapai ketinggian kurang lebih 10-15 meter, berbunga sempurna (hermaphrodite), serta buah sepanjang tahun (tanpa mengenal musim). (Rahmat Rukmana, 2001) Daun pohon sirsak berbentuk lonjong bundar telur sungsang, berukuran (8-16) cm × (3-7) cm,ujungnya lancip pendek, panjang tangkai daunnya 3-7 mm.
Gambar : 1 Daun Sirsak Bunga-bunganya teratur, 1-2 kuntum berada pada perbungaan yang pendek, berwarna kehijauan, panjang gagang bunganya sampai 2,5 cm, daun kelopaknya 3 helai, berbentuk segitiga, tidak rontok,panjangnya sekitar 4 mm, daun mahkota 6 helai dalam 2 baris, 3 lembar daun mahkota terluar berbentuk bundar telur melebar, berukuran (3-5) cm × (2-4) cm; lembar daun mahkota dalam berukuran (2-4) cm × (1,5-3,5) cm, pangkalnya bertaji pendek, benang sarinya banyak, tersusun atas barisa-barisan, menempel di torus yang terangkat, panjangnya 4-5 mm, tangkai sarinya berbulu lebat sekali, kemudian gundul. (Joe, Wulan 2012)
28
Gambar : 2 Bunga Sirsak Buahnya yang matang merupakan buah semu, berbentuk bulat telur melebar atau mendekati jorong, berukuran (10-20) cm × (15-35) cm, berwarna hijau tua dan tertutup oleh duri-duri lunak yang panjangnya sampai 6 mm, daging buahnya yang berwarna putih itu berdaging dan penuh dengan sari buah. Bijinya banyak, berbentuk bulat telur sungsang, berukuran 2 cm × 1 cm, berwarna coklat kehitaman dan mengkilap. (Joe, Wulan. 2012)
Gambar : 3 Biji Buah Sirsak Buah sirsak (Annona muricata linn) termasuk buah semu, daging buahnya lunak atau lembek, berwarna putih, berserat, dan berbiji hitam pipih. Kulitnya berduri lunak, tangkai buahnya menguning, aromanya harum, dan rasanya manis agak asam. Buah sirsak yang normal dan sudah cukup tua / matang mempunyai ± 500 gram, warna kulit agak terang, hijau agak kekuningan, dan mengkilap. Bentuk buah bagian ujung agak membulat dengan diameter ± 5 cm, diameter bagian tengah ± 7 cm, serta panjang buah ± 17 cm. Kerapatan duri maksimal 2-3 cm buah per 4 cm (diukur pada bagian buah yang durinya paling panjang), kekerasan daging buah empuk merata, rasanya manis atau manis asam segar, dan beraroma segar. (Joe, Wulan. 2012)
Gambar : 4 Buah Sirsak
29
Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman sirsak diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (berbiji tertutup) Ordo : Ranunculales Famili : Annonaceae (polycarpieae) Genus : Annona Spesies : Annoana muricata linn Secara morfologi, tanaman sirsak mempunyai tajuk berbentuk setengah lingkaran, dengan sistem percabangan yang mendatar dan rapat. Daunnya berbentuk bulat dan memanjang, berukuran besar dan lebar, dengan permukaan bagian atas berwarna hijau mengkilap (nitidus). Bunganya perigynis (dasar bunga berbentuk mangkok, letak daun-daun bunga dan benang sari lebih tinggi daripada letak putik). Adapun buahnya berukuran relatif besar dan berbentuk jantung, bundar, atau lonjong dengan permukaan yang berduri.
Vitamin C 1. Definisi Vitamin C Asam askorbat (Vitamin C) adalah suatu heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari. Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C, bila konsumsi mencapai 100 mg sehari (Sunita Almatsier,2004). Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vasculair endothelium. Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin. (Sunita Almatsier,2004). Vitamin C berada dalam kadar yang berbeda dalam berbagai sampel alam, makanan dan sediaan farmasi. Teknik ASA (Analisis Suntik Alir atau FIA, flow injection analysis) termasuk salah satu teknik analisis yang dirancang untuk antisipasi kebutuhan analisis cepat akibat meningkatnya beban dan frekuensi analisis. Deteksi secara fotometri dan elektrometri banyak ditulis dalam publikasi penetapan kadar vitamin C secara ASA. (Harjana. 2003). Vitamin yang paling sederhana, mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia. Struktur kimianya terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat. Vitamin ini merupakan fresh food vitamin karena sumber utamanya adalah buah-buahan dan sayuran segar. Tetapi dari beberapa vitamin dapat diketahui dari kepentingannya dalam membantu aktivitas berbagai enzim, misalnya banyak vitamin Bkompleks merupakan koenzim beberapa enzim tertentu yang terdapat dalam sel hidup. (Safaryani, 2007).
30
2. Nama dan Struktur a. Nama umum 1) Vitamin C Nama ini pertama kali diusulkan J. C. Drummond pada tahun 1920 untuk menamakan suatu senyawa yang dapat mencegah dan mengobati penyakit “scurvy”. 2) Asam askorbat Pertama kali diusulkan oleh Szent-Gyorgyi dan Hawort pada tahun 1933.
Gambar : 5 Struktur Vitamin C 3). Fungsi vitamin C Vitamin C berfungsi dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam jaringan tubuh. Fungsi fisiologis dari vitamin C ialah: a. Kesehatan substansi matrix jaringan ikat. b. Integritas epitel melalui kesehatan zat perekat antar sel. c. Mekanisme immunitas dalam rangka daya tahan tubuh terhadap berbagai serangan penyakit dan toksin. d. Kesehatan epitel pembuluh darah. e. Penurunan kadar kolesterol, dan f. Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi-geligi. (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000).
Penetapan Kadar Vitamin C dengan metode Iodatometri Metode yang paling sederhana dilakukan adalah menggunakan titrasi iodine. Vitamin C akan bereksi dengan iodine, untuk mengetahui akhir titrasi KIO3 dengan ditambahkan indikator amilum, titrasi berakhir dengan perubahan warna dari tidak berwarna menjadi biru. Perhitungan kadar vitamin C dengan standart KIO3 yaitu tiap 1 ml 0,01 N KIO3 ekuivalen dengan 0,0088 g asam askorbat. (state pharmacopeia, 1961) 1 Kadar Vitamin C (mg/100g) Vitamin C adalah vitamin yang larut di dalam air dan sangat banyak dijumpai pada tanaman sebagai L-asam askorbat dan sumber vitamin C di alam adalah buah-buahan dan sayur-sayuran. Vitamin ini sangat labil terhadap suhu dan oksigen (Padayatty et al., 2002 di dalam Cadenas dan Packer, 2002). Fungsi vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh, menghambat produksi nitrosamin (zat pemicu kanker), memperbaiki sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan gigi, gusi, pembuluhpembuluh kapiler, mencegah oksidasi lemak dan membantu penyembuhan luka (Carr dan Frei, 2002 dalam Cadenas dan Packer, 2002). Titrasi adalah suatu proses atau suatu prosedur dalam analisis volumetric dimana suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret kelarutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya, zat yang ditambahkan tepat bereaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titran dan biasanya diletakkan dalam Erlenmeyer sedangkan zat yang diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan dalam buret (Ika, 2009).
31
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan secara kualitatif. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui kadar vitamin C pada buah sirsak (Annona muricata linn) Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Yang menjadi populasi penelitian adalah buah sirsak (Annona muricata linn). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8 kali replikasi Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi eksperimental karena penelitian dilakukan dalam laboratorium dan diambil data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian. Analisa terhadap data yang terkumpul dilakukan secara deskriptif yang disertai dengan table, narasi dan pembahasan serta diambil kesimpulan apakah sampel mengandung vitamin C. Alat – alat yang digunakan antara lain; Neraca Analitik,Gelas Arloji,Erlenmeyer, Pipet Volume,Pipet Ukur, Buret, Statif, Klem, Spatula, Filler, Corong, Beaker Glass, Blender. Reagensia yang digunakan adalah Aquadest, Amilum 1%, KI 1%, KIO3 0.01 N, HCL 2%.
HASIL PENELITIAN Deskripsi Hasil Penelitian Berikut adalah data hasil Mengukur Kadar Vitamin C pada Buah Sirsak (Annona muricata linn). Table 1 Data Hasil Penelitian Ulangan sampel
Buah sirsak (g)
Titrat (ml) KIO3
Kadar vit C (mg)
Kadar vit C (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
10 g 10 g 10 g 10 g 10 g 10 g 10 g 10 g
12,4 13,6 13,8 14,0 13,3 13,1 13,3 13,0
1,0192 1,1968 1,2144 1,232 1,1704 1,1528 1,1704 1,144 ∑ 10,1432
0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 ∑ 0,008
Pada tabel diatas menunjukkan kadar vitamin C pada buah sirsak. Dengan data diatas dicari rata-rata jumlah seluruh sampel pada buah sirsak melalui rumus sebagai berikut : Rata-rata titrat (ml) KIO3 : Mean (X) =
= 13,3 Rata-rata kadar Vitamin C (mg) :
32
Mean (X) =
= 1,2679 mg Rata-rata kadar vitamin C (%) : Mean (X) =
= 0,001 % Pembahasan Pendapat ini pernah disarankan oleh Luh Putu Wrasiati, Amna Hartati, dan Dewa Ayu Anom Yuar, Vitamin merupakan senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan vitamin juga memiliki fungsi biologis yang lain bagi mahluk hidup. Berhubung vitamin tidak disintesa dalam tubuh maka vitamin harus ada dalam makanan agar dapat dikonsumsi dan dicerna oleh tubuh. Vitamin C telah banyak dikenal berkaitan dengan perlindungan terhadap flu, panas dalam, dan penyakit lainnya. Buah yang banyak mengandung vitamin C merupakan antioksidan kuat yang dapat melindungi DNA selular dari kerusakan akibat adanya suatu oksidasi. Vitamin C atau asam askorbat yang mempunyai berat molekul sekitar kurang lebih 178 g/mol dengan rumus molekul C6H8O6 yang berbenntuk kristal tidak berwarna, dengan titik cair sekitar 190-192OC, bersifat larut dalam air dan sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah dari asam askorbat itu sendiri. Vitamin C sangat sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Pada pH yang rendah vitamin C akan lebih stabil daripada dengan pH yang tinggi. Vitamin C juga mudah teroksidasi, terutama apabila terdapat katalisator seperti Fe, Cu, enzim askorbat oksidase, sinar, dalam temperatur yang tinggi. Askorbat dapat ditemukan dalam banyak buah-buahan dan sayur-sayuran (75). Buah-buahan dan jus jeruk, mengandung kaya sumber vitamin, terutama vitamin C. pada kebanyakan negara berkembang, pasokan dari vitamin C itu dapat ditentukan oleh faktor alam diantaranya factor musim (misalnya ketersediaan air, waktu, dan tenaga kerja untuk orang itu pengelolaan taman rumah tangga dan musim panen singkat banyak buah-buahan). Praktikum analisis penetapan kadar vitamin C dalam sampel dilakukan dengan menggunakan metode titrasi iodatometri (titrasi secara langsung). Hal ini didasarkan dari sifat vitamin C yang dapat bereaksi dengan iodium. Sampel yang digunakan pada saat praktikum yaitu buah sirsak (Annona muricata linn). Titrasi iodatometri dilakukan dengan menggunakan larutan amilum sebagai indicator. Sample yang ditimbang langsung dan diencerkan dengan menggunakan aquades. Proses titrasi dilakukan sampai larutan campuran yang terdapat dalam erlenmeyer berubah warna menjadi biru. Warna biru yang menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir dari titrasi itu sendiri atau sering disebut dengan titik ekivalen.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengukur kadar vitamin C pada buah sirsak (Annona muricata linn) didapatkan hasil bahwa Kadar Vitamin C pada buah sirsak yang diambil di kota Malang adalah 0,001% / 10 g. 33
Saran Dalam pelaksanaan ini peneliti perlu pengambilan sampel dari tempat yang berbeda dalam satu kota, agar diperoleh data yang lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA Angka Kecukupan Gizi untuk Acuan Pelabelan Pangan Umum, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta, 2003. Carr, A., B. Frei. 2002. Vitamin C and Cardiovascular Disease. In : Cadenas, E. and L. Packer. 2002. Handbook of Antioxidants. Marcel Dekker, Inc., New York : p. 147-166. Gambar biji sirsak : http://anggrekbulanputih.blogspot.com/2013/10/sirsak.html diakses 14 agustus 2014 Gambar buah sirsak : (http://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/10/manfaat-buahsirsak-dan-daun-sirsak.html diakses pada tanggal 12 april 2014 Gambar bunga sirsak : http://wwwenvdept-environmental.blogspot.com/2011/07 /tanaman-sirsak-pencegah-penyakit.html diakses 14 agustus 2014 Gambar daun sirsak : http://www.alamtani.com/daun-sirsak.html diakses 14 agustus 2014 Gambar struktur vitamin C : (http://www. id&q=struktur+vitamin+c&gbv= 2&sa=X&oi=image_result_group&ei=Ag&ved) diakses pada tanggal 12 april 2014. Harjana., Imam S., Muzakki., Sumardi dan Miftahul H., 2003, Sistem Analisis Suntik Alir Biamperometri Untuk Penetapan Kadar Vitamin C. Majalah Farmasi Indonesia, 14 (1), 276-278 Ika, Dani. 2009., Alat Otomatis Pengukur Kadar Vitamin C dengan Metode Titrasi Asam Basa, Jurnal Neutrino,1(2)166-167. Joe, Wulan. 2012. Dasyatnya Khasiat Sirsak Untuk Penyakit Yang Mematikan. Yogyakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka cipta : Jakarta. Padayatty, S.J., R. Daruwala, Y. Wang, P.K. Eck, J. Song, W.S. Koh,M. Levine. 2002. Vitamin C: From Molecular Actions to Opti-mim Intake. In : Cadenas, E. dan L. Packer. 2002. Handbook of Antioxidants. Marcel Dekker, Inc. New York. p. 117146. Rukmana, rahmat dan Yuniarsih, Yuyun 2001. Usaha Tani Sirsak. Yogyakarta Safaryani, N, Haryanti, S dan Hastuti D.E., 2007, Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli (Brassica oleracea L), Buletin Anatomi dan Fisiologi, XV (2), 40 Sediaoetama, Djaeni Ahmad.1985. Ilmu Gizi State Pharmacopeia of the Soviet Socislist Republics IX,. 1961. Moscow, p 27 Sunita, Almatsier, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta ,Gramedia Pustaka Utama Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia, Jakarta
34