Melangkah Bersama Mencerdaskan Bangsa
BANK INDONESIA SOCIAL RESPONSIBILITY 2009
Ulasan Tema
“Melangkah Bersama Mencerdaskan Bangsa” “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya” (Pasal 9 Ayat 1 UU No.23/2002 tentang Perlindungan Anak )
pertimbangan yang kontekstual baik di tingkat nasional maupun internasional. Di tingkat nasional, kepedulian terhadap kemajuan bangsa dilakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas generasi bangsa agar masa depan bangsa lebih cerah dan tercapainya tujuan pembangunan nasional. Sedangkan di tingkat internasional bertujuan agar Indonesia dapat berperan lebih besar untuk kemajuan dunia.
B
ank Indonesia sadar, bantuan ini tidak mungkin mampu membuat seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati kemajuan pendidikan, akses peningkatan ekonomi dan pemenuhan fasilitas kesehatan yang layak. Namun, setidaknya Bank Indonesia telah ikut berbuat untuk melangkah bersama mencerdaskan bangsa. Seiring dengan berjalannya waktu, Bank Indonesia telah membuktikan kesungguhan dan komitmennya dalam menjalankan filosofi “Ikut Serta Memupuk dan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Dengan ikhlas dan tulus, Bank Indonesia turut membantu memajukan bangsa ini, baik secara ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan dalam kehidupan sosial serta budaya. Kepedulian terhadap kemajuan bangsa, bukan saja merupakan usaha yang mulia seperti usaha kedermawanan yang lain, tetapi juga memiliki dasar
Salah satu bentuk kepedulian terhadap bangsa adalah kepedulian terhadap perkembangan dan kemajuan pendidikan generasi muda. Generasi muda memiliki peran strategis dalam kelangsungan eksistensi bangsa dan negara di masa mendatang karena mereka adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa. Mereka tidak hanya merupakan masa depan bangsa, tetapi juga wajah masa kini bangsa Indonesia. Kepedulian terhadap generasi muda Indonesia bertujuan agar mereka nantinya mampu melanjutkan perjuangan para pendahulunya dan mempunyai kapasitas untuk menjadikan Indonesia lebih baik lagi di segala bidang, baik itu dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kehidupan sosial serta seni budaya. Kita sama-sama menyadari pendidikan adalah kunci utama kemajuan sebuah bangsa. Namun, kita juga menyadari masih terdapat generasi muda Indonesia yang belum sepenuhnya menikmati ‘surga ilmu pengetahuan’. Oleh karena itu, perlu upaya dan kerja keras dari semua pihak agar generasi muda Indonesia bisa menikmati pendidikan dengan baik karena untuk mewujudkan Indonesia yang lebih cerdas dan maju tidak cukup hanya dilakukan pemerintah, tetapi harus dilakukan oleh segenap masyarakat. Bank Indonesia sadar, bantuan ini tidak mungkin mampu membuat seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati kemajuan pendidikan, akses peningkatan ekonomi, dan pemenuhan fasilitas kesehatan yang layak. Namun, setidaknya Bank Indonesia telah ikut berbuat untuk melangkah bersama mencerdaskan bangsa. Semoga upaya Bank Indonesia untuk memupuk dan mencerdaskan kehidupan bangsa ini dapat menjadi upaya bersama untuk menata kehidupan yang lebih baik.
2009
1
Sekapur Sirih
“Berbagi Memajukan Negeri” T idak
terlalu berlebihan rasanya apabila selain upaya melaksanakan tugas pokoknya di bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan, Bank Indonesia (BI) melihat dimensi lain untuk turut memajukan negeri ini. Dimensi yang lebih menyentuh kehidupan masyarakat di tengah kedudukannya sebagai bagian dari komunitas sosial selain sebagai sebuah Lembaga Negara. Pemikiran untuk turut berbagi memajukan negeri dalam konteks sosial ini tidak lain didasari oleh kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial BI kepada masyarakat melalui program Bank Indonesia Social Responsibility (BSR). Ibarat bercocok tanam, adalah penting untuk petani mempersiapkan lahan dan memilih bibit yang baik sebelum memasuki musim tanam. Lahan yang baik memungkinkan bibit tumbuhan subur dan bibit terpilih tentunya akan menghasilkan tanaman yang produktif. Dengan konsep yang sama, BI berusaha menangkap aspek mendasar yang diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat terutama yang membutuhkan bantuan, melalui kegiatan BSR. Program BSR meramu kegiatan-kegiatan yang bukan hanya memberi manfaat satu arah, tetapi juga diharapkan dapat membangun kedekatan emosi dengan masyarakat secara menyeluruh dari aspek pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan hidup, sosial budaya, olahraga, dan keagamaan. Pada 2009, laporan BSR mengusung tema “Melangkah Bersama Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” yang merupakan salah satu komitmen kepedulian BI di aspek pendidikan, tanpa mengesampingkan aspek lain yang pastinya saling terkait satu sama lain. Tema BSR 2009 ini merupakan lanjutan dari tema BSR 2008 yang juga menitikberatkan pada aspek pendidikan. Aspek pendidikan diangkat kembali dilatarbelakangi pemikiran bahwa pentingnya membangun dunia pendidikan secara berkelanjutan (sustain) dan masih banyaknya permasalahan di seputar pendidikan yang
2
masih membutuhkan perhatian. Masalah pendidikan bukan hanya sebatas mengenai bangunan sekolah atau sarana dan prasarana saja, tetapi juga kesempatan untuk bisa menimba, mengasah, menerapkan, dan membagi ilmu kepada sesama. Dalam laporan ini, BI ingin membagi pengalaman kegiatan BSR 2009 di beberapa daerah di Indonesia. Bank Indonesia menyadari kegiatan BSR ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, melalui laporan ini, BI mengharapkan masukan, saran, kritik membangun, dan kontribusi dalam bentuk apapun yang akan dijadikan dasar bagi BI untuk melihat dan mengevaluasi kembali kegiatan BSR-nya dari sudut padang yang lain. Hal ini dilakukan guna kesempurnaan program BSR berikutnya serta untuk memperkaya wacana sosial kemasyarakatan BI. Dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya, BI tidak dapat berdiri sendiri. Bank Indonesia memerlukan ‘tangan-tangan’ lain dan partisipasi masyarakat sekitar untuk pelaksanaannya. Pada kesempatan ini, BI mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut terlibat aktif dan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan BSR 2009 di seluruh wilayah Indonesia. Semoga kerja sama yang baik ini dapat terus berlanjut di kemudian hari demi menciptakan masyarakat Indonesia yang mandiri. Akhir kata, semoga laporan BSR 2009 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Dengan semangat saling berbagai untuk negeri, masing-masing pihak dapat mengambil peran menjadi ‘petani’ yang dengan kepekaan tinggi selalu mempersiapkan ladang kerjanya dengan baik sebelum menanam bibit aktifitas terpilih di ladang tersebut sehingga tumbuh tunas-tunas bangsa berkualitas.
Jakarta, Juni 2010 Pjs. Gubernur Bank Indonesia
Darmin Nasution
Gambaran Umum Program Bank Indonesia Social Responsibility 2009
Gambaran Umum Program
Bank Indonesia Social Responsibility 2009 S
ejalan dengan arah yang telah ditetapkan, tahun 2009 menjadi tahun edukasi dalam konteks program Bank Indonesia Social Responsibility (BSR). Tahun 2009 juga diwarnai oleh berakhirnya berbagai program BSR yang bersifat Terprogram dalam bentuk Program Desa Kita di berbagai daerah. Sebagai bagian dari komunitas sosial, Bank Indonesia (BI) menyadari posisinya untuk senantiasa menunjukkan kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat sekitar khususnya masyarakat yang kurang mampu. Dalam konteks itu, program BSR yang dilaksanakan oleh BI diharapkan dapat membantu mengurangi permasalahan yang dihadapi masyarakat baik di aspek pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan hidup, sosial, kesenian, budaya, olahraga, dan keagamaan. Pada 2009 aspek pendidikan menjadi prioritas program BSR, tentunya tanpa mengesampingkan aspek-aspek lainnya. Dalam kerangka itu, melalui program BSR Terprogram yaitu program yang antara lain bersifat berkelanjutan dan jangka panjang maupun Insidental yang antara lain bersifat bantuan putus dan berjangka pendek, BI senantiasa berupaya untuk memberikan kontribusi secara lebih nyata bagi masyarakat dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance). Refleksi kepedulian di aspek pendidikan dalam kerangka BSR Insidental antara lain diwujudkan dalam kegiatan pengembangan perpustakaan di 5 (lima) SDN di sekitar lingkungan kompleks perkantoran BI. Program ini bertujuan untuk membantu meningkatkan wawasan siswa
sekolah, baik yang bersifat ilmu pengetahuan formal maupun informal. Bentuk bantuan yang diberikan selain dalam bentuk perlengkapan seperti furniture, bukubuku, dan komputer, juga pemberian kegiatan pelatihan pengelolaan sistem kepustakaan. Bencana alam yang melanda Indonesia di tahun 2009 seperti gempa Manokwari – Sorong, gempa di Kepulauan Talaud, banjir di Samarinda, dan tanah longsor di Kabupaten Kupang, serta bencana alam yang terjadi di beberapa daerah lainnya turut menjadi perhatian BI. Melalui kegiatan yang bersifat tanggap darurat seperti pemberian bantuan sembako dan kebutuhan tanggap darurat lainnya serta yang berbentuk rehabilitasi fisik seperti pembangunan sekolah-sekolah. Program Desa Kita dan Rumah Kreatif sebagai bentuk program BSR Terprogram 2009 masih berlangsung di Kampung Koya Koso (Papua) dan Desa Cipelang (Bogor). Sementara di Desa Ilepadung (Kupang), Kelurahan Karangjoang (Balikpapan), Desa Tulungrejo (Malang), dan Desa Batumanumpak (Sibolga) memasuki masa akhir program (phasing out). Dalam tahapan ini, masyarakat desa dan pihak-pihak terkait dipersiapkan untuk menjaga keberlanjutan program yang telah dilakukan dan pemeliharaan bangunan fisik yang telah dibangun. Dalam upaya peningkatan aspek governance, pada 2009 BI melakukan proses penyempurnaan ketentuan yang mengatur mengenai kegiatan BSR. Penyempurnaan ketentuan selain untuk memperjelas pengaturan mengenai tata cara dan penyaluran bantuan dalam rangka BSR juga dimaksudkan untuk lebih memperjelas tanggung jawab atas program bantuan yang disalurkan.
2009
3
PROGRAM BSR 2009
Aspek Pendidikan
4
Aspek Pendidikan
Melek Mata dengan Kacamata Ketersediaan kacamata khususnya di wilayah pedesaan tidaklah mudah dijangkau, apa lagi jika faktor biaya yang menjadi kendala.
M ata
merupakan bagian penting dari salah satu panca indera manusia. Pada keadaan normal, indera penglihatan ini secara konstan menyesuaikan cahaya yang diterima, memusatkan perhatian pada objek serta menghasilkan gambar yang kemudian diteruskan ke otak. Namun, tidak semua manusia diberikan mata yang demikian oleh Maha Pencipta. Pada abad kedua sebelum Masehi, teknologi kacamata ditemukan dan mereka yang mengalami kelainan pada fungsi mata tersebut dapat tertolong. Namun, ketersediaan kacamata khususnya di wilayah pedesaan tidaklah mudah dijangkau, apa lagi jika faktor biaya yang menjadi kendala. Kantor Bank Indonesia (KBI) Mataram bekerja sama dengan Lions Club Lombok Rinjani serta didukung oleh Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Cabang Mataram memberikan kacamata kepada 62 orang siswa-siswi yang berasal dari empat Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kecamatan Gerung pada 27 Januari 2010. Bantuan ini diberikan kepada mereka yang memiliki gangguan penglihatan. Pemilihan para siswa tersebut berdasarkan seleksi Perdami Cabang Mataram atas kesehatan mata para siswa yang mengalami refraksi atau pembiasan. Pihak sekolah mengidentifikasi siswa dari keluarga tidak mampu sehingga diperoleh sejumlah siswa SDN Gerung yang mengalami gangguan penglihatan dan membutuhkan bantuan kacamata.
Penyerahan kacamata oleh Deputi Pemimpin BI Iwan Triady Agustono secara simbolis kepada murid SDN di Kecamatan Gerung, didampingi oleh Kepala Sekolah dan Dr. Siti Farida IT
Diharapkan dengan adanya program bantuan kaca mata ini dapat mendukung proses belajar dan mengajar para siswa. Salah satu kunci sukses acara tersebut dapat berlangsung dengan baik adalah kerjasama dengan para pihak yang berkompeten dalam bidang masing-masing.
2009
5
Aspek Pendidikan
Guruku Pahlawan
Tanpa Tanda Jasa
Peduli Pendidikan Melalui Bantuan BUKU
alam rangka memberikan penghargaan serta D apresiasi kepada para guru dan mantan guru atas jasa-
ulan Desember bagi sebagian besar masyarakat B Sulawesi Utara merupakan bulan yang penuh berkah.
jasa yang begitu besar dalam mencetak generasi penerus yang handal, Bank Indonesia (BI) dan Yayasan Karmany Negeri 1 Denpasar menyelenggarakan sosialisasi dan seminar bertemakan Peduli Pendidikan pada 13 Juli 2009. Seminar ini berlangsung dari hasil kerjasama tripartit antara Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Universitas Udayana, dan Kantor Bank Indonesia (KBI) Denpasar. Selain seminar, kegiatan lain yang dilakukan adalah penyerahan beasiswa pendidikan kepada enam siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu di SMAN I Denpasar dan penyerahan cinderamata kepada 22 guru yang dilaksanakan pada 19 Juli 2009.
Dekorasi pohon natal, lampu hias, dan pernakperniknya mulai terpasang di setiap rumah dan sudutsudut jalan. Masyarakat Sulawesi Utara yang sebagian besar penduduknya beragama Nasrani siap menyambut datangnya Hari Raya Natal dan pergantian tahun dengan sukacita.
Penyerahan penghargaan dihadiri oleh para guru dan mantan/pensiunan guru serta murid-murid lulusan dari SMAN I Denpasar. Peristiwa penyerahan ini cukup mengharukan karena para lulusan ini telah menjadi pemuka agama, tokoh masyarakat, petinggi di pemerintahan, dinas, instansi daerah, pemimpin di perbankan, dan pemimpin di dunia pendidikan.
Seiring dengan hal itu, Kantor Bank Indonesia (KBI) Manado turut tergerak untuk mengambil peran dalam memberikan bantuan kepada beberapa sekolah di wilayah Kota Manado yang memiliki fasilitas minim dan kurang layak melalui program Bank Indonesia Social Responsibility (BSR). Bantuan yang diberikan berupa buku dan peralatan sekolah kepada 10 Sekolah Dasar (SD).
Pemimpin Bank Indonesia Denpasar (PBI) Viraguna Bagoes Oka memaparkan tentang masih lemahnya sektor pendidikan di Indonesia yang salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas SDM terutama di daerah terpencil. Rendahnya kualitas SDM tersebut khususnya menyangkut kesiapan angkatan kerja dalam memasuki dunia kerja. Penyebab utama adalah masih kurang memadainya skill dan knowledge pengajar dan belum terdapat tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan. Mindset orang tua yang sempit mengenai kriteria sukses maupun mindset masyarakat umum mengenai jalur pendidikan formal pun perlu diubah demi mewujudkan arti pendidikan itu sendiri. Niscaya melalui reformasi pengajar dan revitalisasi sistem pendidikan maka pendidikan di tingkat pembangunan lokal, khususnya di daerah Bali dapat lebih terangkat.
6
Namun, kegembiraan tersebut tidak hanya berhenti pada perayaan atau simbolis saja. Makna Natal yang sesungguhnya adalah mewujudkan kasih secara konkrit kepada sesama. Salah satu wujud penyampaian tersebut diantaranya adalah dalam bentuk pemberian sumbangan ke sejumlah panti asuhan, panti jompo, dan kepada petugas kebersihan.
Kegiatan ini dilakukan atas koordinasi dengan Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi Utara khususnya dalam penentuan kriteria dan pemilihan sekolah yang layak mendapat bantuan. Pemberian bantuan buku dan peralatan sekolah tersebut merupakan bentuk kepedulian BI dalam dunia pendidikan dan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Sulawesi Utara. Untuk tahap awal, penyerahan bantuan dilaksanakan pada 8 Desember 2009 yang diberikan kepada tiga sekolah yaitu SD Negeri 88 Kecamatan Singkil, SD Negeri 83 Kecamatan Tuminting, dan SD Negeri 72 Kecamatan Tuminting. Bank Indonesia berharap agar buku dan peralatan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mampu membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para siswa.
Aspek Pendidikan
Olimpiade Ekonomi dan Perbankan
Berlomba dalam Kualitas Kalau selama ini umumnya olimpiade hanya terfokus pada mata pelajaran Fisika, Matematika dan ilmu eksakta lainnya, maka dalam kesempatan ini, Ilmu Ekonomi dan Perbankan juga menjadi materi lomba. Para pemenang Olimpiade Ekonomi dan Perbankan menerima trophy dan hadiah dari KBI Kediri
K antor
Bank Indonesia (KBI) Kediri menunjukkan
kegiatan ini akan lahir tokoh dan pakar di bidang
kepeduliannya pada dunia pendidikan. Melalui program
Ekonomi dan Perbankan yang berasal dari Kediri. Lewat
Bank Indonesia Social Responsibility (BSR) dengan tema
olimpiade ini juga, Dinas Pendidikan Kota Kediri dapat
“BI Peduli Pendidikan”, KBI Kediri menggelar Olimpiade
menggali prestasi dan memacu semangat belajar para
Ekonomi dan Perbankan. Pesertanya adalah para pelajar
siswa pada mata pelajaran Ekonomi dan Perbankan.
tingkat Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah
se-Kota Kediri dan Kabupaten Kediri. Olimpiade ini
Kegiatan Olimpiade yang diikuti 100 siswa/i ini (50
digelar pada 3 Desember 2009 di Ball Room KBI Kediri.
siswa dari Kota Kediri dan 50 siswa Kabupaten Kediri) dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu tahap penyisihan,
Olimpiade Ekonomi dan Perbankan ini bertujuan untuk
semi final, final, dan grand final. Untuk tahap grand final
mengasah kemampuan para pelajar terutama dalam
dipilih tiga orang siswa yang mempunyai nilai paling
ilmu ekonomi dan dunia perbankan, dan tentunya
tinggi di antara peserta lainnya.
sebagai upaya BI untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalau selama ini umumnya olimpiade
Selain kegiatan Olimpiade, KBI Kediri juga telah sukses
hanya terfokus pada mata pelajaran Fisika, Matematika
menyelenggarakan BSR “Bagimu Guru”. Kegiatan ini
dan ilmu eksakta lainnya, maka dalam kesempatan
berupa Pelatihan Ekonomi – Moneter – Perbankan dan
ini, Ilmu Ekonomi dan Perbankan juga menjadi materi
Sistem Pembayaran (Kebanksentralan) bagi para Guru
lomba. Kegiatan yang kali pertama di lakukan Indonesia
SMA/MA pada Juni 2009 dan Pelatihan Perbankan
ini diharapkan memupuk semangat para pelajar untuk
Syariah pada 2008. Bukan hanya itu, KBI Kediri juga
berlomba-lomba dalam mencapai kualitas pengetahuan
telah memberikan bantuan dalam bentuk sarana dan
yang baik, terutama di bidang ekonomi dan perbankan.
prasarana pendidikan bagi sekolah yang membutuhkan.
Diharapkan dengan adanya olimpiade ini, para siswa termotivasi mempelajari Ilmu Ekonomi dan Perbankan secara lebih mendalam sehingga nantinya melalui
2009
7
Aspek Pendidikan
BSR untuk
Anantovea
Tanpa pendidikan yang mapan dan terarah kepada generasi penerus akan mengakibatkan terhalangnya kemajuan bangsa.
P endidikan anak adalah salah satu bekal penting bagi masa depan bangsa. Tanpa pendidikan yang mapan dan terarah kepada generasi penerus akan mengakibatkan terhalangnya kemajuan bangsa. Menyadari hal ini, Kantor Bank Indonesia (KBI) Palu tergerak untuk memberikan perhatian, dukungan, dan bantuan, terutama bagi anantovea. Dalam Bahasa Kaili—etnis asli di Palu—anantovea bermakna ”anak kita tersayang”, dan kini digunakan sebagai istilah untuk menyebut anak-anak yang tidak mampu. Bentuk kepedulian KBI Palu ditunjukkan dengan menyerahkan bantuan berupa perlengkapan sekolah seperti tas dan alat-alat tulis bagi 40 anak sekolah dari daerah Gunung Gawalise dan sekitarnya. Pemberian bantuan yang dilaksanakan pada 2 Februari 2009 ini didasarkan atas pengamatan bahwa masih ada warga masyarakat di kawasan Gunung Gawalise yang belum menikmati pendidikan secara wajar dan layak. Selain karena masalah ekonomi, faktor infrastruktur yang tidak memadai pun turut menyebabkan kondisi ini. Pemberian bantuan tersebut merupakan kepedulian KBI Palu untuk memajukan anak-anak tidak mampu agar dapat mengikuti proses belajar di sekolah layaknya anakanak lain. KBI Palu mengharapkan melalui kegiatan ini dapat mencerdaskan anak bangsa ke arah yang lebih maju. Program BSR 2009 yang meliputi aspek Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, Sosial dan Budaya, sangat didukung oleh Pemerintah Kota Palu. Pemerintah Kota Palu berharap bantuan dan kepedulian BI dapat membantu dan memajukan pendidikan bagi anak-anak tidak mampu serta membantu mengentaskan kemiskinan dan pemberdayaan bagi kaum dhuafa, khususnya di Kota Palu. Diharapkan ke depan pihak perbankan dapat mengikuti teladan BI sehingga beban Pemerintah Kota Palu untuk pemberdayaan masyarakat dhuafa menjadi lebih ringan.
8
Akhirnya
Keinginan Kami Terwujud … A khirnya
keinginan Abdul Ahmad, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) PGAI Padang untuk memiliki komputer dan printer sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan para siswanya terwujud. Lewat Program BSR 2009, Kantor Bank Indonesia (KBI) Padang memberikan seperangkat komputer dan printer kepada SDN di sekitar wilayah kantor BI Padang. Sekolah yang mendapat bantuan BI Padang adalah sekolah-sekolah yang dinilai patut mendapat bantuan, baik dilihat dari kondisi fisik sekolah maupun kemampuan keuangan orang tua murid. Ada pun tiga SD yang berada di sekitar kantor BI Padang yang mendapat bantuan adalah SDN PGAI, SDN 21, dan SDN 26 Padang. Selain itu, bantuan yang sama juga diberikan kepada tiga SD yang berada di lingkungan perkampungan nelayan, yakni SDN 25, SDN 28, dan SDN 29 Padang. Bantuan KBI Padang ini disambut sangat antusias oleh pihak sekolah. Tingginya antusiasme dan rasa syukur dapat dilihat dari langsung digunakannya bantuan perlengkapan dan peralatan sekolah yang diberikan oleh BI. Selama ini, perlengkapan dan peralatan sekolah yang ada dalam kondisi rusak dan tidak layak pakai lagi. Keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah setempat dan minimnya keuangan orang tua murid mengakibatkan sarana dan prasarana sekolah sulit untuk ‘diremajakan’ dan ditingkatkan kualitas serta kuantitasnya. Sebelumnya, KBI Padang juga telah memberikan perlengkapan dan peralatan belajar mengajar yang sangat diperlukan oleh sekolah. Jenis dan jumlah unit bantuan berbeda-beda tiap sekolah tergantung dari tingkat “kedaruratan” kondisi sekolah dalam melakukan proses belajar-mengajar. Secara keseluruhan, bantuan yang diberikan berupa meja dan kursi belajar siswa, meja guru, papan tulis, lemari arsip, dan lemari buku perpustakaan. Enam sekolah yang mendapat bantuan KBI Padang ini hanyalah sebagian kecil dari sekolahsekolah yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan dari para donatur dan sukarelawan. Diharapkan pihak lain juga dapat memberikan sumbangsihnya demi kemajuan dunia pendidikan kita.
Aspek Pendidikan
Membuka Jendela Ilmu
Pengembangan Kegiatan Perpustakaan Perpustakaan BI dalam Rangka HUT BI P erpustakaan
Bank Indonesia hadir dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan referensi bahan pustaka dengan koleksi inti mencakup bidang tugas Bank Indonesia (BI) yaitu bidang Moneter, Perbankan, dan Sistem Pembayaran selain materi lainnya seperti agama, psikologi, kesehatan, fiksi, dan lain-lain. Dalam rangka memudahkan masyarakat untuk mengakses koleksi perpustakaan BI, pada 2009 Perpustakaan BI telah mengimplementasikan Cyber Library (CL) versi baru. Perpustakaan BI saat ini memiliki koleksi sekitar 45.000 judul buku, 400 judul publikasi Periodikal dan dua jurnal online (JSTOR, ProQuest, Emerald dan SpringerLink), serta koleksi digital sekitar 2.500 CD/VCD. Dalam rangka turut berbagi ilmu dengan perpustakaan perpustakaan khususnya di daerah-daerah, Perpustakaan BI melakukan hibah buku kepada Perpustakaan Insan Cita Cirebon, Perpustakaan Otorita Batam, dan Perpustakaan Bacaan Masyarakat Al-Husaini Palembang. Penghibahan buku tersebut merupakan refleksi kepedulian BI terhadap peningkatan wawasan masyarakat tidak hanya di kalangan sekolah namun juga masyarakat umum. Perpustakaan BI yang terbuka untuk umum membuka pintu bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berkunjung dengan memberikan fasilitas antara lain: penelusuran koleksi Online Public Access Catalogue (OPAC), ruang baca yang nyaman dan fotokopi dalam jumlah terbatas.
Buku adalah jendela dunia. Dengan membaca buku
kita bisa melihat kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan kehidupan manusia di belahan dunia lain tanpa kita harus pergi ke tempat tersebut. Kemajuan pusat-pusat peradaban yang ada di dunia juga ditandai dengan ciri masyarakatnya yang cinta pada buku, ilmu pengetahuan, dan tentunya cinta pada perpustakaan yang dianggap sebagai gudang pengetahuan. Menyadari pentingnya buku dan perpustakaan, Bank Indonesia (BI) pada 1 Juli 2009 atau bertepatan dengan hari ulang tahun BI yang Ke-56 menyerahkan bantuan bagi pengembangan perpustakaan kepada lima SD Negeri yang ada di sekitar lingkungan BI. Sekolahsekolah yang mendapat bantuan antara lain: SDN Petojo Selatan 01 Pagi, SDN Duri Pulo 06 Petang, SDN Kampung Bali 01 Pagi, SDN Kampung Bali 02 Petang, SDN Petojo Selatan 06 Pagi. Program sosial yang dilakukan oleh BI ini merupakan panggilan kepedulian untuk membantu mengatasi permasalahan di masyarakat khususnya di aspek pendidikan. Dalam Hari Ulang Tahun BI yang bertemakan “Lestari Alamku, Lestari Negeriku”, juga di gelar berbagai rangkaian kegiatan. Dimulai dari gerakan peduli lingkungan, peduli pendidikan, dan pengembangan generasi muda, peduli kesehatan hingga kegiatan yang bersifat kebersamaan. Bantuan pengembangan perpustakaan di sekolahsekolah dimaksud tidak hanya diwujudkan dalam bentuk bantuan perlengkapan fisik perpustakaan seperti rak buku, meja, komputer, dan buku-buku, tetapi juga pemberian pelatihan pengelolaan perpustakaan bagi para petugas perpustakaan. Melalui bantuan pengembangan perpustakaan ini diharapkan dapat membuka kesempatan bagi para siswa untuk semakin memperluas wawasan pengetahuannya dalam berbagai bidang ilmu. Lewat perpustakaan yang menyediakan berbagai jenis buku, pengetahuan para siswa terhadap dunia dan ilmu pengetahuan akan semakin bertambah.
2009
9
Aspek Pendidikan
Untuk menuai ilmu, selain
Sekolahku Tempat Menuai Ilmu
Renovasi Sekolah di Karawang
dibutuhkan kemauan dan kerja keras, juga dibutuhkan sarana dan prasarana pendukung.
D alam rangka turut mendukung kemajuan pendidikan
di Indonesia khususnya sekolah-sekolah yang berada di daerah, Bank Indonesia (BI) membantu pembangunan renovasi sekolah SMA Anwarul Hidayah, Desa Tanahbaru, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Renovasi dua ruangan kelas di sekolah yang dikelola oleh Yayasan Al-Kholiqiyah ini untuk mengakomodasi kebutuhan ruang kelas bagi siswa SMA yang selama ini masih menggunakan ruang kelas secara bergantian. Bank Indonesia menyadari, untuk menuai ilmu, selain dibutuhkan kemauan dan kerja keras, juga dibutuhkan sarana dan prasarana pendukung. Kondisi inilah yang menggerakkan BI untuk membantu pembangunan renovasi sekolah SMA Anwarul Hidayah yang sebagian besar siswanya berasal dari keluarga kurang mampu. Kebanyakan orang tua para siswa SMA Anwarul Hidayah ini bekerja sebagai buruh tani. Renovasi sekolah yang berlangsung sejak bulan Mei ini diharapkan dapat mengurangi kebutuhan ruang kelas para siswa SMA Anwarul Hidayah yang selama ini harus bergantian dengan siswa MTs dan MI Anwarul Hidayah yang berlokasi di sekolah yang sama. Semoga bantuan ini dapat membuat para siswa SMA Anwarul Hidayah lebih giat lagi menuai ilmu.
10
Aspek Pendidikan
Beasiswa BI
untuk Mahasiswa Berpotensi
B ank Indonesia (BI) senantiasa konsisten mendukung peningkatan kualitas anak negeri yang berpotensi dan khususnya yang berangkat dari keluarga kurang mampu melalui program beasiswa. Program yang bersifat lepas tanpa syarat ikatan dinas maupun ikatan dalam seleksi penerimaan calon pegawai ini disalurkan melalui hampir seluruh Kantor Bank Indonesia di daerah-daerah. Pada 2009, beasiswa diberikan kepada 2.920 mahasiswa yang berasal dari 62 perguruan tinggi di Indonesia.
2009 11
Aspek Pendidikan
Mengenal Museum BI M useum
Bank Indonesia (BI) yang dibangun untuk mewujudkan suatu museum bank sentral di Indonesia mempunyai misi untuk mencari, mengumpulkan, menyimpan, dan merawat benda-benda maupun dokumen bersejarah sehingga mempunyai nilai dan arti penting bagi masyarakat. Selain sebagai sarana rekreasi, Museum BI juga diharapkan dapat menjadi wahana pendidikan dan penelitian bagi masyarakat Indonesia maupun dunia tentang fungsi dan tugas BI. Dengan pencapaian tujuan-tujuan di atas dan sesuai dengan fungsi BI, lewat Museum BI diharapkan dapat menunjukkan karateristik BI secara menyeluruh, baik dilihat dari aspek-aspek kelembagaan, moneter, perbankan, maupun sistem pembayaran yang disusun secara historikal perspektif. Sepanjang 2009, Meseum BI ramai didatangi para pengunjung. Sampai dengan akhir 2009 tercatat sebanyak 450 rombongan telah mengunjungi Museum Bank Indonesia dengan total pengunjung sebanyak 43.485 orang. Peminat paling tinggi dari kalangan Sekolah Dasar yang mencapai 41 persen dari jumlah pengunjung.
Adapun fasilitas-fasilitas yang tersedia di Museum BI adalah : a. Ruang Peralihan Pengunjung dapat menikmati atraksi permainan interaktif melalui proyektor khusus yang antara lain menampilkan serangkaian mata uang yang melayang dan memberikan informasi ketika ‘menangkap’ salah satu mata uang tersebut. b. Ruang Teater Dalam ruang teater yang nyaman dengan kapasitas 60 tempat duduk, pengunjung dapat menikmati film sejarah BI. c. Ruang Pameran Sejarah BI Ruang ini merupakan ruang pameran tetap yang menceritakan perjalanan sejarah BI yang dimulai sejak sebelum kedatangan Bangsa Barat di Nusantara hingga terbentuknya BI pada tahun 1953 sampai dengan tahun 2005. Ruangan pameran dilengkapi dengan display elektronik, panel static, plasma TV, dan diorama sehingga pengunjung dapat menikmati perjalanan sejarah BI dengan nyaman. d. Ruang Bersejarah Terdapat tiga ruangan bersejarah yang penting sebagai tempat berawalnya pemikiran kebijakan BI di masa lampau, maka ketiga ruangan tersebut disajikan dengan dilengkapi furniture dan barang lainnya yang digunakan pada masanya.
12
e. Ruang Perenungan Digunakan untuk merenungkan kembali peranan BI dalam perjalanan sejarah bangsa. Ruang ini juga dipakai sebagai ruang jamuan khusus bagi tamu Pimpinan BI atau tamu Museum BI. f. Ruang Emas Moneter Tumpukan emas akan dipamerkan dalam ruang ini untuk memberikan gambaran tentang peran emas dalam sejarah perkembangan sistem moneter dari waktu ke waktu. g. Ruang Numismatic Sebelum memasuki Ruang Numismatic, pengunjung dapat membaca informasi tentang numismatic dan sejarah uang di Indonesia lengkap dengan tampilan informasi dalam multimedia booth. Tata letak di Ruang Numismatic dibagi dalam sembilan kelompok. Uang ditampilkan per periode, di samping juga ada tampilan uang perkebunan dan beberapa jenis uang unik. h. Ruang Kesimpulan Ruang ini menyajikan panel-panel informasi, berupa pokokpokok kesimpulan dari materi-materi yang dipamerkan di Museum BI dan menyajikan pula BI di masa depan dalam tayangan multi media. i. Ruang Pusat Informasi Dalam ruang ini disediakan perlengkapan multimedia yang dapat mengakses data/informasi dari masa lalu hingga masa kini. j. Ruang Auditorium Museum BI juga dilengkapi dengan ruang auditorium yang digunakan untuk menyelenggarakan seminar atau diskusi ilmiah, termasuk juga dalam melayani kunjungan rombongan sekolah, khususnya untuk sesi yang bersifat tanya jawab. k. Ruang Pamer Tidak Tetap Ruang ini akan digunakan sebagai ruang pamer tidak tetap (secara berkala), dapat berupa pameran mengenai sejarah, seni bangunan, numismatic, seni rupa dan sebagainya. l. Ruang Jeda Ruang ini berfungsi sebagai tempat istirahat sebelum melanjutkan jelajah museum. m. Toko Cinderamata Sebagai kenang-kenangan pengunjung setelah mengunjungi Museum BI, tersedia berbagi jenis cinderamata menarik yang dapat dibeli di Toko Cenderamata.
Aspek Pendidikan
Rumah Kreatif Ku Program Rumah Kreatif Bank Indonesia (BI) dilatarbelakangi oleh kondisi pendidikan masyarakat saat ini terutama di desa-desa yang belum memiliki kapasitas pendidikan memadai. Selain itu, disadari pula bahwa belum semua kalangan memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pendidikan formal karena keterbatasan yang dimiliki oleh masyarakat. Untuk itu, Rumah Kreatif BI berupaya untuk menyediakan wadah alternatif dan komplementer bagi pengembangan pengetahuan dan kompetensi masyarakat, khususnya bagi anak-anak dan remaja. Anak-anak dan remaja dipilih karena pada usia merekalah waktunya untuk berkonsentrasi menimba ilmu agar tidak tertinggal dan mampu ikut berkompetisi di era globalisasi saat ini. Rumah Kreatif BI adalah program pembangunan pusat penyelenggaraan a k t i v i t a s pengembangan k o m p e t e n s i masyarakat dan pendidikan informal terutama bagi anakanak dan remaja sebagai kalangan yang sangat membutuhkan pengembangan kompetensi dan pendidikan. Program ini bertujuan membantu generasi muda Indonesia terutama yang berada di desa-desa agar mempunyai keterampilan dan keunggulan di era kompetisi saat ini. Rumah Kreatif BI berfungsi sebagai wadah pendidikan alternatif yang bersifat komplementer atau melengkapi kegiatan pendidikan formal. Pengetahuan yang dikembangkan dalam Rumah Kreatif BI merupakan pengetahuan yang bersifat tacit, keterampilan, teknis, aplikatif dan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan guna mendukung pengembangan perekonomian desanya. Rumah Kreatif BI yang melibatkan semua elemen yang ada di masyarakat merupakan milik dari seluruh masyarakat desa yang
bersangkutan dengan prinsip saling berbagi pengetahuan antarmasyarakat desa dan kalangan lainnya yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan desa. Hingga 2009, Rumah Kreatif BI yang didirikan di Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor telah membangun dan mengembangkan fungsi-fungsinya berupa Rumah Baca, Unit Kesehatan Dasar, Pelatihan/ Kegiatan Informal, dan Pengembangan Kelembagaan. Rumah Baca yang ditujukan tidak hanya untuk siswa sekolah, tetapi juga masyarakat umum telah menjadi pusat serta sharing knowledge terutama yang bersifat informal antarwarga lewat kegiatankegiatannya seperti kegiatan mendongeng, lomba cerdas cermat, bedah buku dan lomba mewarnai. Guna meningkatkan kemampuan pengurus dan petugas Rumah Baca di Rumah Kreatif dilakukan juga program magang di perpustakaan Kabupaten Bogor. Sementara itu, fungsi UKD yang ditujukan bagi tempat pelayanan kesehatan masyarakat desa telah mengadakan pula kegiatan khitanan massal serta pelayanan kesehatan rutin bekerjasama dengan Unit Pelaksanan Teknis Desa (UPTD) Kecamatan Cijeruk. Sedangkan kegiatan informal dikembangkan melalui berbagai kegiatan pelatihan baik yang berbasis peningkatan kualitas ekonomi masyarakat maupun kesadaran terhadap kesehatan dan lingkungan. Sementara itu, untuk mempersiapkan dan menjaga sustainability program dilakukan kegiatan penguatan kelembagaan pengurus Rumah Kreatif. Kegiatan ini bertujuan menjaga keberlanjutan program pasca berakhirnya bantuan BI baik dari sisi kesiapan maupun kemandirian pembiayaan program.
2009 13
PROGRAM BSR 2009
Aspek Ekonomi
14
Aspek Ekonomi
Berangkat dari Keinginan
Menjadi Terampil (From Will To Skill) “Sukses perusahaan tidak hanya ditentukan bisnisnya, sukses lembaga tidak hanya ditentukan oleh pelaksanaan tugas pokoknya. Tetapi, ditentukan juga oleh kemampuannya memberdayakan ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar.”
Pemberdayaan
ekonomi berarti memampukan masyarakat agar dapat mandiri secara ekonomi atau setidak-tidaknya memberikan pemacu agar terjadi perkembangan ekonomi. Pemacu tersebut dapat menjadi multiplier effect yang akan melipatgandakan dampak berupa nilai tambah bagi masyarakat. Pengembangan ekonomi untuk komunitas secara singkat dapat diartikan sebagai suatu proses di mana komunitas dapat berpartisipasi dan menemukan cara sendiri untuk mengatasi persoalan ekonomi mereka sehingga dapat membangun kapasitas komunitas tersebut untuk jangka panjang dan pada akhirnya mampu mewujudkan pencapaian tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pada 2009, kepedulian sosial Bank Indonesia (BI) dalam aspek ekonomi diwujudkan dengan mengembangkan roda ekonomi kerakyatan, memberdayakan masyarakat lokal atau daerah dalam berwirausaha agar mampu menjadi bibit ekonomi daerah yang kelak sebagai penopang kesejahteraan ekonominya. Diantaranya pengembangan ekonomi masyarakat melalui program klaster industri yang merupakan cara efektif dalam melaksanakan kebijakan mikroekonomi. Strategi ini juga mampu meningkatkan kompetensi kunci produktifitas dan inovasi sehingga akan menghasilkan kemajuan bagi ekonomi keseluruhan. Bank Indonesia juga membangun landasan kemakmuran bangsa dengan memberdayakan desadesa yang memiliki potensi berkembang secara ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya, tetapi menghadapi keterbatasan. Bank Indonesia membantu mewujudkan keterampilan masyarakatnya untuk menghasilkan produk unggulan daerah yang kesemuanya itu terangkum dalam program peningkatan kualitas ekonomi masyarakat melalui Program Desa Kita Bank Indonesia.
2009 15
Aspek Ekonomi
Melirik Potensi Ekonomi
Kemitraan
Melalui Program Klaster D
K antor
Klaster Karet Bank Indonesia (KBI) Jambi bekerja sama
dengan Pemerintah Kabupaten Batanghari memfasilitasi klaster petani karet untuk menjual langsung bahan
alam rangka mendukung pembangunan ekonomi
daerah, khususnya pengembangan Usaha Mikro, Kecil,
olahan karet (BOKAR) kepada perusahaan pengolah hasil karet.
dan Menengah (UMKM) di Provinsi Sulawesi Barat, Kantor Bank Indonesia (KBI) Makassar memfasilitasi
Upaya ini dimaksudkan agar dapat memutus mata rantai
pengembangan komoditi
penjualan hasil olahan karet dari petani yang selama
satunya
adalah
usaha
unggulan daerah. Salah tenun
sutra
di
Polewali
Mandar yang dikembangkan melalui program kerja
ini cenderung merugikan petani karena pihak petani berada pada posisi lemah di hadapan para tengkulak.
pembentukan klaster Tenun Sutera. Mata rantai penjualan BOKAR selama ini adalah petani Pendekatan klaster yang dipilih dalam pengembangan
menjual kepada tengkulak, tengkulak menjual kepada
komoditas Tenun Sutera diharapkan dapat meningkatkan
toke-toke dan kemudian para toke tersebut menjual
efisiensi biaya, daya tawar, bersifat terpadu, dan
kepada
berdampak bagi pengembangan ekonomi daerah.
mengurangi mata rantai penjualan tersebut berarti
Pendekatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan
meningkatkan pendapatan dan pada akhirnya akan
pertukaran pengalaman dan pengetahuan antarpelaku
meningkatkan kesejahteraan petani karena perbedaaan
usaha dalam hubungan hulu-hilir serta mendorong
harga jual mencapai 14 persen.
pabrik-pabrik
pengolahan
karet.
Dengan
keterkaitan sosial dan keahlian masing-masing anggota klaster.
Hasil kerjasama yang dirintis KBI Jambi adalah terbentuknya empat klaster petani karet yakni Kelompok
Program klaster ini dilaksanakan melalui kerjasama dan
Tani Serba Jadi, Kelompok Tani Rukun Tani, Kelompok
koordinasi dengan berbagai pihak, seperti Pemerintah
Tani Jaya Bersama, dan Kelompok Tani Mawar Merah.
Provinsi Sulawesi Barat, Pemerintah Kabupaten Polewali
Empat klaster ini beranggotakan sekitar 100 petani
Mandar, dinas terkait, dan perbankan setempat.
dengan luas lahan sekitar 200 hektar yang bermitra dengan industri crumb rubber PT Jambi Waras Jambi.
Sebagai bagian dari Bank Indonesia Social Responsibility (BSR), BI Makassar juga menyerahkan bantuan bagi
KBI Jambi memfasilitasi
usaha Tenun Sutera berupa pemberian tempat duduk
dikemas
bagi penenun dan perbaikan area penenunan.
pelatihan, pendampingan, dan konsultansi kepada
dalam
kerjasama kemitraan yang
kerangka
bantuan
teknis
berupa
kelompok tani khususnya petani karet. Program ini Selain itu juga, dalam rangka peningkatan keterampilan
akan terus diupayakan untuk dikembangkan baik di
para pengusaha/pengrajin UMKM akan dilaksanakan
Kabupaten Batanghari dan ke depan akan dijajaki
pelatihan
dan
kemungkinan ditawarkan kepada kabupaten lain di
untuk
wilayah kerja KBI Jambi yang meliputi wilayah Provinsi
teknis
Perdagangan
oleh
Kabupaten
Dinas
Perindustrian
Polewali
Mandar
meningkatkan mutu Tenun Sutera dan pemasarannya.
Jambi. Tanaman karet merupakan komoditi unggulan pada sektor perkebunan di Provinsi Jambi dan telah diusahakan oleh masyarakat petani Jambi secara turuntemurun jauh sebelum pembangunan jangka panjang tahap pertama dilaksanakan dan sudah menjadi bagian dari budaya sebagian besar masyarakat Jambi.
16
Aspek Ekonomi
Ketika Maestro Busana Lirik
Klaster Bordir dan Konveksi Kudus S ebagai bentuk realisasi dari MoU antara Gubernur Jawa
Tengah dan Deputi Gubernur Bank Indonesia mengenai implementasi Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga serta Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kantor
Bank
Indonesia
(KBI)
Semarang
bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kudus dan Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja (BPPTK) Provinsi Jateng serta BPD Kudus memfasilitasi pengembangan UMKM dari industri bordir dan konveksi
Fasilitasi dari KBI Semarang berupa kegiatan Pelatihan Desain dan Inovasi Bordir ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi UMKM bordir dalam memperluas pangsa/ segmen pasar maupun peningkatan kualitas dan inovasi produknya.
di Desa Padurenan, Kabupaten Kudus. (2) Fasilitasi dari Disperindagkop berupa pemberian ijin Kegiatan ini merupakan sinergi program klaster KBI
Koperasi Serba Usaha (KSU) Padurenan Jaya.
Semarang dan program pengembangan desa produktif BPPTK Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah untuk
(3) Fasilitasi dari KBI Semarang berupa Pelatihan Desain
meningkatkan daya saing UMKM di wilayah tersebut.
Bordir dan Inovasi Produk dirangkai dengan Peragaan
Ke depan diharapkan Desa Padurenan dapat menjadi
Busana.
klaster bordir dan konveksi terpadu dengan wisata religi di Kudus.
Fasilitasi dari KBI Semarang berupa kegiatan Pelatihan Desain
dan
Inovasi
Bordir
kompetensi
ini
bertujuan
UMKM
bordir
untuk
Pada saat ini, di Padurenan terdapat sekitar 275 UKM
meningkatkan
dalam
industri yang terdiri dari 40 persen pengrajin bordir dan
memperluas pangsa/segmen pasar maupun peningkatan
60 persen konveksi dengan total tenaga kerja hampir
kualitas dan inovasi produknya. Dalam mencapai tujuan
1.500 orang. Mereka memasarkan produknya di sekitar
tersebut, KBI Semarang mendatangkan salah seorang
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Maestro Adi Busana Indonesia, Ramli, dan Pakar Bordir, Hery Suhersono sebagai fasilitator dalam pelatihan yang
Beberapa bantuan teknis yang telah dilakukan untuk
diikuti oleh 60 UMKM di Desa Padurenan pada 24-28 Mei
meningkatkan kompetensi dan modal sosial para pelaku
2009.
dalam klaster bordir dan konveksi di Padurenan adalah: Dalam kesempatan tersebut, Ramli dan Hery Suhersono (1) Fasilitasi dari BPPTK berupa studi banding bagi para
juga memperagakan busana dan produk inovasi bordir
pengrajin bordir dan konveksi ke Desa Produktif/Desa
mereka di Pendopo Kabupaten Kudus yang dihadiri
Wisata Kerajinan seperti di Kampung Batik Laweyan,
Bupati Kudus beserta jajaran Muspida, SKPD terkait,
Solo, Desa Gerabah “Kasongan” Bantul, Yogyakarta,
perbankan, BUMN, media dan lain-lain. Tujuan dari
dan Tanggulangin Sidoarjo, Jawa Timur; Pelatihan
peragaan busana ini adalah untuk meningkatkan
Achievement Motivation Training dan Manajemen
awareness
Usaha; serta Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan
Padurenan dan peningkatan wawasan UMKM Bordir
Sederhana bagi pengrajin bordir dan konveksi.
Padurenan terhadap trend pasar, kualitas dan inovasi
masyarakat
terhadap
produk
bordir
produk.
2009 17
Aspek Ekonomi
Bahu Membahu Mengembangkan
Komoditi Unggulan Bambu Lurik telah menembus pasar Dubai dan Uni Emirat Arab.
S ebagai
wujud komitmen bersama dalam rangka
Acara ini dihadiri pula oleh Presiden Direktur Japan
pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
External Trade Organization (JETRO) Sadanobu Kusouke
(UMKM) Ternate khususnya dan Maluku Utara pada
dan staf ahlinya Dr. Yuri Sato. Pada kesempatan itu, KBI
umumnya
Ternate menyerahkan
telah
ditandatangani
Adendum
MoU
hasil
penelitian
Kerjasama
Kerjasama Pengembangan Komoditi Unggulan UMKM
KBI Ternate dan Lembaga Penelitian Universitas Sam
Kota Ternate oleh Walikota Ternate, Kantor Bank
Ratulangi Manado tentang Lending Model Komoditi
Indonesia (KBI) Ternate dan Dinas Koperasi dan UKM
Meubel Bambu Lurik dan Komoditi Olahan Rempah
Kota Ternate, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Bumbu Masak) kepada Walikota Ternate.
Kota Ternate. Walikota Ternate H. Drs. Syamsir Andili menyampaikan Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas produksi
rasa bangga pada produk lokal Meubel Bambu Lurik.
dan perluasan usaha UMKM menuju kesinambungan
Meubel Bambu Lurik adalah usaha yang telah dijalani
program pengembangan UMKM dan peningkatan
sejak turun temurun dan didukung oleh ketersediaan
sinergi seluruh instansi terkait secara langsung dalam
bahan baku di Tongole. Bambu Lurik telah menembus
pengembangan UMKM.
pasar Dubai dan Uni Emirat Arab.
Selain itu, diharapkan diperoleh suatu solusi dalam
UMKM di kota Ternate telah mencapai lebih dari 4.000
standarisasi
unit usaha. Tingginya angka ini mendorong terbentuknya
produk
produk paling
melalui banyak
pendokumentasian konsumen.
UMKM Center Kota Ternate. Dana yang telah disalurkan
Penandatanganan dilakukan di Bengkel Kerja Sentra
ke masyarakat untuk pengembangan sektor UMKM
Meubel Bambu Lurik Lingkungan Tongole, Kelurahan
pada tahap awal mencapai Rp2,5 miliar, dan dalam
Marikurubu, Kota Ternate.
waktu yang cepat berkembang menjadi Rp5,5 miliar.
18
yang
diminati
Aspek Ekonomi
Langkah Klaster Sayuran untuk
Raih Pasar Ekspor
Komoditas sayuran tomeo masuk sebagai program klaster KBI Mataram dengan mempertimbangkan kondisi geografis, tingkat penyerapan tenaga kerja, dan tingginya permintaan ekspor terhadap komoditas sayuran tomeo di pasar internasional.
Kantor Bank Indonesia (KBI) Mataram bersama tim BPK-RI mengunjungi kawasan agrobisnis milik PT Agrindo Nusantara di Sembalun, Lombok Timur, yang merupakan kawasan sentra produksi tanaman palawija utama di Pulau Lombok. Di kawasan seluas 230,4 hektar ini dikembangkan berbagai jenis komoditas hortikultura yang memiliki peluang pasar ekspor seperti paprika, tomat, stroberi, sawi putih, tomeo, melon, dan kacang kapri. Dari berbagai komoditas tersebut, paprika, sawi putih, tomeo, dan melon telah diekspor ke luar negeri yakni ke Taiwan, Singapura, dan Jepang. Sementara jenis sayuran lainnya seperti tomat dan stroberi masih dipasarkan di dalam negeri yakni ke wilayah Jawa dan Bali. Komoditas sayuran tomeo masuk sebagai program klaster
KBI
Mataram
dengan
mempertimbangkan
kondisi geografis, tingkat penyerapan tenaga kerja, dan tingginya permintaan ekspor terhadap komoditas sayuran tomeo di pasar internasional. PT Agrindo Nusantara telah mengembangkan komoditas tomeo dengan pola inti plasma pada lahan seluas 15 hektar yang dapat menjaga kualitas tanaman tomeo tetap terkontrol dan mampu menyerap tidak kurang dari 600 tenaga kerja petani di sekitar kawasan tersebut. Ke depan, KBI Mataram berencana memberikan bantuan teknis kepada para petani sayuran tomeo bekerja sama dengan PT Agrindo Nusantara yang ditujukan untuk peningkatan produktivitas komoditas sayuran tomeo. Keberhasilan PT Agrindo Nusantara mengembangkan agrobisnis di Nusa Tenggara Barat diharapkan dapat menjadi referensi tersendiri untuk pengembangan agrobisnis di Bali maupun Nusa Tenggara Timur.
2009 19
Aspek Ekonomi
BI Ikuti UMKM and CSR Go To Campus S ebagai langkah memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kalimantan Barat, Kantor Bank Indonesia (KBI) Pontianak memberikan pembinaan mengenai promosi kepada tiga UMKM Kalbar. Ketiga UMKM diikutsertakan dalam Bazar dan Expo “UMKM
Pada kesempatan ini KBI Pontianak mengirimkan UMKM dengan produk unggulan Kalimantan Barat (Kalbar)
and CSR Go To Campus 2009” di Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Depok, 31 Agustus–
Meskipun pada tahun ini penyelenggaraan “Bazar and
5 September 2009.
Expo UMKM and CSR Go To Campus” bertepatan dengan bulan suci ramadhan, acara tetap berlangsung meriah.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh UMKM Center FEUI
Bazar dan expo diikuti mitra binaan beberapa BUMN,
untuk menyambut Hari Ulang Tahun ke-59 FEUI. Acara ini
swasta, media, dan UKM sekitar Depok.
merupakan kegiatan yang ketiga kalinya, dan di tahun ini mengangkat tema “The Golden Way to Win Success
Pada kesempatan ini KBI Pontianak mengirimkan UMKM
in Crisis”. Dalam kegiatan tersebut digelar berbagai
dengan produk unggulan Kalimantan Barat (Kalbar),
acara, antara lain Seminar Nasional, Talkshow, Bazar dan
yaitu dari UMKM pengolahan lidah buaya dengan
Expo, Workshop UMKM dan CSR, serta Launching Buku.
produk andalan dodol, jelly, teh, kerupuk dan minuman Lidah Buaya; Dayangs Collection dengan produk andalan Kain Songket Sambas, Batik Tulis Melayu dan Batik cap motif Dayak; serta produk souvenir khas Kalimantan Barat, seperti miniatur tugu khatulistiwa, batu-batuan, gantungan kunci motif dayak, tas anyaman kulit kayu, hiasan alas kayu, dan lain-lain. Dari pameran ini, UMKM Kalbar memperoleh beberapa rekanan dengan komitmen untuk bekerjasama memasarkan produk andalan Kalbar.
20
Aspek Ekonomi
Workshop Kewirausahaan bagi UMKM Potensial
Pada workshop ini dilakukan sharing pengalaman sukses wirausaha oleh pemilik “Pasar Oleh-Oleh Krisna”, Gusti Ngurah Anom, dalam membangun usaha yang dimiliki dari kecil hingga menjadi usaha berskala internasional.
K antor
Bank Indonesia (KBI) Denpasar menyeleng-
Selain
itu,
juga
dilakukan
sharing
oleh
pemilik
garakan Workshop Kewirausahaan dengan peserta para
CV Aghabumi, Ratu Ayu Galuh Kenanga, sebagai wakil
pengurus kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
dari generasi muda yang sukses berwirausaha. Dalam
(UMKM) potensial yang ada di Bali.
kesempatan tersebut, Galuh membagikan kiat-kiat usahanya dalam memasarkan produknya ke luar negeri
Kegiatan yang bertajuk “Workshop Kewirausahaan bagi
hingga memiliki empat outlet di Amerika Serikat.
UMKM Potensial” ini berlangsung pada 18-20 Juni 2009 dan diikuti oleh wakil pengurus Kelompok budidaya
Untuk pelatihan pembukuan, tim pengajar dari Kelompok
lobster air laut di Pulau Serangan, Kelompok rumput
Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM, Laurensia Yoan D.
laut di Nusa Penida, Kelompok budidaya tanaman
dan Gede Trisna Putra, mengajarkan praktik sederhana
stroberi di Bedugul, Kelompok kerajinan patung kayu
membuat buku harian, jurnal akuntansi, buku besar,
di Batubulan, Kelompok kerajinan anyaman bambu di
laporan rugi-laba, laporan perubahan modal, dan neraca
Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, Kelompok kerajinan
sesuai dengan bidang usaha masing-masing peserta.
aneka gerabah, dan keramik di Pejaten, Tabanan, serta Kelompok kerajinan aluminium di Singaraja, Buleleng.
Selain itu, para peserta juga belajar mengenai cara menghitung
harga
pokok
produksi
agar
dapat
Pada workshop ini juga dilakukan sharing pengalaman
menentukan harga yang tepat untuk memaksimalkan
sukses
Oleh-Oleh
laba namun tetap kompetitif dengan harga pasar. Untuk
Krisna”, Gusti Ngurah Anom, dalam membangun
wirausaha
oleh
pemilik
“Pasar
menambah pengetahuan peserta mengenai proposal
usaha yang dimiliki dari kecil hingga menjadi usaha
kredit perbankan, diajarkan pula cara menghitung
berskala internasional. Gusti Ngurah Anom membagi
kebutuhan modal kerja bagi usaha masing-masing
pengalaman perjalanan usahanya yang penuh dengan
peserta sehingga mereka dapat mengetahui jumlah
jatuh bangun dan kegetiran, tetapi pada akhirnya dapat
yang tepat jika mengajukan kredit ke perbankan.
membangun sebuah pusat oleh-oleh terbesar dengan cabang terbanyak di Bali saat ini.
2009 21
Aspek Ekonomi
Mencetak Wirausaha Mandiri K antor
Bank Indonesia (KBI) Medan mempelopori
Medan bekerjasama dengan Kopertis Wilayah I. Konsep
program “Mencetak 1.000 Wirausahawan Sumut” dan
ini merupakan program Pengembangan Wirausaha
“Kampoes Digital”. Program yang dilaksanakan pada
Terpadu (Integrated Entreneurship Development) dalam
17 Juni 2009 ini dilatarbelakangi hasil Kajian Ekonomi
rangka mendorong, melatih dan memfasilitasi para
Regional Sumatera Utara (Sumut) yang menyatakan
mahasiswa dan sarjana untuk belajar dan bepraktik
terjadi de-coupling antara pertumbuhan ekonomi yang
sebagai calon wirausaha.
cukup tinggi dengan pertumbuhan UKM. Cikal bakal Kampoes Digital sudah berhasil dibentuk Pertumbuhan ekonomi Sumut cukup tinggi, bahkan
bekerjasama dengan Menristek dan Telkom dan telah
dalam kondisi krisis global 2008 mencapai 6,4 persen,
beroperasi dengan nama IGOSSumatera.com sebagai
nasional 6,10 persen. Aset perbankan
April
2009
mencapai Rp.109,13 triliun, yang
merupakan tertinggi di
luar Jawa. Namun
demikian,
angka
yang sangat membanggakan tersebut
tidak
lurus
dengan
UKM.
Untuk
berbanding nasib mengatasi
permasalahan tersebut, sangat diperlukan kerjasama antara pihak perbankan, perguruan
motor ITC Kampoes Digital
Diperlukan kerjasama antara pihak perbankan, perguruan tinggi, dan perusahaan besar secara tersistem untuk mencetak wirausaha berbasis perguruan tinggi sehingga diharapkan akan muncul pelaku-pelaku wirausaha baru yang akan mengurangi tingkat pengangguran dan pada gilirannya dapat mengentaskan kemiskinan di Sumut.
tinggi, dan perusahaan besar
yaitu kumpulan anak muda dan mahasiswa yang bergerak dibidang
ICT
khususnya
menggunakan Open Source Software. Selain itu, pada 1314 Juni 2009 bersama Lembaga Certif Jakarta sudah dilatih 25 instruktur Certif yang akan bertugas melakukan training dan development terhadap para pelaku UKM atau calon wirausaha
yang
meningkatkan
berminat ilmu
dan
keterampilan berbisnis.
secara tersistem untuk mencetak wirausaha berbasis perguruan tinggi sehingga diharapkan akan muncul
Di samping itu, bersama Universitas Amir Hamzah
pelaku-pelaku wirausaha baru yang akan mengurangi
Medan, telah dilatih 114 Konsultan Keuangan Mitra
tingkat pengangguran dan pada gilirannya dapat
Bank
mengentaskan kemiskinan di Sumut.
lapangan. Peresmian program ini diisi dengan berbagai
(KKMB)
sebagai
pendamping
wirausaha
di
kegiatan terkait lainnya, seperti launching Institut Sirkah Kampoes Digital adalah program yang dijalankan oleh
Indonesia (ISI), peresmian Learning Centre, penyerahan
universitas swasta yang pembentukannya didukung
Kartu Sehat Gratis kepada masyarakat yang kurang
oleh kerjasama Kopertis, pengusaha, dan perbankan
mampu, pemberian beasiswa kepada anak yatim dan
untuk merancang dan melaksanakan program secara
kurang mampu serta penyerahan sertifikat penghargaan
profesional dan down to earth dalam artian lebih banyak
kepada peserta Parade Ekonomi Shariah (PES). Disamping
pratiknya daripada teori dan agar terbentuk real business.
itu juga dilaksanakan pertemuan Forum Bisnis (Table
Sebelumnya, pada 24 Maret 2009 rencana Kampoes
Top) yang menghadirkan para pihak yang punya modal
Digital sudah dibahas dengan 70 rektor perguruan tinggi
dengan pihak yang membutuhkan modal dalam rangka
dari Sumut dan NAD dalam sebuah seminar di KBI
mencapai kesepakatan bisnis.
22
Aspek Ekonomi
Forum Wedangan Spesial
Kewirausahaan Jalan Menuju Kemaslahatan Prie menuturkan bahwa dia sering mengalami kegagalan dalam berwirausaha. Namun, kegagalan bagi Prie merupakan suatu proses pembelajaran dan bersilaturahmi dengan banyak orang. Baginya, proses pembelajaran dan tali silaturahmi tersebut merupakan tabungan sosial dan spiritual sebagai modal utama meraih kesuksesan.
K ewirausahaan
merupakan salah satu solusi untuk menciptakan lapangan kerja dan mengatasi pengangguran di masyarakat. Meski demikian, masyarakat seringkali bingung dan ragu-ragu untuk memutuskan memulai menjadi seorang wirausaha. Di lain pihak, seorang wirausaha juga seringkali ragu-ragu dengan masa depan usaha yang telah mereka rintis. Hal di atas mengemuka dalam dialog ”Kewirausahaan, Jalan Menuju Kemaslahatan”, yang diselenggarakan di Kantor Bank Indonesia (KBI) Semarang bekerja sama dengan Jaringan Rumah USAHA (Komunitas Wirausaha di Semarang) pada 9 Juni 2009. Forum yang diselenggarakan KBI Semarang ini dihadiri oleh wirausaha muda UMKM, akademisi, HIPMI, IWAPI, lembaga pelatihan, dan perbankan. Tampil sebagai moderator sekaligus sebagai narasumber dalam forum ini adalah Prie GS, budayawan yang baru saja meluncurkan buku ’3 Pil Kecerdasan Dosis Tinggi’, didampingi dua nara sumber lain, yaitu: Mahdi Mahmudy, Deputi PBI KBI Semarang, dan Hikmat Kurnia, Pimpinan Kelompok Penerbit Transmedia Pustaka.
Dalam kesempatan ini, Prie menuturkan bahwa dia sering mengalami kegagalan dalam berwirausaha. Namun, kegagalan bagi Prie merupakan suatu proses pembelajaran dan bersilaturahmi dengan banyak orang. Baginya, proses pembelajaran dan tali silaturahmi tersebut merupakan tabungan sosial dan spiritual sebagai modal utama meraih kesuksesan. Berbeda dengan Prie, Hikmat Kurnia dulunya adalah seorang manajer sebuah perusahaan penerbitan. Meskipun tidak ada jaminan bahwa dia akan sukses, Hikmat Kurnia berani keluar dari kemapanan sebagai seorang pegawai. Dengan dukungan modal dari beberapa rekan kerjanya dulu, dia mendirikan sebuah perusahaan penerbitan sendiri. Meskipun beberapa kali juga mengalami kegagalan, akhirnya dalam waktu sekitar delapan tahun dia telah berhasil memimpin Kelompok Penerbit Transmedia Pustaka dengan karyawan sekitar 700 orang di berbagai kota. Jika dua pembicara sebelumnya memaparkan suka duka dalam merintis usaha, mewakili Bank Indonesia, Mahdi Mahmudy menguraikan peran BI dalam mendorong pemberdayaan sektor riil dan UMKM. Mahdi Mahmudy mengatakan, bahwa setelah 1999, peranan BI dalam mengembangkan UMKM berubah dari secara langsung, misalnya dengan penyediaan KLBI, menjadi tidak langsung. Peranan tidak langsung tersebut antara lain membuat base line survey mengenai komoditas unggulan, pembuatan profil database UMKM, dan pelatihan kepada BPR. Di samping itu, BI bekerja sama dengan institusi pemerintah lainnya atau lembaga internasional seperti GTZ dan Swiss Contact dalam pengembangan UMKM dengan cluster diamond model.
2009 23
Aspek Ekonomi
Meningkatkan Kualitas Ekonomi Masyarakat Melalui Program Desa Kita
Kampung Koya Koso - Papua
Siap Manfaatkan Fasilitas Fisik Program Desa Kita S ebagai
wilayah yang masih perlu mendapatkan
perhatian khusus, Papua menjadi salah satu fokus Bank Indonesia (BI) lewat program Desa Kita. Salah satu sumbangsih BI untuk masyarakat di ujung timur Indonesia itu adalah peresmian berbagai programprogram fisik di Kampung Koya Koso, Papua, pada 18 November 2009.
Warga desa menyampaikan apresiasinya kepada Bank Indonesia (BI) yang telah membantu pembangunan Kampung Koya Koso dan mengharapkan langkah BI ini dapat diikuti oleh perbankan lainnya.
Program-program fisik yang dilaksanakan di desa
Pengembangan Program Desa Kita secara umum
tersebut meliputi pembangunan gedung serbaguna,
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap trust building
tugu prasasti, pembuatan bronscaptering, perbaikan
(diwujudkan
pipa distribusi air, pembuatan pagar, pembangunan
development (pengembangan non fisik), dan tahap
beberapa fasilitas SDN Koya Koso, sambungan listrik
sustainability/ phasing out (proses kemandirian).
dengan
pembangunan
fisik),
tahap
PLN, perbaikan MCK, pembuatan bak penampungan air bersih, dan pembangunan gedung perpustakaan.
Saat ini program di Kampung Koya Koso telah memasuki tahap pengembangan non fisik yang bertujuan untuk
Warga desa menyampaikan apresiasinya kepada BI yang
pemberdayaan masyarakat. Adapun program-program
telah membantu pembangunan Kampung Koya Koso
non fisik yang yang telah dilaksanakan adalah pelatihan
dan mengharapkan langkah BI ini dapat diikuti oleh
pengembangan
perbankan lainnya. Program di Kampung Koya Koso
pelatihan pengolahan produk hasil pertanian, pelatihan
ini dilaksanakan dalam rangka Program Desa Kita yang
pemeliharaan ternak, pelatihan menjahit dan bimbingan
dilaksanakan oleh Kantor Bank Indonesia (KBI) Jayapura
manajemen usaha, dan pelatihan membaca, menulis dan
sejak 2007. Program ini merupakan bagian dari Bank
menghitung. Kegiatan-kegiatan ini ditetapkan dengan
Indonesia Social Responsibility (BSR).
mempertimbangkan kebutuhan (needs) dan potensi
perikananan
budidaya
air
tawar,
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia di kampung tersebut.
24
Aspek Ekonomi
Kandang Sapi Terpadu
Desa Kita
Program KST mengangkat konsep grass to grass yang menggambarkan siklus berkelanjutan dalam penciptaan nilai tambah ekonomi masyarakat secara mandiri dan berkesinambungan.
K antor
Bank Indonesia (KBI) Malang membangun
Kepala Desa Tulungrejo mewakili aparat dan masyarakat
Kandang Sapi Terpadu (KST) sebagai rangkaian program
desa menyampaikan apresiasinya kepada BI yang telah
kegiatan fisik Desa Kita di Desa Tulungrejo, Malang
membantu pembangunan Desa Tulungrejo. Program
sejak 2008. Selain itu, program-program fisik lainnya
yang dilaksanakan KBI Malang bekerjasama dengan
yang dibangun adalah poliklinik desa dan posyandu,
Pemda
jembatan, gapura, dan renovasi gedung TK.
meningkatkan taraf hidup masyarakat di berbagai aspek
Kabupaten
Malang
ini
menurutnya
telah
termasuk telah membuka akses jalan salah satu dusun di Program KST mengangkat konsep grass to grass yang
desa yang selama ini terpencil.
menggambarkan siklus berkelanjutan dalam penciptaan nilai tambah ekonomi masyarakat secara mandiri dan
Keberhasilan pola KST dengan konsep grass to grass
berkesinambungan. Program KST ini menghasilkan
ini, menjadikan Desa Tulungrejo terpilih sebagai desa
berbagai macam produk yang sangat bermanfaat baik
yang mewakili Jawa Timur untuk mengikuti pameran
untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual ke pasar
Teknologi Tepat Guna tingkat nasional yang dibuka oleh
guna menambah modal dan kesejahteraan masyarakat.
Presiden RI beberapa waktu lalu.
Produk-produk tersebut antara lain: susu sapi segar, biogas dari kotoran sapi, pupuk limbah biogas sebagai
Selain itu, Desa Tulungrejo juga telah dikunjungi
bahan nutrisi bagi rumput organik yang menjadi pakan
beberapa lembaga sebagai bagian dari kegiatan studi
sapi, serta peternakan
pakan
banding. Ini merupakan bukti konkrit bahwa eksistensi
dari limbah sapi. Semua produk tersebut dihasilkan
BI di tengah kehidupan bermasyarakat berimplikasi
secara mandiri, efisien dan efektif, serta bersifat ramah
positif.
lele
dengan
bahan
lingkungan.
2009 25
Aspek Ekonomi
Dusun Manding
Disinggahi Komisi VI DPR RI W alaupun pada 2008 Program Bank Indonesia Social Responsibility (BSR) di Dusun Manding, Yogyakarta telah selesai, tetapi
gaung Program Desa Kita Bank
Indonesia (BI) di Dusun Manding masih terus bergema. Hal ini terbukti dari dipilihnya Dusun Manding sebagai salah satu lokasi kunjungan kerja Komisi VI DPR RI saat meninjau Yogyakarta pada 10 Maret 2009. Pemerintah Provinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) memberikan rekomendasi kepada Komisi VI DPR RI dalam kunjungannya di DIY untuk singgah dan berdialog dengan para pengrajin Manding. Direkomendasikannya Dusun Manding karena ‘Program Desa Kita’ yang merupakan salah satu upaya BI
untuk
berkiprah
di
lingkungan
masyarakat dusun ini telah mendapatkan pengakuan dari para stakeholder. Rombongan DPR yang dipimpin Wakil Ketua
Komisi
VI
Agus
Hermanto,
menyampaikan apresiasi atas upaya BI, Pemda dan stakeholder lainnya yang telah turut serta dalam upaya pemulihan masyarakat
pasca
gempa
secara
integratif. Komisi VI DPR RI juga melakukan dengar pendapat (hearing) dengan perbankan di DIY yang membahas kinerja perbankan DIY dalam membantu pembangunan di
daerah.
Secara
lebih
spesifik
dibahas
pula
perkembangan penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) oleh enam bank penyalur KUR.
26
Direkomendasikannya Dusun Manding karena ‘Program Desa Kita’ di dusun ini yang merupakan salah satu upaya BI untuk berkiprah di lingkungan masyarakat telah mendapatkan pengakuan dari para stakeholder.
Aspek Ekonomi
Pemberdayaan LKM Makmur Kencana
Memekarkan
Ekonomi Desa Mekarjaya Fisik LKM MK cukup representatif bagi lembaga keuangan tingkat desa, juga di sisi lain ditopang oleh sumber daya manusia yang telah diseleksi berdasarkan standarisasi pengurus suatu lembaga keuangan.
T erbentuknya
Lembaga Keuangan Mikro Makmur
desa dengan
mudah mendapatkan pelayanan. Secara
Kancana (LKM MK) di Desa Kita Mekarjaya sebagai suatu
umum, bangunan fisik LKM MK cukup representatif
lembaga keuangan desa sejak Oktober 2007 memiliki
bagi lembaga keuangan tingkat desa, juga di sisi lain
tujuan untuk mengelola dana simpanan masyarakat
ditopang oleh sumber daya manusia yang telah diseleksi
yang pada akhirnya mampu menjadi bagian dari gerak
berdasarkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat.
keuangan.
Lembaga Keuangan Mikro yang dibentuk dalam rangka
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada para
Program Desa Kita BI ini telah mendidik anggota sebanyak
anggota, saat ini LKM MK masih melayani aksi “jemput
232 orang termasuk anggota luar biasa (masyarakat di
bola”. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan kebutuhan
luar Desa Mekarjaya) sejumlah 57 orang. Dari sisi laporan
anggota dengan mekanisme pelayanan dari anggota
keuangan, jumlah aset saat ini berjumlah Rp296.093.825.
kepada pengurus atau dengan kata lain anggota yang
Adapun Dana Pihak Ketiga (Tabungan Sukarela) sebesar
mendatangi kantor LKM MK. Hal ini dilakukan demi
Rp277.161.332 dan jumlah kredit sebesar Rp226.960.301.
meningkatkan kualitas pelayanan yang memuaskan
Kegiatan operasional harian berupa simpan pinjam
(service excellence).
standarisasi
pengurus
suatu
lembaga
dapat dikatakan lancar dengan merujuk kepada NPL (non performing loan = rasio kredit bermasalah) sebesar
Kelengkapan perangkat komunikasi seperti tersedianya
0 persen dan peningkatan aset rata-rata per bulan 50
jaringan telepon dan fax, serta koneksi internet yang
persen.
memadai akan sangat membantu LMK MK memberikan pelayanan dengan baik. Agar alur informasi juga
Legalitas usaha LKM MK berbentuk Badan Usaha
bisa lancar dan terbuka kepada anggota, tersedia
Milik Desa (BumDes) disahkan melalui Peraturan Desa
enam buah papan pengumuman di kantor LKM MK.
Mekarjaya No.141.1/04/2008. Adapun yang menjadi
Lima diantaranya terdapat di dusun yang ada di Desa
dasar terbentuknya Perdes tersebut adalah dengan
Mekarjaya (Dusun Caruy, Dusun Acoran, Dusun Tengah,
mempertimbangkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004
Dusun Batu Sipat Mandiri, dan Dusun Wetan).
tentang Pemerintahan Desa, dan Peraturan Gubernur Jawa Barat No.24 Tahun 2004 tentang Pedoman
Dampak dari keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut
Pembentukan Badan Usaha Milik Desa.
adalah
meningkatkan
(kredibilitas)
dan
kepercayaan
peningkatan
kinerja
masyarakat pengurus
Kelancaran operasional LKM MK tidak terlepas dari
(akuntabilitas). Berbagai pelatihan untuk mendukung
dukungan fasilitas yang dibutuhkan oleh pengurus dalam
operasional dan meningkatkan ketrampilan SDM-nya
melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari. Bangunan fisik
pun diberikan. Pelatihan administrasi diberikan sejak
LKM MK dapat dikatakan strategis karena berdekatan
2007 hingga saat ini meliputi teknis pelaksanaan dan
dengan pusat pemerintahan desa (balai desa) yang
pelatihan manajemen LKM MK dan sistem administrasi
notabene menjadi public area sehingga masyarakat
komputerisasi.
2009 27
PROGRAM BSR 2009
Aspek Lingkungan
28
Aspek Lingkungan
Hijaukan Bumi Kalimantan Selain memberikan bantuan pohon untuk pembukaan RTH di Kota Banjarmasin, program peduli lingkungan hidup KBI
Pulau Kalimantan
Banjarmasin dilanjutkan dengan melakukan rehabilitasi lahan
yang dulu terkenal
22 Desember 2009. Pemilihan lokasi Tahura Sultan Adam
dengan hutannya
bahwa kawasan hutan ini merupakan kawasan Tahura terluas
telah menjadi kisah masa lalu
kritis di wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam pada sebagai lokasi penghijauan didasarkan pada pertimbangan di Indonesia (112.000 hektar) dan merupakan kawasan penyangga pasokan air bagi Waduk Riam Kanan. Selain menjadi sumber utama pembangkit listrik, Waduk
sehingga perlu dilakukan
Riam Kanan sejak lama telah menjadi sumber pasokan air
langkah-langkah penghijauan
terluas, tetapi di beberapa wilayah Tahura, kondisinya sangat
dalam menyelamatkan hutan nasional.
bagi warga di tiga kabupaten. Meskipun memiliki kawasan memprihatinkan akibat kebakaran lahan serta bekas kegiatan penebangan liar. Kepala
Dinas
Kehutanan
Provinsi
Kalimantan
Selatan
Ir. H. Suhardi Atmoredjo mengatakan bahwa BI adalah instansi pertama yang memberikan perhatian nyata untuk
S ebagai
menghijaukan Tahura. Kegiatan semacam ini diharapkan wujud kepedulian terhadap kelestarian alam
dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan ataupun lembaga lain
serta turut aktif dalam upaya meningkatkan kualitas udara
di Kalimantan Selatan untuk turut berperan aktif melestarikan
kota Banjarmasin, Kantor Bank Indonesia (KBI) Banjarmasin
kawasan Tahura Sultan Adam ini. Dalam kegiatan ini, jumlah
lewat program Bank Indonesia Social Responsibility (BSR)
pohon yang ditanam oleh KBI Banjarmasin mencapai 1.500
memberikan bantuan berupa 500 buah pohon penghijauan
pohon dengan luas lahan tiga hektar dan diharapkan dapat
untuk ditanam di lahan Ruang Terbuka Hijau Taman (RTH)
diperluas pada waktu-waktu mendatang.
Taman Kamboja, Banjarmasin. Kegiatan ini untuk menekan polusi udara yang semakin meresahkan di Banjarmasin dan
Penghijauan di kawasan Tahura ini selain memberi manfaat
menciptakan daerah resapan.
untuk menjaga ekosistem juga diharapkan mampu memberi manfaat bagi masyarakat yang tinggal sekitar lokasi Tahura
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Peresmian RTH
sehingga muncul kesadaran untuk ikut memelihara kawasan
Kamboja pada 26 November 2009 yang dihadiri oleh
hutan. Untuk mencapai tujuan ini dilakukan penanaman
Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Kehutanan. Dalam
jenis pohon yang variatif, terdiri dari tanaman penghijauan,
sambutannya, Menteri Kehutanan menyatakan bahwa Pulau
tanaman produksi seperti karet serta jenis tanaman buah-
Kalimantan yang dulu terkenal dengan hutannya telah
buahan. Dengan variasi tersebut, hasil hutan seperti karet
menjadi kisah masa lalu sehingga perlu dilakukan langkah-
dan buah-buahan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
langkah penghijauan dalam menyelamatkan hutan nasional.
kesejahteraan masyarakat sekitar.
2009 29
Aspek Lingkungan
Kota Kembang Hijau “Leuweung hejo rahayat ngejo leuweung ruksak rahayat balangsak”, bunyi pepatah Sunda yang kira-kira artinya bila hutan menghijau maka rakyat sejahtera, namun jika hutan rusak rakyat sengsara. Makna pepatah ini sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK). Untuk mendukung gerakan tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) Bandung memberikan bantuan bibit pohon produktif untuk rehabilitasi lahan kritis pada 10 Februari 2009. Lokasi tersebut terletak sekitar 50 kilometer sebelah barat daya Kota Bandung, tepatnya di Desa Weninggalih Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Wilayah tersebut juga merupakan salah satu daerah penyangga aliran Sungai Citarum yang selanjutnya mengalir ke Waduk Saguling, Cirata, serta Jatiluhur.
Euy..
Melalui kegiatan penanaman pohon ini terdapat dua pesan moral yang dapat dipetik oleh masyarakat yaitu: Pertama, meningkatkan rasa ingin berbagi kepada sesama. Kedua, menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri. Rasa berbagi terutama kepada masyarakat yang membutuhkan merupakan tanggung jawab moral bersama. Kegiatan penanaman pohon merupakan kegiatan yang hasilnya tidak dapat dinikmati dalam waktu sesaat karena ditujukan sebagai warisan berharga bagi generasi penerus. Selain itu, KBI Bandung juga menghimbau kepada perbankan untuk berkontribusi lebih aktif dengan melakukan langkah-langkah konkrit dalam rangka mendukung program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang salah satu diantaranya adalah penanganan lahan kritis untuk menciptakan lingkungan yang lebih berkualitas. Diharapkan dengan semakin hijaunya lingkungan, masyarakat akan semakin sejahtera sehingga tercipta kemajuan kualitas kehidupan.
Kupang Go Green
D
“One Man One Tree” untuk Hijaukan Kupang
alam merayakan peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ke-51, Kantor Bank Indonesia (KBI) Kupang memperingatinya dengan menanam pohon di halaman KBI Kupang pada 19 Desember 2009. Tidak kurang dari 40 pegawai berpartisipasi menanam pohon. Kegiatan yang dilakukan secara sederhana, tetapi sarat dengan makna ini dilaksanakan oleh KBI Kupang untuk mendukung Pemerintahan Provinsi NTT dalam gerakan lingkungan “one man one tree”, sekaligus sebagai implementasi dari tema HUT BI ke-56 yang jatuh pada 1 Juli 2009 yang lalu, yakni “Lestari Alamku, Lestari Negeriku”.
30
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, KBI Kupang telah melebihi ekspektasi dalam mengimplementasikan gerakan “one man one tree” di mana dari 75 orang pegawai KBI Kupang berhasil ditanam 135 pohon. Pohon-pohon yang ditanam diambil dari berbagai jenis antara lain pohon mangga, kosambi, kedondong, sukun, sawo kecik, pandan wangi, dan glodok tiang. Penananam pohon menambah asri halaman kantor KBI Kupang yang dihiasi berbagai tanaman pelindung dan tanaman hias yang tumbuh subur, indah, dan terawat.
Aspek Lingkungan
Gerakan
Menghijaukan Kembali Aceh Kegiatan serupa akan terus dilaksanakan oleh BMPD Aceh dengan penanaman pohon di daerah lainnya, terutama di daerah bekas tsunami.
B encana
Tsunami telah merubuhkan rumah dan bangunan serta melalap pohon-pohon peneduh kota Banda Aceh. Wilayah paling parah kerusakannya adalah daerah pesisir Kota Banda Aceh. Dalam upaya menghijaukan kembali Aceh, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mencanangkan program Aceh Hijau (Aceh Green).
Percikan
Hijau Jakarta D alam
rangka menggalakkan penghijauan dan perilaku hidup sehat di Jakarta, Bank Indonesia (BI) pada April 2009 lalu telah memberikan bantuan dalam kegiatan gerakan penghijauan yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Menteng Dalam, Jakarta Pusat. Bantuan diberikan untuk penyediaan pot dan bibit pohon untuk ditanam di sekitar perumahan warga Kelurahan Menteng Dalam. Program penghijauan merupakan salah satu bentuk program pemerintah daerah yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan Dinas Pertamanan dan Dinas Kehutanan DKI Jakarta.
Perbankan di wilayah Banda Aceh pun turut mendukung program ini. Dalam melakukan inisiatif penghijauan Aceh, Perbankan Aceh melakukan gerakan penghijauan dan penanaman pohon yang dikemas dalam acara “Fun Bike Go Green 2009” pada 15 November 2009 dengan jumlah peserta lebih dari 300 orang. Kegiatan ini diawali dengan fun bike keliling kota Banda Aceh sejauh sekitar 15 kilometer dan dilanjutkan dengan penanaman 300 pohon.
Keterbatasan lahan tanah di Kelurahan Menteng Dalam tidak menyurutkan niat masyarakat untuk menghijaukan lingkungannya dalam mendukung upaya hidup sehat. Penggunaan tanaman pot dilakukan oleh warga untuk menyiasati keterbatasan lahan yang tersedia. Berbagai macam tanaman telah ditanam di pinggir jalan dan halaman rumah warga sehingga menambah keelokan dan kerindangan permukiman di Kelurahan Menteng Dalam.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian masyarakat perbankan dalam merehabilitasi lingkungan agar lebih baik serta menggalakkan olahraga sehat bersepeda. Kegiatan terlaksana berkat dukungan penuh dari Kantor Bank Indonesia (KBI) Banda Aceh bekerjasama dengan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Aceh dalam bentuk menyediakan seluruh biaya untuk pupuk dan pemeliharaan pohon sampai tumbuh dan hidup. Kegiatan serupa akan terus dilaksanakan oleh BMPD Aceh dengan penanaman pohon di daerah lainnya, terutama di daerah bekas tsunami.
Kegiatan penghijauan ini diharapkan dapat meningkatkan rasa cinta masyarakat akan lingkungan yang hijau, asri, dan teduh serta meminimalisir resiko terjadinya banjir yang seringkali melanda Jakarta di saat musim hujan. Tingkat polusi udara yang tinggi di Jakarta pun dapat diminimalisir dengan bantuan tanaman/ pohon sehingga berpotensi meningkatkan kesehatan masyarakat.
Di penghujung acara, hujan lebat menguyur lokasi penghijauan, menyirami pohon-pohon ketapang muda yang baru ditanam. Alam bagaikan berterima kasih kepada masyarakat perbankan yang telah menanam pohon dan memberikan harapan kembalinya Aceh yang hijau.
Kegiatan ini akan terus dilakukan oleh masyarakat dengan melakukan pemeliharaan terhadap hasil penghijauan yang telah dilaksanakan. Jakarta yang dikenal sebagai kota metropolitan yang sibuk dan berpolusi tinggi akan semakin ramah terhadap lingkungan dengan adanya percikan-percikan hijau ini.
2009 31
Aspek Lingkungan
Melestarikan Keindahan
Pulau Dewata
K eragaman hayati merupakan kekayaan alam yang
Pulau Serangan. Lima hektar terumbu karang di
tidak ternilai harganya. Sebab itu, harus terus dijaga
perairan pulau ini telah rusak karena aktivitas manusia
kelestariannya.
kelestarian
dan karena sebab alam lainnya. Sementara itu, dalam
alam, menjaga kekayaan hayati akan berdampak bagi
Selain
untuk
menjaga
kegiatan pelepasan tukik, telah dilakukan pelepasan 200
kehidupan sosial, misalnya peningkatakan kegiatan
ekor tukik dan beberapa penyu hijau dewasa ke perairan
parawisata.
Samudera Hindia.
Pentingnya menjaga kelestarian hayati ini disikapi Kantor
Kegiatan BI Peduli Lingkungan dilanjutkan dengan
Bank Indonesia (KBI) Denpasar dengan berpartisipasi
penanaman pohon di areal Pura Besakih, Karangasem,
pada kegiatan pelepasan tukik (bayi penyu), penanaman
pada 15 November 2009. Penanaman
artificial reef serta penanaman 7.000 pohon pada 14-
merupakan
15 November 2009. Penanaman artificial reef dan
Pohon” yang diprakarsai oleh Gerakan Pelestarian
pelepasan tukik yang dilaksanakan pada 14 November
Lingkungan Hidup (GPLH) Daerah Bali. Tujuan gerakan
pohon ini
partisipasi BI dalam “Gerakan Menanam
2009 merupakan rangkaian
menanam
kegiatan yang digagas oleh
adalah untuk melestarikan
Dinas Perindag Kota Denpasar. Dalam sambutannya Walikota Denpasar IB. Rai D. Mantra mengatakan, kegiatan yang bertajuk
“Pesona
Serangan” untuk
ini
Pelestarian lingkungan hidup di Bali menjadi isu yang sangat krusial, mengingat perekonomian Bali sangat tergantung oleh industri pariwisata.
Pulau
pohon
lingkungan
alam
palemahan
di
mengurangi pemanasan
ini dan Bali,
dampak global
serta
untuk menjadikan Bali lebih hijau (Bali Go Green).
bertujuan
menggerakkan
dan
Dalam kegiatan yang dibuka
meningkatkan aktivitas perekonomian, ekologi, dan
oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika ini, BI
edukasi di Kota Denpasar khususnya di Pulau Serangan.
menyumbangkan 1.000 pohon yang akan ditanam di
Diharapkan dengan menggembalikan dan menjaga
areal Pura Besakih dan Pura Batur, Kintamani.
keragaman hayati di Pulau Serangan maka kegiatan pariwisata dapat ditingkatkan sehingga perekonomian
Pelestarian lingkungan hidup di Bali menjadi isu yang
masyarakat lokal dapat meningkat pula.
sangat krusial, mengingat perekonomian Bali sangat tergantung oleh industri pariwisata, dan industri
Selain
Pulau
wisata sebagian besar masih bertumpu pada kegiatan
Serangan diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan
peningkatan
kegiatan
pariwisata,
wisata alam yang sangat tergantung pada kelestarian
dan penelitian lingkungan hidup khususnya untuk
lingkungan. Sehingga, baik secara langsung maupun
ekosistem laut. Kegiatan penanaman terumbu karang
tidak, kelestarian alam dan lingkungan di Bali akan
buatan/artificial reef dilakukan sebagai upaya untuk
sangat berpengaruh pada kegiatan perekonomiannya.
mengembalikan ekosistem terumbu karang di perairan
32
Aspek Lingkungan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro
Pemenuhan Listrik
untuk Kehidupan Lebih Baik
Warga masyarakat dan perangkat desa di sekitar lokasi memliki antusiasme sangat tinggi yang ditunjukkan dari penyediaan bantuan tenaga kerja dan penyerahan sebagian lahan perkebunan secara sukarela.
dekat dari Kota Palu. Salah satu lokasi tersebut adalah di Dusun Sadaonta, Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi. Berdasarkan hasil survei lokasi dan analisa yang dilakukan disimpulkan bahwa potensi aliran sungai di Dusun Sadaonta layak untuk dikembangkan menjadi PLTMH oleh karena faktor pendukung antara lain tingkat perekonomian warga masyarakat di sekitar lokasi
K eseluruhan
termasuk dalam golongan masyarakat kurang mampu kegiatan
Social
yang membutuhkan dukungan dalam pengembangan
Responsibility (BSR) dalam aspek Lingkungan Hidup
fasilitas desa. Selain itu, warga masyarakat dan perangkat
di penghujung 2009 ditutup oleh inisiatif Kantor Bank
desa di sekitar lokasi memiliki antusiasme sangat tinggi
Indonesia (KBI) Palu dalam mengatasi krisis listrik
yang ditunjukkan dari penyediaan bantuan tenaga kerja
dengan memanfaatkan sumber daya alam berupa
dan penyerahan sebagian lahan perkebunan secara
aliran air. Krisis listrik yang sudah lama melanda wilayah
sukarela.
Bank
Indonesia
Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu akibat defisit daya memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi
Partisipasi warga juga diwujudkan dalam bentuk
pengembangan kehidupan perekonomian warga.
kesediaan mereka menyediakan material pasir dan batu kali serta balok kayu yang dibutuhkan untuk
Dalam mengatasi krisis ini, KBI Palu bekerjasama dengan
pembangunan PLTMH. Sedangkan faktor sumber daya
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sulawesi
alam yang mendukung adalah potensi air di lokasi
Tengah, Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Palu,
tersebut sangat baik untuk pembangunan PLTMH.
Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lantanal) Palu, dan Pemerintah Kabupaten Sigi memanfaatkan potensi
Pembangunan PLTMH tersebut tidak mengganggu atau
sumber daya alam yang tersedia di wilayah ini yaitu
mengubah bentang alam disekitar lokasi pembangunan
aliran air dengan membangun Pembangkit Listrik
karena sifatnya hanya membelokkan dan memanfaatkan
Tenaga Mikro Hydro (PLTMH).
arah aliran sungai. Daya yang dihasilkan dari PLTMH Sadaonta berjumlah 7.000 watt dari kapasitas terpasang
Berdasarkan
hasil
komunikasi
dengan
Dinas
sebesar 10.000 watt yang dapat digunakan untuk
Pertambangan dan Energi Provinsi Sulawesi Tengah
mengaliri 65 bangunan termasuk dua bangunan masjid,
diperoleh informasi bahwa di wilayah Sulawesi Tengah
dua sekolah, dan balai pertemuan adat. Keberadaan
terdapat 100 lokasi potensial untuk pembangunan
pembangkit
PLTMH dan PLTA. Dari informasi
masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.
tersebut
terdapat
listrik
ini
diharapkan
menghantarkan
beberapa pilihan lokasi yang layak dan jaraknya relatif
2009 33
PROGRAM BSR 2009
Aspek Kesehatan
34
Aspek Kesehatan
Dropping Air Bersih untuk Atasi Sulit Air M arni (30 tahun), seorang warga Dusun Sanan Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri berbagi pengalamannya akan kegiatan dropping air yang dilakukan oleh PDAM dan Pemerintah Daerah yang ternyata hanya cukup untuk memasak saja. Sedangkan untuk mandi, cuci, dan keperluan hewan ternak, Marni terpaksa harus mengambil air dari sungai yang kondisi airnya keruh.
Musim kemarau yang cukup panjang pada 2009 menyebabkan sebagian warga di Kabupaten Kediri kekurangan air bersih.
Musim kemarau yang cukup panjang pada 2009 menyebabkan sebagian warga di Kabupaten Kediri kekurangan air bersih. Meskipun telah dilakukan dropping air bersih seminggu sekali sebanyak 4.000 liter, tetapi masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melihat kondisi ini, Kantor Bank Indonesia (KBI) Kediri melalui program Bank Indonesia Social Responsibility (BSR) memberikan bantuan berupa dropping air bersih kepada enam dusun di tiga desa yaitu Desa Selopanggung, Desa Bobang, dan Desa Pohsarang di Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Dengan adanya bantuan dari BI, warga di enam dusun tersebut mendapatkan dropping air sebanyak dua kali dalam seminggu sehingga sangat
Tim BSR KBI Kediri, Soebagijono menyaksikan dropping air bersih untuk warga Dusun Sanan, Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.
membantu memenuhi kebutuhan air bersih. Agar bantuan tersebut tepat sasaran dan tepat guna, kegiatan dropping air bersih tersebut dikoordinasikan dengan pemerintah daerah dan aparat desa setempat. Kini Marni tidak perlu lagi mengambil air dari sungai untuk kebutuhannya sehari-hari. Kegiatan dropping air bersih dari KBI Kediri telah mengatasi krisis air yang dialaminya dan warga lainnya.
2009 35
Aspek Kesehatan
Air Bersih untuk Warga Desa Ngestirejo, Gunung Kidul Desa Ngestirejo sangat membutuhkan penanganan langsung dibandingkan dengan desa lain yang juga masih terbatas dalam akses air bersih.
K abupaten Gunung Kidul merupakan kabupaten yang memiliki luas area terbesar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (luasnya 46,63 persen dari luas seluruh Provinsi Yogyakarta). Kabupaten yang berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian selatan ini sebagaian besar wilayahnya berupa perbukitan dan pegunungan kapur, bahkan sebagian wilayah juga merupakan daerah tandus. Ketika musim kemarau menghinggap sering terjadi bencana kekeringan. Tercatat hampir 30 persen penduduk (178.000 jiwa/48.000 kepala keluarga) mengalami kesulitan air. Penduduk bahkan harus mengeluarkan dana untuk membeli air bersih yang pada puncak kekeringan dapat melonjak harganya hingga Rp250.000 pertangki. Sebagian warga bahkan harus menjual ternaknya demi mendapatkan air bersih. Suatu kondisi yang cukup memberatkan. Menyadari akan kebutuhan yang mendasar tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) Yogyakarta mewujudkan kepeduliannya dengan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat yang terkena imbas kekurangan air. Bentuk bantuan awal yang diberikan adalah bantuan air bersih berupa 20 buah tangki air bersih berkapasitas masing-masing 5.000 liter. Hal ini diberikan sebagai tahap awal bagi warga Desa Ngestirejo yang sangat membutuhkan penanganan langsung dibandingkan dengan desa lain yang juga masih terbatas dalam akses air bersih.
36
Bantuan kembali dilanjutkan oleh BI yang didukung oleh pihak terkait karena musim kemarau tetap berlanjut sampai lima bulan berikutnya. Namun, bantuan air bersih tidak hanya terfokus kepada satu desa saja, tetapi lebih meluas di tingkat kecamatan. Adapun dari 18 kecamatan yang dinilai masih terkena dampak musim kemarau terburuk adalah Kecamatan Nglipar, Ngawen, dan Semin serta Kecamatan Prambanan. Mekanisme pemberian adalah dengan membangun bak Penampung Air Hujan (PAH).
KBI Yogyakarta memberikan bantuan berupa bak Penampung Air Hujan (PAH) kepada masyarakat desa di sekitar Gunung Kidul.
Proses pembangunan dikerjakan dengan antusiasme oleh masyarakat didukung oleh Taruna Tanggap Bencana Dinas Sosial Provinsi DIY. Secara keseluruhan terdapat 16 titik pembangunan bak PAH dengan masing-masing kecamatan memiliki empat bak PAH. Disadari bahwa bantuan tangki dan bak PAH masih sangat minim, terbatas, dan insidental untuk wilayah yang memang secara rutin mengalami masa kering, tetapi di sisi lain apa yang telah dilakukan KBI Yogyakarta dapat menjadi langkah awal bagi pihak lain dalam menangani kebutuhan primer ini.
Aspek Kesehatan
Bersama Memerangi Narkoba Data tahun 2008 dari Badan Anti Narkotika Nasional menyebutkan bahwa peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Maluku saat ini sudah menduduki peringkat ketiga nasional.
G enerasi
muda adalah harapan bangsa, termasuk generasi muda Maluku yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari anak bangsa. Upaya membangun kembali citra positif daerah Maluku pasca konflik sosial beberapa tahun lalu tentu tidak mudah karena banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan dalam upaya tersebut adalah cenderung meningkatnya kasus penyalahgunaan bahan narkotik dan obat-obatan terlarang. Peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini semakin mengkhawatirkan. Data tahun 2008 dari Badan Anti Narkotika Nasional menyebutkan bahwa peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Maluku saat ini sudah menduduki peringkat ketiga nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, Bank Indonesia (BI) Ambon bekerja sama dengan Pemerintah Kota Maluku, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Maluku mengadakan kegiatan kampanye dan sosialisasi Anti Narkoba dengan tujuan membangun kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba. Salah satu agenda kerjasama yang melambangkan kebersatuan masyarakat dalam memerangi narkoba ini adalah dengan penyebaran pamflet pada saat mengikuti Lomba Gerak Jalan Indah pada 6 Oktober 2009. Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan HUT Kemerdekaan RI dan HUT Kota Ambon yang diperingati setiap tahun hampir selalu bersamaan. Lomba Baris Indah adalah kegiatan yang sangat dinantikan oleh warga Kota Ambon. Terbukti dengan jumlah peserta yang mencapai 400 grup dan antusiasme tampak dengan tumpah ruahnya masyarakat sehingga membuat macet jalan-jalan Kota Ambon.
Saat perlombaan, sebagian anggota tim membagikan leaflet yang berisi informasi jenis-jenis narkoba dan bahayanya
Sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, waktu pelaksanaan Gerak Jalan Indah 2009 tidak dilaksanakan tepat dengan tanggal HUT Kota Ambon dikarenakan pada 6 September 2009 bertepatan dengan bulan puasa sehingga pelaksanaan lomba ditunda menjadi 6 Oktober 2009. Hal ini merupakan salah satu bentuk toleransi beragama yang sedang giat-giatnya dibangun dan digaungkan oleh pemerintah daerah. Kegiatan ini dipilih karena selama ini antusiasme masyarakat terhadap Lomba Gerak Jalan Indah sangat besar. Dengan menurunkan satu tim gabungan dari mahasiswa GMKI dan HMI, kampanye dan penyampaian pesan kepada masyarakat diharapkan akan lebih efektif. Penampilan unik dari tim “Anti Narkoba” ini adalah keberadaan spanduk ajakan untuk memerangi narkoba yang dibawa selama barisan berjalan. Kampanye di antara Lomba Baris Indah seperti ini sangat unik dan mungkin baru yang pertama kali dilakukan di Kota Ambon sehingga masyarakat sangat antusias menyaksikannya. Keantusiasan dapat dilihat dari berlomba-lombanya masyarakat untuk berfoto bersama para peserta gerak jalan. Bahkan tim “Anti Narkoba” menjadi objek wawancara para wartawan karena keunikan tersebut. Kepedulian BI dalam kampanye anti narkoba ini menunjukkan keseriusan BI terhadap lingkungan sosial dan terutama masa depan generasi muda sebagai penerus bangsa.
2009 37
Aspek Kesehatan
Bebaskan Anak Bangsa
dari Narkoba Program ini merupakan wujud swadaya sekaligus menjadi wahana kerjasama antara aparat hukum dengan pemerintah provinsi, pemerintahan kota serta pelaku ekonomi untuk memerangi narkoba secara preventif.
U paya untuk membebaskan pengaruh narkoba dari
genarasi muda Indonesia perlu dukungan dari semua pihak. Negara lewat Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 yang kemudian direvisi lewat UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan instruksi Presiden RI No. 3 tahun 2002 tentang penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, precuso, zat aditif, telah menunjukkan komitmen dan penegasannya untuk membasmi penyalahgunaan narkoba. Namun, komitmen ini tidak akan terlaksana tanpa dukungan penuh semua elemen masyarakat. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) sebagai bagian dari elemen masyarakat terpanggil untuk mendukung setiap usaha dan upaya yang dilakukan oleh lembaga atau instansi pemerhati yang concern untuk membebaskan anak bangsa dari penyalahgunaan narkoba. Di kalangan akademisi, dukungan BI ditunjukkan melalui kerjasama dengan Divisi Mahasiswa Anti Narkoba Departemen Kesejahteraan Rakyat Kepresidenan Mahasiswa Univeristas Trisakti lewat serangkaian acara dalam memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI). Kegiatan selama satu bulan tersebut antara lain diisi dengan kampanye pasif, seminar anti narkoba, aksi damai, serta festival musik. Bagi kalangan aparat hukum, yang berada di wilayah lingkungan Komplek Perkantoran BI, dukungan BI adalah dengan memperluas informasi mengenai berbagai aspek dari dampak yang
38
Pemberian Ucapan Terimakasih oleh BNN kepada Ketua Panitia HUT RI 2009, Suhaedi
ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba melalui pemasangan media standing banner. Program ini merupakan wujud swadaya sekaligus menjadi wahana kerjasama antara aparat hukum dengan pemerintah provinsi, pemerintahan kota, serta pelaku ekonomi untuk memerangi narkoba secara preventif. Pendekatan ini dinilai cukup strategis karena lokasi penempatannya berada di tempat-tempat keramaian di wilayah ibukota. Selain itu, dukungan BI terhadap Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) atau Indonesia National Institute on Drug Abuse (INIDA) adalah dengan menyelenggarakan rangkaian kegiatan olahraga di Pusat Rehabilitasi dan Terapi di wilayah Lido, Sukabumi. Bantuan insidental yang diselenggarakan bersama dengan Ikatan Pegawai Bank Indonesia (IPEBI) ini bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan antarwarga khususnya di lingkungan unit terapi dan rehabilitasi BNN. Berbagai perlombaan dan pertandingan digelar serta diikuti dengan semangat juang tinggi oleh setiap peserta. Bank Indonesia meyakini bahwa pepatah yang mengatakan dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat dapat menjadi kenyataan.
Aspek Kesehatan
Pengobatan Gratis dan Edukasi Kesehatan untuk Warga Kupang K antor Bank Indonesia (KBI) Kupang melalui Ikatan
Pegawai Bank Indonesia (IPEBI) menggelar pengobatan gratis pada 18 Juli 2009. Kegiatan dilakukan secara serentak di tiga desa di Kabupaten Kupang, yakni Desa Oematnunu, Desa Mata Air, dan Desa Oesao. Bantuan pengobatan IPEBI ini mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat. Hal ini tercermin dari antusiasme warga masyarakat yang mengikuti pengobatan. Partisipasi aktif masyarakat terlihat saat bekerja sama secara swadaya, tulus, dan sukarela membersihkan lingkungan puskesmas, mendirikan tenda, meminjamkan kursi, dan persiapan lainnya. Di Desa Oematnunu, kegiatan ini juga mendapat dukungan dari mitra kerja yaitu camat, kepala desa, tokoh masyarakat, dan pemuka adat desa serta puskesmas. Bantuan pengobatan IPEBI di Desa Oematnunu diprioritaskan bagi balita dengan tujuan untuk memperbaiki gizi para balita. Program ini sangat penting karena Indonesia masih masuk dalam peringkat yang kurang baik dari sisi perawatan bayi dan balita. Pada kesempatan yang sama, KBI Kupang juga melakukan serangkaian kegiatan sosial kemasyarakatan sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat sekitar. Di Desa Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, sebanyak 128 balita ditambah 70 anak mendapat layanan pemeriksaan dan pengobatan gratis oleh dokter dan perawat.
Partisipasi aktif masyarakat terlihat saat bekerja sama secara swadaya, tulus, dan sukarela membersihkan lingkungan puskesmas, mendirikan tenda, meminjamkan kursi dan persiapan lainnya. Kegiatan yang dipusatkan di Puskesmas Pembantu (Pustu) ini dilakukan selama dua hari. Di desa yang sama juga diberikan edukasi bagaimana memberikan makanan sehat bagi balita. Pemanfaatan bahan makanan lokal sebagai menu sehat balita, juga mendapat sambutan antusias dari ibu-ibu. Pada kesempatan yang sama juga diberikan makanan tambahan balita selama empat hari yaitu dari 18 sampai 21 Juli 2009. Dengan demikian pemahaman ibu-ibu mengenai makanan sehat balita menjadi lengkap, karena selain bekal pengetahuan para ibu juga mempraktikkan langsung cara menyiapkan menu sehat balita. Sementara itu, di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, IPEBI juga turut membantu pengobatan dan memberikan obat-obatan, suplemen, dan makanan bergizi bagi anak-anak yang menderita gizi buruk dan kurang gizi serta paket sembako bagi manula. Sedangkan di Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, IPEBI memberikan bantuan pengobatan ditambah dengan suplemen gizi bagi 38 anak-anak penderita gizi buruk dan gizi kurang serta memberikan suplemen bagi 47 ibu-ibu yang sedang hamil dan menyusui.
2009 39
Aspek Kesehatan
Perbankan NTB Gelar
Khitanan Massal S ebanyak 78 anak-anak berusia antara empat sampai
enam tahun mendatangi Kantor Bank Indonesia (KBI) Mataram. Mereka berlarian dan berhamburan menduduki kursi-kursi yang telah ditata di depan Ruang Serbaguna. Kehadiran anak-anak yang didampingi oleh orang tuanya masing-masing ini untuk mengikuti acara khitanan massal yang diselenggarakan oleh Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Nusa Tenggara Barat (NTB).
Peduli Kesehatan Masyarakat Negeri Liang
Kegiatan khitanan massal ini merupakan bentuk kepedulian BI dan dunia perbankan terhadap masyarakat sekitar di NTB. Puluhan anak-anak yang berasal dari Kelurahan Jempong, Kekalik, Dasan Agung, dan Pejeruk, Mataram dapat melaksanakan khitanan tanpa mengeluarkan biaya. Acara khitanan massal ini merupakan salah satu program bakti sosial kerjasama perbankan yang tergabung dalam ikatan forum BMPD di NTB. Pihak lainnya yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan acara ini adalah Ikatan Wanita Bank (IWABA) Provinsi NTB dan sembilan orang tenaga medis dari Dinas Kesehatan Mataram. Acara dimulai dengan proses khitanan yang dilaksanakan di Ruang Serbaguna. Anak-anak bergilir satu persatu menuju ruang serbaguna untuk dikhitan oleh tenaga medis. Walaupun diwarnai dengan tangisan dan teriakan anak-anak, secara umum kegiatan khitanan massal ini berlangsung dengan lancar. Selain khitanan gratis, seluruh peserta juga diberi santunan, disertai seperangkat baju muslim berisi baju koko, peci, dan sarung. Perhatian BI terhadap mereka yang kurang mampu diharapkan dapat terus dilakukan di masa yang akan datang. Salah seorang peserta khitanan massal yang sedang dikhitan
40
Suasana khitanan massal di Desa Negeri Liang, Kabupaten Maluku Tengah.
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, menyatakan
penghargaannya kepada Bank Indonesia (BI) Ambon yang telah menunjukan kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal ini disampaikannya di tengah kegiatan khitanan massal 200 orang anak di Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah, 15 Maret 2009. Kedatangan Gubernur Maluku disambut dengan penuh kegembiraan oleh warga Negeri Liang, karena lokasi daerah sangat jauh dan terpencil. Khitanan massal ini terselenggara atas kerjasama antara AMI Keluarga Besar Amarian (AKBAR), yang merupakan perkumpulan masyarakat Negeri Liang yang bermukim di Kota Ambon, dengan KBI Ambon, dan Pemda Maluku. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kepada masyarakat Negeri Liang yang selama ini belum mendapat layanan kesehatan secara memadai. Pada kegiatan ini KBI Ambon memberikan bantuan berupa kain sarung dan songkok kepada peserta khitanan.
Aspek Kesehatan
Membangun Pola Hidup Bersih dengan
Penyediaan Fasilitas MCK K esehatan
masyarakat sangat tergantung oleh penerapan pola hidup bersih yang didukung oleh penyediaan fasilitas kesehatan. Jika kebiasaan hidup bersih dan fasilitas kesehatan sudah bersinergi maka pola hidup sehat dan bersih akan tercipta di semua lingkungan masyarakat.
Pada saat ini terdapat 11 pondok pesantren yang terhimpun dalam forum yaitu: Pesantren Al-Mawaddah, Pesantren Al Chikmatul Muballighhah, Pesantren Bani Abdullahl, Pesantren Ibnu Sabil, Pesantren Kasemen Sawah Luhur, Pesantren Batu Kandang Baros, Pesantren Al-Miraj, Pesantren Darul Iman, Pesantren Al-Quran Menyadari pentingnya Syifaul Mu`imin, Pesantren pola hidup sehat yang Soleh Ma, dan Pesantren Jika kebiasaan hidup bersih dan didukung oleh penyediaan Nurul Huda. Sebagai fasilitas kesehatan sudah bersinergi fasilitas kesehatan yang tindak lanjut dari kegiatan baik, Bank Indonesia (BI) pembangunan MCK ini, maka pola hidup sehat dan bersih ikut memberikan dukungan pengurus Forum Pondok melalui pembangunan Pesantren Serang sedang akan tercipta di semua lingkungan fasilitas Mandi Cuci Kakus mengupayakan penyediaan (MCK) bagi Forum Pondok infra struktur thaharoh masyarakat. Pesantren Serang pada (sarana dan prasarana untuk Maret 2009. bersuci) untuk tiap-tiap pondok pesantren. Forum Pondok Pesantren Serang merupakan himpunan dari pondok-pondok pesantren yang berada atau Setelah memberi bantuan sanitasi bagi Forum Pondok berlokasi di Serang yang berupaya untuk mensinergikan Pesantren Serang, program selanjutnya adalah kegiatan pondok dalam penyelenggaraan pendidikan penyadaran akan pentingnya penggunaan MCK pesantren maupun bentuk-bentuk amaliah lainnya. oleh pengurus forum secara berkelanjutan. Namun, Forum menghimpun dan mendiseminasikan pemikiranpemeliharaan akan fungsi tersebut oleh masyarakat pemikiran bagi perkembangan pondok pesantren perlu ditindaklanjuti sebagai refleksi kepercayaan serta menyelenggarakan kegiatan untuk tujuan dan bahwa kebersihan merupakan bagian dari pada iman. kemaslahatan bersama.
2009 41
PROGRAM BSR 2009
Aspek Sosial, Seni, Budaya, Olahraga, dan Keagamaan
42
Aspek Sosial, Seni Budaya, Olahraga, dan Keagamaan
Mengangkat Pariwisata Daerah S elain dukungan dalam upaya peningkatan kualitas
kehidupan melalui aspek pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan perekonomian, Bank Indonesia juga memberikan dukungannya pada kegiatan di bidang sosial, seni budaya, dan olahraga yang diselenggarakan oleh berbagai elemen masyarakat. Selain untuk memberikan dukungan terhadap pelestarian budaya, kesenian, dan untuk menanamkan rasa kesetiakawanan sosial, dukungan tersebut salah satu tujuan juga untuk mensosialisasikan mengenai lembaga maupun fungsi dan tugas pokok Bank Indonesia.
2009 43
Aspek Sosial, Seni Budaya, Olahraga, dan Keagamaan
Melunakkan “Keangkeran” Benteng Marlborough Kegiatan semacam CSC merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Bengkulu dan sangat patut dilanjutkan di masa yang akan datang.
Creative Student Competitions for Tourism 2009 (CSC), begitulah tema besar kegiatan Bank Indonesia Social Responsibilty (BSR) yang diangkat oleh Kantor Bank Indonesia (KBI) Bengkulu bekerjasama dengan harian surat kabar lokal Rakyat Bengkulu. Puncak acara yang berlangsung 14-15 November 2009 ini secara khusus mendapat perhatian dari Gubernur Bengkulu Agusrin M. Najamudin dan Walikota Kota Bengkulu Ahmad Kanedi. Dengan partisipasi yang sangat luar biasa dari peserta, pengunjung, bahkan pendukung acara, suasana panas terik sinar matahari tidak menjadi penghalang berjalannya acara CSC. Acara CSC ini dibuka dengan pemukulan alat musik Dol oleh Gubernur Bengkulu didampingi oleh Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Pimpinan Bank Indonesia (PBI) Bengkulu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, dan Pemimpin Redaksi Harian Rakyat Bengkulu. Acara ini cukup meriah karena diikuti lebih dari 1.000 peserta baik dari taman kanak-kanak (TK) untuk lomba mewarnai maupun dari SMU/MTs untuk lomba berpidato Bahasa Inggris, lomba Tari Kreasi Musik Dol, dan lomba Mading Tiga Dimensi (3D). Kesan “angker” yang biasa melekat pada Benteng Marlborough sebagai
44
benteng peninggalan penjajahan Inggris langsung sirna oleh gegap gempita para pengunjung. Gubernur Bengkulu menyatakan bahwa sesuai visi dan misi program kerja Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam hal pariwisata, kegiatan semacam CSC merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Bengkulu dan sangat patut dilanjutkan di masa yang akan datang. Gubernur Bengkulu juga menyampaikan apresiasinya atas inisiatif KBI Bengkulu mengadakan kegiatan CSC. Sementara itu, PBI Bengkulu dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa KBI Bengkulu akan senantiasa mendukung program Pemerintah Provinsi Bengkulu yang dalam hal ini melalui program BSR untuk pendidikan, pengembangan seni, dan pariwisata. Harapan besar dari dilaksanakannya program promosi seperti CSC ini adalah dapat mendorong sektor pariwisata Bengkulu agar lebih dikenal, baik di wilayah domestik maupun mancanegara sekaligus mendukung program Bengkulu Kota Pelajar.
Aspek Sosial, Seni Budaya, Olahraga, dan Keagamaan
Gebyar Kepedulian bagi Masa Depan Kaltim Ketulusan kerjasama ini disimbolkan oleh pelepasan sepasang burung dara putih yang menggambarkan kemurnian jejaring yang akan berjalan berkesinambungan penuh kedamaian.
Memperingati HUT Bank Indonesia (BI) ke-56 pada
1 Juli 2009, BI Samarinda kembali menggelar ajang kepedulian bagi masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) khususnya Kota Samarinda. Tema yang diusung pada perayaan kali ini adalah “BI dan Perbankan Kaltim Peduli: Insan, UMKM, dan Anak Didik”. Acara ini mencerminkan komitmen Perbankan Kaltim untuk senantiasa mendukung secara nyata setiap upaya peningkatan perekonomian Kaltim. Selain berisi kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat, peringatan HUT BI di Kaltim juga diisi dengan berbagai kegiatan sosial untuk membantu masyarakat Kaltim. Rangkaian kegiatan yang digelar dari 26 sampai 28 Juni 2009 di halaman depan KBI Samarinda ini dikemas dalam acara “Gebyar Kegiatan HUT BI ke–56 dan Songsong Harkopnas ke–62”. Kegiatan ini memang diselaraskan dengan momen peringatan Hari Koperasi Nasional pada 12 Juli 2009 di Samarinda yang dibuka langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
dan Pemerintah Daerah. Ketulusan kerjasama itu disimbolkan oleh pelepasan sepasang burung dara putih yang menggambarkan kemurnian jejaring yang akan berjalan berkesinambungan penuh kedamaian, yang diikuti oleh pelepasan balon berhadiah sebagai wujud berbagi kebahagian BI kepada masyarakat. Kegiatan yang dilangsungkan kali ini berupa donor darah, pengobatan gratis, dan bekam. Sedangkan pemberian beasiswa pendidikan, pelatihan komputer, dan bahasa Inggris untuk anak dan pelaku UMKM disatukan dalam kegiatan pendidikan serta smart kid corner dalam bentuk perlombaan: cerdas tangkas serba-serbi perbankan syariah; mewarnai logo BI dan uang Rupiah; melukis pasir dalam botol; origami; dan bursa buku murah; serta berbagai jenis pameran hasil UMKM melalui Rumah Bazar UMKM untuk mendukung pemberdayaan ekonomi khususnya sektor riil. Semua rangkaian kegiatan diiringi live show berupa hiburan berbagai grup band dan nasyid dari komponen perbankan, SMA/SMK, dan para sponsor lainnya. Tercatat hingga 300 anak-anak mengikuti berbagai perlombaan, dan donor darah berhasil mengumpulkan 200 kantong darah dari sekitar 300-an calon pendonor. Sebanyak 350 penduduk sekitar pun mendapatkan pengobatan gratis.
Kegiatan Gebyar HUT BI kali ini merupakan wujud dari kemitraan stategis antara Perbankan, UMKM,
2009 45
Aspek Sosial, Seni Budaya, Olahraga, dan Keagamaan
Peduli kepada Sesama di Bulan Ramadhan Dalam rangka mendukung mewujudkan kepedulian
kepada sesama di bulan suci Ramadhan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, Kantor Bank Indonesia (KBI) Cirebon memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada pondok pesantren serta bantuan untuk siswa berprestasi yang kurang mampu. Pondok pesantren yang mendapat bantuan adalah Yayasan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Cirebon, dan para siswa di beberapa Sekolah Dasar (SD) di sekitar Cirebon. Pemberian bantuan kepada pondok pesantren dimaksudkan agar dapat mandiri membiayai kebutuhan operasional. Adapun bantuan sarana dan prasarana yang diberikan berupa bibit bebek petelur sebanyak 250 ekor dan 10 set mesin jahit termasuk kursi dan perlengkapannya. Selain itu, dalam kesempatan yang sama, KBI Cirebon juga memberikan bantuan kepada siswa SD yang lokasinya berdekatan dengan wilayah kerja KBI Cirebon, yaitu SD Cangkol I dan SD Kasunean I. Sebagian besar dari siswa SD tersebut merupakan anak nelayan. Bantuan juga diberikan kepada anak para pegawai outsourcing khususnya para petugas cleaning service. Dengan bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban orang tua untuk menyediakan sarana pendidikan seperti seragam sekolah dan buku yang semakin mahal serta memotivasi siswa untuk belajar lebih giat agar mencapai prestasi yang gemilang.
Berbagi dengan Anak Yatim Piatu di Bulan Penuh Berkah B ulan Suci Ramadhan 1430 H selalu indentik dengan kepedulian. Pada bulan penuh berkah ini segala macam kebaikan seakan bermekaran di mana-mana, tidak terkecuali di lingkungan sekitar Kantor Bank Indonesia (KBI). Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, Bank Indonesia (BI) melaksanakan kegiatan Safari Ramadhan yang bertujuan untuk ikut membantu masyarakat di lingkungan sekitar KBI dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Bank Indonesia Social Responsibility (BSR) 2009. Kegiatan Safari Ramadhan ini ditandai dengan pemberian paket bantuan kepada anak-anak yatim piatu dan anakanak jalanan yang bernaung di bawah lembaga rumah yatim piatu maupun lembaga lain yang berada di sekitar lingkungan Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta. Kegiatan yang berlangsung sepanjang Bulan Ramadhan 1430 H ini dilakukan di empat lembaga yaitu Yayasan Makna Bakti, Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah, Panti Asuhan Putra Nusa Puri, dan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Setia. Safari Ramadhan berlangsung selama seminggu di masing-masing lembaga. Dalam kegiatan Safari Ramadhan ini juga dijalin kerjasama dengan Ikatan Pegawai Bank Indonesia (IPEBI) dan Koperasi Pegawai Bank Indonesia (KOPEBI) khususnya dalam pengadaan paket bantuan.
46
Aspek Sosial, Seni Budaya, Olahraga, dan Keagamaan
Mendukung Kinerja Lembaga S ebagai rasa kepedulian dan untuk menumbuhkan
sikap saling membantu antar sesama intansi pemerintah, Kantor Bank Indonesia (KBI) Palu pada 12 Februari 2009 menghibahkan berbagai peralatan kantor kepada beberapa instansi di Kota Palu. Hibah yang diberikan antara lain kepada Polresta Kota Palu, Kesatuan Brimob Polda Sulteng, Polsek Palu Selatan, dan Angkasa Pura, Bandara Kota Palu.
pada umumnya dan Kota Palu khususnya dapat terjaga. Kepala Polresta Palu Andean Bonar Sitinjak, menyampaikan terima kasih kepada KBI Palu yang telah berkenan menghibahkan sejumlah perangkat komputer, meja, dan kursi kerja sehingga dapat membantu pelaksanaan tugas Polresta. Hibah ini sangat berarti dan tepat pada waktunya karena beberapa hari sebelumnya sejumlah perangkat komputer di Polresta telah rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.
Perwakilan KBI Palu Jamaluddin Massere mengatakan, penyerahan hibah barang-barang berupa perangkat komputer dan meubeleir tersebut untuk mendukung pelaksanaan tugas. Selain untuk mempererat kerjasama, lewat hibah ini diharapkan stabilitas (termasuk stabilitas ekonomi) di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng)
Dengan adanya perangkat komputer dari Bank Indonesia diharapkan dapat lebih memperlancar pelaksanaan tugas administrasi Polresta Palu sehingga stabilitas kinerja lembaga tetap terjaga.
Safari Ramadhan di Palu M enyemarakkan bulan suci Ramadhan 1430 H, Kantor Bank Indonesia (KBI) Palu menggelar serangkaian kegiatan yang diikuti oleh kalangan internal dan kalangan perbankan di Kota Palu yang tergabung dalam BMPD Sulawesi Tengah (Sulteng). Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya sebatas dilangsungkan di dalam lingkungan internal tetapi juga berlangsung di luar kantor. Salah satunya adalah Safari Ramadhan yang diselenggarakan pada 13 September 2009 dengan mengambil lokasi di Desa Rarampadende, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi Biromaru, Sulawesi Tengah. Rangkaian acara Safari Ramadhan di Desa Rarampadende dipusatkan di Masjid Uswatun Khasanah yang masih dalam proses penyelesaian. Rombongan yang dipimpin langsung oleh Pimpinan Bank Indonesia (PBI) Palu Suparmo, tiba ditempat acara sesaat sebelum adzan maghrib berkumandang. Acara diawali dengan buka puasa bersama yang dilanjutkan dengan sholat maghrib, isya, dan tarawih secara berjamaah. Hadir pada acara tersebut para tokoh masyarakat desa, akademisi, dan perwakilan perbankan
di Kota Palu. Pada awal sambutannya Mohammad Ilham Soeroer selaku koordinator Safari Ramadhan mengatakan bahwa tujuan dari Safari Ramadhan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia adalah untuk memperluas silaturahmi dan mendukung syiar Islam serta sebagai wujud kepedulian KBI Palu terhadap lingkungan sekitar. Pada kesempatan berikutnya, PBI Palu Suparmo menyerahkan bantuan dari Keluarga Besar BI Palu berupa semen dan uang tunai untuk membantu penyelesaian pembangunan masjid. Sementara itu, Ustadz Ujang Anshori dalam tausiahnya berpesan agar masyarakat sekitar menjadikan Masjid Uswatun Khasanah sebagai tempat untuk beribadah dan pusat kegiatan dakwah bagi warga setempat. Sebagai informasi, partisipasi BI dalam pembangunan masjid Uswatun Khasanah sudah berlangsung semenjak bangunan masjid tersebut masih beratap rumbia dan berdinding papan. Sebelumnya (6/9/09) acara serupa juga dilaksanakan di Desa Watatu, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala.
2009 47
PROGRAM BSR 2009
Aspek Bencana Alam
48
Aspek Bencana Alam
Berpikir Secara Global
Bertindak Secara Lokal G aung ungkapan tersebut sering kita dengar akhir-
akhir ini, khususnya dalam konteks kegiatan-kegiatan kepedulian lingkungan. Sebuah ungkapan yang selalu diutarakan oleh setiap lembaga untuk lebih menyadarkan para generasi penerus bangsa agar turut berpartisipasi secara aktif dalam menyelamatkan bumi dari berbagai resiko kerusakan dan kepunahan. Ketika sebuah bencana terjadi, kita melihat sebuah pertanda bahwa selama ini aktifitas manusia disadari atau tidak telah keliru sehingga alam pun bereaksi. Persahabatan dengan alam mau tidak mau memang harus terjalin. Kondisi alam dan cuaca yang kurang menentu belakangan ini sering mengakibatkan bencana alam yang memakan korban,
baik harta benda maupun jiwa sanak saudara. Namun, jalinan persahabatan tidak hanya terbatas kepada alam, tetapi juga kepada saudara-saudara kita yang menjadi korban dari bencana. Sebagai bagian dari komunitas sosial, Bank Indonesia (BI) akan selalu berusaha untuk meringankan beban para korban bencana alam. Upaya ini dilakukan melalui pemberian bantuan tanggap darurat serta bantuan rehabilitasi berbagai infrastruktur yang terkena dampak musibah. Kegiatan ini diharapkan dapat meringankan beban dan mengembalikan semangat hidup para korban untuk bisa melalui masa duka dan kembali menjalani kehidupan sebagaimana mestinya.
Bantuan untuk Korban Gempa di Kepulauan Talaud I bu pertiwi kembali diselimuti awan mendung dengan
Provinsi Sulawesi Utara pada 2 Juni 2009. Bantuan yang
musibah
Kabupaten
diterima langsung oleh Asisten Tata Pemerintahan Setda
Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada 12 Februari
gempa
yang
mengguncang
Kepulauan Talaud Napak Bawiling juga disaksikan juga
2009. Banyak rumah mengalami kerusakan sehingga
oleh Sekretaris Daerah Kepulauan Talaud Frans Udang
masyarakat harus berusaha kembali menata rumah dan
dan Asisten III Ir. Adolof Binilang.
kehidupannya. Sebagai wujud kepedulian, pegawai Bank Indonesia Manado dan Kantor Bank Indonesia (KBI)
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud menyampaikan
lainnya menggalang dana untuk membantu korban
apresiasinya atas bantuan yang disampaikan BI ini.
gempa Kepulauan Talaud.
Bantuan ini akan sangat membantu meringankan beban masyarakat Kepulauan Talaud yang sedang tertimpa
Bantuan ini diserahkan oleh Wakil Ketua Ikatan Pegawai
musibah untuk kembali bangkit dan menjalankan roda
Bank Indonesia (IPEBI) Komisariat Manado E. Ruddy
kehidupan yang lebih baik lagi.
Oroh kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud
2009 49
Aspek Bencana Alam
Aksi Peduli
Korban Banjir Samarinda Ungkapan “lebih bersahabat dengan alam” memang
seharusnya bisa diwujudkan bersama. Kondisi alam dan cuaca yang tidak bisa diprediksi belakangan ini sering mengakibatkan bencana alam. Kondisi ini jika terlambat untuk diantisipasi akan memakan korban baik harta maupun jiwa. Pada April 2009 lalu, Kota Samarinda dilanda bencana banjir. Menurut warga, bencana banjir kali ini lebih besar dan lebih luas dari banjir sebelumnya. Banjir yang mulai berlangsung sejak dini hari, bertambah tinggi dan dengan cepat menyebabkan ketinggian air di beberapa daerah. Ketinggian air mencapai lebih dari satu meter. Akibatnya, ratusan rumah termasuk barang-barang di dalamnya terendam.
Banjir yang diperkirakan akan berlangsung lebih dari seminggu membuat warga yang permukimannya terisolasi akibat banjir terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman, termasuk sejumlah karyawan Bank Indonesia (BI) Samarinda dan pegawai outsourcing. Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, Kantor Bank Indonesia (KBI) Samarinda bergerak cepat untuk turut meringankan beban warga korban banjir. Melalui Ikatan Pegawai Bank Indonesia (IPEBI) Komisariat Samarinda, KBI Samarinda terjun langsung ke lokasi dengan menggelar “Aksi BI Peduli” yang bertujuan untuk memberi bantuan makanan. Bantuan ini disampaikan dan diterima langsung oleh Ketua RT atau koordinator lapangan penanganan bencana setempat untuk selanjutnya dibagikan kepada warga yang terkena musibah.
Bantuan untuk Korban Tanah Longsor dan Sekolah di DAS B
erbekal headline harian Pos Kupang, 7 Juni 2009 yang memuat berita Korban Tanah Longsor Kabupaten Kupang, Tim Survei Kantor Bank Indonesia (KBI) Kupang pada siang harinya langsung meluncur menuju lokasi bencana tanah longsor. Perjalanan panjang menuju lokasi ternyata tidaklah mudah. Tim harus menyusuri jalan bebatuan, mengitari perbukitan termasuk menyeberangi dua buah sungai. Akhirnya sekitar pukul 17.00 waktu setempat, tim tiba di lokasi kamp pengungsian Desa Tolnaku, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang. Kondisi pengungsian sangat memprihatinkan. Hanya merupakan bangunan darurat beratap daun lontar dan tenda yang beratap plastik. Setiap rumah dihuni tiga sampai empat keluarga. Bukan hanya itu cobaan yang dialami, untuk memperoleh air bersih pengungsi harus berjalan sejauh satu kilometer menuju mata air Oelmena. Namun, yang patut disyukuri adalah bahwa pengungsi masih dapat melakukan aktivitas bertani dan beternak, sedangkan anak-anak masih bisa bersekolah. Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, keluarga besar KBI Kupang pada 24 Juni 2009, menyerahkan bantuan
50
kepada para pengungsi korban gempa. Sebanyak 31 kepala keluarga memperoleh paket sembako antara lain beras, jagung, mie instan, kopi, teh, dan gula. Sementara sebanyak 60 murid sekolah memperoleh paket buku dan peralatan sekolah. Bantuan ini selain untuk memperingati HUT BI ke-56 juga merupakan salah satu program dari Bank Indonesia Social Responsibility 2009. Pendeta Benyamin Kono, mewakili para pengungsi, menyampaikan rasa terimakasih atas bantuan BI ini. Kegiatan BSR KBI Kupang lainnya adalah membantu sarana dan prasarana sekolah bagi anak-anak keluarga kurang mampu penghuni DAS (daerah aliran sungai) Sungai Sunyi, Kelurahan Airnona, Kota Kupang. Sekolah tanpa ruang kelas alias terbuka ini, lokasinya menempati tanah lapang yang berbatasan langsung dengan DAS Sungai Sunyi dan tebing Kuburan Kapadala di sisi lainnya. Sekolah ini menampung 25 orang kelompok Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan 15 murid SD dan SMP guna diberikan pelajaran tambahan. Penyerahan bantuan dilaksanakan pada 24 juni 2009, berupa papan tulis whiteboard, ATK ,dan paket buku serta peralatan pendidikan.
Aspek Bencana Alam
Aksi Dunia Perbankan untuk
Korban Gempa Manokwari – Sorong T ahun baru 2009 seharusnya disambut dengan penuh
suka cita, semangat, dan harapan baru. Namun, hal ini tidak terjadi di Kota Manokwari, Papua yang terletak di ujung timur Indonesia. Ketenangan memasuki tahun yang baru tiba-tiba dikejutkan oleh guncangan gempa bumi tektonik skala besar.
Indonesia (PBI) Jayapura Suratno Koestamar kepada Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat Rahimin Katjong, yang merupakan Ketua Satkorlak Provinsi Papua Barat dan kepada Wakil Bupati Manokwari Dominggus Bueney yang juga menjabat Ketua Satlak Kapubaten Manokwari.
Guncangan gempa yang pertama berkekuatan 7,2 skala Bantuan yang diserahkan berupa bahan-bahan richter dengan kedalaman pusat gempa 10 kilometer kebutuhan pokok, seperti beras, mie instan, dan berjarak hanya 135 kilometer Barat makanan kaleng, gula pasir, minyak Laut arah Kota Manokwari. Di goreng, dan air minum mineral. tengah kepanikan warga Pelaksanaan kegiatan Letak geografis Papua akibat adanya isu tsunami, pemberian “Bantuan dalam beberapa jam Tanggap Darurat Bank termasuk dalam jalur pergerakan kemudian gempa Indonesia” dijadikan berkekuatan lebih dalam satu rangkaian lempengan bumi yang setiap saat dapat dahsyat yaitu 7,6 kegiatan gabungan skala richter kembali dengan perbankan mengalami pergesekan/ bergerak memang menghantam. di Papua (Perbankan Bencana gempa Provinsi Papua dan rentan terhadap bencana alam terutama bumi yang terjadi Provinsi Papua Barat). pada 4 Januari 2009 ini Dalam kegiatan yang gempa bumi. mengakibatkan empat bertajuk “Perbankan orang meninggal dunia, Peduli Gempa Mankowari– 31 orang luka berat, 476 luka Sorong” ini total bantuan yang ringan/sedang dan 4.203 orang disalurkan berasal dari tiga jalur untuk beberapa hari menjadi pengungsi sumber dana, yaitu BI, Perbankan Papua di tempat pengungsian darurat. yang bergabung dalam wadah BMPD Papua, Ikatan Pegawai Bank Indonesia (IPEBI) Pusat dan Komisariat Letak geografis Papua termasuk dalam jalur pergerakan Jayapura. Total bantuan yang berhasil dikumpulkan lempengan bumi yang setiap saat dapat mengalami dan disalurkan kepada satkorlak bencana gempa bumi pergesekan/ bergerak memang rentan terhadap bencana Manokwari sebesar Rp326,96 juta. alam terutama gempa bumi. Ketua Satkorlak Provinsi Papua Barat Rahimin Katjong Untuk mengurangi beban penderitaan saudara-saudara dan Ketua Satlak Kabupaten Manokwari Dominggus kita yang terkena korban bencana gempa bumi, Bank Bueney secara khusus menyampaikan apresiasi yang Indonesia (BI) melalui Kantor Bank Indonesia (KBI) tinggi kepada BI, khususnya BI Jayapura yang telah Jayapura memberikan ”Bantuan Tanggap Darurat bertindak selaku koordinator kegiatan perbankan Bank Indonesia” senilai Rp100 juta kepada para korban Papua dalam memberikan perhatian dan kepedulian gempa di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten sosial untuk turut serta mengurangi beban penderitaan Sorong. Bantuan ini diserahkan langsung atas nama masyarakat korban gempa bumi di Manokwari dan Dewan Gubernur Bank Indonesia oleh Pimpinan Bank Sorong.
2009 51
Program Desa Kita
Phasing Out
Program Desa Kita K etika
sebuah desa atau kelompok masyarakat dinilai telah mampu berdiri dengan kekuatan dan kemampuannya secara mandiri, di saat itulah BI harus melaksanakan proses serah terima Program Desa Kita ke masyarakat desa yang bersangkutan. Serah terima ini sesuai dengan misi Program Desa Kita yaitu mewujudkan masyarakat yang produktif dan mampu mengembangkan dirinya sendiri baik secara fisik (finansial/ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan) maupun secara non fisik (pengetahuan, sikap, dan perilaku). Namun, setelah serah terima ini bukan berarti tugas BI sudah selesai. Bank Indonesia tidak serta merta meninggalkan desa, tetapi tetap melakukan program monitoring pasca Program Desa Kita berakhir. Bank Indonesia akan tetap melakukan bimbingan dan pendampingan bagi masyarakat desa agar bisa terus mandiri dan mampu mengembangkan potensi yang ada di desanya masing-masing.
52
Bank Indonesia tidak serta merta meninggalkan desa, tetapi tetap melakukan program monitoring pasca program Desa Kita berakhir.
Program Desa Kita
Serah Terima
Program Desa Kita
di Desa Ile Padung P rogram Desa Kita KBI Kupang “Ile Padung” secara
resmi diserahterimakan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia S. Budi Rochadi kepada Bupati Flores Timur Simon Hayon. Acara yang berlangsung pada 10 Desember 2009 ini disaksikan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya, Ketua DPRD Provinsi NTT dan Muspida Provinsi NTT, pimpinan perbankan, dan dinas/ instansi di lingkup Provinsi NTT. Program Desa Kita merupakan wujud komitmen dan upaya Bank Indonesia (BI) dalam rangka memperbaiki kehidupan masyarakat di NTT pada umumnya dan masyarakat Desa Ile Padung pada khususnya. Melalui program ini, diharapkan masyarakat desa menjadi mandiri dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu meningkatkan kesejahteraan diri maupun lingkungan sekitarnya. Program Desa Kita Ile Padung dimulai pelaksanaan sejak 2007 sampai dengan 2009. Program yang sudah dilakukan meliputi pembangunan fisik dan non fisik di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.
Program Desa Kita merupakan wujud komitmen dan upaya Bank Indonesia (BI) dalam rangka memperbaiki kehidupan masyarakat desa.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, penyerahan Desa Ile Padung ke Pemerintah Kabupaten Flores Timur, tidak berarti BI lepas tanggung jawab. Bank Indonesia akan terus melakukan pemantauan dan memberi pengarahan agar Program Desa Kita di Ile Padung benarbenar mampu menjadikan masyarakatnya mandiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengembangkan potensi yang ada di desanya.
Salah satu pembangunan fisik Program Desa Kita di Desa Ile Padung.
2009 53
Program Desa Kita
Lokakarya
Phasing Out
Desa Kita Tulungrejo Keberlanjutan “Program Desa Kita Tulungrejo” oleh masyarakat Tulungrejo melalui program 4 M yaitu Memanfaatkan, Memelihara, Mengelola, dan Mensosialisasikan manfaat program kepada masyarakat lain. Para peserta Lokakarya Phasing Out Program Desa Kita berfoto bersama seusai acara.
P erjalanan satu setengah tahun Program Desa Kita telah
ditempuh antara masyarakat Desa Tulungrejo dengan Pemerintah Daerah Malang yang didukung penuh oleh Bank Indonesia (BI) Malang. Berbagai program pembangunan baik fisik maupun non fisik telah dilaksanakan di desa Tulungrejo. Pembangunan fisik dikonsentrasikan kepada pembangunan Kandang Sapi Terpadu, mulai dari gapura sampai dengan pengolahan limbah kotoran sapi untuk didaur ulang. Sedangkan untuk program non fisik dilakukan kegiatan-kegiatan untuk mendukung pelatihan pembuatan pakan ternak sampai dengan pemanfaatan biogas. Hasil pemetaan dari program-program yang telah berlangsung ini dipaparkan pada saat “Lokakarya Phasing Out Desa Kita Tulungrejo” yang dilangsungkan di Bandung pada pertengahan Desember 2009. Lokakarya yang dihadiri oleh sekitar 30 orang ini terdiri dari perwakilan masyarakat Desa Tulungrejo, Perwakilan dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Malang, perwakilan dari Dinas Peternakan Kabupaten Malang, dan perwakilan dari Universitas Muhammadiyah yang selama ini telah ikut serta membina masyarakat Desa Tulungrejo. Pada sesi pertama, kepada peserta dipaparkan tentang persiapan berakhirnya program dan keberlanjutan
54
“Program Desa Kita Tulungrejo” oleh masyarakat Tulungrejo melalui program 4 M yaitu Memanfaatkan, Memelihara, Mengelola, dan Mensosialisasikan manfaat program kepada masyarakat lain. Sesi selanjutnya paparan dari PPSDM Consulting yang memberikan pelatihan capacity building berupa simulasi bisnis yang dinamakan Money Games. Tujuan dari simulasi untuk mengembangkan kreatifitas, mengidentifikasi permasalahan, dan kendala dalam bisnis serta kemampuan menanggulangi permasalahan khususnya menghadapi phasing out Program Desa Kita. Kepala Desa Tulungrejo, Yayuk menyatakan, pasca phasing out Desa Kita Tulungrejo, BI tidak serta merta meninggalkan desa, tetapi tetap melakukan bimbingan dan pendampingan bagi masyarakat desa. Hal ini selaras dengan program monitoring BI pasca Program Desa Kita berakhir. Selanjutnya paparan dari Dinas Koperasi yang menyampaikan bahwa pengelolaan limbah kotoran sapi sebagai biogas dan pupuk akan memberikan nilai tambah yang sangat tinggi, mengingat ke depan diprediksi harga pupuk akan naik dan ketersediaan sumber energi baru dari biogas. Untuk itu, perlu dilaksanakan program lanjutan yang fokus pada pengelolaan limbah guna menambah penghasilan masyarakat.
Partisipasi Edukasi Publik
Pertunjukan Wayang Cenk Blonk
Sosialisasikan Keaslian Uang Rupiah Antusias masyarakat terhadap acara tersebut sangat besar. Ini terlihat dari jumlah penonton yang hadir memadati Lapangan Puputan untuk menyaksikan secara langsung pagelaran mencapai sekitar 5.000 orang.
memadati Lapangan Puputan untuk menyaksikan secara langsung pagelaran mencapai sekitar 5.000 orang. Pagelaran wayang tersebut dipancarluaskan secara live ke seluruh Provinsi Bali melalui program 1 dan 4 Radio Republik Indonesia (RRI) Denpasar sehingga dapat didengar sampai ke pelosok-pelosok daerah.
Berbagai
cara dilakukan Bank Indonesia (BI) untuk mensosialisasikan ciri-ciri uang Rupiah asli kepada masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan kesenian daerah sebagai media untuk memberikan pemahaman yang baik, benar, dan mudah dicerna tentang bagaimana sebenarnya ciri-ciri uang Rupiah asli. Bank Indonesia bekerja sama dengan PEPADI Pusat (Persatuan Pedalangan Indonesia) menggelar pertunjukan Wayang Cenk Blonk bertempat di lapangan Puputan, Denpasar Bali dengan Lakon “Meganada Antaka” yang dibawakan oleh dalang kondang I Wayan Nardayana pada 25 April 2009. Antusias masyarakat terhadap acara tersebut sangat besar. Ini terlihat dari jumlah penonton yang hadir
Penonton yang hadir maupun yang mengikuti melalui siaran radio diberi kesempatan untuk dapat berinteraksi langsung dengan narasumber dari BI. Selain menjawab pertanyaan yang diajukan, melalui program kuis disampaikan juga informasi-informasi mengenai tugastugas BI secara umum. Masyarakat pun diajak untuk ikut menjaga kualitas uang Rupiah dengan memberlakukan uang Rupiah secara baik dan benar serta tindakan apa yang harus dilakukan bila menemukan uang palsu. Menurut Deputi Gubernur BI S. Budi Rochadi, sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah melalui kesenian tradisional dalam kenyataannya tidak saja ikut memelihara dan melestarikan budaya Indonesia, tetapi juga sangat efektif dalam menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat mengingat pagelaran wayang tersebut sangat merakyat dan diminati seluruh lapisan masyarakat.
2009 55
Partisipasi Edukasi Publik
Tokoh Wayang Bicara Ciri
Keaslian Uang Rupiah
Sosialisasi Keaslian Uang Rupiah
Lewat Pagelaran Wayang Sasak
T epat 14 Maret 2009 digelarlah pagelaran wayang kulit
B ank
semalam suntuk di Alun-alun Kabupaten Karanganyar.
Pedalangan
Namun, pagelaran wayang kali ini cukup spesial dan
melangsungkan
unik karena mengajarkan para penontonnya tentang ciri
kepada masyarakat melalui media Wayang Sasak di
keaslian uang Rupiah.
Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 1 Agustus 2009. Untuk
Indonesia bekerja sama dengan Persatuan Indonesia
(PEPADI)
sosialisasi
Pusat
keaslian
uang
kembali Rupiah
mengundang perhatian masyarakat, pagelaran wayang Dalam pegelaran ini, BI membuka stand layanan
yang berlakonkan “Sayembara Dewi Humandi Tahim”
informasi yang ditujukan kepada masyarakat yang
dilaksanakan di Monumen Bumi Gora Mataram dan
ingin mengetahui lebih jelas mengenai ciri-ciri keaslian
dibawakan oleh dalang fenomenal H. Lalu Nasib AR
uang Rupiah dan bagaimana cara memperlakukan uang
yang sebelumnya didahului tari Gandrung yang lebih
dengan baik. Layanan informasi ini sudah dibuka sejak
dikenal sebagai tarian pergaulan muda-mudi masyarakat
sore hari sebelum acara pagelaran wayang kulit dimulai.
Lombok.
Gelaran
Mengawali
dibuka
dengan
sambutan
dari
Bupati
pertunjukkannya,
dalang
kreatif
ini
Karanganyar Rina Iriani dan Deputi Gubernur Bank
memasukkan materi sosialisasi keaslian uang Rupiah
Indonesia Budi Rochadi. Kemudian dilanjutkan dengan
dengan menggunakan perpaduan berbagai bahasa, baik
pemberian cinderamata. Sebagai tanda dimulainya
asing maupun daerah terutama Bahasa Sasak dan Bima
pagelaran wayang kulit juga diserahkan tokoh wayang
yang langsung direspon oleh gelak tawa para penonton.
yang menjadi ‘lakon utama’ cerita.
Acara yang diliput secara langsung oleh Lombok TV ini juga disemarakkan kuis-kuis berhadiah untuk menguji
Selain pagelaran, dilakukan pula tanya jawab interaktif
pengetahuan masyarakat terkait ciri-ciri keaslian uang
dengan para penonton. Acara ini juga disiarkan
Rupiah dan tersedia pula stand-stand informasi yang
melalui radio setempat sehingga para pendengar
menampilkan sosialisasi uang rupiah agar masyarakat
di luar wilayah bekas Karesidenan Surakarta dapat
dapat berinteraksi secara langsung guna memperoleh
mengajukan pertanyaan melalui SMS. Dengan sosialisasi
informasi yang lebih dalam.
ini diharapkan jumlah uang palsu yang beredar semakin menurun seiring dengan meningkatnya pemahaman
Kegiatan sosialisasi ciri-ciri uang asli biasanya dilakukan
masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang Rupiah.
melalui penayangan iklan pada televisi dan radio, tetapi dengan cara yang kreatif dan mudah dipahami seperti
Sosialisasi melalui pagelaran wayang kulit ini cepat
melalui media wayang diharapkan dapat menekan
mengena kepada masyarakat di daerah karena meng-
peredaran uang palsu. Selain itu, adanya kegiatan
gunakan bahasa daerah (Jawa) dan diselingi dengan
pagelaran wayang ini merupakan salah satu bukti
tontonan yang menarik sehingga tidak membosankan.
bahwa Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang
Tentunya, kegiatan ini juga akan mendukung pelestarian
dekat dengan masyarakat dan juga turut mendukung
kebudayaan daerah setempat.
pelestarian budaya Indonesia yang semakin redup akibat derasnya budaya asing yang masuk. Salah satunya dengan menggairahkan kembali pewayangan di NTB.
56
Partisipasi Edukasi Publik
Edukasi Kebanksentralan
untuk Guru SD T ak kenal maka tak sayang, slogan ini rasanya tidak
berlebihan menjadi salah satu alasan bagi Kantor Bank Indonesia (KBI) Manado untuk berinteraksi dan mengenalkan Bank Indonesia (BI) kepada masyarakat khususnya dari sisi kelembagaan dan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh BI. Dalam kerangka itulah KBI Manado menyelenggarakan sosialisasi Kebanksentralan kepada guru-guru SD di Kota Manado pada 29 Oktober 2009. Sosialisasi ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai peran BI selaku bank sentral yang diharapkan dapat menularkan pengetahuannya tersebut kepada anakanak didiknya. Sebanyak 100 orang guru yang hadir pada kegiatan sosialisasi ini berasal dari seluruh wilayah kota Manado. Selain kegiatan sosialisasi, juga diperkenalkan produk-produk perbankan yang disampaikan oleh salah satu bank nasional, dan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah. Saat membuka sosialisasi ini, Pimpinan Bank Indonesia (PBI) Manado Ramlan Ginting menekankan peran Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam perekonomian nasional melalui tiga tugas pokoknya, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Ramlan juga menjelaskan keberadaan kantor-kantor Bank Indonesia di daerah adalah sebagai perpanjangan tangan kantor pusat dalam pelaksanaan tugas pokok di daerah. KBI Manado bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) juga akan merealisasikan bantuan BI berupa buku-buku untuk menambah koleksi perpustakaan sekolah dasar (SD) yang tersebar di kota Manado. Penetapan SD yang mendapat bantuan ditentukan oleh Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan hasil survei. Bantuan buku-buku tersebut dilakukan sebagai pelaksanaan program Bank Indonesia Social Responsibility (BSR). Sebagai tahap pertama, sebanyak 10 perpustakaan SD akan ditambah koleksi buku-bukunya terutama buku yang dirasakan mendesak untuk dipenuhi. Mulai bukubuku wajib hingga non wajib.
Mengenal BI
Melalui Komik S
ecara etimologi, komik berasal dari bahasa Yunani, ‘Komikos’ yang artinya terkait dengan komedi. Dalam definisi lebih lengkap, komik berarti cerita bergambar baik dalam bentuk majalah, surat kabar atau berbentuk buku yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Mengingat pemahaman akan fungsi dan tugas Bank Indonesia (BI) kerap kali tidak diketahui oleh masyarakat, BI merancang kegiatan sosialisasi melalui pendekatan media komik untuk memberikan pemahaman peran bank sentral agar mudah dicerna khususnya bagi anak-anak. Saat ini BI memiliki beberapa jenis komik diantaranya: Uang dan Menabung, Sejarah Uang dan Bank Indonesia, Perdagangan Internasional, Bank, Nusafalla, Larasati, Gobid, Inflasi, Negeri Awan Putih, dan Impian Eduko. Edukasi kepada masyarakat akan pentingnya tugas BI dalam perekonomian Indonesia dilakukan pada saat terdapat event-event pameran, baik skala nasional seperti Pekan Raya Jakarta maupun skala lokal seperti pameran buku sekolah. Tidak hanya melalui event pameran, tetapi juga dilakukan dengan pemberian komik-komik tentang BI kepada berbagai lembaga dan taman bacaan. Beberapa lembaga yang diberikan bantuan komik adalah: Taman Bacaan Masyarakat Cinangka Depok, Lembaga Pendidikan Bahasa Asing dan Komputer Rinjadi NTB, Rumah Yatim Nursyams Bekasi Timur, dan SMP Setia Budi Abadi Perbaungan Sumatera Utara. Dalam kaitannya dengan program edukasi publik melalui media komik, pegawai BI juga melakukan kegiatan turun langsung ke lapangan. Aksi turun langsung ini dilakukan dalam kegiatan mendongeng di Rumah Kreatif Bogor. Dalam kegiatan mendongeng yang dilaksanakan pada Juli, Agustus, dan September 2009, anak-anak desa Cipelang, Bogor diberikan materi komik Larasati, Video Kebanksentralan “Edufuncation” dan Video Program Pemanfaatan Barang Bekas “Detektif Desa”. Selain pengenalan tugas BI secara lebih membumi dalam dunia anak-anak, beberapa nilai positif dan kreatif juga diberikan seperti sikap kepemimpinan, kritis, keuletan, serta kerajinan.
2009 57
Program Outreach
Kemeriahan Stand BI
di PRJ 2009
Kehadiran stand BI dalam Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2009 yang mengangkat tema “Be (bi:) Share” mewakili semangat BI untuk senantiasa berbagi dengan masyarakat khususnya berbagi dalam hal informasi dan pengetahuan.
A da berbagai cara Bank Indonesia (BI) berinteraksi dengan masyarakat, diantaranya melalui website www. bi.go.id, e-mail
[email protected], telepon humas, datang langsung ke GeraInfo Bank Indonesia, melalui media massa, dan sebagainya. Selain saluran-saluran tersebut, BI juga melaksanakan program-program agar dapat berinteraksi dengan masyarakat secara lebih langsung dan aktif untuk menciptakan hubungan interpersonal yang lebih kuat antara BI dengan masyarakat sebagai stakeholder bank sentral. Peranan dan tugas BI memiliki pengaruh terhadap ekonomi dan kehidupan masyarakat, tetapi tidak banyak masyarakat yang mengenal peranan BI tersebut. Untuk itu, penanaman awareness masyarakat mengenai BI memiliki arti yang penting agar masyarakat lebih mengerti dan paham tentang peran BI dalam perekonomian nasional. Kehadiran stand BI dalam Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2009 yang mengangkat tema “Be (bi:) Share” mewakili semangat BI untuk senantiasa berbagi dengan
58
masyarakat khususnya berbagi dalam hal informasi dan pengetahuan. Pada PRJ yang berlangsung selama 32 hari (11 Juni 12 Juli 2009) ini, stand BI menyajikan berbagai layanan dan informasi kepada masyarakat diantaranya: gerai penukaran uang kecil, gerai sistem informasi debitur, perpustakaan mini, e-learning, kuis dan game, penayangan film BI, serta panggung mini. Materi yang disediakan untuk pengunjung antara lain berbagai leaflet dan brosur, buku-buku dan komik yang antara lain mencakup bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, perbankan syariah, serta pola pengembangan usaha-usaha kecil dan menengah, film sosialisasi, materi game komputer Perbankan Syariah, kuis dan e-learning mengenai Kebanksentralan, Museum BI dan pengenalan keaslian uang Rupiah. Selain itu, di setiap akhir minggu diselenggarakan berbagai acara sosialisasi yang menghibur dengan menghadirkan berbagai artis di antaranya Edrik (Extravaganza TransTV), Yadi Sembako (Supermama Selebconcert), Mama Suhana (Supermama Selebconcert), Ade Namnung (Tawa Sutra), dan Asti Welas (Suami-Suami Takut Istri). Pada 13 Juni 2009 juga diselenggarakan talkshow interaktif Perbankan Syariah yang menghadirkan narasumber Mulya E. Siregar dan Cecep M. Hakim, serta diramaikan oleh komedian Yadi Sembako dan Mama Suhana, dengan tema “Apa itu iB?” dan “Kebijakan Pengembangan iB”. Lalu pada 14 Juni 2009, kembali diselenggarakan talkshow interaktif Perbankan Syariah dengan narasumber Dhani Gunawan Idat dan narasumber dari Bank Mega Syariah serta BNI Syariah. Tema yang diangkat adalah pengenalan Tabungan Haji dan Tabungan Pendidikan, serta Multijasa iB. Talkshow tersebut diramaikan oleh Edrik Extravaganza.
Program Outreach
Bagimu Guru
Pelatihan Ekonomi dan Perbankan untuk Para Guru Guru adalah ujung tombak di dunia pendidikan maka harus diperhatikan pengetahuan dan wawasannya agar bisa ditularkan kepada anak didiknya.
Deputi PBI Kediri Marlison Hakim memberikan sambutan saat membuka Pelatihan Kebanksentralan.
Saat
ini perkembangan ilmu di bidang ekonomi, moneter, perbankan, dan sistem pembayaran sangat pesat dan dinamis. Perkembangan ini harus diketahui masyarakat terutama para pendidik agar mereka bisa menyampaikan perkembangan tersebut kepada para anak didiknya. Agar para guru paham tentang tentang perkembangan ilmu ekonomi, moneter, perbankan, dan sistem pembayaran yang paling up to date, Kantor Bank Indonesia (KBI) Kediri memberikan pelatihan tentang Ekonomi dan Kebanksentralan kepada Guru-Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ekonomi tingkat SMA se-Kota dan Kabupaten Kediri. Deputi PBI Kediri Marlison Hakim mengatakan, guru adalah ujung tombak di dunia pendidikan maka harus diperhatikan pengetahuan dan wawasannya agar bisa ditularkan kepada anak didiknya. Ia menilai sekarang ini pelajar sangat kritis dalam berbagai hal. Termasuk selalu kritis menanyakan perkembangan ilmu ekonomi dan perbankan. Kalau guru tidak mengikuti perkembangan, maka anak didik pasti akan merasa kurang puas. Oleh karena itu pelatihan ini akan menambah wawasan para guru ekonomi di bidang ekonomi dan perbankan.
Kegiatan yang diikuti 80 guru ekonomi SMA/MA Negeri dan Swasta Kota dan Kabupaten Kediri ini berlangsung 16–17 Juni 2009 di Ballroom Lantai V KBI Kediri. Diikuti sebanyak 40 orang guru yang berasal dari 20 SMA/MA di Kota Kediri dan 40 guru berasal dari 21 SMA/MA di Kabupaten Kediri. Sebenarnya program pelatihan seperti ini sudah mulai diberikan BI Kediri sejak tahun lalu. Hanya saja waktu itu bentuk pelatihannya adalah Training of Trainers (ToT) Perbankan Syariah yang diikuti oleh 80 orang guru SMA/MA/SMK se-Kota dan Kabupaten Kediri. Selama ini guru-guru sering berpatokan pada literatur yang sudah lama. Kalau terus digunakan dari tahun ke tahun, akan ketinggalan zaman. Untuk itu, pelatihan ini menjadi salah satu upaya BI Kediri agar para guru mempunyai pemahaman terkait perkembangan ekonomi dan Kebanksentralan langsung dari para pelakunya. Para peserta sangat antusias dan banyak mengajukan pertanyaan maupun pendapatnya dari sesi ke sesi. Salah satu peserta, Susianti, Guru SMA 7 Kediri menyatakan, setelah mengikuti pelatihan ini dia mendapat tambahan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam pembelajaran di sekolah. Menurutnya, materi yang diberikan dalam pelatihan ini sangat membantu para guru dalam pengembangan materi pelajaran ekonomi, keuangan, dan perbankan yang ada di sekolah.
2009 59
Program Outreach
IPEBI Berbagi dengan yang Terkasih Pada 2009, IPEBI kembali turut aktif dalam melakukan berbagai kegiatan sosial. Beberapa diantaranya adalah bantuan yang disampaikan dalam menanggulangi musibah bencana yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
penyampaian bantuan rehabilitasi Madrasah Tsanawiyah Mathlabussa’adah (Tasikmalaya) yang rusak akibat gempa.
U ntuk
Adapun bakti sosial terpadu IPEBI dalam rangka memberikan kontribusi dalam upaya pengentasan kemiskinan serta perbaikan lingkungan hidup dan kesehatan dilaksanakan di Desa Sepatan, Tangerang. Bantuan yang diberikan dirancang untuk memperbaiki pola kesehatan sehari-hari dengan sumbangan bangunan tiga buah MCK pola mandiri (dipelihara oleh masyarakat setempat), pelatihan wirausaha pembuatan kue kering, dan peternakan bebek, pembangunan perpustakaan mini, serta melakukan rehabilitasi madrasah.
mengurangi beban penderitaan korban bencana, Bank Indonesia (BI) selalu berusaha untuk meringankan beban para korban bencana melalui pemberian bantuan tanggap bencana serta bantuan rehabilitasi berbagai fasilitas umum yang terkena dampak musibah. Upaya ini, tentu saja dengan harapan untuk dapat meringankan bantuan dan mengembalikan semangat hidup para korban untuk bisa melalui masa duka dan kembali menjalani kehidupan sebagaimana mestinya. Acap kali bantuan tersebut tidak semata-mata diberikan atas beban biaya anggaran BI saja, tetapi juga melalui uluran tangan dari masing-masing pegawai BI sebagai bagian dari komunitas sosial di dalam masyarakat. Pemberian bantuan tersebut disampaikan melalui organisasi kepegawaian, yaitu Ikatan Pegawai Bank Indonesia (IPEBI). Pada 2009, IPEBI kembali turut aktif dalam melakukan berbagai kegiatan sosial. Beberapa diantaranya adalah bantuan yang disampaikan dalam menanggulangi musibah bencana yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa program bantuan itu antara lain pemberian bantuan tanggap darurat para korban banjir di area Danau Situ Gintung dan bantuan tanggap darurat bencana gempa bumi di Sumatra Barat serta
60
Selain itu, dilakukan beberapa kegiatan yang terfokus pada dunia kesehatan, yaitu pemberian bantuan satu unit genset berdaya tinggi untuk membantu kegiatan operasional di Rumah Sakit Malahayati, Banda Aceh, serta pemberian bantuan pelayanan kesehatan dan bantuan makan bergizi kepada 155 anak bergizi buruk di Desa Oet Manunu, Kupang.
Di bidang pendidikan, IPEBI memberikan bantuan perlengkapan sekolah kepada anak-anak pemulung di wilayah TPA Bantar Gebang, Bekasi, serta bantuan untuk melakukan renovasi atas bangunan fasilitas umum di area tersebut yang sudah mengalami kerusakan.
Jl. M.H. Thamrin 2 Jakarta 10350 Tel. (62-21) 381 7187 Fax. (62-21) 386 4884 www.bi.go.id