MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
70
PENGARUH VARIETAS DAN PENGGUNAAN DOSIS PUPUK TERHADAP PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L) Oleh: Meiyana Hikmawati Fakultas Pertanian Universitas Soerjo Ngawi
A. ABSTRACT The objectives of this research is the effect of varieties and fertilizer dosage on the yield of corn (Zea mays L). The method of the research use factorial design based on the Randomized Block Design with two factors of treatment. The first factor was varieties of corn (local, hibrida decald and hibrida bisi-2 kapal terbang) and second factor was urea and phonska feltilizer dosage (400 kg(urea 100kg,phonska 300 kg); 500 kg (urea 150 kg, phonska 350 kg); 600 kg (urea 200 kg, phonska 400 kg) and each kombination of treatment three times replicated. The result of the research : (1) There was interaction between varieties and fertilizer dosage (urea and phonska). (2) The highest yield was treatment combination V3P3 for all parameter. B. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu komoditi tanaman pangan yang dapat mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian adalah komoditi jagung. Di Indonesia jagung merupakan komoditas pangan kedua setelah padi. Kebutuhan jagung akan terus meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan peningkatan taraf hidup ekonomi masyarakat dan kemajuan industri pakan ternak sehingga perlu upaya peningkatan produksi melalui sumberdaya manusia dan sumberdaya alam, ketersediaan lahan maupun potensi hasil dan teknologi. Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dan saling terkait dengan industri besar, selain untuk dikonsumsi untuk sayuran, jagung juga bisa diolah menjadi aneka
makanan, selain itu pipilan keringnya bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. terlebih lagi setelah ditemukan benih jagung hibrida yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan benih jagung biasa, keunggulan tersebut antara lain, masa panen lebih cepat, lebih tahan serangan hama dan penyakit serta produktifitasnya lebih banyak. Tindak lanjut arah kenijakan pembangunan ekonomi disektor pertanian tersebut adalah ditetapkannya Agropolitan sebagai program unggulan pembangunan dengan kompetensi berbasis jagung. Dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang dihadapi baik oleh petani maupun oleh perencana (pemerintah). Kaitannya dengan hal
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
tersebut, perlu diketahui faktorfaktor yang mempengaruhi produksi tanaman. Sementara itu perkembangan komoditi jagung di Jawa Timur berdasarkan data, produksi jagung tiap tahun cenderung mengalami kenaikan : tahun 2001 sebesar 3.529.968 ton, 2002 sebesar 3.705.553 ton, 2003 sebesar 4.181.550 ton, 2004 sebesar 4.133.762 ton, 2005 sebesar 4.398.502 ton, 2006 sebesar 4.011.182 ton, 2007 sebesar 4.393.656 ton, dan 2008 sebesar 5.053.052 ton. Pemerintah Propinsi Jawa Timur pada 2009 menaikkan target produksi jagung hingga 185.205 ton. ( Anonim,1990 ). Penduduk di Indonesia (misalnya Madura, Nusa Tenggara dan Sulawesi) juga menggunakan jagung sebagai kebutuhan pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir) yang dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena dan sebagai bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Jagung yang telah di rekayasa genetika juga sekarang dibudidayakan sebagai penghasil bahan farmasi. 2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk terhadap produksi jagung (Zea mays L).
71
3. Hipotesis Penelitian ini menggunakan hipotesa : Terdapat interaksi antara varietas dan penggunaan dosis pupuk terhadap produksi jagung (Zea mays L). C. TINJAUAN PUSTAKA 1. Botani Tanaman Jagung Jagung merupakan tanaman semusim (annual), satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80 – 150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi, meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian 1 sampai 3 meter. Tinggi tanaman bisa di ukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Bunga betina jagung berupa tongkol yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut yang sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 meter, meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 meter. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku – buku batang bagian bawah yang berfungsi membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat seperti tebu. Batang beruas – ruas, ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Daun jagung bentuknya memanjang antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut stoma pada daun jagung berbentuk halter yang khas dimiliki familia peaceae, setiap stoma dikelilingi sel – sel dormis berbentuk kipas, struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi difisit air pada sel – sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah, tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku peaceae yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae. bunga jantan tumbuh dibagian puncak tanaman berupa karangan bunga (Inflorescence) serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk melakukan penyerbukan 2 sampai 5 hari lebih awal dari pada bunga betinanya. Pada umumnya satu tanaman jagung hanya dapat menghasilkan 1 tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif dan disebut sebagai varietas prolifik. 2.
Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Tanaman jagung termasuk tanaman yang mudah beradaptasi dengan bermacam-macam tempat, keadaan tanah dan iklim kecuali pada daerah beriklim terlalu dingin (Rochayati dan sudiarso, 1987). Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik jenis tanah lempung
72
berpasir maupun tanah lempung dengan pH 6 – 8. Temperatur untuk pertumbuhan optimal tanaman jagung antara 24 – 30º C. Tanaman jagung akan tumbuh normal pada curah hujan 250 – 5.000 mm (Soeprapto, 1986). pada masa pertumbuhan membutuhkan 45 – 60 cm air. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari rumput liar dan serangan hama. 3. Varietas Pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) yang baik sangat tergantung kepada faktor genetik, lingkungan tumbuh dan tindakan budidaya. Secara genetik, kemampuan tanaman untuk tumbuh pada suatu lingkungan ditentukan oleh komposisi gen dalam genotip tanaman bersangkutan. Penanaman hibrida mungkin dapat menunjang program pemerintah meningkatkan dan menganeka ragamkan ekspor non migas, dikarenakan varietas hibrida berproduksi lebih tinggi dari pada bersari bebas (lokal). Jika produktivitas bersari bebas rata – rata 3 (tiga) ton pipilan per Ha, hibrida mencapai 7 – 8 ton. Selain itu pertumbuhan varietas hibrida seragam dan resisten terhadap serangan hama dan penyakit. 4. Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan produksi
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
tanaman. Ketersediaan pupuk sumber hara N.P dan K yang lebih direspon oleh tanaman saat ini semakin sulit diperoleh oleh petani, sehingga diperlukan informasi tentang ketersediaan hara didalam tanah, agar diketahui unsur hara yang kahat di tanah daerah tersebut. Pemupukan unsur nitrogen dan fosfor merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat di tinggalkan dalam setiap penanaman jagung. Pengambilan unsur N dan P berlangsung secara kontinyu sejak tanaman tumbuh sampai hampir mendekati masa kemasakan tanamann (Rinsema W.I,1989). Urea Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan ditempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg nitrogen. Unsur hara nitrogen yang dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain: 1) Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai
73
peranan sangat panting dalam proses fotosintesa. 2) Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain). 3) Menambah kandungan protein tanaman. 4) Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan. Pupuk Phonska Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi, diperlukan unsur hara atau makanan yang cukup. Unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman adalah nitrogen (N) fosfor (P) dan kalium (K). tidak terpenuhinya salah satu unsur hara tersebut akan mengakibatkan menurunnya kwalitas dan kwantitas hasil produksi pertanian.Unsur hara N,P dan K didalam tanah tidak cukup tersedia dan terus berkurang karena diambil untuk pertumbuhan tanaman dan terangkut pada waktu panen tercuci, menguap, dan erosi. Untuk mencukupi kekurangan unsur hara N , P, dan K perlu dilakukan pemupukan Pupuk yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan harahara tersebut sekaligus adalah pupuk phonska. Manfaat pupuk phonska adalah sebagai berikut: 1) Memacu pertumbuhan akar, perakaran lebih lebat sehingga tanaman menjadi sehat dan kuat. 2) Menjadikan batang lebih tegak, kuat dan mengurangi resiko rebah.
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
3) Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit tanaman dan kekeringan. 4) Memacu pembentukan bunga mempercepat pemasakan biji sehingga panen lebih cepat. 5) Menambah kandungan protein. 6) Memperlancar proses pembentukan gula dan pati. 7) Memperbesar ukuran buah umbi, serta butir biji-bijian. D. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Pelaksanaan Penelitian Penanaman dilaksanakan bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011 pada lahan bekas tanah sawah. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan yang berlokasi di daerah lahan persawahan tadah hujan di Desa Paron, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi. 2. Bahan dan Alat Penelitian Bahan : benih jagung 3 varietas yaitu : varietas lokal, hibrida decald, hibrida bisi-2. Pupuk : (urea dan phonska). Insektisida dan fungisida dithane M-45. Sedangkan alat yang digunakan yaitu cangkul, tugal, handsprayer, meteran,timbangan, sabit, tas plastik dan karung. 3. Metode Percobaan Penelitian dilaksanakan dengan memakai Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas dua faktor yaitu faktor pertama
74
adalah varietas yang terdiri atas tiga level, sedangkan faktor kedua adalah pemberian dosis pupuk urea dan phonska yang terdiri atas 3 (tiga) level yang diulang sebanyak 3 (tiga) kali. Jenis varietas yang digunakan dalam penelitian ini adalah : V1 : Lokal V2 : Hibrida Decald V3 : Hibrida BISI-2 Dosis Pupuk urea dan phonska yang diterapkan dalam penelitian : P1 : 400 kg/Ha (Urea 100 kg/Ha Phonska 300 kg/Ha) P2 : 500 kg/Ha (Urea 150 kg/Ha Phonska 350 kg/Ha) P3 : 600 kg/Ha (Urea 200 kg/Ha Phonska 400 kg/Ha) Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan sebagai berikut: V1P1 V2P1 V3P1 V1P2 V2P2 V3P2 V1P3 V2P3 V3P3 4. Pelaksanaan Percobaan Persiapan Lahan Lahan diukur sesuai dengan keperluan penelitian, selanjutnya dibersihkan dari rerumputan. Tanah diolah 2 minggu sebelum tanam dengan mencangkul sedalam kurang lebih 5 cm untuk mendapatkan drainase tanah yang baik kemudian membuat petak penelitian dengan ukuran 1 m x 4 m, jarak percobaan 30 cm sedangkan jarak antar blok ulangan 70 cm.
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
Penanaman Penanaman dimulai saat musim hujan tiba atau pada saat tanah dalam keadaan lembab. Benih ditanam sesuai dengan perlakuan di petak percobaan dengan jarak 30 cm x 40 cm dengan memasukkan benih 2 dalam 1 lubang, dengan kedalaman tanam 5 cm. Setelah tanaman ber umur 1 minggu jumlah tanaman setiap lubang dikurangi sesuai dengan yang dikehendaki yaitu 1 benih per lubang dengan cara membuang tanaman yang pertumbuhannya kurang baik. Pemupukan Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali. Pemupukan pertama bersamaan waktu tanam dan pemupukan kedua, 3 minggu setelah tanam. Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan setelah rumput atau gulma mulai tumbuh pada tanaman berumur 2 minggu dengan cara manual (dicabut). Penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman berumur 3 – 4 minggu sekaligus melakukan pembumbunan. Pengairan Dalam uji coba lapangan ini tidak dilakukan pengairan, dikarenakan curah hujan pada saat penelitian ini dilakukan cukup terpenuhi. Pengendalian Hama Penyakit Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan Insektisida cucaron dan deasis 25, Fungisida menggunakan Dithane M-45.
75
Penyemprotan dilakukan pada saat tanaman mulai terserang hama. Pemanenan Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 100 hari untuk jenis varietas jagung lokal dan 120 hari untuk jenis varietas hibrida, dengan ciri-ciri klobot sudah berwarna kuning atau kecoklatan, biji mengkilat dan bila ditekan dengan kuku tidak berbekas. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan sabit dan langsung dimasukkan kedalam karung untuk mengurangi kehilangan hasil produksi. Pengamatan Variabel penanaman yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Tinggi Tanaman ( cm ) Pengukuran dimulai dari buku pertama sampai ujung tanaman. 2. Jumlah Daun per Tanaman Jumlah daun yang dihitung dimulai dari daun yang terbentuk setelah daun apikal sampai daun bendera. 3. Lebar Daun ( cm ) Lebar Daun diukur pada bagian terlebar di tengah – tengah helai daun tanaman jagung. 4. Panjang Daun per Tanaman ( cm ) Panjang daun diukur pada saat menjelang panen. Panjang daun yang diukur mulai ujung pangkal sampai dengan ujung daun. 5. Panjang Tongkol ( cm ) Pengukuran panjang tongkol dilakukan mulai dari pangkal tongkol sampai dengan ujung
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
tongkol dengan menggunakan penggari 6. Lingkar Tongkol ( cm ) Pengukuran lingkar tongkol dilakukan dengan mengukur bagian tengah tongkol tang terbesar dengan menggunakan meteran. 7. Berat 100 Butir Biji Kering Panen ( gram ) Penimbangan berat 100 butir biji pada saat panen pada setiap tanaman sampel percobaan. 8. Berat 100 Butir Biji Kering Jemur ( gram ) Penimbangan berat 100 butir biji yang telah dikeringkan setelah panen pada setiap tanaman sampel percobaan. 9. Berat Kering Jemur per Petak ( gram ) Ditimbang dengan menimbang seluruh biji tanaman yang telah dikeringkan per petak. E. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil analisis uji sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan, jenis varietas dan dosis pemupukan urea dan phonska terhadap tinggi tanaman pada tanaman jagung menunjukan terdapat beda sangat nyatayang berarti menunjukkan adanya interaksi. Hasil pengamatan tinggi tanaman jagung ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Pengaruh perlakuan dan dosis pupuk terhadap ratarata tinggi tanaman jagung. Kombinasi Tinggi tanaman perlakuan ( cm ) V3P3 230 a V3P2 196 b V1P3 194 b
76
Kombinasi Tinggi tanaman perlakuan ( cm ) V1P2 190 c V2P3 189 c V2P1 189 c V3P1 188 c V2P2 184 c V1P1 183 c Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata (Duncan Test 5%). Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman jagung tertinggi (230 cm) pada kombinasi V3P3 yaitu kombinasi varietas jagung hibrida bisi-2 dengan pupuk urea 200 kg/ha dan phonska 400 kg/ha yang berbeda dengan sangat nyata dengan kombinasi lainya. Sedangkan ratarata tinggi tanaman terendah (183 cm) pada kombinasi V1P1 yaitu kombinasi varietas lokal (bersari bebas) dengan dosis pemupukan urea 100 kg/ha dan phonska 300 kg/ha. Hal ini disebabkan setiap tanaman perlu mendapatkan takaran yang sesuai agar terjadi keseimbangan unsur hara didalam tanah yang dapat menyebabkan tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta menghasilkan produksi yang optimal. Respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan meningkat bila menggunakan takaran pupuk yang tepat. Setyamidjaja (1986), menyatakan bahwa unsur nitrogen (N) berperan penting dalam merangsang pertumbuhan vegetatif yaitu
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
menambah tinggi tanaman serta jumlah daun. Nitrogen ini menyusun asam amino triptofan sebagai bahan dasar utama sebagai pembentukan auksin yang berperan dalam pemanjangan sel pada jaringan meris-tematik seperti pada interkalarimistem (meristem sisipan) pada tanaman jagung. 2. Jumlah Daun per Tanaman Hasil analisis uji sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan dosis pemupukan urea dan phonska terhadap jumlah daun pada semua jenis varietas tanaman jagung menunjukan tidak beda nyata. Tabel 2. Pengaruh perlakuan dan dosis pupuk terhadap ratarata jumlah daun tanaman jagung. Perlakuan Jumlah Daun P 14 HST (cm) P2 5,95 a P3 5,71 b P1 5,60 c Perlakuan Jumlah Daun 28 P HST (cm) P2 7,06 a P3 7,00 b P1 6,68 c Perlakuan Jumlah Daun 42 P HST (cm) P2 11,08 a P3 11,06 b P1 10,71 c Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata (Duncan Test 5%).
77
Dari di atas menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan (P2) menunjukan beda nyata dengan (P3), perlakuan (P3) dengan (P1) menunjukkan sangat nyata, sedangkan antara dosis pemupukan (P2) dengan (P1) juga menunjukkan beda sangat nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian unsur N dan P yang efisien sangat dibutuhkan tanaman pada fase vegetatif. Rata-rata jumlah daun tanaman jagung yang efisien terdapat pada perlakuan pemupukan (P2) yaitu kombinasi dosis pupuk urea 150 kg/ha dan phonska 350 kg/ha, jumlah daun terbanyak ditunjukkan pada umur 42 Hst (11,08 cm), berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan rata-rata jumlah daun terendah adalah (10,71 cm) terdapat pada (P1) yaitu kombinasi dosis pupuk urea 100 kg/ha dan phonska 300 kg/ha. Unsur nitrogen menyusun asam amino triptofan sebagai bahan dasar utama sebagai pembentukan auksin yang berperan dalam pemanjangan sel pada jaringan meris-tematik seperti pada interkalarimistem (meristem sisipan) pada tanaman jagung. Nitrogen juga sebagai adenin yang merupakan bahan dasar pembentukan sitokinin yang berperan untuk pembelahan dan pembentukan tunas yang mengakibatkan jumlah daun jadi lebih banyak. 3.Lebar Daun Hasil analisis uji sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan,
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
varietas dan dosis pemupukan urea dan phonska terhadap lebar daun pada tanaman jagung menunjukan terdapat beda sangat nyata, rata-rata lebar daun tanaman jagung menunjukkan adanya interaksi. Hasil pengamatan lebar daun ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Pengaruh perlakuan dan dosis pupuk terhadap ratarata lebar daun tanaman jagung. Kombinasi Lebar Daun perlakuan ( cm ) V3P2 9,60 a V3P3 9,50 b V3P1 9,40 b V2P3 9,00 b V2P1 8,90 c V2P2 8,70 c V1P1 7,50 d V1P3 7,50 d V1P2 7,30 d Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata (Duncan Test 5%). Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata lebar daun tanaman jagung tertinggi (9,60 cm) terdapat pada kombinasi V3P2 yaitu kombinasi varietas hibrida bisi 2 dengan kombinasi pupuk urea 150 kg/ha dan phonska 350 kg/ha. Sedangkan rata-rata lebar daun terendah (7,30 cm) terdapat pada kombinasi V1P2 yaitu varietas lokal dengan dosis pupuk urea 150 kg/ha dan phonska 350 kg/ha. Berdasarkan data rata-rata lebar daun tanaman jagung yang disajikan pada tabel 4 bahwa
78
kombinasi perlakuan V3P2 menunjukkan pertumbuhan lebar daun yang lebih baik dibandingkan yang lainnya, hal ini disebabkan selain penggunaan unsur N dan P yang diperlukan tanaman untuk pembentukan protein dan menaikkan potensi pembentukan daun, penentuan jenis varietas juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Daun merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Pada proses respirasi energi yang tersimpan dalam hasil fotosintesis akan dimunculkan kembali untuk pertumbuhan organisme. Pertumbuhan tanaman diperlihatkan dengan bertambahnya tinggi tanaman jumlah daun dan lebar daun, dengan demikian tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan ditentukan oleh cadangan unsur hara yang tersedia pada tanaman tersebut. ( Rinsema W.I,1989 ). 4.Panjang Daun per Tanaman Hasil analisis uji sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan dosis pemupukan urea dan phonska terhadap panjang daun pada tanaman jagung menunjukan tidak terdapat beda sangat nyata, perlakuan varietas dan pemberian pupuk phonska dan urea terhadap rata-rata panjang daun tanaman jagung menunjukkan tidak terdapat interaksi. Tabel 4. Pengaruh perlakuan dosis pupuk terhadap rata-rata panjang daun tanaman jagung.
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
Perlakuan Panjang Daun P 14 HST (cm) P3 5,20 a P2 5,10 b P1 4,80 c Perlakuan Panjang Daun 28 P HST (cm) P3 18,33 a P2 18,16 b P1 16,98 c Perlakuan Panjang Daun 42 P HST (cm) P3 97,39 a P2 92,76 b P1 89,17 c Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata (Duncan Test 5%). Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 4, bahwa perlakuan dosis pemupukan (P3) ) yaitu dosis pupuk urea 200 kg/ha dan phonska 400 kg/ha memberikan hasil tertinggi pada parameter panjang daun yang berbeda nyata dengan (P2) dengan dosis pupuk urea 150 kg/ha dan phonska 350 kg/ha dan berbeda sangat nyata dengan (P1) dengan dosis pemupukan urea 100 kg/ha dan phoska 300 kg/ha. Pemupukan unsur N dan P merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan dalam setiap penanaman jagung, hal ini disebabkan kondisi lingkungan terutama ketersediaan hara didalam tanah menjadi sangat relevan untuk menjadi salah satu kriteria terhadap fase pertumbuhan. Tanaman pada
79
umumnya memberikan respon yang baik terhadap pemupukan terutama pemupukan N, meskipun hal ini tidak selalu benar. Respon tanaman terhadap pemupukan N bergantung pada jenis tanaman dan suplai unsur hara lainnya secara umum. 5.Panjang Tongkol Hasil uji sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan jenis varietas dan dosis pemupukan urea dan phonska terhadap panjang tongkol pada tanaman jagung menunjukan terdapat beda sangat nyata, hubungan antara perlakuan jenis varietas dan dosis pemupukan tanaman jagung menunjukkan adanya interaksi. Hasil rata-rata pengamatan panjang tongkol tanaman jagung ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5. Pengaruh perlakuan dan dosis pupuk terhadap ratarata panjang tongkol tanaman jagung. Kombinasi Panjang tongkol perlakuan ( cm ) V3P3 18,50 a V3P2 18,13 b V2P1 17,30 b V2P2 17,10 b V3P1 16,83 c V2P3 15,20 c V1P2 13,00 d V1P1 13,00 d V1P3 12,33 e Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata (Duncan Test 5%).
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 5, rata-rata panjang tongkol jagung tertinggi (18,50 cm) terdapat pada kombinasi perlakuan (V3P3), yaitu kombinasi Varietas hibrida bisi-2 dengan perlakuan dosis pupuk urea 200 kg/ha dan phonska 400 kg/ha yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan lain. Hal ini disebabkan penambahan unsur N dan P terhadap beberapa jenis varietas juga berpengaruh terhadap hasil panjang tongkol tanaman jagung. Tanaman pada dasarnya memberikan respon yang baik terhadap pemupukan, akan tetapi respon tanaman tersebut bergantung pada jenis varietas dan unsur hara lainnya secara umum yang tersedia didalam tanah. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5 menunjukkan bahwa jenis varietas hibrida memiliki respon sangat baik terhadap pemupukan sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan pada parameter panjang tongkol.Sedangkan rata-rata terendah panjang tongkol jagung (12,33 cm) diperoleh pada kombinasi (V1P3) yaitu kombinasi lokal (besari bebas) dengan perlakuan dosis pupuk urea 200 kg/ha dan phonska 400 kg/ha. Hal ini mungkin disebabkan jenis varietas bersari bebas (lokal) tidak dapat beradaptasi dengan baik dilingkungan tempat penelitian ini dilaksanakan. Selain itu jenis varietas lokal juga tidak memiliki sifat unggul varietas jenis hibrida seperti pertumbuhan yang seragam dan resisten terhadap penyakit dan
80
hama ( Rochayati dan Sudiarso, 1987). 6.LingkarTongkol Hasil analisis uji sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan, varietas dan dosis pemupukan urea dan phonska terhadap diameter tongkol tanaman jagung menunjukan terdapat beda nyata. Hubungan antara perlakuan, varietas dan pemberian dosis pupuk urea dan phonska terhadap rata-rata diameter tongkol tanaman jagung menunjukkan adanya interaksi. Hasil pengamatan ditunjukkan pada tabel 6. Tabel 6. Pengaruh perlakuan,jenis varietas dan dosis pupuk terhadap rata-rata lingkar tongkol tanaman jagung. Kombinasi Diameter tongkol perlakuan ( cm ) V3P3 15,60 a V3P2 14,03 b V3P1 13,90 c V1P2 13,80 c V2P1 13,70 c V2P3 13,57 c V2P2 13,57 c V1P3 13,40 c V1P1 13,00 d Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata (Duncan Test 5%). Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 6, rata-rata diameter tongkol jagung terbesar (15,60 cm) terdapat pada kombinasi perlakuan V3P3, yaitu kombinasi varietas hibrida bisi-2 dengan
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
perlakuan dosis pupuk urea 200 kg/ha dan phonska 400 kg/ha yang berbeda nyata dengan perlakuan lain. Sedangkan rata-rata terkecil (13,00 cm) diperoleh pada kombinasi V1P1 yaitu kombinasi lokal (besari bebas) dengan perlakuan dosis pupuk urea 100 kg/ha dan phonska 300 kg/ha. Tanaman pada dasarnya memberikan respon yang baik terhadap pemupukan, akan tetapi respon tanaman tersebut bergantung pada jenis varietas dan unsur hara lainnya secara umum yang tersedia didalam tanah. Jenis varietas hibrida memiliki respon sangat baik terhadap pemupukan sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan. perlakuan dosis pupuk urea 200 kg/ha dan phonska 400 kg/ha menunjukkan hasil terbaik pada parameter diameter tongkol tanaman jagung. Hal ini mungkin disebabkan unsur P yang diberikan pada dosis tersebut memberikan respon terhadap tanaman. pada tanaman P berperan dalam proses respirasi dan fotosintesis, penyusun asam nukleat dan penghasil buah berpengaruh terhadap peningkatan pembentukan akar, mempercepat tumbuhnya rambut, pembentukan biji dan proses pematangan (Kartasapoetra,1988). 7. Berat 100 Biji Kering Panen persampel Hasil analisis uji sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan, varietas dan dosis pemupukan urea dan phonska terhadap berat 100 biji kering panen tanaman jagung menunjukan terdapat beda nyata.
81
Hubungan antara perlakuan, varietas dan pemberian dosis pupuk urea dan phonska terhadap rata-rata berat kering jemur tanaman jagung menunjukkan adanya interaksi. Hasil pengamatan ditunjukkan pada tabel 7. Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 7, rata-rata berat kering jemur tanaman jagung tertinggi (72,67 gram) terdapat pada kombinasi perlakuan V3P3, yaitu kombinasi varietas hibrida bisi-2 dengan perlakuan dosis pupuk urea 200 kg/ha dan phonska 400 kg/ha yang berbeda nyata dengan perlakuan lain. Hal ini disebabkan penggunaan varietas hibrida dengan unsur nitogen dan phospat yang optimal dapat meningkatkan laju fotosintesis yang kemudian akan meningkatkan hasil tanaman. Sedangkan rata-rata terendah (62,00 gram) diperoleh pada kombinasi V2P1 yaitu kombinasi hibrida decald dengan perlakuan dosis pupuk urea 100 kg/ha dan phonska 300 kg/ha. Hal ini mungkin disebabkan dengan pemupukan (P1) belum mampu untuk menyuplai hara bagi tanaman pada varietas (V2). Pemupukan unsur N dan P merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan dalam setiap penanaman, kondisi lingkungan agronomis terutama ketersediaan nitrogen jadi sangat relevan untuk menjadi salah satu kriteria seleksi dalam memporoleh hasil yang baik dalam setiap penanaman jagung.
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
Tabel 7. Pengaruh perlakuan jenis varietas dan dosis pupuk terhadap rata-rata berat 100 biji kering panen per sampel tanaman jagung. Berat 100 biji Kombinasi kering panen per perlakuan sampel ( gram ) V3P3 V3P2 72,67 a V1P1 68,00 ab V2P2 68,00 ab V1P3 65,67 ab V2P2 64,33 bc V2P1 64,00 bc V1P2 63,33 bc V2P1 62,67 bc 62,00 bc Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata (Duncan Test 5%). 8.Berat 100 Biji kering Jemur per sampel Hasil analisis uji sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan, varietas dan dosis pemupukan urea dan phonska terhadap berat kering jemur tanaman jagung menunjukan terdapat beda nyata. Hubungan antara perlakuan, jenis varietas dan pemberian dosis pupuk urea dan phonska terhadap rata-rata berat kering jemur tanaman jagung menunjukkan adanya interaksi. Hasil pengamatan ditunjukkan pada tabel 8. Tabel 8. Pengaruh perlakuan jenis varietas dan dosis pupuk terhadap rata-rata berat 100
82
biji kering jemur per sampel tanaman jagung. Berat 100 biji Kombinasi kering jemur per perlakuan sampel ( gr ) V3P3 56,00 a V3P2 55,00 b V2P3 52,33 c V2P2 51,67 d V1P3 51,67 d V3P1 51,67 d V2P1 51,67 d V1P2 51,00 d V1P1 50,33 e Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata (Duncan Test 5%). Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 10, rata-rata berat kering jemur tanaman jagung tertinggi (56,00 gram) terdapat pada kombinasi perlakuan V3P3, yaitu kombinasi varietas hibrida bisi-2 dengan perlakuan dosis pupuk urea 200 kg/ha dan phonska 400 kg/ha yang berbeda nyata dengan perlakuan lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas (V3) memberikan hasil yang baik pada parameter berat 100 biji kering jemur, hal ini disebabkan varietas hibrida memiliki sifat – sifat yang unggul dan mampu beradaptasi dengan baik pada dosis pemupukan (P). Sedangkan rata-rata terendah (50,33 gram) diperoleh pada kombinasi V1P1 yaitu kombinasi lokal (besari bebas) dengan perlakuan dosis pupuk urea 100 kg/ha dan phonska 300 kg/ha.
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
9.Berat Kering Jemur per Petak Hasil analisis uji sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan, varietas dan dosis pemupukan urea dan phonska terhadap berat kering jemur per petak tanaman jagung menunjukan terdapat beda nyata. Hubungan antara perlakuan, varietas dan pemberian dosis pupuk urea dan phonska terhadap rata-rata berat kering jemur tanaman jagung menunjukkan adanya interaksi. Hasil pengamatan ditunjukkan pada tabel 9. Tabel 9. Pengaruh perlakuan jenis varietas dan dosis pupuk terhadap rata-rata berat kering jemur per petak tanaman jagung. Kombinasi Berat kering jemur perlakuan per petak ( gram ) V3P3 3103,33 a V3P2 3002,00 b V3P1 2793,33 b V2P3 1943,33 c V2P2 1780,00 d V1P3 1763,33 d V1P2 1710,00 d V1P1 1480,00 e V2P1 1460,00 e Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata (Duncan Test 5%. Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 11, rata-rata berat kering jemur tanaman jagung per petak tertinggi (3103,33 gram) terdapat pada kombinasi perlakuan V3P3, yaitu kombinasi varietas hibrida bisi-2 dengan perlakuan dosis pupuk urea 200 kg/ha dan
83
phonska 400 kg/ha yang sangat berbeda nyata dengan perlakuan lain. Sedangkan rata-rata terendah (1460,00 gram) diperoleh pada kombinasi V1P1 yaitu kombinasi lokal (besari bebas) dengan perlakuan dosis pupuk urea 100 kg/ha dan phonska 300 kg/ha. Seperti diketahui jenis varietas jagung hibrida mempunyai sifat gen – gen yang baik dibanding dengan varietas bersari bebas (lokal). Jenis varietas jagung hibrida diperoleh dari galur – galur murni yang menyatukan beberapa sifat yang dikehendaki (Rochayati dan sudiarso, 1987) Tananaman pada umumnya memberikan respon yang baik terhadap pemupukan nitrogen, walau hal ini tidak selalu benar, respon tanaman terhadap nitrogen tergantung pada jenis varietas tanaman dan unsur hara lainnya secara umum. Pemberian unsur N dan P pada pada dosis (P3) mampu memberikan hasil terhadap berat kering jemur per petak tanaman jagung. Respon tanaman jagung sangat cepat bila diberikan pupuk nitrogen terutama saat menunjukkan kekurangan. Unsur nitrogen yang dikombinasikan dengan unsur fosfat pada dosis yang tepat akan mempercepat pembentukan tongkol dan biji (Efendi dan Sulistiati, 1991) F. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasar hasil penelitian menunjukkan varietas (V3) : hibrida bisi-2 menunjukkan
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)
MEDIA SOERJO Vol. 14 No 1 April 2014 ISSN 1978 – 6239
hasil yang lebih baik pada semua parameter penelitian. 2. Sedangkan perlakuan dosis pemupukan yang terbaik terdapat pada P3 dengan kombinasi urea 200 kg/ha dan phonska 400 kg/ha pada semua parameter. 3. Produksi tertinggi dicapai pada perlakuan V3P3, Adapun hasil berat 100 biji kering jemur per sampel tertinggi (56,00 gram), berat kering jemur per petak (3103,33 gram) Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan perlu kiranya dilakukan penelitian kembali, dengan penggunaan perlakuan varietas dan penggunaan dosis yang sama pada tempat dengan musim yang berbeda sehingga dapat diperoleh hasil informasi yang lebih akurat tentang varietas dan penggunaan dosis sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1990. Peningkatan Produksi Jagung dengan menggunakan Varietas Hibrida. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Jawa timur. Anonim. 1992. Prospek Jagung Manis Masih Baik. Trubus Anonim. 2004. Prospek Produksi Jagung di Indonesia. Infokom. Badan Lit Bang Pertanian Jakarta. 2004. Dikunjungi 24 Januari 2010 jam 21.30 wib
84
Anonim. 2010. Produksi padi, jagung dan kedelai di Jawa Timur.Infokom. Jawa Timur. Dikunjungi 20 Januari 2010 jam 23.00 wib Dwijoseputro, 1983. Produksi dan kualitas hijauan jagung manis dengan berbagai pupuk organik.Penerbit Bhatara Aksara Karya. Jakarta. Efendi dan Sulistiani. 1991. Bercocok Tanam Jagung. Yasaguna Jakarta. Kartasapoetra A.G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik Bina Aksara. P: 79 Purwowidodo. M.1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa Bandung. Raihan. 2000. Pengaruh Pemupukan N dan P terhadap hasil jagung. Penebar Swadaya,Jakarta. Rinsema W.I. 1989. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bharata. Jakarta. Rochayati dan Sudiarso. 1987. Budidaya Tanaman padi dan Palawija. Depdibud. Jakarta. Setyamidjaja D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplek. Jakarta Soeprapto. 1986. Bertanam Jagung. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Sutoyo.Y. Soeleman dan Iskandar. 1988. Budidaya tanaman jagung. Pressindo. Jakarta. Sri Setyati Harjadi. 1979. Pengantar Agronomi. PT Gramedia. Jakarta 197 hal.
Meiyana Hikmawati, Pengaruh varietas dan penggunaan dosis pupuk Terhadap produksi jagung (zea mays l)