MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!
4 dari 5 laki-laki seluruh dunia pada satu masa di dalam hidupnya akan menjadi seorang ayah. Program MenCare+ Indonesia adalah bagian dari kampanye global MenCare+ yang mempromosikan keterlibatan laki-laki sebagai mitra perempuan yang anti kekerasan, sebagai ayah yang peduli dan pengasuh yang berbagi tanggung jawab untuk mencapai kualitas hidup keluarga yang lebih sehat dan setara. MenCare+ Indonesia berinvestasi pada pelibatan lakilaki muda berusia 15 – 25 tahun. Data menunjukkan empat dari lima laki-laki di seluruh dunia pada satu masa di dalam hidupnya akan menjadi seorang ayah. Menjadi seorang ayah adalah sebuah fase kehidupan yang memberi kesempatan luar biasa untuk membuat laki-laki memaknai ulang bagaimana menjadi seorang laki-laki yang ada bagi keluarganya dan memiliki nilai anti kekerasan. Laki-laki memiliki berbagai peran di dalam keluarga, bisa sebagai seorang kakak, paman, guru, kakek,
pengasuh, pelatih maupun teman. Program MenCare+ Indonesia menyasar kepada laki-laki muda dengan tujuan untuk membangun hubungan antar laki-laki dan perempuan atau dengan teman sebaya yang saling menghormati dan anti kekerasan. Secara internasional, kampanye Men Care+ ini didukung oleh Kementerian Luar Negeri Belanda dan diimplementasikan di empat negara yaitu Indonesia, Brazil, Rwanda dan Afrika Selatan. Di Indonesia program MenCare+ Indonesia: Bekerjasama untuk Kesetaraan diimplementasikan oleh Rutgers WPF Indonesia, Yayasan Pulih, Rifka Annisa Women’s Crisis Centre, PKBI Lampung serta Damar Lampung dan Sahabat Perempuan Magelang yang dilaksanakan di beberapa wilayah yaitu Jakarta, Lampung, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Memasuki tahun 2015 kami memperluas jangkauan MenCare+ ke Papua.
Rwanda Indonesia
Brazil Afrika selatan
Terobosan yang dilakukan oleh MenCare+ Indonesia: Pendidikan sebaya dengan kelompok ayah dan pasangannya tentang kesadaran mengenai hak dan kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR), cara berpikir yang sensitif gender, proses pengasuhan anak dan pentingnya pelibatan laki-laki dalam proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan. Pendidikan sebaya dengan kelompok remaja laki-laki tentang maskulinitas, kekerasan terhadap perempuan (kekerasan dalam pacaran, kehamilan yang tidak direncanakan, pernikahan di bawah umur, aborsi tidak aman) dan akses untuk layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang ramah remaja termasuk layanan kesehatan dan psiko sosial Mendorong sektor kesehatan dan pemerintah untuk memasukan program pelibatan laki-laki dalam program kerjanya. Misalnya dengan melatih tenaga kesehatan untuk mempunyai inisiatif melibatkan para ayah secara aktif mulai dari pemeriksaan kehamilan sampai pada pasca persalinan dan mendorong mereka agar peduli pada kesehatan ibu dan anak. Melakukan advokasi kebijakan dan membangun kemitraan dengan pemerintah dan organisasi masyarakat sipil untuk secara aktif mengintegrasikan pelibatan laki-laki dalam program pemenuhan hak dan kesehatan seksual dan reproduksi dan perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan. Konseling laki-laki. Memutus rantai kekerasan tidak bisa hanya dengan memenjarakan pelaku. Kekerasan adalah rantai yang bisa diputus dengan menyasar laki-laki untuk mendefinisikan ulang maskulinitas dan menjadi pribadi tanpa kekerasan. Konseling yang kami sediakan tersedia di Lampung, Jakarta, DI Yogyakarta, Magelang dan Jawa Timur Kampanye #GenerasiJagoan. Kami meluncurkan kampanye generasi jagoan yang ditujukan bagi remaja laki-laki usia 15 – 24 tahun. Kampanye ini ditujukan untuk mendefinisikan kembali mengenai apa makna menjadi jagoan dan membentuk konsep jagoan yang positif tanpa kekerasan terhadap sesama, tidak melakukan kekerasan terhadap pasangan, dan selalu mengutamakan dialog dalam menyelesaikan masalah.
SETIAP HARINYA perempuan Indonesia meninggal karena proses melahirkan.
102 Salah satu penyebab masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah minimnya keterlibatan laki-laki dalam mendampingi istri ketika proses melahirkan. Petugas dan penyedia layanan kesehatan sudah saatnya memberikan perhatian dengan melibatkan laki-laki dari proses pemeriksaan kehamilan, saat melahirkan sampai dengan paska melahirkan. Pelibatan ini terbukti meningkatkan tingkat keselamatan ibu dan kelahiran buah hati.
359 per 100.000
Ada
kelahiran hidup kasus kematian ibu di Indonesia di tahun 2012 (Sumber: Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012)
Penelitian membuktikan! Kesehatan mental laki-laki berhubungan erat dengan kondisi emosional yang stabil dan hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang dekat dengan kehidupan mereka. Keterlibatan laki-laki sebagai pasangan yang berbagi dan sebagai ayah memberikan keuntungan untuk keluarga: 1. PEREMPUAN. Ketika laki-laki terlibat dalam pengasuhan, maka dapat membantu perempuan untuk meningkatkan karir mereka dan mengurangi beban ganda; bahkan dapat meningkatkan status kesehatan perempuan, dan mengurangi kekerasan dalam rumah tangga 2. ANAK-ANAK. Secara global, bukti menunjukan bahwa partisipasi dan keterlibatan laki-laki dalam kehidupan anak-anak mereka, mempunyai dampak positif. Anak laki-laki dari ayah yang terlibat aktif dalam pengasuhan, menunjukkan perilaku yang lebih adil, dan anak-anak perempuan yang mempunyai prestasi baik disekolahnya. 3. LAKI-LAKI. Laki-laki yang terlibat dalam kehidupan anak-anaknya, lebih sehat dalam kehidupan pribadinya. Mereka mempunyai kesehatan mental, hubungan yang setara dan kepuasan pribadi yang lebih baik.
Setiap tahunnya angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) cenderung meningkat. Pada tahun 2014 tercatat 293.220 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sumber: Catatan Tahunan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Dalam budaya berbagai kelompok di Indonesia, secara tradisional laki-laki masih diposisikan sebagai kepala keluarga dan istri sebagai ibu rumah tangga yang seharusnya mendampingi dan melayani suami. Meski telah terjadi banyak sekali perubahan, termasuk dengan aktifnya perempuan masuk ke dalam ranah publik namun secara umum masyarakat masih memegang pandangan dimana perempuan aktif di ranah rumah tangga saja. Banyak hal yang menyebabkan faktor terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, termasuk di dalamnya ada hubungan yang tidak setara antara laki-laki dan perempuan. Program MenCare+ Indonesia mulai membuka inisiatif untuk melakukan intervensi yang dalam pada laki-laki pelaku kekerasan yaitu dengan adanya layanan Konseling Laki-Laki dalam konteks KDRT. Intervensi ini adalah upaya untuk melihat kedalam bahwa konstruksi maskulinitas pada laki-laki dari kecil hingga dewasa turut membentuk perilaku kekerasan Program konseling untuk laki-laki bertujuan untuk melakukan konseling pada laki-laki yang melakukan KDRT, mendampingi mereka untuk menghentikan kekerasan dan mampu menghormati pasangan. Untuk keterangan lebih lanjut hubungi Rifka Annisa Women’s Crisis Centre di hotline (0274) 553333 atau website www.rifka-annisa.org
Hasil penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Pusat Studi Gender Universitas Indonesia pada tahun 2013 di wilayah intervensi program MenCare+ Indonesia di Lampung, Jawa Timur dan DI Yogyakarta menunjukan, kekerasan yang dialami masa anak-anak membentuk pribadi yang mempunyai emosi tidak stabil dan akan memiliki kecenderungan menyelesaikan permasalahan dengan cara kekerasan. Laki-laki muda membutuhkan contoh dan panutan yang menggambarkan citra seorang laki-laki yang dapat membangun relasi emosional pada masa anak-anak. Sudah saatnya para pekerja kesehatan, guru, pelatih dan pemangku kebijakan yang bekerja untuk isu anak dan remaja harus aktif melibatkan ayah untuk terlibat dalam proses pengasuhan. Karena konstruksi budaya yang terkadang membatasi laki-laki untuk menunjukan afeksi secara emosional kepada anak-anaknya membuat hubungan antara ayah dan anak tidak harmonis dan kaku. Menunjukan kasih sayang dan empati adalah hal yang terbaik yang dilakukan oleh seorang ayah pada anaknya. Penelitian menunjukan bahwa anak-anak yang besar dari
keluarga yang mampu menunjukan kasih sayang dan kedekatan emosional akan tumbuh menjadi anak yang penuh dengan empati terhadap sesama, berkontribusi untuk komunitas sekitarnya dan menunjukan kesehatan mental yang lebih baik tanpa kekerasan. Pemahaman yang keliru tentang budaya dan agama, membuat laki-laki menempatkan diri dalam posisi dominan sehingga seringkali menggunakan cara kekerasan dianggap suatu pilihan yang wajar. Hal tersebut juga membuat laki-laki merasa diharuskan untuk bersikap maskulin sesuai dengan tuntutan social. Sebagai laki-laki hal tersebut dapat diubah dengan menjadi pasangan yang menghormati dan peduli, terlibat aktif untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan.
FAKTA LAKI-LAKI DEWASA
30% 50% 100%
28-35%
95%
perempuan Indonesia setuju bahwa suami boleh memukul istri jika istri melakukan kesalahan. laki-laki setuju atau sangat setuju bahwa ’perempuan harus tahan kekerasan agar keluarga utuh.’ laki-laki setuju atau sangat setuju bahwa ’tugas utama perempuan adalah memasak pasangan yang sudah menikah atau belum menikah, pernah, kadang atau sering ‘memaki’ pasangannya. menyatakan setuju atau sangat setuju bahwa ’ayah kandung mereka memperlakukan ibu mereka dengan baik’ dan bahwa ’ibu kandung mereka memperlakukan ayah kandung mereka dengan baik.’
SUAMI BERBAGI PERAN, KELUARGA JAUHKAN KEKERASAN
RESPONDEN
• Total jumlah responden laki-laki adalah 896. • 453 laki-laki yang sudah menikah dan 443 laki- laki yang belum menikah. • Total jumlah responden perempuan adalah 305 perempuan. • 159 perempuan yang sudah menikah dan 146 perempuan belum menikah.
FAKTA REMAJA
17-21%
12% 8-19%
menyatakan pada masa kanak-kanak kadang atau sering dipukul dengan sabuk atau tongkat responden menyatakan kadang atau sering mengalami kelaparan saat kecil. manyatakan bahwa ayah mereka tidak pernah terlibat dalam mengurus rumah tangga seperti mencuci pakaian dan mengurus anak.
SUAMI BERBAGI PERAN, ANAK RAIH MASA DEPAN
• Mayoritas responden berpenghasilan di bawah satu juta rupiah per bulan. • Responden laki-laki umumnya pernah mengalami gertakan atau ancaman. • 50% lebih tinggi dibanding responden perempuan untuk gertakan dan 30% lebih tinggi untuk ancaman. Sumber: Survei Penggalian Data Dasar untuk Program MenCare+ (Puska FKM UI dan RutgersWPF, 2013)
#LAKILAKIPEDULI
#GENERASIJAGOAN
Rutgers WPF Indonesia
Laki-Laki Peduli - MenCare+ Indonesia
Jl. Pejaten Barat Raya no. 17B Jakarta Selatan 12510
@laki2peduli
T. +62 21 717 937 09
http://www.youtube.com/user/lakilakipeduli
E.
[email protected]
www.lakilakipeduli.org
#LakilakiPeduli #GenerasiJagoan