perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN INTERNET DAN PENGEMBANGAN HOTSPOT DI FAKULTAS PERTANIAN UNS
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Informatika
Diajukan Oleh: FAHMI MAULANA HAMIDI NIM. M3208017
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN INTERNET DAN PENGEMBANGAN HOTSPOT DI FAKULATAS PERTANIAN UNS
Disusun Oleh:
FAHMI MAULANA HAMIDI NIM. M3208017
Tugas akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan dewan penguji pada tanggal ……………. 2012
Pembimbing Utama
Wisnu Widiarto, S.Si., M.T. NIP.19700601 200801 1 009
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN INTERNET DAN PENGEMBANGAN HOTSPOT DI FAKULATAS PERTANIAN UNS Disusun Oleh. FAHMI MAULANA HAMIDI NIM. M3208017 Dibimbing oleh. Pembimbing Utama
Wisnu Widiarto, S.Si., M.T. NIP.19700601 200801 1 009 Tugas akhir ini telah diterima dan disahkan oleh dewan penguji tugas akhir Program Diploma III Teknik Informatika Pada hari …….. tanggal ………… 2012. Dewan Penguji: 1. Penguji 1
Wisnu Widiarto, S.Si., M.T.
(
)
2. Penguji 2
NIP.19700601 200801 1 009 Agus purbayu S.Si
(
)
(
)
NIDN : 0629088001 3. Penguji 3
Hartono, S.Si______ NIP. 19770828 200604 1 008 Disahkan Oleh :
Dekan Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
Ketua Program Studi Diploma III Teknik Informatika UNS
Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc (Hons), Ph.D. commit to user NIP. 19610223 198601 1 001 iii
Drs. Y.S. Palgunadi, M.Sc NIP. 19560407 198303 1 004
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
FAHMI MAULANA HAMIDI.2012. INTERNET NETWORK BANDWIDtH MANAGEMENT AND HOTSPOT DEVELOPMENT AT AGRICULTURE FACULTY OF UNS. Diploma III Informatic Engineering of Mathematic and Science Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University, is one of the faculty are required to keep up to date in addressing the development of Information Technology, especially in terms of internet connection. it's just not been internet connection that has managed well. Therefore, the writter are interested to make bandwidth limiter and hotspot router with captive portal at the Agriculture Faculty of UNS to make it easy manage bandwidth and user hotspot. The purpose of this study is to make bandwidth management and hotspot management. To achieve these objectives required the accurate data using the method of fieldwork observation, interviews and literature study. In developing the system, writter used to RouterBoard, PC Tower with mikrotik OS. It can be concluded that bandwidth limiter and router hotspot with captive portal has already been developed. Keywords: bandwidth management, mikrotik, hotspot, captive portal.
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
INTISARI
FAHMI MAULANA HAMIDI. 2012. MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN INTERNET DAN PENGEMBANGAN HOTSPOT DI FAKULTAS PERTANIAN UNS. Program Diploma III Teknik Informatika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret yang merupakan salah satu fakultas yang dituntut untuk selalu up to date dalam menyikapi perkembangan Teknologi Informasi, terutama dalam hal koneksi internet. Hanya saja keberadaan koneksi internet disana belum termanajemen dengan baik. Maka dari itu, penulis tertarik membuat bandwidth limiter dan router hotspot dengan captive portal di Fakultas Pertanian UNS untuk mempermudah dalam mengatur bandwidth dan user hotspot. Tujuan penelitian ini adalah membuat manajemen bandwidth dan manajemen hotspot. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan data-data yang akurat dengan menggunakan metode studi lapangan observasi, wawancara dan studi pustaka. Dalam pembuatannya penulis menggunakan RouterBoard, PC Tower dengan OS mikrotik. Maka dapat disimpulkan bahwa bandwidth limiter dan router hotspot dengan captive portal telah dikembangkan. Kata kunci : manajemen bandwidth, mikrotik, hotspot, captive portal.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Jika kita memudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahan urusan kita. (Penulis) lebih baik biasa saja tapi dikerjakan sendiri, daripada "wah" tapi dikerjakan orang lain... (Penulis) Sekeras apapun kita berpikir, apa yang kita pikirkan itu tak akan pernah selesai, jika tidak kita realisasikan. (Penulis) Selalu hadirkanlah sang kholik, maka kau akan diberikan ketenangan ketika mengerjakan sesuatu. (Penulis)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, segenap ungkapan syukur senantiasa penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Teruntuk jua kepada sang junjungan Rasulullah SAW, yang senantiasa penulis rindukan, walau dengan waktu dan kemampuan yang terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “MANAJEMEN BANDWIDTH
JARINGAN
INTERNET
DAN
PENGEMBANGAN
HOTSPOT DI FAKULTAS PERTANIAN UNS”. Penyusunan Tugas akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya dorongan, bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu hingga tersusunnya Tugas Akhir ini, khususnya kepada: 1. Kedua orang tuaku, Bapak Mudjahid dan Ibu Siti Halimah yang selalu mendoakan, membimbing, dan menasehati penulis. 2. Drs. YS. Palgunadi, M.Sc, selaku ketua Program Diploma III Teknik Informatika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. 3. Wisnu Widiarto, S.Si., M.T. selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar membimbing, mengarahkan, dan memberi petunjuk selama penyusunan Tugas Akhir. 4. Pengelola dan teman-teman Labkom FMIPA UNS yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis. 5. Rudi Hartono S.Si dan Agus Purnomo S.Si yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. 6. Seluruh staff pertanian UNS yang telah banyak membantu selama penyusunan Tugas Akhir. 7. Teman-teman Manajemen Informatika angkatan 2008 DIII Ilmu Komputer commit to user FMIPA UNS. vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Semua teman-teman Teknik Informatika angkatan 2009 DIII Ilmu Komputer FMIPA UNS. 9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan Tugas Akhir ini yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, demi terciptanya kesempurnaan penulisan tugas akhir ini dan penulis akan berusaha untuk lebih baik lagi ke depannya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iii
HALAMAN ABSTRACT..............................................................................
iv
HALAMAN INTISARI..................................................................................
v
MOTTO..........................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR....................................................................................
vii
DAFTAR ISI...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL...........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................
2
1.3 Batasan Masalah..................................................................................
2
1.4 Tujuan dan Manfaat ............................................................................
2
1.5 Metodologi Penelitian.........................................................................
3
1.6 Sistematika Penulisan..........................................................................
3
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................
5
2.1 Pengertian Jaringan Komputer............................................................
5
2.1.1 Topologi Jaringan.....................................................................
5
2.1.2 Perangkat Keras Jaringan.........................................................
8
2.2 Pengertian QoS....................................................................................
10
2.3 Pengertian Manajemen Bandwidth......................................................
12
2.4 Pengertian Class Based Queue (CBQ)……………………………..
12
2.5 Pengertian Hierarchy Token Bucket (HTB) ………………………..
14
2.6 Pengertian Hotspot ............................................................................
14
2.7 Pengertian Captive Portal................................................................... commit to user 2.8 Mikrotik RouterOS…………………………………………………..
14
ix
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.8.1 Pengertian Mikrotik RouterOS................................................
15
2.8.2 Bridge Mikrotik.......................................................................
22
2.8.3 Mangle Mikrotik…………………………………………….
23
2.8.4 Queue Mikrotik.......................................................................
24
2.8.5 Burst Mikrotik.........................................................................
25
2.8.6 ( Per Connection Queue ) PCQ Mikrotik…………………...
25
2.8.7 Web Proxy Mikrotik................................................................
26
2.8.8 Script dan Schedule Mikrotik………………………………..
27
2.8.9 Monitoring Tools Mikrotik......................................................
27
BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN................................................ 3.1 Deskripsi Data.....................................................................................
30 30
3.1.1 Konsep Bandwidth Limiter (Qos) dan Router Hotspot dengan captive portal..........................................................................
30
3.1.2 Piranti yang diperlukan………………………………………
30
3.2 Analisis dan Rancangan Sistem..........................................................
32
3.2.1 Topologi Jaringan Inti Fakultas Pertanian UNS Sebelumnya ……………………………………………………………….
32
3.2.2 Topologi Jaringan Inti Fakultas Pertanian Seteah Ada Perangkat (Device) Bandwidth Limiter (Qos) Dan Router Hotspot Dengan Captive Portal.............................................. 3.2.3 Topologi
Jaringan
Hotspot
Fakultas
Pertanian
33
UNS
Sebelumnya………………………………………..………...
34
3.2.4 Topologi Jaringan Hotspot Fakultas Pertanian UNS Setelah Ada Penambahan Access Point dan Router Hotspot..............
35
3.2.5 Denah Letak Access Point Pada Tiap Gedung dan Lantai.......
36
3.2.6 Jumlah Pengguna Internet yang Ada Di Fakultas Pertanian UNS.........................................................................................
40
3.2.7 Pembagian Bandwidth Di Fakultas Pertanian UNS………….
40
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA................................................
42
4.1 Implementasi Sistem............................................................................ commit to user 4.1.1 Bandwidth Limiter....................................................................
42
x
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1.1.1 Konfigurasi................................................................
42
4.1.1.2 Pengujian....................................................................
47
4.1.2 Router Hostpot dengan Captive Portal..................................
50
4.1.2.1 Konfigurasi................................................................
51
4.1.2.2 Pengujian....................................................................
61
BAB V PENUTUP.........................................................................................
66
5.1 Kesimpulan.........................................................................................
66
5.2 Saran...................................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
67
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keterangan AP untuk jaringan hotspot …………………………..
35
Tabel 3.2 Jumlah Pengguna Internet
40
Tabel 3.2 Pembagian Bandwidth …………………………………………...
41
Tabel 3.3 Pembagian Bandwidth Browsing dan Download ………………..
41
Tabel 3.4 Burst Time ………………………………………………………..
41
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Topologi Ring……………………………………………………
6
Gambar 2.2 Topologi Bus…………………………………………………….
6
Gambar 2.3 Topologi Star…………………………………………………….
7
Gambar 2.4 Topologi Hirarki/Pohon…………………………………………
7
Gambar 2.5 Topologi Extended star………………………………………….
8
Gambar 2.6 Network Internet Card (NIC) …………………………………..
8
Gambar 2.7 Switch……………………………………………………………
9
Gambar 2.8 RouterBoard Mikrotik…………………………………………...
10
Gambar 2.9 Wireless Acces Point. …………………………………………...
10
Gambar 2.10 Logo Mikrotik. …………………………………………………
15
Gambar 2.11 PCQ…………………………………………………………….
26
Gambar 2.12 Torch GUI Mikrotik……………………………………………. 28 Gambar 2.13 Graph Mikrotik………………………………………………… 29 Gambar 3.1 Topologi Jaringan Inti Fakultas Pertanian UNS sebelumnya……… 32 Gambar 3.2 Topologi Jaringan Inti Fakultas Pertanian setelah ada perangkat (device) Bandwidth Limiter dan Router Hotspot dengan captive portal……... 33 Gambar 3.3 Topologi Jaringan Hotspot Fakultas Pertanian UNS sebelumnya
34
Gambar 3.4 Topologi Jaringan Hotspot Fakultas Pertanian UNS setelah ada penambahan Access Point dan Router Hotspot…………………………………... 35 Gambar 3.5 Denah Letak Access Point pada Gedung Secara Keseluruhan….. 36 Gambar 3.6 Denah Letak Access Point pada Gedung A……………………... 37 Gambar 3.7 Denah Letak Access Point pada Gedung B……………………... 38 Gambar 3.8 Denah Letak Access Point pada Gedung C……………………... 38 Gambar 3.9 Denah Letak Access Point pada Gedung D……………………... 39 Gambar 4.1 Interface List…………………………………………………….. 42 Gambar 4.2 IP address limiter………………………………………………..
42
Gambar 4.3 Address List……………………………………………………...
43
Gambar 4.4 Penambahan DNS nawala………………………………………. commit to user Gambar 4.5 Redirect DNS…………………………………………………….
43
xiii
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.6 Konfigurasi Mangle …………………………………………….. 44 Gambar 4.7 Konfigurasi Queue Type PCQ…………………………………... 44 Gambar 4.8 Konfigurasi queue tree ………………………………………….
45
Gambar 4.9 Konfigurasi simple queue………………………………………..
45
Gambar 4.10 Konfigurasi script untuk mendisabled/enabled limit download
46
Gambar 4.11 schedule untuk mendisabled/enabled limit download…………. 46 Gambar 4.12 queue graphing rule……………………………………………
46
Gambar 4.13 queue graphing rule keseluruhan………………………………
47
Gambar 4.14 Download sebelum ada limiter………………………………... 47 Gambar 4.15 Download setelah ada limiter…………………………………..
48
Gambar 4.16 Download dari lokal UNS……………………………………...
43
Gambar 4.17 Tampilan situs yang di blok oleh DNS nawala………………...
44
Gambar 4.18 Graph penggunaan bandwidth tiap router……………………..
44
Gambar 4.19 Graph penggunaan bandwidth keseluruhan……………………
45
Gambar 4.20 interface list…………………………………………………….
51
Gambar 4.21 konfigurasi IP address…………………………………………. 51 Gambar 4.22 konfigurasi Gateway…………………………………………… 51 Gambar 4.23 konfigurasi NAT……………………………………………….. 52 Gambar 4.24 konfigurasi masquarade………………………………………..
52
Gambar 4.25 Konfigurasi address list………………………………………... 52 Gambar 4.26 transparant web proxy………………………………………… 52 Gambar 4.27 address list pengecualian……………………………………… 53 Gambar 4.28 redirect to web proxy…………………………………………... 53 Gambar 4.29 konfigurasi mangle……………………………………………..
53
Gambar 4.30 konfigurasi web proxy mikrotik………………………………...
54
Gambar 4.31 blokir situs dan iklan…………………………………………...
54
Gambar 4.32 situs yang diijinkan untuk di cache…………………………….
55
Gambar 4.33 konfigurasi hotspot server……………………………………...
55
Gambar 4.34 hotspot server profiles tab general…………………………….. 56 Gambar 4.35 hotspot server profiles tab login……………………………….. 56 commit to user Gambar 4.36 konfigurasi user profiles……………………………………….. 57 xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.37 konfigurasi akun hotspot……………………………………….
57
Gambar 4.38 walled garden IP list…………………………………………...
58
Gambar 4.39 konfigurasi radius server………………………………………. 58 Gambar 4.40 konfigurasi queue type pcq…………………………………….. 59 Gambar 4.41 konfigurasi queue tree………………………………………….
59
Gambar 4.42 script untuk mengubah pcq-rate……………………………….. 60 Gambar 4.43 schedule untuk menjalankan pcq rate on/off…………………..
60
Gambar 4.44 Halaman login (captive portal mikrotik) ………………………
61
Gambar 4.45 status user………………………………………………………
61
Gambar 4.46 monitoring user………………………………………………...
62
Gambar 4.47 pcq……………………………………………………………...
62
Gambar 4.48 contoh blokir situs iklan………………………………………..
63
Gambar 4.49 Graph penggunaan bandwidth router hotspot…………………. 63 Gambar 4.50 Hasil Pemblokiran situs dan iklan……………………………...
64
Gambar 4.51 Hasil cache situs………………………………………………..
64
Gambar 4.52 Status web proxy mikrotik……………………………………...
65
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dunia teknologi informasi, semakin mempermudah manusia untuk mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan, jika dulu media informasi yang digunakan hanya media informasi satu arah saja, akan tetapi sekarang dapat memberikan timbal-balik dari informasi yang didapatkan tadi. Jika dulu berita hanya ada pada televisi, koran dan radio, sekarang dapat diakses darimana saja. Internet sebagai media penyaluran informasi, memiliki peran yang sangat besar terhadap tersalurkannya informasi dari seluruh dunia, terlebih lagi dengan adanya internet, orang bisa menimba ilmu dari sana, dan tentunya dari semua itu pastinya ada sisi negatif dan positif dari adanya internet tersebut. Layanan internet memberikan keleluasaan kepada pengguna terhadap informasi atau berita yang akan mereka akses, baik yang bersifat positif ataupun negatif, meskipun ada beberapa pihak yang sudah berupaya untuk melakukan filtering terhadap situs-situs yang sekiranya berdampak negatif, hal ini lebih sering dilakukan oleh instansi-instansi pendidikan untuk membatasi para mahasiswa untuk mengaksesnya. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret yang merupakan salah satu civitas akademi yang berada dibawah Universitas Sebelas Maret, dituntut untuk selalu up to date dalam menyikapi perkembangan Teknologi Informasi, terutama dalam hal koneksi internet. Pada awalnya Fakultas Pertanian sudah mendapatkan koneksi internet dari Puskom UNS, hanya saja keberadaan koneksi internet disana belum termanajemen secara baik. Kondisi jaringan disana dapat digambarkan seperti ini, koneksi internet dari Puskom belum ada pembagian bandwidth dan sebagian besar mahasiswa belum bisa menikmatinya karena infrastruktur ( hotspot ) yang belum dibangun, oleh karena itu sering terjadi masalah dalam penggunaan koneksi internet disana. Masalah-masalah yang sering dihadapi diantaranya: commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Beberapa orang koneksinya terasa cepat sementara di tempat lain koneksinya terasa sangat lambat, hal itu terjadi karena tidak adanya manajemen bandwidth. 2. Siapapun bisa konek ke area hotspot di fakultas pertanian sehingga penggunaan overload karena belum ada PC Router hotspot dengan captive portal yang terdapat didalamnya fungsi otentifikasi untuk memanajemen hotspot tersebut
Untuk mendapatkan koneksi internet yang lancar dan terhindar dari masalah tersebut maka topologi jaringan yang sudah ada perlu ditata ulang dan perlu di bangun limiter sebagai alat untuk memanajemen bandwidth dan untuk melakukan monitoring terhadap lalu lintas komunikasi yang terjadi baik upstream maupun downstream.
1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana membangun bandwidth limiter dan router hotspot dengan captive portal untuk memanajemen bandwidth, melakukan content filtering, dan memanajemen user hotspot sesuai dengan kebutuhan di Fakultas Pertanian UNS?
1.3 BATASAN MASALAH Dalam membangun jaringan internet di Fakultas Pertanian UNS, ada banyak bagian didalamnya, akan tetapi penulis lebih menekankan pada pembuatan bandwidth limiter menggunakan RouterBoard, dan pembuatan router hotspot dengan captive portal menggunakan PC yang berOS Mikrotik.
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dari penelitian ini ada 2, yaitu : 1.
Membangun bandwidth limiter menggunakan OS mikrotik sebagai media untuk memanajemen Bandwidth yang tersedia di Fakultas Pertanian UNS commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
2. Membangun router hotspot dengan captive portal menggunakan OS mikrotik sebagai media untuk memanajemen user hotspot di Fakultas Pertainan UNS
1.5 METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan data untuk penulisan laporan Tugas Akhir ini, digunakan beberapa metode pengumpulan data seperti dibawah ini: 1. Interview atau wawancara. Hal pertama yang penulis lakukan untuk mendapatkan data yang diinginkan adalah dengan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan kondisi jaringan di fakultas pertanian yang sudah ada. saat ini. 2. Pengamatan atau Observasi. Untuk mendapatkan hasil yang valid dengan hasil wawancara, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengamatan terhadap kondisi jaringan di fakulas pertanian yang sudah ada, dan melakukan pendataan terhadap daftar kebutuhan untuk membangun jaringan internet yang baru. 3. Pendataan. Hasil akhir dari dua langkah diatas adalah dengan melakukan pendataan dan perancangan topologi jaringan yang baru terhadap internet yang akan dibuat nanti pada fakultas pertanian. 4. Studi Pustaka. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka data-data yang sduah didapatkan perlu dibandingkan dengan referensi-referensi yang lain, sehingga Tugas Akhir tersebut juga mendapatkan acuan dari berbagai sumber.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan sistematika penulisan dibuat agar dapat memudahkan pembahasan dari Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir dengan judul Manajemen Bandwidth Jaringan Internet Dan Pengembangan Hotspot Di Fakulatas Pertanian UNS ini, terdiri dari lima bab. Penjelasan mengenai sistematika penulisan dalam penulisan Tugas Akhir, seperti dijelaskan dibawah ini. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
Pendahuluan
Bab ini memuat PENDAHULUAN yang menguraikan tentang: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Landasan Teori
Bab ini memuat landasan teori yeng berisi teori-teori yang disajikan sebagai referensi guna mendukung dalam Tugas Akhir.
BAB III
Analisis dan Perancangan Sistem
Bab ini memuat analisis dan perancangan sistem yang menguraikan tentang analisis kebutuhan dari sistem yang akan dibuat, beserta rancangan sistem.
BAB IV
Implementasi dan Analisa
Bab ini memuat hasil dan pembahasan yang menguraikan implementasi dan hasil hasil analisa dari Manajemen Bandwidth Jaringan Internet Dan Pengembangan Hotspot Di Fakulatas Pertanian UNS yang berupa gambar yang merupakan penjelasan dari masing-masing bagian.
BAB V
Penutup
Bagian ini berisi kesimpulan hasil dari semua tahap yang telah dilalui selama penelitian beserta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan terperinci mengenai dasar-dasar teori yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian ini. Teori-teori yang disajikan dalam landasan teori adalah teori-teori yang mendukung dalam penyusunan tugas akhir.
2.1
Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer netwotk yang saling
terhubung dan dapat saling berkomunikasi dengan media tertentu sebagai penghubungnya, yaitu dapat menggunakan kabel atau wireless 2.1.1 Topologi Jaringan Topologi adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan cara bagaimana komputer terhubung dalam suatu jaringan. Dimana topologi merupakan metode atau cara yang digunakan untuk membentuk sebuah jaringan, sesuai dengan bentuk jaringannya. jika dilihat dari aliran data pada jaringan, maka ada dua jenis topologi yaitu: 1. Topologi Logika (Logical Topologi) Merupakan gambaran bagaimana aliran data suatu jaringan terjadi. 2. Topologi Fisik (Physical Topology) Adalah bentuk layout pengkabelan yang diimplementasikan pada jaringan, yang meliputi semua komputer baik workstation maupun server, peralatan serta kabel dalam jaringan (Wagito, 2005) Apabila dilihat dari jenis hubungannya, topologi jaringan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu topologi Ring (Cincin), Bus dan Star (Bintang). 1. Topologi Ring (Cincin) Pada topologi komputer-komputer yang bertindak sebagai host dalam suatu network membentuk sebuah lingkaran, dimana pada ujung-ujung terminal saling dihubungkan menjadi satu (Wagito, 2005). commit to user
5
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.1 Topologi Ring 2. Topologi Bus Dalam topologi ini masing-masing terminal terpasang sebuah host maupun, mirip dengan Ring, akan tetapi pada ujung-ujung terminal tidak dihubungkan menjadi satu, akan tetapi dapat diisi dengan server atau printer (Wagito, 2005).
Gambar 2.2 Topologi Bus
3. Topologi Star (Bintang) Topologi ini sering dipakai karena kemudahannya dalam proses ceking error pada suatu local area network. Topologi ini menggunakan cara sentralisasi terhadap terminalnya, sehingga terdapat satu buah server yang berfungsi sebagai sentral bagi seluruh host yang ada disitu (Wagito, 2005). commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.3 Topologi Star
4.
Topologi Hirarki/Pohon (Hierarchical Topology) Dibuat mirip dengan topologi Extended star. Sistem dihubungkan ke komputer yang mengendalikan trafik pada topologi (Wagito, 2005).
Gambar 2.4 Topologi Hirarki/Pohon
5.
Topologi Extended star Topologi Extended star bisa didefinisikan adalah gabungan dari beberapa Topologi Star. Topologi Extended star merupakan perkembangan lanjutan dari topologi star dimana karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan topologi star yaitu : 1. Setiap node berkomunikasi langsung dengan sub node, sedangkan sub node berkomunikasi dengan central node. traffic data mengalir dari node ke sub node lalu diteruskan ke central node dan kembali lagi. 2. Digunakan pada jaringan yang besar dan membutuhkan penghubung yang banyak atau melebihi dari kapasitas maksimal penghubung (http:// commit to user kecoamiskin.wordpress.com/2011/01/23/topologi-extended-star/ , 2011).
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.5 Topologi Extended star 2.1.2 Perangkat Keras Jaringan Dalam pembuatan sebuah jaringan, tentunya diperlukan dukungan alat-alat yang menghubungkan antara komputer yang berada pada jaringan tersebut. Alatalat pendukung yang diperlukan diantaranya adalah: 1. NIC ( Network Internet Card ) Atau sering dikenal dengan nama Lan-card berfungsi sebagai media penghubung antara komputer dengan jaringan. Ada beberapa jenis port koneksi yang dapat digunakan. Jika didesain untuk kabel jenis coaxial maka konektor yang digunakan adalah konektor BNC ( Barrel Nut Connector atau Bayonet Net Connector). Sementara untuk desain untuk kabel twisted pair maka konektor yang dipakai adalah konektor RJ-45 (Wagito, 2005).
Gambar 2.6 Network Internet Card (NIC)
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Switch Fungsi umum dari Switch adalah sebagai konsentrator, yaitu sebagai pemersatu kabel-kabel jaringan dari tiap workstation, server atau perangkat internet yang lain (Wagito, 2005).
Gambar 2.7 Switch
3. RouterBoard Mikrotik RouterBOARD merupakan hardware (Router) yang didesain oleh MikroTik. RouterBOARD memiliki beragam seri dan interface yang disesuaikan dengan kebutuhan. RouterBOARD menggunakan RouterOS sebagai software / sistem operasinya. Beberapa contoh Routerboard ini diantaranya adalah RB400, RB600, R52H, R52N, R2N yang merupakan Wireless board dan RB750, RB450G, RB1000 yang merupakan merupakan Embeded (sistem minimum) Router (http://www. catatanteknisi.com/2011/05/mengenal-mikrotik-routeros-routerboard.html, 2011). RouterBOARD memiliki sistem pengkodean tertentu, misalnya untuk RouterBOARD RB433 seperti gambar diatas memiliki pengertian sebagai berikut:
Kode lainnya yang terdapat dibagian dibelakang tipe: U A H R
- dilengkapi port USB - Advanced, biasanya level 4 atau diatasnya - High Performance, Processor commit tolebih usertinggi - dilengkapi Wireless Card embedded
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
G - dilengkapi port Ethernet Gigabit
Gambar 2.8 RouterBoard Mikrotik
4. Wireless Access Point. Pengertian Access Point sendiri merupakan tempat dimana komputer klien didalam suatu LAN dapat saling terhubung dapat juga sebagai media penghubung antara klien dengan koneksi internet, untuk Wireless Access Point sendiri digunakan pada topologi jaringan yang bersifat wireless tanpa menggunakan kabel (Wagito, 2005).
Gambar 2.9 Wireless Acces Point.
2.2
Pengertian QoS Quality of Service (disingkat menjadi QoS) merupakan mekanisme
jaringan yang memungkinkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari segi networking, QoS mengacu kepada kemampuan memberikan pelayanan berbeda kepada lalu-lintas jaringan dengan kelas-kelas yang berbeda. Tujuan akhir dari QoS adalah memberikan network service yang lebih baik dan terencana dengan dedicated bandwith, jitter dan Latency yang terkontrol dan meningkatkan loss karakteristik. Jadi, QoS adalah kemampuan dalam menjamin pengiriman arus data penting atau dengan kata lain kumpulan dari berbagai kriteria performansi yang menentukan tingkat kepuasan penggunaan suatu layanan. Quality of Service (QoS) digunakan untuk mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan TCP/IP internet atau intranet. Ada beberapa metode untuk mengukur kualitas koneksi seperti konsumsi bandwidth oleh user, ketersediaan koneksi, Latency, losses dll. 1. Bandwidth Bandwidth adalah kapasitas atau daya tampung kabel ethernet agar dapat dilewati trafik paket data dalam jumlah tertentu. Bandwidth juga bisa berarti jumlah konsumsi paket data per satuan waktu dinyatakan dengan satuan bit per second [bps]. Bandwidth internet di sediakan oleh provider internet atau yang kita kenal ISP dengan jumlah tertentu tergantung sewa pelanggan. Dengan QoS kita dapat mengatur agar user tidak menghabiskan bandwidth yang di sediakan oleh provider. 2. Latency Waktu maksimum yang dibutuhkan dari transmisi ke penerimaan yang diukur dengan satuan milidetik. Jika kita mengirimkan data sebesar 3 Mbyte pada saat jaringan sepi waktunya 5 menit tetapi pada saat ramai 15 menit, hal ini di sebut Latency. Latency pada saat jaringan sibuk berkisar 50 – 70 msec. 3. Losses Losses adalah jumlah paket yang hilang saat pengiriman paket data ke tujuan, kualitas terbaik dari jaringan LAN / WAN memiliki jumlah losses paling kecil. Packet hilang (bit loss) yang biasanya dikarenakan buffer yang terbatas, urutan
packet
yang
salah termasuk dalam error commit to userdari Receiver Packet Loss = Frame dari Transmitter – Frame
rate
ini.
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
4. Availability Availability berarti ketersediaan suatu layanan web, smtp, pop3 dan aplikasi pada saat jaringan LAN / WAN sibuk maupun tidak. 5. Data Rate ukuran kecepatan transmisi data, satuannya kbps or Mbps 6. Jitter ukuran delay penerimaan paket yang melambangkan smoothness dari audio/video playback (Santoso, Budi, 2007).
2.3
Pengertian Manajemen Bandwidth Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur,
mengurus atau mengelola, sedangkan Bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network. Berdasarkan definisi diatas maka Manajemen Bandwidth dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mengatur agar data yang lewat tidak melebihi kapasitas maksimal di dalam sebuah jaringan komputer yang terhubung dengan internet. Pembagian bandwidth: a. Yang dibagi jalurnya: dengan pembagian kanal (fix/statis) b. Yang diatur datanya: dengan metode queue (dinamis-tergantung jumlah data yang lewat) terdiri dari: - prioritas (biasanya internet di perusahaan-perusahan) - identitas (tidak ada persaingan, diterapkan di ISP) - kelas (perpaduan identitas dan prioritas): (biasanya internet di perusahaan) (http://repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.21.0431.pdf, 2011).
2.4
Pengertian Class Based Queue (CBQ) Dalam bandwidth management dikenal istilah queuing yaitu penjadwalan
bagaimana suatu data dikirimkan melewati jaringan. Semua data yang melewati jaringan akan dijadwalkan dan mengalami proses shaping sesuai dengan aturan commit to user Queuing (CBQ) adalah suatu yang berlaku pada jaringan tersebut. Class-Based
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mekanisme penjadwalan, bertujuan menyediakan link sharing antar agensi yang menggunakan jalur fisik yang sama, dan sebagai acuan untuk membedakan traffic yang memiliki prioritas yang berlainan. Dengan CBQ, setiap agensi dapat mengalokasikan bandwidth miliknya untuk berbagai jenis traffic yang berbeda, sesuai dengan pembagiannya yang tepat untuk masing-masing
traffic. CBQ
berinteraksi dengan link sharing yang memberikan keunggulan yaitu pemberian bandwidth yang tak terpakai bagi leaf classnya sebelum diberikan kepada agensi-agensi lain. CBQ merupakan teknik klasifikasi paket data yang paling terkenal, mudah dikonfigurasi, memungkinkan sharing
bandwidth antar
fasilitas user interface. CBQ mengatur pemakaian
class dan memiliki
bandwidth jaringan yang
dialokasikan untuk setiap user, pemakaian bandwidth yang melebihi nilai set akan dipotong (shaping), CBQ juga dapat diatur untuk sharing dan meminjam bandwidth antar class jika diperlukan. Parameter CBQ adalah: 1. Avpkt, adalah jumlah paket rata-rata saat pengiriman. 2. Bandwidth, adalah lebar bandwidth kartu ethernet biasanya 10-100Mb 3. Rate yaitu, adalah kecepatan rata-rata paket data saat meninggalkan qdisc, rate merupakan parameter untuk mengeset bandwidth. 4. Cell, adalah peningkatan paket data yang dikeluarkan ke kartu ethernet berdasarkan jumlah byte, misalnya 800 ke 808 dengan nilai cell 8. 5. Isolated/Sharing. Isolated adalah parameter untuk mengatur agar bandwidth tidak bisa dipinjam oleh class lain yang memiliki tingkat yang sama/sibling. Parameter Sharing menunjukkan bandwidth class yang bisa dipinjam oleh class lain. 6. Bounded/Borrow. Parameter Bounded berarti class tidak dapat meminjam bandwidth dari class lain, sedangkan Borrow adalah sebaliknya (http:// repository.akprind.ac.id/sites/files/conference-paper/2008/trimantaraningsih _20124.pdf, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.5
14 digilib.uns.ac.id
Pengertian Hierarchy Token Bucket (HTB) Teknik queue HTB mirip dengan CBQ, perbedaannya terletak pada jenis
pilihan yang disediakan. HTB memiliki lebih sedikit pilihan saat konfigurasi dan lebih presisi. Teknik queue HTB memberikan fasilitas pembatasan trafik pada setiap level maupun klasifikasi, bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan oleh klasifikasi yang lebih rendah. Susunan HTB dapat dilihat seperti suatu struktur organisasi dimana pada setiap bagian memiliki wewenang dan mampu membantu bagian lain yang memerlukan. Teknik queue HTB cocok diterapkan pada perusahaan dengan banyak struktur organisasi. Parameter HTB adalah: 1. Rate, yaitu parameter untuk menentukan bandwidth maksimum yang bisa dipakai oleh setiap class, jika bandwidth melebihi nilai “rate” maka paket data akan dipotong atau ditanggalkan (drop). 2. Ceil, yaitu parameter untuk menentukan peminjaman bandwidth antar class (kelas), peminjaman bandwdith dilakukan oleh class lebih rendah ke kelas di atasnya, teknik ini disebut link sharing (http://repository.akprind .ac.id/sites/files/conference-paper/2008/trimantaraningsih_20124.pdf, 2008). 2.6
Pengertian Hotspot Hotspot adalah lokasi dimana user dapat mengakses melalui mobile
computer (seperti laptop atau PDA) tanpa mengguakan koneksi kabel dengan tujuan suatu jarigan seperti internet (http://noc.eepis-its.edu/hotspot.php, 2006).
2.7
Pengertian Captive Portal Captive Portal adalah suatu teknik autentikasi dan pengamanan data yang
lewat dari network internal ke network eksternal. Captive Portal sebenarnya merupakan mesin router atau gateway yang memproteksi atau tidak mengizinkan adanya trafik, hingga user melakukan registrasi/login. Biasanya Captive Portal ini digunakan pada infrastruktur wireless sseperti hotspot area, tapi tidak menutup kemungkinan diterapkan pada jaringan kabel. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berikut cara kerja Captive Portal: Pada saat seorang pengguna berusaha untuk melakukan browsing ke Internet, captive portal akan memaksa pengguna yang belum terauthentikasi untuk menuju ke Authentication web dan akan di beri prompt login termasuk informasi tentang hotspot yang sedang user gunakan. Router/wireless gateway mempunyai mekanisme untuk menghubungi sebuah Authentication server untuk mengetahui identitas dari pengguna wireless yang tersambung, maka wireless gateway akan dapat menentukan untuk
membuka
aturan
firewall-nya
untuk
pengguna
tertentu
(http://solo.linux.or.id/wp-content/uploads/2010/11/captive-portal.pdf, 2010).
2.8
Mikrotik RouterOS 2.8.1 Pengertian Mikrotik RouterOS
Gambar 2.10 Logo Mikrotik. Mikrotik adalah sistem operasi yang digunakan untuk menjadikan sebuah PC agar dapat dijalankan sebagai router, sebenarnya banyak sistem operasi yang dapat digunakan sebagai router pada suatu jaringan, akan tetapi Mikrotik dikenal cukup efisien untuk dijadikan sebagai sebuah router, karena didalam mikrotik sudah terdapat paket-paket yang dibutuhkan oleh sebuah router, tanpa harus instalasi sendiri. Ada dua jenis yang diguankan sebagai router, diantaranya adalah: 1. Mikrotik Router OS. Adalah versi Sistem Operasi Mikrotik yang berupa perangakat lunak yang dapat di install pada komputer desktop (PC) melalui Cd Installer. Karena OS ( Operating System ) ini dibawah lisensi asli dari vendor mikrotik maka untuk to lisensinya, user mendapapatkannya adalah dengancommit membeli adapun versi trialnya dapat
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didownload di websitenya yaitu www.mikrotik.com, akan tetapi
hanya akan
berfungsi selama 24 jam saja (Herlambang,2008). 2. Built in Hardware Mikrotik. Merupakan versi dari mikrotik yang meruapakan versi hardware yang dipasarkan, dimana dalam hardware tersebut sudah terinstall Mikrotik didalamnya dan sudah termasuk lisensinya (Herlambang,2008). Dalam pembuatan tugas akhir ini, jenis mikrotik yang diguanakan terdiri daridua jenis, yaitu yang berupa software maupun hardware , untuk versi hardware yang digunakan adalah Mikrotik versi Disk On Module atau sering disingkat dengan DOM. Adapun fitur - fitur yang diberikan oleh mikrotik diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Address List.
10. ISDN.
18. SDSL.
2.
Asymcronous.
11. M3P.
19. Simple Tunnel.
3.
Bonding.
12. MNDP.
20. SNMP.
4.
Bridge.
13. Monitoring
21. Sysncronous.
5.
Data Rate
/Accounting.
22. Tool.
Management.
14. NTP.
23. UPnP.
6.
DHCP.
15. Point to Point
24. VLAN.
7.
Firewall and
Tunneling
25. VOIP.
NAT.
Protocol.
26. VRRP.
8.
Hotspot.
16. Proxy..
9.
IPsec.
17. Routing.
27. Winbox
2.8.2 Bridge Mikrotik Bridge adalah suatu cara menghubungkan dua atau lebih (multiple) ethernet/network segment pada layer data link (layer 2) dari model OSI. Bridge memiliki kemiripan dengan perangkat repeater atau hub yang menghubungkan network segment pada layer physical, namun demikian sebuah bridge bekerja dengan menggunakan teknik forwarding packet yang biasa digunakan dalam packetswitching dalam jaringan komputer , yakni traffic dari satu network diatur/dikelola ketimbang semata-mata membroadcast ulang ke segment commit to user network yang berdekatan.
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mode bridge memungkinkan network yang satu tergabung dengan network di sisi satunya secara transparan, tanpa perlu melalui routing, sehingga mesin yang ada di network yang satu bisa memiliki IP Address yang berada dalam 1 subnet yang sama dengan sisi lainnya (http://www.cabikhosting.com/ file/mikrotik/bridging-mikrotik.pdf, 2009). Perangkat perangkat yang dapat di dibridge di mikrotik antara lain : 1. Ethernet ( 802.3 ) 2. VLAN 3. Wireless AP (dengan WDS) 4. WDS 5. EoIP
2.8.3 Mangle Mikrotik Mangle adalah semacam 'penanda' yang menandai paket untuk proses selanjutnya dengan tanda khusus. Fasilitas lain di RouterOS menggunakan tanda ini, misalnya queue tree, NAT, routing. Mereka mengidentifikasi paket berdasarkan tanda dan memprosesnya. Tanda mangle hanya ada dalam router, mereka tidak ditransmisikan melalui jaringan. Selain itu, fasilitas mangle digunakan untuk memodifikasi beberapa field dalam header IP, seperti KL (DSCP) dan bidang TTL. Beberapa fitur yang ada pada mangle mikrotik : 1. Chain : Menentukan mana aturan rantai akan ditambahkan. Jika input tidak sesuai dengan nama sebuah rantai sudah didefinisikan, sebuah rantai baru akan dibuat. 2. Mark Connection : tempat tanda ditentukan oleh parameter newconnection-mark pada seluruh koneksi yang sesuai aturan 3. Mark Packet : tempat tanda ditentukan oleh parameter new-packet-mark pada paket yang sesuai aturan (http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual :IP/Firewall/Mangle#Summary, 2011). commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.8.4 Queue Mikrotik Queue digunakann untuk membatasi dan memprioritaskan traffic : a. Batasan kecepatan data untuk alamat IP tertentu, subnet, protokol, port dan parameter lainnya b. Batas peer-to-peer traffic c. Memprioritaskan beberapa arus paket atas orang lain d. Konfigurasi burst traffic untuk web browsing lebih cepat e. Terapkan batas yang berbeda berdasarkan waktu f. Pembagian traffic yang tersedia diantara pengguna yang sama, atau tergantung dari beban saluran. Implementasi queue di mikrotik RouterOS didasarkan pada Hierarchical Token Bucket (HTB). HTB memungkinkan untuk membuat struktur hirarkis dan menentukan hubungan antar queue. Dalam RouterOS, Struktur hirarkis dapat dipasang pada 4 tempat berbeda : a. Global-in : merupakan semua antarmuka input secara umum (queue ingress). Queue melekat ke global-in berlaku untuk traffic yang diterima oleh router sebelum paket filtering. b. Global-out: mewakili semua interface output pada umumnya (queue jalan keluar ). c. Global-total: mewakili semua input dan output interface bersama-sama (dengan kata lain itu adalah agregasi global-in dan global-out). Digunakan dalam kasus ketika pelanggan memiliki batas tunggal untuk keduanya, upload dan download. d.
: Merupakan salah satu outgoing interface tertentu. Hanya traffic yang ditujukan untuk keluar melalui interface ini akan melewati queue HTB. Ada dua cara yang berbeda bagaimana mengkonfigurasi queue di RouterOS: - Queue simple menu : yang dirancang untuk
memudahkan konfigurasi
sederhana, tugas sehari-hari queue ( seperti pembatasan upload / download commit user klien tunggal, pembatasan traffic P2P,todll).
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
- Queue tree menu : dalam melaksanakan tugas antrian lebih detail ( seperti kebijkan prioritas global, pembatasan kelompok pengguna). Membutuhkan marked packet flows ( penandaan arus packet ) dari fasilitas firewall mangle (http://wiki.mikrotik.com/wiki/Queue#Summary, 2011). 2.8.5 Burst Mikrotik Burst adalah fitur yang memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan antrian untuk bandwidth tambahan bahkan jika tingkat yang diperlukan lebih besar bahwa MIR (max-limit) untuk jangka waktu terbatas. Burst dapat terjadi hanya jika rata-rate dari antrian untuk meledak-waktu detik terakhir adalah lebih kecil yang burst-threshold. Burst akan berhenti jika rata-rate dari antrian untuk burst-time detik terakhir adalah lebih besar atau sama dengan burst-threshold Mekanisme Burst sederhana - jika meledak diperbolehkan max-batas nilai diganti dengan nilai burst-limit. Ketika burst adalah batasan max-batas nilai tetap tidak berubah. 1. burst-limit (Angka): maksimal upload / download data rate yang dapat dicapai saat burst yang diperbolehkan 2. burst-time (Waktu): periode waktu, dalam hitungan detik, dimana data rate rata-rata dihitung. (Ini BUKAN saat burst sebenarnya) 3. burst-threshold (Angka): ini adalah nilai burst on / off (http://wiki.mikrotik .com/wiki/Manual:Queues_-_Burst, 2011). 2.8.6 ( Per Connection Queue ) PCQ Mikrotik PCQ diperkenalkan untuk mengoptimalkan sistem besar QoS, di mana sebagian besar antrian yang persis sama untuk berbagai sub-stream. Misalnya aliran sub- dapat men-download atau upload untuk klien tertentu (IP) atau koneksi ke server. Algoritma PCQ sangat sederhana - pada awalnya menggunakan pengklasifikasi dipilih untuk membedakan satu sub-aliran dari yang lain, maka berlaku FIFO ukuran antrian individu dan pembatasan untuk setiap sub-aliran, maka semua sub-kelompok aliran bersama-sama dan berlaku secara global commit .to user FIFO ukuran antrian dan keterbatasan
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Parameter PCQ : - pcq-classifier (dst-address | dst-port | src-address | src-port; default: "") : pemilihan pengidentifikasi sub-stream. - PCQ-rate (angka): maksimal data rate yang tersedia dari masing-masing substream - PCQ-limit (angka): ukuran antrian tunggal sub-aliran (dalam KB) - PCQ-total-limit (angka): ukuran antrian antrian FIFO global (dalam KB)
Gambar 2.11 PCQ Jadi daripada harus 100 antrian dengan keterbatasan 1000kbps untuk download kita dapat memiliki satu antrian PCQ dengan 100 sub-stream (http://wiki. mikrotik.com/wiki/Manual:Queues_-_PCQ, 2011).
2.8.7 Web Proxy Mikrotik Web proxy yang berfungsi untuk menyimpan semua data yang pernah diakses oleh browser di sisi client ke storage lokal mikrotik dan bisa juga berfungsi sebagai content filtering. Dengan web proxy dapat dilakukan penghematan bandwidth dan akses kecepatan browsing yang lebih cepat. Secara teknis ada 2 tipe web proxy pada mikrotik, yaitu 1.
Nontransparent web proxy : disini user client boleh memilih untuk
menggunakan atau tidak menggunakan proxy. Jika ingin menngunakan client bisa memasukan alamat web proxy pada settingan browsernya. 2.
Transparent web proxy : client akan dipaksa untuk memakai proxy yang
telah disediakan oleh sistem, artinya tidak ada pengaturan proxy pada sisi client, karena secara otomatis commit mikrotikto telah user mengarahkan setiap ada request
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari client akan diarahkan melalui settingan proxy mikrotik (Herlambang, 2008). 2.8.8 Script dan Schedule Mikrotik Host Scripting menyediakan cara untuk
mengotomatisasi tugas-tugas
beberapa router dengan cara mengeksekusi user-defined script dibatasi untuk beberapa event kejadian. Script dapat disimpan dalam repository script atau dapat ditulis langsung ke console. Event digunakan untuk memicu pengeksekusian user-defined script yang sudah dibuat (http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Scripting, 2011). 2.8.9 Monitoring Tools Mikrotik a.
Ping Command Ping adalah salah satu perintah yang paling umum digunakan dan
dikenal. Utilitas administrasi digunakan untuk menguji apakah suatu host tertentu bisa diakses di Internet Protocol (IP) dan untuk mengukur waktu pulang-pergi untuk paket yang dikirimkan dari host lokal ke host tujuan, termasuk antarmuka sendiri host lokal (http://wiki.mikrotik.com/wiki/ Manual:Troubleshooting_tools,2011). Contoh : [admin@MikroTik] > ping 10.255.255.4 10.255.255.4 64 byte ping: ttl=62 time=2 ms 10.255.255.4 64 byte ping: ttl=62 time=8 ms 10.255.255.4 64 byte ping: ttl=62 time=1 ms 10.255.255.4 64 byte ping: ttl=62 time=10 ms 4 packets transmitted, 4 packets received, 0% packet loss round-trip min/avg/max = 1/5.2/10 ms
b.
TraceRoute Command Operasi traceroute didasarkan pada nilai TTL dan ICMP "Waktu
Exceeded". Ingat bahwa nilai TTL di header IP digunakan untuk menghindari routing loop. Setiap hop decrements nilai TTL dengan 1. Jika TTL mencapai nol, paket tersebut akan dibuang dan Time Exceeded pesan ICMP dikirim kembali ke pengirim ketika hal ini terjadi. Awalnya oleh traceroute, nilai TTL diatur ke 1 ketika router berikutnya menemukan paket dengan TTL = 1 itu set nilai TTL ke nol, dan commit to user merespon dengan pesan ICMP "melebihi waktu" ke sumbernya. Pesan ini
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memungkinkan sumber tahu bahwa paket yang melintasi router tertentu sebagai suatu loncatan. Waktu berikutnya nilai TTL bertambah dengan 1 dan sebagainya. Biasanya, setiap router di jalur menuju tujuan decrements bidang TTL oleh satu unit TTL mencapai nol. (http://wiki.mikrotik.com/ wiki/Manual:Troubleshooting_tools,2011) Contoh : [admin@Router Hotspot Portal] > tool traceroute uns.ac.id ADDRESS STATUS 1 203.6.149.97 4ms 1ms 1ms 2 103.23.227.41 5ms 7ms 7ms 3 103.23.224.1 19ms 9ms 10ms 4 203.6.148.11 11ms 11ms 6ms [admin@Router Hotspot Portal] >
c.
Torch GUI Torch adalah alat monitoring traffic secara realtime yang dapat
digunakan untuk memantau arus traffic melalui sebuah interface. Dalam memonitor traffic dapat diklasifikasikan dengan nama protokol, alamat sumber ( source address), alamat tujuan ( destination address ), port. Torch menunjukan protocol yang telah dipilih dan tx/rx data rate untuk masingmasing (http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Troubleshooting_tools,2011). Contoh :
commit userMikrotik Gambar 2.12 TorchtoGUI
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d.
Graphing mikrotik Graphing adalah alat untuk memonitor berbagai parameter RouterOS
dari waktu ke waktu dan menempatkan data yang dikumpulkan dalam grafik yang bagus. Tools Graphing mikrotik dapat menampilkan grafis untuk: - Mengetahui Kondisi RouterBoard (tegangan dan suhu) - Sumber daya penggunaan ( CPU, Memori dan penggunaan Disk) - Traffic yang melewati interface - Traffic yang melewati simple queue Graphing terdiri atas dua bagian - bagian pertama mengumpulkan informasi dan bagian display data lainnya dalam halaman Web. Untuk mengakses graphics, ketik http://[Router_IP_address]/graphics/ dan memilih grafis untuk ditampilkan dalam web browser (http://wiki.mikrotik.com/ wiki/Manual:Tools/Graphing, 2011). Contoh :
Gambar 2.13 Graph Mikrotik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN
3.1
Deskripsi Data Bandwidth Limiter dan Router Hotspot dengan captive portal di bangun
berdasarkan data-data ketika melakukan studi lapangan Fakultas Pertanian UNS. Data - data yang diperlukan dalam pembuatan ini, antara lain : 1. Topologi jaringan yang ada sebelummnya 2. Jumlah Bandwidth Fakultas yang tersedia 3. Jumlah pengguna internet yang ada
3.1.1
Konsep Bandwidth Limiter dan Router Hotspot dengan Captive Portal Bandwitdh limiter merupakan salah satu metode untuk mengukur Quality
of Service (QoS). Konsep pembuatan Bandwidth Limiter dengan melakukan manajemen penggunaan bandwidth yang tersedia di fakultas, sehingga bandwidth yang ada bisa digunakan sesuai kebutuhan. Sedangkan Router Hotspot dengan captive portal dengan melakukan manajemen user hotspot di fakultas, sehingga bandwidth yang ada digunakan oleh memang orang yang berhak.
3.1.2
Piranti yang diperlukan Dalam pembuatan Bandwidth Limiter dan Router Hotspot dengan captive
portal, terdapat perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk mendukung proses pembuatannya, yaitu : 1.
Kebutuhan Hardware Dalam pembuatan Bandwidth Limiter dan Router Hotspot dengan captive portal ini, hardware yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Untuk Bandwidth limiter menggunakan RB450G dengan spesifikasi : CPU AR7161 680MHz - Main Storage/NAND 512MB - RAM 256MB commitLevel to user - RouterOS License 5
30
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Beberapa alasan mengapa penulis memilih menggunakan RouterBoard Mikrotik untuk Bandwidth Limiter Dibanding menggunakan PC: 1. Konsumsi daya yang rendah 2. Tidak membutuhkan tempat yang luas 3. Tidak mudah rusak 4. Cocok untuk menangani jaringan kecil dan menengah b. Untuk Router Hotspot dengan captive portal menggunakan PC Tower dengan spesifikasi : - CPU dualcore 2,5Ghz - RAM 1GB - HDD 20GB 2.
Kebutuhan Software Dalam pembuatan Bandwidth Limiter dan Router Hotspot dengan captive portal ini, Software yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Untuk Bandwidth limiter menggunakan OS Mikrotik v.4.11 license level 5, dengan mengaktifkan fitur : - Bridge
- DNS
- Firewall(mangle), address-list
- Graphing
- NAT(untuk redirect DNS)
- Queue tree, pcq
b. Untuk Router Hotspot dengan captive portal menggunakan OS Mikrotik v.3.22 license level 6, dengan mengaktifkan fitur : - Filter Rules
- Hotspot
- Firewall(mangle), address-list
- Graphing
- NAT
- Queue tree, pcq
- Web Proxy ( untuk cache dan
- Schedule
blokir )
- Script
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2
Analisis dan Rancangan Sistem Keadaan jaringan internet di fakultas pertanian uns sebelumnya, penulis
menyimpulkan terdapat beberapa masalah utama, antara lain : 1. Belum adanya pembagian bandwidth untuk tiap router. 2. Penambahan bandwidth untuk salah satu router ketika dibutuhkan. 3. Belum adanya pemblokiran situs dan iklan yang di rasa menyia-nyiakan bandwidth yang tersedia. 4. Belum adanya pembagian bandwidth khusus untuk mengakses ke situssitus lokal uns. 5. Belum adanya perangkat untuk manajemen user hotspot Dari beberapa masalah utama di atas, penulis mempunyai rencana untuk membuat bandwidth limiter dan router hotspot dengan captive portal agar permasalahan- permasalahan tersebut dapat diatasi. Di bawah ini adalah topologi jaringan inti fakultas pertanian UNS yang ada sebelumnya. 3.2.1 Topologi Jaringan Inti Fakultas Pertanian UNS Sebelumnya PUSKOM
10.116.13.1/30
10.16.13.1/30 Switch Catalyst
Main Switch Fakultas 10.116.13.2/30
10.16.13.2/30
Main Router ( access internet)
Router Aplikasi ( access lokal UNS )
172.16.42.1/28 Main Switch Internet
172.16.42.2/28
Router Ged. A+B
172.16.42.3/28
Router Siakad
172.16.42.5/28
Router Ged. C+D
commit to user Gambar 3.1 Topologi Jaringan Inti Fakultas Pertanian UNS sebelumnya
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada Gambar 3.1, topologi diatas menggunakan koneksi internet dari Puskom ke fakultas pertanian terhubung dengan menggunakan kabel Fiber Optic , dimana setelah Fiber Optik tersebut sampai di switch catalyst yang berada di fakultas pertanian (Cisco Switch catalyst) langsung disalurkan menuju ke sebuah Main Router ( FreeBSD 6.3). Main Router disini difungsikan sebagai router NAT. Kemudian dari main router langsung menuju switch dan ke router-router yang ada. Di bawah ini adalah topologi jaringan inti fakultas pertanian uns setelah ada perangkat (device) bandwidth limiter
dan router hotspot dengan captive
portal
3.2.2 Topologi Jaringan Inti Fakultas Pertanian UNS Setelah ada perangkat (device) Bandwidth Limiter
dan Router Hotspot dengan
captive portal PUSKOM
10.116.13.1/30
10.23.227.41/30 Switch Catalyst
Main Switch Fakultas 10.116.13.2/30
10.23.227.42/30 Main Router ( access internet)
Router Aplikasi ( access lokal UNS )
203.6.149.97/28 RouterBoard Bridge ( Limiter )
203.6.149.103/28
Main Switch Internet 203.6.149.99/28
203.6.149.102/28
203.6.149.101/28 203.6.149.100/28
Router Ged. A+B
Router Siakad
Router Ged. C+D
Router Hotspot FP
Gambar 3.2 Topologi Jaringan Inti Fakultas Pertanian UNS setelah ada perangkat commit to user (device) Bandwidth Limiter dan Router Hotspot dengan captive portal
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada gambar 3.2, menggunakan topologi hirarki. Koneksi internet dari Puskom ke fakultas pertanian terhubung dengan menggunakan kabel Fiber Optic , dimana setelah Fiber Optic tersebut sampai di switch catalyst yang berada di fakultas pertanian (Cisco Switch catalyst) langsung disalurkan menuju ke sebuah Main Router ( FreeBSD 6.3). Main Router disini hanya difungsikan sebagai gateway. Kemudian dari main router menuju Limiter lalu diteruskan ke routerrouter yang ada. Bandwidth Limiter disini berfungsi sebagai pembagi Bandwidth yang ada di fakultas pertanian UNS. Dalam pembagian bandwidth ini, alokasi bandwidth yang diberikan oleh Puskom dibagi kepada empat router dibawahnya yaitu Router G.A+B; Router G.C+D; Router Siakad dan Router Hotspot FP. Berhubung belum adanya sebuah perangkat router hotspot dengan captive portal untuk memanajemen user hotspot yang ada di Fakultas Pertanian UNS, maka penulis mempunyai rencana juga untuk membangun router hotspot dengan captive portal sehingga hotspot yang ada digunakan oleh user yang memang berhak.
3.2.3 Topologi Jaringan Hotspot Fakultas Pertanian UNS Sebelumnya
Router Ged. A+B Switch Utama Ged. A +B Hotspot Aula
Router Ged. A
Hotspot Perpus
Switch Ged. A
Hotspot Pertanian 2
Hotspot R. Sidang
Gambar 3.3 Topologi Jaringan Hotspot Fakultas Pertanian UNS sebelumnya commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada gambar 3.3, Jaringan hotspot di fakultas pertanian UNS sebelumnya hanya ada 4 Access Point (AP). AP Hotspot aula, AP hotspot pertanian 2 dan AP hotspot R.sidang berada di gedung B, sedangkan untuk AP hotspot perpus berada di gedung A. Untuk koneksinya semua AP tersebut ikut router Ged. A+B. 3.2.4 Topologi Jaringan Hotspot Fakultas Pertanian UNS Setelah Ada Penambahan Access Point dan Router Hotspot Router Hotspot portal FP 192.168.20.1/24 AP1
AP2
AP3 AP23 AP14
AP4
Swich Hotspot Ged.A
Swich Hotspot Ged.C AP15
Main Switch Hotspot
AP24
AP5
Swich Hotspot Ged.B
AP7
AP6
Swich Hotspot Ged.D
AP8
AP16
AP11
AP10
AP9
AP19
AP21 AP12
AP17
AP18
AP20
AP22
AP13
Gambar 3.4 Topologi Jaringan Hotspot Fakultas Pertanian UNS Setelah ada Penambahan Access Point dan Router Hotspot
Pada gambar 3.4, menggunakan topologi extended star. AP-AP yang sebelumnya ikut router gedung A+B sekarang di ikutkan ke Router Hotspot. Di setiap gedung, semua AP di hubungkan ke switch hotspot-nya masing-masing, kemudian dari switch hotspot di setiap gedung, dihubungkan ke switch utama hotspot, lalu switch utama hotspot dihubungkan ke interface down pada router hotspot. Penulis menggunakan topologi gambar diatas, agar setiap user mendapat commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IP langsung dari router hotspot, dan ketika ingin mengakses internet, akan dialihkan terlebih dahulu ke sebuah halaman login.
3.2.5 Denah Letak Access Point Pada Tiap Gedung Dan Lantai 1. Gedung Keseluruhan U
3500,00
2083,33
2083,33
2500,00
Kantin
HMJ
3000,00
AP 23
Musholla AP 24
Ged. C
9300,00
2500,00
7500,00
Ged. D
Lap. Basket 1975,00
2700,00
1075,00
3000,00
7975,00
2500,00
3000,00
11600,00
Ged. B
Ged. A
Gambar 3.5 Denah Letak Access Point pada Gedung Secara Keseluruhan
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Gedung A Gedung A
U Lantai 1
Lantai 3
Lantai 2
AP 3
Office
R. Perpustakaan
103 sq m
R. Dosen
R. 5
R. 6
AP 4
AP 2
R. Dosen
R. 1
R. Kelas
R. 2
Laboratorium AP 5 AP 1
R. 3
R. Kelas
Gambar 3.6 Denah Letak Access Point pada Gedung A
3. Gedung B U Lantai 1
AP 12
AP 13
commit to user
R. 4
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lantai 2 R. ICT
AP 10
R. Keuangan
R. Kepegawaian
AP 11
R. Dekanat R. Sidang
R. Perlengkapan
R. Bag. Pendidikan R. KM
AP 9
Lantai 3
R. Kelas 8
AP 6
R. Aula
R. Kelas 10 R. Kelas 9
AP 7
AP 8
Gambar 3.7 Denah Letak Access Point pada Gedung B 4. Gedung C U Lantai 1
R. Lab. Peternakan
R. Dosen
AP 15
R. Administasi Peternakan
Lantai 2
R. Dosen R. Lab Ekologi R. Dosen
AP 14
commit to user Gambar 3.8 Denah Letak Access Point pada Gedung C
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Gedung D Gedung D
U Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
R. Kelas 11 R. Lab. THP
R. Lab. Biotek
R. Dosen
R. Kelas 12
AP 16
R. Kelas 13 AP 20
R. Dosen
R. Kelas 14
AP 22 R. Kelas 15
AP 17
R. Kelas 16
R. Adminstrasi THP
R. Kelas 17
R. Lab. Hama
R. Kelas 18
Laboratorium
AP 21
R. Kelas 19 R. Dosen
AP 18 AP 19
R. Kelas 20
Gambar 3.9 Denah Letak Access Point pada Gedung D Berdasarkan denah letak access point pada gambar 3.5 – 3.9, maka untuk channel pada tiap access point di konfigurasikan seperti pada table 3.1.
Tabel 3.1 Keterangan AP untuk jaringan hotspot No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kode AP 1 AP 2 AP 3 AP 4 AP 5 AP 6 AP 7 AP 8 AP 9
SSID Hotspot-R.kul 1-4 Hotspot-R.kul 56 Hotspot-Perpus Hotspot-Ilmu_Tanah Hotspot-D3 Hotspot-R.kul 89 Hotspot-R.kul 10 Hotspot-Aula Hotspot-Sidang
Ged. / Lt. Posisi A / 3 R. Kul 2/3 A / 3 R. Kul 5/6 A / 3 R. Perpus A / 2 R.dosen ilmu tanah A / 1 R. administasi D3 B / 3 R.kul 9 B / 3 R.kul 10 depan B / 3 to R. user Aula depan kanan commit B / 2 R.Sidang
IP Lokal 192.168.10.220/24 192.168.10.221/24 192.168.10.222/24 192.168.10.223/24 192.168.10.224/24 192.168.10.225/24 192.168.10.226/24 192.168.10.227/24 192.168.10.228/24
Cha nnel 1 6 11 1 6 11 6 1 1
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 22
AP 10 AP 11 AP 12 AP 13 AP 14 AP 15 AP 16 AP 17 AP 18 AP 19 AP 20 AP 21 AP 22 AP 23 AP 24
Hotspot-Pertainan 2 Hotspot_Pend.Keu Hotspot_PKP Hotspot_Sosek Hotspot_Ekologi Hotspot_Peternakan Hotspot_R.kul 11-13 Hotspot_R.kul 14-17 Hotspot_R.kul 18-20 Hotspot_Lab Agrotek Hotspot_Lab Biotek Hotspot_Lab Hama 1 Hotspot_THP Hotspot_HMJ1 Hotspot_HMJ2
B/2 B/2 B/1 B/1 C/2 C/1 D/3 D/3 D/3 D/2 D /2 D/1 D/1 -
Halaman depan G.B R.pend.keu R.dosen PKP R.dosen sosek R.dosen Agrotek R.dosen peternakan R.kul 12 R.kul 15/16 R.kul 19 R.kajur agrotek Paling utara lab hama lt.1 R.dosen THP Gedung HMJ Dekat musholla
192.168.10.229/24 192.168.10.230/24 192.168.10.231/24 192.168.10.232/24 192.168.10.233/24 192.168.10.234/24 192.168.10.235/24 192.168.10.236/24 192.168.10.237/24 192.168.10.238/24 192.168.10.239/24 192.168.10.240/24 192.168.10.241/24 192.168.10.242/24 192.168.10.243/24
Untuk konfigurasi Semua Access Point : a. Setting mode bridge b. DHCP dinonaktifkan c. Security dinonaktifkan 3.2.6 Jumlah pengguna internet yang ada Di Fakultas Pertanian UNS Fakultas Pertanian UNS memiliki pengguna internet aktif sekitar 150an user yang terdiri dari :
Tabel 3.2 Jumlah Pengguna internet Nama Router
Jumlah Pengguna Aktif (perkiraan)
Router Ged. A+B
30 user
Router Ged. C+D
30 user
Router Siakad
10 user
Router Hotspot
80 user
Total
150 user
3.2.7 Pembagian Bandwidth Di Fakultas Pertanian UNS Fakultas Pertanian UNS mendapat bandwidth dedicated 9Mbps, dan untuk commit to user pembagiannya berdasarkan jumlah pengguna internet di tiap router. Pada
6 11 11 6 1 6 1 6 11 6 6 1 1 1 6
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perencanaannya penulis akan menggunakan fitur queue tree yang ada pada mikrotik untuk melakukan manajemen bandwidthnya. Dan untuk pembagiannya bandwitdhnya adalah sebagai berikut : a. Pembagian Bandwidth secara umumnya : Tabel 3.3 Pembagian Bandwidth Nama Router Router A+B Router C+D Router siakad Router Hotspot Total
Bandwidth (Kbps) 1300 1300 900 5500 9000
b. Pembagian Bandwidth secara detailnya menggunakan rumus : Limit-at = Max-limit = Burst-limit = 2 x Max-limit Burst-threshold = ¾ x Max-limit Burst-time= <10s Tabel 3.4 Pembagian Bandwidth Browsing dan Download Total Browsing Download limit at max limit limit at max limit limit at max limit Router A+B 700 1000 600 1000 1300 2000 Router C+D 700 1000 600 1000 1300 2000 Router siakad 500 700 400 700 900 1400 Router Hotspot 5500 6000 5500 6000 Total 9000 Nama Router
Tabel 3.5 Burst Time Nama Router Router A+B Router C+D Router siakad Router Hotspot
burst time browsing burst time download burst limit burst thres burst limit burst thres 2000 750 2000 750 2000 750 2000 750 1400 525 1400 525 7000 4500 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA
4.1 Implementasi Sistem Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konfigurasi dan pengujian pada Bandwidth Limiter dan Router hotspot dengan captive portal. Berikut adalah implementasi sistemnya : 4.1.1 Bandwidth Limiter 4.1.1.1 Konfigurasi Dalam mengkonfigurasi bandwidth limiter ini penulis menggunakan winbox, konfigurasi utama yang ada pada bandwidth limiter ini antara lain : 1. Bridge digunakan sebagai penghubung antara koneksi up ( ke arah main router ) dan koneksi down ( ke arah main switch )
Gambar 4.1 Interface List
2.
IP yang digunakan untuk mengontrol, memonitoring kondisi bandwidth limiter
Gambar 4.2 IP address limiter
commit to user
42
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Konfigurasi address list, untuk membuat daftar IP pengecualian ( IP lokal UNS), agar tidak terkena pembatasan.
Gambar 4.3 Address List
4. Konfigurasi DNS, Memberi tambahan IP DNS nawala, untuk membantu memblokir situs-situs negatif
Gambar 4.4 Penambahan DNS nawala
5. Konfigurasi redirect DNS, untuk Mengalihkan user untuk melewati DNS nawala, yang telah di setting pada langkah sebelumnya.
Gambar 4.5 Redirect DNS
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Konfigurasi mangle, mark connection dan mark packet, untuk melakukan penandaan koneksi dan paket
Gambar 4.6 Konfigurasi Mangle
7. Konfigurasi queue tree dan pcq, untuk Pembatasan Bandwidth (bandwidth limiter) - Konfigurasi pcq
Gambar 4.7 Konfigurasi Queue Type PCQ
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Konfigurasi queue tree
Gambar 4.8 Konfigurasi queue tree Keterangan symbol warna dari gambar diatas adalah : a. Yang berwarna hijau menunjukan bahwa penggunaan bandwidth masih berkisar antara batas minimal – 1/3 dari bandwidth yang dialokasikan b. Yang berwarna kuning menunjukan bahwa penggunaan bandwidth masih berkisar antara 1/3 – 2/3 dari bandwidth yang dialokasikan c. Yang berwarna merah menunjukan bahwa penggunaan bandwidth masih berkisar antara 2/3 – batas maksimal dari bandwidth yang dialokasikan
8. Konfigurasi simple queue, digunakan untuk Pembatasan bandwidth tujuan server khusus download dan untuk menandai graph monitoring.
Gambar 4.9 Konfigurasi simple queue commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9. Konfigurasi script dan schedule, digunakan untuk Membuat running script otomatis sesuai schedule yang ditentukan. - Konfigurasi Script
Gambar 4.10 Konfigurasi script untuk mendisabled/enabled limit download - Konfigurasi schedule
Gambar 4.11 schedule untuk mendisabled/enabled limit download 10. Konfigurasi queue graph rule, digunakan untuk monitoring - Tiap Router
commit to user Gambar 4.12 queue graphing rule
menampilkan graph
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Keseluruhan
Gambar 4.13 queue graphing rule keseluruhan
4.1.1.2 Pengujian 1. Download sebelum ada bandwidth limiter
Gambar 4.14 Download sebelum ada limiter Pada gambar 4.14, Sebelum adanya limiter, router-router yang ada dibawahnya saling berebutan bandwidth, dan yang koneksi kuat, maka yang akan menguasai bandwidth yang ada. Dan dapat dilihat pada gambar diatas bahwa IP 203.6.149.101 ( IP router siakad ) menguasai bandwidth yang ada.
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Download setelah ada bandwidth limiter
Gambar 4.15 Download setelah ada limiter Pada gambar 4.15, Setelah adanya limiter, router – router yang ada dibawahnya bisa di atur alokasi bandwidthnya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat. Pada gambar 4.15, sudah sesuai, bahwa alokasi bandwidth untuk 203.6.149.102 (IP router Hotspot) lebih besar dari lainnya.
3. Download dari lokal uns
Gambar 4.16 Download dari lokal UNS
Pada gambar 4.16, dapat dilihat bahwa user mengakses/ mendownload dari website yang ada di lokal UNS, maka tidak akan terkena to user pembatasan yang sudahcommit di tentukan.
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Tampilan situs yang di blok oleh DNS nawala
Gambar 4.17 Tampilan situs yang di blok oleh DNS nawala
Pada gambar 4.17 menunjukan bahwa, jika user akan mengakses situs yang dianggap dilarang oleh nawala, maka secara otomatis akan diblokir, dan akan muncul gambar seperti diatas.
5. Graph untuk memantau penggunaan bandwidth - Tiap Router
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.18 Graph penggunaan bandwidth tiap router
Pada gambar 4.18, penggunaan bandwidth pada tiap-tiap router sudah sesuai dengan alokasi bandwidth yang ditentukan. Dimana router gedung A+B, download dan browsing maksimal 2Mbps, router gedung C+D, download dan browsing maksimal 2Mbps, router siakad, download dan browsing 1,4Mbps. -
Keseluruhan
Gambar 4.19 Graph penggunaan bandwidth keseluruhan
4.1.2
Router Hostpot dengan Captive Portal Ada beberapa profile user yang ada pada Router hostpot ini, antara lain :
1. user mahasiswa menggunakan NIM dan PIN siakad, yang diambil dari commit to user database mahasiswa melalui radius server yang ada di puskom,
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. user dosen, karyawan, trial dibuatkan dari fasilitas manajemen user yang ada di dalam server hotspot mikrotik 4.1.2.1 Konfigurasi Dalam mengkonfigurasi Router hotspot dengan captive portal ini penulis menggunakan winbox, konfigurasi utama yang ada pada hotspot dengan captive portal ini antara lain : 1. Konfigurasi interface, untuk menentukan interface yang ke arah main switch ( interface up ) dan interface yang mengarah ke user ( interface down )
Gambar 4.20 interface list 2. Konfigurasi IP address, Memberi IP pada interface yang digunakan
Gambar 4.21 konfigurasi IP address 3. Konfigurasi gateway, agar bisa terhubung dengan internet
Gambar 4.22 konfigurasi Gateway commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Konfigurasi NAT
Gambar 4.23 konfigurasi NAT Source address diisi ip prefix lokal hotspot
Gambar 4.24 konfigurasi masquarade 5. Konfigurasi address list, untuk membuat daftar IP pengecualian ( IP lokal UNS), agar tidak terkena pembatasan.
Gambar 4.25 Konfigurasi address list 6. Konfigurasi transparent web proxy, digunakan untuk mengalihkan koneksi melewati web proxy terlebih dahulu. - konfigurasi source address
commit to user web proxy Gambar 4.26 transparant
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- konfigurasi dst address list
Gambar 4.27 address list pengecualian Dst. Address List : ! lokal uns, maksudnya semua user yang tujuannya ke address list lokal uns, tidak ikut dialihkan. - konfigurasi action redirect transparent proxy
Gambar 4.28 redirect to web proxy Action : redirect to ports 3128, maksudnya semua user akan dipaksa untuk melewati web proxy di dalam mikrotik. 7. Konfigurasi mangle, mark connection dan mark packet, untuk melakukan penandaan koneksi dan paket.
Gambar 4.29 konfigurasi mangle
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8. Konfigurasi web proxy mikrotik
Gambar 4.30 konfigurasi web proxy mikrotik
9. Konfigurasi access list, digunakan untuk melakukan pemblokiran dan pengalihan situs yang tidak diijinkan.
Gambar 4.31 blokir situs dan iklan commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10. Konfigurasi cache list, digunakan untuk melakukan situs list yang diijikan untuk di cache
Gambar 4.32 situs yang diijinkan untuk di cache
11. Konfigurasi hotspot server
Gambar 4.33 konfigurasi hotspot server Interface diisikan oleh interface yang mengarah ke sisi user Address pool diisikan oleh pool dhcp server yang ketika melakukan hotspot setup, otomatis dibuat.
commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Profile disikan oleh server profile yang digunakan untuk konfigurasi hotspot. 12. Konfigurasi hotspot server profile
Gambar 4.34 hotspot server profiles tab general HTML directory adalah directory yang berisi file yang akan di load ketika user pertama kali akan mengakses internet, maka akan di alihkan dulu, ke halaman login
Gambar 4.35 hotspot server profiles tab login Login by HTTP PAP, yaitu user meminta autentifikasi dari radius server. Sedangkan Trial user meminta autentifikasi yang di buat pada user profiles. Pada tab RADIUS centang use RADIUS
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13. Konfigurasi user hotspot -Pada tab User Profiles
Gambar 4.36 konfigurasi user profiles Profile mhsfp digunakan untuk user yang ingin mencoba ( trial ) Profile dosenfp dan karyawanfp digunakan untuk user karyawan dan mahasiswa -Pada tab user
Gambar 4.37 konfigurasi akun hotspot Name dan password, adalah akun yang digunakan untuk melakukan login hotspot. Profile diisi user profile yang sebelumnya sudah dibuat.
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
14. Konfigurasi Walled Garden IP list, ini digunakan apabila kita ingin mengakses website lokal uns tanpa harus diminta login terlebih dahulu.
Gambar 4.38 walled garden IP list 15. Konfigurasi untuk meminta autentifikasi dari radius server eksternal, yang berisi database mahasiswa.
Gambar 4.39 konfigurasi radius server Pada bagian service dicentang yang hotspot. Address dan secret diisikan sesuai dengan yang pada radius server puskom.
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
16. Konfigurasi queue type pcq
Gambar 4.40 konfigurasi queue type pcq Pada gambar 4.40, setiap user di batasi maksimal 512k. 17. Konfigurasi queue tree
Gambar 4.41 konfigurasi queue tree
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
18. Konfigurasi script dan schedule ini untuk mengaktifkan dan menonaktifkan konfigurasi pcq secara otomatis. - Konfigurasi script
Gambar 4.42 script untuk mengubah pcq-rate Pada gambar 4.42 yang sebelah kiri, dapat dilihat bahwa, queue type pada pcq-rate di set ke 512k. dan sedangkan yang sebelah kanan, queue type pada pcq-rate di set ke 0. Itu artinya setiap user tidak dibatasi bandwidthnya. - Konfigurasi schedule
Gambar 4.43 schedule untuk menjalankan pcq rate on/off Pada gambar 4.43 sebelah kiri dapat dilihat bahwa, konfigurasi pcq rate akan di matikan ketika jam lebih dari jam 9 malam. Dan akan di hidupkan kembali pada pukul 6 pagi.
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.1.2.2 Pengujian 1. Akses internet sebelum login, maka akan muncul halaman autentifikasi pengguna ( captive portal mikrotik )
Gambar 4.44 Halaman login (captive portal mikrotik)
2. Ketika berhasil login
Gambar 4.45 status user
commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. User – user yang telah berhasil login
Gambar 4.46 monitoring user 4. Penerapan pcq
Gambar 4.47 pcq Pada gambar 4.47, tiap user dibatasi 512k untuk akses ke luar lokal uns. Dengan menerapkan pcq ini, tidak perlu membuat aturan queue tree satu per satu untuk tiap user.
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Contoh Blokir iklan pada website detik.com
Gambar 4.48 contoh blokir situs iklan Pada gambar 4.48, user yang mengakses sebuah halaman website dan ada beberapa kolom iklan yang di blok, hal ini bertujuan untuk mengurangi beban untuk memuat sebuah halaman website.
6. Graph penggunaan bandwidth router hotspot
Gambar 4.49 Graph penggunaan bandwidth router hotspot commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Hasil Pemblokiran situs dan iklan
Gambar 4.50 Hasil Pemblokiran situs dan iklan
Pada gambar 4.50 dapat dilihat bahwa, hit menunjukan banyaknya iklan yang berhasil di blokir, dan banyaknya situs terlarang yang berhasil dialihkan ke web fakultas pertanian uns. 8. Hasil cache situs
Gambar 4.51 Hasil cache situs commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9. Status web proxy mikrotik
Gambar 4.52 Status web proxy mikrotik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Bandwidth Limiter (Qos) sebagai media untuk memanajemen Bandwidth yang tersedia di Fakultas Pertanian UNS
2.
Pembuatan Router Hotspot dengan captive portal sebagai media untuk memanajemen user hotspot di Fakultas Pertainan UNS, sehingga bandwidth yang ada digunakan oleh user yang berhak.
3.
Pemanfaatan fasilitas web proxy mikrotik digunakan sebagai media penyimpanan (cache) situs-situs yang pernah dikunjungi, sehingga akan lebih efektif, dan sebagai media content filtering terhadap situs-situs yang dilarang.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dari penelitian ini dapat disarankan beberapa hal berikut : 1.
Ditambahkan rule pada bandwidth limiter untuk limitasi download file dari server-server (mediafire, indowebster, dll) yang memakan bandwidth besar.
2.
Ditambahkan rule pada web proxy mikrotik untuk blokir iklan yang dirasa tidak penting.
commit to user
66