Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
ISSN : 2337-6945
Vol. 1. No. 2 (2013)
ISSN: 2337-6945 PUBLISHER Department of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, Malikussaleh University Aceh-Indonesia
PATRONAGE Department Head of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, Malikussaleh University
EDITOR IN CHIEF Abdul Rahman, ST., M.Eng
EXECUTIVE EDITORS Asnawi, ST., M.Sc., Universitas Malikussaleh Reza Putra, ST., M.Eng., Universitas Malikussaleh
ADVISORY EDITORIAL BOARDS Prof. Dr. Ir. Khairil, MT., Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Indonesia Dr. Ir. Muh. Waziz Wildan, M.Sc., Universitas Gajah Mada (UGM), Indonesia Dr. Suyitno, M.Sc., Universitas Gajah Mada (UGM), Indonesia Dr. Ir. Dandi Bakhtiar, M.Sc., Universitas Lampung (UNILA), Lampung-Indonesia Dr. Riza Wirawan, ST.,MT., Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Indonesia
EDITORIAL ASSISTANTS Kamaruddin, S.Sos Ainul Mardiah, Amd Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology is published two times a year and contains academic articles on Mechanical engineering. The aim of this journal is to publish theoretical and empirical articles that are aimed to contrast and extend existing theories, and build new theories that contribute to advance our understanding of phenomena related with mechanical engineering, from the perspectives of (1) Renewable energies technology, (2) Thermal Engineering, (3) Fluids Engineering, (4) Design, Manufacturing, and Product Development, (5) Kinematics, Dynamics, and Control of Mechanical Systems, (6) Mechatronics, Robotics and Automation, (7) Aerodynamics, (8) Automotive engineering, (9) Composites, ceramics, and polymers processing, (10) Modeling, simulation, and optimization, (11) Corrosion, Heat treatment, microstructure and materials properties, (12) Metal casting, metaljoining processes. The contributions can adopt confirmatory (quantitative) or explanatory (mainly qualitative) methodological approaches. Theoretical essays that enhance the building or extension of theoretical approaches are also welcome. MJMST selects the articles to be published with a double bind, peer review system, following the practices of good scholarly journals. All manuscripts can be submitted to editor by email to:
[email protected] and will be reviewed by referee. Correspondent address can be mailed to: Editor of Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Malikussaleh, Jl. Medan - Banda Aceh, Cot Tengku Nie, Releut, Aceh Utara, Aceh – Indonesia.
Copyright © 2013 Department of Mechanical Engineering. All rights reserved.
Malikussale eh Journal of f Mechanical Science and d Technologyy ISSN : 2337‐66945
Voll. 1. No. 2 (20 013)
C Contentt
Edito orial Board Conttent Fauzzan, Pembuattan Lintasan Pahat Untuk Peemesinan Milling 5 Axis Abdu ul Rahman, U Uji Kekerasan Biokomposit H Hidroksiapatitt‐Semen Ionomer Kaca Asna awi, Pengaruh h Pengayaan Hidrogen Terrhadap Heat Losses Pada Motor M Bakar Berbahan Bakaar Gas Alam ujian Mekanis Impak Pada O Orientasi Seraat Rami Wove em Matrik Reesin Epoxy Edy Yusuf, Pengu Denggan Fraksi Volume 50% Aljuffri, Analisa Kekuatan K Sam mbungan Den gan Mengkombinasikan Dua D Jenis Peengelasan Smaw dan Tig Pad da Partisi Heatt Exchanger hammad dan n Reza Putra, a, Pengaruh TTemperatur Pemanasan P Terhadap T Harrdenabilty Muh Pahaat Bubut Prod duk Cina Dengan Proses Carrburizing a Putra dan Muhammad,, Pengaruh V Variasi Perlakuan Lingkung gan Korosif N NaCl 2,8% Reza Terh hadap Jenis daan Laju Korossi AISI 1050 yang dipadukkan dengan Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) Zulfiikar, Kajian Eksperimental Pengumpanaan Udara dalaam Basin terhadap Proses Evaporasi padaa Unit Distilator Surya de To Contibuttors Guid
3‐8 9‐12 13‐20
21‐25
26‐29
30‐34
35‐39
40‐45
Co opyright © 2013 De epartment of Mechaanical Engineering. All rights reserved.
Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
ISSN : 2337-6945
Vol. 1. No. 2 (2013) 3-8
Pembuatan Lintasan Pahat Untuk Pemesinan Milling 5 Axis Fauzan Jurusan Teknik Mesin, Universitas Malikussaleh Corresponding Author:
[email protected], +62 81321225817
Abstrak – Proses pemesinan terhadap permukaan dengan bentuk bebas (free form) membutuhkan bantuan perangkat lunak CAD/CAM untuk menghasilkan lintasan pahat. Pemesinan terhadap permukaan benda kerja dengan bentuk tersebut dilakukan dengan menggunakan mesin perkakas CNC multi axis sehingga dapat menghasilkan produk pemesinan yang bagus. Dalam pembahasan ini mesin perkakas yang digunakan memiliki sumbu gerak 5 axis yaitu: X, Y, Z, A dan C. Gerakan pahat multi axis yang terjadi di-indikasi-kan dengan berfungsinya semua sumbu mesin perkakas secara bersamaan selama proses pemesinan. Proses pembuatan lintasan pahat ini dilakukan dengan melakukan pemilihan parameter-parameter pemesinan, setup mesin perkakas dan pemilihan pahat yang paling sesuai. Hasil yang diperoleh adalah dengan mengamati gerakan animasi pahat, dimana gerakannya mengikuti sumbu pahat yang berubah-ubah sesuai dengan bentuk permukaan benda kerja. Copyright © 2013 Department of Mechanical Engineering. All rights reserved. Keywords: Lintasan Pahat, 5 axis, CNC, Animasi
1 Pendahuluan Pemrograman mesin CNC dengan kode-kode perintah G atau yang dikenal dengan G-Code dapat dilakukan secara manual bagi pemesinan dengan gerakan 2dimensi atau 2 ½ dimensi. Untuk melakukan proses pemesinan benda kerja dengan bentuk permukaan yang tidak beraturan, maka program CNC tidak lagi dapat dibuat dengan cara biasa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka digunakan bantuan software CAD/CAM. Dalam pembahasan ini, proses pembuatan lintasan pahat menggunakan software Pro Engineering. Proses awal yang dilakukan sebelum menghasilkan kode G dan M adalah membuat lintasan pahat yang disesuaikan dengan derajat kebebasan mesin perkakas yang akan digunakan. Dalam pembahasan ini lintasan pahat yang akan dibuat ditujukan untuk mesin perkakas Milling yang memiliki lima sumbu gerakan atau lima axis yaitu sumbu-sumbu X, Y, Z, A dan C. Lintasan pahat yang dihasilkan harus mampu menggerakkan semua sumbu gerak mesin perkakas secara bersamaan. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka pemilihan model lintasan pahat sangat menentukan keberhasilan. Tahapan lanjutan untuk menghasilkan kode G dan M yaitu dengan membuat post-processor yang akan membangkitkan kode tersebut sesuai dengan lintasan Manuscript received Mei 2013, revised September 2012
pahat yang telah dibuat. Untuk itu wajib ada kesesuaian data spesifikasi mesin perkakas dengan database software yang digunakan.
2 Teori Dasar 2.1 Kajian Penamaan Sistem Sumbu Mesin Standard ISO 841 ( Numerical Control of Machines Axis and Motion Nomenclature ) mendefinisikan sistem koordinat kertesian bagi gerakan pahat tiga sumbu utama X, Y, Z dan sumbu putaran A, B, C. Arah gerakan translasi positif mengikuti kaidah tangan kanan dan putaran positif mengikuti kaidah sekrup ulir kanan. Apabila benda kerjanya yang bergerak maka diberi simbol aksen (X’, Y’, Z’, A’, B’ dan C’) dan arah gerakan positif adalah berlawanan dengan arah gerakan positif pahat. Bagi mesin yang memiliki sumbu tambahan yang sejajar dengan sistem sumbu utama (X, Y, Z ) maka penamaan sumbu tambahan dimulai dari yang paling dekat dengan spindel dan diberi nama: 1. Sistem sumbu kedua: U, V, W (U’,V’, W’) 2. Sistem sumbu ketiga: P, Q, R (P’, Q’, R’) Bagi setiap penambahan sumbu putar diberi nama D atau E. Copyright © 2013 Department of Mechanical Engineering. All rights reserved.
4 Fauzan / Vol. 1. No. 2 (2013) 3-8
2.2 Mesin Perkakas Milling Jumlah sumbu gerak mesin milling paling sedikit adalah tiga, yaitu sumbu X, Y dan Z. Mesin perkakas akan menjadi lebih fleksibel bila memiliki sumbu gerakan yang lebih banyak seperti tambahan sumbu putar pada sumbu gerak X, Y dan Z yang masing-masing dinamakan sumbu A, B, dan C.
terlebih dahulu harus dilakukan setup terhadap benda kerja dan mesin perkakas. Setup terpenting yang biasa dilakukan antara lain: A. Work Offset Work offset merupakan proses pemosisian pahat dengan basis titik nol mesin terhadap posisi program zero. Program zero merupakan referensi yang terdapat pada benda kerja sebagai acuan bagi mesin perkakas untuk memulai gerakan pemotongan.
Gambar 1. (a) Gerakan pahat tiga axis (b) Gerakan pahat multi axis Gambar 3. Work offset diukur dari Machine Zero
Pada setiap mesin perkakas terdapat titik nol mesin atau sering disebut dengan machine zero yang merupakan origin dari sistem koordinat mesin. Lokasi dari titik tersebut dapat berbeda-beda antar pembuat mesin perkakas. Setiap sumbu mesin perkakas memiliki batas gerakan maksimum. Bila komponen gerak mesin perkakas melewati batas tersebut, maka terjadi kondisi yang disebut dengan overtravel. Pada semua mesin CNC yang menggunakan sistem koordinat tipikal, titik referensi mesin biasa terletak pada posisi positif pada batas maksimum masing-masing axis.
B. Tool Length Offset Gerakan pahat dapat diimajinasikan sebagai gerakan titik dalam ruang. Sebenarnya posisi dari tititk tersebut berada pada gauge line yang terdapat pada tool holder yang berimpit pada ujung spindel. Tool holder yang terpasang pada spindel melalui lubang berbentuk konus mengikuti bentuk dan ukuran yang distandarkan ISO dan posisi titik selalu tetap berada pada gauge line.
Gambar 2.Posisi titik refesrensi mesin dan orientasi sumbu mesin milling vertikal
2.3 Mesin perkakas CNC Mesin perkakas CNC dioperasikan lewat panel kontrol dengan konfigurasi yang berbeda-beda sesuai dengan rancangan, jenis dan kompleksitas mesinnya. Panel tersebut umumnya dibagi dua bagian, yaitu panel operasi dan layar display dengan keyboard. Umumnya, pada panel operasi teradapat tombol-tombol yang berhubungan dengan set-up mesin dan benda kerja. Sedangkan pada panel kedua ditujukan sebagai tempat pemasukan kode-kode perintah pemograman NC. Sebelum mesin melakukan gerakan pemakanan, Copyright © 2013 Department of Mechanical Engineering. All rights reserved.
Gambar 4.Tool offset diukur dari gage length sampai keujung pahat potong
C. Cutter Radius Offset Sama halnya dengan tool length offset, maka pada cutter radius offset titik yang berada pada pusat pahat digeser sejauh diameter pahat. Berdasarkan arah gerakan, maka pusat pahat dapat berada di sebelah kiri atau kanan dari jejak titik yang diprogramkan. Arah kiri atau kanan harus dilihat pada bidang interpolasi yang benar dan ini memerlukan pernyataan bidang interpolasi yang mana pada saat itu yang aktif. Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
5 Pembuatan Lintasan Pahat Untuk Pemesinan Milling 5 Axis
Gambar 5.Arah lintasan pahat terhadap benda kerja: (a-b) Tidak ada gerakan pahat – tidak diketahui arah kiri dan kanan (c-d) Pahat diposisikan kearah kiri dari kontur, (e-f) Pahat diposisikan kearah kanan dari kontur
2.4 Pendefinisian Pro/MFGTM[2]
Proses
Pemesinan
dengan
Pro/mfg adalah salah satu bagian Pro/Engineer yang berfungsi merancang proses pemesinan. Dalam pembuatan proses pemesinan, Pro/mfg menyediakan sejumlah fungsi yang memungkinkan pengguna mengikuti urutan langkah pengerjaan mulai dari mendefinisikan model disain hingga terbentuknya file CL data. Untuk menghasilkan CL data, maka perlu dilakukan pendefinisian dan pemasukan data-data parameter yang berhubungan dengan proses pemesinan dan pendukungnya. Proses ini dilakukan berdasarkan bentuk dari design part yang telah dibuat, dimana bentuk tersebut berfungsi sebagai referensi geometri dari lintasan pahat. Tahap selanjutnya adalah melakukan setup operasi yang antara lain menentukan system koordinat, retract surface, posisi tool awal dan akhir, kompensasi pahat dan hal-hal yang berhubungan dengan lintasan pahat. Dan sebelum data CL dapat dihasilkan, maka tahapan terakhir yang dilakukan adalah menentukan NC sequence. Selanjutnya diperlukan suatu pemroses data lanjut dengan tujuan untuk mengubah data CL menjadi data yang dimengerti oleh mesin perkakas cnc. Dengan post-processor selanjutnya file data CL ini dapat diubah menjadi data mesin NC atau GCode yang berfungsi untuk menjalankan mesin NC dalam pembuatan part. 2.5 Mendefinisikan Objek Pada tahap awal dalam melakukan proses pemesinan, maka terlebih dahulu perlu dibuat Manufacturing model. Manufacturing model adalah istilah dalam Pro/Mfg yang berarti benda kerja yang merupakan model dari objek yang akan mengalami proses Copyright © 2013 Department of Mechanical Engineering. All rights reserved.
pemesinan. Manufacturing model memiliki dua komponen yaitu: 1. Design Model Design model merepresentasikan bentuk akhir dari proses pemesinan yang dilakukan dan merupakan dasar dari semua operasi manufactur. Fitur-fitur, surface, dan sisi-sisi yang terdapat pada design model nantinya menjadi referensi bagi lintasan pahat dalam melakukan simulasi pemesinan. 2. Benda Kerja Adapun benda kerja (workpice) adalah raw material yang akan dimesin dalam opersi manufactur. Penggunaan workpiece bersifat pilihan artinya boleh tidak didefinisikan di dalam Pro/MfgTM. Pendefinisian workpice ini lebih direkomendasikan karena akan dapat memberikan gambaran lebih detail tentang proses yang akan dialami benda kerja. 2.6 Pendefinisian Proses Manufaktur Pendefinisian Proses manufactur dalam Pro/mfg adalah tahap untuk setup proses pemesinan yang akan dilakukan. Pada dasarnya ada tiga tahap yang dilakukan dalam proses ini, yaitu: 1. Setup Manufacturing: Setup ini dilakukan terhadap mesin perkakas (workcell) yang dipakai, postprocessor, penentuan output CL data dan tool cutter compensation. 2. Setup Operasi: Pendefinisian dilakukan terhadap fixture, refensi pemesinan, toleransi, posisi awal dan akhir pahat potong (from and home point). 3. Mendefinisikan NC sequence: NC sequence merupakan rangakaian jenis pemesinan yang dapat dilakukan sesuai dengan tipe proses pemesinan yang direncanakan. 4. Setup Mesin Perkakas Dalam pendefinisian ini yang perlu diperhatikan adalah data mesin yang dimasukkan, disesuaikan dengan mesin perkakas real yang akan digunakan. Workcell adalah fasilitas yang disediakan untuk melakukan pendefinisian dan setup mesin perkakas. 5. Setup Fixture Fixture merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengarahkan dan memegang benda kerja selama proses pemesinan berlangsung. 6. Sistem Koordinat Sistem koordinat merupakan salah satu elemen dalam melakukan setup terhadap nc sequence. Koordinat menentukan orientasi benda kerja pada mesin perkakas dan berfungsi sebagai origin (0, 0, 0). 7. Retract Surface Retract surface adalah jarak dari permukaan benda kerja terhadap tool setelah melakukan pemakanan. Penentuan bentuk retract disesuaikan dengan kontur Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
6 Fauzan / Vol. 1. No. 2 (2013) 3-8
yang dimiliki benda kerja. Retract dapat berbentuk planar, silinder, bola dan berbagai bentuk permukaan sesuai dengan kebutuhan. 8. Setup Tool Setup tool dilakukan sesuai dengan jenis pengerjaan pemesinan yang akan dilakukan. 2.7 NC Sequence Milling Gerakan lintasan pahat (tool path) sangat ditentukan oleh NC sequence yang dipilih. Yang menjadi dasar dalam pemilihan ini adalah bentuk permukaan benda kerja dan cara menyelesaikan proses pemesinannya. 2.8 Setup Sequence Parameter dan pilihan model gerakan pemesinan merupakan salah satu bagian penting dalam pembuatan lintasan pahat. Pahat potong dapat memiliki karakter gerakan tertentu sesuai dengan data parameter dan pilihan (option) gerakan yang dimasukkan. Pro/mfgTM mengelompokkan jenis parameter pemesinan sesuai dengan jenis sequence pemesinan yang dipilih. Surface milling merupakan salah satu sequence proses pemesinan yang memiliki karakter gerakan tertentu yang terdiri dari: 1. Parameter Menentukan parameter pemesinan seperti kedalaman potong, feeding, putaran spindle , toleransi dll. Data yang dimasukkan sesuai dengan kondisi pemesinan yang akan dilakukan. 2. Surface Permukaan benda kerja harus ditentukan sebagai tempat lintasan pahat tersebut terbentuk. 3. Define cut Lintasan pahat dipilih dengan beberapa pilihan yang disesuaikan dengan permukaan benda kerja yang dipilih. 4. Axis Definition Dengan bentuk permukaan yang kompleks, maka pahat memerlukan sumbu gerakan sendiri untuk mengarahkan pahat agar gerakan-nya selalu mengikuti permukaan benda kerja yang berubahubah. Oleh karena itu untuk setiap sequence pemesinan harus dibuatkan sumbu-sumbu pahat tersendiri. 5. Check Surface Pahat potong ketika bergerak melakukan pemotongan pada bagian tertentu dari permukaan benda kerja, terkadang ikut memotong permukaan yang ada didekatnya. Untuk menghindari hal tersebut perlu dipilih bagian yang tidak perlu dimesin dengan mode option check surface. 6. Start dan Finish Pahat memiliki posisi awal sebelum melakukan pemotongan benda kerja dan posisi kembali setelah Copyright © 2013 Department of Mechanical Engineering. All rights reserved.
melakukan pemotongan. Penentuan posisi ini ditentukan dengan mempertimbangkan trevel limit yang dimiliki oleh mesin perkakas yang akan digunakan.
3 Pembuatan Lintas Pahat Dalam pembahasan ini akan dilakukan pemesinan terhadap benda kerja yang memiliki permukaan bebas (Free form). Permukaan yang akan dimesin membentuk kontur yang akan menggerakkan komponen gerakan lima sumbu mesin perkakas. Masing-masing sumbu gerakan yaitu: sumbu X, Y, Z ditambah dengan sumbu rotasi A dan C. Secara umum proses pembuatan lintasan pahat dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5.
Diagram alir proses pembuatan lintasan pahat
3.1 Pendefinisian Benda Kerja Benda kerja yang akan dimesin secara virtual merupakan gabungan antara disain model dan raw material. Disain model terlebih dahulu dibuat dengan bantuan program aplikasi. Raw material merupakan bagian yang akan dimesin dapat dibuat langsung saat Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
7 Pembuatan Lintasan Pahat Untuk Pemesinan Milling 5 Axis
penggabungan dengan disain model atau terpisah untuk kemudian diassembly. Dalam pembahasan ini desain model dibuat dengan terlebih dahulu membuat disain produk yang diinginkan. Model yang telah jadi selanjutnya dijadikan acuan dalam pembuatan cetakan. Cetakan tersebut nantinya merupakan desain model yang akan digabungkan dengan raw material dalam pembuatan lintasan pahat.
3.
4.
Retract dan Toleransi Retract berada 10 mm diatas raw material dan berbentuk planar. Toleransi yang dipakai adalah 0,1 mm. Tool Pahat potong yang digunakan memiliki nomor dan disesuaikan dengan tipe permukaan yang akan dimesin. Adapun jenis dan dimensi tool yang dipakai adalah sbb:
Table 2.
Gambar 6.Bentuk permukaan benda kerja
3.2 Pendefinisian Lintasan Pahat Tahap selanjutnya setelah pendefinisian benda kerja adalah melakukan pendefinisian lintasan pahat. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan setup operasi. Dalam hal ini yang dilakukan meliputi setup terhadap:
1.
NC Machine Tabel 1: Parameter NC
2.
Referensi Referensi terletak pada benda kerja berupa sumbu tiga dimensi. Benda kerja (raw material) dibuat berbentuk kubus. Posisi referensi berada pada bagian atas kanan bila dilihat dari arah depan mesin perkakas. Dan dilihat dari sebelah kanannya berada pada bagian atas kiri
Copyright © 2013 Department of Mechanical Engineering. All rights reserved.
Nomor, dimensi dan jenis pahat potong yang digunakan
Setelah bagian setup operasi selesai dikonfigurasikan, maka tahap berikutnya adalah menentukan model pemesinan yang sesuai bagi permukaan benda kerja. Dalam pembahasan ini model pemesinan yang digunakan adalah Surface dan Trajectory. Bagian-bagian penting dalam kedua jenis pemesinan ini adalah: 1. Definisi pemotongan (def cut) Pendefinisian pemotongan sangat menentukan qualitas hasil pemotongan benda kerja. Oleh karena itu keputusan dalam menetapkan jenis dari def cut dilihat dari hasil verifikasi awal dari cl data dengan memakai analisa auto-dif pada vericut. Pertimbangan yang diambil adalah persentase quantitas cungkilan (gauge) dan sisa (excess) hasil pemotongan. 2. Penentuan sumbu pahat
Gambar 7.Sumbu pahat terletak disepanjang kurva def cut. Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
8 Fauzan / Vol. 1. No. 2 (2013) 3-8
Dengan ditetapkannya def cut, maka pada model disain akan terbentuk kurva sebagai tempat sumbusumbu pahat dapat diletakkan. Sumbu pahat dapat diatur arahnya untuk mempengaruhi posisi pahat pada lokasi atau titik tertentu pada benda kerja. Bila sumbu pahat tidak didefinisikan maka pahat tidak memiliki arah gerakan yang benar sehingga dapat melakukan gerakan dari arah mana saja saat pemotongan berlangsung.
4 Hasil dan Pembahasan Setelah semua tahapan dilakukan dengan pilihan parameter yang paling sesuai dengan kondisi benda kera dan mesin perkakas, maka hasil lintasan dapat diamati secara visual. Dari gerakan animasi dapat terlihat bahwa pahat bergerak mengikuti bentuk permukaan benda kerja. Bersamaan dengan itu, pahat juga mengikuti perubahan sumbu pahat. Hal ini merupakan indikator bahwa semua fungsi gerak mesin perkakas yang berjumlah lima sumbu melakukan gerakan secara bersamaan. Artinya bahwa gerakan mesin perkakas merupakan gerakan milti axis. Sebaliknya bila pahat tidak mengikuti perubahan arah sumbu pahat, maka hal ini menunjukkan bahwa selama proses pemesinan, sumbu gerak mesin perkakas tidak bergerak secara bersamaan. Bila ini terjadi maka harus dilakukan penyesuain pada setup mesin, pemilihan tool path dan parameter pemotongan.
Referensi --, Pro/MOLDESIGN and Pro/CASTINGTM Topic Collection, Parametric Technology Company. [2] --, Pro/NC Topic Collection, Parametric Technology Company, 25-335. [3] --, (2001) Vericut Online Help, CG Tech (www.cgtech.com) [4] Condoor, S. S. (2002), Mechanical Design Modeling Using ProEngineering, McGraw-Hill Higher Education. [5] --,(1999) G-Post Manual, Intercim 505 East Huntland Drive, Suite 300 Austin Texas [6] Heidenhain. User’s manual ISO Programing [7] Korem,Y. (1983), Computer Control Of Manufacturing System, McGraw-Hill Book Company, 3 - 26. [8] Rochim, T. Pemrograman NC, Mechanical & Production Engineering (MPE), Mesin, FTI-ITB., 11-13, 81. [9] Smid, P. CNC Programing Handbook, Industrial Press, Inc., 8, 119-124, 131, 251. [10] Werkentin, A., Bedi,S., Ismail, F. (1995), Five-axis Milling of Spherical Surface, Elsevier Science Ltd, Great Britain. [11] Zeid, I. CAD/CAM Theory and Practice, McGraw-Hill Series in Mechanical Engineering. [1]
Gambar 8.Pahat mengikuti lintasan pahat dengan gerak multi sumbu.
5 Kesimpulan Lintasan pahat dapat mengikuti pola gerakan yang luwes mengikuti bentuk benda kerja. Arah vektor pahat pada empat sisi permukaan yang akan dilalui pahat dibuat untuk membantu pahat mengikuti perubahan arah sumbu. Untuk mengetahui hasil pemotongan yang lebih lengkap perlu dilakukan verifikasi dengan menggunakan software vericut.
Copyright © 2013 Department of Mechanical Engineering. All rights reserved.
Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology