BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia itu sendiri baik individu maupun kelompok, jasmani, rohani, materi dan kemampuan berfikirnya. Dengan kata lain pendidikan bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” (www.hukumonline.com:3). Pendidikan dilakukan secara sengaja, teratur dan berencana bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik melalui pengubahan atau pengembangan perilaku seseorang. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dapat membentuk manusia seutuhnya. Seperti yang dijelaskan oleh Mahendra (2009:18) bahwa:
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya”.
Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto, 2013 Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
(a) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial; (b) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani; (c) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali; (d) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui pertisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan; (e) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang; (f) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
Berdasarkan uraian di atas maka untuk memaksimalkan proses pendidikan yang lebih baik pendidikan jasmani merupakan wadah untuk mengembangkan nilai-nilai kognitif, afektif, dan psikomotor anak melalui proses pembelajaran. Karena tidaklah cukup suatu rangkaian kurikulum di sekolah tanpa adanya mata pelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang unik, karena pendidikan jasmani dapat mengembangkan nilai-nilai kognitif, afektif, dan psikomotor anak melalui proses pembelajaran. Pendidikan jasmani di sekolah memiliki manfaat yang sangat baik bagi siswa. Setiap siswa dapat menjalankan kewajibannya di sekolah dan kegiatan sehari-hari bila siswa itu dalam keadaan sehat. Siswa yang memiliki tubuh yang sehat dapat lebih siap dan efektif menjalankan proses kegiatan pembelajaran. Tidak hanya saat di sekolah siswa dapat menjalankan kewajibannya, tetapi di luar sekolah pun ia dapat menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang utuh. Pendidikan jasmani perlu dijadikan bagian dari kurikulum pendidikan karena pendidikan jasmani memiliki program mengembangkan nilai-nilai kognitif, afektif, dan psikomotor anak. Suparman (2007:1) dalam Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP dan MTs menyatakan bahwa:
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto, 2013 Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu tersebut mencakup tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.
Jadi kurikulum setiap daerah berbeda-beda karena disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan daerahnya. Dalam Standar Kompetensi Kompetensi Dasar (SKKD) pendidikan jasmani baik itu di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) banyak menggunakan permainan dalam pembelajaran. Di dalam Standar Kompetensi Kompetensi Dasar (SKKD) juga selalu disebut kata-kata sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi, disiplin, dan percaya diri. Ini merupakan aspek afektif anak yang di dalamnya ada nilai-nilai sosial yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan oleh anak melalui proses pembelajaran yang dibimbing oleh guru. Bila kita mengamati anak-anak usia sekolah, mereka memiliki intensitas kegiatan yang tinggi dan sulit bagi mereka untuk duduk diam. Mereka terus menerus lari ke sana ke mari, memanjat, dam melakukan gerakan lainnya sesuka hati mereka. Tetapi sebenarnya setiap individu tidak memiliki motivasi yang sama untuk bermain. Tidak sedikit juga anak yang pasif dalam bermain, ada yang hanya duduk diam saja memperhatikan temannya yang aktif atau ada juga yang tidak peduli pada lingkungan sekitar. W.R Smith seorang psikolog (dalam Suparlan, dkk, 2010:5) mengemukakan bahwa „bermain adalah dorongan langsung dari dalam diri setiap individu, yang bagi anak-anak merupakan pekerjaan sedangkan bagi orang dewasa lebih dirasakan sebagai kegemaran‟. Dalam kegiatan bermain pada suatu permainan sebenarnya memiliki unsur pendidikan meskipun anak-anak sebagai pelaku tidak menyadarinya. Sebagai orang tua atau orang dewasa yang mengawasi kegiatan bermain anak perlu jeli untuk melihat kegiatan bermain anak-anak yang dapat mendidik dengan baik. Karena tidak dapat disangkal bahwa bermain merupakan salah satu alat pendidikan bila kita sebagai orang dewasa dapat mengarahkan anak dengan baik. Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto, 2013 Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
Bermain memiliki nilai-nilai yang penting untuk mengembangkan fisik, mental, dan nilai sosial anak. Bermain dapat mengembangkan fisik karena pada saat anak bermain seluruh tubuhnya bergerak sehingga mampu mengembangkan nilai fisiknya. Bermain juga dapat mengembangkan nilai mental anak karena dalam permainan anak akan bebas berekspresi tetapi setiap pelaku permainan harus mengikuti peraturan yang telah dibuat sebelumnya, dalam permainan juga dapat membangun kepercayaan terhadap teman kelompoknya dan mampu mengembangkan nilai kejujuran, disiplin, dan nilai-nilai mental lainya. Selain fisik dan mental ada juga nilai sosial anak. Dengan bermain mampu mengembangkan nilai sosial anak karena pada saat bermain anak akan dituntut tanggung jawab, bekerjasama dengan kelompoknya, dan juga sikap menghargai lawan serta dapat menerima kekalahan setelah permainan usai tanpa adanya perselisihan. Salah satu permainan beregu yang sudah jarang sekali dimainkan oleh anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah permainan bola kecil yaitu permainan kasti, rounders, dan bola bakar. Dan yang paling jarang sekali dimainkan adalah permainan bola bakar padahal dalam permainan tersebut mengandung banyak nilai-nilai yang dapat diambil sebagai pendidikan. Dalam permainan ini anak harus mampu menangkap bola, melempar, dan memukul bola dengan cukup baik untuk kelancaran permainan. Yang paling penting adalah setiap pelaku permainan mengetahui dan memahami peraturan permainan bola bakar guna kelancaran selama permainan berlangsung, baik saat regu sebagai penyerang maupun penjaga. Dalam permainan ini juga anak dituntut memiliki nilai kerjasama yang baik dengan teman kelompoknya karena keberhasilan kelompoknya tergantung pada kebersamaan kelompok dan dapat memenangkan permainan. Agar terbentuknya kebersamaan yang kuat maka masing-masing individu harus memiliki nilai disiplin yang baik. Nilai disiplin dipupuk saat latihan berlangsung atau dalam proses pembelajaran berlangsung. Karena bila nilai disiplin sudah ditanam sejak dini maka anak akan terbiasa disiplin dan bertanggungjawab pada setiap kegiatannya. Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto, 2013 Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
Nurdinkhan (2012: http://nurdinkhan.wordpress.com/2012/05/30/angketkedisiplinan-siswa/) menyatakan bahwa “Disiplin adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran dirinya maupun karena adanya sanksi atau hukuman”. Selanjutnya menurut Winaputra (1998:10) dalam Mardia (2011:24) dijelaskan bahwa disiplin didefinisikan sebagai berikut:
(1) Disiplin diartikan sebagai tingkat keteraturan yang terdapat pada suatu kelompok; (2) Disiplin diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru untuk membangun atau memelihara keteraturan di dalam kelas; (3) Disiplin disamakan dengan hukuman (punishment).
Prijodarminto
(1994)
dalam
Tu‟u
(2004:31)
(Nurdinkhan,
2012:
http://nurdinkhan.wordpress.com/2012/05/30/angket-kedisiplinan-siswa/)
juga
memaparkan bahwa „disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan keterikatan‟. Dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan suatu kondisi dimana seseorang berlaku mematuhi tata tertib dan peraturan yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan kesadaran dari dalam diri maupun karena mendapatkan hukuman (punishment). Dengan adanya disiplin dalam diri seseorang maka akan tercipta suatu keteraturan di dalam kelompok. Tanpa adanya sikap disiplin dari setiap individu dalam sebuah kelompok maka tidak akan terlihat atau tercipta suatu keteraturan. Keteraturan ini penting guna menciptakan keadaan yang rapi, tertib, dan terkendali. Winataputra (1998:10) dalam Mardia (2011:26) menjelaskan bahwa disiplin itu perlu diajarkan kepada siswa dengan alasan, sebagai berikut:
(1) disiplin perlu diajarkan serta di pelajari dan di hayati oleh siswa agar siswa mampu mendisiplinkan dirinya sendiri dan mampu mengendalikan diri sendiri tanpa di kontrol guru; (2) disiplin sebagai mana diakui oleh pakar sejak dahulu, merupakan titik pusat dari tingkat ketercapaiannya dalam menerapkan displin yang sempurna; (3) tingkat ketaatan siswa yang tinggi Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto, 2013 Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
terhadap aturan kelas lebih-lebih jika ketaatan itu tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksa, akan memungkinkan terciptanya iklim belajar yang kondusif, yaitu iklim belajar yang menyenangkan sehingga siswa terpaku untuk belajar; (4) kebiasaan untuk mentaati aturan dalam kelas akan memberi dampak lebih lanjut bagi kehidupan di dalam aturan yang ada dalam masyarakat.
Sesuai dengan pernyataan di atas mengenai perlunya disiplin diajarkan kepada siswa, maka sekolah merupakan tempat untuk melatih sikap disiplinnya. Karena sekolah merupakan ajang anak untuk bersosialisasi sambil menerapkan sikap disiplinnya, dimana sekolah memiliki peraturan secara tertulis yang sudah ditetapkan dan siswa tidak boleh melanggarnya.
Siswa yang memiliki nilai
disiplin pasti akan bertanggungjawab dengan apa yang dilakukannya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki nilai disiplin dan tanggungjawab yang baik pada umumnya mereka akan berusaha sebaik mungkin dalam proses pembelajaran karena mereka sadar bahwa sebuah tujuan pembelajaran tidak akan tercapai bila tidak ada usaha yang cukup dari diri mereka sendiri. Pada mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah siswa pasti diajarkan sikap disiplin sebagai salah satu nilai afektif yang ada pada pendidikan jasmani. Sikap ini sengaja diajarkan agar tertanam dalam diri siswa dan siswa dapat mempraktikkannya dalam kegiatan di sekolah atau kehidupan sehari-hari di masyarakat. Melalui permainan bola bakar, tanpa disadari anak terlibat dalam proses pendidikan yang akan bermanfaat bagi nilai kognitif, afektif, dan psikomotornya. Selain itu nilai disiplin yang ada pada permainan bola bakar dapat diterapkan pada berbagai kegiatan, baik itu kegiatan di sekolah maupun kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Kelas VIII di SMP Negeri 2 Subang.
Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto, 2013 Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu, bagaimana nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani kelas VIII di SMP Negeri 2 Subang melalui pembelajaran permainan bola bakar?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian. Riduwan (2011:6) menyatakan bahwa “tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil penelitian”. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh pembelajaran permainan bola bakar terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani kelas VIII di SMP Negeri 2 Subang.
D. Metode Penelitian Sugiyono (2012:107) menjelaskan bahwa “Metode penelitian dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
1.
Metode Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka metode penelitian yang cocok adalah metode penelitian eksperimen. Riduwan (2011:50) mejelaskan bahwa “Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.”
2.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Subang. Sedangkan sampel penelitian ini adalah 44 siswa kelas VIII B dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang bertujuan. Jadi pengambilan subjek bukan didasarkan atas strata,
Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto, 2013 Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8
random atau daerah tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu, yaitu kelas yang memiliki jadwal mata pelajaran TIK setelah mata pelajaran pendidikan jasmani. 3.
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu one-group pretest-posttest design yang terdapat di dalam pre-eksperimental design (nondesign). Dari sampel yang telah ditentukan kemudian dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa yaitu nilai disiplin. Setelah mendapatkan hasil pretest kemudian diberi treatment permainan bola bakar. Lalu untuk mengetahui bagaimana permainan bola bakar ini dapat mempengaruhi nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani dilakukanlah posttest. Dibawah ini adalah gambar one-group pretest-posttest design:
O1 X O2 Gambar 1.1 Desain penelitian one-group pretest-posttest design
Keterangan: O1 = nilai pretest (sebelum diberikan treatment) O2 = nilai posttest (setelah diberikan treatment) X = treatment
4.
Instrumen Penelitian Sugiyono (2012:148) memaparkan bahwa “…instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. “ Untuk instrumen penelitian ini penulis menggunakan observasi dan angket sebagai alat pengumpul datanya.
Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto, 2013 Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
9
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian yaitu: 1. Manfaat dari segi teoritis a.
Dapat memperkuat teori disiplin yang sudah ada.
b.
Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan dan psikologi, khususnya bagi guru pendidikan jasmani.
c.
Dapat memberi gambaran mengenai salah satu cara meningkatkan nilai disiplin siswa melalui permainan.
2. Manfaat Praktis a.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang ingin atau hendak meneliti mengenai nilai disiplin yang dimiliki siswa pada mata pelajaran pasca pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dengan permasalahan dan sampel yang berbeda.
b.
Sebagai bahan informasi atau masukan bagi siswa SMP Negeri 2 Subang mengenai salah satu aspek afektif yang dinilai yaitu nilai disiplin dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
c.
Bahan masukan bagi para guru pendidikan jasmani dalam memberikan penilaian aspek afektif siswa yang salah satunya adalah nilai disiplin.
F. Batasan Penelitian Agar permasalahan yang akan dibahas tidak menyimpang dari permasalahan yang sebenarnya serta penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka dari itu penulis memberikan batasan-batasan masalah pada penelitian ini. Adapun ruang lingkup permasalahan yang ingin dibahas adalah: 1. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada pengaruh pembelajaran permainan bola bakar terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani kelas VIII di SMP Negeri 2 Subang. 2. Mata pelajaran pasca pendidikan jasmani yang dipilih adalah mata pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK). Penulis mengambil mata pelajaran ini karena dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto, 2013 Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
10
orientasinya di dalam kelas, TIK merupakan mata pelajaran yang memberikan lebih banyak kesempatan kepada anak untuk menerapkan nilai disiplin yang sesuai dengan ketentuan laboratorium komputer dan sekolah sambil bisa bersosialisasi dan bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di dalam kelas. 3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. 4. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Subang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang bertujuan. Untuk itu penulis mengambil kelas sebagai sampel yang sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu kelas VIII B.
Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto, 2013 Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kecil (Permainan Bola Bakar) Terhadap Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu