LEADER- ENTREPRENEUR DALAM MENJAWAB PELUANG DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Winarto, Roos K. Andadani1 Abstract The role of leader in the organization is important. In the term of entrepreneurship and organization, leader-entrepreneur has main function to direct the members of the organization, as well as to manage the relation with the environment and stakeholders. Entrepreneurship brings large effect for economic development. Therefore, it is vital to encourage the society to raise the number of entrepreneur, but it should also concern on the trade-off of sustainable development; social, environment and economic. The question is on how entrepreneurship and leadership can answer the opportunities and challenges of sustainable development in Indonesia. As the result from literature review, entrepreneurship and leadership are the motor for sustainable development with the innovation and creativity. Entrepreneurs play as a leaders because they must ensure that all business run smoothly. Leaderentrepreneur needs to pay attention to the uncertainty of environment situation and stakeholders. They also must take the opportunities and face the challenges of sustainable development for long term prosperity. Keyword: leadership, entrepreneurship, entrepreneur, sustainable development
Latar Belakang Masalah Terminologi entrepreneurship dan entrepreneur menjadi kata kunci dan semakin banyak didiskusikan oleh para akademisi, industri dan pemerintah. Ketiga elemen tripartit tersebut terus menyoroti berbagai isu dan topik mengenai entrepreneurship baik dalam bentuk penelitian, seminar, pelatihan dan sebagainya. Masyarakat pun banyak disuguhi berbagai kegiatan bertema entrepreneurship, walau masih belum banyak yang mengerti maksud dan artinya (Tias, 2009). Hal ini dilatarbelakangi oleh semangat entrepreneurship yang telah terbukti mampu menjadi penyokong perekonomian dan mampu bertahan dalam keadaan krisis sekalipun (Antara News, 27 Februari 2009). Dari sudut pandang ekonomi, entrepreneurship telah memainkan peran yang penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Pengalaman dari beberapa negara di Eropa, Amerika dan Jepang telah menunjukkan bahwa entrepreneur sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian suatu negara (Ndoen,?). Hal ini terjadi karena menurut J.B. Say (Santosa 2007), entrepreneur adalah seorang yang mampu meningkatkan nilai sumber daya ekonomi ke tingkatan yang lebih tinggi, baik produktivitasnya maupun nilainya. Namun, untuk menjadi seorang entrepreneur, diperlukan lompatan pemikiran dan keberanian dari seorang individu. Dalam konteks Indonesia, hal tersebut bukan sesuatu hal yang mudah, sebab mindset masyarakat 1
Jangkang Research Institute Bali, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
telah terpatri untuk menjadi seorang employee, sedangkan semangat seorang entrepreneur adalah menciptakan peluang dan menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini adalah sebuah tantangan untuk segenap elemen yang memiliki ketertarikan untuk mengembangkan jiwa entrepreneur. Pada aspek itulah dibutuhkan peran seorang pemimpin yang berani untuk menghadapi setiap tantangan, terlebih dalam situasi perekonomian dan era globalisasi yang memiliki kompetisi yang sangat sengit. Sebuah negara akan maju apabila entrepreneurship diberi kesempatan dan kebebasan untuk berinovasi. Banyak program didesain untuk mendongkrak motivasi dan jumlah entrepreneur di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia masih kekurangan jumlah entrepreneur. Rasio antara pengusaha dan jumlah penduduk di Indonesia masih sangat rendah. Untuk dapat bersaing dengan negara-negara maju, Indonesia membutuhkan 4 juta pengusaha baru dalam 25 tahun ke depan (Kompas, 11 Agustus 2009). Dikatakan sebuah tantangan karena entrepreneur memiliki beberapa fungsi yang harus dimiliki. Winarto dan Setiwan (2009) mengungkapkan setidaknya ada 5 hal yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur, yaitu mereka harus menjadi koordinator dan pengawas dalam proses produksi, juga sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk melihat kesempatan memperoleh profit dan menjalankannya. Lebih lanjut, seorang entrepreneur juga selalu diperhadapkan pada sebuah situasi dan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian (uncertainty). Maka dari itu, diperlukan keberanian untuk menerobos ketidakpastian tersebut, terutama dalam hal pengambilan keputusan (decision making) atas usaha yang dimiliki dan dijalankannya (owner). Entrepreneurship berkaitan erat dengan pembangunan berkelanjutan sebab entrepreneurship selalu berhadapan dengan faktor lingkungan dan sumber daya alam. Karena jumlah dan kapasitasnya terbatas dan perlu memikirkan pembangunan jangka panjang, maka segala aktivitas pembangunan harus memerhatikan penggunaan sumber daya yang terbatas tersebut secara bertanggung jawab. Pada titik itulah dibutuhkan leader-entrepreneur yang memiliki inovasi, kreatif dan berani menghadapi tantangan, namun tetap memberi perhatian pada lingkungan untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu kesejahteraan masyarakat secara jangka panjang. Persoalan, Tujuan dan Metodologi Dengan berlatar belakang seperti yang sudah dirumuskan di atas, maka tulisan ini hendak menjawab persoalan penelitian; bagaimanakah entrepreneurship dan kepemimpinan dapat menjawab peluang dan tantangan pembangunan berkelanjutan di Indonesia? Setelah menjawab persoalan tersebut, diharapkan dapat mengetahui bahwa peluang dan tantangan pembangunan berkelanjutan dapat dijawab oleh keberadaan entrepreneur-entrepreneur yang berjiwa kepemimpinan yang senantiasa 270
Winarto, Roos K. Andadani Leader-Entrepreneur dalam Menjawab Peluang dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan
berinovasi dan berani menghadapi tantangan dan risiko, namun tetap memerhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup. Untuk menjawab persoalan tersebut digunakan metodologi penelusuran literatur untuk mengumpulkan data dan informasi yang selanjutkan digunakan untuk menyusun bangunan informasi yang sistematis sehingga mampu memberikan value kepada pembacanya. Penelusuran literatur tersebut melalui jurnal ilmiah, buku, artikel, website serta media-media pendukung lainnya. Entrepreneurship dan Kepemimpinan Sebagaimana disebutkan di atas, entrepreneurship telah memainkan peranan penting dalam perekonomian suatu bangsa. Pengertian entrepreneur sebagaimana diungkapkan oleh Joseph Schumpeter (Santosa 2007) adalah an innovative force for economic progress, important in the process of creative destruction and therefore as a change agent. Schumpeter menambahkan bahwa inovasi dan perubahan teknologi datang dari para entrepreneur yang ada di suatu bangsa (Wikipedia). Inovasi entrepreneur yang berciri creative destruction inilah yang memungkinkan adanya perubahan-perubahan dalam masyarakat yang secara langsung berkontribusi terhadap perekonomian di masyarakat dan bangsa. Senada dengan Schumpeter, Ndoen (?) merangkum 6 ciri-ciri yang terkandung dalam entrepreneurship, yaitu entrepreneur as coordinator oleh Jean Baptist Say; entrepreneur as arbitrageur oleh Israel Kirzner; entrepreneur as innovator oleh Joseph A. Schumpeter; entrepreneur as speculator in uncertainty oleh Richard Cantillon; entrepreneur as owner oleh Frederick Barnard Hawley; serta entrepreneur as decision maker oleh Frank H. Knight. Jadi, berdasarkan ciri-ciri dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa entrepreneur dan aktivitasnya adalah seseorang yang berani mengambil risiko dan tantangan, menjadi koordinator dalam inovasi dan perubahan yang akhirnya memberikan manfaat pada perekonomian masyarakat. Inilah yang disebut oleh Schumpeter dengan creative destruction. Dengan memerhatikan penjelasan dan ciri tentang entrepreneurship di atas, entrepreneur adalah seorang pemimpin sebab merekalah yang menjadi garda terdepan dalam inovasi dan menjadi agent of change dalam perekonomian masyarakat. Berbicara masalah kepemimpinan sangat menarik. Kepemimpinan tidak hanya membahas masalah pemimpin (leader), tetapi juga berbicara masalah pengikut (follower) serta situasi (situation) yang dihadapi terkait dengan lingkungan sekitaran. Hughes dkk (2002) menjelaskan bahwa “leadership involves an interaction between the leader, the followers and the situations.” Ketiga elemen tersebut sangat penting untuk berbicara dan memahami kepemimpinan. Leader, follower dan situation merupakan sebuah kesatuan yang harus dipahami secara komprehensif.
271
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
Kepemimpinan dan entrepreneurship sangat relevan untuk disandingkan dalam diskusi sebab keduanya berperan di posisi paling depan untuk memimpin, mengkoordinasi serta mengambil keputusan dengan tetap memerhatikan lingkungan sekitaran. Terminologi leader, follower dan situations bagi entrepreneur bermakna untuk mendefinisikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam bisnisnya, termasuk setiap perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal organisasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship dan kepemimpinan memiliki hubungan yang erat. Untuk menjadi seorang entrepreneur, dibutuhkan jiwa kepemimpinan yang kreatif, berani untuk menghadapi tantangan dan mengambil setiap risikonya. Inilah yang menjadi kunci utama untuk menghasilkan inovasi-inovasi dan membawa kemaslahatan bagi perekonomian masyarakat. Hal ini tentunya perlu diperhatikan oleh pemerintah, masyarakat dan stakeholder lainnya agar terus memotivasi masyarakat untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship dan kepemimpinan supaya membawa dampak positif bagi perekonomian bangsa dan negara. Trade off Dalam Pembangunan Berkelanjutan Di awal telah diuraikan mengenai keterkaitan kepemimpinan dan entrepreneurship dalam perannya terhadap perekonomian suatu negara. Aspek yang ditekankan adalah jiwa inovasi, berani mengambil risiko dan menghadapi tantangan perubahan yang pada akhirnya menjadi agent of change dalam masyarakat, terutama pada masyarakat dan bangsa yang sedang membangun. Entrepreneurship berperan dalam pembangunan perekonomian selain juga didukung oleh sektor-sektor lainnya. Namun demikian, salah satu masalah penting dalam pembangunan ekonomi adalah adanya trade-off antara pemenuhan kebutuhan pembangunan dengan jumlah sumber daya alam yang tersedia termasuk kelestarian lingkungan. Hal ini terjadi karena salah satu faktor produksi dalam pembangunan ekonomi adalah sumber daya alam yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, hasil laut atau hasil alam lainnya (Wikipedia). Apabila faktor-faktor ini dieksploitasi secara tidak bertanggungjawab, maka akan mengancam kehidupan pada masa yang akan datang. Kapasitas dan jumlah sumber daya alam yang terbatas mengharuskan pengelolaan yang bertanggungjawab. Dari sanalah konsep pembangunan berkelanjutan itu muncul. Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang (Emil Salim 1990 dalam Jaya 2004).
272
Winarto, Roos K. Andadani Leader-Entrepreneur dalam Menjawab Peluang dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan
Menurut Wikipedia, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Gambar dan irisan pilar-pilar pendukung pembangunan berkelanjutan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 tentang Skema Pembangunan Berkelanjutan Dengan 3 Pilar Utama.
Gambar 1. Skema Pembangunan Berkelanjutan Dengan 3 Pilar Utama (Sumber: Wikipedia)
Sasaran pembangunan berkelanjutan (Sutamihardja 2004 dalam Jaya 2004): mencakup pada upaya untuk mewujudkan terjadinya 1. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergenaration equity) yang berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem lingkungan serta diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam yang unreplaceable. 2. Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang. 3. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan antar generasi. 4. Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan baik masa kini maupun masa yang mendatang (inter temporal). 5. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar generasi. 273
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
6. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya. Dari sisi ekonomi, Fauzi (2004 dalam Jaya 2004) mengelaborasi setidaknya ada tiga alasan utama mengapa pembangunan ekonomi harus berkelanjutan. Pertama menyangkut alasan moral. Generasi kini menikmati barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan sehingga secara moral perlu untuk memperhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang. Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber daya alam yang dapat merusak lingkungan, yang dapat menghilangkan kesempatan bagi generasi mendatang untuk menikmati layanan yang sama. Kedua, menyangkut alasan ekologi. Keanekaragaman hayati misalnya, memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi. Oleh karena itu aktivitas ekonomi semestinya tidak diarahkan pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan semata yang pada akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi. Faktor ketiga yang menjadi alasan perlunya memperhatikan aspek keberlanjutan adalah alasan ekonomi. Alasan dari sisi ekonomi memang masih terjadi perdebatan karena tidak diketahui apakah aktivitas ekonomi selama ini sudah atau belum memenuhi kriteria keberlanjutan. Seperti diketahui, bahwa dimensi ekonomi berkelanjutan sendiri cukup kompleks, sehingga sering aspek keberlanjutan dari sisi ekonomi ini hanya dibatasi pada pengukuran kesejahteraan antargenerasi (intergeneration welfare maximization). Dari uraian pada bagian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembangunan berkelanjutan, pembangunan ekonomi yang menggunakan faktor-faktor sumber daya alam yang terbatas, perlu dikelola secara bertanggung jawab oleh faktor-faktor produksi yang mengelolanya yaitu sumber daya manusia dan entrepreneurship. Alasan yang melandasinya adalah bahwa terdapat tanggung jawab moral untuk memperhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang. Eksploitasi yang berlebihan dan bisnis yang tidak memerhatikan faktor-faktor kesinambungan serta kelestarian lingkungan akan mengganggu pembangunan berkelanjutan. Pembanguan berkelanjutan tersebut menjadi penting karena pembangunan tidak hanya berorientasi pada jangka pendek, tetapi juga perlu memikirkan jangka panjang pula. Hal ini disebabkan tujuan sustainable development adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang Aspek Leader-Entrepreneur Dalam Pembangunan Berkelanjutan Pada bagian pertama telah berbicara mengenai kepemimpinan dan entrepreneurship yang membahas arti penting jiwa kepemimpinan, kreativitas dan inovasi bagi entrepreneur. Inovasi dan kreatifitas yang 274
Winarto, Roos K. Andadani Leader-Entrepreneur dalam Menjawab Peluang dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan
terlahir dari entrepreneur mampu memberikan perubahan (agent of change) dalam tatanan ekonomi dan sosial masyarakat. Pada bagian kedua telah memaparkan kajian pembangunan berkelanjutan yang menekankan pada keterbatasan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan yang harus memerhatikan aspek kelestarian lingkungan dan jangka panjang. Hal tersebut dilakukan agar pemerataan pembangunan antar generasi dapat tercapai. Isu lingkungan hidup dan pembangunan menjadi agenda penting masyarakat international di forum regional dan multilateral sejak tahun 1972, setelah pelaksanaan konferensi internasional mengenai “Human Environment” di Stockholm, Swedia dan khususnya setelah KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brazil tahun 1992. Sejak itu, masyarakat internasional menilai bahwa perlindungan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab bersama dan perlindungan lingkungan hidup tidak terlepas dari aspek pembangunan ekonomi dan sosial. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial (Widodo 2001). Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah sebagai faktor produksi untuk pembangunan ekonomi. Pada aspek ini, banyak sumber daya alam yang dimanfaatkan untuk mendukung bisnis, terutama untuk penyediaan bahan baku dan energi. Kelimpahan sumber daya alam tersebut adalah peluang bagi entrepreneur sekaligus sebagai tantangan untuk menjaga ketersediaan sumber daya alam tersebut dan melestarikannya. Jadi, tidak ada eksploitasi yang berlebihan dan besarbesaran dalam jangka pendek, tanpa melihat dampak yang ditimbulkan untuk pembangunan pada masa yang akan datang. Tidak hanya memikirkan laba jangka pendek saja, namun dalam pembangunan berkelanjutan, harus memikirkan aspek-aspek penting lain yang menjadi soko guru pembangunan berkelanjutan, yaitu pilar ekonomi, sosial dan perlindungan lingkungan. Dari ketiga faktor itu, pilar ekonomi yang menjadi sorotan sebab aktivitasnya paling besar berpengaruh terhadap pilar sosial dan lingkungan. Sebagai salah satu faktor ekonomi, entrepreneur pun perlu memikirkan aspek-aspek tersebut dalam memanfaatkan setiap sumber daya alam yang digunakan dalam faktor produksi baik untuk bahan baku ataupun energi. Ada banyak kasus bisnis di Indonesia yang berdampak buruk terhadap kondisi lingkungan sosial dan lingkungan. Eksploitasi terhadap lingkungan yang berlebihan dan tidak bertanggung jawab seperti penebangan hujan, pencemaran air, udara, tanah dan suara akibat aktivitas bisnis secara langsung atau tidak langsung akan berdampak pada aspek sosial dan lingkungan. Hal ini apabila dibiarkan tentu berdampak negatif terhadap pembangunan berkelanjutan pada masa yang akan datang, termasuk sumber daya alam yang makin menipis.
275
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
Fakta lain yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya adalah pemanasan global (global warming) yang turut mengubah aspek lingkungan, sosial hingga ekonomi. Keadaan tersebut terjadi karena aktivitas industri dan berbagai aktivitas bisnis yang tidak ramah terhadap lingkungan. Dampak yang ditimbulkan sangat besar akibat perubahan iklim, cuaca dan pemanasan global hingga dapat berdampak pada keberlanjutan pembangunan. Untuk menghadapi tantangan tersebut di atas, entrepreneur sebagai salah satu faktor ekonomi yang memegang peran penting dalam perekonomian perlu memerhatikan aspek keberlanjutan dalam beberapa sektor (Jaya 2004), yaitu: 1. Keberlanjutan ekologis adalah prasyarat untuk pembangunan dan keberlanjutan kehidupan. Keberlanjutan ekologis akan menjamin keberlanjutan ekosistem bumi 2. Keberlanjutan ekonomi dari perspektif pembangunan memiliki keterkaitan yang erat dengan tujuan aspek keberlanjutan lainnya. Keberlanjutan ekonomi makro menjamin kemajuan ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong efisiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional. Tiga elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu efisiensi ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, serta meningkatkan pemerataan dan distribusi kemakmuran 3. Keberlanjutan ekonomi sektoral. Untuk mencapai keberlanjutan ekonomi sektoral, berbagai kasus dilakukan terhadap kegiatan ekonomi. Pertama, sumberdaya alam yang nilai ekonominya dapat dihitung harus diperlakukan sebagai kapital yang tangible dalam kerangka akunting ekonomi; kedua, secara prinsip harga sumberdaya alam harus merefleksi biaya ekstraksi, ditambah biaya lingkungan dan biaya pemanfaatannya. 4. Keberlanjutan sosial budaya. Secara menyeluruh keberlanjutan sosial dan budaya dinyatakan dalam keadilan sosial, harga diri manusia dan peningkatan kualitas hidup seluruh manusia. 5. Keberlanjutan politik, diarahkan pada respek pada human right, kebebasan individu dan sosial untuk berpartisipasi di bidang ekonomi, sosial dan politik. Demokrasi yang dilaksanakan perlu memerhatikan proses demokrasi yang transparan dan bertanggungjawab, kepastian kesedian pangan, air, dan pemukiman. 6. Keberlanjutan pertahanan dan keamanan, seperti menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan baik dari dalam dan luar yang secara langsung dan tidak langsung dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan negara dan bangsa perlu diperhatikan. 7. Jadi, peran sentral entrepreneur yang memiliki jiwa kepemimpinan dalam perekonomian sangat dibutuhkan untuk mewujudkan keenam keberlanjutan tersebut di atas. Dalam menjalankan bisnis, 276
Winarto, Roos K. Andadani Leader-Entrepreneur dalam Menjawab Peluang dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan
seorang entrepreneur tidak hanya memikirkan laba/keuntungan saja, namun ada aspek lain yang harus dipikirkan, yaitu keberlanjutan aspek-aspek ekologis, ekonomi, ekonomi sektoral, sosial dan budaya, politik serta pertahanan keamanan. Itulah tantangan yang dihadapi dan sekaligus bisa menjadi peluang entrepreneur untuk berinovasi dalam aktivitas bisnisnya. Entrepreneur, Inovasi dan Tanggung Jawab Sosial Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai pilar-pilar pembangunan berkelanjutan dan beberapa aspek yang saling terkait dengan pembangunan ekonomi. Aktivitas bisnis yang dijalankan perlu memikirkan penggunaan sumber daya alam sebagai faktor produksi secara bertanggung jawab karena jumlah dan kapasitasnya yang terbatas serta tetap perlu dijaga kelestariannya. Hal tersebut menjadi sangat relevan terutama pada masa kekinian, yaitu ketika aspek kelestarian lingkungan hidup dan pemanasan global menjadi topik yang hangat dibicarakan. Situasi di atas adalah tantangan sekaligus peluang bagi para entrepreneur. Melalui inovasi-inovasinya, mereka dapat menghasilkan produk-produk yang ramah terhadap lingkungan. Akhir-akhir ini, telah banyak para penguasaha yang melihat peluang dan bergerak pada bisnis tersebut. Banyak penguasaha yang memanfaatkan barang-barang yang semula dianggap sampah, namun berkat kreativitasnya barang-barang tersebut didaur ulang menjadi barang lain yang lebih berguna dan bermanfaat. Disamping itu, juga telah banyak riset yang dilakukan untuk mengolah sampah yang tidak dipakai ke dalam bentuk energi-energi alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar minyak yang jumlahnya terbatas. Atau juga bermacam-macam riset yang memanfaatkan tenagatenaga alam seperti air, panas bumi, angin untuk menghasilkan energi alternatif pengganti minyak bumi. Inovasi, itulah kunci bagi entrepreneur dalam melihat peluang dan menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan. Beragam ide-ide kreatif tercipta seperti contoh kasus di atas. Entrepreneur berani menghadapi setiap tantangan yang dihadapi dan memanfaatkannya menjadi peluang bisnis. Tentu saja yang perlu diingat adalah aspek-aspek keberlanjutan dalam pembangunan dengan tetap memberi perhatian pada pilar ekonomi, sosial dan lingkungan. Di samping aspek inovasi, untuk tetap menjaga pembangunan berkelanjutan perlu ada tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan. Kegiatan dan aktivitas bisnis harus pula diimbangi dengan aktivitas peduli lingkungan dan masyarakat agar kelestarian hidup lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat tetap terjaga. Contoh sederhana yang relevan dengan kondisi sekarang adalah upaya penanaman pohon pada hutan-hutan yang gundul untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab itulah dibutuhkan entrepreneur yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, yang tidak hanya berorientasi pada bisnis belaka 277
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
namun juga berorientasi pada lingkungan dan aspek eksternal organisasi untuk mendukung tercapainya tujuan pada pembangunan berkelanjutan.
Kesimpulan Mengacu pada persoalan penelitian dan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa leader-entrepreneur memegang peranan penting dalam menghadapi tantangan dan peluang pada pembangunan berkelanjutan melalui inovasi dan kreativitasnya. Pembangunan berkelanjutan bukanlah konsep yang sederhana melainkan konsep yang komplek. Hal ini karena dalam pelaksanaannya banyak hal yang perlu diperhatikan dan saling berkaitan sebab memiliki pilar ekonomi, sosial dan lingkungan yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup manusia dan lingkungan pada masa kini dan mendatang. Kondisi keterbatasan sumber daya alam dan kewajiban pelestarian lingkungan, menjadi peluang bagi entrepreneur untuk melihat prospek bisnis dan menjalankannya, dengan tetap memahami aspek keberlanjutan ekologis, ekonomi, ekonomi sektoral, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan. Pada faktor itulah, entrepreneurship dan kepemimpinan memainkan perannya dalam menghadapi peluang dan tantangan pembangunan berkelanjutan, tentu dengan tidak mengesampingkan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan. Dengan semangat entrepreneurship dan kepemimpinan yang menjadi motor penggerak, maka tujuan pembangunan berkelanjutan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang akan dapat tercapai. Tentu untuk mencapai tujuan itu, diperlukan kontribusi dari elemen-elemen lain seperti pemerintah, kalangan akademisi, industri, masyarakat dalam dan luar negeri serta dan stakeholder lain untuk bahu membahu mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut. Keterbatasan dan Saran Untuk Penelitian Mendatang Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang dapat melemahkan hasilnya. Tulisan ini dilakukan melalui telaah bacaan-bacaan, yang sangat dimungkinkan masih sangat sedikit jumlah literatur yang direview, sedangkan di sisi lain penelitian-penelitian tentang entrepreneurship, kepemimpinan dan pembangunan berkelanjutan terus berkembang. Oleh karena itu, untuk penelitian mendatang sangat perlu diperbanyak artikel, jurnal dan bahan-bahan bacaan lain sehingga akan memperkaya analisis dan cakupan pembahasan. Selain itu, perlu dilakukan penelitian-penelitian lapangan untuk melihat dan meneliti seperti apa peranan entrepreneurship yang dijiwai oleh semangat kepemimpinan dalam menghadapi tantangan dan peluang pembangunan berkelanjutan.
278
Winarto, Roos K. Andadani Leader-Entrepreneur dalam Menjawab Peluang dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan
___________ Daftar Pustaka Hughes, Richard L, Robert C Ginnett, Gordon J Curphy. 2002. Leadership: Enhancing The Lesson Of Experience. McGraw – Hill. Fourth edition. Jaya, Askar. 2004. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development). Program S3 Institut Pertanian Bogor: Bogor, didownload dari http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/askar_jaya.pdf Ndoen, Marthen L. Migrants and Entrepreneurial Activities in Peripheral Indonesia: A Socio Economic Model of Profit-seeking behavior. Research Series Vrije Universiteit Amsterdam. Santosa, Setyanto P. 2007. Peran Social Entrepreneurship dalam Pembangunan, Dipaparkan dalam acara dialog “Membangun Sinergisitas Bangsa Menuju Indonesia Yang Inovatif, Inventif dan Kompetitif” diselenggarakan oleh Himpunan IESP FE-Universitas Brawijaya,Malang, 14 Mei 2007. Tias, Diah Retno Ning. 2009. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Entrepreneurship Pada Mahasiswa UMS. Skripsi S1-Fakultas PsikologiUniversitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta Widodo, Makmur. 2001. KTT Dunia Pembangunan Berkelanjutan 2002: Peluang Dan Tantangan Bagi Indonesia Baru. Paparan Duta Besar Makmur Widodo, Watapri PTRI New York Dalam rangka sosialisasi persiapan World Summit on Sustainable Development, Yogyakarta, 8 September 2001 Winarto, Setiawan I Putu Tirta Agung. 2009. Peran Entrepreneurship Dalam Perekonomian: Sebuah Kajian Literature. Prosiding the 3rd National Conference Faculty of Economic Unika Widya Mandala: Surabaya Antara News, Ciputra: "Entrepreneur" Alternatif di Masa Krisis, Jumat, 27 Februari 2009 dari alamat http://www.antara.co.id/view/?i=1235735275&c=EKB&s= pada tanggal 10 Maret 2010. Kompas Online. Untuk Maju, Indonesia Butuh 4 Juta Pengusaha. Selasa, 11 Agustus 2009, diakses pada tanggal 10 Maret 2010 dengan alamat website http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/08/11/20003244/untuk.maju.in donesia.butuh.4.juta.pengusaha Wikipedia. Entrepreneurship, diakses pada 10 Maret 2010 dengan alamat website yaitu http://en.wikipedia.org/wiki/Entrepreneurship Wikipedia. Joseph Schumpeter, diakses pada 10 Maret 2010 dengan alamat website yaitu http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Schumpeter
279
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
Wikipedia. Pembangunan Berkelanjutan, diakses pada 10 Maret 2010 dengan alamat website yaitu http://id.wikipedia.org /wiki/ Pembangunan_ berkelanjutan Wikipedia. Pembangunan Ekonomi, diakses pada 10 Maret 2010 dengan alamat website yaitu http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi
280