Larnpiran 1.8.a.1).a)
Vol.
I
No.
l.Jrli
2003
r
693-3834
Vol.
Ju
l.No. l.Juli 2003
]SSN
1693-3834
rnal
llmu dan Teknologi Kayu Tropis Oournal of Tropical wood science and Technology)
Redaks
i
Wahyu Dwianto l. M. Sulastiningsih Sasa Sofyan Munawar
Sekretariat Balai Penelitian dan Pengembangan upr Biomateriat Lembaga llmu pengetahuan lndonesia Jl. Raya Bogor Km. 46, cibinong, Bogor l69l I, tndonesia
Tel: 62-21-879t 4509, B79t45l I Fax: 62-21 -8791 45 I 0 E-mail:
[email protected] wahyu dwi anto@yah oo. co m
Vol.
Ju
l.No. l.Juli 2OO3
rssN 1693-3834
rnal
llmu dan Teknologi Kayu Tropis Uournal of Tropical wood science and Technology)
DAYA TAHAN GARIS REKAT LRF PADA KAYU LAMINA MANII TERHADAP SEMNGAN RAYAP KAYU KERING The LRF Glue Line Durability
wood Termite Adi Santoso dan
of ManiiLaminated wood Against Dry
Jasni
I - ll
PEMAN FMTAN KULIT GEMOR (Atseodaphne s p) SEBAGA| . BAHAN UNTUK PEMBUATAN ANT! NYAMUK BAKAR The Possible utilization of Gemor @seolepnne sp.) Bark as Material
for the Manufacture of Anti Mosquib Agent Zulnely dan D.
Martono
n
PEMANFMTAN LANGSUNG SERBUK KULIT KAYU AKASIA SEBAGAI PEREKAT PAPAN PARTIKEL Direct utilization of Acacia Bark powder as Adhesive for particteboard Subyakto dan Bambang
Prasetya
-
fi
20 - 2g
PEMANFMTAN SERBUK SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PENYERAP AIR DAN OLI BERUPA PANEL PAPAN PARTIKEL Bambang Subiyanto, Raskita Saragih dan Effendy
Husin
26 - g4
PROSPEK DAN POTENST PEMANFAATAN KAYU KARET
SEBAGAI SUBSTITUSI KAYU ALAM lsland Boerhendhy, Cicilia Nancy dan Anang
Gunawan
gi
- 46
STUDI PERANAN FUNG! PELAPUK PUTIH DALAM PROSES BIODELIG Nl FIKASI KAYU SENGON (p a raseria nthes f al cataria (Ll
Nielsen) study on the Role of white Rot Fungi in Biodelignication Wood (paraseriannes (L) Nielsen) Rena M. siagian, Han Roliadi, sihatisupraptidan
fam*
of sengon
sriKomarayati
47 - s6
UPAYA MENGURANGI KOTORAN DAN KANDUNGAN ZAT EKSTRAKTIF SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN PENCUCIAN Reduction of Dirts and Extractives confenfs of oitpatm Empty Fruit Bunch Fiber by Water Treatment, Euis Hermiati, Nurhayati, Lisman suryanegara dan Mohamad
Gopar
sT - 6s
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa komposisi partikel kayu sengon dan kulit kayu yang optimum adalah 60 : 40 untuk menghasilkan papan partikel yang paling baik. MOE dan pengembangan tebal belum memenuhi standar JIS
A 1304 untuk
papan partikel type 13, sedangkan sifat-sifat lainnya sudah memenuhi standar tersebut. Perbaikan sifat papan partikel bisa dilakukan dengan memperkecil ukuran serbuk kulit kayu dan menggunakan kulit bagian luar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 1995. Data-data industridan perkembangan industri pengolahan kayu. ClC. Pizzi, A. (1982), Pine tannin adhesives for particleboard. Holz Roh Werkstoft 42,467472.
Prasetya, B.; Roffael,E. (1991). A novel method to characterization of cross-link behavior of natural polyphenol. Holz Roh Werkstoff 4g ,481484. Prasetya,
B. (1995). Tanin: Karakterisasi dan aplikasi pemanfaatannya dalam
industri
pengolahan kayu komposit. Prosiding KIPNAS, serpong 12-16 september 1g95.
Subyakto, Prasetya, 8., Subiyanto, B. (1997). Pembuatan perekat tanin dari limbah HTI untuk papan partikel. Prosiding Seminar Material'97, p3M-Llpl Serpong. Yazaki, Y., Morita, S., Collins, P.J. (1998). Potential use of Acacra mangium bark for waterproof wood adhesives. Proceedings The Fourth Pacific Rim Bio-based Composites Symposium, 2-5 November, 1998, Bogor, pp. 36-44.
Japanese Standards Association. (1994). Japanese lndustrial Standard: Particleboard. JIS A 5908
Plasetya, B., Subyakto, Sudijono, ldiyanti, T. (2000). Utilization of Acacia mangiumbark as a binder for production of kenaf-fiber board and possibilities to increase its lignin and tannin content by degradation of holocellulose using brown rot fungi. Proceedingl of The Third lntemationalwood science Symposium, Kyoto, Japan, November 1-2,2006,p.341.
lf9gtyr, 8., Subyakto, Ruhendi,
S. (1998). Utilization of bark exhact of Acacia mangium Wild for adhesives in the wood composite: lnfluence of water glass on the gluing quality of ptfwooO. Proceedings The Fourth Pacific Rim Bio-based Cbmposites Symposium, 2-S November, 1 998, Bogor, pp. 27-35.
Subyakto dan Bambang Prasetya UPT Balai Penelitian dan Pengembangan Biomaterial- Llpl
Pemanfaatan Langsung serbuk Kulit Kayu Akasia sebagai perekat papan pailiket (Subyakto dan Bambang Prasetya)
25
PEMANFMTAN SERBUK SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PENYERAP AIR DAN OLI BERUPA PANEL PAPAN PARTIKEL
Bambang Subiyanto, Raskita Saragih dan Effendy Husin
ABSTRACT Ihrls sfudy investigated the effect of adhesive content and density on physica.l and for mechanical properties oi particteboard made from coco dusf as absorption material water and oil. iarticleboaid in the denstty range of 0.13 - 0.20 g/cm3 were produced using coco dust as raw material and commercial urea formaldehyde as adhesives with adhesive 20%. The mechanical and dimensional stability of boards were content were varied 10 determined, Using adhesive content of 20% with density of 0.2 glcmt, high properfies was obtained. The ph'ysical and mechanical properties were increase with increasing adhesive content and density. The thickness swe//rng propeilies of boards showed superior propeftiesfo fhose other propefties. However, the boards showed the high values of 510% 'anA and oil SSOW for water and'oit absorption propefiies, respectively. Based on the water absorption properties, this product can use as materials of absorbance water and oil.
-
ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengaruh kadar perekat dan kerapatan terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel berbahan baku serbuk sabut kelapa
sebagai bahan penyerap air dan oli. Jenis perekat yang digunakan adalah_-perekat t
26
J. llmu & Teknologi Kayu Tropis Vol.
I
.
No. 1
. 2003
fia*ita PENDAHULUAN
Sebagai bahan yang berlignoselulosa, serbuk sabut kelapa ini dapa
sebagai bahan baku papan partikel yang merupakan salah satu altematir nur'arrraatarr limbah tersebut Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Balai Penelitian dan Pengembangan
lndustri Menado (1996) menunjukkan bahwa pembuatan papan partisi dari serbuk sabut
kelapa dengan menggunakan perekat polypropylene, tetapi dengan perekat ini akan mengakibatkan polusi udara yang sukar diatasi pada waktu dibakar dan pencetakannya memerlukan tekanan atau kekuatan kempa yang cukup tinggi. Disamping itu serbuk sabut
kelapa ini juga telah dikembangkan untuk pembuatan briket serbuk sabut kelapa yang digunakan sebagai bahan penyimpan air pada lahan pertanian. Karena serbuk sabut kelapa ini merupakan salah bahan alam yang mengandung selulosa serbuk sabut kelapa
ini dapat digunakan sebagai bahan baku papan partikel. Teknologi pembuatan papan partikel sudah banyak diteliti, baik untuk skala
laboratorium(1,2,4,4,e,10,11)
dan pilot plant$|,
namun teknologi pembuatan papan partikel dengan bahan baku serbuk sabut kelapa belum banyak yang melakukan penelitian terutama di lndonesia. Ciri khas serbuk sabut kelapa ini adalah ringan, maka dalam makalah ini dilakukan
penelitian optimasi proses pembuatan papan partikel dari serbuk sabut kelapa dengan menggunakan perekat urea formaldehida pada kerapatan rendah. Sedangkan bentuknya adalah berupa serbuk, oleh karena itu digunakan kadar perekat yang lebih tinggi dari pada
kadar perekat papan partikel dari kayu, Walaupun digunakan kadar perekat yang lebih tinggi, kemungkinan sifat mekanis yang diperoleh masih lebih rendah dari standar karena
bentuk partikelnya berupa serbuk. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dua parameter tersebut, maka dalam makalah ini akan dibahas pengaruh kadar perekat dan
kerapatan terhadap sifat fisis dan mekanis dari papan serbuk sabut kelapa serta kemungkinan pemanfaatannya.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini perekat yang digunakan adalah UF (urea formaldehida) dibuat oleh PT. PAI (Palmolive Adhesive lndonesia) dan serbuk sabut kelapa (coco dusf) dengan kadar air kurang dari 5% dimana kadar air ini merupakan kadar air optimum dalam proses pembuatan papan partikel(e). Kadar perekat divariasikan 10, 15, dan20o/o, dimana persentase ini berdasarkan berat kering tanur partikel
kayu. Perekat disemprotkan
Pemanfaatan Sehuk Sabut Kelapa SebagaiBahan Penyerap Air Dan OtiBerupa Panelpapan paftiket (Bambang Subiyanto, Raskita Saragih dan Effendy
Husin)
ke
2l
&naprh
PENDAHULUAN
Sebagai bahan yang berlignoselulosa, serbuk sabut kelapa ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku papan partikel yang merupakan salah satu altematif pemanfaatan limbah tersebut Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Balai Penelitian dan Pengembangan
lndustri Menado (1996) menunjukkan bahwa pembuatan papan partisi dari serbuk sabut
kelapa dengan menggunakan perekat polypropylene, tetapi dengan perekat ini akan mengakibatkan polusi udara yang sukar diatasi pada waktu dibakar dan pencetakannya memerlukan tekanan atau kekuatan kempa yang cukup tinggi. Disamping itu serbuk sabut
kelapa ini juga telah dikembangkan untuk pembuatan briket serbuk sabut kelapa yang digunakan sebagai bahan penyimpan air pada lahan pertanian, Karena serbuk sabut kelapa ini merupakan salah bahan alam yang mengandung selulosa serbuk sabut kelapa
ini dapat digunakan sebagai bahan baku papan partikel. Teknologi pembuatan papan partikel sudah banyak diteliti, baik untuk skala
laboratorium(1,2,4,s,e,10,11)
dsn pilot ptantltl,
namun teknologi pembuatan papan partikel dengan bahan baku serbuk sabut kelapa belum banyak yang melakukan penelitian terutama di lndonesia. Ciri khas serbuk sabut kelapa ini adalah ringan, maka dalam makalah ini dilakukan
penelitian optimasi proses pembuatan papan partikel dari serbuk sabut kelapa dengan menggunakan perekat urea formaldehida pada kerapatan rendah. Sedangkan bentuknya adalah berupa serbuk, oleh karena itu digunakan kadar perekat yang lebih tinggi dari pada
kadar perekat papan partikel dari kayu. Walaupun digunakan kadar perekat yang lebih tinggi, kemungkinan sifat mekanis yang diperoleh masih lebih rendah dari standar karena
bentuk partikelnya berupa serbuk. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dua parameter tersebut, maka dalam makalah ini akan dibahas pengaruh kadar perekat dan
kerapatan terhadap sifat fisis dan mekanis dari papan serbuk sabut kelapa serta kemungkinan pemanfaatannya.
BAHAN DAN METODE PENELITTAN
Dalam penelitian ini perekat yang digunakan adalah UF (urea formaldehida) dibuat oleh PT. PAI (Palmolive Adhesive lndonesia) dan serbuk sabut kelapa (coco dusf) dengan kadar air kurang dari 5% dimana kadar air ini merupakan kadar air optimum dalam proses pembuatan papan partikel0). Kadar perekat divariasikan 10, 15, danZlo/odimana persentase ini berdasarkan berat kering tanur partikel
kayu. Perekat
disemprotkan ke
Pemanfaatan Se6uk Sabut Kelapa SebagaiBahan Penyerap Air Dan Oti Berupa PanelPapan Partikel (Bambang Subiyanto, Raskita Saragih dan Effendy
Husin)
2l
partikel dengan alat penyemprot dalam drum pencampur berbentuk silinder yang berputar.
Partikel dibentuk menjadi hamparan, kemudian dikempa panas pada temperatur 150oC dengan lama pengempaan 15 menit. Papan yang dibuat berukuran 250 mm x 250 mm x
20 mm dengan target kerapatan 0,13; 0,15; 0,17 dan 0,20 g/cms. Papan yang sudah jadi kemudian diangin-anginkan selama
2
minggu, kemudian diuji menurut standar(o) yaitu
pengujian keteguhan patah, keteguhan rekat, pengembangan tebal, daya serap air, dan daya serap
oil. Masing-masing pengujian dilakukan ulangan 5 kali.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan kerapatan dan keteguhan patah papan partikel serbuk sabut kelapa pada berbagai kadar perekat dengan menggunakan perekat UF disajikan pada Gambar
1.
Dari gambar ini dapat diketahui bahwa semakin tinggi kerapatan semakin tinggi sifat keteguhan patahnya.
+10% N
E
*150/o
o,
*20Yo
o
-:a !
(tt (o
o c. (g
-c )
o, (D o)
:<
0
0.11 0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 0.19
0.2
0.21
Kerapatan (g/cm3) Gambar 1. Hubungan kerapatan dan keteguhan patah papan partikel serbuk sabut kelapa pada berbagai kadar perekat.
Pada kadar perekat 10 dan 15%, nilai keteguhan patahnya hampir sama, tetapi
pada kadar perekat 20% menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada kedua kadar perekat lainnya. Penambahan kadar perekat mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat
keteguhan lentur0. Selanjutnya dikatakan bahwa konfigurasi dari partikel mempunyai
28
I
J. llmu &Teknologi Kayu Tropis Vol.
I
.
No. 1
. 2003
pengaruh lebih besar terhadap sifat keteguhan lentur dari papan partikel dari pada penambahan kadar perekat.
Berdasarkan sifat keteguhan patah dari papan partikel serbuk sabut kelapa ini
belum memenuhi standar JIS walaupun pada kategori tipe papan yang paling rendah. Penyebab rendahnya keteguhan patah ini adalah bentuk dari serbuk sabut kelapa ini yang
berupa granular atau serbuk, sehingga elemen penguatnya tidak ada. Oleh karena itu penggunaan papan partikel yang dibuat dari serbuk sabut kelapa ini tidak bisa digunakan yang memikul beban. Kemungkinan penggunaannya adalah sebagai pengisi pada partisi
atau dinding penyekat, dan juga bisa digunakan sebagai pengganti papan busa (stereoform) untuk kotak pembungkus bagian dalam bahan-bahan yang tidak tahan banting seperti elekkonik, barang gelas dan lain-lain. Papan partikel serbuk sabut kelapa
ini merupakan bahan pengganti stereoform yang ramah lingkungan karena kemungkinan besar dapat terdekomposisi secara alami dan dapat menjadi kompos.
Gambar
2 menunjukkan hubungan antara kerapatan dengan keteguhan
rekat
dari papan partikel serbuk sabut kelapa pada berbagai tingkat kadar perekat. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi kerapatan secara signifikan semakin tinggi
sifat keteguhan rekatnya. Disamping itu, pada kerapatan 0,20 g/cma menunjukkan nitai keteguhan rekat semakin tinggi dengan bertambahnya kadar perekat, tetapi pada kerapatan lebih kecil dari 0,15 g/cm3, sifat keteguhan rekatnya hampir sama. penyebab tidak terjadi perbedaan keteguhan rekat pada kerapatan rendah mungkin disebabkan rasio
pemampatan (compaction ratio) yaitu rasion antara kerapatan papan partikel dengan kerapatan bahan baku terlalu kecil, sehingga permukaan serbuk yang terselubungi perekat
tidak terjadi persinggungan yang optimum, sehingga penambahan kadar perekat tidak mempunyai pengaruh terhadap sifat keteguhan rekat.
. Berdasarkan sifat keteguhan rekat dari papan partikel serbuk sabut kelapa ini belum memenuhi standar JIS walaupun pada kategori tipe papan yang paling rendah yang
mensyaratkan nilai keteguhan rekat 1,50 kgf/cmz. Penyebab rendahnya keteguhan patah
ini adalah bentuk dari serbuk sabut kelapa ini yang berupa granular atau serbuk, karena dari bentuk granular tersebut luar permukaan yang harus terlaburi perekat lebih luas dari pada bentuk partikel. Dengan kadar perekat yang digunakan dalam penelitian ini mungkin
tidak cukup untuk melaburi seluruh permukaan serbuk. Untuk memperoleh keteguhan rekat yang tinggi mungkin diperlukan kadar perekat yang lebih tinggi agar semua.
Pemanfaatan Serbuk Sakl Kelapa SebagaiBahan Penyerap Air Dan OtiBerupa panel papan paftikel (Bambang Subiyanto, Raskita Saragih dan Effendy
Husin)
29
1.10
N
E o
0.90
+20o/o
CD
>< (E
+10% *15Yo
0.70
.Y
E
c,
G' !
) (n
0.50
o)
o,
\< 0.30 0.10
0.11 0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 0.19
0.2
0.21
Kerapatan (g/cm3)
Gambar 2. Hubungan kerapatan dan keteguhan rekat papan partikel serbuk sabut kelapa pada berbagai kadar perekat,
Gambar
3
menunjukkan hubungan kerapatan dan pengembangan tebal papan
partikel serbuk sabut kelapa pada berbagai kadar perekat yang menggunakan perekat UF.
Dari gambar ini dapat diketahui bahwa semakin tinggi kerapatan maka
sifat
pengembangan tebal papan partikel cenderung semakin meningkat. Penyebab hal ini
adalah pemulihan kembali dari serbuk-serbuk ke dimensi semula karena adanya pemampatan selama proses pengempaan
panas. Pada bahan yang
berlignoselulosa
akan terjadi perubahan dimensi yaitu pengembangan dimensi bila terjadi penyerapan air
oleh bahan tersebut. Semakin tinggi kerapatan berarti tinggi tinggi pula pemampatan dimensinya, sehingga sifat pengembangan tebalnya semakin tinggi, Nilai pengembangan tebal semua tipe papan partikel dari serbuk sabut kelapa memenuhi standar(6), karena nilai sifat pengembangan tebalnya lebih kecil dari nilai yang disyaratkan oleh standar JIS yaitu 12010.
Nilai pengembangan tebal terendah adalah papan partikel dengan kadar perekat
lebih dari 20% dengan target kerapatan yang terendah. Dengan semakin tingginya kadar
perekat, maka semakin banyak dan homogen perekat menyelubungi partikel, mengakibatkan perekatan lebih sempuma sehingga penyerapan
air lebih sedikit
dibandingkan dengan papan partikel dengan kadar perekat rendah.
30
J. llmu &Teknologi Kayu Tropis Vol. 1
. No. 1 . 2003
:s (o
o
-o o)
c
g4 C,
(o
*100/o
o)a CL
+15o/o
-o E (I) q) o_
*20Y0 0
0.11
0.12
0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 0.19 0.2
0.21
Kerapatan (g/cm3) Gambar 3. Hubungan kerapatan dan pengembangan tebal papan partikel serbuk sabut kelapa pada berbagai kadar perekat.
Pada umumnya semakin tinggi sifat pengembangan tebal maka semakin tinggi pula sifat daya serap air, dan begitu juga sebaliknya semakin rendah sifat pengembangan
tebal papan maka semakin rendah pula sifat daya serap airnya. Tetapi sifat umum dari papan partikel tersebut tidak terjadi pada papan partikel yang dibuat dari serbuk sabut kelapa seperti yang disajikan dalam Gambar 4. Demikian juga sifat daya serap oli dari papan partikel ini hampir sama dengan sifat daya serap air seperti disajikan pada Gambar
5. Dari gambar-gambar tersebut dapat diketahui bahwa sifat daya serap papan partikel yang dibuat dari serbuk sabut kelapa berbeda secara signiflkan dengan papan partikel yang terbuat dari kayu. Nilai daya serap air untuk papan partikel serbuk sabut kelapa berkisar antara 3,5 sampai 5,5 kali dari beratnya, sedangkan untuk sifat daya serap air nilainya berkisar antara 2,5 samapi 4 kali dari beratnya. Penyebab sifat pengembangan tebal dan penyerapan air atau oli yang sangat berbeda dengan papan partikel yang terbuat
dari kayu ini belum diketahui. Berdasarkan sifat penyerapan air dan oli yang tinggi ini memungkinkan pemanfaatan produk papan partikel yang terbuat dari serbuk sabut kelapa ini dapat digunakan sebagai bahan penyerap air atau oli.
Pemanfaatan Serbuk Sabut Kelapa Sebagai Bahan Penyerap Air Dan Oliturupa PanelPapan paftikel (Bambang Subiyanto, Raskita Saragih dan Effendy
Husin)
31
600 500
8mo (u
Smo o)
*1070 +15%
U'
(o
oe
200
+200
100
0 0.
11 0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 0.19 0.2
0.21
Kerapatan (g/cm31 Gambar 4. Hubungan kerapatan dan daya serap air papan partikel serbuk sabut kelapa pada berbagai kadar perekat.
600
+10% *150/o
500
E +oo
*20olo
o
B (l)
soo
at,
oS
zoo 100 0 0.11
0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 0.19
0.2
0.21
Kerapatan (g/cm3) Gambar 5. Hubungan kerapatan dan daya serap oli papan partikel serbuk sabut kelapa pada berbagai kadar perekat.
32
J.llmu &Teknologi KayuTropisVol.l
. No.1 .2003
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa papan partikel yang dibuat dari
serbuk sabut kelapa dengan variasi kadar perekat pada berbagai kerapatan, yang memenuhi standar JIS hanya sifat pengembangan tebalnya saja, sedangkan sifat
mekanisnya seperti keteguhan rekat dan keteguhan patah belum memenuhi standar. Karakteristik sifat daya serap airnya sangat berbeda dengan sifat daya serap air
papan partikel yang terbuat dari kayu, yaitu sifat daya serap airnya antara 3,5 sampai 5,5 kali dari beratnya, sedangkan untuk sifat daya serap oli nilainya berkisar antara 2,5 sampai
4 kalidari beratnya.
Berdasarkan sifat penyerapan
ai
dan oli yang tinggi ini
memungkinkan
pemanfaatan produk papan partikel yang terbuat dari serbuk sabut kelapa
ini dapat
digunakan sebagai bahan penyerap air atau oli. Disamping itu dapat juga digunakan sebagai pengganti papan busa (sfreoform) sebagai bahan pembungkus anti pecah yang
ramah lingkungan karena bahan ini kemungkinan besar dapat terdekomposisi secara alami.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya diucapkan kepada Kepala puslat Penelitian Fisika
- LlPl PUSPIPTEK
Serpong yang telah memberikan ijin dan dukungan
fasilitas dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA 1.
B. subiyanto, s, Kawai, M. Tanahashi, and H, sasaki. 1ggg. curing conditions of palicleboard adhesrves ll. Curing of adhesives under high steai pressures or temperatures. Mokuzai Gakkaishi, gS, 419-429
B. subiyanto, s. Kawai, and H. sasaki. lggg,curing conditions of pafticteboard adhesives lll. Optimum conditions of curing adhesives-in steam-injection pressing of
particleboard. Mokuzai Gakkaishi, 35, 424-410.
B. subiyanto, s. Takino, s. Kawai, and H. sasaki. 1gg1. production of thick low d_ensrty particleboard with semi continuous sfeam -injection press. Mokuzai Gakkaishi, 37:24-30,
a
4.
B. subiyanto, s. Kawai, H. sasaki, and s. Takino. 1gg6. propertiesof particteboard from lesser - used specles l. Atbiziafarcata Backer. wood Research, 73, sb sz.
Pemanfaatan Serbuk Sabd Ketapa Sebagai Bahan Penyerap Air Dan Oti Berupa panel -"-' 'papan paftikel (Bambang Subiyanto, Raskita Saragih dan Effendy
Husin)
-r-"
33
Beech, J.C. 1975. The thickness swellrng of wood particleboard. Holzforschung 29 Japanese lndushial Standard (JlS)A-5908. 1995. Particleboard. Japanese Standards Association. Japan.
Kelly, M.W. 1977. Critical literature review
of
relationships between processlng
parameters and physical properties of pafiicleboard. 7.
Subiyanto; and T. Sakuno .1986. The Manufacturing of Particbboard l. Types of adhesives and optimum moisture content. Mokuzai Gakkaishi, Vol. 32,: 425431 Mallari, V.C.;
S. Kawai; H. Sasaki; B.
T. Hata; B. Subiyanto; S. Kawai; and H. Sasaki .1989. Production of Pafticleboard with Sfeam lnjection Press I/1. The effed of injection time and timing on board propefties. MokuzaiGakkaishi, Vol.35, No. 12: 1080-1086. T. Hata, B. Subiyanto, S. Kawai, and H. Sasaki. 1989. Produ ction of particleboard with steam-injection paft 1. Temperature behavior in pafiicle matduring hot pressing and steam-injection pressrng. Wood Science Technolo gy, 23, 36 1 -369.
10. T. Hata, B. Subiyanto, S. Kawai, and H. Sasaki. 1989. Production of particleboard with a steam-injecfon press lll. Effects of injection time and timing on board propefiies. Mokuzai Gakkaishi, 35: 1080-1086.
Bambang Subiyanto UPT Balai Litbang Biomaterial- LlPl Raskita Saragih dan Effendy Husin Fakultas Teknologi Pertanian, lnstitut Teknologi lndonesia, Serpong Tangerang
34
J. llmu &Teknologi KaytTropisVol
I
.
No. 1
. 2003