LAPORAN PENGABDIAN PPM PIP UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2MG3T OLEH: JERO BUDI DARMAYASA, M.Pd.Si. (NIP. 198404162012121001) WINARNO, M.Pd. (NIP. 197804222012121002)
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN TARAKAN 2013 i
HALAMAN PENGESAHAN Judul Program PPM-PIP-UBT 1 Mitra Program PPM-PIP-UUBT 2 Ketua Tim a) Nama b) NIP/NIDN c) Jabatan/Golongan d) Jurusan/Fakultas e) Perguruan Tinggi f) Bidang Keahlian g) Alamat Kantor h) Alamat Rumah/Telp/Email
3
4
: 2MG3T : SD Negeri 015 Wa’ Yagung : : : : : : : :
Anggota Tim a) Jumlah Anggota b) Nama Anggota I/Bidang Keahlian
: 1 Orang : Winarno,M.Pd/Media Pembelajaran : : 1 orang
c) Nama Anggota II/Bidang Keahlian d) Mahasiswa yang terlibat Lokasi Kegiatan/Mitra a) Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) b) Kabupaten/Kota c) Propinsi d) Jarak PT ke Lokasi Mitra (km)
5
Luaran yang dihasilkan
6 7
Jangka Waktu Pelaksanaan Biaya Total a) BOPTN
Jero Budi Darmayasa, M.Pd.Si 198404162012121001 Tenaga Pengajar/IIIb Pendidikan Matematika/FKIP Universitas Borneo Tarakan Pendidikan Matematika/Geometri Jl. Amal Lama No.1 Tarakan Jl. Lestari, Gg. Ratu, Tarakan/085387887759/
[email protected]/
: : : :
Wa’ Yagung/Krayan Induk Nunukan Kalimantan Utara 500 km (1 jam penerbangan + 1,5 menggunakan kendaraan bermotor + 7 jam jalan kaki) : Fortofolio Model Pembelajaran yang tepat guna dan Kontekstual : 2 bulan Rp. 10.000.000,: Rp. 10.000.000,-
Mengetahui, Pjs. Dekan
Tarakan, 19 Desember 2013 Ketua Tim
Drs. H Herdiansyah, M.Si NIP. 132002862
Jero Budi Darmayasa, M.Pd.Si NIP. 198404162012121001
Mengetahui Ketua LPPM UBT
Abdul Rahim, S.P.,M.Si NIDN. 1116127801
ii
KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) karena atas berkat dan karuania-Nyalah Laporan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM-PIP) ini dapat disusun sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Kegiatan PPM-PIP UBT ini dapat terlaksana berkat bantuan dan sumbangsih dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor Univeristas Borneo Tarakan, Dr. Bambang Widigdo atas kebijakan dan program yang dituangkan sehingga pengabdian ini ada. 2. Rahim, M.Si selaku ketua LPPM Universitas Borneo Tarakan beserta stafnya 3. Tim Reviewer yang telah menilai dan memberikan masukan demi perbaikan proposal sebagai acuan untuk pelaksanaan program pengabdian 4. Dekan FKIP-UBT, Drs. Herdiansyah, M.Si selaku pimpinan Unit Kerja yang telah memberikan ijin kepada kami untuk melaksanakan pengabdian 5. Marsoni. S.Pd selaku kepala Sekolah Dasr 015 wa’Yagung beserta keluarga dan guru-guru 6. Peserta SM-3T dari Universitas Negeri jakarta dan universitas Nusa Cendana yang ditugaskan di Long Bawan 7. Warga desa Wa’Yagung Penulis menyadari pelaporan kegiatan ini masih belum sempurna, oleh karena itu masukan dan ide kreatif dari pembaca sangat kami butuhkan dan dapat dikirimkan melalui email kami.
iii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii ABSTRAK ................................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1 A. Analisis Situasi ................................................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ................................................................... 3 C. Tujuan Pengabdian........................................................................................................... 4 D. Manfaat Pengabdian......................................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 5 A. Standar Nasional Pendidikan ........................................................................................... 5 B. Guru (hak dan Kewajibannya) ......................................................................................... 6 C. Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal....................................................................... 7 BAB III PEGABDIAN PADA MASYARAKAT ........................................................................ 9 A. Realisasi Pemecahan Masalah ......................................................................................... 9 B. Khalayak Sasaran............................................................................................................. 9 C. Metode Pelaksanaan......................................................................................................... 9 D. Rancangan Evaluasi ......................................................................................................... 10 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 11 A. Hasil Pengabdian ............................................................................................................. 11 B. Pembahasan ..................................................................................................................... 18 BAB V PENUTUP ....................................................................................................................... 19 A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 19 B. Saran ................................................................................................................................ 19 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 20 LAMPIRAN................................................................................................................................. 21
iv
ABSTRAK Master Mendampingi Guru di Wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (2MG3T) Oleh: Jero Budi Darmayasa, Winarno, dan Febriyan (
[email protected])
Pengabdian pada Masyarakat ini bertujuan untuk : 1) Melatih dan mendeskripsikan kemampuan guru dalam merenakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran (kontekstual), serta penggunaan alat peraga matematika, 2). Mendeskripsikan pendekatan yang dilakukan oleh tim pengabdian dan guru dalam rangka memotivasi orang tua siswa untuk mendukung dan memberikan kesempatan kepada anak usia sekolah untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Sasaran pengabdian adalah Guru SD 015 Wa’ Yagung yang terdiri dari 12 orang guru (3 orang Pegawai Negeri Sipil dan 9 orang lainnya tenaga honorer), Siswa SD 015 Wa’yagung yang terdiri dari 31 orang, Pemuda Desa Wa’ Yagung, dan para lanjut usia yang terdiri dari 4 orang. Untuk kelancaran pengabdian, terdapat tiga tahapan yang dilaksanakan oleh tim yaitu: 1) Persiapan yang meliputi kegiatan mengumpulkan informasi terkait dengan lokasi dan permasalahan sasaran, administrasi pengabdian, dan mempersiapkan peralatan pengabdian; Pelaksanaan; serta evaluasi dan pelaporan. Dalam pelaksanaan, metode yang digunakan yaitu pelatihan, pembimbingan, pendampingan, wawancara. Serta berbaur dengan masyarakat. Hasil Pengabdian menunjukkan bahwa sasaran pengabdian merasa senang dan bangga dengan terlaskananya program ini. Pernyataan senang dan bangga diungkapkan oleh sasaran dari pihak sekolah, siswa, pemuda, orang tua siswa, serta UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Krayan.
Kata Kunci: Pendampingan, Daerah 3T
v
BAB I PENDAHULAUN A. ANALISIS SITUASI
Pemerintah Indonesia sangat fokus menangani masalah pendidikan di negeri ini. Perhatian pemerintah tidak terpusat hanya pada masyarakat perkotaan, namun mulai menyentuh masyarakat pedesaan dan perkampungan yang jauh dari hilir mudik dan mobilitas penduduk. Salah satu program pemerintah yang saat ini sedang berjalan adalah program Sarjana Mendidik di Wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Program ini banyak menyentuh wilayah di Kalimantan Utara, termasuk kabupaten Nunukan. Sarjana-sarjana yang mengikuti program SM3T dan ditempatkan di suatu wilayah Kabupaten Nunukan kemudian disebar ke beberapa sekolah yang dianggap memenuhi persyaratan 3T. Diantara beberapa sekolah yang mendapat kunjungan, Sekolah Dasar Negeri 015 Wa’ Yagung di Kecamatan Krayan Induk merupakan salah satu SD yang mendapat bagian untuk penempatan guru SM3T. Informasi tentang kinerja dan fakta-fakta kegiatan guru SM3T di SD N 015 Wa’ Yagung diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Marsoni, S.Pd (Kepala SD N 015 Wa’ Yagung). Beliau mengungkapkan beberapa fakta berkaitan dengan peran serta SM3T dan fakta lain yang terjadi dalam bidang pendidikan di sekolah bersangkutan, diantaranya: 1. SD N 015 Wa’ Yagung berlokasi di Desa Wa’ Yagung kecamatan Krayan Induk. Untuk menuju desa Wa’ Yagung dari Universitas Borneo Tarakan diperlukan waktu sekitar 2 hari 1 malam dengan rute perjalanan terbagi menjadi tiga rute. Rute pertama yaitu Tarakan-Long Bawan ditempuh dengan satu-satunya alat transportasi yaitu transportasi udara. Terdapat dua pilihan penerbangan yaitu pesawat Mission-AviationFellowship (MAF) dan Susi Air dengan rata-rata waktu tempuh 1 jam penerbangan. Setibanya di Long Bawan, perjalanan menuju Wa’ Yagung dilanjutkan keesokan harinya. Rute kedua yaitu Long Bawan-Long Umung ditempuh selama 2 jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Rute Terakhir yaitu Long Umung - Wa’ Yagung ditempuh selama 7 jam perjalanan dengan jalan kaki. 2. Tenaga Pengajar yang bertugas di SD N 015 Wa’ Yagung sebanyak 15 orang dengan status 3 orang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 12 sisanya Guru Tidak Tetap (GTT); Kualifikasi pendidikan 1 orang sarjana, 2 orang Diploma Dua, dan 12 orang SLTA; serta hanya 1 orang diantaranya yang memiliki sertifikat sebagai guru professional. 1
3. Minimnya guru yang memiliki kualifikasi pendidikan strata satu (S1) menyebabkan sebagian besar dari mereka belum menguasai keterampilan dasar mengajar serta kemampuan pedagogik. Hal itu berakibat pada proses belajar mengajar yang monoton serta jauh dari harapan pemerintah seperti yang dituangkan dalam peraturan pemerintah dan peraturan menteri. Sebagai contoh, standar proses pembelajaran masih sangat jauh dari harapan Permendiknas No 41 tahun 2007 atau permendikbud no 65 tahun 2013 yaitu tentang standar proses. 4. Proses pembelajaran belum mencerminkan tuntutan peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 seperti yang tertuang pada pasal 19 yang menyebutkan bahwa Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 5. SD N 015 Wa’ Yagung memiliki siswa relatif sedikit. Jumlah siswa di SD N 015 Wa’ Yagung adalah 31 orang siswa, dengan rincian siswa kelas 1 berjumlah 14 orang; siswa kelas 2 berjumlah 7 orang; siswa kelas 3 berjumlah 3 orang; siswa kelas 4 berjumlah 1 orang; siswa kelas 5 berjumlah 3 orang; dan siswa kelas 6 berjumlah 3 orang. Padahal SD N 015 Wa’ Yagung ini merupakan satu-satunya sekolah dasar yang berada di desa tersebut. Jika dilihat dari jumlah siswa tersebut maka antusias orang tua yang memiliki anak usia belajar sangat rendah. 6. Budaya masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung berlanjutnya pendidikan anak. Hal itu terlihat dari kebiasaan orang tua mengajak anaknya untuk pergi ke ladang pada masa panen dan melarang anaknya untuk berangkat ke sekolah. Kenyataan tersebut menimbulkan peserta didik secara kuantitas sangat sedikit di SD N 015 Wa’ Yagung. 7. Budaya masayarakat minum minuman keras terutama pada hari-hari tertentu. Budaya itu kadang-kadang diikuti oleh anak laki-laki yang seyogyanya masih duduk di sekolah dasar. Walaupun sebagian dari mereka berhasil lulus sekolah dasar dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama di ibokota kecamatan (Long Bawan), mereka biasanya melanjutkan kebiasaannya untuk minum minuman keras sehingga sering berbenturan dengan peraturan di sekolah, yang berujung pada putus sekolah. 8. Terdapat sekitar 50 anak usia SMP/SMA yang tidak sekolah dan bahkan ada sebagian yang sudah menjadi pasangan muda (suami-istri). Anak-anak tersebut seyogyanya mengenyam pendidikan walaupun sekedar paket B atau paket C. 2
Berdasarkan fakta di atas, dari segi rasio guru dan siswa bukan merupakan suatu masalah. Disamping itu keberadaan guru yang berkualifikasi sarjana juga bukan merupakan suatu masalah, didukung lagi dengan adanya sarjana yang ikut SM3T dan ditempatkan di SD N 015 Wa’ Yagung. Namun, permasalahan utama yang disebutkan oleh kepala sekolah yaitu guru-guru tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan/diklat meskipun hanya diklat kecamatan, apalagi tingkat kabupaten. Sementara itu, kehadiran sarjana program SM3T belum mampu menjawab permasalahan tersebut karena beberapa alasan diantaranya: 1) guru tidak percaya diri saat diajak berdiskusi, 2) Guru SM3T canggung dalam melakukan diskusi dan memberikan masukan kepada guru-guru lokal karena dari segi pengalam (masa kerja) mengajar cenderung guru lokal lebih lama, 3) guru SM3T dapat memberi masukan secara tidak langsung yaitu melalui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang lebih optimal. Kenyataan tersebut memunculkan suatu gagasan pentingnya suatu program kreatif yang melibatkan para dosen lulusan Magister di bidang pendidikan dan sekaligus praktisi pendidikan untuk melakukan pendampingan dan asistensi peningkatan kualitas pembelajaran terutama di wilayah 3T. Program itu diduga dapat mengatasi masalahmasalah guru karena dosen yang akan melaksanakan pengabdian memiliki kualifikasi lebih tinggi dari kulaifikasi guru dan memiliki pengalaman mengajar pada beberapa jenjang pendidikan dalam waktu yang relative lama. Adapun program tersebut dinamai “Master Mendampingi Guru di Wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (2MG3T)”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH Berdasarkan analisis situasi tersebut teridientifikasi beberapa permasalahan diantaranya: 1)
Keterampilan Guru merencanakan pembelajaran, 2) Keterampilan guru mengelola kelas dengan model pembelajaran kontekstual, 3) Keterampilan guru menggunakan alat peraga matematika, 4) Budaya masyarakat mengajak anak usia sekolah ke ladang pada musim panen dan melarang ke sekolah, 5) Kurangnya persediaan obat dan alat kebersihan bagi warga terutama warga lansia, 6) Anak usia SMP/SMA yang tidak mengenyam pendidikan. Memperhatikan kenyataan tersebut, maka perlu diperhatikan permasalahan utama yang berkatitan dengan pendidikan dan memungkinkan untuk diperhatikan dalam waktu yang singkat diantaranya: 1. Bagaimana metode pelatihan pembelajaran yang tepat bagi guru SD 015 Wa’ Yagung dalam kaitannya dengan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta pemanfaatan alat peraga yang terdapat di Sekolah Dasar? 3
2. Bagaimana pendekatan yang bisa diterapkan oleh tim pengabdian dan guru untuk meningkatkan motivasi orang tua dalam mendukung pendidikan anak?
C. TUJUAN KEGIATAN Pengabidan pada masyarakat ini lebih menekankan pada guru dan orang tua siswa. Adapun tujuan dari pengabdian pada masyarakat ini antara lain: 1. Melatih dan mendeskripsikan kemampuan guru dalam merencakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran (kontekstual), serta penggunaan alat peraga matematika. 2. Mendeskripsikan pendekatan yang dilakukan oleh tim pengabdian dan guru dalam rangka memotivasi orang tua siswa untuk mendukung dan memberikan kesempatan kepada anak usia sekolah untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin.
D. MANFAAT KEGIATAN 1. Bagi tim pengabdian, kegiatan ini memberikan kesempatan untuk menambah wawasan dan tentang pendidikan di daerah tertinggal 2. Bagi Guru SD 018, kegiatan ini memberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan tentang perencanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran (kontekstual), dan penggunaan alat peraga. 3. Bagi peserta program Sarjana Mendidik di Wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T), kegiatan ini merupakan kesempatan berbagi pengalaman untuk mengabdikan diri di salah satu daerah yang termasul dalam wilayah 3T. 4. Bagi orang tua siswa dan masyarakat Desa Wa’ Yagung, kegiatan ini merupakan kesempatan untuk bertukar pengalaman dan memperkenalkan budaya setempat bagi warga pendatang (pengunjung)
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Salah satu wujud perhatian pemerintah dalam bidang pendidikan dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Dalam bidang pendidikan, Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 20015 (PP No 19) tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan peraturan yang memuat delapan standar minimal untuk setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Kedelapan standar tersebut menjadi acuan atau indikator kelayakan pendidikan pada setiap satuan pendidikan. Adapun standar-standar tersebut diantaranya (PP No. 19 tahun 2005): 1. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 2. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelak-
sanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. 3. Standar pendidikan dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. 4. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. 5. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. 6. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. 7. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. 8. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 5
Setiap standar pendidikan tersebut selanjutnya dituangkan secara teknis dalam benntuk Peraturan Menteri (baik permendiknas maupun permendikbud). Sebagai contoh standar proses pembelajaran yang diatur oleh Permendiknas no 41 tahun 2007 yang kemudian diperbaharuai dengan permendikbud no. 65 tahun 2013. Permendiknas dan permendikbud tersebut kemudian menjadi petunjuk bagi guru dan praktisi pendidikan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam menyeleggarakan tujuan pendidikan Nasional. B. GURU (HAK DAN KEWAJIBANNYA)
Dalam Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam hal itu, guru tentu memiliki hak dan kewajiban. Pasal 14 UU no 14 tahun 2005 menyebutkan bahwa guru berhak untuk: a) memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial; b) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; c) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual; d) memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi; e) memperoleh dan memafaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan f) memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan; g) memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas; h) memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi; i) memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan penidikan; j) memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau k) memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya
6
disamping sejumlah hak yang diperoleh oleh warga negara yang memilih mengabdi untuk menjadi guru, terdapat beberapa kewajiban yang harus dipenuhi untuk memperoleh haknya. Adapaun kewajiban guru, diantaranya: a) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; b) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; c) bertindak objektif dan tidak deskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; d) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan e) memeilihara dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa C. DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL (3T)
Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal merupakan wilayah Negara Kedatuan Republik Indonesia yang memiliki kriteria tertentu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam menjalankan program kementrian Pendidikan dan Kebuadayaan yang disebut “Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia”. Pada awalnya, terdapat empat provinsi yang termasuk dalam kriteria tersebut diantaranya: Provinsi Aceh, NTT, Sulawesi Utara, dan Provinsi Papua. Kabupaten yang ditetapkan sebagai sasaran Program SM-3T pada awal program itu diluncurkan meliputi kabupaten yang telah memberikan respon terhadap Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. a. Provinsi Aceh, antara lain: 1) Kabupaten Simeulue 2) Kabupaten Aceh Singkil 3) Kabupaten Aceh Selatan 4) Kabupaten Aceh Timur 5) Kabupaten Aceh Besar 6) Kabupaten Aceh Barat 7) Kabupaten Gayo Lues 8) Kabupaten Pidie Jaya. b. Provinsi Nusa Tenggara Timur, antara lain: 1) Kabupaten Sumba Timur 2) Kabupaten Kupang 3) Kabupaten Alor 7
4) Kabupaten Lembata 5) Kabupaten Flores Timut 6) Kabupaten Ende 7) Kabupaten Ngada 8) Kabupaten Manggarai 9) Kabupaten Rote Ndao 10) Kabupaten Manggarai Timur. c. Provinsi Sulawesi Utara 1) Kabupaten Talaud d. Provinsi Papua 1) Kabupaten Biak Numfor Seperti yang disebutkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) program itu, “di luar daerah tersebut di atas dimungkinkan untuk menjadi daerah sasaran program ini sepanjang memenuhi persyaratan sebagai daerah 3T” pengiriman peserta SM-3T pada tahun 2012 dan 2013 sudah menunju beberapa kabupaten di Kalimantan Utara yang meliputi Kabupaten Malinau dan Nunukan.
8
BAB III PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
A. REALISASI PEMECAHAN MASALAH Beberapa permasalahan yang terdokumentasi dari hasil analisis situasi yang dikumpukan melalui wawancara dengan Kepala SD 015 Wa’ Yagung seperti yang telah disajikan dalam identifikasi masalah. Untuk itu, beberapa kegiatan direalisasikan sebagai bentuk pemecahan masalah yang dilakukan oleh tim pengabdian bekerjasama dengan salah satu sarjana peserta program SM-3T. Kegiatan tersebut meliputi: 1) Pelatihan guru dalam penyusunan rencana Pelaksanaan pembelajaran; 2) Pendampingan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar (kontekstual); 3) Pelatihan guru menggunakan alat peraga matematika; 4) Bercengkrama dengan warga desa (orang tua siswa) serta penyampaian
pesan-pesan dan wawasan tentang pentingnya pendidikan; 5) Berbaur dengan warga masyarakat (lansia, anak-anak putus sekolah, dan lansia); 6) Membagikan buku bacaan untuk warga (dititipkan di perpustakaan sekolah), membagikan buku tulis kepada seluruh siswa SD, dan menyumbangkan sebuah bola kaki sebagai sarana untuk berolahraga bagi pemuda desa. B. KHALAYAK SASARAN Sesuai dengan perencanaan pengabdian, khalayak sasaran pengabdian dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok diantaranya: 1. Guru SD 015 Wa’ Yagung yang terdiri dari 12 orang guru (3 orang Pegawai Negeri Sipil dan 9 orang lainnya tenaga honorer) 2. Siswa SD 015 Wa’yagung yang terdiri dari 31 orang 3. Pemuda Desa Wa’ Yagung 4. Para Lanjut usia yang terdiri dari 4 orang
C. METODE KEGIATAN Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan beberapa metode. Secara detail, rincian kegiatan dan metode pelaksanaannya disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.1 Matriks pelaksanaan kegiatan serta metode yang digunakan
Masalah Keterampilan merencanakan pembelajaran
Metode / Tindakan Guru Pelatihan penyusunan RPP Workshop sesuai dengan amanat Permendikbud No. 65 tahun Solusi
9
Masalah
Solusi
Metode / Tindakan
2013 tentang standar Proses Keterampilan guru Pelatihan mengelola kelas Workshop mengelola kelas dengan dengan memanfaatkan model pembelajaran lingkungan sekitar kontekstual Keterampilan guru Menjelaskan dan praktek Workshop untuk menggunakan alat peraga penggunaan alat peraga guru dan langsung matematika dipraktekan di depan siswa Budaya masyarakat Memberikan wawasan Berbaur dengan mengajak anak usia kepada para orang tua siswa warga dan sekolah ke ladang pada tentang pentingnya bersimakrama di musim panen dan pendidikan bagi masa depan tempat ibadah melarang ke sekolah anak dan keluarga (Gereja) Kurangnya sarana olahraga Menyumbangkan alat yang Membagikan buku dan pendidikan tepat sesuai dengan bacaan, buku tulis, kebutuhan dan bola kaki D. RANCANGAN EVALUASI Keberhasilan pelaksanaan pengabdian dievaluasi dengan teknik non-tes. Adapun teknik yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur serta observasi. Dalam setiap akhir kegiatan, tim pengabdian meluangkab waktu untuk mengamati dan mencatat serta mendokumentasikan ungkapan secara verbal dan non verbal sebagai respon terhadap pelaksanaan kegiatan. Teknik evaluasi lainnya yaitu portofolio kegiatan yang akan dievaluasi oleh setiap pembaca atau penikmat video dokumentasi yang disusun sebagi pelengkap kegiatan.
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGABDIAN Hasil dari kegiatan pengabdian ini dapat dijabarkan dalam beberapa bentuk kegiatan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh masing-masing khalayak. Berikut ini proses dan hasil pengabdiannya: 1) Persiapan Pengabdian dan gambaran umum lokasi pengabdian Pengabdian 2MG3T dilaksanakan di SD 015 Wa’Yagung kecamatan Krayan. Perjalanan menuju lokasi pengabdian diawali dengan menngunakan transportasi udara yaitu dari Bandar Udara International Juwata Tarakan menuju Bandar Undara Yuvai Samiring Long Bawan dengan waktu tempuh 55 menit. Sampai di Long Bawan, tim pengabdian istirahat satu malam dengan melakukan beberapa kegiatan diantaranya: mengkemas ulang alat-alat yang akan disumbangkan;menemui sarjana yang mengikuti program “maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (SM-3T); menemui tokoh pendidikan di Krayan (Kepala SMK 1 Krayan); menemui warga krayan yang diminta untuk memandu perjalanan ke Wa’yagung. Perjalanan ke Wa’Yagung kemudian dilanjutkan pada hari Sabtu, 14 Desember 2013 dipandu oleh saudara Leo (anak Kepala Sekolah 015 Wa’Yagung). Berikut ini beberapa dokumentasi perjalanan menuju Wa’Yagung dan kondisi lokasi pengabdian:
Gb 1. Istirahat pertama
Gb 2. Istirahat kedua
Gb 3. Sampai di Lokasi Pengabdian
Gb 4. Siswa SD di tempat pengabdian 11
2) Pelatihan Guru dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 Desember 2013 bertempat di ruang guru SD 015 Wa’Yagung. Kegiatan diikuti oleh 10 orang Guru dengan narasumber Winarno, S.Pd.,M.Pd. berikut ini dokumentasi kegiatannya:
Gb 5. Pengantar oleh Ketua Pengabdian
Gb 6. Peserta
Gb 7. Penyampaian Materi Pelatihan
Gb 8. Peserta
Dalam pelatihan penyusunan RPP, antusiasme peserta ditunjukkan dengan keaktifan dalam pelatihan. Keaktifan peserta ditandai dengan disampaikannya beberapa pertanyaan terkait dengan bentuk RPP, serta perkembangan kurikulum di Indonesia. Dua orang guru yang rajin mengajukkan pertanyaan dan berdiskusi yaitu Musa dan Markus.
3) Pelatihan Guru Menggunakan Alat Peraga Matematika Pelatihan Penggunaan alat Peraga Matematika diawali dengan tahap persiapan alat peraga (Minggu, 15 Desember 2013). Persiapan alat peraga dilaksanakan di perpustakaan sekolah. Fakta yang menujukkan bahwa guru-guru di SD 015 Wa’Yagung belum pernah menggunakan alat peraga dalam proses belajar mengajar yaitu diantara 6 paket alat peraga Matematika dan 3 paket alat peraga IPA (KIT IPA) semuanya masih tersegel dengan rapi. Tahap persiapan dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu: menata alat peraga di atas meja, mempelajari buku petunjuk penggunaan, dan memilih metode serta urutan pelatihan. 12
Dalam urutan/metode pelatihan diputuskan bahwa alat peraga dipilah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama untuk alat peraga kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) dan kelompok kedua adalah alat peraga untuk siswa kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6). Setelah semua alat peraga disiapkan, pelatihan dilanjutkan pada hari Senin, 16 Desember 2013. Proses pelatihan dan antusias guru-guru terekam dalam beberapa dokumentasi berikut ini:
Gb 9. Mempersiapkan alat peraga (1)
Gb 10. Mempersiapkan alat peraga (2)
Gb 11. Mencoba memanipulasi alat peraga
Gb 12. Mulai Pelatihan
Gb 13. Gb 14. Membimbing Guru Guru memanipulasi alat peraga Dari hasil pengamatan menujukkan guru-guru sangat antusias dalam mengikuti pelatihan alat peraga. Hal itu dibuktikan dengan dua orang guru yang biasanya mengajar di kelas rendah meminta untuk diajari cara menggunakan alat peraga kelas tinggi, begitu juga sebaliknya.
13
4) Pendampingan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekitar (Kontekstual). Setelah pelatihan penggunaan alat peraga selesai, guru-guru kemudian mempraktekan cara menggunakan alat peraga pada proses belajar mengajar. Mengingat jumlah siswa yang terbatas, maka praktek mengajar hanya dibuat dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah siswa kelas 2 dan 3 yang belajar pengukuran waktu (jam) dan pengukuran jarak (centi meter). Kelompok kedua terdiri dari 6 orang siswa yaitu satu orang kelas 4, tiga orang kelas 5, dan tiga orang kelas 6. Pembelajaran dirasakan sangat bermakna oleh siswa dan guru ketika proses belajar mengajar memanfaatkan alat sekitar yaitu sungai. Dalam hal itu, kelompok pertama menanyakan kepada siswa pukul berapa mereka bangun pada pagi harinya?, pukul berapa pergi ke Gereja untuk melaksanakan ibadah Safari Natal?, dan pukul berapa mandi?. Setiap jawaban siswa kemudian diperagakan dengan menggunakan jam manual. Setelah mengenal satuan waktu, siswa kemudian diajak untuk mengukur tinggi badan masing-masing yang dilanjutkan dengan mengajak siswa untuk mengukur dalamnya sungai tempat mereka biasa mandi. Gambaran aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gb 15. Siswa memanipulasi alat peraga
Gb 16. Guru model dan observer dalam kelas
Gb 17. Salah satu siswa mengukur kedalaman sungai dengan kayu
Gb 18. Siswa didampingi oleh guru mengkur kedalaman sungai dengan alat ukur baku
14
5) Bercengkrama dengan Warga Desa (Orang Tua Siswa, siswa, pemuda) serta Penyampaian Pesan-Pesan dan Wawasan Tentang Pentingnya Pendidikan Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan sejak hari pertama sampai di Desa Wa’Yagung sampai menjelang pulang ke Long Bawan. Pada hari pertama sampai di desa itu, beberapa orang tua siswa berkunjung ke rumah dinas Kepala Sekolah (bapak Marsoni, S.Pd.) untuk berbagi cerita sambil mengantarkan beras, buah-buahan, sayuran, dan lauk untuk kebutuhan kami. Sikap ramah dan bersahabat yang ditunjukkan oleh warga Desa merupakan isyarat bahwa mereka senang menerima kehadiran tim pengabdi. Kesempatan bercengkrama dengan pemuda dilaksanakan pada hari kedua dan ketiga setiap sore pagi dan sore hari melalui kegiatan olahraga dan berkunjung ke rumah mereka. Tim pengabdi bersama-sama dengan siswa dan pemuda melaksanakan olahraga bersama. Beberapa jenis olahraga yang aktif dilaksanakan oleh pemuda dan siswa di desa itu diantaranya: Sepak Bola, Sepak Takraw, bola Voli, dan bulu Tangkis. Berikut ini beberapa gambar dalam kegiatan dengan masyarakat:
Gb 19. Orang tua siswa saat berkunjung
Gb 20. Berbaur dengan siswa
Gb 21. Tim melaksanakan olahraga bersama siswa di halaman sekolah pada sore hari
Gb 22. Berbaur dengan pemuda desa (di depan rumah warga)
15
6) Membagikan Buku Bacaan untuk Warga (Dititipkan di Perpustakaan Sekolah),
Membagikan Buku Tulis Kepada Seluruh Siswa SD, dan Menyumbangkan Sebuah Bola Kaki Sebagai Sarana untuk Berolahraga Bagi Pemuda Desa Kegiatan lain yang tidak kalah penting dalam pengabdian ini adalah pembagian buku bacaan, buku tulis, dan bola kaki bagi warga desa dan warga sekolah yang membutuhkan. Kegiatan ini seyogyanya dilaksanakan di sekolah pada hari senin sore, 16 Desember 2013. Namun dengan pertimbangan keakraban dan simakrama, kegiatan diubah menjadi malam hari bertempat di Gereja Desa. Pembagian kenangkenangan diawali dengan sambutan Kepala Sekolah, kemudian pesan dan kesan dari Ketua Tim Pengabdi, Pembagian Buku tulis bagi Siswa yang dibantu oleh peserta SM-3T (Ewin Tri, S.Pd), penyerahan buku bacaan kepada ketua perpustakaan (oleh Winarno, M.Pd), dan penyerahan bola Kaki kepada ketua olahraga pemuda desa. Berikut gambar-gambar kegiatannya:
Gb 23. Sambutan Kepala Sekolah
Gb 24. Penyerahan Buku Bacaan
Gb 25. Penyerahan Buku Tulis kepada siswa
Gb 26. Penyerahan bola Kaki
Dalam penyerahan beberapa buku dan alat olahraga, kegembiraan dari warga tersirat lewat ungkapan mereka. Beberapa tokoh masyarakat mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada tim mewakili warga diataranya: bapak Elson (Gembala), Bernabas (Pemuda), Ewin (SM-3T), Musa (Guru), Ivan dan Vera (Siswa).
16
7)
Mengakhiri kegiatan dan Perjalanan Pulang (Wa’Yagung-Long Bawan-NunukanTarakan) Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Desember 2013. Setelah pamitan, tim melaksanakan perjalanan pulang ke Long Bawan dan diantar oleh tiga orang guru SD 015 dan seorang penjaga sekolah yaitu: Bapak Marsoni, S.Pd, Bpk. Yusia, S.Pd., Bpk. Musa, dan Bpk. Jones. Perjalanan dari Wa’Yagung dimulai pukul 09.00 WITE dan sampai di long Umung pkl. 16.00 WITE (jalan kaki). Dari Long Umung ke long Bawan ditempuh dengan menggunakan sepeda motor selama 1,5 jam. Setelah istirahat satu malam di Long Bawan, perjalanan dilanjutkan ke Nunukan dengan menumpangi pesawat Susi Air (karena tidak ada penerbangan langsung ke Tarakan pada hari itu), menginap satu malam di Nunukan, kemudian berangkat ke Tarakan pada Hari Kamis, 19 desember 2013 dengan menggunakan speedboat. Berikut ini beberapa gambar selama perjalanan.
Gb 27. Pamitan pada warga
Gb 28. Pamitan pada Nenek Maria
Gb 29. Istirahat sejenak
Gb 30. Sulitnya perjalanan
Gb. 31 Persiapan ke Nunukan
Gb 32. Penyusunan Laporan (Nunukan) 17
B. PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian “Master Mendampingi Guru di Wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (2MG3T)” dijadwalkan untuk dapat terlaksana pada awal bulan Oktober 2013. Jadwal awal dibatallkan karena Ketua Tim dan Anggota mengikuti Diklat di Depok selama 24 hari sampai pada awal Bulan November 2013. Jadwal kegiatan ditata kembali yaitu dengan merencanakan pelaksanaan pertengahan bulan November, namun tertunda kembali karena kepala sekolah tempat mengabdi mengikuti diklat di Tarakan dilanjutkan dengan studi banding ke Jakarta. Selnjutnya perjalanan dijadwalkan tanggal 05 Desember 2013, namun tertunda karena tidak mendapatkan tiket pesawat menuju Long Bawan. Dengan menggunakan relasi dan usaha yang optimal perjalanan dapat dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Desember 2013. Permasalahan masih terjadi yaitu hanya terdapat dua tiket pesawat dari 3 tiket yang diperlukan. Untuk hal ini dapat diatasi dengan membagi tim menjadi dua. Dua orang berangkat hari Jumat, dan satu orang berangkat ke Long Bawan pada hari Minggu. Sepanjang perjalanan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi baik berkaitan dengan tim, peralatan, transportasi, pemandu perjalanan, cuaca, dan pembiayaan. Kendala dan solusinya sebagai berikut; 1. Kesulitan mendapatkan tiket pesawat menuju Long Bawan dapat diatasi dengan memecah tim menjadi dua kelompok. Beberapa solusi lainnya yang sempat diusahakan yaitu berusaha memperoleh tiket melalui Nunukan dan Malinau, mengajukan permohonan penerbangan tambahan kepada pihak Manajemen Mission-Aviation-Felloship (MAF), bernegosiasi dengan warga krayang yang menggunakan jasa penerbangan Susi Air (berhasil). 2. Tingginya biaya angkut barang dari Tarakan ke Long Bawan dan dari Long Bawan menuju Wa’Yagung, solusinya yaitu membawa peralatan pengabdian yang memeang dianggap sangat dibutuhkan oleh warga sasaran. 3. Sulitnya akses transportasi darat dari Long Bawan menuju Long Umung, solusinya meminjam kendaraan bermotor milik warga long Bawan dan memberikan biaya perawatan serta bahan bakar minyak. 4. Hujan mengguyur sepanjang perjalanan, solusinya dengan membawa banyak kantong plastik untuk melindungi pakaian dan alat-alat elektronik serta istirahat di jembatan yang ada atapnya. Kendala tersebut merupakan sebagian dari beberapa kendala lainnya. Namun dilihat dari ketersediaan waktu dan biaya serta perencaan awal, pelaksanaan pengabdian dapat berlangsung dengan optimal. Indikatornya adalah keterlaksanaan item-item kegiatan, waktu pelaksanaan yaitu sebelum ambang batas waktu pelaporan, serta pemanfaatan biaya pengabdian yang dapat menyentuh banyak pihak yaitu siswa, pemuda, guru, serta tim pengabdi.
18
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian di atas dan memperhatikan proses pelaksanaan pengabdian sejak pengajuan (perencanaan), pelaksanaan, dan pelaporan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengabdian terlaksana dengan optimal dengan metode pembimbingan, pendampingan, berbaur, wawancara, dan pemberian contoh kasus sebagai wawasan bagi guru, orang tua siswa, serta warga masyarakat. 2. Orang tua selaku pihak sasaran pengabdian terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan pengabdian baik yang dilaksanakan di sekolah, di lapangan, dan di Gereja.
B. SARAN Beberapa saran ditujukan kepada para tim calon pengabdi di bidang pendidikan beserta pemerhati pendidikan di wilayah 3T. 1. Pengabdian di wilayah 3T memerlukan persiapan yang matang dari segi waktu, biaya, dan mental sehingga perlu dipersiapkan dengan tulus dan sunguh-sungguh 2. Radius pengabdian dari Kampus UBT sebaiknya diperpanjang sehingga masyarakat di Wilayah 3T lebih terbuka dan memeproleh lebih banyak informasi terkait dengan duania pendidikan, ekonomi, sosial, budaya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Fogarty, Robin. 1991. The Mindful School (How to Integrate The Curricula). United State of America: Skylight Publishing. Sukirman. 2012. Usaha Pembinaan Profesi Guru Melalui Lesson Study. Makalah disajikan dalam seminar nasional Lesson Study di Universitas Borneo Tarakan. Depdikbud. 2005. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005. Dokumen Negara Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
20
LAMPIRAN
21