LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
JUDUL
IbM KELOMPOK SADAR WISATA
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat No: 039/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/III/2012 tanggal 6 Maret 2012
Oleh Ketua Pelaksana Dr. I Gede Budasi, M.Ed. NIP. 195812311985031022
Anggota Made Suardana, S.Pd., M.Hum., NIP. 1975506012001121001 I.G.A Lokita Purnamika Utami, S.Pd. M.Pd., NIP. 198304022006042001 Made Windu Antara Kesiman, ST, M.Sc., NIP 198211112008121001
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2012 1
HALAMAN PENGESAHAN
IbM : Kelompok Sadar Wisata : 1. Nama Mitra Program IbM (1)
2.
Ketua Tim Pengusul • Nama • NIP • Jabatan / Golongan • Jurusan / Fakultas • Perguruan Tinggi • Bidang Keahlian • Alamat Kantor / Telp / E-mail •
3.
4.
Kelompok Sadar Wisata “ Tirta Mahayu “ Desa Menyali Kecamatan Sawan Kab. Buleleng, yang terdiri atas : Kelompok Pemandu Wisata Lokal, Kelompok Pengelola Tiga Penginapan : Rumbia Homestay, Arma Homestay, dan Taman Sari Homestay Desa Menyali, dan Pengelola Program Trekking ” Bali Nature Explorer Desa Menyali ” : DR. I Gede Budasi, M. Ed. : 195812311985031022 : Penata Tingkat I / IIId : Bahasa Inggris / Bahasa dan Seni : Undiksha Singaraja : Linguistik : FBS Undiksha Jalan Ahmad Yani No.67 Singaraja Bali : Jalan Surapati Gang Manggis 7 Singaraja Bali (0362)-24357
Alamat Rumah / Telp
Anggota Tim Pengusul • Jumlah Anggota • Nama Anggota I / Bidang Keahlian • Nama Anggota II / Bidang Keahlian • Nama Anggota III / Bidang Keahlian
: 4 orang : Made Suardana, S.Pd., M.Hum/ Linguistik : I. G.A. Lokita Purnamika Utami, S.Pd, M.Pd / Pendidikan Bahasa : Made Windu Antara Kesiman, S.T, M.Sc/ Informatika.
Lokasi Kegiatan / Mitra (1) • Wilayah Mitra ( Desa / Kecamatan ) • Kabupaten / Kota • Provinsi • Jarak PT ke lokasi mitra ( KM ) Lokasi Kegiatan / Mitra (2) • Wilayah Mitra ( Desa / Kecamatan ) • Kabupaten / Kota • Provinsi • Jarak PT ke lokasi mitra ( KM ) Lokasi Kegiatan / Mitra (3) • Wilayah Mitra ( Desa / Kecamatan )
: Desa Menyali, Kecamatan Sawan. : Buleleng : Bali : 25 Km : Desa Menyali, Kecamatan Sawan. : Buleleng : Bali : 25 Km : Desa Menyali, Kecamatan Sawan.
2
5.
6 7 8
• Kabupaten / Kota • Provinsi • Jarak PT ke lokasi mitra ( KM ) Luaran yang dihasilkan
: Buleleng : Bali : 25 Km - Beberapa Alat Promosi Desa dalam Wujud Slide Show / CD Interaktif dan Rancangan Website tentang objek dan Atraksi Wisata, Peta Lokadi Wisata, Kalender Budaya, Formulir Pendukung Operasional Home Stay Desa Menyali 8 Bulan Rp. 45.000.000,-
Jangka waktu Pelaksanaan Biaya Total Sumber Biaya Dikti Sumber Lain
Rp. 45. 000.000,-
Singaraja, 10 Desember 2012 Mengetahui, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Ketua Tim Pengusul
Prof. Dr. Ni Putu Kerti Nitiasih, M.A. NIP. 196220621983032002
Dr. I Gede Budasi, M.Ed. NIP. 195812311985031022
Mengetahui, Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. NIP. 19590101 198403 1 003
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Desa Menyali adalah sebuah desa yang tergolong desa tua di Bali Utara yang terletak di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Wilayahnya yang mencapai 150 Ha terdiri atas 2 dusun, yaitu Dusun Kanginan dan Kawanan (Ilikita / Naskah Desa Menyali Tahun 2010. Penduduk desa ini kurang lebih mencapai 2500 kepala keluarga dengan jumlah penduduk lebih kurang 3500 jiwa. Berdasarkan Ilikita (naskah) tersebut penduduk desa ini mayoritas bekerja sebagai petani, pengerajin dan buruh. Sebagian kecil pendududuknya berprofesi sebagai pegawai negeri. Beberapa keluarga berprofesi sebagai pengerajin bokor, pande besi, dan berdagang. Sektor pertanian, perkebunan rambutan dan industri kerajinan tangan bokor aluminium merupakan sektor unggulan di desa ini. Sejak tahun 1994 sampai saat ini, banyak kaula muda desa ini bekerja di dunia undustri pariwisata di Bali Selatan dan beberapa dari mereka bekerja di kapal pesiar di luar negeri. Di samping kegiatan tersebut, dalam lima tahun belakangan ini desa ini telah dikembangkan menjadi desa wisata oleh beberapa penduduk setempat. Kegiatan kepariwisataan yang berkembang di desa ini saat ini diawali dengan dibukanya lintasan trekking dari Air Terjun Campuhan Desa Menyali menuju Air Tejun ke Desa Sekumpul dengan meliwati wilayah persubakan Desa Sawan, Bebetin dan sekumpul yang berada disebelah utara Desa Menyali. Sejalan dengan berkembangnya kegiatan trekking dari Desa Menyali menuju kedua air terjun tersebut sejak tahun 2003 lalu maka tumbuh dan berkembanglah perumahan penduduk menjadi pemberhentian sementara dan secara berlahan saat ini berkembang pula perumahan penduduk menjadi pemondokkan
bagi wisatawan yang datang
dengan lama tinggal 1 sampai 2 hari. Saat ini desa ini dicanangkan oleh Kepala Desa setempat menjadi desa wisata. Untuk itu beberapa bantuan fisik berupa jalan setapak dan bale bengong di sekitar air terjun campurasa diujung barat laut desa ini telah diberikan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng. Berkembangnya desa ini menjadi desa wisata (stop over), didukung oleh adanya kaula muda desa ini yang cukup banyak bekerja sebagai pemandu wisata maupun sebagai sopir wisata dan karyawan hotel berbintang maupun non bintang di berbagai kawasan Wisata Lovina (yang jaraknya 30 km dari Desa ini) dan Kawasan Wisata 4
Sanur, Kuta, dan Nusa Dua Bali yang berada di Bali Selatan yang jaraknya sampai 125 km dari desa ini yang berlokasi di Bali utara. Berdasarkan hasil pendataan objek wisata di Desa Menyali dilakukan Budasi dkk (2011) dalam rangka program kegiatan pengabdian masyarakat Undiksha telah mendata potensi pendukung yang ada di desa ini sebagai sebuah desa wisata: data potensi wisata berupa: objek wisata, atraksi wisata, dan adanya pengusaha akomodasi / home stay. Objek wisata pendukung yang ada adalah berupa hamparan terasering persawahan (rice terrace) dengan berbagai kegiatan kehidupan yang masih serba tradisionil dan belum terkontaminasi oleh pengaruh kehidupan modern. Kehidupan pedesaan yang masih tergolong jauh dari jangkauan teknologi telah menyebabkan aktivitas para wisatawan asing dalam trekking ke desa ini menjadi suatu pengalaman yang sangat mengesankan terutama bagi wistawan yang menyukai alam lingkungan yang asri dan alami. Objek wisata lainnya yang terdata adalah adanya Air Terjun Campuhan, lintasan sepeda gunung (yang bisa ditempuh dengan jarak 1 jam), tempat kajian yoga dan meditasi yang potensial, sungai yang berair sepanjang tahun, adanya tiga pura kuna dengan pelinggih lingga yoni yang diperkirakan sudah ada sebelum Hindu Jawa datang ke Bali; adanya Kahyangan Tiga Pura Dalem, Puseh, dan Bale Agung yang berarsitektur yang unik. Beberapa tempat keramat yang dilengkapi dengan deskripsi historisnya juga telah didata di desa ini dalam kegiatan P2M budasi 2011. Tempat tersebut seperti: Anakan Desa, Yeh Sangku, Suda Mala, Batu Kape adalah tempat pengambilan air suci dan tempat yang diyakini oleh penduduk setempat sebagai tempat melakukan permohonan air penyembuhan atau air pengelukatan. Di desa ini para wisatawan dapat melihat hasil kerajinan tangan dari bambu, pembuatan rumah ayam bertelur dengan bambu, pembuatan bokor berukir dengan bahan aluminium, pembuatan minyak kelapa (nandusin) secara tradisional, peternakan tawon beserta pemanenan madu secara tradisional, memanen padi secara tradisional, dan pengolahan makan dengan dapur tradisional. Wisatawan juga dapat dilibatkan dalam penanaman padi, pembuatan minyak kelapa, membuat masakan ala pedesaan, makan dan minum bersama dengan petani di wilayah persawahan, serta bergabung dalam berbagai kegiatan upacara adat, baik dari persiapan maupun sampai proses berlangsungnya upacara, serta bernyanyi dan berpantun bersama penduduk (mekekawin), mendengarkan cerita pendek pedesaan serta mengunjungi sekolahsekolah dan tempat-temapat suci.
5
Berdasarkan penjelasan dari pengelola yang berhasil diwawancarai ditemukan bahwa berbagai kegiatan yang ditawarkan oleh penduduk setempat kepada wisatawan yang datang yang sangat menarik minat wisatawan untuk datang dan menginap serta melakukan kegiatan wisata pedesaan selama satu samapi dua menjelang kegiatan inti yaitu trekking menuju air terjun di desa ini. Disamping adanya objek wisata dan atraksi wisata, terdapat pula adanya daya dukung seperti jalan yang bisa diakses lansung dari kota Singaraja ke Desa Menyali yang telah dilengkapi sarana listrik dan air bersih. Daya dukung lainnya adalah desa ini terkenal sebagai penghasil buah segar, seperti: buah rambutan, durian, manggis, langsat, jambu, ananas, kelapa gading, dan beraneka jenis pisang yang dapat dipetik langsung oleh wisatawan. Adanya objek wisata, atraksi wisata, serta fasilitas pendukung seperti pondok wisata ‘homestay’ merupakan potensi dasar yang merupakan syarat utama dalam komponen yang dibutuhkan menjadikan desa ini menjadi sebuah desa wisata karena di desa ini terdapat bentuk integrasi antara objek wisata, atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku di desa ini (Nuryanti, Wiendu. 2003). Sekelompok kecil wisatawan telah banyak tinggal sementara menikmati suasana tradisional belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat. Jika menilik dari aspek kriteria yang ditetapkan Badan Pariwisata Dunia, yaitu UNDP dan WTO yang dirilis dalam UNDP and WTO Tourism Development Plan for Nusa Tenggara, Indonesia. Madrid: World Tourism Organization (2001, Hal. 69), tentang kriteria desa wisata, Desa Menyali telah memenuhi beberapa kriteria dasar sebagai suatu desa wisata, yaitu : a.
Atraksi wisata. Semua yang mencakup alam, budaya dan hasil ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarik dan atraktif di desa.
b.
Jarak Tempuh. Jarak tempuh dari kawasan wisata terutama tempat tinggal wisatawan dan juga jarak tempuh dari ibukota provinsi dan jarak dari ibukota kabupaten.
c.
Besaran Desa. Menyangkut masalah-masalah jumlah rumah, jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah desa. Kriteria ini berkaitan dengan daya dukung kepariwisataan pada suatu desa.
d.
Sistem Kepercayaan dan kemasyarakatan. Hal ini merupakan aspek penting mengingat adanya aturan-aturan yang khusus pada komunitas sebuah desa. Perlu 6
dipertimbangkan
adalah
agama
yang
menjadi
mayoritas
dan
sistem
kemasyarakatan yang ada. e.
Ketersediaan infrastruktur. Hal ini meliputi fasilitas dan pelayanan transportasi, fasilitas listrik, air bersih, drainase, telepon dan sebagainya. Masing-masing kriteria tersebut di atas juga digunakan untuk melihat karakteristik utama suatu desa untuk kemudian menetukan apakah suatu desa akan menjadi desa dengan tipe berhenti sejenak, tipe one day trip atau tipe tinggal inap.
1.2 Permasalahan Mitra Mitra dalam kegiatan IbM ini adalah Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali yang anggotanya berjumlah
7 orang ( 2 orang Pemandu wisata lokal, 3 orang
Pengusaha Penginapan, dan 1 orang pengelola Program Treking Menyali Sekumpul). Berdasarkan observasi dan interview sebagai langkah awal P2M ini ditemukan bahwa Mitra ini menghadapi beberapa permasalahan yang dapat dirinci sebagai berikut: a. Belum pahamnya anggota sadar wisata Desa Menyali secara mendalam tentang objek dan atraksi Desa Menyali Menyali serta deskripsinya secara mendetail, seperti: lokasinya, sejarahnya, kepercayaan masyarakatnya, ritual serta makna yang terkandung didalammya. Pada umumnya mereka belum memiliki kemampuan yang memadai yang bisa memberikan penjelasan tentang objek dan atraksi wisata yang ada di Desa Wisata Menyali, baik dalam Bahasa Indonesia maupun dalam bahasa inggris. b. Pengelola akomodasi dan program trekking belum memiliki brosur yang komprehensif bagi wisatawan dan belum memiliki situs website yang dapat dibaca secara online oleh calon wisata yang tertarik akan wisata pedesaan. c. Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali belum memiliki Daftar Even Budaya (Calender of Even yang ada di Desa Menyali sehingga mereka kesulitan dalam memberikan penjelasan secara rinci kegiatan budaya apa yang ada di Desa Menyali. d. Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang prosedur Reservation, Registration, Bill e. Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali belum memiliki pengetahuan serta keterampilan dalam pembuatan bahasa presentasi produk wisata Desa Menyali dalam wujud slide show untuk dipresentasikan pada tamu yang datang maupun 7
kepada
Biro Perjalanan Umum sebagai pemasok wisatawan ke Pengelola
Homestay dan Program Trekking Desa Menyali.
Kurangnya kemampuan tersebut di atas merupakan salah satu kendala dalam usaha pemasaran produk wisata Desa Menyali. Berdasarkan catatan buku tamu yang dimiliki pengelola tiga homestay, yaitu rata-rata baru 300 tamu asing yang datang menginap dalam setahun, di antaranya 200 tamu yang melakukan trekking dari Air Terjun Menyali menuju Air Terjun Sekumpul. Sisanya lebih suka melihat keadaan sosial dan budaya Desa Menyali dan kunjungan ke sekolah dan mengikuti kegiatan upacara adat. Informasi lain juga diproleh bahwa pemasaran potensi wisata saat ini tampak baru sebatas informasi dari mulut ke mulut, sehingga kedatangan wisatawan ke daerah ini belum bersifat masif namun hanya bersifat ‘tujuan wisata persinggahan sejenak’ (drop by destination). Hal ini menyebabkan pendapatan (income) bagi masyarakat dari sektor ini masih belum maksimal. Menyadari permasalahan di atas, penulis menganggap kedepan sangat diperlukan adanya upaya yang lebih besar dari segenap masyarakat Desa Menyali dan pemerintah mengupayakan cara yang efektif dalam memasarkan potensi wisata desa ini kepada masyarakat dunia (wisatawan lokal maupun internasional). Dalam rangka hal itulah Program Iptek bagi masyarakat (IbM) kepada keompok sadara wista desa menyali ini tidak hanya penting namun segera harus dilakukan.
1.3 Solusi yang Ditawarkan Menyadari adaya permasalahan yang muncul maka dalam Program IbM ini, team pengusul akan melakukan beberapa hal untuk membantu kelompok sadar wisata Desa Menyali dalam mengatasi permasalahan tersebut sebagai langkah tindak lanjut kegiatan P2M Budasi, dkk (2011), a.l,: a.
Memberikan pelatihan bagi Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali untuk menggunakan panduan wisata dan pelatihan cara penayangan berupa slide show objek wisata yang telah berhasil disusun dalam laporan IbM Budasi dkk (2011). Hal ini sangat pentingdilakukan karena dalam panduan ini mereka dapat memperoleh pengetahuan dan cara-cara menjelasan objek dan atraksi wisata yang ada Desa Menyali. Juga diberikan dalam pelatihan adalah pembuatan presentasi produk wisata Desa Menyali dalam wujud Slide Show untuk dipresentasikan 8
pada tamu yang datang maupun kepada biro perjalanan umum sebagai pemasok wisatawan ke pengelola homestay dan program trekking Desa MenyaliSekumpul; b. Memberi Pelatihan kepada anggota kelompok Sadar Wisata Desa Menyali tentang pembuatan serta media promosi berupa: Peta lokasi objek dan atraksi wisata, brosure homestay, pembuatan daftar harga kamar (published room rates), dan pembuatan CD potensi Desa Menyali, dan pembuatan rancangan website. c. Memberikan pelatihan penyusunan website kepada kelompok Sadar Wisata Desa Menyali tentang potensi wisata Desa Menyali kepada tiga pengelola akomodasi / home satay: Rainbow Home Stay, Arma Homestay, Taman Sari Home Stay dan pengelola Trekking Menyali-Sekumpul “Bali Nature Explorer’ yang ada di Desa Menyali. Dalam website berisi peta lokasi, gambaran umum tentang Desa menyali sebagai desa Wisata, gambaran objek pendukung, atraksi wisata, daftar harga kamar dan harga program trekking serta tata cara dan prosedur pemesanan (reservasion) homestay atau program trekking Menyali Sekumpul. d. Memberikan pelatihan pembuatan kalender budaya (Callender of event) di Desa Menyali bagi kelompok Sadar Wisata Desa Menyali. e. Memberikan pelatihan pengunaan perangkat operational, berupa: Reservasion Form, Reservation Chart, Registration Form. Dengan selesainya kegiatan program ini diharapkan dapat memberdayakan potensi wisata di desa ini untuk dapat menembus pasar wisata lokal maupun internasional, baik lewat jaringan online internet maupun melalui kontak mulut ke mulut. Dengan demikian, eksistensi Desa Menyali sebagai daerah wisata baru di kabupaten Buleleng Provinsi Bali nantinya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat, selanjutnya kegiatan kepariwisataan desa ini dapat menjadi inspirasi dari desa-desa lain untuk melakukan upaya yang sama agar dapat bersinergi dengan upaya pemerintah memberdayakan masyarakat melalui sektor pariwisata kerakyatan.
1.4 Tujuan Tujuan dari IbM ini adalah: a.
Memberi pelatihan pada Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali untuk membuat slide show objek wisata Desa tersebut dalam bentuk tayangan yang lengkap dengan produk wisata akomodasi yang dilengkapai dengan 9
berbagai kegiatan wisata dan trekking yang bisa dinikmati para wisatawan. Slide show ini juga menunutun Kelompok Sadar Wisata Mesa Menyali dalam memberikan penjelasan dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. b.
Melatih Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali tersebut membuat media promosi berupa: peta lokasi objek atraksi wisata, brosure homestay yang dilengkapi dengan daftar harga kamar (published-room rates).
c.
Melatih Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali membuat website tentang potensi Wisata Desa Menyali yang dilengkapi dengan detail dari tiga pondok wisata / home stay yang ada, yaitu: Rumbia Home Stay, Arma Homestay, Taman Sari Home Stay dan Trekking Bali Nature Explorer yang sudah ada di Desa Menyali.
d. Melatih Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali bisa membuat kalender budaya (callender of event) di Desa Menyali. e.
Melatih Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali membuat dan menggunakan Reservation
Form,
Reservation
Cahrt,
Registration
Form
dalam
mengoperasionalkan kegiatan di Rumbia Home Stay, Arma Homestay, Taman Sari Home Stay dan Trekking ‘Bali Nature Explorer’.
1.4 Target Luaran Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah berupa alat promosi seperti: Brosure Homestay, Brosure Program Trekking, Slide Show
dan Website Desa
Menyali sebuah desa wisata baru di Kabupaten Buleleng. a.
Terbuatnya Slide Show dan Buku Panduan Objek Wisata Desa Menyali dalam yang dilengkapai dengan berbagai kegiatan wisata dan trekking yang bisa dinikmati para wisatawan. Slide ini juga akan menuntun Anggota Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali dalam memberikan penjelasan secara rinci dengan bahasa Inggris.
b.
Terbuatnya media promosi berupa: peta lokasi objek atraksi wisata, brosure homestay program trekking yang dilengkapi dengan daftar harga kamar / harga program trekking (published-room rates).
c.
Terbuatnya website tentang Potensi Wisata Desa Menyali yang dilengkapi dengan detail tentang tiga home stay: Rumbia Home Stay, Arma Home Stay, Taman Sari Hoe Stay dan Program Trekking Menyali - Sekumpul dari “Bali Nature Explorer’ yang sudah ada di Desa Menyali. 10
d.
Terbuatnya daftar Kalender Budaya (callender of event) di Desa Menyali.
e.
Terbuatnya Reservasion Form, Resrvation Chart, Registration Form.
1.5 Manfaat Kegiatan 1.5.1 Bagi Mitra Kegiatan IbM ini sangat bermanfaat bagi Kelompok Sadra Wisata desa Menyali (Arma Home Stay, Taman Sari Home Stay, Rumbia Home Stay, pengelola Trekking Menyali Sekumpul) karena mereka mendapat pengetahuan tentang semua atraksi dan objek wista di desanya serta mampu menjelaskan, baik dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Inggris. Mereka juga memahai tahapan pembuatan Peta Lokasi Objek wisata di desanya dan memahami dan mampu membuat dan menjelaskan serta mengoprasikan Website, Slide Show, dan berbagai dokument administrasi yang digunakan dalam mengelola Home Stay dan Program Trekking.
1.5.2 Bagi Pemerintah Sebagian tugas pemerintah dalam menyediakan informasi objek wisata termasuk desa wisata khususnya yang ada di Desa Menyali Kecamatan Sawan dapat terbantu melalui kegiatan IbM ini. Kegiatan ini juga membantu pemerintah dalam mempromosikan Desa Wisata Menyali di dunia International, karena dengan berhasilnya pembuatan Website dan Slide Show yang dimaksud diatas oleh Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali dapat terjangkau oleh calon wistawan dunia yang ingin berlibur ke Bali dengan melihat Desa ini sebelumnya melalui Websie dan Slide Show yang sudah dilaunching di Internet oleh Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Desa Wisata Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Edward Inskeep (2006) yang berpendapat bahwa: “Village Tourism, where small groups of tourist stay in or near traditional, often remote villages and learn about village life and the local environment”
Definisi ini dapat diterjemahkan bahwa di dalam wisata pedesaan sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, sering di desadesa yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata. Selain berbagai keunikan, kawasan desa wisata juga harus memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa wisata antara lain adalah sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan juga akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung pun turut merasakan suasana pedesaan yang masih asli. Menurut Nuryanti (2003), desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerha wisata. Penduduk di kawasan seperti ini biasanya masih memiliki kegiatan tradisi dan even budaya yang belum banyak tersentuh oleh kehidupan modern seperti sektarang , atau relative masih menampakan keaslian kehidupan pedesaan.Yang turut mewarnai sebuah kawasan wisata adalah beberapa factor pendukung seperti adanya jalan yang memadai, makanan khas, system social dan tradisi pertanian dan perkebunan serta system social kemasyarakannya yang khas. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah factor lingungan yang bersih, alami, sepi, dan terpelihara secara terus menerus oleh 12
penduduknya. Selain berbagai keunikan, kawasan desa wisata juga harus memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa wisata antara lain adalah sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan juga akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung pun turut menikmati keceriaan suasana pedesaan yang masih khas. Dengan demikian, desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku, desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Pemerintah
pusat
melalui
Kementerian
Kebudayaan
dan
Periwisata
mencanangkan program pengembangan desa wisata, khususnya di daerah-daerah yang memiliki potensi wisata yang belum dikembangkan secara maksimal. Di propinsi Bali beberapa desa yang telah dikembangkan sebagai desa wisata sudah mulai tumbuh semakain banya. Beberapa desa tesebut diantaranya dessa baha di Kabupaten Badung, Desa Munduk , Desa Sambangan, Desa menyali, Desa Tejakula dan Bondalem di Kabupaten Buleleng Kabupaten Buleleng, Desa manggis di Kabupaten Karang asem, Desa lebih Di kabupaten Tabanan, desa Undisan di kabupaten Bangli, desa kamasan di Kabupaten Kelungkung.
2.2 Pendekatan Pengembangan Desa Wisata Pengembangan dari desa wisata harus direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Berdasar dari penelitian dan studi-studi dari UNDP /WTO dan beberapa konsultan Indonesia, dicapai dua pendekatan dalam menyusun rangka kerja/konsep kerja dari pengembangan sebuah desa menjadi desa wisata, yaitu pendekatan pasar dan pendekatan fisik. 2.2.1 Pendekatan Pasar untuk Pengembangan Desa Wisata Berdasarkan hasil penelitian UNDP and WTO tersebut ada beberapa kegiatan interaksi yang bisa dilakukan dalam pendekatan ini untuk pengembangan sebuah desa wisata:Beberapa kegiatan tersbut antara lain
Interaksi tidak langsung, Interaksi
setengah langsung, dan interaksi langsung yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 13
a. Interaksi tidak langsung Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa mendapat manfaat tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. Bentuk kegiatan yang terjadi semisal : penulisan buku-buku tentang desa yang berkembang, kehidupan desa, arsitektur tradisional, latar belakang sejarah, pembuatan kartu pos dan sebagainya.
b. Interaksi setengah langsung Bentuk-bentuk tour sehari dipedesaan. Untuk di Bali hal tersebut di kenal denga one day trip atau one day village tour
yang dilakukan oleh wisatawan,
kegiatan-kegiatan meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk dan kemudian wisatawan dapat kembali ke tempat akomodasinya. Prinsip model tipe ini adalah bahwa wisatawan hanya singgah dan tidak tinggal bersama dengan penduduk.
c. Interaksi Langsung Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal / bermalam dalam akomodasi yang dimiliki oleh desa tersebut. Dampak yang terjadi dapat dikontrol dengan berbagai pertimbangan yaitu daya dukung dan potensi masyarakat setempat. Alternatif lain dari model ini adalah penggabungan dari model pertama dan kedua (UNDP and WTO. 2001. Tourism Development Plan for Nusa Tenggara, Indonesia. Madrid: World Tourism Organization)
2.2.2 Pendekatan Fisik Pengembangan Desa Wisata Pendekatan fisik desa wisata adalah solusi yang umum dalam kegiatan pengembangkan sebuah desa wisata
melalui sektor pariwisata
yang biasanya
menggunakan standar-standar khusus dalam mengontrol perkembangan dan menerapkan aktivitas konservasi. a.
Memelihara dan memanfaatkan sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya dan arsitektur yang tinggi dan mengubah fungsi rumah tinggal menjadi sebuah museum desa untuk menghasilkan biaya untuk perawatan dari rumah tersebut. Contoh pendekatan dari tipe pengembangan model ini adalah Desa Munduk Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Desa wisata ini terletak di daerah wisata pegunungan dekat Danau Tamblingan Bali yang mempunyai aset wisata budaya berupa rumah-rumah tinggal yang memiliki arsitektur yang dibangun pada jaman kolonial Belanda. Desa laian yang memakai pendekatan seperti ini adalah Desa Wisata di Koanara, Flores. Desa wisata ini terletak di Daerah Wisata Gunung 14
Kelimutu ini mempunyai aset wisata budaya berupa rumah-rumah tinggal yang memiliki arsitektur yang khas NTT. Dalam rangka mengkonservasi dan mempertahankan rumah-rumah tersebut kedua desa intu memiliki persamaan dalam pendekatan fisik. Penduduk desa menempuh cara memuseumkan rumah tinggal penduduk yang masih ditinggali. Untuk mewadahi kegiatan wisata seperti di desa Munduk Bali misalnya
telah dibangun sarana wisata untuk
wisatawan yang melihat danau tamblingan, air terjun munduk serta perkebunan kopi dan cengkeh. Hal serupa juga telah dikembangkan di Desa Wisata Koanara, di Flores bagi wisatawan yang akan mendaki Gunung Kelimutu. Fasilitas berstandar resor minimum dan kegiatan budaya telah disediakan disana (Lihat Tourism Development Plan for Nusa Tenggara, Indonesia). b.
Mengkonservasi seluruh potensi desa dan menyediakan lahan baru untuk menampung
perkembangan
penduduk
desa
tersebut
dan
sekaligus
mengembangkan lahan tersebut sebagai area pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata. Perkembangan desa wisata yang telah berhsil dan menggunakan pendekata seperti ini adalah Desa Wisata Sade di Lombok dan Desa Bondalem dan Tejakula di Bali Utara. c.
Mengembangkan perfoman pondok wisata di desa tersebut yang dioperasikan oleh penduduk setempat tersebut sebagai industri skala kecil. Contoh dari bentuk pengembangan ini adalah Desa Munduk, Desa Menyali, Desa Bondalem, Desa Tejakula, Desa Ubud di Bali dan Desa Wisata Wolotopo di Flores. Untuk desadesa di Bali tersebut aset wisata di masing-masing di daerah ini sangat beragam antara lain: kerajinan terbuat dari bamboo dan akar tumbuh-tumbuan atau dari serabut kelapa atau daun pohon waru dan kelopak pisang kering, kerajinan tenun ikat, berbagai tarian adat, rumah-rumah tradisional dan pemandangan ke arah gunung dan laut. Di daerah wisata Desa Wolotopo tersebut telah dikembangkan sebuah perkampungan skala kecil di dalam lingkungan Desa Wolotopo yang menghadap ke laut dengan atraksi-atraksi budaya yang unik. Fasilitas-fasilitas wisata di desa ini dikelola sendiri oleh penduduk desa setempat (Demikian halnya dengan desa-desa di Bali Utara tersebut di atas).
Fasilitas wisata berupa
akomodasi bagi wisatawan, restaurant, kolam renang, peragaan tenun ikat, plaza, kebun dan dermaga perahu boat (UNDP and WTO. 2001. Tourism Development Plan for Nusa Tenggara, Indonesia. Madrid: World Tourism Organization).
15
2.3 Prinsip Dasar dari Pengembangan Desa Wisata Karena sifatnya kerakyatan, maka prinsip dasar dari pengembangan desa wisata yang harus dipahami oleh penegelola desa wisata ditanah air menurut UNDP and WTO. 2001. Tourism Development Plan for Nusa Tenggara, Indonesia. Madrid: World Tourism Organization meliputi: a.
Bentuk pengembangan daya dukung desa wista, seperti fasilitas-fasilitas wisata adalah dalam skala kecil beserta pelayanan di dalam atau dekat dengan desa.
b.
Berbagai fasilitas yang dikembangkan
dan pelayanan yang lakukan tersebut
dimiliki dan dikerjakan oleh penduduk desa. c.
Pengembangan desa wisata didasarkan pada salah satu “sifat” budaya tradisional yang lekat pada suatu desa atau “sifat” atraksi yang dekat dengan alam dengan pengembangan desa sebagai pusat pelayanan bagi wisatawan yang mengunjungi kedua atraksi tersebut.
d.
Pengembangan fasilitas natural menyesuaikan dengan adat yang menjadi produk desa stempat atau produk desa disekitarnya.
e.
Desain pengembangan pondok wisata dan pelayanan menyesuaikan dengan wisatawan dengan keperluan khusus, wisatawan yang ingin meilhat keadaan serta kehidupan sosial, spirituan, dan tradisi di pedesaa.
2.4 Tipe Wisatawan Pengunjung Desa Wisata Wisata Terkait dengan bentuk wista pedesaan yang memiliki karakter yang khas amat dibutuhkan suatu segmen pasar yang besifat khusu juga. Dengan demikian amat perlu pengelola bagi desa wisata mempelajari dan memahami berbagai karakter dan tipe wisatawan. Menurut
Yoety (1996) terdapat beberapa tipe wisatawan yang akan
mengunjungi desa wisata ini, yaitu wisatawan domestik dan wisatawan manca Negara. 2.4.1 Wisatawan Domestik Ada tiga jenis pengunjung domestik yang perlu diketahui olehpegelola desa wisata, yaitu: a.
Wisatawan yang melakukan kunnjungan yang bersifat rutin. Mereka umumnya tinggal di daerah berdekatan dengan desa wisata tersebut. Pada umumnya yang menjadi motivasi kunjungan mereka adalah: mengunjungi teman dekat atau kerabat atau keluarga dekat. Dalm kunjungan ini mereka membeli hasil bumi atau barang-barang kerajinan yang dihasilkan oleh penduduk setempat. Pada hari16
hari penting tertentu, umumnya pengunjung tipe pertama ini akan secara ramairamai datang mengunjungi desa wisata tersebut. b.
Wisatawan dari luar daerah (luar propinsi atau luar kota), yang transit atau lewat dengan motivasi, membeli hasil kerajinan setempat.
c.
Wisatawan domestik yang secara khusus mengadakan perjalanan wisata ke daerah tertentu, dengan motivasi mengunjungi daerah pedesaaan penghasil kerajinan secara pribadi.
2.4.2 Wisatawan Manca Negara Ada tiga jenis wisatawan manca negara yang dapat dipaparkan sebagai berikut: a.
Wisatawan yang suka berpetualang dan berminat khusus pada kehidupan dan kebudayaan di pedesaan. Umumnya wisatawan ini tidak ingin bertemu dengan wisatawan lainnya dan berusaha mengunjungi kampung dimana tidak begitu banyak terdapat wisatawan asing.
b.
Wisatawan yang pergi dalam grup (di dalam suatu biro perjalanan wisata). Pada umumnya mereka tidak tinggal lama di dalam kampung dan hanya tertarik pada hasil kerajinan setempat.
c.
Wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi dan hidup di dalam kampung dengan motivasi merasakan kehidupan di luar komunitas yang biasa dihadapinya.
d.
Wisatawan yang melakukan kegiatan sosial di desa. Mereka biasanya membantu pemduduk miskin dan memberi program pelatihan keterampilan praktis.
2.5 Tipe Desa Wisata Berdasarkan
pola, proses, dan tipe pengelolanya desa wisata di Indonesia sendiri,
terbagi dalam dua bentuk, menurut Yoety (1996), yaitu: tipe terstruktur dan tipe terbuka. 2.5.1 Tipe Terstruktur Desa wisata yang bertipe terstruktur menurut Yoety dapat ditandai dengan beberapa karakter-karakter sebagai berikut : a.
Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya sehingga mampu menembus pasar internasional.
b.
Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini.
17
c.
Lahan tidak terlalu besar dan masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinir, sehingga diharapkan akan tampil menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-dana internasional sebagai unsur utama untuk “menangkap” servis-servis dari hotel-hotel berbintang lima.
Beberpa contoh dari kawasan atau perkampungan wisata jenis ini yang sudah berhasil berkembang saat ini
adalah kawasan Nusa Dua, di Bali selatan, Kawasa Desa
Pemuteran Bali Utara dan beberapa kawasan wisata di Lombok. Pedesaan tersebut diakui sebagai suatu pendekatan yang tidak saja berhasil secara nasional, melainkan juga pada tingkat internasional. Pemerintah Indonesia mengharapkan beberapa tempat di Indonesia yang tepat dapat dirancang pula dengan konsep yang mirip atau serupa. 2.5.2 Tipe Terbuka Desa wisata yang yang dikembangkan dengan tipe terbuka seperti ini umumnya memperlihatkan
ciri-ciri,
yaitu tumbuh menyatunya kawasan dengan struktur
kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal. Distribusi pendapatan yang didapat dari wisatawan dapat langsung dinikmati oleh penduduk lokal, akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dikendalikan. Contoh dari tipe perkampungan wisata jenis ini adalah kawasan Kuta Badung Bali dan Ubud, Gianyar-Bali.
18
BAB III METODA PELAKSANAAN
3.1 Kerangka Pemecahan Masalah Berbagai pilihan untuk memecahkan masalah dalam IbM ini yang dapat diamati pada table berikut yang meliputi: keterkaitan permasalah, akar permasalahan, serta solusinya .
Permasalahan, Akar Permasalahan, dan Solusi Permasalahan No.
Permasalahan
1
Kelompok Sadar • wisata Desa Menyali secara umum belum memahami secara jelas dengan rinci tentang objek serta • atraksi wisata serta potensi wisata lainnya serta belum mampu menjelaskannya pada wisatawan.
2
Kelompok Sadar • Wisata Desa Menyali belum memiliki media promosi berupa: peta lokasi objek atraksi wisata, brosure homestay, pembuatan daftar harga kamar (published room rates), dan pembuatan Slide show potensi Desa Menyali Menyali, pembuatan rancangan website.
Akar Permasalahan Mitra belum memiliki • pengetahuan secara umum tentang objek serta atraksi wisata Desa Menyali Mitra belum terampil • dalam memberi penjelasan objek dan atraksi serta potensi wisata liannya dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Inggris tentang objek wisata atraksi wisata serta potensi wisat lainnya. Kelompok Sadar • Wisata Desa Menyali belum punya pengetahuan yang memadai tentang pembuatan media promosi berupa: Peta lokasi objek atraksi wisata, brosure homestay, pembuatan daftar harga kamar (published room rates), dan pembuatan Slide Show potensi Desa Menyali Menyali, pembuatan rancangan website. 19
Solusi Permasalahan Memberi pelatihan tentang pengetahuan secara umum objek wista serta atraksi wisata Desa Menyali Memberi pelatihan tentang keterampilan dalam memberi penjelasan dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Inggris tentang objek wisata atraksi wisata dan potensi wisata lainnya. Memberi Pelatihan kepada Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali tentang pembuatan media promosi berupa: peta lokasi objek atraksi wisata, brosur homestay, pembuatan daftar harga kamar (published room rates), dan pembuatan Slide Show potensi Desa Menyali Menyali, pembuatan rancangan website.
3
Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali belum memiliki situs website di internet tentang potensi wisata Desa Menyali.
Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang cara pembuatan situs website serta manfatnya dalam promosi potensi wisata Desa Menyali.
4
Kelompok Sadar wisata Desa Menyali belum memiliki Kalender Budaya Budaya (Callender of event) yang dapat dibaca sebagai sumber informasi ketika mereka berada di Menyali, dengan demikian daya tahan Desa Menyali sebagai tujuan wisata Pedesaan masih lemah. Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali belum memiliki brosur homestay, brosur trekking dan mereka belum mengunakan perangkat operational, berupa: Reservasion Form, Registration Form, Reservation Chart.
Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali belum memiliki pengetahuan tentang daftar kegiatan budaya (Callender of event) di Desa Menyali serta manfaatnya untuk promosi Desa Wisata Menyali.
5
Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali belum memiliki pengetahuan tentang prankat opreational yang dimaksud yaitu : Reservasion Form, Registration Card dan Reservation Chart
20
Memberikan Pelatihan pembuatan website kepada Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali tentang potensi wisata Desa Menyali kepada tiga pengelola akomodasi / homestay, seperti: Rumbia Home Stay, Arma Homestay, Taman Sari Home Stay dan Pengelola Trekking Menyali - Sekumpul “ Bali Nature Explorer’ yang ada di Desa Menyali. Memberikan Pelatihan Pembuatan Kalender Budaya (Callender of event) di Desa Menyali pada Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali.
Memberikan Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali Pelatihan pembuatan tentang perangkat operational home stay dan trekking, berupa: Reservasion Form, Registration Form, Reservation Chart
3.2 Realisai Pemecahan Masalah Realisasi kegiatan IbM ini dimulai dengan sosialisasi kepada kepala desa dan mitra untuk membicarakan berbagai program dan waktu kegiatan IbM secara pasti. Hasil pembicaraan tersebut di tindak lanjuti dengan penyusunan jadwal yang defenitif dengan pelaksanaan kegiatan di Sun Lingua College Singaraja. Secara umum kegiatan IbM ini adalah berupa pelatihan pembuatan slide show, pembuatan wibe site, pembuatan peta lokasi, brosur, home stay dan trekking serta materi atau form pendukung administrasi yang di gunakan dalam menejemen home stay dan trekking. Tujuan, bentuk kegiatan, produk, dan pelaksana pelatihan seperti yang terlihat pada table berikut:
Tabel: Kegitan IbM Kelompok Sadar Wisata No
1
2
3
Tujuan
Bentuk Kegiatan
Memberi pelatihan pada Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali untuk membuat slide show objek wisata Desa tersebut dalam bentuk tayangan yang lengkap dengan produk wisata akomodasi yang dilengkapai dengan berbagai kegiatan wisata dan trekking yang bisa dinikmati para wisatawan. Slide show ini juga menunutun Kelompok Sadar Wisata Mesa Menyali dalam memberikan penjelasan dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Melatih Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali tersebut membuat media promosi berupa: peta lokasi objek atraksi wisata, brosure homestay yang dilengkapi dengan daftar harga kamar (published-room rates).
-Diskusi pemahaan tentang manfaat Iptek dalam pengembangan Desa wisata
Produk
Petugas Dr. I Gede Budasi, M.Ed. dan
Made Windu Antara Kesiman, - Praktek pembuata Slide Show St, MSc. slide show potensi wisata desa Menyali
-Praktek pembuatan peta lokasi brosure homestay dan trekking yang dilengkapi dengan daftar harga kamar (published-room rates).
Peta lokasi dan brosur homstay dan ‘Bali Nature Explorer’ Trekking
MelatihKelompok Sadar -Praktek pembuatan Website Wisata Desa Menyali tentang website tentang membuat website tentang potensi 21
Dr. I Gede Budasi, M.Ed. dan Made Windu Antara Kesiman, St, MSc. Made Windu Antara
potensi Wisata Desa Menyali yang dilengkapi dengan detail dari tiga pondok wisata / home stay yang ada, yaitu: Rumbia Home Stay, Arma Homestay, Taman Sari Home Stay dan Program Trekking Bali Nature Explorer yang sudah ada di Desa Menyali. .
potensi Wisata Desa Wisata Menyali yang Desa dilengkapi dengan Menyali detail dari tiga pondok wisata / home stay yang ada, yaitu: Rumbia Home Stay, Arma Homestay, Taman Sari Home Stay dan Program Trekking Bali Nature Explorer yang sudah ada di Desa Menyali.
MelatihKelompok Sadar -Praktek membuat Wisata Desa Menyali bisa kalender budaya di membuat daftar even Desa Menyali budaya (Callender of event) di Desa Menyali
Melatih Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali bisa membuat dan menggunakan Reservation Form, Registration Form, Master Bill dalam mengoperasionalkan kegiatan di Rainbow Home Stay, Arma Homestay, Taman Sari Home Stay dan Trekking Bali Nature Explorer.
-Praktek pembuatan dan penggunaan Reservasion orm, Reservasion chart, dan registration form
Kesiman, St, MSc. dan Made Suardana
Kalender Budaya desa Wisata Menyali
IGA Lokita Purnama Utami, Spd, M.Pd. dan Made Suardana, S.Pd,. M.Hum Reservation IGA Lokita Purnama form, Utami, Spd, Reservation M.Pd. dan Made Chart, Suardana, Registration S.Pd,. M.Hum Card
Seluruh program ini mengaktifkan keempat mitra dalam IbM ini sebagai pelaku dan sasaran kegiatan. Oleh karena itu, partisipasi mitra dibuat total mulai dari perencanaan, penjadwalan, penentuan tempat kegiatan, pelaksanaan kegiatan. Hal tersebut dilakukan agar mitra mampu mengelola dan mengembangkan usahanya secara mandiri setelah pelatihan ini. Mereka diharapkan secara mandiri dapat mengembangkan usahanya lebih professional serta mampu mengatur segala kegiatan yang berurusan dengan desa wisata.
22
3.3 Metode yang Digunakan a.
Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
b.
Diskusi tentang keunggulan penerapan teknologi seperti web site, slide show, brosur, peta wisata, kalender budaya serta kontribusinya dalam penanggulangan dalam menejement desa wisata.
c.
Pelatihan secara langsung pembuatan web site, slide show, brosur, peta wisata, kalender budaya serta kontribusinya dalam penanggulangan dalam menejement desa wisata.
d.
Diskusi tentang menejement desa wisata, pengenbangan desa wisata, kegiatan kewirausahaan dan pelatihan penggunaan produk yang telah dihasilkan dalam pelatihan secara praktis. Kegiatan diskusi pelatihan serta praktek yang dilakukan dalam IbM ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman serta ketrampilan keempat mitra IbM ini yang terkait dengan menejement desa wisata sekaligus meningkatkan jiwa kewirausahaan yang lebih professional.
3.4 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan luaran dalam kegiatan IbM ini dijadikan sebagai indikator dalam program ini. Jadi luaran dalam IbM ini berupa web site, slide show, brosur home stay dan program Trekking (Bali Narture explorer), peta wisata, kalender budaya. Bentuk luaran serta IbM ini dapat dilihat lampiran lampiran 3 dalam laporan ini.
23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAMN
4.1 Hasil Kegiatan 4.1 Acara Pembukaan Pembukan P2M-IbM Kelompok Sadar Wisata ini dibuka oleh kepala P2M Undiksha teranggal 5 Agustus 2012 bertempat di Kantor Perbekel Desa Menyali Kec. Sawan Kab. Buleleng. Yang hadir saat acara tersebut itu adalah Perbekel / Kepala Desa dan pemilik 3 Pondok Wisata / Home Stay dan Ketua KSWDM serta karyawan Pondok Wisata itu secara perwakilan dengan jumlah seluruh yang hadar mencapai 15 orang. Susunan Acara Pembukaan tersebut adalah sebagai berikut: Pembukaan, Sambutan Ketua Kegiatan P2M-IbM, Sambutan Kepala Desa. Setelah pembukaan acara dilanjutkan dengan pemaparan Ketua Kegiatan P2M-IbM tentang orientasi seluruh kegiatan yang akan dilakukan dalam kegitan tersebut delanjutkan keesoan harinya melihat Desa Wisata desa Munduk Kec. Banjar Kab. Buleleng untuk menambah wawasan kelompok tersebut tentang desa wisata yang sudah maju yang ada di Kabupaten Buleleng.. 4.2 Pelatihan Pembuatan Panduan dan Pembuatan Slide Show Pelatihan pembuatan panduan dan pembuatan Slide Show bagi Kelompok Sadar Wisata Desa Menyalai berlangsung di Sun Lingua College Singaraja yang telah menyatakan siap memberikan ijin pelaksaana pelatihan yang dimaksud. Pelaksaanannya di College tersebut karena sarana penunjang pelatihan yang ada di desa untuk pelatihan itu belum memadai. Hasil pelatihan bagi Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali untuk menggunakan panduan wisata dan pelatihan cara penayangan berupa slide show objek wisata yang telah berhasil disusun dalam laporan P2M Budasi dkk (2011) sangat mengembirakan. Adanaya buku panduan berbahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dirasakan sangat membantu ketika mereka memberikan penjelasan pada para wisatawan yang datang ke desanya. Hal tersebut dipermudah karena dalam panduan ini mereka dapat memperoleh pengetahuan dan cara-cara menjelasan objek dan atraksi wisata yang ada Desa Menyali. Mereka yang difokuskan mengikuti pelatihan pembuatan presentasi produk wisata Desa Menyali dalam wujud Slide Show telah mampu membuat Slide Show Desa Wisata Menyali dan mempresentasikannya pada tamu yang datang ke desanya. 4.3 Pelatihan Pembuatan Peta Lokasi dan Brosure Pelatihan juga telah dilangsungkan di Sun Lingua College Singaraja. Sebelum pelatihan mereka dharapkan membawa berbagai informasi tertulis maupun tentang potensi pendukung lainngya dari rumah masing-masing. Dalam pelatihan mereka 24
mendiskusikan rancana
peta lokasi objek dan brosure atraksi wisata, brosure
homestay termasuk pembuatan daftar harga kamar (published room rates), dan pembuatan Slide show dan brosur semua potensi wista desa ini.
4.4 Pelatihan Pembuatan Website Pelatihan pembuatan website sebagai sarana promosi Kelompok Sadar Wisata Desa Menyalai telah dilangsungkan di Sun Lingua College Singaraja.
Dalam
pelatihan penyusunan website tersebut kepada kelompok Sadar Wisata Desa Menyali memasukkan informasi maupun gambar potensi wisata Desa Menyali yang terdiri atas tiga pengelola akomodasi / home satay: Rainbow Home Stay, Arma Homestay, Taman Sari Home Stay dan pengelola Trekking (Menyali-Sekumpul) “Bali Nature Explorer’ yang ada di Desa Menyali. Secara detail, dalam website berisi peta lokasi, gambaran umum tentang Desa menyali sebagai desa Wisata, gambaran objek pendukung, atraksi wisata, daftar harga kamar dan harga program trekking serta tata cara dan prosedur pemesanan (reservasion) homestay atau program trekking MenyaliSekumpul.
4.5 Pelatihan Pembuatan Daftar Even Budaya Pelatihan pembuatan daftar Kalender Budaya (Callender of event) Desa Menyali pada kelompok Sadar Wisata Desa Menyali dilangsung juga di Sun Lingua College Singaraja. Mereka masing masing telah membawa kalender yang disusun Bambang Gede Rawi dan Made Mariana dimana terlihat hari-hari baik/ hari hari suci kapan berlangsungnya upacara di pedesaan. Mereka pula telah membawa catatan tentang tanggal berapa ada kegiatan di desanya. Dengan demikian mereka dapat mendeskripsikan kalender budaya di desanya dengan tanggal yang tepat temasuk jam pelaksaananya. Sebelum rancangan kalender budaya itu jadi produk Ibm ini mereka minta konfirmasi ke desa adapt untuk menyampaik apa yang telah mereka buat sudah sesuai dengan kondisi di Desa. Setelah dapat konformasi dari pihak kepala desa adapt, maka draft kalender itu dibakukan untuk kemudian dipasang di website, slide show dan dicetak hard copy (lihat lampiran)
4.6 Pelatihan Pengunaan Perangkat Operational Pelatihan pengunaan perangkat operational, seperti : Reservasion Form, Registration Chart, Reservasion Chart dilakukan pula di Sun Lingua College 25
Singaraja. Contoh authentik materi telah mereka bawa ke tempat pelatihan. Contoh itu mereka dapatkan dari beberapa home stay di Desa Munduk bebrapa hari menjelang semua jenis pelatihan ini dimulai dalam program kunjungan ke desa wisata yang lebih maju untuk melihat langsung contoh managemen desa wisata di Buleleng Bali. 4.7 Permasalahan yang Dihadapi Yang masih dihadapi Mitra setelah IbM ini adalah tidak adanya sarana pendukung dimiliki oleh Mitra IbM ini yang memadai untuk melanjutkan pemahaman dan penguasaan tentang pemanfaatan berbagai hal yang telah dicapai dalam Ibm ini. Permasalahan dimaksud yaitu tidak semua mitra memiliki internet, LCD. Sehingga pemanfatan keterampilan yang mereka dapatkan dalam kegiatan IbM ini belum bisa telaksana sepenuhnya ditempat mereka. Mereka yang tidak memiliki fasilitas dengan terpaksa harus menyewa fasilitas ditempat penyewaan internet terdekat. Mereka masih mengharapkan pendampingan dari pihak pelaksana IbM ini untuk beberapa waktu lagi agar pemahamannya lebih mantap dalam mendesailn semua sarana promosi dan mengoprasionalkan produk yang telah mereka bikin dalam pelatihan. 4.8 Pemecahan 4.8.1 Pemecahan Masalah yang ada Saat Pelaksanaa IbM Pada saat pelatihan berlangsung, sehubungan dengan tidak adanya fasilitas yang memadai di Desa Menyali, pelatihan dilakukan di SUN LINGUA COLLEGE (S/L/C) sebagai sebuah Pusat Pelatihan Kepariwisataan dan Komputer di Singaraja dan peserta yang memiliki dasar komputer digiring mengikuti pelatihan pembuatan Slide show, Web, dan Brosure. Bagi yang tidak bisa komputer diarahkan mengikuti pelatihan penjelasan objek dan potensi wisata. Untuk mengatasi masalah fasilitas, pihak tim IbM ini menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan pihak pengelola College tersebut agar pelaksanaan IbM ini dapat dilaksaanakan di college tersebut, yaitu agar pelatihan IbM ini dapat menggunakan fasilitas ruangan dan computer serta internet S/L/C Singaraja. Intinya yang dibutuhkan selama pelatihan dapat menggunakan fasilitas yang dimaksud selama pelatihan . Termasuk juga pemanfaatan tenaga instruktur collage itu dalam kegiatan IbM ini. Dengan demikian, selama pelatihan para peserta pelatihan digiring ke S/L/C Singaraja untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang dimaksud. Untuk itu, biaya transport peserta dibantu dari Keuangan P2M ini. 4.8.2 Pemecahan Masalah Setelah Pelatihan Berlangsung Disarankan kepada pihak mitra yang tidak memiliki fasilitas internet supaya mengcek web dan berita reservasi hometstay dan trekking lewat email melui cara menyewa internet yang disewakan di seekitar desa setempat.
26
4.8.3 Perubahan Jadwal Kegiatan dan Alasan Perubahan jadwal kegiatan memang ada, yaitu di fokuskan pada bualan Agustus-september 2012 terutama yang ada kaitannya dengan penggunaan internet dan komputer. Semua pelatihan dilakukan serentak paralel pada ruang yang berbeda, sehingga waktu pelatihan dapat di lewati bualan Agustus-September 2012. Sisa waktu pada bulan Oktober 2012 ini di gunakan untuk pelatihan menjelaskan objek dan potensi wisata dan pengunaan produk yang telah dihasilkan. Pada bulan oktober dan November dilewati dengan latihan penyempurnaan hasil pelatihan berupa Slide Show dan Website dan Brosure yang dimaksud di atas dapat dirampungkan, selanjutnya dapat diserahkan pada pengelola homestay/ pondok wisata, pengelola trekking, dan Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali (KSWDM) serta Kepala Desa Menyali untuk dapat digunakan sebagai bahan promosi Desa Wisata Menyali. Selanjutnya, perubahan perpindahan tempat pelatihan dari Desa Menyali ke Singaraja dilakukan karena alasan tidak tersedianya fasilitas yang memadai untuk pelatihan yang dimaksud. Perubahan pelaksanaan IbM ini ada sesuai dengan yang tertera karena keterbatasan waktu. Beberapa kegiatan dilalukan serentak dan paralel dengan jenis pelatihan serta anggota KSWDM yang berbeda pula. 4.8.4 Perubahan Personel yang Dilibatkan dalam Latihakan Yang derencanakan yang terlibat dalam pelatihan IbM ini adalah 7 urang. Namun sejalan denga perjalanan waktu sekitar 15 orang secar rutin mengikuti pelatihan ini atas permintaan sendiri dan kepala desa setempat. Untuk lancarnya hubungan kerjasama kami denga pihak desa peserta yang jumlanya melebihi dari target juga kami tanpung. Dengan demikian, semua kegiatan pelatihan sudah terlaksana sesuai dengan diharapkan seperti yang tanpak pada rekap hasil IbM berikut: Tanggal
Uraian Kegiatan
Sasaran
AgustusPelatihan pembuatan (KSWDM) September Slide Show / CD 2012 Interaktif untuk presentasi produk wisata: object dan atraksi wisata Desa Menyali, serta aplikasinya (di SLC Singaraja) Agustusseptember 2012
Pelatihan pembuatan (KSWDM) brosure homestay
27
Hasil
Capaian
KSWDM dapat membuatan Slide Show / CD interaktif serta mengaplikasi slide sho tentang objek wisata dan atraksi wisata. (KSWDM) memahami komponen berosure homestay serta melihat secara langsung bagai
100%
100 % Draft terkait sdh selesai
AgustusPelatihan pembuatan KSWDM September web (tentang Potensi 2012 wisata). untuk promosi produk / potensi dan layanan wisata Desa Menyali (Di SLC Singaraja) dengan materi: Menentukan materi, membuat domain, menentukan desain, memasukkan informasi kdm web, menentukan pokok pokok pikiran, dalam desain dengan bantuan program pover point/ makro media flash AgustusPelatihan mengenai KSWDM September penjelasan objek dan 2012 atraksi wisata: KSWDM dilatih menjelaskan objek dan atraksi wisata dengan menggunakan Slide Show / CD interaktif tentang objek dan atraksi wisata Desa Menyali berdasarkan data P2M Budasi 2011 dimaksudkan agar KSWDM ini suatu saat dapat menunjukan kepada para wisatawan tentang berbagai objek dan atraksi wisata yang ada di desa ini dengan menggunakan Slide Show / CD interaktif (di SLC Singaraja) AgustusPelatihan administrasi KSWDM September dalam pengelolaan 2012 produk wisata (di dalam home stay) Dalam hal ini dibahas 28
mana bentuk brosure,. Reservation form, reservation chart: KSWDM dapat 100% gambaran tentang pembuatan web. tentang Potensi Wisata Desa Menyali
KSWDM 100 % mampu menjelaskn objek dan atraksi wisata melalui Slide Show / CD Interaktif
KSWDM 100% Para peserta dapat mengetahui berbagai jenis
bentuk brosure, Reservation form, Reservation charat, dan regintration card.yang diperlukan dalam kemantapan managemen home stay
mengenai contohcontoh brosure homestay dan melihat secara langsung bagai mana bentuk brosure, Reservation form, Reservation charat, dan regintration card.
29
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka hasil kegitan P2M ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a.
Setelah mengikuti pelatihan, peserta bisa membuat slide show objek wisata Desa Menyali dalam bentuk tayangan yang lengkap dengan produk wisata akomodasi yang dilengkapai dengan berbagai kegiatan wisata dan trekking yang bisa dinikmati para wisatawan. Slide ini juga menunutun Kelompok Sadar Wisata Mesa Menyali dalam memberikan penjelasan secara rinci dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
b.
Setelah mengikuti pelatiahan, peserta bisa membuat media promosi berupa: peta lokasi objek atraksi wisata, brosure homestay yang dilengkapi dengan
daftar
harga kamar (published-room rates). c.
Setelah mengikuti pelatiahan, peserta bisa membuat website tentang potensi Wisata Desa Menyali yang dilengkapi dengan detail dari tiga pondok wisata / home stay yang ada: Rainbow Home Stay, Arma Homestay, Taman Sari Home Stay dan Program Trekking Bali Nature Explorer yang sudah ada di Desa Menyali.
d. Setelah mengikuti pelatiahan, peserta bisa membuat daftar kalender
budaya
(Callender of event) di Desa Menyali. Daftar ini berfungsi sebagai strategi daya menahan para tamu lebih lama yang tinggal di Desa Menyali. e. Setelah mengikuti pelatihan, peserta bisa membuat dan menggunakan Reservation Form, Registration Form, Master Bill dalam mengoperasionalkan kegiatan di Rainbow Home Stay, Arma Homestay, Taman Sari Home Stay dan Trekking Bali Nature Explorer.
Dengan tersedianya produk tersebut di atas kendala dalam memberi penjelasan tentang potensi wista maupun dalam usaha pemasaran produk wisata Desa Wisata Menyali dapat diatasi. Berdasarkan catatan buku tamu yang dimiliki pengelola tiga homestay, yang diidentifikasi sebelum P2M ini dilaksanakan adalah secara rata-rata sekitar 300 tamu asing yang datang menginap datang lewat informasi dari mulut30
kemulut. Mereka lebih banyak tamu yang datang dari pemandu wisata freelance. Mereka melakukan reservasi lewat sms. Hal yang mengembirakan adalah
setelah
website hasil pelatihan ini di launching ada verita sekitar 90 tamu dari berbagai negara telah melukan reservation lewat website unytuk kunjungan tahun 2013. Itu berarti jika promosi dari mulut kemulut jalan dan promosi lewat web juga jalan maka diperkirakan tahun 2013 semakin banyak tamu asing akan mengunjungi desa ini. Dengan demikian, pendapatan (income) masyarakat akan lebih baik.
5.2 Saran-Saran Menyadari perkembangan di atas, penulis mengharap kedepan sangat diperlukan adanya upaya yang lebih besar lagi dari segenap masyarakat Desa Menyali dan pemerintah mengupayakan cara yang efektif dalam memasarkan potensi wisata desa ini kepada masyarakat dunia (wisatawan lokal maupun internasional). Program Iptek bagi Masyarakat (IbM) tidak hanya diarahakan pada kepada kelompok sadar Wisata Desa Menyali, namun juga diarahkan pada kelompok masyarakat yang lain dan sekitarnya terutama masyarakan desa yang terkait dan mendukung kegiatan pariwista pedesaan yang lain yang belum tersentuh dalam kegiatan P2M ini. Demikian pelaksanaan P2M- IbM ini kami laporkan dengan sebenarnya. Semoga Bapak Ketua LPM Undiksha dapat memperoleh gambaran apa yang telah kami lakukan dalam Kegiatan IbM Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali, Kec. Sawan. Kab. Buleleng.
31
DAFTAR PUSTAKA
Naskah Ilikita Desa Menyali Tahun 2010 Nuryanti, Wiendu. 2003. “Concept, Perspective and Challenges”, Makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 2-3) UNDP and WTO: Tourism Development Plan for Nusa Tenggara, Indonesia 2001 Edward Inskeep, 2010. Tourism Planning An Integrated and Sustainable Development Approach. Ofxord: OUP Yoety. O.A. 1996. Pemasaran Pariwisata.. Bandung. Penerbit Angkasa.
32
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 •
Surat Perjanjian Kerja Masyarakat (terlampir)
33
LAMPIRAN 2 •
Photo Pelatihan pembuatan Website dan Slide Show
•
Photo Pembukaan P2M-IbM Kelompok Sadar Wisata
•
Photo Pemberangkatan Kunjungan Kelompok Sadar Wisata ke Hotel Puri Lumbung
34
LAMPIRAN 3 •
Luaran Produk IbM Kelompok Sadar Wisata
A. Buku Panduan ( lihat pada CD ) -
English
-
Indonesia
-
Label CD
B. Slide Show ( lihat pada CD ) -
Label CD
Slide Show Indonesia -
Slide Show Inggris
C. Website Menyalivillage.com ( lihat pada CD ) -
Cover CD Website -
-
Label CD
-
Website English html version
-
Website Indonesia Versi html
Website Indonesia Versi Office 2007
D. Peta Desa Menyali E. Brosur F. Kalender Budaya G. Administrasi Home Stay Materi Authentik : Rerervation Form, Reservation Chart Form, Registration Form)
35
With compliment from IbM – P2M program LPM Undiksha 2012
MAP OF MENYALI VILLAGE PETA DESA MENYALI 5
11 6
10
31
34
17 2
35
TO SANGSIT
16
TO SAWAN
MENYALI VILLAGE 9
36
8
7
4
7
3
7
N
1 14
13 12
14 32 25
26
23
15
19
33 18 20
21 22 24
28 29 30
27
TO SUDAJI MAIN ROOD / JALAN UMUM VILLAGE ROOD / JALAN SETAPAK TREKKING PATH/LINTASAN TREKKING
36
31
EXPLANATION OF THE MAP 27. Campurasa Waterfall 28. Bulakan (public bathroom) 29. Batu Kapa ( Holly Stone Temple) 30. Beji Temple 31. Batu Gedong (Holly Stone Temple) 32. Batu Daya Duku (Holly Stone Temple 2) 33. Batu Daya Duku (Holly Stone Temple 1) 34. Paninjoan Temple 35. Kantor Kepala Desa ( Government Village Office) 36. SD No. 3 Menyali
1. Surya Namaskara Ashram 2. Rumbia Homestay (Rindik Maker) 3. Warung Wicanada 4. Made Gita House (Painter) 5. Tibulantang (Natural Swimming Pool) 6. Kebo Iwa Footprint ( Telapak Kaki Kebo Iwa) 7. Warung Ngampen 8. House of Regious Village Leader ( I Gede Kariasa) 9. Mas Temple ( Siwa Linggam ) 10. Sanghyang Celeng Temple 11. Kelod Temple 12. Taman Sari Homestay 13. Munduk Temple 14. Puseh Temple 15. Pande Gong (Gong Maker) 16. Dalem Sawan Temple 17. Sun Rice View 18. Arma Homestay 19. SD No. 1 Menyali 20. Warung Eka 21. Lapangan Menyali 22. Warung Mawan 23. Atit Aluminium Handicraft 24. Bale Agung Temple 25. Dalem Temple 26. Cemetery 37
KALENDER BUDAYA (CALLENDER OF EVENTS IN MENYALI VILLAGE NORTH BALI, 2013) With Compliment: Iptek bagi Masyarakat (IbM): Kelompok Sadar Wisata, a P2M Program Ganeshsa University of Education Singaraja
Introduction Dear Guests To help you explore the culture and tradition of the people in Menyali Village, this list of cultural and tradition activities around the village is provided for you to explore. Please keep inform us if you are interested in any one of the events. We will show it with pleasure for you full enjoyment.
For Reservation Please contact our operators: Kelompok Sadar Wisata Desa Menyali I Ketut Armawan HP: 081 797 84 041 I Made Sudana 081 133 890. 0778 I Ketut Suamba 08112631819 I Made Sista Pranatha 0811999111537
KELOMPOK SADAR WISATA DESA MENYALI, KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG 38
No
1
Date
Event
12 January Saraswati Day 2013
2
15 January 2013
Time
7.30-9.00
A Balinese Birtday Ritual 16.00-17.00 of Sista Pranatha
3
16 January 2013
Pagerwesi Day
7.30-11.00
4
Gede’s Birth Day 2013
Gede’s Birth Day Ritual
14.00-16.00
5
26 January 2013
6 7
8 9
Family temple 18.00-22.00 Festival 27 January Full Moon 19.30-21.30 2013 Festival 26 Full Moon February 19.30-21.30 Festival 2013 12 February 2013
2 March
Adi’s Birth Day
14.00-16.00
Description and Place A temple ceremony with ritual commemorating the blessing and the establishment of Veda, the holy book of Hindu religion on earth, is held in three different school temples: at SD1, SD2, SD3 Menyali. It is well known as the holiday for science. Female students wear the Balinese traditional Kabaya male students wear Balinese sarong and other traditional uniform. A Balinese traditional birthday ritual of Sista Pranatha will be held at Sri Karang Buncing Family at Taman Sari Menyali. Held in Mas, Kelod, and Paninjoan temples, ceremonies commemorating the establishment of all beach temples (as the symbols of protectors, surrounding the sea in Bali. A Balinese traditional birthday ritual of I Gede’s will be held at Sri Karang Buncing Family at Taman Sari Menyali. Communal praying , ritual and ceremony is held in Paninjoan Temple. Communal praying and ceremony is held in Paninjoan Temple Communal Praying , ritual and ceremony is held in Paninjoan Temple A Balinese traditional birthday ritual of Adi’s will be held at Sri Karang Buncing Family at Taman Sari Menyali.
Tumpek Uduh
10
11 March 2013
Pulang Ubad Day
11
12 March 2013
Silent Day / ‘Nyepi’ Day
12
21 March 2013
Sugiahan Jawa Festival
- Praying God Shiva and sacrificing animals for the evil spirit at Dalem 14.00-17.00 Temple are heald by villages and - Ogoh-Ogoh Festival and Procession at Lapangan Menyali A quite day without fire (cooking) 6.00 upto 24 work, entertainment, without hours traveling. Communal Praying, ritual and ceremony for cleaning and purifying 39
13
22 March 2013
Sugihan Bali
14
26 March 2013
Full Moon
15
16
17
Galungan Day
6.00-12.00
27 March 2013
Welcoming Holly Water Ceremony
15.00-22.00
Kuningan Day
6.00-12.00
6 April 2013
18
20
Communal Praying and ceremony in Paninjoan Temple
27 March 2013
24 April 2013
19
15.00 -17.00 temple shrines is held in Karang Buncing Temple at Taman Sari Menyali Praying and ritual for purifying individual material body and spirit is held in I Gede’
‘Ngusaba Nyapah’ Ceremony and Procession
24 April 2013
Melis Procession Ceremony
25 April
A Full Moon
15.00-22.00
7.00-9.00 40
A ceremony and ritual for the winning of goodness against badness in human life is held Sri Karang Buncing temple and of the family and relative as well as Menyali Village temples. It is the Balinese Thank Giving Day. In this day, Gods and Godesses are considered coming down on earth blessing their finest energy to mankind. Praying and rituals are held in every temple of Menyali Village. A temple ceremony welcoming holly water and communal purification ceremony at Beji temple (Pura Beji) Balinese Thank Giving Day. Gods and Godesses are considered leave the earth after blessing their finest energy to Balinese. Praying and rituals are heald in every temple of Menyali Village. Farmers’ Festivals of Traditional Farmers Association (Subak Sawan) is held at Bale Agung Temple.
Communal procession of Menyali village is done from Bale Agung temple enyali Village to Visnu temple at Sangsit Beach (8 km walk) . About 1000 families attends this religious ritual. Traditional dance, music and ceremony are held on the beach. The purpose is to purify the symbols of Gods and Godess kept in the Bale Agung Temple. It is in the preparation of Full Moon Fesival held in the temple. A full moon temple festival is held in
2013
21
26 April 2013
Full Moon
And 17.00-22-00 7.00-9.00 And 17.00-22-00
22
27 April 2013
Wayonan
15.00 – 18.00
23
28 April 2013
Usaba Bonkang
8.00-11.00
24
9 May 2013
25
26
10 Mei 2013 25 May 2013 26 May 2013
27
28
27 May 2013
Ngusaba Paninjoan Ngusaba Dalem
Meyos Anyar Batur and Pura Munduk
Beraban Temple Festival
7.30-9.30 16.00-22.00
29
30 May 2013
Wali
30
15 June 2013
Tumpek Uye
31
28 June 2013
Prabath’ Birth Day 16.00-17.00
32
22 July 2013
7.30-8.30
A Temple Festival at Pura Mas 41
Bale Agung Temple of Sawan, a nearby village temple. A new moon temple festival is held in Bale Agung Temple of Menyali, a nearby village temple. Ceremony, traditional and communal dancing and gong music are held at Bale Agung temple in Menyali Ceremony, traditional, and communal dancing and gong music are held at Bale Agung temple. Ritual and praying by villagers are held in Paninjoan Temple. Offering, music, and traditional dances are performed here. Ritual and praying by villagers are held in Dalem Temple. Offering and music with traditionl dances are performed here. A full moon temple festival is held in Pura Kangin, Visnu Temple of Menyali. Ritual and ceremony are done at Pura Bale Agung and Munduk Menyali. Traditional dance, gong music and praying will be held here. Ritual and ceremony are done at Pura Beraban Menyali. Traditional dance, gong music and praying will be held here. Ritual and Temple Festival is conducted in the morning at Bale Agung Temple Menyali. A fruitful ceremony done by villagers dedicated to their ancestors are held in evey family in menyali village. Some offerings are made by its villagers in the Cemetery of Menyali. Some offerings are also done in Sang Hyang ‘Celeng’ Temple in Jagaraga Village, an old temple which are belonged to Menyali village. A Balinese traditional birthday ritual of Prabath’s will be held at Sri Karang Buncing Family at Taman Sari Menyali. A ritual for community prosperity is done on Lingga Yoni at Pura Mas Menyali.
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
23 July 2013
23 July 2013
A Temple Festival at Pura Kelod
Saraswati Day
24 July 2013
Buda wage Kelau Temple Festival
10 August 2013
Saraswati
13 Agustus 2013
A Balinese birtday ritual of Sista Pranatha
7.30- 9.30
16.00-17.00
A Balinese Birth day ritual of Gede’
16.00-17.00
14 August 2013
Pagerwesi
7.30-11.00
21 August 2013
Full moon
18.00-20.00
22 Agustus 2013
Ngusaba Tanggu
8.00-10.00
22 August 2013
Wayonan
15.00-18.00
14 August 2013
42
A ritual for prosperity is done on Lingga Yoni at Pura Kelod Menyali. Traditional Dance and music will accompany the festivals. A temple ceremony with ritual commemorating the blessing and the establishment of Veda, the holy book of Hindu religion on earth, is held in three different school temples located at SD1, SD2, SD3 Menyali. A temple festival is held in Pura Desa Menyali. The local Balinese thank God for the success in economy in every Balinese family. A temple ceremony with ritual commemorating the blessing and the establishment of Veda, the holy book of Hindu religion on earth, is held in three different school temples: at SD1, SD2, SD3 Menyali. It is well known as the holiday for science. Teachers and students are involved in this ritual. Female students wear the Balinese traditional Kabaya male students wear Balinese sarong and other traditional uniform. A Balinese traditional birthday with its ritual of Sista Pranatha will be held at Sri Karang Buncing Family at Taman Sari Menyali. Visitors are welcome to join this ceremony. A Balinese traditional birthday ritual of I Gede’s will be held at Sri Karang Buncing Family at Taman Sari Menyali. Visitors are welcome to join this ceremony Held in Mas, Kelod, and Paninjoan temples, ceremonies commemorating the establishment of all beach temples (as the symbols of protectors, surrounding the sea in Bali. A new moon temple festival is held in Paninjoan Temple of Menyali Held in Kelod, temple, ceremonies for thank giving during final round of the whole year is conducted in this temple. Communal dancing and ceremony will be conducted in Kelod Temple (Pura Kelod). The cereomy will be
43
44
45
46
24 August 2013
10 September 2013
20 September up to 4 October 2013
28 September 2013
Family Temple Festival
15.00-18.00
Adis’ birth Day
16.00-17.00
Full Moon Festival
18.00-20.00
Tumpek Uduh
15.00-17.00
47
4 October 2013
New Moon Temple Festival
18.00-20.00
48
17 October Sugian Jawa 2013
15.00-18.00
49
18 October 2013
50
20 October 2013
51
23 October
Sugian Bali
15.00-18.00
Full Moon Festival
18.00-20.00
Galungan Day
7.30.0018.00 43
completed with traditional gong music and traditional song sand rituals. A six monthly ceremony and ritual is held in Sri Karang Buncing temple in Taman Sari Menyali. All temple shrines are decorated. Some colorful and fruitful offerings are made to be dedicated to the family ancestors. Some traditional Rejang doncers are perforemed. A Balinese traditional birthday ritual of Adi’s will be held at Sri Karang Buncing Family at Taman Sari Menyali. A yearly ceremony and ritual is held in Paninjoan Temple Menyali. All temple shrines are decorated. Some colorful and fruitful offerings are made to be dedicated to the God Shiva and the founders of the village. Some traditional Rejang doncers and gong music will be performed. A ceremony and ritual for trees and thanking God for providing enough fruits for running temple festivals and holidays. Local villagers brings some offering to the tree and express special ‘mantra’ A newmoon temple festival is held in Dalem Temple of Sawan, a nearby village temple. Communal Praying, ritual and ceremony for cleaning and purifying temple shrines is held in Karang Buncing Temple at Taman Sari Menyali Praying and ritual for purifying individual material body and spirit is held in I Gede’ family temple A monthly ceremony and ritual is held in Paninjoan Temple Menyali. All temple shrines are decorated. Some colorful and fruitful offerings are made to be dedicated to the God Shiva and the founders of the village. Some traditional Rejang doncers and gong music will be performed. A ceremony and ritual for the winning of goodness against badness
2013
52
53
54
55
56
30 October 2013
Temple Festival
7.00-10.00 and 16.00-21.00
31 October 2013
Temple Festival
16.00-21.00
31 October 2013
Temple Festival
16.00-21.00
1 November 2013
Temple Festival
2 November 2013
Kuningan Day
16.00-21.00
7.00-9.00
44
in human life is held Sri Karang Buncing temple and of the family and relative as well as Menyali Village temples. It is the Balinese Thank Giving Day. In this day, Gods and Godesses are considered coming down on earth blessing their finest energy to mankind. Praying and rituals are held in every temple of Menyali Village. A farmers’ festival is held in Braban Temple Some colorful and fruitful offerings are made to be dedicated to the God Visnu and the founders of the village. Some traditional Rejang dancers and gong music will be performed. A farmers’ festival is held in Braban Temple Some colorful and fruitful offerings are made to be dedicated to the God Visnu and the founders of the village. Some traditional Rejang dancers and gong music will be performed. A farmers’ festival is held in Braban Temple Some colorful and fruitful offerings are made to be dedicated to the God Visnu and the founders of the village. Some traditional Rejang dancers and gong music will be performed. A farmers’ festival is held in Braban Temple A ceremony and ritual for farewell of Goods and Godess (para dewa-dewi in Hindu tradition) go bact to heaven after month and seven days blessing the ceremonies of the winning of goodness against badness in human life on earth. the ceremony is held Mas Temple (Pura Mas). This ceremony is also held in some family and relative temples (Merajan or Sanggah in Menyali Village). In this ceremony, Balinese thank Gods and Godesses who have been considered coming down on earth blessing their finest energy to mankind.
57
58
18 November 2013
26 December 2013
Full Moon Festival
18.00-20.00
Full Moon Festival
15.00-18.00
45
A monthly ceremony and ritual is held in Paninjoan Temple Menyali. All temple shrines are decorated. Some colorful and fruitful offerings are made to be dedicated to the God Shiva and the founders of the village. Some traditional Rejang dance and gong music will be performed. A monthly ceremony and ritual is held in Paninjoan Temple Menyali. All temple shrines are decorated. Some colorful and fruitful offerings are made to be dedicated to the God Shiva and the founders of the village. Some traditional Rejang doncers and gong music will be performed.
Other Activities on Request in Menyali • Art and Performance on Request in Menyali Village Gong Kebyar with Taruna Jaya Dance, Palawakia Dance, Pendet Dance, Topeng Dance. Genjek with Rindik Performance • Balinese Cooking Class • Painting Lesson • Wood Carving Lesson • Making Laklak Cake Lesson • Making Coconut Oil Lesson • Other Ceremonies Baby born Naming baby Wedding Cremation • Seminars and Presentations on Balinese Culture and Tradition • Trekking • Meditation • Yoga
Thank you
46
LAMPIRAN 6 - RESERVATION FORM - RESERVATION CHART FORM - REGISTRATION FORM
RESERVATION FORM Name of guest: Mr/Mrs/Miss/Ms ....................................................................................... Address......................................................
Arrival date ............................................
...................................................................
Am/pm...................................................
...................................................................
How many nights ...................................
Telephone ................................................. Single : Double :
single bath double bath
double shower
Rate per night .................................................... How many people ..............................................
47
REGISTRATION CARD Name : .......................................... First Name : ..........................................
2 .......................................................... ..........................................................
1....................................
3. VISITORS 4. ......................................... 5. FREE RESERVATION SERVICE
.........................................
Travelling on to other place in the U.K. & Europe? Please ask the receptionist if we can help make your reservation
6. Address ......................................... .........................................
7. ............................ Room No.
No. of Person
Charge
48
Date of Arrival
No. of Night or Depature Date
RESERVATION CHART
Month : ...........................
Year: ......................
Date 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Roo m I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
49
50
RESERVATION FORM Name of guest: Mr/Mrs/Miss/Ms ....................................................................................... Address......................................................
Arrival date ............................................
...................................................................
Am/pm...................................................
...................................................................
How many nights ...................................
Telephone ................................................. Single :
single bath
Double :
double bath
double shower
Rate per night .................................................... How many people ..............................................
51
REGISTRATION CARD Name : .......................................... First Name : ..........................................
2 .......................................................... ..........................................................
1....................................
3. VISITORS 4. ......................................... 5. FREE RESERVATION SERVICE
.........................................
Travelling on to other place in the U.K. & Europe? Please ask the receptionist if we can help make your reservation
6. Address ......................................... .........................................
7. ............................ Room No.
No. of Person
Charge
52
Date of Arrival
No. of Night or Depature Date
RESERVATION CHART
Month : ...........................
Year: ......................
Date 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Roo m I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
53
54
RESERVATION FORM Name of guest: Mr/Mrs/Miss/Ms ....................................................................................... Address......................................................
Arrival date ............................................
...................................................................
Am/pm...................................................
...................................................................
How many nights ...................................
Telephone ................................................. Single :
single bath
Double :
double bath
double shower
Rate per night .................................................... How many people ..............................................
55
REGISTRATION CARD Name : .......................................... First Name : ..........................................
2 .......................................................... ..........................................................
1....................................
3. VISITORS 4. ......................................... 5. .........................................
FREE RESERVATION SERVICE Travelling on to other place in the U.K. & Europe? Please ask the receptionist if we can help make your reservation
6. Address ......................................... .........................................
7. ............................ Room No.
No. of Person
Charge
56
Date of Arrival
No. of Night or Depature Date
RESERVATION CHART
Month : ...........................
Year: ......................
Date 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Roo m I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
57
58
RESERVATION FORM Name of guest: Mr/Mrs/Miss/Ms ....................................................................................... Address......................................................
Arrival date ............................................
...................................................................
Am/pm...................................................
...................................................................
How many nights ...................................
Telephone ................................................. Single :
single bath
Double :
double bath
double shower
Rate per night .................................................... How many people ..............................................
59
REGISTRATION CARD Name : .......................................... First Name : ..........................................
2 .......................................................... ..........................................................
1....................................
3. VISITORS 4. ......................................... 5. .........................................
FREE RESERVATION SERVICE Travelling on to other place in the U.K. & Europe? Please ask the receptionist if we can help make your reservation
6. Address ......................................... .........................................
7. ............................ Room No.
No. of Person
Charge
60
Date of Arrival
No. of Night or Depature Date
RESERVATION CHART Month : ...........................
Date 1 Roo m I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
Year: ......................
1 5
61
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
3 0
3 1
BROSUR “BALI NATURE TREKKING”
HASIL SUMBANGAN IbM KELOMPOK SADAR WISATA DESA MENYALI KECAMATAN SAWAN LPM – UNDIKSHA 2012
62
63