IbM LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
IbM JARINGAN USAHA SE-KOTA BATU “GRAS” (GUYUB RUKUN AGAWE SENTOSO) DI KOTA BATU
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional melalui DIPA Universitas Brawijaya REV 1 Nomor : 0636/023-04.2.16/15/2011 R Tanggal 30 Maret 2011
Oleh : Ir EF Sri Maryani S,MSIE Siti Asmaul M,STP,MP Rini Yulianingsih,STP,MT
NIP. 19550623 198103 2 001/Ketua NIP. 19740608 199903 2 001/Anggota NIP. 19740717 200812 2 001/Anggota
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011
RINGKASAN GRAS ”Guyub Rukun Agawe Santoso” merupakan paguyuban dan jaringan IKM di Kota Batu yang didukung dan difasilitasi oleh Pemerintah Kota Batu melalui binaan dari Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan serta Dinas Pemuda,Olahraga dan Ketenagakerjaan di Kota Batu.. GRAS didirikan tahun 2006 yang diprakarsai oleh Bapak Ruslan Guntoro selaku pemilik IKM produk herbal ”R.ROVIT” di desa Songgokerto, kota Batu. Beliau yang memotivasi beberapa IKM untuk mengembangkan usaha mulai skala mikro dan kecil agar tetap bisa eksis. Saat ini anggota GRAS mencapai 40 IKM se Kota Batu dalam bidang produksi pangan dan non-pangan meliputi minuman sari buah (sari apel, strawbery,akar alang-alang, rosella), keripik buah, kerupuk (singkong, ikan, miller, waluh), kerajinan kayu, jenang/dodol apel, browies terong,rambak ceker ayam yang semuanya dipasarkan di area Kota Batu. Bentuk dukungan PemKot Batu berupa penyediaan tempat untuk outlet sekaligus tempat pemasaran IKM yang tergabung dalam GRAS (saat ini di Jl.Jendral Sudirman dan depan stadion Brantas Kota Batu), sebagian mendapatkan fasilitas mesin dan peralatan produksi sesuai dengan prioritas dan kebijakan Dinas terkait serta pembinaan manajemen usaha. Anggota GRAS terdapat 2 unit IKM kerupuk Miler milik Bapak Imam dan Ibu Lulu yang memiliki 3 tenaga kerja dan kapasitas produksi 10 – 20 kg per hari. IKM bapak Imam dan ibu Lulu merupakan mitra subkontrak dimana penjualan produknya saling koordinasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.. IKM “Echo Food dan Yo-Ang” milik Bapak Imam berdiri sejak 2004 dengan produk awalnya sambel pecel, brambang dan bawang goreng kemudian berkembang diversifikasi produk emping singkong atau kerupuk miler tahun 2006. Harga jual kerupuk miler mentah Rp.18.000/kg dan matang Rp.35.000,-/kg ke wilayah pemasaran di Kota Batu (toko oleh-oleh khas Kota batu), outlet GRAS, tempat wisata WBL Lamongan dan banyak konsumen pedagang ataupun wisata yang langsung membeli di rumah produksi di Jl Suropati 111B Kota Batu. Kebutuhan permintaan pasar semakin tinggi menuntut kapasitas 50 kg per hari. IKM ibu Lulu “BU YAH” mulai tahun 2007 di Jl Suropati no.8 dengan produk utama kerupuk miler dengan wilayah penjualan toko makanan kota Batu, outlet GRAS dan mendatangi langsung ke rumah produksi. Kerupuk miler ibu Lulu dan Bapak Imam menggunakan satu PIRT atasnama bapak
Imam yaitu 15.357.902.083. Selama ini kedua IKM kerupuk miler, melakukan proses produksi dengan teknologi manual mulai dari proses pengupasan ketela pohon, pemarutan,pengukusan, pengeringan dan penggorengan sehingga kurang efektif karena tidak bisa berproduksi secara maksimal untuk memenuhi permintaan pasar. Titik permasalahan yang dihadapi oleh Jaringan Usaha Kota Batu ”GRAS” terutama Kelompok IKM Pengrajin Kerupuk Miler antara lain rendahnya kualitas produk dan efisiensi produksi sehingga kerupuk miler yang dihasilkan belum berdaya saing untuk target pasar lebih luas karena bentuknya belum menarik dan olahan tradisional sehingga perlu adanya pembinaan inovasi produk yang berdayasaing. Selain itu juga masih rendahnya kemampuan pengrajin kerupuk miler dalam penguasaan teknologi sehingga produktivitasnya masih rendah untuk bisa menghasilkan produk olahan yang siap bersaing di pasar bebas. Maka perlu ada inovasi teknologi dalam proses produksi kerupuk miler terutama dalam proses pemarutan singkong dan pengukusan yang memenuhi syarat LLM (Low Technology dan dikembangkan oleh usaha skala rumah tangga ataupun kecil dalam bidang pangan sehingga tekstur adonan lebih seragam untuk dibentuk / dicetak. Tahapan kegiatan yang dilakukan pada IbM Kelompok IKM Kerupuk Miller Singkong meliputi melakukan koordinasi dan pendekatan pada kelompok UKM untuk penerapan teknologi tepat sehingga terjadi peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi serta nilai ekonomis bagi masyarakatnya, fasilitasi alat dan mesin pengolahan skala Teknologi Tepat Guna yang cocok diterapkan di IKM. Peralatan yang diberikan berupa Mesin Pemarut Singkong, Pengukus dan Spinner Semi Otomatis untuk produksi kerupuk miller singkong. Demonstrasi dan pelatihan yang dilakukan tentang inovasi teknologi produksi kerupuk miller singkong yang aman dikonsumsi dan halal dengan mengaplikasikan mesin Pemarut Singkong, Pengukus dan Spinner Semi Otomatis sehingga produk yang dihasilkan lebih berdaya saing dan diterima pasar. Setelah proses pelatihan akan dibimbing dan dibina secara rutin antara Tim Pelaksana dengan UKM sehingga hasilnya bisa terpantau secara dini sehingga bisa segera diperbaiki jika terjadi proses dan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Mensosialisasikan perlunya manajemen pengelolaan produksi yang baik demi keberlangsungan industri melalui pendidikan, pelatihan dan pembinaan prosessing serta manajemen di kelompok pengrajin kerupuk miller singkong di kota Batu.
Hasil pelaksanaan kegiatan terjadi peningkatan efisiensi produksi , kualitas produk dan kapasitas produksi kerupuk miller singkong pada usaha rumah tangga dengan inovasi Pemarut Singkong, Pengukus dan Spinner Semi Otomatis. Perbaikan sistem produksi yang ada dengan penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) , logbook produksi dan laporan keuangan sehingga manajemen UKM lebih tertata secara profesional. Meningkatkan pangsa pasar dan daya saing produk
sebagai
kebutuhan konsumen segmen menengah ke atas melalui perbaikan strategi pemasaran terutama promosi melalui media online (blog). Indikator keberhasilan yang tercapai dalam kegiatan IbM ini adalah proses pemarutan singkong, penirisan dan pengukusan adonan kerupuk miler akan lebih efisien terutama kapasitas produksi yang meningkat maka penggunaan tenaga kerja juga lebih produktif untuk peningkatan kapasitas produksi 20 kg singkong menjadi 50-75 kg per hari dengan curahan waktu kurang dari 3 jam. Proses penirisan lebih optimal bisa memperbaiki tekstur, kenampakan dan daya tahan untuk penyimpanan kerupuk miler dalam kemasan. Kualitas tekstur kerupuk miler lebih seragam sehingga hasil cetakan kerupuk miler memiliki kenampakan lebih menarik dan daya pengembangan volume bisa maksimal serta kualitas dan kuantitas meningkat, efisien dan produktivitas tenaga kerja lebih baik sehingga efek kontribusi keuntungan bisa meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1999. Pengembangan Usaha Agrobisnis Singkong. Anonymous. 1994. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol.XVI no 1. Balitbang Pertanian, Deptan RI. Bogor Ciptadi, W dan M.Z Nasution. 1978. Pengolahan Umbi Ketela Pohon. Bagian Teknologi Hasil Tanaman. THP. IPB. Bogor Kartasapoetra, A.G. 1989. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Bina Aksara. Jakarta Makfoeld, 1982. Deskripsi Pengolahan Hasil Pertanian. Departemen Ilmu dan Teknologi Makanan. Fakultas Pertanian . Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Matz, S. A. 1982 Food Texture.The AVI Publishing Co. Westport Connecticut Moeljanto, R. 1982. Pengolahan Hasil-hasil Sampingan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta Rakhmadiono, S. 1994. Risalah Hasil Penelitian Penanganan Hasil-hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang Saraswati. 1986. Membuat Kerupuk Ikan Tenggiri. Bhatara Karya Aksara. Jakarta Wirakartakusumah, A.R., Syarief, A.R dan D. Syah. 1989. Pemanfaatan Teknologi Pangan Dalam Pengolahan Singkong dalam Seminar Nasional Peningkatan Nilai GIzi Tambah Singkong. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. UNPAD. Bandung