Konsep Keaksaraan Inti Pada Remaja Untuk Review dan Aplikasi Dalam Konteks Pengajaran Pelajaran IPS dan IPA 1. Terdapat banyak sekali definisi untuk istilah literacy atau keaksaraan. Untuk tujuan saat ini, maka kami akan fokus kepada keterampilan membaca dan menulis sebagai alat bantu dalam mempelajari IPA dan IPS. 2. Praktek membaca dan menulis didasarkan pada proses kognitif, afektif, dan sosial. . 3. Berbagai pendekatan untuk meningkatkan motivasi remaja terhadap hal membaca dan menulis di antaranya adalah: Memasukkan instruksi membaca dan menulis pada tugas yang bermakna (meaningful) dalam bidang yang terkait Menggunakan pedagogi yang sesuai dengan budaya setempat Mengajarkan keterampilan membaca dan menulis guna membangun rasa pencapaian atau penguasaan (mastery), kepuasan dari penyelesaian masalah yang menantang, serta peningkatan determinasi diri dan kontrol diri. 4. Keterampilan membaca dan menulis hendaknya diajarkan secara eksplisit. Pengajarannya diintegrasikan dengan pengajaran IPA dan IPS. Instruksi secara eksplisit terbagi ke dalam 4 tahap: mendeskripsikan keterampilan tersebut dan pentingnya untuk dipelajari, mencontohkan keterampilan tersebut, memberikan latihan yang terbimbing, serta memfasilitasi latihan keterampilan tersebut secara mandiri. 5. Integrasi dari pengajaran keaksaraan sebaiknya direncanakan dan dimodifikasi berdasarkan penilaian yang sedang berjalan, yaitu pengumpulan informasi mengenai kemampuan membaca dan menulis para siswa yang bersumber dari observasi, analisis sampel tulisan, wawancara siswa, nilai ujian, dan sumber lainnya. 6. Integrasi pengajaran keaksaraan ke dalam pelajaran IPS dan IPA sebaiknya menggunakan jenis bacaan yang beragam, seperti buku teks, majalah, artikel koran, dokumen sejarah, peta, instruksi tertulis mengenai cara melakukan penelitian ilmiah, serta teks yang berhubungan dengan karya wisata. 7. Integrasi dari keaksaraan dengan mata pelajaran lain seharusnya bertujuan untuk menguatkan kebiasaan pembaca yang sukses, termasuk dalam hal membuat prediksi, visualisasi, dan koneksi; mengajukan pertanyaan, melakukan klarifikasi, evaluasi, dan diskusi, serta membuat rangkuman. 8. Komponen dari keterampilan keaksaraan: Word recognition (pengenalan kata) –penting untuk dapat membaca setiap kata yang tertulis
1
Fluency (kelancaran) –membaca secara lisan dengan cepat dan akurat disertai ekspresi yang sesuai Reading comprehension (pemahaman bacaan) –dimensi literal, interpretasi, dan kritis; pengembangan kosakata Writing process (proses menulis)– merencanakan, draf (menghasilkan dan menuliskannya), membuat review; proses-proses yang berlangsung secara simultan dan rekursif; tugas penulisan yang mendasar: mengeja (spelling), tata bahasa (grammar), dan tata cara menulis (basic writing mechanics)
9. Membaca dan menulis biasanya saling terjalin ketika dipraktekkan dan seharusnya saling berhubungan dalam pengajarannya. 10. Pengajaran menulis seharusnya mendorong transformasi pengetahuan (knowledge-transformation) dalam pelajaran IPA dan IPS. 11. Di dalam banyak kelas pelajaran IPS dan IPA, ada siswa-siswi yang hanya memiliki keterampilan membaca dan menulis yang sangat mendasar. Para siswa tersebut butuh pengajaran eksplisit dalam hal pengenalan kata, mengeja, konstruksi kalimat, dan keterampilan dasar lainnya. Sewaktu mempelajarinya, keterampilan dasar ini sebaiknya langsung diaplikasikan kepada tugas menulis dan membaca dengan tingkat pemahaman bacaan yang lebih tinggi. Siswa dengan tingkat keterampilan yang lebih rendah sebaiknya diberikan paparan yang sama terhadap pengalaman keaksaraan yang kreatif, memicu pikiran, dan mentransformasi pengetahuan seperti yang diperoleh para siswa dengan prestasi yang lebih tinggi. 12. Contoh strategi membaca dan menulis yang harus diajarkan secara eksplisit, sesuai kebutuhan, untku mempromosikan pembelajaran IPS dan IPA:
SRSD (Self-Regulated Strategy Development) CSIW (Cognitive Strategy Instruction in Writing) dan pendekatan lainnya yang terkait: o POWER (Plan, Organize, Write, Edit, Revise) o EmPOWER (Evaluation, Make a Plan, Organize, Work, Evaluate, Re-work) Reciprocal Teaching Strategi sebelum, selama, dan setelah membaca, seperti Think, While and After (TWA) dan Scaffolded Reading Experience PreP Advance organizer Feature analysis strategy Graphic organizers: diagram pohon, diagram venn, peta semantik Mengajukan pertanyaan yang literal, inferential dan critical sebelum memberikan tugas membaca QAR
2
ConStruct Strategy Anticipation Guide Summarization (merangkum) LGL Teaching text structure
Ulasan Strategi Secara Garis Besar SRSD (Self-Regulated Strategy Development) – sebuah kerangka berpikir yang dapat digabungkan dengan beragam strategi membaca dan menulis yang spesifik. Terlepas dari strategi keaksaraan yang digunakan, dalam SRSD sang guru melakukan hal-hal sebagai berikut: mendiskusikan strategi keaksaraan yang akan diajarkan; menyebutkan kegunaan dan keuntungannya; memperkenalkan apabila terdapat mnemonic (strategi untuk bantu ingatan) yang akan digunakan; mencontohkan penggunaan strategi tersebut; memberikan kesempatan latihan yang dibimbing lalu latihan secara mandiri. Berbagai teknik regulasi diri terdapat dalam strategi keaksaraan, yaitu: goal-setting (penentuan tujuan), self-monitoring (pengawasan diri), self-instructions (instruksi diri), dan self-reinforcement (penguatan diri). SRSD dimaksudkan untuk berdasarkan pada kriteria—bukan waktu—meskipun guru kelas mungkin tidak mampu untuk mengajar hingga mencapai kriteria tersebut. Contoh dari strategi keaksaraan yang berdasarkan SRSD adalah: merencanakan dan menulis esai expository dengan menggunakan mnemonic STOP (Suspend judgment, Take a side, Organize ideas, Plan as you write); DARE (Develop a topic sentence, Add supporting ideas, Reject an argument for the other side, End with a conclusion); PLAN (Pay attention to prompt, List main ideas, Add supporting ideas, Number your ideas); dan WRITE (Work from your plan, Remember your goals, Try to use diff kinds of sentences, use Exciting, interesting words). Sumber: De La Paz (1999). Lihat juga penje;asan mengenai TWA di bawah ini. EmPOWER – sebuah strategi komprehensif untuk mengajarkan keterampilan menulis dengan menggunakan lembar kerja. Guru memperkenalkan arti dari kata “empower” , menghubungkannya dengan kegiatan menulis, lalu mengajarkan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Evaluate – siswa menentukan sifat dari prompt atau pemicu yang diberikan, melingkari katakata aksi (action words) dan menemukan kata-kata yang memberitahukan kepada mereka apa langkah selanjutnya. 2. Make a Plan atau membuat rencana berdasarkan kata-kata yang dilingkari dan digarisbawahi; pengenalan graphic organizers dan berbagai contoh untuk mengarahkan apa yang akan mereka tulis; pemilihan graphic organizer yang sesuai dengan pemicu yang diberikan, mempelajari strategi pemetaan, dan berinteraksi dengan siswa lainnya. 3. Organize: bimbinglah siswa untuk mengorganisir ide mereka denganmenggunakan graphic organizer, minta siswa untuk memikirkan apa saja yang sudah mereka ketahui mengenai topik tersebut, serta informasi apa saja yang dapat diketahui dari teks yang sedang digunakan. Ajarkanlah siswa untuk mencatat dan mengorganisir ide secara berurutan, brainstorm, membaca ulang tugas, dan memutuskan apakah terdapat ide yang perlu ditambahkan atau dihapuskan.
3
4. Work: berikanlah pelajaran singkat mengenai penonton, berikanlah contoh berbagai gaya penulisan yang berbeda, buatlah kalimat topik dan subtopik, dan gunakanlah mnemonic FRED (Facts, Reasons Examples, Details); lalu hubungkanlah hal tersebut dengan tujuan penulisan. 5. Evaluate atau lakukan evaluasi dengan menggunakan checklist COLA: perhatikanlah Content (isi), Organization (organisasi), Language (bahasa), dan Appearance of paper (penampilan tulisan). Selain itu, bimbinglah siswa untuk menilai tulisan sendiri maupun temannya. 6. Re-work yaitu menerima umpan balik dari teman dan melakukan revisi tulisan. *Sumber: Singer & Bashir (2004). Reciprocal Teaching – yaitu sebuah strategi pemahaman bacaan dimana guru pada awalnya memimpin kegiatan dengan para siswa namun secara bertahap para siswa bertambah tanggung jawab mereka atas kegiatan tersebut. Komponen dari pemahaman bacaan yang diajarkan adalah: 1. Predict, yaitu siswa membuat prediksi dengan menggunakan petunjuk dari gambar, judul teks, dan subjudul. 2. Read aloud: setiap siswa membaca 1 paragraf dengan suara yang keras (catatan: ini adalah langkah tambahan, yang tidak termasuk dalam strategi asli) 3. Clarify (melakukan klarifikasi): fokus kepada ide-idem kata-kata, atau pengucapan yang sulit. 4. Question (mengajukan pertanyaan): mengajarkan siswa untuk mengajukan pertanyaan yang eksplisit maupun implisit berdasarkan teks. 5. Summarize: mengajarkan siswa untuk membuat garis besar dari sebuah teks, menggunakan word web (jejaring kata) atau mendaftar poin-poin yang paling penting. *Sumber: McKenna dan Robinson (2006), bab 7. TWA – sebuah strategi pemahaman bacaan dengan menggunakan SRSD. TWA terdiri dari 9 langkah yang diatur ke dalam 3 tahapan: Thinking before reading (berpikir sebelum membaca), While reading (selama membaca), dan After reading (setelah membaca). Ajarkanlah siswa untuk mengidentifikasi tujuan penulis dari sebuah teks tertulis, menentukan apa yang sudah mereka ketahui mengenai topik tersebut, menentukan sebuah tujuan atau goal membaca, fokus kepada kecepatan mereka dalam membaca, menghubungkan pengetahuan latar dengan informasi yang baru bagi siswa,yang berasal dari teks, membaca ulang beberapa bagian dari pilihan bacaan, mengidentifikasi ide utama, merangkum secara lisan informasi dari teks, serta melakukan refleksi dari apa yang telah mereka pelajari. *Sumber: Mason (2004). PreP – sebuah strategi pemahaman bacaan, yang merupakan singkatan dari PreReading Plan. Strategi ini mengajarkan siswa untuk mengaktivasi background knowledge dan membantu guru untuk menilai pemahaman siswa. Pertama, dalam diskusi kelas, guru bertanya kepada siswa mengenai konsep-konsep dari teks dan membabtu siswa untuk melakukan refleksi terhadap asosiasi awal mengenai konsepkonsep tersebut serta melakukan perumusan ulang asosiasi tersebut. Kedua, guru menganalisis jawaban siswa seperti definisi, analogi, hubungan, konsep superordinatm contoh, atributm sera aspek-aspek lainnya dari konsep terkait. *Sumber: McKenna dan Robinson (2006), bab 5.
4
Advance organizer – sebuah sumber yang diberikan oleh guru, yang dapat membantu siswa untuk memahami sebuah bacaan. Advance organizer ini adalah sebuah pengenalan singkat mengenai konsepkonsep yang akan dibaca dalam teks, yang mana para siswa membaca dan berdiskusi sebelum membaca bahan bacaan yang ditugaskan. Guru dapat menulis sendiri advanced organizer atau mengidentifikasinya pada bagian pendahuluan atau rangkuman yag terdapat dalam sebuah buku teks. *Sumber: McKenna dan Robinson (2006), bab 5. Feature analysis strategy – sebuah strategi yang mendukung pemahaman bacaan dan kegiatan menulis dengan menggunakan sebuah bagan yang memperlihatkan fitur-fitur dari sebuah fenomena, dengan menggunakan tanda plus dan minus. *Sumber: McKenna dan Robinson (2006), bab 6. Graphic organizers – bagan dan diagram yang digunakan dalam pengajaran eksplisit mengenai pemahaman bacaan dan keterampilan menulis. Guru menyajikan dan memperoleh informasi yang diorganisir dengan cara yang spesifik, misalnya dalam sebuah diagram pohon, diagram venn, atau peta semantik yang memperlihatkan bagaimana konsep-konsep dalam sebuah teks saling berhubungan satu sama lain. *Sumber: McKenna dan Robinson (2006), bab 6. QAR - singkatan dari Question-Answer Relationships, yaitu sebuah strategi pemahaman bacaan dimana siswa diajarkan untuk mengajukan pertanyaan pemahaman bacaan yang literal, inferential, dan critical. Sewaktu merumuskan pertanyaan, siswa belajar untuk membuat kesimpulan dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam teks maupun informasi yang tidak secara langsung dinyatakan dalam teks, dengan menggunakan pengetahuan latar yang dimiliki. Ketiga kategori dari pertanyaan yang diajarkan adalah“right there” (ada di situ), “think and search” (pikirkan dan carilah), serta “on my own” (lakukan sendiri). *Sumber: McKenna dan Robinson (2006), bab 7. ConStruct Strategy – sebuah strategi yang mendukung pemahaman bacaan dan keterampilan menulis dimana guru mengajarkan siswa bagaimana caranya untuk membuat sebuah graphic organizer yang komprehensif. Di bawah bimbingan guru, para siswa membaca teks dengan sepintas lalu, membuat sebuah skeleton diagram yang merepresentasikan ide-ide utama dan subtopik, kemudian secara hatihati membaca teks untuk memperoleh informasi tambahan yang dapat dimasukkan ke dalam graphic organizer, dan terakhir membaca untuk ke-3 kalinya untuk mengklarifikasi seluruh informasi yang telah diperoleh. *Sumber: McKenna dan Robinson (2006), bab 7. Anticipation Guide – sebuah strategi yang didasarkan pada pernyataan-pernyataan mengenai konsepkonsep yang terdapat dalam teks, yang mana para siswa diminta untuk menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap penyataan tersebut. Sebelum membaca teks, guru memberikan pernyataan-pernyataan dan bertanya kepada siswa apakah mereka setuju atau tidak setuju dengannya. Kemudian siswa
5
membaca teks dan setelahnya menanggapi pernyataan-pernyataan yang diberikan di awal tadi. Guru akan meminta alasan apabila terdapat perubahan dalam tanggapan siswa. Sewaktu membuat sebuah anticipation guide, guru mengambil ide-ide utama dari teks, memasukkan kemungkinan anggapan siswa, dan membuat pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang positif atau negatif (mendukung atau tidak mendukung). *Sumber: McKenna dan Robinson (2006), bab 8. LGL, singkatan dari List, Group, Label – sebuah strategi untuk membangun pengetahuan sebelumnya (prior knowledge), mengajarkan kosakata, dan mengajarkan siswa bagaimana mengorganisir konsepkonsep guna mendukung pemahaman bacaan dan kegiatan penulisan. Guru mengambil konsep-konsep berdasarkan topik dari teks, lalu mengajarkan siswa bagaimana cara mengelompokkannya, dan kemudian memberikan label kepada kelompok-kelompok konsep yang terbentuk. *Sumber: Massey et al. (2004)
6