KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNITAS SUPORTER AREMANIA MALANG DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANGGOTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: PURNOMO NIM: 107051003173
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNITAS SUPORTER AREMANIA MALANG DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANGGOTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Purnomo NIM: 107051003173
Di Bawah Bimbingan
Dr. Asep Usman Ismail, M.A NIP: 19600720 199103 1 001
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
berjudul
KOMUNIKASI
ORGANISASI
KOMUNITAS
SUPORTER AREMANIA MALANG DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANGGOTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 16 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 16 Juni 2011 Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Jumroni, M.Si.
Umi Musyarofah, MA
NIP: 19630515 199203 1 006
NIP: 19710816 199703 2 002
Anggota,
Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. H. Yunan Yusuf, MA
Dr. Suhaimi, M.Si
NIP: 19490119 198003 1 001
NIP: 19670906 199403 1 002
Pembimbing
Dr. Asep Usman Ismail, MA NIP: 19600720 199103 1 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 Juni 2011
Purnomo
ABSTRAK
Purnomo Komunikasi Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang dalam Pembinaan Akhlak Anggota Komunikasi organisasi adalah pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Salah satu contoh organisasi yang memiliki jumlah massa besar adalah komunitas suporter. Namun, banyak ulah serta tingkah laku suporter Indonesia yang sering meresahkan masyarakat. Perlu adanya pembinaan akhlak melalui komunikasi organisasi yang dijalankan secara efektif dalam menyelesaikan masalah ini. Aremania merupakan salah satu suporter yang diakui sebagai suporter terbaik yang ada di Indonesia. Dalam suatu organisasi seperti Aremania, komunikasi jelas sangat penting sekali perannya. Mereka mempunyai anggota kelompok yang sangat banyak dan luas, sehingga tak mudah bagi mereka untuk mengkoordinir “pasukannya”. Dari uraian di atas, muncul pertanyaan-pertanyaan yang menjadi permasalahan penelitian ini. Bagaimana iklim organisasi yang dibangun oleh komunitas suporter Aremania? Bagaimana iklim komunikasi yang dibangun oleh komunitas suporter Aremania? Bagaimana kinerja organisasi pada komunitas suporter Aremania sehingga mampu berprestasi? Pada skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu metode yang sangat bergantung kepada perspektif yang digunakan serta permasalahan yang diteliti dalam rangka melakukan deskripsi (penggambaran), verstehen (pemahaman dan pemaknaan), interpretasi (penafsiran), pengembangan dan eksplorasi. Dengan menggunakan analisis triangulasi, yaitu menganilis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dalam data dan fakta empiris di lapangan. Di sini jawaban yang ada di cross-check dengan dokumen yang ada. Dalam skripsi ini peneliti memakai teori Hubungan Manusia oleh Elton Mayo. Teori hubungan manusia ini diperkenalkan pada tahun 1930-1931 an, dan didukung pula oleh Barnard 1938, Roethlisherger dan Dichson 1939. Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengambangkan potensinya. Dengan meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan aktualisasi diri pekerja, akan mempertinggi motivasi bekerja sehingga akan dapat meningkatkan produksi organisasi. Pimpinan atau pengurus Aremania lebih mengandalkan komunikasi antar pribadi dalam penyebaran informasi kepada para anggota Aremania. Komunikasi antarpribadi pun lebih sering dilakukan lewat lisan atau tatap muka. Iklim organisasi dan iklim komunikasi yang terbangun cukup kondusif dan lancar. Jarang terjadi konflik dan perpecahan di dalamnya. Dan komunikasi antar anggota tidak berjalan sendiri-sendiri melainkan serentak dan terstruktur.
i
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik, hidayah, dan kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan proses penulisan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam tak lupa penulis limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Adanya skripsi ini tak bisa lepas dari dukungan, bantuan, dan doa’ dari berbagai pihak. Tanpa keberadaan mereka, tentu saja skripsi ini tak akan pernah bisa diselesaikan. Dalam kata pengantar ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih penulis yang amat besar dan berdoa agar mereka diberikan balasan yang jauh lebih indah dari Allah SWT, mereka-mereka yang berjasa yaitu: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik. Drs. Mahmud Jalal, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, serta Drs. Study Rizal LK. MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Bapak Drs. Jumroni M.Si, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Ibu Umi Musyarofah, MA, sebagai Sekretaris Jurusan KPI, yang telah membantu dalam memberikan informasi akademik dan penyusunan transkip nilai penulis. Dra. Nunung Khairiyah, MA, sebagai Dosen Penasihat Akademik KPI A angkatan 2007, yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
ii
3. Bapak Dr. H. Asep Usman Ismail, MA, selaku Dosen Pembimbing yang dengan tekun dan sabar membimbing penulis selama empat bulan ini. Dan atas pengarahannya serta candaannya yang telah memberikan motivasi untuk bisa segera merampungkan skripsi ini. 4. Pendiri komunitas suporter Aremania, Bpk. Ovan Tobing dan pendiri Arema Fans Club, Bpk. Ir. Lucky Zainal. Nawak-nawak dari Aremania di Malang khususnya dan Indonesia umumnya, yaitu: Sam Erik, Sam Fendy, Sam Saiful, Sam Catur, Sam Edi, Sam Empo, Sam Mukhlis, Sam Rifani, dan nawak-nawak Aremania lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu. Terima kasih atas jamuannya dan jawaban-jawaban kalian. 5. Orang tua yaitu Ibu Muryati yang dalam usaha dan perjuangannya selama ini yang tak kenal lelah meski sakit namun tetap bertahan. Serta Bapak Sudarjo yang sedang berjuang dengan sakit jantungnya, telah memberikan harapan kepada penulis dengan pengadaan Notebook ini. Kalian adalah inspirasi nyata dalam hidup penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan keberkahan kepada kalian, Amin. 6. Seluruh Dosen Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, atas pengamalan dan ilmu-ilmu yang bermanfaat selama ini. 7. Para staf Tata Usaha (TU) yang memberikan informasi, arahan, dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Pimpinan dan para staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Fakultas FIDKOM yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas buku-buku referensi.
iii
9. Mohammah Anwar, Purningsih, dan Aldin Alamsyah, saudara-saudara penulis yang memberikan warna-warni dalam hidup keluarga. 10. Kawan-kawan dan sahabat penulis, Wawan, Dwi Januar ‘Dije’ Handoko, Manda, Adik Fitri, Adik Ainun Selvi, Adik Irra, terima kasih atas kebaikan kalian selama ini. 11. Semua sahabat di KPI A angkatan 2007, Ali Uraidi, Faiz, Anis, Hendri, Eka, Nuri n the undur-undur, dan kawan yang lain yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu. 12. Kawan-kawan KKN Sembilan, Ogi, Hambali, Maul, Adji, Mita, Rizka dan yang lainnya. Serta Mimih beserta keluarga serta warga kampung cisentul dan sekitarnya. Terima kasih atas kenangan indah selama di sana. Akhir kata, skripsi ini tentu saja masih belum sempurna karena masih banyak kekurangan di dalamnya. Namun, penulis berharap saran serta kritik dalam rangka perbaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, 7 Juni 2011
Purnomo
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………. KATA PENGANTAR……………………………………………….. DAFTAR ISI………………………………………………………….
i ii v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………… ………… B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………….... C. Tujuan Penelitian…………………………………………..……. D. Manfaat Penelitian………………………………………….…… E. Tinjauan Pustaka………………………………………………… F. Metodologi Penelitian……………………………………..…….. G. Sistematika Penulisan………………………………………..…...
1 8 9 10 10 11 14
BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi Organisasi…………………………………………. 1. Pengertian Komunikasi Organisasi………………………… 2. Teori Organisasi……………………………………………. 3. Fungsi dan Bentuk Komunikasi Organisasi………............... 4. Iklim Komunikasi Organisasi………………………..…....... 5. Kinerja Organisasi…………………………………….......... B. Akhlak…………………………………………………………... 1. Pengertian Akhlak………………………………….………. 2. Urgensi Akhlak dalam kehidupan………………………...... 3. Pola Pembinaan Akhlak……………………………..……...
16 16 18 20 24 27 28 28 30 31
BAB III PROFIL KOMUNITAS SUPORTER AREMANIA MALANG A. Sejarah, Visi, Misi, dan Tujuan Aremania Malang……………… 36 1. Sejarah Aremania………………………….……………....... 36 2. Visi Aremania…………………………..…………………... 45 3. Misi Aremania…………………….……………………….... 46 4. Tujuan Aremania……………..…………………………....... 46 B. Profil Anggota Aremania………..………………………………. 47 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A. Temuan…………………………………………………..….…… 1. Interaksi Sosial melalui Jaringan Komunikasi Organisasi…. 2. Isi Pesan Komunikasi…………………………………..…… 3. Media Komunikasi dan Efektifitasnya……………………... 4. Pesan-pesan Akhlak…………………………….…………... B. Analisis………………………………………………………….. 1. Iklim Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang….. 2. Iklim Komunikasi Komunitas Suporter Aremania Malang… 3. Kinerja Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang… 4. Pola Pembinaan Akhlak……………………………….….....
v
49 49 53 54 55 57 59 61 64 66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………….………. B. Saran……………………………………………………..………...
70 71
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….……….…
73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang menjunjung tinggi nilai sportivitas. Kata kolumnis bola Walter Lutz, kendati perang, krisis, bencana, skandal permainan, suap-menyuap perwasitan terhadap fair-play, sepak bola tidak akan pernah lapuk dan mati, malahan senantiasa ada dan terus menghibur dunia.1 Dalam sepak bola sendiri, jumlah pemain yang terlibat di lapangan cukup banyak, yaitu 22 pemain yang dibagi menjadi 2 tim. Sedangkan jumlah pengadil justru lauh lebih sedikit yakni hanya berjumlah 3 orang yang terdiri dari 1 wasit dan 2 hakim garis. Melihat perbandingan yang cukup jauh tersebut, jelas sulit untuk menyatukan pemahaman masing-masing pemain. Sehingga berbagai pertandingan yang bermasalah dengan keputusan wasit kerap terjadi. Berbagai jalan keluar sudah mulai dipikirkan oleh FIFA, mulai dari wacana penambahan pengadil hingga pemakaian teknologi canggih di stadion.2 Di Indonesia kualitas kompetisi sepak bola masih kalah jauh dibandingkan dengan kompetisi sepak bola di Eropa dan Amerika Latin. Terutama dalam hal aturan, kemandirian klub, stadion berstandar internasional dan tentu saja pengadil di lapangan. Tidak seperti di Eropa, umumnya wasit di Indonesia masih “cacat”, banyak keputusan dari mereka yang merugikan suatu tim. Bahkan pada musim 2010/2011 ini Indonesia mulai mengimpor wasit asing untuk dipakai di ISL. 1
Lihat catatan sepak bola Sindhunata, Bola di Balik Bulan (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002) hlm. viii 2 Presiden UEFA, Michael Platini, mulai mencanangkan penambahan asisten wasit pada sisi garis belakang gawang di Liga Champion 2011. Selain itu penggunaan earphone pun mulai diterapkan oleh beberapa negara. Ini semua dilakukan guna meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang merugikan suatu pihak.
1
2
Tidak heran jika banyak pertandingan yang berlangsung ricuh bahkan berakhir rusuh.3 Dalam olahraga sepak bola, ada empat elemen pokok yang harus ada agar suatu pertandingan dapat berjalan lancar. Pemain, wasit, panitia penyelenggara, dan suporter. Suporter adalah salah satu elemen yang amat penting dalam sepak bola. Tanpa suporter, atmosfer pertandingan sepak bola terasa hambar. Bagai sayur tanpa garam. Namun, suporter juga bisa membuat sepak bola ternoda. Itu bila mereka bertindak yang mencederai sportivitas. Tawuran, melempari wasit dan pemain, atau bahkan membakar stadion. Persepsi para suporter di mata masyarakat pun menjadi negatif. Itu karena masyarakat sering dibuat resah dan naik pitam atas ulah suporterlah yang sebenarnya menyulitkan untuk menegakkan keadilan. Secara sosio-antropologis, dalam wujud praktis, menurut Anung Handoko (2008: 14) membagi penonton menjadi dua golongan. Pertama, penonton yang murni ingin menikmati permainan cantik saja, tidak peduli dari tim mana pun, dan kedua, adalah penonton yang berpihak pada tim tertentu. Mereka dengan sangat kreatif membuat jargon-jargon tertentu untuk menamai kelompoknya. Dan yang kedua inilah yang dinamakan suporter sejati dan fanatik. Atas dasar fanatisme, mereka sering berlebihan dalam mendukung tim kesayangan. Baik dengan cara yang sopan sampai dengan cara yang brutal sekali pun. Fakta paling nyata bisa dilihat setiap Persija Jakarta menggelar pertandingan kandang di Senayan. Suporter The Jak Mania selalu mendapat perhatian ekstra keras oleh aparat kepolisian. Razia minuman keras, benda tajam, sampai senjata api hampir rutin 3
Data resmi FIFA menyebutkan bahwa Indonesia berada di posisi 130 dunia, Mei 2011. Serta data AFC yang menunjukkan penurunan peringkat kompetisi domestik Indonesia di posisi 16 yang sebelumnya berada di posisi 8 Asia.
3
dilakukan. Itu semata diterapkan guna mencegah tawuran yang selalu terjadi pasca pertandingan.4 Noda-noda seperti itu masih terus menghiasi wajah sepak bola Indonesia. Ulah pendukung Persebaya Surabaya yang terlibat bentrok dengan warga di Solo (22/1) tahun lalu, seakan membuka cerita lama tentang buruknya mental suporter di Indonesia. Ironisnya Persebaya tidak sedang melakoni pertandingan di Solo, namun justru akan menyaksikan tim kesayangannya berlaga melawan Persib Bandung. Sungguh miris menyaksikan adegan kekerasan dan tindak anarkis itu, meski hanya lewat layar kaca. Kekerasan itu bukan pertama kali terjadi. Di waktuwaktu sebelumnya kekerasan itu selalu datang silih berganti. Kekerasan seolah menjadi penyerta yang tak bisa dihindari dalam dunia persepakbolaan Tanah Air. Dari fenomena di atas jelas sangat erat kaitannya dengan akhlak bangsa ini. Suporter sendiri sejatinya adalah suatu organisasi. Perlu adanya pembinaan agar organisasi tersebut dapat berprestasi, yang salah satunya adalah pembinaan akhlak bagi anggotanya.5 Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama,
6
ilmu yang berusaha mengenal tingkah laku manusia,
kemudian member nilai kepada perbuatan baik atau buruk sesuai dengan normanorma dan tat susila. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).7
4
Simon Kuper dan Stefan Szymanski, Soccernomics, (Jakarta: Erlangga, 2010) h. 15. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 27. 6 Husin Al-Habsyi, Kamus Al-Kautsar, (Surabaya: Assegaf, tt), h. 87. 7 Barmawi Umary, Materi Akhlak, (Solo: Ramadhani, 1993), h. 196. 5
4
Mungkin banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Di satu sisi kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan perkara pokok/inti agama ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan. Sehingga tidak dapat disalahkan bila ada keluhan-keluhan yang terlontar dari kalangan awam, seperti ucapan : “…Wah udah ngerti agama kok kurang ajar sama orang tua.” Atau ucapan : “Dia sih agamanya bagus tapi sama tetangga tidak pedulian…”, dan lain-lain.8 Seharusnya ucapan-ucapan seperti ini ataupun yang semisal dengan ini menjadi cambuk bagi kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak. Islam bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan islam mementingkan akhlak. Yang perlu diingat bahwa tauhid sebagai sisi pokok/ inti islam yang memang seharusnya
kita
utamakan,
namun
tidak
berarti
mengabaikan
perkara
penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat. Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah dan ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang maka semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seorang muwahhid memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya.9 Al-Qur'an menyuruh manusia menjadi bermartabat, rendah hati, dapat dipercaya, baik budi, beriman, dewasa, dan mau mendengarkan. Al-Qur'an bahkan menggambar-kan jalan yang seharusnya kita tempuh,
8
Harun Yahya, “Nilai-Nilai Moral Al-Qur’an,” artikel diakses pada 16 April 2011 dari http://www.harunyahya.com/indo/buku/moral001.htm 9 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 58.
5
Artinya: "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak me-nyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman :18)
Aremania adalah sebutan untuk komunitas pendukung (suporter) klub Arema Indonesia. Aremania tidak termasuk dalam struktur organisasi PS Arema Malang melainkan berdiri sendiri sebagai organisasi independen pendukung Arema. Oleh karena itu Aremania selalu mandiri dalam segala urusan dan pembiayaannya. Aremania merupakan basis suporter sepakbola terbesar di Indonesia. Bukan hanya terbesar namun Aremania juga dikenal sebagai kelompok suporter terbaik yang ada di Indonesia. Sebelumnya pendukung Arema pernah berada dalam "masa kelam" di mana setiap kesebelasannya bertemu dengan tim lain hampir dipastikan akan terjadi kerusuhan.10 Bahkan pada tahun 2008 Aremania dengan tak terkendali merusak dan membakar berbagai fasilitas di stadion Brawijaya Kediri. Peristiwa itu disebabkan karena ketidakpuasan mereka terhadap kepemimpinan wasit di lapangan. Akibatnya para Aremania dihukum pelarangan selama dua tahun mengenakan kostum tim saat mendukung Arema. Hukuman ini diterima oleh semua Aremania dan dapat dipatuhi selama dua tahun.11 Setelah timbul kesadaran untuk menunjukkan bahwa mendukung kesebelasan kesayangnnya tak harus dengan pandangan sempit (chauvinisme lokal), Aremania mulai berbenah diri dan mulai merubah imejnya, tidak hanya damai, sportif, loyal, tapi juga atraktif. Sebagai salah satu pelopor kelompok 10
Wawancara pribadi dengan Lucky Zainal, Pendiri Arema dan Arema Fans club, Malang, 15 April 2011 11 Dalam masa hukumannya, Aremania sering melakukan aksi-aksi unik dan kreatif guna mengundang perhatian publik. Contohnya dengan cara mengenakan baju kokoh ke stadion. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa mereka sudah berubah.
6
suporter sepak bola nasional dan dikukuhkan dengan anugerah suporter terbaik oleh Menpora dan suporter terbaik Copa Indonesia 2006, Aremania telah membuktikan eksistensinya dalam membangun warna suporter sepak bola nasional.12 Pada Indonesian Super League 2010, Aremania menjadi suporter yang melakukan tour dengan jumlah paling besar di ASIA. Sebanyak 40 ribu Aremania yang berasal dari seluruh Indonesia berbondong-bondong menuju Jakarta untuk menyaksikan Persija v Arema. Selama tour hanya sedikit terjadi pencopetan dan tawuran, dan merupakan tour away terbesar di Asia dan tersukses sepanjang sejarah persepakbolaan Indonesia. Hasilnya, Aremania mampu membawa Arema juara pada Indonesian Super League 2010. Satu lagi prestasi ditorehkan Aremania tahun 2010, bukan sebagai the best suporter di Indonesia, Aremania tercatat sebagai penonton terbanyak antar klub di ASEAN dan berada di peringkat tujuh di Asia. Data rata-rata penonton terbanyak ini diperoleh Malang Post dari forum sepakbola Asia.13 Selain berprestasi di dunia nyata, Aremania mampu berbicara lebih di dunia maya/ new media. Aremania mempunyai terobosan baru di bidang jurnalistik. Aremania mendirikan situs www.ongisnade.net.14 Di samping itu, Aremania memiliki Tribun Aremania. Tribun Aremania adalah fitur baru dari Ongisnade berupa blog artikel, opini, surat pembaca, kiriman foto, hingga citizen journalism dari Aremania dan pengunjung Ongisnade. Blogger, jurnalis, penulis lepas, atau Aremania yang tidak memiliki latar belakang jurnalistik pun bisa
12
Mochammad Rijal Ilmi, “Sejarah Berdirinya Aremania”, diakses 25 April 2011 pada situs http://rijal954.wordpress.com/2010/09/04/sejarah-berdiirinya-aremania/ 13 Malang Post, 2010 14 http://www.ongisnade.net
7
mengirimkan artikel berupa opini, kritikan dan ide saran untuk tim Arema, liputan event Aremania, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Arema, Aremania, dan sepakbola Indonesia. Sejak online pada Oktober 2007, Ongisnade.com telah menembus lebih dari satu juta pageview dan jumlah tersebut terus mengalami peningkatan traffic yang signifikan dari waktu ke waktu. Berpangkal pada eksistensi mereka itulah akhirnya pada tahun 2010 Aremania dengan Ongisnadenya menyandang predikat sebagai website sepakbola terbaik di Indonesia dan bahkan Asia tenggara.15 Dalam suatu organisasi seperti Aremania, komunikasi jelas sangat penting sekali perannya. Mereka mempunyai anggota kelompok yang sangat banyak dan luas, sehingga tak mudah bagi mereka untuk mengkoordinir “pasukannya”. Komunikasi organisasi adalah pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unitunit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.16 Ada empat tipe komunikasi yang biasa terjadi dalam organisasi yaitu komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal dan komunikasi informal. Pandangan pimpinan organisasi terhadap organisasi akan mempengaruhi arus komunikasi dalam organisasi. Teori hubungan manusia memandang komponen manusia sangat penting dalam organisasi dan karena itu, mereka menekankan pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Berdasarkan hal itu berbagai bentuk komunikasi dikembangkan, baik komunikasi kepada bawahan, kepada atasan, horizontal, dan komunikasi informal. Dengan adanya berbagai bentuk komunikasi
15
Ibid R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 31. 16
8
yang dominan dalam organisasi memungkinkan kebutuhan-kebutuhan manusia dalam organisasi terpenuhi.17 Aremania memerlukan sebuah pembinaan yang ekstra untuk menyatukan dukungan. Di sinilah pentingnya dibentuk kepengurusan berupa manajemen organisasi Aremania. Dengan adanya komunikasi yang baik antar pengurus, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler 1981). Melihat latar belakang prestasi yang ditorehkan Aremania di atas, yang berada di tengah keterpurukan persepsi masyarakat terhadap sepakbola Indonesia dewasa ini, peneliti merasa tertarik membuat suatu penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pada bidang ilmu sosial dengan perspektif dari komunikasi organisasi. Oleh karena itulah peneliti menuangkan tema penelitian ini ke dalam sebuah skripsi yang diberi judul “Komunikasi Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang dalam Pembinaan Akhlak Anggota.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mengacu pada latar belakang di atas, maka peneliti membatasi penelitian ini yaitu hanya pada pola komunikasi yang terjadi antar suporter Aremania. Demi kevalidan data, anggota suporter yang menjadi subjek tersebut ialah mereka yang berusia di atas 18 tahun dan benar-benar anggota resmi Aremania. Dan sampel
17
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 89.
9
penelitian ini ialah anggota Aremania dari korwil atau lebih tepatnya forum Aremania.com. Peneliti memfokuskan pada subjek penelitian serta pesan-pesan yang di terjadi antara satu dengan lainnya. Pesan-pesan tersebut ditelaah untuk menganalisis iklim organisasi, iklim komunikasi, dan kinerja organisasi. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana iklim organisasi yang dibangun oleh komunitas suporter Aremania dalam pembinaan akhlak anggota? 2. Bagaimana iklim komunikasi yang dibangun oleh komunitas suporter Aremania dalam pembinaan akhlak anggota? 3. Bagaimana kinerja organisasi dalam pembinaan akhlak anggota pada komunitas suporter Aremania sehingga mampu berprestasi?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan seperti di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan mengungkapkan iklim organisasi yang terjadi pada komunitas suporter Aremania dalam pembinaan akhlak anggota. 2. Untuk mengetahui dan mengungkapkan iklim komunikasi yang terjadi pada komunitas suporter Aremania dalam pembinaan akhlak anggota. 3. Untuk mengetahui dan mengungkapkan kinerja organisasi dalam pembinaan akhlak anggota yang dibentuk pada komunitas suporter Aremania.
10
D. Manfaat Penelitian Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat memeberikan manfaat, yaitu: 1. Manfaat Akademis Keberadaan Aremania sebagai suporter teladan di Indonesia mampu memberikan warna baru. Dari perspektif komunikasi, manfaat penelitian ini yaitu kita dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi organisasi melalui konsep yang diterapkan di tubuh Aremania karena mampu menampilkan iklim organisasi yang kondusif. Sedangkan dari perspektif Dakwah, kita akan mengetahui dan memperkaya kajian ilmu dakwah melalui aktifitas keagamaan yang berada di kalangan suporter seperti Aremania dalam proses pembinaan moral anggota ke arah yang lebih baik. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi masukan dan menambah wawasan khususnya bagi kalangan teoritis, praktisi, dan aktivis organisasi. Selain itu diharapkan pula menjadi sumber inspirasi bagi para suporter di tanah air lainnya agar mampu berlomba-lomba menjadi yang terbaik di pinggir lapangan. Peneliti mengharapkan perhatian yang lebih dari masyarakat dan merubah persepsi mereka terhadap tindakan negatif para suporter sepakbola. Sehingga manfaat luas yakni menciptakan iklim organisasi positif yang merata di setiap organisasi suporter Indonesia.
E. Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian ini, penulis melakukan observasi terhadap hasil penelitian lain yang mempunyai kemiripan dengan penelitian yang akan
11
penulis lakukan. Hal ini penulis temukan dari saudari Dini Noviyanti18. Ia meneliti tentang pola komunikasi organisasi sama seperti penulis lakukan. Hanya saja, ia hanya meneliti bagian bidang data saja, bukan keanggotaan secara menyeluruh. Selain itu penulis juga menemukan skripsi lain yang mempunyai kemiripan, yaitu skripsi yang dibuat oleh Januar Azhari19. Ia mengkaji tentang pola komunikasi organisasi, namun perbedaannya ia meneliti pola komunikasi personal ketua (dari atasan kepada bawahan). Satu lagi yaitu skripsi dari saudari Farah Nurul Hikam Agustina20. Pada skripsi ini ia menuliskan tentang peran pengurus, dan anggota organisasi. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini yaitu perspektif yang ia kaji lebih dikhususkan kepada perspektif dakwah.
F. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang sangat bergantung kepada perspektif yang digunakan serta permasalahan yang diteliti dalam rangka melakukan deskripsi (penggambaran), verstehen (pemahaman dan pemaknaan), interpretasi (penafsiran), pengembangan dan eksplorasi.21
18
Dini Novitanti, “Pola Komunikasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang,“ (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2009) 19 Januar Azhari, “Pola Komunikasi Organisasi Nur Mahmudi sebagai Walikota Depok dalam Implementasi Kebijakan Publik,” (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008) 20 Farah Nurul Hikam Agustina, “Komunikasi Organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta dalam Berdakwah,” (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009) 21 Imam Suryo Prayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 101-102.
12
Dengan menggunakan metode analisis triangulasi, yaitu menganilis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dalam data dan fakta empiris di lapangan. Di sini jawaban yang ada di cross-check dengan dokumen yang ada. Menurut Dwodjowinoton ada beberapa macam triangulasi antara lain, triangulasi sumber, triangulasi waktu, triangulasi teori, triangulasi periset, dan triangulasi mode.22 Penelitian
ini
juga
mencoba
menemukan
fakta-fakta
dan
mendeskripsikannya, dalam hal ini peneliti ingin mengemukakan bagaimana pola komunikasi organisasi Aremania sehingga dapat solid dan damai. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber tempat memperoleh keterangan.23 Subjeknya yaitu pengurus pusat Aremania dan sebagian anggota Aremania. Anggota suporter yang menjadi subjek penelitian ini ialah mereka yang berusia di atas 18 tahun dan benar-benar anggota resmi Aremania. Sedangkan objek adalah bagian dari subjek yang diteliti secara terperinci. Objek penelitian memerinci fenomena yang akan diteliti sekaligus merupakan deskripsi penelitian.24 Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian yaitu pola komunikasi organisasi komunitas Suporter Aremania. Dengan mencari sumber data yang akurat, yaitu semua pihak yang terlibat guna memberikan informasi mengenai mengenai pola komunikasi organisasi mereka, baik dari atasan kepada bawahan maupun sebaliknya. Serta dari website Arema Indonesia yaitu www.ongisnade.net
22
Digital Collections, Universitas Kristen Petra Tatang M Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1986), h. 92. 24 Jane Stokes, How to Do Media and Cultural Studies, (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2006), h. 10. 23
13
3. Tahapan Penelitian a. Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ialah: i.
Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data
yang diperlukan.25Teknik observasi yang kami gunakan adalah pengamatan langsung yaitu berkunjung langsung ke kota Malang dan mengikuti agenda Aremania baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan. Observasi dilakukan peneliti untuk mendapatkan data mengenai aktivitas, kordinasi, pembagian tugas, kerja sama kelompok, dan lain-lain. ii.
Interview Interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi yang langsung
tentang beberapa jenis data.26 Interview dilakukan dengan sumber utama yaitu ketua organisasi, anggota
suporter dan masyarakat. Teknik interview yang
digunakan yaitu bebas terpimpin, yaitu penulis siapkan pertanyaan kemudian dijawab secara bebas dan terbuka. iii.
Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran umum bentuk konkrit dan mengadakan pengamatan langsung melalui media yang bersangkutan. Dalam hal ini , akan dilakukan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek penelitian, yaitu pola komunikasi komunitas superter Aremania.
25
Winarmo Surahmad, Dasar-Dasar Teknik Penelitian, (Bandung: CV Tarsita, 1989), h.
26
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h. 49.
162.
14
b. Teknik Pengolahan Data Mengolah data yang diperoleh dan telah terkumpul untuk diterjemahkan ke dalam bentuk tabel-tabel dan grafik. Penjabaran hasil wawancara ke dalam bentuk narasi. Data yang diolah akan disesuaikan dengan kerangka konsep keilmuan komunikasi organisasi, sehingga keabsahan hasil data dapat lebih maksimal. c. Analisa Data Data yang diperoleh dari lapangan diolah dan dianalisa sesuai dengan jenis data yang terkumpul, yaitu dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana peneliti terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis. Hal ini juga guna menjawab pertanyaan dari rumusan masalah. Penemuan diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. 4. Teknik Penulisan Penulisan hasil penelitian ini menyesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan BAB I
Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konsep, metodologi penelitian.
15
BAB II
Landasan Teori, meliputi pengertian komunikasi organisasi, iklim
organisasi,
iklim
komunikasi,
kinerja
organisasi,
komunikasi organisasi verbal, non verbal. BAB III
Profil Komunitas Suporter Aremania Malang, meliputi: sejarah, struktur organisasi Aremania, visi misi, program, gambaran umum kegiatan dan acara.
BAB IV
Temuan dan analisis, Memaparkan hasil analisis penulis atas data-data di lapangan. Berisi bentuk komunikasi, sarana, dan iklim dari komunitas suporter Aremania.
BAB V
Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Komunikasi Organisasi 1.
Pengertian Komunikasi Organisasi Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga
halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikator mereka (kohler 1981). Secara Etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, yang bersumber dari kata Communis. Arti kata communis di sini adalah sama, dalam arti sama makna.1 Pendapat hampir sama juga dikemukakan oleh Astrid Susanto, yaitu perkataan komunikasi berasal dari kata communicare yang di dalam bahasa latin memiliki arti “berpartisipasi” atau “memberitahukan”. Kata communis berarti “milik bersama” atau “berlaku dimana-mana”.2 Sedangkan ditinjau dari segi terminologis (istilah), para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi antara lain sebagai berikut:
1
Onong Uchyana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), h. 3-4. 2 Phil Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1998), h. 1.
16
17
Barelson dan Stener sebagaimana yang dikutip oleh Sasa Djuarsa Sendjaja dalam bukunya “Pengantar Komunikasi” mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan ain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain.3 Sedangkan menurut Onong Uchyana Effendy, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau merubah sikap, pendapat dan perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.4 Dari beberapa definisi komunikasi menurut para ahli komunikasi, dapat dikatakan bahwa seseorang berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai tujuan, harapan, dan isi pesan yang disampaikan. Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi. Khocler mengatakan organisasi
adalah system hubungan yang
berstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan pendapat Wright; dia mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk system terbuka dari aktifitas yang dikoordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut R. Wayne Pace dan Don F. Faules mengklasifikasikan komunikasi organisasi menjadi dua, yaitu definisi fungsional dan definisi interpretatif.
Definisi
fungsional
komunikasi
organisasi
yaitu
sebagai
pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit kemonukasi yang merupakan 3
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi (Universitas Terbuka, 1998), h. 7. Onong, Dinamika Komunikasi, h. 9.
4
18
bagian dari suatu organisasi tertentu. Sedangkan definisi interpretatif komunikasi organisasi yaitu proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organiasi.5 Dari berbagai definisi komunikasi organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah proses pengiriman dan penerimaan berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang berada dalam satu sistem yang saling berhubungan, mempunyai kepentingan, visi, dan misi yang sama di dalam kelompok formal maupun informal. 2.
Teori Organisasi Dalam kajian ilmu komunikasi organisasi setidaknya ada lima teori
organisasi yang cukup terkenal. Teori organisasi dapat membantu untuk melihat proses komunikasi dalam organisasi. Masing-masing teori tersebut tentu akan berbeda pandangannya terhadap komunikasi organisasi. Kelima teori tersebut yaitu teori klasik, teori hubungan manusia, teori sistem sosial, teori politik dan teori simbol. Menurut Scott (Goldhaber, 1986) ada empat yang merupakan unsur kunci dari teori oganisasi klasik, yaitu pembagian kerja, hierarki proses fungsional, struktur dan pengawasan yang ketat. Teori system memandang organisasi sebagai kaitan bermacam-macam komponen yang saling tergantung satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam teori politik, ahli-ahli teori politik melihat kekuasaan (power), konflik dan distribusi dari sumber-sumber yang langka
5
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005), h. 31-33.
19
sebagai pokok permasalahan pada organisasi. Perspektif teori simbolis didasarkan pada satu seri asumsi mengenai hakikat organisasi dan tingkah laku manusia. 6 Dalam skripsi ini peneliti memakai teori Hubungan Manusia oleh Elton Mayo. Teori hubungan manusia ini diperkenalkan pada tahun 1930-1 an, dan didukung pula oleh Barnard 1938, Roethlisherger dan Dichson 1939. Elton Mayo adalah mahasiswa kedokteran. Tetapi tidak begitu lama ia lalu mengikuti minatnya akan filsafat dan psikologi. Mayo lahir di Australia, kemudian pergi ke Amerika Serikat dan menjadi staf dosen di Universitas Harvard, dan akhirnya menjadi Dosen Riset Industri pada Fakultas Ilmu-Ilmu Perusahaan Berijazah di Harvard. Mayo amat terkenal dengan proyek yang lazimnya disebut Howthorne Studies atau percobaan-percobaan Hawthorne. Dari hasil penelitian Elton Mayo, para peneliti mengambil kesimpulan bahwa hubungan sosial atau manusiawi di antara perapekerja, peneliti dan penyelia (supervisors) lebih penting dalam menentukan produktivitas daripada perubahan-perubahan kondisi kerja di atas. Moral pekerja (anggota organisasi) yang tinggi akan menaikkan produktivitas, kemudian timbul pertanyaan bagaimana cara untuk meningkatkan moral anggota. Moral meningkat atau tidak tergantung seberapa besar perhatian yang bersifat pribadi, individual an simpati diberikan kepada karyawan, dan struktur sosial kelompok kerja. Bahkan faktorfaktor sederhana, seperti siapa yang duduk dekat seseorang karyawan, merupakan hal penting dalam organisasi. Dalam teori hubungan manusia, manusia sebagai anggota organisasi merupakan inti organiasasi sosial. Manusia terlibat dalam tingkah laku organisasi. 6
“Teori-teori Organisasi dan Iklim Komunikasi Organisasi”, artikel diakses pada 2 Mei 2011 dari http://images.insandinami.multiply.multiplycontent.com/attachment/0 SIqYZgoKCnkAAHGYQMM1/2%20Teori%20Organisasi%20Komunikasi.ppt?nmid=107388138
20
Misalnya anggota organisasi yang memutuskan apa peranan yang akan dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Tanpa manusia organisasi tidak akan ada. Oleh karena itu factor manusia dalam organisasi haruslah mendapat perhatian dan tidak dapat diabaikan seperti halnya dengan teori klasik.7 Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengambangkan potensinya. Dengan meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan aktualisasi diri pekerja, akan mempertinggi motivasi bekerja sehingga akan dapat meningkatkan produksi organisasi. Inilah permulaan teori hubungan manusia menolak prinsip teori struktural klasik dan menentang pandangan yang mekanis terhadap organisasi yang tidak sensitif terhadap kebutuhan sosial anggota organisasi. 3.
Fungsi dan Bentuk Komunikasi Organisasi Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut: 1) Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan
7
Ibid
21
organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya. 2) Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau
intruksi
supaya
perintah-perintahnya
dilaksanakan
sebagaimana
semestinya. Kemudian, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. 3) Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. 4) Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi
22
tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.8 Adapun bentuk-bentuk komunikasi organisasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: a) Komunikasi lisan dan tulisan Komunikasi lisan dan tulisan merupakan jenis komunikasi verbal. Komunikasi lisan dan diartikan sebagai suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Misalnya seorang Rektor menyampaikan suatu keputusan kepada bawahannya dengan menyandikan keputusan itu dalam bentuk kata-kata yang diucapkan langsung ke Purek nya. Purek yang mendengar kata-kata tersebut menginterpretasikan artinya atau maksudnya serta berespons terhadap keputusan yang disampaikan tersebut. Sedangkan kalau komunikasi tulisan apabila keputusan yang akan disampaikan oleh Rektor tadi disandikan ke dalam simbolsimbol yang dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca, kemudian dikirimkan pada Purek yang dimaksudkan. Komunikasi tertulis ini dapat berupa surat, memo, buku petunjuk, gambar, laporan, sedangkan komunikasi lisan dapat dalam bentuk percakapan interpersonal secara tatap muka, atau melalui telepon, dan media lainnya.
8
Adi Prakosa, “Teori Komunikasi Organisasi”, artikel diakses pada 1 Mei 2011 dari http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/teori-komunikasi-organisasi.html
23
b) Komunikasi verbal dan non verbal Komunikasi verbal bisa dikatakan bentuk yang paling umum digunakan dalam organisasi. Oleh karena itu adalah penting bagi seorang manajer untuk mengetahui lebih banyak mengenai komunikasi tersebut. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari manusia. Tidak ada makhluk lain yang dapat menyampaikan
bermacam-macam
arti
melalui
kata-kata.
Kemampuan
menggunakan komunikasi verbal secara efektif adalah penting bagi administrator dan
manajer.
Dengan
adanya
komunikasi
verbal
memungkinkan
pengidentifikasian tujuan, pengembangan strategi dan tingkah laku untuk mencapai tujuan. Sedangkan yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian di sekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi nonverbal orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecepatan berbicara. Misalnya seorang pimpinan berbicara dengan suara yang keras dan wajah yang merah padam, itu menandakan bahwa pimpinan tersebut sedang marah pada karyawan tersebut.
24
c) Komunikasi ke atas, ke bawah, dan ke samping Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atai dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua pegawai perusahaan kecuali yang berada pada tingkatan yang palin atas mungkin berkomunikasi ke atas. Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pmpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. d) Komunikasi formal dan informal Jaringan komunikasi formal salurannya ditentukan oleh struktur yang telah direncanakan yang tidak dapat dipungkiri oleh organisasi. Komunikasi formal ini mencakup susunan tingkah laku organisasi, pembagian departemen maupun tanggung jawab tertentu, posisi jabatan, dan distribusi pekerjaan yang ditetapkan bagi anggota organisasi yang berbeda. Sedangkan jaringan komunikasi informal tidaklah direncanakan dan biasanya tidaklah mengikuti struktur formal organisasi, tetapi timbul dari interaksi sosial yang wajar di antara anggota organisasi. Yang termasuk komunikasi informal ini adalah berita-berita dari mulut kemulut mengenai diri seseorang, pimpinan maupun mengenai organisasi yang biasanya bersifat rahasia. 4.
Iklim Komunikasi Organisasi Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat
digunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan makro, mikro, dan individual.
25
Pendekatan Makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya.
Pendekatan Mikro memfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan submit pada suatu organisasi.
Pendekatan individual berpusat pada tingkah laku komunikasi individual dalam organisasi. Pendekatan dalam sub bab ini adalah bahwa iklim komunikasi merupakan
suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi.9 Payne dan Pugh (1976) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial. Selanjutnya Litwin dan Stringer (1968) memberikan dimensi iklim organisasi sebagai berikut: 1) Rasa tanggung jawab
2) Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan
3) Ganjaran atau reward
4) Rasa persaudaraan
5) Semangat tim Penelitian yang dilakukan Redding menunjukkan bahwa iklim komunikasi lebih luas dari persepsi bawahan (anggota) terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan keterlibatan. Redding
9
Falcione et al., 1987, hlm. 198, 203
26
(Goldhaber, 1986) mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi tersebut. 1) Supportiveness, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membentu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting 2) Partisipasi membuat keputusan 3) Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia 4) Keterbukaan dan keterusterangan 5) Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan,
disepakati,
dikembangkan
dan
dikokohkan
secara
berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi: 1. Anggota organisasi. Di pusat organisasi terdapat orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi. Mereka terlibat dalam kegiatankegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia yang bukan aspek intelektual. 2. Pekerjaan dalam organisasi. Pekerjaan yang dilakukan anggota organisasi. Terdiri dari tugas-tugas formal dan informal. Tugas ini menghasilkan produk dan memberikan pelayanan organisasi.10
10
Ahmad Elqorni, “Iklim Komunikasi Organisasi”, artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari http://elqorni.wordpress.com/2009/04/24/iklim-komunikasi-organisasi/
27
Iklim komunikasi Organisasi merupakan fungsi kegiatan yang :
menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi kebebasan dalam mengambil resiko
mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka
menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi
mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh info yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi. Iklim komunikasi memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku
individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi. Untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, mengikatkan diri mereka dengan organisasi. Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota Organisasi 5.
Kinerja Organisasi Kinerja organisasi merupakan indikator tingkatan prestasi yng dapat
mencapai dan mencerminkan keberhasilan pemimpin. Kinerja merupakan hasil yang dicapai dari perilaku anggota organisasi (Gibson, 1998:179). Jadi kinerja organisasi merupakan hasil yang diinginkan organisasi dari perilaku orang-orang di dalamnya.11 Konsep kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of accomplishtment (Rue dan Byars, 1981 dalam Kebn 1995). Hal ini berati bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihatdari 11
Darius, “Kinerja Organisasi”, artikel diakses pada http://ekonomimanajemen.blogspot.com/2010/01/kinerja-organisasi.html
1
Mei
2011
dari
28
tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Informasi tentang kinerja organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan apa belum.12
B. Akhlak 1.
Pengertian Akhlak Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari
khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at.13 Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat bathil manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani pengertian khuluq ini disamakan dengan kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan bathin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika.14 Dalam kamus Al-Munjid, khuluq berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.15 Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama, 16 ilmu yang berusaha mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada perbuatan baik atau buruk sesuai dengan norma-norma dan tata susila. Dilihat dari sudut istilah (terminologi), para ahli berbeda pendapat, namun intinya sama yaitu tentang perilaku manusia. Pendapat-pendapat ahli tersebut dihimpun sebagai berikut.
12
http://lawu96.multuply.com/journal/item/8 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 11. 14 Sahilun A. Nasir, Tinjauan Akhlak, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1991), h. 14. 15 Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid, Al-Maktabah Al-Katulikiyah, (Beirut, tt), h. 194. 16 Husin Al-Habsyi, Kamus Al-Kautsar, (Surabaya: Assegaf, tt), h. 87. 13
29
1. Abdul Hamid mengatakan akhlak ialah ilmu tentang keutamaan yang harus dilakukan dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi dengan kebaikan, dan tentang keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya kosong (bersih) dari segala bentuk keburukan.17 2. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk. Contohnya apabila kebiasaan memberi sesuatu yang baik, maka disebut akhlaqul karimah dan bila perbuatan itu tidak baik disebut akhlaqul madzmumah.18 3. Soegarda Poerbakawatja mengatakan akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan, dan kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia.19 4. Hamzah Ya’qub mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut. a. Akhlak ialah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. b.
Akhlak ialah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.20
5. Ibu Miskawaih (w,1030 M) mendifinisikan akhlak sebagai suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang berbuat dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran atau pertimbangan (kebiasaan sehari-hari).21
17
Abd. Hamid Yunus, Da’irab Al-Ma’arif, Asy-Syaib, (Kairo, tt), h. 936. Ahmad Amin, Kitab Al-Akhlak, (Kairo: Darul Kutub Al-Mishriyah, tt), h. 14. 19 Soegarda Poerbakawatja,Ensiklopedia Pendidikan,(Jakarta:Gunung Agung, 1976), h. 9. 20 Hamzah Ya’qub, Etika Islam, (Bandung: Diponegoro, 1993), h. 12. 21 A. Musthofa, op.cit., h. 13-14. 18
30
Jadi, pada hakikatnya khuluq (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Dari sini timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Dapat dirumuskan bahwa akhlak ialah ilmu yang mengajarkan manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat dalam pergaulannya dengan Tuhan, manusia, dan makhluk sekelilingnya. 2.
Urgensi Akhlak dalam Kehidupan Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan
keimanan seseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini seseorang.22 Akhlak yang mulia adalah pertanda kematangan iman. Akhlak yang mulia juga pertanda ibadah yang benar. Serta akhlak yang mulia merupakan kunci kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Nabi saw diutus untuk menyempurnakan akhlak. Beliau bersabda, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.” Beliau juga bersabda, “Orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat adalah yang paling bagus akhlaknya.”23 Ketika bersahabat dengan orang yang berakhlak buruk, laksana kita bersama dengan seorang pandai besi. Kalau pakaian atau kulit kita tidak terkena percikan api dari hasil timpahan besi panas, minimal kita mersakan asap yang cukup membuat kita sesak. Begitulah adanya ketika kita bersahabat dengan orang yang berperangai buruk. Kalau kita tidak dilibatkan langsung dengan kasus-kasus
22
Muna Hadad Yakan, Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal. 38-40, GIP Buletin-al-iman, artikel diakses pada 1 Mei 2011 dari .http://www.alimancenter.com/default/artikel/buletin-al-iman/79-urgensi-akhlak-dalamkehidupan.html. diakses tanggal 23 Mei 2011 23
31
yang ditimbukannya, minimal kita dapat merasakan tajamnya ucapan-ucapaannya atau perlakuan kasarnya kepada orang lain yang cukup membuat kita iba dengan orang yang dizolimi itu. Mungkin hari ini adalah orang lain akan tetapi kemungkinan besok kitalah yang menjadi objek keburukannya. Orang yang berakhlak mulia laksana seorang penjual minyak wangi. Kalau kita tidak dapat mencoba minyak wangi tersebut, minimal kita dapat turut merasakan aroma harum dari minyak wangi tersebut. Begitu pula halnya ketika kita bersahabat dengan orang yang berakhlak baik. Kalau kita tidak dapat meniru akhlaknya, minimal kita dapat merasakan tutur bahasa dan sopan santunnya kepada kita. Maka yang muncul adalah perasaan aman dan tentram berada bersamanya.24 3.
Pola Pembinaan Akhlak Kata pembinaan berasal dari bahasa Arab “bina” artinya bangunan.
Setelah dibakukan ke dalam bahasa Indonesia, jika diberi awalan “pe-“ dan akhiran “-an” menjadi “pembinaan” yang mempunyai arti pembaruan, penyempurnaan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun arti pembinaan itu sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah “pembinaan” berarti proses, pembuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.25
24
Karman El Sultani Al Buqisy, artikel diakses pada 1 Mei 2011 dari http://karmansultani.blogspot.com/2008/09/urgensi-akhlak-dalam-pergaulan.html 25 WJS Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 141.
32
Arti kata “pembinaan” dari segi terminologi, yaitu: a. Pembinaan adalah suatu upaya, usaha kegiatan yang terus menerus untuk mempelajari,
meningkatkan,
menyempurnakan,
mengarahkan,
mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sasaran pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan sosial masyarakat. b. Pembinaan adalah segala upaya pengelolaan berupa merintis, meletakkan dasar,
melatih,
membiasakan,
memelihara,
mencegah,
mengawasi,
menyantuni, mengarahkan, serta mengembangkan kemampuan seseorang untuk
mencapai
tujuan,
mewujudkan
manusia
sejahtera
dengan
mengadakan dan menggunakan segala daya dan dana yang dimiliki. Pembinaan akhlak adalah suatu pembinaan budi pekerti yang dilakukan dengan konsisten dan sungguh-sungguh agar terwujudnya akhlak yang mulia. Menurut HM Arifin dalam bukunya ilmu pendidikan menyatakan: Dalam proses pembinaan akhlak diperlukan suatu perhitungan dimana proses tersebut berlangsung dengan jangka panjang. Dengan perhitungan tersebut maka proses pembinaan lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai karena segala sesuatunya telah direncanakan dengan matang. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pembinaan akhlak adalah membiasakan/ melatih seseorang untuk melakukan perbuatan yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai (norma-norma) yang berlaku di masyarakat sehingga dapat dimanifestasikan baik berhubungan dengan Allah SWT, hubungan dengan manusia dan makhluk lainnya.
33
Islam sangat memberi perhatian yang besar terhadap pembinaan akhlak, termasuk cara-caranya. Hubungan antara rukun Iman dan rukun Islam terhadap pembinaan akhlak adalah menggunakan cara atau system yang integrated, yaitu sistem yang menggunakan berbagai sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk diarahkan pada pembinaan akhak.26 Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Berkenaan dengan ini Imam al-Ghazali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. Jika manusia membiasakan berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang jahat. Dalam tahap-tahap tertentu, pembinaan akhlak, khususnya akhak lahiriah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa dipaksa. Seseorang yang ingin menulis dan mengatakan kata-kata yang bagus misalnya, pada mulanya ia harus memaksakan tangan dan mulutnya menuliskan atau mengatakan kata-kata dan huruf yang bagus. Apabila pembinaan ini sudah berlangsung lama, maka paksaan tersebut sudah tidak terasa lagi sebagai paksaan. Cara lain yang tak kalah ampuhnya dari cara-cara di atas dalam hal pembinaan akhlak ini adalah melalui keteladanan. Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk dengan hanya pelajaran, instruksi dan larangan, sebab tabi’at jiwa untuk menerima keutamaan tidak cukup dengan hanya seorang guru mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu. Menanamkan sopan santun memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada pendekatan yang lestari. Pembinaan ini tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang
26
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 164.
34
baik dan nyata.27 Cara yang demikian itu telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Keadaan ini dinyatakan dalam ayat yang berbunyi:
21. Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Selain itu pembinaan akhlak dapat pula ditempuh dengan cara senantiasa menganggap diri ini sebagai yang banyak kekurangannya dari pada kelebihannya. Daam hubungan ini Ibnu Sina mengatakan jika seseorang menghendaki dirinya berakhlak utama, hendaknya ia lebih dahulu mengetahui kekurangan dan cacat yang ada dalam dirinya, dan membatasi sejauh mungkin untuk tidak berbuat kesalahan, sehingga kecacatannya itu tidak terwujud dalam kenyataan. Namun ini bukan berarti bahwa ia menceritakan dirinya sebagai orang yang paling bodoh, paling miskin dan sebagainya di hadapan orang-orang, dengan tujuan justru merendahkan orang lain. Yang demikian dianggap tercela dalam Islam. Pembinaan
akhlak
secara
efektif
dapat
pula
dilakukan
dengan
memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina. Menurut hasil penelitian para psikolog bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda menurut perbedaan tingkat usia. Pada usia kanak-kanak misalnya lebih menyukai kepada hal-hal yang bersifat rekreatif dan bermain. Untuk itu ajaran akhlak dapat
27
Ibid., hlm. 165.
35
disajikan dalam bentuk permainan. Hal ini pernah dilakukan oleh para ulama di masa lalu. Mereka menyajikan ajaran akhlak lewat syair yang berisi sifat-sifat Allah dan Rasul, anjuran beribadah dan berakhlak mulia dan lain-lainnya. Syair tersebut dibaca pada saat menjelang dilangsungkannya pengajian, ketika akan melaksanakan shalat lima waktu,dan acara-acara peringatan hari-hari besar Islam.
BAB III PROFIL KOMUNITAS SUPORTER AREMANIA MALANG
A. Sejarah, Visi, Misi, dan Tujuan Aremania Malang 1. Sejarah berdirinya Aremania PS Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987 oleh H. Acub Zaenal dan Ir. Lucky Zaenal. Dari awalnya Arema merupakan klub swasta. Pada waktu Arema berdiri Liga Indonesia dibagi dua: liga untuk klub semi-profesional bernama Galatama dan Liga klub Perserikatan.
Klub-klub Perserikatan
tergantung pada pemerintah daerah untuk dana. Sementara klub Galatama tergantung pada sponsor swasta. Pada tahun 1994 klub semi-profesional digabungkan dengan klub Perserikatan untuk menjadi Ligina. Walaupun Arema belum pernah juara selama zaman Ligina, Arema juara Galatama pada tahun 1993.1 Pada tahun 1988 yayasan Arema Fans Club (AFC) berdiri. Ketua pertamanya adalah Ir. Lucky Zaenal. Pada awalnya ada 13 korwil. Setiap korwil adalah pengurus hal suporter Arema di sebuah kampung atau daerah di Malang. Di artikel `Aremania Junjung Sportivitas' diterbitkan di Bestari, no. 156, 2001 diceritakan bahwa menurut suporter Arema, AFC itu sangat individual, yaitu berkaitan dengan hubungan antara suporter dengan suporter lain. Akibatnya AFC kesulitan mendorong kerukunan suporter. AFC pernah dianggap sebagai yayasan yang terlalu ekslusif maupun kelas menengah untuk diterima oleh kebanyakan suporter Arema. Akhirnya, sekitar tahun 1994 AFC dibubarkan.2 1
John Psilopatis, Aremania: Dari Latar Belakang Hooliganisme ke Para Suporter Sepak bola Teladan, (Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, 2000), h. 1. 2 Artikel `Aremania Junjung Sportivitas' (Bestari, 2001) no. 156.
36
37
Menurut Lucky Zaenal itu disebabkan karena banyak kesibukan dan persoalan regenerasi. Walaupun keadaan tokoh-tokoh AFC itu sendiri juga pasti ikut mempengaruhi keruntuhan AFC. Namun yang menjadi pertanyaan mengapa AFC tidak diteruskan oleh kelompok atau orang baru? Mungkin itu disebabkan karena sudah jelas bahwa AFC tidak didukung oleh suporter. Dan barangkali tokoh-tokoh AFC sadar pada fakta itu. Makanya mereka langsung terlibat dalam proses pengembangan nama dan simbol yang akan mempersatukan suporter. Memang tidak semua inisiatif AFC gagal. Harus diingatkan bahwa berkat AFC mulailah diberlakukan sistem organisasi suporter yang berdasarkan pada korwil. Korwil-korwil tidak hilang dengan kematian AFC tetapi jumlahnya bertambah. Di samping itu AFC berdiri dalam konteks keras yaitu pada waktu geng-geng pemuda Malang merupakan para suporter. Sebelum adanya Aremania, suporter Arema itu sangat brutal. Bahkan belum ada kebrutalan suporter sepak bola, suporter Arema itu sudah lebih dulu yaitu tahun 80an dan awal 90an. Terkenal sekali suporter kita ini memang brutal.3 Dulu kota Malang tingkat kerusuhannya sangat tinggi. Lebih seram dari sekarang. Setiap usai petandingan home, pendiri Aremania Ovan Tobing, mesti berurusan dengan kepolisian, ada saja kejadian. Dulu tiap pulang suasana menjadi mencekam seram. Setiap menjelang pertandingan jalanan pun menjadi sepi. Penjual roti pun habis setelah dijarah brutal oleh suporter Arema. Sampai-sampai mereka para penjual dan pedagang yang menjadi korban mengadu kepada Ovan
3
Wawancara pribadi dengan Lucky Zainal, Pendiri Arema dan Arema Fans club, Malang, 15April 2011.
38
Tobing. Ovan Tobing pun merasa harus merubah itu perilaku mereka, dan itu dimulai dari pola pikir suporter.4 Suporter Arema menjadi terkenal atas brutalisme antara waktu Arema berdiri dan pertengahan tahun 1990-an. Ada kekerasan antara suporter walaupun Arema menang atau kalah. Pada waktu itu beberapa geng pemuda merupakan para suporter Arema. Setiap kampung memiliki geng sendiri. Geng-geng ini membuat suasana menakutkan di stadion.
Tempat
pertandingan menjadi kesempatan untuk geng-geng tersebut membuktikan siapa yang paling keras. Persaingan keras antara geng-geng terjadi walaupun semuanya medukung Arema. Jadi semua upaya untuk membuat suporter Arema rukun dan kompak dihalangi. Tawuran terjadi antara suporter Malang dan suporter dari luar tetapi juga di antara para suporter Arema sendiri. Bentrokan tidak terjadi karena provokasi tetapi disebab oleh suasana brutalisme ditimbulkan suporter Malang. Masih diingatkan oleh suporter Arema (dengan malu) bahwa suporter Malang brutal sebelum supoprter Surabaya menjadi brutal. Akhirnya, waktu antara 1987 dan pertengahan tahun 1990-an suporter Arema membuktikan bahwa mereka bisa mengimbangi egoisme Hooligan Inggris. Suporter Malang menjadi terkenal sebagai Hooligan Indonesia. Selama akhir 1980-an dan awal 1990-an sering ada tawuran antara suporter Surabaya dan Malang. Sayangnya persaingan keras itu antara Bonek dan suporter Arema sulit dibatasi. Di Surabaya orang dari Malang diganggu dan kendaraan yang berplat N (plat Malang) dirusak. Sementara di Malang kendaraan yang berplat L (plat Surabaya) mengalami hal yang serupa. 4
Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Pendiri Aremania, Malang, 14 Mei 2011.
39
Karena persaingan keras itu sering Aremania dan Bonek dianggap sama saja. Khususnya di luar Malang banyak orang yang bersikap bahwa Aremania adalah bonek juga. Banyak orang tidak membedakan antaranya. Selama tahuntahun itu masyarakat Malang tutup jendela dan mengunci pintu kalau ada pertandingan Arema. Sekarang suporter Arema telah benar-benar maju tetapi terhadap peringatan masyarakat yang menganggap bahwa mereka masih brutal. Pada pertengahan tahun 1990-an geng-geng Malang mulai luntur. Sementara itu istilah Aremania muncul sebagai nama para suporter Arema. Sebetulnya dua fenomena tersebut merupakan perubahan total dalam budaya pemuda Malang yang dikatalisasikan oleh beberapa tokoh. Gus Nul mantan pelatih Arema menceritakan bahwa walaupun kurang jelas dari mana istilah Aremania itu muncul, nama itu mempersatukan suporter Arema. Secara psichologis persamaan dasar antara Arema dan Aremania membuat suporter merasa bersatu. Kata Aremania bisa dibagi Arema dan Mania. Aremania itu muncul secara spontan dari suporter Malang yang mulai bosan dengan perkelahian geng-geng tersebut. Ada beberapa alasan untuk perubahan itu.5 Pertama-tama geng-geng mulai luntur karena soal generasi. Anggota geng walaupun masih muda selama akhir 1980-an, di pertengahan 1990-an lebih dewasa. Karena sudah lumayan tua mulai bosan dengan kegiatan geng. Ternyata bahwa para penonton mulai memilih menonton pertandingan menurut suguhan kualitas sepak bolanya. Yaitu penonton mulai memilih pertandingan dengan lawan kualitas sepak bola tinggi. Barangkali suporter Indonesia dipengaruhi 5
Artikel `Aremania Mengukir Sejarah Baru' diterbitkan di Bestari, no. 156, 2001.
40
tayangan sepak bola dari luar negeri. Suporter mulai menuntut kualitas dari sepak bola Liga Indonesia.6 Di samping itu perubahan suporter Malang didorong beberapa tokoh perintis Aremania. Sebenarnya munculnya generasi geng dapat dicegah karena upaya tokoh Aremania. Diceritakan bahwa suporter didorong oleh tokoh seperti Ovan Tobing, Lucky Zaenal, Iwan Eko Subekti dan Leo Kailolo untuk menjadi suporter bersatu dan sportif. Pasti mereka sadar bahwa suporter brutal akan merugikan PS Arema, dan kalau klub Arema akan berusaha ke profesionalisme seharusnya suporter juga.7 Tokoh yang tersebut membantu membangun simbol klub Arema yang telah menjadi simbol suporter juga. Sekitar pertengahan tahun 1990-an suporter Arema mulai berubah. Citra negatif terhadap suporter Arema ada sampai sekarang tetapi selama beberapa tahun yang lalu Aremania pernah diakui sebagai suporter Indonesia terbaik. Pada waktu ribuan suporter ke Jakarta untuk putaran Delapan Besar Ligina VI Ketua Umum PSSI Agum Gumelar terkesan oleh penampilan suporter Arema di Stadion Senayan. Dia mengakui Aremania sebagai suporter kreatif, sportif dan atraktif. Di samping itu PSSI pernah mengundang Yuli Sugianto (dirigen suporter Arema) untuk mewakili suporter Indonesia. Selama Ligina VII sering diakui oleh suporter klub lain sebagai guru suporter lain. Pada Januari tahun 2001 di Tangerang, suporter mengucapkan selamat datang kepada Aremania dan sesudah ada insiden lemparan terhadap Aremania mereka mengucapkan termima kasih karena Aremania tidak terpancing oleh oknum provokator Tangerang.
6 7
Artikel `Suporter Bergeser Jadi Football Minded' diterbitkan di Jawa Pos 9 Maret 2002. Artikel `Aremania Sebuah Gerakan Rakyat' diterbitkan di Kompas, 1 April 2002.
41
Pada Juli tahun itu diakui oleh suporter Solo sebagai `guru hebat'. Lagipula kemajuan Aremania mempengaruhi keadaan di Malang. Selama waktu Krismon, Malang tenang walaupun dimana-mana di Jawa telah kacau. Itu karena pemuda Malang telah merasa bersatu sebagai Aremania dan tidak ingin membuat kerusuhan di kotanya. Katanya ada suporter Solo yang mengirim sepasang bh dan celana dalam perempuan ke Aremania agar mengucapkan Aremania para penakut. Namun Aremania tidak mudah dipancing. Yang jelas dalam lingkungan suporter sepak bola telah dianggap maju dari masa dulunya. Lagipula mereka dianggap suporter di Indonesia. Namun proses ini mulai lebih dari 5 tahun yang lalu dan Aremania sampai tahun 2001 berjuang untuk menghapus sisa-sisa brutalisme.8 Aremania tidak langsung berhasil dalam perjuangan untuk menghapus citra suporter brutal. Sampai tahun 1999 ada bentrokan antara suporter di Malang tetapi khususnya dengan Bonek. Keadaan kacau hampir tidak bisa dicegah aparat keamanan. Persaingan keras antara suporter Malang dan Surabaya terjadi selama ada kesempatan Arema melawan Persebaya. Akibatnya di Malang suporter Surabaya harus dilarang masuk Malang supaya mencegah insiden yang tidak diinginkan. Pengurus Arema pernah minta pertandingan Arema versus Persebaya diadakan di luar Malang agar tidak ada tawuran.
Namun ini diprotes
Aremania yang menuntut bahwa pertandingan Arema tetap milik masyarakat Malang. Namun tahun-tahun tersebut harus dibedakan dari zaman geng-geng. Mungkin tahun-tahun yang berikut kelunturan geng-geng Malang bisa dianggap sebagai waktu peralihan. Sampai tahun 2001 ada insiden yang terjadi di luar 8
John Psilopatis, Aremania: Dari Latar Belakang Hooliganisme ke Para Suporter Sepak bola Teladan, h. 5.
42
Malang. Salah satu contoh konflik antara suporter Malang dan Surabaya adalah tragedi Sidoarjo yang terjadi pada bulan Mei tahun 2001.9 Tragedi
Sidoarjo:
Pada
Ligina
VII
Aremania
mendukung
tim
kesayangannya di pertandingan away. Arema melawan Gelora Putra Delta (GPD) di Sidoarjo.
Soalnya tiga kelompok suporter muncul di stadion Delta:
Deltamania, Aremania dan Bonek. Karena jarak antara Surabaya dan Sidoarjo jumlah sedikit suporter Surabaya datang untuk menjengkelkan suporter Arema. Tiga kelompok ini dibagi supaya tidak ada bentrokan. Aremania menempati sektor utara sementara Bonek dan Deltamania ada di tribun VIP. Pertama-tama sebelum pertandingan mulai sekitar jam 14. 15 ada lemparan batu dari luar stadion. Dua suporter Arema terluka dan Aremania menuntut bahwa tempat di luar stadion khususnya sekitar sektor utara diamankan. Di samping itu Aremania dimarahkan kabar bahwa dua mobil Aremania dirusak. Pada jam 15.10 lemparan batu antara sektor utara dan tribun timur mulai. Polisi terhadap kesulitan membatasi lemparan karena Bonek dapat sumber batu dari luar stadion. Pada jam 16.00 pertandingan sepak bola dimulai. Pada jam
16.20
aparat
keamanan
megeluarkan
tembakan
peringatan
untuk
menghentikan lemparan. Pada menit ke-29 pertandingan harus dihentikan karena suporter masuk lapangan dan kerusuhan mulai terjadi di luar stadion. Aremania harus dievakuasi oleh aparat keamanan. Akhirnya 15 orang terluka, 7 mobil dan 2 sepeda motor dirusak. Juga stadion Delta dihancur dari aksi lemparan dan bentrokan yang berikutnya. Reaksi Aremania penuh dengan kesedihan terhadap tragedi Sidoarjo. Para suporter Arema merasa mereka salah dipersalahkan untuk 9
Ibid
43
tragedi Sidoarjo walaupun Bonek adalah provokator. Pak Marheis salah satu korwil Aremania yang dianggap oleh sebagian suporter sebagai tokoh yang memperbolehkan ketertiban antara korwil-korwil tidak bisa menahan tangisnya setelah insiden Sidoarjo. Ovan Tobing seorang perintis Aremania setelah tragedi itu berpendapat bahwa tragedi di Sidoarjo merupakan pelajaran untuk PSSI. Pada waktu Arema main di Malang Aremania membawa spanduk yang protes disalahkan atas kejadian di Sidoarjo. Sayangnya bahwa insiden seperti itu menegaskan citra Aremania sebagai suporter brutal karena dalam insiden itu Aremania sebetulnya di kedudukan sulit. Pertama-tama mereka dilempari dari luar stadion. Lagipula mereka terhadap Bonek yang siap dengan sumber batu dari luar stadion. Selain masalah Bonek ada kelompok lain yang iri pada Aremania jadi mencoba memancingnya. Pada bulan Oktober tahun 2001 Aremania diundang ke pertandingan di Jogjakarta. Di Jogja Aremania diserang oleh Brajamusti (suporter PSIM). Seperti di Sidoarjo ada lemparan batu dari luar stadion. Aremania terpaksa masuk lapangan untuk menghindari lemparan dari luar stadion. Dan Aremania sempat terkurung di stadion, karena hampir seluruh penjuru stadion sudah di kepung oleh Brajamusti yang membawa berbagai alat tajam. Tragedi ini berakhir setelah waktu itu Sri Sultan Hamengkubuwono datang ke stadion untuk menenangkan para suporter Jogja untuk menyuruh mereka mulang dan menghentikan aksinya, serta tak lupa Sultan juga memberikan bungkusan nasi kepada Aremania yang masih terkurung di dalam stadion. Selanjutnya di upayakan evakuasi sampai batas kota Jogja. Pertandingan dihentikan dan harus dimain hari berikutnya di tempat yang dirahasiakan.
44
Slemania, para suporter Sleman pada umumnya sangat malu pada penyerangan itu. Mereka mulai menyanyi dengan gaya Aremania: Maaf Maaf Maaf Aremania Maafkan kami atas kejadian ini10 Pada umumnya ada persahabatan antara Aremania dan para suporter lain tetapi kadang-kadang ada oknum kelompok yang mencoba memancing Aremania. Dan jarang Aremania terpancing dengan mudah. Selama Ligina VIII tidak ada masalah bentrokan kalau suporter lain datang ke Malang. Aremania membuktikan bahwa telah sportif.
Suporter apalagi pemain saja butuh
sportivitas. Setelah kejadian seperti di Jogja, Aremania berjanji mereka tidak akan membalas dendam kalau suporter Sleman datang ke Malang. Korwil Cilewung juga mendorong Aremania untuk tidak membalas dendam Bonek. Dia sadar bahwa kalau membalas dendam pasti tidak akan dibedakan dari Bonek. Harus diakui walaupun lama berjuang dengan sisa-sisa brutalisme Aremania telah agak berhasil dalam tugasnya. Suporter Arema bersemangat kepada tim kesayangannya tetapi juga kepada negara Republik Indonesia. Dengan kompak suporter Arema sebelum permulaian pertandingan menyanyi lagu nasionalis `Padamu Negeri'. Lagu itu dinyanyi suporter dengan bangga. Nasionalisme merupakan salah satu aspek dasar suporter Arema. Aremania mendukung Arema tetapi akhirnya semua maupun suporter tim lawan bersaudara. Malang aman karena persaudaraan itu. Lagipula Malang lepas daripada masalah pertentangan kesukuan atau konflik agama yang timbul di mana-mana di Indonesia. Aremania berpendapat bahwa kalau Malang 10
Ibid
45
bisa begitu rukun, mengapa negara Indonesia belum bisa seperti itu? Yang jelas persatuan Aremania muncul secara alami dan karena itu ada sikap positif terhadap persatuan negara Indonesia. 2. Visi Aremania Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.11 Berdasarkan hal tersebut, maka penetapan visi, sebagai bagian dari perencanaan strategis, merupakan suatu langkah peting dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai berkarya tetapi juga pada kehidupan organisasi itu selanjutnya. Kehidupan organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh karenanya, visi organisasi juga harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Pada hakekatnya tidak ada visi organisasi, yang ada adalah visi-visi pribadidari anggota organisasi. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh anggota organisasi. Mengingat betapa pentingnya penetapan visi suatu organisasi, maka Komunitas Suporter Aremania Malang telah menetapkan visinya: “Menyatukan seluruh kelompok suporter di kota Malang yang sarat akan gengsi dan kebanggaan masing-masing. Serta menjadikan Arema bukan hanya bisa dinikmati oleh arema saja, tapi semua orang juga harus bisa menerima itu”.12
11
www.deptan.go.id/pusdatin/renstra2.htm 12
Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Pendiri Aremania, Malang, 14 April 2011.
46
3. Misi Aremania Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana. Adapun misi dari Aremania adalah. 1) Membina anggota-anggota Aremania lain agar berperilaku baik .13 2) Menyairkan sekat-sekat yang muncul akibat kepentingan politik di tubuh klub Arema dan Suporternya. 3) Mendukung klub Arema Indonesia semaksimal mungkin sampai Arema Juara. 4. Tujuan Aremania Tujuan dari Aremania yaitu: 1) Menjadikan Aremania sebagai suporter yang loyal dengan hanya mendukung klub Arema saja, dengan slogan Loyalitas Tanpa Batas.14 2) Mengatasi permasalahan kerusuhan akibat geng-geng yang ada di kota Malang. 3) Menjadi suporter teladan di Jawa Timur khususnya. 4) Menyatukan seluruh Suporter di Indonesia dalam forum Indonesia Damai 5) Membangun Aremania menjadi suporter yang kreatif.
13
Wawancara Pibadi dengan Lucky Zainal, pendiri klub Arema dan pendiri Arema Fans Club, Malang, 15 April 2011. 14 Wawancara Pribadi dengan Erik Yanitra, anggota Aremania, Malang, 14 April 2011.
47
B. Profil Anggota Aremania Hakikatnya, anggota Aremania merupakan warga asli kota Malang. Mereka berasal dari gang-gang yang ada di kota Malang. Setiap gangnya memiliki identitas dan ego sendiri. Sekarang gang-gang tersebut lebih dikenal dengan korwil, yang masing-masing korwilnya memiliki kepala suku/ ketua. Ketua inilah yang memiliki wewenang untuk mengatur para anggotanya, termasuk dalam persoalan pembelian tiket masuk pertandingan ke stadion. Ketua atau pemimpin seluruh korwil tersebut adalah Sam Thembel. Sebelum terkordinir dengan terbentuknya korwil, gang-gang di atas masing-masing diwakili oleh geng yang cukup dikenal. Di antaranya adalah Aregrek, Fanhalen, Sarang Anak Setan, Anker, Saga dll.15 Mereka mempunyai identitas tersendiri yang tentu saja berbeda dengan yang lainnya. Tujuan dari geng ini tak lain hanyalah menyaksikan pertandingan sepak bola dan konser musik secara besar-besaran. Besarnya animo yang ditunjukkan tentu saja memicu ego tersendiri, inilah yang menyebabkan persinggungan di antara mereka. Namun kini, anggota Aremania sudah menyebar kemana-mana. Aremania tidak hanya ada di kota Malang, namun telah masuk ke kota-kota lain di Indonesia.
Seperti
Aremania
Pekanbaru,
Aremania
Batavia,
Aremania
Tasikmalaya, dan lain sebagainya. Bahkan Aremania ada yang tinggal di Hongkong. Mereka kebanyakan adalah Imigran dari Indonesia yang bekerja di sana namun tetap mendukung Arema.
15
Lihat table 1 “Nama-Nama Geng yang menjadi cikal-bakal terbentuknya Aremania” pada lampiran.
48
Anggota Aremania bersifat heterogen. Tidak seperti pendukung klub satu kota, Persema yang mayoritas pendukungnya adalah para PNS. Heterogenitas ini meliputi bidang pendidikan, agama, profesi, usia, gender, wilayah, budaya, dan lain-lain. Kebanyakan berasal dari kalangan remaja usia produktif. Ada beberapa di antaranya yang berasal dari kalangan orang tua, namun jumlahnya sedikit dan biasanya mereka adalah orang yang dituakan karena dianggap sebagai senior. Aremania juga memiliki komunitas pendukung bagi kaum wanita yang bernama Aremanita (Aremania Wanita). Menurut Erik Yanitra, salah satu anggota Aremania, Aremanita memang patut dilindungi di dalam stadion dan di luar stadion. Meski Aremania dilindungi dan dihargai, namun mereka tidak ditempatkan khusus saat berada di tribun stadion.16
16
Wawancara Pribadi dengan Erik Yanitra, anggota Aremania, Malang, 14 April 2011.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Temuan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di pusat komunitas suporter Aremania yang berada di kota Malang, dapat dilihat bahwa Aremania merupakan suporter yang cukup bersahabat. Erik Yanitra, seorang anggota Aremania yang berasal dari forum Aremania.com langsung menerima kehadiran penulis dengan sambutan antusias dan hangat. Bahkan ia sampai mengorbankan pekerjaannya untuk menemui saya hari itu.1 Aremania sejatinya memang komunitas suporter yang hidup berkelompok dan lebih banyak melakukan komunikasi horizontal atau komunikasi antar sesama anggota. Pada observasi pertama peneliti menyimak aktifitas mereka di sebuah studio radio bernama Senaputra. Ada empat anggota Aremania yang ada di sana, salah satunya ialah seorang Aremanita (Aremania wanita). Saat itu keadaan sudah malam hari sehingga aktifitas mereka pun lebih banyak dipakai untuk santaisantai seperti mengobrol, menulis, menonton video, dan lainnya.2 Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di lapangan, dapat dijabarkan hasil temuan sebagai berikut: 1. Interaksi Sosial melalui Jaringan Komunikasi Organisasi a) Jaringan komunikasi formal Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal. Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir 1 2
Observasi pertama, Stasiun Kota Baru Malang, 13 Maret 2011. Observasi pertama, Radio Senaputra Malang, 13 Maret 2011.
49
50
dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Pada Aremania bentuk jaringan komunikasi dapat terlihat jelas. Intensitas pertemuan yang dapat diamati antara Ovan Tobing selaku pendiri Aremania dengan anggota Aremania cukup sering. Saat hari pertandingan misalnya, Ovan Tobing yang bertindak sebagai MC pertandingan di Stadion Kanjuruhan hampir selalu dapat dipastikan bertemu dengan para Aremania. Namun, pertemuan melalui cara ini tidak berlangsung begitu sering, melihat jadwal pertandingan kandang tim Arema yang tidak merata setiap bulannya. Paling sedikit sekali dalam sebulan, sedangkan paling banyak lima kali. Selain itu, pertemuan di stadion seperti ini sangat minim terjadinya dialog secara langsung antara Ovan Tobing dengan para Aremania. Pada saat pertandingan di luar Malang, tentu saja Ovan Tobing jarang ikut rombongan suporter. Seperti yang peneliti alami saat observasi di Karawang, komando dan arahan sepenuhnya diatur oleh pemimpin kelompok masing-masing. Pertemuan di luar hari pertandingan lebih sering terjadi. Hal ini dapat peneliti amati dari seringnya anggota Aremania, khususnya forum Aremania.com melakukan kunjungan dan kegiatan di gudang3 dan Radio Senaputra. Terlebih studio radio tersebut adalah tempat bekerja dari Ovan Tobing. Beliau hampir selalu mengisi acara di Radio, khususnya acara-acara berita seputar Arema Indonesia. Sehingga intensitas jaringan komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah yang terjalin antara Aremania dengan Ovan Tobing pun dapat nyata terwujud, yang biasanya melalui telepon dan sms interaktif. 3
Nama suatu tempat pertemuan antar anggota yang berupa rumah milik salah satu anggota bernama Fendy Decha.
51
Selain di radio, para anggota Aremania pun tak segan untuk bertamu ke rumah Ovan Tobing dan Lucky Zainal. Dari dulu, banyak anggota Aremania yang berkunjung ke rumah Ovan Tobing. Hal ini diakui sendiri oleh Ovan Tobing selaku pendiri Aremania serta Lucky Zainal, pendiri Arema Fans Club. “Bertemu hanya kalau ada pertandingan saja. Ada hal-hal di antara suporter kita yang datang kesana. Kalau saya tidak telalu intens bertemu mereka sekarang ini…, Dulu tiap pulang kan seram. Penjual roti pun abis. Mereka mengadu kepada saya. Karena saya kan bukan tipe orang yang untouchable. Mengadu ini itu…., Dan dulu banyak orang datang kepada saya membawa wacana pemikiran mereka…., Tapi kalau mereka selesai berantem dan mereka datang ke Malang lagi, lantas kebetulan lewat depan rumah saya maka meraka mampir, hanya untuk menunjukkan kalau dia berdarah-darah..., Kalau ada hal-hal yang kurang cocok, tapi seingat saya jarang terjadi, karna mas Lucky mudah ditemui, saya juga…”4 “Sering. Saya intense. Justru saya lebih banyak di luar stadion. Karena bukan hanya hari pertandingan, tapi di luar 2x45 menit itu saya merasa ada hal yang lebih penting untuk membangun kedekatan kami. Sering di sini atau di tempat mereka. Sekarang kan jaman komunikasi, sedangkan dulu kan masih face to face jadi masih harus jalan. Sekarang lebih canggih antar mereka dengan saya bisa komunikasi, meski sekedar say hello, apa kabar, bagaimana kabar di korwilmu.”5 Dari petikan wawancara di atas dapat dianalisis bahwa komunikasi dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah cukup sering dijumpai saat ini. Keterbukaan yang mereka tanamkan cukup memberikan kesempatan bagi anggota aremania untuk berinteraksi. Komunikasi horizontal yang terjalin antar korwil dan anggota Aremania tidak berbeda dengan komunikasi ke atas dan ke bawah. Komunikasi yang berlangsung di forum Aremania.com itu cukup baik berjalan. Mereka sering kumpul dan saling kunjung, aktivitasnya meliputi berbincangbincang, nongkrong, main play station, online di internet, dan masih banyak lagi. Khusus antar korwil di Malang, pertemuan paling jelas terlihat yaitu saat 4
Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Pendiri Aremania, Malang, 14 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, pendiri Arema Fans Club, kediaman Lucky Zainal, Malang, 15 April 2011. 5
52
pemesanan tiket sebelum pertandingan. Mereka datang dan berkumpul di kantor sekretariat Arema pagi hari sebelum pertandingan, sehingga korwil dari berbagai daerah pun dapat saling silaturahmi. b) Jaringan komunikasi informal Bila anggota berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Informasi ini mengalir ke atas ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit. Karena komunikasi informal ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dam mengalir keseluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin. Jaringan komunikasi informal pada tubuh Aremania sangat kental. Hal ini disebabkan karena Aremania bukanlah organisasi yang tertutup pada suatu wadah yang kecil. Anggota Aremania banyak dan luas, tersebar di seluruh Malang dan luar Malang, sehingga pesan-pesan informal yang ditemukan sangat sering terjadi. Berikut adalah petikan wawancara tentang Jaringan Komunikasi: “Setiap saya keluar rumah, yang awalnya berniat hanya sebentar tapi setelah bertemu sama orang-orang bisa menjadi berjam-jam saya.”6 “saya selalu mempersilahkan mereka masuk dan bertukar pikiran di sini. Kepada siapa pun yang bahkan yang saya tidak kenal”7 “Saya sering bertemu mereka di jalan-jalan dan ngobrol tentang korwil masing-masing.”8 6
Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, pendiri Aremania, radio Senaputra, Malang, 14 April 2011. 7 Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, pendiri Arema Fan Club, kediaman Lucky, Malang 15 April 2011. 8 Wawancara Pribadi dengan Erik Yanitra, anggota Aremania forum Aremania.com, Hotel Menara, Malang, 14 April 2011.
53
2. Isi pesan komunikasi Isi pesan yang sering dibincangkan antar anggota dan pengurus tentu saja seputa dunia sepak bola dan Aremania. Dalam observasi di Malang, saya menemukan bahwa salah satu isi komunikasi yang sedang kuat dibangun adalah program BTTN9, salah satu usaha para anggota mencari solusi dari permasalahan finansial klub. BTTN (Bayar Tiket Tanpa Nonton), ialah suatu upaya mewujudkan loyalitas tanpa batas Aremania, khususnya yang berada di luar Malang dan tidak bisa menonton pertandingan Arema Indonesia. Melalui program ini mereka dapat membeli tiket pertandingan meski mereka sendiri berada di luar Malang. Program ini tentu saja membutuhkan pengorbanan materi bagi mereka yang berekonomi di atas rata-rata. Tujuan dari mereka bukan untuk menonton pertandingan, namun untuk mensejahterakan finansial klub melalui tiket-tiket yang mereka beli. Tiket pertandingan yang sudah dibayar tentu saja akan diserahkan setelah mereka pulang ke Malang. Selain itu Aremania melalui forum Aremania.com baru saja melakukan kegiatan sosial dengan mengundang anak-anak panti asuhan untuk menyaksikan secara langsung pertandingan Arema Indonesia di Stadion Kanjuruhan. Kegiatan sosial ini diwujudkan guna membantu anak-anak yang kurang beruntung untuk ikut menikmati pertandingan Arema Indonesia dan sekaligus menanamkan nilainilai akhlak yang mulia kepada warga Malang pada umumnya. Selebihnya pesanpesan yang tersampaikan yaitu pesan-pesan yang berisi dukungan, imbauan, dan larangan anarkis dari Ovan Tobing di Stadion dan anak-anak Aremania sendiri.
9
Program ini dicetuskan oleh Fendy Decha, ketua Aremania.com yang bertujuan mensejahterakan klub Arema Indonesia melalui pemasukan tiket pertandingan yang masimal.
54
“Perkembangan klub Arema sendiri. Sekarang kan ada masalah financial jadi kami bicarakan solusinya.”10 “Saya selalu berbicara dengan mereka itu bukan akhirnya tentang sepak bola saja”11 “Membangun mereka menjadi suporter yang kreatif. Itu aja”12 3. Media komunikasi dan efektifitasnya Media yang dipakai untuk menyampaikan pesan seperti informasi, pengumuman, arahan, imbauan, saran, kritik, dan larangan dapat ditemui dimanamana. Saat observasi di Malang dan Karawang, peneliti cukup sering mengamati beberapa media yang digunakan oleh para Aremania dalam berkomunikasi. Tak hanya melalui face to face, tapi juga melalui media elektronik seperti handphone, poster, spanduk, stiker, radio, televisi, media cetak, tiket pertandingan, baliho, internet dan lain-lain. Dan yang paling menarik yaitu saat sekelompok suporter berkeliling lapangan membawa spanduk bertuliskan imbauan agar tidak membeli tiket melalui calo. Selain itu arahan-arahan dan larangan yang tertera di belakang tiket pertandingan cukup efektif karena mudah ditemui. Selain itu peneliti juga terus mengamati kegiatan dan aktivitas Aremania beberapa bulan terakhir melalui media online. Meski tidak begitu ramai, namun peneliti mendapati bahwa Aremania cukup eksis dalam menjalin interaksi di dunia online seperti facebook dan ongisnade.com. Bahkan situs ongisnade.com sempat menjadi situs olahraga terbaik di Asia Tenggara. Sayangnya media ini berlaku hanya pada anggota Aremania saja, sedangkan pengurus Aremania seperti Ovan
10
Wawancara Pribadi dengan Mukhlis, anggota aremania korwil belimbing, Malang, 15 April 2011. 11 Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, Malang, 15 April 2011. 12 Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Radio Senaputra, 14 April 2011.
55
Tobing dan Lucky Zainal masih belum menggunakan media online dalam berkomunikasi. “Dan saya beruntung dengan radio Senaputra ini. Karena saya menjadi penyiar dan memberikan ruang untuk sedikit berbicara. Karena di sini kan orang akan lebih terbuka untuk menyampaikan keluhan.”13 “Saya lebih senang door to door. Dan memberikannya juga sedikit demi sedikit. Mereka akan menolak kalau langsung. Kita mengajak mereka juga. Facebook juga. Website. Ya (paling efektif-red) saat ini door to door. Karena bisa dialog”14 “Di facebook, radio. Yang sering itu radio soalnya ada telpon dan sms interaktif. Dan yang paling berpengaruh juga radio. Soalnya langsung. Di radio juga suka ngundang bintang tamu”15 4. Pesan-pesan Akhlak Setiap komunikasi yang terjadi antar Aremania tentu saja berisi pesanpesan yang masuk dan keluar. Pada penelitian ini dikhususkan isi pesan akhlak yang menjadi pengamatan penulis. Hasil pengamatan peneliti, pesan-pesan akhlak bersifat samar namun cukup banyak berkembang di kalangan Aremania. Contohnya sikap tertib, disiplin, sopan, menghormati musuh saat di Malang, dan menjaga sportifitas. Pesan-pesan tersebut dijabarkan dalam 18 nilai pesan-pesan akhlak.16 Dari kedelapan belas pesan-pesan akhlak tersebut, yang paling adalah nilai ketertiban, kreatifitas, dan sportifitas. Inilah indikator yang dapat membedakan antara Aremania dengan suporter lain di tanah air. Aremania mampu mengatur penjualan tiket dengan cukup baik. Beberapa hari sebelum pertandingan tiket
13
Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Malang, 14 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, Malang, 15April 2011. 15 Rifani, anggota Aremania korwil Pakis Haji, wawancara pribadi, Malang, 15 April 14
2011 16
lampiran.
Lihat tabel 2 “Nilai Pesan-Pesan Akhlak pada Komunitas Suporter Aremania” pada
56
sudah dapat dipesan di tempat-tempat tertentu. Saat hari pertandingan, barulah tiket bisa diambil sesuai jumlah yang dibayarkan. Ini sangat membantu untuk mengurangi tingkst praktik percaloan. Meski pada pengamatan peneliti tetap saja menemukan segelintir orang menawarkan tiket dengan harga berlebih di luar stadion. Sikap sportifitas para Aremania patut mendapat apresiasi lebih. Dalam observasi di stadion Singaperbangsa, Karawang, peneliti tidak menemukan aksi kekerasan dan tindak anarkisme yang dilakukan Aremania meski klub mereka, Arema Indonesia kalah dalam pertandingan melawan Pelita Jaya. Pada kesempatan lain, Aremania mampu menerima dengan lapang dada beberapa kekalahan telak yang diderita klubnya pada pertandingan Piala Champin Asia. Hal ini berbeda dengan Aremania masa lalu yang rentan dengan kasus-kasus anarkisme. Nilai Akhlak yang perlu mendapat perhatian lebih yaitu kreatifitas. Banyak yel-yel yang tercipta oleh anggota Aremania. Mulai dari nyanyian dukungan sampai intimidasi terhadap musuh. Beberapa slogan berupa kata-kata inspiratif sering muncul dari tokoh-tokoh Aremania seperti slogan loyalitas tanpa batas, Salam Satu Jiwa, Aremania tidak kemana-mana melainkan ada dimanamana. Bukti kreatifitas lain dari anak-anak Aremania bisa dilihat dari situs-situs di internet bernama Aremania yang mulai marak dikunjungi. Namun, yang disayangkan nyanyian bernada kotor masih sering terdengar dalam menjatuhkan nama musuh besar mereka, Bonek Surabaya. Selain itu sikap dermawan juga sering ditunjukkan oleh Aremania. Seperti penggalangan dana bagi korban becana alam, santunan anak yatim, serta berbagai
57
upaya lainnya. Di dalam stadion Aremania dapat bersikap disiplin, terlihat dari cara mereka memasuki stadion. Tidak ada yang menerobos paksa atau memanjat dinding seperti yang dijumpai beberapa suporter lain di tanah air. Dan antri saat masuk ke stadion serta tepat waktu saat pertandingan belum dimulai. “Semuanya. Jadi begini saya rangkum menjadi satu, aremania itu punya satu salam. Kalau umumnya salam adalah assalamu’alaikum, tapi kalau aremania ada terusannya assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, dilanjutkan salam satu jiwa”17 “Jagalah kotamu! Kalau the Jak kan ga menjaga kota. Alasannya suatu upaya melahirkan simpati dari orang yang sinis kepada Arema”18 “Terus banyak kalau ada pemain lawan datang, meski hubungan dengan arema ga bagus ya ga dilemparin. Justru dikawal dari penginapan sampai ke stadion. Pokoknya banyak mas, yang positif-positif aja kalau Arema itu”19
B. Analisis Dalam teori hubungan manusia hasil penelitian Elton Mayo, para peneliti mengambil kesimpulan bahwa hubungan sosial atau manusiawi di antara para pekerja, peneliti dan penyelia (supervisors) lebih penting dalam menentukan produktivitas dari pada perubahan-perubahan kondisi kerja di atas. Moral pekerja (anggota organisasi) yang tinggi akan menaikkan produktivitas, kemudian timbul pertanyaan bagaimana cara untuk meningkatkan moral anggota. Moral meningkat atau tidak tergantung seberapa besar perhatian yang bersifat pribadi, individual dan simpati diberikan kepada karyawan, dan struktur sosial kelompok kerja. Bahkan faktor-faktor sederhana, seperti siapa yang duduk dekat seseorang karyawan, merupakan hal penting dalam organisasi.
17
Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, Malang, 15April 2011. Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Malang, 14 April 2011. 19 Wawancara Pribadi dengan Edi, anggota Aremania, Karawang, 24 April 2011. 18
58
Dalam organisasi nirlaba seperti Aremania, keberadaan anggota jelas memiliki peranan yang sangat vital. Terlebih jumlah anggota Aremania bukan lagi puluhan, melainkan ribuan. Menurut teori hubungan manusiawi di atas, hubungan komunikasi yang terjalin antar anggota Aremania menjadi faktor yang sangat penting dalam meningkatkan produktifitas organisasi. Dalam teori hubungan manusia, manusia sebagai anggota Aremania merupakan inti organisasi sosial. Manusia terlibat dalam tingkah laku komunitas Aremania. Misalnya anggota Aremania yang memutuskan apa peranan yang akan dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Seperti yang dipaparkan oleh Ovan Tobing: “Arema itu kan dari kampung, istilah saya dari gang-gang gitu. Kekuatan Arema itu dari gang suporternya. Perbedaannya dari suporter Indonesia lain yang paling tajam perbedaannya, mereka bergerak dari gang, ibarat tanaman Arema itu merambah sampai ke rumah mewah sampai ke gedung pemerintahan. Sedangkan suporter lain diciptakan dari pemerintahan diturunkan ke gang. Saya buat kondisinya terbalik karena saya kembalikan bahwa kalian harus bangga, apapun rumahmu, genteng atau apa banggalah kamu dengan rumahmu banggalah kamu dengan kampungmu, dari gangmu. Jangan pernah malu bilang kamu tinggal di rumah ini gang ini. Itulah kekuatan kita.”20
Tanpa manusia organisasi tidak akan ada. Oleh karena itu faktor manusia dalam organisasi haruslah mendapat perhatian dan tidak dapat diabaikan seperti halnya dengan teori klasik.21 Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu 20 21
Wawancara Pribadi dengan Ovan obing, Pendiri Aremania, Malang 14 April 2011 Ibid
59
mengembangkan potensinya. Dengan meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan aktualisasi diri pekerja, akan mempertinggi motivasi bekerja sehingga akan dapat meningkatkan produksi organisasi. 1.
Iklim Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang Payne dan Pugh (1976) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu
konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial. Selanjutnya Litwin dan Stringer (1968) memberikan dimensi iklim organisasi sebagai berikut: a) Rasa tanggung jawab Dalam hal tanggung jawab, Aremania sudah membuktikan diri sebagai suporter yang bertanggungjawab atas perbuatannya. Pada tahun 2008 Aremania dengan tak terkendali merusak dan membakar berbagai fasilitas di stadion Brawijaya Kediri. Peristiwa itu disebabkan karena ketidakpuasan mereka terhadap kepemimpinan wasit di lapangan. Akibatnya para Aremania dihukum pelarangan selama dua tahun mengenakan kostum tim saat mendukung Arema. Hukuman ini diterima oleh semua Aremania dan dapat dipatuhi selama dua tahun.22 b) Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan Dalam mendukung Arema Indonesia, Aremania memiliki target yang jelas yaitu memenangkan pertandingan melalui dukungan kepada mereka dengan maksimal. Menurut Ovan Tobing, banyak hal yang sudah dilakukan oleh dirinya dan anggota Aremania guna menjadikan Arema Indonesia klub yang mampu menjual dan sekaligus kompetitif.
22
Dalam masa hukumannya, Aremania sering melakukan aksi-aksi unik dan kreatif guna mengundang perhatian publik. Contohnya dengan cara mengenakan baju kokoh ke stadion. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa mereka sudah berubah.
60
“Dulu saya begitu, itu juga karena Arema kan butuh duit. Jadi bagaimana? Tanya saja mas Lucky, kalau tidak ada penonton perempuan, bingung kita. Berarti buat kami ini tidak layak jual. Mereka nggak mau datang berarti belum ada jaminan nyamannya suatu pertandingan. Kita cari perempuan yang mau nonton tapi belum ada. Setelah satu dua tiga perempuan datang, sekarang kita berpikir bagaimana caranya mendatangkan keluarga. Agar ini menjadi tontonan keluarga.”23 c) Ganjaran atau reward Ganjaran yang diterima atas kinerja para Aremania bukanlah berbentuk benda atau materi, melainkan kepuasan atas kemenangan. Aremania rela datang ke Karawang dan kota-kota lain di Indonesia demi mendapatkan kemenangan dari tim yang mereka dukung. “Pokoknya satu jiwa deh. Yang namanya satu jiwa kan kita akan mendukung apapun yang dilakukan teman-teman asal itu baik. Berbuat kebaikan.”24 d) Rasa persaudaraan Rasa persaudaraan di tubuh Aremania tumbuh seiring berjalannya waktu. Dulu, Aremania mungkin masih brutal dan anarkis. Antar sesama kampung bisa saling baku hantam. Namun, setelah Aremania terbentuk, ego-ego tersebut sudah mulai menghilang. Kota yang awalnya selalu dicekam ketakutan kini sudah damai kembali. Selain sesama anggota, Aremania juga bersaudara dengan Persema Malang. Meski satu kota namun gengsi mereka bisa dihilangkan. Lebih dari itu mereka pun menganggap suporter the Jak Mania Jakarta sebagai saudara mereka. “Aremania sama ngalamania ya sama saja. Seperti satu badan. Sangat rukun jadinya. Sama-sama saling nonton. Ga seperti di tangerang dan Jakarta.”25 23
Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, pendiri Aremania, Malang, 14 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Erik Yanitra, anggota forum Aremania.com, Malang 14 April 2011. 24
61
“Kita dulu pernah ada masalah sama the Jak. Kemudian kita sudah duduk bareng dan mencoba berubah dan akhirnya kita bisa bersama. Kita menganggap the Jak saudara kita.”26 e) Semangat tim Aremania merupakan salah satu suporter terbaik yang pernah ada di Indonesia. Tak hanya terbaik mereka juga menjadi yang teratraktif. Pada tahun lalu mereka membuat rekor sebagai suporter yang melakukan tour away terbanyak di Asia. Jadi tak perlu diragukan lagi semangatnya. 2.
Iklim Komunikasi Komunitas Suporter Aremania Malang Penelitian yang dilakukan Redding menunjukkan bahwa iklim komunikasi
lebih luas dari persepsi bawahan (anggota) terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan keterlibatan. Redding (Goldhaber, 1986) mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi tersebut. a) Supportiveness, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting. Anggota Aremania tak seluruhnya menganggap bahwa hubungan komunikasi dengan pengurus Aremania membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting. “Komunitas di sini masih sedikit, belum ada 50 orang. Kalau pengurus pusat kemarin cuman nonton bareng waktu lawan PSPS. Biasa-biasa aja kalau ada acara khusus.”27 “Baik. Kayak keluarga. Kalau ada masalah dibicarakan”28
25
Wawancara Pribadi dengan Rifani, anggota Aremania, Malang, 15 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Mukhlias Hardiyanto, Malang, 15 April 2011. 27 Wawancara Pribadi dengan Catur, anggota Aremania Pekanbaru, Jakarta 5 Juni 2011. 28 Wawancara Pribadi dengan Joko Prayitno, anggota Aremania, Malang, 15 April 2011. 26
62
Dari dua petikan wawancara di atas dapat dianalisis bahwa tingkat kepuasan dalam berkomunikasi kepada atasan berbeda-beda. Namun dari hasil pengamatan komunikasi yang terjalin di sana sudah mulai mengalami perkembangan. b) Partisipasi membuat keputusan Anggota Aremania selalu diberikan kesempatan untuk ikut membuat keputusan yang berkenaan dengan klub. Karena klub selalu memberi ruang publik untuk beraspirasi. “Hal-hal seperti ini lebih banyak saya lakukan kalau saya ketemu mereka di luar. Sekarang saya jarang keluar. Kalau keluar dulu, bisa lama karena mereka sudah nunggu saya untuk ngobrol. Saya kan orangnya bukan untouchable. Terbuka. Siapapun lah. Bicara sama anak mabuk pun saya bicara. Kalu bisa ya sama-sama kita mabuk. Sehingga tidak ada jarak… Dan dulu banyak orang datang kepada saya membawa wacana pemikiran mereka. Mau seperti ini, itu dan saya tidak pernah melarang….Kalau di luar, saya datang dan dikumpulkan bakal debat kan. Kalau di stadion kan gampang, masalahnya lebih simpel. Karena yang pertama, mereka samasama mau nonton. Kedua, kalau dia mau begini, ini mau begitu ya mereka akan setuju aja pak. Ga punya ruang untuk membantah. Perwakilan kumpul kan sudah sepakat. Meskipun setelahnya ngedumel kan.”29 c) Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia Komunitas Aremania bukanlah suatu organisasi yang tetutup apalagi mempunyai rahasia pribadi. Aremania adalah organisasi nirlaba yang anggotanya merupakan warga asli kota Malang, jadi hampir tidak ada suatu hal yang dirahasiakan entah itu berupa dokumen, materi, ataupun lainnya. Kalau pun ada itu berada di ruang lingkup korwil. Contohnya forum Aremania.com, yang mempunyai hak atas program BTTN (Beli Tiket Tanpa Nonton) sehingga segala bentuk kepentingan mereka harus dijaga dan dirahasiakan.
29
Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Pendiri Aremania, Malang 14 April 2011.
63
d) Keterbukaan dan keterusterangan Ovan Tobing dan Lucky Zainal selalu memberikan ruang kepada anggota untuk datang dan bersilaturahmi ke rumahnya. Ia pun memberikan kebebasan bagi mereka untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran masing-masing. Asal tidak bertentangan dengan Aremania maka tidak masalah. “Hubungan saya dengan aremania masih sangat dekat. Saya boleh tidak datang tapi tidak mengurangi kedekatan, tidak putus. Saya menganggap arema dengan aremania itu sebuah kesatuan dan saya menganggap itu sebuah karya yang harus kita jaga dan harus kita perbaiki terus”.30 e) Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. Pada bab sebelumnya penulis telah menyebutkan tujuan dari Aremania. Tujuan-tujuan tersebut menandakan bahwa aremania punya jalur sendiri dalam mendukung tim kesayangannya. Tujuan itu diperjelas visi dan misi organisasi yang coba diaplikasikan saat di dalam maupun luar pertandingan. Selain pesan-pesan tersebut, Ovan Tobing juga mampu menjadi tokoh inspirasi bagi para suporter. Khususnya di dalam stadion. Beliau bisa menempatkan dirinya yang notabene seorang MC pertandingan untuk didengar dan disegani oleh para suporter. Contohnya saat pertandingan antara Arema dan PSPS Pekanbaru, saat para pemain PSPS menunjukkan aksi protes dengan berhenti bermain, Ovan Tobing langsung menyeru kepada penonton untuk tetap tertib. Seruan ini dikarenakan munculnya beberapa oknum yang mulai terpancing emosinya dan melempar benda-benda berbahaya ke lapangan.31
30 31
Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, pendiri Arema Fans Club, 15 April 2011. Observasi lapangan, Stadion Kanjuruhan Malang, 15 April 2011.
64
3.
Kinerja Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang Kinerja organisasi merupakan indikator tingkatan prestasi yng dapat
mencapai dan mencerminkan keberhasilan pemimpin. Kinerja merupakan hasil yang dicapai dari perilaku anggota organisasi (Gibson, 1998:179). Jadi kinerja organisasi merupakan hasil yang diinginkan organisasi dari perilaku orang-orang di dalamnya.32 Konsep kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of accomplishtment (Rue dan Byars, 1981 dalam Kebn 1995). Hal ini berati bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Informasi tentang kinerja organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan apa belum.33 Tujuan-tujuan organisasi Aremania ini adalah: a) Menjadikan Aremania sebagai suporter yang loyal dengan hanya mendukung klub Arema saja, dengan slogan Loyalitas Tanpa Batas.34 Aremania sudah berhasil dalam mencapai tujuan mereka terutama yang ditanamkan pada anggota Aremania. Slogan Loyalitas Tanpa Batas seolah menjadi pedoman mereka dalam mencapai tujuan ini. Saat observasi di Karawang, penulis melihat sendiri bagaimana kota Karawang yang berjarak kurang lebih 800 kilometer dari Malang tidak menjadi halangan bagi mereka untuk datang mendukung klub tercinta.35 Bahkan penulis mendengar sendiri pengakuan dari
32
http://ekonomimanajemen.blogspot.com/2010/01/kinerja-organisasi.html http://lawu96.multuply.com/journal/item/8 34 Wawancara Pribadi dengan Erik Yanitra, anggota Aremania, Malang, 14 April 2011. 35 Observasi di Stadion Singaperbangsa Karawang, tanggal 24 April 2011 33
65
mereka yang menginap demi menonton klub Arema. Ditambah lagi beberapa anggota dari Aremania yang menyebar ke berbagai kota seperti di Pekanbaru dan Hongkong. Bukti loyalitas mereka yang besar. b) Mengatasi permasalahan kerusuhan akibat geng-geng yang ada di kota Malang. Permasalahan kerusuhan sejatinya sudah berakhir. Geng-geng tersebut mulai runtuh sejak beberapa tahun yang lalu dan kini tidak ada lagi kerusuhan antar sesama geng. Seperti yang diungkapkan oleh Ovan Tobing: “Geng-geng tersebut akhirnya mulai runtuh setelah saya menyuruh mereka untuk bangga atas geng mereka sendiri. Saya menanamkan karakter dari masing-masing agar berbeda dan mempunyai cirri khas. sehingga tidak ada lagi yang ego ingin diakui.”36 c) Menjadi suporter teladan di Jawa Timur khususnya. Upaya ini masih terus digalangkan. Aremania mempunyai saingan-saingan dari supporter di Jawa Timur seperti Bonek Srurabaya, Delta Mania, LA Mania, Persik Mania, dsb. Sebenarnya ada beberapa media yang justru sempat memilih Aremania sebagai suporter yang teladan. d) Menyatukan seluruh Suporter di Indonesia dalam forum Indonesia Damai Upaya sudah dilakukan oleh Aremania. Dalam beberapa kesempatan, Aremania pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan Indonesia Damai. Dan hikmah dari kegiatan ini adalah mempersatukan antara Aremania dengan the Jak Mania. “Untuk tiga tahun yang lalu aremania selalu mengadakan acara Indonesia Damai, jadi kita mengumpukan seluruh suporter Indonesia untuk berkumpul di Malang…. Tiap ada aksi Indonesia Damai yang dihadiri oleh seluruh suporter pun kita ada komitmen yang baik.”37 36
Wawancara Pribadi dengan Ovan Tobing, Malang, 14 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Mukhlis Hardiyanto, anggota aremania korwil belimbing, Malang 15 April 2011 37
66
e) Membangun Aremania menjadi suporter yang kreatif. Aremania telah membuktikan kreatifitasnya sebagai suporter terbaik. Aremania mulai berbenah diri dan mulai merubah imejnya, tidak hanya damai, sportif, loyal, tapi juga atraktif. Sebagai salah satu pelopor kelompok suporter sepak bola nasional dan dikukuhkan dengan anugerah suporter terbaik oleh Menpora dan suporter terbaik Copa Indonesia 2006, Aremania telah membuktikan eksistensinya dalam membangun warna suporter sepak bola nasional.38 4.
Pola Pembinaan Akhlak Pembinaan akhlak adalah suatu pembinaan budi pekerti yang dilakukan
dengan konsisten dan sungguh-sungguh agar terwujudnya akhlak yang mulia. pembinaan akhlak adalah membiasakan/ melatih seseorang untuk melakukan perbuatan yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai (norma-norma) yang berlaku di masyarakat sehingga dapat dimanifestasikan baik berhubungan dengan Allah SWT, hubungan dengan manusia dan makhluk lainnya. Islam sangat memberi perhatian yang besar terhadap pembinaan akhlak, termasuk cara-caranya. Hubungan antara rukun Iman dan rukun Islam terhadap pembinaan akhlak adalah menggunakan cara atau sistem yang integrated, yaitu sistem yang menggunakan berbagai sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk diarahkan pada pembinaan akhak.39 Pola pembinaan akhlak yang diimplementasikan oleh pengurus Aremania kepada anggotanya cukup baik. Bentuknya memang bukan dengan sebuah 38
Mochammad Rijal Ilmi, “Sejarah Berdirinya Aremania”, diakses 25 April 2011 pada situs http://rijal954.wordpress.com/2010/09/04/sejarah-berdiirinya-aremania/ 39 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 164.
67
aktivitas atau kegiatan yang bersifat rutin. Bukan pula dengan kegiatan keagaman yang besar. Salah satu cara unik yang mungkin bisa dan layak diapresiasi yaitu yel-yel yang bernama Sholawat Aremania. Wali Kota Malang, Drs. Peni Suparto, M.AP sampai mendukung Gerakan Membumikan Shalawat di Bhumi Arema yang dilakukan jamaah Diba Akbar. Untuk membumikan shalawat, Gerakan Shalawat Bhumi Arema menggelar Diba Akbar yang digelar setiap Rabu Pon setiap bulannya.40 Sholawat Aremania merupakan hasil karya dari salah satu komunitas di antara mereka. Sehingga tidak semua anggota mengetahui dan hafal dengan sholawat Aremania tersebut. “Kalau tidak salah ada itu namanya satu, sholawat aremania. Ada tapi saya tidak hafal soalnya itu hanya waktu-waktu tertentu saja.”41
Sedangkan menurut Lucky Zainal, bentuk pembinaan moral terangkum dalam slogan salam khas Aremania, yaitu salam satu jiwa. “Semuanya. Jadi begini saya rangkum menjadi satu, aremania itu punya 1 salam. Kalau umumnya salam adalah assalamu’alaikum, tapi kalau aremania ada terusannya assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh, dilanjutkan salam satu jiwa. Sekarang ini saya sedang mengkampanyekan satu jiwa. Sebetulnya ini secara tidak sadar bahwa ini sebenarnya adalah satu pegangan hidup, istilahnya kalau mungkin kita ingin selamat dunia akhirat semua ada di salam satu jiwa.”42 Menurutnya pembinaan moral tersebut dilakukan secara tidak langsung melalui slogan-slogan yang dibuat oleh Ovan Tobing dan dirinya, serta sikapsikap mereka yang menjadi inspirasi bagi para anggota. Mereka menanamkan ini di dalam stadion maupun di luar stadion. Cara ini merupakan cara yang paling 40
“Wali Kota Dukung Gerakan Shalawat Bhumi Arema”, artikel diakses pada 25 Mei 2011 dari http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=30699: wali-kota-dukung-gerakan-shalawat-bhumi-arema&catid=46:tribunngalam&Itemid=71 41 Wawancara pribadi dengan Erik Yanitra, Malang, 14 April 2011. 42 Wawancara Pribadi dengan Lucky Zainal, Malang, 15 April 2011.
68
ampuh dan menjadi catra klasik hingga kini, yaitu melalui keteladanan. Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk dengan hanya pelajaran, instruksi dan larangan, sebab tabi’at jiwa untuk menerima keutamaan tidak cukup dengan hanya seorang guru mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu. Menanamkan sopan santun memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada pendekatan yang lestari. Pembinaan ini tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. “Sa itu sabar. Hidup ini kan harus sabar, itulah yang menjadi pemenang. Orang sabar itu kan dicintai siapapun, Allah pun mencintai orang-orang yang sabar dan orang sabar itu dia selalu mencari solusi untuk menyelesasikan permasalahan kepada Allah…. Ada ayatnya tapi saya ga tahu, mungkin kamu lebih tahu itu.”43
Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.(QS. Ali Imran: 200) Dalam proses pembinaan akhlak diperlukan suatu perhitungan dimana proses tersebut berlangsung dengan jangka panjang. Dengan perhitungan tersebut maka proses pembinaan lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai karena segala sesuatunya telah direncanakan dengan matang. Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Hal ini ditanamkan oleh mayoritas masyarakat Malang kepada anak-anaknya. Beberapa dari narasumber yang asli berasal dari Malang menjadi Aremania sejak lahir. Tentu saja dalam artian
43
Ibid
69
aremania yang pasif dan sekedar penggembira saja. Keberadaan anak-anak di stadion sering menjadi tolak ukur keamanan sebuah pertandingan sepak bola. Namun, ada perbedaan antara Ovan Tobing, Lucky Zainal, dan para anggota Aremania perihal efektifitas pengaplikasian media dalam upaya pembinaan anggota. Ovan Tobing lebih mempercayai media radio yang kebetulan dijalaninya. Alasannya karena media radio mempunyai jadwal program yang pasti, sehingga waktu siaran dapat dipakai untuk berinteraksi dengan anggota. Media ini dapat dibenarkan karena beberapa anggota Aremania memang merasa radio adalah media yang paling efektif. Di sisi lain, Lucky Zainal lebih menyukai cara face to face karena cara ini lebih terbuka dalam menampung ide, gagasan, saran bagi kemajuan klub Arema Indonesia. Pendapat ini juga ikut dibenarkan oleh beberapa anggota lain, karena dengan face to face mereka dapat berinteraksi dengan maksimal. Media lain yaitu situs jejaring sosial facebook, mulai diminati belakangan ini dengan alasan hubungan komunikasi dapat lebih luas dengan orang-orang yang berada di luar Malang.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dalam suatu organisasi seperti Aremania, komunikasi jelas sangat penting sekali perannya. Mereka mempunyai anggota kelompok yang sangat banyak dan luas, sehingga tak mudah bagi mereka untuk mengkoordinir “pasukannya”. Kebanyakan organisasi suporter Indonesia bermasalah dalam hal pembinaan akhlak anggotanya, sehingga kerap mendorong terjadinya aksi kerusuhan dan tawuran antar suporter. Namun pemandangan berbeda dapat kita lihat pada Aremania Indonesia, suporter yang mulai bangkit dari keterpurukan dan menanamkan citra positif ke dalam anggota-anggotanya. Ada empat tipe komunikasi yang biasa terjadi dalam organisasi yaitu komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal dan komunikasi informal. Di Aremania ini, keempat tipe komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Kebanyakan yang terjadi adalah komunikasi horizontal dimana komunikasi ini terjalin antar sesama anggota. Dari empat tipe komunikasi ini membentuk iklim organisasi, iklim komunikasi dan kinerja organisasi yang terwujud seiring dengan proses pembinaan akhlak anggota. Pandangan pimpinan organisasi seperti Ovan Tobing terhadap organisasi akan mempengaruhi arus komunikasi dalam organisasi. 1.
Iklim Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang Iklim organisasi di arema sebenarnya mengalami perbaikan. Karena
keadaan iklim aremania saat ini jelas sangat berbeda jauh dengan masa lalu dimana keributan dan kerusuhan antar geng masih sering terjadi. Dimensi iklim
70
71
organisasi yang terbangun pun mulai menandakan ke arah yang positif. Mulai dari rasa tanggung jawab, harapan kualitas pekerjaan, ganjaran atau reward, persaudaraan, serta semangat tim. 2.
Iklim Komunikasi Komunitas Suporter Aremania Malang Iklim komunikasi sangat luas dan cukup lancar. Banyak media yang dapat
dipakai untuk saling berkomunikasi. Dimensi iklim komunikasi pun berlangsung baik meski harus terkendala jarak dan tempat. Supportiveness, partisipasi, kepercayaan, keterbukaan, dan tujuan-tujuan dapat ditunjukkan di dalam maupun di luar lapangan 3.
Kinerja Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang Kinerja organisasi aremania dapat dibilang sudah cukup maksimal dan
efektif. Tujuan-tujuan aremania dapat tercapai dengan baik mulai dari menjadikan Aremania sebagai suporter yang loyal, mengatasi permasalahan kerusuhan, menjadi suporter teladan di Jawa Timur khususnya, menyatukan seluruh Suporter di Indonesia dalam forum Indonesia Damai, membangun Aremania menjadi suporter yang kreatif.
B. Saran-saran Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, terutama kepada pihak Aremania Indonesia. 1. Disarankan kepada pengurus Aremania yaitu Ovan Tobing agar bertindak lebih tegas kepada kelompok-kelompok atau oknum yang terlalu kasar dan kotor dalam menyanyikan yel-yel dan nyanyian saat di stadion.
72
2. Kepada anggota Aremania untuk lebih banyak lagi menciptakan karyakarya yang inovatif dan inspiratif, agar dapat ditiru oleh organisasi suporter lain di Indonesia. 3. Disarankan kepada masyarakat luas agar tidak memandang sebelah mata dan menjauhkan pikiran negatif tentang suporter di Indonesia. Karena tidak semua dari suporter yang ada berakhlak negatif dan meresahkan masyarakat. Ada beberapa suporter yang dapat terkoordinir dengan baik dan mulai berperan dalam menjaga persaudaraan terhadap suporter lain. 4. Kepada pihak-pihak yang berada di organisasi Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia dan bekerja sama dengan media untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap keberadaan organisasi suporter di Indonesia.
Perhatian
tersebut
dapat
diberikan
berupa
pemberian
penghargaan kepada suporter terbaik, sehingga setiap suporter akan termotivasi untuk menjadi yang terbaik, dan membangun kultur sepak bola yang bersih, kondusif dan berprestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Farah Nurul Hikam. Skripsi Komunikasi Organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta dalam Berdakwah. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Ciputat. 2009 Arifin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali, 1986 Azhari, Januar. Skripsi Pola Komunikasi Organisasi Nur Mahmudi sebagai Walikota Depok dalam Implementasi Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Ciputat. 2008 Effendy, Onong Uchyana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000 Al-Habsyi, Husin. Kamus Al-Kautsar. Surabaya: Assegaf, tt Arifin Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 1989 Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlak. Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam. Yogyakarta, 1999 Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2007 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002 Mustofa, A. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 1997 Nasir, Sahilun A. Tinjauan Akhlak. Surabaya: Al-Ikhlas, 1991 Nasuhi, Hamid. Dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Ciputat: CeQDA, 2007.
73
74
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006 Novitanti, Dini. Skripsi Pola Komunikasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Ciputat. 2009. Nurudin. System Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 Pace, R. Wayne dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005 Poerwadarminta, WJS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1989 Poerbakawatja, Soegarda. Ensiklopedia Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung, 1976 Prayogo, Imam Suryo. Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001 Psipolatis, John. Aremania: Dari Latar Belakang Hooliganisme ke Para Suporter Sepak bola Teladan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2000 Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002 Rosyidi, T.A. Latief. Dasar-dasar Rhetorika Komunikasi dan Informasi. Medan: 1985 Sendjaja, Sasa Djuarsa, Ph. D., et al., Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005 Sindhunata. Bola di Balik Bulan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002 Surahmad, Winarmo. Dasar-Dasar Teknik Penelitian. Bandung: CV Tarsita, 1989 Susanto, Phil. Astrid S. Filsafat Komunikasi. Bandung: Binacipta, 1992
75
Umary, Barmawi. Materi Akhlak. Solo: Ramadhani, 1993 Ya’qub, Hamzah. Etika Islam. Bandung: Diponegoro, 1993 MEDIA CETAK Artikel `Aremania Junjung Sportivitas' Bestari, 2001 Artikel `Aremania Sebuah Gerakan Rakyat' diterbitkan di Kompas, 1 April 2002 Artikel `Supporter Bergeser Jadi Football Minded' diterbitkan di Jawa Pos 9 Maret 2002 Artikel `Aremania Mengukir Sejarah Baru' diterbitkan di Bestari, no. 156, 2001 Berita Jakarta.Com, dikutip 16 Oktober 2009 INTERNET Buletin-al-iman. http://www.alimancenter.com/default/artikel/buletin-al-iman/79urgensi-akhlak-dalam-kehidupan.html. http://karmansultani.blogspot.com/2008/09/urgensi-akhlak-dalam-pergaulan.html www.kompas.com www.mediaindonesia.com www.vivanews.com www.wikipedia.com www.aremania.com http://www.harunyahya.com/indo/buku/moral001.htm www.ongisnade.com http://rijal954.wordpress.com/2010/09/04/sejarah-berdiirinya-aremania/
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel 1 Nama-Nama Geng yang menjadi cikal-bakal terbentuknya Aremania Nama Geng
Tempat Asal
Aregrek
Sekitar Jl. Basuki Rachmat
Arnak (Armada Nakal)
Sukun
Anker (Anak Keras)
Jodipan
Argom (Armada Gombal)
Kidul Dalem
Arpanja (Arek Panjaitan)
Betek
Fanhalen (Federasi Anak Nakal Halangan)
Celaket
Sarang Anak Setan
-
Inggris
Kasin
Jrot
-
Ermera
-
Saga (Sumbersari Anak Ganas)
-
Tabel 2 Nilai Pesan-Pesan Akhlak pada Komunitas Suporter Aremania No
Tema Akhlak
Temuan Observasi
1.
Nilai kesopanan
Aremania mampu bersikap sopan saat berangkat ke stadion, tidak berisik, tidak kebut-kebutan, dan mengenakan pakaian yang pantas. Saat menyambut tim musuh pun mereka bisa bersahabat. Terlebih saat berada di Karawang yang notabene kampung orang, mereka menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Namun disayangkan mereka masih sering mengeluarkan katakata dalam bahasa Jawa yang berbau kotor dalam yelyel dan nyanyian mereka.
2.
Ketertiban
Saat masuk ke stadion, mereka tidak rebutan dan mengantri. Serta masuk ke stadion melalui pentu-pintu utama tanpa memanjat dinding stadion.
3.
Disiplin
Sebelum pertandingan, kebanyakan sudah membeli tiket melalui kantor sekretariat Arema, sehingga praktik percaloan mulai sedikit berkurang.
4.
Persaudaraan
Menerima tamu dari luar yang ingin mendukung Arema dengan ramah. Menghormati musuh dan menyapa suporter lawan dengan nyanyian. Sehingga mengurangi ketegangan dan perselisihan. Menganggap Persema
Malang
mendukung.
sebagai
saudara
dan
saling
5.
Radikalisme dan Tidak ditemui aksi-aksi kekerasan dan kriminalitas di Anarkisme
luar maupun di dalam stadion. Tidak ada pelemparan benda ke lapangan, sedikit petasan, dan aksi urakurakan.
6.
Sportifitas
Saat
penelitian
di
Karawang,
Aremania
dapat
menerima hasil pertandingan dengan berlaku tertib dan tidak anarkis meski timnya baru saja mengalami kekalahan dalam pertandingan. Mereka juga dapat menerima keputusan wasit. 7.
Kesetiaan
Aremania memang dikenal dengan loyalitasnya. Bahkan mereka rela panas-panasan untuk menunggu pertandingan dimulai. Saat di Karawang, mereka bersedia menunggu lebih lama saat Arema Indonesia akan bertanding.
8.
Solidaritas
Solidaritas yang mereka tunjukkan terlihat saat ada teman yang terlambat berkumpul, dan menunggunya untuk bisa berangkat besama-sama. Saat ada pemain yang sakit pun mereka inisiatif untuk menjenguk dan membantunya.
9.
Tolong
Aremania saling membantu mengangkat barang-
menolong
barang yang dibawa saat acara nonton bareng anak yatim piatu. Beberapa aksi kedermawanan kala terjadi peristiwa bencana alam di beberapa daerah.
10.
Kreatifitas
Berbagai nyanyian dan yel-yel mereka kumandangkan
tiada henti dan bosan. 11.
Nasionalisme
Sikap nasionalisme dicerminan dari cara mereka mendukung timnas Indonesia untuk jauh-jauh datang ke Jakarta. Selain itu mereka juga sering mengadakan pertemuan
yang
bertujuan
mencari
jalan
dari
permasalahan Arema dan PSSI. 12.
Jujur
Sifat jujur mereka aplikasikan saat membeli tiket resmi melalui agen penjualan tiket yang dipercaya
13.
Dendam
Sifat dendam tertuju pada Bonek Mania yang tak lain adalah suporter persebaya. Sedangkan dengan suporter lain tidak ada.
14.
Disiplin
Seorang Aremania yang mengantar saya berusaha datang tepat waktu agar tidak terlambat masuk ke stadion. Selain itu apa yang diimbau oleh Ovan obing sebelum pertandingan pun dipatuhi dengan baik.
15.
Kebersihan
Saat jeda pertandingan sisa sampah makanan para penonton dikumpulkan dalam satu wadah. Meski tidak bersih, namun stadion tidak pula kotor.
16.
Sombong
Meski Arema baru saja menjadi juara ISL 2010 dan diakui sebagai suporter teladan namun kebanyakan suporter menganggapnya biasa saja dan jauh dari kesombongan.
17.
Demonstrasi
Saat ada masalah para Aremania tidak pernah berdemo,
mereka
lebih
memilih
menerapkan
musyawarah mufakat kepada pengurus. 18.
Menghormati
Menjaga Aremanita, tidak diskriminasi, dan memberi
Aremanita
kebebasan pada mereka untuk berkarya.
Laporan Wawancara Narasumber 1
: Ovan Tobing
Status/ jabatan
: Pendiri Aremania
Tempat/ tanggal wawancara: Radio Senaputra, Malang, 14 April 2011 Biodata narasumber: Nama : Ovan Tobing Ttl
: Malang, 22 Januari 1956
Profesi : Penyiar Radio Senaputra MC Pertandingan Jabatan: Pendiri Aremania 1. Bagaimana hubungan (komunikasi dan interaksi sosial) yang terjalin antara bapak
dengan Aremania? Jawaban: Suporter arema itu sebelumnya sudah ada. Mereka masuk ke dalam komunitas yang disebut Arema Fans Club / AFC. Waktu itu pemerintah Negara ini berkekuatan dengan 3 partai, yaitu “kuning”, “hijau”, dan “merah”. Saat itu yang paling aktif dan menonjol adalah kawan-kawan dari “partai merah”. Di dalam politik, komunitas AFC, amat menonjol. Kecelakaaannya adalah setiap ada suatu kegiatan, banyak ditulis di belakang nama sosok itu adalah orang dari partai, dan saya membacanya sangat tidak menyenangkan pada partai penguasa/ partai kuning. Mempelajari bahwa komunitas supporter ini tidak bisa menembus sampai ke anggota dewan, ke pemerintah kota. Di satu sisi Arema itu di kompetisi galatama membutuhkan support dari pemerintah kota, seperti stadion kita tidak punya, kemudian kalau pertandingan juga perlu support dalam keringanan pajak tiket. Memang diberi, tapi saya menginginkan itu lebih terasa seolah meraeka juga menjadi bagian komunitas Arema galatama itu. Puncaknya itu muncul saat arema juara galatama, 92/93. Waktu itu kirab dilaksanakan, Malang itu macet total. Saya mendengar ada yang, entah dia guyon atau apa, dia menyebut kata2 itu sangat saya perhatikan, “oh ini adalah kemenangan dari….(menyebut nama partai merah itu)”. Sehingga saya mulai sadar sekatnya itu ada di sini, problemnya ada di sini. Jadi media yang banyak menulis si A dari partai ini, anggota DPRD dari partai ini tidak menyenangkan bagi orang-orang yang berkuasa pada era itu. Mulailah saya berpikir harus ada sebuah nama bagi komunitas ini yang bisa menyairkan sekat-sekat yang ada. Lahirlah ide saya menamakannya AREMANIA.
Tahunnya seputar Arema juara. Di atas 92an karena situasi saya tidak terlalu ingat, saya orangnya jarang mendata hal-hal seperti itu. Artinya lahirnya itu karena situasi, spontanitas. Saya kan tujuannya 1 untuk istilahnya mereka terselamatkan. Lahirnya Aremania, itu nama juga tidak lahir begitu saja, atinya tidak muncul di otak saya nama Aremania. Kebetulan waktu itu saya naik motor, lalu disalip oleh sebuah mobil dari di belakang, saya lihat kaca belakang ada tulisannya, itu ada stickernya bertuliskan “FOR MAFIA ONLY”. Kata2nya ada. Ada mafianya ada onlynya. Terus yang saya tangkap itu kata-kata ma MAFIAnya itu. Lalu saya berpikir sendiri dengan mencari Arema Fans Club, menggabungkan kata-kata yang enak didengar, memiliki kemudahan untuk diingat, kata yang mudah diucapkan. Sehingga dari saya mencoba menulis di rumah saya sendiri, “Arema Mafia…Maniac…” saya bermain dan cocok-cocokkan sampai akhirnya Aremania, nianya itu diambil dari kata Maniac. Oh maaf di mobil, adanya di bawah kalimat itu tulisaannya “FOR…apa…MANIAC ONLY”. Bukan mafia. Jadi yang saya bawa puang itu Kata-kata maniacnya. Misalnya “For jeep maniac only, soalnya mobilnya jeep seperti Katana, jadi di kaca belakangnya itu ada kata2 seperti itu. Yang saya bawa pulang itu kata2 maniacnya. Pertamanya “Arema Maniac”. Itu katakata pertama yang saya tulis. Nah itu yang saya gabung-gabungkan, cari, tapi kok elek! Tapi saya ingin kata-kata maniac ini ada di dalam kata Arema. Kemudian muncul penempatan hurufhurufnya “Aremaniac”. Kok ga manis tapi di otak saya udah ada gambaran saya sudah punya kata-kata yang saya punya, intinya adalah mereka ini adalah harus menjadi suporter yang hanya mensuport Arema. Kata-kata maniac itu begitu menggangu, karena orang maniac itu kan fanatic, gila kesukaannya. Saya kan orangnya suka menulis dengan huruf-huruf, waktu aremaniac itu saya tulis besar-besar dan saya lihat dari jauh. Dan akhirnya mulai saya tutup huruf-hurufnya sehingga hufuf C lah yang harus saya hilangkan sehingga AREMANIA. Ga ada kaitannya dengan suporter lain karena kita yang pertama. Nah untuk mempromosikan nama ini, saya ingin menampilkan dalam pertandingan arema, di dalam stadion ditulis di jaket saya. Saya minta sponsor supaya dituliskan. Di stadion saya tidak berkata apaapa, sendirian, sebelum pertandingan saya pakai keliling stadion. Sampai orang hanya melihat sepintas dan teman wartawan mulai tertarik apa ini Aremania. Saat itu kebetulan Arema dalam sepakbola masih menjadi bahan liputan. Saya tidak menjelaskan, saya menunggu orang-orang bertanya. Pertandingan pertama tidak terlalu menarik. Tapi berikut-berikutnya mulai banyak yang bertanya. Kalau orang lain yang bertanya apa itu apa itu, saya jelaskan sendiri. Tapi setelah
wartawan bertanya saya jelaskan secara detail. Muncullah di koran. Itu pun pro kontra, yang sudah terlanjur ikut AFC saya tidak memaksa, mereka tidak mau. Tapi lama-lama barang yang terlahir dari pemikiran saya ini lebih diterima ketimbang AFC. Karena enak didingar juga. Mau lihat jaketnya? (mengambil jaket pertama Atremania). Karena arema akan turun di Champion kan. Tapi sekarang banyak orang yang hampir tidak tahu jaket ini. Alasan kenapa tidak diorganisasikan, waktu itu saya MC pertandingan Arema. Dan tahun itu di kota Malang tingkat kerusuhannya sangat tinggi. Lebih seram dari sekarang. Dulu itu setiap setelah petandingan home, saya mesti berurusan dengan kepolisian, ada saja kejadian. Saya berinisiatif sendiri. Kekuatan dari supporter itu ada di kampung, gang-gang. Maka itu saya mensuport mereka yang dari kampung agar buatlah bendera mu sendiri. Seperti korwil. Contoh anak dari kampung bareng mereka itu akan ada benderanya sendiri, ada yang singa pake anting, ada yang tidur, pegang bola. Saat pertandingan, bendera itu mereka pakai, tidak seragam, banyak warnanya. Setiap kampung sendiri punya seragam sendiri, berbeda-beda. Itu identitas mereka. Saya menegaskan, saya bilang banggalah kamu dengan kampungmu, dari mana kamu berasal. Tidak seperti sekarang arema itu biru, memang mayoritas biru namun desainnya macam-macam. Itu saya sampaikan kepada Kapolresta saat itu, pak Makbul, mantan Wakapolri yang baru pension. Kenapa saya sampaikan ini, dan beliaunya setelah mendengar alasan saya, karena itu memudahkan kinerja kalau terjadinya keributan saya langsung tahu dengan melihat identitasnya. Langsung tahu oh itu anak ini. Tidak seperti sekarang, susah. Biru semua, kalau dulu ada yang biru tapi ada bintang-bintangnya, ada hitamnya, ada desainnya sendiri-sendiri dan mereka selalu melaporkan kepada saya. Dan saya selalu membanggakan mereka di stadion, sebelah kanan saya dengan desain ini, ini, dari kampung ini. Padahal di sana saya tes ini bener ga kalau ada masalah ntar saya incar itu! Itu membuild/ membangun mereka, jadi kalau ada keributan, saya tinggal menuding. Ada apa ini antara kampung A dengan kampong D? Ada apa kalian? Pertandingan dulu ribut karena kebanggan, Malang ini dulu kan banyak geng. Dan saya harus mencari cara agar membuat ini menjadi cair dimulai dari stadion, sebelum di luar stadion. Dan kalau mereka keluar stadion, keluarnya kan kita jadi kita tuh anak 50 seragamnya satu kan sama2 jadi kalau berantem ya akhirnya ketemu sama ak yang juga punya punya identitas sendiri
tapi kan mudah buat kita tahu, oh anak ini, anak ini. Tapi sekarang kan susah kalau biru semua. Anak mana ini? Kemudian ada penyeragaman itu yang saya tidak tahu, dan saya tidak terlibat dan tidak pernah merestui. Ada ultah Arema kalau saya tidak salah, terus ada penyeragaman dengan cara itu. Mengapa saya mempertahankan pada basic mereka masing2, karena saya berpendapat pada masa itu tidak ada seorang pun dai luar areal A yang bias memberikan teguran dan saran kepada anak-anak areal A kecuali orang yang ditokohkan dari areal A tadi. Ga mungkin lah anak dari luar Mampang bisa masuk areal Mampang terus ngomong ini ga boleh, itu ga boleh kecuali anak areal Mampang. Banggalah dengan tokoh kampungmu. Karena Malang itu kan banyak kampungnya. Arema itu kan dari kampung, istilah saya dari gang-gang gitu. Kekuatan Arema itu dari gang suporternya. Perbedaannya dari supporter Indonesia lain yang paling tajam perbedaannya, mereka bergerak dari gang, ibarat tanaman Arema itu merambah sampai ke rumah mewah sampai ke gedung pemerintahan. Supporter lain diciptakan dari pemerintahan diturunkan ke gang. Saya buat kondisinya terbalik karna saya kembali kalian harus bangga, apapun rumahmu, genteng atau apa banggalah kamu dengan rumahmu banggalah kamu dengan kampungmu, dari gangmu. Jangan pernah malu bilang kamu tinggal di rumah ini gang ini. Itulah kekuatan kita. Dan itu masa lalu menginfluense mereka. Karena geng-geng yang lahir itu kan karena gang atau areal. Jadi saya tidak mau menghilangkan kebanggaan mereka pada areal mereka. Tapi saya berupaya merubah pola pikir dan mengelola merek,a kebanggaan itu harus berubah. Di bawah payung Arema. Saya pun ditentang banyak pihak waktu itu. Banyak orang yang tidak sepaham, banyak yang masih di AFC. Tapi bukannya saya yang hebat tapi yang Kuasa yang ngasih ijin. Termasuk Lucky karena dia terlibat di AFC. Tapi sekali lagi kan saya ga ngotot orangnya. Kalau kamu ga mau Aremania ya udah. Tetap aja, tapi waktu itu Aremania itu justru membengkak. Jadi lamalama yang bukan Arema itu terdesak kepinggir, kesesek, mau ga mau pake Aremania. Kalau dulu hubungan terbangun hanya pada pertandingan. Karna saya orangnya sangat kuat pada pada prinsip saya, kalau mau ngomongin Arema itu ya di lapangan bola. Bukan di luar, bukan tempatnya. Jadi kalau kita mau kumpul sama Aremania ya di bola. Dan sebelum pertandingan dulu itu saya banyak menginfluns mereka. Dan dulu banyak orang datang kepada saya membawa wacana pemikiran mereka. Mau seperti ini, itu dan saya tidak pernah melarang. Cuman saya selalu mengarahkan kalau kamu lari seperti ini, nanti arahnya seperti ini dan itu.
Tapi ya jalan, saya orangnya yang lebih suka berbenturan saja. Kalau dia mau begitu saya ga akan maksa. Nanti juga dia sadar. Muncul banyak istilah idiom saya yang sangat terkenal muncul di stadion, karena kondisi yang memprihatinkan harus membuat sesuatu yang bisa dibawa pulang oleh anak-anak sebagai kebanggaan. Kata-kata “Arema itu tidak kemana-man tapi da dimana-mana” itu muncul dari mulut saya. Banyak dulu istilah saya yang membuat orang kalau mendengar saya bicara itu menjadi tergetar. Karena waktu itu Arema ini kan maennya banyak, kalau keluar itu kan tidak selalu bisa diikuti oleh suporter. Jadi di era seperti itu, kalau dulu ada yang keluar ya kita tinggal menunggu hasil. Saya mendengar mereka selalu terdengar kalau mereka diterima oleh orangorang lang lain di kota lain. Mereka diajak makan. Saya lahirlah pemikiran saya, yang pada usia saya saat ini saya menjadi menyesal. Katakata itu membuat saya menyesal. Dulu saya mengucapkannya dengan sangat bangga. Saya menyesal karena saya kan selalu mempelajari, melihatnya, ternyata saya mulai menuhankan Arema. Di usia saya sekarang saya melihat, menempatkan Arema pada sesuatu seolah-olah Arema mempunyai kekuatan sebagai sebuah Tuhan. Begitu dahsyat pengaruh itu, saya bicara kepada istri dan anak, kawan, mungkin ini adalah kesalahan saya sebagai manusia yang paling besar. Kenapa dulu saya ga bikin masjid atau gereja saja. Contoh, sekarang Arema main jam 3 tapi jam 12 uda berangkat. Hujan maupun panas mereka berangkat. Arema itu menjadi begitu dahsyat di mata anak-anak. Saya menjadi kuatir mereka memprioritaskan Arema di atas segalanya. Tapi itu datangnya sekarang, dulu saya justru menyuntikkan. Saya harus mempertanggungjawabkan itu kepada Tuhan. Kalau orang mau berangkat pergi ke masjid, ke gereja dipepet kan waktunya? Tapi kalau mau nonton arema, jam 12 berangkat, anak bini dibawa. Dulu karena saya begitu itu juga karena Arema kan butuh duit. Jadi bagaimana? Tanya mas Luky, kalau tidak ada penonton perempuan bingung kita. Berarti buat kami ini tidak layak jual. Mereka ga mau datang berarti belum ada jaminan nyamannya suatu pertandingan. Kita cari perempuan yang mau nonton tapi belum ada. Setelah satu dua tiga perempuan datang, sekarang kita berpikir bagaimana caranya mendatangkan keluarga. Agar ini menjadi tontonan keluarga. Kalau dulu kita berpikir seperti itu, ga kaya orang sekarang. Dan prosesnya itu ga gampang. Orang semua takut. Kan indah kalau ada perempuan. Banyak yang kita pikir. Dan kenapa alasan kenapa tidak diorganisasikan, itu karena
tidak ada orang yang bisa bicara di areal itu kecuali orang dari areal itu yang bicara. Bukan orang luar. Jadi kalau ada apa-apa kan tinggal kita panggil aja kan kepala sukunya. 2. Seberapa sering intensitas pertemuan antara bapak dengan Aremania?
Jawaban: Hanya kalau ada pertandingan saja. Ada hal-hal di antara supporter kita yang datang kesana. Kalau saya tidak telalu intens betemu mereka sekarang ini. Karena saya lebih konsentrasi dan lebih meyakini kalau di stadion sudah ada kesepakatan ya sudah. Kalau di luar, saya datang dan dikumpulkan bakal debat kan. Kalau di stadion kan gampang, masalahnya lebih simple. Karena pertama mereka sama-sama mau nonton, kedua kalau dia mau begini ini mau begitu ya setuju aja pak. Ga punya ruang untuk membantah. Perwakilan kumpul kan sudah sepakat. Meskipun setelahnya ngedumel kan. 3. Apa saja bentuk (isi) komunikasi yang biasanya dilakukan oleh bapak?
Jawaban: Membangun mereka menjadi supporter yang kreatif. Itu aja. Kalau dulu kan situsasinya ga seperti sekarang. Dulu tiap pulang kan seram. Penjual roti pun abis. Mereka mengadu kepada saya. Karena saya kan bukan tipe orang yang untouchable. Mengadu ini itu. Yang harus saya rubah ya itu dulu. Pekerjaan berat. Kalau mau main sepi jalanan. 4. Berkaitan dengan tema akhlak (sportifitas, ketertiban, kerukunan, kreatif,
solidaritas, kesetiaan, kesabaran, keramahan, tolong menolong, jujur, dll), isi pesan apa yang paling diprioritaskan oleh bapak untuk diaplikasikan di tubuh aremania? Mengapa? Jawaban: Jagalah kotamu! Kalau the Jak kan ga menjaga kota. Alasannya suatu upaya melahirkan simpati dari orang yang sinis kepada Arema. Kan ga semua suka sama Arema. Kalau arema main, pulang, tidak kejadian, maka public lambat laun akan mengatakan Arema itu baik. Jadi simpati itu kan akan muncul dari mereka yang tidak suka. Tapi kalau sekarang itu kan semua mengaku Arema. 5. Apa saja upaya yang bapak lakukan dalam mengkomunikasikan pentingnya nilai
sportifitas dan menjaga ketertiban di kalangan Suporter Aremania? Jawaban: Tidak pernah bosan, dibicarakan
sebelum dan sesudahnya. Dan saya
beruntung dengan radio Senaputra ini karena saya menjadi penyiar dan memberikan ruang untuk sedikit berbicara. Karena di sini kan orang akan lebih terbuka untuk menyampaikan keluhan.
6. Media apa saja yang bapak gunakan dalam berkomunikasi (menginformasikan,
mengimbau, mengajak) kepada para supporter untuk berlaku tertib dan damai saat di luar maupun dalam stadion? Jawaban: Kalau saya ya ada, radio. Karna dulu mayoritas Arema kan penonton music rock. Ga semua. Jadi kalau Arema main hari Minggu, Sabtu ada acara rock, MC nya mesti saya. Awalnya itu. Lucky suka rock, saya juga, jadi karaternya cocok. Selain radio, beberapa gelintir orang. Internet dulu belum ada. Menurut saya internet juga bukan solusi. Karena keusilankeusilan itu yang muncul akhirnya perdebatan. Kalau sama suporter harus face to face. Saya pun ga punya facebook sampai sekarang. Aku ni Arema, kalau suka ya berhadapan dengan saya. 7. Media
apa yang menurut bapak paling berpengaruh dan efektif untuk
mengkomunikasikan hal tersebut? Jawaban: Radio. Karea radio ini juga tidak bisa lepas dari sejarah pergerakan Aremania. Karena radio ini juga membangun komunitas penonton music. Yang dulunya mengerikan. Kalau orang tidak bisa menduga tiba-tiba ada pelemparan telor. Dulu kan Malang juga dikenal sebagai kota music. Itu pun melalui proses panjang. Pengalaman ini saya kombinasikan ke suporter. Grup-grup band rock pun takut. Saya juga MC
music. Orang malang juga kan rata-rata
pendengar radio. 8. Bagaimana bapak memandang rivalitas antara Arema Indonesia dengan Persema
Malang terutama hubungan masing-masing suporter? Jawaban: Sebenarnya rivalitas dengan siapapun, saya melihatnya harus bisa membangun pondasi yang positif. Artinya persaingan jangan menjadikan kita lemah. Karena Arema itu tidak didukung APBD, ga punya uang, jadi saya dulu orang yang paling kenceng membuat hati orang panas terutama yang pake dana APBD. Lahirlah istilah klub “plat merah”, “plat hitam”. Arema itu “plat hitam”. Meski dulu saya humas Persema. Persema kan lebih dulu, Arema belum ada. Jadi di saat Persema belum memberangkatkan supporter saya sudah memberangkatkan supporter. Ya radio juga ini yang punya peranan. 9. Apa saja upaya yang bapak lakukan selama ini untuk menjaga kerukunan antar
kedua supporter tersebut guna mencegah permusuhan yang sarat kebencian? Jawaban: Sebenernya tidak ada yang bisa melakukan, kembali pada niat. Satu saja niat buruk maka akan menyebar. Kalau kamu mencintai Arema buat apa kamu sekarang yang kamu sayangi harus kamu ciderai. Saya tuh sederhana aja. Orang menyayangi itu kan harus melindungi
juga. Seperti arema ini. Lindungilah arema ini. Hal-hal seperti lebih banyak saya lakukan kalau saya ketemu mereka di luar. Sekarang saya jarang keluar. Kalau keluar dulu, bisa lama karena mereka sudah nunggu saya untuk ngobrol. Saya kan orangnya bukan untouchable. Terbuka. Siapapun lah. Bicara sama anak mabuk pun saya bicara. Kalu bisa ya sama-sama kita mabuk. Sehingga tidak ada jarak. 10. Bagaimana anda mengatasi suatu permasalahan internal (demonstrasi, tuntutan,
pertikaian), apabila terjadi konflik yang melibatkan pengurus dengan Aremania? Jawaban: (tentang kerusuhan, bukan masalah internal.) Kalau dulu, saya kembali ke dulu lagi, saat berangkatnya Arema, mereka bangga kalau berantem. Tetapi mereka bukan tipikal orang cengeng. Artinya kalau mereka berantem ya mereka berkelahi sendiri, tidak pernah merecoki orang lain. Mereka tidak pernah minta tolong. Tapi kalau mereka selesai berantem mereka datang ke Malang lagi, kebetulan lewat depan rumah saya, maka meraka mampir hayna untuk menunjukkan kalau dia berdarah-darah Tapi kalau meraka saya kasih duit mereka menolak. Kalau ada hal-hal yang kurang cocok, tapi seingat saya jarang terjadi, karna mas Lucky mudah ditemui, saya juga. Jadi pertanyaannya agak sulit saya jawab. Jenjangnya sudah ada . kalau ke stadion kan buat mendukung bukan mendemo. Demo-demo juga ga ada. Kalau ada yang ga cocok ya dikumpulin. Ke manajemen juga. Tapi memang kalau bertemu orang seperti iu ya keras, kasar bicaranya. Jadi ya akhirnya dalam menajemen bisa saling mengukur orang per orang. Buat kami ya karena kami mudah bicara. Masa sih ga ada manusia yang ga bisa diajak bicara. Akhirnya bagaimana kita memperlakukan manusia dengan cara manusia. Beda dengan demonya mahasiswa, mereka ada rapat. 11. Bagaimana anda meyikapi LPI sebagai liga yang masih illegal karena berada di
luarorganisasi PSSI? Apakah anada berkenan jika Arema pindah ke LPI? Jawaban: Saya melihatnya kalau PSSI direvolusi itu benar, dan yang harus dirubah itu pola pikir. Yang harus dirubah itu pola pikir. Sedangkan di Indonesia yang dirubah adalah fisik. Sejak munculnya LPI saya memfilter siapapun yang akan mewawancara saya. Saya bilang ini kembali kepada hati. Hati pemerintah sekarang mencintai sepak bola ga? Kembali pada niat dan hati kecil. Orang LPI datang, langsung pulang dia. LPI professional karena tidak menggunakan APBD. Orang semua sudah dipenuhi kebencian terhadap Nurdin. Akhirnya akibatnya pemerkosaan/ penistaan terhadap sepak bola. Menteri dalam negeri ini juga memegang peranan,
karena mereka yang memeberi APBD kok. Kenapa bukan mereka yang diusut. APBD pun saya tidak setuju. Dana klub LPI ini juga patut dipertanyakan kan. Ini juga problem bagi ketua PSSI baru. Pewawancara
Narasumber
Purnomo
Ovan Tobing
Laporan Wawancara Narasumber 1
: Lucky Zainal
Status/ jabatan
: Pendiri Arema/ Arema Fans Club
Tempat/ tanggal wawancara: Rumah Kediaman Lucky, Malang, 15 April 2011 Biodata narasumber: Nama : Lucky Adrianda Zainal Ttl
: Malang, 9 Desember 1960
Profesi : Petani, Bisnis Argo Jabatan: Pendiri Arema bersama ayah, Acub Zainal Pemegang saham. Tidak terlibat dalam manajemen 1. Bagaimana hubungan (komunikasi dan interaksi sosial) yang terjalin antara bapak dengan Aremania? Jawaban: Itu skripsimu stressingnya di apa? Sekarang kamu berasal dari UIN, harus ada nyerempet-nyerempetnya. Mungkin saya bisa ceritanya begini. Kita flashback ke belakang dulu. Saya mengibaratkan itu begini, bagaimana hubungan antara klub dengan supporter, ada sebuah lukisan, ada kanvas di sini, supporter itu adalah sebuah komunitas dari berbagai macam ras, agama, suku, dan intinya sangat heterogen. Heterogen itu seperti berbagai macam warna untuk lukisan, nah ketika warna tadi itu kita tuangkan ke dalam suatu kanvas. Bersatunya sebuah sepakbola sebagai wadah, dan wadahnya ya kanvas tadi itu. Nah dari itu supporter yang bermacam tadi itu bersatu untuk membuat suatu lukisan yang indah. Dan tujuannya, jadi ketika seorang pelukis itu ingin menuangkan kreativitasnya, tujuan/ visinya dia itu otomatis akan bertahap sehingga ketika ini menjadi sebuah kesatuan jadilah sebuah lukisan yang bisa dinikmati bukan hanya oleh hanya pelukis saja tapi semua orang juga bisa menikmati. Sama seperti halnya arema, arema bukan hanya bisa dinikmati oleh arema saja, tapi semua orang juga harus bisa menerima itu. Memang belum tercapai tapi sudah menuju ke arah situ, itulah awalnya. Sebelum adanya aremania, supporter arema itu sangat brutal. Bahkan belum ada kebrutalan suporter sepak bola, supporter arema itu sudah lebih dulu yaitu tahun 80an dan awal 90an. Terkenal sekali supporter kita ini memang brutal. Kemudian segera saya dengan beberapa pengurus tokoh supporter, kumpul/ berkumpul mendiskusikan agar ini bisa menjadi tontonan yang indah. Jadi awalnya seperti itu. Semua berawal tidak selalu bagus, dan ini kita berusaha mejadi sebah lukisan yang indah. Kita membentuk korwil-korwil. Dan disitu kita berikan pemahaman bahwa kita ingin menciptakan tontonan yang indah dimana orang itu datang ke stadion bukan hanya menonton
sepak bola tapi juga mendapatkan hiburan. Bukannya saat datang ke stadion jadi seram, dan membuat seluruh toko-toko tutup. Dulu seperti itu, kalo arema main took-toko pada tutup menghindari mereka. Ini harus kita rubah, dengan komitmen. Alhamdulillah dalam waktu yang cepat sekali korwil-korwil mensosialisasikan dan kemudian mulailah supporter arema ini mulai berubah, ditandai ketika arema main pertandingan tersebut menjadi sebuah kenikmatan tersendiri dan termasuk orang sekitar bisa ikut menikmati. Bukan menonton sepak bola saja, orang sekarang itu datang bukan semata nonton bolanya tapi juga nonton suporternya, jadi tujuan kita mudah-mudahan bisa tercapai dan semakin baik, kurang lebihnya butuh waktu tapi ya sama saja dengan orang melukis, itu kan tidak langsung indah, butuh warna di sana-sini, penyempurnaan, akan tetapi visinya sudah tertuang. Nah perjalanannnya memang arema ini kita berikan satu macam karakter, kalo karakter itu dapat kita tanamkan maka akan dikenal bahwa arema itu seperti ni. Kemudian tanpa sadar istilahnya, kita memang berangkat dari hati. Bukan dari organisasi, tapi kita berangkat dari hati. Saling pengertian. Hubungan saya dengan aremania masih sangat dekat. Saya boleh tidak datang tapi tidak mengurangi kedekatan, tidak putus. Saya menganggap arema dengan aremania itu sebuah kesatuan dan saya menganggap itu sebuah karya yang harus kita jaga dan harus kita perbaiki terus. . 2. Seberapa sering intensitas pertemuan antara bapak dengan Aremania? Jawaban:. Sering. Saya intense. Justru saya lebih banyak di luar stadion. Karena bukan hanya hari pertandingan, tapi di luar 2x45 menit itu saya merasa ada hal yang lebih penting untuk membangun kedekatan kami. Sering di sini, di tempat mereka. Sekarang kan jaman komunikasi, sedangkan dulu kan masih face to face jadi masih harus jalan. Sekarang lebih canggih antar mereka dengan saya bisa komunikasi, meski sekedar say hello, apa kabar, bagaimana kabar di korwilmu. Dan yang saya salut kepada mereka sekarang ini pembentukan korwil itu mencapai 280. Semuanya 287 komunitas aremania yang terbentuk, dan mereka satu sama lain itu saling kenal.
3. Apa saja bentuk (isi) komunikasi yang biasanya dilakukan oleh bapak? Jawaban: Saya selalu berbicara dengan mereka itu bukan akhirnya tentang sepak bola saja. Karena di sini kita manfaatkan situasi untuk membangun suatu komunitas dengan bagus,
katakanlah saya melihat perkembangan komunitas aremania ini sedemikian pesat. Dan saya boleh berkata bahwa hubungan ini bisa mewujudkan nilai-nilai pancasila; Satu sila ketuhanan, dengan adanya supporter sering mereka mengadakan yang namanya tahlilan, kemudian istighosahan, mesipun tidak langsung semuanya 200 korwil. Tapi katakan ada 1 yang mengadakan suatu pengajian itu cepat sekali antara mereka. Salah satu contoh, kalau arema main mau bertanding itu kan ada beberapa banyak korwil itu kan harus berdoa dulu. Berdoa kemana? Ke tuhan, Allah SWT. Saya pikir itu sudah termasuk sebuah perwujudan untuk sila pertama. Belum lagi acara istighosah. Dulu kita juga pernah bikin acara, tapi belum menjadi namanya jamaah, ini bukan. Tapi hubungan mereka sangat cepat tersampaikan. Itulah perwujudan sila pertama pancasila. Perwujudan sila kedua kemanusiaan. Contoh saja ketika yang terakhir waktu bencana Merapi, merka tanpa ada yang memerintah membuat acara/ kegiatan sendiri. Tidak dari saya atau manjemen, mereka kreatif mengumpulkan dana bantuan. Dan itu bukan satu kelompok saja. Saya pikir ini perwujudan sila kedua. Belum lagi katakanlah kalau ada rekan kita yang tertimpa musibah, cepat sekali mereka itu untuk aksi solidaritas kumpulkan dana. Kemarin itu ada teman kita salah-satu anggota korwil yang kecelakaan. Cepat sekali saweran. Sila ketiga tentang persatuan otomatis terwujud. Karena tidak mungkin kalau kita bikin acara tersebut tanpa mewujudkan yang namanya persatuan. Persatuan ini saya gambarkan begini,
bagaimana kita bisa menyatukan kalau tidak ada yang namanya
saturahim, dan di Islam pun masalah silaturahim itu masalah yang paling ditonjolkan. Bagaimna kita mengenal satu sama lain kalau kita tidak silaturahim. Dengan adanya silaturahmi, antar korwil bisa saling mengenal saling membantu mewujudkan silaturahmi yang tinggi. Di stadion mungkin awalnya tidak saling kenal tapi akan bisa saling tahu nantinya. Sila ketiga silaturahmi. Dan di Islam silaturahmi ini yang paling ditonjolkan. Sila keempat, sudah bicara musyawarah mufakat. Di arema misalnya kemarin waktu kesulitan masalah pendanaan dan lainnya mereka cepat dukung dan berbicara bagaimana memecahkan masalah arema. Sehingga kalau kumpul tidak sekedar kumpul, tatapi kumpul membicarakan sesuatu untuk mencapai solusi. Ini secara langsung dan tanpa sadar sudah mewujudkan sila keempat. Bahkan sila kelima keadilan sosial. Sekarang kalau kita lihat banyak teman arema itu yang membantu dan memanfaatan untuk menjadi pekerjaan. Misalnya mereka yang bisa dagang bikin kaos, merchandise, atau yang simple antar mereka bisa bikin dagangan antar mereka sendiri. Sehingga tumbuh perekonomian ini antar mereka, antar komunitas, hanya dari podo-podo seneng bola, sama2 senang bola dukung Arema. Sampai ke lima sila ini dapat terwujud. Ahamdulilah karena yang sukses dalam bisnis ini ada
yang bisa membeli mobil, dan paling tidak membantu untuk mendapatkan pekerjaan. Sebetulnya kita perlu pahami bahwa ini hal positif sepanjang kita jalaini pada jalan yang benar. Jangan justru sebaliknya di ajarkan pada cara yang salah. Pancasila itu kan kesimpulan dari apa yang ada dalam alqur’an. Ngaji itu kan mengkaji. 4. Berkaitan dengan tema akhlak (sportifitas, ketertiban, kerukunan, kreatif, solidaritas, kesetiaan, kesabaran, keramahan, tolong menolong, jujur, dll), isi pesan apa yang paling diprioritaskan oleh bapak untuk diaplikasikan di tubuh aremania? Mengapa? Jawaban:. Semuanya. Jadi begini saya rangkum menjadi satu, aremania itu punya 1 salam. Kalau umumnya salam adalah assalamu’alaikum, tapi kalau aremania ada terusannya assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh, dilanjutkan salam satu jiwa. Sekarang ini saya sedang mengkampanyekan satu jiwa. Sebetulnya ini secara tidak sadar bahwa ini sebenarnya adalah satu pegangan hidup, istilahnya kalau mungkin kita ingin selamat dunia akhirat semua ada di salam satu jiwa. Sa itu sabar. Hidup ini kan harus sabar, itulah menjadi pemenang. Orang sabar itu kan dicintai siapapun, Allah pun mencintai orang2 yang sabar dan orang sabar itu dia selalu mencari solusi untuk menyelesasikan permasalahan kepada Allah. Sabar itu terhadap ujian, pantangan yang kita harus kita lewati tidak ada yang semuanya instan. Kamu bisa jadi mahasiswa tentunya harus melalui yang namanya TK, SD, SMP, SMA. Berjenjang dan harus kamu ikuti, ini jalan Allah. Kamu mau bagaimana, kecuali kamu ikut setan. Sesat. Pintas. Akhirnya ijasah nembak, tapi kalau kamu ikuti akan mulus. Ada ayatnya kamu lebih tahu itu. Tu itu tulus. Sholat, besedakah harus tulus. Jangan sholat tidak tulus. Cinta yang bener cinta yang tulus. Cinta arema pun, cinta bangsa apalagi cinta kepada Tuhan harus tulus. J itu saya ambil jujur. Negara kita, bangsa kita, nilai kejujurannya sudah hampir terkikis habis. Banyak sekali orang tidak jujur. Padahal orang jujur itu dikenang orang. Jujur sesama manusia itu akan mendapat sanjungan. Kalau orang tidak jujur tidak akan mendapat apa-apa. Baik akan dia bilang baik, jelek akan dia biang jelek. Kalau benar dia akan bilang benar kalau salah akan dia bilang salah. Demikian juga masalah yang ada di bangsa kita sekarang banyak yang tidak jujur. Yang benar dibilang salah, yang salah dibilang salah. Begitulah. Jujur itu pegangan. Terakhir “iwa”, iman dan takwa pegangan hidup. Kunci terkahir untuk selamat dunia akhirat. Setiap hari itu harus kita pupuk terus untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, jangan sampai itu manusia ini dimasuki oleh sesuatu yang tidak baik. Ini kunci yang terakhir. Iman takwa itu kepada Allah. Saat ini saya sedang banyak menyuarakan salam
satu jiwa ini tak terbatas untuk aremania tok, saya ingin menjadi pegangan hidup. Kita mulai dari kelompok kecil suporter. Kemudian bisa menyebar ke bawah. Kurang lebihnya itu. Saya ga tahu salam satu jiwa ini siapa yang pertama kali. Mungkin celetukanceletukan saja. Tapi saya menangkap makna di balik ini. Ini bukan hanya sekedar salam, tapi salam yang mempunyai satu pegangan hidup. 5. Apa saja upaya yang bapak lakukan dalam mengkomunikasikan pentingnya nilai sportifitas dan menjaga ketertiban di kalangan Suporter Aremania? Jawaban:. Sportifitas bagaimana kita bisa sportif kalau kita tidak mempunyai unsur kesabaran. Orang kalah cenderung untuk tidak sportif. Padahal seharusnya tetap sportif, menerima, sabar. Sportif yang lebih tinggi lagi yaitu tidak hanya mengakui kekalahan orang lain tapi juga mengakui keunggulan lawan. Sama tapi beda. Kebanyakan orang bukannya adu kekuatan, tapi adu duit. Harus di semua lini. Jadi orang mendalami olahraga harus sportif. Coba kita lihat kenapa PSSI sekarang menjadi ruwet, mereka bicara sportifitas mengenai pengelolaan sebuah event dan di situ dibutuhkan orang-orang yang sportif. Yang pantas. Bagaimana kita menjadi supporter yang sportif, tidak mau kalah. Di atas langit itu ada langit. Sehebat-hebatnya Barcelona pasti pernah kalah, Brazil pun pasti pernah kalah dan gagal. Dan pointnya adalah bagaimana kita bersikap ketika kita mengalami kekalahan apakah kita langsung selesai apa merasa jatuh dan tidak mampu bangkit lagi. Tapi hati-hati di balik kemenangan itu ada satu yang tidak disukai Allah. Sombong. Melalui forum-forum diskusi. Butuh waktu. Saya ga tahu, kadang kalau kita mengajak kebaikan itu sulit tapi mudah untuk mengajak yang negative. Beberapa tahun ini saya melarang nyanyian yang kotor. Alhamdulillah berhasil meski belum bisa nol. Melalu korwil-korwil ini. Mau dibilang Arema janxxxx jangan dibales. Ini memang tidak bisa instan. Tapi ya setidaknya sudah jauh berkurang. Karna ya itu tadi butuh waktu dan butuh bantuan semua lini. Saya tidak bisa bekerja sendiri. Saya insya Allah ini akan habis dengan sendirinya.
6. Media apa saja yang bapak gunakan dalam berkomunikasi (menginformasikan, mengimbau, mengajak) kepada para supporter untuk berlaku tertib dan damai saat di luar maupun dalam stadion? Jawaban:. Saya lebih senang door to door. Dan memeberikannya juga sedikit demi seikit. Mereka akan menolak kalau langsung. Kita mengajak mereka juga. Facebook juga. Website. Saya sendiri itu mempunyai satu slogan, Arema no just football. Arema bukan hanya sepakbola. Ibarat sapu lidi, butuh pegikat. Kalau satu biji mungkin mudah patah, dan paling bisa untuk tusuk gigi. Namun ketika sudah satu ikatan dia akan kuat. Lidi-lidinya itu
adalah aremania, korwil-korwil. Radio juga intens sekali. Kita juga berkerja sama dengan operator ponsel. Milis. Saya inginnya digunakan untuk hal yang positif, mengajak untuk sportif kreatif. Sudah dijalankan namun ngisinya masih belum penuh.
7. Media apa yang menurut bapak paling berpengaruh dan efektif untuk mengkomunikasikan hal tersebut? Jawaban:. Saat ini door to door. Karena bisa dialog, ketika terjadi komunikasi dua arah ini kan lebih cepat. Apa yang menjadi unek-unek meraka akan langsung terselesaikan.
8. Bagaimana bapak memandang rivalitas antara Arema Indonesia dengan Persema Malang terutama hubungan masing-masing suporter? Jawaban:. Kembali lagi, ayo kita pahami. Lakum di nukum waliyadin. Agamaku agamaku, agamamu agamamu. Klub ku arema, klub mu persema. Aku ga merecoki kamu, kamu jangan merecoki aku. It is just football. Buat apa, yang filosofinya kan persatuan. Bagaimana sebuah tim bisa menang kalau individual. Persatuan. Mereka ini kurang memahami itu. Kamu menjadi persema ya silahkan. Kalu ga bisa membantu minimal jangan merecoki. Kalau persema main ya udah silahkan, bahkan kalau perlu ya kita ikut nonton begitu. Jangan supporter kita diobok-obok.
9. Apa saja upaya yang bapak lakukan selama ini untuk menjaga kerukunan antar kedua supporter tersebut guna mencegah permusuhan yang sarat kebencian? Jawaban:. Ciptakan atmosfer yang bersahabat. Sehingga semuanya akan mudah. Ketika mereka berangkat sapa. Saling menyapa. Bahkan tidak kenal sekali pun saling menyapa. Padahal dia tidak suka bola/ bukan pendukung arema. Jangan usil, dan tawuran. Menciptakan atmosfer yang baik. Sekarang ini yang harus kita kikis yaitu ketika komunitas supporter bukan menebarkan rasa cinta. Contoh aremania bukan menebarkan rasa cinta pada arema, tapi rasa benci kepada bonek. Kalau dengan ngalamania kita hampir sama. Ada mereka yang mendukung persema. Ada juga yang mendukung keduanya. Saat derby tahun lalu pun baik-baik saja. Kita makan bareng-bareng kan lebih enak dari pada sendiri.
10. Bagaimana anda mengatasi suatu permasalahan internal (demonstrasi, tuntutan, pertikaian), apabila terjadi konflik yang melibatkan pengurus dengan Aremania? Jawaban: Kembali ke sila keempat. Musyawarah mufakat. Pertemuan. Tidak semua tuntutan itu terlaksana. Tujuannya pun sila ke 5, keadilan. Sama-sama. Arema ini sebuah klub
yang dari pertama tidak menerima kucuran dana APBD. Kalau kita istilahnya hanya bisa membeli rokok kretek yang 5 ribu buat apa beli Marlboro. Nikmati saja yang ada. Kalau tidak ada peningkatan ayo kita tingkatkan bersama. Bagaimana kita memaksimalkan yang ada. Aremania punya keinginan, pengurus pun sama, tapi kalau kemampuan kita hanya segini ya kita maksimalkan. Tahun lalu kita juara tidak memakai pemain terbaik. Tapi ya alhamduliillah Aremania bisa menerima.
. 11. Bagaimana anda meyikapi LPI sebagai liga yang masih illegal karena berada di luar organisasi PSSI? Apakah anada berkenan jika Arema pindah ke LPI? Jawaban: Munculnya LPI ini kan dari orang-orang yang tidak puas dengan Nurdin Halid. Lagipula kan di sini ada unsur politk. Kekuasaan. Kalau kita lihat munculnya LPI kalau ini murni kemajuan sepak bola, tidak perlu seruwet ini. Di Indonesia sudah ada ISL, Divisi Utama, kalau LPI tulus ingin membantu kenapa anda tidak bergabung dengan ISL atau bilang PSSI, Divisi Utama kita yang handle (manajemen). Sehingga ISL nantiya mendapatkan klub-klub yang berkualitas. Ga perlu bikin rumah baru. Di sini ada masalah ego. Yang tidak bisa disatukan. Pembinaan divisi utama sangat penting nantinya saat promosi ke ISL. Bagaimana hitung-hitungannya. Kalau bias dilakukan seperti itu alangkah indahnya sepak bola kita dan tidak terpecah-pecah. Sila keempat tidak berjalan. Bagaimana sila ketiga bisa jalan.
12. Apa saja upaya yang dilakukan untuk saling terbuka kepada anggota terutama dalam pendanaan klub Arema Indonesia? Jawaban: Ada hal yang perlu transparan kepada supporter tapi ada pula hal-hal yang rahasia. Tidak semua. Yang harus diingat tidak harus semua diketahui oleh Aremania. Ada koridor tersendiri. Transparan bukan berarti kita terbuka semua. Contohnya aurat. Dan suporter pun sama mereka ga selalu ingin tahu. Kalau kita bikin rumit ya rumit.
13. Apakah Bapak akan beralih ke LPI seperti halnya tim-tim lain? Jawaban: Kalau Arema saya sampaikan saat pertama LPI muncul kepada semua pengurus dan supporter jangan ke LPI. Mari kita kembai ke ikhwal berdiri nya Arema saat dulu. Arema saat saya dirikan dengan 1 tujuan, mengangkat nama kota Malang, kebanggaan masyarakat Malang melalui jalur sepak bola nasional di bawah naungan PSSI dan mengikuti suatu kompetisi di bawah PSSI yang legal, resmi, sah dan tertinggi.
14. Apakah Bapak berencana menyerahkan Arema pada pihak ketiga setelah melihat kondisi tim sedang mengalami masalah manajemen dan masalah keuangan? Jawaban: Kenapa dulu arema saya lepas? Karena manajemen. Arema sebetulnya yayasan. Walaupun PT tapi pemegang sahamnya yayasan. Yayasan itu tidak dijual belikan. Kebutuhan klub itu masih sulit untuk tetap berdiri jika hanya mengandalakan duit pribadi. Jadi harus ditutup. Pewawancara
Narasumber
Purnomo
Lucky Zainal
Laporan Wawancara Wawancara 2
: Joko Prayitno
Status/ jabatan
: Anggota Aremania
Tempat/ tanggal wawancara: Stadion Kanjuruhan, Malang, 15 April 2011 Ttl
: Malang, 8 Agustus 1987
Profesi : Supir Alasan jadi Arema: Sejak kecil. karena saya orang Malang, dan diajak teman 1. Bagaimana hubungan (interaksi sosial dan komunikasi) yang terjalin antara para anggota Aremania dan pengurus? Jawaban: Baik. Kayak keluarga. Kalau ada masalah dibicarakan 2. Seberapa sering intensitas pertemuan antara Aremania dan pengurus? Jawaban: Pertemuan pas ada masalah saja. 3. Apa saja bentuk (isi) komunikasi yang biasanya dilakukan oleh teman-teman Aremania? Jawaban: Bahas keuangan, bagaimana jalan keluarnya, bagaimana mendapatkan uang, kadang kita turun ke jalan cari uang. 4. Apa saja arahan dan petunjuk yang anda terima dari manajemen dalam menjunjung nilai sportifitas dan menjaga ketertiban? Jawaban: Kalau ketertiban sudah kesadaran kita semua. Kalo ada tour kemana, kalo ga diserang kita ga akan serang balik. 5. Berkaitan dengan tema akhlak (sportifitas, ketertiban, kerukunan, kreatif, solidaritas, kesetiaan, kesabaran, keramahan, tolong menolong, jujur, dll), isi pesan apa yang paling diprioritaskan oleh pengurus untuk diaplikasikan di tubuh aremania? Mengapa? Jawaban: Kita kan supporter yang cinta damai. Kedamaian. 6. Media apa saja yang digunakan? Dan menurut anda media apa yang paling berpengaruh dan efektif untuk mewujudkan hal tersebut? Jawaban: Lewat facebook, twitter. Paling berpengaruh facebook.
7. Apakah anda berlaku sopan, tertib, dan damai memang karena arahan dari pengurus atau justru karena kesadaran anda dan kawan-kawan sendiri? Jawaban: Kesadaran sendiri mas. 8. Bagaimana hubungan antara Aremania korwil anda dengan Aremania wilayah lain? Seberapa sering intensitas partemuan? Jawaban: Baik. Ga ada yang bersitegang. Cman ada satu aremani aja. Pertemuan yang pasti sebulan sekali tentang masalah financial klub. Karena kan arema milik kita semua. Bukan milik siapa-siapa. 9. Bagaimana anda memandang rivalitas antara Arema Indonesia dengan Persema Malang terutama hubungan masing-masing suporter? Jawaban: Kalau antara suporter baik tapi antara klub terpisah. Dan ga pernah ribut antara kami. 10. Apa saja upaya yang Aremania lakukan selama ini untuk menjaga kerukunan antar kedua supporter tersebut guna mencegah permusuhan yang sarat kebencian? Jawaban: Kalau klub ga ada. Kalau supporter dari dulu sudah rukun kok. 11. Bagaimana hubungan komunikasi dengan Aremanita dan Jelaskan upaya yang dilakukan untuk menghormati Aremanita (supporter wanita) di stadion? Jawaban: Baik ja. Perlakuan khusus nggak ada. Dul ada tribun khusus aremanita. Sekarang sudah ga ada. 12. Bagaimana hubungan komunikasi antara anda dengan supporter musuh dan jelaskan upaya menjaga keramahan terhadap mereka? Jawaban: Kalau arema lawan musuh itu ga boleh datang ke kotanyadan begitu pula sebaliknya. 13. Apa saja kegiatan amal yang dilakukan oleh Aremania guna membantu anggota/ non-anggota yang mengalami musibah/ bencana? Serta bagaimana mengkomunikasikan hal tersebut kepada seluruh anggota? Jawaban: Sering mas kalau ada bencana. Dikasih kotak kardus dan dikelilingi di stadion. Biasanya langsung di stadion. 14. Apa antara pengurus dengan Aremania sudah cukup saling terbuka mengenai pendanaan klub Arema?
Jawaban: Pendanaan itu pasti tertutup. Soalnya gaji pemain suka telat sih. Belum transparan lah. 15. Apa saja bentuk kerja sama yang dilakukan antar Aremania dalam mencegah dan menangani praktik percaloan dan suap-menyuap pertandingan? Jawaban: Kalau masalah pencaloan itu misalnya kalau arema sekarang main terus stadion penuh tapi keuangan sedikit, nanti ketuanya aremania itu bilang ga boleh beli di jalur calo, nanti pertandingan berikutnya sudah sadar sendiri 16. Bagaimana cara anda melaksanakan acara nobar (nonton bareng) di luar stadion dan di rumah? Serta apa saja upaya yang dilakukan agar nobar tersebut tertib dan baik? Jawaban: Kadang suka ikut ke luar malang. Tapi kalau nonton bareng di rumah, rumah teman. Di sini kan nobar tua muda pada nonton, semua pada teriak jadi gemana ya, pasti berisik. Ga ada yang terganggu koq. dulu waktu tahun 2007 sepi stadion. 17. Apakah anda tahu tentang sholawat Arema? Jawaban: Ada sih yel-yel sholawat tentang Arema tapi saya lupa. 18. Adakah komunitas Aremania yang bercirikan Islami? Adakah kegiatan Aremania bersama yang bercirikan Islami? Jawaban: Ga ada. Tapi kalau bulan puasa ada buka bersama.
Pewawancara
Narasumber
Purnomo
Joko Prayitno
Laporan Wawancara Wawancara
: Ahmad Rifani
Status/ jabatan
: Anggota Aremania
Tempat/ tanggal wawancara: Stadion Kanjuruhan, 15 April 2011 Ttl
: Banyuwangi, 6 Oktober 1992
Profesi : Karyawan Perusahaan Alasan jadi Arema: sejak kecil. Diajak teman. Korwil pakis haji. 1. Bagaimana hubungan (interaksi sosial dan komunikasi) yang terjalin antara para anggota Aremania dan pengurus? Jawaban: Aremania itu ga ada ketua, pengurus. Tpi aku intinya satu penui stadion. Ntar kalo ada apa-apa dari radio, banyak a radio-radio tempatnya aremania saling menyapa. Koordinasi juga di situ. 2. Seberapa sering intensitas pertemuan antara Aremania dan pengurus? Jawaban: Jarang. Saya paling pernah mampir ke zuly sumpil. dirijennya arema. 3. Apa saja bentuk (isi) komunikasi yang biasanya dilakukan oleh teman-teman Aremania? Jawaban: Sebenarnya itu sepengatuan saya aremania kalo kumpul itu jarang banget mas. Mungkin kalo ada masalah doing aja kumpul seperti maslah financial. Dan tentang bola juga. Dulu juga ada pertemuan aremania ngamen. 4. Apa saja arahan dan petunjuk yang anda terima dari manajemen dalam menjunjung nilai sportifitas dan menjaga ketertiban? Jawaban: Intinya ga gagu orang lah.pasti aremania ga akan ganggu koq. 5. Berkaitan dengan tema akhlak (sportifitas, ketertiban, kerukunan, kreatif, solidaritas, kesetiaan, kesabaran, keramahan, tolong menolong, jujur, dll), isi pesan apa yang paling diprioritaskan oleh pengurus untuk diaplikasikan di tubuh aremania? Mengapa?
Jawaban: Sportifitas. Alasannya biar ga gampang kisruh. Sebelum pertandingan juga ada komunikasi antar aremania. 6. Media apa saja yang digunakan? Dan menurut anda media apa yang paling berpengaruh dan efektif untuk mewujudkan hal tersebut? Jawaban: Di facebook, radio. Yang sering itu radio soalnya ada telpon dan sms interaktif. Dan yang paling berpengaruh juga radio. Soalnya langsung. Di radio juga suka ngundang bintang tamu 7. Saat di Serang tempat tinggal anda sekarang, bagaimana cara mendapatkan informasi tentang Aremania? Jawaban: Facebook sama media online lain juga ada. Seperti malangpost.com. 8. Apakah anda berlaku sopan, tertib, dan damai memang karena arahan dari pengurus atau justru karena kesadaran anda dan kawan-kawan sendiri? Jawaban: Kebanyakan sih kesadaran sendiri mas. 9. Bagaimana hubungan antara Aremania korwil anda dengan Aremania wilayah lain? Seberapa sering intensitas partemuan? Jawaban: Kalo hubungan begitu kan paling banyak saat beli tiket dan tour2, mas. Saling koordinasi. Sering ketemu. Kalo kumpul-kumpul sama banyak orang pesan tiket. Di malang itu harga tiket berapa pun kalo arema main pasti dibeli. 10. Media apa saja yang digunakan? Dan menurut anda media apa yang paling berpengaruh dan efektif untuk mewujudkan hal tersebut? Jawaban: Lewat telpon biasanya, ada nomer-nomornya kan. Korwil ini momornya ini, yang dekat-dekat aja sih. Kalo mainnya jauh ya telpon pesan tiket. 11. Bagaimana anda memandang rivalitas antara Arema Indonesia dengan Persema Malang terutama hubungan masing-masing suporter? Jawaban: masalahnya menurut saya pribadi persema itu ga ada suporternya mas. Jadi yang lihat persema itu ya aremania. Di malang itu hanya ada satu yaitu aremania. Kalo arema main ngalamania juga ya nonton. PNS yang nonton juga karena gratis. Kalo keduanya main ya pada datang ke Arema. Ga pernah penuh persema.
12. Apa saja upaya yang Aremania lakukan selama ini untuk menjaga kerukunan antar kedua supporter tersebut guna mencegah permusuhan yang sarat kebencian? Jawaban: Susah sih mas jawabnya. Aremania sama ngalamania ya sama saja. Seperti satu badan. Sangat rukun jadinya. Sama-sama saling nonton. Ga seperti di tangerang dan Jakarta. Di malang itu kebanyakan atau bahkan semuanya Aremania. Mungkin yang dimaksud ngalamania itu ya supporter yang dulu-dulu karena memang berdirinya duluan Persema. 13. Apa saja bentuk kerja sama yang dilakukan antar Aremania dalam mencegah dan menangani praktik percaloan dan suap-menyuap pertandingan? Jawaban; Kalo percaloan sekarang sudah berkurang soalnya ada tiket box. Terus pemesanan lewat korwil Pewawancara
Narasumber
Purnomo
Ahmad Rifani
Laporan Wawancara Wawancara 2
: Erik Yanitra
Status/ jabatan
: Anggota Aremania
Tempat/ tanggal wawancara: Hotel Menara, Malang, 14 April 2011 Ttl
: Malang, 18 Januari 1986
Profesi : wiraswasta Alasan jadi Arema: panggilan jiwa, sejak kecil jadi aremania, karena sering nonton Arema main 1. Bagaimana hubungan (interaksi sosial dan komunikasi) yang terjalin antara para anggota Aremania dan pengurus? Jawaban: Di Aremania itu kan ada korwil, aku kan ga punya korwil jadi yang bisa berhubungan dengan korwil itu ya cumin korwil. Itu jawaban pertama. Ada tapinya. Jawaban kedua, sekarang walaupun aremania.com itu bukan suatu korwil, tapi mereka sekarang detail, tanda kutip itu dipercaya sama manejemen. Karena apa yang dilakukannya itu riil, bener2 Arema. Sekarang salah satu contoh gini, dalam suatu pembelian tiket, kalau sistem korwil, tiket dulu baru uangnya. Jadi misalnya besok Arema main, aku korwil gitu, aku ga bisa lihat anak buahku beli tiket berapa. Tapi kalau forum aremania.com uang dulu baru tiket, jadi yang beli tiket 100 yang dapet tiket ya 100. yang beli tiket 38 yang dapet tiket 38. Itu kan namanya tiket box. Pasti. Tapi kalau korwil itu ga, ada yang ditata karena ga ada yang beli. Korwil itu bukan menampung anggotanya untuk mendapatkan tiket, tapi menjual tiket kepada anggotanya. Beda sama tiket box. Itu membantu untuk mendapatkan tiket, pemesanan tiket. Tapi kalau korwil sekarang ga, menjual tiket untuk anggotanya. Yang bisa ngomong ke manajemen yang secara intense itu korwil. Tapi dipercaya tadi itu dalam tanda kutip lho. Kita hanya dilihat oleh menajemen. Tapi segala bentuk apa yang kita lakukan itu manajemen tahu. 2. Seberapa sering intensitas pertemuan antara Aremania dan pengurus? Jawaban: Setahuku pertemuan antar korwil itu ga tahu jelasnya. Yang pasti setahuku ga ada. kecuali setiap menjelang pertandingan itu mereka semua korwil itu berkumpul di kantor sekretariat Arema untuk mengambil tiket. Kalau ga percaya besok sebelum ke stadion kita lihat ke sana, dekat dari sini (sambil menunjukkan arahnya). 3. Apa saja bentuk (isi) komunikasi yang biasanya dilakukan oleh teman-teman Aremania?
Jawaban: (sedikit menghindar) kalau itu besok mungkin bisa aku tunjukin ke sam fendy, aku juga sebenernya pengen ketemu sama sam thembel. Thembel itu ketua korwil. Kesmpulannya aku ga tahu. Aku dari dulu itu ga ikut korwil. 4. Apa saja arahan dan petunjuk yang anda terima dari manajemen dalam menjunjung nilai sportifitas dan menjaga ketertiban? Jawaban: Banyak. Ya kalau di stadion kan di balik Tiket ada, dilarang bawa senjata tajam, kembang api, larangan-larangan di situ tuh ada semua. Kalau imbauan itu banyak kok. Saudara sudarmaji itu ngomong imbauan di Koran untuk aremania memenuhi stadion Kanjuruhan nonton pertandingan besok. Kalau imbauan secara lagsung ya mungkin website, websitenya aremania itu kan sekarang jarang ga kayak tahun kemarin. Tapi ya banyak. 5. Berkaitan dengan tema akhlak (sportifitas, ketertiban, kerukunan, kreatif, solidaritas, kesetiaan, kesabaran, keramahan, tolong menolong, jujur, dll), isi pesan apa yang paling diprioritaskan oleh pengurus untuk diaplikasikan di tubuh aremania? Mengapa? Jawaban: Kerukunan. Kalau supporter Aremania yang saya tahu itu cuman yang pertama prinsipnya yaitu daborebo, damai boleh ribut pun boleh. Kita menjunjung tinggi sportifitas, asalkan kita ga dipermulakan lebih dulu bermusuhan. Iya sportifitas dan kreatifitas juga sangat diutamakan. Karena aremania itu sadar akan loyalitasnya sendiri, loyalitas tanpa batas 6. Media apa saja yang digunakan? Dan menurut anda media apa yang paling berpengaruh dan efektif untuk mewujudkan hal tersebut? Jawaban: Internet, radio, koran. Stiker juga ada yang jual. Kan ga semuanya orang bisa facebook, ga semuanya orang dengar radio, ga semuanya beli koran, ga semuanya bisa bertemu orang baik teman maupun manajemen. Yang terpenting itu apapun yang kita dengar dari temanteman itu baik bagi Aremania entah dari facebook, radio, untuk kebaikan Arema dan Aremania. Untuk aku pribadi facebook.
7. Apakah anda berlaku sopan, tertib, dan damai memang karena arahan dari pengurus atau justru karena kesadaran anda dan kawan-kawan sendiri? Jawaban: Yang namanya satu jiwa itu kan antara Aremania 1 dengan Aremania lain itu kan 1, loyalitas tanpa batas. Dan juga daboribo. Ga hanya itu kan menyangkut dengan pertikaian antara tingkah laku, kalau aku apa yang aku rasain dan aku alami itulah aku. Aku dulu pernah
tragedi di Madiun, sampai sekarang aku benci sama Sakera. Tragedi di Sidoarjo sama Bonek. Sampai sekarang aku benci sama Bonek. Kalau sama the Jak, jujur bukannya aku ga suka sama the Jak, tapi kalau aku mempresure mereka dengan nyanyian dengan tekanan biar mereka ga leluasa untuk bernyanyi di stadion. Kalau mereka diberikan keleluasaan di Malang, dia bisa bernyanyi seenaknya di stadion, timnya akan bermain secara bagus. Tapi kalau kita menekan mereka, mereka akan takut untuk bernyanyi, timnya ga akan bagus. Bukannya kita musuhan. Lagipula kalau antara supporter salam-salaman itu bukan pertandingan, itu namanya walimahan. Yang namanya supporter kan beradu, adu mental. Jadi pertama kesadaran diri. Soalnya belum tentu aku kayak gini tapi orang lain sama kayak aku. 8. Bagaimana hubungan antara Aremania korwil anda dengan Aremania wilayah lain? Seberapa sering intensitas partemuan? Jawaban: Pokoknya satu jiwa deh. Yang namanya satu jiwa kan kita akan mendukung apapun yang dilakukan teman-teman asal itu baik. Berbuat kebaikan. Bukan menjarah, malah kita yang akan membasmi mereka. Dulu ada kejadian temanku, aku dulu ikut ke sidoarjo naik kereta tapi ada temanku ga punya uang. Akhirnya makan ga bayar. Tapi temanku yang punya uang ikut bayarin. Solidaritas antar Aremania. Kalau ada kecelakaan terus itu temen-teman pada datang pengumpulan dana. Rumah sakit. 9. Apa saja bentuk komunikasi yang biasanya dilakukan antar korwil guna menjaga kekompakan dan solidaritas anggota? Jawaban: Komunikasi dengan komunitas lain ada sih, kayak aremania korwil di tempatku. Tapi ga sering lah! Paling tanya berangkat anak berapa dari sini. Lebih sering face to face. Aku ga terlalu ngurus. 10. Bagaimana anda memandang rivalitas antara Arema Indonesia dengan Persema Malang terutama hubungan masing-masing suporter? Jawaban: Aku ga ngurus. Jujur aku ga terlalu. Tapi aku pernah sempet nyoba2 mencari wawasan Persema itu bagaimana. Persema memang lebih tua, setahuku Persema itu dari dulu klub plat merah lah, mengandalkan dana APBD. Kalau soal suporternya aku ga bisa lihat, karena mereka itu ga punya supporter. Ada tapi mereka itu PNS. Kebanyakan itu suporrter yang disuruh karena mereka itu kan PNS. Saya yakin 90% ga ada yang di luar malang, tidak seperti Arema.
11. Apa saja upaya yang Aremania lakukan selama ini untuk menjaga kerukunan antar kedua supporter tersebut guna mencegah permusuhan yang sarat kebencian? Jawaban: Pertama itu satu visi satu misi. Kalau dengan Persema itu rukun, ga pernah ribut. Supporter Persema itu kadang-kadang ngeliat arema, tapi kalau Arema dukung persema ga ada. Mungkin ada dulu tahun kemarin, mungkin pas musuh persebaya, Aremania datang dukung Persema. Pake atribut Aremania. 12. Bagaimana hubungan komunikasi dengan Aremanita dan Jelaskan upaya yang dilakukan untuk menghormati Aremanita (supporter wanita) di stadion? Jawaban: Aremanita itu yang melahirkan singa-singa baru. Soalnya aku lahir dari rahimnya seorang Aremanita. Jadi harus dijaga. Kalau mereka sekarang menjadi Aremanita, dari Aremanita itu kan akan lahir Aremania-aremania baru. Kalau ga kita jaga ya gemana. Ya ga ada tempat khusus buat mereka. Biasa. Ga ada perlakuan khusus. Yang namanya singa ngapain sih dijaga. 13. Apa saja kegiatan amal yang dilakukan oleh Aremania guna membantu anggota/ non-anggota
yang
mengalami
musibah/
bencana?
Serta
bagaimana
mengkomunikasikan hal tersebut kepada seluruh anggota? Jawaban: Ya itu tadi. Program BTTN, penggalangan dana kepada korban bencana di Jogja pernah, anak yatim, terus ada juga tahun lalu pemain-pemain Arema malah masuk ke panti asuhan yatim piatu. Sekarang kan ada media, BTTN itu sekarang medianya ada di koran, aremania.com kan programnya di koran juga ada, internet, radio Senaputra. 14. Apa antara pengurus dengan Aremania sudah cukup saling terbuka mengenai pendanaan klub Arema? Jawaban: Dimana-mana yang namanya yayasan itu masalah uang dan dana itu ga boleh dilihat. 15. Apa saja bentuk kerja sama yang dilakukan antar Aremania dalam mencegah dan menangani praktik percaloan dan suap-menyuap pertandingan? Jawaban: Gawat itu, masuk tanpa tiket. Untuk tahun ini ga usah diteliti lah, secara kasat mata aja uda keliatan. Setiap acara babak pertama selesai itu kan ada pengundian hadiah sepeda motor, sama bung Ovan kan selalu ditunjukin berapa yang hadir, terus besoknya lagi di media koran apapun itu dihitung sama manajemen. Kita dapat karcis segini, Tapi dispenda beda sama
manajemen, dispenda hitungnya per kepala, kalau manajemen hitungnya per tiket. Sering sekarang itu kapasitas stadion yang penuh tapi pendapatan stadion itu ga seperti yang di stadion. Caranya kita meminimalkan masalah tersebut yaitu pertama menyadarkan kawan-kawan itu untuk membeli tiket, kedua mendesak manajemen menjaga di pintu masuk biar tegas. Soalnya kebanyakan yang masuk tanpa tiket itu keluarga polisi. Kalau untuk memberantas calo, mendesak para manajemen setiap korwil tiketnya dijatah. 16. Bagaimana cara anda melaksanakan acara nobar (nonton bareng) di luar stadion dan di rumah? Serta apa saja upaya yang dilakukan agar nobar tersebut tertib dan baik? Jawaban: Nobar itu di malang post. Di depan halaman parkir. Ga ganggu. Malah punya ijin karena bareng Malangpost. Ada juga yang nonton di kafe-kafe. Kalau itu ga tahu aku, kebanyakan kalau ga di koran ya di kafe. Aku ga pernah (mabuk dan rusuh) tapi anak-anak lain pernah. 17. Apakah Aremania pernah melakukan aksi demonstrasi kepada mnajemen ketika ada tuntutan atau keributan? Jawaban: Ga pernah. Ada mungkin, tapi ga tahu Aremania daerah mana.
Pewawancara
Narasumber
Purnomo
Erik Yanitra
LAMPIRAN FOTO
Gambar 1. Ovan Tobing dengan Jaket Aremania pertamanya. Jaket ini menjadi saksi bisu perjuangannya menyatukan arek-arek Malang
Gambar 2. Penulis dan Lucky Zainal, pendiri Arema Fans Club, cikal bakal terbentuknya Aremania
Gambar 3. Forum Aremania.com mengundang anak-anak panti asuhan dalam suatu kegiatan amal (15/4/2011)
Gambar 4. Suasana santai para anak panti asuhan yang diundang oleh forum aremania.com untuk nonton bareng di stadion
Gambar 5. Salah satu media berbentuk poster berisi ajakan kegiatan aremania dalam menjaga kekompakan dan persatuan
Gambar 6. Salah satu upaya aremania mengkomunikasikan imbauan dan larangan membeli tiket dari calo